• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

58 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bagian bab 3, akan memberikan gambaran rancangan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi demikian juga data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan, yang mempunyai tujuan dihasilkannya produk baru melalui pengujian keefektifannya (Sugiyono, 2017: 48).

Adapun produk yang dikembangkan adalah modul pendidikan dan pelatihan (diklat) yang diperuntukkan bagi Guru dan Kepala TK Yayasan PESAT dengan model pembelajaran BCCT.

3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Pada bagian ini didasarkan pada tahap-tahap penelitian dan pengembangan Sugiyono (2017:48) yang direvisi dari penelitian dan pengembangan Borg and Gall (1983). Tahapan- tahapan tersebut, meliputi tahap: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) perancangan desain produk, 4) validasi desain oleh ahli dan calon pengguna, 5) revisi desain produk, 6)

(2)

59

pembuatan produk, 7) uji coba terbatas dan 8) revisi hasil uji coba terbatas.

Tahap pertama dari penelitian ini dengan menggali potensi dan masalah yang berkaitan dengan pendidikan dan pelatihan model pembelajaran BCCT yang selama ini telah dilakukan. Hasil pengumpulan informasi data dari potensi pelatihan yang selama ini dilakukan serta masalah-masalah yang timbul dalam pelatihan menjadi dasar untuk melakukan penelitian pada tahap berikutnya, yaitu tahap pengumpulan data.

Tahapan pengumpulan data didasari dengan studi literatur dan pengumpulan informasi dalam upaya mengkaji untuk menemukan teori serta konsep dalam mengembangkan produk modul yang akan dihasilkan. Tahap pengumpulan data didasarkan pada uraian bab 2, ditemukan adanya kesesuaian model pengembangan Sugiyono dan model pengembangan ADDIE dalam pengembangan modul yang akan dihasilkan.

Langkah-langkah model pengembangan ADDIE, yaitu analisis, perancangan, pengembangan, implementasi, dan evaluasi.

(3)

60

Tahap selanjutnya perancangan desain produk, dengan tahapan perancangan sebagaii berikut: pendefinisian ketrampilan dalam pembelajaran yang akan dipelajari, tujuan dirumuskan, urutan pembelajaran ditentukan, penentuan indikator serta rancangan kegiatan pelatihan yang akan dilakukan uji coba kelayakan (dalam skala kecil). Hasil rancangan produk modul pengembangan dituangkan dalam rancangan modul pelatihan serta silabus dan skenario pelatihan. Rancangan desain produk kemudian diuji kelayakannya pada tahap validasi oleh ahli dan calon pengguna, kemudian tahap berikutnya revisi desain produk validasi ahli dan calon pengguna. Tahap selanjutnya pembuatan produk modul pelatihan model pembelajaran BCCT, selanjutnya dari produk ini diuji pada tahap uji coba terbatas modul pendidikan dan pelatihan model pembelajaran BCCT, hasil uji coba terbatas dilanjutkan dengan tahap revisi produk hasil uji coba terbatas;.

Tahapan-tahapan penelitian dan pengembangan secara sistematika dapat dilihat sebagai berikut:

(4)

61 Gambar 3.1

Tahap Kegiatan Penelitian Pengembangan Diklat Model Pembelajaran BBCT bagi Guru TK dan Kepala TK Yayasan Pesat

(Sugiono, 2017: 48)

Pengumpulan Data 1. Studi Literatur berkaitan dengan

konsep dan teori Pengembangan Sugiyono dan Pengembangan ADDIE adanya kesesuaian.

2. Pengumpulan Informasi tentang Modul Diklat Model

Pembelajaran BCCT yang pernah dihasilkan.

Perancangan Desain Produk Menghasilkan draf::

1. Panduan pelatih 2. Panduan peserta 3. Silabus dan

skenario pelatihan Validasi ahli dan

Calon Pengguna 1. Ahli Modul 2. Ahl Desain

Pelatihan

3. Ahli Materi Modul 4. Calon Pengguna

LANGKAH PENGEMBANGANl

Potensi dan Masalah 1. Potensi pelatihan model

Penbelajaran BCCT yang pernah dilakukan

2. Masalah pelatihan yang pernah dilakukam

MODUL HIPOTIK Revisi

Desain Produk Hasil uji pakar

dan calon pengguna

Pembuatan Produk Modul Pelatihan

Uji CobaTerbatas Modul Pelatihan Menggunakan metode eksperimen nelalui: (2 kelas pelatihan yaitu eksperimen dan kontrol) 1. Pre Test

2. Implementasi Modul 3. MPost Test

Revisi Hasil Uji Coba Terbatas Hasil dari:

1. Angket obsevasi pelaksanaan pelatihan (Model Evaluasi Kirkpatrick sampai tahap 2) 2. Angket tanggapan peserta pelatihan

terhadap materi modul pelatihan

Produk Akhir Modul Pelatihan

Pengujian hanya sampai tahap revisi produk hasil uji coba terbatas karena keterbatasan waktu

(5)

62

Pada gambar 3.1 merupakan tahapan penelitian dan pengembangan modul pendidikan dan pelatihan model pembelajaran BCCT yang diuraikan, yaitu:

3.2.1 Tahap Potensi Dan Masalah

Tahapan potensi serta masalah bertujuan memberikan gambaran tentang pendidikan dan pelatihan yang telah dilakukan selama ini oleh Yayasan Pesat serta masalah- masalah yang dihadapi berkaitan dengan pendidikan dan pelatihan model pembelajaran BCCT yang telah diikuti oleh Guru dan Kepala TK Yayasan Pesat. Tahapan ini dikaji dengan teknik penelitian menggunakan lembar wawancara dan observasi sehingga dapat menjadi jawaban atas pertanyaan pada rumusan masalah 1 dan 2 pada bab 1 pendahuluan. Wawancara akan dilakukan pada tanggal 10 September 2019 kepada 1 Supervisor, 1 Kepala TK, dan 2 Guru, sedangkan obsevasi akan dilakukan pada bulan September 2019 terhadap 7 TK di wilayah Jawa yang Guru dan Kepala TKnya telah mengikuti pelatihan model pembelajaran BCCT. (Lembar wawancara pada lampiran

(6)

63

3A dan 3B dan instrumen observasi pada lampiran 4A).

1. Potensi Pendidikan dan Pelatihan

Potensi dari pendidikan dan pelatihan yang telah dilakukan selama ini oleh Yayasan Pesat digali dengan menggunakan instrumen lembar wawancara kepada 1 Supervisor, 1 Kepala TK, dan 2 Guru TK.

2. Masalah-masalah Pendidikan dan Pelatihan

Masalah-masalah dalam pendidikan dan pelatihan yang selaman ini dilakukan oleh Yayasan Pesat berkaitan dengan penyampaian materi model pembelajaran BCCT dalam pelatihan dengan lembar wawancara kepada 1 Supervisor, 1 Kepala TK, dan 2 Guru TK serta instrumen obsevasi untuk 7 TK di Jawa yang guru dan kepala TK telah mengikuti pelatihan.

3.2.2 Tahap Pengumpulan Data

Pada tahapan pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur. yang berkaitan dengan konsep-konsep atau dasar-dasar teoritis dari berbagai sumber tentang model pembelajaran BCCT. yang kemudian akan disusun secara

(7)

64

sistematis untuk menghasilkan produk yang akan dikembangkan yaitu modul pendidikan dan pelatihan.

Data atau informasi yang diperoleh didasari dengan teori-teori model pengembangan Sugiyono yang sejalan dengan pengembangan modul dari ADDIE, sebagai berikut:

Tabel 3.1

Teori-Teori Pengenbangan Desain Modul Pendidikan dan Pelatihan Model Pembelajaran BCCT

Tahap Model Pengembangan Sugiyono

Model Pengembangan ADDIE

1 Potensi dan Masalah Analisis 2 Pengumpulan Data

3 Perancangan Desain Produk

Perancangan 4 Uji Pakar Dan Calon

Pengguna

5 Revisi Desain Produk 6 Pembuatan Produk

Modul Pelatihan

Pemgembangan 7 Uji Coba Terbatas

Modul

Implementasi dan Evaluasi

8 Revisi Hasil Uji Coba Coba Terbatas

3.2.3 Tahap Perancangan Desain Produk

Tahapan ini didasarkan akan kebutuhan modul pelatihan dengan penyusunan modul pelatihan, diantaranya mencakup rancangan tujuan, susunan materi modul

(8)

65

pelatihan, skenario pelatihan, dan evaluasi pembelajaran.

Konten materi model pembelajaran BCCT meliputi : unit 1 konsep dasar model pembelajaran BCCT, unit 2 aspek pokok model pembelajaran BCCT, unit 3 permainan dalam model pembelajaran BCCT, unit 4 sentra-sentra model pembelajaran BCCT, unit 5 RPPH dengan model pembelajaran BCCT, unit 6 penilaian peserta didik dengan model pembelajaran BCCT, unit 7 presentasi RPPH dan penilaian peserta didik, unit 8 praktek RPPH dan penilaian peserta didik. Konten materi tersebut dilengkapi dengan aktifitas peserta, test peserta, dan evaluasi sebagai alat ukur peningkatan kompetensi peserta.

3.2.4 Tahap Validasi oleh Ahli Dan Calon Pengguna Tujuan memvalidasi produk modul pelatihan oleh validator ahli dan pengguna untuk menentukan tingkat kelayakan produk modul pelatihan model pembelajaran BCCT yang telah disusun.

Validator ahli yang berkompeten dalam memvalidasi yaitu, ahli modul pelatihan dan ahli desain modul pelatihan sertaahli materi.

Validator ahli dan calon pengguna akan memberikan penilaian

(9)

66

dan saran-saran digunakan sebagai perbaikan sehingga kualitas modul pelatihan akan lebih meningkat dan layak untuk digunakan dalam sebuah pelatihan.

1. Validasi Modul Pelatihan Model Pembelajaran BCCT Oleh Ahli Modul Pelatihan

Tujuan validasi modul pelatihan model pembelajaran BCCT oleh ahli modul pelatihan untuk menentukan kelayakan modul pelatihan model pembelajaran BCCT untuk digunakan dalam pelatihan. Modul yang dihasilkan divalidasi dengan angket penilaian yang terdiri 10 item penilaian tertutup serta ditambahakan dengan saran dan masukan pada bagian bawah angket penilaian. (Instrumen angket penilaian ahli modul pada lampiran 5A)

Tabel 3.2 merupakan kisi-kisi instrumen validasi modul pelatihan model pembelajaran BCCT oleh ahli modul pelatihan.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Penilaian Modul Pelatihan Model Pembelajaran BCCT

Komponen yang dinilai

1 Kesesuaian antara indikator pencapaian kompetensi dengan uraian materi.

2 Kejelasan rumusan tujuan dengan indikator yang mengarah kepada kompetensi

3 Keoperasionalan indikator pencapaian kompetensi peserta pelatihan yang akan dicapai.

(10)

67

4 Konsistensi sistimatika sajian pada setiap unit kegiatan pembelajaran.

5 Keruntutan penyajian dalam setiap unit kegiatan pembelajaran.

6 Proporsi aktivitas peserta dalam modul memungkinkan pserta berpartisipasi secara aktif dalam pelatihan 7 Kelengkapan uraian materi pada setiap unit kegiatan

pembelajaran

8 Kejelasan contoh-contoh yang disediakan dalam setiap unit kegiatan dalam pembelajaran.

9 Keragaman contoh-contoh yang disediakan dalam setiap unit kegiatan pembelajaran

10 Keseuaian contoh-contoh dengan uraian materi pada setiap pembelajaran.

2. Validasi Desain Modul Pelatihan Model Pembelajaran BCCT Berdasarkan Silabus Pelatihan Dan Skenario Pelatihan Oleh Ahli Desain Pelatihan

Validasi desain modul pelatihan oleh ahli desain modul pendidikan dan pelatihan model pembelajaran BCCT bertujuan memberikan penilaian terhadap desain silabus dan skenario pelatihan yang telah dihasilkan. Instrumen yang digunakan dalam bentuk angket dengan jawaban tertutup dan bagian akhir angket penilaian ahli desain modul pelatihan memberikan saran dan masukan sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas modul.

Instrumen penilaian ahli desain modul angket tertutup bagian aspek penilaian dibagi menjadi 3 katagori, yaitu desain modul pelatihan terdiri 3 item aspek penilaian, bagian silabus

(11)

68

pelatihan model pembelajaran BCCT terdiri dari 7 item aspek penilaian, dan bagian akhir skenario pelatihan model pembelajaran BCCT terdiri dari 8 item aspek penilaian. Angket penilaian desain modul pendidikan dan pelatihan model pembelajaran BCCT yang akan diisi oleh ahli desain modul pelatihan. (Instrumen angket penilaian ahli desain modul pada pada lampiran 5B)

Tabel 3.3 merupakan kisi-kisi instrumen ahli desain modul pelatihan berdasarkan silabus dan skenario pelatihan.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Penilaian Modul Pelatihan Berdasarkan Silabus dan Skenario Pelatihan Model Pembelajaran BCCT Aspek yang dinillai

A. Desain Modul Pelatihan Model Pembelajaran BCCT

1 Pengembangan desain pelatihan mengacu pada teori dan tujuan materi pelatihan.

2 Desain pelatihan merupakan gambaran model pelatihan

pembelajaran BCCT untuk meningkatkan kompetensi guru dan kepala TK dalam mengembangkan pembelajaran BCCT.

3 Prosedur pelaksanaan desain pelatihan pembelajaran BCCT jelas dan sistematis.

B. Silabus Pelatihan Model Pembelajaran BCCT 1 Kelengkapan identitas silabus

2 Kualitas perumusan Kompetensi Dasar sesuai dengan kompetensi pelatihan yang diharapkan.

3 Perumusan indikator merupakan penjabaran kompetensi dasar pelatihan.

4 Adanya keterkaitan antara KD, indikator, materi, dan evaluasi.

5 Kualitas pengembangan materi modul pelatihan dapat digambarkan dalam silabus pelatihan.

(12)

69

6 Kegiatan pelatihan dapat digambarkan dengan jelas.

7 Ketepatan penentuan alokasi waktu C. Skenario Pelatihan Pembelajaran BCCT

1 Kejelasan perumusan tujuan dengan indikator yang mengarah pada peningkatan kompetensi peserta pelatihan.

2 Ketepatan rumusan tujuan dengan indikator dalam mencapai kopetensi yang mendorong partisipatif peserta.

3 Kecukupan materi yang berkaitan dengan kebutuhan peserta dalam kegiatan belajar mengajar.

4 Kejelasan skenario pelatihan

5 Urutan langkah-langkah dalam pembelajaran

6 Ketepatan dalam menentukan metode pembelajaran.

7 Ketepatan dalam pembagian alokasi waktu dengan materi 8 Kesesuaian teknik penilaian dengan indikator

3. Validasi Materi Modul Pelatihan Model Pembelajaran BCCT Oleh Ahli Materi

Validasi materi modul pelatihan model pembelajaran BCCT oleh ahli materi model pembelajaran BCCT mempunyai tujuan untuk memberikan penilaian kelayakan dan kelengkapan materi dalam modul pelatihan model pembelajaran BCCT. Materi modul pelatihan model pembelajaran yang layak dan lengkap dapat dijadikan bahan ajar dalam pelatihan yang berlangsung.

Kisi-kisi Validasi materi modul pelatihan model pembelajaran BCCT oleh ahli materi model pembelajaran BCCT menggunakan angket penilaian secara tertutup yang terdiri dari 12 item aspek penilaian. Saran-saran digunakan untuk perbaikan

(13)

70

modul pelatihan, (Instrumen angket penilaian ahli materi modul pada lampiran 5C)

Tabel 3.4 merupakan kisi-kisi Validasi materi modul pelatihan dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Penilaian Materi Modul Pelatihan Model Pembelajaran BCCT

Aspek yang dinilai

1 Judul modul sesuai dengan materi isi dalam bagian modul.

2 Modul memberikan petunjuk dengan jelas untuk setiap bagian modul.

3 Modul disusun dengan kerangka isi yang jelas.

4 Adanya kecocokan antara indikator pencapaian kompetensi pelatihan dengan kompetensi dasar pelatihan yang dikembangkan.

5 Indikator yang ingin dicapai tampak tergambar dari materi modul.

6 Penjelasan materi modul sesuai dengan indikator yang diharapkan dalam pelatihan.

7 Pada modul tertulis tugas-tugas mandiri untuk keterlibatan peserta secara aktif dalam pelatihan sudah sesuai dengan proporsinya.

8 Modul yang disusun dapat menemukan keefektifan pelatihan yang diikuti.

9 Modul dilengkapi dengan contoh-contoh sehingga memudahkan peserta untuk mempelajarinya.

10 Contoh-contoh yang dituliskan sesuai dengan materi modul pelatihan.

11 Selain modul pelatihan sebagai bahan acuan, juga menggunakan media lain dalam pelaksanaan diklat.

12 Apa yang dibutuhkan peserta dalam segi pengetahuan materi pelatihan dapat terpenuhi di dalam modul.

(14)

71

4. Validasi Modul Pelatihan Model Pembelajaran BCCT oleh Calon Pengguna

Validasi modul pelatihan model pembelajaran BCCT oleh calon pengguna mempunyai tujuan melakukan penilaian akan kelayakan modul pelatihan model pembelajaran BCCT untuk digunakan oleh seorang guru atau kepala TK yang menjadi sasaran pelatihan model pembelajaran BCCT. Validasi calon pengguna dengan menggunakan angket penilaian materi modul pelatihan model pembelajaran BCCT.

Angket penilaian dalam bentuk angket tertutup dengan 3 bagian aspek utama, yaitu tampilan terdiri 5 item, materi pelatihan 7 item, dan penggunaan bahasa 4 item. Bagian akhir dari angket penilaian memberikan saran dan masukan oleh calon pengguna materi modul pelatihan. (Instrumen angket penilaian materi modul oleh calon pengguna pada lampiran 5D)

Tabel 3.5 merupakan kisi-kisi dari penilaian calon pengguna materi modul pelatihan model pembelajaran BCCT.

(15)

72 Tabel 3.5

Kisi-kisi Penilaian Materi Modul Pelatihan Model Pembelajaran BCCT Oleh Calon Pengguna

Aspek yang dinilai A. Tampilan

1 Ukuran fisik modul pelatihan model pembelajaran BCCT, tidak terlalu besar atau terlalu kecil

2 Desain sampul menggambarkan isi modul

3 Desain isi modul rapi terlihat pada penempatan judul, sub judul, dan keterangan gambar tidak menganggu pembaca serta menarik dan mudah dipahami

4 Huruf yang digunakan ukurannya sesuai ukuran tidak kebesaran atau kekecilan serta menggunakan jenis teks yang mudah dibaca 5 Sistimatika dan keruntutan penyajian

B, Materi Pelatihan

6 Uraian materi menarik, sehingga menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar

7 Uraian materi sesuai dengan tujuan pembelajaran

8 Materi pada setiap unit kegiatan pembelajaran diuraikan secara jelas 9 Materi pelatihan dikaitkan dengan masalah nyata di sekolah

10 Latihan pada setiap unit kegiatan pembelajaran mengarah pada pencapaian tujuan modul pelatihan

11 Contoh-contoh yang disediakan dalam setiap unit kegiatan pembelajaran, jelas

12 Contoh-contoh yang disediakan dalam setiap unit, beragam C. Penggunaan Bahasa

13 Menggunakan kaidah bahasa yang tepat

14 Menggunakan bahasa yang dapat mendorong untuk berpikir kritis 15 Bahasa yang digunakan sederhana sehingga mudah memahaminya

serta enak untuk dibaca.

16 Menggunakan bahasa yang menarik dan merangsang rasa ingin tahu Pengukuran hasil penilaian tingkat validasi oleh ahli dan calon pengguna serta hasil revisi produk, dilakukan dengan analisa deskriptif, yang dimuat pada tabel 3.6.

(16)

73 Tabel 3.6

Kriteria Tingkat Kevalidan dan revisi Produk Presentase (%) Tingkat Validasi

81 - 100 Sangat Timggi

61 - 80 Tinggi

41 - 60 Cukup

21 - 40 Rendah

0 - 20 Sangat rendah

Rumus yang digunakan adalah:

dimana

P = prosentase yang dicari

Σ𝑥 = jumlah skor jawaban (Ahli atau Pengguna) Σ𝑥𝑖 = jumlah skor total

Berdasarkan analisa data yang dirumuskan di atas produk modul pelatihan valid jika prosentase yang dihasilkan memcapai katagori tinggi yaitu ≥ 61 %, artinya produk modul pelatihan layak untuk diuji cobakan.

Angket uji validasi juga dilengkapi dengan bagian angket terbuka yang berisikan masukan dan saran dari validator dan calon pengguna, pada bagian angket validasi. Bagian ini juga penting, digunakan untuk melakukan langkah revisi yang diperlukan.

P = --- Σxi

(17)

74 3.2.5 Tahap Revisi Desain Produk

Tahapan ini dilakukan setelah validasi ahli dan calon pengguna modul pelatihan melakukan penilaian terhadap kualitas modul pendidikan dan pelatihan model pembelajaran BCCT. Penilaian dilakukan dengan pemberian skor dan revisi dilakukan berdasarkan masukan dan saran saran dari validator ahli serta masukan dan saran dari calon pengguna modul pelatihan.

3.2.6 Tahap Pembuatan Produk Modul Pendidikan dan Pelatihan Model Pembelajaran BCCT

Tahap pembuatan produk modul pelatihan model pembelajaran BCCT pada penelitian pengembangan ini diharapkan menghasilkan produk modul pelatihan. Selain itu modul pelatihan juga adannya : silabus pelatihan dan skenario pelatihan, modul pelatihan model pembelajaran BCCT bagi pelatih dan peserta pelatihan, buku panduan untuk pelatih dan peserta pelatihan.

1. Silabus Pelatihan Dan Skenario Pelatihan

Silabus pelatihan merupakan garis besar pelatihan yang dirancangan sebagai hasil kegiatan pelatihan yang masih dalam

(18)

75

bentuk rancangan. Konten silabus pelatihan terdiri dari bagian indentitas pelatihan dan uraian yang dirancang sebagai kegiatan pelatihan. Bagian identitas mencakup nama pelatihan, nama yang melatih, kompetensi pelatihan, dan kompetensi dasar pelatihan.

2. Modul Pelatihan Model Pembelajaran BCCT Untuk Pelatih

Penyusunan modul pelatihan model pembelajaran BCCT ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu: pertama, diawali dengan halaman judul, kemudian disusun kata pengantar, dan dilengkapi dengan daftar isi. Kedua, berisikan materi yang diawali dengan pendahuluan, yaitu: pengantar, standar kompetensi pelatihan, kompetensi dasar yang akan dicapai, tujuan yang hendak dicapai, peta konsep keseluruhan modul, waktu, prasarat, petunjuk penggunaan modul pelatih, dan tujuan akhir. Bagian akhir konten materi dilengkapi dengan aktifitas peserta, test peserta sebagai alat evaluasi peningkatan kompetensi peserta.

3. Modul Pelatihan Model Pembelajaran BCCT Untuk Peserta

Penyusunan modul pelatihan model pembelajaran BCCT ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu: pertama, diawali dengan

(19)

76

halaman judul, kemudian disusun kata pengantar, dan dilengkapi dengan daftar isi. Kedua, berisikan materi yang diawali dengan pendahluan, yaitu: pengantar, stamdar kompetensi pelatihan, kompetensi dasar yang akan dicapai, tujuan yang hendak dicapai, peta konsep keseluruhan modul, waktu, prasarat, petunjuk penggunaan modul peserta pelatihan, dan tujuan akhir. Bagian akhir konten materi dilengkapi dengan aktifitas peserta, test peserta sebagai alat evaluasi peningkatan kompetensi peserta.

4. Buku Panduan Untuk Pelatih

Buku panduan untuk pelatih yang digunakan selama pelatihan berlangsung meliputi bagian pertama yang disebut awal dan bagian ke dua disebut bagian konten.

5. Buku Panduan Untuk Peserta

Buku panduan untuk peserta yang digunakan selama pelatihan berlangsung meliputi bagian pertama yang disebut awal dan bagian ke dua disebut bagian konten.

3.2.7 Tahap Uji Coba Terbatas Modul Pelatihan Model Pembelajaran BCCT

Tahap uji lapangan terbatas modul pelatihan model pembelajaran BCCT dilakukan setelah divalidasi oleh para ahli

(20)

77

jika dinyatakan siap dan layak untuk diuji cobakan. Uji coba dilakukan bertujuan untuk menentukan kualitas modul pelatihan yang telah dibuat.

1) Instrumen Observasi Peserta Pelatihan terhadap Pelaksanaan Pelatihan Model Pembelajaran BCCT.

Instrumen observasi peserta pelatihan saat dilakukannya uji coba terbatas pada pelatihan model pembelajaran BCCT ditujukan pada kelas eksperimen dengan jumlah 13 peserta.

Tujuan peserta pelatihan memberikan tanggapan untuk mengukur mutu dari pelatihan model pembelajaran BCCT yang dilaksanakan. Tanggapan peserta pelatihan ini menggunakan instrumen obsevasi dalam bentuk angket penilaian tanggapan yang berisi bagian reaksi peserta pelatihan terdiri dari 16 item dan bagian proses pembelajaran terdiri dari 3 item, keseluruhan ada 19 item. (Instrumen observasi peserta pelatihan terhadap pelaksanaan pelatihan terlampir pada lampiran 9A)

Bagian akhir dari angket observasi merupakan angket terbuka peserta memberikan saran dan komentar terhadap pelaksanaan pelatihan model pembelajaran BCCT. Tabel 3.6

(21)

78

merupakan kisi-kisi penilaian tanggapan peserta pelatihan terhadap pelaksanaan pelatihan.

Tabel 3.7

Kisi-Kisi Observasi Pelatihan Terhadap Pelaksanaan Pelatihan Model Pembelajaran BCCT oleh peserta

Aspek yang dinilai A. Reaksi Peserta Pelatihan

1. Pelatih, ahli dengan bidang materi yang disampaikan.

2. Pelatih memiliki kemampuan komunikasi dan keterampilan dalam mengikutsertakan peserta untuk berpartisipasi selama pelatihan berlangsung.

3. Keadaan ruang kelas sangat sesuai digunakan dalam pelaksanaan pelatihan.

4. Suhu ruangan mendukung dalam proses pelaksanaan pelatihan.

5. Ada alat dan bahan yang digunakan selama diklat berlangsung dan keadaannya masih baik.

6. Jadwal pelatihan dilaksanakan sesuai tepat waktu.

7. Jadwal pelatihan sudah sesuai dengan waktu dan tidak mengangu tugas-tugas peserta.

8. Setiap pimpinan peserta pelatihan tahu akan jadwal pelatihan 9. Jadwal pelatihan sudah sesuai dengan kondisi belajar peserta 10. Media disesuikan dengan bahan pembelajaran yang disampaikan.

11. Media yang digunakan di dalam diklat mampu berkomunikasi dengan peserta dan mendukung pelatih dalam memberikan materi pelatihan.

12. Materi diklat sesuai dengan tujuan pelatihan

13. Materi pelatihan sesuai dengan topik dari diklat yang diadakan.

14. Jumlah dan kualitas konsumsi yang disiapkan sudah mencukupi.

15. Ada latihan atau tugas yang diberikan dalam bentuk test diberikan kepada peserta pelatihan.

16. Ada studi kasus yang diberikan kepada peserta diklat untuk dipecahkan selama proses pelatihan berlangsung.

B. Proses Pembelajaran

17. Ada modul pelatihan yang diberikan selama berlangsungnya diklat.

18. Jumlah modul pelatihan mencukupi untuk seluruh peserta diklat.

19. Modul pelatihan dapat membantu peserta diklat memahami materi pelatihan.

(22)

79

2) Angket Tanggapan Peserta Pelatihan Terhadap Materi Modul Pelatihan Model Pembelajaran BCCT.

Angket tanggapan peserta pelatihan saat dilakukannya uji coba terbatas pada pelatihan model pembelajaran BCCT ditujukan pada kelas eksperimen dengan jumlah 13 peserta.

Tujuan peserta pelatihan memberikan tanggapan untuk mengukur mutu dari materi modul pelatihan model pembelajaran BCCT yang digunakan dalam pelaksanaan pelatihan. Tanggapan peserta pelatihan ini menggunakan instrument angket penilaian tanggapan yang berisi bagian tampilan modul pelatihan terdiri dari 5 item, materi pelatihan 7 item, dan bagian penggunaan bahasa terdiri dari 4 item, keseluruhan ada 16 item. (Instrumen angket penilaian peserta terlampir pada lampiran 9B)

Bagian akhir dari angket penilaian tanggapan peserta pelatihan terhadap materi modul pelatihan merupakan angket terbuka peserta pelatihan memberikan saran dan komentar yang digunakan untuk melakukan revisi terhadap materi modul pelatihan. Tabel 3.7 memuat kisi-kisi penilaian tanggapan peserta pelatihan terhadap materi modul.

(23)

80 Tabel 3.8

Kisi-kisi Angket Penilaian Materi Modul Pelatihan Model Pembelajaran BCCT Oleh Peserta Pelatihan

Aspek yang dinilai A. Tampilan

1 Ukuran fisik modul pelatihan model pembelajaran BCCT, tidak terlalu besar atau terlalu kecil

2 Desain sampul menggambarkan isi modul

3 Desain isi modul rapi terlihat pada penempatan judul, sub judul, dan keterangan gambar tidak menganggu pembaca serta menarik dan mudah dipahami

4 Huruf yang digunakan ukurannya sesuai ukuran tidak kebesaran atau kekecilan serta menggunakan jenis teks yang mudah dibaca 5 Sistimatika dan keruntutan penyajian

B, Materi Pelatihan

6 Uraian materi menarik, sehingga menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar

7 Uraian materi sesuai dengan tujuan pembelajaran

8 Materi pada setiap unit kegiatan pembelajaran diuraikan secara jelas 9 Materi pelatihan dikaitkan dengan masalah nyata di sekolah

10 Latihan pada setiap unit kegiatan pembelajaran mengarah pada pencapaian tujuan modul pelatihan

11 Contoh-contoh yang disediakan dalam setiap unit kegiatan pembelajaran, jelas

12 Contoh-contoh yang disediakan dalam setiap unit, beragam C. Penggunaan Bahasa

13 Menggunakan kaidah bahasa yang tepat

14 Menggunakan bahasa yang dapat mendorong untuk berpikir kritis 15 Bahasa yang digunakan sederhana sehingga mudah memahaminya

serta enak untuk dibaca.

16 Menggunakan bahasa yang menarik dan merangsang rasa ingin tahu Data hasil penelitian terhadap kedua tanggapan oleh peserta pelatihan terhadap kualitas pelaksanaan pelatihan dan kualitas materi modul pelatihan model pembelajaran BCCT. Pengukuran hasil penilaian tingkat validasi oleh peserta serta hasil revisi

(24)

81

produk, dilakukan dengan analisa deskriptif, yang dimuat pada tabel 3.8.

Tabel 3.9

Kriteria Tingkat Kevalidan dan revisi Produk Presentase (%) Tingkat Validasi

81 - 100 Sangat Timggi

61 - 80 Tinggi

41 - 60 Cukup

21 - 40 Rendah

0 - 20 Sangat rendah

Rumus yang digunakan adalah:

dimana

P = prosentase yang dicari

Σ𝑥 = jumlah rata-rata skor jawaban dari 13 peserta kelas Eksperimen

Σ𝑥𝑖 = jumlah skor total

Berdasarkan analisa data yang dirumuskan di atas pelaksanaan pelatihan dan produk modul pelatihan yang dihasilkan dapat dilihat kulitasnya berdasarkan prosentase yang dihasilkan, mencapai katagori tinggi jika ≥ 61 %, artinya pelaksanaan pelatihan dan produk modul diterima dengan baik oleh peserta.

P = --- x 100 % Σx

i

(25)

82

Angket tanggapan juga dilengkapi dengan bagian angket terbuka yang berisikan masukan dan saran dari peserta, Bagian ini juga penting, digunakan untuk melakukan langkah revisi yang diperlukan.

3) Uji Perbedaan Pengaruh Modul Pendidikan dan pelatihan Model Pembelajaran BCCT Terhadap Kompetensi atau Hasil Belajar Peserta

Peningkatan kompetensi peserta pelatihan diukur dengan pemberian test. Peningkatan kompentensi yang dimaksud adalah dalam penguasaan materi modul pelatihan, meliputi : konsep dasar model pembelajaran BCCT, aspek pokok model pembelajaran BCCT, permainan dalam model pembelajaran BCCT, sentra-sentra model pembelajaran BCCT, RPPH dengan model pembelajaran BCCT, penilaian peserta didik dengan model pembelajaran BCCT, presentasi RPPH dan penilaian peserta didik, praktek RPPH dan penilaian peserta didik yang akan dijelaskan pada bagian berikutnya yaitu teknik analisa data.

3.2.8 Tahap Revisi Uji Lapangan Terbatas

Tahapan revisi uji coba lapangan terbatas mengacu pada angket tanggapan peserta pelatihan terhadap materi

(26)

83

modul pelatihan model pembelajaran BCCT, Pada tahapan ini revisi dilakukan berdasrkan angket pada penilaian materi modul pendidikan dan pelatihan model pembelajaran BCCT oleh peserta pelatihan pada angket terbuka berisikab saran dan komentar pada kelas eksperimen yang menggunakan modul pendidikan dan pelatihan model pembelajaran BCCT.

3.3 Subyek Penelitian

Sumber yang dijadikan untuk memperoleh data supaya data dapat terkumpul pada penelitian ini, yaitu Guru dan Kepala TK Yayasan Pesat. Pada studi pendahuluan berjumlah 4 orang yaitu 1 Supervisor, 1 Kepala TK, dan 2 Guru TK. Pada bagian validasai soal pre test dan post test 11 orang Guru dan Kepala TK, serta pada uji coba terbatas 26 orang yang terbagi dalam 2 kelas pelatihan, yaitu 13 orang kelas eksperimen dan 13 orang kelas kontrol.

3.4 Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian, yaitu:

(27)

84 1) Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara interview. Pada penelitian ini dilakukan kepada 1 Supervisor, 1 Kepala TK, dan 2 Guru TK, untuk menggali tahapan potensi dan masalah pelatihan model pembelajaran BCCT yang selama ini telah diselenggaran oleh Yayasan Pesat.

2) Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data untuk mengukur tingkah laku ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati dalam situasi yang sebenarnya (Arikunto, 2010:133). Observasi dilakukan dengan panduan observasi oleh peserta pelatihan terhadap pelaksanaan pelatihan pada tahapan penguji caba terbatas modul pelatihan.

3) Angket

Pengumpulan data dengan mengunakan lembar angket untuk memperoleh informasi data tentang masalah penelitian.

Pada penelitian ini lembar angket diberikan kepada peserta untuk mengetahui tanggapan peserta tentang materi modul pelatihan pada tahapan penguji cobaan terbatas.

(28)

85 4) Test (Untuk Uji Eksperiem)

Pengujian melalui uji eksperimen dengan memberikan soal Pre test dan Post test pada kelas pelatihan. Kelas pelatihan terdiri

dari dua, yaitu kelas yang menggunakan modul pelatihan (eksperimen) 13 orang dan kelas tanpa menggunakan modul (kontrol 13) orang, jumlah keseluruhan peserta 26 orang.

Pengujian ini dilakukan pada tahap uji coba terbatas dengan tujuan mengetahui besarnya pengaruh perbedaan pemberian modul pelatihan dengan model pembelajaran BCCT bagi Guru dan Kepala TK Yayasan Pesat.

3.4.2 Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian merupakan alat yang digunakan dalam penelitian. Pada penelitian ini menggunakan instrument, yaitu:

1) Pedoman Wawancara

Instrumen pada teknik wawancara menggunakan pedoman wawancara sebagai alat untuk menggali informasi dari berbagai sumber. Pedoman wawancara pada penelitian ini terlampir pada lampiran 3A dan 3B.

(29)

86 2) Panduan Observasi

Paduan obsevasi merupakan alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur tingkah laku ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati dalam situasi yang sebenarnya. Pada penelitian ini panduan observasi digunakan untuk mengukur pelaksanaan pelatihan pada tahapan penguji caba terbatas modul pelatihan yang dilakukan oleh peserta pelatihan (Panduan obsevasi terlampir pada lampiran 9A).

3) Lembar Angket

Alat penelitian yang digunakan untuk memperoleh informasi data tentang masalah penelitian. Pada penelitian ini menggunakan lembar angket yang digunakan untuk mengetahui penilaian peserta terhadap materi maodul pelatihan pada penguji coba terbatas (Angket penilaian materi modul pelatihan terlampir pada lampiran 9B).

4) Test

Alat yang digunakan pada teknik test dalam penelitian ini dengan memberikan soal pre test dan pos test. Soal test dirancang dalam bentuk One-Group Pretest-Postest dengan soal pilihan ganda dan 4 pilihan jawaban. Soal dalam bentuk sama

(30)

87

digunakan dalam pengujian dengan menggunakan metode eksperimen. Pelatihan dibagi menjadi 2 kelas, yaitu kelas menggunakan modul pelatihan (eksperimen) sedang kelas tidak menggunakan modul pelatihan (kontrol). Peserta pada kedua kelas pelatihan diawal pelatihan mengerjakan soal pre test/ (O), kemudian diberi perlakuan (X) melalui pelatihan, dan diakhir diberi pos test/ (O), hasilnya dibandingkan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Bentuk desainnya seperti pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2

Desain Pelitian One-Group Pretest-Postest Keterangan:

O = Pretest/tes awal sama dengan Postest/tes akhir X1 = Perlakuan menngunakan modul pelatihan X2 = Perlakuan tanpa menggunakan modul pelatihan 3.5 Teknik Validasi Data dan Instrumen

Teknik validasi data dan indtrumen dilakukan dengan dua cara, yaitu:

O X

1

O

Pretest Perlakuan Postest

O X

2

O

Pretest Perlakuan Postest

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

(31)

88 3.5.1 Teknik Validasi Data Kualitatif

Teknik validasi data kualitatif menggunakan teknik triangulasi data, baik sumber maupun teknik. Data yang diperolah dibandingkan dengan informasi dari hasil wawancara kepada 1 Supervisor, 1 Kepala TK, dan 2 Guru TK merupakan triangulasi sumber. Data dan informasi dari ketiga sumber tersebut dideskripsikan dan dikelompokkan berdasarkan pandangan yang sama yang selanjutnya dianalisis untuk menghasilkan satu kesimpulan. Selain itu juga dilakukan triangulasi teknik yang bertujuan membandingkan data yang diperoleh melalui cara yang berbeda-beda yaitu wawancara, observasi dan angket penelitian terhadap tahapan penelitian pengembangan modul pelatihan yang telah diuraikan pada bagian teknik dan instrumen pengumpulan data.

3.5.2 Teknik Validasi Instrumen Kuantitatif

Teknik validasi instrumen data kuantitatif dilakukan pengujian statistik dengan menggunakan program SPSS 20.

Instrumen yang divalidasi adalah soal pre test dan post tes. Soal test sebagai alat ukur kompetensi hasil belajar diujikan terlebih

(32)

89

dahulu untuk megetahui tingkat reliabilitas dan validitas soal test.

Uji coba ini dilakukan terhadap 11 guru dan kepala TK Yayasan Pesat Lopait Kabupaten Semarang yang bukan merupakan sampel penelitian. Uji tingkat reliabilitas dan validitas soal test dilakukan untuk menghasilkan soal yang valid dan reliabel. Nilai validitas dan reliabilitas soal tes ditentukan dengan menggunakan program SPSS 20.

Pengujian dilakukan dengan 60 soal test ditemukan 0,914 dengan ketentuan α ≥ r tabel 0,521, maka instrument soal test dinyatakan reliabel. Pengukuran validitas soal test dengan ketentuan r hitung ≥ r tabel, nilai r hitung = nilai alpha – total correlation pada SPSS, dengan nilai minimal sebesar 0,521,

dimana r tabel = nilai r pearson correlation pada nilai produk momen dengan signifikansi 0,005 (data mentah uji validasi dan reliabilitas soal terlampir pada lampiran 10A dan 10B).

Berdasarkan ketentuan di atas, terdapat 20 soal dinyatakan valid karena nilai alpha – total correlation > 0,521 dan untuk item soal yang tidak valid dibuang. Jadi pada pengukuran tingkat kompetensi guru dan kepala TK pada pelatihan model

(33)

90

pembelajaran BCCT menggunakan alat test soal sebanyak 20 item. (Soal pre test dan pos test terlampir pada lampiran 10C).

Kisi-kisi soal test tergambar pada tabel 3.10.

Tabel 3.10

Kisi-Kisi Soal Modul Pelatihan

Model Pembelajaran BCCT pada Uji Coba Terbatas

No Bahasan Materi Modul Nomer Test

1 Konsep dasar model pembelajaran BCCT 6,8,10 2 Aspek pokok model pembelajaran BCCT 19 3 Permainan dalam model pembelajaran

BCCT

26 4 Sentra-sentra model pembelajaran BCCT 37

5 RPPH dengan model pembelajaran BCCT 41,42,43.44,47,50 6 Penilaian peserta didik dengan model

pembelajaran BCCT

51,52, 53,55, 56,57,58,59 7 Presentasi RPPH dan penilaian peserta

didik

Presentasi mengajar 8 Praktek RPPH dan penilaian peserta didik Praktek mengajar

Pada bagian unit 7 dan 8 merupakan pembelajaran dalam bentuk presentasi dan praktek mengajar. Penyampaian dalam bentuk materi sudah lengkap sampai pada unit 6, jadi tidak disertakan dalam soal test. Sedangkan penilaian presentasi dan paraktek mengajar dengan model pembelajaran BCCT dilakukan dengan format penilaian presentasi dan praktek mengajar pada lampiran 11A.

(34)

91 3.6 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data menggunakan dua cara, yaitu:

3.6.1 Teknik Analisa Data Kualitatif

Analisa data kualitatif dilakukan mengacu pada model yang dirumuskan oleh Miles dan Huberman (1984), dengan langkah- langkah, yaitu reduksi data kemudian dilajutkan dengan penyajian data serta melakukan verifikasi. Data didapatkan dari sebelum sampai pengujian di lapangan, melalui: wawancara, observasi, dan angket

3.6.2 Teknik Data Kuantitatif

Analisa data kuantitatif dilakukan melalui teknik, yaitu:

1) Validasi test

Penelitian dilakukan melalui validasi test melalui metode eksperimen. Kelas pengujian terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen terdiri dari 13 orang dengan mendapat perlakuan menggunakan modul pelatihan. Sedangkan kelas kontrol terdiri 13 peserta yang berbeda tanpa adanya modul pelatihan. Peserta pelatihan dalam hal ini Guru dan Kepala TK Yayasan Pesat dengan mengerjakan soal pre test maupun post test. Analisa data diperoleh melalui tahapan sebagai berikut :

(35)

92 a) Uji Homogenitas Data

Pada pengujian ini dengan menggunakan SPSS 20, diharapkan menghasilkan variabel data yang homogen sebagai syarat dapat menguji independent sample t-test, dengan ketentuan nilai signifikansi > 0,05, varians data adalah homogen, dan bila sebaliknya berarti tidak homogen, dengan menggunakan variabel pre test dan post test baik pada kelas eksperimen maupun kelas

kontrol.

b) Uji Normalitas

Pengujian ini sebagai syarat untuk pengujian Paired T test untuk membandingakan pengaruh pre test dan post test pada kelas Eksperimen maupun kelas kontrol. Pengujian menggunakan Shapiro Wilk pada SPSS dengan alasan jumlah sampel kurang dari 200, dengan ketentuan variabel data normal, jika nilai probabilitas < 0,05, maka data persebarannya normal, dan sebaliknya.

c) Uji T Paired atau Paired T Test

Pengujian ini dilakukan pada data yang berpasangan dengan membandingkan perbedaan rata-rata (mean) pada kelas berpasangan dan subyeknya sama dengan ketentuan nilai

(36)

93

signifikansi < 0,05, artinya ada pengaruh terhadap perlakuan yang diberikan terhadap masing-masing kelas, dengan menguji dari hasil nilai pre test dan post testnya, demikian juga berlaku ketentuan sebaliknya.

Tujuan uji T Paired yaitu : 1) menunjukkan nilai pos test lebih tinggi dari pre test atau sebaliknya, 2) nilai korelasi antara 2 variabel pre test dan post tes berhubungan kuat dan positif atau sebaliknya, 3) menunjukkan adanya perbedaan yang berarti antara pre-test dengan post-test artinya ada pengaruh yang berbeda jika masing-masing variabel diberikan perlakuan yang berbeda, atau sebaliknya dengan :nilai p value < 0,05 (95 % kepercayaan).

d) Uji N-Gain Score

Pengujian ini mengetahui keefektifan pelatihan dengan penggunaan modul pelatihan dibandingkan dengan yang tanpa menggunakan modul pelatihan. Ketentuan Uji N-Gain score, 1)jika ada perbedaan yang berarti antara rata-rata nilai post test kelas eksperimen dengan nilai post test kelas kontrol yang diuji melalui uji independent sample t test, 2) pengujian dengan independent sample t test, dengan alasan sampel kelas

(37)

94

eksperimen dan kelas kontrol tidak berpasangan. Ketentuan pengujian independent sample t-test, jika data memenuhi ketentuan sebagai berikut: kedua sampel tidak berpasangan; data kedua sampel kurang dari 30 buah; merupakan data berupa angka asli (kuantitatif), distribusi data kedua sampel normal; kedua sampel data bervariabel homogen.

Hipotesis penelitian yang bertujuan mengetahui ada atau tidaknya perbedaan dari dua kelas pelatihan berdasarkan nilai rata-rata pre test dan post test, sebagai berikut:

Ho = jika tidak ditemukan perbedaan diantara dua kelas pelatihan dari rata-rata hasil post test keduanya.

H1 = jika ditemukan perbedaan diantara dua kelas pelatihan dari rata-rata hasil post test keduanya.

Pengujian didasarkan pada Ho diterima dan H1 ditolak, jika nilai Sig.(2 tailed) > 0,05, artinya nilai post-test rata-rata peserta pelatihan antara kedua kelas pelatihan tidak terdapat perbedaan, demikian juga sebaliknya.

Tujuan secara deskriptif statistik, yaitu: 1) menunjukkan perbedaan rata-rata post test peserta antara dua kelas pelatihan, 2)

(38)

95

sebagai pembuktian adanya perbedaan yang nyata atau tidak dengan menganalisa hasil “Independent samples test” dengan persyaratan kedua kelas homogen, sehingga analisa tabel hasil data berpedoman pada nilai yang terdapat dalam table “equal variences assumed”, 3) menunjukkan selisih nilai antara rata-rata post-test peserta kedua kelas pelatihan.

Penelitian one group pre test post test design (eksperimen design) digunakan untuk mengetahui efektifitas penggunaan

metode atau perlakuan (treatment) diantara 2 kelas pelatihan menggunakan uji N-Gain Score. Uji independent sample t-test merupakan syarat pengujian N-Gain Score.

Tabel 3.11

Tingkat perolehan nilai N-Gain Score

Tabel 3.12

Tingkat perolehan N-gain dalam bentuk persen (%) Tingkat Persentase (%)

Efektif >76

Cukup Efektif 56 – 75 Kurang Efektif 40 – 55

Tidak Efektif < 40 Tingkat Nilai N-Gain Rendah g < 0,3 Sedang 0,3 < g < 0,7

Tinggi g > 0,7

(39)

96

Kelas eksperimen menggunakan modul, sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan modul. Penghitungan uji N-Gain Score menggunakan program SPSS 20, dengan membuat

pengelompokan kedua kelas pelatihan untuk menentukan nilai N- Gain Score. Tujuan penghitungan N-Gain Scor untuk

menentukan tingkat keefektifan penggunaan modul dapat meningkatkan kompetensi peserta pelatihan atau sebaliknya.

2) Hasil Presentasi dan Praktek Mengajar

Penilaian hasil presentasi dan praktek mengajar berdasarkan format penilaian pada kedua kelas pelatihan dapat menjadi alat untuk mengetahui tingkat kompetensi peserta pelatihan. Hasil penilaian presentasi dan praktek mengajar diukur berdasarkan rubik penilaian presentasi dan praktek mengajar dengan model pembelajaran BCCT. Tabel 3.13 menunjukkan tingkat kompetensi peserta pelatihan pada kedua kelas pelatihan.

(40)

97 Tabel 3.13

Tingkat Kompetensi Pelatihan Dari Hasil Penilaian Presentasi Dan Praktek Mengajar Pada kedua Kelas Pelatihan

No Katagori

Interval Skor

Hasil Presentasi

Hasil Praktek

F % F %

1 Sangat Baik 110 .< ST 2 Baik 90 < ST < 110 3 Cukup 70 < ST < 90 4 Kurang 50 < ST < 70 5 Sangat Kurang 0 < ST < 50

Keterangan : ST = Skor Total, F = jumlah peserta

Gambar

Tabel  3.2  merupakan  kisi-kisi  instrumen  validasi  modul  pelatihan model pembelajaran BCCT  oleh ahli modul pelatihan
Tabel 3.3 merupakan kisi-kisi instrumen ahli desain modul  pelatihan berdasarkan silabus dan skenario pelatihan
Tabel  3.4  merupakan  kisi-kisi  Validasi  materi  modul  pelatihan dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel  3.5  merupakan  kisi-kisi  dari  penilaian  calon  pengguna materi modul pelatihan model pembelajaran BCCT

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan hasil analisis dan interpretasi data riset pasar dengan maksud positioning yaitu menempatkan produk dalam pasar yang

Berbagai kesulitan yang dapat dialami siswa dalam melakukan aktivitas kognitif agar dapat mencapai kemampuan potensial, menurut Ormrod (2008) dipengaruhi oleh:

Setelah menyelesaikan proses pembuatan video Animasi 3D perbedaan sampah organik dan anorganik untuk anak-anak, penulis memperlihatkan video tersebut kepada anak-anak

Kalimat bahasa Jepang tidak akan terbentuk tanpa ada partikel, karena dalam bahasa Jepang partikel merupakan salah satu kelas kata yang tidak dapat berdiri sendiri,

Menurut Damanhuri (2008), Sanitary Landfill adalah metode pengurugan sampah ke dalam tanah dengan menyebarkan sampah secara lapis per lapis pada sebuah site (lahan)

Jenis ikan buntal yang paling banyak ditemukan di Muara Perairan Bengkalis Kabupaten Bengkalis berada pada muara Sungai Pakning yaitu 7 spesies.. Hal ini

Antara isu halal yang berlaku di pasaran khususnya dalam produk makanan adalah berkaitan dengan beberapa siri penipuan yang dilakukan oleh peniaga dalam mengaut keuntungan

ICIDH のモデルでは、疾患が impairment を、impairment が disability を、impairment や disability が