• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi informasi dan komunikasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. berbagai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi informasi dan komunikasi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi informasi dan komunikasi saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal ini dapat dilihat dari penggunaan teknologi informasi dalam berbagai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini memiliki peran yang sangat penting bahkan dimasa yang akan datang.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi banyak memberikan manfaat dalam berbagai aspek sosial, salah satunya yaitu pendidikan. Dalam (Kementrian Negara Riset dan Teknologi RI, 2006) teknologi informasi dan komunikasi sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengelolaan, penyimpanan, penyebaran dan penyajian informasi. kemajuan teknologi informasi meiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkemabangan pendidikan. hal ini dapat dilihat dari penggunaan teknologi informasi sebagai media pembelajaran disekolah dan dilembaga pendidikan lainnya.

Sebagaimana dikemukakan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (UU Sidiknas), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dalam mewujudkan susana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

(2)

keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat dan Negara. Pendidikan memiliki tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan ketakwaan, pengetahuan dan membentuk kepribadian setiap individu. Oleh sebab itu untuk mencapai tujuan pendidikan dilakukan dengan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Miarso (2004, hal. 468) menyatakan bahwa dalam mencapai tujuan pendidikan, banyak faktor yang mempengaruhi dan mendukung terwujudnya proses pembelajaran yang berkualitas, salah satu diantaranya adalah penggunaan atau pemanfaatan teknologi dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Pembelajaran yang berkualitas dapat dilihat dari lingkungan belajar yang memungkinkan peserta didik untuk dapat mengontrol kebutuhan emosional dan memungkinkan untuk terlibat baik secara fisik maupun mental. Dalam kegiatan pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi memiliki peranan yang sangat penting dimana dalam pelaksanaannya guru dan peserta didik dapat memperoleh sebuah informasi yang menarik dan menjadikan sebuah informasi tersebut lebih bermakna.

Peranan teknologi informasi dalam dunia pendidikan menurut PUSTEKKOM (Pusat Teknologi Informasi dan Komunkasi Pendidikan) meliputi pemanfaatan teknologi informasi sebagai berikut: 1). Keterampilan (skill) dan kompetensi, 2).

Infrastruktur pendidikan, 3). Sumber bahan ajar, alat bantu dan fasilitas pendidikan, 4). Manajemen pendidikan. Pemanfaatan teknologi informasi dalam pendidikan dapat dilihat dari perkembangan media pembelajaran yang dapat diguakan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pemanfaatan teknologi informasi sebagai media

(3)

pembelajaran menimbulkan pembelajaran berbasis elektronik sebagai hasil teknologi (E-Learning).

E-Learning pada dasarnya mengacu pada proses pendidikan yang memanfaatkan teknoloi informasi dan komunikasi untuk memediasi pembelajaran sinkron dan asinkron kegiatan mengajar. Istilah e-learning terdiri lebih dari pembelajaran online, pembelajaran virtual, pembelajaran terdistribusi, berbasis jaringan atau berbasis web belajar Naidu (2003, hal. 1). Pemanfaatan berbagai media teknologi dalam pendidikan menjadi pertimbangan bagi guru untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran didalam kelas. Adapun tujuan dari pembelajaran e-learning adalah tidak membatasi siswa dalam belajar Karen terhambat waktu dan jarak yang tidak memungkinkan untuk dilakukan pembelajaran secara langsung. Keller &

Cernerud (2002, hal. 55) E-learning adalah konsep yang relatif baru yang menyiratkan pembelajaran melalui media digital seperti computer, halaman web, sistem video conference dan CD-ROM. dalam beberapa tahun terakhir program computer untuk e-learning yang terdiri dari alat-alat seperti teks, grafik, video, objek tiga dimensi dan animasi telah dikembangkan. Salah satu teknologi informasi yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran e-learning yaitu Video Conference.

Video Conference merupakan model sinkron untuk transfer suara, video, dan data interaktif antara dua atau lebih kelompok atau orang (Wiesemas & Wang, 2010, hal. 29). Manfaat video conference dalam proses pembelajaran diantaranya efisien dari segi waktu, jarak, biaya, dan juga komunikasi lebih efektif dan cepat. Dengan kemajuan internet yang semakin berkembang saat ini, memungkinkan proses belajar

(4)

mengajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja dengan memanfaatkan metode pembelajaran jarak jauh (distance learning) dengan Video Conference. Salah satu kelebihan dari teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan dalam kegiatan pembelajaran disekolah adalah dapat berlangsung kegiatan belajar tanpat kehadiran peserta didik, dalam artian tanpa harus tatap muka dan berada dilokasi yang berbeda sekalipun. Peserta didik dapat mengikuti kegiatan pembelajaran jarak jauh (distance learning) dengan panduan dan bimbingan dari pendidik (guru).

Video conference merupakan salah satu sistem teknologi yang dapat digunakan dalam pendidikan jarak jauh. Dalam Undang-Undang Sidiknas 2003 Pasal 1 ayat 15 disebutkan bahwa pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi dan media lain. Adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan, maka pada saat itu sudah dimungkinkan untuk diadakan pembelajaran jarak jauh yang menghubungkan peserta didik dengan pendidik (guru) dengan menggunakan media internet.

Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa peserta didik merupakan anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik merupakan bagian yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran disekolah. Kegiatan pembelajaran tidak akan berlangsung tanpa adanya peserta didik. Oleh sebab itu penting bagi pendidik untuk memperhatikan kondisi dan kebutuhan dari peserta didiknya agar

(5)

proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan tujuan pembelajaran tercapai.

selain kondisi peserta didik, persepsi peserta didik juga sangat penting untuk diperhatikan dalam melaksanakan proses pembelajaran. hal ini bertujuan untuk membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan adanya persespsi peserta didik dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran dikelas.

Dimana dengan adanya persepsi peserta didik dapat dijadikan motivasi kepada peserta didik lainnya dan dapat dijadikan pertimbangan bagi pendidik dalam menyesuaikan media pembelajaran yang akan digunakan.

Sebagaimana dikemukakan oleh Walgito (2010, hal. 99) Persepsi merupakan suatu proses yang di dahului oleh penginderaan, yaitu proses yang berwujud diterimannya stimulus oleh individu melalui alat reseptor yang dimilikinya.

Berdasarkan penjelasan diatas makan dapat diketahui bahwa persepsi memiliki proses yang dilakukan dengan menggabungkan dan menginterpretasikan untuk kemudia dapat memberikan penilaian terhadap sesuatu atau keadaan disekelilingnya. Dalam hal ini persepsi dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu persepsi secara positif dan persepsi secara negatif. Setiap individu dapat melihat dan merasakan objek yang sama namun akan mendatangkan persepsi yang berbeda-beda.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada bulan Agustus tahun 2020 di SMK Negeri 6 Kota Jambi, yang dapat digunakan untuk memperkuat peneliti dalam melaksanakan penelitian di SMK Negeri 6 Kota Jambi. Adapun hasil observasi yang diperoleh adalah SMK Negeri 6 Kota Jambi sudah menggunakan teknologi video conference dalam proses pembelajaran sejak tahun ajaran 2017 pada mata

(6)

pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital dan kepada seluruh siswa sejak April 2020, Seluruh guru di SMK Negeri 6 Kota Jambi sudah menggunakan teknologi video conference dalam pembelajaran dan seluruh guru di SMK Negeri 6 Kota Jambi mampu menggunakan platform video conference dalam pembelajaran baik melalui Zoom, Webex, Google Meet. Dan seluruh peserta didik di SMK Negeri 6 Kota Jambi dapat mengikuti kegiatan belajar dengan menggunakan teknologi video conference.

Adapun fasilitas yang disedia dari sekolah yaitu sekolah mempersilahkan guru untuk menggunakan laboratorium komputer dan wifi sekolah sebagai fasilitas yang dapat digunakan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan teknologi video conference, Sekolah juga menyediakan fasilitas bagi peserta didik dan guru berupa subsidi kuota yang bekerja sama dengan provider seluler.

Proses pembelajaran secara e-learning memungkinkan adanya interaksi yang dilakukan oleh peserta didik dengan pendidik secara online. Aktivitas pembelajaran secara e-learning membutuhkan kesepakatan antara peserta didik dan pendidik dengan tujuan kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Keberhasilan pembelajaran secara e-learning dengan menggunakan teknologi video conference tidak bergantung pada konten atau isi dari e-learning itu sendiri, melainkan bagaimana kemampuan dari instruktur penggunaan teknologi video conference tersebut. Kemampuan isntruktur menggunakan teknologi dengan media yang sesuai dapat meningkatkan pembelajaran dan membangun hubungan dengan para peserta.

Kemampuan instruktur dalam penggunaan teknologi video conference berpengaruh pada pemahaman peserta didik dalam menerima pengajaran yang sedang

(7)

berlangsung. Penelitian yang dilakukan Doggett (2008) menunjukkan bahwa lebih dari 90% peserta didik setuju bahwa instruktur menggunakan teknologi video conference dengan tepat mendorong siswa untuk bertanya dan kemampuan instruktur untuk beradaptasi dan mempelajari teknik pengajaran baru menggunakan teknologi video conference sangat penting untuk keberhasilannya. Dalam hal ini, kepribadian tenang instruktur dan rasa humor yang baik membantu mengembangkan sikap siswa yang positif.

Menurut Doggett (2008, hal. 31) untuk menilai video conference secara memadai sebagai teknik pembelajaran didalam kelas, maka digunakan free assessment summary tool (FAST), sebuah situs evaluasi siswa berbasis web yang dikembangkan oleh Ravelli dan Patz (2000-2004). FAST menjadi landasan evaluasi untuk menilai persepsi peserta didik dalam penggunaan video conference sebagai teknik pembelajaran didalam kelas. Dalam hal ini FAST mencakup pertanyaan- pertanyaan mengenai persepsi peserta didik terhadap teknologi video conference itu sendiri dan persepsi mengenai instruktur penggunaan teknologi video conference tersebut.

Noor (2011, hal. 38) mengatakan bahwa penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Berdasarkan definisi tersebut maka dapat diketahui bahwa tujuan penelitian kuantitatif adalah untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Dengan demikian penggunaan penelitian kuantitatif pada penilitian ini berdasarkan pada tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh antar variabel.

(8)

Maka dari itu, dilihat dari permasalah yang telah di uraikan di atas mengenai penggunaan media video conference dalam proses pembelajaran penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Persepsi Peserta Didik Terhadap Pemanfaatan Teknologi Video Conference dalam Proses Pembelajaran Menurut Teori Doggett di SMKN 6 Kota Jambi.”

1.2 Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak luas, maka peneliti memberikan batasan-batasan masalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini memfokuskan pada persepsi peserta didik terhadap pemanfaatan video conference berdasarkan teori Doggett

2. Penelitian ini hanya dilakukan di satu sekolah yaitu SMK Negeri 6 Kota Jambi

3. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan angket.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarlan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai:

1. Apakah terdapat pengaruh atas kemandirian siswa dalam belajar terhadap persepsi peserta didik dalam pemanfaatan video conference?

(9)

2. Apakah terdapat pengaruh atas kemampuan instruktur dalam memanfaatkan teknologi video conference terhadap persepsi peserta didik dalam pemanfaatan video conference?

3. Apakah terdapat pengaruh atas kemandirian siswa dalam belajar dan kemampuan instruktur dalam memanfaatkan teknologi video conference terhadap persepsi peserta didik dalam pemanfaatan video conference?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh atas pemanfaatan teknologi video conference untuk kemandirian siswa dalam belajar terhadap persepsi peserta didik dalam pemanfaatan video conference.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh atas kemampuan instruktur dalam memanfaatkan teknologi video conference terhadap persepsi peserta didik dalam pemanfaatan video conference.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh atas kemandirian siswa dalam belajar dan kemampuan instruktur dalam memanfaatkan teknologi video conference terhadap persepsi peserta didik dalam pemanfaatan video conference.

(10)

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat berikut:

1. Memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang teknologi informasi dalam pendidikan terkait persepsi peserta didik terhadap pemanfaatan teknologi video converence.

2. Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan persepsi peserta didik terhadap pemanfaatan teknologi video conference serta menjadi bahan kajian lebih lanjut.

b. Manfaat praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berikut:

1. Bagi penulis

Dapat menambah wawasan dan pengalaman tentang persepsi peserta didik terhadap pemanfaatan teknologi Video Conference dalam proses pembelajaran menggunakan e-learning.

2. Bagi pendidik dan calon pendidik

Dapat menambah pengetahuan dan inovasi dalam proses pengalaman tentang persepsi peserta didik terhadap pemanfaatan teknologi Video Conference.

(11)

3. Bagi peserta didik

Peserta didik sebagai subyek penelitian diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam memberikan persepsi terhadap pemanfaatan teknologi video conference.

4. Bagi sekolah

Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode dan media pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan pengetahuan peserta didik dalam proses pembelajaran e-learning.

1.6 Defenisi Operasional

Agar tidak menimbulkan kesalahan dalam mengartikan istilah yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti akan menjelaksan beberapa istilah atau defenisi operasional sebagai berikut:

1. Persepsi

Persepsi merupakan suatu proses yang di dahului oleh penginderaan, yaitu proses yang berwujud diterimannya stimulus oleh individu melalui alat reseptor yang dimilikinya.

2. E-Learning

E-learning pada dasarnya mengacu pada proses pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memediasi pembelajaran sinkron dan asinkron kegiatan mengajar.

(12)

3. Video Conference

Video conference adalah model sinkron untuk transfer suara, video, dan data interaktif antara dua atau lebih kelompok atau orang.

4. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru dan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung, yaitu dengan mengguankan berbagai media pembelajaran.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan implementasi dan peng- ujian aplikasi telepon anti sadap terhadap jaringan wifi dan 3G maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi telepon anti sadap dapat berjalan dengan

Tiga Srikandi bukanlah regu yang diperkirakan akan mendapat salah satu medali cabang panahan pada saat itu karena regu pemanah putri yang merupakan pemegang gelar juara dunia cabang

Salah satu kepemimpinan yang baik adalah pemimpin yang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel yang berpengaruh terhadap sikap dan minat pembelian DVD film bajakan pada mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST)

Obat pelumpuh otot sangat membantu pelaksanaan anestetik umum, antara lain memudahkan intubasi endotrakeal serta memberi relaksasi otot sehingga mempermudah pembedahan

Tanaman ini memiliki kandungan antosianin, protein, amilosa dan serat yang dapat membantu sistem metabolisme dan imunitas tubuh, sedangkan penelitian mengenai evaluasi kandungan Besi

dengan menggunakan media education card terhadap pemahaman siswa dikelas IX SMP Negeri 8 Banda Aceh”, Skripsi (Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala, 2015).. Pemahaman peserta didik

Artinya: Syahnya nikah dengan mendahulukan qabul dan mengakhirkan ijab itu karena tercapainya / tersampaikannya maksud.. Hal ini dilatarbelakangi ketika qabul didahulukan