LANDASAN TEORI A. Sistem Informasi Terintegrasi
1. Sistem
Sistem merupakan suatu kesatuan dari bagian-bagian yang saling berhubungan dalam suatu area dan memiliki elemen penggerak (Soemantri dan Ganinov, 2016). Menurut Taufiq (2013) sistem adalah kumpulan sub sistem abstrak dan fisik yang saling berintegrasi dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dari kedua penjelasan tersebut dapat kita simpulkan bahwa sistem adalah kumpulan dari subsistem yang saling berintegrasi dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Azwar (2010), ciri-ciri utama dari sistem antara lain:
a. Terdapat bagian-bagian atau elemen-elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi, semua bagian atau elemen tersebut membentuk satu kesatuan, yaitu segala sesuatu bekerja keras untuk mencapainya. Tetapkan tujuan yang sama.
b. Fungsi yang dilakukan oleh setiap bagian atau elemen yang membentuk satu kesatuan dilakukan dalam konteks mengubah input menjadi output yang direncanakan
c. Saat melakukan fungsi-fungsi ini, mereka semua bekerja sama secara bebas tetapi terkait satu sama lain. Dalam pengertian ini, itu adalah mekanisme kontrol yang membimbingnya untuk terus bekerja sesuai rencana.
d. Meskipun sistem merupakan satu kesatuan yang terintegrasi, bukan berarti tertutup terhadap lingkungan.
2. Informasi
Informasi adalah data yang diberi makna melalui konteks (Soemantri, dan Ganinov, 2016). Sedangkan menurut Sutabri (2012:7) informasi adalah pasca pengolahan data yang sudah memiliki nilai tambah. Dari kedua penjelasan tersebut dapat kita simpulkan bahwa informasi merupakan data yang telah diolah, sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi penggunanya. Kristanto (2007) menganggap bahwa karakteristik informasi yang berkualitas antara lain:
a. Akurasi Data yang dimasukkan dan diproses dalam sistem harus sesuai dengan prosedur sehingga informasi yang diperoleh benar-benar tepat.
b. Relevansi informasi yang dihasilkan oleh memenuhi persyaratan yang terkait dengan masalah.
c. Ketepatan waktu Jika kita membutuhkan informasi saat ini, kita bisa mendapatkan informasi yang kita butuhkan sekarang, karena informasi yang kita butuhkan sekarang mungkin tidak diperlukan untuk satu menit di masa depan, karena pentingnya informasi terletak pada hampir semua pengguna yang meminta Informasi Merupakan yang terbaru, sehingga informasi yang
d. Integritas informasi dapat dibuktikan dengan menjawab informasi e. Ekonomis, efisien, dan andal
Informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem memiliki manfaat yang lebih besar daripada biaya pembuatan dan pengembangan sistem informasi. Tentu saja, informasi yang dihasilkan dapat dilihat tidak hanya dari segi nilai uang, tetapi juga dari segi efisiensi dan efektivitas yang ditampilkan oleh sistem. Selain itu, sangat penting bahwa informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi harus dapat diandalkan. , Artinya informasi dibuat apa adanya, tanpa ada unsur-unsur yang ada di dalam informasi tersebut.
Menurut Elisabet dan Rita (2017) Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang memenuhi kebutuhan sehari-hari pemrosesan transaksi, mendukung fungsi manajemen operasi organisasi dan kegiatan strategis organisasi, sehingga menyediakan pihak eksternal tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dianggap sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi di semua tingkatan dalam organisasi bila diperlukan. Sistem menyimpan, mengambil, mengubah, memproses, dan mengkomunikasikan informasi yang diterima melalui penggunaan sistem informasi atau peralatan lain dari sistem. Menurut Hanif (2007) Pengertian sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu alat untuk menyajikan informasi dengan sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi penerimanya.
Gambar 2.1 Konsep sistem informasi
Informasi dalam perusahaan merupakan keberhasilan penerapan teknologi informasi sehingga perusahaan dapat memanfaatkannya untuk pelayanan.
Dokumentasi data yang terstruktur dapat membuat proses pengembangan produk menjadi lebih baik. Menekankan konsep penyediaan data sebagai informasi dalam suatu organisasi adalah untuk menjelaskan hubungan antara produk data dan struktur dalam versi dokumen berupa dokumen, serta hubungan antara komponen produk terkait. Husein & Wibowo (2002) menyatakan bahwa manajemen mengelola sumber daya informasi, mengumpulkan sumber daya yang diperlukan, dan kemudian mengolahnya menjadi informasi yang berguna, dan kemudian memastikan bahwa mereka yang mampu menghasilkan informasi memiliki kemampuan untuk menghasilkan informasi, dan mereka yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan informasi. menghasilkan informasi memiliki kemampuan menghasilkan informasi Orang yang memiliki kemampuan menangkap informasi terkini dan akurat.
Input Data Pemrosesan Output Data
Semua kegiatan ini, mulai dari memperoleh informasi (data), menggunakannya secara efektif dan menyediakannya pada waktu yang tepat, disebut manajemen informasi. Sedangkan Mc.Loed dan Schell (2001) Untuk mengatakan bahwa manajemen informasi adalah seperangkat komponen dan fungsi yang saling terkait yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi.. Penelitian ini akan mengamati tentang ketersediaan teknologi informasi yang dilihat dari indikator data pada sistem komputerisai freight forwarder memiliki struktur dan master file, transaksi data telah
terintegrasi, maintenance (perubahan dan perbaikan) data report.
3. Terintegrasi
Menurut Sinambela (2011) pengertian sistem informasi terintegrasi adalah sebuah platform teknologi yang memungkinkan organisasi mengintegrasikan dan mengkoordinasikan proses bisnis yang mereka miliki, ciri sistem informasi terintegrasi adalah tingkat keterpaduan (integrasi) yang tinggi untuk mengakomodasi kebutuhan data/ informasi yang terpadu.
B. Freight Forwarder
Siswosoediro (2008) menjelaskan bahwa jasa freight forwarding merupakan suatu usaha yang ditujukan untuk mewakili kepentingan pemilik barang dalam melakukan urusan yang berkaitan dengan kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman barang serta penerimaan barang melalui berbagai jalur transportasi baik jalur darat, laut maupun udara. Perusahaan freight forwarding
diberi izin usaha jasa pengurusan transportasi (IUJPT) oleh dinas perhubungan kota atau provinsi. Izin usaha jasa pengurusan transportasi tersebut diberikan kepada perusahaan sebagai syarat untuk melakukan kegiatan freight forwarding.
Menurut Sarker (2017) freight forwarding merupakan perantara antara pengirim atau importir dengan pengangkut barang yang sebenarnya. Freight forwarding juga disebut sebagai Non-Vessel Operating Common Carrier (NVOCC) yang berarti perusahaan angkutan umum non-kapal. Kontrak yang seringkali dilakukan oleh freight forwarding dengan perusahaan lain atau pemilik barang adalah terkait
pengiriman barang. Selain jasa pengiriman barang, freight forwarding juga memiliki layanan lain yaitu menyiapkan dokumen pengiriman, mengatur pergudangan, dan membantu custom clearance atas nama pengirim atau importir.
Wulan, A., & Hendrawan (2018) menjelaskan bahwa freight forwarding merupakan suatu badan usaha yang bertujuan untuk mewakili pengurusan barang dari pemilik barang. Pengurusan barang diperlukan agar kegiatan pengiriman barang dapat terlaksana, baik melalui jalur darat, laut maupun udara. Jasa freight forwarding juga mengurus klaim asuransi terkait pengiriman barang dan juga
penyelesaian tagihan serta biaya-biaya lainnya. Saat ini peran freight forwarding menjadi serba guna, menurut Sarker (2017) freight forwarding dapat berperan menjadi:
1. Logistik pihak ketiga untuk penjual atau pembeli akhir berkenaan dengan penyortiran, penerimaan, pemrosesan, pengambilan dan pengepakan, ruang
penyimpanan jangka panjang atau pendek atau ruang kargo, pengiriman, pasokan dan distribusi.
2. Bekerja sebagai sarana pengangkut terkait dengan pengiriman jalur darat, laut maupun udara.
3. Pengiriman dari pintu ke pintu (door to door) menggunakan berbagai moda transportasi tetapi melalui satu dokumen pengangkutan.
4. Kegiatan freight forwarding menjadi bervariasi dan penyebutannya menjadi berbeda-beda, seperti spesialis logistik atau distribusi, manajemen pengiriman internasional, operator transportasi multimoda dan yang paling sering adalah NVOCC yang berarti perusahaan angkutan umum non-kapal.
C. Kinerja Karyawan
Sutrisno (2010:170-172) mengutip berbagai konsep dari berbagai ahli dalam bukunya, antara lain:
1. Lawer dan Porter (1967) mendefinisikan kinerja sebagai keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan suatu tugas.
2. Prawirosentono (1999) berpendapat bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara sah menurut wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan etika dan etika.
3. Kinerja Minner (1990) adalah bagian dari harapan bahwa seseorang akan beroperasi dan berperilaku sesuai dengan tugas yang diberikan kepadanya.
4. Irianto (2001) mendefinisikan kinerja pegawai sebagai prestasi seseorang dalam melaksanakan tugas.
5. Cormick & tiffin (1980) Kinerja mengacu pada waktu dan jumlah yang dihabiskan untuk melakukan tugas Pekerjaan aktuaris adalah jumlah ketidakhadiran, keterlambatan, dan masa kerja.
Sutrisno (2010:172) menyimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja pegawai untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi baik dari segi kualitas, kuantitas, waktu kerja, dan kerjasama. Dari berbagai uraian di atas dapat ditegaskan bahwa kinerja pegawai adalah, dan kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai pegawai dengan standar yang telah ditentukan. Kinerja juga berarti kuantitas dan kualitas hasil yang dicapai seseorang dalam organisasi sesuai dengan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.