commit to user
i
PENGARUH PENDEKATAN PRODUCT BASED TRAINING DAN
PENDEKATAN COMPETENCY BASED TRAINING TERHADAP
PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK
PEKERJAAN PERMESINAN DITINJAU DARI PENGUASAAN
DALAM MENGGUNAKAN ALAT UKUR
(Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen)
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Magister
pada Program Teknologi Pendidikan
Diajukan oleh:
SUMARTANA
NIM. S810809226
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
commit to user
ii
PENGARUH PENDEKATAN PRODUCT BASED TRAINING DAN
PENDEKATAN COMPETENCY BASED TRAINING TERHADAP
PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK
PEKERJAAN PERMESINAN DITINJAU DARI PENGUASAAN
DALAM MENGGUNAKAN ALAT UKUR
(Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen)
Diajukan oleh:
SUMARTANA
NIM. S810809226
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing
Dewan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. MULYOTO, M.Pd. Prof. Dr. SRI JUTMINI, M.Pd.
NIP. 19430712 197301 1 001 NIP. –
Mengetahui
Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
commit to user
iii
PENGESAHAN TESIS
PENGARUH PENDEKATAN PRODUCT BASED TRAINING
DENGAN PENDEKATAN COMPETENCY BASED TRAINING TERHADAP
PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK
PEKERJAAN PERMESINAN DITINJAU DARI PENGUASAAN
DALAM MENGGUNAKAN ALAT UKUR
(Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen)
Disusun oleh:
SUMARTANA NIM. S810809226
Telah disetujui oleh Tim Penguji Pada tanggal: 26 April 2011
Nama /NIP Jabatan Tanda tangan
Prof. Dr.SAMSI HARYANTO, M.Pd. Ketua
Dr. NUNUK SURYANI, M.Pd. Sekretaris
Prof. Dr. MULYOTO, M.Pd. Anggota Penguji I
Prof. Dr. SRI JUTMINI, M.Pd. Anggota Penguji II
Surakarta, 26 April 2011 Ketua Program Studi TP
Prof. Dr. MULYOTO, M.Pd. NIP. 19430712 197301 1 001 Mengetahui
Direktur PPs
commit to user
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
1. Kelebihan orang yang berilmu ke atas 'abid seperti kelebihan bulan malam
purnama dari bintang-bintang yang lain. Riwayat Abu Daud, At-Turmizi dll.
2. Saya belajar . . .
Tidak ada yang instant atau serba cepat didunia ini
Semua membutuhkan proses dan pertumbuhan
Kecuali bila saya ingin sakit hati . . . .
3. Saya saya jadi tahu . . .
Bahwa orang yang saya kira adalah jahat
Justru adalah orang yang membangkitkan semangat hidup saya kembali
Serta orang yang begitu perhatian sama saya
Tesis ini kupersembahkan kepada:
Spesial istriku tercinta Dyah St. S.Pd.
beserta Anandyto Augusta Wicaksana dan
Aghitsna Aurrelia Winadya,
(terima kasiiiiiiiiih ...
commit to user
v
PERNYATAAN
Nama : SUMARTANA
NIM : S810809226
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis saya yang berjudul: PENGARUH
PENDEKATAN PRODUCT BASED TRAINING DAN PENDEKATAN
COMPETENCY BASED TRAINING TERHADAP PRESTASI BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK PEKERJAAN
PERMESINAN DITINJAU DARI PENGUASAAN DALAM
MENGGUNAKAN ALAT UKUR (Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen)
adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis
tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh
dari tesis tersebut.
Surakarta, 26 April 2011
Yang membuat pernyataan,
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini. Ucapan rasa terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. dr. M. SYAMSUL HADI, Sp.KJ(K) - Rektor Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Prof. Drs. SURANTO, M.Sc.,Ph.D. - Direktur Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. Prof. Dr. MULYOTO, M.Pd. - Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus
Pembimbing I.
4. Tim Penguji Tesis Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Prof. Dr. SRI JUTMINI, M.Pd. - Pembimbing II
6. Drs. SUBONO - Kepala SMK Negeri 2 Sragen
7. Drs. H. WAKHID HARYANTO, M.Pd. - Kepala SMK Muhammadiyah 2
Sragen
8. Rekan guru SMK Kab. Sragen, dan semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu.
Penyusunan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
mengharapkan kritik atau saran dari pihak-pihak yang berkompeten. Semoga tesis
ini memberikan manfaat bagi pembaca. Amin.
Surakarta, 26 April 2011
commit to user
vii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN TESIS ... iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ………... vii
DAFTAR TABEL ………... xi
DAFTAR GAMBAR ……….. xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
ABSTRAKSI ………... xiv
ABSTRACT ……… xv
BAB I. PENDAHULUAN ………... 1
A. Latar Belakang Masalah ……… 1
B. Identifikasi Masalah ………... 5
C. Pembatasan Masalah ………... 6
D. Perumusan Masalah ………... 6
E. Tujuan Penelitian ………... 7
F. Manfaat Penelitian ………. 8
BAB II. LANDASAN TEORI ………... 9
commit to user
viii
1. Pembelajaran Produktif Teknik Pemesinan ………... 9
2. Pendekatan Pembelajaran Produktif ………... 11
a. Pendekatan Berbasis Kompetensi ……… 12
b. Pendekatan Berbasis Produksi ………. 18
3. Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur ……… 20
4. Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ……… 21
5. Penelitian yang Relevan ……… 25
B. Kerangka Pikir ………... 26
1. Perbedaan Pengaruh antara Pendekatan Berbasis Kompe- tensi (Competency Based Training) dan Pendekatan Ber- basis Produk (Product Based Training) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan………... 26
2. Perbedaan Pengaruh antara Penguasaan dalam Mengguna- kan Alat Ukur yang Tinggi dan yang Rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ……… 28
3. Pengaruh Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran Praktik dan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerja- an Permesinan ………... 29
commit to user
ix
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ……….. 31
A. Tempat dan Waktu Penelitian ……… 31
1. Tempat Penelitian ……….. 31
2. Waktu Penelitian ……… 31
B. Metode Penelitian ……….. 32
1. Desain Penelitian ……….. 33
2. Definisi Operasional ………. 35
3. Prosedur Penelitian ……… 37
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ……… 42
1. Populasi ………. 42
2. Teknik Pengambilan Sampel ………... 42
D. Teknik Pengambilan Data ………... 43
1. Instrumen Penelitian ………. 43
2. Uji Coba Instrumen Penelitian ………. 46
E. Teknik Analisis Data ………. 52
1. Uji Prasyarat Analisis ……… 52
2. Uji Hipotesis ………. 55
BAB IV. HASIL PENELITIAN ……… 58
A. Deskripsi Data ……….. 58
1. Deskripsi Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Prak- tik Pekerjaan Permesinan dengan Pendekatan Berbasis Produk (kelas eksperimen) ……….. 58
commit to user
x
tik Pekerjaan Permesinan dengan Pendekatan Berbasis
Kompetensi (kelas kontrol) ……….. 60
B. Uji Persyaratan Hipotesis ………... 63
1. Uji Normalitas ……….. 63
2. Uji Homogenitas ……….. 66
C. Pengujian Hipotesis ……….. 67
1. Pengujian Hipotesis Pertama ……… 68
2. Pengujian Hipotesis Kedua ……….. 69
3. Pengujian Hipotesis Ketiga ……….. 69
4. Uji Lanjut Pasca Anava ……… 70
D. Pembahasan Hasil Penelitian ……… 73
E. Keterbatasan Penelitian ……… 78
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ……… 80
A. Kesimpulan ……….. 80
B. Implikasi ……….. 81
C. Saran ……… 83
DAFTAR PUSTAKA ……….. 85
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Rencana Tahapan Penelitian ……… 32
Tabel 2. Rancangan Analisis Uji Hipotesis ……… 33
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas eksperimen pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur Tinggi ... 58
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas eksperimen pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur rendah ... 60
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas kontrol pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur Tinggi... 61
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas kontrol pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur rendah ………. 62
Tabel 7. Rangkuman Data Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan permesinan ………... 63
Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan (Nilai Tes Praktik) ... 64
Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Nilai Tes pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ... 67
Tabel 10. Ringkasan Hasil Analisis Data ……….... 68
Tabel 11. Ringkasan Rataan Masing-masing Sel ……….... 70
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Pikir penelitian ……… 30
Gambar 2. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas
eksperimen pada kelompok Penguasaan Alat Ukur tinggi…... 59
Gambar 3. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas
eksperimen pada kelompok Penguasaan Alat Ukur rendah ….. 60
Gambar 4. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas
kontrol pada kelompok Penguasaan Alat Ukur tinggi ……….. 61
Gambar 5. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Pende-
katan Berbasis Kompetensi ………... 88
Lampiran 2. Job Sheet Praktik dengan Pendekatan berbasis Kompetensi ………... 101
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Pende katan Berbasis Produk ………. 122
Lampiran 4. Job Sheet Praktik dengan Pendekatan berbasis Produk ……… 132
Lampiran 5. Hasil Tryout, Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Analisis Butir Soal, dan Daya Beda Instrumen Menggunakan Alat Ukur ….. 137
Lampiran 6. Kisi-kisi dan Instrumen Menggunakan Alat Ukur Hasil Uji Coba ………... 145
Lampiran 7. Soal Tes Praktik ……… 154
Lampiran 8. Nilai Kelas Kontrol, Eksperimen, dan Uji t ………. 162
Lampiran 9. Hasil Tes Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur dan Penentuan Kelompok ………. 165
Lampiran 10. Hasil Tes Praktik/Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ... 169
Lampiran 11. Perolehan Nilai Praktik berdasarkan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur ……… 171
Lampiran 12. Uji Normalitas Data Hasil Penelitian ………... 174
Lampiran 13. Uji F (Homogenitas Data) ……… 186
Lampiran 14. Analisis Varians 2 Jalur ……… 187
Lampiran 15. Uji Lanjut Pasca Anava ……… 190
Lampiran 16. Tabel Nilai Kritis ……….. 191
Lampiran 17. Perijinan ……… 197
commit to user
xiv ABSTRAKSI
Sumartana, S.810809226. Pengaruh Pendekatan Product Based Training dan Pendekatan Competency Based Training terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ditinjau dari Penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur (Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen), Tesis:
Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. April 2011
Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) perbedaan pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, (2) perbedaan pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan yang rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, (3), interaksi perbedaan Pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
Metode penelitian adalah eksperimen, dengan populasi siswa Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK se-Kabupaten Sragen. Sampel berjumlah 145 siswa kelas XII yang diambil secara cluster sampling, dengan 78 siswa dari SMK Muhammadiyah 2 Sragen sebagai kelompok eksperimen yang menggunakan Pendekatan Berbasis Produk, dan 67 siswa dari SMK Negeri 2 Sragen sebagai kelompok kontrol yang menggunakan Pendekatan Berbasis Kompetensi.
Teknik pengumpulan data melalui tes tertulis dan tes praktik. Tes tertulis untuk mengukur Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur, dan tes praktik untuk mengukur Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Teknik analisis data menggunakan analisis variansi dua jalan, dilanjutkan uji scheffe’ dengan uji prasyarat analisis berupa uji normalitas dengan Lilliefors test dan homogenitas dengan uji F pada taraf signifikansi α = 0,05.
Kesimpulan hasil analisis data hasil penelitian: (1) terdapat perbedaan pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, karena Fo > Ft (34,58 > 3,84), (2) terdapat perbedaan pengaruh antara Penguasaan
dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan yang rendah terhadap terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan,karena
Fo > Ft (20,30 > 3,84). (3) ada interaksi perbedaan pengaruh antara Pendekatan
commit to user
xv ABSTRACT
Sumartana, S.810809226. The Effect of Product Based Training Approach and Competency Based Training Approach on the Students’ Achievement in
Machinery Subject Viewed by Mastering Measurement Instruments. Post
Graduate Program, Educational Technology Studies Program, Sebelas Maret University of Surakarta. April 2011
The objectives of this research are: (1). to find out the differences of the students’ achievement in implicating Product Based Training Approach and those who imply Competency Based Training on Machinery Subject; (2). to know the differences of the effect of the high competency and the low one in mastering measurement instrument on Machinery subject and; (3), to find out the differences interaction between Product Based Approach and Competency Based Product in mastering measurement instrument to the students’ achievement in Machinery subject.
This research method is experimental method with the students of Machinery Program of all Vocational High School in Sragen as the population. The sample of the research were 145 students of the third year who are selected by cluster sampling, consist of 78 students of the third year of SMK Muhammadiyah 2 Sragen as an experiment group that apply the Product Based Training Approach, and 67 students of the third year of SMK Negeri 2 Sragen as a control group that apply the Competency Based Training Approach.
The data were taken from written test and task job test. The written test is to measure the competency in mastering measurement task, and the task job test to measure the students’ achievement in Machinery subject. The data were analyzed by employing two-parts ANAVA, continued by scheffe’ analysis test and using prerequisite tests which form as normality test with Lilliefors test and homogeneity test with F-test on significant level α = 0,05.
The conclusions of the research show that: (1) there is a significant achievement difference in Machinery subject by applying Product Based Training Approach and those who applying Competency Based Training Approach, because
Fcount > Ftable (34,58 > 3,84), (2) there is a significant achievement difference in
Machinery subject between the students who have the high competency students with the low ones in mastering measurement instrument, because Fcount > Ftable
commit to user
xvi BAB I
PENDAHULUAN
G. Latar Belakang Masalah
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu lembaga pendidikan
yang didirikan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki dunia kerja, sesuai
dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 tahun
2003 pasal 15. Pendidikan dan pelatihan kejuruan Indonesia dirancang oleh
pemerintah pusat dengan pendekatan kurikulum atau silabus yang kurang sesuai
dengan kebutuhan industri. Industri kurang dilibatkan di dalam mengidentifikasi
kebutuhan pendidikan dan pelatihan sehingga hasilnya tidak sesuai/konsisten
dengan kebutuhan industri.
Terdapat pendapat yang kuat di antara industri permesinan bahwa lulusan
institusi pendidikan tidak siap pakai atau belum siap untuk memulai pekerjaan di
industri. Tenaga kerja lulusan SMK hanya siap dilatih untuk bekerja. Untuk itu pemerintah mengenalkan pelatihan berdasarkan Competency Based Training
(CBT), melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 240 tahun
2004 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, dengan
menggunakan sumber pengajaran dan pembelajaran berdasarkan kompetensi
sebagai pengantar dasar standar kompetensi industri .
Penerapan CBT di dunia pendidikan khususnya SMK Teknologi dan
Industri dalam kenyataan belum dapat menjawab permasalahan yang ada. Sampai
commit to user
xvii
menerapkan model Pembelajaran Berbasis Kompetensi atau CBT (Competency
Based Training), dirasa kurang kompetitif untuk menghadapi persaingan di era
global yang serba instan. Terkait dengan dunia usaha atau dunia industri sebagai
pengguna tamatan, hasil pembelajaran praktik dengan penerapan model
Pembelajaran Berbasis Kompetensi membuat siswa serasa kurang pengalaman,
khususnya jika menghadapi pekerjaan dibawah tekanan (under pressure).
Hal ini merupakan tantangan sekaligus menjadi bahan masukan bagi
pengelola pendidikan, guru, stakeholder dan masyarakat pemerhati masalah
pendidikan pada umumnya. Untuk menghadapi permasalahan tersebut di atas,
diperlukan upaya-upaya untuk peningkatan keahlian siswa, peningkatan
profesionalitas guru atau instruktur, penggunaan metode pembelajaran yang lebih
aplikatif, dan lain-lain, di samping peningkatan atau pengelolaan bengkel praktik
yang lebih representative.
Soetarno Joyoatmojo dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar Fakultas
Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada tahun 2003,
menekankan perlunya pembentukan tenaga professional mandiri dan beretos tinggi
dalam pengembangan sumber daya insani. Pendidikan dan pelatihan perlu
dikembangkan kea rah penguasaan proses produksi, peningkatan produktivitas,
kemampuan tenaga kerja dan pendayagunaan teknologi (Agustinus Pentapagiyono,
2010 : 2).
Dari beberapa upaya untuk peningkatan keahlian siswa seperti
dikemukakan di atas, salah satunya adalah dengan penerapan model pembelajaran
commit to user
xviii
Model pembelajaran praktik tersebut diharapkan lebih mendekati keadaan di dunia
usaha dan dunia industri, sehingga lulusan nantinya sudah tidak canggung lagi
menghadapi pekerjaan di industri.
Model Pembelajaran Praktik Berbasis Produk atau PBT (Product Based
Training) merupakan suatu model pembelajaran praktik yang didesain untuk
pembelajaran praktik, dimana siswa langsung menghadapi atau mengerjakan benda
produk yang dibutuhkan oleh dunia usaha atau dunia industri. Dengan penerapan
Pendekatan Berbasis Produk akan membuat siswa lebih tertantang dalam praktik,
sehingga memungkinkan tumbuhnya inovasi-inovasi baru dalam melaksanakan
praktik. Dengan demikian diharapkan kemampuan siswa dalam praktik akan
meningkat.
Berdasarkan Kurikulum SMK, program pendidikan dan latihan (Diklat)
dibagi menjadi program normatif, adaptif, dan produktif. Program normatif
dijabarkan menjadi mata diklat yang memuat kompetensi tentang norma, sikap dan
perilaku yang harus diajarkan dan dilatihkan pada peserta didik. Program adaptif
berfungsi membentuk kemampuan untuk berkembang dan beradaptasi sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, dan dasar-dasar
kejuruan yang berkaitan dengan program keahlian yang dipelajarinya. Sedangkan
program produktif berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi
standar atau kemampuan produktif pada suatu pekerjaan atau keahlian tertentu
yang relevan dengan tuntutan dan permintaan dunia industri.
Pada program produktif telah dijabarkan letak kedudukan setiap kompetensi
commit to user
xix
hierarkis. Penguasaan kompetensi dasar pada mata diklat yang diperoleh
sebelumnya memungkinkan akan mempengaruhi kompetensi selanjutnya, atau
tandar kompetensi yang satu menjadi dasar dari standar kompetensi yang lain.
Atau dengan kata lain, suatu standar kompetensi menjadi prasyarat bagi standar
kompetensi berikutnya. Hal ini berarti bahwa jika siswa tidak atau belum
menguasai standar kompetensi prasyarat, maka siswa tersebut tidak dapat
melanjutkan ke standar kompetensi berikutnya yang bersyarat. Dari asumsi tersebut
juga dapat diprediksi bahwa siswa yang penguasaan standar kompetensi prasyarat
rendah, akan rendah pula penguasaan standar kompetensi yang dipelajarinya.
Pada pembelajaran praktik untuk Program Keahlian Teknik Pemesinan,
terdapat standar kompetensi: a) melakukan pekerjaan dengan mesin gerinda, b)
menggunakan mesin bubut (kompleks), dan c) menggunakan mesin frais
(kompleks). Standar kompetensi tersebut dapat ditempuh siswa setelah memenuhi
kompetensi prasyarat. Di antara standar kompetensi prasyarat adalah: mengukur
dengan alat ukur mekanik presisi.
H. Identifikasi Masalah
Berdasarkan deskripsi di atas, permasalahan dapat diidentifikasi sebagai
berikut:
1. Pendekatan kurikulum atau silabus yang dirancang oleh pemerintah kurang
commit to user
xx
2. Terdapat pendapat yang kuat di antara industri permesinan bahwa lulusan
institusi pendidikan tidak siap pakai atau belum siap untuk memulai pekerjaan
di industri.
3. Penerapan CBT di dunia pendidikan khususnya SMK Teknologi dan Industri
dalam kenyataan belum dapat menjawab permasalahan yang ada.
4. Diperlukan upaya penerapan metode pembelajaran yang lain untuk
memudahkan siswa dalam menyerap materi pada mata pelajaran Praktik
Pekerjaan Pemesinan.
5. Salah satu upaya untuk peningkatan kualitas lulusan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas proses
pembelajaran yang dilakukan guru.
6. Pendekatan Berbasis Produk atau PBT (Product Based Training) merupakan
model pembelajaran praktik yang lebih merangsang siswa untuk menunjukkan
kreativitas berfikir dan berinovasi pada mata pelajaran Praktik Pekerjaan
Permesinan.
7. Tinggi rendahnya hasil pembelajaran praktik pada mata pelajaran atau
kompetensi prasyarat akan menentukan tinggi rendahnya hasil pembelajaran
praktik pada mata pelajaran atau kompetensi berikutnya yang lebih sulit.
Dalam hal ini tinggi rendahnya penguasaan dalam menggunakan alat ukur
akan menentukan pula tinggi rendahnya nilai pada Mata Pelajaran Praktik
commit to user
xxi
I. Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu dan dana untuk penelitian ini, maka masalah
yang akan dibahas peneliti adalah:
1. Penerapan Model Pendekatan Berbasis Produk atau PBT (Product Based
Training) sebagai upaya meningkatkan kemampuan/keahlian siswa pada Mata
Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
2. Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur akan mempengaruhi Prestasi
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
J. Perumusan Masalah
Rumusan masalah berkaitan dengan pembatasan masalah seperti yang telah
disampaikan di atas adalah:
1. Apakah ada perbedaan Pengaruh antara Pendekatan berbasis Produk dan
Pendekatan Berbasis Kompetensi terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan?
2. Apakah ada perbedaan Pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat
Ukur yang tinggi dan yang rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan?
3. Apakah ada interaksi pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan
Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Penguasaan dalam Menggunakan
Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik
commit to user
xxii
K. Tujuan Penelitian
Untuk memberi arah dan sebagai pemandu dalam penelitian ini, maka
secara spesifik dapat peneliti kemukakan tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui:
1. Perbedaan pengaruh antara pendekatan berbasis Produk dan Pendekatan
Berbasis Kompetensi terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Praktik Pekerjaan Permesinan.
2. Perbedaan pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang
tinggi dan yang rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Praktik Pekerjaan Permesinan.
3. Ada tidaknya interaksi pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan
Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Penguasaan dalam Menggunakan
Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik
Pekerjaan Permesinan.
L. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis, sebagai:
a. Bahan kajian lanjut bagi peneliti khususnya di pembelajaran prooduktif.
b. Bahan kajian lebih lanjut bagi Dinas Pendidikan mengenai pengembangan
kurikulum dan pembelajaran produktif.
c. Bahan masukan bagi SMK untuk pengembangan pembelajaran praktik ke
commit to user
xxiii 2. Manfaat praktis:
a. Pengelola SMK khususnya Program Keahlian Teknik Pemesinan, dapat
menerapkan model pembelajaran praktik yang mengarah pada siswa lebih
produktif, sehingga pelaksanaan praktik lebih efektif dan efisien.
b. Guru dan instruktur lebih inovatif dan lebih bergairah dalam melaksanakan
pembelajaran praktik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.
c. Guru dan instruktur dapat memilih metode pembelajaran praktik dengan
pendekatan yang variatif untuk mengembangkan pembelajaran praktik,
yang sesuai dengan kebutuhan stakeholder.
d. Siswa dapat lebih mengembangkan penalaran dan ketrampilannya dalam
menghadapi pekerjaan yang lebih menantang dengan menejemen real job.
e. Siswa lebih meningkat rasa percaya dirinya karena terbiasa melaksanakan
commit to user
xxiv BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Produktif Teknik Pemesinan
Dimyati dan Mujiyono (2002 : 299), mengemukakan bahwa pembelajaran
merupakan kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk
membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber
belajar. Pembelajaran dapat berlangsung apabila ada interaksi antara guru dan
siswa untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Pembelajaran produktif merupakan suatu pola yang di dalamnya tersusun
suatu prosedur yang meliputi pengaturan, penentuan materi dan sumber belajar
agar terjadi proses belajar pada diri siswa sehingga dapat mencapai hasil yang
efektif pada mata pelajaran produktif/kejuruan. Tujuan pembelajaran produktif
adalah memberi bekal kepada siswa agar memiliki kemampuan yang tinggi
(kognitif, afektif, dan psikomotor), professional produktif, beretos kerja tinggi,
terbentuknya sikap wirausaha.
Pembelajaran produktif sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) tahun 2009 dikemas berdasarkan Standar Kompetensi (SK)
yang ditentukan oleh ketersediaan lapangan kerja atau industri. Standar kompetensi
commit to user
xxv
analisis penentuan indikator untuk mengukur ketercapainya kompetensi. Dengan
berlakunya KTSP tersebut memungkinkan kurikulum satu sekolah akan berbeda
dengan kurikulum di sekolah yang lain pada jenjang sekolah yang sama.
Penyusunan Standar Kompetensi menurut Atwi Suparman (2001 : 99)
dengan pola: struktur hierarkikal, struktur prosedural, struktur pengelompokan, dan
struktur kombinasi. Standar kompetensi yang disusun menurut struktur hierarkikal
adalah kedudukan dua perilaku yang menunjukkan bahwa salah satu perilaku
hanya dapat dilakukan bila telah dikuasai perilaku yang lain (2001 : 100).
Sedangkan isi/materi pembelajaran harus ditata dengan memperhatikan enam
ketentuan, dua diantaranya adalah dari umum ke khusus dan urutan keterampilan
(Mager and Beach, 1967 : 60). Dengan merujuk pada struktur dan isi untuk
pembelajaran produktif, maka siswa dapat menempuh standar kompetensi
berikutnya (yang khusus) setelah dapat menguasai kompetensi umum (dasar).
Kompetensi yang termasuk dalam mata pelajaran produktif dasar pada
Program Keahlian Teknik Pemesinan berdasarkan Standar Kompetensi meliputi: a)
melaksanakan penanganan material secara manual, b) menggunakan peralatan
pembanding dan/atau alat ukur dasar, c) mengukur dengan alat ukur mekanik
presisi, d) menggunakan perkakas tangan, e) menggunakan perkakas
bertenaga/operasi digenggam, f) menginterpretasikan sketsa, dan g) menggunakan
mesin untuk operasi dasar (Kurikulum SMK Negeri 2 Sragen, 2010 : 75-76).
Mata pelajaran produktif dasar adalah mata pelajaran yang memberikan
commit to user
xxvi
akhir sesuai dengan tujuan SMK. Salah satu mata pelajaran produktif yang harus
ditempuh setelah siswa memenuhi kompetensi-kompetensi selanjutnya adalah
menempuh standar kompetensi yang lebih sulit atau kompleks yang diantaranya
tertuang pada mata pelajaran Praktek Pekerjaan Permesinan. Praktik Pekerjaan
Permesinan menurut peta keterkaitan dalam Kurikulum SMK Negeri 2 Sragen
mempunyai standar kompetensi yang terletak di akhir yang meliputi: menggerinda
alat, membubut kompleks dan mengefrais kompleks (2010 : 77).
2. Pendekatan Pembelajaran Produktif
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/). Pembelajaran
produktif dirancang untuk memberi bekal kepada siswa agar memiliki kemampuan
yang tinggi, professional, produktif, beretos kerja tinggi, dan terbentuknya sikap
wirausaha (Made Wena, 1996 : 49). Jika dikelompokkan, ada dua model
pendekatan pembelajaran produktif yang biasa diterapkan yaitu:
a. Pendekatan Berbasis Kompetensi atau Competency Based Training (CBT)
commit to user
xxvii
Kompetensi (competency) menurut Suhaenah Suparno (2001 : 27)
merupakan kecakapan yang memadai untuk melakukan suatu tugas atau sebagai
memiliki keterampilan dan kecakapan yang disyaratkan. Mengutip dari pendapat
Johnson, selanjutnya Suhaenah Suparno menjelaskan tentang pembelajaran
berbasis kompetensi, yang merupakan suatu system dimana siswa baru dianggap
telah melaksanakan tugas yang dipelajari untuk melakukannya. Kompetensi dapat
dikatakan pula sebagai perbuatan (performance) yang rasional yang secara
memuaskan memenuhi tujuan dalam kondisi yang diinginkan. Agar dapat
mencapai suatu kompetensi, seseorang memerlukan pengetahuan khusus,
keterampilan proses, dan sikap.
Menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan
Nasional (Sisdiknas) penjelasan pasal 35 (1): “Kompetensi lulusan merupakan
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati”. Sedangkan
sesuai Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 pasal 1 (10),
“Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan”.
Kompetensi menurut definisi dari Standard Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI), adalah pernyataan tentang bagaimana seseorang dapat
mendemontrasikan: keterampilan, pengetahuan dan sikapnya di tempat kerja sesuai
commit to user
xxviii
tempat kerja (industri). Jika diperinci, kompetensi dapat dibagi dalam lima
dimensi: (a) mampu melakukan tugas per tugas (task skills), (b) mampu mengelola
beberapa tugas yang berbeda dalam pekerjaan (task management skills), (c)
tanggap terhadap adanya kelainan dan kerusakan pada rutinitas kerja (contingency
management skills), (d) mampu menghadapi tanggung jawab dan harapan dari
lingkungan kerja/ beradaptasi dengan lingkungan (environment skills/job role), dan
(e) mampu mentransfer kompetensi yang dimiliki dalam setiap situasi/tempat yang
berbeda (transfer skills) (http://dahlanforum.wordpress.com/2008/04/17/).
Pemahaman dari definisi kompetensi selama ini adalah mencakup
penguasaan terhadap 3 jenis kemampuan, yaitu: pengetahuan (knowledge, science),
keterampilan teknis (skill, teknologi) dan sikap perilaku (attitude). Jika kompetensi
dilihat dari aspek kecerdasan manusia yang harus dikembangkan secara utuh dan
seimbang, maka terdapat tiga kecerdasan yaitu: kecerdasan intelek/kecerdasan
rasional atau disebut IQ (Intellectual Quotient), kecerdasan emosional atau disebut
EQ (Emotional Quotient) dan kecerdasan spiritual atau SQ (Spiritual Quotient)
dengan SQ yang menjadi pondasinya. Bila dikaitkan dengan definisi kompetensi
selama ini maka kecerdasan IQ dapat dikaitkan dengan upaya penguasaan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) atau “knowledge” dan “skill”, kecerdasan EQ
dan SQ bisa dikaitkan dengan “attitude”.
2) Standar Kompetensi
Standar Kompetensi mmenurut SKKNI adalah pernyataan-pernyataan
commit to user
xxix
output: (a) apa yang diharapkan dapat dilaksanakan oleh siswa, (b) tingkat
kesempurnaan pelaksanaan kerja yang diharapkan dari siswa, dan (c) bagaimana
menilai bahwa kemampuan siswa telah berada pada tingkat yang diharapkan.
Kegunaan Standar Kompetensi bagi SMK diantaranya adalah: (a) lebih
efesien dalam biaya, dan membuat pendidikan dan pelatihan keterampilan lebih
relevan, (b) pembentukan keterampilan yang lebih baik untuk dapat bersaing
ditingkat internasional, (c) penilaian yang lebih konsisten, (d) adanya hubungan
yang lebih baik antara pelatihan, penilaian dan pemberian sertifikat, dan (e)
kemungkinan diakuinya pelajaran-pelajaran yang telah diterima sebelumnya
(sstphttp://www.stpbali.ac.id/index.php?p9=102)
. Untuk tingkat industri dan perusahaan, kegunaan standar kompetensi
adalah: (a) pengidentifikasian yang lebih baik mengenai keterampilan yang
dibutuhkan, (b) pemahaman yang lebih baik mengenai hasil pelatihan, (c)
berkurangnya pengulangan dalam usaha pengadaan pelatihan, (d) peningkatan
dalam perekrutan tenaga baru, (e) penilaian hasil pelatihan yang lebih konsisten
dan dapat diandalkan, dan (f) pengidentifikasian kompetensi di tempat kerja yang
lebih akurat.
Suatu unit Standar Kompetensi mencakup pesan kunci di tempat kerja dan
terdiri dari empat komponen, yaitu: (a) elemen yang menggambarkan garis besar
aktifitas-aktifitas terpenting yang termasuk dalam peran, (b) kriteria pelaksanaan
tugas yang merinci hal-hal yang harus dilakukan untuk menunjukkan kemampuan
commit to user
xxx
kondisi pada suatu unit, dan (d) penentuan bukti yang memberikan gambaran
bagaimana kompetensi akan diakui.
3) Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Berbasis Kompetensi
Tujuan pembelajaran berbasis kompetensi dimaksudkan agar segala upaya
yang dilakukan dalam proses pembelajaran benar-benar mengacu dan
mengarahkan peserta untuk mencapai kompetensi yang telah diprogramkan
bersama antara SMK dengan institusi pasangannya. Pelatihan atau pembelajaran
didasarkan atas hal-hal yang diharapkan dapat dilakukan oleh seseorang ditempat
kerja. Hal ini merupakan salah satu cara untuk membuat pelatihan lebih relevan
terhadap dunia kerja.
Manfaat pembelajaran berbasis kompetensi bagi peserta (trainees), adalah
dapat : (a) memberikan kesempatan bagi peserta untuk belajar mengembangkan
keterampilan dengan tingkat kecepatan yang berbeda dan dengan cara yang
berbeda, (b) memungkinkan peserta untuk lebih bertanggung jawab terhadap
kemajuannya, (c) memotivasi peserta, dan (d) membuat peserta aktif dan dapat
memusatkan perhatian pada tugas-tugasnya. Adapun manfaat bagi guru/instruktur
atau pelatih (trainers), yaitu dapat: (a) emungkinkan adanya kesesuaian antara
pelatihan dan persyaratan kemampuan kerja, (b) memungkinkan adanya kebebasan
dalam penentuan waktu mulai, selesai dan kecepatan program pelatihan, dan (c)
penyederhanaan prosedur penilaian.
commit to user
xxxi
Pembelajaran berbasis kompetensi menekankan pada “proses”, dengan
asumsi bahwa jika suatu pekerjaan dikerjakan dengan proses yang baik atau standar
akan dicapai hasil yang standar pula. Sebaliknya jika proses tidak benar, maka
kemungkinan besar hasil pekerjaan tersebut tidak akan sesuai standar. Penekanan
yang kedua adalah terciptanya kompetensi pada peserta, apa yang dapat dilakukan
oleh seseorang sebagai hasil dari pelatihan (output). Namun batasan waktu untuk
mencapai kompetensi kurang mengabaikan faktor waktu. Hal ini akan mengurangi
motivasi peserta untuk berkompetisi, sehingga peserta merasa pekerjaannya kurang
menantang.
Hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran berbasis kompetensi
adalah: (a) fokus kegiatan pembelajaran adalah penguasaan kompetensi oleh
peserta, (b) kondisi proses belajar peserta untuk menguasai kompetensi harus
memiliki kesepadanan dengan kondisi kompetensi tersebut akan digunakan
(industri), (c) aktifitas belajar peserta bersifat perseorangan dan antara satu peserta
dengan peserta lainnya tidak ada ketergantungan, dan (d) harus tersedia program
pengayaan (enrichment) bagi peserta yang lebih cepat, dan program perbaikan
(remedial) bagi peserta yang lebih lamban sehingga perbedaan irama
perkembangan belajar setiap peserta dapat dilayani (Suhaenah, 2001 : 27).
5) Penilaian Kompetensi
Penilaian Berdasarkan Kompetensi adalah suatu penilaian di mana bukti
dari pekerjaan yang dilaksanakan dibandingkan dengan kriteria pelaksanaan tugas
commit to user
xxxii
pelaksanaan tugas telah dipenuhi atau tidak. Berikut ini adalah beberapa manfaat
dari penilaian: (a) peserta yang pandai yang dapat memperlihatkan bahwa dirinya
kompeten dalam keterampilan tertentu dapat maju lebih cepat, (b) identifikasi
kebutuhan pelatihan, (c) motivasi siswa dapat ditingkatkan melalui pengakuan atas
kompetensi yang telah dicapai, dan (d) keterlibatan tempat kerja dan industri.
Penilaian berdasarkan kompetensi dapat melibatkan berbagai metode yaitu:
(a) observasi atas pelaksanaan tugas oleh peserta, (b) memeriksa proses yang
digunakan dan produk yang dihasilkan, (c) ujian tertulis dan esai untuk mengukur
tingkat pengetahuan, (d) ujian lisan dalam hubungannya dengan demonstrasi
praktis, (e) proyek perseorangan atau kelompok, biasanya tanpa pengawasan, (f)
simulasi dan bermain pesan, (g) kumpulan contoh dan sampel yang dipakai untuk
menilai presentasi dalam keterampilan seseorang sebelumnya, (h) latihan tanya
jawab interaktif menggunakan computer, dan (i) penilaian ini dapat dilaksanakan
oleh pelatih pengawas di tempat kerja atau penilai yang diakui oleh industri.
b. Pendekatan Berbasis Produk atau Product Based Training (PBT)
1) Pengertian Pembelajaran Berbasis Produk
Pembelajaran berbasis produk adalah pembelajaran atau keterampilan yang
commit to user
xxxiii
sesungguhnya (real job), untuk menghasilkan barang atau jasa sesuai tuntutan
pasar atau konsumen. Menurut Neni Rohaeni dalam penelitiannya mengungkapkan
bahwa Pembelajaran berbasis produk adalah “kegiatan pendidikan dan pelatihan
yang menyatu pada proses produksi atau menggunakan proses produksi sebagai
media pembelajaran”.
2) Tujuan Pembelajaran Berbasis Produk
Tujuan pembelajaran berbasis produk adalah membekali peserta dengan
kompetensi yang sepadan dengan tuntutan dunia kerja sekaligus menghasilkan
produk atau jasa yang laku jual, dan menanamkan pengalaman produktif serta
mengembangkan sikap wirausaha melalui pengalaman langsung memproduksi
barang atau jasa yang berorientasi pasar.
3) Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Produk
Pelaksanaan pembelajaran berbasis produk akan lebih mudah jika bekerja
sama dengan institusi pasangan (industri yang relevan) atau UP (Unit Produksi) di
sekolah. Setiap peserta atau kelompok dapat diberi tugas sesuai dengan jenis
pekerjaan dan tingkat kompetensi masing-masing. Namun demikian tetap dalam
prosedur dan standar kerja yang menjamin ketepatan waktu dan mutu hasil
pekerjaan yang dituntut oleh konsumen.
Keberhasilan pembelajaran berbasis produk, menurut Depdikbud (1999 :
22), harus didukung oleh:
commit to user
xxxiv
b) Guru atau instruktur yang memiliki profesionalisme tinggi.
c) Kesiapan kerja yang tidak semata-mata tergantung pada jam kerja sekolah.
d) Sikap menghargai kepuasan konsumen.
e) Sikap komitmen pada kualitas.
4) Penilaian Pembelajaran Berbasis Produk
Pada pembelajaran praktek berbasis produksi, penilaian tidak sebatas siswa
sudah kompeten atau belum kompeten. Penilaian lebih menekankan pada hasil
produk secara fungsi berkaitan dengan ukuran dan performen benda kerja. Faktor
yang juga penting dalam penilaian produk adalah seberapa cepat siswa mampu
menyelesaikan produk tersebut sesuai dengan standar waktu yang telah ditetapkan.
Hasil produk adalah untuk kebutuhan konsumen, oleh karena itu penting sekali
membuat produk yang berkualitas sekaligus dalam waktu yang cepat. Konsep
Pembelajaran berbasis Produk ini yang mempengaruhi sejauh mana kemampuan
siswa dapat diuji dalam persaingan dunia industri yang kompetitif.
Format penilaian dalam Pembelajaran Berbasis Produk pada dasarnya
adalah pengembangan dari format penilaian Pembelajaran Berbasis Kompetensi,
dengan memasukkan indikator waktu secara ketat sesuai standar industri.
commit to user
xxxv
Penguasaan atau kemampuan dalam Menggunakan Alat Ukur adalah
kompetensi dalam menggunakan alat ukur. Sesuai dengan Standar Kompetensi
Nasional (SKN) di Bidang Logam dan Mesin, kompetensi Menggunakan Alat Ukur
tertuang dalam unit M12.1A, yaitu Penggunaan Peralatan Pembanding dan/atau
Alat Ukur Dasar (Depdiknas, 2002) yang elemen-elemennya meliputi:
a. Memilih dan menggunakan peralatan pembanding dan/atau alat ukur dasar
1) Mengidentifikasi dan memilih alat ukur yang sesuai untuk melakukan
pembandingan atau pengukuran dengan menggunakan prosedur operasi
standar
2) Melakukan pengukuran atau penyortiran barang-barang dengan
menggunakan pembandingan dan/atau peralatan pengukuran dasar.
b. Memelihara peralatan pembanding dan/atau pengukuran dasar
1) Memastikan perawatan dan penyimpanan dasar sesuai dengan standar
pabrik atau prosedur operasi standar
Menurut SKN, pelaksanaan pengukuran-pengukuran pembanding dilakukan
di dalam lingkungan produksi atau di ruang kerja. Adapun dimensi pengukuran
meliputi panjang dan sudut. Peralatan-peralatan pembanding yang dapat digunakan
adalah: go-no-go (mal), thread angle (alat ukur ulir), taper-gauge (alat pengukur
tirus), alat ukur panjang (peralatan digital, vernier caliper dan micrometers,
termasuk penggaris, pita ukur dan meteran rol). Semua pengukuran pembanding
commit to user
xxxvi
Materi Menggunakan Alat Ukur adalah merupakan kompetensi dasar
sebagai prasyarat yang harus dikuasai untuk dapat mengikuti materi kompetensi
lanjut. Hal ini mutlak dikuasai siswa karena untuk dapat melaksanakan praktik
Pekerjaan Permesinan, siswa harus mampu menggunakan alat ukur.
4. Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil seseorang dalam melakukan kegiatan melalui proses
belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997 : 787), kata prestasi
mempunyai pengertian ”Hasil yang dicapai (dilakukan/dikerjakan dan
sebagainya)”. Sedangkan Zainal Arifin (1990 : 3) mengemukakan bahwa: ”Prestasi
adalah hasil dan kemampuan ketrampilan dan sikap seseorang dalam
menyelesaikan suatu hal”. Dengan demikian prestasi adalah bukti atau hasil usaha
yang dicapai setelah melaksanakan usaha sebaik-baiknya sesuai batas kemampuan
dari usaha tersebut.
Belajar merupakan bagian dari kehidupan dan kebutuhan manusia. Dari
proses belajar, seseorang dapat memahami, menguasai dan mengerti suatu
pengetahuan yang akhirnya kemampuan seseorang dapat ditingkatkan. Hampir
semua pengetahuan dan keterampilan (skill) dapat dipelajari, dikembangkan dan
ditingkatkan melalui kegiatan belajar.
Kegiatan belajar dalam kehidupan manusia memberikan peran yang besar.
Banyak ahli menaruh perhatian tentang belajar, sehingga terdapat berbagai definisi
commit to user
xxxvii
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk mengetahui suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dan interaksi dengan lingkungan. Sementara Winkel (1996 : 53)
menjelaskan, bahwa belajar merupakan aktifitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pamahaman, keterampilan dan sikap.
Belajar menurut Winkel tersebut meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Sementara A. Suhaenah (2001 : 2) lebih menekankan terjadinya perubahan
karena ada upaya. Belajar merupakan aktifitas yang menimbulkan perubahan yang
realatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya. Terjadinya
perubahan pada tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara
individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya (Moh. Uzer Usman,
2002 : 5). Proses perubahan di sini terjadi pada seseorang setelah terjadi interaksi
baik dengan individu lain maupun dengan tempat dan sarana belajar. Sedangkan
pendapat Heinich, Molenda dan Smaldino (2008 : 10) adalah:“Learning is the
development of new knowledge, skills, or attitudes as an individual interacts with
information and the environment”. Belajar adalah pengembangan pengetahuan,
keterampilan, atau sikap yang baru sebagai hasil interaksi individu dengan
informasi dan lingkungan. Unsur-unsur pokok dalam belajar menurut Nana
Sudjana (2008 : 22) adalah tujuan, proses, dan hasil belajar.
Secara singkat Yusuf Hadimiaarso - salah seorang pakar pendidikan dari
commit to user
xxxviii
12 Desember 2009, mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan positif karena
pengetahuan, pengalaman dan praktek. Dalam belajar mengandung makna suatu
perubahan dari belum atau tidak mampu menjadi mampu. Perubahan yang
diharapkan berupa tingkah laku yang ditimbulkan atau diubah dari pengalaman.
Perubahan tersebut sebagai kemampuan baru . Berkembangnya kemampuan, sikap
dan ketrampilan bias digunakan sebagai indikator keberhasilan dalam proses
pembelajaran. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam
berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, kecakapan, kebiasaan serta aspek
lain yang ada pada individu yang belajar. Disimpulkan bahwa belajar adalah
perubahan tingkah laku yang baru dalam berinteraksi dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pengetahun dalam
pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap.
Prestasi belajar menurut Sutratinah Tirtonegoro (1984 : 43) adalah penilaian
hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf
maupun kalimt yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap
anak dalam periode tertentu. Sedangkan prestasi belajar menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1997 : 787), adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan
yang dikembangkan oleh mata pelajaran, biasanya ditunjukkan dengan nilai tes
atau angka lain yang diberikan guru. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam
proses belajar mengajar yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh
commit to user
xxxix
Kurikulum SMK Negeri 2 Sragen Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan
(2010 : 76), memuat kompetensi lanjut untuk kelas XII, salah satunya yaitu: 1)
Menggunakan Mesin Bubut (Kompleks), dan 2) Memfrais (Kompleks), yang
pelaksanaannya dijadikan satu menjadi mata pelajaran yaitu Praktik Pekerjaan
Permesinan.
Dengan demikian prestasi belajar pada Mata Pelajaran Praktik Permesinan
adalah hasil belajar yang dicapai dalam proses belajar mengajar pada Mata
pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan yang ditunjukkan dengan nilai tes prestasi
praktik.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Secara garis besar, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut
Muhibbin Syah (2000 : 173) terdiri atas dua macam:
1) Faktor intern siswa, yang meliputi gangguan atau kekurangan kemampuan
psiko-fisik siswa, diantaranya adalah:
a) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), seperti rendahnya kapasitas kecerdasan
intelektual atau kecerdasan emosional siswa.
b) Yang bersifat afektif (ranah rasa), seperti labilnya sikap.
c) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), seperti terganggunya alat indera
penglihatan (mata) atau pendengaran (telinga).
2) Faktor ekstern siswa, meliputi situasi dan kondisi lingkungan yang tidak
commit to user
xl
a) Lingkungan keluarga (ketidakharmonisan hubungan orang tua, rendahnya
status ekonomi keluarga),
b) Lingkugan perkampungan/masyarakat (wilayah perkampungan kumuh dan
teman sepermainan yang nakal), dan
c) Lingkungan sekolah (kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti
dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah).
B. Penelitian yang Relevan
Menurut pengamatan peneliti, kegiatan praktis di lingkungan institusi SMK
telah berkembang seiring dengan tuntutan ekonomi. Penelitian tentang
Pembelajaran Berbasis Produk (Product Based Training) pada pembelajaran
praktik telah berkembang di Indonesia, terlebih di luar negeri. Penelitian yang
relevan, diantaranya adalah:
1. “Pelaksanaan Pembelajaran Praktik Model PBET (Production Based
Education and Training) di ATMI Surakarta Dalam Mengantisipasi Tuntutan
Pasar Kerja”, tesis yang dilakukan oleh R. Joko Priyono (2008). Dalam
penelitian tersebut disimpulkan: Akademi Teknik Mesin Indonesia (ATMI)
Surakarta telah berperan besar dalam mendorong keberhasilan pengelolaan
pembelajaran Model PBET. Pemikiran pentingnya efisiensi anggaran untuk
bahan praktik dan pentingnya produktivitas untuk menunjang pelaksanaan
commit to user
xli
2. “Product-Based Learning in Software Engineering Education”, oleh Eric D.
Regan, Stephen Frezza, dan Jeremy Cannell (2009). Disimpulkan bahwa,
dengan Pendekatan Produk ini dapat meningkatkan motivasi siswa untuk
berprestasi dalam pengembangan sebuah produk. Metode ini dapat diterapkan
di lembaga pelatihan untuk alat-alat mesin atau bidang teknik.
C. Kerangka Pikir
1. Perbedaan Pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk (Product Based
Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based
Training) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Praktik Pekerjaan Permesinan.
Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) merupakan salah
satu pendekatan yang saat ini memberikan prospek lebih baik dibanding
Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based training). Penerapan
Pendekatan Berbasis Produk lebih memungkinkan siswa belajar secara efektif
karena konsep Pendekatan Berbasis Produk tidak sekedar siswa mencapai standar
kompetensi sesuai yang telah ditentukan, namun lebih dari itu adalah siswa dituntut
untuk mencapai standar kompetensi dengan waktu yang sesingkat-singkatnya.
Siswa yang telah terbiasa untuk menghasilkan produk dengan mempertimbangkan
waktu akan bekerja lebih efisien, dengan demikian terbiasa pula untuk bekerja
commit to user
xlii
Untuk mencapai standar produk dengan alokasi waktu yang terbatas, siswa
harus melakukan perencanaan kerja secara cermat, baik gambar, langkah kerja,
peralatan yang harus disediakan, bahan sampai detail perhitungan pada saat proses
kerja berlangsung. satu kesalahan kecil yang berakibat pada kerusakan, baik
alat/mesin, benda kerja, bahkan manusia, siswa akan mendapatkan sanksi berupa
denda dengan point tertentu.
Dari analisis guru/instruktur tentang point kesalahan itu, siswa harus
mengganti dengan jam praktik yang disebut dengan istilah kompensasi. Dengan
demikian dalam Pendekatan berbasis Produk, menuntut siswa akan bekerja atau
melaksanakan praktik secara sungguh-sungguh untuk menghasilkan produk
berkualitas dengan waktu cepat sesuai tuntutan konsumen atau dunia industri. Pada
Pendekatan Berbasis kompetensi, hal yang demikian itu kurang mendapatkan
perhatian karena lebih menitik beratkan pada proses mencapai kompetensi tertentu,
sehingga waktu pencapaian menjadi lebih longgar. Salah satu nilai positif dari
Pendekatan berbasis produk adalah, siswa terbiasa bekerja dalam kondisi di bawah
tekanan (under pressure) yang akan memberikan tingkat kepercayaan diri yang
kuat saat memasuki dunia kerja.
Dari konsep di atas menggambarkan bahwa Pendekatan berbasis Produk
akan menghasilkan kualitas siswa yang lebih baik disbanding dengan Pendekatan
Berbasis Kompetensi. Dengan demikian terdapat perbedaan pengaruh antara
Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training) dengan
Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) terhadap Prestasi Belajar
commit to user
xliii
2. Perbedaan Pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur
yang Tinggi dan yang Rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
Standar Kompetensi untuk Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan
jika dilihat dari peta keterkaitan, berada pada tingkat yang paling sulit dan
kompleks. Untuk dapat mengikuti mata pelajaran Praktik pekerjaan Permesinan
harus menguasai kompetensi di level sebelumnya, yang diantaranya adalah
Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Presisi. Dalam pelaksanaan pembelajaran
kompetensi dasar tersebut, siswa dibentuk untuk secara pengetahuan atau wawasan
mempunyai konsep tentang peralatan ukur sederhana sampai yang presisi. Aspek
afektif menekankan pembentukan sikap kerja yang mendukung tercapainya
kompetensi standar. Penekanan aspek psikomotorik pada penguasaan kompetensi
dasar untuk dikembangkan pada penguasaan kompetensi yang lebih rumit.
Penguasaan siswa akan ketiga aspek secara menyeluruh akan menghasilkan satu
kompetensi dasar yang utuh untuk menguasai kompetensi selanjutnya.
Dari uraian dapat ditarik hubungan positif antara penguasaan dalam
menggunakan alat ukur dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Praktik
Pekerjaan Permesinan. Siswa yang mempunyai penguasaan dalam menggunakan
alat ukur yang tinggi akan mempunyai prestasi yang tinggi pula pada mata
pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Sebaliknya, siswa yang rendah akan
penguasaan dalam menggunakan alat ukur akan kesulitan dalam penguasaan materi
commit to user
xliv
3. Pengaruh Interaksi Perbedaan antara Pendekatan Pembelajaran Praktik
dan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
Pendekatan Berbasis Kompetensi pada mata pelajaran praktik akan
memberikan bekal kemampuan siswa untuk mencapai kompetensi standar,
meskipun kompetensi dasar yang dikuasai siswa mendapatkan nilai rendah atau
nilai minimal untuk dinyatakan kompeten. Pada Pendekatan Berbasis Produk,
siswa akan mendapatkan bekal kemampuan yang lebih sempurna, meskipun
kompetensi dasar yang dikuasai siswa juga mendapatkan nilai rendah atau nilai
minimal untuk dinyatakan kompeten.
Dari konsep tersebut, maka Pendekatan Berbasis Produksi akan
memberikan bekal kemampuan yang lebih sempurna pada prestasi siswa dalam
mata pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Pendekatan Berbasis Produk dan
Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Penguasaan dalam Menggunakan Alat
Ukur mempunyai interaksi terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
Praktik Pekerjaan Permesinan.
Berdasarkan konsep berpikir yang telah dikemukakan di atas, dapat
commit to user
xlv
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
D. Pengajuan Hipotesis
1. Terdapat perbedaan pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk (Product
Based Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based
Training) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik
Pekerjaan Permesinan.
2. Terdapat perbedaan pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat
Ukur yang tinggi dan yang rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
3. Terdapat interaksi pengaruh antara Pendekatan Pembelajaran Praktik dan
Penguasaan dalam Mengunakan Alat Ukur terhadap Pestasi Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
Prestasi belajar Siswa
pada Mata Pelajaran
Praktek Pekerjaan
Permesinan Penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur tinggi
Penguasaan dalam Menggunakan Alat
Ukur rendah Pendekatan berbasis
Produk (PBT)
commit to user
xlvi BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di SMK Negeri 2 Sragen dan SMK
Muhammadiyah 2 Sragen, Kabupaten Sragen. SMK Negeri 2 Sragen adalah tempat
mengabdi peneliti sebagai staf pengajar, sehingga penelitian nantinya diharapkan
dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan sekolah. Sedangkan SMK
Muhammadiyah 2 Sragen menjadi tempat penelitian sebagai pembanding kualitas
pembelajaran khususnya di bidang kompetensi keahlian Teknik Pemesinan.
Pertimbangannya dilihat dari kompetensi siswa yang relatif setara, guru kedua
SMK tersebut memiliki kualitas yang baik, dan kedua SMK tersebut mempunyai
fasilitas yang hampir sama.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian direncanakan pada semester gasal sampai awal semester
genap tahun pelajaran 2010/2011. Hal itu mengingat bahwa untuk pengambilan
data, peneliti harus melakukan eksperimen atau perlakuan (treatment) selama 1
(satu) semester. Secara umum tahapan penelitian terdiri dari beberapa tahap, seperti
commit to user
xlvii Tabel 1. Rencana Tahapan Penelitian
No Tahapan Kegiatan Waktu
1 Penyusunan Proposal Maret 2010
2 Seminar Proposal April 2010
3 Pembimbingan dan Penyempurnaan Proposal Mei- Agustus 2010
4 Pembuatan Instrumen dan Ijin Penelitian Oktober 2010
5 Tryout/uji coba instrument dan analisis Desember 2010
6 Pengumpulan dan pengolahan data Januari 2011
7 Penyusunan Laporan Hasil Penelitian Februari 2011
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen,
menurut Suharsimi Arikunto (1990 : 272) “Metode eksperimen adalah prosedur
penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat antara
kelompok yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding
yang tidak menerima perlakuan“. Tujuan eksperimen untuk menemukan fakta-fakta
akibat tentang pembelajaran praktik berbasis produksi dan pembelajaran praktik
berbasis kompetensi terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Praktik
Pekerjaan Permesinan. Oleh karena itu, kegiatan eksperimen dilakukan dengan
commit to user
xlviii
1. Desain Penelitian
Untuk menguji hipotesis penelitian ini menggunakan desain faktorial 2 x 2
dengan teknik Analisis Varians (ANAVA) 2 jalur. Desain ini merupakan suatu
rancangan penelitian yang digunakan untuk meneliti pengaruh yang dihasilkan dari
perlakuan yang berbeda. Dari masing-masing kelas diadakan pembelajaran praktik
dengan pendekatan yang berbeda, kemudian peneliti mengadakan perbandingan
prestasi belajar siswa.
Adapun pendekatan yang dipilih dalam pembelajaran praktik dibedakan
yaitu Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) dan Pendekatan
Berbasis Kompetensi (Competency Based Training). Prestasi belajar siswa dari ke
dua pendekatan tersebut dibandingkan untuk pengambilan kesimpulan mana yang
lebih efektif dalam pembelajaran praktik Pekerjaan Permesinan, dihubungkan
dengan tinggi rendahnya penguasaan dalam menggunakan alat ukur. Rancangan
uji hipotesis disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Rancangan Analisis Uji Hipotesis
Penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur
(B)
Pendekatan Pembelajaran Praktik
(A)
Product Based
Training (A1)
Competency Based
Training (A2)
Tinggi (B1) A1, B1 A2, B1
commit to user
xlix Keterangan:
A : Pendekatan Pembelajaran Praktik
A1 : Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Produk atau PBT (Product
Based Training)
A2 : Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Kompetensi atau CBT
(Competency Based Training)
B : Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur
B1 : Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi
B2 : Penguasaan dalam menggunakan Alat Ukur yang rendah
A1,B1: Kelompok siswa dengan Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis
Produk (Product Based Training) dan memiliki Penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur yang tinggi
A2,B1: Kelompok siswa dengan Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis
Kompetensi (Competency Based Training) dan memiliki Penguasaan
dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi
A1,B2: Kelompok siswa dengan Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis
Produk (Product Based Training) dan memiliki Penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur yang rendah
A2,B2: Kelompok siswa dengan Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis
Kompetensi (Competency Based Training) dan memiliki Penguasaan