• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kualitas Tes dan Butir Soal PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Analisis Kualitas Tes dan Butir Soal PENDAHULUAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Kualitas Tes dan Butir Soal

PENDAHULUAN

Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar sebagai bagian dari peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui sistem penilaian. Dalam penilaian proses dan hasil belajar siswa di sekolah, guru memberikan suatu evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi yang telah dikuasai oleh siswa selama proses belajar mengajar mengenai materi yang disampaikan.

Dalam melaksanakan kegiatan evaluasi, berhasil atau tidaknya sangat ditentukan oleh tepat atau tidaknya pelaksanaan ujian. Untuk melaksanakan ujian ini memerlukan alat-alat. Bagi ujian tertulis maka alatnya adalah butir-butir soal tertulis. Bagi ujian lisan maka alatnya adalah butir soal tertulis yang disediakan bagi setiap testi, atau sekurang-kurangnya pokok pertanyaan yang sudah tertulis dan dipersiapkan sebelumnya.

Bagi ujian praktek, maka alatnya adalah lembar pengamatan yang berisi segi-segi yang diamati beserta rentang skor masing-masing.

Idealnya sebelum suatu tes dipergunakan maka tes tersebut harus memenuhi syarat-syarat sebagi tes yang baik, maka tes yang bersangkutan perlu diuji cobakan. Namun sebelum diuji cobakan tes tersebut harus memperlihatkan indokator-indikator sebagai tes yang baik. Dalam hal ini dilakukan suatu analisis butir soal.

Analisis butir soal adalah pengkajian pertanyaan tes agar diperoleh perangkat pertanyaan yang memiliki kualitas memadai. Analisis yang dilakukan atas dasar uji coba dinamakan analisis empiris. Sedangkan analisis berdasarkan karakteristik yang tampak pada tes tersebut tanpa uji coba dinamakan analisis rasional, karena semata-mata dilakukan atas dasar pertimbangan rasio.

Ada beberapa analisis butir soal, yakni analisis tingkat kesukaran soal dan analisis daya pembeda disamping validitas dan reabilitas. Menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengakaji soal dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal mana yang termasuk mudah, sedang dan sukar. Sedang menganalisis daya pembeda artinya mengkaji soal tes dari segi kesanggupan tes tersebut dalam membedakan siswa yang termasuk kategori kuat/tinggi prestasinya. Sedangkan validitas dan reabilitas mengkaji kesulitan dan keajegan pertanyaan tes.

ANALISIS BUTIR SOAL

Analisis butir soal yang dalam bahasa inggris disebut item analiysis dilakukan terhadap empirik.Maksudnya, analisis itu baru dapat dilakukan apabila suatu tes telah dilaksanakan dan hasil jawaban terhadap butir-butir soal telah kita peroleh.

Pengertian,Tujuan,dan Manfaat Analisis butir soal.

Analisis butir soal adalah suatu kegiatan analisis untuk menentukan tingkat kebaikan butir-butir soal yang terdapat dalam suatu tes sehingga informasi yang dihasilkan dapat kita pergunakan untuk memperbaiki butir soal dan tes tersebut.

Tujuan analisis butir soal yaitu untuk mengadakan identifikasi soal-soal yang baik,kurang baik dan soal yang buruk. Sehingga dapat petunjuk untuk mendapatkan perbaikan.

Manfaat yang dapat diberikan apabila dilakukan analisis terhadap butir soal,sebagai berikut : Untuk mengetahui soal yang dianalisis telah berfungsi sebagaimana yang diharapkan.

Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal.

Untuk mengetahui apakah tanggapan-tanggapan soal yang dianalisis sudah baik susunannya.

Untuk mengetahui apakah soal yang dianalisis sudah betul/baik konstruksinya.

Untuk bahan masukan menyusun program remedial teaching.

Untuk meningkatakan keterampilan guru dalam merencanakan dan mengolah hasil tes.

Jenis-jenis analisis

Ada dua jenis analisis butir soal yang dapat pendidik laksanakan, yaitu :

prosedur peningkatan secara judgement, terkait dengan isi dan bentuk soal.◊Analisis secara kualitatif Teknik analisis kualitatif

Teknik moderator merupakan teknik berdiskusi yang di dalamnya terdapat satu orang sebagai penengah.

Berdasarkan teknik ini, setiap butir soal didiskusikan secara bersama-sama dengan beberapa ahli dan dimoderatori oleh satu orang.

(2)

Kelebihan : Setiap butir soal dapat dituntaskan secara bersama-sama, perbaikannya seperti apa.

Kelemahan : Teknik ini adalah memerlukan waktu lama untuk rnendiskusikan setiap satu butir soal.

Teknik panel merupakan suatu teknik menelaah butir soal yang setiap butir soalnya ditelaah berdasarkan kaidah penulisan butir soal. Para penelaah dipersilakan memperbaiki langsung pada teks soal dan

memberikan komentarnya serta memberikan nilai pada setiap butir soalnya yang kriterianya adalah: baik, diperbaiki, atau diganti.

prosedur peningkatan secara empirik,◊Analisis secara kuantitatif terkait dengan ciri-ciri statistiknya.

Penelaahan butir soal didasarkan pada data empirik dari butir soal terkait yang telah diujikan.

Pendekatan Analisis Kuantitatif - Klasik

Analisis butir soal secara klasik adalah proses penelaahan butir soal melalui informasi dari jawaban peserta didik guna meningkatkan mutu butir soal yang bersangkutan dengan menggunakan teori tes klasik.

Kelebihan : mudah , murah, sederhana, familier digunakan guru-guru, dapat menggunakan data sampel kecil.

Kelemahan :

(1) Tingkat kemampuan dalam teori klasik adalah “true score”. Jika tes sulit artinya tingkat kemampuan peserta didik mudah. Jika tes mudah artinya tingkat kemampuan peserta didik tinggi.

(2) Tingkat kesukaran soal didefinisikan sebagai proporsi peserta didik dalam grup yang menjawab benar soal. Mudah/sulitnya butir soal tergantung pada kemampuan peserta didik yang dites dan kemampuan tes yang diberikan.

(3) Daya pembeda, reliabilitas, dan validitas soal/tes didefinisikan berdasarkan grup peserta didik.

-Modern

Penelaahan butir soal dengan menggunakan Item Response Theory (IRT) atau teori jawaban butir soal. Teori ini merupakan suatu teori yang menggunakan fungsi matematika untuk menghubungkan antara peluang menjawab benar suatu soal dengan kemampuan siswa. IRT merupakan hubungan antara probabilitas jawaban suatu butir soal yang benar dan kemampuan siswa atau tingkatan/level prestasi siswa.

Kelebihan :

(1) asumsi banyak soal yang diukur pada trait yang sama, perkiraan tingkat kemampuan peserta didik adalah independen;

(2) asumsi pada populasi tingkat kesukaran, daya pembeda merupakan independen sampel yang menggambarkan untuk tujuan kalibrasi soal;

(3) statistik yang digunakan untuk menghitung tingkat kemampuan siswa diperkirakan dapat terlaksana Kelemahan : prosesnya cukup rumit dan sulit

Penghitungan dalam penelaahan butir soal secara kuantitatif dapat menggunakan bantuan kalkulator scientific atau program komputer.Program yang sudah dikenal secara umum adalah EXCEL, SPSS (Statitistical Program for Social Science), atau program khusus seperti ITEMAN (analisis secara klasik), RASCAL, ASCAL, BILOG (analisis secara item respon teori atau IRT), FACETS (analisis model Rasch untuk data kualitatif).

Dalam analisis butir soal secara kuantitatif ada empat yang perlu dianalisis pada setiap soal yang telah dikerjakan siswa yaitu:

Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkan. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya.

Dalam menentukan kriteria soal, apakah soal tersebut termasuk mudah, sedang, atau sukar adalah berdasarkan pertimbangan – pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut antara lain adalah:

Aspek yang di ukur dalam pernyataan tersebut.

Sifat materi yang di ujikan atau ditanyakan.

Isi bahan yang di tanyakan sesuai dengan bidang keilmuannya, baik luasnya maupun kedalamannya.

(3)

Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut :

1). Menentukan indeks kesukaran (difficulty index), yaitu bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya sesuatu soal. Dalam dunia evaluasi belajar umumnya dilambangkan dengan huruf P (proporstion).

0,0 1,0 Sukar Mudah

Rumus mencari indeks kesukaran soal : P= B/Js x 100 %

Dengan:

P=Indeks kesukaran

B= banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul Js= jumlah seluruh siswa peserta tes

2). Menentukan tingkat kesukaran, adalah ukuran yang menunjukan derajat kesulitan soal untuk diselesaikan oleh siswa dan mengetahui soal-soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar.

Rumus mencari tingkat kesukaran soal i).Tk=JB/JJ x 100 %

Taraf Kesukaran Tes dan Daya Pembeda Sebuah Tes

Menganalisis tingkatkesukaran soalartinya mengkajisoal-soaltes darisegikesulitanya sehingga dapatdiperoleh soal-soalmana yang termasuk mudah ,sedang dan sukar. Sedangkan menganalisis daya pembeda artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesanggupan tes tersebutdalam kategorilemah atau rendah dan kategorikuatatau tinngiprestasinya (Wayan Nurkancana,1983;134).

A. Tarafkesukaran tes

Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kwalitas yang baik, disamping memenuhi validitas dan reliabilitas adalah daya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksutkan adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah sedang dan sukar secara porposional. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari segi guru dalam melakukan analisis pembuat soal.

Ada beberapa dasar pertimbangan dalam menentukan proporsi jumlah soal kategori mudah sedang dan sukar.Pertimbangan pertama adalah adanya keseimbangan, yakni jumlah soal sama untuk ke tiga kategori tersebut. dan ke dua proposi jumlah soal untuk ke tiga kategori tersebut artinya sebagian besar soal berada dalam kategori sedang sebagian lagi termasuk kategori mudah dan sukar dengan proporsi yang seimbang.

Perbandingan antara soal mudah sedang sukar bisa di buat 3-4-3. Artinya, 30% soal kategori mudah 40%

soal kategori sedang dan 30% lagi soal kategori sukar.

Di samping itu oleh karena suatu tes dimaksutkan untuk memisahkan antara murid-murid yang betul-betul mempelajari suatu pelajaran dengan murid-murid yang tidak mempelajari pelajaran itu, maka tes atau item yang baik adalah tes atau item yang betul-betul dapat memisahkan ke dua golongan murid tadi. Jadi setiap item disamping harus mempunyai derajat kesukaran tertentu, juga harus mampu membedakan antara murid yang pandai dengan murid yang kurang pandai.

Setelah judgment dilakukan oleh guru kemudian soal tersebut di uji cobakan dan dianalisis apakah judgment tersebut sesuai atau tidak. Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

I= B N Keterangan:

(4)

I =Indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B =Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

N =Banyaknya yang memberikan jawaban pada soal yang di maksudkan.

Kriteria yang digunakan makin kecil indeks yang di peroleh makin sulit soal tersebut. Sebaliknya makin besar indeks yang diperoleh makin mudah soal tersebut.

Menurut keiteria yang sering di ikuti indeks kesukaran sering di klasifikasikan sebagai berikut : Soal dengan

 P 0 – 0,30 adalah soal kategori sukar.

Soal dengan P

 0,31 – 0,70 adalah soal kategori sedang.

Soal dengan

 P 0,71 – 1,00 adakah soal kategori mudah.

Contoh:

Guru SKI memberikan 10 pertanyaan piihan berganda denga komposisi 3 soal mudah , 4 soal sedang , dan 3 soal sukar. Jika di lukiskan susunan soalnya adalah sebagai berikut :

No soal

Abilitas yang Diukur Tingkatkesukaran soal 1

2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pengetahuan Aplikasi Pemahaman Analisis Evaluasi Sitesis Pemahaman Aplikasi Analisis Sitesis

Mudah Sedang Mudah Sedang Sukar Sukar Mudah Sedang Sedang Sukar

Kemudian soaltersebutdiberikan kepada 10 orang siswa dan tidak seorang pun yang tidak mengisiseluruh pertanyaan tersebut.Setelah diperiksa hasilnya adalah sebagai berikut.

No soal

Banyakya siswa yang menjawab (N)

Banyaknya siswa yang menjawab (B)

Indeks B N

Kategorisoal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

18 12 10 20 6 4 16 11 17 5

0,9 0,6 0,5 1,0 0,3 0,2 0,8 0,55 0,85 0,25

Mudah Sedang Mudah

Seang Sukar Sukar Mudah Sedang Sedang Sukar

Dari sebaran di atas ternyata ada tiga soal yang meleset, yakni soal nomor 3 yang semula di proyeksikan kedalam kategori mudah, setelah di coba ternyata termasuk kedalam kadegori sedang.demikian,juga soal nomor 4 yang semula di proyeksikan sededang ternyata termasuk kedalam kategori mudah . nomor 9 semula di kategorikan sedang ternyata termasuk kedalam kategori mudah. Sedangkan tujuh soal yang lainya sesuai dengan proyeksi semula atas dasar tersebut ketiga soal diatas harus diperbaiki kembali.

Soal no : 3 dinaikan dalam kategori sedang.

Soal no : 4 diturunkan dalam kategori mudah.

(5)

Soal no : 9 di turunkan kedalam kategori mudah.

B. Analisis Daya Pembeda

Salah satu tujuan analisis kuantitatif soal adalah untuk menentukan dapat tidaknya suatu soal membedakan kelompok dalam aspek yang di ukur sesuai dengan perbedaan yang ada dlam kelompok itu.

Indeks yang di gunakan dalam membedakan peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah adalah indeks daya pembeda. Indeks ini menunjukkan kesesuaian antara fungsi soal dengan fungsi tes secara keseluruhan. Dengan demikian validitas soal ini sama dengan daya pembeda soal yaitu daya yang membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah.

1. Hubungan antara tingkatkesukaran dan daya pembeda.

Tingkat kesukaran berpengaruh langsung pada daya pembeda soal. Jila setiap orang memilih benar jawaban ( P = 1 ), atau jika setiap orang memiliki benar jawaban (P = 0) maka soal tidak dapat digunakan untuk membedakan kemampuan peserta tes. oleh kaena itu soal yang baik adalah soal yang memiliki daya pembeda antara peserta tes kelompok atas dan kelompok rendah. Kelompok rendah memiliki tingkat kemampuam 0.50 dan akan diperoleh daya pembeda kelompok atas maksimal 1.00.

2. Daya pembeda soalpilihan ganda

Bagaimana menentukan daya pembeda soal pilihan ganda?Yang menunjukkan tingkat kesukaran soal pilihan ganda. Daya pembeda di tentukan dengan melihat kelompok atas dan kelompok bawah berdasarkam sekor total. perhatikan tabel berikut.

No Peserta Nomorsoal Skor

Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Aan Adi Ana Andi Candra dian Risma sasa titik uun

1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8

3 7 8 4 8 3 6 4 4

1 0 0 0 1 0 0 0 1 0

1 1 1 1 0 1 1 1 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1 0 0

1 0 1 0 1 0 0 0 1 0

1 1 1 1 1 1 1 1 0 0

1 0 0 0 1 0 0 0 1 0

1 1 1 1 0 1 1 0 0 0

1 0 0 1 1 0 0 0 1 0

1 0 0 0 0 0 1 1 1 0

Untuk memudahkan perhitungan sekor yang terdapat pada tabel di urutkan dari peserta tes yang memperoleh skor yang tinggi menuju peserta yang memperoleh sekor yang rendah. Perhatikan tabel berikut:

No Pesert a

Nomorsoal Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 3 4 5 6 7 8

Aan Dian Andi Ana Sasa Candra Titik Uun

1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8

8 8 7 6 4 4 4

1 1 1 1 1 1 1 1 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1 0 0

1 1 1 1 0 1 1 1 0 0

1 1 1 1 0 1 1 0 0 0

1 0 1 0 1 0 0 0 1 0

1 0 0 1 1 0 0 0 1 0

1 0 0 0 1 0 0 1 1 0

(6)

9 Adi 3

1 0 0 0 1 0 0 0 1 0

1 0 0 0 1 0 0 0 1 0

Jumlah jawaban benar

10 5 6 6 8 5 5 5 5 0

Jumlah

peserta 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Kesukaran 0.00 0.50 0.6 0

0.60 0.80 0.50 0.50 0.50 0.5 1.00

Keterangan :

SkorSiswa kelompok atas 6 –10 SkorSiswakelompok bawah 5 -1 Berikutinicara menghitung daya beda:

NilaiDB akan merentang antara nilai-1,00 hingga +1.00.dengan mengambilsoalcomtoh diatas beberapa kondisisoaldapatdijelaskan sebagaiberikut:

contoh :soalnomor 2 semua siswa kelompok atas dapatmenjawab benar dan semua siswa kelompok bawah menjawab salah,maka DB akan + 1,00. DB dapat ditentukan besarnya dengan rumus sebagiberikut:PT–PR

TB - RB

T T

PT =Proporsisiswa yang menjawab benarpada kelompok siswa yang mwmpunyaikemampuan tinggi PR =Proporsisiswa yang menjawab benarpada kelompok siswa yang mwmpunyaikemampuan rendah TB =Jumlah siswa yang menjawab benarpada kelompok siswa yang mempunyaikemampuan tinggi T =Jumlah kelompok siswa yang mempunyaikemampuan tinggi.

RB =Jumlah siswa yang menjawab benarpada kelompok siswa yang mempunyaikemampuan rendah R =Jumlah kelompok siswa yang mempunyaikemampuan rendah.

Berikutadalah tabelkategoritingkatkesukaran dalam daya beda.

No soal Kelompok atas Kelompok bawah Daya Beda 1

2 3 4 5 6 7 8 9 10

1.00 1.00 1.00 1.00 0.30 1.00 1.00 0.80 0.00 0.00

1.00 0.00 0.10 0.10 0.60 0.00 0.10 0.10 1.00 0.00

0.00 1.00 0.90 0.90 -0.30

1.00 0.90 0.70 -1.00

0.00

Kembalipada tingkat kesukaran yang ditunjukkan pada tabeldapat kita lihat soalno 9 merupakan soalyang sukarbagikelompok atas tetapisangatmudah bagikelompok bawah soal no 10 merupakan soalyang sangatsukar baik bagikelompok atas maupun kelompok bawah.

soalnomor2 dan nomor6 merupakan soalyang sangatsukardagikelompok bawah tetapirelatif mudah untuk kelompok atas.Perhitungan daya beda sangatlah sederhana dan menyajikan informasiyang dapatmembedakan masing –masing kelompok berdasarkan kemampuan mereka.

(engelhart,1965).soalnomor1 dan nomor10 tidak menujukkan perbedaan antarkelompok.

(7)

Tidak adanya perbedaan tingkat kesukaran pada soal nomor 1 dan nomor 10 yang juga menujukkan bahwa soaltidak dapatmenujukkan perbedaan antarkelompok.Soalno 5 dan no 9 mempunyaiindeks dayabeda yang baik,tetapiterbalik.Tanda negatifno 5 dan no 9 menujukkan bahwa peserta tes yang kemampuanya tinggitidak dapatmenjawab soaldengan benar,tetapi peserta tes yang kemampuanya rendah menjawab dengan benar , data setatistik diatas menunjukkan bahwa soalnomor 5 dan 9 merupakan soalyang tidak baik,data setatistik menujukkan bahwa soalnomer 2,3,4,6,7 dan 8 merupakan soalyang baik ditinjau daridaya pembeda.

3. Daya pembeda soaluraian

Bagaimana cara menentukan daya pembeda soal uraian? Lankah yang di lakukan untuk menghitung daya pembeda sama seperti yang dilakukan pada soal pilihan ganda. Urutkan seluruh peserta tes berdasarkan perolehan sekor total dari yang tinggi keperolehan sekor yang rendah.

Dari contoh diatasdapat disimpulkan bahwa cara menghitung daya pembeda adalah dengan menempuh langkah sebagai berikut :

1. Memeriksa jawaban soal semua siswa peserta tes.

2. Membuat daftar peringkat atau urutan hasil tes berdasarkan sekor yang di capainya.

3. Menentukan jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah.

4. Menghitung selisi tingkat kesukaran menjawab soal antara kelompok atas dan kelompok bawah.

5. Membandingkan nilai selisih yang di peroleh.

6. Menentukan ada tidaknya daya pembeda pada setiap nomor soal dengan kriteria

“memiliki daya pembeda”.

TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA PEMBEDA)

ANALSIS BUTIR (TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA PEMBEDA) Written By Ahmad Multazam on Wednesday, January 23, 2013 | 3:55 AM

I. PENDAHULUAN

Salah satu tugas penting yang seringkali dilupakan oleh staf pengajar adalah tugas melakukan evaluasi terhadap alat pengukur yang telah digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar dari para peserta didiknya. Alat pengukur dimaksud adalah tes hasil belajar, yang batang tubuhnya terdiri dari kumpulan butir-butir soal.1[ 1]

Alat pengukur itu bisa dilakukan dengan jalan melakukan penganalisisan terhadap tes hasil belajar yang telah dijadikan alat pengukur dalam rangka mengukur keberhasilan belajar dari para peeserta tes tersebut. Disini tester perlu melakukan penelusuran dan pelacakan dengan secara cermat, terhadap butir-butir soal yang meruakan bagian tak terpisahkan dari tes hasil belajar sebagai suatu totalitas. penelusuran dan pelacakan dilaksanakan oleh tester dengan tujuan untuk mengetahui, apakah butir-butir item yang membangun tes hasil belajar itu sudah dapat menjalankan fungsinya sebagai alat pengukur hasil belajar yang memadai atau belum. Identifikasi terhadap setiap butir soal tes hasil belajar itu dilakukan dengan harapan akan menghasilkan berbagai informasi berharga, yang pada dasarnya akan merupakan umpan balik guna melakukan perbaikan, pembenahan, dan penyempurnaan kembali terhadap butir-butir item yang telah dikeluarkan dalam tes hasil belajar, sehingga pada masa-masa yang akan datang tes hasil belajar yang disusun atau dirancang oleh tester itu betul-betul dapat menjalankan fungsinya sebagai alat pengukur hasil belajar yang memilki kualitas yang tinggi.2[ 2]

1[1] Prof. Drs. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 367-368

2[2] Ibid, hlm. 369-370

(8)

II. Rummusan masalah

A. Bagaimana Teknik Analisis Soal Tes ( Item Analisis ) ? B. Bagaimana Teknik Analisis Tingkat Kesukaran ? C. Bagaimana Teknik Analisis Daya Pembeda Item ? D. Bagaimana Teknik Analisis Fungsi Distraktor ? III. PEMBAHASAN

A. Teknik Analisis Soal Tes ( Item Analisis )

Pada analisis butir, butir akan dilihat karakteristiknya dan dipilih butir-butir yang baik. butir yang baik adalah butir-butir yang karakteristiknya memenuhi syarat sebagaimana kriteria karakteristik butir yang baik.3[3]

Adapun cara untuk memperbaiki proses belajar- mengajar yang paling efektif ialah dengan jalan mengevaluasi tes hasil belajar yang diperoleh dari proses belajar- mengajar itu sendiri. Dengan kata lain, hasil tes itu di olah sedemikian rupa sehingga dari hasil pengolahan itu dapat diketahui komponen –komponen manakah dari proses – mengajar itu yang masih lemah.

Pengolahan tes hasil belajar dalam rangka memperoleh proses belajar mengajar dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:

1. Dengan membuat analisis soal ( item analysis ) 2. Dengan menghitung validitas dan keandalan tes

Dalam pasal ini khusus akan dibicarakan cara yang pertama yaitu teknik analisis soal atau item analisis.

Menurut Thorndike dan Hagen (1977), analisis terhadap soal-soal tes yang telah dijawab oleh murid- murid mempunyai dua tujuan penting.

Pertama, jawaban- jawaban soal itu merupakan informasi diagnostik untuk meneliti pelajaran dari kelas itu dan kegagalan- kegagalan belajar, serta selanjutnya untuk membimbing ke arah cara yang lebih baik.

Kedua, jawaban- jawaban terhadap soal yang terpisah dan perbaikan ( review ) soal- soal yang didasarkan atas jawaban – jawaban itu merupakan basis bagi persiapan tes- tes yang lebih baik untuk tahun berikutnya.

Jadi tujuan khusus dari items analisis ialah mencari soal tes mana yang baik dan mana yang tidak baik, dengan membuat analisis soal, sedikitnya dapat mengetahui dari tiga segi yang dapat diperoleh dari tiap soal, yaitu:

a. Dari segi derajat kesukaran itemnya b. Dari segi daya pembeda itemnya c. Dari segi fungsi distraktornya.4[4]

B. Teknik Analisis Tingkat Kesukaran

Suatu tes tidakk boleh terlalu mudah, dan juga tidak boleh terlalu sukar. Sebuah item yang terlalu mudah sehingga dapat dijawab dengan benar oleh semua siswa bukanlah merupakan item yang baik . begitu pula item yang terlalu sukar sehingga tidak dapat dijawab oleh semua siswa juga bukan merupakan item yang baik. Jadi item yang baik adalah item yang mempunyai derajat kesukaran tertentu.5[5]

Menurut Witherington dalam bukunya berjudul psychological Education, mengatakan bahwa sudah atau belum memadainya derajat kesukaran item tes hasil belajar dapat diketahui dari besar kecilnya angka yang melambangkan tingkat kesulitan dari item

3[3] Purwanto, evaluasi hasil belajar, yogyakarta:pustaka pelajar, 2009, hlm.97.

4[4] M. Ngalim Purwanto, Prinsip- Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, ( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 118

5[5][5] Wayan nurkancana, evaluasi hasil belajar, Surabaya: usana offset printing, 1990, hlm.155-156

(9)

tersebut. Angka yang dapat memberikan petunjuk mengenai tingkat kesukaran item itu dikenal dengan istilah difficulty index ( angka index kesukaran item), yang dalam dunia evaluasi hasil belajar umumnya dilambangkan dengan huruf P, yaitu singkatan dari kata proportion( proporsi =proposa). Dan angka indek kesukaran item itu besarnya berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Artinya, angka indek kesukaran itu paling rendah adalah 0,00 dan paling tinggi adalah 1,00. Angka indek kesukaran sebesar 0,00 ( P= 0,00) merupakan petunjuk bagi tester bahwa butir item tersebut termasuk dalam katagori item yang terlalu sukar, sebab di sini seluruh testee tidak dapat menjawab item dengan betul ( yang dapat menjawab dengan betul =0).

Sebaliknya, apabila angka indek kesukaran item itu adalah 1,00 ( P= 1,00) hal ini mengandung makna bahwa butir item yang bersangkutan adalah termasuk dalam katagori item yang terlalu mudah, sebab di sini seluruh testee dapat menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan ( yang dapat menjawab dengan butir = 100%= 100= 1,00

P:

0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,00

Terlalu sukar Terlalu mudah 6[ 6]

Angka indek kesukaran item itu dapat diperoleh dengan menggunakan rumus : Rumus 1

P = B

JS Keterangan :

P= angka indek kesukaran item.

B= Banyaknya siswa yang dapat menjawab soal itu denga betul JS= jumlah seluruh siswa peserta tes7[ 7]

Rumus 2

TK= U+L T

Keterangan :

TK= taraf kesukaran yang di cari

U= Jumlah siswa yang termasuk kelompok pandai yang menjawab benar untuk tiap soal

L= Jumlah siswa yang termasuk kelompok kurang yang menjawab benar soal T= Jumlah siswa dari kelompok pandai dan kelompok kurang 8[ 8]

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut:

• Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar

• Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang

• Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah

6[6] Prof. Drs. Anas Sudijono, Op. Cit, hlm. 370- 371

7[7] Dr. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), hlm.208

8[8] M. Ngalim Purwanto, Op.Cit, hlm. 119

(10)

C. Teknik Analisis Daya Pembeda Item

Daya pembeda (item discriminination) adalah untuk menentukan dapat tidaknya suatu soal membedakan kelompok dalam aspek yang diukur sesuai dengan perbedaan yang ada dalam kelomppok itu. Indeks yang digunakan dalam membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah. Indeks ini menunjukkan kesesuaian antara fungsi soal dengan fungsi tes secara keseluruhan.9[9]

Mengetahui daya pembeda item itu penting sekali, sebab salah satu dasar yang dipegang untuk menyusun butir-butir item tes hasil belajar adalah adanya anggapan, bahwa kemampuan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain itu berbeda-beda, dan bahwa butir-butir tes hasil belajar itu haruslah mampu memberikan hasil tes yang mencerminkan adanya perbedaan-perbedaan kemampuan yang terdapat di kalangan siswa tersebut.10[ 1 0]

Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Seperti halnya indeks kesukaran, indeks diskriminasi (daya pembeda) ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Hanya bedanya, indeks kesukaran tidak mengenal tanda negatif (-), tetapi pada indeks diskriminasi ada tanda negatif.11[ 1 1 ]

Daya pembeda item itu dapat diketahui melalui atau dengan melihat besar kecilnya angka indeks diskriminasi item. Angka indeks diskriminasi item adalah sebuah angka yang menunjukkan besar kecilnya daya pembeda yang dimiliki oleh sebutir item. Daya pembeda pada dasarnya dihitung atas dasar pembagian siswa ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok atas yakni kelompok yang tergolong pandai, dan kelompok bawah, yaitu kelompok siswa yang tergolong bodoh. Dalam hubungan ini, jika sebutir item memiliki angka indeks diskriminasi item dengan tanda positif, hal ini merupakanmpetunjuk bahwa butir item tersebut telah memiliki daya pembeda, dalam arti bahwa siswa yang termasuk kategori pandai lebih banyak yang dapat menjawab dengan betul terhadap butir item yang bersangkutan, sedangkan siswa yang termasuk kategori bodoh lebih banyak yang menjawab salah.

Jika sebutir item angka indeks diskriminasinya = 0,00 (nihil), maka hal ini menunjukkan bahwa butir item yang bersangkutan tidak memiliki daya pembeda sama sekali, dalam arti bahwa jumlah siswa kelompok atas yang jawabannya betul (atau salah) sama dengan jumlah siswa kelompok bawah yang jawabannya betul. Jadi diantara kedua kelompok siswa tersebut tidak ada perbedaannya sama sekali, atau perbedaannya sama dengan nol.

Adapun apabila angka indeks diskriminasi item dari sebutir item bertanda negatif, maka pengertian yang terkandung didalamnya adalah, bahwa butir item yang bersangkutan lebih banyak dijawab betul oleh siswa kelompok bawah ketimbang siswa kelompok atas.12[ 1 2] Dengan demikian ada tiga titik pada daya pembeda yaitu:

-1,000.00 +1,00

Daya pembeda tidak memiliki daya pembeda Negatif daya pembeda tinggi13[ 1 3]

Adapun cara menentukan daya pembeda (nilai D) adalah:

9[9] Sumarna suprapranata, Analisi,validitas, rehabilitas dan interprestasi hasil tes, bandung: pt remaja rosda karya, 2006, hlm.23

10[10] Prof. Drs. Anas Sudijono, Op.Cit, hlm. 385-386

11[11] Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Op.Cit, hlm.211

12[12] Prof. Drs. Anas Sudijono, Op, Cit, hlm, 387-388

13[13] Drs. H. Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 184

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan perhitungan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, saldo Kas Daerah pada tanggal 31 Desember tahun 2004 yang

Penulisan karya ilmiah ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam rangka memenuhi tugas akhir untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana pada peminatan

Berdasarkan maklumat yang diperolehi, dapat dirumuskan bahawa salah satu komponen kemahiran generik iaitu kemahiran berkomunikasi berjaya diterapkan kepada pelajar tahun dua

PENGARUH BUDAYA BAHASA PERTAMA DALAM PERKEMBANGAN BELAJAR BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA ASING: STUDI KASUS PADA PENUTUR BAHASA JEPANG. Apriliya Dwi Prihatiningtyas

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa kesimpulan pertumbuhan industri meubel di Kota Makassar berpengaruh positif dan

Kiat menjadi supervisor andal.. Manajemen pelayanan keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta : Trans info media. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Kolostrum dengan

Pola iringan juga me- rupakan suatu materi yang diberikan un- tuk memperluas kecakapan pengemban- gan estetika musik melalui piano untuk lebih mengembangkan teknik-teknik yang

Keseluruhan fungsi negara tersebut di atas diselenggarakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Fungsi negara dapat juga diartikan