• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN GURU SEKOLAH DASAR DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEMAMPUAN GURU SEKOLAH DASAR DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN GURU SEKOLAH DASAR DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI

AKADEMIK

Rabiatul Adawiyah

SDN Kembang Kuning, Kecamatan HatungunKabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Indonesia Email Korespondensi: rabiatulspd@gmail.com

ABSTRAK

Salah satu tugas kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik untuk membantu guru mengembangkan kemampuan mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu syarat guru dapat dikatakan profesional adalah guru yang memiliki kompetensi dalam menyusun Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) dengan layak dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Namun kenyataannya kemampuan guru di SDN dalam menyusun RPP masih belum maksimal, tidak terkecuali di SDN Kembang Kuning. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru SDN Kembang Kuning dalam menyusun RPP.Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah delapan orang guru SDN Kembang Kuning Kecamatan Hatungun pada tahun pelajaran 2017/2018. Hasil penelitian ini menunjukkan kemampuan menyusun RPP sekurang-kurangnya sudah baik dari siklus I (80%) ke siklus II (100%). Dengan kata lain melalui supervisi akademik dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP.

Kata Kunci: Supervisi Akademik, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ABSTRAK

One of the duties of the principal is to carry out academic supervision to help teachers develop the ability to achieve learning goals. One of the requirements for teachers to be said to be professional is a teacher who has the competence in preparing a lesson plan (RPP) properly and in accordance with applicable regulations. However, in reality, the ability of SDN teachers to prepare lesson plans is still not maximal, including SDN Kembang Kuning. This classroom action research aims to improve the ability of SDN Kembang Kuning teachers in preparing lesson plans. The research was carried out in 2 cycles. The subjects of this study were eight teachers of SDN Kembang Kuning, Hatungun District in the 2017/2018 school year. The results of this study indicate that the ability to prepare lesson plans is at least good from cycle I (80%) to cycle II (100%). In other words, through academic supervision, it can improve the ability of teachers to prepare lesson plans.

Keywords: Academic Supervision, Learning Implementation Plan

PENDAHULUAN

Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah ditegaskan bahwa salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala sekolah adalah kompetensi supervisi. Melalui Permendiknas tersebut berarti seorang kepala sekolah harus kompeten dalam melakukan supervisi akademik terhadap guru- guru yang dipimpinnya. Melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal. Oleh sebab itu, setiap kepala sekolah harus memiliki dan menguasai konsep supervisi akademik yang meliputi: pengertian, tujuan dan fungsi, prinsip- prinsip dan dimensi-dimensi substansi supervisi akademik (Marpaung, 2017).

Tugas kepala sekolah yaitu: 1) merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, 2) melaksanakan supervisi akademik terhadap

guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, 3) menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru (Hayadi, 2015).Supervisi akademik merupakan kegiatan terencana yang ditunjukkan pada aspek kualitatif sekolah dengan membantu guru melalui dukungan evaluasi pada proses belajar mengajar yang dapat meningkatkan hasil belajar.Tujuan supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang dicanangkan bagi murid-muridnya (Putu, et al. 2013).Seorang guru profesional minimal harus memenuhi kompetensi keprofesiannya sebagai guru. Salah satunya adalah kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajarannya (Sa’bani, 2017).

Kompetensi guru merupakan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan

(2)

Prosiding Seminar Nasional Biologi IP2B IV 2020_ e-ISSN: 2746-7902 62 perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik

dengan sebaik-baiknya (Susetya, 2017).Setiap guru harus menyusun RPP yang digunakan sebagai kendali dan pedoman dalam melaksanakan pembelajaran. Sa’bani (2017).Mutu proses dan hasil pembelajaran sangat ditentukan oleh RPP yang disusun. Oleh karena itu, guru harus memiliki kompetensi menyusunnya secara baik

Kenyataan yang ditemukan di SDN Kembang Kuningketika dilakukan observasi awal ada permasalahan bagi guru dalam menyusun RPP, mereka hanya menyadur kepunyaan orang lain, hanya sebagian kecil guru yang membuat RPP sendiri. Permasalahan ini diduga karena dua hal yakni 1) kurang meratanya sosialisasi mengenai penyusunan RPP dan 2) di SDN Indrasari belum melaksanakan bimbingan khusus kepada guru-guru dalam menyusun RPP.

Susetya (2017) menjelaskan kemampuan guru dalam menyusun silabus dan RPP masih kurang maksimal, masih ditemukan adanya guru yang tidak memperlihatkan RPP yang dibuat dengan alasan ketinggalan di rumah, belum dicetak dan belum melengkapi komponen tujuan pembelajaran dan penilaian. Sa’bani (2017) menyatakan guru belum seluruhnya mampu menyusun RPP sesuai dengan pedoman yang ada.

Bahkan ada guru yang melaksanakan pembelajaran tidak berpedoman kepada RPP.

Selain itu, kebanyakan guru menggunakan RPP yang sudah ada dan sebagian merupakan hasil fotokopi dari guru lain dan sekolah lain.

Saat ini ada fenomena dalam proses pembelajaran seringkali tanpa didukung dengan RPP yang baik. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan tanpa persiapan dari guru menjadikan proses pembelajaran yang tidak dapat diterima dan tidak menarik bahkan tidak menyenangkan bagi siswa, kedatangan guru tidak tepat waktu, meninggalkan kelas sebelum waktunya, kegiatan penilaian yang tidak terorganisir dengan baik sehingga hasil evaluasi tidak sesuai dengan yang diharapkan (Putu, et al. 2013). Wikanengsih, et al.

(2015) menyatakan kebanyakan guru belum mampu menyusun RPP sesuai dengan peraturan dengan alasan karena RPP yang digunakan di sekolahnya merupakan RPP siap pakai yang telah disusun oleh tim MGMP atau oleh dinas terkait, padahal seharusnya setiap guru harus memiliki kompetensi menyusun RPP.

Guru yang profesional harus memiliki lima kompetensi, salah satu di antaranya kompetensi

penyusunan RPP. Namun dalam kenyataannya masih banyak guru yang belum mampu menyusun RPP, sebagian guru tidak membuat RPP sendiri melainkan menggunakan atau mengedit RPP yang sudah ada sebelumnya (Arman, 2016). Menurut Marpaung (2017) masih banyak guru belum mampu menyusun RPP, hal ini berimbas pada kualitas luaran (out put) yang dihasilkan dari proses pembelajaran.

Menurut Hayadi (2015) sebagian besar guru belum mampu menyusun RPP yang layak, karena RPP yang mereka miliki sebagian hasil copy paste dari internet atau guru dari daerah lain yang berbeda dengan karakter siswanya, sehingga belum mampu menjembatani kebutuhan siswa yang sebenarnya. Bahkan sebagian guru memandang RPP hanyalah sebuah formalitas saja sekedar melengkapi administrasi pembelajaran di sekolah. Naskah RPP yang disusun hanyalah sebagai pajangan saja dan jarang sekali diterapkan ketika guru melakukan proses belajar mengajar di kelas.

Telaumbanua (2014) menyatakan masih ditemukan guru yang tidak mau memperlihatkan RPP yang dibuat dengan alasan ketinggalan di rumah, dan ada juga yang sudah membuat RPP namun masih ditemukan belum melengkapi komponen tujuan

METODE

Penelitian tindakan sekolah dengan langkah-langkah perencanan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian terdiri dari dua siklus.Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kembang Kuning Kecamatan Hatungun Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan.

Subjek penelitian berjumlah delapan orang guru kelas I-VI. Enam orang bertatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan dua orang berstatus honorer.

Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah selama 5 bulan (Januari-Mei 2018). Faktor yang diteliti kemampuan guru dalam menyusun RPP.

Deskripsi tiap siklus dijelaskan di bawah ini.

1.Perencanaan, adalah langkah awal yang dilakukan peneliti saat akan memulai tindakannya. Kegiatan perencanaan meliputi:

• Mempersiapkan instrumen observasi penilaian RPP,

• Merencanakan tindakan siklus I akan dilaksanakan bulan Maret 2018 dan siklus II bulan April 2018.

(3)

• Merencanakan tindakan akan dilaksanakan bertempat di SDN Kembang Kuning .

• Mempersiapkan fasilitas yang digunakan berupa lembar observasi, alat-alat tulis dan alat-alat dokumentasi, serta ruang pelaksanaan observasi tindakan.

• Sesudah tindakan selesai dilaksanakan, kegiatan berikutnya adalah mengumpulkan data yang masuk dari hasil pelaksanaan supervisi akademik dan mengolah serta menganalisisnya.

2.Pelaksanaan (tindakan), langkah-langkah pelaksanaan tindakan siklus I yaitu:

• Memilih alat observasi sesuai nama guru yang diobservasi,

• Melaksanakan supervisi

akademik/observasi RPP.

3.Pengamatan, dalam kegiatan pengamatan, langkah-langkah adalah:

• Memverifikasi hasil observasi dengan guru pada pertemuan berikutnya,

• Menganalisis data hasil verifikasi dan menginterpretasi.

4.Refleksi, pada fase refleksi, kegiatan yang dilaksanakan meliputi:

• Menentukan RPP mana yang telah mencapai standar/indikator kinerja,

• Menentukan RPP mana yang belum mencapai standar/indikator kinerja,

• Memberi saran pada guru guna perbaikan pembuatan RPP berikutnya,

• Menentukan perlu tidaknya dilaksanakan pertemuan/siklus berikutnya,

• Jika memang diperlukan siklus II, maka langkah pelaksanaan tindakan supervisi akademiknya serupa dengan langkah- langkah pada siklus I ini.

Sumber data pada penelitian tindakan sekolah ini adalah kegiatan praktik penyusunan RPP oleh delapan orang guru SDN Kembang Kuning kelas I-VI.Jenis data hasil penelitian ini adalah berupa penilaian kuantitatif hasil praktik pembuatan RPP Data diambil dan dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi penilaian RPP.

Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengetahui peningkatan nilai praktik pembuatan RPP oleh guru berdasarkan standar yang telah ditetapkan Depdiknas seperti dikutip Aqib (2009) sebagai berikut:

Nilai 91 – 100 = amat baik (A), berhasil Nilai 76 – 90 = baik (B), berhasil

Nilai 55 – 75 = cukup (C), belum berhasil Nilai 0 – 54 = kurang (D), belum berhasil

Nilai akhir =

Skor Maksimal Total Skor  100

Keseluruhan data yang terkumpul selanjutnya dipergunakan untuk menilai keberhasilan tindakan dengan indikator keberhasilan berupa peningkatan nilai lembar observasi RPP pada dua siklus yang dilaksanakan. Adapun nilai indikator keberhasilan dalam lembar observasi RPP berkisar 91–100.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP. dari siklus I dan siklus II, disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 menjelaskan kemampuan menyusun RPP sekurang-kurangnya sudah baik dari siklus I (80%) ke siklus II (100%). Dengan kata lain melalui supervisi akademik dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP. Temuan ini berbeda dengan hasil enelitian yang prnah dilaporkan (Putu, et al. 2013). Dia menyatakan hal-hal yang menyebabkan masih rendahnya kemampuan guru dalam menyusun RPP adalah a)RPP yang dibuat guru belum mencerminkan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi; b) indikator pencapaian kompetensi yang dibuat guru masih kurang sesuai dengan kompetensi dasar; c) metode pembelajaran yang diterapkan guru dalam RPP cenderung monoton dan kurang bervariatif. Sekalipun peneliitian ini dapat menjawab tujuan penelitian, namun diakui karena penilaian masing-masing indicator tidak dilaksanakan, berbeda dengan penelitian yang dilaprkan sebelumnya (Putu, et al. 2013).

Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kompetensi dan wawasan guru saat ini, seperti dilaporkan penelitian lainnya (Harsiwulan, 2017) yakni 1) rendahnya kesadaran guru untuk belajar, 2) kurangnya kesempatan

(4)

Prosiding Seminar Nasional Biologi IP2B IV 2020_ e-ISSN: 2746-7902 64 guru mengikuti pelatihan, baik secara regional

maupun nasional, 3) kurang efektifnya KKG.

Faktor lain ditambahkan melalui penelitian

sebelumnya (Wikanengsih, et al., 2015), faktor tersebut adalah kemampuan kognitif terhadap teori penyusunan komponen RPP masih kurang.

Tabel 1. Data HasilPelaksanaan Tindakan No. Rentang

Nilai

Hasil Penilaian RPP

Kriteria Keberhasilan Siklus I Siklus II

Frekuensi % Frekuensi % 1.

2.

3.

4.

91 – 100 76 – 90 55 – 75 0 – 54

- 8 2 -

- 80 20 -

4 6 - -

40 60 - -

A (Amat Baik) B (Baik) C (Cukup) D (Kurang)

Jumlah 10 100 10 100

Akhir siklus II, semua guru telah berhasil dengan baik menyusun RPP, kategori yang dicapai juga sudah baik. Hal ini didukung oleh penelitian lainnya (Susetya, 2017; Sa’bani, 2017;

Putu, et al. 2013; Arman, 2016; Asmini, 2017;

Hamid, 2017; Hayadi, 2015; Marpaung, 2017;

Telaumbanua, 2014). Mereka melaporkan kompetensi guru dalam menyusun RPP mengalami peningkatan setelah dilakukannya supervisi akademik. Adanya kerjasama yang baik antara kepala sekolah sebagai supervisor dengan para guru merupakan factor pendorong bagi guru-guru. Mereka termotivasi dengan bimbingan kepala sekolah, dan pada akhirnya tertanam antuasiasmeuntuk dapat meningkatkan kemampuan dalam menyusun RPP yang efektif (Marpaung, 2017).

Upaya meningkatkan kompetensi profesional guru dalam menyusun RPP diperlukan berbagai pendekatan (Sa’bani, 2017).

Guru membutuhkan bantuan dalam memahami tujuan pendidikan, kurikulum dan pembelajaran secara operasional dari pengawas/kepala sekolah (Putu, et al,.2013).

Originalitas RPP yang dihasilkan perlu ditelaah lagi, agar jangan terulang copy paste, salah satu cara yang dilakukan melakukan supervisi kelas. Maksudnya agar ada kesesuaian rencana yang dimuat dalam RPP dengan penerapannya di kelas. Jika sesuai maka dapat dipastikan kompetensi guru dalam menyusun RPP tersebut benar (bukan jiplakan atau dibuatkan orang lain). Sebaliknya jika terjadi ketidaksesuaian, boleh jadi RPP buatan orang lain.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan kemampuan menyusun RPP

sekurang-kurangnya sudah baik dari siklus I (80%) ke siklus II (100%). Dengan kata lain melalui supervisi akademik dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP.

REFERENSI

Arman, A. (2016). Upaya Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik Kepala Sekolah di SMAN 1 Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat. Jurnal Manajemen Pendidikan, 1(1).

Asmini, K. (2017). Upaya Peningkatan Kompetensi Guru dalam Menyusun Silabus dan RPP Melalui Supervisi Akademik yang Berkelanjutan di SDN 4 Sumberrejo Kab. Malang. Pedagogia:

Jurnal Pendidikan, 6(2).

Aqib, Z. 2009. Penelitian Tindakan Sekolah untuk Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah dan Guru, Bandung: Yrama Widya.

Hamid, A. (2017). Upaya Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik yang Berkelanjutan SDN 007 Panipahan Darat. Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau, 1(2).

Harsiwulan, S.D. (2017). Peningkatan Kompetensi

Pedagogik Guru dalam

Mengembangkan Silabus melalui Supervisi Akademik Kolaboratif di MI se-Kecamatan Semanu. Jurnal Pendidikan Madrasah, 2(1).

Hayadi, T. (2015). Peningkatan Kinerja Guru Dalam Penyusunan Perangkat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Melalui

(5)

Implementasi Supervisi Akademik Kepala Sekolah di SMAN 6 Bengkulu Selatan.Pakar Pendidikan, 13(1).

Marpaung, H. (2017). Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Penyusunan RPP Melalui Supervisi Akademik Kepala Sekolah di SMP Negeri 8 Sibolga Tahun Ajaran 2017/2018. Jurnal Tabularasa Pps Unimed, 15(2).

Putu, P.S.D ., Dantes ,N & Natajaya, N. (2013).

Implementasi Supervisi Akademik dalam Rangka Peningkatan Kemampuan Menyusun RPP pada Guru Matematika Sekolah Dasar Anggota KKG Gugus IV Kecamatan Sukasada. E- journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Dasar. 3.

Sa’bani, F. (2017). Peningkatan Kompetensi Guru dalam Menyusun RPP Melalui Kegiatan Pelatihan Pada MTs Muhammadiyah

Wonosari. Jurnal Pendidikan Madrasah.2(1).

Susetya, B. (2017). Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menyusun Silabus dan RPP Melalui Supervisi Akademik di SDN Gambiran Yogyakarya Tahun 2016.

Jurnal Taman Cendikia, 01(2).

Telaumbanua, M. (2014). Peningkatan Kemampuan Guru Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Melalui Supervisi Akademik Teknik Workshop (Lokakarya) Pada SMA di Kabupaten Nias Selatan. Jurnal Manajemen Pendidikan Indonesia, 6(1).

Wikanengsih. (2015). Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (Studi Terhadap RPP yang Disusun Guru Bahasa Indonesia Tingkat SMP di Kota Cimahi. Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, 2(1).

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan asumsi potensi wakaf uang yang diestimasi oleh Cholil Nafis sebesar 1,2 triliun per tahun ataupun oleh Mustafa Edwin Nasution sebesar 3 triliun

Selain itu, tokoh yang selalu muncul dalam cerita dan mengalami berbagai konflik batin adalah Tokoh utama Aku dan tokoh utama Niyala.Berdasarkan analisis data

menentukan menyunting informasi iklan, slogan, dan poster sesuai bahasa yang baik dan benar.. Pertemuan Kedua

Langkah pertama yakni mengaktifkan semua node dan pastikan sudah melakukan proses broadcast dan forward hello packet dengan baik. Sebagai contoh penulis akan

study. 3) Ada kontribusi pembelajaran matematika kontekstual yang dikembangkan terhadap hasil belajar matematika SD Selo Boyolali. 4) Ada kontribusi faktor-faktor

Parameter untuk menjawab tujuan penelitian adalah mencari nilai debit aliran yang dapat dihasilkan emiter mortari SG dengan menentukan kecepatan aliran, nilai konduktivitas

Hasil penelitian yang akan dipaparkan dalam bab ini adalah data yang diperoleh untuk empat indikator yang diadaptasi oleh Indonesia, yaitu prevalensi HIV pada usia

Tujuan penelitian ini adalah, untuk mengetahui bagaimana tingkat dukungan sosial dosen pembimbing terhadap mahasiswa yang tengah mengerjakan skripsi, bagaimana tingkat