• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN. commit to user

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "I. PENDAHULUAN. commit to user"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang memiliki peran penting dalam rangka pembangunan perekonomian nasional.

Sapi perah merupakan bagian dari subsektor peternakan yang menghasilkan komoditas susu untuk memenuhi kebutuhan akan protein hewani. Susu merupakan minuman alami kaya nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai zat pembangun, terutama pada masa pertumbuhan. Kandungan kalsium, protein, fosfor, magnesium, vitamin D dan vitamin A pada susu sapi sangat berperan bagi pertumbuhan termasuk pembentukan tulang dan gigi.

Pembangunan sektor peternakan juga bertujuan untuk memperluas lapangan pekerjaan, meningkatkan produksi susu serta meningkatkan pendapatan peternak sehingga kesejahteraan peternak dapat tercapai (Syarif, 2000).

Pengembangan peternakan sapi perah perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan produksi susu yang berguna untuk memenuhi gizi masyarakat Indonesia. Adanya pertumbuhan penduduk dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap gizi yang berimbang menyebabkan kebutuhan susu di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun setiap tahunnya. Kondisi geografis, ekologi dan kesuburan lahan di beberapa wilayah Indonesia memiliki karakteristik yang cocok untuk pengembangan usaha peternakan.

Usaha ternak sapi perah juga dapat memberikan kontribusi pendapatan bagi peternak dengan produksi utamanya adalah susu. Saat ini permintaan dan produksi susu dalam negeri masih belum mencukupi untuk menutupi kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia. Produksi dalam negeri hanya bisa memasok tidak lebih dari 26% dari permintaan nasional, sisanya 74% berasal dari impor. Tingginya impor susu dari luar negeri mengakibatkan timbulnya kerugian langsung pada peternakan sapi perah di Indonesia (Kementerian Pertanian, 2017).

1

commit to user

(2)

Tabel 1. Populasi Sapi Perah, Produksi Susu, Kubutuhan Susu dan Impor Susu Sapi di Indonesia Tahun 2014-2017

No. Tahun

Populasi Sapi Perah

(Ekor)

Produksi Susu (Ton)

Kebutuhan Susu (Juta Ton)

Impor Susu (Juta Ton)

1. 2014 502.516 800.749 3,55 2,87

2. 2015 518.649 835.124 3,64 2,93

3. 2016 533.933 912.735 3.72 2,99

4. 2017 544.791 920.093 3,81 3,02

Sumber : BPS Pusat, 2018

Tabel 1 menunjukkan bahwa populasi, produksi susu, kebutuhan susu dan impor susu di Indonesia pada tahun 2014 hingga 2017 mengalamai peningkatan. Peningkatan populasi sapi perah di Indonesia menyebabkan peningkatan produksi susu nasional pada tahun yang sama. Peningkatan konsumsi susu yang tidak dibarengi dengan peningkatan produksi susu menyebabkan jumlah impor susu di Indonesia terus meningkat pada setiap tahunnya. Peningkatan impor susu menunjukkan bahwa jumlah populasi sapi perah masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan susu di Indonesia.

Berikut merupakan provinsi dengan jumlah populasi sapi perah terbesar di Indonesia.

Tabel 2. Populasi Sapi Perah Menurut provinsi Tahun 2016-2018 (Ekor)

No. Provinsi 2016 2017 2018

1. Jawa Timur 265.002 273.881 283.311

2. Jawa Tengah 137.334 138.560 134.721

3. Jawa Barat 119.595 115.827 119.349

4. Sumatera Utara 1.409 1.948 2.102

5. Yogyakarta 4.069 4.003 4.125

Sumber : BPS Pusat, 2018

Berdasarkan Tabel 2, pusat populasi sapi perah terbesar di Indonesia terdapat di Jawa Timur dengan jumlah sapi 283.311 ekor pada tahun 2018.

Populasi sapi perah di Provinsi Jawa Tengah menduduki peringkat kedua dengan jumlah sapi perah sebesar 134.721 ekor pada tahun 2018. Populasi sapi perah di Jawa Tengah pada tahun 2017 mengalami kenaikan namun pada tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 3.839 ekor. Lokasi penelitian

(3)

diambil secara sengaja di Provinsi Jawa Tengah dengan pertimbangan di Jawa Tengah terdapat suatu daerah yang memiliki julukan ”Kota Susu” , yaitu Kabupaten Boyolali. Populasi sapi perah menurut kabupaten di Provinsi Jawa Tengah disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Populasi Sapi Perah Menurut Kabupaten di Jawa Tegah Tahun 2014- 2017

No. Kabupaten/

Kota 2014 2015 2016 2017

1. Kab. Boyolali 72.123 86.363 89.844 92.619 2. Kab. Semarang 27.609 25.780 25.690 25.557 3. Kab. Klaten 5.340 5.486 5.795 6.134 4. Kota Salatiga 3.420 3.475 3.493 3.549 5. Kab. Magelang 2.451 2.528 2.561 2.440 Sumber : Disnakkeswan Jawa Tengah, 2018

Kabupaten Boyolali merupakan daerah dengan populasi sapi perah terbesar di Jawa Tengah dengan jumlah sapi perah sebesar 92.619 ekor pada tahun 2017. Jumlah populasi sapi perah sangat berpengaruh terhadap jumlah produksi susu yang dihasilkan sehingga Kabupaten Boyolali juga merupakan penghasil susu segar terbesar di Jawa Tengah, maka dari itu Kabupaten Boyolali dikenal dengan sebutan Kota Susu. Populasi sapi perah menurut dinas peternakan provinsi Jawa Tengah pada setiap tahunnya rata-rata mengalami peningkatan kecuali Kabupaten Semarang yang mengalami penurunan. Populasi sapi perah menurut kecamatan di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini.

Tabel 4. Populasi Sapi Perah Menurut Kecamatan di Kabupaten Boyolali Tahun 2017

No. Kecamtan Populasi Sapi Perah (Ekor)

1. Musuk 27.166

2. Cepogo 19.509

3. Ampel 16.073

4. Mojosongo 15.223

5. Selo 8.233

6. Boyolali 6.273

Sumber : Kabupaten Boyolali dalam Angka, 2018 commit to user

(4)

Populasi sapi perah di Kabupaten Boyolali terpusat di enam kecamatan berturut-turut dari yang terbesar yaitu di Kecamatan Musuk, Cepogo, Ampel, Mojosongo, Selo dan Kecamatan Boyolali. Menurut Tabel 4, jumlah sapi perah di Kecamatan Cepogo berada diurutan ke 2 setelah Kecamatan Musuk dengan jumlah sapi perah sebanyak 19.509 ekor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan Kecamatan Cepogo memiliki ciri khas agrowisata sapi perah dan terdapat Koperasi Unit Desa (KUD) Cepogo yang merupakan koperasi pengumpul susu segar yang berperan penting di Kabupaten Boyolali. Produksi susu di Kabupaten Boyolali ini harus didukung pemerintah Boyolali dalam memberikan wadah untuk membantu meningkatkan kualitas serta kuantitas susu yang dihasilkan.

Terdapat berbagai jenis koperasi susu di Boyolali, salah satunya koperasi yang sering dikenal dengan Koperasi Unit Desa (KUD). KUD ini bertugas menjadi penampung susu dari para peternak sapi perah di masing- masing kecamatan. Salah satu KUD yang masih berjalan hingga saat ini adalah KUD Cepogo. Hingga tahun 2018 KUD Cepogo memiliki anggota sebanyak 5.610 orang. KUD Cepogo selama ini berperan dalam membeli susu dari peternak dan menyalurkannya kepada IPS dan konsumen langsung.

Anggota KUD Cepogo cukup banyak sehingga diperlukan adanya Tempat Penampungan Susu (TPS) yang berfungsi untuk mengumpulkan atau menapung hasil perahan susu dari warga sehingga susu perahan dapat terkumpul dengan cepat (KUD Cepogo, 2018).

B. Rumusan Masalah

Salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan peternak adalah dengan meningkatkan produksi susu melalui penambahan atau pengurangan kuantitas setiap input produksi yang digunakan. Faktor-faktor input produksi yang diperkirakan memiliki dampak cukup signifikan bagi hasil produksi susu segar cukup banyak diantaranya pakan konsentrat, hijauan, tenaga kerja, jumlah ternak, tenaga kerja dan pengalaman berternak. Hal inilah yang perlu diteliti dan dianalisis mengenai seberapa besar pengaruh input produksi

commit to user

(5)

signifikan serta implikasinya terhadap produksi susu sapi perah anggota KUD Cepogo. Pendapatan usaha sapi perah yang masih rendah disebabkan oleh skala usaha dan kemampuan berproduksi susu yang rendah, harga penjualan susu relatif murah dan biaya produksi tinggi. Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat pendapatan usaha sapi perah pada peternak anggota KUD Cepogo?

2. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi produksi susu sapi perah pada peternak anggota KUD Cepogo?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut dapat dirumuskan tujuan dari penelitian ini antara lain :

1. Menganalisis pendapatan usaha sapi perah pada peternak anggota KUD Cepogo.

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah pada peternak anggota KUD Cepogo.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan peniliti serta merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi peternak, penelitian ini diharapkan para peternak anggota KUD Cepogo mengetahui input produksi apa saja yang mempengaruhi produksii susu sehingga dapat menanganinya dengan baik dan mampu untuk mengembangkan usaha ternak yang dilakukan yang berguna untuk meningkatkan pendapatan.

3. Bagi pemerintah, diharapkan dapat menjadi bahan rujukan untuk mengambil keputusan di dalam menentukan kebijakan terkait susu segar di Kabupaten Boyolali.

commit to user

(6)

4. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan sebagai tambahan informasi dan wawasan dalam keilmuan terutama pada bidang penelitian yang dijalankan.

Referensi

Dokumen terkait

Pada hasil analisis variabel penggunaan e-filing (Y2) baik secara deskriptif maupun secara statistik dengan menggunakan regresi linier berganda dapat ditarik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menanamkan kesadaran Pluralisme agama kepada para santri melalui; pertama, penanaman Aqidah Islamiyah yang kuat sebagai pondasi

7/31/2017 Polda Bali Tangkap Kurir Sabu 2 Ons di Pelabuhan Gilimanuk -.. Polda Bali Tangkap Kurir Sabu 2 Ons di

Pada hari ini, SENIN tanggal TIGA PULUH bulan MEI Tahun DUA RIBU SEBELAS, dimulai pukul 12.01 WIB dengan mengambil tempat di LPSE Kota Pekanbaru, berdasarkan Pengumuman

kalangan, mulai dari anak – anak, remaja dan dewasa dengan konsep pesta ulang. tahun yang

Indonesia menggunakan data satelit altimetri dan data pasut. Saat ini data permukaan laut dapat diperoleh dalam periode panjang. Salah satu teknologi yang dapat menyajikan

Sehubungan dengan Evaluasi Penawaran, Kami Panitia Pelelangan mengundang Saudara untuk dapat menghadiri Verifikasi dan Klarifikasi terhadap Perusahaan pada Kegiatan :. Pengadaan

Jadi, level organisasi menunjukkan bahwa berita tentang kabut asap yang dikritik dalam Pojok Atan Sengat karena tujuan dari dibentuknya pojok tersebut adalah