• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA TINDAK PENGENDALIAN BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2021 BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KOTA TEGAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RENCANA TINDAK PENGENDALIAN BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2021 BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KOTA TEGAL"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA TINDAK PENGENDALIAN BAGIAN ORGANISASI

SEKRETARIAT DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2021

BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KOTA TEGAL

Jl. Ki Gede Sebayu Kota Tegal

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyelenggaraan kegiatan pada suatu instansi pemerintah, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, sampai dengan pertanggungjawaban, harus dilaksanakan secara tertib, terkendali, serta efektif dan efisien. Untuk mewujudkannya dibutuhkan suatu sistem yang dapat mendukung penyelenggaraan kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana dan dapat mencapai tujuan. Sistem inilah yang dikenal sebagai Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

Dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2008, dijelaskan bahwa SPIP adalah Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Sebagai instansi penyelenggara pemerintahan, Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Tegal wajib menyelenggarakan kabijakan SPIP secara terintegrasi kedalam kegiatan sesuai tugas pokok di lingkungan Pemerintah Kota Tegal

1. Latar Belakang

Dalam rangka mengimplementasikan kebijakan penerapan pengendalian intern, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Tegal Pemerintah menyusun Rencana Tindak Pengendalian Intern, sebagai acuan bagi para penyelenggara tugas dan fungsi organisasi, sehingga diharapkan dapat memberikan keyakinan memadai atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Rencana Tindak Pengendalian Intern periode tahun 2019 ini diprioritaskan untuk mencapai kualitas penyelenggaraan pengendalian intern pada proses manajemen penyelenggaraan pemerintahan, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan pengawasan keuangan dan pembangunan.

2. Struktur Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Tegal a. Struktur Organisasi

Sebagai implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, maka setiap daerah membentuk susunan perangkat daerah yang merupakan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.

Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Tegal dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 41 Tahun 2019 tentang Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Staf Ahli Kota Tegal adalah sebagai berikut:

(3)

KEPALA

BAGIAN

ORGANISASI

KASUBAG

KASUBAG

KASUBAG

KELEMBAGAAN

& ANALISIS JABATAN

KINERJA DAN REFORMASI

BIROKRASI

PELAYANAN PUBLIK &

TATA LAKSANA

b. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Walikota Tegal Nomor 41 Tahun 2019 tentang Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Staf Ahli Kota Tegal serta Peraturan Wali Kota Tegal Nomor 45 Tahun 2019 tentang Penjabaran Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Staf Ahli Wali Kota Tegal, maka tugas pokok dan fungsi Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Tegal sebagai berikut:

• Tugas Pokok :

Bagian Organisasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kelembagaan dan analisis jabatan, pelayanan publik dan tata laksana, dan kinerja dan reformasi birokrasi..

• Fungsi :

1) penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah di bidang kelembagaan dan analisis jabatan, pelayanan publik dan tata laksana, dan kinerja dan reformasi birokrasi;

2) penyiapan bahan pengoordinasian perumusan kebijakan daerah di bidang kelembagaan dan analisis jabatan, pelayanan publik dan tata laksana, dan kinerja dan reformasi birokrasi;

3) penyiapan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah di bidang kelembagaan dan analisis jabatan, pelayanan publik dan tata laksana, dan kinerja dan reformasi birokrasi;

(4)

4) penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kelembagaan dan analisis jabatan, pelayanan publik dan tata laksana, dan kinerja dan reformasi birokrasi;

5) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Administrasi Umum yang berkaitan dengan tugasnya.

c. Visi dan Misi

Visi Pemerintah Kota Tegal adalah: “Terwujudnya Pemerintah yang Berdedikasi menuju Kota Tegal yang Bersih, Demokratis, Disiplin dan Inovatif”.

Guna mendukung terwujudnya visi tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh segenap personil Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Tegal, selaku pelaksana kegiatan dengan menggunakan visi, misi, tujuan dan sasaran yang ditetapkan sebagai landasan dalam menjalankan aktivitasnya.

Adapun pernyataan misi Walikota Tegal adalah:

1. Mewujudkan Pemerintahan yang Bersih, Profesional, Akuntabel, berwibawa dan Inovatif, Berbasis Teknologi Informasi

2. Menciptakan atmosfir kehidupan Kota Tegal yang agamis, aman, kreatif, berbudaya, demokratis, melindungu hak-hak anak dan perempuan untuk kesetaraan serta keadilan gender

3. Meningkatkan pembangunan dibidang pendidikan, kesehatan, kesejahteraan pekerja dan masyarakat tidak mampu

4. Meningkatkan infrastruktur, transportasi publik, lingkungan hidup yang bersih dan sehat serta pembangunan berkelanjutan

5. Meningkatkan kepariwisataan, investasi dan daya saing dasrah serta mengembangkan ekonomi kerakyatan dan ekonomi kreatif

6. Mongoptimalkan peran pemuda, pembinaan olah raga dan seni budaya

B. Dasar Hukum

Dasar penyusunan Rencana Tindak Pengendalian Intern adalah:

a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

b. Peraturan Pemerintah RI, Nomor 60 Tahun 2008, tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;

c. Peraturan Walikota Tegal Nomor 81 Tahun 2012 tentang Penyelenggaran Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kota Tegal

(5)

C. Maksud dan Tujuan

Maksud dan Tujuan penyusunan Rencana Tindak Pengendalian Intern adalah merumuskan deskripsi dan target penyelesaian kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang perlu dibangun dalam rangka meningkatkan kapasitas penyelenggaraan pemerintahan yang profesional dan kompeten

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Rencana Tindak Pengendalian Intern meliputi rancangan kebijakan dan prosedur untuk memperkuat kualitas lingkungan pengendalian serta pengembangan atau perbaikan aktivitas pengendalian intern, sesuai dengan tingkat risiko yang teridentifikasi

(6)

BAB II

PENCIPTAAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN YANG DIHARAPKAN

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, merupakan salah satu kebijakan pemerintah di bidang pengelolaan keuangan negara yang dimaksudkan untuk menjadi standar pengendalian intern atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, sehingga pengelolaan keuangan negara menjadi efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.

SPIP merupakan konsep pengendalian yang dirancang untuk dapat diimplementasikan secara integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Sebagai pedoman penyelenggaraan pengendalian intern, sekaligus menjadi tolok ukur pengujian efektivitas sistem pengendalian intern, dikembangkan unsur-unsur pengendalian intern, yaitu:

1. Kondisi Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian adalah kondisi yang dibangun dan diciptakan dalam suatu organisasi yang mempengaruhi efektivitas pengendalian intern. Oleh karena itu, setiap organisasi wajib menciptakan kondisi lingkungan pengendalian yang kondusif agar sistem pengendalian intern dapat terimplementasi secara efektif.

Untuk mencapai kualitas lingkungan pengendalian yang dapat mendorong tercapainya pengendalian intern yang efektif, perlu dikembangkan lingkungan pengendalian yang akan menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan sistem pengendalian intern, yaitu:

a. Penegakan integritas dan nilai etika.

b. Komitmen terhadap kompetensi.

c. Kepemimpinan yang kondusif.

d. Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan.

e. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat.

f. Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia.

g. Hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.

2. Penilaian risiko

Penilaian risiko adalah kegiatan penilaian terhadap kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Kegiatan penilaian risiko dilaksanakan melalui aktivitas identifikasi risiko dengan menggunakan metodologi dan mekanisme yang memadai untuk mengenali risiko organisasi serta analisis risiko untuk menentukan pengaruh risiko yang telah teridentifikasi terhadap pencapaian tujuan organisasi.

(7)

Penilaian risiko merupakan bagian yang integral dan terpadu dari proses pengelolaan risiko (yang meliputi identifikasi dan analisis risiko) serta sistem pengendalian intern, dengan tujuan untuk:

a. Mengidentifikasi dan menguraikan seluruh risiko potensial, baik yang disebabkan faktor internal maupun disebabkan faktor eksternal.

b. Memeringkat risiko teridentifikasi berdasarkan level keutamaan prioritas perhatian dan penanganannya agar dapat dikelola secara efektif.

Pelaksanaan proses penilaian risiko dilakukan dalam tiga tahap kegiatan, yang terdiri atas:

a. Penetapan tujuan organisasi, sebagai target terukur yang mengarahkan organisasi dalam menjalankan ativitasnya. Pernyataan tujuan harus bersifat spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis, dan terikat waktu.

b. Identifikasi risiko untuk menghasilkan suatu gambaran peristiwa yang berpotensi mengganggu pencapaian tujuan aktivitas organisasi. Dalam pelaksanaan proses identifikasi risiko, perlu diperhatikanfaktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya peristiwa risiko.

c. Analisis risiko untuk mengestimasi besaran kemungkinan munculnya peristiwa risiko dan dampak yang ditimbulkan terhadap upaya pencapaian tujuan organisasi apabila peristiwa risiko tersebut benar-benar terjadi, serta mentapkan level atau status risiko sebagai kombinasi hubungan antara kemungkinan dan dampak risiko.

3. Kegiatan Pengendalian

Kegiatan pengendalian adalah tindakan yang yang dipandang tepat untuk dilakukan dalam rangka mengatasi risiko. Dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian, juga ditetapkan dan dilaksanaan kebijakan serta prosedur, guna memastikan bahwa tindakan yang dilakukan untuk mengatasi risiko telah bekerja secara efektif. Kegiatan pengendalian yang perlu dilaksanakan organisasi ditentukan berdasarkan hasil penilaian risiko dengan mempertimbangkan kecukupan pengendalian existing.

Kegiatan untuk mengendalikan risiko dikelompokan dalam dua kategori, yaitu preventif dan mitigasi. Pengendalian yang bersifat preventif merupakan kegiatan pengendalian yang dibangun untuk mengurangi kemungkinan terjadinya peristiwa risiko. Sedangkan pengendalian yang bersifat mitigasi merupakan kegiatan pengendalian yang dibangun untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan apabila terjadi suatu peristiwa risiko.

Penyelenggaraan kegiatan pengendalian lebih diutamakan pada kegiatan pokok organisasi dan relevan dengan hasil kegiatan penilaian risiko, sehingga pelaksanaan kegiatan pengendalian mampu membantu memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan organisasi dapat dicapai.

(8)

BAB III

PENILAIAN RESIKO DAN RENCANA TINDAK PENGENDALIAN

A. Penerapan SPIP di Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Tegal

Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, menyatakan bahwa untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.

Dalam kaitan dengan pengendalian intern tersebut, Walikota Tegal telah menerbitkan Peraturan Walikota Tegal Nomor 81 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Walikota Tegal Nomor 11 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Pemerintahan Kota Tegal, yang memuat acuan pelaksanaan pengendalian intern pada seluruh kegiatan pemerintahan di Kota Tegal.

Dalam penyusunan Rencana Tindak Pengendalian (RTP) Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Tegal dengan dimediasi Tim Satuan Tugas SPIP dilakukan melalui kegiatan penyebaran kuesioner tentang pelaksanaan penyelenggaraan SPIP di lingkungan Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Tegal, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Evaluasi Lingkungan Pengendalian/Control Environment Evaluation (CEE)

Tujuan CEE adalah untuk mengevaluasi kondisi lingkungan pengendalian yang ada pada suatu organisasi dibandingkan dengan “kondisi ideal” (framework) dari masing-masing sub unsur dalam lingkungan pengendalian dan sebagai bahan bagi manajemen dalam perbaikan lingkungan pengendalian.

Metode yang dilakukan dalam CEE adalah menggunakan media kuesioner dan melakukan validasi atas jawaban persepsi CEE dari pegawai Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Tegal sebagai responden yang terdiri dari unsur pejabat struktural, fungsional tertentu dan fungsional umum/staf.

Langkah atau tahapan dalam melakukan CEE sebagai berikut :

a. Menyiapkan kuesioner CEE atas 8 (delapan) sub unsur Lingkungan Pengendalian.

b. Menentukan sample pegawai yang dijadikan responden.

c. Melakukan tabulasi atas jawaban responden dengan menggunakan aplkasi excell.

d. Melakukan rekapitulasi jawaban dan penilaian CEE atas kuesioner evaluasi lingkungan pengendalian, berdasarkan modus jawaban responden.

e. Melakukan validasi atas hasil penilaian berdasarkan modus jawaban responden.

f. Membuat kesimpulan hasil penilaian atas 8 (delapan) unsur Lingkungan Pengendalian yang ada dengan empat kategori yaitu “Memadai,” dan “Tidak Memadai” dari hasil aplikasi Excell.

g. Menyusun rencana tindak pengendalian (RTP) atas sub unsur dan sub-sub unsur lingkungan pengendalian yang “Tidak Memadai”, berikut penetapan waktu dan penanggungjawab

(9)

kegiatan untuk menciptakan kondisi lingkungan pengendalian yang kondusif, sehingga mampu mendorong terciptanya perilaku dan tindakan yang lebih efektif dan efisien dari seluruh pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

h. Melakukan Evaluasi secara berkala terhadap RTP Lingkungan Pengendalian yang telah disusun.

2. Penilaian Risiko

Penilaian Risiko pada Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Tegal dilakukan Pemetaan Risiko terhadap kegiatan utama yang menunjang pencapaian tujuan dan sasaran strategis Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Tegal yang tertuang dalam RPJMD Kota Tegal Tahun 2019 - 2024.

Penilaian risiko merupakan bagian yang integral dan terpadu dari proses pengelolaan risiko (yang meliputi identifikasi dan analisis risiko) serta sistem pengendalian intern, dengan tujuan untuk:

a. Mengidentifikasi dan menguraikan seluruh risiko potensial, baik yang disebabkan faktor internal maupun disebabkan faktor eksternal;

b. Memeringkat risiko teridentifikasi berdasarkan level keutamaan prioritas perhatian dan penanganannya agar dapat dikelola secara efektif.

Metode yang dilakukan dalam penilaian risiko atas kegiatan utama adalah menggunakan Metode Penyusunan RTP dengan melibatkan pegawai Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Tegal sebagai responden yang terdiri dari unsur unsur pejabat struktural, fungsional tertentu dan fungsional umum/staf.

Langkah atau tahapan dalam melakukan penilaian risiko atas kegiatan utama sebagai berikut :

a. Menetapkan Daftar Tujuan Kegiatan yang berisi rumusan tujuan dan sasaran serta Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tegal, Kegiatan yang mendukung capaian Sasaran Perangkat Daerah dan rumusan tujuan kegiatan.

b. Menyusun Daftar Resiko Kegiatan yang mendukung capaian Sasaran Perangkat Daerah beserta dampak jika risiko terjadi.

c. Melakukan analisa risiko dengan menggunakan formulir analisis risiko yang berisi pernyataan risiko, skor kemungkinan dan dampak untuk menentukan skor status risiko.

d. Melakukan identifikasi risiko dengan menggunakan formulir identifikasi pengendalian yang berisi :

1) Risiko Strategis Pemda, 2) Risiko Strategis OPD, 3) Risiko Operasional OPD.

4) Identifikasi Risiko Strategis Pemda 5) Identifikasi Risiko Strategis OPD 6) Identifikasi Risiko Operasional OPD

(10)

7) Kertas Kerja Hasil Analisa Risiko 8) Kertas Kerja Daftar Risiko Prioritas,

9) Rencana Tindak Pengendalian atas Kelemahan Lingkungan Pengendalian

Hasil dari pengisian formulir identifikasi diatas dijadikan sebagai landasan awal untuk melakukan upaya perbaikan penyelenggaraan pengendalian intern (menyusun Rencana Tindak Pengendalian).

B. Hasil Identifikasi Risiko

Berdasarkan hasil penilaian terhadap lingkungan pengendalian di Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Tegal, diperoleh gambaran sebagai berikut:

No Sub Unsur Kondisi (*)

1 Penegakan Integritas dan Nilai Etika Memadai

2 Komitmen terhadap Kompetensi Kurang Memadai

3 Kepemimpinan yang Kondusif Memadai

4 Pembentukkan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan Memadai

5 Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat Memadai

6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan SDM

Kurang Memadai

7 Perwujudan Peran Aparat Pengawas Intern yang Efektif Memadai

8 Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah Terkait Memadai

Berdasarkan hasil skoring diatas, dari 8 (delapan) sub unsur lingkungan pengendalian diketahui bahwa terdapat 6 (enam) sub unsur lingkungan pengendalian dengan kondisi

“MEMADAI”, yaitu :

1. Penegakan Integritas dan Nilai Etika 2. Kepemimpinan yang Kondusif

3. Pembentukkan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 4. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat

5. Perwujudan Peran Aparat Pengawas Intern yang Efektif

6. Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah Terkait.

Sedangkan 2 (dua) sub unsur lingkungan pengendalian dengan kondisi “TIDAK MEMADAI” yaitu :

1. Komitmen terhadap Kompetensi

2. Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan SDM

(11)

Dari sub unsur lingkungan pengendalian terdapat beberapa pernyataan yang “tidak memadai” dengan perincian sebagai berikut :

1) Komitmen terhadap Kompetensi

Sub-sub unsur lingkungan pengendalian yang “TIDAK MEMADAI” yaitu : Terdapat pelatihan terkait pengelolaan risiko, baik pelatihan khusus maupun pelatihan terintegrasi secara berkala. Terhadap kelemahan lingkungan pengendalian tersebut akan dilakukan langkah pengusulan personil untuk mengikuti pelatihan khusus tentang Rencana Tindak Pengendalian di Bagian Organisasi Sektetariat Daerah Kota Tegal.

2) Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan SDM

Sub-sub unsur lingkungan pengendalian yang “TIDAK MEMADAI” yaitu : Adanya pemberian reward dan/atau punishment atas pengelolaan risiko (Misalnya mempertimbangkan pertanggungjawaban pengelolaan risiko dalam penilaian kinerja). Terhadap kelemahan lingkungan pengendalian tersebut akan dilakukan langkah pemberian reward dalam hal ini tunjangan tambahan penghasilan yang selama ini berdasarkan absensi menjadi capaian dari target yang telah ditetapkan atau atas kinerja dan produktivitas pegawai.

C. Hasil Analisis Risiko

Analisa Risiko dibagi menjadi 3 (tiga) kategori yaitu Risiko Strategis Pemda, Risiko Stratregis OPD dan Risiko Operasional OPD. Hasil dari analisis sebagai berikut :

1. Analisa Risiko Strategis Pemda

Pada kategori Risiko Strategis Pemda hasil analisa risikonya adalah Pelaksanaan reformasi birokrasi pada tingkat OPD belum berjalan secara optimal. Hal tersebut disebabkan karena belum semua OPD membentuk tim reformasi birokrasi sehingga berdampak pada Rendahnya hasil penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi di tingkat OPD.

2. Analisa Risiko Strategis OPD

Pada kategori Risiko Strategis OPD hasil analisa risikonya adalah belum terdapat perbaikan yang signifikan dalam sistem manajemen kinerja. Hal tersebut disebabkan karena Hasil evaluasi tahun sebelumnya belum seluruhnya ditindaklanjuti sehingga berdampak pada Sistem manajemen kinerja belum berjalan dengan baik.

3. Analisa Risiko Operasional OPD

Pada kategori Risiko Operasional OPD hasil analisa risikonya adalah Dokumen pelaporan kinerja belum menggambarkan akuntabilitas dari sebuah laporan. Hal tersebut disebabkan oleh Kurangnya data dukung yang memadai untuk pembuatan dokumen pelaporan kinerja sehingga berdampak Laporan Kinerja kurang akuntabel.

D. Pengendalian yang masih dibutuhkan

Kegiatan pengendalian yang masih dibutuhkan pada Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Tegal adalah :

1. Evaluasi pelaksanaan Roadmap Reformasi Birokrasi

(12)

2. Penyusunan Pedoman Manajemen Kinerja

3. Pengumpulan data dukung laporan dengan melibatkan pihak yang kompeten

(13)

BAB IV

RANCANGAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Informasi dan komunikasi yang dimaksud dalam RTP ini adalah informasi dan komunikasi yang dibutuhkan dalam rangka mendukung berjalannya pengendalian yang dibangun. Informasi dan komunikasi yang perlu diselenggarakan terkait dengan pengendalian yang dibangun sesuai yang direncanakan dalam RTP meliputi:

Tujuan

Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik Sasaran:

Meningkatnya kualitas dan Pengkoordinasian Penyelenggaraan Pemerintahan No Pengendalian yang Direncanakan

Media/ Bentuk/ Sarana Pengomunikasian

1 2 3

1 Evaluasi pelaksanaan Roadmap Reformasi Birokrasi

Rapat Evaluasi

2 Penyusunan Pedoman Manajemen Kinerja Rapat Penyusunan Pedoman Manajemen Kinerja

3 Pengumpulan data dukung laporan dengan melibatkan pihak yang kompeten

Rapat Koordinasi Penyusunan Laporan Kinerja

Rancangan Informasi dan Komunikasi ini idealnya dilaporkan perkembangannya secara rutin, minimal setiap 6 (enam) bulan agar dapat dilakukan evaluasi sehingga komunikasi bisa lebih efektif.

Selain itu, hasil evaluasi akan digunakan sebagai bahan untuk mengambil tindakan yang bersifat prefentif terhadap kendala yang muncul untuk segera dicari solusi dan pemecahan masalahnya.

Laporan sebagai bentuk evaluasi berisi hal-hal antara lain:

1. Media/Bentuk/Sarana Pengkomunikasian yang digunakan;

2. Penyedia Informasi/Penanggung jawab tindak lanjut;

3. Penerima informasi/tindak lanjut;

4. Waktu pelaksanaan; serta

5. Kendala /hambatan yang muncul 6. Realisasi rencana tindak lanjut.

(14)

BAB V

RANCANGAN PEMANTAUAN

Pemantauan dan Evaluasi atas pengendalian intern ditujukan untuk memberikan keyakinan apakah Sistem Pengendalian Intern yang terpasang telah berjalan efektif mengatasi risiko dan apakah tindakan pengendalian yang diperlukan telah dilaksanakan guna perbaikan SPI yang terpasang.

Pemantauan dan Evaluasi diselenggarakan atas rencana pengendalian resiko yang masih dibutuhkan sesuai dalam daftar resiko yang dibangun dalam RTP. Pemantauan dan evaluasi dilakukan dalam bentuk sebagai berikut:

Tujuan

Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik Sasaran:

Meningkatnya kualitas dan Pengkoordinasian Penyelenggaraan Pemerintahan

No Pengendalian yang Direncanakan Bentuk/ Metode Pemantauan yang Diperlukan

1 Evaluasi pelaksanaan Roadmap Reformasi Birokrasi

Rapat Evaluasi

2 Penyusunan Pedoman Manajemen Kinerja Rapat Penyusunan Pedoman Manajemen Kinerja

3 Pengumpulan data dukung laporan dengan melibatkan pihak yang kompeten

Rapat Koordinasi Penyusunan Laporan Kinerja

1. Pemantauan Berkelanjutan

Pemantauan berkelanjutan dilaksanakan atas pengendalian kunci secara kontinyu dan periodik untuk meyakinkan bahwa pengendalian tersebut dijalankan sebagaimana seharusnya.

Pemantauan berkelanjutan dilakukan oleh masing‐masing Perangkat Daerah pemilik risiko membangun dan melaksanakan.

Pemantauan berkelanjutan dan evaluasi terpisah atas pengendalian tertuang dan terintegrasi dalam kebijakan dan prosedur pengendalian. Beberapa hal yang harus disiapkan dalam proses ini adalah:

a. Bentuk pengendalian yang direncanakan;

b. Bentuk/metode pemantauan yang diperlukan;

c. Penanggung jawab pemantauan;

d. Prosedur pemantauan;

e. Waktu pelaksanaan.

2. Pelaksanaan Tindak lanjut

(15)

Sebagai bagian dari penyelenggaraan dan perbaikan SPIP, atas setiap rekomendasi hasil audit/evaluasi/reviu dari auditor eksternal maupun internal, setiap PD melaksanakan tindak lanjutnya.

3. Pemantauan atas Pelaksanaan RTP

Setiap Perangkat Daerah memberikan laporan atas pelaksanaan RTP sesuai tanggungjawabnya secara berkala kepada tim pemantau. Hasil pemantauan tim pemantau dilaporkan kepada Inspektur Kota Tegal selaku koordinator penyelenggaraan SPIP di Pemerintah Kota Tegal.

(16)

RA職VI PENUTUP

Rencana Tindak Pengendalian Sekretariat Daerah Kota Tegal tahun 202 1 pada Bagian Organisasi

merupakan uraian upaya untuk mencapai berbagai t可uan dan sasaran dengan menggunakan keb担kan dan prosedur untuk meminimalkan risiko, yang meliputi upaya penguatan lingkungan pengendalian dan

penguatan struk叫keb函kan, dan prosedur organisasi untuk mengendalikan risiko

Diperlukan komitmen dari seluruh pegawai untuk melaksanakan rekomendasi yang muncul dalam Laporan Rencana Tindak Pengendalian ini. Kepada semua pihak yang telah membantu dan

mendukung penyusunan Rencana Tindak Pengendali狐Sekretariat Daerah Kota Tegal pada Bagian

Onganisasi, kami mengucapkan terima kasih. Kami berharap agar Rencana Tindak Pengendalian ini

bermanfaat d狐memiliki kontribusi konkrit bagi upaya pencapaian面uan organisasi ・

Tegal, Desember 2020

浮華斡揮rah Kota Tegal

(17)

Lampiran 5 Form 1.a

Tahun Penilaian : 2021

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 Modus

a b d

A. MEMADAI

Pegawai mendapatkan pesan integritas & nilai etika secara rutin dari pimpinan instansi (Misalnya keteladanan, pesan moral dll)

3 3 2 4 3 3 3 4 3 3

MEMADAI

2 Pemda telah memiliki aturan perilaku (misalnya kode etik, pakta integritas, dan aturan perilaku pegawai) yang telah dikomunikasikan kepada seluruh pegawai

3 3 3 3 3 3 2 2 3 3

MEMADAI

3 Telah terdapat fungsi khusus di dalam instansi yang melayani pengaduan masyarakat atas pelanggaran aturan perilaku/kode etik

3 2 3 2 2 3 3 3 3 3

MEMADAI

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 MEMADAI

B KURANG

MEMADAI 1 Standar kompetensi setiap pegawai/posisi jabatan telah

ditentukan

3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 MEMADAI

2 Pegawai yang kompeten telah secara tepat mengisi posisi/jabatan

3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 MEMADAI

3 Pemda telah memiliki dan menerapkan strategi peningkatan kompetensi pegawai

3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 MEMADAI

4 Terdapat pelatihan terkait pengelolaan risiko, baik pelatihan khusus maupun pelatihan terintegrasi secara berkala.

3 1 2 1 2 2 2 2 1 2

KURANG MEMADAI

C MEMADAI

1 Pimpinan telah menetapkan kebijakan pengelolaan risiko yang memberikan kejelasan arah pengelolaan risiko

3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 MEMADAI

2 Pimpinan menerapkan pengelolaan risiko dan

pengendalian dalam pelaksanaan tugas dan pengambilan keputusan

3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 MEMADAI

3 Pimpinan membangun komunikasi yang baik dengan anggota organisasi untuk berani mengungkapkan risiko dan secara terbuka menerima/menggali pelaporan risiko/masalah

3 3 4 4 4 3 3 3 3 3

MEMADAI

4 Gaya pimpinan dapat mendorong pegawai untuk meningkatkan kinerja

3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 MEMADAI

5 Pimpinan menetapkan Sasaran strategis yang selaras dengan visi dan misi Pemda

3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 MEMADAI

6 Rencana/sasaran strategis pemda telah dijabarkan ke dalam sasaran OPD dan tingkat operasioanl OPD (cascading )

3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 MEMADAI

7 Rencana strategis dan rencana kerja pemda telah

menyajikan informasi mengenai risiko 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 MEMADAI

8 Pimpinan berperan serta dan mengikutsertakan pejabat dan pegawai terkait dalam proses pengelolaan risiko

3 3 4 4 4 4 4 3 3 4

MEMADAI

D MEMADAI

1 Setiap Urusan telah dilaksanakan oleh OPD dan unit kerja yang tepat

3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 MEMADAI

2 Masing-masing pihak dalam organisasi telah memperoleh kejelasan dan memahami peran dan tanggung jawab masing-masing dalam pengelolaan risiko

3 4 3 3 3 3 3 4 3 3

MEMADAI

3 Pegawai yang bertugas di OPD merupakan pegawai tetap dan bukan pegawai yang bersifat adhoc (sementara)

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 MEMADAI

NO.

1

4

PERTANYAAN /KUESIONER

Pelanggaran aturan perilaku/kode etik telah ditindaklanjuti

SIMPULAN KUOSIONER CEE PENEGAKAN INTEGRITAS DAN NILAI ETIKA

KOMITMEN TERHADAP KOMPETENSI

KEPEMIMPINAN YANG KONDUSIF

PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI YANG SESUAI DENGAN KEBUTUHAN

REKAPITULASI HASIL KUESIONER PENILAIAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN INTERN CONTROL ENVIRONMENT EVALUATION (CEE)

PEMERINTAH KOTA TEGAL

JAWABAN RESPONDEN (R) c

(18)

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 Modus

a b d

NO. PERTANYAAN /KUESIONER SIMPULAN

KUOSIONER CEE PENEGAKAN INTEGRITAS DAN NILAI ETIKA

JAWABAN RESPONDEN (R) c

4 Adanya transparansi dan ketepatan waktu pelaporan pelaksanaan peran dan tanggung jawab masing-masing dalam pengelolaan risiko

3 3 4 4 4 3 4 4 3 4

MEMADAI

E MEMADAI

1 Kriteria pendelegasian wewenang telah ditentukan dengan tepat

3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 MEMADAI

2 Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dilaksanakan secara tepat

3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 MEMADAI

3 Kewenangan direviu secara periodik 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 MEMADAI

F KURANG

MEMADAI 1 Pemda telah memiliki Kebijakan dan prosedur

pengelolaan SDM yang lengkap (sejak rekrutmen sampai dengan pemberhentian pegawai)

2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

MEMADAI

2 Rekruitmen, retensi, mutasi, maupun promosi pemilihan SDM telah dilakukan dengan baik

2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 MEMADAI

3 Insentif pegawai telah sesuai dengan tanggung jawab dan kinerja

2 2 3 3 3 4 3 3 2 3 MEMADAI

4 Pemda telah menginternalisasi budaya sadar risiko 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 MEMADAI

5 Adanya pemberian reward dan/atau punishment atas pengelolaan risiko (Misalnya mempertimbangkan pertanggungjawaban pengelolaan risiko dalam penilaian kinerja)

2 2 2 3 2 2 3 2 2 2

KURANG MEMADAI

6 Terdapat evaluasi kinerja pegawai, dan telah dipertimbangkan dalam perhitungan penghasilan

3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 MEMADAI

7 Instansi telah mengalokasikan anggaran yang memadai untuk pengembangan SDM

2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 MEMADAI

G MEMADAI

1 Inspektorat Daerah melakukan reviu atas efisiensi/

efektivitas pelaksanaan setiap urusan/program Secara periodik

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

MEMADAI

2 Inspektorat Daerah melakukan reviu atas kepatuhan hukum dan aturan lainnya

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 MEMADAI

3 Inspektorat Daerah memberikan layanan fasilitasi penerapan pengelolaan risiko dan penyelenggaraan SPIP

3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 MEMADAI

4 APIP telah melaksanakan pengawasan berbasis risiko.

3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 MEMADAI

5 Temuan dan saran/rekomendasi pengawasan APIP telah

ditindaklanjuti 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 MEMADAI

H MEMADAI

1 Hubungan kerja yang baik dengan instansi/organisasi lain yang memiliki keterkaitan operasional telah terbangun

4 3 2 3 3 3 3 4 4 3

MEMADAI 2 Hubungan kerja yang baik dengan instansi yang terkait

atas fungsi pengawasan/peemriksaan (inspektorat, BPKP, dan BPK) telah terbangun

3 3 3 4 3 4 3 3 4 3

MEMADAI

Keterangan:

Ket Jawaban:

1 : Tidak Setuju/Belum ada/ belum dibangun

2 : Kurang Setuju/Telah dibangun/diterapkan, akan tetapi belum konsisten 3 : Setuju/Sudah dibangun atau diterapkan dengan baik, tapi masih bisa ditingkatkan

4 : Sangat Setuju/Sudah dibangun atau diterapkan dengan baik dan dapat ditularkan ke organisasi lain Misal:

kesimpulan tiap pertanyaan :

"Memadai", apabila modus jawaban responden adalah 3 atau 4 dan "Kurang Memadai" apabila modus jawaban responden adalah 1 atau 2 kesimpulan sub unsur lingkungan pengendalian:

"Memadai", apabila seluruh simpulan tiap pertanyaan pada sub unsur tersebut telah "memadai, dan "kurang memadai" apabila terdapat simpulan pertanyaan pada sub unsur tersebut yang "Kurang Memadai"

PENYUSUNAN DAN PENERAPAN KEBIJAKAN YANG SEHAT TENTANG PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA

PERWUJUDAN PERAN APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH YANG EFEKTIF

HUBUNGAN KERJA YANG BAIK DENGAN INSTANSI PEMERINTAH TERKAIT

Kolom c diisi dengan jawaban responden

Kolom d diisi dengan simpulan hasil penilaian lingkungan pengendalian tiap pertanyaan dan kesimpulan tiap sub unsur lingkungan pengendalian PENDELEGASIAN WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB YANG TEPAT

(19)

Lampiran 5 Form 1.b

Nama Pemda : Pemerintah Kota Tegal

Tahun Penilaian : 2021

No. Sumber data Uraian Kelemahan Klasifikasi

a b c d

1 Hasil Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Tahun 2019

Pelaksanaan reformasi birokrasi pada tingkat OPD belum berjalan secara optimal

Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat

2 Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019

Belum terdapat perbaikan yang signifikan dalam sistem manajemen kinerja

Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan SDM

*) Klasifikasi permasalahan menggunakan sub unsur Lingkungan Pengendalian dalam PP 60 Tahun 2008.

Keterangan :

Kolom c diisi dengan uraian kelemahan jika berdasarkan data yang ada merupakan kelemahan, atau Kolom d diisi dengan klasifikasi kelemahan sesuai sub unsur pada lingkungan pengendalian

CEE Berdasarkan Dokumen

Kondisi Kerentanan Lingkungan Pengendalian Intern di Pemerintah Kota Tegal

Kolom a diisi dengan nomor urut Kolom b diisi dengan sumber data

(20)

Lampiran 5 Form 1.c

Hasil Uraian Hasil Uraian

a b c d e f g h

1 Penegakan integritas dan nilai etika

Kurang Memadai

Implementasi pelayanan publik pada OPD non ZI dalam hal standar layanan, inovasi layanan, reward/punishment terhadap pemberi layanan dan tindak lajut hasil SKM belum berjalan dengan baik

Memadai Kurang

Memadai

Implementasi pelayanan publik pada OPD non ZI dalam hal standar layanan, inovasi layanan, reward/punishment terhadap pemberi layanan dan tindak lajut hasil SKM belum berjalan dengan baik

Terdapat pelatihan terkait pengelolaan risiko, baik pelatihan khusus maupun pelatihan terintegrasi secara berkala

Pengelolaan sistem manajemen SDM belum berjalan optimal

3 Kepemimpinan yang kondusif

Kurang Memadai

Belum dilakukan evaluasi atas kinerja Agent of Change

Memadai Kurang

Memadai

Belum dilakukan evaluasi atas kinerja Agent of Change

4 Struktur organisasi sesuai kebutuhan

Memadai Memadai Memadai -

5 Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat

Kurang Memadai

Pelaksanaan reformasi birokrasi pada tingkat OPD belum berjalan secara optimal

Memadai Kurang

Memadai

Pelaksanaan reformasi birokrasi pada tingkat OPD belum berjalan secara optimal

Adanya pemberian reward dan/atau punishment atas pengelolaan risiko (Misalnya

mempertimbangkan pertanggungjawaban pengelolaan risiko dalam penilaian kinerja) Belum terdapat perbaikan yang signifikan dalam sistem manajemen kinerja

7 Perwujudan peran APIP yang efektif

Kurang Memadai

Belum dilakukan evaluasi dan tindak lanjut penanganan gratifikasi, penanganan pengaduan dan Whistle Blowing System (WBS)

Memadai Kurang

Memadai

Belum dilakukan evaluasi dan tindak lanjut penanganan gratifikasi, penanganan pengaduan dan Whistle Blowing System (WBS)

8 Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah Terkait

Kurang Memadai

Hubungan dan sinergitas antar unit kerja belum dapat digambarkan

Memadai Kurang

Memadai

Hubungan dan sinergitas antar unit kerja belum dapat digambarkan

Keterangan:

Kolom a diisi dengan nomor urut

Kolom b diisi dengan sub unsur pada lingkungan pengendalian Kolom c diisi dengan simpulan penilaian awal CEE berdasarkan dokumen Kolom d diisi dengan uraian simpulan penilaian awal CEE berdasarkan dokumen Kolom e diisi dengan simpulan hasil survei persepsi

Kolom f diisi dengan uraian simpulan sesuai hasil survei persepsi

Kolom h diisi dengan uraian kelemahan

Simpulan Penjelasan

Tahun Penilaian : 2021

Hasil Reviu Dokumen Hasil Survei Persepsi

Kolom g diisi dengan simpulan sesuai hasil penilaian awal dan survei persepsi, jika hasil antara penilaian awal dan survei persepsi bertentangan, maka lakukan pendalaman atau lakukan professional judgement untuk menyimpulkannya

No. Sub unsur

Contoh

Simpulan Survei Persepsi atas Lingkungan Pengendalian Intern Pemerintah Kota Tegal

Nama Pemda : Pemerintah Kota Tegal

2 Komitmen terhadap kompetensi

Kurang Memadai

Pengelolaan sistem manajemen SDM belum berjalan optimal

Kurang Memadai

Terdapat pelatihan terkait pengelolaan risiko, baik pelatihan khusus maupun pelatihan terintegrasi secara berkala

Kurang Memadai

6 Kurang

Memadai Penyusunan dan

Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan SDM

Kurang Memadai

Belum terdapat perbaikan yang signifikan dalam sistem manajemen kinerja

Kurang Memadai

Adanya pemberian reward dan/atau punishment atas pengelolaan risiko (Misalnya mempertimbangkan pertanggungjawaban pengelolaan risiko dalam penilaian kinerja)

(21)

Lampiran 5 Form 2a

Nama Pemda : Pemerintah Kota Tegal Tahun Penilaian : 2021

Periode yang dinilai : Periode RPJMD Tahun 2019 - 2024 Sumber Data

Visi

Misi Strategis RPJMD

Penetapan konteks Misi Risiko Strategis Pemda

Tujuan Strategis RPJMD

Penetapan Konteks Tujuan Risiko Strategis Pemda

Sasaran RPJMD

Penetapan Konteks Sasaran Risiko Strategis Pemda

IKU Sasaran RPJMD

Penetapan konteks IKU Risiko Strategis Pemda

Prioritas pembangunan dan program unggulan

Urusan Pemerintahan Daerah

Tujuan, Sasaran, IKU dan Program yang akan dilakukan penilaian risiko

Kota Tegal, 00 Desember 2020 Wali Kota Tegal

DEDY YON SUPRIYONO, S.E., M.M.

Nama Dinas Terkait Inspektorat Kota Tegal

Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah

Tujuan Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik

Sasaran Meningkatnya kualitas dan pengkoordinasian penyelenggaraan pemerintahan

IKU Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP) Program Peningkatan kualitas akuntabilitas kinerja Dst

1. Indeks Reformasi Birokrasi

2. Opini BPK terhadap laporan keuangan pemerintah daerah 3. Indeks Persepsi Anti Korupsi

4. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 5. Indeks Keterbukaan Informasi Publik 6. Potensi konflik sosial teratasi 7. Indeks Pembangunan Gender (IPG) 8. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 9. Tingkat Kemiskinan

10. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 11. Persentase Luasan Permukiman Layak Huni 12. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) 13. Kinerja Infrasruktur Dasar Perkotaan 14. Tingkat pelayanan lalu lintas (level of service) 15. Persentase Kesesuaian Tata Ruang 16. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) 17. Nilai investasi

18. Persentase Wirausaha Muda

19. Cakupan Kawasan Kota Pusaka Terlestarikan 1. Indeks Reformasi Birokrasi

2. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

1. Membentuk pemerintahan yang bersih (clean government) dan kepemerintahan yang baik (good governance) melalui penerapan Reformasi Birokrasi

2. Penataan Wajah Kota, Peningkatan Infrastruktur Perkotaan dan Lingkungan Hidup Berkelanjutan

3. Penanggulangan Kemiskinan dan Bantuan Sosial Lainnya 4. Peningkatan sektor pariwisata dan ekonomi kerakyatan 5. Peningkatan kualitas bidang pendidikan

6. Peningkatan prestasi di bidang olah raga dan seni-budaya daerah 7. Pengarusutamaan Gender

Fungsi Pendukung Sekretariat Daerah Kota Tegal

Mewujudkan Pemerintahan yang Bersih, Profesional, Akuntabel, Berwibawa dan Inovatif, Berbasis Teknologi Informasi.

1. Terwujudnya reformasi tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean government).

2. Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah.

3. Terwujudnya masyarakat Kota Tegal yang berwawasan kebangsaan dan partipatif dalam politik.

4. Meningkatnya kesetaraan dan keadilan gender.

5. Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

6. Menurunnya angka kemiskinan dan angka pengangguran.

7. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup kota yang bersih dan hijau.

8. Meningkatnya Kinerja Infrastruktur Dasar Perkotaan.

9. Terwujudnya transportasi kota yang nyaman.

10. Terwujudnya tertib tata ruang.

11. Meningkatnya Derajat Ekonomi Masyarakat.

12. Meningkatnya nilai investasi.

13. Meningkatnya keberdayaan pemuda dan prestasi olahraga di tingkat regional dan nasional.

14. Lestarinya seni budaya.

1. Terwujudnya reformasi tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean government).

2. Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah.

1. Meningkatnya tata kelola administrasi pemerintahan yang baik.

2. Meningkatnya kapasitas dan kompetensi aparatur pemerintahan.

3. Terselenggaranya Pemerintahan yang bebas dari korupsi.

4. Meningkatnya kualitas pelayanan pemerintahan.

5. Meningkatnya keterbukaan informasi publik.

6. Meningkatnya Wawasan Kebangsaan Masyarakat.

7. Meningkatnya penerapan pengarusutamaan gender (PUG) dalam kegiatan pembangunan.

8. Meningkatnya kualitas Pengarusutamaan Hak Anak (PUHA).

9. Meningkatnya derajat pendidikan masyarakat.

10. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.

11. Meningkatnya Penanggulangan Kemiskinan.

12. Menurunnya angka pengangguran.

13. Meningkatnya rumah layak huni.

14. Meningkatnya kualitas lingkungan permukiman.

15. Meningkatnya sistem pengelolaan kebersihan dan persampahan secara terpadu.

16. Meningkatnya kualitas udara dan air.

17. Menurunnya Luas wilayah genangan/ banjir.

18. Meningkatnya akses air minum dan sanitasi layak.

19. Meningkatnya kualitas pelayanan publik bidang perhubungan.

20. Pemanfaatan ruang yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang.

21. Meningkatnya Rasio Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik.

22. Meningkatnya produktivitas sektor kelautan dan perikanan.

23. Meningkatnya sektor perindustrian.

24. Meningkatnya sektor perdagangan/ jasa.

25. Meningkatnya pertumbuhan dan produktivitas pelaku sektor ekonomi 1. Meningkatnya tata kelola administrasi pemerintahan yang baik.

2. Meningkatnya kualitas pelayanan pemerintahan.

CONTOH

PENETAPAN KONTEKS RISIKO STRATEGIS PEMDA

:

: Terwujudnya Pemerintahan yang Berdedikasi Menuju Kota Tegal yang Bersih, Demokratis, Disiplin dan Inovatif

1. Mewujudkan Pemerintahan yang Bersih, Profesional, Akuntabel, Berwibawa dan Inovatif, Berbasis Teknologi Informasi.

2. Menciptakan atmosfir kehidupan Kota Tegal yang lebih agamis, aman, kreatif, berbudaya, demokratis, melindungi hak-hak anak dan perempuan untuk kesetaraan serta keadilan gender.

3. Meningkatkan pembangunan dibidang pendidikan, kesehatan, kesejahteraan pekerja dan masyarakat tidak mampu.

4. Meningkatkan infrastruktur, transportasi publik, lingkungan hidup yang bersih dan sehat serta pembangunan berkelanjutan.

5. Meningkatkan kepariwisataan, investasi dan daya saing daerah serta mengembangkan ekonomi kerakyatan dan ekonomi kreatif.

6. Mengoptimalkan peran pemuda, pembinaan olah raga dan seni budaya.

(22)

P削ETAPAN KONTEKS RISIKO STRATEGIS OPD

しampiran 5 Form 2.b

NamaPemda Peme「intahKotaTegal

TahunPeniIaian 2021

Pe「iodeyangd剛ai Pe「iodeRPJMDTah…2019-2024

U「usanPeme「intahan FungsiPendukung

OPD an Di柚ai yg S bDt Renst「aSek「eta「iatDaerahKot Se kreta「iatDae「ah aTegalTahun2019-2024 ume「aa T’nSt「ateqis MeningkatnyatatakeloIapeme「intahanyangbaik

ulua Sasa「anStrategis Meningkatnyakualitasdanpengk∞「dinasianpenyelengga「aanpeme「intahan

lKURenstraOPD lKU 2024

1 ndeksKuaiitasPeIayanan Pub=k 3.68

2 NiIaiSAKiP 了0.01(BB)

3 N=aiLPPD 3,3500(S丁)

4 Persentaseprodukhukumdae「ahyangha「monis 100%

P「°q「am

Tujuan,Sasaran,lKU T山uanSt「ategis:

Me ningkatnyatatakeIoIalPemerintahanyangbaik Sasa「anSt「ategis:

Me ningkatnyakuaIitasdanpe ngkoo「dinasianpenyeienggaraanpemerintahan

danP「ogramyangakan IKUSt「ategis:

d帽kukanpeniIaian「isiko NiIaiSAKIP P○○ g「am:

PeningkatankuaIitasakuntab胴askinelja

Dst ’KQta十ega号OODesembe「2020

・∴.Sek「eta「isDaerahKotaTegai

∴;:仁、∴∴

∴ 一∴ ∴∵

千言、∴、∴ ∴∴∵:D「Drs:JOHARPi、M∴M   ∴千言∴∴ 、、▲阜.て

∴ヽ  、、   ∴∵

言、・」と∴∴

(23)

NamaPemda PemerintahKotaTe9al

TahunPeniIaian 2021

Periodeyangd刷ai Pe「iodeRenst「aTahun2019-2024

U「usanPeme「intahan P D’“I“ FungsiPendukung Sek「eta「iatDae「ahKotaTegaI

O Dyanglnlal R st SkretariatDaerahKotaT e9al丁ahun2019-2024

SumberData en「ae M’katnatafakeIoIapemerint ahanyan9baik

TuluanStrat鈎lS P「og「amSekreta「iat Daerah(Renja2020) danKegiatanUtama en肌gV 1.ProgramPeningkatankualitasa kuntab晒askinerja

2.KegiatanPeningkatanKine巧aPerangk atDaerah          70%

KeIuaran/HasilKegiatan 1,Pe「sentasePerangkatDaera 2Jumlahdokumenpenaukuran an nIaI  -na  e Ori  eaaS 8

kineria 4dokumen

3 4 5.

P「og「am,Kegiatan,dan P「og「amPeningkatankualitasaku KegiatanPeningkatanKine巾aPerangkatDaerah ntab皿askinerla Keluaran/HasiI Kegiatan KeIua略n/HasilKegiatan:

yang akan d胞kukan 1・Jumiahdokumenpengukurankine両   +言語;二∴

PenIIaIan「lSlko 2・      十字言霊三㌦

∴完当 aTegal,30De3emPer2020

率轟’’sek〔唾睡寄誌面「早計e gal

! 立言∴」葦

∴モ二を∴

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kepada Al lah Subhanahu Wata’ala, karena berkat kasih karunia dan izin-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ MOTIF

Abstract: Pembelajaran kimia tidak bisa dilepaskan dari kegiatan praktikum atau percobaan ilmiah karena praktikum kimia di laboratorium sekolah menjadi salah

Rencana bisnis juga bermanfaat untuk: (1)terciptanya lapangan kerja baru berbentuk wirausaha kuliner, (2)mendapatkan strategi pemasaran yang tepat untuk penjualan pai ubi

Pada prinsipnya fungsi kos-kosan merupakan: (1) sarana tempat tinggal sementara bagi mahasiswa yang pada umumnya berasal dari luar daerah selama masa

perangkat penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian pembelajaran guzheng di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 program “matius” Bandung..

Dari segi fungsi, kon- jungsi subordinatif dalam bahasa Aceh dapat digunakan sebagai penghubung dalam kalimat majemuk bertingkat, kemungkinan unsur lain yang digunakan

Peraturan Daerah Kabupaten Tegal Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pola Organisasi Pemerintah Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tegal Tahun 2008 Nomor 6, Tambahan Lembaran

If it is true, as our analysis has shown, that survey data can improve the accuracy of social media predictions, it is also true that survey research can benefit from listening