• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III.............................................................................................................. 51

B. PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, terdapat empat rumusan masalah yang harus dijawab antara bursa saham Amerika dengan ASEAN-5 +3 yang diteliti.

Analisis integrasi pasar modal yang digunakan dalam metode VECM yang ada pada penelitian ini meliputi analisis kausalitas, kointegrasi, analisis VECM, Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error Variance Decomposition (FEVD).

Berdasarkan analisis Kausalitas Granger, menunjukkan bahwa pasar modal negara Indonesia/IHSG, Filipina/PSEI, Singapura/STI, dan Thailand/SET tidak memiliki hubungan kausalitas dengan pasar modal negara Amerika/NASDAQ. Hal tersebut berbeda dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Robiyanto dan Fajar Hartanto, (2018) yang mengatakan bahwa pasar Amerika memiliki hubungan searah dengan pasar modal Indonesia, Jepang, Filipina, Singapura. Perbedaan hasil tersebut dapat dikarenakan periode waktu yang digunakan berbeda, namun hasil tersebut juga dapat dimungkinkan jika kerja sama yang dilakukan antar dua negara tidak begitu signifikan, sehingga tidak menyebabkan adanya hubungan kausalitas.

Kemudian terdapat dua pasar modal yang memiliki hubungan kausalitas dua arah dengan pasar modal negara Amerika, yaitu pasar modal negara Jepang/NIKKEI225 dan Hong Kong/HANGSENG. Lalu pasar modal negara Malaysia/KLCI dan Korea/KOSPI memiliki hubungan kausalitas satu arah, atau tidak terdapat hubungan timbal balik, yaitu pasar

modal negara Malaysia/KLCI mempengaruhi pasar modal Amerika/NASDAQ namun tidak sebaliknya. Kemudian Pasar modal negara Amerika/NASDAQ mempengaruhi pasar modal Korea Selatan/KOSPI namun tidak sebaliknya. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Seth dan Sharma, (2015), Setiawan dan Taufik, (2016), Sheng Kao et al., (2019).

Hubungan antar indeks saham yang saling mempengaruhi (hubungan kausalitas dua arah) dapat disebabkan oleh adanya kerja sama yang cukup kuat antara perusahaan yang terdaftar pada masing-masing bursa saham dari kedua negara tersebut khususnya dalam bidang ekonomi, misalnya kegiatan ekspor dan impor. Kegiatan ekspor dan impor dilakukan oleh perusahaan-perusahaan antar negara untuk dapat memenuhi kebutuhan di dalam negeri masing-masing. Hal tersebut ditunjukkan dari neraca perdagangan antar negara tersebut.

Analisis VECM jangka pendek digunakan untuk melihat respon dari kedelapan indeks terhadap ketidakseimbangan yang terjadi dalam jangka pendek. Artinya, kemampuan indeks saham merespon secara cepat terhadap perubahan yang diberikan oleh pasar Amerika. Hasil estimasi menunjukkan bahwa semua indeks memiliki hubungan jangka pendek dengan pasar Amerika kecuali indeks Filipina/PSEI dan Korea Selatan/KOSPI.

Selain itu, hasil penelitian menemukan bahwa semua variabel kecuali indeks PSEI, KOSPI, dan NIKKEI 225 dipengaruhi secara positif oleh indek NASDAQ. Ini mengindikasikan bahwa hampir semua pasar

modal di Asia memiliki hubungan dengan pasar modal di Amerika.

Penyebab mengapa PSEI, KOSPI, dan NIKKEI225 dapat menjadi negatif dalam jangka pendek dimungkinkan karena ketiga pasar modal tersebut diyakini sebagai pasar modal yang cocok untuk melakukan diversifikasi aset.

Hasil uji VECM jangka panjang mengindikasikan bahwa kedelapan pasar modal memiliki hubungan jangka panjang (long-run equilibrium) dengan pasar modal Amerika. Hasil tersebut mendukung penelitian dari Sheng Kao et al., (2019) yang menghasilkan terjadinya peningkatan hubungan kointegrasi yang signifikan terutama setelah terjadinya krisis antara pasar modal Amerika dengan sebagian besar pasar modal di Asia.

Sementara itu, dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa pasar modal Indonesia, Malaysia, dan Singapur memiliki koefisien positif, sementara pasar modal lain memiliki koefisien negatif. Hubungan positif dalam jangka panjang dapat terjadi karena besar nya hubungan dagang ketiga negara ini dengan Amerika, yang menyebabkan kuatnya pengaruh ekonomi Amerika terhadap perekonomian ketiga negara ini. Sementara itu, pengaruh negatif dapat disebabkan karena banyak investor global yang berpusat di Amerika, jika pasar saham dari kedelapan negara sedang mengalami trend penurunan, maka investor akan menurunkan posisi portofolio mereka di pasar saham tersebut dan mengembalikan porsi investasi mereka di pasar saham Amerika dengan tujuan untuk melindungi nilai portofolio.

Hasil uji Impulse Response Function (IRF) menunjukkan bahwa ke delapan indeks memberikan respon dari guncangan yang diberikan oleh pasar modal negara Amerika. Dimana IHSG, PSEI, STI, SET, dan HANGSENG merespon negatif. Sementara KLCI, NIKKEI225 dan KOSPI merespon positif. Diversifikasi sebaiknya dilakukan pada indeks yang merespon positif, sehingga jika pasar Amerika mengalami penurunan, investor dapat mencari indeks yang merespon positif supaya investor tetap memiliki asset pada negara lain dan tetap mendapatkan keuntungan.

Hasil analisis Variance Decomposition (VD) menunjukkan bahwa indeks Amerika/NASDAQ memberikan kontribusi terhadap pergerakan ke delapan pasar modal namun dalam tingkatan yang berbeda-beda. Indeks Amerika/NASDAQ memberikan kontribusi terbesar yaitu terhadap pergerakan indeks saham Thailand/SET yaitu sebesar 14.19%. Berdasarkan dilansir dari (Thailand: Foreign Investment, n.d.), negara Amerika menempati urutan keempat sebagai investor terbesar di Thailand.

Tabel 4. 23 Foreign Direct Investment (FDI) Amerika dengan Thailand Main Investing Countries 2019 (%)

Jepang 34.3

Singapura 16.4

Hong Kong 8.6

Amerika 6.7

Sumber: Bank of Thailand

Penanaman modal asing langsung merupakan elemen penting dalam pembangunan ekonomi Thailand, dan Thailand merupakan salah satu tujuan utama penanaman modal asing di wilayahnya. Saham FDI atau penanaman

modal asing di Thailand mencapai USD 254 miliar pada tahun 2019. Jepang, Singapura, Hong Kong, Amerika, Cina, Mauritius termasuk di antara investor utama. Kegiatan manufaktur dan keuangan serta asuransi menarik hampir 70% dari semua arus FDI yang masuk.

Dengan adanya integrasi pasar modal akan mempermudah investor untuk berinvestasi di negara manapun (Rasyidin, 2016). Dengan terintegrasinya bursa saham, para pemodal dapat melakukan diversifikasi investasi dengan lebih luas (bukan hanya antar industri, tetapi juga antar negara) karena risiko yang relevan bagi para pemodal hanyalah resiko yang tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi, maka semakin besar bagian risiko total yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi, semakin menarik pula diversifikasi internasional bagi para pemodal (Nurhayati, 2013).

Dengan semakin kecilnya risiko yang ditanggung oleh pemodal, maka biaya modal juga akan menjadi lebih kecil. Menurunya biaya modal tentu akan membuat investasi semakin menguntungkan. Dengan demikian pasar modal yang terintegrasi berpotensi memberikan manfaat yang lebih besar.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Integrasi pasar modal pada negara Amerika, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Jepang, Korea Selatan dan Hong Kong dapat dilihat melalui hasil analisis sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil analisis Kausalitas Granger menunjukkan bahwa pasar modal negara Indonesia, Filipina, Singapura, dan Thailand tidak memiliki hubungan kausalitas dengan pasar modal Amerika. Hanya pasar modal negara Jepang dan Hong Kong yang memiliki hubungan kausalitas dua arah dengan pasar modal Amerika. Kemudian pasar modal negara Malaysia, dan Korea Selatan memiliki hubungan kausalitas satu arah, atau tidak terdapat hubungan timbal balik dengan pasar modal Amerika, yaitu pasar modal negara Malaysia mempengaruhi pasar modal Amerika namun tidak sebaliknya.

Kemudian pasar modal Amerika mempengaruhi pasar modal Korea Selatan namun tidak sebaliknya.

2. Hasil uji VECM jangka pendek menunjukkan bahwa semua indeks memiliki hubungan jangka pendek dengan pasar Amerika kecuali indeks Filipina dan Korea Selatan. Sementara hasil uji VECM jangka panjang menunjukkan bahwa pasar modal negara Amerika memiliki hubungan jangka panjang dengan negara Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Jepang, Korea Selatan, dan Hong Kong.

3. Hasil pengujian IRF menunjukkan bahwa ke delapan indeks memberikan respon dari guncangan yang diberikan oleh pasar modal negara Amerika. Dimana IHSG, PSEI, STI, SET, dan HANGSENG merespon negatif. Sementara KLCI, NIKKEI225 dan KOSPI merespon positif.

4. Hasil uji Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) menunjukkan bahwa NASDAQ memberikan kontribusi kepada ke delapan pasar modal namun dalam tingkatan yang berbeda-beda. Pasar modal Amerika memberikan kontribusi terbesar terhadap pergerakan pasar modal Thailand yaitu sebesar 14,19%.

B. Saran

Dengan segala keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, maka penulis memberikan beberapa saran yang diajukan untuk penelitian selanjutnya, diantaranya:

1. Penelitian yang dilakukan penulis hanya menguji tentang masalah integrasi pasar modal. Diharapkan pada penelitian selanjutnya bisa menambahkan lagi permasalahan-permasalahan yang lain untuk diteliti bersamaan dengan masalah integrasi pasar modal sehingga hasil penelitian bisa lebih luas serta menambah wawasan bagi pembaca.

2. Periode penelitian yang digunakan penulis selama 12 periode 2008-2020. Diharapkan pada peniliti selanjutnya dapat memperluas periode yang lebih lama dan panjang. Data untuk penelitian selanjutnya juga

diharapkan agar lebih beragam, misalnya seperti indeks harian, mingguan, dan bulanan, agar didapatkan hasil yang lebih bervariasi.

3. Metode penelitian yang dilakukan penulis pada penilitian ini sebanyak 9 metode untuk menguji integrasi. Diharapkan pada penelitian selanjutnya agar menambahkan metode serta alat bantu analisis lain untuk menambah keakuratan hasil uji.

4. Objek penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah 9 Pasar Modal.

Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk menambahkan jumlah objek penelitian atau menguji integrasi antar pasar modal syariah agar menambah wawasan mengenai integrasi.

5. Untuk investor internasional yang mencari peluang investasi potensial di pasar Asia, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manfaat diversifikasi portofolio internasional masih sangat relevan di pasar Asia tersebut. Peneliti berharap studi ini dapat memberikan perspektif baru dalam memahami dan menganalisis tren serta pola integrasi pasar saham, tidak hanya di Asia dan Amerika, tetapi juga dapat digeneralisasikan ke wilayah lain.

DAFTAR PUSTAKA BUKU DAN JURNAL

Ajija, S., R. (2011). Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat.

Aladesanmi, Olalekan., Casalin, F., Metcalf, H., (2019). Stock Market Integration Between the UK and the US: Evidence Over Eight Decades. Global Finance Journal. 41, 32-43.

Anoraga & Pakarti. (2006). Pengantar Pasar Modal, Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ardana, Y. (2017). Co-Integration Dan Contagion Effect Antara Indeks Saham Syariah Di Beberapa Negara Dan Jakarta Islamic Index ( Jii ) Pada Periode Krisis Yunani. Jurnal Manajemen Magister Darmajaya. 03(02), 224-260.

Beik, I. S., & Fatmawati, S. W. (2014). Pengaruh Indeks Harga Saham Syariah Internasional dan Variabel Makro Ekonomi Terhadap Jakarta Islamic Index.

Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah. 6(2), 155–178.

Burhan, Bungin. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Gujarati, D., N. (2007). Dasar-Dasar Ekonometrika (Ketiga). Jakarta: Salemba Empat

Utami, E., T. (2010). Cara Cerdas Berinvestasi Via Online Trading. Jakarta:

Transmedia.

Fahmi, I., & Hadi, Y. L. (2009). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Bandung:

Alfabeta.

Fahmi I. (2012). Analisis Laporan Keuangan (2nd ed.). Bandung: Alfabeta.

Gitman, Lawrence, & Joehnk. (2005). Principal of Managerial Finance. New York: Pearson.

Halim, A. (2015). Auditing (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan) (Kelima).

Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Harjito, A. & Martono. (2007). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia.

Haryani, Iswi., & Purnomo, S. Dibyo. (2010). Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal. Jakarta: Transmedia Pustaka.

Husnan, S. (2005). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.

Yogyakarta: UPP AMD YKPN.

Husnan, S. (2015). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi kelima. Yogyakarta: UPPN STIM YKPN.

Jamal, A., Salim, J., Seftarita, C., Mahmud, M. S., Daud, W. M. N. W., Ghazali, P.

L., & Rashid, N. (2018). Does Monetary Policy and Asean Stock Market Affect Jakarta Composite Index (IHSG)? International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, 8(12), 1236–1248.

Jogiyanto. (2008). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Kelima). Yogyakarta:

BPFE.

Jogiyanto. (2010). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Ketujuh). Yogyakarta:

BPFE.

Juanda, Bambang., & Junaidi. (2012). Ekonometrika Deret Waktu Teori dan Aplikasi. Bogor: IPB Press.

Kao, Y. S., Zhao, K., Ku, Y. C., & Nieh, C. C. (2019). The asymmetric contagion effect from the U.S. stock market around the subprime crisis between 2007 and 2010. Economic Research-Ekonomska Istrazivanja. 32(1), 2422-2454.

Kim, S., & Lee, J. W. (2012). Real and Financial Integration in East Asia. Review of International Economics, 20(2), 23-40.

Samsul M. (2006). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga.

Mailangkay, J. (2013). Integrasi Pasar Modal Indonesia dan Beberapa Bursa di Dunia (Periode Januari 2013 - Maret 2013). Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi. 1(3), 722–731.

Majid, M. S. A., Dewi, S., Aliasuddin, & Salina H. Kassim. (2017). Does Financial Development Reduce Poverty? Empirical Evidence from Indonesia.

Journal of The Knowledge Economy. 126(3), 955–969.

Mulyadi. (2012). Akuntansi Biaya. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN

Nizar, C., Hamzah, A., & Syahnur, S. (2013). Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Serta Hubungannya Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Indonesia. Jurnal Ilmu Ekonomi. 1(2), 1–8.

Nurhayati, M. (2013). Profitabilitas likuiditas dan ukuran per. Jurnal Keuangan Dan Bisnis. 5(2), 144–153.

Noor, M., S., & Setyawan, M. (2014). Analisis Penilaian Harga Wajar Saham Studi Kasus pada PT Multi Bintang Indonesia, Tbk. Jurnal Ilmu Manajemen.

2(3), 1096-1107.

Puspitasari, A., Siregar, H., & Andati, T. (2015). Analisis Integrasi Bursa Saham ASEAN 5 (Analysis of Stock Exchange Integration of ASEAN 5). Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan Pembangunan. 4(2), 187–204.

Purnomo, B., & Rider, M. W. (2012). Domestick and Foreign Stock and The Indonesian Stock Market: Time Series Evidence. Journal Organisasi Dan Manajemen, 1–28.

Rasyidin. (2016). Integrasi Pasar Modal ASEAN Pasca Pemberlakuan MEA.

Jurnal Visioner & Strategis. 21(5–6), 17–23.

Robiyanto, & Hartanto, F. A. (2018). Contagion Effect Dan Integrasi Pasar Modal Di Kawasan Asia, Eropa Dan Amerika. Jurnal Organisasi Dan Manajemen.

14(1), 1-10.

Rodoni, A., & Hamid, A.. (2008). Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Zikrul Hakim.

Rusdin. (2008). Pasar Modal: Teori, Masalah, dan Kebijakan dalam Praktik.

Bandung: Alfabeta.

S, M. F., & Stanley G Eakins. (2006). Financial Market and Institutions (5th ed.).

New York: Addison Wesley.

Saputra, D. (2013). Tingkat Integrasi Pasar Modal Indonesia dengan Pasar Modal Global. Integration of Climate Protection and Cultural Heritage: Aspects in Policy and Development Plans. Free and Hanseatic City of Hamburg, 26(4), 1–37.

Septindo, D., Novianti, T., & Lubis, D. (2016). Analisis Pengaruh Instrumen Moneter Syariah dan Konvensional terhadap Penyaluran Dana ke Sektor Pertanian di Indonesia The Effect of Sharia and Conventional Monetary Instrument towards Agriculture Fund Distributions. Al-Muzara’ah. 4(1), 1–

18.

Seth, N., & Sharma, A. K. (2015). International stock market efficiency and integration: Evidences from Asian and US markets. Journal of Advances in Management Research. 12(2), 88–106.

Setiawan, B., & Taufik, T. (2016a). Pengaruh Pasar Modal Amerika Terhadap Pasar Modal Lima Negara Asean Pada Kondisi: Sebelum, Saat, Dan Sesudah Krisis Subprime Mortgage. Jurnal Manajemen Dan Bisnis Sriwijaya. 14(4), 559–569.

Setiawan, B., & Taufik, T. (2016b). Pengaruh Pasar Modal Amerika Terhadap Pasar Modal Lima Negara Asean Pada Kondisi: Sebelum, Saat, Dan Sesudah Krisis Subprime Mortgage. Jurnal Manajemen Dan Bisnis Sriwijaya. 14(4), 559–569.

Sudirman. (2015). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Gorontalo: Penerbitan Sultan Amai Press IAIN Sultan Amai Gorontalo.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

PT Alfabeta.

Sunariyah. (2006). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal (5th ed.). Yogyakarta:

UPP AMP YKPN.

Tandelilin . (2010). Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi (Pertama). Jakarta:

Kanisius.

Tyas, A,. S. (2013). Diversifikasi Investasi Saham : Perbandingan Risiko Total Portofolio Melalui Diversifikasi Domestik Dan Internasional. Jurnal Manajemen Teori Dan Terapan.6(1), 24–39.

Uma Sekaran. (2006). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Winarno, W. Wahyu (2011). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Widarjono, Agus. (2007). Ekonometrika Teori dan Aplikasi. Jakarta: Ekonisia FE UII.

Widarjono, A. (2013). Ekonometrika: Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta:

Ekonisia.

Widiyanti, W., & Widodo, P. P. (2012). Pengaruh Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Kerja terhadap Semangat Kerja dan Kinerja Dosen. Seminar Nasional Inovasi Dan Teknologi, 113.

INTERNET

bursamalaysia.com. (n.d.). https://www.bursamalaysia.com/

hsi.com.hk. (n.d.). https://www.hsi.com.hk/eng

Humas Bank Indonesia. (2010). Krisis Global dan Penyelamatan sistem Perbankan Indonesia. https://id.m.wikisource.org

idx.co.id. (n.d.). https://www.idx.co.id/

indexes.nikkei.co.jp. (n.d.). https://indexes.nikkei.co.jp/en/nkave

International Finance Statistics. (n.d.). data.imf.org investing.com. (n.d.-a). https://www.investing.com/

krx.co.kr. (n.d.). http://eng.krx.co.kr/

set.or.th. (n.d.). https://www.set.or.th/set/mainpage.do?language=th&country=TH Thailand: Foreign Investment. (n.d.).

https://santandertrade.com/en/portal/establish-overseas

Team, T. W. S. (2016). The World Federation of Exchanges Market Highlight.

https://www.world-exchanges.org/

www.aseansec.org. (n.d.). http://www.aseansec.org/

www.nasdaqomx.com. (n.d.). https://www.nasdaq.com/

www.pse.com.ph. (n.d.). https://www.pse.com.ph/stockMarket/

www.straitstimes.com. (n.d.). https://www.straitstimes.com/global

LAMPIRAN

Lampiran 1: Tabel Statistik Deskriptif Seluruh Indeks

NASDAQ IHSG KLCI PSEI STI SET NIKKEI225 KOSPI HANGSENG

Mean 4766.963 4457.233 1566.264 5833.411 303.2065 1269.341 15591.17 1969.461 23205.39 Median 4388.975 4760.945 1634.930 6612.250 312.6250 1373.695 15598.35 1995.405 23014.13 Maximum 12888.28 6605.630 1882.710 8764.010 374.4500 1830.130 27444.17 2873.470 32887.27 Minimum 1377.840 1241.540 863.6100 1825.090 164.8300 401.8400 7568.420 1063.030 12811.57 Std. Dev. 2550.832 1384.917 244.9945 1968.247 37.43221 370.5269 5252.094 300.0135 3641.437

Lampiran 2: Uji Stasioneritas Tingkat Level NASDAQ

Null Hypothesis: NASDAQ has a unit root Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=13)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic 2.724283 1.0000 Test critical values: 1% level -3.472813

5% level -2.880088

10% level -2.576739

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Lampiran 3: Uji Stasioneritas Tingkat Level IHSG

Null Hypothesis: IHSG has a unit root Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=13)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.042621 0.7372 Test critical values: 1% level -3.472813

5% level -2.880088

10% level -2.576739

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Lampiran 4: Uji Stasioneritas Tingkat Level KLCI

Null Hypothesis: KLCI has a unit root Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=13)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.304088 0.6270 Test critical values: 1% level -3.472813

5% level -2.880088

10% level -2.576739

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Lampiran 5: Uji Stasioneritas Tingkat Level PSEI

Null Hypothesis: PSEI has a unit root Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=13)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.244849 0.6541 Test critical values: 1% level -3.472813

5% level -2.880088

10% level -2.576739

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Lampiran 6: Uji Stasioneritas Tingkat Level STI

Null Hypothesis: STI has a unit root Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=13)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.580584 0.0992 Test critical values: 1% level -3.472813

5% level -2.880088

10% level -2.576739

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Lampiran 7: Uji Stasioneritas Tingkat Level SET

Null Hypothesis: SET has a unit root Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=13)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.393497 0.5843 Test critical values: 1% level -3.472813

5% level -2.880088

10% level -2.576739

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Lampiran 8: Uji Stasioneritas Tingkat Level NIKKEI225

Null Hypothesis: NIKKEI225 has a unit root Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=13)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic 0.143236 0.9680 Test critical values: 1% level -3.472813

5% level -2.880088

10% level -2.576739

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Lampiran 9: Uji Stasioneritas Tingkat Level KOSPI

Null Hypothesis: KOSPI has a unit root Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=13)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -0.972289 0.7623 Test critical values: 1% level -3.472813

5% level -2.880088

10% level -2.576739

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Lampiran 10: Uji Stasioneritas Tingkat Level HANGSENG

Null Hypothesis: HANGSENG has a unit root Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=13)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.133078 0.2321 Test critical values: 1% level -3.472813

5% level -2.880088

10% level -2.576739

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Lampiran 11: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference NASDAQ

Null Hypothesis: D(NASDAQ) has a unit root Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=13)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -11.52058 0.0000 Test critical values: 1% level -3.473096

5% level -2.880211

10% level -2.576805

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Lampiran 12: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference IHSG

Null Hypothesis: D(IHSG) has a unit root Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=13)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -10.02709 0.0000 Test critical values: 1% level -3.473096

5% level -2.880211

10% level -2.576805

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Lampiran 13: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference KLCI

Null Hypothesis: D(KLCI) has a unit root Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=13)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -11.08355 0.0000 Test critical values: 1% level -3.473096

5% level -2.880211

10% level -2.576805

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Lampiran 14: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference PSEI

Null Hypothesis: D(PSEI) has a unit root Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=13)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -11.11747 0.0000 Test critical values: 1% level -3.473096

5% level -2.880211

10% level -2.576805

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Lampiran 15: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference STI

Null Hypothesis: D(STI) has a unit root Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=13)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -12.02064 0.0000 Test critical values: 1% level -3.473096

5% level -2.880211

10% level -2.576805

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Lampiran 16: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference SET

Null Hypothesis: D(SET) has a unit root Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=13)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -10.84158 0.0000 Test critical values: 1% level -3.473096

5% level -2.880211

10% level -2.576805

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Lampiran 17: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference Nikkei225

Null Hypothesis: D(NIKKEI225) has a unit root Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=13)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -11.41837 0.0000 Test critical values: 1% level -3.473096

5% level -2.880211

10% level -2.576805

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Lampiran 18: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference KOSPI

Null Hypothesis: D(KOSPI) has a unit root Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=13)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -11.49208 0.0000 Test critical values: 1% level -3.473096

5% level -2.880211

10% level -2.576805

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Lampiran 19: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference HANGSENG

Null Hypothesis: D(HANGSENG) has a unit root Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=13)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -12.73450 0.0000 Test critical values: 1% level -3.473096

5% level -2.880211

10% level -2.576805

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Lampiran 20: Penentuan Lag Optimal NASDAQ Dengan IHSG

VAR Lag Order Selection Criteria Endogenous variables: NASDAQ IHSG Exogenous variables: C

Date: 03/05/21 Time: 21:50

* indicates lag order selected by the criterion

LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5% level) FPE: Final prediction error

AIC: Akaike information criterion SC: Schwarz information criterion

HQ: Hannan-Quinn information criterion

Lampiran 21: Penentuan Lag Optimal NASDAQ Dengan KLCI

VAR Lag Order Selection Criteria Endogenous variables: NASDAQ KLCI Exogenous variables: C

Date: 03/05/21 Time: 21:45

* indicates lag order selected by the criterion

LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5% level) FPE: Final prediction error

AIC: Akaike information criterion SC: Schwarz information criterion HQ: Hannan-Quinn information criterion

Lampiran 22: Penentuan Lag Optimal NASDAQ Dengan PSEI

VAR Lag Order Selection Criteria Endogenous variables: NASDAQ PSEI Exogenous variables: C

Date: 03/05/21 Time: 19:06

* indicates lag order selected by the criterion

LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5% level) FPE: Final prediction error

AIC: Akaike information criterion SC: Schwarz information criterion HQ: Hannan-Quinn information criterion

Lampiran 23: Penentuan Lag Optimal NASDAQ Dengan STI

VAR Lag Order Selection Criteria Endogenous variables: NASDAQ STI Exogenous variables: C

Date: 03/05/21 Time: 19:13

* indicates lag order selected by the criterion

LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5% level) FPE: Final prediction error

AIC: Akaike information criterion

AIC: Akaike information criterion

Dokumen terkait