• Tidak ada hasil yang ditemukan

The English translation of architectural terms of religious buildings in Rumah Bambu arsitektur khas Jawa Barat: a study of equivalence and readability using baker`s theory.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "The English translation of architectural terms of religious buildings in Rumah Bambu arsitektur khas Jawa Barat: a study of equivalence and readability using baker`s theory."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

KUSUMANINGSIH, YOHANA DYAH. THE ENGLISH TRANSLATION OF ARCHITECTURAL TERMS OF RELIGIOUS BUILDINGS IN RUMAH BAMBU ARSITEKTUR KHAS JAWA BARAT: A STUDY OF EQUIVALENCE AND READABILITY USING BAKER’S THEORY. Yogyakarta: Department of English Letters, Faculty of Letters, Sanata Dharma University, 2017.

Translation is used as a medium of communication for people with different background of language. In order to produce a good translation, a message from one language (SL) must be translated equally into another language (TL). The translation should be easily understood by TL readers. It means that the translation will not confuse TL readers. Equivalence and readability are two important aspects in translation. Therefore, those two aspects became the objects in analyzing words and phrases related to architectural terms of religious buildings in Rumah Bambu Arsitektur Khas Jawa Barat.

There were two objectives in this research. The first objective was to find out the equivalence between the Indonesian as the SL and English as the TL in the translation of architectural terms of religious buildings in Rumah Bambu Arsitektur Khas Jawa Barat. The second objective was to discover the readability of the English translation of architectural terms of religious buildings in Rumah Bambu Arsitektur Khas Jawa Barat.

This research was classified into qualitative research with the combination of both library and survey research methods. The results of this research were obtained in the forms of words or sentences. The library research was used to analyze the problems of non-equivalence. Meanwhile, the survey research was used to find out the readability of the translation.

There were two findings in this research. Firstly, this research shows that

out of 30 data analyzed, 24 data are not equivalent based on Baker’s indicators of

non-equivalence while 6 data are equivalent. Secondly, in terms of readability, 30 data analyzed were classified into three categories based on the percentage of comprehension for each datum.

It can be concluded that the translation of architectural terms of religious buildings are mostly non-equivalent due to culture-specific concepts and the use of loan words in the ST. However, seen from its readability aspect, the terms are slightly readable (53%) according to the respondents’ perception. The exposure to the target culture leads to the understanding of the terms although they are non-equivalently translated.

(2)

ABSTRAK

KUSUMANINGSIH, YOHANA DYAH. THE ENGLISH TRANSLATION OF ARCHITECTURAL TERMS OF RELIGIOUS BUILDINGS IN RUMAH BAMBU ARSITEKTUR KHAS JAWA BARAT: A STUDY OF EQUIVALENCE AND READABILITY USING BAKER’S THEORY. Yogyakarta: Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, 2017.

Terjemahan digunakan sebagai sarana komunikasi bagi orang-orang dengan latar belakang bahasa yang berbeda. Untuk menghasilkan terjemahan yang baik, pesan dari bahasa sumber harus diterjemahkan secara sepadan ke dalam bahasa sasaran. Terjemahan harus mudah dipahami oleh pembaca bahasa sasaran. Ini berarti bahwa hasil terjemahan tidak akan membingungkan para pembacanya. Kesepadanan dan keterbacaan adalah dua aspek penting dalam terjemahan. Oleh sebab itu, kedua aspek tersebut menjadi objek dalam menganalisis kata dan frasa yang berkaitan dengan istilah-istilah arsitektur pada bangunan tempat ibadah dalam buku Rumah Bambu Arsitektur Khas Jawa Barat.

Terdapat dua tujuan pada penelitian ini. Tujuan yang pertama adalah untuk mengetahui kesepadanan antara Bahasa Indonesia sebagai bahasa sumber dan Bahasa Inggris sebagai bahasa sasaran pada terjemahan istilah-istilah arsitektur pada bangunan tempat ibadah dalam buku Rumah Bambu Arsitektur Khas Jawa Barat. Tujuan yang kedua adalah untuk menemukan keterbacaan dari istilah-istilah arsitektur pada bangunan tempat ibadah dalam buku Rumah Bambu Arsitektur Khas Jawa Barat.

Penelitian ini diklasifikasikan ke dalam studi kualitatif dengan kombinasi studi pustaka dan studi penelitian. Hasil penelitian ini diperoleh dalam bentuk kata-kata dan kalimat-kalimat. Studi pustaka digunakan untuk menganalisis masalah-masalah ketidaksepadanan. Sementara itu, studi penelitian digunakan untuk menemukan keterbacaan terjemahan.

Ada dua temuan dalam penelitian ini. Pertama, penelitian ini menunjukkan bahwa dari 30 data yang dianalisis, 24 data tidak sepadan berdasarkan indikator ketidaksepadanan Baker sedangkan enam data sepadan. Kedua, dalam hal keterbacaan, 30 data yang dianalisis diklasifikasikan ke dalam tiga kategori berdasarkan presentase pemahaman pada setiap data.

Dapat disimpulkan, sebagian besar terjemahan istilah-istilah arsitektur pada bangunan tempat ibadah tidak sepadan berdasarkan konsep budaya yang berbeda dan penggunaan kata serapan dalam bahasa sumber. Sedangkan, dilihat dari aspek keterbacaan, istilah-istilah arsitektur pada bangunan tempat ibadah tersebut tidak terlalu dipahami (53%) berdasarkan daya paham responden. Keterbukaan responden terhadap budaya sasaran memengaruhi pemahaman terhadap istilah-istilah arsitektur pada bangunan tempat ibadah meskipun istilah-istilah-istilah-istilah tersebut tidak sepadan.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Yang hadir pada Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Biaya adalah Direktur Perusahaan atau Kuasa Direktur dengan memperlihatkan surat kuasa dari direktur perusahaan, apabila

Kesalahan yang sering dilakukan anak adalah membaca huruf b (dibaca: beh) menjadi d (dibaca: deh) atau sebaliknya. Hal ini terjadi ketika penulis menilai

Rakabu Furniture membeli produk kayu secara langsung kepada perusahaan konsesi atau pada industri pengolahan kayu. Pemilik sah konsesi hutan yang berbentuk

Pada Pusat Pelatihan Marching Band Mahasiswa ini diberikan fasilitas yang sesuai dengan kriteria tempat berlatih untuk marching band antara lain outdoor spot

a) Perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau direksi

The mean of total writhing reaction in mice was decreasing from the mean group until group 3 which received 40% concentration of pineapple fruit (Ananascomosus) juice and

Jika Anda adalah penduduk perorangan (Anda telah menjawab ‘Ya’ untuk kedua pertanyaan 1 & 2 – misalnya Anda ADALAH pemilik Badan Usaha-Individual dan Anda dianggap menjadi