• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan tingkat pencapaian target tekanan darah antara lisinopril dan valsartan pada pasien stroke iskemik dengan faktor risiko hipertensi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan tingkat pencapaian target tekanan darah antara lisinopril dan valsartan pada pasien stroke iskemik dengan faktor risiko hipertensi."

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko terbesar terjadinya stroke iskemik. Tujuan terapi pengobatan dengan antihipertensi untuk pasien stroke iskemik dengan faktor risiko hipertensi diperlukan agar tidak terjadi kekambuhan stroke. tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan tingkat pencapaian tekanan darah antara lisinopril dan valsartan pada pasien stroke iskemik dengan faktor risiko hipertensi di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional yang bersifat analitik dengan melakukan pengumpulan data secara retrospektif kohort di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Data dianalisis univariat dan bivariat dengan uji Chi-square apabila data yang diperoleh memenuhi syarat atau uji

Fisher apabila data yang diperoleh tidak memenuhi syarat. Data 108 pasien hipertensi

pasca stroke iskemik terdiri dari kelompok yang diresepkan valsartan 81 pasien (75%) dan lisinopril 27 pasien (25%). Target tekanan darah yang tercapai pada kelompok yang mendapatkan valsartan adalah sebanyak 40 orang (49,4%) dan lisinopril 15 orang (50,9%). Pasien yang tidak mencapai target pada kelompok valsartan adalah 41 orang (50,6%) dan lisinopril 12 orang (49,1%). Hasil perbandingan pencapaian target tekanan darah antara kelompok valsartan dengan kelompok lisinopril tidak berbeda bermakna yaitu dengan nilai p value >0,05. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan dalam mencapai target tekanan darah antara lisinopril dan valsartan pada pasien stroke iskemik dengan faktor risiko hipertensi di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

(2)

ABSTRACT

Hypertension is one of the biggest risk factors for ischemic stroke. The goal of therapy with antihypertensive treatment for ischemic stroke patients with risk factors hypertension is necessary in order to avoid recurrence of stroke. The research purpose ia to comparing the rate of achievement blood pressure target between lisinopril and valsartan in ischemic stroke parients with risk factors hypertension at outpatient installation Bethesda Hospital in Yogyakarta. Type of research is analytic observational research by collecting retrospective cohort at Bethesda Hospital in Yogyakarta. Data analysis were univariate and bivariate with Chi-square test if the data obtained qualified or Fisher's exact test if the data obtained are not eligible. Among 108 patients with hypertension post ischemic stroke, 81 patients (75%) prescribed valsartan and 27 patients (25%) prescribed lisinopril. The target blood pressure was achieved in the group receiving valsartan is 40 people (49,4%) and lisinopril is 15 people (50,9%). Patients does not achieve the target in the valsartan group is 41 people (50,6%) and lisinopril group is 12 people (49,1%). The result of comparison the achievement blood pressure target between valsartan group with lisinopril group was not significantly different that the p value> 0.05. The results showed no difference in reaching the target blood pressure between lisinopril and valsartan in ischemic stroke patients with risk factors hypertension at outpatient installation Bethesda Hospital in Yogyakarta.

(3)

PERBANDINGAN TINGKAT PENCAPAIAN TARGET TEKANAN DARAH ANTARA LISINOPRIL DAN VALSARTAN PADA PASIEN STROKE ISKEMIK

DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI

SKRIPSI

Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Susi Susanti

NIM : 138114025

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

ii

PERBANDINGAN TINGKAT PENCAPAIAN TARGET TEKANAN DARAH ANTARA LISINOPRIL DAN VALSARTAN PADA PASIEN STROKE ISKEMIK

DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI

SKRIPSI

Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Susi Susanti

NIM : 138114025

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

GOD LOVES US

Kupersembahkan karya sederhana ini untuk :

Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan semua orang kudus.

Keluarga tercinta, papa, mama, abang, dan kakak yang selalu memberikan

dukungan.

Almamaterku, sahabat tercinta, dan semua orang yang mendapatkan manfaar

(8)
(9)
(10)

viii PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa penulis panjatkan atas segala berkat,

rahmat, dan limpahan kasih-Nya yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan

naskah skripsi yang berjudul “Perbandingan Tingkat Pencapaian Target Tekanan Darah

Antara Lisinopril dan Valsartan pada Pasien Stroke Iskemik dengan Faktor Risiko Hipertensi”

sebagai syarat memperoleh gelar sarjana farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Keberhasilan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Maka dengan penuh

kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt, selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma dan selaku Dosen Pembimbing akademik

2. Dr. dr. Rizaldy Taslim Pinzon, Sp.S, M.Kes, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

banyak membantu dalam berbagai ilmu, pengetahuan, dan wawasan, serta bersedia

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk berdiskusi dan mengarahkann penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt dan Putu Dyana Christasani, M.Sc., Apt., selaku dosen

penguji atas semua saran, dan dukungan yang membangun.

4. Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang memberikan ijin kepada peneliti untuk

mengadakan penelitian dan pengambilan data.

5. Pak Yuson, pak Iyas, suster Mulat, suster Tanti, dan suster lain di poli saraf Bethesda

yang telah banyak membantu selama proses pengambilan data.

6. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas

Kristen Duta Wacana, yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

7. Bu Dewi yang telah banyak membantu selama proses pengolahan data.

8. Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu

pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama proses perkuliahan.

9. Papa, mama, koko, cece, dan seluruh keluarga tercinta, sumber semangat, yang selalu

berdoa, memberikan kasih sayang dan cinta, dukungan, perhatian, serta kesabaran dalam

membimbing penulis hingga saat ini.

10. Teman-teman seperjuangan skripsi, Era, Ocha, Tiara, Atika, Reni, Lia, Cahyo, Rendra,

(11)

ix

11. Sahabat-sahabat “SHC”, “SS”, Herlince Apu, Florentina Kassandra, Agnes Scherine

Karlinda, Dea Puput Arisanti, Herawati Claudia, Marihot Tua Sitohang, Ryan Wilson,

atas semua bantuan, dukungan dan doanya.

12. Sahabat – sahabat “MASAKETSU”, Marni Dalimunthe, Catherine Halim, dan Sumina

yang selalu memberikan dukungan dan semangat.

13. Sahabat-sahabat serta kakak-kakak tercinta Jacky Kanata, Kevin Wijaya, Monalisa

Lestari, Handoko, ce Vanny, ce Jivanna, Asti Indayati, Sri wahyuni Towty, Francisca

Risti Aprillia, Kenny Kowira, Dewita Cici Ernia, atas segala bantuan, doa, dukungan,

semangat, dan nasehat kepada penulis.

14. Teman-teman FKK A 2013, FSM A 2013, semua angkatan 2013, dan teman-teman

dancer DNA yang telah bersama-sama berproses dan berbagi suka duka di Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma.

15. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan serta masih

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat

(12)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

PRAKATA ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAK ... xiii

ABSTRACT ... xiv

PENDAHULUAN ... 1

METODE PENELITIAN ... ... 3

A. Rancangan Penelitian dan Variabel Penelitian ... 3

B. Teknik Sampling, Lokasi, Waktu dan Sampel Penelitian ... 3

C. Instrumen Penelitian ... 4

D. Pengambilan dan Analisis Data ... 4

HASIL DAN PEMBAHASAN ... ... 5

A. Karakteristik Subyek Penelitian ... 5

B. Hubungan antara Jumlah Obat, Faktor Risiko Lain, dan Obat Lain Terhadap Pencapaian Target Tekanan Darah ... 8

C. Perbandingan Tingkat Pencapaian Target Tekanan Darah ... 10

KESIMPULAN ... ... 12

SARAN ... 12

DAFTAR PUSTAKA ... ... 13

LAMPIRAN ... ... 16

(13)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel I. Karakteristik Subyek Penelitian Pasien Stroke Iskemik dengan Faktor Risiko

Hipertensi di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta ... ... 5

Tabel II. Perbandingan Karakteristik Subyek Penelitian antara Kelompok Valsartan dan

Kelompok Lisinopril ... ... 7

Tabel III. Pengaruh Jumlah Obat, Faktor Risiko Lain dan Obat Lain Terhadap Pencapaian

Target Tekanan Darah ... ... 8

Tabel IV. Hasil analisis generalized linear model (GLM) perbedaan rerata tingkat

(14)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian... ... 16

Lampiran 2. Ethical Clearance ... ... 17

Lampiran 3. Sertifikat CE&BU... ... 18

Lampiran 4. Perhitungan Sampel Penelitian... ... 19

Lampiran 5. Instrumen Penelitian... ... 20

Lampiran 6. Data Karakteristik Subyek Penelitian Kelompok Obat Valsartan ... 22

Lampiran 7. Data Karakteristik Subyek Penelitian Kelompok Obat Lisinopril ... 25

Lampiran 8. Data Tekanan Darah Kelompok Valsartan... ... 26

Lampiran 9. Data Tekanan Darah Kelompok Lisinopril... ... 28

Lampiran 10.Uji Statistik Karakteristik Subyek Penelitian antara Kelompok Valsartan dengan Kelompok Lisinopril... ... 29

Lampiran 11.Uji Statistik Faktor Jumlah Obat, Faktor Risiko Lain dan Obat Lain Terhadap Pencapaian Target Tekanan Darah... ... 43

(15)

xiii ABSTRAK

Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko terbesar terjadinya stroke iskemik. Tujuan terapi pengobatan dengan antihipertensi untuk pasien stroke iskemik dengan faktor risiko hipertensi diperlukan agar tidak terjadi kekambuhan stroke. tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan tingkat pencapaian tekanan darah antara lisinopril dan valsartan pada pasien stroke iskemik dengan faktor risiko hipertensi di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional yang bersifat analitik dengan melakukan pengumpulan data secara retrospektif kohort di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Data dianalisis univariat dan bivariat dengan uji Chi-square apabila data yang diperoleh memenuhi syarat atau uji

Fisher apabila data yang diperoleh tidak memenuhi syarat. Data 108 pasien hipertensi

pasca stroke iskemik terdiri dari kelompok yang diresepkan valsartan 81 pasien (75%) dan lisinopril 27 pasien (25%). Target tekanan darah yang tercapai pada kelompok yang mendapatkan valsartan adalah sebanyak 40 orang (49,4%) dan lisinopril 15 orang (50,9%). Pasien yang tidak mencapai target pada kelompok valsartan adalah 41 orang (50,6%) dan lisinopril 12 orang (49,1%). Hasil perbandingan pencapaian target tekanan darah antara kelompok valsartan dengan kelompok lisinopril tidak berbeda bermakna yaitu dengan nilai p value >0,05. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan dalam mencapai target tekanan darah antara lisinopril dan valsartan pada pasien stroke iskemik dengan faktor risiko hipertensi di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

(16)

xiv ABSTRACT

Hypertension is one of the biggest risk factors for ischemic stroke. The goal of therapy with antihypertensive treatment for ischemic stroke patients with risk factors hypertension is necessary in order to avoid recurrence of stroke. The research purpose ia to comparing the rate of achievement blood pressure target between lisinopril and valsartan in ischemic stroke parients with risk factors hypertension at outpatient installation Bethesda Hospital in Yogyakarta. Type of research is analytic observational research by collecting retrospective cohort at Bethesda Hospital in Yogyakarta. Data analysis were univariate and bivariate with Chi-square test if the data obtained qualified or Fisher's exact test if the data obtained are not eligible. Among 108 patients with hypertension post ischemic stroke, 81 patients (75%) prescribed valsartan and 27 patients (25%) prescribed lisinopril. The target blood pressure was achieved in the group receiving valsartan is 40 people (49,4%) and lisinopril is 15 people (50,9%). Patients does not achieve the target in the valsartan group is 41 people (50,6%) and lisinopril group is 12 people (49,1%). The result of comparison the achievement blood pressure target between valsartan group with lisinopril group was not significantly different that the p value> 0.05. The results showed no difference in reaching the target blood pressure between lisinopril and valsartan in ischemic stroke patients with risk factors hypertension at outpatient installation Bethesda Hospital in Yogyakarta.

(17)

1 PENDAHULUAN

Menurut World Health Organization (2006), stroke merupakan gejala klinis yang

berkembang cepat akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala yang

berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian akibat gangguan

aliran darah di otak. Stroke merupakan salah satu penyebab kecacatan nomor satu di dunia

dan penyebab kamatian nomor tiga di USA setelah kardiovaskuler dan kanker. Sekitar

duapertiga stroke terjadi di negara-negara berkembang dengan insiden stroke akan meningkat

seiring bertambahnya usia (Sutrisno, 2007).

Menurut World Health Organization (2015) stroke menyebabkan hampir sekitar

setengah dari semua kasus kematian dengan 9,4 juta kematian di seluruh dunia setiap

tahunnya. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penderita stroke terbesar di

Asia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi stroke di

Indonesia 12,1 per mil dan angka tersebut naik dibandingkan Riskesdas 2007 sebesar 8,3 per

mil. Yogyakarta merupakan salah satu dari empat provinsi yang prevalensi penderita

strokenya tinggi yaitu sebesar 10,3 per mil (Kemenkes RI, 2013). Stroke merupakan salah

satu penyebab kematian dan kecacatan tertinggi di hampir seluruh rumah sakit di Indonesia.

Data dari Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (2013) menunjukkan penyebab

kematian akibat stroke di rumah sakit adalah sebesar 11,29%.

Stroke iskemik merupakan kejadian stroke yang paling banyak dialami dibandingkan

stroke hemoragik. Stroke iskemik (stroke non pendaharan) terjadi sekitar 80% dan 20% orang

mengalami stroke hemoragik (stroke pendaharan) dari total seluruh kejadian stroke di dunia

(Sari et al., 2016). Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan stroke yaitu hipertensi

(70%), merokok (35%), penyakit jantung (28%), diabetes melitus (28%),

hiperlipoproteinemia (26%), atrial fibrilasi (18,5%), konsumsi alkohol (17%) (Duri ̌i ́ et al., 2015).

Seseorang yang menderita hipertensi, tekanan darahnya akan naik dan menyebabkan

kerusakan arteri karena adanya kekuatan berlebih yang dihasilkan dari darah terhadap dinding

arteri. Kondisi arteri yang terlalu sempit akan menyebabkan sel darah dapat berkumpul dan

membentuk bekuan darah yang memblokir arteri dan membentuk suatu gumpalan darah pada

lapisan pembuluh darah sehingga membuat darah tidak bisa mengalir ke otak dan pasokan

oksigen ke dalam otak akan terhenti. Kondisi tersebut dapat menyebabkan stroke iskemik

(18)

2

Hipertensi disebabkan karena volume darah yang banyak karena kecepatan

pemompaan darah oleh jantung tinggi sedangkan ruangan yang tersedia di pembuluh darah

kecil sehingga dapat mengakibatkan tekanan darah naik (Sherwood, 2011). Hipertensi

merupakan salah satu penyakit utama yang telah mengenai hampir 1 miliar orang di seluruh

Indonesia. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi hipertensi

orang Indonesia yang berusia lebih dari 18 tahun adalah sebesar 25,8% (Kemenkes RI, 2013)

Strategi untuk mencegah dan mengurangi risiko kambuhnya stroke iskemik adalah

dengan penanganan tekanan darah. Penelitian meta analisis mengenai pengobatan

antihipertensi melaporkan penggunaan obat antihipertensi mempercepat penurunan tekanan

darah dan mengurangi risiko terjadinya stroke dibandingkan dengan yang tidak diberi obat

antihipertensi atau hanya diberi plasebo saja ( Meschia et al., 2014). Obat-obat antihipertensi

dari beberapa golongan seperti diuretik, Angiotensin Converting Enzyme Inhibitors (ACEI),

Angiotensin II Receptor Blocker (ARB), Beta Blocker (BB), dan Calcium Channel Blocker

(CCB) dapat menurunkan tekanan darah (Goldstein et al., 2011).

Mekanisme kerja lisinopril adalah menghambat konversi angiotensin I yang non aktif

menjadi angiotensin II yang aktif. Angiotensin II merupakan pengatur fungsi kardiovaskular

dan vasokonstriktor kuat yang dapat merangsang sekresi aldosteron. Lisinopril dapat

menghilangkan respon terhadap angiotensin I tapi tidak pada angiotensin II. Lisinopril juga

memblok degradasi bradikinin dan merangsang sintesa zat-zat yang menyebabkan

vasodilatasi, termasuk prostaglandin E2 dan prostasiklin. Mekanisme kerja valsartan adalah

menghambat secara langsung reseptor angiotensinogen II tipe 1 (AT1) yang dapat memediasi

efek angiotensin II yang sudah diketahui pada manusia yaitu vasokontriksi dan pelepasan

aldosteron. Valsartan tidak memblok reseptor angiotensinogen tipe 2 (AT2) (Depkes RI,

2006).

Penggunaan obat antihipertensi pada pasien stroke iskemik dengan faktor risiko

hipertensi sangat diperlukan mengingat hasil utama terapi hipertensi pada pasien stroke

iskemik adalah mencegah terjadinya stroke ulang dan mencapai target tekanan darah menurut

AHA/ASA Guideline yaitu <130/80 mmHg (Kernan et al., 2014; Adie, 2012). Berdasarkan

observasi dilapangan diketahui bahwa banyak rumah sakit yang lebih memilih menggunakan

ARB seperti valsartan dari pada ACEI seperli lisinopril walaupun efek yang dimiliki sama,

sedangkan jika dilihat dari aspek farmakoekonomi obat golongan ARB lebih mahal

dibandingkan obat golongan ACEI. Hasil penelitian Alfiana (2013) menunjukkan valsartan

(19)

3

dikombinasikan dengan amlodipin akan tetapi untuk efektifitas lisinopril kombinasi lebih besar

(60%) dibandingkan valsartan kombinasi (56%). Hasil yang berbeda-beda inilah yang

melatarbelakangi penelitian mengenai perbandingan lisinopril dan valsartan dengan tujuan

untuk mengukur perbedaan dalam mencapai target tekanan darah antara lisinopril dan

valsartan pada pasien stroke iskemik dengan faktor risiko hipertensi sehingga diharapkan

dapat membantu dalam memilihkan terapi pengobatan yang tepat.

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian dan Variabel Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional yang bersifat analitik dengan

melakukan pengumpulan data secara retrospektif kohort. Variabel dalam penelitian ini

terbagi menjadi tiga variabel, yaitu variabel bebas, tergantung dan pengacau. Variabel bebas

adalah obat antihipertensi yaitu lisinopril dan valsartan. Variabel tergantung adalah

pencapaian target tekanan darah yang dikategorikan menjadi dua kategori yaitu tekanan

darah yang ≤ 130/80 dan tekanan darah yang >130/80 mmHg. Variabel pengacau ada dua

yaitu variabel pengacau terkendali dan variabel pengacau tidak terkendali. Variabel pengacau

terkendali terdiri dari penyakit penyerta, konsumsi obat lain yang dapat meningkatkan

tekanan darah. Variabel pengacau tak terkendali terdiri dari gaya hidup dan kepatuhan pasien

dalam mengkonsumsi obat antihipertensi.

B. Teknik Sampling, Lokasi, Waktu dan Sampel Penelitian

Subyek penelitiannya adalah pasien laki – laki atau perempuan yang terdiagnosis

stroke iskemik dengan faktor risiko hipertensi dan berusia ≥ 18 tahun yang menjalani pengobatan di instalasi rawat jalan poli saraf Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Subyek

memenuhi kriteria inklusi mendapatkan terapi antihipertensi lisinopril tunggal atau lisinopril

kombinasi atau valsartan tunggal atau valsartan kombinasi, pasien rutin yang minimal 3 kali

datang mengecek tekanan darah di rumah sakit, pasien yang pada rekam medis terdapat data

tekanan darah, dan pasien BPJS. Kriteria eksklusi adalah pasien dengan data rekam medis

yang tidak lengkap dan pasien yang setelah dua bulan diresepkan valsartan atau lisinopril

kemudian beralih ke antihipertensi lain.

Pengambilan data dilakukan dari bulan oktober sampai desember 2016. Teknik

pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling yaitu pemilihan sampel

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Perhitungan besar sampel minimal dengan

(20)

4

kelompok. Subyek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi adalah 108 pasien. kelompok

valsartan 81 pasien dan kelompok lisinopril 27 pasien.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah alat tulis dan lembar pengumpulan data

dari rekam medis yang memuat tanggal, nomor rekam medis , nama pasien, umur, jenis

kelamin, faktor risiko lain seperti dislipidemia, diabetes melitus, gagal jantung, atrial fibrilasi,

ischemic heart disease (IHD), tekanan darah, jenis obat, jumlah obat, aturan pemakaian, dosis

obat, dan obat-obat lain yang dapar mempengaruhi tekanan darah. Sedangkan bahan yang

digunakan adalah data rekam medis pasien stroke iskemik dengan faktor risiko hipertensi di

Instalasi Rawat jalan poli saraf Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

D. Pengambilan dan Analisis Data

Pengambilan data dilakukan di poli saraf Rumah Sakit Bethesda dengan menggunakan

sistem komputerisasi yaitu data pasien dicari melalui komputer. Responden yang diambil

adalah responden yang masuk dalam kriteria inklusi yang telah ditentukan. Data yang didapat

ditulis dalam instrumen penelitian dan kemudian dilakukan pengolahan serta analisis data

menggunakan software SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 22.

Target tekanan darah pasien yang tercapai dan tidak tercapai dilihat dari tekanan darah

pasien datang kontrol dengan tekanan darah ≤ 130/80 mmHg selama 3 bulan berturut-turut. Data dianalisis dengan analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat digunakan untuk

menggambarkan karakteristik subyek penelitian yng terdiri dari: obat hipertensi yang

diresepkan, pencapaian target tekanan darah, usia, jenis kelamin, tekanan darah sistolik awal,

tekanan darah diastolik awal, faktor risiko lain, dan obat lain yang mempengaruhi tekanan

darah.

Uji hipotesis untuk analisis bivariat adalah uji komparatif kategorik tidak berpasangan

dan uji komparatif numerik tidak berpasangan. Uji komparatif kategorik digunakan untuk

membandingkan perbedaan karakteristik responden penelitian , yaitu: jenis kelamin,

pencapaian target tekanan darah, tekanan darah awal responden, faktor risiko lain, dan obat

lain yang mempengaruhi tekanan darah serta digunakan untuk membandingkan pemberian

jumlah obat, adanya faktor risiko lain, dan pemberian obat lain terhadap pencapaian target

tekanan darah dengan uji Chi-square apabila data yang diperoleh memenuhi syarat atau uji

Fisher apabila data yang diperoleh tidak memenuhi syarat. Syarat uji Chi-Square adalah bila

(21)

5

Uji komparatif numerik tidak berpasangan menggunakan dua uji yaitu uji t tidak

berpasangan dan uji general linear model (GLM). Uji t tidak berpasangan digunakan untuk

membandingkan rata – rata usia pada kelompok valsartan dan lisinopril dengan syarat data

terdistribusi normal. Uji general linear model (GLM) digunakan untuk membandingkan rata

rata tekanan darah antarkelompok pada tekanan darah sebelum terapi , bulan pertama, kedua,

dan ketiga setelah terapi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Subyek Penelitian

Karakteristik subyek penelitian dikelompokkan berdasarkan obat antihipertensi yang

diresepkan, usia, jenis kelamin, tekanan darah sistolik awal, tekanan darah diastolik awal,

faktor risiko lain, dan obat lain yang dapat mempengaruhi tekanan darah. Keberhasilan

mencapai target tekanan darah dilihat melalui tekanan darah yaitu ≤130/80 mmHg selama

kontrol 3 bulan berturut-turut dan tidak terjadi serangan stroke ulang. Tekanan sistolik dan

diastolik awal didapatkan dari pengukuran tekanan darah yang dilakukan pertama kali

sebelum pasien mendapatkan terapi antihipertensi valsartan atau lisinopril. Usia, jenis

kelamin, faktor risiko lain, dan obat lain yang digunakan didapat dari rekam medis pasien.

Pada penelitian ini diperoleh pasien sebanyak 108 pasien dengan jumlah masing-masing

untuk kelompok yang diresepkan valsartan 81 pasien dan untuk kelompok yang diresepkan

lisinopril sebanyak 27 pasien.

Tabel I. Karakteristik Subyek Penelitian Pasien Stroke Iskemik dengan Faktor Risiko

Hipertensi di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

Karakteristik Jumlah (n) Persentase (%)

n = 108

Obat hipertensi Valsartan

Lisinopril

(22)

6

Tekanan Darah

Sistolik Awal

(mmHg)

Tekanan Darah

Diastolik Awal

(mmHg)

faktor risiko Dislipidemia

Diabetes Mellitus

Data pada Tabel I menunjukkan karakteristik pasien stroke iskemik dengan faktor

risiko hipertensi di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Pasien yang mendapatkan terapi

valsartan sebanyak 81 orang (75%) dan yang mendapatkan terapi lisinopril sebanyak 27 orang

(25%). Pasien yang tekanan darahnya mencapai target sebanyak 55 orang (50,9%) dan yang

tidak mencapai target sebanyak 53 orang (49,1%). Karakteristik rata-rata usia subyek stroke

iskemik dengan faktor risiko hipertensi adalah 66,39 ± 9,357 tahun. Hasil dari penelitian yang

dilakukan oleh Kabi dkk. (2015) mengenai gambaran faktor risiko pada penderita stroke

iskemik yang dirawat inap neurologi RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou Manado periode juli 2012

– juni 2013 adalah pasien stroke iskemik dengan faktor risiko hipertensi paling banyak terjadi pada usia 51 – 65 tahun. Penelitian lain juga menunjukkan distribusi pasien stroke iskemik

dengan faktor risiko hipertensi paling banyak terjadi paja usia 40 – 60 tahun (Usrin dkk,

2011).

Hasil karakteristik subyek penelitian berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa

pasien stroke iskemik dengan faktor risiko hipertensi paling banyak terjadi pada laki – laki

dibandingkan perempuan yaitu sebesar 67 orang (62%). Hasil penelitian Usrin dkk. (2011)

(23)

7

lebih banyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 61,2% dan perempuan sebesar

57,6%.

Karakteristik subyek penelitian pasien stroke iskemik dengan faktor risiko hipertensi

yang mendapatkan terapi valsartan ataupun lisinopril berdasarkan tekanan darah sistolik dan

diastolik awal menunjukkan rata-rata tekanan darah sistolik awal paling banyak antara 140 –

159 mmHg dan tekanan darah diastolik awal antara 90 – 99 mmHg. Hasil karakteristik

tersebut menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik awal dan diastolik awal pada kedua

kelompok terapi paling banyak masuk dalam kategori hipertensi kelas 1 (Mancia et al., 2013).

Karakteristik pasien stroke iskemik dengan faktor risiko hipertensi berdasarkan faktor

risiko lain yang paling tinggi adalah diabetes mellitus sebanyak 31 orang (28,7%). Hasil

penelitian Duri ̌i ́ et al. (2015) menunjukkan diabetes mellitus (28%) merupakan faktor ketiga

terbesar terjadinya stroke setelah hipertensi (70%) dan merokok (35%). Hasil penelitian

Ramadany dkk. (2013) juga menunjukkan seseorang dengan riwayat diabetes mellitus dapat

meningkatkan serangan ulang stroke dan memperparah proses arterosklerosis di otak. Hasil

ini juga sesuai dengan penelitian Fitrianto dkk. (2014), dimana ditribusi faktor risiko yang

menyertai hipertensi paling banyak adalah diabetes mellitus sebesar 61,2%.

Karakteristik pasien stroke iskemik dengan faktor risiko hipertensi berdasarkan

penggunaan obat lain yang dapat mempengaruhi tekanan darah paling tinggi adalah pada

penggunaan obat golongan Nonsteroidal Anti—Inflammatory Drug (NSAID) sebanyak 63

orang (58,3%). Hasil penelitian Gualtierotti et al. (2013) menunjukkan obat golongan NSAID

seperti naproxen dan parasetamol dapat meningkatkan tekanan darah sehingga pemberian

NSAID pada seseorang yang mengalami hipertensi perlu dipantau tekanan darahnya.

Tabel II. Perbandingan Karakteristik Subyek Penelitian antara Kelompok Valsartan dan

Kelompok Lisinopril

Karakteristik Kelompok

Valsartan

Tekanan Darah Sistolik Awal (mmHg)

< 120 1 1,2 0 0

0,724*

120 – 129 2 2,5 1 3,7

(24)

8

Obat lain yang mempengaruhi TD

Data Tabel II menunjukkan perbedaan proporsi karakteristik subyek penelitian antara

kelompok valsartan dengan kelompok lisinopril yang dianalisis menggunakan uji chi square

bila data memenuhi syarat dan uji fisher bila data tidak memenuhi syarat serta uji t tidak

berpasangan untuk mengukur rata-rata usia antarkelompok. Usia, jenis kelamin, pencapaian

target tekanan darah, tekanan darah sistolik dan diastolik awal pada kelompok valsartan dan

kelompok lisinopril tidak terdapat perbedaan yang bermakna. Karakteristik subyek kedua

kelompok berdasarkan faktor risiko lain yang berbeda hanya IHD (p = 0,038). Karakteristik

subyek kedua kelompok berdasarkan obat lain yang dapat mempengaruhi tekanan darah dan

memiliki nilai p < 0,05 adalah antidepresan.

B. Hubungan antara Jumlah Obat, Faktor Risiko Lain, dan Obat Lain Terhadap Pencapaian Target Tekanan Darah

Tabel III. Pengaruh Penyakit Jumlah Obat, Penyerta dan Obat Lain Terhadap Pencapaian

Target Tekanan Darah

Faktor

Pencapaian target tekanan darah

(25)

9

Faktor risiko

6 40 9 60 0,526 0,76

Dislipidemia Ya

Tidak 49 52,7 44 47,3

Tujuan pembuatan Tabel III adalah untuk melihat adakah pengaruh dari jumlah obat,

faktor risiko lain dan obat lain terhadap pencapaian target tekanan darah. Data Tabel III

menunjukkan hasil bahwa tekanan darah mencapai target dengan pemberian monoterapi

antihipertensi sebesar 52,7% dan yang tidak mencapai target sebesar 47,3%. Pada pemberian

kombinasi antihipertensi didapatkan yang mencapai target sebesar 47,1% dan yang tidak

mencapai target sebesar 52,9%. Berdasarkan hasil analisis data hubungan antara jumlah

pemberian obat antihipertensi dengan pencapaian target tekanan darah didapatkan nilai p =

0,736 (> 0,05), hasil tersebut menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara kedua

variabel. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari dan

Nugroho (2013) yaitu adanya hubungan yang bermakna antara jumlah pemberian obat

antihipertensi dengan tekanan darah yang terkendali, dimana dengan pengobatan kombinasi,

hipertensi tidak terkendali dapat mengalami penurunan sebesar 24%.

Data tabel III Hasil analisis pengaruh faktor risiko lain terhadap pencapaian target

tekanan darah menghasilkan nilai p >0,05 untuk dislipidemia, diabetes mellitus, heart failure,

atrial fibrilasi, dan IHD yang menunjukkan tidak ada hubungan antara faktor risiko lain yang

diderita pasien dengan pencapaian target tekanan darah. Menurut penelitian Schmieder dan

Ruilope (2008), faktor risiko lain seperti obesitas, hiperlipidemia, dan diabetes dapat

mempengaruhi tercapainya target tekanan darah sehingga meningkatkan risiko keterulangan

(26)

10

tambahan akan lebih sulit untuk mencapai target sehingga diperlukan terapi antihipertensi

kombinasi. Hasil penelitian Suhadi dkk. (2013) mengenai hubungan faktor komorbiditas,

intensifikasi terapi, dan pengendalian tekanan darah menunjukkan bahwa subyek dengan

komorbid lebih memerlukan intensifikasi terapi karena subyek dengan komorbid mempunyai

pengendalian tekanan darah yang lebih buruk dibandingkan tanpa komorbid.

Hasil analisis pengaruh obat lain yang digunakan terhadapat pencapaian target tekanan

darah meghasilkan nilai p >0,05 untuk penggunaan NSAID, kortikosteroid, antidepresan, dan

dekongestan. Hal ini menunjukkan tidak ada pengaruh dari obat-obatan tersebut terhadap

pencapaian target tekanan darah. Hasil ini tidak sesuai dengan pernyataan Lumbantobing

(2013) dimana obat-obat golongan NSAID, kosrtikosteroid, antidepresan dapat meningkatkan

tekanan darah dengan menghilangkan efek dari antihipertensi. NSAID menyebabkan

kenaikan tekanan darah melalui peningkatan volume dan vasokonstriksi serta menghalangi

sintesis prostaglandin vasodilator. Antidepresan dapat meningkatkan tekanan darah dan

denyut jantung melalui peningkatan aktivitas sistem saraf simpatik oleh

serotonin-norepinephire reuptake inhibitor. Obat-obatan golongan steroid juga dapat mengganggu kerja

dari obat antihipertensi, dimana adanya hormon steroid memproduksi hipertensi melalui

tindakan reseptor mineralokortikoid tipe 1 untuk menghasilkan garam dan retensi air (Sager et

al., 2013). Dekongestan merupakan stimulan reseptor alpha-1 adrenergik. Mekanisme kerja

dekongestan yaitu melalui vasokontriksi pembuluh darah hidung sehingga mengurangi sekresi

dan pembengkakan membran mukosa saluran hidung. Dekongestan juga dapat menyebabkan

vasokontriksi di tempat lain sehingga kontraindikasi terhadap penderita hipertensi (Biaggioni

and Robertson, 2012).

C. Perbandingan Tingkat Pencapaian Target Tekanan Darah

Tabel IV. Hasil analisis generalized linear model (GLM) perbedaan rerata tingkat pencapaian

tekanan darah antara kelompok valsartan dan lisinopril

Tekanan darah Valsartan (n=81)

(27)

11

Data Tabel IV menunjukkan perbedaan rerata pencapaian target tekanan darah antara

kelompok valsartan dengan kelompok lisinopril. Hasil perbandingan tingkat pencapaian target

tekanan darah antara valsartan dan lisinopril menggunakan uji general linear model (GLM)

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna tekanan darah antara kelompok valsartan

dengan kelompok lisinopril pada sebelum terapi, bulan pertama, bulan kedua, dan bulan

ketiga. Hasil penelitian uji klinis yang dilakukan oleh Malacco et al. (2004) mengenai

efektivitas lisinopril dan valsartan pada pasien dengan kisaran umur 28 – 78 tahun,

menunjukkan hasil bahwa lisinopril dan valsartan memiliki efektivitas yang sama dalam

menurunkan tekanan darah dengan pengurangan tekanan darah sistolik/diastolik rata-rata

yaitu untuk lisinopril 31,4/15,9 mmHg dan valsartan 31,2/15,9 mmHg.

Hasil penelitian Helmidanaro (2015) menunjukkan tidak ada perbedaan yang

bermakna antara monoterapi ARB dan ACEI dalam pencapaian target tekanan darah pada

pasien DM tipe 2 dengan hipertensi. Menurut penelitian terdahulu yaitu penelitian Black et al.

(1997), hasil uji klinis mengenai efektivitas antara valsartan dan lisinopril menunjukkan

valsartan merupakan obat antihipertensi baru yang lebih efektif dalam menurunkan tekanan

darah dan memiliki insidensi terjadinya efek samping batuk yang lebih kecil dibandingkan

lisinopril.

Obat-obat golongan ACEI seperti lisinopril efektif untuk semua komplikasi terkait

kardiovaskular, namun hasil penelitian menunjukkan peresepan relatif sedikit dibandingkan

valsartan golongan ARB yang pertama kali masuk dalam Daftar dan Plafon Harga Obat Askes

(Suhadi dkk, 2013). Hasil dari beberapa penelitian terbaru mengenai perbandingan efektivitas

antara valsartan dan lisinopril menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara kedua

obat, sehingga baik valsartan maupun lisinopril baik digunakan dalam mengendalikan tekanan

darah. Dilihat dari aspek farmakoekonomi obat golongan ARB lebih mahal dibandingkan obat

golongan ACEI.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah jumlah sampel yang masih kurang, data

tekanan darah yang didapatkan masih bias karena menggunakan metode retrospektif kohort

dan peneliti tidak melakukan wawancara secara langsung kepada pasien hipertensi pasca

stroke iskemik yang melakukan kontrol rutin untuk mendapatkan informasi mengenai

faktor-faktor lain seperti gaya hidup (merokok) dan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat

(28)

12 KESIMPULAN

Tidak ada perbedaan dalam mencapai target tekanan darah antara lisinopril dan valsartan pada

pasien stroke iskemik dengan faktor risiko hipertensi di instalasi rawat jalan Rumah Sakit

Bethesda Yogyakarta.

SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar, dengan waktu

yang lebih lama, dan secara prospektif untuk mengukur faktor – faktor lain yang dapat

mempengaruhi tercapainya target tekanan darah serta untuk mengukur pengaruh kepatuhan

pasien dalam mengkonsumsi obat antihipertensi sehingga diharapkan data yang didapatkan

(29)

13 DAFTAR PUSTAKA

Adie, K., 2012. Clinical Guideline for Secondary Prevention Management in Stroke. Royal

Cornwall Hospital.

Alfiana, Y., 2013. Analisis Cost-Effectiveness Kombinasi Valsartan-Amlodipin Dibandingkan

Lisinopril-Amlodipin pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan di RSUP Dr, Soeradji

Tirtonegoro Klaten, Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Biaggioni, I., Robertson, D., 2012. Chapter 9 : Adrenoceptor Agonists and Sympathomimetic

Drugs. Basic and Clinical Pharmacology (online),

http://accesspharmacy.mhmedical.com/content.aspx?bookid=388&sectionid=45764228,

diakses pada tanggal 9 Januari 2017.

Black, H.R., Graff, A., Stoltz, R., Shute, D., Ruff, D., Levine, J., et al., 1997. Valsartan, a

New Angiotensin II Antagonist for the Treatment of Essential Hypertension: Efficacy,

Tolerability and Safety Compared to an Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor,

Lisinopril. Journal of Human Hypertension, 11(8).

Dahlan, M, S., 2014. Statistik: Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi ke-6. Epidemiologi

Indonesia. Jakarta.

Departemen Kesehatan, 2006. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi. Bakti Husada,

Jakarta.

Dinas Kesehatan DIY, 2013. Profil Kesehatan Daerah Istimewa

Yogyakarta,http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVIN

SI_2012/14_Profil_Kes.Prov.DIYogyakarta_2012.pdf, diakses pada tanggal 30 Januari

2017.

Duri ̌i ́, S., Tamara, R., Milorad, Z., 2015. Risk Factors of the First Stroke, Med Pregl;

LXVII, (1-2), 17 - 21.

Fitrianto, H., Azmi, S., Kadri, H., 2014. Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien

Hipertensi Esensial di Poliklinik Ginjal Hipertensi RSUP Dr.M.Djamil Tahun 2011.

Jurnal Kesehatan Andalas, 3 (1), 45 – 48.

Goldstein, L.B., Bushnell, C.D., Adams, R.J., Appel, L.J., Braun, L.T., Chaturvedi, S., et al.,

2011. Guidelines for the Primary Prevention of Stroke: A Guideline for Healthcare

Professionals From the American Heart Association/American Stroke Association.

(30)

14

Gualtierotti, R., Zoppi, A., Mugellini, A., Derosa, G., D’Angelo, A., Fogari, R., 2013. Effect of Naproxen and Acetaminophen on Blood Pressure Lowering by Ramipril, Valsartan

and Aliskiren in Hypertensive Patients. Journal Expert Opinion on Pharmacotherapy, 14

(14).

Helmidanaro, R., 2015. Perbandingan Pencapaian Target Tekanan Darah dan Renopretektif

pada Monoterapi Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor dan Angiotensin II Receptor

Blockers di RSUD Abdul Wahab Syahranie Samarinda, Tesis, MSc, Fakultas Farmasi,

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Kabi, G.Y.C.R., Tumewah, R., Kembuan, M.A.H.N., 2015. Gambaran Faktor Risiko pada

Penderita Stroke Iskemik yang Dirawat Inap Neurologi RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou

Manado Periode Juli 2012 – Juni 2013. Jurnal e-Clinic, 3 (1), 457 – 462.

Kementerian Kesehatan RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar, Bakti Husada, Jakarta.

Kernan, W.N., Ovbiagele, B., Black, H.R., et al., 2014. Guideline for the Prevention of Stroke

in Patients with Stroke and Transient Ischemic Attack: A Guideline for Healthcare

Professionals From the American Heart Association/American Stroke Association.

Stroke, 45, 2160 – 2236.

Lumbantobing, S.M., 2013. Stroke : Bencana Peredaran di Otak. Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, Jakarta, hal. 13.

Malacco, E., Santonastaso, M., Vari, N.A., Gargiulo, A., Spagnuolo, V., Bertocchi, F., et al.,

2004. Comparison of Valsartan 160 mg with Lisinopril 20 mg, Given as Monotherapy or

in Combination with a Diuretic, for the Treatment of Hypertension: The Blood Pressure

Reduction and Tolerability of Valsartan in Comparison with Lisinopril (PREVAIL)

Study. Clinical Therapeutics, USA, 26(6), 855 – 865.

Mancia, G., Fagard, R., Narkiewickz, K., Redon, J., Zanchetti, A., Bohm, M., et al., 2013.

The Task Force for The Management of Arterial Hypertensionof the European Society of

Hypertension (ESH) and of the European Society of Cardiology (ESC), J Hypertens. 31,

1281-1357.

McPhee, S., J., 2007. Patofisiologi Penyakit : Pengantar Menuju Kedokteran Klinis, Edisi 5,

Buku Kedokteran EGC, Jakarta, p. 341.

Meschia, J.F., Bushnell, C., Albala, B.B., Braun, L.T., Bravata, D.M., Eckel, R.H., et al.,

2014. Guideline for the Primary Prevention of Stroke: A Statement for Healthcare

Professionals From the American Heart Association/American Stroke Association.

(31)

15

Ramadany, A.F., Pujarini, L.A., Candrasari, A., 2013. Hubungan Diabetes Melitus dengan

Kejadian Stroke Iskemik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Biomedika. 5 (2), 11 – 16.

Ratnasari, F., Nugroho, P., 2013. Hubungan Jumlah Kombinasi Obat Antihipertensi Terhadap

Kendali Tekanan Darah pada Pasien Poliklinik Ginjal dan Hipertensi IPD di RSCM.

Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Sager, P., Heilbraun, J., Turner, J.R., Gintant, G., Geiger, M.J., Kowey, P.R., et al. 2013.

Assessment of Drug-Induced Increases in Blood Pressure During Drug Development:

Report from the Cardiac Safety Research Consortium. American Heart Journal, 165(4),

477 – 488.

Sari, W., Indrawati, L., Dewi, C. S., 2016. Care Yourself Stroke, Penebar Plus. Jakarta, hal.

11-12.

Schmieder, R.E., Ruilope, L.M., 2008. Blood Pressure Control in Patients With

Comorbidities. The Journal of Clinical Hypertension, 10 (8), 624 – 631.

Sherwood, L., 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Penerbit Buku Kedokteran

EGC, Jakarta, hal. 403.

Suhadi, R., Atthobari, J., Irawan, B., Dwiprahasto, I., 2013. Hubungan Faktor Komorbiditas,

Intensifikasi Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah. Jurnal Farmasi Sains dan

Komunitas, 10 (1), 1 – 8.

Sutrisno, A., 2007. Stroke? you must know before you get it. PT Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta, hal. 3, 8 – 10.

Usrin, I., Mutiara, E., Yusad, Y., 2011. Pengaruh Hipertensi Terhadap Kejadian Stroke

Iskemik dan Stroke Hemoragik di Ruang Neurologi di Rumah Sakit Stroke Nasional

(RSSN) Bukittinggi Tahun 2011. Jurnal Universitas Sumatera Utara.

World Health Organization , 2006. The WHO STEPwise Approach to Stroke Surveillance.

World Heath Organization, 2015, Q&As on Hypertension.

(32)
(33)
(34)
(35)

19 Lampiran 4. Perhiitungan Sampel Penelitian

Penjabaran perhitungan sample menggunakan Software Power and Sample Size Calculations: 1. Kesalahan tipe 1 ( ditetapkan sebesar 5%  0,005 (Dahlan, 2010).

2. Kesalahan tipe 2 ( ditetapkan sebesar 20% sehingga power 100 – 20% = 80%  0,8

(Dahlan, 2010)

3. Po  0,2 (peneliti mengasumsikan target tekanah darah tercapai hanya dengan lisinopril

adalah 0,2 , valsartan akan meningkatkan kemungkinan tercapainya tekanan darah

sebesar 2 kali lipat)

4. m  1 (peneliti menetapkan m = 1 karena jumlah kasus dengan jumlah kontrol

sebanding)

5. RR  2 (karena belum banyaknya penelitian mengenai kasus ini maka peneliti

(36)
(37)
(38)

22 Lampiran 6. Data Karakteristik Subyek Penelitian Kelompok Obat Valsartan

No Nama

Faktor Risiko Lain Obat Lain

(39)
(40)

24

60. A L 62 160 30 tab 1 x 1 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Ya Tidak

61. B L 70 160 30 tab 1 x 1 Ya Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak

62. A L 47 160 30 tab 1 x 1 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya

63. B L 62 80 30 tab 1 x 1 Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Ya Tidak

64. K P 65 160 30 tab 1 x 1 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak

65. T P 76 160 30 tab 1 x 1 Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

66. S L 70 80 30 tab 1 x 1 Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak

67. S P 65 80 30 tab 1 x 1 Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Ya Tidak

68. N P 70 80 30 tab 1 x 1 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak

69. S L 70 160 30 tab 1 x 1 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Ya Tidak

70. T P 67 80 30 tab 1 x 1 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Tidak

71. Z L 75 160 30 tab 1 x 1 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

72. K L 71 80 30 tab 1 x 1 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Tidak

73. S L 59 160 30 tab 1 x 1 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Ya Tidak

74. U L 72 160 30 tab 1 x 1 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

75. N P 55 80 30 tab 1 x 1 Tidak Ya Ya Tidak Ya Ya Tidak Ya Tidak

76. A P 64 80 30 tab 1 x 1 Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak

77. J L 42 80 30 tab 1 x 1 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Ya Tidak

78. S P 77 160 30 tab 1 x 1 Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Tidak Ya Tidak

79. M P 79 80 30 tab 1 x 1 Tidak Tidak Ya Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak

80. H L 66 160 30 tab 1 x 1 Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak

(41)

25 Lampiran 7. Data Karakteristik Subyek Penelitian Kelompok Obat Lisinopril

No Nama

Faktor Risiko Lain Obat Lain

(42)

26

Lampiran 8. Data Tekanan Darah Kelompok Valsartan

(43)
(44)

28

Lampiran 9. Data Tekanan Darah Kelompok Lisinopril

(45)

29

Lampiran 10. Uji Statistik Karakteristik Subyek Penelitian antara Kelompok Valsartan

dengan Kelompok Lisinopril

JENIS KELAMIN

Uji chi square

Kelompak obat Total

Valsartan Lisinopril

jenis

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.25.

(46)

30 PENCAPAIAN TARGET TEKANAN DARAH

Uji chi square

pencapaian target tekanan darah * obat Crosstabulation

obat Total

valsartan lisinopril

pencapaian target tekanan

darah

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,25.

b. Computed only for a 2x2 table

(47)

31 TEKANAN DARAH SISTOLIK AWAL

Uji chi square

klasifikasi sistolik * obat Crosstabulation

obat Total

valsartan lisinopril

klasifikasi sistolik <120 Count 1 0 1

% within klasifikasi sistolik 100,0% 0,0% 100,0%

120 - 129 Count 2 1 3

% within klasifikasi sistolik 66,7% 33,3% 100,0%

130 - 139 Count 24 6 30

% within klasifikasi sistolik 80,0% 20,0% 100,0%

140 - 159 Count 37 16 53

% within klasifikasi sistolik 69,8% 30,2% 100,0%

160 - 179 Count 15 3 18

% within klasifikasi sistolik 83,3% 16,7% 100,0%

≥ 180 Count 2 1 3

% within klasifikasi sistolik 66,7% 33,3% 100,0%

Total Count 81 27 108

% within klasifikasi sistolik 75,0% 25,0% 100,0%

Chi-Square Tests

a. 7 cells (58,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,25.

(48)

32 TEKANAN DARAH DIASTOLIK AWAL

Uji chi square

kasifikasi diastolik * obat2 Crosstabulation

obat2 Total

valsartan lisinopril

kasifikasi diastolik <80 Count 5 1 6

% within kasifikasi diastolik 83,3% 16,7% 100,0%

80 - 84 Count 28 11 39

% within kasifikasi diastolik 71,8% 28,2% 100,0%

90 - 99 Count 30 11 41

% within kasifikasi diastolik 73,2% 26,8% 100,0%

100 - 109 Count 16 4 20

% within kasifikasi diastolik 80,0% 20,0% 100,0%

?110 Count 2 0 2

% within kasifikasi diastolik 100,0% 0,0% 100,0%

Total Count 81 27 108

% within kasifikasi diastolik 75,0% 25,0% 100,0%

Chi-Square Tests

a. 4 cells (40,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,50.

(49)

33

FAKTOR RISIKO LAIN Uji chi square

1. DISLIPIDEMIA

Crosstab

Kelompak obat Total

Valsartan Lisinopril

dislipidemia Ya Count 14 1 15

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.75.

(50)

34 2. DM

Crosstab

Kelompak obat Total

Valsartan Lisinopril

DM Ya Count 26 5 31

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.75.

(51)

35 3. Heart Failure

Crosstab

Kelompak obat Total

Valsartan Lisinopril

heart failure Ya Count 4 0 4

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.00.

(52)

36 4. Atrial Fibrilasi

Crosstab

Kelompak obat Total

Valsartan Lisinopril

atrial

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .75.

(53)

37 5. IHD

Crosstab

Kelompak obat Total

Valsartan Lisinopril

IHD 0 Count 18 1 19

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.75.

(54)

38

Valsartan Lisinopril

NSAID Ya Count 47 16 63

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.25.

(55)

39

2. KORTIKOSTEROID

Crosstab

Kelompak obat Total

Valsartan Lisinopril

kortikosteroid Ya Count 9 1 10

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.50.

(56)

40 3. ANTIDEPRESAN

Crosstab

Kelompak obat Total

Valsartan Lisinopril

antidepresan Ya Count 37 2 39

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.75.

(57)

41

4. DEKONGESTAN

Crosstab

Kelompak obat Total

Valsartan Lisinopril

decongestant Ya Count 2 1 3

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .75.

(58)

42 USIA

Uji normalitas

Descriptives

Statistic Std. Error

usia Mean 66,39 ,900

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 64,60 Upper Bound 68,17

5% Trimmed Mean 66,44

Median 67,00

Variance 87,548

Std. Deviation 9,357

Minimum 42

Maximum 88

Range 46

Interquartile Range 14

Skewness -,112 ,233

Kurtosis -,258 ,461

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

usia ,076 108 ,146 ,993 108 ,827

a. Lilliefors Significance Correction

(59)

43

Lampiran 11. Uji Statistik Faktor Jumlah Obat, Faktor Risiko Lain dan Obat Lain Terhadap

Pencapaian Target Tekanan Darah JUMLAH OBAT

Uji chi square

jumlah obat * klasifikasi tekanan Crosstabulation

klasifikasi tekanan Total

?130/8

Continuity Correctionb ,114 1 ,736

Likelihood Ratio ,297 1 ,586 ,680 ,368

Fisher's Exact Test ,680 ,368

Linear-by-Linear Association ,294c 1 ,588 ,680 ,368 ,142

N of Valid Cases 108

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16,69.

b. Computed only for a 2x2 table

(60)

44

FAKTOR RISIKO LAIN Uji chi square

1. Dislipidemia

Crosstab

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.36.

(61)

45

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.21.

(62)

46 3. Heart Failure

Crosstab

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.96.

(63)

47 4. Atrial Fibrilasi

Crosstab

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.47.

(64)

48

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.32.

(65)

49 OBAT LAIN

Uji chi square

1. NSAID

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 22.08.

(66)

50

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.91.

(67)

51 3. Antidepresan

Crosstab

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.14.

(68)

52 4. Dekongestan

Crosstab

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.47.

(69)

53

Lampiran 12. Uji Statistik Perbedaan Rata-rata Tekanan Darah Antarkelompok

1. Tekanan Darah Sistolik

Uji GLM

Descriptive Statistics

Kelompok obat Mean Std. Deviation N

Sistol_sebelum Kelompok valsartan 143.58 14.942 81

Kelompok lisinopril 142.96 13.816 27

Total 143.43 14.608 108

Sistol_1bl Kelompok valsartan 126.79 13.768 81

Kelompok lisinopril 128.52 10.991 27

Total 127.22 13.102 108

Sistol_2bl Kelompok valsartan 130.49 15.403 81

Kelompok lisinopril 127.78 12.195 27

Total 129.81 14.660 108

Sistol_3bl Kelompok valsartan 130.62 14.348 81

Kelompok lisinopril 127.04 14.362 27

Total 129.72 14.369 108

a. Design: Intercept + Kelompok Within Subjects Design: Sistol b. Exact statistic

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

F df1 df2 Sig.

Sistol_sebelum .809 1 106 .370

Sistol_1bl 2.360 1 106 .127

Sistol_2bl .295 1 106 .588

Sistol_3bl .048 1 106 .828

Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.

(70)

54

2. Tekanan Darah Diastolik

Uji GLM

Descriptive Statistics

Kelompok obat Mean Std. Deviation N

Diastol_sebelum Kelompok valsartan 88.15 10.382 81

Kelompok lisinopril 86.67 7.845 27

Total 87.78 9.795 108

Distol_1bl Kelompok valsartan 80.99 7.843 81

Kelompok lisinopril 81.48 7.698 27

Total 81.11 7.774 108

Distol_2bl Kelompok valsartan 81.48 8.079 81

Kelompok lisinopril 81.11 8.473 27

Total 81.39 8.141 108

Diastol_3bl Kelompok valsartan 81.11 8.944 81

Kelompok lisinopril 82.22 7.511 27

Total 81.39 8.588 108

a. Design: Intercept + Kelompok Within Subjects Design: Diastol b. Exact statistic

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

F df1 df2 Sig.

Diastol_sebelum .782 1 106 .379

Distol_1bl .106 1 106 .745

Distol_2bl .131 1 106 .718

Diastol_3bl .417 1 106 .520

Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.

(71)

55

BIOGRAFI PENULIS

Susi Susanti, lahir di Sintang, 13 Agustus 1995 merupakan anak ketiga dari 3 bersaudara. Anak dari pasangan Lim Liat Fa dan Sung Tjoei Na. Penulis menempuh pendidikan di TK Santa Maria Sintang

pada tahun 2000 – 2001, SD Panca Setya Sintang pada tahun 2001 –

2007, SMP Panca Setya 2 Sintang pada tahun 2007 – 2010, SMA

Santo Paulus Pontianak pada tahun 2010 – 2013, dan pada tahun 2013

meneruskan pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama Menempuh pendidikan di Fakultas Farmasi USD penulis pernah menjadi asisten Praktikum Komunikasi Farmasi (2016). Penulis juga aktif dalam beberapa kegiatan kemahasiswaan dan kepanitian seperti menjadi anggota divisi P3K pada acara Rektor Cup (2014), TITRASI (Tiga Hari Temu Akrab Farmasi) (2015) dan Sanata Dharma Championship (2015), sekretaris UKF (Unit Kegiatan Fakultas) tari (2014), dan peserta Se i ar Nasio al Kefar asia Revolusi Me tal Far asis di

Gambar

Tabel IV.  Hasil analisis generalized linear model (GLM) perbedaan rerata tingkat
Tabel I. Karakteristik Subyek Penelitian Pasien Stroke Iskemik dengan Faktor Risiko
Tabel III. Pengaruh Penyakit Jumlah Obat, Penyerta dan Obat Lain Terhadap Pencapaian
Tabel IV. Hasil analisis generalized linear model (GLM) perbedaan rerata tingkat pencapaian tekanan darah antara kelompok valsartan dan lisinopril  Tekanan darah  Valsartan (n=81) Lisinopril (n=27) Nilai p

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengukuran yang dilakukan adalah data besarnya sequential create dan random create pada hard disk komputer virtualisasi dan komputer konvensional serta

“aku ragu dengan apa yang diajarkan di agamaku dulu, aku merasa tidak ada cukup bukti kuat yang mendukung agama dan keberadaan Tuhan. La ma kelamaan aku jadi tidak percay a lagi

Sebagian orang yang berada disekitar anda mengetahui keadaan anda yang seorang lesbian, apakah ada yang masih merasa risih dengan anda berada didekat dia.. Tidak

TERHADAP SIFAT MEKANIS BETON SERAT, Oktavianus Oshakhresna Despriputra., NPM 150215988 Tahun 2019, Bidang Peminatan Struktur, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas

Hasil Uji Relibilitas Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan SIA. Cronbach's Alpha N

Bidan Terhadap Kebijakan BPJS Kesehatan dalam Biaya Pengklaiman Dana Non Kapitasi di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Puskesmas Patumbak Tahun 2017”

sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut, penentu jenis kelamin bayi adalah air mani, yang berasal dari ayah. Pengetahuan tentang hal ini, yang tak mungkin dapat diketahui di masa

Mengenai dampak apa yang terlihat dengan adanya kerjasama bilateral antara China dan Kamboja, sejauh ini Kamboja masih menganggap kerjasama dengan China adalah hal yang baik dan