• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Petra"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

 

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Media televisi mampu menyediakan informasi dan kebutuhan manusia secara keseluruhan serta menjadi media yang berkembang pesat di Indonesia.

Acara yang ditayangkan berbagai media televisi yang ada mudah dicerna dan tidak sulit untuk ditiru. Keberagaman informasi, baik berita maupun acara hiburan menjadi “makanan pokok” yang membuat sebagian pemirsa televisi menjadikan berbagai acara yang ada di televisi sebagai alat untuk bersikap dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari (Kuswandi, 1996, p.105). Menurut Effendy, Stimulus-Organism-Response (S-O-R) theory, berasumsi bahwa sebuah efek yang ditimbulkan berupa reaksi khusus terhadap stimulus khusus (2003, p.254).

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk membentuk sikap (Effendy, 2003, p.255). Sikap merupakan kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Objek sikap boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, kelompok, dan mempunyai daya pendorong atau motivasi (Rakhmat, 2003, p.39-40). Menurut Mar’at acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan penonton, ini adalah hal yang wajar. Jadi jika ada hal-hal yang mengakibatkan penonton terharu, terpesona, atau latah bukanlah sesuatu yang istimewa, sebab salah satu pengaruh psikologi dari televisi ialah seakan-akan menghipnotis penonton, sehingga penonton tersebut dihanyutkan dalam susasana pertunjukan televisi (Effendy, 2003, p.192).

Kuswandi mengatakan stasiun-stasiun televisi yang ada di Indonesia berusaha untuk menyajikan berbagai macam program acara sesuai dengan kebutuhan pemirsanya, terutama untuk program hiburan, karena pada umumnya pemirsa lebih tertarik untuk menonton program hiburan daripada pemberitaan analisis dan kritik sosial (1996, p.24). Salah satu program hiburan yang kini banyak mewarnai stasiun televisi Indonesia adalah infotainment. Tayangan infotainment sudah sangat menjamur di berbagai stasiun televisi yang ada di

1

Universitas Kristen Petra

(2)

 

Indonesia. Setiap saat infotainment semakin gencar mengepung masyarakat, hampir di semua stasiun televisi, mulai dari pagi, siang sore, bahkan siaran ulang pada dini hari pun ditayangkan (Haryanto, 2006, p.19).

Tujuan awal dari program infotainment adalah memberikan informasi dari dunia hiburan yang belum banyak diangkat oleh media. Akan tetapi, semakin ketatnya persaingan antara media, maka infotainment beralih fungsi menjadi tayangan gossip yang menonjolkan hal-hal menarik, menyentuh perasaan dan sensasional (Syahputra, 2006, p.67). Menurut Nugroho, istilah infotainment di Indonesia berarti menjadi informasi mengenai dunia hiburan, yang kemudian lebih spesifik lagi menjadi informasi mengenai kehidupan pribadi para artis di dunia hiburan. Tayangan infotainment di Indonesia tidak hanya menyajikan informasi seputar profil selebritis tetapi juga menyajikan segala sisi kehidupan pribadi para artis, seperti perceraian, pernikahan diam-diam, perselingkuhan, kelahiran, dll (2005, p.). Tidak semua tayangan infotainment dipandang negatif, karena masih banyak ditemukan pihak media yang masih memegang teguh nilai moral atau nilai-nilai jurnalistik infotainment, sebagai kategori produk pemberitaan atau informasi. Pemaparan pesan tersebut disajikan secara faktual dan objektif. Sehingga pemirsa dapat memperoleh gambaran bahkan sekaligus pelajaran lewat tayangan infotainment tersebut (Depkominfo, 2006).

Pada tahun 2005, dalam satu hari (1 x 24 jam), 6 televisi swasta nasional (RCTI, SCTV, TRANS TV, TRANS 7, INDOSIAR, GLOBAL TV) menayangkan total 19 episode program infotainment dengan total durasi 13 jam.

Dibandingkan dengan tahun 2003, durasi tayangan infotainment hanya 7 jam per hari (Nugroho, 2005, p.8-10). Jumlah infotainment dan durasi tayang infotainment terus mengalami peningkatan, sampai pada tahun 2013, pada saat peneliti melakukan penelitian ini, sajian tayangan infotainment di televisi mencapai 15 jam per hari. Contohnya seperti infotainment Insert, yang pada awalnya hanya tayang pada siang hari, kemudian digandakan menjadi tayang pada pagi hari (Nugroho, 2005, p.87). Berikut ini adalah tabel frekuensi tayang infotainment yang ada di televisi:

2

Universitas Kristen Petra

(3)

 

Tabel 1.1 Jumlah Frekuensi Infotainment Televisi Mei Tahun 2013

Sumber: Olahan peneliti dari berbagai sumber, 2013 No. Jumlah Frekuensi Infotainment Tahun 2013

1 Jumlah episode per minggu 113 Episode 2 Jumlah episode per hari 20 Episode 3 Jumlah durasi jam sehari 15 Jam

Insert menyajikan berita-berita faktual dan aktual di pagi hari dengan suasana berita yang santai (transtv.co.id). Berita yang ditampilkan dalam Insert adalah berita yang sedang marak diperbincangkan dan menonjolkan berita tentang kehidupan pribadi selebritis (Bramandityo, 2010, p.6). Insert adalah satu-satunya program infotainment yang sajiannya cukup berimbang. Dipandu oleh host-host yang ceria seperti Indra Herlambang, Cut tari, Ersa Mayori, Marissa Nasution, dan Fenita Arie, membuat program infotainment tidak lebay seperti program infotainment lainnya (http://yoszuaccalytt.blogdetik.com/2012/05/31/program- trans-tv-favoritku/, diakses 3 okt 2013).

Rating dan share Insert Siang berada diposisi tertinggi ketiga bila dibandingkan dengan infotainment lain yang ada di stasiun televisi lainnya. Hal lain yang menjadi keunggulan yang dimiliki oleh Insert Siang yaitu adanya reporter Insert Siang yang berada dalam satu frame bersama dengan artis yang diwawancarainya, serta intensitasnya dalam menayangkan berita lebih banyak (Senin – Minggu) bila dibandingkan dengan Status Selebriti dan Hot Shot yang hanya tayang 2 kali dalam seminggu setiap hari (Sabtu – Minggu). Menurut pendapat Rosengren (1974) yang dikutip oleh Jalaludin Rakhmat, penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media, jenis isi media, media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan (2004, p.66). Selain itu, Jalaluddin Rakhmat mengungkapkan bahwa hal-hal yang disajikan berkali-kali, bila disertai sedikit variasi akan menarik perhatian.

Perulangan juga mengadung unsur sugesti yang dapat mempengaruhi alam bawah sadar kita (2009, p.52-53).

3

Universitas Kristen Petra

(4)

 

Berikut adalah tabel data rating infotainment yang ada di Indonesia:

Tabel 1.2 Rating Infotainment Januari 2013

Program Rating (%) Share (%) Index

STATUS SELEBRITIS

(SCTV) 2.0% 21.0% 969

HOT SHOT (SCTV) 2.9% 19.7% 1.418

INSERT SIANG (TRANS TV) 1.8% 13.4 % 885

INTENS (RCTI) 1.8% 12.9% 852

INSERT PAGI (TRANS TV) 1.4% 12.3% 657 SELEBRITA SIANG

(TRANS 7) 1.7% 12.0% 818

SELEBRITA PAGI

(TRANS 7) 1.6% 11.1% 753

INSERT INVESTIGASI

(TRANS TV) 1.3% 8.9% 617

OBSESI (GLOBAL TV) 1.1% 8.3% 557

Sumber: https://www.facebook.com/DailyRatingTelevisiIndonesia?ref=br_tf, 2013

Dengan adanya interaksi antara wartawan Insert Siang serta artis tersebut yang terekam dalam kamera, merupakan salah satu bentuk dari mediasi voyeurism (Calvert, 2004, p.21). Calvert mengatakan voyeurism adalah sebuah budaya menonton melalui media elektronik yang mengungkap images atau kebiasaan orang lain yang sensasional, aneh, dan tidak biasa (2004, p.20). Selain itu, dengan adanya voyeurism melalui sarana media massa dan internet, pemberitaan informasi tentang kehidupan orang lain tampak nyata dan tidak terlalu dijaga, serta sering mengorbankan privasi dari orang yang bersangkutan. Pesan media yang voyeuristic atau sering mengungkap kehidupan orang lain yang kita lihat cenderung menciptakan dan mengubah realitas sosial (Calvert, 2004, p.23).

4

Universitas Kristen Petra

(5)

 

Seperti cuplikan gambar beberapa tayangan Insert Siang yang ada di bawah ini:

Gambar 1.1 Insert Siang Membongkar Tas Make Up Milik Gisella Anastasia

Sumber: http://www.mytrans.com/video/2013/07/15/50/53/191/11358/bedah- tas-make-up-gisella-anastasia, 2013

Gambar 1.2 Insert Siang membuntuti Diego Michiels Untuk Mendapatkan Keterangan

Sumber: http://www.mytrans.com/video/2012/12/26/50/53/191/7539/diego- michiels-gagal-bebas, 2013

5

Universitas Kristen Petra

(6)

 

Gambar 1.1, dan gambar 1.2 merupakan contoh berita yang ditayangkan oleh Insert Siang, dimana termasuk dalam salah satu ciri voyeurism. Gambar 1.1 merupakan salah satu ciri voyeurism yaitu membongkar atau menggeledah tas, mobil, dan barang pribadi lainnya milik artis. Wartawan Insert Siang mendapatkan materi berita dengan cara membongkar tas make up pribadi milik Gisella Anastasia, yang saat itu sedang persiapan untuk tampil dalam suatu acara.

Dalam materi berita tersebut, wartawan Insert Siang meminta Gisell untuk menunjukkan satu per satu barang yang ada di dalam tasnya tersebut. Sedangkan pada gambar 1.2, merupakan ciri voyeurism following someone (mengikuti atau membuntuti seseorang). Wartawan Insert Siang mengikuti atau membuntuti Diego Michiels untuk mendapatkan keterangan tentang perkembangan kasus yang sedang dihadapinya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari rundown Insert Siang (unpublished), target audiens Insert Siang adalah perempuan, berusia 15 tahun keatas, dengan segmentasi A, B, dan C. Selain itu, data Weekly Report 1242 Trans TV tahun 2012 (unpublished), penonton Insert Siang kebanyakan adalah perempuan dengan presentase 11,5% dan mencakup seluruh segmentasi penonton, termasuk segmentasi D dan juga E. Didukung dengan data yang diperoleh dari Nielsen Newsletter edisi 6 – 29 Juni 2012 menyatakan bahwa perempuan menghabiskan lebih banyak waktu untuk menonton infotainment daripada laki-laki. Pada 6 – 12 Juni 2010, pemirsa perempuan dewasa naik 24% menjadi 336 ribu orang.

Sedangkan pemirsa laki-laki naik 20% menjadi 198 ribu orang. Hal ini menunjukan bahwa penonton infotainment sebagian besar adalah perempuan, seperti yang ada dalam gambar diagram berikut ini:

6

Universitas Kristen Petra

(7)

 

Grafik 1.1 Rata-rata jumlah penonton mingguan (dalam ribuan) periode 30 Mei 2010 – 26 Juni 2010

Sumber: Nielsen Newsletter Periode 30 Mei 2010 – 26 Juni 2010, 2013

Selain itu, perempuan sering kali larut, berimpati, berempati, bahkan tidak jarang ikut emosional jika selebritis kesayangannya bertindak tidak sesuai dengan harapannya. Biasanya, perempuan menonton televisi dengan alasan ingin melepaskan diri dari kepenatan mengurus pekerjaan rumah tangga dan keinginan untuk keluar dari rutinitas domestik yang dijalaninya setiap hari (Santosa, 2012, p.162-163). Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Sukarelawati pada tahun 2009 lalu, wanita akan membicarakan kembali tayangan ini dengan teman wanita dan cenderung meniru perilaku selebritis tersebut. Bahkan bukan tidak mungkin bila mereka ditimpa masalah yang sama, maka akan menyelesaikan dengan cara seperti selebritis yang mereka idolakan, sedangkan pria cenderung berpikir realistis (2009, Persepsi Pemirsa Tentang Tayangan Infotainment di Televisi, p.4).

Dengan adanya fenomena tersebut, peneliti ingin mengetahui sikap penonton perempuan Surabaya terhadap voyeurism yang terdapat dalam tayangan infotainment Insert Siang. Kota Surabaya dipilih peneliti karena menurut data report by cities Trans TV (unpublished, 2013), share tayangan Insert di kota Surabaya memperoleh posisi tertinggi bila dibandingkan dengan kota-kota lain di

7

Universitas Kristen Petra

(8)

 

pulau Jawa, seperti Jakarta, Bandung, Semarang dan Yogyakarta. Berikut adalah share Insert Siang di kota-kota yang ada di Pulau Jawa:

Tabel 1.3 Share Insert Siang di kota-kota yang ada di Pulau Jawa Kota Jakarta Bandung Semarang Surabaya Yogyakarta

Share 9,7 13,9 12,3 15,2 10,9

Sumber: report by cities Trans TV (unpublished), 2013

Penelitian infotainment masih jarang dilakukan, namun ada beberapa judul penelitian yang peneliti temukan, seperti “Persepsi Pemirsa Tentang Tayangan Infotainment di Televisi” (Sukarelawati, 2009), yaitu sebuah penelitian tentang persepsi pemirsa yang ada di Bojong Gede, Bogor. Tidak ada spesifikasi tertentu terhadap tayangan infotainment, dengan kata lain, infotainment yang diacu oleh Sukarelawati adalah seluruh infotainment yang tayang diseluruh stasiun televisi yang ada di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei deskriptif korelasional dan bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor, berkaitan dengan variasi pada faktor lain. Ada pula penelitan

“Voyeurisme Dalam Tayangan Infotainment: Analisis Semiotika Infotainment Insert Selebritis” (Bramandityo, 2010), yaitu sebuah penelitian yang fokus terhadap pengambilan gambar tayangan Insert tentang para selebriti perempuan yang ditampilkan oleh Insert dan menggunakan metode semiotika.

Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan terhadap sikap penonton perempuan Surabaya terhadap voyeurism dalam infotainment Insert Siang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan cara membagikan kuesioner kepada 100 orang responden yang merupakan penonton perempuan yang berusia 15 tahun ke atas yang menonton tayangan Insert Siang selama 3 kali seminggu, dalam jangka waktu 3 bulan.

8

Universitas Kristen Petra

(9)

 

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan oleh peneliti diatas, maka dapat rumusan masalah yang diangkat adalah: Bagaimana sikap penonton perempuan surabaya terhadap voyeurism dalam Infotainment Insert Siang?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap penonton perempuan Surabaya terhadap voyeurism yang ada dalam infotainment Insert Siang.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan kontribusi pada studi sikap dan juga voyeurism yang ada dalam tayangan infotainment Insert Siang.

Tidak menutup kemungkinan, penelitian tentang voyeurism dalam infotainment Insert ini dapat dikembangkan lebih jauh lagi.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat memberikan informasi untuk Trans TV khususnya kru Insert Siang tentang sikap penonton perempuan yang ada di Surabaya terhadap voyeurism dalam tayangan infotainment Insert Siang.

1.5 Batasan Penelitian

Agar penelitian tidak meluas, maka diadakan batasan objek dan subjek penelitian oleh peneliti.

• Batasan yang pertama adalah penonton perempuan yang ada di Surabaya, karena penonton infotainment terbanyak adalah perempuan dan berusia 15 tahun ke atas. Karena menurut data dari Trans TV, target audiens Insert adalah perempuan serta berusia 15 tahun keatas.

• Batasan yang kedua adalah sikap yang terdiri dari 3 komponen, yaitu kognitif, afektif, dan konatif.

9

Universitas Kristen Petra

(10)

 

• Batasan yang ketiga adalah voyeurism yang terbagi dalam 7 ciri-ciri, yaitu mengikuti atau membuntuti seseorang, mengintip, telepon anonim, menguping pembicaraan orang lain, menguntit, menggeledah tas atau dompet, dan mengamati seseorang.

• Batasan yang keempat adalah penonton perempuan yang menonton Insert Siang minimal 3 kali dalam seminggu dalam jangka waktu 3 bulan terakhir.

Karena berdasarkan penelitian yang dilakukan Cacioppo dan Petty, ditemukan bahwa pengulangan akan menaikkan perubahan sikap seseorang, dan banyaknya pengulangan yang optimal adalah 3 kali.

1.6 Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian ini terdiri dari lima bab dan masing-masing bab terbagi dalam sub-sub bab, yang disusun secara bertahap dan berkesinambungan untuk mendukung isi dari tiap bab secara keseluruhan dan masing-masing bab secara berhubungan. Adapun sistematika penelitian ini disusun menjadi:

Bab 1. Pendahuluan

Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, sistematika penelitian.

Isi dari bab ini untuk menjelaskan alasan dan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian ini.

Bab 2. Landasan Teori

Bab ini memuat teori-teori yang dipergunakan, nisbah antar konsep, dan kerangka pemikiran. Adapun teori-teori yang akan dibahas adalah teori komunikasi massa, televisi sebagai media massa, teori S-O-R, teori sikap, voyeurism, infotainment, audiens, dan perempuan.

Bab 3. Metode Penelitian

Bab ini memuat definisi konseptual, definisi operasional, jenis penelitian, metode penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi dan sampling, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, uji reliabiltas dan uji validitas.

10

Universitas Kristen Petra

(11)

 

11

Universitas Kristen Petra

Bab 4. Analisis Data

Bab ini memuat hasil analisis data peneliti berdasarkan pada hasil kuesioner yang telah disebarkan untuk kemudian menjadi hasil data dalam bentuk statistik.

Bab 5. Kesimpulan dan Saran

Bab ini memuat kesimpulan peneliti atas hasil penelitian ini, dan juga memuat saran-saran yang diberikan untuk kemudian diadakan penelitian yang lebih mendalam lagi.

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Frekuensi Infotainment Televisi Mei Tahun 2013
Tabel 1.2 Rating Infotainment Januari 2013
Gambar 1.1 Insert Siang Membongkar Tas Make Up Milik Gisella  Anastasia
Grafik 1.1 Rata-rata jumlah penonton mingguan (dalam ribuan) periode  30 Mei 2010 – 26 Juni 2010
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pemilihan umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil- wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat, serta salah satu bentuk

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik kelas XII AP 3 pada mata pelajaran administrasi humas dan keprotokolan di

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) bentuk proyeksi yang menyusun cerita rakyat Indonesia dan terjemahannya dalam bahasa Inggris berikut fungsi proyeksinya,

Pada penelitian ini diuraikan tentang metodologi dipakai dalam penelitian dan kerangka kerja penelitian yang digunakan dalam menyelesaikan penulisan mulai dari mendeskripsikan

Oleh kerana rentetan faktor sosial, teknologi dan pengaruh budaya luar yang mempengaruhi pemikiran bangsa Indonesia terhadap sejarah negara sendiri telah menghasilkan pelbagai

Analisis Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan hasil yang dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa secara simultan ada pengaruh yang signifikan dari variabel motivasi

Instrumen pembangkit getaran frekuensi rendah merupakan suatu piranti yang menghasilkan getaran mekanik dengan frekuensi rendah, salah satunya adalah getaran gempa..

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran, mengetahui dan mendapatkan kajian tentang pengaruh Penempatan Kerja, Komitmen Organisasi dan lingkungan