• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL AMERIKA DENGAN PASAR MODAL ASEAN-5 +3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL AMERIKA DENGAN PASAR MODAL ASEAN-5 +3"

Copied!
181
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL AMERIKA DENGAN PASAR MODAL ASEAN-5 +3

Oleh:

Yesya Aprilla NIM: 11160810000092

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2021

(2)

ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL AMERIKA DENGAN PASAR MODAL ASEAN-5 +3

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh Yesya Aprilla NIM: 11160810000092

Di Bawah Bimbingan

Dr. Faizul Mubarok NIDN. 2014058801

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H/2021 M

(3)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini, Kamis 12 Mei 2020 telah dilaksanakan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Yesya Aprilla

2. NIM : 11160810000092

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Analisis Integrasi Pasar Modal Amerika dengan Pasar Modal ASEAN-5 +3

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu sayarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 12 Mei 2020

1. Dr. Indo Yama Nasaruddin, S.E., M.A.B. (______________________)

NIP: 197411272001121002 Penguji I

2. H. Ahmad Dumyathi Bashori, M.A. ( )

NIP: 197001062003121001 Penguji II

(4)
(5)
(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Yesya Aprilla

2. Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 01 April 1997

3. Alamat : Jl. Permai Raya 4 Blok AX 26/6, Pamulang, Tangerang Selatan

4. Nama Ayah : Agus Suryana, SH 5. Nama Ibu : Euis Yulistia 6. Telepon : 085945627827

7. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

2003 – 2009 : SDN 03 Pamulang Tangerang Selatan 2009 – 2012 : MTsN II Pamulang Tangerang Selatan 2012 – 2015 : SMAN 3 Tangerang Selatan

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Bendahara Umum Himpunan Jurusan Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2019-2020

2. Sekertaris Kreatifitas Anak Manajemen (KERAMIK) Himpunan Jurusan Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2018-2019

3. Anggota Departemen Hubungan Eksternal Himpunan Jurusan Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017-2018

IV. PENGALAMAN KERJA

1. Internship – Bank Muamalat divisi Muamalat Prioritas 2021

(7)

ABSTRACT

This study aims to examine the integration of US Stock Market with Stock Market of Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapore, Thailand, Japan, South Korea, and Hong Kong. This study applies the methode of Vector Autoregressive (VAR) / Vector Error Correction Model (VECM) and monthly closing price indices data spanning from 2008 to 2020. The result of this study indicate that there is a two- way relationship between US Stock Market with Japan and Hong Kong Stock Market and also has a one-way relationship with South Korean Stock Market.

Malaysian Stock Market has one-way relationship with US Stock Market. Based on short-term VECM analysis shows that US Stock Market has a short-term relationship with Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Jepang, and Hong Kong Stock Market, except with South Korean and Philippines Stock Market.

Furthermore, long-term VECM analysis shows that US Stock Market has a relationship with ASEAN-5 +3 Stock Market. Impulse Response Function analysis shows that the eight indices respond to shock given by the US Stock Market. Where the Indonesia, Philippines, Singapore, Thailand, and Hong Kong responded negatively. Meanwhile, Malaysia, Japan and South Korea Stock Market responded positively. The result of Forecast Error Variance Decomposition analysis shows that US Stock Market contributes to the eight Stock Market but in different levels, the largest contribution is given by the Thailand Stock Market.

Keywords: Stock Market Integration, Contagion Effect, International Diversification, Causality Test, VECM, IRF, FEVD.

(8)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji integrasi bursa saham Amerika dengan pasar modal Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Jepang, Korea Selatan, dan Hong Kong. Pengujian integrasi ini menggunakan metode Vector Autoregressive (VAR) / Vector Error Correction Model (VECM) dengan data indeks penutupan bulanan mulai dari 2008 sampai 2020. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan dua arah yaitu antara pasar modal Amerika dengan pasar modal Jepang dan Hong Kong serta memiliki hubungan satu arah dengan pasar modal Korea Selatan. Pasar modal Malaysia memiliki hubungan satu arah dengan pasar modal Amerika. Berdasarkan analisis VECM jangka pendek, pasar modal Amerika memiliki hubungan jangka pendek dengan pasar modal Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Jepang, dan Hong Kong, kecuali dengan pasar modal Korea Selatan dan Filipina. Selanjutnya analisis VECM jangka panjang pasar modal Amerika memiliki hubungan jangka panjang dengan pasar modal ASEAN-5 +3. Analisis Impulse Response Function menunjukkan bahwa ke delapan indeks memberikan respon dari guncangan yang diberikan oleh pasar modal negara Amerika. Dimana pasar modal Indonesia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Hong Kong merespon negatif. Sementara pasar modal Malaysia, Jepang dan Korea Selatan merespon positif. Hasil analisis Forecast Error Variance Decomposition terlihat bahwa pasar modal Amerika memberikan kontribusi kepada ke delapan pasar modal namun dalam tingkatan yang berbeda-beda, kontribusi terbesar diberikan oleh pasar modal Thailand.

Kata Kunci: Integrasi Pasar Modal, Efek Penularan, Diversifikasi Internasional, Uji Kausalitas, VECM, IRF, FEVD.

(9)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillahirobbil’alamiin, puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan nikmat-Nya kepada penulis serta menganugerahkan kesehatan dan kemampuan berpikir sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini, Shalawat serta salam tak lupa selalu terhaturkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa ajaran Islam hingga sampai kepada kita semua, semoga kita semua termasuk umatnya yang kelak mendapatkan syafa’at dalam menuntut ilmu.

Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Strata Satu Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun judul penelitian ini adalah

“Analisis Integrasi Pasar Modal Amerika dengan Pasar Modal ASEAN-5 +3”

Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis dalam kesempatan ini ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

2. Sang Maha Kuasa, Allah Subhanahuwata’ala yang maha esa dan maha segalanya yang tak pernah berhenti memberikan rahmat nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE, M.Si, Ak, CA, BKP, QIA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen dan Ibu Amalia, SE, MSM, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk berkarya.

5. Bapak Dr. Faizul Mubarok selaku dosen pembimbing skripsi penulis yang telah meluangkan banyak waktu serta memberikan ilmu dan bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

(10)

6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya jurusan manajemen yang telah menyalurkan ilmu pengetahuan, wawasan dan pengalamannya kepada penulis selama menuntut ilmu di FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selain itu pengajaran etika yang tidak mungkin dapat penulis lupakan dan akan tetap penulis jaga dan terapkan di kehidupan setelah kuliah. Tidak lupa kepada seluruh staff dan civitas akademika yang telah banyak membantu penulis dalam menjalankan perkuliahan.

7. Keluarga besar, Orang Tua, Kakak, Riri, dan Amry yang terus memberikan semangat dan suntikan moril maupun materi kepada penulis. Dan mereka lah yang menjadi motivasi terbesar penulis untuk menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini.

8. Sahabat tercinta Ayey, Dacil, Leli, Oca yang terus memberikan dukungan moril dari awal masuk kuliah hingga bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini.

9. Fatur, Rizka, Utari, Fajri, Sapig, Puspiti, Lissa, Liliw, Dinda, Ginacu, Yola, dan Andro yang sama-sama berjuang di Ekonomi yang selalu memberikan dukungan moril dan selalu menghibur penulis ketika sedang dilanda masalah.

10. Teman – teman kelompok KKN PRIMA 159 Fitri, Wiwi, Moniq, Obay, Tarmizi, dan Fajri yang telah membantu penulis menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata dan memberikan waktu yang berharga selama dan sesudah KKN.

11. Teman-teman Manajemen Angkatan 2016 khususnya teman-teman konsentrasi keuangan yang telah menjadi teman seperjuangan untuk menyelesaikan studi strata 1 penulis. Terimakasih karena telah mengisi hari-hari penulis di kampus sampai studi ini selesai.

12. Teman-teman BPH dan pengurus HMJ manajemen periode 2019 yang membantu penulis dalam menyelesaikan tanggung jawab ini.

Jakarta, 27 September 2021

Yesya Aprilla NIM: 1116081000092

(11)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... I LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... II LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... ERROR!

BOOKMARK NOT DEFINED.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... IV ABSTRACT ... V ABSTRAK ... VI KATA PENGANTAR ... VII DAFTAR ISI ... IX DAFTAR TABEL ... XI DAFTAR GAMBAR ... XII DAFTAR LAMPIRAN ... XIII

BAB 1 ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan ... 11

1. Identifikasi Masalah ... 11

2. Pembatasan Masalah ... 11

3. Perumusan Masalah ... 12

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 12

1. Tujuan Penelitian... 12

2. Manfaat Penelitian ... 13

BAB II ... 15

TINJAUAN PUSTAKA... 15

A. Teori-Teori Terkait dengan Penelitian ... 15

1. Investasi ... 15

2. Pasar Modal ... 18

3. Saham ... 23

4. Krisis Subprime Mortgage... 27

(12)

5. Teori Efek Domino (Contagion Effect Theory) ... 29

6. Diversifikasi International ... 31

7. Integrasi Pasar Modal ... 34

B. Penelitian Terdahulu ... 36

C. Keterkaitan Antar Variabel ... 44

D. Kerangka Pemikiran ... 48

E. Hipotesis Penelitian ... 49

BAB III... 51

METODOLOGI PENELITIAN ... 51

A. Populasi dan Sampel ... 51

B. Data dan Sumber Data ... 52

C. Metode Pengumpulan Data ... 52

D. Metode Analisis Data ... 53

E. Operasional Variabel Penelitian ... 62

BAB IV ... 71

A. Temuan Hasil Penelitian... 71

B. PEMBAHASAN ... 109

BAB V ... 114

SIMPULAN DAN SARAN ... 114

A. Simpulan ... 114

B. Saran ... 115

DAFTAR PUSTAKA ... 117

LAMPIRAN ... 123

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Descriptive Statistic Table ... 72

Tabel 4. 2 Uji Akar Unit Augmented Dickey-Fuller ... 74

Tabel 4. 3 Hasil Uji Lag Optimum dari Seluruh Indeks ... 75

Tabel 4. 4 Uji Lag Optimal antara NASDAQ dengan IHSG ... 76

Tabel 4. 5 Uji Lag Optimal antara NASDAQ dengan KLCI ... 76

Tabel 4. 6 Uji Lag Optimal antara NASDAQ dengan PSEI ... 77

Tabel 4. 7 Uji Lag Optimal antara NASDAQ dengan STI ... 77

Tabel 4. 8 Uji Lag Optimal antara NASDAQ dengan SET ... 78

Tabel 4. 9 Uji Lag Optimal antara NASDAQ dengan NIKKEI225 ... 78

Tabel 4. 10 Uji Lag Optimal antara NASDAQ dengan KOSPI ... 79

Tabel 4. 11 Uji Lag Optimal antara NASDAQ dengan HANGSENG ... 79

Tabel 4. 12 Uji Stabilitas VAR NASDAQ dengan ASEAN-5 +3... 80

Tabel 4. 13 Uji Kausalitas Granger NASDAQ dengan IHSG ... 82

Tabel 4. 14 Uji Kointegrasi Johansen atas NASDAQ dengan ASEAN-5 +3 ... 87

Tabel 4. 15 VECM Jangka Pendek atas NASDAQ Dengan IHSG, KLCI, STI, NIKKEI225 ... 90

Tabel 4. 16 VECM Jangka Panjang atas NASDAQ Dengan IHSG, KLCI, STI, NIKKEI225 ... 92

Tabel 4. 17 VECM Jangka Pendek atas NASDAQ Dengan PSEI dan KOSPI... 94

Tabel 4. 18 VECM Jangka Panjang atas NASDAQ Dengan PSEI dan KOSPI ... 95

Tabel 4. 19 VECM Jangka Pendek atas NASDAQ Dengan SET ... 96

Tabel 4. 20 VECM Jangka Panjang atas NASDAQ Dengan SET ... 96

Tabel 4. 21 VECM Jangka Pendek atas NASDAQ Dengan HANGSENG ... 97

Tabel 4. 22 VECM Jangka Panjang atas NASDAQ Dengan HANGSENG ... 98

Tabel 4. 23 Foreign Direct Investment (FDI) Amerika dengan Thailand ... 112

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Pergerakan Indeks NASDAQ ... 4

Gambar 1. 2 Pergerakan Indeks ASEAN-5 +3 ... 6

Gambar 2. 2 Kerangka Pemikiran………..48

Gambar 4. 1 Respons ASEAN-5+3 Terhadap Guncangan NASDAQ…………...99

Gambar 4. 2 FEVD antara NASDAQ dengan IHSG ... 102

Gambar 4. 3 FEVD antara NASDAQ dengan KLCI ... 103

Gambar 4. 4 FEVD antara NASDAQ dengan PSEI ... 104

Gambar 4. 5 FEVD antara NASDAQ dengan STI ... 104

Gambar 4. 6 FEVD antara NASDAQ dengan SET ... 105

Gambar 4. 7 FEVD antara NASDAQ dengan NIKKEI225 ... 106

Gambar 4. 8 FEVD antara NASDAQ dengan KOSPI ... 107

Gambar 4. 9 FEVD antara NASDAQ dengan HANGSENG... 107

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Tabel Statistik Deskriptif Seluruh Indeks ... 123

Lampiran 2: Uji Stasioneritas Tingkat Level NASDAQ ... 123

Lampiran 3: Uji Stasioneritas Tingkat Level IHSG ... 123

Lampiran 4: Uji Stasioneritas Tingkat Level KLCI ... 123

Lampiran 5: Uji Stasioneritas Tingkat Level PSEI ... 124

Lampiran 6: Uji Stasioneritas Tingkat Level STI ... 124

Lampiran 7: Uji Stasioneritas Tingkat Level SET ... 124

Lampiran 8: Uji Stasioneritas Tingkat Level NIKKEI225 ... 125

Lampiran 9: Uji Stasioneritas Tingkat Level KOSPI ... 125

Lampiran 10: Uji Stasioneritas Tingkat Level HANGSENG ... 125

Lampiran 11: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference NASDAQ ... 125

Lampiran 12: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference IHSG ... 126

Lampiran 13: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference KLCI ... 126

Lampiran 14: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference PSEI... 126

Lampiran 15: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference STI ... 127

Lampiran 16: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference SET ... 127

Lampiran 17: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference Nikkei225 ... 127

Lampiran 18: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference KOSPI ... 127

Lampiran 19: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference HANGSENG ... 128

Lampiran 20: Penentuan Lag Optimal NASDAQ Dengan IHSG ... 128

Lampiran 21: Penentuan Lag Optimal NASDAQ Dengan KLCI ... 129

Lampiran 22: Penentuan Lag Optimal NASDAQ Dengan PSEI ... 129

Lampiran 23: Penentuan Lag Optimal NASDAQ Dengan STI ... 130

Lampiran 24: Penentuan Lag Optimal NASDAQ Dengan SET ... 130

Lampiran 25: Penentuan Lag Optimal NASDAQ Dengan NIKKEI225 ... 131

Lampiran 26: Penentuan Lag Optimal NASDAQ Dengan KOSPI ... 131

Lampiran 27: Penentuan Lag Optimal NASDAQ Dengan HANGSENG ... 132

Lampiran 28: Uji Stabilitas VAR atas NASDAQ Dengan IHSG ... 132

Lampiran 29: Uji Stabilitas VAR atas NASDAQ Dengan KLCI ... 132

(16)

Lampiran 30: Uji Stabilitas VAR atas NASDAQ Dengan PSEI ... 133

Lampiran 31: Uji Stabilitas VAR atas NASDAQ Dengan STI ... 133

Lampiran 32: Uji Stabilitas VAR atas NASDAQ Dengan SET... 133

Lampiran 33: Uji Stabilitas VAR atas NASDAQ Dengan NIKKEI225 ... 134

Lampiran 34: Uji Stabilitas VAR atas NASDAQ Dengan KOSPI ... 134

Lampiran 35: Uji Stabilitas VAR atas NASDAQ Dengan HANGSENG ... 134

Lampiran 36: Uji Kausalitas Granger NASDAQ Dengan IHSG ... 135

Lampiran 37: Uji Kausalitas Granger NASDAQ Dengan KLCI ... 135

Lampiran 38: Uji Kausalitas Granger NASDAQ Dengan PSEI ... 135

Lampiran 39: Uji Kausalitas Granger NASDAQ Dengan STI ... 136

Lampiran 40: Uji Kausalitas Granger NASDAQ Dengan SET ... 136

Lampiran 41: Uji Kausalitas Granger NASDAQ Dengan NIKKEI225 ... 136

Lampiran 42: Uji Kausalitas Granger NASDAQ Dengan KOSPI ... 136

Lampiran 43: Uji Kausalitas Granger NASDAQ Dengan HANGSENG ... 137

Lampiran 44: Uji Kointegrasi Johansen atas NASDAQ Dengan IHSG ... 137

Lampiran 45: Uji Kointegrasi Johansen atas NASDAQ Dengan KLCI ... 138

Lampiran 46: Uji Kointegrasi Johansen atas NASDAQ Dengan PSEI ... 138

Lampiran 47: Uji Kointegrasi Johansen atas NASDAQ Dengan STI ... 139

Lampiran 48: Uji Kointegrasi Johansen atas NASDAQ Dengan SET ... 139

Lampiran 49: Uji Kointegrasi Johansen atas NASDAQ Dengan NIKKEI225 ... 140

Lampiran 50: Uji Kointegrasi Johansen atas NASDAQ Dengan KOSPI ... 141

Lampiran 51: Uji Kointegrasi Johansen atas NASDAQ Dengan HANGSENG . 141 Lampiran 52: Hasil Estimasi VECM atas NASDAQ Dengan IHSG ... 142

Lampiran 53: Hasil Estimasi VECM atas NASDAQ Dengan KLCI ... 143

Lampiran 54: Hasil Estimasi VECM atas NASDAQ Dengan PSEI ... 144

Lampiran 55: Hasil Estimasi VECM atas NASDAQ Dengan STI ... 145

Lampiran 56: Hasil Estimasi VECM atas NASDAQ Dengan SET ... 147

Lampiran 57: Hasil Estimasi VECM atas NASDAQ Dengan NIKKEI225 ... 148

Lampiran 58: Hasil Estimasi VECM atas NASDAQ Dengan KOSPI ... 149

Lampiran 59: Hasil Estimasi VECM atas NASDAQ Dengan HANGSENG ... 150

(17)

Lampiran 60: Hasil Uji Impulse Response Function NASDAQ dengan ASEAN-5

+3 ... 152

Lampiran 68: FEVD atas antara NASDAQ dengan IHSG ... 154

Lampiran 69: FEVD atas NASDAQ dengan KLCI ... 155

Lampiran 70: FEVD atas antara NASDAQ dengan PSEI ... 156

Lampiran 71: FEVD atas antara NASDAQ dengan STI ... 157

Lampiran 72: FEVD atas antara NASDAQ dengan SET ... 159

Lampiran 73: FEVD atas antara NASDAQ dengan NIKKEI225 ... 160

Lampiran 74: FEVD atas antara NASDAQ dengan KOSPI ... 161

Lampiran 75: FEVD atas antara NASDAQ dengan HANGSENG ... 162

(18)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasar modal (capital market) dipandang sebagai salah satu elemen penting dan tolak ukur kemajuan perekonomian pada suatu negara. Salah satu ciri-ciri negara industri maju maupun negara industri baru adalah dengan adanya pasar modal yang tumbuh dan berkembang dengan baik.

Pasar modal juga bisa dijadikan sebagai sarana untuk mengundang masuk investor asing dan dana-dana asing guna membantu kemajuan perekonomian negara (Iswi & Dibyo, 2010).

Pasar modal juga didefinisikan sebagai pasar ekuitas dengan masa pengembalian pinjaman lebih dari satu tahun, berbeda dengan pasar surat berharga yang lain dengan masa pengembalian jangka pendek, yaitu kurang dari satu tahun seperti pasar uang (Jogiyanto, 2008). Pasar modal menjembatani pihak yang memiliki kelebihan dana untuk menginvestasikan dananya dengan return yang lebih besar daripada menyimpan dananya di bank dan pihak yang membutuhkan dana untuk mengembangkan bisnisnya dengan sistem pengembalian jangka panjang, sehingga menjadikan pasar modal memiliki peran yang penting untuk pengembangan perekonomian di seluruh dunia.

Keadaan pasar modal di suatu negara menggambarkan kesehatan serta pertumbuhan ekonomi yang telah berlangsung di negara tersebut. Saat

(19)

kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dan kondisi negara tersebut bagus pada sudut pandang investor, biasanya harga-harga saham akan meningkat, kondisi tersebut tentunya akan meningkatkan nilai indeks harga saham gabungan dari negara tersebut, tetapi apabila kondisi perekonomian negara tersebut sedang buruk, biasanya harga saham negara tersebut akan terpuruk juga. Oleh karena itu suatu negara akan melakukan berbagai macam usaha untuk meminimalisasi risiko yang ada serta mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki. Salah satu usaha yang dilakukan adalah integrasi ekonomi terutama pasar modal yang memberikan gambaran kegiatan pasar yang sebenarnya terjadi.

Dengan adanya integrasi pasar, suatu informasi akan datangnya krisis keuangan pada suatu wilayah, akan berimbas kepada wilayah lainnya. Krisis keuangan global yang terjadi di suatu negara maju dapat mempengaruhi negara lainnya terutama dalam kaitannya dengan pasar modal. Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya efek penularan sehingga banyak investor yang menarik kembali investasinya karena tidak ingin merugi. Hal ini merupakan salah satu dari proses terciptanya integrasi pasar modal. Integrasi satu pasar modal dengan pasar modal negara lain dapat dilihat dari spillover effect yang terjadi ketika adanya shocks yang melanda satu pasar dan berdampak pada pasar lainnya (Kim & Lee, 2012).

Salah satu kejadian yang menjadi highlight bagi pasar saham dunia adalah terjadinya krisis ekonomi global di Amerika pada pertengahan tahun 2007 dan memuncak pada September tahun 2008. Amerika sendiri

(20)

merupakan negara maju dengan ekonomi terbesar di dunia dengan nilai PDB sebesar USD 21,2 Triliun (International Finance Statistics, 2020) pada akhir tahun 2020. Sebelum terjadinya krisis tersebut, pertumbuhan perekonomian ekonomi Amerika Serikat cenderung stabil dan menyebabkan tingkat pengangguran serta inflasi di Amerika rendah. Pada tahun 2007, tingkat pengangguran di Amerika Serikat sebesar 4,4% dengan tingkat inflai 2,1%. Sedangkan saat terjadinya krisis di tahun 2008, tingkat pengangguran di Amerika Serikat meningkat menjadi 6,8% dengan tingkat inflasi sebesar 5,6% (International Finance Statistics).

Krisis yang terjadi di Amerika Serikat tersebut diawali oleh kredit macet perumahan (subprime mortgage) yang membuat jatuhnya perusahaan sekuritas besar dunia Lehman Brothers. Saham-saham perusahaan dotcom yaitu perusahaan yang menjalankan sebagian bisnisnya di internet seperti Amazon, Amcy, E-loft dan sebagainya mengalami kolaps, sehingga perusahaan-perusahaan yang menerbitkan saham tersebut tidak mampu membayar pinjaman ke bank. Untuk mengatasi hal tersebut, The Fed (Bank Sentral AS) menurunkan suku bunga. Suku bunga yang rendah tersebut dimanfaatkan oleh para perusahaan developer dan perusahaan pembiayaan perumahan. Rumah-rumah yang dibangun oleh developer dan dibiayai oleh perusahaan pembiayaan perumahan tersebut adalah rumah-rumah murah yang kemudian dijual kepada masyarakat berpenghasilan rendah yang tidak memiliki jaminan keuangan yang memadai (Humas Bank Indonesia, 2010).

(21)

Kejadian itu membuat nilai saham perusahaan-perusahaan tersebut runtuh, karena bank menghadapi gagal bayar dari para debiturnya (developer dan perusahaan pembiayaan perumahan). Berikut merupakan pergerakan dari Indeks National Association of Securities Dealers Automated Quotations (NASDAQ) yang merupakan salah satu indeks acuan yang menjadi indikator utama dari pergerakan pasar saham di Amerika dari tahun 2008 hingga 2020.

Gambar 1. 1 Pergerakan Indeks NASDAQ (Sumber: Investing.Com )

Dari Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa Indeks NASDAQ menunjukkan penurunan pada saat krisis subprime mortgage terjadi, yaitu pada bulan kedua tahun 2009 dengan nilai 1377,84. Kemudian setelah tahun 2009 sampai dengan 2020 mengalami tren peningkatan yang baik.

Penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli sebelumnya menunjukkan bahwa perekonomian suatu negara akan dipengaruhi oleh perekonomian negara lain. Terutama pada perekonomian negara maju akan cenderung dapat mempengaruhi perekonomian pada negara-negara lain. Contohnya

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

2008M01 2008M07 2009M01 2009M07 2010M01 2010M07 2011M01 2011M07 2012M01 2012M07 2013M01 2013M07 2014M01 2014M07 2015M01 2015M07 2016M01 2016M07 2017M01 2017M07 2018M01 2018M07 2019M01 2019M07 2020M01 2020M07

(22)

pada krisis yang terjadi dapat membawa efek positif maupun negatif bagi negara lain. Selain itu, krisis juga dapat membawa pengaruh jangka panjang ataupun jangka pendek terhadap perekonomian negara yang berada disekitarnya.

Meluasnya krisis ekonomi global merupakan salah satu contoh dari resiko integrasi pasar modal yang terjadi di dunia. Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan sebelumnya, dampak dari krisis subprime mortgage di Amerika membuat lembaga pada pasar modal dunia mengalami penurunan, tidak terkecuali harga saham pasar modal pada negara-negara di Asia. Negara-negara di Asia sendiri memiliki status ekonomi serta pengaturan peraturannya yang unik, jika dilihat dari perpekstif global Asia dianggap penting karena Asia terdiri dari beberapa pasar saham terbesar yang ada di negara maju dan berkembang (The WFE Statistics Team, 2016).

Pada tahun 2007, para pimpinan negara anggota ASEAN menyetujui adaya cetak biru AEC (ASEAN Economic Community/Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang diusung pada akhir tahun 2015. Cetak biru AEC direncanakan supaya terciptanya liberalisasi jasa-jasa keuangan diantara negara anggota ASEAN dengan tujuan untuk mempercepat perkembangan serta integrasi pasar modal. Selain itu adanya rencana pengurangan bahkan penghilangan Batasan lalu lintas permodalan untuk mencapai arus modal yang lebih bebas di Kawasan antar negara anggota ASEAN (Robiyanto &

Hartanto. 2018)

(23)

Gambar 1. 2 Pergerakan Indeks ASEAN-5 +3 (Sumber: Investing.Com)

Dari gambar 1.2 menunjukkan bahwa pergerakan Indeks ASEAN-5 +3 juga mengalami penurunan pada akhir 2008 sampai awal tahun 2009 seperti halnya yang terjadi pada pergerakan indeks NASDAQ, hal tersebut mengindikasikan bahwa negara-negara tersebut juga terdampak dari krisis finansial subprime mortgage yang terjadi di Amerika.

ASEAN sendiri berdiri pada 8 agustus tahun 1967 di Bangkok, Thailand pada saat negara-negara pendiri ASEAN mendeklarasikan persatuan mereka. Berdirinya ASEAN diawali oleh lima negara anggota yaitu Indonesia, Malaysia, Phillipina, Singapura, dan Thailand. Setelah itu pada tahun 1984 Brunei Darussalam menjadi negara ke enam yang bergabung kedalam ASEAN. Pada tahun 1992 Cambodja, Laos, dan Myanmar juga menyatakan bergabung kedalam ASEAN. Tujuan utama dari

0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000

2008M01 2008M08 2009M03 2009M10 2010M05 2010M12 2011M07 2012M02 2012M09 2013M04 2013M11 2014M06 2015M01 2015M08 2016M03 2016M10 2017M05 2017M12 2018M07 2019M02 2019M09 2020M04 2020M11

DJIA IHSG KLCI

PSEi STI SET

Nikkei225 KOSPI Hang Seng

(24)

berdirinya asosiasi tersebut adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan keuntungan kolaborasi yang ada, serta menjunjung perdamaian antar negara dan fokus terhadap pendidikan (Www.Aseansec.Org).

Terbentuknya ASEAN+3 dimulai pada tahun 1997, semenjak itu hubungan antara negara-negara ASEAN, Jepang, Korea Selatan, dan China (Hong Kong) berkembang serta mencakup ke berbagai area. Beberapa hal positif yang diharapkan dari terjadinya integrasi keuangan di Kawasan ASEAN+3 terutama pada sektor pasar modal adalah:

1. Integrasi keuangan ini dapat mendorong adanya aliran modal dari negara maju seperti Jepang dan Korea Selatan ke negara berkembang ASEAN, karena menurunnya biaya transaksi keuangan lintas batas. Peningkatan aliran modal dari negara seperti Jepang ke negara berkembang akan mendorong konvergensi pertumbuhan ekonomi antar negara anggota Kawasan.

2. Integrasi keuangan melalui Chiang Mai Initiative diharapkan mampu menjaga risiko penurunan mata uang serta mencegah menularnya krisis mata uang dari satu negara ke negara yang lain di kawasan.

3. ASEAN+3 Bond Market Initiative yang mendorong penerbitan obligasi dalam mata uang lokal, diharapkan dapat menurunkan ketergantungan atas US Dollar dalam memenuhi kebutuhan modal

(25)

jangka panjang bagi perusahaan-perusahaan yang berada di kawasan ASEAN+3.

4. Integrasi keuangan dapat mendorong terbentuknya ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) yang berpusat di Singapura, dan bertugas melakukan monitor atas perkembangan indikator makroekonomi serta keuangan di kawasan Asia Timur dan Tenggara. AMRO diharapkan mampu menciptakan sistem pengawasan dini (early warning system) bagi kestabilan makroekonomi dan keuangan di kawasan.

5. Integrasi keuangan kawasan dapat mendorong iklim kompetisi bagi perusahaan jasa keuangan. Peningkatan kompetisi pada umumnya akan membawa peningkatan efisiensi pada sektor keuangan, dan berujung pada perlindungan konsumen yang lebih baik (Www.Aseansec.Org).

Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan dibentuknya ASEAN-5 +3 adalah untuk mengurangi ketergantungan pasar ASEAN terhadap Amerika, namun secara historis ketika pasar Amerika mengalami kejatuhan, dampaknya dirasakan oleh pasar ASEAN. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah pasar Amerika masih memiliki pengaruh terhadap pasar- pasar yang ada di ASEAN, khususnya pasar ASEAN-5 +3 yang telah membuat sebuah kerja sama.

Penelitian yang berhubungan dengan integrasi pasar modal pernah dilakukan oleh Kao et al., (2019) yang menguji integrasi pasar modal pada

(26)

negara Amerika, tujuh pasar saham utama di Asia, dua belas pasar saham utama di Eropa serta empat pasar saham utama di Amerika Utara dan Amerika Selatan dengan menggunakan metode Momentum Threshold Autoregressive (MTAR) dan Logistic Smooth Transition Co-integration (LSTC). Gkillas et al., (2019) juga menguji integrasi pasar modal namun pada pasar modal Internasional di 68 Negara. Pengujian penelitian ini dengan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan GARCH.

Aladesanmi et al., (2019) menguji integrasi pasar modal pada negara Amerika dan Inggris. Pengujian dilakukan dengan metode analisis Error Correction Model (ECM) dan Generalized AutoRegressive Conditional Heteroskedasticity (GARCH). Batten et al., (2019) menguji integrasi pasar modal pada 10 negara di Asia. Pengujian dilakukan dengan metode CAPM dan ECM.

Penelitian lain yang memiliki hasil yang berbeda dilakukan oleh Robiyanto dan Hartanto (2018) menguji integrasi pasar modal pada negara Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Jepang, Inggris, Jerman, Prancis, Spanyol, dan Amerika. Pengujian dilakukan dengan metode analisis VAR dan Uji Kausalitas Granger.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ardana (2017) menguji integrasi pasar modal pada negara Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Jepang, Inggris, Jerman, Prancis, Spanyol, dan Amerika.

Pengujian dilakukan dengan metode Unit Root Test, Uji Stabilitas VAR, Uji

(27)

Kointegrasi Johansen, VECM dan Uji Kausalitas Granger. Adisetiawan, (2017) menguji integrasi pasar modal pada negara Indonesia dan Pasar modal negara-negara di dunia. Pengujian dilakukan dengan metode Uji Regresi Berganda, Uji Kointegrasi Johansen, Uji Kausalitas Granger.

Setiawan dan Taufik (2016) yang menguji integrasi pasar modal pada negara Amerika dan Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Pengujian dilakukan dengan metode uji statistik t dan uji chow.

Al Nasser dan Hajilee (2016) menguji integrasi pasar modal pada negara Brasil, Cina, Meksiko, Rusia dan Turki. Pengujian dilakukan dengan metode ECM dan Uji Kointegrasi. Seth dan Sharma (2015) yang menguji efisiensi dan integrasi pasar modal pada negara India, China, Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Jepang, Singapura, Korea, Taiwan, Israel, Pakistan, dan Amerika. Pengujian dilakukan dengan metode GARCH dan Johansen Cointegration.

Penelitian mengenai integrasi pasar modal merupakan topik yang menarik untuk dikaji karena senantiasa berkembang seiring dengan perkembangan waktu serta kondisi yang terjadi pada pasar modal-pasar modal yang ada di dunia. Perbedaan penelitian ini dari penelitian yang pernah dilakukan, berdasarkan sepengetahuan penulis masih belum ada yang mengambil sampel pada indeks pasar modal Amerika dan indeks pasar modal ASEAN-5 +3 sehingga penulis menggunakan sampel tersebut. Selain itu, penelitian ini menggunakan data yang relatif panjang mencapai 12 tahun

(28)

agar dapat mengurangi bias yang terjadi. Krisis ekonomi global juga menjadi pertimbangan penulis untuk dimasukkan dalam penelitian.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan, penulis memberikan identifikasi masalah yang akan dijadikan bahan penelitian sebagai berikut:

1. Adanya keterkaitan hubungan ekonomi antar negara

2. Adanya kemudahan akses bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal lintas negara

3. Adanya keterbukaan akses informasi atas suatu pasar modal secara mudah di berbagai negara

4. Volatilitas antar pasar modal 2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, agar penelitian lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan yang dimaksud, maka penulis menetapkan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Menganalisis closing price Bulanan dari sembilan variabel indeks saham yaitu pasar modal negara Amerika terhadap pasar modal Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Jepang, Korea Selatan, Hong Kong.

(29)

2. Periode yang diambil adalah 12 tahun yaitu dari tahun 2008 sampai tahun 2020.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan kausalitas antara pasar modal Amerika dengan pasar modal ASEAN-5 +3 ?

2. Bagaimana hubungan jangka pendek dan jangka penjang antara pasar modal Amerika dengan pasar modal ASEAN-5 +3?

3. Bagaimana respon yang diterima oleh pasar modal ASEAN-5 +3 terhadap shock yang diberikan oleh pasar modal Amerika?

4. Bagaimana kontribusi dari pasar modal Amerika kepada tiap pasar modal ASEAN-5 +3?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis hubungan kausalitas yang terjadi antara pasar modal Amerika dengan pasar modal ASEAN-5 +3 2. Untuk menganalisis hubungan jangka panjang dan jangka

pendek yang terjadi antara pasar modal Amerika dengan pasar modal ASEAN-5 +3

(30)

3. Untuk menganalisis respon yang diterima oleh pasar modal ASEAN-5 +3 terhadap shock yang diberikan oleh pasar modal Amerika

4. Untuk menganalisis kontribusi dari pasar modal Amerika kepada tiap pasar modal ASEAN-5 +3

2. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis

Hasil penelitian ini merupakan sumbangan pemikiran dalam rangka memperkaya ilmu pengetahuan serta keterampilan mengenai integrasi pasar modal sebagaimana yang telah dipelajari dalam perkuliahan dan sebagai pengetahuan pasar modal, investasi, dan integrasi.

2. Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh investor dalam mempertimbangkan strategi investasi yang efektif dalam melakukan diversifikasi portofolio pada pasar modal. Selain itu hasil penelitian ini juga dapat membantu investor dalam meramalkan pergerakan pasar modal Amerika dan Asia yang sangat dibutuhkan untuk pemahaman yang menyuluruh mengenai hubungan antar pasar modal.

3. Bagi Akademisi

(31)

Penelitian ini diharapkan akan menambah kepustakaan dibidang ilmu konsentrasi manajemen keuangan dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

4. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan referensi yang dapat digunakan oleh pemerintah dalam menentukan kebijakan strategis untuk menghadapi permasalahan pada pasar modal. Penelitian ini juga berguna sebagai fakta empiris yang berfungsi sebagai petunjuk dan pengingat untuk selalu mengkaji efektifitas pada setiap kebijakan yang dilaksanakan.

(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori-Teori Terkait dengan Penelitian 1. Investasi

Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu (Jogiyanto, 2010). Gitman et al., (2005) dalam bukunya yang berjudul Fundamentals of Investsing mendefinisikan investasi sebagai suatu sarana dimana dana dapat ditempatkan dengan harapan hal tersebut akan menghasilkan pendapatan positif dan/atau menjaga atau meningkatkan nilainya. Kemudian dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh investor, berupa penundaan konsumsi di masa sekarang dalam jumlah tertentu dan selama periode waktu tertentu pada suatu asset yang efisien, dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang pada tingkat tertentu sesuai dengan yang diharapkan, tentunya keuntungan yang lebih baik dibandingkan dengan keuntungan yang didapatkan jika mengkonsumsi di masa sekarang.

Investasi memiliki tiga fungsi penting yaitu pertama, investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat, sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat, pendapatan nasional serta kesempatan kerja, kedua, pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah kapasitas

(33)

produk, ketiga, investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi (Nizar et al., 2013). Investasi memiliki bentuk yang sangat beragam yang dapat dijadikan sarana investasi, tentunya dengan ciri tersendiri yang memiliki kandungan resiko serta return yang berbeda-beda tergantung keinginan investor untuk berinvestasi. Pada umumnya, investasi memiliki dua bentuk, yaitu (Fahmi & Hadi, 2009) :

a) Real Investment yaitu investasi nyata yang secara umum melibatkan asset berwujud, seperti rumah, tanah, emas, mesin- mesin atau pabrik.

b) Financial Investment yaitu investasi keuangan yang secara umum melibatkan asset kontrak tertulis, seperti saham biasa (common stock) dan obligasi (bond), reksadana, deposito, dan lain-lain.

Perbedaan antara kedua bentuk tersebut terletak pada tingkat likuiditasnya. Real investment relatif lebih sulit untuk dicairkan karena berhubungan dengan komitmen jangka Panjang antara investor dengan perusahaan. Sementara financial investement lebih mudah dicairkan karena dapat diperjual belikan tanpa terikat waktu.

Pembagian alternatif investasi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung (Jogiyanto, 2010):

a) Investasi Langsung diartikan sebagai suatu kepemilikan surat- surat berharga secara langsung dalam suatu entitas yang secara

(34)

resmi telah Go Public dengan harapan akan mendapatkan keuntungan berupa penghasilan dividen dan capital gains. Pada investasi langsung ada dua jenis alternatif investasi (Jogiyanto, 2010) yaitu investasi langsung yang dapat diperjual belikan seperti tabungan atau deposito, dan investasi langsung yang tidak dapat diperjual belikan yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu Investasi langsung di pasar uang, Investasi langsung di pasar modal dan Investasi langsung di pasar turunan.

b) Investasi Tidak Langsung terjadi jika surat-surat berharga yang dimiliki diperdagangkan kembali oleh perusahaan investasi (investment company) yang berfungsi sebagai perantara.

Kepemilikan aktiva tidak langsung dilakukan melalui lembaga- lembaga keuangan tedaftar, yang bertindak sebagai perantara.

Dalam peranannya sebagai investor tidak langsung, pedagang perantara (pialang) mendapatkan dividen dan capital gain seperti halnya dalam investasi langsung, selain itu juga akan memperoleh penerimaan berupa capital gain atas hasil perdagangan portofolio yang dilakukan oleh perusahaan perantara tersebut. Pada kelompok investasi tidak langsung hanya ada satu jenis alternatif investasi, yaitu perusahaan invetasi (investment companies) yang berupa unit investment trust, closed-end investment companies dan open-end investment companies.

(35)

Dalam mengambil keputusan investasi pada suatu sekuritas, tentunya investor perlu melakukan beberapa tahap proses investasi, yaitu seperti sekuritas apa yang akan dipilih, berapa banyak investasi dan kapan investasi akan dilakukan. Berikut beberapa langkah- langkah dalam mengambil keputusan investasi (Husnan, 2005):

a) Menentukan Tujuan Investasi b) Melakukan Analisis Sekuritas c) Malakukan Pembentukan Portofolio d) Melakukan Revisi Kinerja Portofolio e) Melakukan Evaluasi Kinerja Portofolio

2. Pasar Modal

Pasar modal atau capital market merupakan pasar keuangan untuk dana jangka panjang dalam berbagai instrument baik dalam bentuk utang ataupun modal yang bisa diperjualbelikan. dan dalam arti sempit merurpakan pasar nyata. Berbeda dengan pasar uang atau money market, prinsip pasar uang merupakan pasar surat berharga jangka pendek, namun keduanya merupakan bagian dari pasar keuangan (financial market). Menurut keputusan Menteri Keuangan RI No. 1548/KMK/90, tentang Peraturan Pasar Modal, Pasar Modal merupakan suatu sistem keuangan yang terorganisasi termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua Lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga berupa saham yang beredar. Sementara menurut UU No. 8 tahun

(36)

1995 tentang Pasar Modal, pasal 1 ayat 13, Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagngan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya dan Lembaga serta profesi yang berkaitan dengan efek. Efek yang dimaksud adalah surat berharga berupa surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan kontrak kolektif, kontra berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.

Pengertian Pasar Modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank - bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan dari seluruh surat - surat berharga yang beredar (Sunariyah, 2006). Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan lima segi peran sebagai berikut (Sunariyah, 2006):

a) Sebagai fasilitas melakukan kegiatan untuk interaksi antara pembeli dengan penjual untuk menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjual - belikan. Pasar Modal memberikan kemudahan dalam bertransaksi sehingga kedua belah pihak dapat melakukan transaksi tanpa harus bertemu langsung.

b) Pasar Modal memberikan kesempatan kepada para pemodal untuk menentukan hasil (return) yang diharapkan.

c) Pasar Modal memberi kesempatan kepada investor untuk menjual kembali saham yang dimilikinya atau surat berharga lainnya.

(37)

d) Pasar Modal memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam perkembangan suatu perekonomian.

e) Pasar Modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga.

Aspek-aspek tersebut menunjukkan aspek mikro yang ditinjau dari sisi kepentingan pelaku Pasar Modal. Namun secara makro ekonomi, Pasar Modal mempunyai peran yang lebih luas.

Peranan Pasar Modal dalam perekonomian suatu negara adalah sebagai berikut (Sunariyah, 2006):

a) Fungsi tabungan (saving function): Para penabung perlu memikirkan alternatif menabung di luar perbankan yaitu Pasar Modal. Surat berharga yang diperdagangkan di Pasar Modal memberikan jalan yang murah dan mudah, tanpa resiko untuk menginvestasikan dananya.

b) Fungsi kekayaan (wealth function): Pasar Modal adalah suatu cara untuk menyimpan kekayaan dalam jangka panjang dan jangka pendek sampai kekayaan tersebut dapat dipergunakan kembali. Cara ini lebih baik karena kekayaan dalam bentuk surat berharga tidak mengalami depresiasi (penyusutan) seperti aktiva berupa gedung/mobil.

c) Fungai likuiditas (liquidity function): Kekayaan yang disimpan dalam surat-surat berharga bisa dilikuidasi melalui Pasar Modal dengan resiko yang minimal dibandingkan dengan aktiva lain.

Proses likuidasi surat berharga dengan biaya relatif murah dan lebih cepat.

d) Fungsi pinjaman (credit function): Pasar Modal merupakan fungsi pinjaman untuk konsumsi dan investasi. Pasar Modal bagi suatu perekonomian suatu negara merupakan sumber

(38)

pembiayaan pembangunan dari pinjaman yang dihimpun masyarakat. Pemerintah lebih mendorong pertumbuhan Pasar Modal untuk mendapatkan dana yang lebih mudah dan lebih murah.

Instrumen Pasar Modal dibedakan atas dua segmen, yaitu non-securities segment dan securities segment. Non-securities segment menyediakan dana dari Lembaga keuangan langsung kepada perusahaan. Perusahaan langsung bernegosiasi dengan penyedia dana, misal dengan Lembaga perbankan maupun Lembaga lainnya. Biasanya Lembaga keuangan akan menahan tanda bukti berupa loan agreement dan credit agreement sampai pelunasan dilaksanakan. Dengan demikian, investasi tidak dapat dijual secara mudah kepada perorangan maupun kepada investor kecil (Anoraga

& Pakarti, 2006). Sementara securities segment menyediakan sumber pembelanjaan perusahaan jangka panjang dan memungkinkan perusahaan dapat melakukan investasi pada barang modal. Adapun instrumen surat berharga atau securities yang ada di pasar modal berupa (Samsul, 2006):

a) Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan di mana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder atau stockholder).

b) Obligasi (bonds) adalah tanda bukti perusahaan memiliki utang jangka panjang kepada masyarakat yaitu di atas 3 tahun.

c) Bukti right merupakan hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Hak membeli itu dimiliki

(39)

oleh pemegang saham lama. Harga tertentu disini berarti harganya sudah ditetapkan di muka dan bisa disebut harga pelaksanaan atau harga tebusan.

d) Reksadana adalah wadah atau tempat yang menyediakan jasa untuk membantu para investor untuk menyebarkan investasinya.

e) Waran adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu.

f) Indeks saham dan indeks obligasi adalah angka indeks yang diperdagangkan untuk tujuan spekulasi dan lindung nilai (hedging).

Dengan adanya pasar modal diharapkan dapat meningkatkan aktivitas perekonomian, karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan sehingga perusahaan dapat beroprasi dengan skala yang lebih besar dan pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan perusahaan serta kemakmuran masyarakat luas. Berikut merupakan beberapa manfaat dari pasar modal (Anoraga & Pakarti, 2006):

a) Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.

b) Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi.

c) Menyediakan leading indikator bagi trend ekonomi negara.

d) Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.

e) Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme, menciptakan iklim perusahaan yang sehat.

(40)

f) Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik.

g) Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek.

h) Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang bisa diperhitunkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi.

i) Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memberikan akses kontrol sosial.

j) Pengelolaan perusahaan dengan iklim keterbukaan, mendorong pemanfaatan manajemen profesional.

k) Sumber pembiayaan dana jangka panjang bagi emiten.

3. Saham

Saham adalah tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan (Fahmi & Hadi, 2009). Saham merupakan bukti dari kepemilikan atas suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Pemilik saham suatu perusahaan, disebut sebagai pemegang saham, merupakan pemilik perusahaan. Tanggung jawab pemilik perusahaan yang berbentuk PT terbatas pada modal yang disetorkan (Husnan, 2015). Menurut Mishkins dan Eakins (2006) saham adalah “a security that is clain on the earning and assets of a corporation” atau sekuritas yang menyatakan tentang pendapatan aktiva dari sebuah perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa saham adalah suatu surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan sebagai tanda bukti kepemilikan yang berlaku saat ini dimana saham diperdagangkan.

Untuk menentukan harga yang pantas atas saham pada suatu perusahaan, perlu adanya penilaian terhadap saham perusahaan tersebut.

(41)

Terdapat dua pendekatan untuk menentukan nilai saham, yaitu sebagai berikut (Noor & Setyawan, 2014):

a) Analisis Fundamental merupakan analisis yang digunakan untuk menentukan nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan. Analisis ini dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu:

1. Pendekatan Nilai Sekarang atau disebut dengan pendekatan kapitalisasi laba (capitalization of income method) karena melibatkan proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang. Adapun rumus perhitungannya sebagai berikut:

𝑃𝑜 = ∑𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐾𝑎𝑠 (1 + 𝑘)

𝑡=1

Dimana:

Po = Nilai sekarang dari perusahaan (value of the firm) t = Periode waktu dari t = 1 sampai dengan t = ~

k = Suku bunga diskonto atau tingkat pengembalian yang diinginkan

*Arus kas disini adalah arus kas yang diterima oleh perusahaan emiten.

2. Pendekatan Price Earning Ratio merupakan alternatif lain untuk menghitung nilai perusahaan yaitu dengan menggunakan

(42)

nilai laba perusahaan. Adapun rumus perhitungannya sebagai berikut:

Po = PER x EPS1

Dimana:

Po = Nilai sekarang dari perusahaan PER = Price Earning Ratio

EPS1 = Besarnya estimasi laba bersih per lembar saham untuk periode berikutnya.

b) Analisis Teknikal

Pendekatan ini didasarkan pada data perubahan harga saham di masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga saham di masa mendatang. Dengan analisis ini para analis memperkirakan pergeseran penawaran dan permintaan dalam jangka pendek, serta mereka cendrung mengabaikan risiko dan pertumbuhan laba dalam menentukan bermoneter dari penawaran dan permintaan.

Terdapat beberapa jenis saham yang dapat dibedakan menurut cara peralihan hak dan manfaatnya, yaitu sebagai berikut (Harjito & Martono, 2007):

a) Cara Peralihan Hak

1. Saham Atas Unjuk (Bearer Stock) adalah saham yang tidak ditulis nama pemiliknya agar mudah dipindah tangankan dari satu investor ke investor lainnya karena sifatnya mirip dengan uang.

(43)

2. Saham Atas Nama (Registered Stock) adalah saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara pemilihannya harus melalui prosedur tertentu yaitu dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham.

b) Manfaatnya

1. Saham Biasa (Common Stock) merupakan saham yang pemberian dividennya tidak tentu. Dalam artian bahwa besar dividen yang dibagikan tergantung bagaimana keuntungan yang diperoleh perusahaan penerbitnya.

2. Saham Preferen (Prefered Stock) merupakan saham yang sifat pemberian dividennya dapat disepakati antara investor dengan perusahaan penerbit saham.

Nilai pasar saham saat ini dapat dipengaruhi oleh faktor.

Nilai saham juga dapat berubah setiap saat, tergantung kondisi pasar, persepsi investor terhadap perusahaan, serta informasi yang berkembang saat itu atau isu-isu lain yang menerpa pasar modal.

Nilai pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jika pasar bursa efek sudah tutup, maka harga pasar saham adalah harga penutupannya (closing price) (Rusdin, 2008).

(44)

Berikut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya nilai pasar atau harga saham menurut Fahmi (2012):

a) Kondisi mikro dan makro ekonomi

b) Keputusan perusahaan untuk memperluas usaha seperti membuka kantor cabang baik yang dibuka di dalam negeri maupun di luar negeri.

c) Pergantian direksi secara tiba-tiba.

d) Adanya pihak komisaris atau direksi yang terlibat dalah tindak pidana yang kasusnya sudah masuk ke pengadilan.

e) Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap waktunya.

f) Risiko sistematis, yaitu risiko yang terjadi secara menyeluruh dan telah ikut menyebabkan perusahaan terlibat.

g) Efek psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi teknikal jual beli saham.

4. Krisis Subprime Mortgage

Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 2008 karena defisitnya anggaran pemerintah di beberapa Negara di Kawasan Eropa. Mendalamnya defisit anggaran pemerintah yang dibarengi dengan meningkatnya rasio utang tehadap PDB, hal tersebut menyebabkan kemampuan memperoleh pembiayaan defisit menjadi terbatas. Terbatasnya ruang gerak fiskal tentunya juga mempengaruhi terbatasnya upaya pemulihan dan mendorong

(45)

terjadinya perlambatan perekonomian pada beberapa Negara di Kawasan Eropa. Akibatnya, kondisi perekonomian di Negara- Negara Kawasan Eropa khususnya di Kawasan Euro mendapat tekanan yang berat, penggunaan hutang yang tidak efisien (seperti pembiayaan subsidi dan dana pensiun) semakin memberikan tekanan kepada anggaran pemerintah. Hal tersebut telah terjadi di beberapa Negara di Eropa terutama di Yunani, Portugal, dan Irlandia.

Setelah runtuhnya Lembaga-lembaga keuangan di AS yang menyebabkan AS mengalami pertumbuhan ekonomi yang bernilai negatif, hal tersebut dikarenakan mudahnya masyarakat yang berpendapatan pas-pasan untuk mendapatkan KPR (kredit pemilikan rumah), sedangkan tingkat bunga KPR (sub-prime mortage) lebih tinggi dari bunga bank. Dari situlah depositor KPR di AS satu per satu mulai tidak sanggup membayar bunga serta cicilan pokok. Salah satu yang terancam adalah raksasa institusi keuangan seperti Lehman Brothers yang menanamkan dana sekitar US$60 miliar pada bisnis sub-prime mortage tersebut. Lehman Brothers berperan sebagai agen atau perantara antara mereka yang memiliki kelebihan dana (investor) dengan calon depositor sub- prime mortage pada sektor property. Kejadian tersebut memuncak pada 15 September 2008, yaitu Lehman Brothers menyatakan bankrut setelah gagal mendapatkan opsi Chapter 11 Protection,

(46)

yaitu prosedur kebangkrutan yang melibatkan reorganisasai urusan bisnis depositur dan asset. Pada umumnya hal tersebut diajukan oleh perusahaan yang membutuhkan waktu untuk merestrukturisasi utang mereka. Prosedur tersebut adalah mekanisme emergensi terhadap Lembaga keuangan di AS yang mengalami permasalahan likuiditas dengan meminta pertolongan otoritas moneter (The Fed) di sana (Krisis Global dan Penyelamatan sistem Perbankan Indonesia, Buletin Bank Indonesia, 2010). Setelah bangkrutnya Lehman Brothers, sedikit demi sedikit kegiatan usaha yang bersangkutan dengan bisnis properti mulai gulung tikar. Keadaan resesi tersebutlah yang menyebabkan krisis ekonomi AS serta menjadi pemicu krisis keuangan global. Kebutuhan akan arus dana yang besar dalam waktu singkat, yang kemudian menyebabkan Bank Sentral AS harus mengeluarkan obligasi yang banyak untuk membiayai defisit anggarannya, sehingga banyak investor yang menarik uangnya dari luar negeri kemudian membeli obligasi tersebut (emerging market). Pasar saham cenderung menunjukkan tingkat integrasi yang lebih besar selama krisis subprime AS (Majid et al., 2017).

5. Teori Efek Domino (Contagion Effect Theory)

Kondisi perekonomian pada suatu negara tidak hanya ditentukan oleh keadaan negara tersebut, melainkan juga dapat ditentukan oleh kondisi perekonomian di negara lain. Contohnya

(47)

adalah kondisi krisis global yang terjadi pada tahun 2008. Dimana menurut penelitian yang dilakukan oleh Bank Dunia krisis tersebut terutama disebabkan oleh adanya integrasi ekonomi antar negara sehingga hal tersebut menimbulkan contagion effect dari negara lain.

Dalam arti luas, contagion adalah transmisi shock antar negara.

Apabila suatu negara mengalami shock, maka shock tersebut dapat ter-transfer ke nagara lain di sekitarnya (Purnomo & Rider, 2012).

Teori efek domino atau efek tular (contagion effect) merupakan salah satu dampak negatif di samping keuntungan yang muncul dari adanya integrasi pasar modal internasional. Teori domino adalah fenomena perubahan berantai berdasarkan prinsip geo-politik dan geo-strategis. Efek penularan ini juga muncul akibat faktor herd instinc, atau naluri biri-biri yang menyelimuti sikap panik investor global (Widiyanti & Widodo, 2012). Yang dimaksud efek tular disini menurut para ahli adalah dimana ketika terjadi suatu fluktuasi pada pasar kuat mempengaruhi pasar yang lebih lemah.

Apabila suatu negara mengalami masalah geopolitik atau masalah lainnya, maka para investor memperkirakan indikasi bahwa akan terjadi penurunan performa pada indeks saham di negara tersebut, kemudian investor tersebut menjual sekuritas di indeks tersebut dan membeli sekuritas dipasar lain demi menghindari kerugian yang besar serta mendapatkan return yang besar di pasar lain. Perilaku investor itulah yang dapat menyebabkan contagion

(48)

dimana keadaan investor yang tidak mempunyai gambaran lengkap mengenai kondisi dari setiap negara sehingga didapatkan informasi yang tidak sempurna serta asimetris. Dengan adanya investasi global serta perdagangan antar negara maka contagion effect akan semakin besar. Contagion effect yang diteruskan melalui integrasi keuangan juga dapat meningkatkan efek spillover antar negara dikarenakan adanya fluktuasi makro ekonomi (Mulyadi, 2012).

6. Diversifikasi International

Konsep diversifikasi berawal dari disertasi Harry Markowitz pada tahun 1952 yang memuat tentang teori portofilio. Teori portofolio yang dikemukakan oleh Markowittz dikenal dengan model Markowitz, memberikan suatu cara bagaimana berinvestasi dengan efisien dan optimal, yaitu dengan membentuk portofolio (Sudirman, 2015). Teori portofolio yang dikembangkan oleh Markowitz menyajikan pengukuran risiko yang tepat bagi investor, menunjukkan bagaimana cara memilih salah satu alternative untuk diversafikasi dan mengurangi risiko portofolio (Endah Tri Utami, 2010). Portofolio merupakan kombinasi, gabungan atau sekumpulan asset, baik berupa real asset maupun financial assets yang dimiliki oleh investor (Abdul Halim, 2015).

Cara melakukan diversifikasi adalah dengan menyusun isi portofolio dengan instrumen keuangan seperti saham, obligasi, dan lain-lain yang hasilnya disebut dengan portofolio (Auruma, 2013).

(49)

Berikut merupakan gambaran mengenai penurunan risiko portofolip melalui diversifikasi.

Gambar 2. 1 Risiko Total Portofolio (Sumber: Tyas Auruma S, 2013)

Gambar 2.1 menunjukkan bahwa risiko total portofolio dibagi menjadi dua, yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis.

Risiko sistemati (systematic risk) merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Misalnya adanya perubahan tingkat bunga, kurs valas, kebijakan pemerintah, dan lain-lain. Risiko tidak sistematis (unsystematic risk) adalah risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau pada industry tertntu. Misalnya faktor struktur modal, struktur asset, tingkat keuntungan, tingkay likuiditas, dan lain-lain (Abdul Halim, 2015).

Dalam melakukan investasi, dibutuhkan beberapa strategi.

Strategi investasi internasional terbagi menjadi dua yaitu strategi

(50)

pasif dan strategi aktif. Strategi pasif atau strategi indexing digunakan untuk memperoleh return portofolio sebesar return indeks pasar, dengan cara menekan seminimal mungkin risiko dan biaya invetasi yang harus dikeluarkan. Manajer investasi yang melakukan strategi pasif akan berusaha untuk memproduksi kinerja indeks pasar ke dalam kinerja portofolio asset yang dikelolanya.

Strategi aktif menuntut kemampuan ekstra dari manajer investasi untuk melakukan peramalan pada pasar ataupun nilai tukar mata uang. Manajer investasi secara aktif mencari informasi dan melakukan peramalan-peramalan terhadap perilaku pasar ataupun nilai tukar berdasarkan informasi yang diperolehnya. Keputusan investasi yang terjadi dalam strategi aktif bisa digolongkan ke dalam tiga tingkatan keputusan yaitu keputusan alokasi asset, seleksi sekuritas, dan market timing (Tandelilin Eduardus, 2010).

Seiring dengan berkembangnya pasar modal di berbagai negara berkembang, kesempatan investor untuk menginvestasikan dananya pada berbagai negara menjadi semakin terbuka. Fenomena seperti ini akan mendorong berkembangnya pola investasi secara internasional atau dikenal dengan istilah diversifikasi internasional.

Faktor penting dalam melakukan diversifikasi ialah korelasi yang rendah antara keuntungan. Semakin rendah korelasi ini, maka semakin besar manfaat dari diversifikasi portofolio (Rodoni &

Abdul Hamid, 2008). Tujuan dari diversifikasi internasional adalah

Gambar

Gambar 1. 1 Pergerakan Indeks NASDAQ   (Sumber: Investing.Com )
Gambar 1. 2 Pergerakan Indeks ASEAN-5 +3   (Sumber: Investing.Com)
Gambar 2. 1 Risiko Total Portofolio  (Sumber: Tyas Auruma S, 2013)
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil-hasil penelitian terdahulu maka dapat disimpulkan bahwa integrasi pasar modal dapat diartikan sebagai hubungan yang terjadi antar pasar modal dua atau lebih

Dari hasil-hasil penelitian terdahulu maka dapat disimpulkan bahwa integrasi pasar modal dapat diartikan sebagai hubungan yang terjadi antar pasar modal dua atau lebih

Ada tiga faktor fundamental yang mempengaruhi integrasi pasar modal yaitu, portofolio asing yang diproksikan dengan nilai pembelian bersih saham investor asing

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala kasih dan anugerah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul Analisis Integrasi Pasar Modal

(2) Bagi para investor pasar modal yang ingin menanamkan investasinya di pasar modal kawasan Asia Tenggara khususnya negara Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina

Pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan erat dengan perkembangan pasar modal, seperti dalam penelitian yang dilakukan Ahmed dan Mmolainyane (2014) [17] mengenai

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat kapitalisasi pasar pasar modal di Vietnam kurang dari 100 miliar dolar, sedangkan kelima negara ASEAN lainnya memiliki nilai

Pada Hipotesis kedua menyatakan bahwa integrasi pasar modal ASEAN menyebabkan interdependence, terbukti secara statistik tidak ada negara yang tidak mempunyai hubungan dengan