• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Rapat berbasis Web (Studi Kasus : PT Sea Mobile Indonesia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Rapat berbasis Web (Studi Kasus : PT Sea Mobile Indonesia)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya 999

Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Rapat berbasis Web (Studi Kasus : PT Sea Mobile Indonesia)

Safitri Herdian Rachmawati1, Issa Arwani2, Welly Purnomo3

Program Studi Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1safitriherdian@student.ub.ac.id, 2issa.arwani@ub.ac.id, 3wepe@ub.ac.id

Abstrak

PT Sea Mobile Indonesia adalah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang perdagangan besar atas balas jasa fee atau kontrak yang mencakup usaha agen yang menerima perantara, komisi, pelelangan, dan pedagang besar lainnya. Kegiatan rapat adalah salah satu proses komunikasi yang sering dilakukan dalam melakukan perundingan atau penyelesaian permasalahan sehingga memerlukan proses manajemen yang baik. Namun, pada PT Sea Mobile Indonesia kegiatan rapat masih mengalami beberapa kendala seperti penyebaran informasi rapat tidak merata dan proses presensi serta rekapitulasi masih menggunakan cara manual. Berdasarkan permasalahan tersebut, didapatkan solusi yaitu pengembangan sistem informasi manajemen rapat berbasis web. Pengembangan ini menggunakan metode waterfall dengan arsitektur MVC yang menggunakan framework laravel dan database MySQL.

Sistem diintegrasikan dengan WhatsApp dimana WABLAS sebagai layanan WhatsApp gateway.

Kemudian sistem diuji menggunakan pengujian validasi, compatibility, dan usability. Pengujian validasi menggunakan metode black box dengan tingkat keberhasilan 100% valid. Sedangkan hasil pengujian compatibilty didapatkan hasil yang compatible sehingga menunjukkan sistem bisa berjalan dengan baik di berbagai web browser dan hasil persentase pengujian usability adalah 82%, artinya sistem dalam kategori sangat layak. Sedangkan hasil analisis aspek efisiensi didapatkan nilai sebesar 3,97, artinya sistem sudah memberikan kepuasaan terhadap pengguna dalam menemukan informasi yang dicari dan kemudahan navigasi menu sistem informasi manajemen rapat.

Kata kunci: sistem manajemen rapat, whatsapp gateway, metode waterfall, black box testing, pengujian compatibility, nielsen attributtes of usability (NAU)

Abstract

PT Sea Mobile Indonesia is a private company engaged in the wholesale trade for fees or contracts which includes the business of agents who receive intermediaries, commissions, auctions, and other wholesalers. Meeting activities are one of the communication processes that are often carried out to negotiate or resolve problems that require a good management process. However, at PT Sea Mobile Indonesia meeting activities still experienced several obstacles such as uneven distribution of meeting information and the attendance and recapitulation processes still using the manual method. Based on these problems, a solution was found, namely the development of a web-based meeting management information system. This development uses the waterfall method with an MVC architecture that uses the Laravel framework and MySQL database. The system is integrated with WhatsApp where WABLAS is the WhatsApp gateway service. Then system tested by using validation, compatibility, and usability testing. Validation testing using the black box method with a success rate of 100% valid. While the results of the compatibility test are compatible, showing that the system can run well on various web browsers and the percentage of usability testing is 82%, meaning the system is in a very feasible category. While the results of the analysis of the efficiency aspect obtained a value of 3.97, meaning that the system has provided satisfaction to the user in finding the information sought and the ease of navigation of the meeting management information system menu.

Keywords: meeting management system, whatsapp gateway, waterfall method, black box testing, compatibility testing, nielsen attributtes of usability (NAU)

(2)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

1. PENDAHULUAN

Kegiatan rapat atau meeting adalah salah satu proses komunikasi yang sering dilakukan oleh organisasi dalam melakukan perundingan, pembahasan, atau penyelesaian suatu permasalahan yang berhubungan dengan kepentingan bersama. Rapat adalah adalah perangkat penghubung utama untuk mencapai penyesuaian yang saling mengutungkan dalam organisasi. Dalam kegiatan rapat atau meeting perlu adanya proses manajemen rapat yang baik (Mintzberg, 1979). Manajemen rapat adalah proses perencanaan, mengorganisir, dan mengelola kegiatan rapat yang bisa artikan sebagai suatu tindakan tatap muka yang resmi dan sudah diagendakan dari dua orang atau lebih untuk membicarakan sebuah permasalahan dan mengambil keputusan dengan tujuan individu atau organisasi (Pamungkas, 2015).

Kegiatan rapat pada PT Sea Mobile Indonesia masih mengalami beberapa kendala seperti penyebaran informasi rapat yang tidak merata jika terdapat perubahan rapat secara tiba- tiba. Sehingga mengakibatkan peserta rapat tidak bisa hadir pada rapat. Karena dalam pelaksanaannya, pengelolaan rapat masih menggunakan cara manual seperti meminta permintaan rapat, lalu permintaan rapat segera diproses supaya undangan rapat bisa disebar secepatnya. Cara penyebaran informasi rapat kepada peserta berupa penyampaian secara langsung, SMS, telepon, atau via WhatsApp.

Selain itu, daftar kehadiran masih dilakukan secara manual yaitu dengan melakukan tanda tangan pada lembar presensi atau google forms jika rapat diadakan online. Jika terdapat peserta rapat yang berhalangan hadir maka diharuskan untuk menghubungi bagian administrasi untuk menerima hasil notulensi rapat. Selain itu, kendala yang dihadapi adalah proses rekap notulensi dan agenda rapat masih dilakukan secara manual melalui Microsoft Office dan Microsoft Excel yang disimpan pada komputer.

Berdasarkan permasalahan yang ada pada PT Sea Mobile Indonesia maka dibutuhkan sebuah sistem informasi manajemen rapat.

Dengan sistem tersebut, pegawai dapat melakukan presensi kehadiran rapat untuk mempermudah proses manajemen presensi sebagai bukti daftar hadir dalam rapat. Beserta melihat daftar rapat, notulensi rapat berupa hasil pembahasan rapat dan dokumentasi foto, serta daftar hadir peserta rapat. Selain itu, pegawai

juga dapat melihat data profil akunnya.

Sedangkan admin divisi mempunyai wewenang seperti pegawai dan memperoleh hak akses tambahan untuk mengelola agenda rapat, presensi, dan notulensi. Serta mengirim pemberitahuan melalui WhatsApp atau e-mail.

Namun admin divisi mempunyai batasan dalam mengelola yaitu hanya bisa mengelola berdasarkan divisi yang sesuai dengan admin.

Sementara administrator mempunyai wewenang seperti pegawai dan admin divisi. Namun administrator dapat mengelola semua divisi.

Serta dapat mengelola data pegawai.

Sistem informasi ini akan diintegrasikan dengan WhatsApp dimana WABLAS sebagai layanan WhatsApp API gateway. Sistem dibangun dengan arsitektur MVC (Model View Controller) dengan memanfaatkan teknologi framework laravel dan database MySQL.

Penelitian dilakukan dengan mempergunakan metode waterfall yang melalui beberapa tahap seperti analisis kebutuhan, perancangan sistem, implementasi sistem, dan pengujian sistem.

Dalam membangun sistem informasi manajemen rapat akan menggunakan UML (Unified Modelling Languange) sebagai metode pemodelan secara visual. Sedangkan, pada pengujian sistem akan dilakukan pengujian fungsional sistem dengan memanfaatkan metode black box testing. Sedangkan untuk menguji non-fungsional sistem akan menggunakan pengujian compatibility dengan aplikasi SortSite dan pengujian usability dengan metode Nielsen Attributes of Usability (NAU). Untuk menciptakan sistem informasi yang efisien perlu memiliki tingkat kepuasan pengguna yang maksimal, maka pengujian terhadap pengguna adalah langkah terakhir sebelum aplikasi digunakan. Maka dengan ini pengujian usability sangat dibutuhkan untuk mendapatkan masukan dan menganalisis faktor apa yang sangat berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pengguna.

Dengan diterapkan sistem informasi tersebut, diharapkan penjadwalan agenda rapat dalam PT Sea Mobile Indonesia bisa lebih terstruktur, notulensi hasil rapat dan daftar hadir peserta dapat terkomputerisasi dengan baik.

Sehingga mempermudah dan mempercepat aktivitas administrasi dalam manajemen agenda rapat, notulensi, dan presensi. Sistem ini juga dapat mempermudah peserta rapat dalam melakukan presensi mandiri di setiap agenda rapat pada gadget masing-masing.

(3)

2. LANDASAN KEPUSTAKAAN 2.1 Kajian Pustaka

Penelitian pertama mengenai peracangan sistem manajemen rapat menggunakan metode waterfall (Fitriani Bakri, 2016). Penelitian ini bertujuan untuk membantu Universitas Muslim Indonesia dalam mekanisme manajemen rapat dalam mengelola jadwal rapat yang lebih teratur.

Penelitian kedua mengenai pengembangan sistem manajemen notulensi dan dokumentasi rapat (Ilyas Abdi Nugraha, 2020).

Penelitian ini bertujuan untuk mempermudah alur kegiatan rapat dan proses pembuatan dokumentasi hasil rapat, sehingga membantu kegiatan rapat di Fakultas Ilmu Komputer.

Penelitian ketiga mengenai perancangan sistem absensi berbasis web (Rut Chrystin Saragi Napitu, 2020). Penelitian ketiga bertujuan dalam membangun sistem informasi absensi online untuk memudahkan sekretaris dalam melakukan pencatatan absensi dan penulisan laporan.

2.2 Pengembangan Sistem Informasi Pengembangan sistem didefinisikan sebagai menyusun, merancang, dan mengimplementasikan sistem atau mengembangkan sistem informasi melalui proses investigasi, analisis, desain, implementasi, dan pemeliharaan.Terdapat lima langkah dalam pengembangan sistem informasi yang dijelaskan di Gambar 1.

Gambar 1. Siklus pengembangan SI Sumber : (James A. O’Brien, 2019)

2.3 Metode Waterfall

Software Development Life Cycle atau yang disingkat dengan SDLC adalah siklus untuk perangkat lunak yang sedang dibangun (James A. O’Brien, 2019). Metode Waterfall merupakan metode yang terstruktur dan memiliki beberapa langkah atau tahapan.

Tahapan yang dihasilkan berupa dokumen yang memerlukan persutujuan dan jika proses sekarang belum selesai, maka tidak dapat menuju ke tahap selanjutnya. Tahap dalam metode waterfall akan dipaparkan di Gambar 2.

Gambar 2. Tahapan metode waterfall Sumber : (Sommerville, 2011)

2.4 WABLAS – Whatapp Gateway

Whatsapp gateway adalah sistem yang digunakan untuk menghubungkan aplikasi WhatsApp dengan satu atau lebih aplikasi ketiga melalui API. WABLAS adalah layanan gateway API Whatsapp dan SMS untuk mengirim dan menerima pesan, notifikasi, penjadwal, pengingat, dan pelacakan dengan integrasi sederhana untuk bisnis (WABLAS, 2021).

2.5 Pengujian Validasi

Pengujian validasi digunakan untuk memeriksa sistem yang dibangun dapat berjalan sesuai spesifikasi awal yang telah didefinisikan.

Pengujian dilakukan berdasarkan skenario use case, karena use case menyiapkan skenario dengan probabilitas tinggi untuk menemukan kesalahan dalam melakukan interaksi pengguna (Pressman, 2010). Pada pengujian validasi akan menggunakan metode black box. Menurut Pressman (2010) black box testing ialah metode pengujian yang memiliki fokus dalam kebutuhan fungsional dari perangkat lunak.

2.6 Pengujian Compatibility

Pengujian compatibility atau kompatibilitas akan memeriksa sistem yang sedang dikembangkan dapat mampu berjalan pada lingkungan komputasi yang berbeda. Serta dapat digunakan dalam menentukan lingkungan yang sesuai jika ingin menjalankan sistem yang dikembangkan. Semakin banyak sistem dapat berjalan pada berbagai jenis perangkat, maka aspek kompatibilitas dari sistem tersebut semakin baik. (Ramdhani, 2014).

2.7 Pengujian Usability

Pengujian usability dilakukan untuk menilai kemudahan penggunaan antarmuka pengguna (Nielsen, 2012). Usability testing digunakan untuk mengetahui apakah pengguna

(4)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

dapat menggunakan aplikasi yang telah dibuat.

Berdasarkan definisi tersebut maka usability diukur berdasarkan komponen learnability (mudah dipelajari), efficiency (efisiensi), errors (pencegahan kesalahan), memorability (mudah diingat), dan satisfaction (kepuasan).

Pada penelitian ini akan menggunakan kuesioner Nielsen Atributtes of Ussability (NAU) dengan memasukkan lima aspek tersebut sebagai poin penilaian pengguna. Pengujian dengan kuesioner Nielsen Atributtes of Ussability (NAU) memiliki 18 pernyataan dengan nielsen model.

3. METODOLOGI

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan SDLC dengan mengadaptasi metode waterfall. Metode ini memiliki beberapa tahap yaitu studi literatur, analisis kebutuhan, perancangan sistem, implementasi sistem, pengujian sistem, serta kesimpulan dan saran.

Gambar 3 adalah diagram alir metode penelitian.

Gambar 3. Diagram alir metode

4. ANALISIS KEBUTUHAN

Pada tahap ini dilakukan wawancara dengan Bapak Dwi Marsito selaku staff administrasi. Wawancara dilakukan dengan memberikan pertanyaan mengenai proses bisnis dan kendala dari kegiatan rapat pada PT Sea Mobile Indonesia. Dari hasil wawancara tersebut, menghasilkan pemodelan proses bisnis saat ini (as-is) yang dijadikan sebagai identifikasi permasalahan untuk menghasilkan solusi berupa rekomendasi proses bisnis (to-be).

Setelah itu, didapatkan 4 aktor yang yang dapat berinteraksi langsung dengan sistem yaitu pegawai, admin divisi, administrator, dan wablas. Setiap aktor yang didefinisikan memiliki perannya sendiri.

Selanjutnya didapatkan 14 kebutuhan fungsional serta 3 kebutuhan non-fungsional.

Gambar 4 adalah kebutuhan fungsional yang digambarkan dalam bentuk use case diagram.

Gambar 4. Use case diagram sistem informasi manajemen rapat

Berdasarkan use case diagram tersebut, dibuat use case scenario dan activity diagram dengan jumlah 14 diagram. Salah satu contoh activity diagram adalah mengirim pemberitahuan rapat yang dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Activity diagram mengirim pemberitahuan rapat

5. PERANCANGAN SISTEM

Pada proses perancangan sistem akan menggambarkan arsitektur sistem, sequence diagram, class diagram, dan perancangan basis data dalam bentuk physical data model yang dilanjutkan dengan perancangan antarmuka.

(5)

5.1 Arsitektur Sistem

Sistem informasi rapat dapat diakses oleh pegawai, admin divisi, dan administrator dengan menggunakan web. Sistem ini akan melakukan integrasi dengan WABLAS yang merupakan layanan WhatsApp gateway. WABLAS akan digunakan untuk mengirim pesan pemberitahuan kepada peserta rapat melalui WhatsApp.

Gambar 6 adalah arsitektur Sistem Informasi Manajemen Rapat.

Gambar 6. Arsitektur sistem informasi manajemen rapat

5.2 Sequence Diagram

Pada sequence diagram menggambarkan rancangan diagram notasi dari algoritma atau pesan yang berjalan pada sistem serta urutan kerja berdasarkan waktu pengiriman objek. Pada peracangan sequence diagram terdapat 14 diagram. Salah satu pemodelan sequence diagam terlihat pada Gambar 7 yang merupakan sequence diagram untuk mengirim pemberitahuan rapat via WhatsApp.

Gambar 7. Sequence diagram melakukan presensi kehadiran rapat

5.3 Class Diagram

Class diagram mempunyai tujuan untuk menggambarkan semua hubungan antar kelas pada sistem termasuk atribut dan fungsi.

Diagram yang dirancang pada tahap ini akan dipergunakan dalam mempermudah tahap

implementasi. Pada Gambar 8 adalah class diagram yang menggambarkan interaksi antar class controller, model dan mail yang terjadi pada sistem informasi manajemen rapat.

Gambar 8. Class diagram sistem informasi manajemen rapat

5.4 Physical Data Model

Pada Gambar 9 merupakan parancangan Physical Data Model (PDM) untuk mempermudah dalam pemahaman alur database pada sistem yang akan dibangun. Database yang akan dibangun terdiri dari 4 tabel yaitu users, meetings, attendances, dan notes.

Gambar 9. Physical data model sistem informasi manajemen rapat

5.5 Perancangan Antarmuka

Perancangan antarmuka dilakukan untuk menentukan bagaimana antarmuka pengguna dari sistem. Perancangan antarmuka sebagai gambaran kasar dari bagaimana tampilan dari sistem informasi manajemen rapat kedepannya.

Hasil rancangan antarmuka pengguna sistem direpresentasikan dalam bentuk wireframe.

Salah satu perancangan antarmuka yang dibuat pada Gambar 10 adalah perancangan antarmuka

(6)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

halaman detail agenda rapat yang dapat digunakan untuk melihat detail informasi agenda rapat dan mengirim pemberitahuan agenda rapat jika pengguna yang mengakses memiliki hak akses admin divisi atau administrator.

Gambar 10. Peracangan antarmuka halaman detail agenda rapat

6. IMPLEMENTASI SISTEM

Implementasi dilakukan berdasarkan hasil dari tahap perancangan sebelumnya. Tahap implementasi dimulai dari melakukan kode program dengan bahasa pemograman PHP dan framework laravel yang diikuti dengan melakukan instalasi package laravel authentication, permissions, sweetalert, mail, dan file storage. Implementasi database menggunakan MySQL. Implementasi antarmuka menggunakan HTML, CSS, dan Javascript dengan framework bootstrap.

Gambar 11 merupakan implementasi antarmuka untuk halaman detail agenda rapat.

Gambar 11. Antarmuka halaman detail agenda rapat

7. PENGUJIAN SISTEM

Pada tahap ini merupakan proses untuk melakukan pengujian terhadap hasil dari implementasi. Kebutuhan fungsional akan diuji menggunakan pengujian validasi dengan metode black box. Kemudian kebutuhan non-fungsional akan diuji menggunakan pengujian compatibility dengan aplikasi SortSite dan pengujian usability dengan memanfaatkan metode Nielsen Attributes of Usability (NAU).

7.1 PENGUJIAN VALIDASI

Pengujian validasi akan menguji fungsional sistem informasi manajemen rapat yang digunakan untuk memastikan sistem dapat berfungsi sesuai kebutuhan fungsional. Pada pengujian validasi akan menggunakan metode black box. Hasil yang didapatkan pada pengujian validasi adalah 100% valid dari 14 kasus uji yang artinya sistem informasi manajemen rapat dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi kebutuhan sistem berupa kebutuhan fungsional.

7.2 PENGUJIAN COMPATIBILITY Pengujian compatibiity menggunakan aplikasi SortSite untuk menguji kompatibilitas dari sistem. Pengujian ini digunakan karena sistem harus dapat berjalan di berbagai web browser. Hasil yang didapatkan dari pengujian compatibility adalah compatible yang menunjukkan bahwa sistem informasi manajemen rapat dapat berjalan dengan baik di berbagai web browser seperti Internet Explorer, Edge, Firefox, Safari, Opera, Chrome, Android, dan IOS. Gambar 11 merupakan hasil dari pengujian compatibility.

Gambar 12. Hasil pengujian compatibility

7.3 PENGUJIAN USABILITY

Pengujian usability melibatkan delapan responden dari pegawai PT Sea Mobile Indonesia. Pengujian usability akan menggunakan metode Nielsen Attributtes of Usability (NAU) yang memasukkan lima aspek usability nielsen model sebagai poin penilaian pengguna yaitu learnbility, memorability, efficiency, errors, dan satisfaction. Pengujian akan dilakukan dengan membagikan kuesioner yang akan dinilai dengan skala likert.

Hasil persentase usability yang didapat berdasarkan pengujian usability adalah 82%.

Hasil persentase tersebut memiliki maksud bahwa sistem informasi manajemen rapat dalam kategori sangat layak. Dapat diartikan bahwa sistem informasi manajemen rapat sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna sehingga dapat memberikan kepuasaan terhadap pengguna yang menggunakan sistem.

(7)

Selanjutnya melakukan analisis statistik deskriptif pada hasil kuesioner yang telah dilakukan guna menemukan nilai mean, median, dan modus. Hal tersebut dilakukan guna mengetahui apakah sistem informasi manajemen rapat memenuhi aspek efisiensi pada nielsen model. Hasil jawaban responden berdasarkan indikator efisiensi dapat dilihat pada Tabel 1.

Hasil pada tabel tersebut menunjukkan bahwa responden menyatakan setuju terhadap sistem informasi manajemen rapat memenuhi aspek efisiensi dengan rata-rata jawaban 3,97.

Tabel 1. Hasil jawaban responden berdasarkan indikator efisiensi

Indikator Hasil

Easy to reach quickly (Pertanyaan

ke 6 dan 7)

Rata – rata jawaban yang didapatkan adalah 3,94 yang artinya responden menyatakan setuju bahwa cukup mudah dalam menemukan atau mencapai informasi yang dicari pada sistem informasi manajemen rapat Easy to

navigate (Pertanyaan

ke 8)

Rata – rata jawaban yang didapatkan adalah 4 yang artinya responden menyatakan setuju terkait pernyataan terkait kemudahan navigasi menu pada sistem informasi manajemen rapat

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif pada pengujian usability menggunakan Nielsen Attributes of Usability (NAU) untuk aspek efisiensi, maka didapatkan kesimpulan seperti pada Tabel 2. Hasil tersebut menyatakan bahwa sistem informasi manajemen rapat pada PT Sea Mobile Indonesia memenuhi aspek efisiensi. Sehingga dapat memberikan kepuasaan terhadap pengguna yang menggunakan sistem dalam menemukan informasi yang dicari dan kemudahan navigasi menu sistem informasi manajemen rapat.

Tabel 2. Analisis statistik deskriptif aspek efficiency

Indikator Mean Modus Hasil Easy to reach quickly 3,94 4 Setuju

Easy to navigate 4 4 Setuju

Efficiency = 3,97 Setujua

8. KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil analisis kebutuhan sistem informasi manajemen rapat didapat dari metode wawancara yang telah dilakukan. Hasil yang didapat adalah deskripsi umum sistem, proses bisnis as-is, proses bisnis to-be, aktor yang

menggunakan sistem, serta kebutuhan fungsional dan non-fungsional. Kemudian hasil tersebut diilustrasikan dalam bentuk use case diagram, use case scenario, dan activity diagram. Hasil analisis kebutuhan akan dilakukan perancangan sistem berupa perancangan asitektur sistem, sequence diagram, class diagram, Physical Data Model (PDM), dan perancangan antarmuka yang selanjutnya akan di lakukan implementasi.

Hasil implementasi berupa penyusunan kode program, database, dan antarmuka sistem.

Sistem yang dibangun diuji menggunakan pengujian validasi untuk menguji kebutuhan fungsional. Kemudian kebutuhan non- fungsional akan diuji menggunakan pengujian compatibility dan usability. Pada pengujian validasi menggunakan metode black box testing dinyatakan bahwa sistem telah berjalan dengan baik dengan tingkat keberhasilan 100% valid berdasarkan 14 kasus uji. Sedangkan hasil pengujian compatibilty dengan aplikasi SortSite didapatkan hasil yang compatible yang menunjukkan bahwa sistem dapat berjalan dengan baik di berbagai web browser. Serta hasil persentase pengujian usability yang didapatkan adalah 82% yang artinya bahwa sistem informasi manajemen rapat dalam kategori sangat layak.

Saran yang dapat diberikan penulis untuk penelitian pengembangan sistem informasi manajemen rapat selanjutnya adalah perlu dikaji ulang terkait proses untuk mempercepat loading time dalam pengiriman pesan melalui WhatsApp dan email. Serta Berdasarkan hasil pengujian usability menggunakan metode Nielsen Attributes of Usability (NAU) didapatkan bahwa aspek memorability merupakan aspek yang paling rendah nilai rata-ratanya. Sehingga perlu meningkatkan aspek memorabillty pada sistem.

Karena sistem yang baik adalah pengguna yang dapat memahami setiap arah navigasi pada sistem tanpa harus mempelajari ulang setiap detail dari navigasi sistem yang ada dan fungsi fiturnya mudah diingat. Untuk mencapai hasil yang baik pada aspek memorabillty, maka tata letak menu pada sistem informasi manajemen rapat harus diperhatikan dan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.

9. DAFTAR PUSTAKA

Fitriani Bakri, I. (2016). Rancang Bangun Meeting Managemet System Berbasis Mobile. Jurnal Ilmiah ILKOM Volume 8 Nomor 3, 226-233.

(8)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Ilyas Abdi Nugraha, F. P. (2020).

Pengembangan Sistem Manajemen Notulensi dan Dokumentasi Rapat Berbasis Web (Studi Kasus: Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya). Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, 1273-1280.

James A. O’Brien, G. M. (2019). Management Information Systems. India: Mc Graw Hill.

Mintzberg, H. (1979). The Structuring of Organizations. Engelwood Cliffs.

Nielsen. (2012). Usability 101: Introduction to usability. Nielen Norman Group.

Pamungkas. (2015). Manajemen Rapat Efektif Bagi Perusahaan. Literatur.

Pressman. (2010). Software Engineering : a practitioner’s approach. New York:

McGraw-Hill.

Ramdhani, S. (2014). Rancang Bangun Aplikasi Pencarian Ayat Al-Qur’an Menggunakan Metode Algoritma String Matching Knuth-Morris-Pratt Berbasis Android.

Retrieved from Repositori Univeristas Dinamika:

https://repository.dinamika.ac.id/id/eprint /2974/

Rut Chrystin Saragi Napitu, I. A. (2020).

Perancangan Sistem Absensi Berbasis Web pada Program Studi PTI UNIMUDA Sorong. Jurnal PETISI, 1-7.

Sommerville, I. (2011). Software Engineering (9th ed.). Boston: Pearson Education.

WABLAS. (2021, Desember 10). Retrieved from WABLAS: https://wablas.com/

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan yang digunakan untuk metode Insertion adalah pendekatan tipologi, dengan menganalisis elemen visual bangunan eksisting yang ada pada Komplek Istana Bogor

Investigasi kelompok secara filosofis beranjak dari paradigma konstruktivis, yakni terdapat suatu situasi yang di dalamnya para siswa berinteraksi dan berkomunikasi

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa komisaris independen, anggota komite audit independen, reputasi auditor, serta remunerasi dewan komisaris dan direksi merupakan

Hal tersebut yang mendasari diperlukannya suatu aplikasi mengenai sistem pakar pohon albasia selain untuk mengatasi kendala yang dihadapi para petani albasia,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara hiperplasia folikel limfoid pada apendisitis akut maupun kronik.. Hal ini menunjukkan

Dengan memiliki prinsip teknologi Interoperabilitas ini, pertukaran data yang lancar dan akurat mampu meningkatkan operasional PT Pegadaian Perubahan teknologi sesuai kebutuhan

• Komoditi yang di ekspor adalah produk dari petani/gapoktan yang bermitra, untuk menjaga kontiunitas dan meningkatkan volume ekspor sampai ini terus melakukan ekspansi dalam

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dengan metode langsung dan seberapa besar peningkatan tersebut khususnya dalam