• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN POLA KOPING DENGAN TINGKAT KECEMASAN SISWA KELAS XII YANG AKAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL Hubungan Pola Koping Dengan Tingkat Kecemasan Siswa Kelas XII Yang Akan Mengahadapi Ujian Nasional Di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN POLA KOPING DENGAN TINGKAT KECEMASAN SISWA KELAS XII YANG AKAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL Hubungan Pola Koping Dengan Tingkat Kecemasan Siswa Kelas XII Yang Akan Mengahadapi Ujian Nasional Di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN POLA KOPING DENGAN TINGKAT KECEMASAN SISWA KELAS XII YANG AKAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL

DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

Diajukan Oleh: IMAM HAKIM SURYONO

J 50012 0094

FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)
(3)

ABSTRAK

Hubungan Pola Koping Dengan Tingkat Kecemasan Siswa Kelas XII Yang Akan Menghadapi Ujian Nasional Di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta

Imam Hakim Suryono1Adriesti Herdaetha2, Erna Herawati2, 2016 Latar belakang: Ujian nasional bagi sebagian siswa sering dirasakan sebagai stressor yang dapat menimbulkan kecemasan. Kecemasan merupakan suatu sinyal yang memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman. Untuk mengatasi ancaman tersebut maka siswa menggunakan pola koping untuk menyelesaikan masalah, mengatasi perubahan yang terjadi dan situasi yang mengancam baik secara kognitif maupun perilaku.

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pola koping dengan tingkat kecemasan kelas XII yang akan menghadapi ujian nasional.

Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional. Jumlah populasi penelitian sebesar 226 siswa, dan sampel penelitian sebanyak 58 responden yang memenuhi kriteria inklusi, diambil dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data responden dilakukan dengan cara mengisi biodata, Kuesioner JCS, dan kuesioner TMAS. Data dianalisis dengan uji Rank Spearman.

Hasil: Dari hasil analisis data menunjukan nilai r -0,322 berarti semakin adaptif pola koping semakin tidak cemas, dan sebaliknya semakin maladaptif pola koping maka semakin cemas dengan kekuatan korelasi lemah. Nilai p value sebesar 0,014 hal ini berarti terdapat hubungan signifikan antara pola koping dengan tingkat kecemasan siswa kelas XII yang akan menghadapi ujian nasional di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

Kesimpulan: Terdapat hubungan pola koping dengan tingkat kecemasan siswa kelas XII yang akan menghadapi ujian nasional di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

Kata kunci : Ujian Nasional, Pola Koping, Tingkat Kecemasan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

1

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta 2

(4)

ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN COPING SYSTEM AND ANXIETY LEVEL OF CLASS XII STUDENTS WHO WILL FACE NATIONAL EXAM AT SMA

MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

Imam Hakim Suryono1, Adriesti Herdaetha2, Erna Herawati2, 2016 Background: National exam for most students is often perceived as a stressor that can cause anxiety. Anxiety is a signal warning of the danger and allows a person to take action to address the threat. To overcome these threats, the students use coping system to solve problems, cope with changes and threatening situation both cognitivy and behavioraly.

Objective: To determine the relationship coping system and anxiety level class XII students who will face national exam at SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

Methods: This study used observational analytic with cross sectional approach. Total observasional population were 226 students, and the number of sample were 58 respondents who met the inclusion criteria, by using purposive sampling technique. Data collection was done by filling the biodata of respondents, JCS questionnaire, and TMAS questionnaire. Data were analyzed by Rank Spearman test.

Result: From the analysis of the data showed r -0.322 It Means that is more adaptive coping system score decreasingly anxious, and conversely the more maladaptive coping system score, the more anxious by the strength correlation is weak. P value 0,014 that means there is a significant correlation between coping system and anxiety level of class XII students who will face national exam at SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

Conclusion: there is a relationship between coping system and anxiety level of class XII students who will face national exam at SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

Keywords : National Exam, Coping System, Anxiety Level 1

Medical Faculty of Muhammadiyah Surakarta University

1

Student of medical faculty Muhammadiyah Surakarta University

2

(5)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan di

setiap negara. Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan segala potensi yang

dimiliki peserta didik melalui proses pembelajaran. Untuk melihat tingkat

pencapaian tujuan pendidikan, diperlukan suatu bentuk evaluasi (Ngadirin,

2008). Masa remaja disebut pula sebagai masa penghubung atau masa

peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, mulai dari usia 13-19

tahun. Remaja siswa kelas XII adalah remaja akhir yang berusia 17-19 tahun

yang mempunyai karakteristik sebagai remaja yang mulai merasa mantap dan

stabil, mulai mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan

sendiri, mulai memahami arah hidupnya, mempunyai pendirian tertentu

berdasarkan satu pola hidup yang jelas (Kartono, 2007).

Gangguan cemas dapat dialami 2-4% di setiap kehidupan (Hawari, 2011).

Di Amerika Serikat, terdapat 40 juta orang mengalami gangguan cemas terjadi

pada usia 18 tahun sampai usia lanjut (National Institut of Mental Health, 2005). Prevalensi kecemasan di Indonesia diperkirakan sekitar 2-6 juta jiwa dari 220 juta

populasi masyarakat Indonesia (Iskandar, 2006). Wanita 2 kali lebih banyak

mengalami kecemasan dibanding pria (Hawari, 2011). Ujian nasional adalah

ujian atau evaluasi belajar yang diadakan oleh Kemendiknas untuk menentukan

kelulusan seorang siswa (Depdiknas RI 2008).

Dalam pelaksanaannya sistem evaluasi yang saat ini dikenal dengan istilah

ujian nasional mengalami perubahan beberapa kali, baik dari aspek sistem

maupun standart kelulusan. Kriteria kelulusan ujian akhir siswa diatur dalam

Permendikbud no 144/2014 tentang ujian nasional dikeluarkan oleh Badan

Standart Nasional Pendidikan. Ujian nasional tahun 2015 tidak lagi menjadi

standar kelulusan. Dalam ketentuan yang terdapat pada prosedur operasi

standar (POS) untuk dinyatakan lulus, bahwa setidaknya memenuhi nilai 5,5

untuk setiap mata pelajaran dan memiliki rata-rata minimal 5,5. Untuk sistem

penilaian kriteria kelulusan siswa adalah nilai ujian nasional dan ujian sekolah

adalah dengan presnestase perbandingan 50:50. Walaupun nilai ujian nasional

tidak dijadikan syarat kelulusan akan tetapi hasil nilai tersebut digunakan untuk

(6)

Ujian nasional bagi sebagian siswa sering dirasakan sebagai stressor yang

dapat menimbulkan kecemasan. Kecemasan yang timbul pada saat ujian

nasional diperkirakan dapat mengganggu konsentrasi dan kemampuan dalam

berpikir serta bertindak saat ujian. Sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap

hasil yang dicapai pada saat ujian tersebut. Bagi mereka yang gagal dalam ujian

nasional sering dihinggapi rasa tidak berdaya, malu, stres, bahkan sampai

berujung pada kasus yang dramatis seperti percobaan bunuh diri (Purwanto,

2012).

Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka panjang atau

jangka pendek untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri

yang menyakitkan. Sedangkan koping merupakan perubahan kognitif dan

perilaku dalam upaya mengatasi tuntutan internal dan eksternal khusus yang

melebihi kemampuan suatu inividu. Apabila menyelesaikan masalah dengan

bersifat negatif maka hasilnya dapat merugikan serta tidak menyelesaikan

masalah secara tuntas sedangkan jika koping bersifat positif maka hasil yang

diharapkan bersifat rasional dan konstruktif. Dari pengertian mekanisme koping

tersebut dapat disimpulkan bahwa mekanisme koping adalah cara yang

digunakan individu dalam menyelesaikan masalah, mengatasi perubahan yang

terjadi dan situasi yang mengancam baik secara kognitif maupun perilaku (Stuart,

2007).

Secara keseluruhan, penulis tertarik mengkaji lebih jauh tentang

hubungan pola koping dengan tingkat kecemasan kelas XII yang akan

menghadapi ujian nasional di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui hubungan pola koping dengan

tingkat kecemasan kelas XII yang akan menghadapi ujian nasional di SMA

Muhammadiyah 1 Surakarta.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian adalah analitik observasional yang dilakukan dengan

metode cross sectional. Penelitian dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta

pada bulan Desember 2015. Subjek penelitian adalah siswa kelas XII SMA

(7)

berdasarkan ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya

(Notoatomodjo, 2012). Dengan metode Purposive sampling didapatkan jumlah subjek sebesar 58 siswa. Kriteria sampel yang digunakan pada penelitian ini

adalah berusia 17-19 tahun, siswa kelas XII di SMA 1 Muhammadiyah Surakarta

dan siswa Bersedia menjadi responden. Teknik pengambilan data dengan

menggunakan) kuesioner JCS (Jalowiec Coping Scale.) dan T-MAS (Taylor

Manifest Anxiety Scale)

. Pola Koping adalah cara yang digunakan individu dalam menyelesaikan

masalah, mengatasi perubahan yang terjadi dan situasi yang mengancam baik

secara kognitif maupun perilaku. Semakin besar skor maka pola koping semakin

adaptif, dan makin kecil skor koping maka pola koping semakin maladaptife. Pola

koping diukur dengan menggunakan kuesioner Jalowiec Coping Scale (JCS) dengan menggunakan skala Interval. Tingkat Kecemasan dalam penelitian ini

adalah derajat kecemasan subjek penelitian diukur dengan TMAS. Tingkat

kecemasan diketahui dari tinggi rendahnya skor yang didapatkan. Semakin besar

skor maka tingkat kecemasan semakin tinggi, dan makin kecil skor maka tingkat

kecemasan semakin rendah.dengan menggunakan skala Interval. Data yang

diperoleh dianalisis dengan uji korelasi Rank Spearman dengan menggunakan program SPSS 17.0.

HASIL PENELITIAN

a. Karakteristik responden menurut umur dan jenis kelamin

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur Dan Jenis Kelamin

(8)

Berdasarkan Tabel 1 menunjukan bahwa peneliti memperoleh hasil

bahwa pada usia 17 tahun sebanyak 46 subjek (79,3%) dan usia 18 tahun

sebanyak 12 subjek (21,7%). Berdasarkan Tabel 2 menunjukan bahwa pada

jenis kelamin pria sebanyak 16 subjek (27,6%) dan jenis kelamin perempuan

sebanyak 42 subjek.(72,4%).

b. Karakteristik responden menurut pola koping

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Pola Koping

No Pola koping Jumlah Subjek Persentase

1 Maladaptif

Pria 7 2,1 %

Wanita 17 29,3 %

2 Adaptif

Pria 9 5,5 %

Wanita 25 43,1 %

Jumlah 58 100 %

Sumber : Data Primer, Desember 2015

Berdasarkan Tabel 2 didapatkan bahwa pola koping maladaptif pada

wanita lebih banyak yaitu dengan jumlah subjek 17 subjek (29,3%),

dibandingkan dengan pria yang hanya 7 subjek (2,1%). Pada pola koping

adaptif didapatkan lebih banyak wanita yaitu dengan jumlah 25 subjek

(43,1%), dibandingkan dengan pria dengan jumlah 9 subjek (5,5%).

c. Karakteristik responden menurut tingkat kecemasan

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Kecemasan

No Tingkat Kecemasan Jumlah Subjek Persentase 1 Cemas

Pria 5 8,6 %

Wanita 20 34,5 %

2 Tidak Cemas

Pria 11 18 %

Wanita 22 38,9 %

Jumlah 58 100 %

Sumber : Data Primer, Desember 2015

Berdasarkan Tabel 3 didapatkan bahwa pada tingkat kecemasan wanita

lebih banyak mengalami cemas yaitu dengan jumlah 20 subjek (34,5%),

(9)

kecemasan yang mengalami tidak cemas didapatkan pria dengan jumlah 11

subjek (18%), sedangkan wanita dengan jumlah 22 subjek (38,9%).

d. Karakteristik berdasarkan Uji normalitas data

Uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Data dinyatakan normal jika nilai probabilitas data p (sig) lebih besar dari 0,05.

Selengkapnya hasil uji normalitas data ditampilkan pada tabel 4 sebagai

berikut :

Tabel 4. Hasil Perhitungan Uji Normalitas

Variabel Sig. Kesimpulan

Pola koping

Tingkat kecemasan

0,000

0,012

Sebaran data tidak normal

Sebaran data tidak normal

Hasil uji normalitas data menunjukan variabel bebas penelitian yaitu

pola koping memiliki nilai p (sig) memiliki kurang dari 0,05 sehingga

dinyatakan tidak berdistribusi normal. Pada variabel terikat penelitian yaitu

tingkat kecemasan memiliki nilai p (sig) memiliki kurang dari 0,05 dinyatakan

tidak berdistribusi normal. Karena kedua variabel berdistribusi tidak normal

maka teknik analisis yang digunakan adalah uji korelasi Rank Spearman (Dahlan, 2011).

e. Karakteristik berdasarkan Uji korelasi Rank Spearman

Uji korelasi yang digunakan adalah korelasi Rank Spearman. Ketentuan

uji adalah hipotesis diterima jika p (sig) lebih kecil dari 0,05 hipotesis ditolak

jika p (sig) lebih dari atau sama dengan 0,05. Selengkapnya uji Rank Spearman ditampilkan pada tabel 5 sebagai berikut :

Tabel 5. HasilUji Rank Spearman

Hubungan rhitung P

Pola koping dengan tingkat

kecemasan

-0,322 0.014

Uji korelasi Rank Spearman hubungan pola koping dengan tingkat kecemasan siswa kelas XII yang akan menghadapi ujian nasional diperoleh

(10)

menunjukan arah yang berlawanan. Artinya semakin adaptif pola koping maka

semakin tidak cemas, dan sebaliknya semakin maladaptif pola koping maka

semakin cemas dengan kekuatan korelasi lemah. Pada hasil uji analisis

terlihat bahwa p (sig) 0,014. Karena nilai p (sig) lebih kecil dari 0,05 maka

keputusan uji adalah hipotesis diterima, sehingga disimpulkan terdapat

hubungan yang signifikan antara pola koping dengan tingkat kecemasan

siswa kelas XII yang akan menghadapi ujian nasional.di SMA Muhammadiyah

1 Surakarta.

PEMBAHASAN

Pada hasil penelitian yang telah dilakukan dengan jumlah responden 58

siswa dapat dijelaskan bahwa siswa di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta disaat

akan menghadapi ujian nasional menggunakan pola koping maladaptif pada

wanita lebih banyak yaitu dengan jumlah subjek 17 subjek (29,3%), dibandingkan

dengan pria yang hanya 7 subjek (2,1%). Pada pola koping adaptif didapatkan

lebih banyak wanita yaitu dengan jumlah 25 subjek (43,1%), dibandingkan

dengan pria dengan jumlah 9 subjek (5,5%).

Menurut Stuart dan Laraia (2005) mengatakan bahwa koping dipengaruhi

oleh faktor keterampilan memecahkan masalah yaitu meliputi kemampuan untuk

mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan

untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif

tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya

melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.Hal lain

yang tidak boleh diabaikan adalah aspek spiritual. Menurut Hawari (2008)

mengatakan ajaran agama merupakan salah satu faktor yang dapat menjauhkan

manusia dari perasaan ansietas, tegang dan depresi. Agama dapat memberikan

jalan kepada manusia untuk mencapai rasa aman, rasa tidak takut, atau rasa

cemas menghadapi persoalan hidup.

Hasil uji statistik menunjukan bahwa siswa di SMA Muhammadiyah 1

Surakarta mengalami tingkat kecemasan wanita lebih banyak mengalami cemas

yaitu dengan jumlah 20 subjek (34,5%), dibandingkan dengan pria yang hanya 7

subjek (8,6%). Pada tingkat kecemasan yang mengalami tidak cemas didapatkan

(11)

(38,9%). Hal ini karena kurangnya motivasi siswa untuk belajar ketika akan

menghadapi ujian nasional dan siswa merasa kurang siap untuk menghadapi

ujian nasional.

Menurut Mighwar (2006) secara psikologis, kecemasan merupakan

pengembangan-pengembangan negatif berbagai masalah sebelumnya yang

semakin menguat yang diakibatkan oleh tiga hal yaitu kurangnya pengetahuan,

kurangnya dukungan dari orang tua dan lingkungan. Dari aspek orang tua siswa

merasa tertekan dengan banyaknya tuntutan orang tua yang mengharapkan

kelulusan tanpa memberikan dukungan secara nyata, sehingga siswa merasakan

beban yang sangat berat saat mengerjakan soal ujian nasional, sedangkan dari

aspek lingkungan sangat mempengaruhi cara berpikir tentang diri sendiri atau

orang lain, sehinggaindividu merasakan kecemasan karena perasaan yang tidak

nyaman dan aman terhadap lingkungan.

Hal ini sesuai dengan penjelasan (Sudrajat, 2008) mengatakan bahwa

faktor-faktor pemicu timbulnya cemas pada siswa dapat diklarifikasikan menjadi

tiga yaitu: faktor kurikulum, faktor guru, dan faktor manajemen sekolah. Sikap

dan perlakuan guru yang kurang kompeten merupakan sumber penyebab

timbulnya cemas pada siswa (Sudrajat, 2008). Namun selain peran guru sangat

penting dalam kecemasan siswa, pola belajar siswa juga mempengaruhi tingkat

kecemasan yang dirasakan tidak begitu tinggi dan sebaliknya.

Pada penelitian ini didapatkan hasil uji normalitas data (Kolmogorov

Smirnov) dengan nilai p (sig) pada pola koping adalah 0,000 dan tingkat kecemasan adalah 0,012. Hal ini menunjukan variabel bebas penelitian yaitu

pola koping memiliki nilai p (sig) memiliki kurang dari 0,05 sehingga dinyatakan

tidak berdistribusi normal. Pada variabel terikat penelitian yaitu tingkat

kecemasan memiliki nilai p (sig) memiliki kurang dari 0,05 dinyatakan tidak

berdistribusi normal. Karena kedua variabel berdistribusi tidak normal maka

teknik analisis yang digunakan adalah uji korelasi Rank Spearman.

Hasil analisis dalam penelitian ini menggunakan uji Rank Spearman karena

untuk mengetahui kekuatan dan arah korelasi pada kedua variabel yang

merupakan data numerik. Hasil uji statistik dari penelitian didapatkan bahwa nilai

rhitungsebesar -0,322 dengan p (sig) 0,014. Hal ini menunjukan bahwa arah

korelasi negatif sehingga menunjukan arah yang berlawanan. Artinya semakin

(12)

pola koping maka semakin cemas dengan kekuatan korelasi lemah. Nilai p<0,05

sehingga hipotesis diterima. Dengan demikian didapatkan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara pola koping dengan tingkat kecemasan siswa kelas XII

yang akan menghadapi ujian di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

Setiap ada stressor penyebab individu mengalami kecemasan, maka secara otomatis muncul upaya untuk mengatasinya dengan berbagai mekanisme

koping. Penggunaan mekanisme koping menjadi efektif bila didukung oleh

kekuatan lain dan adanya keyakinan pada individu yang bersangkutan bahwa

mekanisme koping yang digunakan dapat mengatasi kecemasan (Asmadi, 2008).

Kecemasan dengan intensitas wajar dapat dianggap memiliki nilai positif sebagai

motivasi, tetapi apabila intensitasnya tinggi dan bersifat negatif dapat

menimbulkan kerugian dan dapat mengganggu fisik dan psikis individu yang

bersangkutan (Sudrajat, 2008). Selain itu adanya keterbatasan dalam penelitian

ini sehingga masih dikatakan jauh dari kata sempurna. Kelemahan penelitian ini

adalah Tidak membedakan jenis kelamin., Waktu ujian nasional terlalu awal

untuk dilakukan penelitian, Tidak mengetahui bahwa responden mengalami

tingkat kecemasan ringan, sedang dan berat.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa arah korelasinya

negatif. Artinya semakin adaptif pola koping maka semakin tidak cemas, dan

sebaliknya semakin maladaptif pola koping maka semakin cemas. Dari analisis

didapatkan ada hubungan yang signifikan dengan korelasi lemah antara pola

koping dengan tingkat kecemasan siswa kelas XII yang akan menghadapi ujian

di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

SARAN

Terkait dengan kesimpulan hasil penelitian ada beberapa hal yang dapat

disarankan demi keperluan pengembangan hasil penelitian hubungan pola

koping dengan tingkat keceamasan siswa dalam menghadapi ujian nasional di

SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun 2016. Bagi Pendidikan Mengadakan

(13)

nasional dalam meningkatkan kualitas dengan pendidikan melalui guru

bimbingan konseling atau tehnik relaksasi dalam mengatasi kecemasan siswa.

Bagi Penelitian Selanjutnya Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai bahan informasi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan tingkat

kecemasan remaja dalam menghadapi ujian nasional dengan metode yang lebih

baik lagi, selanjutnya mampu memperluas judul penelitian yang berbeda seperti

lebih meneliti faktor-faktor serta sumber yang mempengaruhi kecemasan siswa,

tidak menggunakan teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling dan

mampu memperkirakan waktu dalam pengambilan data yang disesuaikan waktu

responden dengan jadwal kuliah yang cukup padat.

DAFTAR PUSTAKA

Ader, E., & Erktin, E. 2010.Coping as self-regulation of anxiety: A model for math achievement in high-stakes tests.Cognition, Brain, Behavior, 14, 311–332. Retrieved from http://www.cbbjournal.ro/

Al-Mighwar. 2006. Psikologi Remaja: Petunjuk bagi Guru dan Orangtua. Bandung : Pustaka Setia.

Anderson, D. 2009. Coping with test anxiety.Florida:Gulf Coast University

Aysan, F. 2008. Text anxiety,coping strategies and perceived health in a group of high school students :a Turkish sample. The jurnal of genetic psychology, 162(4), 402-411

Azwar. 2007. Konsep pengukuran validitas. Jakarta: Gunadharma Press.

Byastritsky, A., Khalsa S. S., Cameron, M. E., Schiffman, J. 2013. Current diagnosis and treatment of anxiety disorders. The Samel institute for Neuroscience and Human Behavior.University of California–Los Angeles. Bensoussan, M. 2012. Alleviaing test Anxiety for students of advanced reading

comprehension. RELC Journal,43(2),203-216.

Benzure, H. 2009. Coping styles and affects. American Internasional psychological association journal of stress management vol.16 no.2,87-101

Conley, T. 2006. Breaking free from the anxiety. Diakses pada tanggal 4 September 2015 dari http://www .wshg .org.uk.

(14)

Dravets, W.C.,Charney, D. S. 2008. Section on Mood and Anxiety Disorders Imaging, Molecular Imaging Branch.National Institute of Mental Health, Bethesda,Maryland

Grills-Taquechel, A. E., Fletcher, J. M., Vaughn, S. R.,Stuebing, K. K. 2012.Anxiety and reading difficulties in early elementary school.Evidence for unidirectionalor bidirectional relation Child Psychiatry & Human Development, 43, 35–47. doi:10.1007/s10578-011-0246

Halpern, D. F., Benbow,C. P. 2007. The science of sex difeferences in acience and mathematics.Psychological science in the public Interest, 8,1-51

Hasan, S. H. 2004. Kurikulum dan Tujuan Pendidikan. Bandung: Pasca Sarjana UP

Hawari. 2011. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta

Huberty, T. J. 2009. Test and performance anxiety.Principal Leadership, 10, 12– 16. Retrieved from http://www.nasponline.org/

Hutagalung, E. A. 2007. Tatalaksana Diagnosis dan Terapi Gangguan Anxietas.

Diakses pada tanggal 21 September 2015 dari

http//www.idijakbar.com/prosiding/gangguan anxietas.html.

Iskandar, Y. 2006. Managemen Diagnostik dan Terapi Psikiatri di RSK Dharma Graha Volume 2 .Jakarta : Yayasan Dharma Graha pp 119.

Jalowiec, A., Murphy S. P., Powers, M. J. 1984. Psychometric assessment of the Jalowiec Coping Scale. Nurs Research (Impact Factor: 1.36). 05/1984; 33(3):157-61. DOI: 10.1097/00006199-198405000-00008

Kaplan, H. I., Sadock B. J., Grebb J.A. 2010. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Tangerang (Indonesia): BINARUPA AKSARA Kartono, K. 2007. Psikologi remaja.Bandung: CV.Mandar

Khaerudin. 2009. Ujian Nasional dan Kualitas Pendidikan Kita.Diakses pada tanggal 26 September 2015 dari pot.com/2010/09/kualitas-pendidikan-indonesia.html

Mahmoudi, G. 2007.Religious Coping And Anxiety In Students Of Islamic.Azad University-Sari BranchIran: World Applied Sciences Journal.

(15)

National of Institute of Mental Health. 2005. Anxietas. http:// www.nimh . nih. gov /health/publications/anxietas/complete index.shtml. Diakses 15 September 2015.

Nelson, J. M., Harwood, H. 2011. Learning disabilities and anxiety: A meta-analysis. JournalofLearning Disabilities, 44(1), 3–17.doi:10. 1177/ 0022219 409359939

Ngadirin. 2004. Ujian Akhir Nasional Sebagai Issue Kritis Pendidikan. Diakses tanggal 10 agustus 2015 dari http://re-searchengines.com/art05-75.html

Notoatmodjo. 2010. Metodologi penelitian kesehatan . Jakarta: PT Rineka Cipt

Prayitno, E. 2006. Psikologi Perkembangan Remaja. Padang: Angkasa Raya.

Ratih, N. K., 2012. Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Terhadap Koping Siswa Smun 16 Dalam Menghadapi Ujian Nasional. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Depok : Universitas Indonesia

Sadock B. J., Sadock V. A. 2007. Kaplan & Sadock Synopsis Of Psychiatry Behavioral Sciences/ Clinical Psyciatry. 10th Edition. New York: New York University School Of Medicine

Sarwono, S. W. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persad

Smith, T., Renk, Kimberly. 2007. Predictors of Academic Related Stress in College Students : An Axamination of Coping, Social Support, Parenting and Anxiety. NASPA Journal, Vol. 44, No. 3.

Sober, J. 2004. Dimensions of Test Anxiety Relations to ways of Coping withs Pre-Exam Anxiety and Uncertainty. Anxiety, Stress, and Coping.Vol. 17.

Stuart, G.W., Laraia. 2005. Principles and practice of psychiatric. Elsevier Mosby, Alih Bahasa Budi Santosa, Philadelphia.

Sudrajat, A. 2008. Upaya Mencegah Kecemasan Siswa di Sekolah. Diakses pada tanggal 11 September 2015 dari http://akhma dsudrajat. konseling.com/2008/01/15/teknikkhusus-konseling/.

Taylor, S. E., Peplau, L. A., Sears, D.O. 2007. Social Psycology. Prentice Hall: New Jersey

Gambar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur Dan Jenis Kelamin
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Kecemasan
Tabel 4. Hasil Perhitungan Uji Normalitas

Referensi

Dokumen terkait

BBB→Efek utang yang beresiko investasi cukup rendah didukung oleh kemampuan obligor yang memadai untuk memenuhi kewajiban financial sesuai dengan perjanjian namun

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengkaji ulang penelitian saat ini dan penelitian sebelumnya dengan menggunakan variabel persepsi kualitas, harapan pelanggan, nilai

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah

Aspekefektivitas yang diamati dalam proses perkuliahan KPB 2 dengan menggunakan modul berbasis masalah di kelas uji coba adalah motivasi belajar

Penelitian ini akan diuji mengenai kebenaran hipotesis melalui pengumpulan data di lapangan, dalam hal ini dilakukan untuk mengetahui mengetahui pengaruh auditor

Hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan adanya sistem Informasi Penjadwalan Dokter Berbasis Web dengan menggunakan Framework Codeigniter

Pembuatan prototype atau prototyping adalah kegiatan yang sangat penting di dalam proses physical computing karena pada tahap inilah seorang perancang melakukan

[r]