• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDANGAN JEMAAT KHARISMATIK (GEREJA PENTAKOSTA INDONESIA) TENTANG BUDAYA BATAK TOBA DI DESA ASAHAN KECAMATAN RAMBUNG MERAH PEMATANG SIANTAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PANDANGAN JEMAAT KHARISMATIK (GEREJA PENTAKOSTA INDONESIA) TENTANG BUDAYA BATAK TOBA DI DESA ASAHAN KECAMATAN RAMBUNG MERAH PEMATANG SIANTAR."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Citra Simanjuntak. Nim : 3111121002. Pandangan Jemaat Kharismatik (Gereja Pentakosta Indonesia) Tentang Budaya Batak Toba Di Desa Asahan Kecamatan Rambung Merah Pematang Siantar Skripsi. Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitian ini mengenai Budaya Batak Toba dan Ajaran Kharismatik yang saling bertentangan. Budaya Batak ditolak di Ajaran Kharismatik seperti Gondang Jujungan, Pesta Tugu, dan Ulos Batak dengan mengambil daerah penelitian di Desa Asahan Kecamatan Rambung merah Kecamatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk memahami dan mendeskripsikan bagaimana interaksi budaya Batak Toba terhadap Ajaran Kharismatik. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara kepada masyarakat pedalaman Pematangsiantar yang dominan persebarannya didiami oleh suku Batak Toba dari Samosir Pusuk Buhit. Hasil penelitian ini menunjukkan bagaimana strategi keberadaan Kharismatik dapat diterima oleh masyarakat. Seiring dengan hal tersebut maka tingkat persentasi menolak Adat lebih banyak daripada menerima Adat di Ajaran Kharismatik. Sebelum Kristen masuk masyarakat mempercayai Mulajadi Nabolon atau Sipelebegu dan melakukan ritual-ritual untuk menghormati arwah-arwah nenek moyang, setelah masuknya Kristen Protestan yang dahulu penyembahan kepada Mulajadi Nabolon menjadi penyembahan Debata Jahowa atau Tuhan Yesus. Seiring munculnya Kristen Protestan maka masuk Ajaran Kharismatik yang penyembahan kepada Allah seutuhnya dan meninggalkan tradisi Budaya Batak Toba. Dari hasil penelitian menyimpulkan masyarakat memecahkan masalah kehidupan agama dan budaya melalui keberadaan budaya Batak Toba dan Ajaran Kharismatik di Desa Asahan Kecamatan Rambung merah dan berbagai aspek kepercayaan sebelum masuk Kristen dan sesudah masuknya Kristen Protestan dan juga masuknya Ajaran Kharismatik. Bentuk dari pandangan masing-masing, maka budaya yang menyesuaikan keberadaanya pada agama meskipun budaya yang lahir pertama dan melekat dalam kehidupan masyarakat.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan penyertaanNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Ajaran

Kharismatik (Gereja Pentakosta Indonesia) Terhadap Budaya Batak Toba di Pematangsiantar”, Kecamatan Rambung merah Kabupaten Simalungun.

Penulis juga tidak lupa menyampaikan rasa terimakasih bagi pihak-pihak yang telah memberikan motivasi maupun kontribusi bagi penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Dr. Restu MS beserta jajarannya yang telah memberikan segala kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Ibu Dra.Flores Tanjung, M.A yang telah memberikan kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Pristi Suhendro, S.Hum, M.Si selaku Pembimbing Akademik Penulis yang telah memberikan masukan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Dr. Hidayat, M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing dan memberikan banyak masukan, arahan, dan nasihat kepada penulis, memberi motivasi yang luar biasa selama proses penyelesaian skripsi ini.

(6)

7. Bapak kesayangan sekaligus Opung Simanjuntak Prof. Bungaran Antonius Simanjuntak yang selalu memotivasi dan memberi buku-bukunya demi penyelesaian skripsi ini.

8. Ayahanda S.Simanjuntak dan Ibunda M.Sitohang yang telah membimbing penulis hingga sampai pada saat ini juga memberikan motivasi tidak terhitung baik secara materi dan nonmateri serta selalu mendoakan, hingga penulis mampu menyelesaikan skripsi.

9. Bapak J. Purba selaku kepala ,museum Simalungun yang telah memberikan izin penelitian dalam penyelesaian skripsi ini.

10.Saudara satu marga Martua Elias Simanjuntak yang telah memberikan tempat menginap selama melakukan penelitian serta membantu penulis dalam pengerjaan skripsi ini.

11.Saudara saya, Adek Simanjuntak, Desi Simanjuntak, Saima Simanjuntak yang selalu mendoakan saya, memberi semangat dalam pengerjaan skripsi ini.

12.Teman saya Daniel Prayetno Panjaitan, Marselina S.Simanjuntak, Irma Sitorus memberikan semangat dan doa dalam penyelesaian skripsi,

13.Teman-teman sependeritaan terbaik PPL Berastagi 2014, dan teman-teman satu bimbingan yang selalu memberikan dukungan yang terbaik.

14.Rekan –rekan BT/BS BIMA Kakak Eny, Kakak Rina, Kakak Silky Risvivo, yang membantu dalam doa dan buku sebagai referensi skripsi ini.

(7)

Kepada pihak- pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu semoga Tuhan membalas kebaikan kalian serta diberikan berkat dan rahmatNya.

Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi semua pihak.

Medan, Juni 2015 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……… i

KATA PENGANTAR ………. ii

DAFTAR ISI ………. v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 3

1.3 Batasan Masalah...3

1.4 Rumusan Masalah...4

1.5 Tujuan Penelitian...4

1.6 Manfaat Penelitian...5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka ………6

2.2 Kerangka Konseptual...7

2.2.1. Perkembangan Ajaran Kharismatik... ………7

2.2.2. Sejarah masuknya Ajaran Kharismatik GPI di Desa Asahan …...10

2.2.3. Pengertian Adat Batak Toba ………14

2.2.4. Pengertian Budaya Batak Toba... 17

2.3 Landasan Teori ………. 21

2.3.1. Teori Tindakan ……… 23

2.3.2. Teori Perubahan Sosial ……….. 23

2.3.3. Teori Sikap ……… 24

2.3.4. Teori Nasionalisme ……… 24

(9)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian... 30

3.2 Lokasi Penelitian... 30

3.3Sumber Data ...…. 31

3.4 Teknik Pengumpuan Data... 32

3.4.1 Dokumen ……….. 32

3.4.2 Observasi ………. 32

3.4.3 Wawancara ……….. 33

3.4.4 Dokumentasi ……….. 33

3.5 Instumen Penelitian Data ……… 33

3.6 Teknik Analisis Data... 34

3.6.1 Mengelompokkan Hasil ……… … 34

3.6.2 Memilah Data ………. 34

3.6.3 Menginterpretasikan Data ………... 35

3.6.4 Membuat Kesimpulan ……… 35

BAB IV. PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……… 36

4.1.1 Keadaan Geografis ……… 36

4.1.2 Keadaan Demografis Lokasi Penelitian ……… 37

4.1.3 Keadaan Penduduk ……… 38

4.1.4 Bahasa ……… 39

4.1.5 Sistem Sosial ……… 40

4.1.6 Mata Pencaharian ………. 41

4.1.7 Sarana dan Prasarana Desa ……… 41

4.1.8 Agama ……….. 44

4.2 Kepercayaan Jemaat GPI sebelum dan sesudah menganut Kharismatik…. 45 4.2.1 Defenisi Pandangan ……….. 45

(10)

4.2.3 Kepercayaan Sebelum Menganut Agama Kristen ………. 47

4.2.3.1 Kepercayaan Terhadap Agama Parmalim ………. 47

4.2.3.2 Kepercayaan Terhadap Kristen Protestan ………. 51

4.3.4 Kepercayaan masyarakat setelah masuk Kristen Protestan ………… 55

4.3.4.1 Kepercayaan Terhadap agama Kharismatik ………..55

4.3 Sejarah Masuk GPI di Desa Asahan Pematangsiantar ………. 56

4.3.1 Gereja Pentakosta Indonesia………..………..56

4.3.2 Perbedaan ajaran Gereja Protestan dan Kharismatik……….……….. 62

4.3.3 Perkembangan Agama Kristen Protestan dan Kharismatik….…….. 69

4.3.3.1 Perkembangan Jumlah Jemaat Gereja Kharismatik ………. 69

4.3.3.2 Perkembangan Rumah Ibadah ………..……….. 70

4.3.3.3 Perkembangan Kegiatan Gereja ……….. 71

4.3.3.4 Aliran Protestan dan Kharismatik ……….………….72

4.4 Pandangan Budaya Batak dan Ajaran Kharismatik ………..……74

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……….………. 85

5.2 Saran ………. 87

DAFTAR PUSTAKA

(11)
[image:11.612.72.530.80.637.2]

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pemanfaatan Lahan Desa Asahan Pematangsiantar……….. 37

Tabel 2 Jenis Jalan di Desa Asahan Kecamatan Rambung merah ……….… 42

Tabel 3 Tempat ibadah di Desa Asahan Kecamatan Rambung merah ….. 44

(12)

BAB I

PE NDAH ULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Masuknya Ajaran Kharismatik Gereja Pentakosta Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan gereja pada umumnya dari zaman ke zaman. Demikian juga diwilayah Sumatera utamanya di Sumatera Utara, awalnya Gereja Pentakosta Indonesia dibawa orang-orang Belanda. Melihat benang merah harus juga melihat di sejarah gereja John Smith memimpin kelompok baptis, kelompok ini kemudian berkembang di Amerika. Gerakan Pentakosta ini sesungguhnya lanjutan dari gerakan kesucian atau yang dikenal dengan Holliness Movement yang mulai dari kelompok Methodist pada dasawarsa 1830-an atau pertengahan abad ke-19 di USA.

Sebelum sampai di Pematangsiantar para misionaris dari Belanda ini melakukan penelitian dan pendekatan dengan masyarakat suku Batak Toba dan Simalungun terutama pada pendiri Gereja Pentakosta Indonesia I Pdt. Ev. Renatus Siburian. Tahun 1939 setelah pendiri Gereja Pentakosta Indonesia selesai Sekolah Alkitab mengajukan permohonan ke Gubernur Jenderal Rechtperson 177 untuk melakukan penginjilan ke tanah Karo.

Tahun 1938 membuka gereja di Berastagi, tetapi mendapat halangan dari Pemerintah Belanda atau izin untuk menginjil belum dikeluarkan oleh Gubernur General. Kemudian pindah ke kota Medan dan berhasil membuka gereja dengan orang Tionghoa namun mendapat halangan dari Gubernur .

(13)

Tahun 1942 Pendeta Siburian membentuk suatu organisasi keagamaan yang dinamakan “ Gereja Pentakosta Indonesia” di Pematang Siantar, Pendeta Siburian mengatakan bahwa awalnya

Gereja Pentakosta Indonesia merupakan peralihan pemerintah Belanda ke Pemerintahan Jepang, dan perkembangan berawal dari kemerdekaan Indonesia, (Siburian 2013 : 120-121).

Masuknya ajaran Kharismatik di Pematang Siantar keadaan masyarakat yang pada awalnya menganut Animisme ( Sipelebegu) semakin penasaran dalam mengikuti jejak pelayanan Renatus. Dimana tradisi masyarakat masih melekat pada Adat Batak Toba contohnya : Adat kematian mengadakan Gondang Jujungan, Menggali Tulang - belulang, Membakar Ulos saat pesta perkawinan. Adat adalah bentuk konkret karakter total dari religi suku Batak, isi adat dalam bahasa Batak Toba disebut patik dohot uhum (tradisi dan hukum).

Adat adalah sesuatu yang paling berharga bagi suku Batak Toba, bahkan Adat bagi ajaran Kharismatik sangat ditentang keras di Gerejanya. Contohnya anti Kharismatik “Gondang Jujungan, Pesta Tugu, Ulos. Pada prinsipnya yang sangat bertentangan di unsur kebudayaan Batak Toba di Kota Pematangsiantar. Mengapa dan Apa Adat itu, Adat tidak perlu karena sangat bertetangan dengan Injil. Dahulu nenek moyang menganut Animisme dan sekarang sudah ditinggalkan, haruskah berbalik ke dunia gaib lagi. Keempat anti Kharismatik yang bertentangan di ajaran Kharismatik Gereja Pentakosta Indonesia sangat di haramkan di Pematangsiantar awal perkembangan Gereja Pentakosta Indonesia.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut maka peneliti mengangkat judul Pandangan Jemaat Kharismatik (Gereja Pentakosta Indonesia) Tentang Budaya Batak

(14)

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dilatar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian berikut:

1. Kepercayaan Jemaat GPI sebelum dan sesudah menganut ajaran Kharismatik di Desa Asahan Kecamatan Rambung merah Pematangsiantar

2. Sejarah masuknya Gereja Kharismatik di di Desa Asahan Kecamatan Rambung merah Pematangsiantar

3. Pandangan budaya Batak Toba terhadap Ajaran Kharismatik dan Ajaran Kharismatik terhadap Budaya Batak Toba di di Desa Asahan Kecamatan Rambung merah Pematangsiantar

1.3 PEMBATASAN MASALAH

Mengingat luasnya cakupan masalah yang timbul serta keterbatasan waktu, dana, dan tenaga yang tersedia, maka agar penelitian ini terarah pada tujuannya, dibuat pembatasan masalah untuk memudahkan bagi peneliti dalam melaksanakan penelitiannya. Dalam hal ini peneliti membatasi penelitiannya yaitu untuk mengetahui: “Pandangan Jemaat Kharismatik (Gereja Pentakosta Indonesia) Tentang Budaya Batak Toba di Desa Asahan Kecamatan

Rambung Merah Pematang Siantar ”.

1.4 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

(15)

2. Bagaimana sejarah masuknya Gereja Kharismatik di Desa Asahan Kecamatan Rambung merah Pematang Siantar ?

3. Bagaimana Pandangan budaya Batak Toba terhadap Ajaran Kharismatik dan Ajaran Kharismatik terhadap Budaya Batak Toba di Desa Asahan Kecamatan Rambung merah Pematang Siantar?

1.5 TUJUAN PENELITIAN

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kepercayaan jemaat GPI sebelum dan sesudah menganut ajaran Kharismatik di Desa Asahan Kecamatan Rambung merah Pematangsiantar.

2. Untuk mengetahui Sejarah masuknya Gereja Kharismatik di Desa Asahan Kecamatan Rambung merah Pematangsiantar.

3. Untuk mengetahui bagaimana Pandangan budaya Batak Toba terhadap Ajaran Kharismatik dan Ajaran Kharismatik terhadap Budaya Batak Toba di Desa Asahan Kecamatan Rambung merah Pematang Siantar

1.6 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan tambahan wawasan bagi peneliti dan pembaca tentang pedoman keanekaragaman budaya Batak yang ditentang keras oleh ajaran Kharismatik.

2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam menuangkan buah pikiran dalam bentuk skripsi.

(16)

4. Dapat menjadi bahan informasi bagi masyarakat umum dan juga menjadi sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya ilmu sejarah sebagai sejarah lokal.

5. Penelitian ini diharapkan menambah refesensi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan data dan uraian yang terdapat pada bab sebelumnya, maka dalam bab ini dapat ditarik kesimpulan yang ditemukan sebagai berikut:

1. Sebelum masuknya agama Kristen ke Desa Asahan Kecamatan Rambung merah masyarakat masih mengenal “Kepercayaan Parmalim dan animisme”, mereka juga selalu melakukan ritual - ritual dengan menggunakan sesajen-sesajen dan menggunakan Ulos dalam penyampaian doa kepada Mulajadi Nabolon yang telah ditentukan oleh pemuka adat. Masuknya agama Kristen pada tahun 1920 ke Desa Asahan Kecamatan Rambung merah yang dibawa oleh para misionaris (Pdt.Ev.Daniel dan Renatus Siburian) awalnya tidak berjalan dengan baik hal ini di sebabkan karena masyarakat yang belum mengenal agama kristen dan masih menganut kepercayaan parmalim dan animisme, namun hal ini tidak menyurutkan semangat para penginjil untuk terus menyebarkan agama di desa tersebut. Hingga pada akhirnya hampir sebagian besar masyarakat Simalungun atau sekitar 150 KK yang ada di desa tersebut masuk dan mengikuti ajaran agama Kristen Protestan dan Kharismatik saat ini.

(18)

memiliki jemaat paling banyak diantara gereja lainnya (GPdI, GPI) yang ada di Desa Asahan Kecamatan Rambung merah. Selain itu perkembangan lainnya juga dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan gereja yang saat ini sangat menarik dengan mengadakan acara-acara rutin dari tiap-tiap gereja seperti mengadakan KKR, Kebaktian Penyembuhan Ilahi dan kegiatan - kegiatan olahraga antar gereja, hal dalam berpuasa, dan kebaktian penantian Roh Kudus. Kegiatan - kegiatan tersebut dilakukan untuk menumbukan keimanan setiap jemaat dan rasa persaudaraan diantara setiap jemaat gereja.

3. Para penginjil yang datang ke Simalungun melakukan berbagai teknik untuk menyebarkan, Kristen Protestan dan agama Kharismatik. Hal ini dilakukan agar masyarakat yakin dengan ajaran agama Kharismatik. Masuknya agama Kristen ke Desa Asahan Kecamatan Rambung merah pertama sekali dilakukan oleh misionaris dari Belanda ke Jepang pada tahun 1942. Misonaris ini datang dengan membawa aliran Lutheran Calvinis, Methodis. Dengan nama Gereja Pentakosta Indonesia (GPI). Hingga saat ini gereja tersebut yang memiliki jemaat paling banyak diantara gereja lainnya (GPdI, GKPS) yang ada di Desa Asahan Kecamatan Rambung merah.

(19)

5.2. Saran

Didalam melakukan penelitian ada beberapa masalah yang dihadapi, maka peneliti mengambil saran sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam dan teliti tentang Masuknya agama Kharismatik Gereja Pentakosta Indonesia Ke Desa Asahan Kecamatan Rambung merah dan dampak serta pengaruh yang dibawa misonaris agar lebih luas

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Bustanuddin,2010, Agama Dan Fenomena Sosial .Buku Ajar Sosiologi Agama, Jakarta : Universitas Indonesia, 2010.

Aritonang, Jan. S. Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja . Jakarta: PT BPK Gunung Mulia ,2013.

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : PT RINEKA CIPTA, 2002.

Locher, G.P.H. Tata Negara Gereja Protestan Di Indonesia. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 1995.

Maris, Hans, Gerakan Dan Gereja Karismatik Kita. Surabaya : Momentum, 2010.

Nainggolan, Togar, Batak Toba Sejarah dan Transformasi Religi. Medan: Bina Media Perintis, 2014.

Pals, Daniel L.Seven Theories of Religion .Yogyakarta : Qalam, 2001.

Sagala, Mangapul, Injil Dan Adat Batak. Jakarta: Yayasan Bina Dunia, 2008. Siburian, Renatus. 2013, Karyaku Dicatat Sorga: Halibutongan Publishing, 2013. Simanjuntak, B.A.1986, Pemikiran Tentang Batak : Medan Natal ,1986.

Simanjuntak, B.A. 2011, Pemikiran Tentang Batak Setelah 150 Tahun Agama Kristen di Sumatera Utara: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011.

Simanjuntak, B.A. 2012, Konsepku Membangun Bangso Batak Manusia, Agama, dan Budya : Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2012.

Silalahi, Christianto, Karismatik Bercampur dengan Perdukunan? : Yayasan ANDI, 2001. Silalahi, James, Penyembahan Berhala Dalam Upacara Adat Batak : Yayasan Karya Misi

Kasih,2002.

Silalahi, James, Pandangan Injil Terhadap Upacara Adat Batak : Yayasan Karya Misi Kristus, 2005.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D: Alfabeta, 2013. Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosial: Prenada Media Group, 2004.

Gambar

Tabel 1  Pemanfaatan  Lahan  Desa  Asahan Pematangsiantar………………..  37

Referensi

Dokumen terkait