• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Dunia bisnis yang semakin berkembang menuntut perusahaan semakin terbuka kepada stakeholders mengenai tanggung jawab sosial. Tanggung jawa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENDAHULUAN Dunia bisnis yang semakin berkembang menuntut perusahaan semakin terbuka kepada stakeholders mengenai tanggung jawab sosial. Tanggung jawa"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENDAHULUAN

Dunia bisnis yang semakin berkembang menuntut perusahaan semakin terbuka kepada stakeholders mengenai tanggung jawab sosial. Tanggung jawab sosial suatu perusahaan atau yang lebih dikenal Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu bentuk komitmen dari perusahaan untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi secara berkelanjutan, dengan memperhatikan dasar aspek keseimbangan ekonomi, sosial, dan lingkungan (Ramadhanny 2013).

Pengungkapan informasi mengenai tanggung jawab sosial oleh perusahaan dilakukan sebagai bentuk keterbukaan perusahaan melalui annual report.

Perusahaan sebagai bagian dari masyarakat, memiliki komitmen kepada seluruh stakeholders melalui annual report terkait pengungkapan praktik CSR yang dilakukan oleh perusahaan (Purwanto 2011). Kualitas suatu perusahaan dapat terlihat dari luas tidaknya pengungkapan suatu informasi (Sakina 2014).

Kesadaran atas pentingnya pengungkapan CSR didasarkan pada pemikiran bahwa perusahaan tidak hanya memiliki kewajiban ekonomi dan hukum kepada pemegang saham, akan tetapi lebih ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan (Wijaya 2012). Sebagimana dijelaskan oleh Rahayu dan Sawarjurwono (2014), menyatakan bahwa annual report dibuat dan digunakan oleh perusahaan sebagai bentuk keterbukaan perusahaan kepada stakeholders atas pengungkapan tanggung jawab sosial.

Peraturan yang berhubungan dengan hal tanggung jawab sosial di Indonesia adalah UU No.40 Perseroan Terbatas tahun 2007 tentang kewajiban perusahaan dalam menyampaikan laporan tahunan, salah satunya mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan. Keberadaan pelaksanaan dan pelaporan CSR di Indonesia mendapat perhatian dan kritik. Kegiatan CSR menjadi kewajiban bagi setiap perusahaan di Indonesia, akan tetapi terkait dengan pengaturan mengenai pelaksanaan CSR hingga saat ini masih bersifat umum dan belum jelas (Adam 2011). Salah satu kritik pada laporan CSR yakni bahwa laporan tersebut digunakan oleh perusahaan dalam menyembunyikan kerusakan atas alam yang berdapak pada masyarakt sekitar (Priyanti et al., 2011).

(2)

2

Perusahaan merupakan bagian dari masyarakat sehingga pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan perihal penting. Masyarakat membutuhkan informasi mengenai aktivitas sosial yang telah dilakukan perusahaan, sehingga masyarakat dapat mengetahui kontribusi apa saja yang telah diberikan oleh perusahaan kepada mereka (Indraswari dan Astika, 2014). Konsep community engagement hadir dan tanggung jawab sosial perusahaan saling berhubungan, sehingga memungkinan pengungkapnya. Konsep community engagement sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan. Community engagement merupakan cara perusahaan dalam menunjukan tanggung jawabnya terhadap masyarakat dengan cara melibatkan komunitas melalui pelaksanaan tanggung jawab sosial yang tidak hanya sekerdar program bantuan philantropy kepada masyarakat (Anderson, 2006 dalam Tawaziwa 2015). Sebagaimana dijelaskan oleh Tawaziwa (2015), bahwa pelaksanaan dari konsep community engagement telah mengalami perubahan, diantaranya pada praktiknya tidak hanya dalam bentuk sumbangan philantropy tetapi telah dikembangkan melalui strategi perusahaan.

Dengan menggunakan konsep community engagement, dalam pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan dimungkinan untuk melihat seberapa besar kontribusi yang diberikan oleh perusahaan terhadap masyarakat. Pemenuhan tanggung jawab sosial perusahaan diupayakan oleh perusahaan untuk menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat, serta meminimalkan risiko sosial yang mungkin terjadi, maka community engagement menjadi alternatif solusi dalam mengatasi risiko sosial dan mendatangkan manfaat yang kompetitf (Harvey dan Brereton 2005). Adanya community engagement, perusahaan bisa memberikan manfaat kepada masyarakat dengan melaksanakan tanggung jawab sosial (Tawazima 2015).

Tanggung jawab sosial seharusnya bukan sekedar ingin mendapatkan kesan baik semata bagi perusahaan, akan tetapi lebih menekankan pada komitmen perusahaan sebagai bagian dari masyarakat. Dalam penelitian Oktaviani (2012), mengungkapkan bahwa CSR merupakan suatu program yang dapat disinergikan

(3)

3

dengan strategi perusahaan. Melalui program CSR, suatu perusahaan dimungkinkan memberikan manfaat dalam jangka panjang kepada masyarakat.

CSR mulai mengalami pergeseran, mulai dianggap sebagai upaya sukarela akan tetapi bisa menjadi mindset yang harus selalu dikembangkan oleh perusahaan untuk menciptakan nilai (value) tidak hanya bagi perusahaan tetapi juga stakeholder dalam tujuan jangka panjang (Oktaviani 2012). Selanjutnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013), membuktikan bahwa accountability dan transparency juga memiliki pengaruh terhadap sikap komunitas. Berdasarkan pemaparan sebelumnya dapat dipahami bahwa adanya adanya hubungan yang positif antara keterbukaan perusahaan dengan sikap komunitas, maka melalui community engagament dalam kegiatan CSR dimungkinkan dapat dikembangkan dalam jangka panjang oleh perusahaan.

Namun beberapa penelitian pengungkapan mengenai tanggung jawab sosial sering kali mengabaikan aspek semiotik yang menghubungan cara-cara yang digunakan oleh perusahaan dalam mendesain format dan isi laporan keuangan (Priyanti et al., 2011). Apabila dikaitkkan dengan pelaporan kegiatan CSR, simbol, angka atau teks naratif yang ada dalam annual report bukanlah sekedar simbol melainkan memiliki makna dan sengaja di desain untuk menyampaikan tertentu kepada stakesholder-nya (Rahayu dan Sawarjuwono, 2015). Salah satu jenis industri yang sangat dekat dengan masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan pokok manusia adalah industri yang bergerak disektor makanan dan minuman. Kebutuhan pokok merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi apabila tidak dipenuhi maka dikawatirkan dapat mengganggu kelangsungan kehidupannya. Penelitian kuantitatif yang pernah dilakukan oleh Jufri (2015) menunjukan hasil bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan makanan minuman menunjukan adanya hubungan yang positif terhadap profitabilitas. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar perusahanaan makan dan minuman yang terdaftar di BEI telah melaporkan kegitaannya di dalam annual report oleh sebagian besar perusahaan. Karena memilki potensi manfaat bagi perusahaan. Oleh karenanya penelitian ini

(4)

4

dimaksudkan untuk meneliti mengenai pengungkapan perusahaan terkait community engagement dalam pelaporan tanggung jawab sosial perusahaaan oleh makanan minuman yang terdaftar di BEI sebagai sampel penelitian pokok analisis akan dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan analisis isi serta analisis semiotik.

Semiotik merupakan model penelitian kualitatif yang digunakan untuk memahami makna yang muncul dari simbol, tanda, atau angka yang disampaikan oleh pihak pemberi pesan melalui media komunikasi tertentu (Widyastuti 2014).

Penelitian yang terkait dengan pengungkapan tanggung jawab sosial dengan menggunakan metode semiotika pernah dilakukan oleh Priyanti et al. (2011), yang meneliti tentang pengungkapan tanggung jawab sosial pada PT Akr Corponindo Tbk melalui laporan CSR dengan menggunakan studi semiotik dan indeks penggungkapan. Sejalan dengan penelitian Priyanti et al. (2011) penelitian ini bermaksud untuk melakukan analisis penggungkapan mengen tanggung jawab sosial dengan metode semiotik dan indeks penggungkapan. Tetapi penelitian ini akan melakukan analisis secara kualitatif naratif mengenai konsep community engagement pada masing-masing pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan, serta menganalisis konsep community engagement pada pengungkapan annual report yang berkaitan dengan isu masyarakat dengan G4 Guidelines pada perusahaan makanan dan minuman di Indonesia. G4 Guidelines merupakan panduan pelaporan umum yang terbaru diterbitkan oleh GRI, dirancang agar pedoman yang digunakan sesuai dengan berbagai macam format pelaporan, serta memberikan standar yang dikenal secara global untuk informasi keberlanjutan agar dimasukan ke dalam laporan terpadu (GRI G4 Guidelines). Dikarenakan di Indonesia belum ada standar atau pedoman baku mengenai pelaporan CSR, maka sebagian besar perusahaan mengacu pada pedoman laporan GRI (Safitri 2013).

Tujuan penelitian ini yang pertama adalah melihat sejauh mana pengungkapan mengenai community engagement oleh perusahaan dalam tanggung jawab sosial perusahaaan sosial perusahaan melalui media annual report pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Selanjutnya tujuan

(5)

5

kedua dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengungkapkan pelaporan terkait dengan konsep community engagement (dalam hal ini komunitas terdekat perusahaan yang dimaksudkan adalah masyarakat) oleh perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI menggunakan panduan standar pelaporan GRI, yakni G4 Guidelines 2013 sub kategori masyarakat. Penelitian ini menggunakan objek perusahaan di sektor makanan dan minuman yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) per 31 Desember 2015 serta menerbitkan pelaporan tanggung jawab sosial di dalam annual report. Objek tersebut dipilih dalam penelitian ini dengan alasan bahwa pada dasarnya industri makanan dan minuman yang merupakan kebutuhan pokok manusia, sehingga industri ini dirasa paling dekat dan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat.

Berdasakan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengungkapan dalam tanggung jawab sosial oleh perusahaan makanan minuman yang terdaftar di BEI apabila dilihat menggunakan konsep community engagement, serta melihat sejauh mana pengungkapan dalam pelaporan perusahaan terkait konsep community engagement jika dilihat menggunakan panduan pelaporan yang telah diterbitkan oleh GRI, yakni G4 Guidelines sub kategori masyarakat. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menyajikan bukti empiris mengenai pengungkapan community engagement di dalam pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan, khususnya perusahaan dari sektor makanan dan minuman di Indonesia. Bagi akademisi, bukti empiris tersebut digunakan dalam menganalisa ataupun mengkritisi terkait dengan pelaporan tanggung jawab sosial dengan mengunakan metode analisis isi dan metode semiotik, serta berguna sebagai penambah ilmu pengetahunan mengai tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian ini juga diharapkan mampu menjadi refrensi bagi perusahaan dalam menjalankan program CSR, khususnya untuk perusahaan yang berada di Indonesia.

(6)

6 TINJAUAN PUSTAKA

Community Engagement (CE)

Community Engagement merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh entitas bisnis. Mineral Council of Australia (2005), mendefinisikan istilah masyarakat umumnya berlaku pada penduduk di dalam dan sekitar yang terpengaruh atas aktivitas perusahaan. CSR merupakan sebuah program pembangunan hubungan dengan masyarakat sekitar (Zanjabil 2015).

Community engagement adalah sebuah kelompok orang yang mempunyai suatu hubungan kedekatan geografis, minat khusus atau mempunyai situasi yang serupa untuk mengatasi masalah yang mempengaruhi kesejahteraan dari orang-orang tersebut (Center for Disease Cotrrol and Prevention, 1997 dalam Munthe et al., 2009). Penjelasan mengenai konsep community engagement oleh Zanjabil (2015), yaitu bahwa community engagement dapat tercipta jika program CSR dijalankan didasarkan pada tujuan perusahaan yakni mensejahterakan para stakeholdernya.Lebih lanjut berdasarkan konteks diatas oleh karenanya pengertian konsep community engagement hadir di dalam perusahaan melalui kegiatan tanggung jawab sosial. Dengan menggunakan konsep community engagament perusahaan berpontensi memberikan manfaat bersama dengan masyarakat dalam jangka panjang, serta dilakukan melalui strategi perusahaan.

Annual report merupakan salah satu cara komunikasi tidak langsung antara perusahaan dan masyarakat. Konsep community engagement diungkapkan melalui tanggung jawab sosial perusahaan dalam annual report dapat dipahami melalui bagian tertentu (struktur dan penulisan kalimat) yang diungkapkan oleh pihak manajer perusahaan, laporan tersebut menggambarkan proses di suatu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya termasuk strategi perusahaan perihal pengambilan keputusan serta menyusun program maupun pelaporan tanggung jawab sosial dengan melihat adanya unsur pelibatan komunitas sebagai salah satu pedoman yang berpotensi memberikan dampak lebih baik bagi masyarakat serta demi kemajuan perusahaan di masa mendatang.

(7)

7 Corporate Social Responsibility (CSR)

Definisi CSR sangatlah bervariasi, hal tersebut terlihat dari beberapa pengertian yang disampaikan oleh beberapa pihak. Dimulai dari Elkington (1997) yang terkenal dengan “The Triple Bottom”, menjelaskan mengenai tanggung jawab sosialnya perusahaan yaitu selain mengejar keuntungan (profit), perusahaan juga harus turut memberikan kontribusinya secara aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet) dan memperhatikan serta terlibat dalam pemenuhan kesejahteraaan masyarakat (people) (Priyanti et al. 2011). World Business Council for Sustainable Development (2002) dalam (Rahadhini 2010), mendefinisikan CSR sebagai komitmen berkelanjutan dunia bisnis untuk berperilaku etis dan memberikan sumbangan pada pembangunan ekonomi sekaligus meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal, dan masyarakat secara keseluruhan. Definisi lain diungkapkan oleh Ramadhanny (2013), yang menyatakan bahwa tanggung jawab sosial suatu perusahaan atau yang lebih dikenal Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Berdasarkan beberapa definisi sebelumnya dapat dipahami bahwa merupakan sebuah komitmen dari perusahaan untuk meningkatkan kualitas stakeholder-nya dengan harapan akan memberi dampak positif bagi perusahaan itu sendiri (Zanjabil 2015).

Adapun bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, menurut Bradshaw dalam (Harahap 2007:400) ada tiga bentuk yakni :

a) Corporate Philanthropy – tanggung jawab perusahaan berada sebatas kedermawanan yang bersifat sukarela belum sampai pada kewajiban.

Bentuk tanggung jawab ini bisa merupakan kegiatan amal, sumbangan, atau kegiatan lain yang mungkin saja tidak langsung berhubungan dengan kegiatan perusahaan.

(8)

8

b) Corporate responsibility – tanggung jawab sosial sudah merupakan bagain dari kewajiban perusahaan, baik karena ketentuan UU atau kesadaran perusahaan.

c) Corporate Policy – tanggung jawab sosial perusahaan itu sudah merupakan bagian dari kebijakannya.

Dalam penerapan CSR di Indonesia, ada peraturan pemerintah yang terkait dengan perihal tersebut, yaitu Undang-Undang Nomor 40 Perseroan Terbatas tahun 2007 tentang kewajiban perusahaan dalam menyampaikan laporan tahunan salah satunya mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan perusahaan.

Mewajibkan CSR merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan ekonomi (Ramadhanny 2013).

Tujuan CSR senantiasa mengedepankan persoalan utama yang dihadapi masyarakat dalam peningkatan kesejahteraannya, serta dilaksanakan berdasarkan visi dan misi perusahaan (Setyaningrum 2011). Penerapakan CSR umumnya perusahaan akan melibatkan partisipasi masyarakat, baik dilibatkan sebagai objek maupun sebagai subyek program CSR. Hal ini dikarenakan masyarakat adalah salah satu pihak yang cukup berpengaruh dalam menjaga eksistensi perusahaan.

Oleh karenanya masyarakat adalah pihak yang paling merasakan dampak dari kegiatan produksi suatu perusahaan, baik itu dampak positif maupun negatif (Ramadhanny 2013).

Menurut Ayungtiyas (2012) Program yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam kaitannya dengan tanggung jawab sosial di Indonesia dapat digolongan dalam tiga bentuk yaitu:

1) Public Relations – usaha untuk menamkan presepsi positif kepada komunitas tentang kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan

2) Strategi Defensi – usaha yang dilakukan perusahaan guna menangkis anggapan negatif komunitas yang sudah tertanam terhadap kegiatan perusahaan, oleh karenanya usaha CSR yang dilakukan adalah merubah

(9)

9

anggapan yang berkembang sebelumnya diganti dengan yang baru dan bersifat positif.

3) Kegiatan yang berasal dari visi perusahaan – melakukan program untuk kebutuhan komunitas sekitar perusahaan atau kegiatan perusahaan yang berbeda dari hasil perusahaan itu sendiri.

Pengungkapan CSR

Pengungkapan CSR merupakan penerapan dari teori legitimasi yang menjadi alat bagi perusahaan sebagai wujud akuntabilitas (Widayuni 2014).

Pengungkapan (diclousure) didefinisikan sebagai penyediakan sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk mengoperasikan secara optimal pasar modal efsien (Priyanti et al. 2011). Pengaturan mengenai praktik pengungkapan pertanggungjawaban sosial telah diatur oleh Bapepam melalui Kep-431/BL/2012, yakni peraturan yang mengatur perusahaan dalam menyampaikan laporan tahunnya diminta untuk memasukan pembahasan mengenai tanggung jawab sosial meliputi kebijakan, jenis program, dan biaya yang dikeluarkan terhadap aspek yang berhubungan dengan lingkungan hidup, praktik ketenagakerjaan, dan pengembangan sosial (Pradiptasari 2015). Selain itu sebelum adanya peraturan dari Bapepam, tercantum pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 dalam IAI tentang tanggung jawab atas laporan keuangan secara implisit menyarankan kepada perusahaan supaya mengungkapan tanggung jawab akan masalah sosial dan lingkungan dalam laporan tambahan.

Global Reporting Initiative (GRI) sebagai pedoman pelaporan pengungkapan CSR

Pedoman yang paling banyak dijadikan sebagai acuan dalam pelaporan CSR saat ini adalah Global Reporting Initiative atau GRI (Ramadhanny 2013;

Safitri 2013). Global Reporting Initiative atau biasa disingkat dengan nama GRI adalah sebuah organisasi non profit internasional yang berpusat di Amsterdam, Belanda. GRI berdiri pada tahun 1997 dengan tujuan untuk meningkatkan praktek keberlanjutan menuju tingkatkan yang setara dengan pelaporan keuangan. Tujuan GRI adalah membantu dalam rangka memberi pedoman sebagai dasar pelaporan

(10)

10

dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial dari kegiatan bisnis bagi perusahaan besar maupun kecil (Global Reporting Initiative 2005). Akan tetapi GRI tidak mewajibkan perusahaan membuat laporan tersebut (Ramadhanny 2013).

GRI telah merintis dan mengembangkan kerangka laporan keberlanjutan yang bisa juga dijadikan pedoman dalam pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan yang banyak diadopsi diseluruh dunia, salah satunya yakni G4 Guidelines, sebelumnya sudah ada G3 dan G3. Kemudian G4 dirancang agar pedoman yang digunakan sesuai dengan berbagai macam format pelaporan, serta memberikan standar yang dikenal secara global untuk informasi keberlanjutan agar dimasukan ke dalam laporan terpadu (GRI G4 Guidelines).

Teori Legitimasi

Perusahaan hadir ditengah-tengah masyarakat. Menurut penjelasan Sari (2013), bahwa legitimasi merupakan keadaan psikologis sekelompok orang terhadap gejala lingkungan sekitar baik fisik maupun non fisik. Landasan teori legitimasi yakni kontrak sosial yang terjadi antara perusahaan dengan masyrakat dalam beroperasi dan menggunakan sumber ekonomi (Ghozali dan Chariri, 2007).

Selain itu legitimiasi juga sebagai sumber daya pontensial bagi perusahaan dalam menunjang mempertahankan hidup (Widayuni 2014). Perusahaan berharap dengan mendapatkan legitimasinya tidak dipandang lagi sebagai bagian luar dari masyakarat tetapi perusahaan bisa menjadi bagian dari masyarakat. Teori legitimasi menjelaskan bahwa orgnaisasi secara berkalanjutan akan beroperasi sesuai dengan batas-batas dan nilai yang diterima oleh masyarakat sekitar perusahaan dalam usaha mendapatkan legitimasi (Suaryana 2011).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sebagaimana dijelaskan oleh Satori dan Komariah (2010), bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian ilmiah dengan menyadarkan kebenaran pada sisi kriteria ilmu empiris yang berusaha untuk mengeksplorasi, mendeskripsikan, menjelaskan, dan memprediksi kejadian-kejadian pada setting sosial. Sumber data yang digunakan dalam

(11)

11

penelitian ini merupakan data sekunder berupa annual report. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan melalui metode dokumentasi dan metode penelusuran data online terkait dengan objek yang akan diteliti.

Dalam penelitian ini memilih perusahaan industri makan dan minuman yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia per 31 Desember 2015 sebagai objek penelitian,dengan alasan sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah dijelaskan pada bagian pendahuluan. Supaya dalam penelitian ini fokus pada tujuan penelitian, serta mencegah agar pembahasan yang tidak meluas maka pimilihan sampel perusahaan dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan dalam negeri dari sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI per 31 Desember 2015.

2. Perusahaan memiliki web tidak sedang dalam kondisi perbaikan (under contruction). Alamat situs web dari masing-masing perusahaan diperoleh dari BEI, jika tidak tersedia maka akan dilakukan pencarian menggunakan fasilitas search angine.

3. Perusahaan tersebut menerbitkan annual report yang berisikan informasi mengenai tanggung jawab sosial, selama kurun waktu tiga tahun terakhir per 31 Desember 2015. Kriteria tersebut dimaksudkan dengan tujuan untuk melihat perkembangan program tanggung jawab sosial dari masing-masing perusahaan yang dilaporkan selama tiga tahun terakhir (tahun 2015, 2014, 2013). Pencarian dilakukan melalui internet baik itu file yang bisa di download dalam bentuk PDF maupun tertera dalam situs website perusahaan (HTML) ataupun bisa keduanya. Berdasarkan pengambilan sampel awal ditemukan ada sebelas perusahaa yang dapat dijadikan sampel dalam peneltian ini. Berikut ini adalah tabel hasil pengambilan sampel awal:

(12)

12 Tabel 1

Hasil Pengambilan Sampel Awal

Kriteria Jumlah

Perusahaan Perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI

per 31 Desember 2015

14 Perusahaan yang situs webnya tidak dapat diakses -1 Perusahaan tidak menerbitkan annual report selama tiga tahun

terakhir yakni tahun 2015-2013

-1 Perusahaan tidak memilki informasi mengenai tanggung jawab

social

-1 Jumlah perusahaan yang lolos kriteria sampel penelitian awal 11

Kesebelas perusahaan sektor makanan dan minuman yang memenuhi syarat dan kriteria sebagai sampel penelitian awal adalah PT Tiga Pilar Sejahtera, Tbk., PT Delta Djakarta, Tbk., PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk., PT Indofood Sukses Makmur, Tbk., PT Multi Bintang Indonesia, Tbk., PT Mayora Indah, Tbk., PT Prasidha Aneka Niaga, Tbk., PT. Nippon Indosari Corpindo., PT Sekar Bumi, Tbk., PT Sekar Bumi, Tbk., PT Ultra Jaya Milk, Tbk.

Sampel penelitian awal tersebut kemudian akan dipersempit berdasarkan kapitalisasi pasar, dan mengikutsertakan beberapa perusahaan yang memenuhi kriteria awal yang dianggap relevan, dengan maksud untuk memenuhi tujuan penelitian ini. Perusahaan relevan yang dimaksudkan adalah perusahaan yang memiliki informasi manarik terkait dengan community engagement dalam pelaporan. Kapitalisasi pasar sering dipilih untuk alat ukur dari ukuran perusahaan Kapitalisasi pasar menyediakan bukti kuat perihal keamanan atas informasi yang diungkapkan secara sukarela dan memiliki hubungan yang positif dengan nilai pasar perusahaan (Melyana 2015). Dengan demikian kapitalisasi pasar dapat digunakan alternatif sebagai alat ukur perusahaan yang dapat dipercaya keamanannya dalam mengukapkan informasi non-keuangan secara sukarela yang disajikan oleh perusahaan dengan kapitalisasi rendah maupun perusahaan dengan

(13)

13

kapitalisasi tinggi. Berikut daftar kapitalisasi pasar saham pada tahun 2015 dari sampel awal :

Tabel 2

Daftar Kapitalisasi Pasar Tahun 2015 dari Sampel Awal

No Kode

Saham Nama Emiten Kapitalisasi Pasar

(dalam Rupiah) 1 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk. 78.572.105.150.000

2 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. 45.438.707.137.500

3 MYOR Mayora Indah Tbk. 27.277.613.664.500

4 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk. 17.277.400.000.000 5 ULTJ Ultra Jaya Milk Indusrty &

Trading 11.394.666.990.000

6 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk. 6.403.177.000.000

7 DLTA Delta Djakarta Tbk. 4.163.427.060.000

8 AISA Tiga pilar Sejahtera Tbk 3.894.506.000.000

9 SKMB Sekar Bumi Tbk 885.021.694.830

10 SKLT Sekar Laut Tbk 255.573.985.000

11 PSDN Prasidha Aneka Niaga, Tbk 175.680.000.000 (Sumber: www.sahamok.com )

Perusahaan yang akan diteliti adalah dua perusahaan dengan kapitalisasi tertinggi di tahun 2015 yaitu PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. (ICBP) dan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. (INDF), dan perusahaan dengan kapitalisasi terendah tahun 2015, yaitu PT Sekar Laut, Tbk. (SKLT) dan PT Prasidha, Tbk.(PSDN). Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dalam penelitian ini juga akan mengunakan beberapa perusahaan yang dianggap sebagai dengan katagori relevan, seperti yang sudah dijalaskan sebelumnya, dan yang termasuk dalam kategori perusahaan dengan kriteria relevan meliputi PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), dan PT Delta Djakarta Tbk (DLTA). Tabel 3 merupakan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini, berikut tabelnya :

(14)

14 Tabel 3 Sampel Penelitian Perusahaan Berkapitalisasi Tinggi

dan Berkapitalisasi Rendah

Perusahaan yang Relevan 1. PT Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk.(ICBP)

2. PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

(INDF)

3. PT Sekar Laut Tbk. (SKLT) 4. PT Prasidha Tbk. (PSDN)

5. PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk. (AISA) 6. PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) 7. PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk.

(ROTI)

8. PT Delta DJakarta, Tbk (DLTA)

Penelitian ini menggunakan teknik analistis deskriptif yang dilaksanakan dengan cara mengumpulkan, menyajikan dan menganalisis data berkaitan dengan pengungkapan terkait konsep community engagement dengan tanggung jawab sosial pada annual report perusahaan berdasarkan informasi yang tertera didalamnya. Teknik deskriptif analistis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis isi dan analisis semiotik.

Terdapat tiga tahap analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu meliputi :

1. Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitan ini menggunakan analisis konten (content analysis) khususnya dengan teknik penandaan. Dalam penelitian ini, content analysis yang pertama digunakan untuk mengindentifikasi (mengklasifikasi) informasi yang terkait dengan konsep community engagement dengan melihat pada bagian tertentu dari annual report perusahaan sampel yang dianggap relevan dengan tujuan pelitian kemudian dimasukan ke dalam lembar coding. Definisi dari analisis isi yaitu merupakan sebuah metode penelitian dengan menggunakan seperangkat prosedur untuk membuat menarik kesimpulan dari suatu teks atau suatu dokumen (Weber, 1994 dalam Eriyanto, 2011).

Sebagaimana dijelaskan oleh Naraduhita dan Sawajuwono (2012), bahwa laporan keuangan sering kali digunakan oleh pihak perusahaan sebagai media komunikasi antara manajemen perusahaan dengan stakeholders.

Tujuan content analysis dalam tahap adalah melakukan identifikasi

(15)

15

berdasarkan karakteristik atau informasi spesifik yang terdapat pada suatu dokumen perusahaan sampel. Lembar coding pada peneletian ini merupakan bagian dari metode analisis isi yang lebih menekankan pada kriteria dibanding riabilitas dan validitas dalam menerima hasi penelitian (Krippendorff 2004). Lembar coding yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada dua hal. Hal yang pertama terkait dengan lembar coding yang digunkan dalam penelitian ini di dasarkan penelitian awal yang sudah dilakukan, maka ditemukan beberapa bagian pada annual report dalam pelaporan tanggung jawab sosial yang memuat sejumlah infomasi terkait dengan konsep community engagement

2. Selanjutnya setelah mendapatkan informasi yang relevan terkait dengan konsep community engagement, maka tahap selanjutnya akan menggunakan analisis semiotik. Analisis semiotik merupakan suatu analistis yang menggunakan struktur kalimat dalam menjelaskan suatu teks naratif (Chariri, 2009 dalam Priyanti et al., 2011). Menurut Vera (2014:9), menjelaskan lebih lanjut bahwa analisis semiotik bertujuan untuk memahami makna lebih dalam pada suatu teks. Semiotika dalam akuntansi, dalam penelitian ini menggunakan media pelaporan CSR sebagai bagain dari akuntansi. Praktik pelaporan keuangan tidak hanya menyajikan informasi kuantitatif, tetapi juga menyajiakan informasi lain seperti teks naratif, foto, tabel, dan grafik salah satunya adalah pelaporan CSR (David, 2002 dalam Priyanti et al., 2011). Oleh karenanya dalam penelitian ini dimaksudkan menggunakan analisis semiotik untuk memahami makna kata pada bagian tertentu pada annual report yang berbentuk naratif (tema besar yang mencakup sejumlah infromasi terkait dengan konsep community engagement) yang dianggap relevan atas informasi yang telah diidentifikasi dan dikumpulkan melalui content analysis yang sudah dilakukan sebelumnya.

3. Selanjunya tahap analisis ketiga dalam penelitian ini kembali menggunakan content analysis. Pada tahap ini maksudkan untuk memahami konsep community engagement secara lebih luas pada annual

(16)

16

report dengan menggunakan panduan standar pelaporan GRI, yakni G4 Guidelines dengan sub kategori masyarakat. Sebagaimana telah dijelaskan dalam analisis yang pertama,dalam analisis yang ketiga ini kembali akan menggungkan lembar menekankan pada kriteria dibanding riabilitas dan validitas dalam menerima hasi penelitian. Lembar coding atau lembar pokok pengungkapan terkait konsep community engagement yang digunakan dalam analisis yang ketiga yaitu panduan pelaporan GRI G4 Guidelines sub kategori masyarakat.

Sebagai metode yang sistematis, penelitian dengan analisis isi mengikuti suatu proses tertentu. Maka desain penelitian dengan metode analisis isi diadaptasi dari Eriyanto (2013),yang menunjukan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Perumusan tujuan analisis. Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian pendahuluan, tujuan analisis atau tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui dan menganalisis sejauh mana konsep community engagement di pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan melalui annual report sebagai salah satu media komunikasi yang digunakan oleh perusahaan, serta melihat penggungkapan terkait konsep community engagement didasarkan pada pokok-pokok pengungkapan yang terdapat di dalam G4 Guidelines khususnya sub kategori masyarakat pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia per 31 Desember 2015.

2. Konseptualisasi dan operasionalisasi. Dari tujuan penelitian tersebut, maka konsep-konsep yang diturunkan dalam satuan pengamatan disusun berdasarkan pokok–pokok pengungkapan. Pokok pengungkapan yang pertama sesuai dengan bagian tertentu dalam pelaporan yang memuat informasi penting terkait dengan konsep community engagament yaitu visi dan misi perusahaan, laporan manajemen, dan kegiatan tanggung jawab sosial. Selanjutnya pokok pengungkapan yang kedua dalam penetian ini berdasakan pedoman dengan kategori masyarakat yang terdapat di dalam

(17)

17

G4 Guidelines. Pokok-pokok pengungkapkan berdasarkan pedoman sub kategori masyarakat G4 Guidelines dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini :

Tabel 4

Pokok-pokok Pengungkapan G4 Guidelines Sub Katergori Masyarakat

3. Penyusunan lembar coding. Lembar coding untuk menganalisis pokok- pokok pengungkapan berkaitan dengan konsep community engagement, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa peneletian ini merupaka peneltian kualitatif deskriptif, maka lembar coding sebagai instrumen dalam penelitian ini tidak digunakan untuk mengukur secara kuantitatif pokok-pokok pengungkapan, melainkan sebagai penyimpan informasi yang didapatkan yang digunakan untuk melihat setiap infomasi berdasarkan pengungakapan berkaitan dengan konsep community engagement dari pelaporan perusahaan.

4. Penetapan populasi dan sampel. Pada penelitian ini, sampel dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling pada populasi perusahaan industri makanan dan minuman di Indonesia yang telah go public, dan juga memenuhi kriteria-kriteria tertentu lainnya sebagai sampel.

5. Proses input. Pada tahapan ini, informasi terkait konsep community engagament dalam pelaporan tanggung jawab sosial pada sampel

Pengungkapan Standar Khusus G4 KATEGORI: MASYARAKAT

1 G4-SO1 , G4-SO2 MASYARAKAT LOKAL

2 G4-SO3, G4-SO4, G4- SO5

ANTI KORUPSI

3 G4-SO6 KEBIJAKAN PUBLIK

4 G4-SO7 ANTI PERSAINGAN

5 G4-SO8 KEPATUHAN

6 G4-SO9, G4-SO10 ASESMEN PEMASOK DAMPAK

TERHADAP MASYARAKAT

7 G4-SO11 MEKANISME PENGADUAN DAMPAK

TERHADAP MASYARAKAT

(18)

18

penelitian yang sesuai dengan informasi yang penting yang dibutuhkan, lalu dimasukan ke dalam lebar coding yang kemudian akan dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk disimpulkan sesuai tujuan penelitian.

6. Proses analisis data. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Proses analisis data tersebut diawali dengan memasukan setiap temuan informasi yang sesuai dengan konsep community engagament pada lembar pokok pengungkapan (bagian tertentu dalam pelaporan dan indikator standar pengungkapan dalam G4 Guidelines) yang memuat informasi berdasarkan klasifikasi, tahun pengungkapan, dan nama perusahaan sampel. Setelah seluruh informasi terkumpulkan, lalu informasi tersebut dideskripsikan untuk mengetahui sejauh mana pengungkapannya. Selanjutnya akan dilakukan rekapitulasi jumlah kata dan presentase jumlah pokok pengungkapan guna mengetahui keluasaan pengungkapan antar perusahaan. Berdasarkan temuan-temuan tersebut selanjutnya akan disimpulkan sesuai dengan tujuan penelitian.

ANALISIS

1. Community Engagement di dalam Pelaporan Perusahaan

Pengungkapan konsep community engagement pada pelaporan perusahaan dilakukan dengan menggunakan dua metode analisis, yakni content analysis dan analisis semiotik. Tahap analisis awal dalam penelitian ini menggunakan content analysis, dilakukan dengan cara mencari kata kunci (keyword) yang berhubungan dengan konsep community engagement pada masing - masing perusahaan kemudian dijadikan sebagai lembar pengungkapan. Berdasarkan analisis awal dengan yang telah dilakukan, ditemukan beberapa bagian (stuktur kata dan kalimat) pada annual report yang diungkapkan secara naratif oleh perusahaan sampel yang mempunyai hubungan terkait dengan konsep community engagement. Penyusunan lembar coding (lembar pokok pengungkapan) didasarkan pada temuan bagian pada annual report yang banyak membahas mengenai tanggung jawab sosial perusahaan. Bagian terertentu yang sudah diidentifikasi dari penelitian pada pelaporan perusahaan yang terkait dengan

(19)

19

konsep community engagement ,dimana dalam penelitian ini bagian tertentu tersebut digunakan sebagai lembar pokok pengungkapan, yakni meliputi visi dan misi perusahaan, laporan manejemen, serta kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Selanjutnya tahap analisis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis semiotik, dengan tujuan untuk memahami lebih mendalam mengenai bagian penting terkait konsep community engagement yang sudah dijelaskan sebelumnya. Berikut analisis dan pembahasan bagian penting dalam annual report terkait konsep community engagement yang diungkapkan oleh perusahaan sampel dengan menggunakan analisi isi dan semiotik:

a. Visi dan Misi Perusahaan

Pokok pengungkapan konsep community engagament yang pertama pada sub bagian ini ini (CE 1, Lampiran 1) yaitu penjabaran isi visi dan misi perusahaan yang terindikasi memasukan pelibatan unsur pkomunitas didalamnya. Dimulai dengan melihat pada bagian visi dan misi perusahaan yang berbentuk naratif teks. Visi dan misi merupakan hal yang berkaitan dengan tujuan CSR. Sebagaimana telah diungkapakan oleh Setyaningrum (2011), yang menyatakan bahwa tujuan CSR senantiasa mengedepankan persoalan utama yang dihadapi masyarakat dalam peningkatan kesejahterannya dan pelaksanaanya didasarkan pada visi dan misi perusahaan.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada beberapa perusahaan sampel, ditemukan bukti dalam pengungkapannya terkait adanya pelibatan unsur komunitas di dalam visi dan misi perusahaan Unsur pelibatan komunitas yang ditemukan pada pada perusahaan sampel lebih banyak diungkapkan dengan istilah “masyarakat”, dimana masyarakat juga merupakan salah satu komunitas perusahaan. Hanya satu perusahaan sampel yang diterindikasi melibatkan unsur masyarakat dalama isi visinya, perusahaan tersebut adalah PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA). Berikut contoh kutipan visi PT Tiga Pilar Sejatera Tbk :

Menjadi sebuah perusahaan berwawasan Nasional yang membangun Indonesia, hebat, dan sukses di “food and related businesses” yang bereputasi dan berkontribusi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

(Annual Report, PT Tiga Pilar Sejahtera, Tbk., 2015, Hlm.48; Annual

(20)

20

Report, PT Tiga Pilar Sejahtera, Tbk., 2015, Hlm.50; Annual Report, PT Tiga Pilar Sejahtera, Tbk., 2015, Hlm.52)

Pelibatan unsur masyarakat dalam isi visi PT Tiga Pilar Sejahtera, Tbk., yang diungkapan secara konsisten dalam jangka waktu tiga tahun terakhir, terhitung sejak tahun pelaporan annual report 2015. Dari pengungkapan adanya perlibatan unsur masyarakat didalam visi PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk., ada hal yang menarik yakni pelibatan unsur masyarakat tersebut dimplementasikan oleh perusahaan melalui kegiataan tanggung jawab sosialnya. Lebih lanjut adanya unsur pelibatan masyarakat dimaknai perusahaan bahwa persoalan yang dihadap oleh masyarakat dalam menjalankan stategi bisnisnya, dan juga berpotensi memunculkan presepsi adanya upaya pendekatan perusahaan terdahap masyarakat dalam jangka panjang. Berdasarkan pengamatan awal ditemukan bukti bahwa PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk mengimplementasikan isi visinya melalui tiga program kegiatan tanggung jawab sosialnya.

Selanjutnya didalam pengamatan ditemukan juga adanya bukti pelibatan unsur masyarakat di dalam isi misi pada beberapa perusahaan. Perusahaan yang terindikasi diantaranya meliputi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk., PT Indofood Sukses Makmur Tbk., PT Sekar Laut Tbk., PT Delta Djakarta Tbk.

Berikut contoh kutipan dari misi perusahaan yang terindikasi mamasukan pelibatan unsur masyarakat :

Memproduksi minuman berkualitas dan aman dengan biaya optimal, yang akan memberikan hasil terbaik untuk pelanggan, melalui karyawan dan mitra bisnis yang handal; .... Peduli terhadap masyarakat sekitar dan lingkungan Perusahaan. (Annual Report PT Indofood CBP Sukses Makmur, TBK., 2015, Hlm.3; Annual Report PT Indofood CBP Sukses Makmur, TBK., 2014, Hlm.5; Annual Report PT Indofood CBP Sukses Makmur, TBK., 2013, Hlm. 4)

Memberikan solusi atas kebutuhan pangan secara berkelanjutan;

Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi dan teknologi kami; Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan; Meningkatkan stakeholders’ values secara berkesinambungan. (Annual Report, PT Indofood Sukses Makmur, Tbk., 2015, Hlm.02; Annual Report, PT Indofood Sukses Makmur, Tbk.,

(21)

21

2014, Hlm.02; Annual Report, PT Indofood Sukses Makmur, Tbk., 2013, Hlm.02 )

Memproduksi minuman berkualitas dan aman dengan biaya optimal, yang akan memberikan hasil terbaik untuk pelanggan, melalui karyawan dan mitra bisnis yang handal; ....Peduli terhadap masyarakat sekitar dan lingkungan Perusahaan. (Annual Report PT Delta Djakarta, Tbk., 2015, Hlm.74; Annual Report PT Delta Djakarta, Tbk., 2014, Hlm.60 ; Annual Report PT Delta Djakarta, Tbk., 2013, Hlm.03).

Membantu mengolah sumber daya alam Indonesia yang berlimpah dengan tujuan untuk menyediakan makanan yang bergizi dan berkualitas;

... Membantu membangun dan meningkatkan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat Indonesia. (Annual Report PT Sekar Laut, Tbk., 2015, Hlm.6;

Annual Report PT Sekar Laut, Tbk., 2014, Hlm.5; Annual Report PT Sekar Laut, Tbk., 2013, Hlm.3).

Secara konsisten keempat perusahaan tersebut mengungkapkan misi yang terindikasi memasukan unsur masyarakat dalam tempo waktu tiga tahun terakhir. Meskipun demikian yang menarik dibahas lebih lanjut adalah ditemukannya sejumlah bukti terkait dengan penggunaan kata “peduli” pada yang digunakan oleh sebagian perusahaan (dua dari perusahaan sampel yang terindikasi masukkan unsur masyarakat). Dengan memunculkan kata peduli tersebut seolah perusahaan sedang menjadikan masyarakat sebagai objek untuk mencapai tujuan perusahaan melalui strategi bisnisnya.

Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan ditemukan bukti bahwa dua perusahaan tersebut terindikasi memasukan unsur masyarakat mengungkapkan program tanggung jawab sosial dalam bentuk bantuan philantropi yang sifatnya kemanusiaan saja atau bisa dikatakan sebagai program sesaat (jangka pendek). Perusahaan tersebut yaitu PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) dan PT Sekar Laut Tbk (SKLT). Sementara dua perusahaan lainnya yaitu PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) dan PT Indofood Sukses Makmur (INDF) yang terindentifikasi mamasukan unsur masyarakat dalam misinya, berdasarkan pengamatan awal ditemukan bukti memilki bahwa perusahaan tersebut mengungkapkan memilki program tanggung jawab sosial selain dalam bentuk philantropy. Lebih lanjut akan dibahas pada bagian kegiatan tanggung jawab sosial.

(22)

22 b. Laporan Manajemen

Pokok pengungkapan selanjutnya terkait dengan konsep community engagement (CE 2, Lampiran 1) yaitu menjabarkan mengenai penjelasan terkait adanya unsur pelibatan komunitas dalam program tanggung jawab sosial perusahaan yang dipaparkan secara singkat oleh para pimpinan perusahaan melalui dari bagian pengantar yang ada pada bagian laporan managemen.

Bagian ini berisi kata-kata pengantar yang disampaikan oleh pimpinan perusahaan dalam laporan manajemen perusahaan berbentuk naratif teks.

Dalam hal ini dimaksudkan melalui bagian laporan menejemen mencoba memamahi makna latar belakang kegiatan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan kepada komunitasnya, khusunya masyarakat.

Berdasarkan pengamatan pada seluruh perusahaan melalui bagian laporan manajemen oleh dewan komisaris maupun pernyataan direktur utama selaku pimpinan perusahaan ditemukan bukti adanya kalimat yang mengunakan kata yang mengandung makna cenderung berpihak ke para stakehoder utama perusahaan (khususnya para pemegang saham). Berikut contoh kutipan dari laporan menajemen perusahaan yang terindikasi :

Untuk mencapai keberlanjutan (sustainability), lahirlah konsep yang dikenal sebagai Corporate Social Responsibility (CSR). CSR merupakan suatu konsep terintegrasi yang menggabungkan aspek bisnis dan sosial secara selaras agar perusahaan dapat membantu tercapainya kesejahteraan stakeholders,serta dapat mencapai profit maksimum yang dapat meningkatkan harga saham. (Annual Report PT Prashinda Aneka Niaga, Tbk., 2014, Hlm.54)

Selain itu didalam melaksanakan tanggung jawab sosial, perusahaan terindikasi juga kecenderungan melakukan pembentukan corporate image semata, bukan sebagai kesadaran perusahaan yang hadir di dalam masyarakat.

Melalui penggunakan kata seolah-olah perusahaan dengan telah mengungkapkan tanggung jawab sosialnya sudah bisa dikatakakan sebagai perusahaan yang baik. Berikut contoh kutipan pelibatan unsur masyarakat dalam pelaporan perusahaan sampel, bagian tertentu dalam kalimat sengaja

(23)

23

diberi tanda khusus dimaksudkan untuk mempertegas makna yang ada di dalam kalimat tersebut :

Kami menyadari pentingnya menjadi warga korporasi yang baik, dan kami telah melaksanakan berbagai program kepedulian terhadap masyarakat yang didasarkan pada lima pilar tanggung jawab sosial perusahaan kami yaitu: Pembangunan Sumber Daya Manusia, Partisipasi Aktif dalam Kegiatan Komunitas, Peningkatan Nilai Ekonomi, Menjaga Kelestaria Lingkungan dan Solidaritas Kemanusiaan. Indofood terus memberdayakan para pengusaha mikro, kecil dan menengah serta para petani, agar mereka dapat memperbaiki kondisiperekonomiannya. (Annual Report PT Indofood Sukses Makmur, Tbk., 2014, Hlm.35;Annual Report PT Indofood Sukses Makmur, Tbk., 2013, Hlm.29).

c. Kegiatan Tanggung Jawab Sosial

Pokok pengungkapan pada sub bagian ini (CE 3, Lampiran 1) yaitu pembahasan mengenai pengungkapkan bentuk program dan pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial dengan menggunakan konsep community engagement. Bedasarkan pengamatan ditemukan bukti bahwa pengungkapkan program dan pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial telah disampaikan oleh oleh seluruh perusahaan terdapat unsur pelibatan komunitas. Dalam hal ini pelibatan komunitas berdasarkan pengamatan, diketemukan bukti menunjukan bahwa komunitas yang dimaksud sebagian besar perusahaan adalah masyarakat dan pemasok.

Pengungkapan pada pelaporan yang diungkapkan, secara keseluruhan pada perusahaan, masing-masing memilki program dan pelaksanaan tanggung jawab sosial yang berbeda beda. Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan bukti bahwa seluruh perusahaan sampel dalam setiap tahunnya terkait dengan konsep community engagment, pasti mengungkapan adanya program serta pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosialnya dalam bentuk philantropy. Meskipun demikian, berdasarkan pengamatan pengungkapan pada pelaporan yang telah dilakukan pada seluruh perusahaan sampel, ditemukan bukti bahwa beberapa perusahaan memiliki program pemberdayaan/pengembangan masyarakat dan program pengembangan pendukung bisnis bersama komunitas yang sifatnya cenderung bersifat jangka panjang dan memiliki pontensi memberikan manfaat

(24)

24

bersama. Perusahaan yang teridentifikasi memilki program pengembangan masyakat sekitar dan program pemberdayaan pendukung bisnis yang melibatkan komunitas, yaitu PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Selanjutnya, perusahaan yang terindentifikasi yang hanya memilki program pemberdayaan pendukung bisnis tetapi tidak memilki program pengembangan masyarakat meliputi PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI).

Yang menarik dari pengungkapan pelaporan perusahaan dalam program dan pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial adalah ditemukannya beberapa teridentifikasi perusahaan memilki program tanggung jawab sosial dengan tujuan jangka panjang dan berpontensi memberikan manfaat antara komunitas dan perusahaan. Terkait dengan pontensi penerimaan manfaat bersama melalui program pemberdayaan pendukung binis yaitu kemitraan dengan petani binaan khususnya bisa dikategorikan sebagai pemasok bahan baku perusahaan, dalam pengamatan pada pelaporan selama tiga tahun terakhir salah satu manfaat bersama yang dimungkin akan terjadi yaitu perusahaan dapat memperoleh bahan baku yang berkualitas dan para petani binaan akan menerima hasil pendapatan serta mendapatkan pengetahuan tambahan. Selain mendapatkan bahan baku yang berkualitas perusahaan juga dengan harga yang tertentu. Dalam hal ini para petani tersebut yang merupakan salah satu komunitas perusahaan dimungkinkan menerima manfaat dari hasil proses kemitraan bersama perusahaan. Apabila dibahas secara lebih mendalam terkait manfaat yang dapat diterima oleh petani selain memperoleh penghasilan dari perusahaan, para petani juga akan dimungkinkan memilki pengetahuan cara bertani yang lebih baik (dalam hal ini yang dimaksudkan adalah hasil panen lebih banyak serta meliki kualitas lebih apabila dibandingkan dengan petani yang bukan merupakan mitra perusahaan) yang didapatkan selama proses kemitraan tersebut terus berlangsung. Berikut contoh pengungkapan program pengembangan pendukung bisnis yang dimilki oleh beberapa perusahaan :

(25)

25

Program Pendampingan ini difokuskan pada pola budidaya tanaman kopi yang baik dan benar hingga pengelolaan kopi paska panen, tujuannya adalah agar dapat diperoleh biji kopi yang berkualitas tinggi. (Annual Report, PT Mayora Indah Tbk, 2015, Hlm.51)

Perseroan bergabung dengan Partnership for Indonesia’s Sustainable Agriculture (PIS Agro) dan merangkul petani untuk menjadi mitra Perseroan dalam rantai produksi beras, khususnya pada penyediaan bahan baku. Melalui program ini, Perseroan memberikan penyuluhan tentang pengetahuan budidaya padi yang sesuai dengan praktik-praktik terbaik sehingga tercipta suatu sistem tata kelola usaha yang berkesinambungan.

Perseroan akan membeli hasil panen lahan petani binaan PIS Agro dengan harga yang sesuai sehingga turut berperan dalam peningkatan pendapatan taraf hidup petani. (Annual Report, PT Mayora Indah Tbk, 2015, Hlm.174) Perseroan pun ikut berpartisipasi dalam menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat melalui peluangpeluang kewirausahaan sebagai distributor dan agen. Sampai dengan 31 Desember 2014, Perseroan telah memiliki ratusan distributor dan agen serta ribuan penjual roti keliling yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Tidak hanya sebatas menciptakan kesempatan kerja saja, melalui peluang kewirausahaan ini, Perseroan telah membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia sesuai dengan Misi Perseroan.(Annual Report, PT Nippon Indosari Corpindo, 2014,Hlm.59-60)

Hal manarik yang kedua dalam pengungkapan program kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan adalah ditemukan pada program pemberdayaan ataupun pengembangan masyarakat pada PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Dari ketiga perusahaan tersebut, dua diantarnya merupakan perusahaan induk dan anak perusahaan. Perusahaan yang dimaksud adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Secara keseluruhan program yang dimiliki oleh kedua perusahaan tersebut, berdasarkan pengamatan ditemukan bukti bahwa kedua perusahaan tersebut cenderung memilki program kegiatan tanggung jawab sosial yang sama. Program permberdayaan ataupun pengembangan masyarakat yang terindentifikasi diungkapkan oleh ketiga perusahaan tersebut meliputi program bank sampah dan pendiriaan usaha bagi masyarakat sekitar (usaha keripik jamur, budidaya lele, pakan ternak).

Program bank sampah terindentifikasi di dalam pengungkapakan program pengembangan masyarakat pada pelaporan tanggung jawab sosial pada PT

(26)

26

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Serperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, keduanya merupakan anak dan induk perusahaan, jadi berdasarkan pengamatan ditemukan bukti bahwa keduanya memilki program yang sama dalam bidang pengembangan masyarakat yang diungkapkan dalam program dan pelaksanaan kegiataannya secara konsisten dan program tersebut selalu dikembangkan dengan melibatkan adanya partisipasi masyarakat dalam tiga tahun terakhir. Berikut contoh kutipan pengungkapan program bank sampah : Melanjutkan program Bank Sampah yang telah dilaksanakan sejak tahun 2014 di Semper Barat dan Pademangan Barat, di tahun 2015 kami telah mengembangkan program bekerjasama dengan Mercy Corp. Program ini akan membangun bank sampah di tiga kecamatan di Bandar Lampung ... Melalui program tersebut, Perseroan telah memberikan kontribusi pada pengelolaan limbah pasca-konsumsi dengan melibatkan partisipasi masyarakat pada program tersebut.(Annual Report, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, 2015, Hlm.120)

Berdasarkan pengamatan ditemukan bukti pada PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA) dalam pengungkapannya juga memiliki program pemberdayaan/pengembangan masyarakat yang diwujudkan dalam pelaksanaan pendirian usaha yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam program pemberdayaan masyarakat. Manfaat jangka panjang yang diduga akan diterima oleh perusahaan dan masyarakat. Diantaranya yaitu masyarakat dapat belajar mengelola bisnis secara yang mandiri dalam jangka panjang, karena dalam pengungkapan program tersebut dijelaskan bahwa adanya pelibatan masyarakat dalam pelaksanaan program tersebut sehingga masyarakat yang bersangkutan secara tidak langsung dapat belajar bisnis yang baik dan diharapkan dapat secara mandiri dalam mengelola bisnis yang diberikan oleh perusahaan. Selain itu adanya potensi keuntungan yang akan didapatkan oleh perusahaan, yakni dengan melaksanakan program kegiataan pemberdayaan ataupun pengembangan masyarakat adalah memiliki reputasi yang baik dari masyarakat sekitar maupun masyarakat umum.

Memang dalam pengungkapkan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut terindikasi melibatkan unsur masyarakat. Tetapi ada hal yang menarik juga untuk dibahas lebih lanjut pada pengungkapan program pemberdayaan/pengembangan masyarakat adalah ditemukannya bukti bahwa pengungkapkan program tersebut

(27)

27

tidak diungkapkan secara konsisten dalam tiga tahun terakhir. Dalam pengungkapkannya perusahaan di tahun 2013 dan 2015 tidak ada bukti yang ditemukan terkait dengan pelaporan program pemberdayaan/pengembangan masyarakat pengungkapan menganai pelaksanaan program tersebut, tetapi dalam pengungkapkan di tahun 2014 ditemukan bukti adanya penjelasan menganai pelaksanaan kegiatan program tersebut. Sehingga dikawatirkan berdasarkan temuan tersebut menimbukan dugaan mengenai pelaksanaan program tersebut benar dilaksanakan ataukah hanya digunakan oleh perusahaan dalam pengungkapannya sebagai salah satu upaya dalam memperoleh kesan baik semata kepada masyarakat. Berikut kutipan dari pengungkapan program pemberdayaan/pengembangan masyarakat yang tidak konsisten :

Pada tahun 2013, program diarahkan pada proses bahan baku yang dibutuhkan perusahaan dan program pemberdayaan masyarakat sekitar.

Dalam program ini, dilakukan pembinaan masyarakat untuk usaha kripik jamur, optimalisasi pekarangan sekitar rumah dan kegiatan usaha wijen.

Seiring dengan perkembangan kemampuan mitra program dalam mengimplementasikan berbagai materi pembinaan dalam praktik bisnis, pada tahun 2014, program mulai diarahkan pada semua proses yang ada di perusahaan dan mencari solusi bisnis turunan dari produk samping, diantaranya pemanfaatan dedak untuk bahan baku makanan (misalkan Nutribran, Rice Brand Oil), budidaya lele, dan berbagai kegiatan lainnya.

(Annual Report, PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk, 2015, Hlm.120)

Terkait adanya indikasi pelibatan komunitas yang diungkapan melalui program dan pelaksanaan tanggung jawab sosial oleh perusahaan sampel, berdarsarkan pengamatan ditemukan bukti bahwa hampir seluruh perusahaan sampel mengungkapkan program dan pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosialnya dalam bentuk philantropy setiap tahun. Bentuk bantuan philantropy tersebut meliputi donor darah, bantuan pembangunan fasilitas umum, beasiswa, bantuan bencana dan bantuan hari raya/hari besar. Sepertinya yang sudah dijelaskan sebelumnya pada pokok pengungkapan sub bagian (CE 1, Lampiran 1) yaitu visi dan misi perusahaan, beberapa perusahaan terindikasi melibatkan unsur komunitas di dalamnya. Terkait dengan pengungkapan program dan pelaksanaan tanggung jawab sosial ditemukan bukti bahwa ada perusahaan terindikasi melibatkan unsur komunitas dalam visi misinya, memilki program tanggung

(28)

28

jawab sosial yang berbentuk selain philantropy. Berikut ringkasan mengenai pengungkapan visi dan visi perusahaan,serta program dan pelakasanaan tanggung jawab sosial perusahaan terkait dengan konsep community engagement pada perusahaan sampel :

Tabel 5. Ringkasan Pokok Pengungkapan Visi Misi Perusahaan Serta Kegiataan Tanggung Jawab Sosial, Lampiran 1

Nama Perusahaan

Visi, Misi dan Program Tanggung Jawab sosial perusahaan terkait dengan konsep community engagement

PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA)

Memiliki isi visi yang berunsur masyarakat serta mempunyai program tanggung jawab sosial jangka panjang. Program CSR bidang masyarakat terbagi dalam tiga bagian meliputi program pemberdayaan/pengembangan masyarakat (pembinaan masyarakat sekitar dalam usaha kripik jamur serta usaha wijen), program pendukung bisnis (berimtra dengan para anggota petani binaan), dan program philantropy ( TPS Sehati: bantuan bencana alam, perbaikan fasilitas, donor darah, dan sebagainya bersifat kemanusiaan)

PT Delta Djakrta Tbk., (DLTA)

Menggunakan unsur masyarakat dalam isi misi perusahaan.

Tidak mempunyai program tanggung jawab sosial jangka panjang. Memiliki satu program csr yaitu program philantropy (bantuan pemeriksanaan kesehatan, posyandu, donor darah, bantuan bencana alam)

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)

Terdapat unsur masyarakat dalam isi misi perusahaan.

Mempunyai pilar dalam pelaksanaan program csr mengikuti induk perusahaan. Memilki program jangka panjang dalam program tanggung jawab sosial. Program CSR perusahaan meliputi program pemberdayaan masyarakat (bank sampah), program pendukung bisnis (kemitraan dengan para petani, Warmindo, Pojok Selera), dan program philantropy (Indofood peduli, donor darah, beasiswa).

PT Mayora Indah Tbk (MYOR)

Tidak memiki unsur masyarakat di dalam isi visi maupun dalam isi misi perusahaan. Akan tetapi memiki program jangka pajang dalam tanggung jawab sosial perusahaa.

Memilki dua program CSR terkait dengan masyarakat sekitar.

Program tersebut meliputi pemberian kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar perusahaan, program pembinaan kepada para petani kopi, serta ada program philantropy.

(29)

29

Lanjutan Tabel 5 PT Prashida

Aneka Niaga Tbk., (PSDN)

Menggunakan unsur masyarakat di dalam isi misi perusahaaan.

Terkait dengan CSR bidang masyarakat, perusahaan hanya melakukan tanggung jawab sosial dalam bentuk program philantropy. Tidak memilki program CSR dalam jangka panjang.

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI)

Baik isi visi maupun misi perusahan tidak memasukan unsur masyarakat. Memilki dua program CSR yaitu program pendukung bisnis (memberi kesempatan pada masyarakat untuk menjadi agen distribusi di seluruh wilayah Indonesia) dan program philantropy (pemeriksaan kesehatan gratis, donor darah).

PT Sekar Laut Tbk (SKLT).

Menggunakan unsur masyarakat dalam isi misi perusahaan.

Hanya memilki satu program CSR tekait dengan masyarakat yaitu program philantropy (donor darah, bantuan hari raya, santuan sosial).

2. Pengungkapan Community Engagement dalam GRI G4 Guidelines - Sub Kategori Masyarakat

Pengungkapan terkait dengan konsep community engagement pada bagian ini seperti sudah tujuan penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu untuk melihat sejauh mana pengungkapkan perusahaan terkait konsep community engagement berdasarkan panduan standar pelaporan umum GRI. Dalam penelitian ini memilih menggunakan GRI G4 Guidelines 2013 sub kategori masyarakat yang terdiri dari sebelas indikator dan tujuh aspek (G4-SO1 sampai dengan G4-SO11) sebagai pokok pengungkapan terkait konsep community engagament pada pelaporan perusahaan dalam waktu tiga tahun terakhir.

Pokok pengungkapan yang pertama GRI G4 Guidelines 2013 sub kategori masyarakat, yaitu laporan mengenai pelibatan operasi, dampak, termasuk program

(30)

30

pengembangan yang dilakukan oleh perusahaan kepada masyrakat lokal (G4- SO1). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan ditemukan bukti bahwa sebagian besar perusahaan sampel (enam dari delapan perusahaan) terindikasi mengungkapkan dalam pelaporan sesuai dengan indikator G4-SO1 ini, perusahaan tersebut meliputi PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA), PT Delta Djakarta Tbk (DLTA), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), PT indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) dan PT Indofood Sukses Makmur (INDF). Dalam pengungkapannya perusahaan sampel memiliki program pengembangan yang berbeda-beda, serta melibatkan masyarakat lokal dalam kegiatan operasinya. Berikut beberapa contoh kutipan dari pengungkapan terkait dengan indikator G4-SO1 :

Perseroan pun ikut berpartisipasi dalam menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat melalui peluangpeluang kewirausahaan sebagai distributor dan agen. Sampai dengan 31 Desember 2014, Perseroan telah memiliki ratusan distributor dan agen serta ribuan penjual roti keliling yang tersebar di seluruh wilayah. (Annual Report PT Mayora Indah Tbk., 2014, Hlm.59)

Sosialisasi Pembangunan Perekonomian Pedesaan, Desa Baru, Kecamatan Sarolangun, Kabupaten Sarolangun, Propinsi Jambi pada 13 September 2013. Tujuannya adalah membangun wawasan masyarakat mengenai cara- cara mengembangkan perekonomian pedesaan juga akan mendorong kemajuan masyarakat di segala bidang. Sosialisasi seperti ini diadakan secara berkala sesuai kebutuhan masyarakat setempat. (Annual Report PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk., 2013, Hlm.195)

Pokok pengungkapan selanjutnya terkait indikator G4-SO2, yaitu penjelasan laporan tekait dampak operasi yang menimbulkan efek negatif dan berpengaruh pada masyarakat lokal. Berdasarkan pengamatan bahwa seluruh perusahaan dalam pengungkapnnya tidak yang terindikasi dalam indikator G4- SO2 ini. Tidak adanya pengungkapan terkait dengan indikator G4-SO2 oleh seluruh perusahaan juga ditemukan pada enam indikator sub kategori masyarakat lainya. Indikator sub kategori masyarakat lainya yang dimaksudkan adalah G4- SO3 (laporan mengenai jumlah operasi yang dinilai berisiko terkait korupsi dan risiko signifikan yang terindentifikasi), G4-SO4 (laporan mengenai komunikasi dan pelatihan mengenai kebijakan dan prosedur anti korupsi), G4-SO5 (laporan

(31)

31

menganai jumlah insiden korupsi yang terbukti dan tindakan yang diambil), G4- SO6 (laporan mengenai nilai total kontribusi politik, G4-SO9 (laporan mengenai presentase penapisan pemasok menggunakan kriteria dan dampak terhadap masyarakat), dan G4-SO11 (laporan mengenai jumlah pengaduan tentang dampak terhadap masyarakat yang diajukan dan diselesaikan melalui mekanisme resmi).

Berdasarkan pengamatan juga ditemukan bukti bahwa pada pokok pengungkapan indikator G4-SO7 (mengenai laporan jumlah tindakan hukum terkait anti persaingan, anti-trust,serta praktik monopoli lainnya ) sering diungkapkan oleh sebagian besar perusahaan (enam dari delapan perusahaan).

Kelima perusahaan tersebut meliputi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA), PT Delta Djakarta Tbk (DLTA), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI). Berdasarkan pengamatan pengungkapannya ditemukan bukti bahwa semua perusahaan selama tiga tahun terkahir tersebut melaporakan terkait dengan indikator G4-SO7, dengan peryataan tidak adanya jumlah hukum yang dialami perusahaan dalam laporannya. Berikut contoh kutipan terkait indikator G4-SO7 :

Per 31 Desember 2013, Perseroan beserta anggota Dewan Komisaris dan Direksi tidak sedang terkait dalam suatu perkara baik perdata, pidana, kepailitan, tata usaha negara, maupun perkara arbitrase di Badan Arbitrase Nasional Indonesia dan perkara perburuhan di Pengadilan Hubungan Industrial yang dapat mempengaruhi secara signifikan kegiatan usaha Perseroan. (Annual Report PT Indofood CBP Sukses Makmur, 2013, Hlm.96)

Selama tahun 2015, tidak ada perkara penting yang sedang dihadapi, baik oleh Perseroan dan Entitas Anak, anggota Dewan Komisaris maupun Direksi Perseroan yang sedang menjabat. (Annual Report, PT Mayora Indah Tbk., 2015, Hlm.40)

Pokok pengungkapan selanjutnya adalah indikator G4-SO8, mengenai pelaporan ataupun pengungkapan yang disajikan oleh perusahaan terkait dengan jumlah total nilai denda dan sanksi non moneter yang signifikan termasuk kasus yang diajukan melalui mekanisme penyelesaian sengketa, termasuk pernyaatan singkat mengenai fakta ini dirasa sudah cukup. Dalam hal ini ditemukan bukti

(32)

32

pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan dan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) secara konsisten mengungkapkan terkait dengan Indikator G4-SO8 selama tiga tahun terakhir kecuali PT Delta Djakarta Tbk (DLTA), teridentifikasi melaporkan berkaitan dengan inkator G4-SO8 ini. PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) dan PT Nippon Indosari Corpindo berdasarkan pengamatan kedua perusahaan terindentifikasi mendapatkan denda administrasi, masing-masing yang diungkapkan dalam pelaporan tahun 2015 dan 2013. Berikut adalah contoh kutipan-kutipan yang terkait dengan G4-SO8:

Perseroan beserta anggota Dewan Komisaris dan Direksi tidak ada yang mendapatkan sanksi administratif oleh otoritas pasar modal dan otoritas lainnya untuk tahun buku 2014. (Annual Report PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk., 2014, Hlm.114)

Perseroan beserta anggota Dewan Komisaris dan Direksi tidak ada yang mendapatkan sanksi administratif oleh otoritas pasar modal maupun otoritas lainnya untuk tahun buku 2014. (Annual Report PT Indofood Sukses Makmur, Tbk.,2014, Hlm.110 )

Perusahaan menerima surat tagihan dari Direktur Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) No. S-07/ WBC.08/KPP.MP.01/STCK-1/2015, No. S-09/WBC.

08/KPP.MP.01/STCK-1/2015 dan No. S-10/ WBC. 08/KPP.MP.01/STCK- 1/2015 masing-masing tanggal 20 Pebruari 2015 mengenai sanksi administratif berupa denda atas cukai sejumlah Rp 29.382.886 ribu.

(Annual Report, CALK, PT Delta Djakarta, Tbk.,2015, Hlm.75)

Namun diketahui Perseroan dikenakan Sanksi Administrasi Rp2 juta akibat keterlambatan atas penyampaian Laporan Tahunan 2012 kepada OJK. (Annual Report, PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk.,2013, Hlm.53) Selama tahun 2015, tidak ada perkara penting yang sedang dihadapi, baik oleh Perseroan dan Entitas Anak, anggota Dewan Komisaris maupun Direksi Perseroan yang sedang menjabat. (Annual Report, PT Mayora Indah Tbk., 2015, Hlm.40)

Indikator selanjutnya pada pengungkapan pelaporan perusahaan adalah G4-SO10, mengenai laporan dampak negatif aktual dan potensial terhadap masyarakat dalam rantai pemasok dan tidakan yang diambil. Indikator tersebut diungkapkan oleh PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) pada pelaporan tahun 2015, untuk tahun sebelumnya tidak diungkapkan oleh perusahaan. Dalam pengamatan

Referensi

Dokumen terkait

 Penggunaanya sama dengan kalau kita kirim pesan, untuk balas pesan silahkan klik tombol balas pesan pada list pesan yang masuk, selanjutnya klik Tombol Balas Pesan otomatis

Etika dalam islam adalah sebagai perangkat nilai yang tidak terhingga dan yang agung yang bukan saja berisikan sikap, perilaku secara normative, yaitu dalam bentuk manusia dengan

Semakan maklumat pelajar sebelum bertolak pulang. 3) Memastikan pelajar mematuhi SOP dan mengisi google form ert covid. Terdapat pelajar sambil lewa atau tidak ambil peduli

Dalam Hukum Adat Jawa Tengah, apabila akan melakukan pengangkatan anak tidak membedakan antara yang kaya dan miskin, sebab pengangkatan anak ini antara lain dilakukan dengan

Dalam perjanjian sewa beli barang elektronik permasalahan yang paling banyak terjadi adalah debitur menunggak pembayaran angsuran dan sering terjadi barang elektronik

Ketika peneliti sedang menonton sebuah tayangan Reality Show “Janji Suci Raffi dan Gigi”, terdapat sebuah tuturan yang diucapkan oleh Raffi dengan istrinya

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh media pop up terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi volume kubus dan balok kelas

Tabel Hubungan Teknik Gerak, Kelenturan dan Peniruan Gerak Teknik Gerak Kelenturan Peniruan Gerak TEKNIK GERAK : KELENTURAN : PENIRUAN merupakan cara merupakan ekspresi GERAK : dan