• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN PRODUCT BASED TRAINING DAN PENDEKATAN COMPETENCY BASED TRAINING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK PEKERJAAN PERMESINAN DITINJAU DARI PENGUASAAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT UKUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN PRODUCT BASED TRAINING DAN PENDEKATAN COMPETENCY BASED TRAINING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK PEKERJAAN PERMESINAN DITINJAU DARI PENGUASAAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT UKUR"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PENGARUH PENDEKATAN PRODUCT BASED TRAINING DAN

PENDEKATAN COMPETENCY BASED TRAINING TERHADAP

PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK

PEKERJAAN PERMESINAN DITINJAU DARI PENGUASAAN

DALAM MENGGUNAKAN ALAT UKUR

(Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Magister

pada Program Teknologi Pendidikan

Diajukan oleh:

SUMARTANA

NIM. S810809226

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

PENGARUH PENDEKATAN PRODUCT BASED TRAINING DAN

PENDEKATAN COMPETENCY BASED TRAINING TERHADAP

PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK

PEKERJAAN PERMESINAN DITINJAU DARI PENGUASAAN

DALAM MENGGUNAKAN ALAT UKUR

(Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen)

Diajukan oleh:

SUMARTANA

NIM. S810809226

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. MULYOTO, M.Pd. Prof. Dr. SRI JUTMINI, M.Pd.

NIP. 19430712 197301 1 001 NIP. –

Mengetahui

Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

(3)

commit to user

iii

PENGESAHAN TESIS

PENGARUH PENDEKATAN PRODUCT BASED TRAINING

DENGAN PENDEKATAN COMPETENCY BASED TRAINING TERHADAP

PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK

PEKERJAAN PERMESINAN DITINJAU DARI PENGUASAAN

DALAM MENGGUNAKAN ALAT UKUR

(Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen)

Disusun oleh:

SUMARTANA NIM. S810809226

Telah disetujui oleh Tim Penguji Pada tanggal: 26 April 2011

Nama /NIP Jabatan Tanda tangan

Prof. Dr.SAMSI HARYANTO, M.Pd. Ketua

Dr. NUNUK SURYANI, M.Pd. Sekretaris

Prof. Dr. MULYOTO, M.Pd. Anggota Penguji I

Prof. Dr. SRI JUTMINI, M.Pd. Anggota Penguji II

Surakarta, 26 April 2011 Ketua Program Studi TP

Prof. Dr. MULYOTO, M.Pd. NIP. 19430712 197301 1 001 Mengetahui

Direktur PPs

(4)

commit to user

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

1. Kelebihan orang yang berilmu ke atas 'abid seperti kelebihan bulan malam

purnama dari bintang-bintang yang lain. Riwayat Abu Daud, At-Turmizi dll.

2. Saya belajar . . .

Tidak ada yang instant atau serba cepat didunia ini

Semua membutuhkan proses dan pertumbuhan

Kecuali bila saya ingin sakit hati . . . .

3. Saya saya jadi tahu . . .

Bahwa orang yang saya kira adalah jahat

Justru adalah orang yang membangkitkan semangat hidup saya kembali

Serta orang yang begitu perhatian sama saya

Tesis ini kupersembahkan kepada:

Spesial istriku tercinta Dyah St. S.Pd.

beserta Anandyto Augusta Wicaksana dan

Aghitsna Aurrelia Winadya,

(terima kasiiiiiiiiih ...

(5)

commit to user

v

PERNYATAAN

Nama : SUMARTANA

NIM : S810809226

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis saya yang berjudul: PENGARUH

PENDEKATAN PRODUCT BASED TRAINING DAN PENDEKATAN

COMPETENCY BASED TRAINING TERHADAP PRESTASI BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK PEKERJAAN

PERMESINAN DITINJAU DARI PENGUASAAN DALAM

MENGGUNAKAN ALAT UKUR (Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen)

adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis

tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh

dari tesis tersebut.

Surakarta, 26 April 2011

Yang membuat pernyataan,

(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta kemudahan sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis ini. Ucapan rasa terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. dr. M. SYAMSUL HADI, Sp.KJ(K) - Rektor Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

2. Prof. Drs. SURANTO, M.Sc.,Ph.D. - Direktur Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

3. Prof. Dr. MULYOTO, M.Pd. - Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus

Pembimbing I.

4. Tim Penguji Tesis Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Prof. Dr. SRI JUTMINI, M.Pd. - Pembimbing II

6. Drs. SUBONO - Kepala SMK Negeri 2 Sragen

7. Drs. H. WAKHID HARYANTO, M.Pd. - Kepala SMK Muhammadiyah 2

Sragen

8. Rekan guru SMK Kab. Sragen, dan semua pihak yang tidak dapat kami

sebutkan satu persatu.

Penyusunan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis

mengharapkan kritik atau saran dari pihak-pihak yang berkompeten. Semoga tesis

ini memberikan manfaat bagi pembaca. Amin.

Surakarta, 26 April 2011

(7)

commit to user

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TESIS ... iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ………... vii

DAFTAR TABEL ………... xi

DAFTAR GAMBAR ……….. xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAKSI ………... xiv

ABSTRACT ……… xv

BAB I. PENDAHULUAN ………... 1

A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Identifikasi Masalah ………... 5

C. Pembatasan Masalah ………... 6

D. Perumusan Masalah ………... 6

E. Tujuan Penelitian ………... 7

F. Manfaat Penelitian ………. 8

BAB II. LANDASAN TEORI ………... 9

(8)

commit to user

viii

1. Pembelajaran Produktif Teknik Pemesinan ………... 9

2. Pendekatan Pembelajaran Produktif ………... 11

a. Pendekatan Berbasis Kompetensi ……… 12

b. Pendekatan Berbasis Produksi ………. 18

3. Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur ……… 20

4. Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ……… 21

5. Penelitian yang Relevan ……… 25

B. Kerangka Pikir ………... 26

1. Perbedaan Pengaruh antara Pendekatan Berbasis Kompe- tensi (Competency Based Training) dan Pendekatan Ber- basis Produk (Product Based Training) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan………... 26

2. Perbedaan Pengaruh antara Penguasaan dalam Mengguna- kan Alat Ukur yang Tinggi dan yang Rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ……… 28

3. Pengaruh Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran Praktik dan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerja- an Permesinan ………... 29

(9)

commit to user

ix

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ……….. 31

A. Tempat dan Waktu Penelitian ……… 31

1. Tempat Penelitian ……….. 31

2. Waktu Penelitian ……… 31

B. Metode Penelitian ……….. 32

1. Desain Penelitian ……….. 33

2. Definisi Operasional ………. 35

3. Prosedur Penelitian ……… 37

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ……… 42

1. Populasi ………. 42

2. Teknik Pengambilan Sampel ………... 42

D. Teknik Pengambilan Data ………... 43

1. Instrumen Penelitian ………. 43

2. Uji Coba Instrumen Penelitian ………. 46

E. Teknik Analisis Data ………. 52

1. Uji Prasyarat Analisis ……… 52

2. Uji Hipotesis ………. 55

BAB IV. HASIL PENELITIAN ……… 58

A. Deskripsi Data ……….. 58

1. Deskripsi Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Prak- tik Pekerjaan Permesinan dengan Pendekatan Berbasis Produk (kelas eksperimen) ……….. 58

(10)

commit to user

x

tik Pekerjaan Permesinan dengan Pendekatan Berbasis

Kompetensi (kelas kontrol) ……….. 60

B. Uji Persyaratan Hipotesis ………... 63

1. Uji Normalitas ……….. 63

2. Uji Homogenitas ……….. 66

C. Pengujian Hipotesis ……….. 67

1. Pengujian Hipotesis Pertama ……… 68

2. Pengujian Hipotesis Kedua ……….. 69

3. Pengujian Hipotesis Ketiga ……….. 69

4. Uji Lanjut Pasca Anava ……… 70

D. Pembahasan Hasil Penelitian ……… 73

E. Keterbatasan Penelitian ……… 78

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ……… 80

A. Kesimpulan ……….. 80

B. Implikasi ……….. 81

C. Saran ……… 83

DAFTAR PUSTAKA ……….. 85

(11)

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rencana Tahapan Penelitian ……… 32

Tabel 2. Rancangan Analisis Uji Hipotesis ……… 33

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas eksperimen pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur Tinggi ... 58

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas eksperimen pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur rendah ... 60

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas kontrol pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur Tinggi... 61

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas kontrol pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur rendah ………. 62

Tabel 7. Rangkuman Data Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan permesinan ………... 63

Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan (Nilai Tes Praktik) ... 64

Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Nilai Tes pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ... 67

Tabel 10. Ringkasan Hasil Analisis Data ……….... 68

Tabel 11. Ringkasan Rataan Masing-masing Sel ……….... 70

(12)

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Pikir penelitian ……… 30

Gambar 2. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas

eksperimen pada kelompok Penguasaan Alat Ukur tinggi…... 59

Gambar 3. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas

eksperimen pada kelompok Penguasaan Alat Ukur rendah ….. 60

Gambar 4. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas

kontrol pada kelompok Penguasaan Alat Ukur tinggi ……….. 61

Gambar 5. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Pende-

katan Berbasis Kompetensi ………... 88

Lampiran 2. Job Sheet Praktik dengan Pendekatan berbasis Kompetensi ………... 101

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Pende katan Berbasis Produk ………. 122

Lampiran 4. Job Sheet Praktik dengan Pendekatan berbasis Produk ……… 132

Lampiran 5. Hasil Tryout, Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Analisis Butir Soal, dan Daya Beda Instrumen Menggunakan Alat Ukur ….. 137

Lampiran 6. Kisi-kisi dan Instrumen Menggunakan Alat Ukur Hasil Uji Coba ………... 145

Lampiran 7. Soal Tes Praktik ……… 154

Lampiran 8. Nilai Kelas Kontrol, Eksperimen, dan Uji t ………. 162

Lampiran 9. Hasil Tes Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur dan Penentuan Kelompok ………. 165

Lampiran 10. Hasil Tes Praktik/Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ... 169

Lampiran 11. Perolehan Nilai Praktik berdasarkan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur ……… 171

Lampiran 12. Uji Normalitas Data Hasil Penelitian ………... 174

Lampiran 13. Uji F (Homogenitas Data) ……… 186

Lampiran 14. Analisis Varians 2 Jalur ……… 187

Lampiran 15. Uji Lanjut Pasca Anava ……… 190

Lampiran 16. Tabel Nilai Kritis ……….. 191

Lampiran 17. Perijinan ……… 197

(14)

commit to user

xiv ABSTRAKSI

Sumartana, S.810809226. Pengaruh Pendekatan Product Based Training dan Pendekatan Competency Based Training terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ditinjau dari Penguasaan dalam

Menggunakan Alat Ukur (Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen), Tesis:

Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. April 2011

Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) perbedaan pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, (2) perbedaan pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan yang rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, (3), interaksi perbedaan Pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.

Metode penelitian adalah eksperimen, dengan populasi siswa Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK se-Kabupaten Sragen. Sampel berjumlah 145 siswa kelas XII yang diambil secara cluster sampling, dengan 78 siswa dari SMK Muhammadiyah 2 Sragen sebagai kelompok eksperimen yang menggunakan Pendekatan Berbasis Produk, dan 67 siswa dari SMK Negeri 2 Sragen sebagai kelompok kontrol yang menggunakan Pendekatan Berbasis Kompetensi.

Teknik pengumpulan data melalui tes tertulis dan tes praktik. Tes tertulis untuk mengukur Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur, dan tes praktik untuk mengukur Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Teknik analisis data menggunakan analisis variansi dua jalan, dilanjutkan uji scheffe’ dengan uji prasyarat analisis berupa uji normalitas dengan Lilliefors test dan homogenitas dengan uji F pada taraf signifikansi α = 0,05.

Kesimpulan hasil analisis data hasil penelitian: (1) terdapat perbedaan pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, karena Fo > Ft (34,58 > 3,84), (2) terdapat perbedaan pengaruh antara Penguasaan

dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan yang rendah terhadap terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan,karena

Fo > Ft (20,30 > 3,84). (3) ada interaksi perbedaan pengaruh antara Pendekatan

(15)

commit to user

xv ABSTRACT

Sumartana, S.810809226. The Effect of Product Based Training Approach and Competency Based Training Approach on the Students’ Achievement in

Machinery Subject Viewed by Mastering Measurement Instruments. Post

Graduate Program, Educational Technology Studies Program, Sebelas Maret University of Surakarta. April 2011

The objectives of this research are: (1). to find out the differences of the students’ achievement in implicating Product Based Training Approach and those who imply Competency Based Training on Machinery Subject; (2). to know the differences of the effect of the high competency and the low one in mastering measurement instrument on Machinery subject and; (3), to find out the differences interaction between Product Based Approach and Competency Based Product in mastering measurement instrument to the students’ achievement in Machinery subject.

This research method is experimental method with the students of Machinery Program of all Vocational High School in Sragen as the population. The sample of the research were 145 students of the third year who are selected by cluster sampling, consist of 78 students of the third year of SMK Muhammadiyah 2 Sragen as an experiment group that apply the Product Based Training Approach, and 67 students of the third year of SMK Negeri 2 Sragen as a control group that apply the Competency Based Training Approach.

The data were taken from written test and task job test. The written test is to measure the competency in mastering measurement task, and the task job test to measure the students’ achievement in Machinery subject. The data were analyzed by employing two-parts ANAVA, continued by scheffe’ analysis test and using prerequisite tests which form as normality test with Lilliefors test and homogeneity test with F-test on significant level α = 0,05.

The conclusions of the research show that: (1) there is a significant achievement difference in Machinery subject by applying Product Based Training Approach and those who applying Competency Based Training Approach, because

Fcount > Ftable (34,58 > 3,84), (2) there is a significant achievement difference in

Machinery subject between the students who have the high competency students with the low ones in mastering measurement instrument, because Fcount > Ftable

(16)

commit to user

xvi BAB I

PENDAHULUAN

G. Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu lembaga pendidikan

yang didirikan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki dunia kerja, sesuai

dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 tahun

2003 pasal 15. Pendidikan dan pelatihan kejuruan Indonesia dirancang oleh

pemerintah pusat dengan pendekatan kurikulum atau silabus yang kurang sesuai

dengan kebutuhan industri. Industri kurang dilibatkan di dalam mengidentifikasi

kebutuhan pendidikan dan pelatihan sehingga hasilnya tidak sesuai/konsisten

dengan kebutuhan industri.

Terdapat pendapat yang kuat di antara industri permesinan bahwa lulusan

institusi pendidikan tidak siap pakai atau belum siap untuk memulai pekerjaan di

industri. Tenaga kerja lulusan SMK hanya siap dilatih untuk bekerja. Untuk itu pemerintah mengenalkan pelatihan berdasarkan Competency Based Training

(CBT), melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 240 tahun

2004 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, dengan

menggunakan sumber pengajaran dan pembelajaran berdasarkan kompetensi

sebagai pengantar dasar standar kompetensi industri .

Penerapan CBT di dunia pendidikan khususnya SMK Teknologi dan

Industri dalam kenyataan belum dapat menjawab permasalahan yang ada. Sampai

(17)

commit to user

xvii

menerapkan model Pembelajaran Berbasis Kompetensi atau CBT (Competency

Based Training), dirasa kurang kompetitif untuk menghadapi persaingan di era

global yang serba instan. Terkait dengan dunia usaha atau dunia industri sebagai

pengguna tamatan, hasil pembelajaran praktik dengan penerapan model

Pembelajaran Berbasis Kompetensi membuat siswa serasa kurang pengalaman,

khususnya jika menghadapi pekerjaan dibawah tekanan (under pressure).

Hal ini merupakan tantangan sekaligus menjadi bahan masukan bagi

pengelola pendidikan, guru, stakeholder dan masyarakat pemerhati masalah

pendidikan pada umumnya. Untuk menghadapi permasalahan tersebut di atas,

diperlukan upaya-upaya untuk peningkatan keahlian siswa, peningkatan

profesionalitas guru atau instruktur, penggunaan metode pembelajaran yang lebih

aplikatif, dan lain-lain, di samping peningkatan atau pengelolaan bengkel praktik

yang lebih representative.

Soetarno Joyoatmojo dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar Fakultas

Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada tahun 2003,

menekankan perlunya pembentukan tenaga professional mandiri dan beretos tinggi

dalam pengembangan sumber daya insani. Pendidikan dan pelatihan perlu

dikembangkan kea rah penguasaan proses produksi, peningkatan produktivitas,

kemampuan tenaga kerja dan pendayagunaan teknologi (Agustinus Pentapagiyono,

2010 : 2).

Dari beberapa upaya untuk peningkatan keahlian siswa seperti

dikemukakan di atas, salah satunya adalah dengan penerapan model pembelajaran

(18)

commit to user

xviii

Model pembelajaran praktik tersebut diharapkan lebih mendekati keadaan di dunia

usaha dan dunia industri, sehingga lulusan nantinya sudah tidak canggung lagi

menghadapi pekerjaan di industri.

Model Pembelajaran Praktik Berbasis Produk atau PBT (Product Based

Training) merupakan suatu model pembelajaran praktik yang didesain untuk

pembelajaran praktik, dimana siswa langsung menghadapi atau mengerjakan benda

produk yang dibutuhkan oleh dunia usaha atau dunia industri. Dengan penerapan

Pendekatan Berbasis Produk akan membuat siswa lebih tertantang dalam praktik,

sehingga memungkinkan tumbuhnya inovasi-inovasi baru dalam melaksanakan

praktik. Dengan demikian diharapkan kemampuan siswa dalam praktik akan

meningkat.

Berdasarkan Kurikulum SMK, program pendidikan dan latihan (Diklat)

dibagi menjadi program normatif, adaptif, dan produktif. Program normatif

dijabarkan menjadi mata diklat yang memuat kompetensi tentang norma, sikap dan

perilaku yang harus diajarkan dan dilatihkan pada peserta didik. Program adaptif

berfungsi membentuk kemampuan untuk berkembang dan beradaptasi sesuai

dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, dan dasar-dasar

kejuruan yang berkaitan dengan program keahlian yang dipelajarinya. Sedangkan

program produktif berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi

standar atau kemampuan produktif pada suatu pekerjaan atau keahlian tertentu

yang relevan dengan tuntutan dan permintaan dunia industri.

Pada program produktif telah dijabarkan letak kedudukan setiap kompetensi

(19)

commit to user

xix

hierarkis. Penguasaan kompetensi dasar pada mata diklat yang diperoleh

sebelumnya memungkinkan akan mempengaruhi kompetensi selanjutnya, atau

tandar kompetensi yang satu menjadi dasar dari standar kompetensi yang lain.

Atau dengan kata lain, suatu standar kompetensi menjadi prasyarat bagi standar

kompetensi berikutnya. Hal ini berarti bahwa jika siswa tidak atau belum

menguasai standar kompetensi prasyarat, maka siswa tersebut tidak dapat

melanjutkan ke standar kompetensi berikutnya yang bersyarat. Dari asumsi tersebut

juga dapat diprediksi bahwa siswa yang penguasaan standar kompetensi prasyarat

rendah, akan rendah pula penguasaan standar kompetensi yang dipelajarinya.

Pada pembelajaran praktik untuk Program Keahlian Teknik Pemesinan,

terdapat standar kompetensi: a) melakukan pekerjaan dengan mesin gerinda, b)

menggunakan mesin bubut (kompleks), dan c) menggunakan mesin frais

(kompleks). Standar kompetensi tersebut dapat ditempuh siswa setelah memenuhi

kompetensi prasyarat. Di antara standar kompetensi prasyarat adalah: mengukur

dengan alat ukur mekanik presisi.

H. Identifikasi Masalah

Berdasarkan deskripsi di atas, permasalahan dapat diidentifikasi sebagai

berikut:

1. Pendekatan kurikulum atau silabus yang dirancang oleh pemerintah kurang

(20)

commit to user

xx

2. Terdapat pendapat yang kuat di antara industri permesinan bahwa lulusan

institusi pendidikan tidak siap pakai atau belum siap untuk memulai pekerjaan

di industri.

3. Penerapan CBT di dunia pendidikan khususnya SMK Teknologi dan Industri

dalam kenyataan belum dapat menjawab permasalahan yang ada.

4. Diperlukan upaya penerapan metode pembelajaran yang lain untuk

memudahkan siswa dalam menyerap materi pada mata pelajaran Praktik

Pekerjaan Pemesinan.

5. Salah satu upaya untuk peningkatan kualitas lulusan Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas proses

pembelajaran yang dilakukan guru.

6. Pendekatan Berbasis Produk atau PBT (Product Based Training) merupakan

model pembelajaran praktik yang lebih merangsang siswa untuk menunjukkan

kreativitas berfikir dan berinovasi pada mata pelajaran Praktik Pekerjaan

Permesinan.

7. Tinggi rendahnya hasil pembelajaran praktik pada mata pelajaran atau

kompetensi prasyarat akan menentukan tinggi rendahnya hasil pembelajaran

praktik pada mata pelajaran atau kompetensi berikutnya yang lebih sulit.

Dalam hal ini tinggi rendahnya penguasaan dalam menggunakan alat ukur

akan menentukan pula tinggi rendahnya nilai pada Mata Pelajaran Praktik

(21)

commit to user

xxi

I. Pembatasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu dan dana untuk penelitian ini, maka masalah

yang akan dibahas peneliti adalah:

1. Penerapan Model Pendekatan Berbasis Produk atau PBT (Product Based

Training) sebagai upaya meningkatkan kemampuan/keahlian siswa pada Mata

Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.

2. Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur akan mempengaruhi Prestasi

Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.

J. Perumusan Masalah

Rumusan masalah berkaitan dengan pembatasan masalah seperti yang telah

disampaikan di atas adalah:

1. Apakah ada perbedaan Pengaruh antara Pendekatan berbasis Produk dan

Pendekatan Berbasis Kompetensi terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan?

2. Apakah ada perbedaan Pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat

Ukur yang tinggi dan yang rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan?

3. Apakah ada interaksi pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan

Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Penguasaan dalam Menggunakan

Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik

(22)

commit to user

xxii

K. Tujuan Penelitian

Untuk memberi arah dan sebagai pemandu dalam penelitian ini, maka

secara spesifik dapat peneliti kemukakan tujuan penelitian adalah untuk

mengetahui:

1. Perbedaan pengaruh antara pendekatan berbasis Produk dan Pendekatan

Berbasis Kompetensi terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Praktik Pekerjaan Permesinan.

2. Perbedaan pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang

tinggi dan yang rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Praktik Pekerjaan Permesinan.

3. Ada tidaknya interaksi pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan

Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Penguasaan dalam Menggunakan

Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik

Pekerjaan Permesinan.

L. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis, sebagai:

a. Bahan kajian lanjut bagi peneliti khususnya di pembelajaran prooduktif.

b. Bahan kajian lebih lanjut bagi Dinas Pendidikan mengenai pengembangan

kurikulum dan pembelajaran produktif.

c. Bahan masukan bagi SMK untuk pengembangan pembelajaran praktik ke

(23)

commit to user

xxiii 2. Manfaat praktis:

a. Pengelola SMK khususnya Program Keahlian Teknik Pemesinan, dapat

menerapkan model pembelajaran praktik yang mengarah pada siswa lebih

produktif, sehingga pelaksanaan praktik lebih efektif dan efisien.

b. Guru dan instruktur lebih inovatif dan lebih bergairah dalam melaksanakan

pembelajaran praktik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.

c. Guru dan instruktur dapat memilih metode pembelajaran praktik dengan

pendekatan yang variatif untuk mengembangkan pembelajaran praktik,

yang sesuai dengan kebutuhan stakeholder.

d. Siswa dapat lebih mengembangkan penalaran dan ketrampilannya dalam

menghadapi pekerjaan yang lebih menantang dengan menejemen real job.

e. Siswa lebih meningkat rasa percaya dirinya karena terbiasa melaksanakan

(24)

commit to user

xxiv BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Produktif Teknik Pemesinan

Dimyati dan Mujiyono (2002 : 299), mengemukakan bahwa pembelajaran

merupakan kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk

membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber

belajar. Pembelajaran dapat berlangsung apabila ada interaksi antara guru dan

siswa untuk mencapai hasil yang diharapkan.

Pembelajaran produktif merupakan suatu pola yang di dalamnya tersusun

suatu prosedur yang meliputi pengaturan, penentuan materi dan sumber belajar

agar terjadi proses belajar pada diri siswa sehingga dapat mencapai hasil yang

efektif pada mata pelajaran produktif/kejuruan. Tujuan pembelajaran produktif

adalah memberi bekal kepada siswa agar memiliki kemampuan yang tinggi

(kognitif, afektif, dan psikomotor), professional produktif, beretos kerja tinggi,

terbentuknya sikap wirausaha.

Pembelajaran produktif sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) tahun 2009 dikemas berdasarkan Standar Kompetensi (SK)

yang ditentukan oleh ketersediaan lapangan kerja atau industri. Standar kompetensi

(25)

commit to user

xxv

analisis penentuan indikator untuk mengukur ketercapainya kompetensi. Dengan

berlakunya KTSP tersebut memungkinkan kurikulum satu sekolah akan berbeda

dengan kurikulum di sekolah yang lain pada jenjang sekolah yang sama.

Penyusunan Standar Kompetensi menurut Atwi Suparman (2001 : 99)

dengan pola: struktur hierarkikal, struktur prosedural, struktur pengelompokan, dan

struktur kombinasi. Standar kompetensi yang disusun menurut struktur hierarkikal

adalah kedudukan dua perilaku yang menunjukkan bahwa salah satu perilaku

hanya dapat dilakukan bila telah dikuasai perilaku yang lain (2001 : 100).

Sedangkan isi/materi pembelajaran harus ditata dengan memperhatikan enam

ketentuan, dua diantaranya adalah dari umum ke khusus dan urutan keterampilan

(Mager and Beach, 1967 : 60). Dengan merujuk pada struktur dan isi untuk

pembelajaran produktif, maka siswa dapat menempuh standar kompetensi

berikutnya (yang khusus) setelah dapat menguasai kompetensi umum (dasar).

Kompetensi yang termasuk dalam mata pelajaran produktif dasar pada

Program Keahlian Teknik Pemesinan berdasarkan Standar Kompetensi meliputi: a)

melaksanakan penanganan material secara manual, b) menggunakan peralatan

pembanding dan/atau alat ukur dasar, c) mengukur dengan alat ukur mekanik

presisi, d) menggunakan perkakas tangan, e) menggunakan perkakas

bertenaga/operasi digenggam, f) menginterpretasikan sketsa, dan g) menggunakan

mesin untuk operasi dasar (Kurikulum SMK Negeri 2 Sragen, 2010 : 75-76).

Mata pelajaran produktif dasar adalah mata pelajaran yang memberikan

(26)

commit to user

xxvi

akhir sesuai dengan tujuan SMK. Salah satu mata pelajaran produktif yang harus

ditempuh setelah siswa memenuhi kompetensi-kompetensi selanjutnya adalah

menempuh standar kompetensi yang lebih sulit atau kompleks yang diantaranya

tertuang pada mata pelajaran Praktek Pekerjaan Permesinan. Praktik Pekerjaan

Permesinan menurut peta keterkaitan dalam Kurikulum SMK Negeri 2 Sragen

mempunyai standar kompetensi yang terletak di akhir yang meliputi: menggerinda

alat, membubut kompleks dan mengefrais kompleks (2010 : 77).

2. Pendekatan Pembelajaran Produktif

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut

pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang

terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,

menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan

teoretis tertentu (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/). Pembelajaran

produktif dirancang untuk memberi bekal kepada siswa agar memiliki kemampuan

yang tinggi, professional, produktif, beretos kerja tinggi, dan terbentuknya sikap

wirausaha (Made Wena, 1996 : 49). Jika dikelompokkan, ada dua model

pendekatan pembelajaran produktif yang biasa diterapkan yaitu:

a. Pendekatan Berbasis Kompetensi atau Competency Based Training (CBT)

(27)

commit to user

xxvii

Kompetensi (competency) menurut Suhaenah Suparno (2001 : 27)

merupakan kecakapan yang memadai untuk melakukan suatu tugas atau sebagai

memiliki keterampilan dan kecakapan yang disyaratkan. Mengutip dari pendapat

Johnson, selanjutnya Suhaenah Suparno menjelaskan tentang pembelajaran

berbasis kompetensi, yang merupakan suatu system dimana siswa baru dianggap

telah melaksanakan tugas yang dipelajari untuk melakukannya. Kompetensi dapat

dikatakan pula sebagai perbuatan (performance) yang rasional yang secara

memuaskan memenuhi tujuan dalam kondisi yang diinginkan. Agar dapat

mencapai suatu kompetensi, seseorang memerlukan pengetahuan khusus,

keterampilan proses, dan sikap.

Menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan

Nasional (Sisdiknas) penjelasan pasal 35 (1): “Kompetensi lulusan merupakan

kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati”. Sedangkan

sesuai Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 pasal 1 (10),

“Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan”.

Kompetensi menurut definisi dari Standard Kompetensi Kerja Nasional

Indonesia (SKKNI), adalah pernyataan tentang bagaimana seseorang dapat

mendemontrasikan: keterampilan, pengetahuan dan sikapnya di tempat kerja sesuai

(28)

commit to user

xxviii

tempat kerja (industri). Jika diperinci, kompetensi dapat dibagi dalam lima

dimensi: (a) mampu melakukan tugas per tugas (task skills), (b) mampu mengelola

beberapa tugas yang berbeda dalam pekerjaan (task management skills), (c)

tanggap terhadap adanya kelainan dan kerusakan pada rutinitas kerja (contingency

management skills), (d) mampu menghadapi tanggung jawab dan harapan dari

lingkungan kerja/ beradaptasi dengan lingkungan (environment skills/job role), dan

(e) mampu mentransfer kompetensi yang dimiliki dalam setiap situasi/tempat yang

berbeda (transfer skills) (http://dahlanforum.wordpress.com/2008/04/17/).

Pemahaman dari definisi kompetensi selama ini adalah mencakup

penguasaan terhadap 3 jenis kemampuan, yaitu: pengetahuan (knowledge, science),

keterampilan teknis (skill, teknologi) dan sikap perilaku (attitude). Jika kompetensi

dilihat dari aspek kecerdasan manusia yang harus dikembangkan secara utuh dan

seimbang, maka terdapat tiga kecerdasan yaitu: kecerdasan intelek/kecerdasan

rasional atau disebut IQ (Intellectual Quotient), kecerdasan emosional atau disebut

EQ (Emotional Quotient) dan kecerdasan spiritual atau SQ (Spiritual Quotient)

dengan SQ yang menjadi pondasinya. Bila dikaitkan dengan definisi kompetensi

selama ini maka kecerdasan IQ dapat dikaitkan dengan upaya penguasaan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) atau “knowledge” dan “skill”, kecerdasan EQ

dan SQ bisa dikaitkan dengan “attitude”.

2) Standar Kompetensi

Standar Kompetensi mmenurut SKKNI adalah pernyataan-pernyataan

(29)

commit to user

xxix

output: (a) apa yang diharapkan dapat dilaksanakan oleh siswa, (b) tingkat

kesempurnaan pelaksanaan kerja yang diharapkan dari siswa, dan (c) bagaimana

menilai bahwa kemampuan siswa telah berada pada tingkat yang diharapkan.

Kegunaan Standar Kompetensi bagi SMK diantaranya adalah: (a) lebih

efesien dalam biaya, dan membuat pendidikan dan pelatihan keterampilan lebih

relevan, (b) pembentukan keterampilan yang lebih baik untuk dapat bersaing

ditingkat internasional, (c) penilaian yang lebih konsisten, (d) adanya hubungan

yang lebih baik antara pelatihan, penilaian dan pemberian sertifikat, dan (e)

kemungkinan diakuinya pelajaran-pelajaran yang telah diterima sebelumnya

(sstphttp://www.stpbali.ac.id/index.php?p9=102)

. Untuk tingkat industri dan perusahaan, kegunaan standar kompetensi

adalah: (a) pengidentifikasian yang lebih baik mengenai keterampilan yang

dibutuhkan, (b) pemahaman yang lebih baik mengenai hasil pelatihan, (c)

berkurangnya pengulangan dalam usaha pengadaan pelatihan, (d) peningkatan

dalam perekrutan tenaga baru, (e) penilaian hasil pelatihan yang lebih konsisten

dan dapat diandalkan, dan (f) pengidentifikasian kompetensi di tempat kerja yang

lebih akurat.

Suatu unit Standar Kompetensi mencakup pesan kunci di tempat kerja dan

terdiri dari empat komponen, yaitu: (a) elemen yang menggambarkan garis besar

aktifitas-aktifitas terpenting yang termasuk dalam peran, (b) kriteria pelaksanaan

tugas yang merinci hal-hal yang harus dilakukan untuk menunjukkan kemampuan

(30)

commit to user

xxx

kondisi pada suatu unit, dan (d) penentuan bukti yang memberikan gambaran

bagaimana kompetensi akan diakui.

3) Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Tujuan pembelajaran berbasis kompetensi dimaksudkan agar segala upaya

yang dilakukan dalam proses pembelajaran benar-benar mengacu dan

mengarahkan peserta untuk mencapai kompetensi yang telah diprogramkan

bersama antara SMK dengan institusi pasangannya. Pelatihan atau pembelajaran

didasarkan atas hal-hal yang diharapkan dapat dilakukan oleh seseorang ditempat

kerja. Hal ini merupakan salah satu cara untuk membuat pelatihan lebih relevan

terhadap dunia kerja.

Manfaat pembelajaran berbasis kompetensi bagi peserta (trainees), adalah

dapat : (a) memberikan kesempatan bagi peserta untuk belajar mengembangkan

keterampilan dengan tingkat kecepatan yang berbeda dan dengan cara yang

berbeda, (b) memungkinkan peserta untuk lebih bertanggung jawab terhadap

kemajuannya, (c) memotivasi peserta, dan (d) membuat peserta aktif dan dapat

memusatkan perhatian pada tugas-tugasnya. Adapun manfaat bagi guru/instruktur

atau pelatih (trainers), yaitu dapat: (a) emungkinkan adanya kesesuaian antara

pelatihan dan persyaratan kemampuan kerja, (b) memungkinkan adanya kebebasan

dalam penentuan waktu mulai, selesai dan kecepatan program pelatihan, dan (c)

penyederhanaan prosedur penilaian.

(31)

commit to user

xxxi

Pembelajaran berbasis kompetensi menekankan pada “proses”, dengan

asumsi bahwa jika suatu pekerjaan dikerjakan dengan proses yang baik atau standar

akan dicapai hasil yang standar pula. Sebaliknya jika proses tidak benar, maka

kemungkinan besar hasil pekerjaan tersebut tidak akan sesuai standar. Penekanan

yang kedua adalah terciptanya kompetensi pada peserta, apa yang dapat dilakukan

oleh seseorang sebagai hasil dari pelatihan (output). Namun batasan waktu untuk

mencapai kompetensi kurang mengabaikan faktor waktu. Hal ini akan mengurangi

motivasi peserta untuk berkompetisi, sehingga peserta merasa pekerjaannya kurang

menantang.

Hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran berbasis kompetensi

adalah: (a) fokus kegiatan pembelajaran adalah penguasaan kompetensi oleh

peserta, (b) kondisi proses belajar peserta untuk menguasai kompetensi harus

memiliki kesepadanan dengan kondisi kompetensi tersebut akan digunakan

(industri), (c) aktifitas belajar peserta bersifat perseorangan dan antara satu peserta

dengan peserta lainnya tidak ada ketergantungan, dan (d) harus tersedia program

pengayaan (enrichment) bagi peserta yang lebih cepat, dan program perbaikan

(remedial) bagi peserta yang lebih lamban sehingga perbedaan irama

perkembangan belajar setiap peserta dapat dilayani (Suhaenah, 2001 : 27).

5) Penilaian Kompetensi

Penilaian Berdasarkan Kompetensi adalah suatu penilaian di mana bukti

dari pekerjaan yang dilaksanakan dibandingkan dengan kriteria pelaksanaan tugas

(32)

commit to user

xxxii

pelaksanaan tugas telah dipenuhi atau tidak. Berikut ini adalah beberapa manfaat

dari penilaian: (a) peserta yang pandai yang dapat memperlihatkan bahwa dirinya

kompeten dalam keterampilan tertentu dapat maju lebih cepat, (b) identifikasi

kebutuhan pelatihan, (c) motivasi siswa dapat ditingkatkan melalui pengakuan atas

kompetensi yang telah dicapai, dan (d) keterlibatan tempat kerja dan industri.

Penilaian berdasarkan kompetensi dapat melibatkan berbagai metode yaitu:

(a) observasi atas pelaksanaan tugas oleh peserta, (b) memeriksa proses yang

digunakan dan produk yang dihasilkan, (c) ujian tertulis dan esai untuk mengukur

tingkat pengetahuan, (d) ujian lisan dalam hubungannya dengan demonstrasi

praktis, (e) proyek perseorangan atau kelompok, biasanya tanpa pengawasan, (f)

simulasi dan bermain pesan, (g) kumpulan contoh dan sampel yang dipakai untuk

menilai presentasi dalam keterampilan seseorang sebelumnya, (h) latihan tanya

jawab interaktif menggunakan computer, dan (i) penilaian ini dapat dilaksanakan

oleh pelatih pengawas di tempat kerja atau penilai yang diakui oleh industri.

b. Pendekatan Berbasis Produk atau Product Based Training (PBT)

1) Pengertian Pembelajaran Berbasis Produk

Pembelajaran berbasis produk adalah pembelajaran atau keterampilan yang

(33)

commit to user

xxxiii

sesungguhnya (real job), untuk menghasilkan barang atau jasa sesuai tuntutan

pasar atau konsumen. Menurut Neni Rohaeni dalam penelitiannya mengungkapkan

bahwa Pembelajaran berbasis produk adalah “kegiatan pendidikan dan pelatihan

yang menyatu pada proses produksi atau menggunakan proses produksi sebagai

media pembelajaran”.

2) Tujuan Pembelajaran Berbasis Produk

Tujuan pembelajaran berbasis produk adalah membekali peserta dengan

kompetensi yang sepadan dengan tuntutan dunia kerja sekaligus menghasilkan

produk atau jasa yang laku jual, dan menanamkan pengalaman produktif serta

mengembangkan sikap wirausaha melalui pengalaman langsung memproduksi

barang atau jasa yang berorientasi pasar.

3) Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Produk

Pelaksanaan pembelajaran berbasis produk akan lebih mudah jika bekerja

sama dengan institusi pasangan (industri yang relevan) atau UP (Unit Produksi) di

sekolah. Setiap peserta atau kelompok dapat diberi tugas sesuai dengan jenis

pekerjaan dan tingkat kompetensi masing-masing. Namun demikian tetap dalam

prosedur dan standar kerja yang menjamin ketepatan waktu dan mutu hasil

pekerjaan yang dituntut oleh konsumen.

Keberhasilan pembelajaran berbasis produk, menurut Depdikbud (1999 :

22), harus didukung oleh:

(34)

commit to user

xxxiv

b) Guru atau instruktur yang memiliki profesionalisme tinggi.

c) Kesiapan kerja yang tidak semata-mata tergantung pada jam kerja sekolah.

d) Sikap menghargai kepuasan konsumen.

e) Sikap komitmen pada kualitas.

4) Penilaian Pembelajaran Berbasis Produk

Pada pembelajaran praktek berbasis produksi, penilaian tidak sebatas siswa

sudah kompeten atau belum kompeten. Penilaian lebih menekankan pada hasil

produk secara fungsi berkaitan dengan ukuran dan performen benda kerja. Faktor

yang juga penting dalam penilaian produk adalah seberapa cepat siswa mampu

menyelesaikan produk tersebut sesuai dengan standar waktu yang telah ditetapkan.

Hasil produk adalah untuk kebutuhan konsumen, oleh karena itu penting sekali

membuat produk yang berkualitas sekaligus dalam waktu yang cepat. Konsep

Pembelajaran berbasis Produk ini yang mempengaruhi sejauh mana kemampuan

siswa dapat diuji dalam persaingan dunia industri yang kompetitif.

Format penilaian dalam Pembelajaran Berbasis Produk pada dasarnya

adalah pengembangan dari format penilaian Pembelajaran Berbasis Kompetensi,

dengan memasukkan indikator waktu secara ketat sesuai standar industri.

(35)

commit to user

xxxv

Penguasaan atau kemampuan dalam Menggunakan Alat Ukur adalah

kompetensi dalam menggunakan alat ukur. Sesuai dengan Standar Kompetensi

Nasional (SKN) di Bidang Logam dan Mesin, kompetensi Menggunakan Alat Ukur

tertuang dalam unit M12.1A, yaitu Penggunaan Peralatan Pembanding dan/atau

Alat Ukur Dasar (Depdiknas, 2002) yang elemen-elemennya meliputi:

a. Memilih dan menggunakan peralatan pembanding dan/atau alat ukur dasar

1) Mengidentifikasi dan memilih alat ukur yang sesuai untuk melakukan

pembandingan atau pengukuran dengan menggunakan prosedur operasi

standar

2) Melakukan pengukuran atau penyortiran barang-barang dengan

menggunakan pembandingan dan/atau peralatan pengukuran dasar.

b. Memelihara peralatan pembanding dan/atau pengukuran dasar

1) Memastikan perawatan dan penyimpanan dasar sesuai dengan standar

pabrik atau prosedur operasi standar

Menurut SKN, pelaksanaan pengukuran-pengukuran pembanding dilakukan

di dalam lingkungan produksi atau di ruang kerja. Adapun dimensi pengukuran

meliputi panjang dan sudut. Peralatan-peralatan pembanding yang dapat digunakan

adalah: go-no-go (mal), thread angle (alat ukur ulir), taper-gauge (alat pengukur

tirus), alat ukur panjang (peralatan digital, vernier caliper dan micrometers,

termasuk penggaris, pita ukur dan meteran rol). Semua pengukuran pembanding

(36)

commit to user

xxxvi

Materi Menggunakan Alat Ukur adalah merupakan kompetensi dasar

sebagai prasyarat yang harus dikuasai untuk dapat mengikuti materi kompetensi

lanjut. Hal ini mutlak dikuasai siswa karena untuk dapat melaksanakan praktik

Pekerjaan Permesinan, siswa harus mampu menggunakan alat ukur.

4. Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil seseorang dalam melakukan kegiatan melalui proses

belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997 : 787), kata prestasi

mempunyai pengertian ”Hasil yang dicapai (dilakukan/dikerjakan dan

sebagainya)”. Sedangkan Zainal Arifin (1990 : 3) mengemukakan bahwa: ”Prestasi

adalah hasil dan kemampuan ketrampilan dan sikap seseorang dalam

menyelesaikan suatu hal”. Dengan demikian prestasi adalah bukti atau hasil usaha

yang dicapai setelah melaksanakan usaha sebaik-baiknya sesuai batas kemampuan

dari usaha tersebut.

Belajar merupakan bagian dari kehidupan dan kebutuhan manusia. Dari

proses belajar, seseorang dapat memahami, menguasai dan mengerti suatu

pengetahuan yang akhirnya kemampuan seseorang dapat ditingkatkan. Hampir

semua pengetahuan dan keterampilan (skill) dapat dipelajari, dikembangkan dan

ditingkatkan melalui kegiatan belajar.

Kegiatan belajar dalam kehidupan manusia memberikan peran yang besar.

Banyak ahli menaruh perhatian tentang belajar, sehingga terdapat berbagai definisi

(37)

commit to user

xxxvii

merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk mengetahui suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman

individu itu sendiri dan interaksi dengan lingkungan. Sementara Winkel (1996 : 53)

menjelaskan, bahwa belajar merupakan aktifitas mental atau psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pamahaman, keterampilan dan sikap.

Belajar menurut Winkel tersebut meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan

psikomotorik.

Sementara A. Suhaenah (2001 : 2) lebih menekankan terjadinya perubahan

karena ada upaya. Belajar merupakan aktifitas yang menimbulkan perubahan yang

realatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya. Terjadinya

perubahan pada tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara

individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya (Moh. Uzer Usman,

2002 : 5). Proses perubahan di sini terjadi pada seseorang setelah terjadi interaksi

baik dengan individu lain maupun dengan tempat dan sarana belajar. Sedangkan

pendapat Heinich, Molenda dan Smaldino (2008 : 10) adalah:“Learning is the

development of new knowledge, skills, or attitudes as an individual interacts with

information and the environment”. Belajar adalah pengembangan pengetahuan,

keterampilan, atau sikap yang baru sebagai hasil interaksi individu dengan

informasi dan lingkungan. Unsur-unsur pokok dalam belajar menurut Nana

Sudjana (2008 : 22) adalah tujuan, proses, dan hasil belajar.

Secara singkat Yusuf Hadimiaarso - salah seorang pakar pendidikan dari

(38)

commit to user

xxxviii

12 Desember 2009, mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan positif karena

pengetahuan, pengalaman dan praktek. Dalam belajar mengandung makna suatu

perubahan dari belum atau tidak mampu menjadi mampu. Perubahan yang

diharapkan berupa tingkah laku yang ditimbulkan atau diubah dari pengalaman.

Perubahan tersebut sebagai kemampuan baru . Berkembangnya kemampuan, sikap

dan ketrampilan bias digunakan sebagai indikator keberhasilan dalam proses

pembelajaran. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam

berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, kecakapan, kebiasaan serta aspek

lain yang ada pada individu yang belajar. Disimpulkan bahwa belajar adalah

perubahan tingkah laku yang baru dalam berinteraksi dengan lingkungan yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pengetahun dalam

pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap.

Prestasi belajar menurut Sutratinah Tirtonegoro (1984 : 43) adalah penilaian

hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf

maupun kalimt yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap

anak dalam periode tertentu. Sedangkan prestasi belajar menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (1997 : 787), adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan

yang dikembangkan oleh mata pelajaran, biasanya ditunjukkan dengan nilai tes

atau angka lain yang diberikan guru. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam

proses belajar mengajar yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh

(39)

commit to user

xxxix

Kurikulum SMK Negeri 2 Sragen Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan

(2010 : 76), memuat kompetensi lanjut untuk kelas XII, salah satunya yaitu: 1)

Menggunakan Mesin Bubut (Kompleks), dan 2) Memfrais (Kompleks), yang

pelaksanaannya dijadikan satu menjadi mata pelajaran yaitu Praktik Pekerjaan

Permesinan.

Dengan demikian prestasi belajar pada Mata Pelajaran Praktik Permesinan

adalah hasil belajar yang dicapai dalam proses belajar mengajar pada Mata

pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan yang ditunjukkan dengan nilai tes prestasi

praktik.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Secara garis besar, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut

Muhibbin Syah (2000 : 173) terdiri atas dua macam:

1) Faktor intern siswa, yang meliputi gangguan atau kekurangan kemampuan

psiko-fisik siswa, diantaranya adalah:

a) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), seperti rendahnya kapasitas kecerdasan

intelektual atau kecerdasan emosional siswa.

b) Yang bersifat afektif (ranah rasa), seperti labilnya sikap.

c) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), seperti terganggunya alat indera

penglihatan (mata) atau pendengaran (telinga).

2) Faktor ekstern siswa, meliputi situasi dan kondisi lingkungan yang tidak

(40)

commit to user

xl

a) Lingkungan keluarga (ketidakharmonisan hubungan orang tua, rendahnya

status ekonomi keluarga),

b) Lingkugan perkampungan/masyarakat (wilayah perkampungan kumuh dan

teman sepermainan yang nakal), dan

c) Lingkungan sekolah (kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti

dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah).

B. Penelitian yang Relevan

Menurut pengamatan peneliti, kegiatan praktis di lingkungan institusi SMK

telah berkembang seiring dengan tuntutan ekonomi. Penelitian tentang

Pembelajaran Berbasis Produk (Product Based Training) pada pembelajaran

praktik telah berkembang di Indonesia, terlebih di luar negeri. Penelitian yang

relevan, diantaranya adalah:

1. “Pelaksanaan Pembelajaran Praktik Model PBET (Production Based

Education and Training) di ATMI Surakarta Dalam Mengantisipasi Tuntutan

Pasar Kerja”, tesis yang dilakukan oleh R. Joko Priyono (2008). Dalam

penelitian tersebut disimpulkan: Akademi Teknik Mesin Indonesia (ATMI)

Surakarta telah berperan besar dalam mendorong keberhasilan pengelolaan

pembelajaran Model PBET. Pemikiran pentingnya efisiensi anggaran untuk

bahan praktik dan pentingnya produktivitas untuk menunjang pelaksanaan

(41)

commit to user

xli

2. “Product-Based Learning in Software Engineering Education”, oleh Eric D.

Regan, Stephen Frezza, dan Jeremy Cannell (2009). Disimpulkan bahwa,

dengan Pendekatan Produk ini dapat meningkatkan motivasi siswa untuk

berprestasi dalam pengembangan sebuah produk. Metode ini dapat diterapkan

di lembaga pelatihan untuk alat-alat mesin atau bidang teknik.

C. Kerangka Pikir

1. Perbedaan Pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk (Product Based

Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based

Training) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Praktik Pekerjaan Permesinan.

Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) merupakan salah

satu pendekatan yang saat ini memberikan prospek lebih baik dibanding

Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based training). Penerapan

Pendekatan Berbasis Produk lebih memungkinkan siswa belajar secara efektif

karena konsep Pendekatan Berbasis Produk tidak sekedar siswa mencapai standar

kompetensi sesuai yang telah ditentukan, namun lebih dari itu adalah siswa dituntut

untuk mencapai standar kompetensi dengan waktu yang sesingkat-singkatnya.

Siswa yang telah terbiasa untuk menghasilkan produk dengan mempertimbangkan

waktu akan bekerja lebih efisien, dengan demikian terbiasa pula untuk bekerja

(42)

commit to user

xlii

Untuk mencapai standar produk dengan alokasi waktu yang terbatas, siswa

harus melakukan perencanaan kerja secara cermat, baik gambar, langkah kerja,

peralatan yang harus disediakan, bahan sampai detail perhitungan pada saat proses

kerja berlangsung. satu kesalahan kecil yang berakibat pada kerusakan, baik

alat/mesin, benda kerja, bahkan manusia, siswa akan mendapatkan sanksi berupa

denda dengan point tertentu.

Dari analisis guru/instruktur tentang point kesalahan itu, siswa harus

mengganti dengan jam praktik yang disebut dengan istilah kompensasi. Dengan

demikian dalam Pendekatan berbasis Produk, menuntut siswa akan bekerja atau

melaksanakan praktik secara sungguh-sungguh untuk menghasilkan produk

berkualitas dengan waktu cepat sesuai tuntutan konsumen atau dunia industri. Pada

Pendekatan Berbasis kompetensi, hal yang demikian itu kurang mendapatkan

perhatian karena lebih menitik beratkan pada proses mencapai kompetensi tertentu,

sehingga waktu pencapaian menjadi lebih longgar. Salah satu nilai positif dari

Pendekatan berbasis produk adalah, siswa terbiasa bekerja dalam kondisi di bawah

tekanan (under pressure) yang akan memberikan tingkat kepercayaan diri yang

kuat saat memasuki dunia kerja.

Dari konsep di atas menggambarkan bahwa Pendekatan berbasis Produk

akan menghasilkan kualitas siswa yang lebih baik disbanding dengan Pendekatan

Berbasis Kompetensi. Dengan demikian terdapat perbedaan pengaruh antara

Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training) dengan

Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) terhadap Prestasi Belajar

(43)

commit to user

xliii

2. Perbedaan Pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur

yang Tinggi dan yang Rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.

Standar Kompetensi untuk Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan

jika dilihat dari peta keterkaitan, berada pada tingkat yang paling sulit dan

kompleks. Untuk dapat mengikuti mata pelajaran Praktik pekerjaan Permesinan

harus menguasai kompetensi di level sebelumnya, yang diantaranya adalah

Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Presisi. Dalam pelaksanaan pembelajaran

kompetensi dasar tersebut, siswa dibentuk untuk secara pengetahuan atau wawasan

mempunyai konsep tentang peralatan ukur sederhana sampai yang presisi. Aspek

afektif menekankan pembentukan sikap kerja yang mendukung tercapainya

kompetensi standar. Penekanan aspek psikomotorik pada penguasaan kompetensi

dasar untuk dikembangkan pada penguasaan kompetensi yang lebih rumit.

Penguasaan siswa akan ketiga aspek secara menyeluruh akan menghasilkan satu

kompetensi dasar yang utuh untuk menguasai kompetensi selanjutnya.

Dari uraian dapat ditarik hubungan positif antara penguasaan dalam

menggunakan alat ukur dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Praktik

Pekerjaan Permesinan. Siswa yang mempunyai penguasaan dalam menggunakan

alat ukur yang tinggi akan mempunyai prestasi yang tinggi pula pada mata

pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Sebaliknya, siswa yang rendah akan

penguasaan dalam menggunakan alat ukur akan kesulitan dalam penguasaan materi

(44)

commit to user

xliv

3. Pengaruh Interaksi Perbedaan antara Pendekatan Pembelajaran Praktik

dan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar

Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.

Pendekatan Berbasis Kompetensi pada mata pelajaran praktik akan

memberikan bekal kemampuan siswa untuk mencapai kompetensi standar,

meskipun kompetensi dasar yang dikuasai siswa mendapatkan nilai rendah atau

nilai minimal untuk dinyatakan kompeten. Pada Pendekatan Berbasis Produk,

siswa akan mendapatkan bekal kemampuan yang lebih sempurna, meskipun

kompetensi dasar yang dikuasai siswa juga mendapatkan nilai rendah atau nilai

minimal untuk dinyatakan kompeten.

Dari konsep tersebut, maka Pendekatan Berbasis Produksi akan

memberikan bekal kemampuan yang lebih sempurna pada prestasi siswa dalam

mata pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Pendekatan Berbasis Produk dan

Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Penguasaan dalam Menggunakan Alat

Ukur mempunyai interaksi terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

Praktik Pekerjaan Permesinan.

Berdasarkan konsep berpikir yang telah dikemukakan di atas, dapat

(45)

commit to user

xlv

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

D. Pengajuan Hipotesis

1. Terdapat perbedaan pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk (Product

Based Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based

Training) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik

Pekerjaan Permesinan.

2. Terdapat perbedaan pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat

Ukur yang tinggi dan yang rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.

3. Terdapat interaksi pengaruh antara Pendekatan Pembelajaran Praktik dan

Penguasaan dalam Mengunakan Alat Ukur terhadap Pestasi Belajar Siswa pada

Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.

Prestasi belajar Siswa

pada Mata Pelajaran

Praktek Pekerjaan

Permesinan Penguasaan dalam

Menggunakan Alat Ukur tinggi

Penguasaan dalam Menggunakan Alat

Ukur rendah Pendekatan berbasis

Produk (PBT)

(46)

commit to user

xlvi BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di SMK Negeri 2 Sragen dan SMK

Muhammadiyah 2 Sragen, Kabupaten Sragen. SMK Negeri 2 Sragen adalah tempat

mengabdi peneliti sebagai staf pengajar, sehingga penelitian nantinya diharapkan

dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan sekolah. Sedangkan SMK

Muhammadiyah 2 Sragen menjadi tempat penelitian sebagai pembanding kualitas

pembelajaran khususnya di bidang kompetensi keahlian Teknik Pemesinan.

Pertimbangannya dilihat dari kompetensi siswa yang relatif setara, guru kedua

SMK tersebut memiliki kualitas yang baik, dan kedua SMK tersebut mempunyai

fasilitas yang hampir sama.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian direncanakan pada semester gasal sampai awal semester

genap tahun pelajaran 2010/2011. Hal itu mengingat bahwa untuk pengambilan

data, peneliti harus melakukan eksperimen atau perlakuan (treatment) selama 1

(satu) semester. Secara umum tahapan penelitian terdiri dari beberapa tahap, seperti

(47)

commit to user

xlvii Tabel 1. Rencana Tahapan Penelitian

No Tahapan Kegiatan Waktu

1 Penyusunan Proposal Maret 2010

2 Seminar Proposal April 2010

3 Pembimbingan dan Penyempurnaan Proposal Mei- Agustus 2010

4 Pembuatan Instrumen dan Ijin Penelitian Oktober 2010

5 Tryout/uji coba instrument dan analisis Desember 2010

6 Pengumpulan dan pengolahan data Januari 2011

7 Penyusunan Laporan Hasil Penelitian Februari 2011

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen,

menurut Suharsimi Arikunto (1990 : 272) “Metode eksperimen adalah prosedur

penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat antara

kelompok yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding

yang tidak menerima perlakuan“. Tujuan eksperimen untuk menemukan fakta-fakta

akibat tentang pembelajaran praktik berbasis produksi dan pembelajaran praktik

berbasis kompetensi terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Praktik

Pekerjaan Permesinan. Oleh karena itu, kegiatan eksperimen dilakukan dengan

(48)

commit to user

xlviii

1. Desain Penelitian

Untuk menguji hipotesis penelitian ini menggunakan desain faktorial 2 x 2

dengan teknik Analisis Varians (ANAVA) 2 jalur. Desain ini merupakan suatu

rancangan penelitian yang digunakan untuk meneliti pengaruh yang dihasilkan dari

perlakuan yang berbeda. Dari masing-masing kelas diadakan pembelajaran praktik

dengan pendekatan yang berbeda, kemudian peneliti mengadakan perbandingan

prestasi belajar siswa.

Adapun pendekatan yang dipilih dalam pembelajaran praktik dibedakan

yaitu Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) dan Pendekatan

Berbasis Kompetensi (Competency Based Training). Prestasi belajar siswa dari ke

dua pendekatan tersebut dibandingkan untuk pengambilan kesimpulan mana yang

lebih efektif dalam pembelajaran praktik Pekerjaan Permesinan, dihubungkan

dengan tinggi rendahnya penguasaan dalam menggunakan alat ukur. Rancangan

uji hipotesis disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Rancangan Analisis Uji Hipotesis

Penguasaan dalam

Menggunakan Alat Ukur

(B)

Pendekatan Pembelajaran Praktik

(A)

Product Based

Training (A1)

Competency Based

Training (A2)

Tinggi (B1) A1, B1 A2, B1

(49)

commit to user

xlix Keterangan:

A : Pendekatan Pembelajaran Praktik

A1 : Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Produk atau PBT (Product

Based Training)

A2 : Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Kompetensi atau CBT

(Competency Based Training)

B : Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur

B1 : Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi

B2 : Penguasaan dalam menggunakan Alat Ukur yang rendah

A1,B1: Kelompok siswa dengan Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis

Produk (Product Based Training) dan memiliki Penguasaan dalam

Menggunakan Alat Ukur yang tinggi

A2,B1: Kelompok siswa dengan Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis

Kompetensi (Competency Based Training) dan memiliki Penguasaan

dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi

A1,B2: Kelompok siswa dengan Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis

Produk (Product Based Training) dan memiliki Penguasaan dalam

Menggunakan Alat Ukur yang rendah

A2,B2: Kelompok siswa dengan Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis

Kompetensi (Competency Based Training) dan memiliki Penguasaan

Gambar

Gambar 2.  Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Tabel 1. Rencana Tahapan Penelitian
Tabel 2. Rancangan Analisis Uji Hipotesis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Semua Dosen Teknik Informatika beserta staf dan karyawan yang telah memberikan bimbingan dan membantu proses belajar yang ada di Fakultas Komunikasi dan

Penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran Fiqih berpusat pada siswa sehingga mereka memahami materi-materi yang dipelajari melalui praktek langsung, dan belajar

• Atom Cl mempunyai daya tarik yang lebih kuat terhadap elektron daripada atom H; sehingga kedua elektron ikatan kan lebih dekat pada Cl. • Terjadi pergeseran dan timbul kelebihan

EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia

Kombinasi antara metode eksak yaitu algoritma Dijkstra dengan metode heuristic yaitu Saving Heuristic dapat menghasilkan rute yang memenuhi kriteria permasalahan

Tenaga penjualan kredit dengan penjualan kredit sama atau diatas target (mean = 4.1625) memiliki kinerja yang lebih tinggi dibandingkan tenaga penjulan kredit yang kurang dari

Demikian beberapa hal yang menjadi bangunan wacana dari kedua media massa ini, yaitu: Pertama , terkait dengan perlakuan atas peristiwa yang berkaitan dengan tema,

Aku sangat malu ketika bertemu dengan Feri, seorang pria tampan yang telah cukup lama aku menyukainya yang jelas – jelas dia sudah tahu bahwa aku suka kepada dirinya.. Semakin