• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUMUSAN STRATEGI BISNIS ENVITE COLLECTIVE STUDIO DI KOTA MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERUMUSAN STRATEGI BISNIS ENVITE COLLECTIVE STUDIO DI KOTA MALANG"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PERUMUSAN STRATEGI BISNIS ENVITE COLLECTIVE STUDIO DI KOTA MALANG

Taufika Septiawan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya septiawan.taufika987@gmail.com

Dosen Pembimbing:

Risna Wijayanti, SE., MM., Ph.D.

Abstrak:

Envite Collective Studio adalah sebuah startup yang bergerak dibidang creative dan marketing studio berfokus pada pengerjaan layanan desain visual dan pemasaran digital berdomisili di Kota Malang. Saat ini kondisi lingkungan eksternal dan internal Envite Collective Studio sangat berkaitan dengan kondisi pandemi COVID-19. Salah satu pengaruh yang ditimbulkan yaitu persaingan bisnis yang sangat ketat serta sistem work from home yang membuat pertumbuhan bisnis menjadi lambat. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi bisnis Envite Collective Studio sebagai upaya untuk pengembangan bisnis serta menciptakan adaptasi pada masa pandemi COVID-19.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang mengumpulkan fakta dan menguraikannya secara teliti dan menyeluruh tanpa bermaksud untuk membandingkan atau menghubungkan dengan variabel lain. Penelitian ini menggunakan matriks QSPM sebagai alat analisa untuk memutuskan strategi bisnis yang akan direkomendasikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi penetrasi pasar adalah strategi yang sesuai untuk direkomendasikan pada Envite Collective Studio yang mengusahakan peningkatan pangsa pasar serta perbaikan produk jasa melalui program-program pemasaran yang lebih baik dan besar.

Kata kunci: Envite Collective Studio, Strategi Bisnis, QSPM, Penetrasi Pasar

Abstract:

Envite Collective Studio is a creative and marketing startup company focusing on visual design and digital marketing service in Malang city. Currently, the external and internal environmental conditions of the Envite Collective Studio are closely related to the COVID- 19 pandemic. One of the impacts is very tight business competition and a work from home system that makes business growth slow. This research aims to formulate a business strategy for the Envite Collective Studio as a business development and adaptation effort during the COVID-19 pandemic. This study uses a qualitative descriptive method that collects facts and describes them thoroughly and thoroughly without deciding to compare or associate them with other variables. This study uses the QSPM matrix as an analytical tool to decide which business strategies to reject. The results of this study indicate that the market penetration strategy is a suitable strategy to be considered by Envite Collective Studio which seeks to improve the market economy and improve products through better and bigger marketing programs.

Keywords: Envite Collective Studio, Business Strategi, QSPM, Market Penetration

(2)

PENDAHULUAN

Teknologi informasi dan ekonomi digital dapat menghadirkan peluang baru bagi semua sektor ekonomi (Bukht & Heeks, 2019;

Valenduc & Vendramin, 2016 Lane, 1999). Perekonomian saat ini sedang mengalami perubahan yang mendasar sebagai akibat dari perkembangan teknologi informasi yang pesat dan penggunaannya juga sangat cepat (Shaqiri & Namani, 2015; Gretzel et al., 2000). Kemudahan tersebut dapat membuka peluang bagi para pelaku bisnis serta meningkatkan pertumbuhan perusahaan baru seperti startup (Yanuarti & Dewi, 2018).

Tabel 1. Jumlah Startup Indonesia Tahun 2018.

Nama Kota Jumlah Persentase (100%) Jabodetabek 522 52,62%

Sumatera 115 11,53%

Jawa Timur 113 11,39%

Daerah Istimewa Yogyakarta

54 5,44%

Jawa Barat 44 4,44%

Sulawesi 34 3,43%

Bali & NTB 32 3,23%

Jawa Tengah 30 3,02%

Kalimantan 24 2,42%

Domisili tidak diketahui

24 2,42%

TOTAL 992 100%

Sumber: Zaky et al., (2018).

Pada tahun 2018, Indonesia memiliki jumlah startup sebanyak

992 startup yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia (Zaky et.al., 2018).

Persebaran tersebut tersebar pada wilayah seperti pulau sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Nusa Tenggara.

Pada tabel 1, Provinsi Jawa timur menempati posisi ketiga dengan persentase sebanyak 11,39%. Data tersebut disumbang dari beberapa Kota/ Kabupaten di Jawa Timur, salah satunya yaitu Kota Malang.

Kota Malang merupakan salah

wilayah yang memiliki

perkembangan startup yang cukup baik (Anam, 2019). Salah satu perusahaan startup yang masih berkembang di Kota Malang adalah Envite Collective Studio.

Envite Collective Studio adalah sebuah perusahaan startup yang bergerak dibidang creative &

marketing studio yang berdomisili di Kota Malang. Envite Collective Studio berfokus pada pengerjaan setiap proyek yang berhubungan dengan layanan desain visual dan pemasaran digital yang membantu pengembangan merek (brand) dari para klien. Envite Collective Studio

(3)

hadir untuk membantu para klien untuk merancang komunikasi visual sebuah brand (merek) yang bertujuan untuk memberikan karya nyata melalui prinsip kolaboratif.

Proses pengembangan bisnis Envite Collective Studio dipengaruhi oleh dua faktor lingkungan utama yaitu lingkungan eksternal dan internal. Faktor lingkungan eksternal mendeskripsikan peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan, sedangkan faktor lingkungan internal menciptakan citra kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan (Rizal et al., 2017).

Saat ini, kondisi eksternal Envite Collective Studio dipengaruhi negative dengan kondisi pandemi COVID-19. Salah satu dampak yang dirasakan adalah adanya persaingan bisnis yang sangat ketat yang berdampak pada sulitnya mendapatkan klien baru. Hal tersebut tentunya membuat pertumbuhan bisnis menjadi sangat lambat.

Selain itu, Kondisi internal Envite Collective Studio saat ini sedang dalam posisi yang kurang baik. Kondisi pandemi COVID-19

memaksa seluruh kru untuk menerapkan sistem work from home (WFH). Hal ini mengakibatkan proses bisnis Envite Collective Studio menjadi kurang efektif yang berdampak pada penyelesaian proyek menjadi lambat.

Berdasarkan analisa permasalahan tersebut, Envite Collective Studio perlu melakukan perumusan strategi bisnis untuk merespon kondisi tersebut.

Perumusan strategi bisnis Envite Collective Studio membutuhkan informasi dasar terkait kondisi lingkungan internal dan eksternal.

Kondisi tersebut kemudian dirumuskan untuk mengetahui peluang dan ancaman, serta kekuatan dan kelemahan perusahaan.

Informasi tersebut kemudian dimasukkan kedalam alat analisis untuk memperoleh strategi alternatif yang diperlukan. Hasil strategi alternatif tersebut kemudian diputuskan untuk disesuaikan sebagai strategi bisnis yang akan direkomendasikan. Maka penelitian ini akan memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi oleh Envite Collective studio yaitu “Perumusan

(4)

Strategi Bisnis Envite Collective Studio di Kota Malang”.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Manajemen Strategi Manajemen strategi merupakan sebuah seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan- keputusan untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajemen strategi berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan sebuah perusahaan (David, 2011).

Jenis-jenis Strategi

Menurut David (2011), jenis- jenis strategi perusahaan terdiri dari empat alternatif strategi yaitu:

a. Strategi Integrasi

Strategi Integrasi merupakan strategi dengan mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar kepada distributor (forward integration), kepada pemasok perusahaan (backward integration), ataupun kepada

pesaing yang bergerak pada usaha sejenis (vertical integration).

b. Strategi Intensif

Strategi Intensif adalah strategi yang mewajibkan perusahaan untuk melakukan upaya-upaya intensif untuk meningkatkan posisi perusahaan dipasar melalui produk yang ada.

Terdapat 3 opsi untuk penerapan strategi intensif, yakni melakukan penetrasi pasar, pengembangan jangkauan geografis layanan baru atau strategi pengembangan pasar, dan pengembangan produk yang lebih inovatif.

c. Strategi Diversifikasi

Strategi diversifikasi merupakan strategi yang dimaksudkan untuk menambah suatu produk baru. Strategi diversifikasi dibagi menjadi dua, diversifikasi terkait dan tidak terkait.

d. Strategi Defensif

Strategi defensif adalah upaya untuk menyelamatkan perusahaan agar terlepas dari kerugian yang lebih besar. Strategi defensif terdiri dari tiga macam

(5)

yatiu penciutan, divestasi, dan likuidasi.

Tahapan Manajemen Strategi Tahapan manajemen strategis menurut David (2011) terdiri dari tiga tahapan yaitu sebagai berikut:

1. Perumusan Strategi

Perumusan strategi merupakan tahap menentukan strategi untuk mencapai sebuah tujuan. Perumusan strategi tersebut mencakup penentuan visi dan misi perusahaan, analisa lingkungan ekternal, analisa lingkungan internal, penetapan tujuan jangka panjang perusahaan yang menghasilkan penetapan strategi perusahaan untuk mencapat tujuan bisnis perusahaan.

2. Penerapan Strategi

Penerapan strategi merupakan tahap pelaksanaan strategi untuk menetapkan tujuan tahunan perusahaan agar dapat dijalankan. Implementasi strategi mencakup pengembangan budaya supportif, penciptaaan struktur perusahaan, penyiapan anggaran, pengembangan dan pemanfaatan sistem informasi manajemen, serta

pengaitan kompensasi karyawan dengan kinerja perusahaan.

3. Penilaian Strategi

Penilaian atau evaluasi strategi merupakan cara utama untuk memperoleh informasi untuk mengevaluasi strategi yang telah dijalankan. Aktivitas penilaian strategi yang mendasar terdiri dari Peninjauan ulang (review) faktor-faktor eksternal dan internal dari strategi yang dilaksanakan, pengukuran kinerja perusahaan dan pengambilan langkah atau tindakan korektif.

Perumusan Strategi Komperhensif Teknik perumusan strategi komprehensif penelitian ini di integrasikan ke dalam kerangka pengambilan keputusan melalui tiga tahap yaitu tahap input, tahap matching, tahap decision.

1. Tahap Input

Tahap input berisikan informasi dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi bisnis perusahaan. Pada tahap input, alat analisis yang digunakan yaitu Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan Matriks EFE (External Factor Evaluation).

(6)

Analisis matriks EFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang menunjukkan kekuatan dan kelemahan eksternal yang dimiliki oleh perusahaan. Analisa matriks IFE bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menunjukkan kekuatan dan kelemahan internal perusahan (David, 2011).

2. Tahap Matching

Tahap matching pada penelitian ini menggunakan 2 matriks yaitu Matriks SWOT dan IE.

a. Matriks SWOT

Matriks SWOT adalah sebuah metode untuk merumuskan strategi dengan mengembangkan empat jenis strategi yaitu: Strategi SO (kekuatan-peluang), Strategi WO (kelemahan-peluang), Strategi ST (kekuatan ancaman), dan Strategi WT

(kelemahan-ancaman) (David, 2011).

b. Matriks IE (Internal-External) Matriks IE merupakan alat bantu untuk mengetahui posisi perusahaan saat ini.

Matriks IE menempatkan perusahaan pada salah satu kondisi di dalam sembilan sel.

Matriks IE didasari pada dua dimensi kunci: total rata-rata terimbang IFE pada sumbu x dan total rata-rata tertimbang EFE pada sumbu y (David, 2011).

3. Tahap Decision

Matriks QSPM (Quantitaive Strategic Planing Matriks) merupakan suatu teknik analisis dalam litelatur yang dirancang untuk menetapkan daya tarik relatif dari tindakan alternatif yang dapat dijalankan (David, 2011).

METODE PENELITIAN Jenis dan Lokasi Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk merumuskan strategi bisnis tanpa bermaksud untuk

membandingkan dengan variabel lain. Penelitian ini disajikan dalam bentuk naratif dengan memanfaatkan analisa faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi Envite Collective Studio. Lokasi penelitian

(7)

ini berada di di Kota Malang yang beralamat di Jalan Candi Mendut No.39, Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui beberapa cara yaitu:

1. Wawancara

Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan dua pihak yaitu pihak tim internal Envite Collective Studio dan pihak eksternal yaitu konsumen, supplier, komunitas bisnis, digital marketer dan digital strategist.

Wawancara tersebut dilakukan untuk memperoleh data atau informasi terkait kondisi eksternal dan internal Envite Collective Studio saat ini.

2. Observasi (partisipan)

Pada penelitian ini, peneliti memilih hal-hal yang diamati dan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. Observasi partisipan yang dilakukan peneliti bertujuan untuk mengamati perubahan kondisi lingkungan

internal pada Envite Collective Studio.

3. Studi Dokumentasi

Pada penelitian ini, peneliti menelusuri dokumentasi berupa data-data, catatan historis, yang berkaitan dengan penelitian. Studi dokumentasi ini berfungsi untuk mendukung penelitian dalam merumuskan strategi bisnis Envite Collective Studio.

Teknik Analisa Data

Teknik analisa data penelitian ini menggunakan tiga tahapan perumusan strategi komprehensif yaitu sebagai berikut:

1. Tahap Input (Tahap pemasukan)

Tahap input bertujuan untuk mengetahui posisi Envite Collective Studio saat ini melalui analisa matriks EFE dan IFE. Informasi yang digunakan untuk merumuskan matriks EFE yaitu berupa peluang dan ancaman yang bersumber dari lingkungan eksternal. Sedangkan matriks IFE yaitu berupa peluang dan

(8)

ancaman yang bersumber faktor lingkungan internal.

2. Tahap Matching (tahap pemilihan alternatif strategi)

Tahap matching

digunakan untuk mengetahui alternatif strategi yang dihasilkan melalui matriks SWOT dan IE (Internal- Eksternal). Alternatif strategi yang dihasilkan kemudian ditentukan berdasarkan frekuensi paling tinggi untuk dirumuskan kembali melalui tahap decision atau pemutusan strategi.

3. Tahap Decision (tahap pemutusan)

Tahap pemutusan strategi bisnis menggunakan matriks QSPM sebagai alat analisis akhir untuk memilih serta menganalisa strategi alternatif yang akan dipilih. Strategi yang diputuskan melalui matriks QSPM ditentukan berdasasrkan nilai TAS (Total attractive Score) tertinggi pada setiap strategi alternatif yang dianalisa.

HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap Input

Tahap input melalui dua tahap yaitu matriks EFE dan IFE yang memuat hasil sebagai berikut:

a. Hasil Matriks EFE

Hasil Matriks EFE (External Factor Evaluation) menghasilkan skor bobot total matriks EFE Envite Collective Studio adalah sebesar 3,38. Nilai ini berada di atas nilai rata-rata yaitu 2,50. Hal ini menunjukkan bahwa saat ini kondisi Envite Collective Studio dapat mengambil keuntungan

secara efektif dari peluang yang ada serta dapat meminimalkan pengaruh negatif dari ancaman potensial eksternal. Adapun hasil matriks ditujukan sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Matriks EFE.

Faktor Eksternal Utama Bobot Peringkat Skor bobot Peluang

O1 Teknologi informasi berkembang

6% 2 0,12

O2 Kekuatan tawar menawar pemasok yang rendah

10% 3 0,3

O3 Jumlah penduduk Kota Malang yang semakin meningkat

15% 4 0,6

O4 Undang-undang Hak Cipta yang mendukung perkembangan industri kreatif

9% 3 0,27

Ancaman

T1 Kenaikan nilai tukar rupiah (kurs)

5% 2 0,1

T2 Angka pertumbuhan ekonomi yang negatif (minus)

6% 2 0,12

T3 Kekuatan tawar menawar konsumen yang tinggi

15% 4 0,6

T4 Persaingan bisnis yang ketat 13% 4 0,52 T5 Rendahnya kesadaran

masyarakat untuk menghargai atau mengapresiasi sebuah karya

9% 3 0,27

T6 Produk Subtitusi yang tinggi 12% 4 0,48

(9)

Faktor Eksternal Utama Bobot Peringkat Skor bobot

Total 100% 3,38

Sumber: Data diolah (2020).

b. Hasil Matriks IFE

Hasil matriks IFE (Internal Factor Evaluation) menghasilkan skor bobot total matriks IFE Envite Collective Studio yaitu sebesar 2,64. Nilai tersebut berada diatas nilai rata-rata skor bobot total yaitu 2,50. Hal ini menunjukkan bahwa saat ini kondisi Envite Collective Studio memiliki posisi yang kuat secara internal sehingga Envite Collective Studio dapat memaksimalkan kekuatan internal untuk menutupi kekurangan di lingkungan internal saat ini.

Adapun hasil matriks IFE ditujukan sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Matriks EFE.

Faktor Internal Utama Bobot Perin gkat

Skor bobo t Kekuatan

S1 Produk jasa yang membantu

pengembangan bisnis klien 12% 4 0,48

S2 Harga layanan yang menyesuaikan

budget klien 14% 4 0,56

S3 Kualitas pelayanan yang dijaga

dengan baik (good service) 9% 4 0,36

S4 Hasil pengerjaan memenuhi

ekspetasi klien 10% 4 0,4

S5 Lokasi kantor yang strategis 5% 3 0,15 Kelemahan

W1 Brand yang masih belum banyak

dikenal dan sulit untuk di ingat. 11% 1 0,12 W2 Kurangnya kompetensi yang

dimiliki oleh SDM saat ini. 12% 1 0,13 W3 Miscommunication dengan klien. 8% 2 0,18

W4 Kurangnya kemampuan

manajemen waktu tim. 4% 2 0,08

W5 Jumlah tim yang terbatas 3% 1 0,03

W6 Kurangnya ketersediaan modal. 9% 1 0,09 W7 Pencatatan Keuangan yang masih

sederhana 3% 2 0,06

Total 100% 2,64

Sumber: Data diolah (2020).

Hasil Tahap Matcing a. Hasil Matriks SWOT

Hasil matriks SWOT yang diperoleh dengan mencocokan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman saat ini. Strategi alternatif yang diperoleh yaitu strategi penetrasi pasar pengembangan pasar dan produk, diversifikasi terkait, integrasi ke belakang, focus (best -value), dan focus (low-cost). Hasil matriks SWOT ditujukan sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Matriks SWOT.

Sumber: Data diolah (2020).

(10)

b. Hasil Matriks IE

Hasil matriks IE menandakan titik pertemuan antara skor bobot total matriks EFE dan IFE berada pada posisi kuadran 2 dengan posisi tumbuh dan membangun. Hal ini mengidentifikasikan bahwa Envite Collective Studio berada pada posisi internal rata-rata dan posisi eksternal yang kuat. Strategi alternatif yang diperoleh berdasarkan hasil matriks IE pada kuadran 2 yaitu integrasi ke depan, belakang, dan horizontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk. Hasil matriks IE ditujukan sebagai berikut:

Tabel 5. Hasil Matriks IE.

Sumber: Data diolah (2020).

Berdasarkan hasil analisa tahap matching diperoleh daftar alternatif strategi yang sering muncul berdasarkan frekuensi tertinggi yaitu penetrasi pasar, pengembangan produk, dan pengembangan pasar.

Hasil Tahap Decision a. Hasil Analisa QSPM

Hasil analisa QSPM menghasilkan alternatif strategi penetrasi pasar yang memiliki nilai Total Attractiveness Score (TAS) tertinggi sebesar 6,61. Strategi tersebut lebih unggul dari strategi pengembangan pasar dengan nilai TAS 5,61 dan pengembangan produk 5,77. Adapun hasil analisa QSPM ditujukan sebagai berikut:

Tabel 6. Hasil Analisa QSPM.

Sumber: Data diolah (2020).

Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisa strategi matriks QSPM, strategi yang memiliki nilai Total Attractiveness Score (TAS) tertinggi untuk direkomendasikan pada Envite Collective Studio adalah strategi

(11)

penetrasi pasar. Strategi penetrasi pasar adalah strategi yang mengusahakan peningkatan pangsa pasar serta perbaikan produk jasa pada Envite Collective Studio melalui program-program pemasaran yang lebih baik dan besar yaitu:

a. Meningkatkan penjualan jasa dengan melakukan penawaran langsung kepada klien potensial di Kota Malang.

b. Fokus melakukan promosi secara intensif untuk memperkenalkan Envite Collective Studio di Kota Malang.

c. Melakukan kerjasama dengan para penyedia jasa diluar wilayah kantor operasional.

d. Membuat konten edukasi tentang proses pengerjaan produk kreatif serta pentingnya produk kreatif saat ini.

e. Mengembangkan website dan akun social media yang dimiliki saat ini sebagai media publikasi.

Implikasi Hasil Penelitian

Impikasi strategi penetrasi pasar dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Strategi Jangka Pendek

Strategi bisnis jangka pendek Envite Collective Studio dilakukan untuk pengembangan bisnis kurang dari satu tahun melalui beberapa program yaitu sebagai berikut:

a. Merubah nama merek “Envite”

saat ini.

b. Meningkatkan penjualan jasa dengan melakukan penawaran langsung kepada klien potensial di Kota Malang.

c. Fokus melakukan promosi secara intensif untuk memperkenalkan Envite Collective Studio di Kota Malang.

d. Melakukan perekrutan tim serta

menambah peralatan

pendukung.

e. Membuat konten edukasi tentang proses pengerjaan produk kreatif dan pentingnya produk kreatif saat ini.

f. Mengembangkan website dan akun social media yang dimiliki saat ini sebagai media publikasi.

(12)

2. Strategi Jangka Menengah Strategi bisnis jangka menengah dilakukan untuk pengembangan bisnis untuk jangka waktu satu hingga tiga tahun yang dilakukan melalui beberapa program yaitu sebagai berikut:

a. Melakukan kerjasama dengan para penyedia jasa diluar wilayah operasional untuk mendukung pengembangan bisnis Envite Collective Studio.

b. Bekerjasama dengan beberapa perusahaan besar untuk mengerjakan proyek dengan skema sharing profit dan sistem business to business.

3. Strategi Jangka Panjang

Strategi bisnis jangka panjang Envite Collective Studio dilakukan dengan tujuan untuk pengembangan bisnis untuk jangka waktu lebih dari tiga tahun.

Strategi bisnis jangka panjang dapat dilakukan melalui beberapa program yaitu sebagai berikut:

a. Melakukan ekspansi atau pengembangan pasar ke beberapa kota besar di Indonesia.

b. Melakukan pengurusan administrasi terkait legalitas badan usaha yaitu berupa HAKI merek perusahaan dan badan usaha CV atau PT.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini, maka dihasilkan beberapa kesimpulan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Kondisi lingkungan eksternal dan internal usaha Envite Collective Studio saat ini:

a. Hasil skor bobot total matriks EFE Envite Collective Studio adalah sebesar 3,38. Nilai ini

berada di atas nilai rata-rata yaitu 2,50 yang menunjukkan bahwa saat ini kondisi Envite Collective Studio dapat mengambil keuntungan secara efektif dari peluang yang ada serta dapat meminimalkan pengaruh negatif dari ancaman potensial eksternal Envite Collective Studio.

(13)

b. Berdasarkan hasil analisa matriks IFE (Internal Factor Evaluation), hasil skor bobot total matriks IFE Envite Collective Studio adalah sebesar 2,64. Nilai tersebut berada diatas nilai rata-rata skor bobot total yaitu 2,50. Hal ini menunjukkan bahwa saat ini kondisi Envite Collective Studio memiliki posisi yang kuat secara internal sehingga Envite Collective Studio dapat memaksimalkan kekuatan internal untuk menutupi kekurangan di lingkungan internal saat ini.

2. Strategi alternatif yang dapat diterapkan oleh Envite Collective Studio dirumuskan melalui Matriks SWOT dan Matriks IE.

Adapun hasil analisa ditujukan sebagai berikut:

a. Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT alternatif strategi yang dihasilkan adalah strategi penetrasi pasar, strategi pengembangan pasar, strategi pengembangan produk, strategi diversifikasi terkait, strategi integrasi ke belakang, strategi

focus (best -value), dan strategi focus (low-cost).

b. Berdasarkan hasil analisa matriks IE, Envite Collective Studio berada pada posisi kuadran II. Strategi alternatif yang diperoleh yaitu integrasi ke depan, belakang, dan horizontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk.

Berdasarkan hasil analisa Matriks SWOT dan Matriks IE tersebut, disimpulkan bahwa strategi alternatif yang dapat diterapkan oleh Envite Collective Studio yaitu strategi penetrasi pasar, pengembangan produk, dan pengembangan pasar.

3. Rekomendasi strategi bisnis yang sesuai untuk diterapkan pada Envite Collective Studio saat ini Berdasarkan hasil analisa matriks QSPM, disimpulkan bahwa rekomendasi strategi bisnis yang sesuai diterapkan pada Envite Collective Studio adalah strategi penetrasi pasar.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian peneliti memberikan saran untuk

(14)

pengembangan bisnis Envite Collective yaitu:

a. Melakukan perubahan merek bisnis, karena saat ini menjadi masalah karena sulit diingat oleh masyarakat.

b. Segera merekrut anggota tim baru yang kompeten dan melakukan pelatihan untuk peningkatan skill tim.

c. Membuat format sistem keuangan menggunakan Microsoft excel atau aplikasi pencatatan keuangan.

d. Membuat SOP operasi untuk mengontrol dan meningkatkan kinerja tim.

e. Menerapkan strategi jangka menengah dan jangka panjang untuk mendukung perkembangan bisnis Envite Collective Studio.

DAFTAR PUSTAKA

Anam, C. (2019). Banyak Startup, Malang Potensial Jadi Trendsetter Millenial Job Center. Diakses pada pukul 14.23 WIB tanggal 11 Agustus 2020. Diambil kembali dari SurabayaBisnis.com: https://

surabaya .bisnis.com /read/

201912 03/ 531 / 1177027 / banyak - startup -malang-

potensial - jadi-trendsetter- millenial-job-center

Brooks, G., Heffner, A., &

Henderson, D. (2014). A

SWOT Analysis Of

Competitive Knowledge From Social Media For A Small Start- Up Business. Review of Business Information Systems (RBIS), 18(1), 23-34.

Bukht, R., & Heeks, R. (2018).

Defining, Conceptualising and Measuring the Digital Economy. Development Informatics Working Paper, No. 68.

David, F. R. (2011). Strategic Management : Consepts and Cases. Edition 13th Pearson Education. Florence, South Carolina: Francis Marion University.

Dewi, H., & Yanuarti, I. (2018).

Startup Bisnis Sebagai Alternatif Investasi. ULTIMA Management, 81–96.

Gretzel, U., Yuan, Y.-L., &

Fesenmaier, D. R. (2000).

Preparing for the New Economy: Advertising Strategies and Change in Destination Marketing Organizations. Journal of Travel Research, Vol 39, Issue 2.

Lane, N. (1999). Advancing the Digital Economy into the 21st Century. . Information Systems Frontiers, Volume 1, pages 317–320.

Rizal, O., Suhadak, & Kholid, M. M.

(2017). Analysis of The Influence of External And

(15)

Internal Environmental.

RJOAS, 47-56.

Shaqir, A. B., & Namani, M. B.

(2015). Information Technology and the Digital Economy. Mediterranean Journal of Social Sciences, Vol.

6, No. 6.

Valenduc, G., & Vendramin, P.

(2016). Work in the digital

economy:sorting the old from the new. Working papers.

Zaky, M. A., Nuzar, I., Saputro, W.

E., Prayusta, B. D., Wijaya, S.

B., & Riswan, M. (2018). Buku Mapping dan database startup Indonesia 2018. Jakarta: Badan Ekonomi Kreatif.

Gambar

Tabel 5. Hasil Matriks IE.

Referensi

Dokumen terkait

bahwa untuk mewujudkan kepastian hukum dan efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal dengan diterbitkannya Keputusan

Sebagai tindaklanjut diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Penilai AMDAL dan Peraturan Menteri Negara

Berdasarkan Tabel 3 diketahui terdapat tiga faktor dalam ruangan laboratorium komputer RPL yang menurut siswa dikategorikan tidak nyaman, yaitu kondisi temperatur,

Dalam pokok bahasan yang terkait dengan mata pelajaran menguasai alat ukur listrik dan elektronika selain menuntut keterampilan dari siswa, keaktifan siswa juga

Pasal 86 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 telah memberikan hak pilih bagi penggugat, apakah ia akan menggabungkan gugatan perceraiannya dengan

Angket ini dapat digunakan untuk melihat pengaruh dari program CSR Aqua yang telah dilaksanakan terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat Desa Pasanggrahan.. Angket

Analisis lebih lanjut memperlihatkan terjadinya bifurkasi saddle-node pada titik ekulibrium tak trivial dengan pemicu terjadinya bifurkasi adalah variasi parameter dari

Sedangkan untuk tingkat kesulitan pengendalian kebakaran hutan dan lahan berada pada tingkat AMAN - TIDAK SULIT (Sebagian Sumatera dan Kalimantan).. Ringkasan