• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMBELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PEMBELAJARAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

(2)

2

ANALISIS PEMBELAJARAN

Analisis instruksional adalah suatu prosedur, yang apabila diterapkan pada suatu tujuan instruksional, akan menghasiikan suatu identifikasi kemampuan-kemampuan bawahan (sub ordinate skills) yang diperlu- kan bagi siswa untuk mencapai tujuan instruksional. (Dick & Carey, 1978).

Analisis instruksional adalah suatu alat yang dipakai oleh para penyusun disain instruksional atau guru untuk membantu mereka di dalam mengidentifikasi setiap tugas pokok yang harus dikuasai/dilaksanaan oleh siswa dan sub tugas atau tugas dasar yang membantu siswa dalam menyelesaikan tugas pokok (Esseff, P.J. 1978).

Dari dua definisi tersebut dapat kita lihat "sub ordinate skills" itu sendiri sebenarnya bisa jadi tidaklah sangat penting sebagai hasil belajar, namun diperlukan, dalam arti harus dikuasai agar siswa dapat mempelajari ketrampilan (skill) yang lebih tinggi. Penguasaan "sub skill" tersebut akan memberikan transfer yang positif untuk mempelajari keterampilan yang lebih tinggi.

Jelas kiranya bahwa dengan pendekatan baru ini, bilamana menyusun, disain instruksional secara sistematis, maka dalam menentukan pelajaran (content lesson) yang akan dimasukkan di dalam suatu pengajaran, tidak mesti harus mengambil atau mengikuti suatu teks atau suatu artikel tertentu.

Tapi yang penting terlebih dulu perlu diperhatikan ialah kemampuan yang harus diajarkan, agar siswa dapat mencapai tujuan instruksional secara efisien.

(3)

3

Hasil dari analisa tujuan berupa langkah-langkah yang ditulis dalam kotak-kotak yang diberi nomor urut dan disusun secara horizontal dari kiri ke kanan. Nomor urut pada kotak merupakan urutan langkah keterampilan dalam mencapai tujuan Pembelajaran.

Selanjutnya kita akan melakukan mengidentifikasi keterampilan bawahan.

Keterampilan bawahan adalah semua keterampilan yang mendukung tercapainya keterampilan-keterampilan pada langkah-langkah hasil analisa tujuan.

Keterampilan bawahan seringkali melibatkan beberapa domain belajar, identifikasi keterampilan bawahan sampai pada keterampilan paling bawah dan murni.Keterampilan bawahan tersebut bisa berbentuk konsep, teori, aturan, pengertian, definisi, hukum, atau fakta.Terkadang secara sendiri keterampilan bawahan tidak begitu berarti tetapi dalam rangka mendukung tercapainya keterampilan diatas (super-ordinat) sangatlah berfungsi.

Tanpa keterampilan itu mungkin tujuan Pembelajaran tidak akan tercapai. Keterampilan bawahan dalam peta analisis ditempat pada kotak-kotak di bawah kotak-kotak langkah- langkah analisis tujuan.

Bagan diatas menggambar posisi keterampilan bawahan dalam peta analisa.Keterampilan pada langkah 1, langkah 2, langkah 3, langkah 4 dan langkah 5 merupakan keterampilan super-ordinat.Keterampilan bawahan pada langkah 1 merupakan hasil analisis hierarki.Keterampilan bawahan pada langkah 2 merupakan

ANALISIS KETERAMPILAN BAWAHAN

(4)

4

hasil analisis rumpun.Dan Keterampilan bawahan pada langkah 3 merupakan hasil analisa prosedural. Analisa keterampilan bawahan ini akan dibahas berikut.

Analisis Hierarki

Analisa hierarkis digunakan untuk menganalisis langkah-langkah individu dalam analisis tujuan intelektual atau psikomotorik. Setelah kita mengidentifikasi seluruh keterampilan-keterampilan bawahan yang mendukung tercapainya tujuan.

Kemudian keterampilan-keterampilan bawahan ditulis kotak-kotak untuk memudahkan dalam penyusunan dalam peta konsep yang akan dibuat.

Pendekatan dengan analisa hierarki adalah sebuah analisa yang memperhatikan bahwa keterampilan-keterampilan disusun dari keterampilan tertinggi sampai pada titik keterampilan terendah.Ada satu hal yang harus dipertimbangkan bahwa keterampilan bawahan merupakan syarat untuk keterampilan di atas.Hal ini yang merupakan ciri dari analisa hierarki.

Setelah anda merasa puas sudah mengidentifikasikan semua sub-keterampilan yang diperlukan pebelajar untuk dapat menguasai tujuan Pembelajaran anda, anda kemudian memeriksa hasil analisa anda, dan membeberkannya dalam satu peta analisa.

Dalam mendiagramkan analisa hierarki digunakan cara kebiasaan berikut:

1) Tujuan akhir Pembelajaran diletakkan di dalam kotak di puncak susunan hierarki.

2) Semua keterampilan intelek subordinat diperlihatkan di dalam kotak-kotak yang dihubungkan dengan garis-garis yang berasal dari kotak-kotak atas dan bawahnya.

3) Keterampilan-keterampilan informasi verbal dan sikap dihubungkan dengan garis-garis mendatar, sebagaimana juga diperlihatkan dalam.

bagian-bagian berikutnya.

4) Anak-anak panah harus menunjukkan bahwa alur keterampilan arahnya ke atas menuju ke tujuan akhir.

5) Rumusan semua keterampilan subordinat harus menggunakan kata kerja yang menunjukkan apa yang pebelajar harus mampu lakukan. Hindari rumusan yang hanya menggunakan kata benda.

6) Dalam kenyataan sebenarnya, hierarki tidak perlu simetri. Bentuknya bisa segala macam.Tidak ada “satu” wujud penampakan hierarki yang benar.

Adalah penting untuk memeriksa kembali analisa anda beberapa kali, untuk memastikan bahwa anda telah mengenali semua keterampilan bawahan yang diperlukan pebelajar bagi menguasai tujuan Pembelajaran.Pada tahap ini anda harus kembali menempuh prosedur langkah mundur, dari keterampilan yang tertinggi, paling kompleks dalam hierarki anda ke keterampilan yang terendah, paling sederhana yang

(5)

5

diperlukan oleh pebelajar-pebelajar anda. Ini akan memungkinkan anda menentukan apakah anda sudah memasukkan semua keterampilan bawahan yang perlu.

Analisis Prosedural

Analisa prosedural ialah satu teknik yang digunakan untuk mengenali langkah-langkah keterampilan bawahan dalam analisis untuk tujuan intelektual atau keterampilan psikomotorik. Setelah keterampilan bawahan atau lebih pas mungkin rincian keterampilan untuk mencapai keterampilan diatas.Keterampilan ini lebih merupakan rincian langkah untuk mencapai tujuan diatasnya, setiap langkah ibawahnya bukan merupakan syarat untuk langkah selanjutnya. Analisa prosedural merupakan jenis analisis subskills seperti terlihat di bawah.

Langkah 1 sampai 5 adalah langkah-langkah asli dalam analisis Pembelajaran.

Langkah 2.1 adalah langkah bawahan dari langkah 2 seperti halnya dalam hubungan hierarki khas. Langkah 4.1, 4.2, dan 4.3 adalah subskills dari langkah 4 dan merupakan

(6)

6

langkah prosedural dari langkah 4. Langkah 4.2.1 adalah langkah hierarkis dari langkah 4.2. Kotak-kotak keterampilan bawahan dalam analisa prosedural disusun sejajar dimulai dari sebelah kanan sebagai keterampilan paling bawah atau prosedur pertama.

Analisis Rumpun

Analisa rumpun (cluster analysis) biasa digunakan pada tujuan informasi verbal. Analisa rumpun lebih berfungsi mengidentifikasi kategori atau komponen-komponen utama dari tujuan informasi verbal yang akan dicapai.

Setiap kategori dalam informasi verbal tersebut hampir tidak memiliki hubungan baik secara hierarki maupun prosedural, tetapi mungkin hanya memiliki kemiripan atau memiliki fungsi sama dalam pencapaian tujuan yang dianalisa. Contohnya : tujuan menuliskan nama-nama profinsi di pulau sumatra.

Langkah yang harus dilakukan dalam analisa rumpun adalah menempatkan kotak-kotak keterampilan bawahan hasil Identifikasi pada posisi yang sama seperti pada analisis prosedural tetapi bukan, hubungannya dengan keterampilan super-ordinat seperti dalam analisis hierarki tetapi bukan.

Perilaku Masukan

Proses analisis Pembelajaran juga berfungsi membantu perancang mengidentifikasi Pembelajaran tentang apa yang sudah harus tahu atau mampu lakukan pembelajar sebelum mereka mulai belajar, keahlian ini disebut sebagai perilaku masukan.

(7)

7

Prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi perilaku masukan secara langsung berkaitan dengan proses analisis keterampilan bawahan. Anda tahu bahwa dengan analisis hirarkis Anda bertanya, “Apa yang pembelajar perlu tahu dalam rangka untuk mempelajari keterampilan ini?”Jawaban atas pertanyaan ini adalah satu atau lebih keterampilan bawahan. Jika Anda melanjutkan proses ini dengan masing-masing berturut-turut set keterampilan bawahan, bagian bawah hirarki akan berisi keterampilan yang sangat dasar.

Asumsikan Anda memiliki peta analisis Pembelajaran yang begitu lengkap.Ini mewakili berbagai keahlian yang dibutuhkan untuk mengambil pelajar dari tingkat yang paling dasar pemahaman sampai tujuan Pembelajaran Anda.Jika mayoritas peserta didik sudah menguasai beberapa keterampilan dasar yang ada pada peta analisis sebelum memulai Pembelajaran maka, maka diatas keterampilan tersebut dibuat garis putus-putus. Garis putus-putus tersebut adalah garis entry behaviors (perilaku masukan).

Semua keterampilan dalam peta analisis adalah bagian yang akan kita belajarkan sedangkan yang dibawah garis disebut perilaku masukan tidak perlu di belajarkan, karena sudah dikuasai oleh pembelajar.

(8)

8

Sifat Kesementaraan

Dalam perancangan sebuah material kurikulum terkadang hanya diperuntukkan bagi pebelajar-pebelajar yang tercerdas dalam populasi sasaran.

Keadaan ini tercermin dalam analisa Pembelajaran garis entry behaviors terlalu tinggi, yang menunjukkan bahwa pebelajar-pebelajar populasi sasaran sudah memiliki sebagian besar keterampilan yang ada pada peta. Kalau tingkah laku masukan yang dianggap sudah ada itu ternyata belum dikuasai oleh sebagian besar populasi sasaran, maka material Pembelajaran itu kehilangan fungsinya bagi banyak pebelajar. Tanpa persiapan yang memadai untuk menguasai keterampilan masukan, usaha-usaha para pebelajar menjadi tidak berdaya guna dan materialnya tidak berhasil guna.

Kesalahan kedua terjadi apabila garis putus-putus itu ditarik terlalu rendah pada bagan analisa Pembelajaran. Dalam keadaan ini praduganya ialah pebelajar- pebelajar sedikit saja atau sama sekali tidak memiliki keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Pembelajaran. Kesalahan seperti ini bisa berakibat fatal dari sudut pengembangan material Pembelajaran yang sebenarnya tidak diperlukan para pebelajar, dan dari sudut waktu yang diperlukan bagi para pebelajar untuk mempelajari hal-hal guna mencapai tujuan yang sebenarnya sudah mereka kuasai.

Referensi

Dokumen terkait

3.3.1.1 Proučevanje vrednot udeležencev družinskega podjetja Prav poseben pomen namenjamo v družinskih podjetjih usklajevanju vrednot znotraj družine, kjer člani družine s

Karena keputusan periode pertama adalah yang akan segera dilaksanakan, tujuan perencanaan lokasi dinamis seharusnya tidak menentukan lokasi dan / atau relokasi untuk

1) Penggunaan elemen array bisa ditambahkan menjadi 4 (empat) elemen sehingga kinerja pembentukan beam dengan metode Taylor dapat diamati. 2) Spesifikasi perangkat

02 Persentase Penyelenggaraan Pengawasan Pemilu oleh Bawaslu Provinsi dan Kabupaten/Kota 03 Persentase teknis pengawasan atas penyelenggaraan pemilu oleh Bawaslu Provinsi

Kegiatan dan pembiasaan serta pengamalan dzikir yang dilakukan secara rutin baik ketika di Masjid Raya Al Mashun Medan, di dalam kelas, maupun dalam

Penelitiannya secara tersirat mengemukakan bahwa manusia semestinya mengutamakan nilai- nilai teosentris (ketuhanan) terlebih dahulu dari pada antroposentris

Pada hari ini Kamis, tanggal sebelas bulan Agustus tahun dua ribu sebelas (11-08-2011), Kami Kelompok Kerja Pengadaan Barang/Jasa Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan rahmat-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Customer