• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi. diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar. Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Skripsi. diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar. Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN

APLIKASI PERANGKAT LUNAK DAN

PERANCANGAN INTERIOR GEDUNG KELAS XI

KOMPETENSI KEAHLIAN DESAIN PEMODELAN

DAN INFORMASI BANGUNAN

Skripsi

diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan

Oleh : Syaiful Ahyari NIM. 5101413005

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

PEMBUATAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN

APLIKASI PERANGKAT LUNAK DAN

PERANCANGAN INTERIOR GEDUNG KELAS XI

KOMPETENSI KEAHLIAN DESAIN PEMODELAN

DAN INFORMASI BANGUNAN

Skripsi

diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan

Oleh

SYAIFUL ACHYARI NIM. 5101413005

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

(3)
(4)
(5)
(6)

v Motto :

“Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada keringanan. Karena itu bila kau sudah selesai (mengerjakan yang lain). Dan berharaplah kepada Tuhanmu.” (Q.S

Al Insyirah : 6-8)

"Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan/diperbuatnya" (Ali Bin Abi Thalib)

"Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukan diri sendiri." (Ibu Kartini )

"Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua." (Aristoteles) “Berkarya sepenuh hati, tuangkan ilmu yang kau miliki walau hanya seujung

kuku” (Syaiful Achyari)

Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta

Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik Bangunan

(7)

vi

ABSTRAK

Achyari, Syaiful. 2019. Pembuatan Media Pembelajaran Untuk Bahan Ajar Mata Pelajaran Aplikasi Perangkat Lunak dan Perancangan Interior Gedung Kelas XI Kompetensi Keahlian Desain Pemodelan Dan Informasi Bangunan Di SMK Negeri 3 Semarang. Skripsi. Program Studi Pendidikan Teknik bangunan. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing:

Ir. Eko Nugroho J, S.Pd., M.T. IPP.

Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara peserta didik, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi pembelajaran yang ada dalam kurikulum yang dituangkan oleh pengajar atau fasilitator atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi, baik simbol verbal maupun simbol non verbal atau visual. Pemilihan media pun berperan dalam proses pembelajaran guna menggiring siswa untuk tetap tertarik terhadap materi yang akan disampaikan.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kelayakan job sheet pembelajaran aplikasi perangkat lunak dan perancangan interior grdung Siswa SMK Negeri 3 Semarang.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen kuantitatif dengan kuasi eksperimen. (Sugiyono, 2009: 116). Hal ini senada dengan apa yang dikatakan Margono (2004: 112) bahwa “penelitian ini memberikan kesempatan untuk meneliti perlakuan-perlakuan di dalam kelompok yang tidak ditempatkan dengan sengaja, melainkan secara alami”.

Hasil analisis statistik deskriptif presentase menunjukkan bahwa modul dinyatakan layak digunakan sebagai media atau bahan ajar penunjang teori di dalam kelas maupun di laboratorium dengan tingkat presentase yang dilakukan kepada 4 dosen ahli. Untuk 2 ahli materi secara keseluruhan menyatakan sangat baik dengan presentase 91,67% dan 2 ahli media menyatakan baik dengan presentase 78,13%. Sedangkan untuk hasil uji coba persepsi kepada 34 siswa secara keseluruhan menyatakan sangat baik dengan presentase 81,13%.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Job sheet Aplikasi Perangkat Lunak dan Perancangan Interior Gedung layak digunakan sebagai pendukung proses pembelajaran kegiatan praktik di laboratorium SMK Negeri 3 Semarang berdasarkan karakteristik job sheet pembelajaran. Saran, adapun keterbatasan yang ada dalam Job sheet Aplikasi Perangkat Lunak dan Perancangan Interior Gedung ini sebaiknya diperbaiki dan dikembangkan lagi pada penelitian selanjutnya dengan model penerapan Job sheet pada pembelajaran kelas.

Kata kunci : Ekonomis, Aplikasi Perangkat Lunak, Job sheet, eksperimen, kuantitatif, deskriptif presentase

(8)

vii

PRAKATA

Segala puji hanya milik Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pembuatan Bahan Ajar

Mata Pelajaran Aplikasi Perangkat Lunak dan Perancangan Interior Gedung Kelas XI Kompetensi Keahlian Desain Pemodelan Dan Informasi Bangunan”.

Skripsi ini disusun dalam rangka penyelesaian studi strata 1 untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Program Studi S1 Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Semarang. Shalawat dan salam disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua mendapatkan safaat Nya di yaumil akhir nanti, Amin.

Penulisan karya tulis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih serta penghargaan kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang diberikan kepada pebulis untuk menempuh studi di Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Nur Qudus, M.T., IPM, Dekan Fakultas Teknik.

3. Aris Widodo, S.Pd., M.T., Ketua Jurusan Teknik Sipil atas fasilitas yang disediakan bagi mahasiswa.

4. Ir. Eko Nugroho J, S.Pd., M.T. IPP, sebagai Pembimbing yang penuh perhatian dan atas perkenaan memberi bimbingan dan dapat dihubungi sewaktu-waktu disertai kemudahan menunjukkan sumber-sumber yang relevan dengan penulisan karya ini.

5. Drs. Harijadi Gunawan BW, M.Pd dan Drs. Supriyono, M.T sebagai penguji yang telah memberi masukan yang sangat berharga berupa saran, ralat, perbaikan, pertanyaan, komentar, tanggapan, menambah bobot dan kualitas karya tulis ini.

6. Ahli Materi dalam penyusunan modul, atas saran dan arahan menambah bobot dan kualitas karya ini.

(9)

viii

7. Ahli Media dalam penyusunan modul, atas saran dan arahan menambah bobot dan kualitas karya ini.

8. Semua Dosen Jurusan Teknik Sipil FT. UNNES, yang telah memberi bekal pengetahuan yang berharga.

9. Segenap pengurus dan staff administrasi Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang yang membantu dalam proses administrasi.

10. Keluarga besar PTB angkatan 2013 yang tak bisa terucapkan satu persatu. Terima kasih telah banyak membantu baik berupa semangat, doa, ataupun bentuk bantuan lainnya, dan telah mengisi perjalanan perkuliahan di JTS Unnes menjadi lebih berwarna dan bermakna.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas bantuan dalam penyusunan karya ini.

Semoga amal baik semua pihak mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT dan penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan, maka segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya penulisan skripsi ini. Semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Semarang, 31 Oktober 2019

(10)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Identifikasi Masalah ... 5 1.3. Batasan Masalah ... 5 1.4. Rumusan Masalah ... 6 1.5. Tujuan Penelitian ... 7 1.6. Manfaat Penelitian ... 7 1.7. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

2.1. Pengartian Kurikulum ... 10

2.1.1 Pengertian Kurikulum 2013 ... 11

2.1.2 Karasteristik dan Tujuan Kurikulum 2013 ... 12

2.2. Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ... 13

2.2.1 Sekolah Menengah Kejuruan ... 13

2.2.2 Struktur pembelajaran di SMK ... 15

2.2.3 Pembelajaran Praktik ... 17

(11)

x

2.3.1 Pengelompokan Media Pembelajarabn ... 20

2.3.2 Pemilihan Media Pembelajaran... 21

2.3.3 Kedudukan Media Pembelajaran ... 22

2.4. Job Sheet ... 23

2.4.1 Fungsi dan Tujuan Job Sheet ... 25

2.4.2 Kelebihan dan Kekurangan Job Sheet... 26

2.4.3 Prinsip Dasar Pembuatan Media Job Sheet ... 28

2.4.4 Kriteria Job Sheet Yang Baik ... 30

2.4.5 Langkah-langkah Penyusunan Job Sheet ... 32

2.5. Materi Aplikasi Perangkat Lunak dan Perancangan Interior Gedung 34 2.6. Kerangka Berpikir ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38

3.1. Pendekatan Penelitian ... 38 3.2. Langkah-langkah Penelitian... 39 3.2.1. Pengumpulan Data ... 39 3.2.2. Validasi Produk ... 40 3.2.3. Revisi Produk ... 41 3.2.4. Ujicoba Produk ... 41 3.2.5. Objek Penelitian ... 42

3.3. Teknik Analisis Data... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

4.1. Hasil Penelitian ... 45

4.1.1. Analisis Hasil Kebutuhan Dalam Pembuatan Job Sheet Aplikasi Perangkat Lunak dan Perancangan Intrerior Gedung 45 4.1.2. Analisis Hasil Uji Coba Kelayakan Job Sheet menurut Ahli Materi ... 46

4.1.3. Analisis Hasil Uji Coba Kelayakan Job Sheet menurut Ahli Media... 46

4.1.4. Analisis Hasil Uji Pendapat Siswa ... 47

(12)

xi

4.2.1. Analisis Kebutuhan Materi Dalam Pembuatan Job Sheet Aplikasi Perangkat Lunak Dan Perancangan

Interior Gedung ... 48

4.2.2. Penilaian Ahir Materi Tentang Job Sheet Aplikasi Perangkat Lunak dan Perancangan Interior Gedung ... 53

4.2.3. Penilaian Ahli Media Tentang Job Sheet Aplikasi Perangkat Lunak dan Perancangan Interior Gedung ... 56

4.2.4. Pendapat Siswa Tentang Job Sheet Aplikasi Perangkat Lunak dan Perancangan Interior Gedung ... 59

BAB V PENUTUP ... 65

5.1. Kesimpulan ... 65

5.2. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Kopetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kopetensi ... 35 Tabel 3.1. Rage Prosentase Kelayakan Pembuatan Job Sheet Aplikasi

Perangkat Lunak dan Perancangan Interior Gedung ... 47 Tabel 4.1. Analisis Kebutuhan Materi Dalam Pembuatan Job Sheet Aplikasi

Persngkat Lunak Perancangan Interior Gedung Terhadap Job Sheet Yang Akan Dibuat ... 53 Tabel 4.2. Penilaian Ahli Materi Terhadap Kelayakan Job Sheet Aplikasi

Perangkat Lunak Dan Perancangan Interior Grdung ... 56 Tabel 4.3. Penilaian Ahli Media Terhadap Kelayakan Job Sheet Aplikasi

Perangkat Lunak Dan Perancangan Interior Grdung ... 59 Tabel 4.4. Analisisi Kebutuhan Materi Untuk Pendapat Siwa Terhadap

Job Sheet Aplikasi PerangkatLunak Dan Perancangan Interior

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Fungsi Media Dalam Pembelajaran ... 20

Gambar 2.2. Posisi Media Dalam Sistim Pembelajaran ... 23

Gambar 2.3. Langkah-langkah Pembuatan Job Sheet ... 33

Gambar 2.4. Bagan Kerangka Berpikir ... 37

Gambar 3.1. Diagram Alur Penelitian... 38

Gambar 4.1. Grafik prosentase Kebutuhan pembuatan Job Sheet Oleh Siswa 45 Gambar 4.2. Grafik prosentase Kelayakan Job Sheet menurut Ahli Materi .... 46

Gambar 4.3. Grafik prosentase Kelayakan Job Sheet Oleh Ahli Media ... 47 Gambar 4.4. Grafik Prosentase Kelayakan Job Sheet Menurut Pendapat Siswa 48

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

lampiran 1. Silabus ... 71

lampiran 2. Rencana Pembelajaran ... 96

lampiran 3. Daftar Nama Responden ... 106

lampiran 4. Kisi-kisi, Soal Angket dan Rubrik untuk Ahli Materi ... 107

lampiran 5. Kisi-kisi, Soal Angket dan Rubrik untuk Ahli Media ... 111

lampiran 6. Kisi-kisi, Soal Angket dan RubrikTanggapan Siswa ... 115

lampiran 7. Kisi-kisi, Soal Angket dan Rubrik Pendapat Siswa ... 119

lampiran 8. Hasil Angket Ahli Media ... 124

lampiran 9. Hasil Angket Ahli Materi ... 125

lampiran 10. Hasil Angket Tanggapan Siswa ... 126

lampiran 11. Hasil Angket Pendapat Siswa ... 127

lampiran 12. Surat Permohonan sebagai Ahli Media ... 128

lampiran 13. Surat Permohonan sebagai Ahli Materi ... 130

lampiran 14. Surat Ijin Penelitian ... 132

lampiran 15. Surat Hasail Penelitian ... 133

lampiran 16. Berita Acara Seminar Proposal ... 134

lampiran 17. Surat Tugas Seminar Proposal ... 136

lampiran 18. Surat Usulan Pembimbing Skripsi ... 137

lampiran 19. Surat Tugas Pembimbing Skripsi ... 138

lampiran 20. Surat Tugas Panitia Ujian Sarjana ... 141

lampiran 21. Dokumentasi Penelitian ... 142

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Indonesia, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Berdasarkan pemaparan diatas maka pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan manusia melalui lembaga formal maupun nonformal untuk membimbing peserta didik kearah tingkat kedewasaan berpikir dan kualitas hidup yang lebih baik, sehingga pada saatnya nanti peserta didik mampu menjalani kehidupan secara cerdas dan mampu bersosialisasi secara baik dimasyarakat.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah sekolah yang membekali siswanya dengan berbagai macam keterampilan sesuai dengan program keahlian yang diminati (Santi Utami, 2015). Tujuan khusus SMK yaitu : (1) menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya; (2) menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet, dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi dilingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya , (3) membekali peserta didik dengan ilmu

(17)

2

pengetahuan, teknologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang tinggi; (4) membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih (UU No.20 Tahun 2003).

Spektrum keahlian pendidikan menengah kejuruan memuat bidang studi keahlian, program studi keahlian dan kompetensi keahlian. Spektrum merupakan acuan dalam penyelenggaraan SMK. Bidang studi keahlian merupakan kelompok atau rumpun keahlian pada SMK terdiri atas : (1) teknologi dan rekayasa; (2) teknologi dan informasi; (3) kesehatan; (4) seni, kerajianan dan pariwisata; (5) agribisnis dan agroteknologi; dan (6) bisnis dan manajemen. Teknologi dan rekayasa merupakan salah satu kelompok keahlian pada SMK, yang mana didalamnya terdapat beberapa program studi keahlian salah satunya adalah teknik bangunan. Teknik bangunan memuat beberapa kompetensi keahlian diantaranya teknik konstruksi baja, teknik konstruksi kayu, teknik konstruksi batu dan beton, dan teknik gambar bangunan (DIKDASMEN, 2008).

Standar capaian pembelajaran di SMK berorientasi pada kemampuan yang diperoleh melalui internalisasi nilai untuk membentuk sikap serta penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan/atau akumulasi pengalaman kerja (Yunita, 2018). Kegiatan pembelajaran dalam upaya mencapai standar tersebut dilaksanakan melalui pembelajaran teori dan praktik. Terori pembelajaran yang ada di SMK adalah teori yang berdasarkan bahan ajar yaitu buku pedoman. Adapun praktik harus dilakukan berdasarkan apa yang ada di dalam materi. Melalui kegiatan teori dan praktik tersebut siswa di harapkan dapat mendapatkan pengalaman dengan

(18)

3

baik, misalnya langkah langkah membuat garis, huruf, dan sebagainya. Sejalan dengan tujuan SMK untuk membekali keterampilan siswa, kegiatan praktik di lab akan meningkatkan keterampilan siswa dari apa yang telah dipelajari dari teori yang disampaikan oleh guru, di samping itu siswa juga dibekali dengan penggunaan media pembelajaran untuk menambah pengalaman. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mempermudah sistem pembelajaran. Ada beberapa media pembelajaran yang dapat digunakan dalam sistem pembelajaran. Salah satunya yaitu berupa job sheet. Job sheet merupakan lembaran kerja yang dilengkapi dengan informasi yang berkaitan dengan topik yang akan dipraktikkan (Muhammad Amin, 2015). Selain itu job sheet juga digunakan sebagai panduan siswa dalam pembelajaran praktik secara mandiri dengan atau tanpa adanya bimbingan dari guru.

Job sheet memiliki peranan penting untuk menunjang proses pembelajaran

praktik di SMK. Job sheet memiliki fungsi yaitu membantu siswa agar lebih mudah dalam melakukan praktik. Selain itu waktu yang digunakan akan lebih efektif, karena didalam job sheet sudah terdapat materi pelajaran yang sesuai.

Berdasarkan pengamatan observasi di SMK Negeri 3 Semarang, untuk meningkatkan kemampuan menerapkan konsep serta mengembangkan kemampuan berpikir pada mata pelajaran aplikasi perangkat lunak dan perancangan interior gedung dan praktik lab sudah ada beberapa komponen diantaranya yaitu berupa buku panduan. Namun beberapa komponen yang terdapat dalam pembelajaran tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal, sehingga pembelajaran belum terlaksana secara efektif dan efisien. Menurut

(19)

4

kepala jurusan kayu di SMK negeri 3 Semarang, kompetensi keahlian desain permodelan dan informasi bangunan adalah program baru di SMK, maka pembelajaran aplikasi perangkat lunak dan perancangan interior gedung butuh media pembelajaran yang sesuai dengan kompetensinya. Selama ini peserta didik diajarkan dengan buku yang ada diperpustakaan dan demonstrasi secara langsung oleh guru pengampu.

Dilihat dari kondisi bahan pembelajaran yang masih belum sesuai dengan komponen-komponen yang ada pada pembelajaran mata pelajaran aplikasi perangkat lunak dan perancangan interior gedung, sangat penting untuk selanjutnya harus dicari solusinya. Salah satu solusinya yakni dengan dibuatnya media pembelajaran, salah satunya yaitu berupa job sheet. Job sheet adalah salah satu media pembelajaran yang di rancang untuk memprlancar dan memudahkan proses pembalajaran praktik.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dibutuhkan job sheet dalam pembelajaran praktik di SMK. Hal ini karena sifat job sheet yang dirancang khusus untuk proses pembelajaran praktik, ditambah lagi dengan beberapa keunggulan yakni format yang digunakan mempermudah peserta didik untuk memahinya. Demikian tujuan penelitian ini adalah merancang dan mengkaji job

sheet autocad khususnya mata pelajaran aplikasi perangkat lunak dan

perancangan interior gedung pada semester satu kelas XI kompetensi keahlian desain pemodelan dan informasi bangunan SMK Negeri 3 Semarang.

(20)

5

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi adanya beberapa masalah sebagai berikut:

1. Desain permodelan dan informasi bangunan adalah sebuah program baru di SMK yang membutuhkan media pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi.

2. Bahan ajar yang digunakan dalam praktik belum begitu lengkap karena masih kurangnya media pembelajaran.

3. Model pembelajaran konvensional atau ceramah yang telah dilaksanakan sudah baik namun seiring dengan perkembangan media pendukung, diperlukan adanya model pembelajaran yang lebih inovatif dan interaktif yang sesuai dengan karakteristik pelajaran sehingga proses pembelajaran lebih optimal

4. Penyusunan media pembelajaraan berupa job sheet mata pelajaran aplikasi perangkat lunak dan perancangan interior gedung kelas XI kompetensi keahlian desain pemodelan dan informasi bangunan di SMK Negeri 3 Semarang.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, ternyata ditemukan banyak permasalahan baik yang sifatnya teknis maupun non teknis. Mengingat dalam masalah waktu, pengetahuan, dan pengalaman melakukan penelitian, maka diperlukan pembatasan masalah. Maka peneliti membatasi penelitian pada pembuatan media pembelajaran berupa job sheet autocad yang

(21)

6

layak untuk membantu proses pembelajaran mandiri pada mata pelajaran aplikasi perangkat lunak dan perancangan interior gedung pada semester satu kelas XI kompetensi keahlian desain pemodelan dan informasi bangunan SMK Negeri 3 Semarang. Sehingga diperlukan suatu batasan masalah yang jelas dalam peneliti ini.

Adapun objek penelitiannya adalah :

1. Penelitian hanya dilakukan pada siswa kelas XI DPIB di SMK Negeri 3 Semarang.

2. Materi yang dibahas dan diteskan dibatasi aspek psikomotorik (praktik) pada mata pelajaran aplikasi perangkat lunak dan perancangan interior grdung dan komponen-komponennya yang meliputi cara kerja, pemeriksaan komponen dan gambar komponen.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah diatas, maka permasalahan yang dapat dirumusan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kelayakan Job sheet yang dibuat terhadap materi Aplikasi Perangkat Lunak Dan Perancangan Interior Gedung di SMK Negeri 3 Semarang?

2. Bagaimana kelayakan Job sheet yang dibuat terhadap tujuan pembelajaran mata pelajaran aplikasi perangkat lunak dan perancangan interior gedung di SMK Negeri 3 Semarang?

(22)

7

1.5. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kelayakan job sheet yang dibuat terhadap materi aplikasi perangkat lunak dan perancangan interior gedung di SMK Negeri 3 Semarang. 2. Untuk mengetahui kelayakan job sheet yang dibuat terhadap tujuan

pembelajaran mata pelajaran aplikasi perangkat lunak dan perancangan interior gedung di SMK Negeri 3 Semarang.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1.6.1. Bagi teoritis

1. Dapat menerapkan materi yang telah didapat dari hasil studi selama kuliah.

2. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan untuk ilmu pengetahuan dan pendidikan.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.6.2. Bagi praktis 1. Bagi Siswa

a. mengembangkan pengetahuan dan pengalaman serta meningkatan motivasi untuk terus belajar.

b. Dapat mempermudah siswa dalam memahami maksud dan tujuan pelaksanaan praktik.

(23)

8

c. Membantu siswa dalam mengkaitkan teori yang didapatkan dalam kegiatan praktik.

d. Siswa dapat belajar mandiri secara mandiri dengan menggunakan job sheet tersebut.

e. Membantu siswa dalam meningkatkan kompetensi keterampilan pada mata pelajaran aplikasi perangkat lunak dan perancangan interior gedung.

2. Bagi Guru

a. Membantu guru dalam proses pembelajaran aplikasi perangkat lunak dan perancangan interior gedung.

b. Mempermudah guru dalam merencanakan kegiatan praktik. c. Mempermudah guru dalam menyiapkan media praktikum. d. Mempermudah guru dalam mengkondisikan siswa saat

melaksanakan praktikum.

e. Menambah motivasi guru agar lebih giat dalam berkreasi.

1.7. Sistematika Penulisan

Untuk dapat mengatahui isi penelitian ini, maka secara singkat akan disusun dalam 5 bab, yang terdiri dari:

1. Bab satu yaitu pendahuluan menjelaskan tentang latar belakang, identifikasi permasalahan, batasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

(24)

9

2. Bab dua yaitu tinjauan pustaka yang mengenai tentang teori-teori yang dijadikan acuan peneliti untuk mengadakan penelitian, kerangka berfikir dan hipotesis.

3. Bab tiga yaitu metode penelitian menjelaskan mengenai populasi dan sampel, variabel yang digunakan, jenis data, sumber data, metode pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, serta metode analisis data yang digunakan.

4. Bab empat yaitu deskripsi data, analisi data, hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian eksperimen pembuatan media pembelajaran

job sheet.

(25)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kurikulum 2013

2.1.1. Pengertian Kurikulum 2013

Kurikulum menurut Undang-Undang No. 20 Thn. 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelanggaraan kegiatan pembalajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Hal yang sama juga ditegaskan Peraturan Pemerintah Republik Inodnesia Nomor 19 Tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan, Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan engan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

Berdasarkah pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut.

(26)

11

Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru yang dicetuskan oleh Pemerintah Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi.

Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses,standar kompetensi lulusan, standar pendidik, dan tenaga kependidikan standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.

Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru (taught

curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa pembelajaran di

sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta

(27)

12

didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat dan mengembangkan kompetensi siswa baik dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh (Muhammad Fatori, 2013). Kemudian menurut Aliangga Kusuma dkk (2016) fungsi dari kurikulum adalah penentu kelulusan di lihat dari perubahan perilaku siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Pada kurikulum 2013 ini pada proses pembelajaran dirangkai menjadi satu kesatuan untuk mendukung ketercapaian komptensi yang ingin dicapai.

2.1.2. Karakteristik dan Tujuan Kurikulum 2013

Berdasarkan Lampiran pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan, kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik.

2. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengelaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.

(28)

13

3. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkan dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.

4. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.

6. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasian (orgaginizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.

7. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

2.2. Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 2.2.1. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Menurut pasal 1 UU Sisdiknas tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

(29)

14

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan dapat berlangsung dalam bentuk pendidikan formal, nonformal, atau informal.

Berdasarkan penjenjangannya pendidikan formal dibedakan atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pada pasal 18 UU Sisdiknas tahun 2003 secara tegas disebutkan bahwa pendidikan menegah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menegah umum dapat berbentuk Sekolah Menengah Umum (SMU) atau Madrasah Aliyah (MA). Sedangkan pendidikan menegah kejuruan dapat berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah Kejuruan (MAK).

SMK atau MAK sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan pasal 15 UU Sisdiknas tahun 2003, merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Secara umum tujuan yang ingin dicapai melalui SMK/MAK adalah: (1) meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa; (2) mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggungjawab; (3) mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan, memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia; dan (4) menegembangakan potensi

(30)

15

peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan lingkungan hidup serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan efisien.

Tujuan khusus dari SMK/MAK adalah: (1) menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya; (2) menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet, dan gigih dalam berkompetensi, beradapatasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya; (3) membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang tinggi; (4) membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih (UU No.20 Tahun 2003).

2.2.2. Struktur Pembelajaran di SMK

Secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Merujuk kepada Permen 22 tahun 2006, pembelajaran praktik meliputi tiga kelompok mata pelajaran, yaitu:

(31)

16

Kelompok normatif adalah kelompok mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap dengan persentase struktur kurikulum sebesar 20% yang meliputi pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, dan seni budaya.

Menurut pendapat penulis, program normatif merupakan kelompok mata diklat yang berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh, yang memiliki sosial (anggota masyarakat) baik sebagai warga negara Indonesia maupun warga dunia dengan struktur kurikulum sebesar.

2. Adaptif

Kelompok adaptif terdiri atas mata pelajaran bahasa Inggris, matematika, IPA, IPS, keterampilan komputer dan pengelolaan informasi, dan kewirausahaan. Program adaptif dengan persentasi struktur kurikulum sebesar 40% diberikan agar peserta didik tidak hanya memahami dan menguasai “apa” dan “bagaimana” suatu pekerjaan dilakukan, tetapi memberi juga pemahaman dan penguasaan tentang “mengapa” hal tersebut harus dilakukan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis berpendapat bahwa program adaptif yang lebih menitikberatkan pada pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep dan prinsip dasar ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari dan atau melandasi kompetensi untuk bekerja.

(32)

17

Kelompok peoduktif terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan dengan persentase struktur kurikulum sebesar 40%. Program produktif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa program produktif bersifat melayani permintaan pasar kerja, karena itu lebih banyak ditentukan oleh dunia usaha/industri atau asosiasi profesi. Program produktif diajarkan spesifik sesuai dengan kebutuhan tiap program keahlian.

2.2.3. Pembelajaran Praktik

Pembelajaran praktik adalah suatu bentuk penyelenggaraan pembelajaran keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program keahlian di kelas dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan langsung di dunia kerja secara terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu melalui penghayatan dalam pembelajaran praktik, siswa akan memperoleh pengalaman bernilai yang akan berpengaruh secara positif terhadap motivasi belajar yang akhirnya akan membantu meningkatkan kompetensi sesuai bidang keahliannya (Depdiknas, 2003: 45).

Sikap siswa dalam pembelajaran praktik dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang ada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Pembelajaran dihadapkan pada situasi pemecahan masalah, sehingga

(33)

18

peserta didik menjadi pembelajar yang kritis, kreatif, dan mampu memecahan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu guru perlu mendesain pembelajaran yang berkaitan dengan permasalahan kehidupan atau konteks kehidupan peserta didik dan lingkungan (Baharuddin dan Esa Nur Wahyu, 2008: 25). Sedangkan menurut Abu Ahmadi (2002: 165) bahwa sikap melibatkan 3 komponen yang saling berhubungan, yaitu:

1. Komponen cognitive : berupa pengetahuan, kepercayaan atau pikiran yang didasarkan pada informasi yang berhubungan dengan obyek. 2. Komponen affective : menunjuk pada dimensi emosional dari sikap,

yaitu emosi yang berhubungan dengan obyek. Obyek disini dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan.

3. Komponen behavior atau conative : melibatkan salah satu predisposisi untuk bertindak terhadap obyek.

Dalam proses penilaian, peserta didik dinyatakan kompeten apabila yang bersangkutan telah menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), sikap (attitude) sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan oleh suatu kompetensi. Kriteria standar keberhasilan (kompetensi) untuk program produktif mengacu pada standar kompetensi yang ditetapkan oleh lembaga sertifikasi profesi (LSP), asosiasi profesi, sedangkan untuk program normatif dan adaptif mengacu pada kurikulum nasional.

(34)

19

Sebelum melakukan pekerjaan praktik, siswa terlebih dahulu mendapatkan pengarahan teori dan petunjuk, hal ini dimaksudkan agar siswa dapat melaksanakan tugas pekerjaannya dengan baik. Petunjuk ini biasanya disusun dalam suatu lembaran kerja (job sheet). Adapun petunjuk praktik menurut buku Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan (1999: 2) menyangkut unsur-unsur sebagai berikut: a. Tujuan pembelajaran.

b. Petunjuk umum. c. Gambar kerja. d. Langkah kerja.

e. Pencegahan kecelakaan.

f. Pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur kemampuan siswa sesudah melakukan pembelajaran praktik.

2.3. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar (Arsyad, 2013: 10). Menurut Kustandi dan Sutjipto (2013:8) media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah bentuk alat bantu yang berfungsi untuk mendukung proses

(35)

20

pembelajaran dan menyalurkan pesan/informasi materi, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Secara sederhana fungsi media pembelajaran dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1. Fungsi media dalam proses pembelajaran

(Daryanto, 2016:8)

2.3.1. Pengelompokan Media Pembelajaran

Diera globalisasi dengan perkembangan jaman yang semakin modern ini memunculkan banyak sekali sarana dan prasarana baru teruntuk dalam kegiatan pembelajaran. Banyaknya materi ajar yang perlu disampaikan oleh pendidik dengan waktu yang terbatas membuat pendidik unruk berpandai diri mengatur strategi pembelajaran. Selain dari metode pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan karakteristik mata pelajarannya, media pendukungnya pun juga sama harus sesuai untuk mempermudah proses pemahaman materi oleh peserta didik.

Untuk itu media pembelajaran sangat banyak macam dan pengelompokannya. Adapun pengelompokannya menurut Kustandi & Sutjipto (2013:29) adalah sebagai berikut :

1. Media hasil teknologi cetak.

METODE

(36)

21

2. Madia hasil teknologi audio visual . 3. Media hasil teknologi berbasis computer.

4. Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.

Salah satu yang menjadi sorotan penting dalam kajian penelitian ini adalah bersangkutan dengan pembuatan media hasil teknologi cetak.

Media hasil teknologi cetak beragam jenis dan maksud penggunaannya yang disesuaikan dengan kebutuhannya. Contoh media dalam kelompok ini dapat berupa buku ajar, modul, dan lain sebagainya. Kapan akan digunakan salah satunya harus menimbang terlebih dahulu dimana dan mata pelajaran apa yang akan dipakai. Hal pokok terpenting suksesnya penggunaan media yang dipilih adalah cocoknya karakteristik mata pelajaran dengan media yang akan dipakai.

2.3.2. Pemilihan Media Pembelajaran

Pertimbangan pemilihan media secara menyeluruh dan umum salah satunya karena persyaratan isi, tugas, dan jenis pembelajaran (Arsyad, 2013: 69). Pemilihan media pembelajaran ini juga menitik beratkan pada karakteristik mata pelajarannya. Sebagai contoh mata pelajaran alikasi perangkat lunak dan perancangan interior gedung yang mana model pembelajaran bisa berbentuk praktik ataupun pembelajaran dikelas tentu harus ada media pendukung yang dapat memenuhi semua aspek yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran tersebut.

(37)

22

Selain dari karakteristik mata pelajarannya, model pembelajaran adalah salah satu hal terpenting yang perlu diperhatikan. Penggunaan media harus selaras dengan model pembelajaran yang akan dipakai sehingga akan pas dan saling mendukung.

2.3.3. Kedudukan Media Pembelajaran

Menurut Kustandi dan Sutjipto (2013: 24) kedudukan media dalam sistem pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. alat bantu

2. alat penyalur pesan

3. alat penguat (reinforcement), dan

4. dapat mewakili guru menyampaikan secara lebih teliti, jelas, dan menarik.

Jadi dapat disimpulkan bahawasanya peran media dalam sistem pembelajaran sangat penting untuk mencapai tujuan pembelajaran. Adanya media pembelajaran juga akan berpengaruh terhadap daya tangkap siswa atau mahasiswa untuk memahami penyampaian materi olah pengajar.

Keberadaan media pembelajaran sangat bermanfaat untuk turut menyumbang keberhasilan dalam proses pembelajaran. Media akan mampu mengkonkritkan hal yang abstrak dan akan menyederhanakan hal kompleks sehingga apapun materi yang akan disampaikan oleh para pendidik akan lebih mudah dan cepat untuk dimengerti oleh peserta didik. Keberhasilan penggunaan media tentu harus disesuaikan dengan mata pelajaran yang diajarkan dan metode

(38)

23

pembelajaran yang dipakai. Hal itu akan membuat masing-masing komponen pembelajaran saling mendukung satu sama lain sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Posisi media pembelajaran dalam system pembelajaran ditunjukkan oleh gambar 2.2..

Gambar 2.2. Posisi media dalam sistem pembelajaran (Daryanto, 2016: 7) 2.4. Job Sheet

Istilah job sheet berasal dari bahasa inggris yaitu job yang berarti pekerjaan atau kegiatan dan sheet yang berarti helai atau lembar. Jadi, job sheet adalah lembar kerja atau lembar kegiatan, yang berisi informasi atau perintah dan petunjuk mengerjakannya. Job sheet merupakan dokumen yang mencakup seluruh atau sebagian spesifikasi manufaktur dari suatu komponen (Tooling Univercity, 2013:1). Pengertian lain menyebutkan bahwa job sheet adalah lembaran kerja yang dilengkapi dengan informasi yang berkaitan dengan topik yang akan dipraktikkan (Muhammad Amin, 2015). Sedangkan menurut Dr.

(39)

24

Widarto, M.Pd., Job Sheet adalah lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.

Menurut Diklat/Bimtek KTSP DEPDIKNAS (2009: 4) Job Sheet menurut panduan buku ajar (DEPDIKNAS) mengartikan sebagai berikut:

1. Lembar kegiatan siswa yang berupa lembaran-lembaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik.

2. Lembar kegiatan yang berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.

3. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik berupa teori maupun praktik.

Dalam dunia pendidikan menurut Team MPT TTUC Bandung yang dikutip Ni Desak Made Sri Andyawati (2004:159), job sheet disebut juga lembaran kerja yaitu suatu media pendidikan yang dicetak membantu instruktur dalam pengajaran keterampilan, terutama di dalam laboratorium (workshop), yang berisi pengarahan dan gambar-gambar tentang bagaimana cara untuk membuat atau menyelesaikan suatu pekerjaan. Job sheet atau lembar kerja siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Job sheet atau lembar kerja siswa memuat memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembuatan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh (Trianto, 2009: 222-223).

(40)

25

Berdasarkan pengertian di atas, bahwa media job sheet adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan peserta didik, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran, dalam hal ini menggunakan lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan peserta didik, berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas berupa teori dan praktik.

2.4.1. Fungsi dan Tujuan Job Sheet

Lembar kerja siswa atau job sheet berfungsi sebagai panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi (Trianto, 2009: 222).

Sedangkan menurut Andi Prastowo (2012: 205-206) fungsi lembar kerja siswa atau job sheet adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan peserta didik.

2. Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan serta kompetensi keterampilannya.

3. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan mengandung unsur melatih keterampilan siswa.

4. Memudahkan pelaksanaan pengajaran praktik.

Tujuan penyusunan job sheet menurut Andi Prastowo (2012: 206) adalah sebagai berikut:

(41)

26

1. Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan.

2. Menyajikan tugas-tugas dan langkah-langkah kerja yang meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap materi.

3. Melatih kemandirian belajar peserta didik.

4. Memudahkan pendidik dalam mendampingi proses kegiatan praktikum.

2.4.2. Kelebihan dan Keterbatasan Job Sheet

Menurut Kempt & Dyton yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2014: 39-42), mengelompokan media kedalam delapan jenis, dimana media job sheet termasuk kedalam media cetak. Job sheet sebagai media pembelajaran memiliki kelebihan dan keterbatasan, antara lain:

1. Kelebihan media job sheet antara lain:

a. Peserta didik dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing.

b. Disamping mengulangi materi dalam media cetakan peserta didik akan mengikuti urutan pikiran secara logis.

c. Perpaduan teks dan gambar dalam halaman cetak sudah merupakan hal lumrah dan dapat menambah daya tarik, serta dapat memperlancar pemahaman informasi yang disajikan dalam dua format, verbal dan visual.

d. Peserta didik akan berpartisipasi/berinteraksi dengan aktif karena harus memberi respon terhadap pertanyaan dan latihan yang disusun.

(42)

27

Serta peserta didik dapat mengetahui apakah jawabannya benar atau salah.

e. Materi dapat direproduksi dengan ekonomis dan didistribusikan dengan mudah.

Selain dari itu keuntungan dari pemakaian job sheet adalah: (1) dapat mengurangi penjelasan yang tidak perlu; (2) memungkinkan mengajar satu kelompok yang mengerjakan tugas berbeda; (3) dapat membangkitkan kepercayaan diri pada peserta didik untuk membentuk kesiapan bekerja; (4) menjadikan persiapan yang sangat baik bagi peserta didik untuk bekerja di industri sebab terbiasa membaca instruksi kerja; dan (5) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

1. Keterbatasan media job sheet antara lain:

a. Sulit menampilkan gerak dalam halaman media cetak.

b. Biaya percetakan lebih mahal apabila ingin menampilkan ilustrasi, gambar, atau foto yang berwarna.

c. Proses percetakan media seringkali memakan waktu beberapa hari, sampai berbulan-bulan, tergantung kepada peralatan percetakan dan kerumitan informasi pada halaman cetak.

d. Perbagaian unit-unit pelajaran dalam media cetak harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak terlalu panjang dan dapat membosankan peserta didik.

(43)

28

e. Umumnya media cetak dapat membawa hasil yang baik jika tujuan pelajaran itu bersifat kognitif.

f. Jika tidak dirawat dengan baik media cetak cepat rusak atau hilang. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, job sheet memiliki kelebihan dan keterbatasan/kelemahan sebagai media pembelajaran. kelebihan job sheet antara lain: peserta didik dapat belajar lebih cepat, dapat belajar secara urut dan sistematis sesuai langkah-langkah yang benar, peserta didik akan lebih aktif dalam proses pembelajaran, dan peserta didik dapat lebih mudah memahami materi yang disampikan oleh guru. Kelemahan job sheet sebagai media pembelajaran antara lain: sulit menampilkan gerak, kurang variasi dalam penyajian, penyajian gambar yang kurang jelas dan tidak tepat, dan ukuran huruf yang tidak seimbang dengan gambar.

2.4.3. Prinsip Dasar Pembuatan Media Job Sheet

Pembuatan job sheet harus mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: (1) dimulai dari yang sederhana sampai kepada yang sukar; (2) pekerjaan dimulai dari yang menarik perhatian peserta didik; (3) langkah dari pekerjaan tersebut; (4) ruang lingkup persoalan ditekankan pada keterampilan; (5) pekerjaan yang akan sering dilakukan oleh peserta didik diajarkan terlebih dahulu; dan (6) peserta didik memerlukan kesempatan latihan secara keseluruhan dari suatu pekerjaan sepotong-potong.

Untuk menyempurnakan pembuatan Menurut Azhar Aryad (2014: 85-88) menjelaskan ada 6 elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang yaitu:

(44)

29

1. Konsistensi

a. Penggunaan format dari halaman ke halaman harus konsisten. b. Penggunaan jarak spasi harus konsisten.

c. Penggunaan bentuk dan ukuran harus konsisten. 2. Format

a. Format kolom harus disesuaikan dengan ukuran kertas.

b. Tanda-tanda (icon) yang mudah dimengerti bertujuan untuk menekankan hal-hal yang penting atau khusus. Tanda dapat berupa gambar, cetak tebal, atau miring.

c. Pemberian tanda-tanda untuk taktik dan startegi pengejaran yang berbeda.

3. Organisasi

Selalu menginformasikan peserta didik mengenai dimana mereka atau sejauh mana mereka dalam teks tersebut.

a. Menyusun teks sedemikian rupa sehingga informasi mudah diperoleh.

b. Isi materi dibuat secara berurutan dan sistematis.

c. Kotak-kotak dapat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian teks. 4. Daya tarik

d. Bagian sampul (cover) depan dengan mengkombinasikan warna, gambar bentuk dan ukuran huruf yang serasi.

(45)

30

5. Ukuran

a. Memilih ukuran huruf yang sesuai dengan peserta didik, pesan, dan lingkungannya.

b. Menggunakan perbandingan huruf yang proposional antara judul, sub judul, dan isi naskah.

c. Mengindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks karena dapat membuat proses membaca itu sulit.

6. Ruang (spasi) kosong

a. Menggunakan spasi kosong tak berisi gambar atau teks untuk menambah kontras. Hal ini dimaksud agar pembaca dapat beristirahat pada titik-titik tertentu.

b. Menyesuaikan spasi antara baris untuk meningkatkan tampilan dan tingkat keterbacaan.

c. Menambahkan spasi antara paragraf untuk meningkatkan tingkat keterbacaan.

2.4.4. Kriteria Job Sheet yang Baik

Menurut Trianto (2009: 223) komponen-komponen lembar kerja siswa atau job sheet meliputi: 1) judul eksperimen; 2) teori singkat tentang materi; 3) alat dan bahan; 4) prosedur eksperimen; 5) data pengamatan serta pertanyaan; 6) kesimpulan untuk bahan diskusi. Sedangkan menurut Canci Rasyid dalam makalah Fatmawati, dkk (2014: 8) yang berjudul “Pembuatan Job Sheet”, suatu

(46)

31

1. Layout dan nomor kode.

2. Tujuan (objective) dari pekerjaan yang akan dibuat. 3. Table alat dan bahan yang akan digunakan.

4. Langkah kerja untuk menyelesaikan pekerjaan. 5. Keselamatan kerja (savety) yang harus diperhatikan 6. Evaluasi terhadap hasil belajar.

Berdasarkan analisis terhadap berbagai sumber maka dapat disimpulkan kriteria job sheet yang baik untuk tiap-tiap butir kriteria penilaian tersebut, yaitu:

1. Kejelasan tujuan pembelajaran. termasuk kemudahan memahami materi bahan ajar.

2. Kejelasan isi/materi. 3. Kejelasan instruksi umum.

4. Kesesuaian perlengkapan alat dan bahan. 5. Kesesuaian tindak pencegahan atau K3. 6. Ketepatan langkah-langkah kerja.

7. Kejelasan gambar kerja. Termasuk tingkat kemenarika gambar/ilustrasi text.

8. Kesesuaian pertanyaan awal dan pertanyaan akhir. 9. Ketepatan petunjuk kepustakaan.

10. Kesesuaian dan ketepatan format evaluasi. Termasuk tingkat kesulitan soal-soal evaluasi.

(47)

32

11. Kejelasan/ketepatan penggunaan bahasa.

Berdasarkan kriteria job sheet yang baik, ada beberapa bagian-bagian yang saling berhubungan dan memperjelas dalam pembuatan job sheet, diantaranya adalah: (1) kompetensi; (2) alat dan kelengkapan; (3) prosedur keselamatan kerja; (4) langkah-langkah kerja; (5) gambar kerja; dan (6) hasil kerja. Sedangkan menurut Dr. Widarto, M.Pd., Job Sheet memuat paling tidak: judul, kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan.

Untuk menghasilkan job sheet yang baik harus memenuhi aspek-aspek kelayakan. Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dibahas, untuk menghasilkan job sheet yang baik dapat dirumuskan kedalam aspek-aspek kelayakan job sheet. Kelayakan materi meliputi aspek: (1) kelayakan isi; (2) kebahsaan; (3) sajian; dan (4) kemanfaatan. Kelayakan media meliputi aspek: (1) tampilan; (2) kemudahan penggunaan; (3) kosnsistensi; (4) format; dan (5) kegrafikan. Untuk mendukung tercapainya job sheet yang baik respon dari responden sebagai penguna sangat dibutuhkan, yang meliputi aspek: (1) penyajian materi; (2) kebahasaan; (3) kegrafikan; dan (4) manfaat.

2.4.5. Langkah-langkah Penyusunan Job Sheet

Berdasakan kajian terhadap prosedur penyusunan dan kriteria job sheet yang baik, maka untuk dapat membuat job sheet perlu memahami

(48)

langkah-33

langkah penyusunan job sheet. Berikut adalah langkah-langkah penyusunan job

sheet yang diadopsi dari Andi Pratowo (2012: 212):

Gambar 3.3. Langkah-langkah Penyusunan Job Sheet

1. Menentukan analisis kurikulum

Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang memerlukan bantuan bahan ajar job sheet. Dalam menentukan materi dilakukan dengan cara melihat materi pokok, pengalaman belajar, materi yang akan diajarkan dan kompetensi yang harus dimiliki siswa.

2. Menyusun peta kebutuhan job sheet

Peta kebutuhan diperlukan untuk mengetahui jumlah job sheet yang harus ditulis dalam job sheet serta melihat urutannya.

Analisis Kurikulum

Menyusun peta kebutuhan job sheet

Menentukan judul-judul job dalam job sheet

Menulis Job sheet Merumuskan kompetensi dasar Menentukan alat dan kelengkapan

Menyusun prosedur praktikum Memperhatikan struktur bahan ajar

(49)

34

3. Menentukan judul-judul job sheet

Judul job sheet ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar, materi-materi pokok yang terdapat dalam kurikulum.

4. Penulisan job sheet

Langkah pertama adalah merumuskan kompetensi dasar sebagai tujuan pembelajaran. Langkah kedua adalah menentukan alat dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan praktik yang akan dilakukan dengan mengacu pada job sheet yang dibuat. Langkah ketiga adalah menyusun prosedur praktikum yang didasarkan pada langkah-langkah kerja dan K3 (kesehatan dan keselamatan kerja). Langkah

keempat adalah menulis dengan memperhatikan struktur job sheet. 2.5. Materi Aplikasi Perangkat Lunak Dan Perancangan Interior Gedung

Kurikulum yang diterapkan di SMK Negeri 3 Semarang, adalah kurikulum 2013. Dalam kurikulum yang digunakan menyatakan bahwa aplikasi perangkat lunak dan perancangan interior gedung ini merupakan mata pelajaran yang berada pada kompetensi kejuruan di keahlian teknologi dan rekayasa. Peserta didik diharapkan mampu menguasai standar kompetensi kejuruan. Kompetensi ini berarti peserta didik harus mampu memahami dan melaksanakan dasar-dasar menggambar dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Standar kompetensi dan kompetensi dasar konstruksi utilitas gedung kelas XI dijelaskan dalam tabel berikut.

(50)

35

Tabel 1.1. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kopetensi

2.6. Kerangka Berpikir

Proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil jika materi yang disampaikan oleh guru dapat dipahami dan di mengerti oleh siswa dengan baik. Agar materi yang disampaikan dapat dipahami dan di mengerti dengan baik, salah satu caranya yaitu dengan menggunakan suatu bahan ajar yang tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Jenis bahan ajar yang sering dipergunakan dalam proses pembelajaran praktik di lab salah satunya berupa job

sheet. Kompetensi dasar Indikator Pencapaian Kopetensi Materi 3.13 Menerapkan aplikasi perangkat lunak pada gambar 4.13 Membuat gambar konstruksi dengan perangkat lunak 3.13.1 Mengelompokkan perintah-perintah pada aplikasi perangkat lunak untuk menggambr konstruksi 3.13.2 Menerapkan perintah Pada aplikasi perangkat lunakuntuk gambar konstruksi 4.13.1 Membuat gambar konstruksi dengan perangkat lunak 4.13.2 Merawat perangkat lunak. 4.13.3 Menyimpan hasilgambar konstruksi. 1. Menggambar konstruksi dengan perangkat lunak

(51)

36

Job sheet merupakan salah satu bahan ajar praktikum. Penyusunan job sheet menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa dan sekaligus

mudah diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran praktik. Job sheet berbentuk teks yang dituangkan secara ringkas dan disertai gambar kerja agar mempermudah peserta didik untuk memahami. Pengunaan job sheet salah satunya dapat mefasilitasi siswa dalam praktik lab untuk mencapai kompetensi. Harapannya job sheet dapat digunakan dalam pembelajaran agar siswa lebih mudah menerima materi yang disampaikan oleh pendidik.

Meninjau dari karakteristik dan tujuan pembelajaran mata pelajaran aplikasi perangkat lunak dan perancangan interior gedung berdasarkan fakta yang ada, munculah ide atau gagasan untuk membuat suatu media pembelajaran yang cocok digunakan untuk kegiatan pembelajaran teori didalam kelas maupun praktikum dilaboratorium atau diluar lingkup sekolah.

Pembuatan media merupakan solusi yang ditawarkan peneliti guna membantu guru dan siswa pada saat proses kegiatan pembelajaran aplikasi perangkat lunak dan perancangan interior gedung. Media yang ditawarkan yaitu berupa job sheet atau media yang bersifat mengarahkan mahasiswa untuk berlatih secara mandiri. Mendesain suatu job sheet yang perlu dilakukan adalah menganalisis karakteristik tentang job sheet itu sendiri, menyusun kerangka job

sheet, dan menulis program secara rinci.

Untuk mengetahui tingkat kelayakan pada job sheet yang dibuat maka diperlukan validasi dari ahli materi, ahli media, dan ahli pembelajaran atau

(52)

37

instruksional. Jika job sheet yang dibuat belum mendapatkan validasi dari ahli tersebut, maka job sheet tersebut perlu di evaluasi dan diajukan kembali kepada para ahli untuk mendapatkan validitas dan job sheet dianggap layak untuk digunakan pada kegiatan pembelajaran pelajaran aplikasi perangkat lunak dan perancangan interior gedung aplikasi perangkat lunak dan perancangan interior gedung. Setelah job sheet divalidasi oleh para ahli dan dinyatakan layak, maka tahap selanjutnya modul tersebut dapat di uji cobakan dengan cara mengenalkan

job sheet kepada siswa kelas XI di SMK Negeri 3 Semarang.

Sebelum produk job sheet tersebut digunakan, maka perlu dilakukan validasi dan uji coba terlebih dahulu. Validasi dan uji coba tersebut dimaksudkan untuk memperoleh masukan-masukan tentang produk tersebut, kemudian produk tersebut direvisi/diperbaiki. Subjek yang dijadikan uji coba produk tersebut adalah para ahli media dan ahli materi dan pengguna yaitu peserta didik. Pengujian untuk pengguna dilaksanakan melalui proses pembelajaran. Kerangka berpikir secara umum dapat dilihat pada gambar berikut ini.

(53)

38

Gambar 2.4. Bagan Kerangka Pikir Analisis Kebutuhan

Bahan Ajar Praktik

Job Sheet Siswa

Siswa dapat belajar secara mandiri, baik di dalam kelas

maupun di luar kelas Siswa mudah memahami

materi yang disampaikan oleh guru

(54)

66

65

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Job sheet Aplikasi Perangkat Lunak dan Perancangan Interior Gedung layak

digunakan sebagai pendukung proses pembelajaran baik pada ruang kelas maupun di laboratorium jurusan Desain permodelan dan Interior Bangunan SMK Negeri 3 Semarang, hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis data yang diperoleh dari uji coba persepsi tanggapan kepada dosen ahli dan siswa Kelas XI Jurusan Desain Permodelan dan Interior Gedung SMK Negeri 3 Semarang Hasil penelitian kepada 2 guru ahli materi terhadap job sheet menyatakan layak digunakan dengan kategori sangat baik pada nilai prosentase 91,67%, sedangkan hasil penilaian 2 dosen ahli media terhadap job sheet menyatakan layak digunakan dengan kategori baik pada nilai prosentase 78,13%. Hasil penelitian persepsi siswa terhadap job sheet menyatakan layak digunakan dengan kategori sangat baik pada nilai prosentase 80,16%.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan diatas, dalam pembuatan job sheet ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kelemahan yang penulis rangkum pada saran berikut:

1. Format pada job sheet ini masih perlu diperbaiki terutama mengenai konsistensi penggunaan font, spasi, dan tata letak/layout.

(55)

66

2. Keselarasan konsep pada job sheet ini akan lebih baik lagi jika diperbaiki terutama mengenai tampilan gambar dan ilustrasi yang disuguhkan dalam job

sheet sehingga lebih mempermudah pengguna dalam memahami setiap

penjelasan.

3. Tugas dan latihan soal masih perlu diperbaiki dengan dikemas lebih menarik sehingga menambah daya tarik bagi siswa dalam mengerjakan tugas dan latihan soal.

(56)

68

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. (2005). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Aliangga Kusuman., Mukkhidin., & Bachiar Hasan. (2016). Pengembangan Bahan

Ajar Mata Pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik untuk Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Vol.23,

No.1. Hlm. 29.

Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Andi Prastowo. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: DIVA Press.

Baharuddin dan Esa Nur Wahyu. (2008). Kurikulum Anyar Berbau Reformasi. Jakarta: PT. Gramedia.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Pedoman Pelaksanaan Praktek Industri

(Prakerin). Jakarta: DPMK.

Fatmawati, dkk. (2014). Makalah: Pembuatan Jobsheet. Makassar: Pendidikan Kesejahteraan Kelaurga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar. Gunawan Risdiyanto. (2015). Pembuatan Job Sheet Mata Diklat Pengelasan SMK

Piri 1 Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. Vol.3, No.7. Hlm. 525.

Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto. 2016. Media Pembelajaran Manual Dan

Digital. Bogor : Ghalia Indonesia

Muhammad Amin. (2015). Pengaruh Pembelajaran Responsi Pra Praktikum dan

Jobsheet Terpadu Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa pada Praktik Pengukuran Listrik. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Vol.22,

No.4. Hlm. 486.

Nana Syaodih Sukmadinata. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ni Desak Made Sri Andyawati. (2014). Peningkatan Keterampilan Proses dan

Hasil Pembelajaran Dekorasi Kue Melalui Metode Demonstrasi dan Media Job Sheet Mahasiswa Jurusan PKK IKIP Negeri Singaraja. Jurnal

Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja. (Nomor 1 Tahun XXXVII). Hlm. 154-166.

(57)

69

Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2008 tentang Spektrum Pendidikan Menengah Kejuruan.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kerikulum Sekolah Dasar Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan.

Santi Utami. (2015). Peningkatan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Kooperatif

Tipe Stad pada Pembelajaran Dasar Sinyal Video. Jurnal Pendidikan

Teknologi dan Kejuruan. Vol.22, No.4. Hlm. 425.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung.

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Thiagarajan, Sivasailam. et. al. (1974). Instructional Development for Training

Teachers of Exceptional Children: A Sourcebook. Bloomington: Indiana

University.

Tooling Univercity. (2013). CNC Control: Mazak Training. Diakses dari: http://www.toolingu.com/definition-330280-45611-job-sheet.html pada tanggal 01 Februari 2017.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Indonesia.

Widarto. ______. Panduan Penyusunan Jobsheet Mapel Produktif pada SMK. Diakses dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dr- widarto-mpd/panduan-penyusunan-jobsheet-mapel-produktif-pada-smk.pdf pada tanggal 15 Februari 2017.

Yuan Rido. (2016). Pembuatan Job Sheet sebagai Sumber Belajar Praktik Teknik

Pengukuran Kelas X Teknik Pemesinan di SMK Muhammadiyah 1 Salam.

(58)

70

Yuanita, I., & Nurhayati, N. (2018). IKLIM ORGANISASI, KETERAMPILAN MANAJERIAL DAN KINERJA KEPALA SMK DI KOTA PADANG. Jurnal Ilmiah Poli Bisnis, 10(1), 55-67.

Gambar

Gambar 2.1. Fungsi media dalam proses pembelajaran  (Daryanto, 2016:8)
Gambar 2.2. Posisi media dalam sistem pembelajaran (Daryanto, 2016: 7)  2.4.  Job Sheet
Gambar 3.3. Langkah-langkah Penyusunan Job Sheet  1.  Menentukan analisis kurikulum
Tabel 1.1. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kopetensi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian lain juga dilaporkan pada ekstrak metanol Hygrophila auriculata positif mengandung stigmasterol dengan metode densitometri yang menunjukkan profil kromatogram

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rahayu dan Enita di RSUD Sragen dengan jumlah 60 responden didapatkan hasil bahwa sistem penghargaan

Local site effects and ground response. analysis (site specific

Untuk mengetahui kinerja kombinasi ozon dan teknologi membran dalam menyisihkan parameter COD, BOD, TSS, dan kekeruhan digunakan air sintetik dengan tujuan untuk

Tidak semua yang mampu memberikan hiburan bisa disebut sebagai karya sastra serius, sebuah novel serius bukan saja dituntut agar dia merupakan karya yang indah, menarik dan

Morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat digunakan tanpa adanya bantuan dari morfem lain atau morfem yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata.. Agar menjadi morfem

Tulisan ini menggunakan aksara Pallawa Selanjutnya, bukti-bukti tertulis bermunculan di berbagai tempat, meskipun dokumen terbanyak kebanyakan mulai berasal dari abad ke-18.[3]

Dari dua definisi mengenai teori dan pembangunan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa teori pembangunan adalah sekumpulan konsep-konsep yang saling berhubungan