• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE UNTUK MANAJEMEN LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT PEGADAIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE UNTUK MANAJEMEN LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT PEGADAIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE

UNTUK MANAJEMEN LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI

PADA PT PEGADAIAN

ENTERPRISE ARCHITECTURE DESIGN

TO INFORMATION TECHNOLOGY SERVICE MANAGEMENT

IN PT PEGADAIAN

Vera Adelia1, Falahah2, Iqbal Santosa3

1,2,3Prodi S1 Sistem Informasi, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom

1veraadelia@student.telkomuniversity.ac.id, 2falahah@telkomuniveristy.co.id,

3iqbalsantosa@telkomuniversity.co.id

Abstrak

Enterprise Architecture (EA) adalah sebuah strategi penyelarasan bisnis dan TI organisasi secara koheren. EA menjelaskan bagaimana memodelkan bisnis, data, informasi, aplikasi, dan teknologi yang dimiliki organisasi. Sehingga, pendekatan ini dirasa tepat jika memadukan disiplin ilmu antara EA dan ITSM. EA akan memberikan panduan dalam merancang arsitektur yang baik dengan sudut pandang organisasi secara menyeluruh. Sedangkan ITSM akan memberikan panduan dalam merancang proses-proses yang berkaitan dengan penyampaian dan dukungan layanan TI organisasi. Dalam penelitian ini digunakan metodologi perancangan arsitektur menggunakan kerangka kerja TOGAF 9.1 ADM pada proses manajemen layanan TI tahap Service Operation yang mengacu pada ITILV3. Pada penelitian ini dibatasi hanya pada perancangan EA dengan menggunakan TOGAF 9.1 ADM. Pada fase perencanaan (preliminary), Fase A: Architecture Vision, Fase B: Business Architecture, Fase C: Information System Architecture (Data Architectur dan Application Architecture), Fase D: Technology Architecture, Fase E: Opportunities and Solutions, dan Fase F: Migration Planning. Dalam perancangan arsitektur ini juga menggunakan ITILV3 sebagai acuan terhadap analisis kesesuaian antara stakeholder, proses, data, dan infrastruktur pada proses manajemen layanan TI tahap Service Strategy, Service Design, Service Transition, dan Service Operation terhadap kebijakan atau prosedur operasional yang sedang dijalankan perusahaan. Sehingga dapat mengetahui kondisi perusahaan saat ini, untuk kemudian dilakukan perancangan arsitektur dimasa mendatang.

Kata kunci: Enterprise Architecture, TOGAF ADM, ITILV3, ITSM Abstract

Enterprise Architecture (EA) is a strategy to align business and IT organizations coherently. EA explains how to model business, data, information, applications, and organizational technology. Thus, this approach is considered appropriate when combining the disciplines between EA and ITSM. EA will provide guidance in designing good architecture with an overall organizational perspective. Whereas ITSM will provide guidance in designing processes related to sending organizations and supporting IT services. In this research, the architectural design methodology is used using the TOGAF 9.1 ADM framework in the IT service management process that refers to ITILV3. In this study only limited to the design TOGAF 9.1 ADM: Preliminary Phase, Phase A: Architectural Vision, Phase B: Business Architecture, Phase C: Information Systems Architecture (Data Architecture and Application Architecture), Phase D: Technology Architecture, Phase E: Opportunities and Solutions, Phase F: Migration Planning. In architectural design also use ITILV3 stage of Service Strategy, Service Design, Service Transition, and Service Operation as a reference for analysis of conformity between stakeholders, processes, data, and infrastructure in the management phase of the IT service management process to policies or operational procedures that are being carried out by the company. In order to know the current condition of the company, to designing the targeting architecture.

Keywords: Enterprise Architecture, TOGAF ADM, ITILV3, ITSM 1. Pendahuluan

Dalam era revolusi digital, keandalan TI adalah unsur penting yang dapat mendukung pengembangan dan perluasan bisnis. Revolusi digital telah mengubah cara hidup, cara kerja, dan cara berinteraksi satu sama lain secara fundamental [1]. Berbagai inovasi teknologi muncul sebagai dampak dari adanya revolusi digital. Fenomena inovasi disruptif juga muncul secara bersamaan ditengah perkembangan teknologi digital yang sangat dinamis saat ini. Inovasi disruptif adalah sebuah inovasi yang mampu menciptakan pasar baru, dengan mengganggu atau

(2)

merusak pasar yang sudah ada, dan akhirnya akan menggantikan teknologi terdahulu [2]. Dinamika akan kebutuhan teknologi digital dalam organisasi kini tengah dirasakan PT Pegadaian. Perusahaan merasa perlu menata dan membenahi diri untuk mempersiapkan teknologi digital yang dapat mendukung pengembangan dan perluasan bisnis. Dengan melakukan pengembangan sistem TI yang dapat mendukung penerapan digitalisasi perusahaan dibutuhkan juga perubahan atau pengembangan pada sistem aplikasi, keamanan, dan infrastruktur. Pemanfaatan TI memiliki peran yang sangat penting bagi proses bisnis perusahaan. Sehingga diharapkan menciptakan proses layanan yang mudah, cepat, aman dengan tingkat akurasi yang tinggi untuk meningkatkan performa perusahaan. Disisi lain, tuntutan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik dengan melakukan pengoptimalan terhadap tata kelola TI juga tengah menjadi dinamika PT Pegadaian. Peraturan Menteri (PERMEN) BUMN No.01 tahun 2011 tentang penerapan Good Corporate Governance (GCG) dan PERMEN BUMN No.02 tahun 2013 tentang panduan penyusunan tata kelola TI menjadi bentuk konkrit sebuah komitmen yang harus dijalankan setiap perusahaan sebagai benuk kepatuhan terhadap peraturan. Hal ini tentunya dapat menghambat operasional perusahaan dalam hal otomatisasi, infrastruktur dan keamanan informasi yang kurang efektif dan belum sepenuhnya mendukung kebutuhan bisnis di PT Pegadaian. Dampak lain yang dapat dirasakan yaitu menyebabkan kerugian (over budget), keterlambatan proses pelaporan antar unit atau kantor cabang, selain itu risiko fatal yang juga dapat ditimbulkan dapat terjadi kecurangan (fraud) yang diakibatkan oleh Management Information System (MIS) yang tidak bandal dalam mendukung seluruh kegiatan operasional bisnis perusahaan. Enterprise Architecture (EA) adalah metodologi untuk mendefinisikan rancangan arsitektur untuk mempersiapkan organisasi dalam mengimplementasikan TI yang dapat mendukung bisnis di masa depan [3]. TOGAF adalah sebuah kerangka kerja yang dapat menentukan arah bisnis, informasi dan teknologi yang digunakan sehingga perusahaan atau organisasi mampu mencapai visi dan misi organisasi [4].

PT Pegadaian adalah salah satu perusahaan jasa keuangan yang sangat bergantung pada layanan TI dalam melakukan operasional bisnisnya. Layanan TI dianggap sebagai penunjang untuk meningkatkan produktifitas bisnis perusahaan, sehingga dibutuhkan manajemen layanan TI yang baik agar dapat memaksimalkan output dari setiap proses bisnis perusahaan. Metode yang akan dijadikan pedoman yaitu IT Service Management (ITSM) merupakan sebuah konsep untuk menyelaraskan layanan TI dengan kebutuhan bisnis yang akan memberikan manfaat bagi pengguna layanan TI [5]. Salah satu framework yang mengatur ITSM adalah Information Technology Infrastructure Library (ITIL). ITIL adalah standar de facto untuk menerapkan proses ITSM. ITIL digunakan sebagai panduan terbaik (best practices) yang mendeskripsikan proses dalam siklus hidup layanan TI. ITIL terdiri

dari layanan strategi, desain, transisi, operasional, dan peningkatan layanan TI yang berkesinambungan [6].

Dalam merancang sebuah arsitektur kedua metode ini cocok digunakan dan dikolaborasikan untuk menghasilkan sebuah solusi arsitektur yang lengkap. TOGAF memberikan rancangan arsitektur berupa deliverable yang terdiri dari artefak-artefak dalam setiap fase, sehingga tercapai keselarasan antara bisnis dan TI dari sudut pandang organisasi secara menyeluruh. ITIL dapat digunakan secara komperhensif karena memberikan panduan terbaik dalam pengelolaan layanan TI di lingkup TI maupun lingkup bisnis dalam perusahaan. EA dan ITSM memiliki keterkaitan dalam sebuah perancangan arsitektur dalam perspektif yang berbeda, sehingga ITSM dapat

pula disebut sebagai EA for ITSM. Berdasarkan dinamika yang sedang di alami perusahaan, dan teori-teori

pendukung yang penulis anggap relevan, maka hal ini menjadi alasan dan latar belakang penulis untuk melakukan penelitian dengan menetapkan PT Pegadaian sebagai objek penelitian. Dengan adanya alasan yang melatar belakangi penulis dalam melakukan penelitian dan memilih PT Pegadaian sebagai objek, diharapkan penelitian ini dapat memberikan solusi untuk perusahaan.

2. Dasar Teori

2.1 Enterprise Architecture (EA)

Enterprise Architecture (EA) merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mengelola kompleksitas dari sebuah organisasi. EA dapat mengelola seluruh lingkup organisasi, dengan menyelaraskan antara strategi bisnis, hingga strategi TI dalam sebuah organisasi [7]. Dengan adanya EA maka manfaat yang diharapkan yaitu membuat manajemen TI yang terpadu dan tetap selaras dengan strategi bisnis dan TI dalam sebuah organisasi. Dari berbagai sudut pandang terhadap EA menurut para ahli, dapat diketahui bahwa EA memang dibutuhkan untuk membantu perusahaan dalam memecahkan berbagai masalah yang sedang dialami. Alasan perusahaan membangun EA yang utama adalah untuk menyelaraskan antara bisnis dan TI. Konsep arsitektur pada sebuah perusahaan pertama kali muncul pada tahun 1980 dan sejak saat itulah metode EA terus dikembangkan dan disempurnakan. Karakteristik utama sebuah arsitektur enterprise adalah kemampuan dalam menyediakan cara pandang yang menyeluruh tentang sebuah enterprise. Dalam implementasi arsitektur enterprise sebaiknya organisasi mengadopsi sebuah metode atau framework. Sehingga dengan adanya framework enterprise arsitektur diharapkan dapat mengelola sistem yang

(3)

2.2 Information Technology Service Management (ITSM)

Information Technology Service Management (ITSM) adalah mekanisme untuk menyelaraskan penyampaian layanan TI dengan kebutuhan bisnis secara efektif dengan mempertimbangkan biaya serta mitigasi risiko [9]. ITSM harus mencakup empat domain utama, yaitu people, process, partners, dan product/technology.

2.3 Information Technology Infrastucture Library (ITIL)

Information Technology Infrastructure Library (ITIL) adalah best practic yang mampu meningkatkan layanan atau computing service didalam sektor Teknologi Informasi. [10]. ITIL memberikan sekumpulan prosedur board of management, yang diterapkan kepada seluruh aspek dari infrastuktur TI, yang membuat organisasi dapat mengelola operasional teknologi informasinya. ITIL dari tahun 2001 sampai sekarang pun terus berkembang, mulai dari hanya dua modul, hingga saat ini terdapat lima modul dengan minor revision. Saat ini ITIL sudah berada pada versi 4, namun yang menjadi lingkup penelitian ini menggunakan ITILV3.

3. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengimplementasikan model konseptual yang terdiri tiga elemen utama yaitu input, process dan output. Model tersebut akan digunakan untuk menggambarkan atau memetakan masalah yang kemudian diolah untuk menjadi sebuah informasi penting bagi instansi. Adapun konseptual perancangan EA pada PT Pegadaian yang berfokus pada proses ITSM tahap service operation dapat dilihat pada Gambar 1. Metodologi Konseptual.

Gambar 1 Metodologi Konseptual

4. Hasil dan Pembahasan

TOGAF ADM memiliki 9 fase, pada penelitian ini hanya menggunakan 7 fase dari preliminary phase hingga migration planning. Berikut adalah proses analisis dan perencanaan IT Roadmap pada PT Pegadaian.

4.1 Preliminary Phase

Preliminary phase atau tahapan persiapan yaitu dengan menentukan arsitektur yang diinginkan perusahaan. Dimulai dengan melakukan identifikasi ruang lingkup organisasi, identifikasi prinsip arsitektur, mendefinisikan framework, metode, dan tools yang digunakan, menetapan Architecture Governance dan juga menetapkan prinsip arsitektur. Dibawah ini Tabel. 1 merupakan Principle Catalog yang menjelaskan daftar prinsip-prinsip yang dibutuhkan perusahaan dalam menjalankan proses bisnis mulai dari prinsip bisnis, data, aplikasi, hingga teknologi. Principle Catalog memiliki empat komponen, yaitu Principle Name, yaitu prinsi-prinsip yang dijadikan dasar. Prinsip harus dibuat sederhana mudah diingat dan tidak ambigu. Statement, yaitu deskripsi dari principle yang telah ditetapkan. Harus dibuat secara jelas dan ringkas mengomunikasikan aturan dasar. Hal ini berguna untuk mengelola informasi serupa dari organisasi dalam perusahaan. Rationale, yaitu alasan mengapa memilih principle tersebut, dengan mendeskripsikan manfaat bisnis sebuah prinsip yang dibuat menggunakan terminologi bisnis. Implication, mendeskripsikan dampak potensional dan bersifat spekulatif dari penetapan sebuah prinsip.

(4)

Tabel 1 Principle Catalog

No. Arsitektur Prinsip Statement Rasionale Implication

1. Bisnis

Proses bisnis dilakukan secara langsung

Setiap proses dilakukan seefisien mungkin

Berusaha untuk memberikan output dengan mengurangi delay, sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan. Pemrosesan langsung bertujuan untuk membuat proses seefisien mungkin

Proses rutin bersifat otomatis sehingga dapat mencegah buffer pada setiap proses

Kepatuhan Terhadap Prinsip-Prinsip Pengelolaan TI

Semua aktivitas atau proses bisnis yang dilakukan oleh PT Pegadaian harus menerapkan prinsip-prinsip manajemen TI

Konsistensi dan pengukuran nilai perusahaan didukung dari kepatuhan terhadap prinsip pengelolaan TI

Mampu meningkatkan nilai perusahaan terutama pada domain tata kelola. Sehingga mampu menjamin keluaran yang dihasilkan dari proses bisnis yang dilakukan Proses bisnis

terstandarisasi dan patuh terhadap regulasi

Proses dilakukan sesuai prosedur/regulasi yang berlaku dan sesuai standar/bestpractice

Proses yang terstandarisasi sesuai

bestpractice dan regulasi atau prosedur

akan memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan

Proses standar dilakukan agar menjadi lebih efisien dan tidak akan terjadi pelanggaran yang tidak diinginkan dan aktivitas sesuai pada koridor yang berlaku. Orientasi

Terhadap Layanan

Semua proses bisnis yang dilakukan oleh PT Pegadaian harus berorientasi terhadap layanan

Orientasi layanan memberikan peningkatan kecepatan perusahaan dalam memperoleh informasi dan meningkatkan kepercayaan stakeholder

Peningkatan kualitas layanan yang diberikan mampu meningkatkan kepercayaan seluruh stakeholder yang terkait juga kualitas layanan yang diberikan kepada masyarakat

2. Data

Aksesibilitas data

Data harus dapat dibagikan kepada seluruh pengguna yang membutuhkan sesuai dengan tingkatan otoritasnya yang telah ditentukan.

Prinsip pembagian data didasari dari peraturan OJK Nomor 13 Tahun 2018 agar penggunaan digunakan oleh orang yang tepat sasaran.

Dengan memiliki pembagian data yang optimal, PT Pegadaian dapat memiliki dampak dari menjaga otoritas penggunaan data yaitu data dapat digunakan dengan

kegunaanya dengan tepat oleh orang yang tepat

Integrasi Data

Data dapat terhubung antara satu pengguna dengan pengguna lainnya sebagai penunjang proses bisnis, sehingga dapat menghindari redudansi.

Efisiensi bisnis dan teknologi didukung dari data yang dapat diintegrasi dan memiliki sifat data common language.

Dengan memiliki integrasi data, maka PT Pegadaian dapat mengefektifkan dan mengefisiensikan segala lini layanan dari proses bisnis, aplikasi, hingga ke nasabah.

Keamanan Data

Data yang dimiliki organisasi harus dijaga dan dilindungi dari eksploitasi data oleh pengguna tanpa otoritas yang prinsip akses

control

Prinsip pembagian data didasari dari peraturan OJK Nomor 13 Tahun 2018 tentang kerahasiaan data pelanggan sehingga keamanan data tetap terjaga

Dalam perusahaan jasa keuangan tentu sangat banyak data nasabah yang perlu dilindungi, sehingga PT Pegadaian perlu mengamankan data-data tersebut agar kepercayaan dari nasabah meningkat. 3. Aplikasi Aplikasi memiliki tampilan yang umum

Aplikasi dapat digunakan dengan mudah oleh pengguna

Aplikasi yang mudah digunakan akan berdampak baik bagi user sehingga merasa nyaman karena aplikasi yang dibuat sesuai keinginannya

Dengan memiliki prinsip aplikasi mudah digunakan, baik dari segi nasabah maupun internal perusahaan. Hal ini dapat memudahkan aktivitas pengguna.

Aplikasi Tepat Guna

Aplikasi yang dirancang sesuai dengan kebutuhan organisasi dalam menjalankan dan mendukung kegiatan operasional

Aplikasi yang dapat mendukung kegiatan operasional dan menjalankan fungsi bisnis perusahaan akan sangat menguntungkan bagi keberlangsungan perusahaan.

Dengan memiliki prinsip aplikasi tepat guna, PT Pegadaian dapat melakukan operasional yang tepat sasaran sehingga tidak dapat terjadi kesalahan-kesalahan operasional.

Integrasi Aplikasi

Aplikasi yang digunakan mampu terintegrasi antara satu aplikasi dengan aplikasi lainnya

Efesiensi bisnis dan teknologi didukung dari data yang dapat diintegrasi dan memiliki sifat data

common language.

Dengan memiliki integrasi aplikasi, maka PT Pegadaian dapat mengefektifkan dan mengefisiensikan segala lini layanan dari proses bisnis, data-data, hingga ke nasabah.

Keandalan Aplikasi

Aplikasi yang andal dan mampu digunakan dalam setiap kegiatan operasional

Aplikasi tidak tergantung pada pilihan teknologi tertentu dan karenanya dapat beroperasi pada berbagai platform teknologi.

Aplikasi menjadi pendorong dalam kegiatan operasional PT Pegadaian, sehingga dapat memudahkan dan mengoptimalkan kegiatan operasional agar efektif dan efisien.

Aksesibilitas Aplikasi

Menetapkan tingkat otoritas hak akses sesuai dengan tanggung jawab dan jabatan

Prinsip pembagian data didasari dari peraturan OJK Nomor 13 Tahun 2018 agar penggunaan digunakan oleh orang yang tepat

Dengan memiliki otoritas aplikasi yang optimal penggunaan data dapat digunakan oleh orang yang tepat

(5)

No. Arsitektur Prinsip Statement Rasionale Implication

4. Teknologi

Keandalan Teknologi

Teknologi yang andal dapat menyesuaikan dengan perangkat terbaru

Teknologi mampu mendukung integrasi terhadap sistem baru secara optimal, sehingga tidak perlu melakukan penyesuaian kembali

Teknologi menjadi penunjang segala aspek, sehingga dapat memudahkan dan mengoptimalkan kegiatan operasional agar efektif dan efisien.

Interoperabilitas

Teknologi mampu mendukung kegiatan pertukaran data pada tiap aktivitas pada sistem informasi.

Konsistensi mampu meningkatkan kemampuan pengelolaan sistem yang mendukung kepuasan pengguna. Interoperabilitas membantu melindungi investasi TI yang ada

Dengan memiliki prinsip teknologi Interoperabilitas ini, pertukaran data yang lancar dan akurat mampu meningkatkan operasional PT Pegadaian Perubahan teknologi sesuai kebutuhan bisnis

Teknologi mampu mendukung perubahan teknologi sesuai dengan kebutuhan organisasi

Dengan adanya Industry 4.0 sehingga PT Pegadaian harus mengikuti dengan perkembangan teknologi agar kebutuhan bisnis tercapai.

Dengan teknologi yang dapat menyesuaikan kebutuhan bisnis tentunya dapat mendorong meningkatkan eksistensi PT Pegadaian

Kontrol Infrastruktur teknologi

Adanya kegiatan pengawasan dan evaluasi terhadap efektivitas infrastruktur TI

Kontrol infrastruktur TI dengan cara

maintenance berkala sangat

menguntungkan karena dapat meminimalkan biaya perawatan

Dengan memiliki prinsip kontrol infrastruktur teknologi, Semua teknologi yang berjalan dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan dengan melakukan pengawasan dan evaluasi secara rutin.

4.2 Architecture Vision Phase

Architecture vision menggambarkan fase awal dari siklus pengembangan arsitektur. Termasuk didalamnya informasi mengenai pendefinisian ruang lingkup, pengidentifikasian stakeholder, dan pembuatan visi arsitektur. Tujuan dari fase ini adalah mengembangkan visi arsitektur sesuai dengan capability dan nilai bisnis yang akan dicapai. Terdapat beberapa output dari fase ini, diantaranya Stakeholder Map Matrix, Value Chain Diagram dan Solution Concept Diagram. Value Chain Diagram adalah diagram untuk melihat capability baseline dan target perusahaan. Tujuannya agar stakeholder dapat memahami inisiatif perubahan dalam konteks fungsional arsitektur. Solution Concept Diagram memberikan orientasi tingkat tinggi dari solusi yang dipertimbangkan untuk memenuhi tujuan arsitektur. Tujuan diagram ini adalah untuk memberikan pemahaman setiap stakeholder terhadap perubahan dan apa yang ingin dicapai, sehingga semua stakeholder memahami apa yang ingin dicapai. Berikut dibawah ini Gambar 2. Value Chain Diagram dan Gambar 3. Solution Concept Diagram.

(6)

Gambar 3 Solution Concept Diagram

4.3 Business Architecture Phase

Fase B merupakan tahap ketiga dari TOGAF ADM, yaitu Business Architecture. Pada fase ini akan dilakukan pengembangan arsitektur bisnis perusahaan. Fase ini merupakan fase yang harus lebih dulu dikerjakan sebelum masuk ke fase-fase berikutnya (Data, Aplikasi, Teknologi). Business Requirement Catalog sebagai acuan dalam menentukan kebutuhan perusahaan dalam merancang arsitektur bisnis. Catalog ini sekaligus menjadi penilaian apakah rancangan yang dibuat memenuhi kebutuhan perusahaan dalam domain bisnis tersebut atau tidak. Business Footprint Diagram yaitu diagram yang akan memetakan hubungan antara tujuan bisnis, unit organisasi, fungsi, dan layanan bisnis untuk mencapai capability Karena penelitian ini berfokus pada proses ITSM, maka diagram

akan disesuaikan dengan lingkup penelitian. Functional Decomposition Diagram yaitu diagram ini menunjukkan

service yang ada pada setiap fungsi dalam perusahaan yang digambarkan berdasarkan value chain diagram yang telah dibuat sebelumnya. Berikut Tabel 2. Business Requirement Catalog, Gambar 4. Process Flow, Gambar 5. Functional Decomposition Diagram

Tabel 2 Business Requirement Catalog

No. Business Requirement

1. Meningkatkan kepuasan pengguna layanan TI

2. Memanfaatkan sumber daya secara maksimal

3. Mematuhi prinsip-prinsip pengelolaan TI dan GCG

4. Menjaga sistem agar mendukung proses bisnis yang berkelanjutan

5. Terintegrasinya proses bisnis perusahaan

(7)

Gambar 4 Business Footprint Diagram

Gambar 5 Functional Decomposition Diagram

Event Management Incident Management Problem Management Request Fullfilment Access Management

Maintanance of Event Monitoring Mechanism Event Filtering Event Corretation and Response

Selection

Incident Management Support Incident Logging and

Categorization Incident Resolution

Incident Monitoring and Escalation Incident Closure and Evaluation

Problem Identification Problem Categorization and

Prioritization Problem Diagnosis and

Resolution Problem and Error Control Problem Closure and Evaluation

Request Fullfilment Support Request Logging and

Categorization Request Model Execution Request Monitoring and

Escalation Request Closure and Evaluation

Maintanance of Catalogue Access Profile Processing of User Access

Request

Perancangan Enterprise Architecture PT Pegadaian Tercapainya Maturity Level

dengan Skor 3 Pencapaian Tingkat uptime(SLA) 99,5% atas aplikasi, sistem dan server pada Data Center selama 365 hari

Terciptanya Pedoman Kebijakan Umum TI yang baru

dan sesuai dengan IT Masterplan

Terdeteksinya incident response

dengan cepat dan akurat 100% Terciptanya otomasi kegiatanoperasional di kantor pusat, cabang, maupun outlet

Memastikan rencana strategi dipahami oleh seluruh

stakeholder dan direalisasikan dalam

rencana-rencana teknis disetiap unit organisasi

Mengelola rencana strategi dan memastikan bahwa strategi perubahan sesuai dengan lingkungan interal maupin eksternal perusahaan

Memfasilitasi pengguna dengan layanan TI yang unggul sebagai asset investasi yang berkelanjutan

Memastikan target perubahan layanan TI yang disepakati memenuhi komitmen kontrak

Memastikan ketersediaan layanan sesuai dengan strategi,

target, dan sumberdaya

Menghasilkan dan memelihara seperangkat layanan TI yang mendukung keseluruhan rencana kesinambungan bisnis

organisasi

Memastikan bahwa perubahan dicatat, dievaluasi, diprioritaskan, diuji, diimplementasikan, dan

Melakukan evaluasi dan assessment risiko secara secara

berkala untuk memastikan keterhubungan antara bisnis dan

SI/TI

Menyediakan informasi umum terkait keluhan dan penanganan dini yang dapat dilakukan

pengguna Mengelola setiap permintaan

perubahan layanan TI karena suatu problem sehingga perubahan yang dilakukan selaras dengan kebutuhan bisnis

Mampu mendeteksi semua perubahan status CI yang dimiliki secara signifikan

Mampu melakukan respon, analisis, pelaporan, dan dokumentasi sesuai dengan metode dan standar prosedur penanganan insiden

Memiliki sistem yang dapat memantau setiap kejadian terkait

TI, dan bukan hanya berdasarkan laporan pengguna

Memiliki sistem yang dapat memamtau setiap kejadian terkait TI seara signifikasn

Memastikan semua layanan TI baik dikantor pusat, cabang, maupun outlet mampu menyediakan informasi secara

realtime

Menjadi perusahaan fully financ ial serv ic e berbasis digital

Menjadi perusahaan financ e yang diduk ung oleh tek nologi terbaik dengan prinsip GCG dan T ata k elola T I sec ara optimal Menjadi perusahaan

finansial terbaik dan sebagai agen ink lusi k euangan

IT Service Management

Event Review and Closure

Incident Management Reporting Major Problem Review Problem Management Reporting

(8)

4.4 Information System Architecture – Data Architecture

Information System Architecture yaitu fase ketiga dari TOGAF ADM yang digunakan untuk mengembangkan target architecture perusahaan untuk mencapai goals perusahaan dimana fase Information System Architecture dibagi dua yaitu Data Architecture dan Application Architecture. Data Requirement Catalog dibuat sebagai acuan dalam menentukan kebutuhan perusahaan dalam merancang arsitektur data. Catalog ini sekaligus menjadi penilaian apakah rancangan yang dibuat memenuhi kebutuhan perusahaan dalam domain data tersebut atau tidak. Data Dissemination Diagram merupakan diagram yang menggambarkan hubungan antar komponen aplikasi, entitas data, dan layanan bisnis. Diagram ini dapat mencakup kebutuhan layanan, yaitu layanan dapat menghasilkan data atau layanan yang berada dalam aplikasi dan dapat mengakses data dari aplikasi lainnya. Tujuan dari artefak ini yaitu untuk menunjukkan hubungan antara layanan bisnis dengan aplikasi dan data yang digunakan. Berikut Tabel 3. Data Requirement Catalog, Gambar 6. Data Dissemination Diagram.

Tabel 3 Data Requirement Catalog

No. Data Requirement

1. Data sebagai aset perusahaan harus dijaga dan dikelola dengan baik

2. Data harus dapat dibagikan kepada seluruh pengguna yang membutuhkan sesuai dengan

tingkatan otoritasnya

3. Data saling terhubung pada semua aplikasi yang menunjang operasional bisnis agar dapat

meminimalisir adanya duplikasi atau redudansi data

4. Data harus dapat dipertanggung jawabkan keaslian dan keabsahannya

5. Data harus dapat diakses secara realtime untuk menunjang proses bisnis

6. Memiliki sistem backup data yang dikelola secara berkala

Gambar 6 Data Dissemination Diagram

4.5 Information System Architecture – Application Architecture

Application Architecture merupakan fase dari Information System Architecture selanjutnya. Fase ini merupakan fase yang menggambarkan arsitektur aplikasi yang dibutuhkan dalam pengembangan EA pada PT Pegadaian. Tujuan dari arsitektur ini yaitu untuk menentukan jenis sistem aplikasi yang relevan dengan perusahaan, kemudian apa yang perlu dilakukan aplikasi tersebut untuk mengelola data dan menyajikan informasi untuk stakeholder di perusahaan. Application Requirement Catalog dibuat sebagai acuan dalam menentukan kebutuhan perusahaan dalam merancang arsitektur aplikasi. Catalog ini sekaligus menjadi penilaian apakah rancangan yang dibuat memenuhi kebutuhan perusahaan dalam domain data tersebut atau tidak. Application Communication Diagram menggambarkan komunikasi antar aplikasi yang telah diidentifikasi sebelumnya, baik aplikasi eksisting maupun aplikasi targeting. Berikut Tabel 4 Application Requirement Catalog, dan Gambar 7. Application Communication Diagram.

<Physical> Portal PT Pegadaian

<Physical> Jira Service Desk

<Logical> Aplikasi Penanganan Insiden/Masalah Layanan TI

U ser PIC SLA KED B CI rec o rd Problem rec ord R ev ie w re sult

N otific ation Fee dbac k

<Physical> Ariana

H elpd esk

<Logical> Aplikasi Pengelolaan Operasional Helpdesk

U ser H elpd esk PIC SLA KED B Fee dbac k N otific ation Iinc iden t rec ord

Ev en t rec ord

<Physical> KMS <Logical> Aplikasi Pengelolaan Informasi

PIC Know le dge doc uments Ev en t rec ord Inc ident re c ord Problem rec ord KED B <Physical>

PMS <Logical> Aplikasi Pengelolaan Proyek Layanan

SI/TI Know le dge doc uments

R FC Purc h ase order PIC Sec u rity p olic ies

<Physical> Octa <Logical> Aplikasi Permohonan Hak Akses User Problem Identification Problem Categorization and Prioritization Problem Diagnosis and Resolution Problem and Error Control Problem Closure and Evaluation Incident Management Support Incident Logging and

Categorization Incident Resolution Incident Monitoring and Escalation Incident Closure and

Evaluation

Request Fullfilment Support Request Logging and

Categorization Request Model Execution Request Monitoring and

Escalation Request Closure and Evaluation <Physical>

Evently <Logical> Aplikasi Monitoring Layanan TI PIC KED B

Ev en t rec ord Inc ident re c ord Problem rec ord Maintanance of Event

Monitoring Mechanism Event Filtering Event Corretation and Response

Selection Event Review and Closure

U ser Ac c e ss rec o rd PIC SLA Know le dge d oc umen t

Sec u rity p olic ies Fee dbac k

Managing Knowledge Strategy Knowledge Transfer Managing Data, Information,

and Knowledge

Maintanance of Catalogue Access Profile Processing of User Access

(9)

Tabel 4 Application Requirement Catalog

No. Application Requirement

1. Aplikasi terstandarisasi dan terdokumentasi dengan baik

2. Aplikasi dapat mendeteksi insiden secara sepat, tepat, dan akurat

3.

Aplikasi event monitoring dibutuhkan untuk mendeteksi gangguan/insiden sejak dini dan tidak hanya berdasarkan laporan untuk meminimalisir risiko terjadinya masalah yang fatal/fatal error

4. Aplikasi memiliki lisensi/versioning yang jelas keaslian dan keabsahannya sehingga

dapat menunjang proses bisnis secara optimal

5. Aplikasi memiliki keamanan tingkat tinggi sehingga dapat menjaga dan mengelola data

dan terhindar dari virus, maleware, dan pencurian data 6.

Aplikasi access management diperlukan untuk membedakan request yang masuk, sehingga aplikasi akan mengidentifikasi tingkatan otoritas user dan mengurangi penggunaan kertas dalam proses pengajuan hak akses

Gambar 7 Application Communication Diagram

4.6 Technology Architecture

Fase D merupakan tahap kelima dari TOGAF ADM. Pada fase ini, dilakukan pengembangan arsitektur teknologi target yang menggambarkan bagaimana kebutuhan bisnis perusahaan untuk mencapai tujuan bisnis. Fase Technology Architecture ini akan membahas pengembangan infrastruktur teknologi yang dapat memenuhi standar arsitektur data dan menunjang arsitektur aplikasi. Komponen utama technology architecture yaitu hardware, software, dan infrastruktur jaringan. Technology Requirement Catalog dibuat sebagai acuan dalam menentukan kebutuhan perusahaan dalam merancang arsitektur teknologi. Catalog ini sekaligus menjadi penilaian apakah rancangan yang dibuat memenuhi kebutuhan perusahaan dalam domain data tersebut atau tidak. Environment and Locations Diagram bertujuan untuk menggambarkan letak lokasi utama dari setiap aplikasi, melakukan identifikasi teknologi apa yang digunakan oleh aplikasi pada setiap lokasi dan identifikasi lokasi dari user untuk berinteraksi dengan aplikasi. Berikut Tabel 5 Technology Requirement Catalog, dan Gambar 8. Environment and Location Diagram.

Tabel 5 Technology Requirement Catalog

No. Technology Requirement

1. Teknologi mendukung adanya integrasi sistem, sehingga teknologi yang andal dalam

hal kapasitas untuk mencegah overload

2. Mampu menganalisis kebutuhan jumlah infrastruktur yang

3. Teknologi mampu mendukung perubahan sesuai kebutuhan bisnis

4. Teknologi yang aman dalam melindungi keberadaan data dan aplikasi

5. Teknologi mendukung kegiatan pertukaran data

<Physical> Evently

<Physical> Jira Service Desk

<Physical> Ariana <Physical> KMS <Physical> PMS <Physical> Softw are Testing Tools

<Physical> SIAM

<Physical> Softw are Version Control

<Physical> Octa <Physical>

(10)

Gambar 8 Environment and Location Diagram

4.7 Opportunities and Solution

Opportunities and Solution Architecture merupakan tahap ke-6 dari TOGAF ADM. Fase ini menjelaskan proses identifikasi penyampaian arsitektur target yang telah dirancang pada fase sebelumnya. Tujuan dari fase E ini adalah untuk menghasilkan roadmap berdasarkan hasil perancangan arsitektur fase B, C dan D. Tujuan lainnya untuk melakukan identifikasi kebutuhan untuk melakukan transisi perusahaan. Benefit diagram digunakan untuk menunjukkan peluang dalam perancangan arsitektur. Diagram ini berisi benefit perusahaan, benefit proyek, objective, solution, outcome, dan measurement dalam arsitektur yang dibangun pada fungsi yang dijadikan ruang lingkup perusahaan. Berikut Gambar 9. Benefit Diagram

Keterangan:

Direktorat TI dan Digital Kantor Pusat PT Pegadaian

Divisi Architecture dan Perencanaan TI

Divisi IT Operasional dan Infrastructure

Divisi IT Solution <Physical> Server IT Architecture <Physical> Sw itch IT Architecture <Physical> Server IT Governance <Physical> Sw itch IT Governance <Physical> Server IT Planning & Budgeting

<Physical> Sw itch IT Planning & Budgeting

<Physical> Server Quality Assurance

<Physical> Sw itch Quality Assurance <Physical> PMS <Physical> ITSM Suite <Physical> KMS <Physical> Softw are Testing

Tools

<Physical> Softw are Version

Control <Physical> Firew all <Physical> Server Core <Physical> Backup Server <Physical> Sw itch Core <Physical> Router <Physical> Router <Physical> Router <Physical> Ariana <Physical> Evently <Physical> Jira Service Desk

<Physical> Octa <Physical> Server IT Operation <Physical> Sw itch IT Operation <Physical> Server IT Service <Physical> Sw itch IT Service <Physical> Server Cloud <Physical> Server IT Business Analyst

<Physical> Sw itch IT Business Analyst

<Physical> Server IT Infrastructure

<Physical> Sw itch IT Infrastructure

<Physical> Server IT Digital & Channel Delivery

<Physical> Sw itch IT Digital & Channel Delivery

<Physical> Server IT Core Application

<Physical> Sw itch IT Core Application <Physical>

Server IT Support Application

<Physical> Sw itch IT Support Application

<Physical> Server IT Middlew are Application

<Physical> Sw itch IT Middlew are Application

<Physical> Server IT Data Management

<Physical> Sw itch IT Data Management <Physical> SIAM : Objective : Solution : Outcome : Measurement : Benefit Perusahaan : Benefit Proyek

Adanya sistem helpdesk yang mampu melayani keluhan user

Seluruh keluhan terkait gangguan TI tercatat dalam sistem

Terdeteksinya incident response dengan cepat dan akurat 100%

Meningkatkan performa layanan TI untuk kepuasan pengguna

Menganalisa akar masalah yang menyebabkan insiden terulang lagi

Adanya sistem service desk yang mampu menangani masalah TI

Seluruh masalah TI dapat teratasi dan meminimalisir adanya insiden

berulang Pencapaian Tingkat uptime (SLA) 99,5% atas aplikasi, sistem dan server

Meminimalkan dampak insiden yang tidak dapat dicegah sehingga layanan

TI dapat berjalan optimal

Menjadi perusahaan finance yang didukung oleh teknologi terbaik dengan prinsip GCG dan Tata kelola

(11)

Gambar 9 Benefit Diagram

4.8 Migration Planning

Migration Planning merupakan tahap ke-7 dari TOGAF ADM. Fase ini, dilakukan perencanaan migrasi. Tujuan dari fase ini adalah menyelesaikan roadmap dalam rencana migrasi. Business value assessment merupakan grafik yang menunjukkan urutan proyek yang dilihat berdasarkan value dan risk. Hasil didapatkan berdasarkan Estimate Value and Risk Assessment yang sudah diidentifikasi Pada Gambar 7 Business Value Assesment.

Gambar 10 Business Value Assessment

Keterangan:

0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 Ris k Value Memastikan CI dan layanan TI

dipantau secara signifikan

Adanya sistem monitoring yang dapat mencatat seluruh kejadian terkait TI

Seluruh kejadian dapat dipantau sebagai bentuk antisipasi terhadap

masalah TI Terpantaunya kinerja SI/TI baik di

kantor pusat, cabang, dan outlet selama 24 jam

Menentukan tindakan kontrol secara tepat sesuai kejadian yang dialami

Mengelola akses layanan sesuai kebijakan keamanan sistem informasi

Adanya sistem pada proses permintaan hak akses user terhadap

layanan TI Seluruh kejadian dapat dipantau sebagai bentuk antisipasi terhadap

masalah TI Tingkat keamanan terkait hak akses

user terjamin 100%

Menjamin akses layanan TI digunakan sesuai otoritas masing-masing

pengguna

: Pengembangan aplikasi Ariana : Pembangunan aplikasi Evently

: Pengembangan aplikasi Jira : Pembangunan aplikasi Octa

Menjadi perusahaan finance yang didukung oleh teknologi terbaik dengan prinsip GCG dan Tata kelola

(12)

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada PT Pegadaian yang menghasilkan rancangan

enterprise architecture dengan menggunakan TOGAF 9.1 ADM dan mengacu pada ITILV3, maka

dapat disimpulkan bahwa penelitian ini berfokus untuk membuat rancangan enterprise architecture pada

proses ITSM tahap service operation di PT Pegadaian. Penelitian ini menghasilkan artefak berupa

matrix, catalog, dan diagram dari ke-empat domain arsitektur, yaitu bisnis, data, aplikasi, dan teknologi

yang terdiri dari rancangan eksisting (as-is) dan rancangan target (to-be). Kondisi arsitektur eksisting

(as-is) pada proses ITSM tahap service operation dibuat sesuai dengan hasil evaluasi dan assessment

yang telah dilakukan PT Pegadaian menggunakan ISO/IEC 20000.

Daftar Pustaka:

[1] K. Schwab, "The Fourth Industrial Revolution: what it means and how to respond," World Economic Forum, pp. 1-7, 2006.

[2] J. Bower and C. Christensen, "Disruptive technologies: Catching the wave," Journal of Product Innovation Management, pp. 75-76, 1996.

[3] S. Spewak and M. Tiemann, "Updating the Enterprise Architecture Planning Model," Journal of Enterprise Architecture, pp. 11-19, 2006.

[4] R. Yunis and K. Surendro, "Perancangan Model Enterprise Architecture Dengan Togaf," Snati, pp. 25-31, 2009.

[5] I. Menken, "ITIL V3 Implementation Quick Guide - The Art of Stress-Free IT Service Management," Service Management, pp. 1-125, 2009.

[6] A. Hochstein and R. Zamekow, "ITIL as common practice reference model for IT service management: Formal assessment and implications for practice," in IEEE International Conference , Hongkong, 2005. [7] D. Dang and S. Pekkola, "Systematic Literature Review on Enterprise Architecture in the Public Sector.,"

Electronic Journal of e-Government, pp. 130-154, 2017.

[8] H. Shah and M. El Kourdi, "Frameworks for enterprise architecture," IT Professional, pp. 36-41, 2007. [9] J. Iden, "International Journal of Information Management," International Journal of Information

Management, pp. 512-523, 2013.

[10] A. Wegmann and G. Regev, "Specifying services for ITIL service management," in International Workshop on Service-Oriented Computing: Consequences for Engineering Requirements, Barcelona, 2008.

Gambar

Gambar 1 Metodologi Konseptual  4.  Hasil dan Pembahasan
Tabel 1 Principle Catalog
Gambar 2 Value Chain Diagram
Gambar 3 Solution Concept Diagram  4.3  Business Architecture Phase
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari perancangan enterprise architecture pada fungsi sumber daya manusia PT Albasia Nusa Karya dapat dijadikan acuan dalam pengembangan bisnis, data, aplikasi dan

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa solusi yang dihasilkan algoritma genetika lebih baik jika dibandingkan algoritma sweep dalam menyelesaikan Capacitated Vehicle

Namun jika fikiran kita sering memikirkan perkara yang bakal berlaku pada masa hadapan (future) maka jiwa kita akan sentiasa resah, gelisah, takut bimbang

(Pamekasan: Duta media Publishing, 2016), hlm. 4 Khoirur rozaq, “Tantangan Pesantren dalam Menghadapi Asean Economic Community” Tebuireng, Edisi 43, Maret-April 2016,

Perbedaan peneltian ini dengan penelitan sebelumnya yaitu pada penelitan sebelumnya algoritma yang digunakan untuk menentukan rute optimal adalah Algoritma Christofides’

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Job sheet Aplikasi Perangkat Lunak dan Perancangan Interior Gedung layak digunakan sebagai pendukung

Yang dimaksud dengan “sudah dapat diperkirakan” adalah jadwal Pol PP dalam melakukan penertiban dihari-hari tertentu kemudian dijadikan acuan bagi orang-orang atau

Cipta Srigati Lestari diharapkan kemudian tim penulis akan menemukan hal-hal yang dapat dijadikan bahan studi untuk membuat rancangan strategi sistem dan teknologi