• Tidak ada hasil yang ditemukan

60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 NILAI TES

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dipaparkan hasil penelitian:

1. Hasil Pengujian Hipotesis pertama diperoleh Fhitung sebesar 34,58. Harga

Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 1 dan

derajad kebebasan penyebut 141 adalah 3,84. Dengan demikian Fhitung > Ftabel

commit to user

lxxxix

signifikan antara Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.

Pendekatan berbasis produk lebih memberikan tantangan bagi siswa dibanding dengan pendekatan berbasis kompetensi. Hal ini karena siswa dituntut praktik secara mandiri, dengan kualitas dan waktu yang standar sesuai dengan produk (job real). Sementara pada pendekatan berbasis kompetensi, untuk mencapai kompetensi tertentu, pengalokasian waktu lebih longgar sesuai dengan kemampuan individu tiap siswa, serta diperlukan pembimbingan yang intensip untuk mencapai kompetensi standar.

Keberhasilan pembelajaran berbasis produk, karena didukung oleh beberapa hal diantaranya adalah: fasilitas yang siap pakai dengan kepresisian standar, guru atau instrukror yang memiliki profesionalisme tinggi, kesiapan kerja siswa, dan sikap kerja yang menghargai konsumen dengan komitmen pada kualitas (Depdikbud, 1999 : 22).

Dari penilaian hasil produk, pendekatan pembelajaran berbasis produk lebih ketat dalam menentukan sejauh mana siswa mencapai kompetensi dengan melihat kriteria atau norma yang diberlakukan. Ketepatan ukuran sesuai dengan toleransi dan ketepatan waktu penyelesaian sesuai dengan estimasi merupakan hal yang sangat penting dalam pembuatan produk. Siswa dapat dikatakan mencapai ketuntasan jika memperoleh nilaai minimal standar kompetensi, di mana produk dapat digunakan jika dapat berfungsi. Hal ini karena hasil pembelajaran siswa

commit to user

xc

merupakan produk yang harus mampu digunakan, jika tidak standar dapat diartikan bahwa siswa belum mencapai ketuntasan minimal.

Berdasarkan rataan marginal pada Pendekatan Berbasis Produk sebesar 77,94 dan pada Pendekatan Berbasis Kompetensi sebesar 71,60, maka dengan uji lanjut diperoleh Fhitung sebesar 20,304. Jika Fhitung dibandingkan dengan Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 3 dan penyebut 141 sebesar 7,92 maka Fhitung > Ftabel(20,304 > 7,92). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran praktik dengan pendekatan berbasis produk lebih baik daripada pendekatan berbasis kompetensi.

2. Hasil Pengujian Hipotesis kedua diperoleh Fhitung sebesar 20,30. Harga

Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 1 dan

derajad kebebasan penyebut 141 adalah 3,84. Dengan demikian Fhitung > Ftabel

(20,30 > 3,84), sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.

Berdasarkan rataan marginal pada Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi sebesar 78,88 dan pada Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang rendah sebesar 70,62, maka dengan uji lanjut diperoleh Fhitung sebesar 34,530 yang jika dibandingkan dengan Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 3 dan penyebut 141 sebesar 7,92 maka Fhitung > Ftabel

commit to user

xci

Praktik Pekerjaan Permesinan kelompok penguasaan tinggi lebih baik daripada kelompok penguasaan rendah.

Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa untuk dapat menguasai kompetensi pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Menurut Winkel (1996 : 134), kemampuan aktual pada mata pelajaran tertentu dapat dilihat dari kompetensi prasyarat pada jenjang kelas sebelumnya. Siswa yang mempunyai penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi lebih siap mengikuti praktik sehingga akan lebih cepat mengambil keputusan terkait penggunaan alat ukur.

Kecepatan dan ketepatan dalam memilih alat ukur yang tepat, mengkalibrasi, menggunakan, melakukan pengukuran, dan membaca alat ukur merupakan salah satu faktor yang akan menentukan kecepatan dalam menyelesaikan benda kerja pada mesin dan ketepatan terhadap ukuran atau dimensi benda kerja. Dengan demikian siswa yang menguasai penggunaan alat ukur dengan baik akan mempunyai prestasi pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan lebih baik pula.

3. Hasil Pengujian Hipotesis ketiga diperoleh Fhitung sebesar 6,24. Harga Ftabel

pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 1 dan derajad kebebasan penyebut 141 adalah 3,84. Karena Fhitung > Ftabel(6,24 > 3,84), maka terdapat interaksi perbedaan antara pembelajaran praktik dengan Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.

commit to user

xcii

Nilai rataan prestasi belajar siswa dengan pendekatan berbasis produk untuk kelompok penguasaan tinggi adalah 83,31 dan untuk kelompok penguasaan rendah adalah 72,56. Nilai rataan prestasi belajar siswa dengan pendekatan berbasis kompetensi untuk kelompok penguasaan tinggi adalah 74,34 dan untuk kelompok penguasaan rendah adalah 68,00.

Berdasarkan uji lanjut Schefee’ dengan membandingkan rataan antar sel pada kolom yang sama (penguasaan tinggi dan rendah) diperoleh nilai F untuk pendekatan berbasis produk sebesar 31,583 dan untuk pendekatan berbasis kompetensi sebesar 9,266. Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 3 dan penyebut 141 sebesar 7,92. Pada perbandingan antar sel pada baris yang sama diperoleh nilai F untuk penguasaan tinggi sebesar 21,704 dan untuk penguasaan rendah sebesar 4,847. Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 3 dan penyebut 141 sebesar 7,92. Hasil perhitungan rataan siswa, untuk penguasaan alat ukur yang rendah selalu lebih rendah dari pada rataan untuk penguasaan alat ukur yang tinggi, baik dengan pendekatan produk maupun kompetensi. Apabila digambarkan secara grafik profil, maka akan terlihat tidak adanya garis perpotongan antara variabel bebas pertama dan kedua.

Namun demikian, untuk pengambilan kesimpulan ada tidaknya interaksi perbedaan tetap saja harus dilihat dari signifikansi interaksi pada analisis variansinya (Budiyono, 2004 : 221). Dengan dasar hasil analisis variansi hipotesis ketiga diperoleh Fhitung > Ftabel (6,24> 3,84), maka hipotesis ketiga (Ho) ditolak yang berarti ada interaksi perbedaan antara Pendekatan Berbasis Produk dan

commit to user

xciii

Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ditinjau dari Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur.

Pendekatan berbasis produk memberikan tantangan siswa pandai dalam penguasaan alat ukur untuk mandiri, kreatif dan inovatif dengan waktu yang cepat dan kualitas standar. Pembelajaran lebih merangsang dari aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya, karena siswa dituntut kesiapan materi, mental dan skill dalam penyelesaian masalah/produk. Adanya penerapan reward and punishment, pengalaman baru hasil inovasi siswa dengan didukung produk terapan (real job) membuat siswa lebih percaya diri, sehingga lebih siap menghadapi dunia kerja.

Kelemahan pendekatan berbasis produk adalah pada materi, dengan produk sesuai pemesan (customer), dimungkinkan ada kompetensi yang tidak dapat dipraktikkan siswa karena produk yang dikerjakan tidak terkait kompetensi tertentu. Materi kompetensi yang tidak tersusun rapi membuat siswa yang kurang cerdas akan kesulitan untuk penguasaan materi secara keseluruhan, akhirnya hanya kompetensi tertentu yang dapat dikuasai, sehingga prestasi belajar tidak maksimal.

Siswa tidak leluasa menentukan penyelesaian produk sesuai kemampuan, karena sudah baku/standar produk. Ini berakibat lebih besar tingkat kegagalan dalam penyelesaian produk, dan meningkatnya stress, sehingga prestasi siswa tidak akan lebih baik.

Dokumen terkait