• Tidak ada hasil yang ditemukan

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG DASAR. Dewa Putu Adnyana STIBA Saraswati Denpasar. Abstract

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG DASAR. Dewa Putu Adnyana STIBA Saraswati Denpasar. Abstract"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI PARTIKEL (NO)

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG DASAR Dewa Putu Adnyana

STIBA Saraswati Denpasar

Abstract

Learning Japanese is not easy for the beginner, because the Japanese language has unique characteristics in terms of words, letters, intonation, particles, and the sentence structure. Particle is one of part of speech that cannot stand alone, it cannot change its form, and in its use always sticks to another word. However, the particle is one of elements or components that is very important in Japanese, because it serves to show the relationship between words and explains the meaning of the word itself.

Japanese particles according to Sudjianto can be classified into four major groups namely fukujoshi, kakujoshi, setsuzokujoshi and shuujoshi. From each group comprising many types of particles, so the discussion in this paper is limited to the meaning of the particle

(no) that belongs to the groups of kakujoshi and shuujoshi.

The results of the analysis on particle meaning of

(no) classified as kakujoshi can be expressed as possessive marker, to modify noun, place of origin / artificial, the location of objects, a comparison between two objects, to nominalize a verb, to express reason or purpose of doing something. Aside from being kakujoshi, particle

(no) is used also as shuujoshi which is placed at the end of a sentence to express an interrogative, the affirmation of speech, reason, and expressed strongly worded command.

It is realized when studying the function of Japanese particles; many learners still find it difficult, because a particle has many functions and usage. But it is not a barrier for those interested in learning Japanese, provided that they have willingness or motivation to learn. Mastery of a foreign language will lead to brighter future, therefore just learn it!

Keywords: fanction, particle "no", kakujoshi, shuujoshi.

I. PENDAHULUAN

Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang memiliki keunikan dalam partikel, banyaknya partikel yang ada dalam bahasa Jepang membuat bahasa Jepang menjadi salah satu bahasa yang unik dan khas. Kalimat bahasa Jepang tidak akan terbentuk tanpa ada partikel, karena dalam bahasa Jepang partikel merupakan salah satu kelas kata yang tidak dapat berdiri sendiri, tidak dapat berubah bentuk, dan dalam penggunaannya selalu menempel pada sebuah kata lain dan partikel merupakan salah satu unsur yang penting dalam Bahasa Jepang, sebab berfungsi untuk menunjukkan hubungan antarkata dan menerangkan arti kata itu sendiri. Partikel dalam bahasa Jepangnya disebut joshi.

Partikel atau joshi bahasa Jepang merupakan unsur yang sulit untuk dipelajari dan dipahami, dan merupakan permasalahan atau kendala bagi yang mempelajari. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah diharapkan bagi pembelajar pemula dapat memahami makna dan fungsi partikel bahasa Jepang khususnya partikel

( no ), sehingga mereka dapat berbahasa Jepang dengan baik dan benar. Partikel dalam bahasa Jepang itu cukup banyak, namun di antara berbagai pendapat tentang klasifikasi partikel ini, yang paling banyak diketemukan adalah mengklasifikasi partikel menjadi empat kelompok besar yakni fukujoshi, kakujoshi, setsuzokujoshi dan shuujoshi.(Sudjianto, 2007:4).

Pada kesempatan ini penulis akan membahas penggunaan partikel kakujoshi dan shuujoshi yang mulai di antaranya adalah penggunaan partkelの (no) dalam bahasa Jepang. Menurut Sugihartono menyatakan dalam menyusun sebuah kalimat bahasa Jepang kata bantu の (no) mempunyai banyak kegunaan dan arti yang berbeda tergantung pada kalimat yang digunakan dan juga

(2)

intonasi pengucapannya. Misalnya; menggabungkan dua nomina yang menunjukkan kepemilikan , bagian depan partikel merupakan pemilik benda yang berada setelah partikel. Contoh kalimat:

Kore wa watashi no hon desu. これはわたしのほんです。 Ini buku milik saya.

Kalimat ini termasuk kelompok penggunaan partikel の (no) kakujoshi.

Makna partikel の (no), menunjukkan pertanyaan yang diletakan di akhir kalimat pada bagian partikel diintonasikan lebih tinggi dan biasanya diucapkan pada orang yang sudah akrab atau dari atasan kepada bawahannya, seperti contoh kalimat berikut:

Rainen honto kekkon suru no

らいねんほんとうにけっこんするの。 Benarkah tahun depan jadi menikah?

Kalimat ini termasuk kelompok penggunaan partikel の (no) shuujoshi.

Bagi yang sudah ada dasar pasti akan bertanya-tanya mengapa kita memulai pembahasan ini dari partikel の (no), sebab umumnya di buku-buku tata bahasa Jepang pasti diawali dengan pembahasan partikel は(wa). Alasan sebenarnya adalah karena penulis merasakan pembelajaran partikelの (no) bahasa Jepang akan lebih mudah dipahami terlebih dahulu dan kemudian baru dilanjutkan sampai jenis partikel lain yang lumayan sulit untuk dipahami. Dengan kata lain partikelの (no) ini lumayan mudah untuk dipelajari lebih dahulu.

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengelompokan partikel bahasa Jepang yang paling banyak diketemukan adalah terdiri dari empat kelompok besar yakni fukujoshi, kakujoshi, setsuzokujoshi dan shuujoshi.(Sudjianto, 2007:4).

Partikel bahasa Jepang yang termasuk kelompok fukujoshi adalah

ばかり(bakari),だけ(dake),でも(demo),

ほど(hodo)、かきり(kakiri)、こそ(koso)、ぐらい(gurai), も(mo)、など(nado), のに(noni),

しか(shika)、は(wa), やら(yara)。Jenis partikel ini biasa dipakai setelah nomina, verba, adjektiva-i, dan adjekva-na (Bunkanchoo, 1978:26).

Partikel bahasa Jepang yang termasuk kelompok kakujoshi adalah で(de), へ (e), が(ga), から(kara), に(ni), の(no), を(o), と(to), や(ya), dan より(yori). Jenis partikel ini biasanya dipakai setelah kata benda untuk menyatakan hubungan satu kata dengan kata lainnya (Tadasu, 1989:48).

Partikel bahasa Jepang yang termasuk kelompok setsuzokujoshi adalah ば(ba), が(ga), から(kara), けれども(keredomo), ながら(nagara), ので(node), のに (noni), たり(tari), ても(temo) danと( to). Jenis partikel ini berfungsi untuk menghubungkan bagian-bagian kalimat (Takayuki, 1991:68).

Dan yang termasuk kelompok partikel shuujoshi yang sering dipakai sehari-hari adalah か(ka), かしら(kashira), な(na), ね( ne), の( no),さ(sa), とも(tomo), は(wa),や(ya), よ(yo), dan ぞ(zo). Kelompok Suujoshi dipakai untuk menyatakan suatu perasaan yang dirasakan pembicara pada waktu mengucapkan.

Partikel bahasa Jepang jenisnya sangat banyak, namun yang dibahas dalam penulisan ini adalah khusus tentang makna dan penggunaan partikel の (no) yang tergolong kelompok kakujoshi danshuujoshi dalam bahasa Jepang bagi pembelajar pemula.

Langkah-langkah pembahasan sebagai berikut

Partikelの (no). umumnya dipahami untuk menyatakan “kepemilikan” seperti contoh kalimat berikut:

Ano ketai denwa wa watashi no desu.

あのけたいでんわはわたしのです。

(3)

Jika kita lihat kalimat tersebut maka pola dari penggunaan partikel の (no). adalah sebagai berikut:

2.1 Orang (no). Benda

Pola kalimat ini menunjukkan milik dari seseorang.

Mari kita lihat beberapa contoh penggunaannya berikut ini: Wayan san no megane desu .

ワヤンさんのめがねです. Kaca mata milik Wayan.

Anata no kutsu desu . あなたのくつです. Sepatu milik anda. Watashi no jitensha desu

わたしのじてんしゃです。 Sepeda milik saya.

Kore wa kaisha no kuruma desu. これはかいしゃのくるまです。 Ini mobil milik perusahan.

Kata benda setelah の ( no ) dapat dihilangkan, apabila tanpa kata itupun benda yang dimaksud sudah dimaklumi, contoh:

Kore wa dare no kaban desu ka. これはだれのかばんですか。 Ini tas milik siapa kah.

。。。Sore wa Rinasan no desu.(kata kaban/tas dapat dihilangkan) それはリナさんのです。

Itu milik Sdr Rina.

Partikel の ( no ) selain untuk menyatakan milik seseorang, dapat juga untuk menunjukkan milik dari sesuatu, seperti contoh kalimat berikut:

Tori no hane とりのはね。 Sayap burung. Teeburu no ashi. テーブルのあし。 Kaki meja.

Usagi no mimi desu. うさぎのみみです。 Telinga kelinci.

Bila diperhatikan penggunaan partikel の ( no ) ini jelas adalah kebalikan dari bahasa Indonesia Maksudnya, bila dalam bahasa Indonesia kita mengucapkan yang dimiliki lebih dulu kemudian sang pemiliknya (misalnya topi milik saya), sedangkan dalam bahasa Jepang strukturnya adalah sang pemiliknya dulu kemudian yang dimiliki (watashi no boshi desu). Jadi, hati-hati jangan sampai kebalik.

(4)

2.2 Benda1 ( no ) Benda2

Partikel の ( no ) dipakai untuk menghubungkan dua kata benda. Kata benda yang di depan menerangkan kata benda yang di belakang atau B2 menerangkan B1. Misalnya:

Kore wa kompyuta no hon desu これはのほんです。

Ini buku computer.

Kata benda computer (B1), dan kata benda hon (B2) yang berarti buku.

Di antara kata benda tersebut terdapat partikel no yang berfungsi menghubungkan atau menerangkan. Sehingga kalimat di atas berarti “ini adalah buku komputer”.

Contoh kalimat lainnya sebagai berikut: Kore wa Bali Post no shinbun desu これはバリポストのしんぶんです。 Ini Koran Bali Post.

Kore wa nihonngo no jisho desu. これはにほんごのじしょです。 Ini kamus bahasa Jepang.

Sore wa jidousha no zasshi desu. それはじどうしゃのざっしです。 Itu majalah mobil.

Tanakasan wa anata no tomodachi desu ka. たなかさんはあなたのともだちですか。 Tanaka teman kamu ka.

2.3

Partikel の ( no ) menunjukan tempat asal/buatan, maksudnya B2 berasal atau buatan dari B1. Makna partikel ini hampir sama dengan makna partikel no kalimat di atas. Contoh kalimat sebagai berikut:

Watashi wa Indonesia no Sari desu. わたしはインドネシアのサリです。 Saya Sari berasal dari Indonesia. Yamada san wa Nihon no sensei desu.

やまださん は にほんのせんせいです。 Ibu Yamada guru dari Jepang.

Kore wa Nihon no kuruma desu. これはにほんのくるまです。 Ini mobil buatan Jepang. Chuugoku no terebi desu. チュウゴクのテレビです。 Televisi buatan Cina.

Benda1(asal/buatan)

(no) Benda2

(5)

2.4

Partikel の ( no) menunjukan tempat keberadaan sebuah benda. Pola kalimat ini menunjukan bahwa B2 berada di B1. Contoh kalimat:

Tsukue no ue ni hon ga arimasu. つくえのうえにほんがあります。 Ada buku di atas meja.

Daigakusei no mae ni sensei ni aimashita.

だいがくせいのまえにせんせいにあいました。 Saya bertemu Pak guru di depan kampus.

Uchi no chikaku ni ookii suupa ga arimasu.

うちのちかくにおおきいスーパーがあります。 Di dekat rumah ada swalayan besar.

Anata wa doko no daigakusei ni hairitai desu ka.

あなたはどこのだいがくせいにはいりたいですか。 Kamu ingin masuk di Universitas mana.

Heya no naka ni neko ga imasu. へやのなかにねこがいます。 Kucing ada di dalam kamar.

2.5

Partikel の ( no) dapat dipakai untuk menyatakan perbandingan antara dua pihak, baik itu benda, tempat maupun orang. Pihak yang dipilih atau diunggulkan disertakan kata nohoo ga kata sifat (sifatnya). Contoh kalimat berikut:

Bali no hoo ga Lombok yori kirei desu. バリのほうがロムボクよりきれいです。 Pulau Bali lebih indah dari pada pulau Lombok. Kanji no hoo ga Hiragana yori muzukashii desu. かんじのほうがひらがなよりむずかしいです。 Huruf kanji lebih sukar dari pada huruf Hiragana. Tono san no hoo ga Arisan yori nihonngo ga jozuu desu. トノさんのほうがアリよりにほんごがじょずうです。 Tono lebih pandai bahasa Jepang dari pada Ari.

Kono kutsu no hoo ga sono kutsu yori ii desu. このくつのほうがそのくつよりいいです。 Sepatu ini lebih bagus dari pada sepatu itu.

Benda1 (tempat,benda,orang)

( no )Benda2

(6)

2.6 Vkamus ( no) Kata sifat

Partikel の ( no) dapat dipakai untuk mengubah verbal menjadi kata benda, seperti contoh kalimat berikut:

Kanji o yomu no wa muzukashii desu. かんじをよむのはむずかしいです。 Saya membaca kanji susah.

Ano ko wa oyogu no ga jouzu desu. あのこはおよぐのがじょうずです。 Anak itu pandai berenang.

Watashi wa sakka no shiai o miru no ga daisuki desu. わたしはさっかのしあいをみるのがだいすきです。 Saya sangat suka menonton pertandingan sepak bola. E o kaku no wa tanoshii desu.

えをかくのはたのしいです。 Saya senang menggambar.

Selain menominakan kata kerja, partikel の ( no) dapat juga berfungsi sebagai pengganti nomina pada kata sifat bisa berarti “yang”.

Contoh kalimat:

Takai no mo yasui no mo arimasu. たかいのもやすいのもあります。

Baik yang mahal maupun yang murah juga ada. Tsumetai no o kudasai.

つめたいのをください。 Berikan saya yang dingin. Amai no ga hoshii desu. あまいのがほしいです。 Saya ingin yang manis. Shinsenna no ga oishii desu. しんせんなのがおいしいです。 Yang masih segar enak.

2.7 Kata Benda ( no) tame ni…

Partikel の ( no) dapat berfungsi untuk menyatakan sebab-sebab, alasan, atau tujuan dilakukannya sesuatu dapat juga berarti untuk. Seperti kalimat berikut:

Byouki no tame ni kaisha e ikemasen deshita.

びょうきのためにかいしゃへいきませんでした。 Saya tidak pergi ke perusahan karena sakit.

(7)

にほんごのべんきょうのためにがっこへいきました。 Saya pergi ke sekolah untuk belajar bahasa Jepang.

Kazoku no tame ni uchi o tatemasu. かぞくのためにうちをたてます。 Membangun rumah untuk keluarga. Kenkou no tame ni , maiasa hashitte imasu.

けんこうのために、まいあさはなしっています。 Saya setiap pagi berolahraga untuk kesehatan.

Kaimono no tame ni ichiba e ikimasu. かいもののためにいちばへいきます。 Saya ke pasar untuk berbelanja.

2.8Kalimat/bunsetsu ( no)

Partikel ini termasuk kelompok shuujoshi yakni partikel yang digunakan di bagian akhir kalimat untuk menyatakan pertanyaan, rasa heran, keragu-raguan, harapan, atau rasa haru pembicara, sebagai contoh berikut:

a) Bertanya secara akrab, hati-hati dengan orang yang baru kenal Dou shita no.

どうしたの。 Kenapa kamu ? Nani ga hoshii no なにがほしいの。 Ingin apa?

Kore wa nan na no. これはなんなの。 Ini apa?

Mou tsukareta no. もうつかれたの。

Apkah kamu sudah capek ? Donna byouki na no. どんなびょうきなの。 Sakit apa?

Anata no uchi wa doko na no. あなたのうちはどこなの。 Rumahmu di mana?

Ano hito wa donata na no あのひとはどなたなの。 Siapakah orang itu?

(8)

b) Penegasan nada ucapan atau menyampaikan sesuatu dengan jelas. Ashita youji ga aru no desu.

あしたようじがあるのです。 Besok saya ada urusan.

Nani o shite iru no desu ka. なにをしているのです。

Apakah yang sedang kamu lakukan. Byouki de kesseki shita no desu. びょうきでけっせきしたのです。 Saya absen karena sakit.

Ima shigoto o shite iru no desu. いましごとをしているのです。 Sekarang saya bekerja.

Onaka ga itai no desu. おなかがいたいのです。 Saya sakit perut.

Dalam ucapan informal partikel no (の) sering diganti dengan nん。

c) Menunjukan perasaan mengerti dan memaklumi alasannya. Aa,sou data no.

ああ、そうだったの。 Oh, jadi begitu ya.

Sorede anata wa kaigi ni denakatta no. それであなたはかいぎにでなかったの。 Jadi, kamu tidak menghadiri pertemuann.

d) Memberi perintah yang bernada keras, khususnya terhadap anak-anak atau orang yang lebih rendah kedudukannya.

Mou naku no janai. もうなくのじゃない。 Jangan menangis lagi. Taberu mae ni te o arau no. たべるまえにてをあらうの。

Sebelum makan kamu harus mencuci tangan. Asoko de asonde iru no.

あそこであそんでいるの。 Bermainlah di sana.

Abunai desu kara, koko oyoganai no. あぶないですから、ここおよがないの。 Karena berbahaya, jangan bermain di sini.

(9)

Bila kata sifat golongan II (keiyou doushi), nomina, kata ganti harus ditambah kata naな、 contoh kalimat Suki na no. すきなの。 Suka kah? Ogenki na no おげんきなの。 Sehat kah?

Partikel の(no) yang termasuk shuujoshi dipakai pada akhir kalimat, dalam ragam bahasa wanita dapat ditambah partikel yo sehingga menjadi no yo. Contoh kalimat berikut:

Kare wa totemo shinsetsu na no かれはとてもしんせつなの。

Dia sangat ramah lo. Kalimat ini akan berubah menjadi. Kare wa totemo shinsetsu na no yo

かれはとてもしんせつなのよ。 Dia sangat ramah lo.

Untuk mengetahui di mana saja posisi partikel(の) no bisa disisipkan. Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut ini:

1. Bagi kalimat-kalimat di atas menjadi susunan tiap kata, namun ingat bila menemukan dua kata atau lebih yang saling berkaitan dalam membentuk makna, maka jangan pisahkan.

2. Kata yang lebih dari satu yang saling berkaitan dalam membentuk satu makna inilah yang menggunakan partikel の (no). Namun ingat satu hal lagi, setiap kosa kata tersebut adalah jenis

kata benda. Bila tidak termasuk jenis kata benda maka kata-kata tersebut tidak dapat menggunakan partikel の (no).

3. Artikanlah kata-kata yang ditemukan tersebut satu persatu dari belakang kemudian sisipkan di antaranya partikel の (no)

Langkah di atas memang nampaknya agak sulit dilakukan namun bila anda terus melatihnya pasti anda bisa dengan mudah menggunakan partikel no nantinya.

Seperti yang telah penulis jelaskan bahwa cara ini nampaknya berbelit-belit, namun bila anda sudah menguasainya cara tersebut akan lancar mengalir di dalam kepala kita tanpa harus mengikuti langkah-langkah di atas. Dan satu hal lagi bagaimanapun metodenya tapi kalau malas latihan, ya sama aja bohong.

Kendala-kendala yang dihadapi dalam mempelajari fungsi dan makna partikel bahasa Jepang antara lain:

1) Dikarenakan jumlah partikel dalam bahasa Jepang banyak.

2) Dikarenakan sebuah partikel memiliki fungsi dan cara pemakian yang banyak.

3) Dikarenakan partikel memiliki beberapa kelompok . Ada kata yang masuk satu kelompok partikel dan termasuk juga pada kelompok yang lain sehingga memiliki fungsi dan makna yang berbeda.

4) Dikarenakan ada beberapa partikel yang berbeda yang memiliki makna yang hampir sama sehingga sulit menentukan pemakaian partikel mana yang lebih tepat.

5) Dikarenakan sering terjadi penghilangan partikel dalam suatu kalimat terutama kalimat percakapan. Akibatnya sering timbul keragu-raguan tentang pentingnya mempelajari partikel.

(10)

III. PENUTUP

Belajar bahasa Jepang memang tidak mudah bagi kaum pemula, karena bahasa Jepang memiliki karakteristik yang unik dalam hal ucapan, huruf, intonasi, partikel, dan struktur kalimatnya. Partikel merupakan salah satu kelas kata yang tidak dapat berdiri sendiri, tidak dapat berubah bentuk, dan dalam penggunaannya selalu menempel pada sebuah kata lain. Namun, partikel merupakan salah satu unsur atau komponen yang penting dalam Bahasa Jepang, sebab berfungsi untuk menunjukkan hubungan antarkata dan menerangkan arti kata itu sendiri.

Partikel bahasa Jepang menurut Sudjianto (2007:7) dapat diklasifikasi menjadi empat kelompok besar yakni fukujoshi, kakujoshi, setsuzokujoshi dan shuujoshi. Dari masing-masing kelompok terdiri banyak jenis kata, sehingga pembahasan pada penulisan ini terbatas pada fungsi partikel の(no) yang termasuk kelompokkakujoshi dan shuujoshi.

Pembelajar masih banyak menemui kesulitan dalam pemakaian partikel, oleh sebab itu hasil kajian ini sangat bermamfaat bagi pembelajar pemula untuk memahami fungsi partikel agar dapat berbahasa Jepang yang baik dan benar. Betapapun kesulitan yang dihadapi tidak akan menjadi dinding penghalang bagi yang berminat belajar bahasa Jepang, asal sudah ada kemauan atau motivasi yang tinggi untuk mempelajari. Penguasaan bahasa asing akan dapat membuka cakrawala dunia, karena itu pelajarilah. Namun jangan sampai melupakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

IV. DAFTAR PUSTAKA

Bunkachoo, 1978. Gaikokujin no Tame no KihongoYoorei Jiten, Ookurasho Insatsukyoku, Tokyo. Iwao Ogawa, 1998. Minna no Nihongo I dan II, 3A Corporation, Tokyo.

Sugihartono. 1996. Kokyo Kutsu Kikan no Anaunsu no kotoba.Shushi Ronbun: Fukuoka University, Fukuoka.

Sudjianto, 2007. Gramatika Bahasa Jepang Modern, Kesaint Blanc- Jakarta. T. Candra, 2009. Nihongo no Joshi, Evergreen Japanese Course, Jakarta. Tadasu, Iwabuchi, dkk, 1989. Nihon Bunpoo Yoogo Jiten, Sanseido, Tokyo. Yamamoto Nagaaki, 1992. Shin Nihongo no Kiso I, 3A Corporatin Tokyo.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini agar mahasiswa penerima beasiswa bidik misi yang memiliki masalah dan tidak bisa menyelesaikan masalahnya maka bisa mencari faktor lain yang bisa mendukung

From the perspective of information fusion (Sotirls, 2005), For offline maps match like probe vehicle track matching (Pereiraf, 2009), it can also examine the position

Lingkungan di sekitar sekolah dapat dijadikan salah satu objek pembelajaran sains terkait dengan kearifan lokal. Salah satunya yaitu dengan mengamati tanaman. Dalam pengamatan tana-

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. ©

untu# mela#u#an pemeri#saan seara epat dan seder-ana pada pasien /ang baru masu# ,uma- !a#it dengan tujuan untu# mengidentifi#asi apa#a- pasien berisi#" masala- gii atau

Bagaimana menurut Bapak/ Ibu/ Saudara, nilai positip (nilai lebih) maupun nilai negatip (nilai kurang) dari model-model tersebut ditinjau dari usaha/ rantai pasok perberasan.. No

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BARANG BEKAS PADA ANAK USIA DINI.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh faktor predisposisi (umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap), faktor pemungkin (pendapatan, dukungan suami,