SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah SatuSyarat untuk Ujian Skripsi Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh Asma Ul Husna NIM 10540 7860 12
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
MEI 2016
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Maka sesugguhya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan’’
(Q. S. Asy-Syarh : 5-6)
Hadapi semua kenyataan hidup dengan rendah diri dan kesabaran walaupun itu terasa berat dan Jangan pernah lari dari satu masalah apapun.
Dua hal yang harus di ingat dan dua hal yang harus dilupakan terhadap orang lain
Ingat kesalahanmu terhadap orang lain,
ingat kebaikan orang lain terhadapmu Lupakan kebaikanmu terhadap orang lain, lupakan kesalahan orang lain terhadapmu
Bismillahirrahmanirrahim,..
Kuperuntukkan karya ini kepada : Ibunda dan Ayahanda serta saudara-saudaraku tercinta Atas doa dan pengorbanan mereka yang tulus demi kesuksesan penulis Merekalah yang telah membantuku mewujudkan impianku jadi kenyataan Serta meraih cita-cita dan kebahagian semoga jasa-jasa mereka mendapat imbalan Disisi Allah Swt. Amin Ya Rabbal Alamin Akhir kata, Diriku tiada apa-apa tanpa mereka Dan sujud syukurku padamu YaRabb Alhamdullillahirabbil’alamiin…
vi
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132
\
SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Asma ul husna
Nim : 10540 7860 12
Program Studi : Strata Satu (S1)
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Metode Demonstrasi terhadap Hasil Belajar IPA Konsep Perubahan Wujud Benda pada Siswa Kelas V SDN 3 Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang
.
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini,saya yang menyusunnya sendiri (tidak di buatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi ini yang selalu melakukan konsultasi dengan pembimbingan yang telah di tetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penciptaan (plagiat)dalam memyusun skripsi saya.
4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1,2 dan 3 maka saya bersedia memerima sanksi sesuai aturan yang ada.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, September 2016 Yang membuat perjanjian
Asma ul husna 10540 7860 12
SURAT PERNYATAAN Nama : Asma ul husna
Nim : 10540 7860 12
Program Studi : Strata Satu (S1)
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Metode Demonstrasi terhadap Hasil Belajar IPA Konsep Perubahan Wujud Benda pada Siswa Kelas V SDN 3 Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang
Dengan ini menyatakan bahwa :
Skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah asli hasil karya sendiri,bukan hasil ciplakan atau di buatkan oleh orang lain.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar September 2016 Yang membuat perjanjian
Asma ul husna 10540 7860 12 v
iv
viii
KATA PENGANTAR
“Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata ala yang maha mendengar lagi maha melihat atas segala limpahan rahmat, taufiq, dan karunia-Nya serta kerja keras sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad saw beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang selalu turut membantu perjuangan beliau dalam menegakkan Dinullah dimuka bumi ini.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Penggunaan Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V di SDN 3 Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang” dirampung dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini, tidak akan terwujud tanpa bantuan dan uluran tangan dari berbagai pihak yang senantiasa memberikan dorongan, bantuan, petunjuk dan bimbingan kepada penulis. Oleh karena itu, penulis bersyukur dan mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah turut ikhlas membantu.Teristimewa disampaikan ucapan terimakasih yang paling dalam kepada Ibunda Wiwik Surya Kusuma Suardi yang telah melahirkan saya dengan sepenuh hati, dan tak lupa juga ucapan terimakasih kepada ayahanda Suherman yang senantiasa memberi harapan,
ix
pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.
Penghargaan yang tertinggi dan ucapant erimakasih yang tulus ikhlas penulis ucapkan kepada :
1. Ayahanda Dr.H.Abd Rahman Rahim,SE.,MM, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Ayahanda Dr. H. Andi Sukri Syamsuri,M.Hum, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Sulfasyah,S.Pd,. MA.,Ph.D selaku Ketua Jurusan Pelaksanaan Tugas Pendidikan Guru Sekolah Dasar Unismuh Makassar.
4. Bapak Dr. Syarifuddun Kune, M.Si , sebagai Pembimbing I, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan petunjuk serta koreksi dalam penyusunan skripsi, sejak awal hingga akhir penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Dr. Hj. Ernawati, M.Pd, sebagai pembimbing II dengan segala kerendahan hatinya telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen di Program Studi Pendidikan Guru sekolah Dasar yang telah memberikan banyak ilmu dan berbagi pengalaman selama
x
penulis menimbailmu di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Makassar.
7. Ibu Nurhana,S.Pd.I, selaku Kepala Sekola SDN 3 Baroko yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah.
8. Bapak/Ibu Guru serta seluruh staf tata usaha SDN 3 Baroko yang telah memberikan bantuan dan petunjuk selama ini.
9. Siswa-siswi SDN 3 Baroko khususnya Kelas V atas kerjasama, motivasi serta semangatnya dalam mengikuti pelajaran.
10. Bapak Ihram,S.Pd.Ma yang senantiasa membantu saya dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
11. Sahabat terbaikku : Nurun Nazhira Jafar, semoga kisah persahabatan kita tak pernah berakhir, terima kasih atas semangat dan dukungannya.
12. Spesial buat Herianto yang selalu memberikan semangat dan motivasi serta selalu ada dalam suka dan duka.
13. Rekan seperjuangan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Angkatan 2012 terkhusus kelas E Universitas Muhammadiyah Makassar, terimakasih atas solidaritas yang diberikan selama menjalani perkuliahan, semoga keakraban dan kebersamaan kita tidak berakhir sampai disini.
14. Semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak sempat disebutkan satu persatu semoga menjadi ibadah dan mendapat imbalan dari-Nya.
Akhirnya, Tiada gading yang tak retak, tak ada makhluk yang sempurna.
Demikian pula dalam penulisan skripsi ini, masih terdapat kekurangan yang
xi
Tiada imbalan yang dapat diberikan oleh penulis, hanya kepada Allah SWT penulis menyerahkan segalanya dan semoga bantuan yang diberikan selama ini bernilai ibadah disisi-Nya Amin.
BillahifiiSabililHaqFastabiqulKhaerat
WassalamuAlaikumWarahmatullahiWabarakatuh
Makassar, Oktober 2016
Penulis
vii ABSTRAK
Asma Ul Husna . 2016. Pengaruh Penggunaan Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V di SDN 3 Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang. Skripsi. Jurusan PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar (Dibimbing oleh Bapak Syarifuddun Kune, dan Ibu Ernawati)
Penelitian ini adalah eksperimen adanya Pengaruh Penggunaan Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V di SDN 3 Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang. Desain penelitian adalah “The One Group Pretest-Posttest”.Ada dua variable dalam penelitian ini yaitu metode penggunaan ingkungan alam sebagai sumber belajar sebagai variable bebas serta hasil belajar IPA sebagai varibel terikat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid SDN 3 Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang. Adapun diperoleh di analisis dengan menggunakan statistic deskriptif dan statistic inferensial. Hasil analisis menunjukkan nilai rata-rata pretest yaitu 64,38 dan posttest 73,75. Sedangkan persentase ketuntasan nilai Prettest yaitu 56,25% dan posttest yaitu 68,75%. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan, Perbedaan antara hasil pretest dan posttest signifikan. Hal ini terlihat dimana
t
hitung>t
tabel= 4,94304> 4,073 dengan demikian H0 ditolakdan H1 diterima. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh penggunaan metode demonstrasi sebagai sumber belajar IPA konsep perubaan wuud benda siswa kelas V SDN 3 Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten EnrekangKata kunci: hasil belajar.metode demonstrasi
xii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
SURAT PERYATAAN ... iv
SURAT PERJANJIAN ... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat penelitian ... 4
BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. KajianPustaka ... 6
1. Belajar dan hasil belajar ... 6
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar... 9
3. Pengertian IPA ... 12
4. Pengertian Metode Demonstrasi ... 14
5. Materi Ajar ... 16
xii
6. Profil sekolah ... 19
B. Kerangka Pikir ... 21
C. Hipotesis ... 24
BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 25
B. Variabel dan Desain Penelitian ... 25
C. Lokasi waktu penelitian ... 26
D. Populasi dan Sampul ... 27
E. Definisi oprasional variabel ... 27
F. Prosedur Penelitian ... 28
G. Tekhnik pengumpulan data ... 29
H. Teknik Analisis Data ...29
BAB IV. HASIL PEELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 34
B. Pembahasan ... 42
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 45
B. Saran ... 45 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xvi
Table 3.1 DesainThe One Group Pretest-Posttes ... 26
Table 3.2 Keadaan populasi ... 27
Table 3.3 Kategori nilai ketuntasan siswa... 31
Tabel 4.1 Presentase aktivitas positif siswa selama proses pembelajara...……35
Tabel 4.2 Presentase aktivitas negative siswa selama proses pembelajaran …....35
Table 4.3 Hasil analisis deskriptif hasil belajar siswa pada posttest dan pretest ………...36
Tabel 4.4 Kategori, frekuensi dan persentase hasil belajar siswa kelas V SDN 3 Baroko berdasarkan kriteria ketuntasan minimal ………...37
Tabel 4.5 Hasil Analisis Skor Pretest dan Posttest ... 40
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Penyebab perubahan wujud benda ... 16
Gambar 2.2 Perubahab wujud benda ... 17
Gambar 2.3 Kerangka pikir ... 25
Gambar 4.8 Histogram kategori dan frekuensi hasil belajar siswa ... 38
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan sekolah dasar sembilan tahun, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.
Guru sebagai tenaga pendidik mempunyai tujuan utama dalam kegiatan pembelajaran di sekolah yaitu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dapat menarik minat dan antusias murid serta dapat memotivasi murid untuk senantiasa belajar dengan baik dan bersemangat, sebab dengan suasana belajar yang menyenangkan akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal. Hasil belajar murid merupakan suatu indikasi dari perubahan- perubahan yang terjadi pada diri murid setelah mengalami proses belajar- mengajar. Dari hasil inilah dapat dilihat keberhasilan murid dalam memahami suatu materi pelajaran.
IPA sebagai suatu mata pelajaran di sekolah dinilai cukup mempunyai peranan penting, baik pola pikir dalam membentuk murid menjadi berkualitas maupun terapannya dalam kehidupan sehari-hari, karena IPA merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis dan sistematis. Oleh sebab itu dianggap penting agar IPA dapat dikuasai sedini mungkin oleh para murid.
1
2
2 Proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh siswa. Jadi, kegiatan belajar berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar suasana kelas lebih hidup. Keberhasilan pembelajaran IPA ditentukan oleh bagaimana guru dalam perencanaan, pelaksanaan dan menilai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pembelajaran IPA di sekolah dasar masih ditemukan berbagai masalah antara lain bahwa hasil pembelajaran IPA masih kurang baik sebagai akibat kurang baiknya sistem evaluasi dan metode pembelajaran yang monoton tidak bervariasi, membosankan yang menekankan pada mengingat dan memahami saja.
Berdasarkan kenyataan yang ada di SDN 3 Baroko, siswa cenderung mengharapkan gurunya mengajar dengan lebih santai dan menggairahkan.
Namun, persoalannya adalah guru sering kali kurang memahami bentuk-bentuk metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses mengajar, sehingga banyak siswa merasa jenuh, bosan, dan malas mengikuti pelajaran. Akan tetapi, metode konvensional tersebut bukan satu kesalahan, tetapi kalau terus-menerus dipakai maka dapat menjadikan suasana pembelajaran berjalan secara monoton tanpa ada variasi.
Oleh karena itu, meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat diharapkan sebab sangat penting bagi jenjang pendidikan sekolah dasar karena merupakan seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan kenyataan yang terjadi di dalam kehidupan sehari – hari . Melalui mata pelajaran ini peserta didik diarahkan untuk
3 dapat menjadi warga Negara Indonesia yang berfikir tajam, jernih serta bertanggung jawab, agar nantinya tercipta suatu generasi yang berkualitas dan berguna dalam kehidupan nyata.
Hasil observasi dan diskusi awal dengan guru kelas V di SDN 3 Barokopada tanggal 5 Mei 2016 diperoleh informasi bahwa belum semua peserta didik mencapai KKM yang telah di tetapkan di sekolah tersebut yaitu 70.
Persentase pencapaian KKM oleh peserta didik menurut salah satu guru mata pelajaran IPA di sekolah tersebut khususnya kelas V adalah sekitar 65%. Hal ini berarti siswa kelas V SDN 3 Baroko dinyatakan belum memenuhi standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk bidang studi IPA.
Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan siswa dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan kepada siswa. Metode demonstrasi di dalam pembelajaran IPA adalah metode dimana guru menyajikan suatu percobaan IPA di depan kelas atau di tempat yang dapat dilihat oleh seluruh siswa. Setelah mengikuti demonstrasi, siswa akan memperoleh pengalaman belajar langsung setelah melihat, melakukan, dan merasakan sendiri.
Keberhasilan pendidikan sangat bergantung kepada manusianya, salah satunya adalah pelaksana pendidikan yaitu guru. Guru sebagai ujung tombak pendidikan karena secara langsung membina, mendidik, dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa agar menjadi manusia yang cerdas, terampil,
4
4 dan bermoral tinggi. Guru harus mempunyai kemampuan dasar yang diperlukan sebagai pendidik dan pengajar. Sebagai pengajar, paling tidak guru harus menguasai bahan yang diajarkannya dan terampil dalam mengajarkannya.
Bertitik tolak dari uraian diatas maka penerapan metode demonstrasi merupakan metode yang menurut peneliti cocok digunakan pada kondisi belajar mengajar di SDN 3 Baroko. Maka penulis merancang sebuah penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Metode Demonstrasi terhadap Hasil Belajar IPA konsep perubahan wujud benda Pada Siswa Kelas V di SDN 3 Baroko’.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adala ‘Apakah ada Pengaruh Penggunaan Metode Demonstrasi terhadap Hasil Belajar IPA konsep perubahan wujud benda Pada Siswa Kelas V di SDN 3 Baroko?’
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang menadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan Metode Demonstrasi terhadap Hasil Belajar IPA konsep perubahan wujud benda Pada Siswa Kelas V di SDN 3 Baroko.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
5 1. Bagi guru, dapat mengetahui metode pembelajaran yang tepat dalam upaya memperbaiki dan memudahkan dalam mengajar mata pelajaran IPA sehingga dapat dipahami oleh peserta didik dengan baik.
2. Bagi siswa, sebagai bahan evaluasi dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar utamanya hasil belajar mata pelajaran IPA 3. Bagi sekolah, hasil peneliti ini akan memberikan sumbangan yang baik
sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu prosespembelajaran, khususnya mata pelajaran IPA
4. Bagi peneliti, menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan keilmuantentang metode pembelajaran yang sesuai dalam kegiatan belajar mengajar.
6
6 BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka
1. Belajar dan Hasil Belajar a. Pengertian Belajar
Belajar menurut pandangan Skinner (Wisudawati & Eka Sulistyowati, 2014 : 31) adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Belajar dipahami sebagai suatu prilaku, pada saat orang belajar maka responsnya baik dan sebaliknya.Jadi belajar merupakan perubahan dalam peluang terjadinya respons.
Pieget (Wisudawati & Eka Sulistyowati, 2014 : 35) mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan proses perubahan konsep. Dalam proses tersebut, peserta didik selalu membangun konsep baru melalui asimilasi dan akomodasi skema mereka. Oleh karena itu belajar merupakan proses yang terus-menerus tidak berkesudahan.
Suprijono (2012:2), Beberapa pakar pendidikan mendefenisikan belajar sebagai berikut:
a. Gagne, Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperohleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara ilmia.
b. Travers, Belajar adalah proses penghasilan penyusuaian tingka laku.
6 6
7 c. Cronbach, Learning is shown by achange in behavior as a result of experience. (Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman).
d. Harold Spears, Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction. (Dengan kata lain, bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu.
e. Geoch, Learning is change in performance as a result of practive.
(Belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan).
f. Morgan, Learning is any relatively permancent change in brhavior that is a result of past experience. (Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman.
Abdillah (Aunurrahman 2012:35) Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan pisikomotorik untuk memperohleh tujuan tertentu.
Menurut Burton (Susanto, 2013 : 3) Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Dari definisi yang di uangkapkan dimensi belajar berisi beberapa unsur, yaitu : 1) Penciptaan Hubungan, 2) Sesuatu hal (pengetahuan) yang sudah di pahami, 3) Sesuatu (pengetahuan) yang baru.
8
8 b. Hasil Belajar
Mulyono Abdurrahman (2010 : 37) berpendapat bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Menurut Benjamin (Mulyono Abdurrahman, 2010 : 38) hasil belajar ada tiga ranah (domain) yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Romiszowski (Mulyono Abdurrahman, 2010 : 38) memandang hasil belajar sebagai keluaran dari suatu sistem pemprosesan berbagai masukan yang berupa informasi.
Menurut Patta Bundu (2006: 17), hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Aspek kognitif berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki siswa, aspek afektif berkaitan dengan penguasaan nilai-nilai atau sikap yang dimiliki siswa sebagai hasil belajar, sedangkan aspek psikomotorik yaitu berkaitan dengan keterampilan-keterampilan motorik yang dimiliki oleh siswa. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar. Tujuan pendidikan bersifat ideal, sedang hasil belajar bersifat aktual.Hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar yang diukur sangat tergantung kepada tujuan pendidikannya.Hasil belajar perlu di evaluasi. Evaluasi dimaksudkan sebagai cermin untuk melihat kembali apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan apakah proses belajar mengajar telah berlangsung efektif untuk memperoleh hasil belajar.
9 Gagne (Suprijono 2012:6) Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai- nilai, pengertian-pengertian, sikap-sika, apreasiasi dan keterampilan. Hasil belajar berupa:
1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempersentasikan konsep dan lambang.
3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitif nya sendiri.
4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.
Bloom (Suprijono 201:6) hasil belajar mengcakup kemampuan kognitif, afektif, dan pisikomotorik.Menurut Suprijono (2012:7) hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan. Artinya, hasil pembelajaran bukan hanya dilihat dari secara fragmentasi atau terpisah, melainkan komprehensif.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar itu sendiri.
10
10 Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar seorang siswa digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar individu. Kedua faktor tersebut mempunyai arti yang sangat penting dalam rangka membantu siswa dalam mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya.
Menurut Ahmadi (2004), yang tergolong dalam faktor internal adalah sebagai berikut :
“(1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya. (2) Faktor psikologis yang terdiri atas faktor intelektif misalnya kecerdasan dan bakat, serta faktor non-intelektif yaitu unsur- unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri. (3) Faktor kematangan fisik maupun psikis”.
Dan yang tergolong dalam faktor eksternal adalah :
“(1) Faktor sosial yang terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok. (2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. (3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim.
(4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan”.
11 Munandar (Asrori 2007:74) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas adalah: (1) usia. (2) Tingkat pendidikan.
(3)Tersedianya fasilitas. (4) Penggunaan waktu luang.
Clark (Asrori 2007:74) menggategorikan faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas ke dalam 2 kelompok, yakni faktor mendukung dan yang menghambat. Faktor-faktor yang dapat mendukung perkembangan kreativitas adalah:
1. Situasi yang menghadiri ketidaklengkapan serta keterbukaan.
2. Situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya banyak pertanyaan.
3. Situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan sesuatu.
4. Situasi yang mendorong tanggujawab dan kemandirian.
5. Situasi yang menekankan inisiatif diri untuk menggali, mengamati, bertanya, merasa, mengkalasifikasikan, mencatat, menerjemahkan, memprakirakan, menguji hasil prakiraan, dan mengkomonikasikan.
6. Kewibahasaan yang memungkinkan untuk mengembangkanpotensi kreativitas secara lebih luas karena akan memberikan pandangan dunia secara lebih bervariasi, lebih fleksibel dalam menghadaoi masalah, dan mampu mengepresikan dirinya dengan cara berbeda dari umumnya orang lain yang dapat muncul pengalaman yang dimilikinya.
7. Posisi kelahiran (berdasarkan tes kreativitas, anak sulung laki-laki lebih kreatif dari pada anak laki-laki yang lahir kemudian).
12
12 8. Perhatian dari orang tua terhadap minat anaknya, stimulasi dari
lingkungan sekolah, dan motivasi diri.
Sedangkan faktor-faktor yang menghambat perkembangannya kreativitas adalah sebagai berikut:
1. Adanya kebutuhan akan keberhasilan, ketidak beranian dalam menanggu resiko atau upaya mengejar sesuatu yang belum diketahui.
2. Konformitas terhadap teman-teman kelompoknya dan tekanan sosial.
3. Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan imajinasi, dan penyelidikan.
4. Stereorip peran seks/jenis kelamin.
5. Deferensiasi antara bekerja dan bermain.
6. Otoritarianisme.
7. Tidak menghargai terhadap fantasi dan hayalan.
3. Pengertian IPA
Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains merupakan pengetahuan manusia tentang gejala-gejala alam dan kebendaan yang diperoleh dengan cara observasi, eksperimen/penelitian, atau uji coba yang berdasarkan pada hasil pengamatan manusia. Pengamatan manusia dapat berupa fakta-fakta, aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan lain sebagainya.(http://www.kajianteori.com/2013/03/teori-ipa-pengertian-ilmu-
pengetahuan-alam-ipa.html, Diakses 18.20, 29 April 2016)
13 Menurut Usman samatowa (2006 : 2) IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen.
Wisudawati & Eka Sulistyowati ( 2014 : 22) mengemukakan IPA merupakan rumpun ilmu, yang memiliki karakteristik khusus yang mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab akibat.
Menurut Subiyanto (Wisudawati & Eka Sulistyowati, 2014 : 23) definisi IPA adalah :
a. Suatu cabang pengetahuan yang menyangkut fakta-fakta yang tersusunsecara sistematis dan menunjukkan berlakunya hukum-hukum umum.
b. Pengetahuan yang didapatkan dengan jalan studi dan praktik.
c. Suatu cabang ilmu yang bersangkut-paut dengan observasi danklasivikasi fakta-fakta, terutama dengan disusunya hukum umum denganinduksi dan hipotesis.
Carin & sund (Wisudawati & Eka sulistyowati, 2014 : 24) mengemukakan IPA sebagai pengetahuan yang sitematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen.
Dari beberapa definisi diatas dapat diketahui bahwa IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang alam semesta beserta isi dan kejadian-kejadian yang dapat diperoleh dan dikembangkan baik secara induktif atau deduktif. IPA berhubungan
14
14 dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan tentang fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
4. Metode demonstrasi
Demonstrasi dalam hubunganya dengan penyajian informasi dapat diartikan sebagai upaya peragaan tentang suatu cara melakukan sesuatu. Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan siswa dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu.
demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan kepada siswa. Berdasarkan tujuannya demonstrasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Demonstrasi proses yaitu metode yang mengajak siswa memahami langkah demi langkah suatu proses
2. Demonstrasi hasil yaitu metode untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses.
Setelah mengikuti demonstrasi, siswa akan memperoleh pengalaman belajar langsung setelah melihat, melakukan, dan merasakan sendiri.
Metode demonstrasi di dalam pembelajaran IPA adalah metode dimana guru menyajikan suatu percobaan IPA di depan kelas atau ditempat yang dapat dilihat oleh seluruh siswa.
a. Langkah-langkah Metode Demonstrasi:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
15 2. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan 3. Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan
4. Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan.
5. Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisanya.
6. Tiap siswa mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman 7. siswa didemontrasikan.
8. Guru membuat kesimpulan.
b. Keunggulan Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi memiliki keunggulan sebagai berikut:
1. Tidak banyak memerlukan peralatan laboratorium 2. Penggunaan bahan praktikum tidak boros
3. Pengembangan konsep terarah
4. Konsep yang dipelajari akan lebih mudah diingat karena siswa melihat
5. fakta-fakta secara langsung.
c. Kelemahan Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi memilki kelemahan sebagai berikut:
1. Kalau siswa sama sekali tidak diberikan pertanyaan-pertanyaan tentang hal-hal yang akan terjadi pada kegiatan demonstrasi, materi yang didemonstrasikan hanya merupakan tontonan.
16
16 2. Kalau sajian demonstrasi tidak dapat dilihat oleh semua siswa,
materi ajar tetap saja tidak terserap dengan baik.
3. Siswa tidak terlatih dalam keterampilan penggunaan alat.
Untuk menerapkan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA, ada beberapa persyaratan yang harus dilakukan diantaranya:
➢ Peralatan dan bahan yang sudah tersedia di depan kelas atau di laboratorium
➢ Peralatan dan bahan yang digunakan ukurannya atau volumenya memadai untuk dilihat oleh seluruh siswa
➢ Memperhatikan keselamatan kerja
➢ Guru menyajikan demonstrasi dengan teknik bertanya yang tepat
5. Materi Ajar
17 a. Perubahan Wujud Benda
Wujud benda tidak selalu tetap. Benda dapat berubah wujud. Misalnya benda padat berubah menjadi benda cair atau sebaliknya. Agar lebih jelas, perhatikan gambar di bawah ini.
Gambar 2.2 Perubahan wujud benda
Keterangan:
1) Padat ke gas menyumblim, sebaliknya gas ke padat menghablur.
2) Padat ke cair melebur, sebaliknya cair ke padat membeku.
3) Cair ke gas menguap, gas ke cair mengembun
Perubahan wujud benda dapat disebabkan beberapa factor, yaitu:
1) Pembakaran
Coba perhatikan kertas yang dibakar. Sebelum dibakar sifat kertas adalah berwarna putih, dapat menyerap tinta, dan tidak rapuh. Setelah dibakarkertas berubah menjadi abu yang berwarna hitam, bersifat rapuh, dan tidak dapat menyerap tinta.
2) Perkaratan oleh Oksigen dan Air
18
18 Perkaratan disebabkan proses oksidasi oleh oksigen dan air. Karat akan mengubah sifat besi dan baja menjadi keropos. Warna besi dan baja juga berubah menjadi coklat atau hitam.
3) Pemanasan
Air jika dipanaskan akan berubah menjadi uap air. Sebelum pemanasan, air bersifat cair. Setelah dipanaskan, air berubah sifat menjadi gas. Pemanasan pada benda padat dapat mengubah wujud benda menjadi cair. Contohnya lilin dan logam yang dipanaskan.
4) Pembusukan
Pembusukan menyebabkan sayuran dan buah yang bersifat keras menjadi lunak. Pembusukan juga menyebabkan benda berbau busuk.
Pembusukan disebabkan oleh bakteri dan jamur.
5) Pendinginan
Benda yang bersifat cair akan berubah menjadi padat dan keras jika didinginkan. Misalnya air yang didinginkan akan berubah menjadi es yang bersifat keras. Karbon dioksida juga dapat menjadi padat jika didinginkan, yang disebut es kering.
b. Perubahan Wujud Benda yang Bersifat Sementara dan yang Bersifat Tetap
Akibat berinteraksi dengan air, udara, api, atau benda lain, suatu benda dapat berubah wujud. Perubahanwujud tersebut dapat berlangsung secara fisika , kimia, atau biologi. Perubahan fisika adalah perubahan benda yang bersifat
19 sementara (benda dapat kembali kebentuk semula). Perubahan tersebut tidak menghasilkan zat baru.
Perubahan kimia adalah perubahan benda yang bersifat tetap (benda tidak dapat kembali kewujud semula). Perubahan tersebut umumnya menghasilkan zat baru.
Perubahan biologi adalah perubahan yang dipengaruhi oleh makhluk hidup lainnya. Perubahan tersebut menyebabkan benda tidak dapat lagi kembali seperti semula.
6. Profil Sekolah
Profil Sekolah SDN 3 Baroko a. Keadaan Sekolah
Sekolah SDN 3 Baroko terletak di jalan perkebunan. Keadaan sekolahnya cukup luas, berada pada lokasi yang cukup strategis, mudah dijangkau dari berbagai arah, sebab berada di jalan poros baroko – buntu ampang. SDN 3 Baroko terdiri dari 6 kelas. Setiap kelas terbagi beberapa bagian karena siswanya cukup banyak. kegiatan pembelajaran dilakukan pada pagi dan siang hari mulai pukul 07.30-12.40 Wita dan 13.00-17.00 Wita.
Keadaan fisik sekolah cukup memadai terdiri dari 6 ruangan kelas, 1 ruangan kantor, 1 ruangan perpustakaan, 1 mushollah, dan dilengkapi dengan kantin yang terletak di belakang sekolah. Personil tenaga edukasi SDN 3 Baroko terdiri dari kepala sekolah, wali kelas/guru bidang studi. SDN 3 Baroko dipimpin oleh Dra. Hj. Rohana.
20
20 b. Personil Tenaga Edukasi SDN 3 Baroko terdiri dari:
1. Kepala Sekolah: Dra. Hj. Rohana 2. Guru Kelas:
1) St. Nurhayati, S.Pd 2) Mujaenah, S.Pd 3) Herman Saleh, S.Pd 4) Rumaedah S.Pd 5) Andi Nurlaelah, S.Pd 6) Andi Nur Aidah, S.Pd 7) Adnan. H, S.Pd 8) Muh. Nur Alim, S.Pd 9) Diah Riyanti.A, S.Pd 10) Masrah, S.Pd
11) Nursinta Abdullah, S.Pd 12) Nuslia, S.Pd
3. Guru Agama:
1) Mariati Jabbar, S.Ag 2) Khaeriah, S.Pd 4. Guru Olah Raga:
1) Anas Ma’ruf, S.Pd 2) Muhammad Nur, S.Pd
5. Guru Bahasa Daerah: A. Nur Daniara. Ma 6. Guru Bahasa Inggris: Saleha, S.Pd
21 7. Operator Sekolah: Mariani, S.Pd
8. Satpol PP: Mustapa 9. Bujang Sekolah: Hastuti
c. Visi Misi SD Inpres Kassi Kota Makassar Visi
“Bersaing Dalam Prestasi Berdasarkan Imtaq dan Iptek, Berperilaku yang Sehat, Berbudaya Lingkungan Serta Berwawasan Nasional dan Global”
Misi
▪ Membimbing siswa untuk senantiasa melaksanakan shalat berjamaah dan memiliki dasar-dasar akhlak mulia.
▪ Melaksanakan pembelajaran aktif, inovatip, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
▪ Membina siswa memiliki kemampuan akademik, kreatif, berpikir kritis, pemberani, tanggung jawab, dan mandiri.
Menumbuhkembangkan rasa cinta kebersihan, keindahan, keamanan, kesehatan, dan persaudaraan.
B. Kerangka Pikir
Berbagai upaya pembelajaran dilakukan dengan tujuan agar hasil pembelajaran diusahakan dapat optimal. Sehingga pembelajaran diusahakan dapat dilaksanakan secara teratur ,terstruktur ,dan sistematik. Metode mengajar yang ditempuh oleh guru sangat menunjang keberhasilan proses belajar mengajar
22
22 sehinggga sepatutnya guru dalam menyampaikan materi dapat mengarahkan siswa untuk berfokus pada pembelajaran tersebut.
Dengan demikian pengaruh penggunaan lingkungan alam sebagai sumber belajar terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 3 Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang dapat digambarkan dengan kerangka pikir sebagai berikut :
23 Gambar 2.3: Kerangka Pikir
Pre-test
Pembelajaran IPA dengan menggunakan metode Demonstrasi
Post-test
Hasil belajar IPA
Analisis
Ada pengaruh Tidak ada pengaruh
24
24 C. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : “Ada pengaruh penggunaan Metode Demonstrasi terhadap Hasil Belajar IPA konsep perubahan wujud benda Pada Siswa Kelas V di SDN 3 Baroko”.
Ada dua cara dalam menyatakan hipotesis-hipotesis, yakni hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha). Disebut hipotesis nol karena tidak ada pengaruh, tidak ada interaksi, tidak ada hubungan dan tidak ada perbedaan. Tipe hipotesis lain adalah hipotesis alternatif, hipotesis ini adalah harapan yang berdasarkan teori. Adapun hipotesis statistic dari penelitian ini yaitu:
H0: µ1 = µ2 lawan Ha: µ1< µ2
Keterangan:
µ1 = rata-rata hasil belajar sebelum diberikan perlakuan
µ2 = rata-rata hasil belajar setelah diberikan perlakuan
H0 : Tidak ada pengaruh penggunaan lingkungan alam sebagai sumber belajar terhadap hasil belajar IPA konsep perubahan wujud benda pada siswa kelas V SDN 3 Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.
H1 : Ada pengaruh penggunaan lingkungan alam sebagai sumber belajar terhadap hasil belajar IPA konsep perubahan wujud benda pada siswa kelas V SDN 3 Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.
25 BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penilitian ini adalah eksperimen, yaitu metode penilitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakukan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Dalam penilitian ini digunakan desain pra-eksperimen karena hanya melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen yang dilaksanakan tampa adanya kelompok perbandingan.
B. Variabel dan desain penilitian 1. Variabel penilitian
Menurut Sugiyono (2012 : 60) variable penilitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peniliti untuk dipelajari oleh peniliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulanya. Berdasarkan pendapat tersebut, maka yang menjadi variabel dalam penilitian ini adalah :
a. Variabel bebas
Variable bebas adalah yang mempengaruhi atau variable penyebab.Dalam hal ini variable bebasnya adalah strategi pembelajaran menggunakan metode demonstrasi.
b. Variabel terikat
Variable terikat adalah variable yang dipengaruhi.Dalam hal ini variable terikatnya adalah hasil belajar siswa.
25
26
26 2. Desain Penilitian
Desain penilitian yang digunakan adalah One Group Pretest-Posttest Design.Pre-test digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa konsep perubahan wujud benda sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat dikutahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.Sedangkan Post-test digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan.Dalam rancangan ini digunakan satu kelompok subjek.Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Tabel 3.1 :Desain The One Group Pretest-Posttest
Pretest Perlakuan Posttest
O1 X O2
(Sugiyono, 2012 : 111) Keterangan:
X = Perlakuan
O1= Hasil belajar siswa sebelum diberikan perlakuan O2= Hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 3 Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang. Waktu penelitian direncanakan pada semester ganjil tahun ajaran2015/2016 yang dimulai dengan observasi selama 1–2 hari di sekolah SDN 3 Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang dan waktu penelitian di laksanakan selama 1–2 minggu.
27 D. Populasi dan Sampel
Adapun populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 3 Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang pada tahun ajaran 2015/ 2016 yang tersdiri dari 1 kelas dengan jumlah 16 siswa.
Table 3.2 :Keadaan Populasi
Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-Laki Perempuan
IV 7 9 16
E. Definisi Operasional Variabel
Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini secara operasional didefenisikan sebagai berikut
1. Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan siswa dengan cara menceritakan dan memperagakan uatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan kepada siswa.
2. Pembelajaran konvensional adalah sistem penyampaian pembelajaran Nyang lazim digunakan oleh guru dalam penyampaian pembelajaran dimana proses pembelajaran lebih banyak didominasi guru sebagai
“pentransfer ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai “penerima”
ilmu dan komunikasi lebih banyak satu arah dari guru ke peserta didik.
28
28 F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan tahapan yang dilakukan oleh penelitiselama menempuh penelitian. Adapun tahapan yang dilakukan oleh peneliti selama melaksanakan penelitian ini antara lain:
a. Tahapan Persiapan
1) Melaksanakan observasi awal ke sekolah yang akan menjadi lokasi penelitian yaitu di SDN 3 Baroko.
2) Berkonsultasi dengan kepala sekolah dan guru kelas V SDN 3 Baroko untuk meminta izin melaksanakan penelitian.
3) Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan untuk penelitian.
4) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
5) Membuat instrumen penelitian berupa soal tes objektif model pertanyaan pilihan ganda.
b. Tahapan Pelaksanaan
Pada tahap ini mulai dilaksanakan proses belajar mengajar pada kelas yang sesuai dengan prosedur yang telah dilaksanakan. Proses mengajar dilakukan sendiri oleh peneliti menggunakan metode demonstrasi
c. Tahap Akhir
29 G. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penilitian ini, penilitian menggunakan metode-metode sebagai berikut :
1. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar adalah cara pengambilan data dengan menggunakan soal tes. Tujuan memberikan tes hasil belajar adalah untuk memperoleh data secara jelas dan kongret tentang proses pembelajaran untuk siswa kelas V SDN 3 Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.
2. Observasi Langsung
Observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Observasi ini digunakan untuk penelitian yang telah direncanakan secara sistematik tentang bagimana peroses pembelajaran untuk siswa kelas V SDN 3 Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pendukung atau pelengkap untuk mengumpulkan data-data atau keterangan-keterangan tertulis mengenai keadaan sekolah, keadaan guru dan lain-lain.Dokumentasi yang di maksud seperti foto dan lain-lain.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam peniliian ini adalah analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.
30
30 1. Analisis Deskriptif
Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran tentang hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.Analisis statistik deskriptif yang digunakan adalah nilai tertinggi dan nilai terendah, nilai rata-rata, dan standar deviasi.Nilai yang diperoleh dikategorikan berdasarkan nilai ketuntasan materi konsep makhluk hidup dan lingkungannya untuk memperoleh persentase ketuntasan materi pada siswa.
Dalam Arikunto, (2013:299), skor rata-rata total dan standar deviasi yang diperoleh siswa pada tes hasil belajar siswa dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
1) Rata-rata skor total, dengan rumus:
X = ∑ 𝑋
𝑁
Dimana: X = skor nilai mean (tengah) x = jumlah deretan nilai N = jumlah siswa
2) Standar deviasi, dengan rumus:
SD =√∑ 𝑋2
𝑁 − (∑ 𝑋
𝑁)2
Dimana: SD = standar deviasi
∑ 𝑋2
𝑁 = tiap skor dikuadratkan lalu dijumlahkan kemudian Ndibagi N (∑ 𝑋
𝑁)2= semua skor dijumlahkan, dibagi N, lalu dikuadratkan
31 Dimana untuk mengkategorikan tingkat hasil belajar siswa digunakan interval nilai dan kategori sebagai berikut:
Table 3.3 :Kategori nilai ketuntasan siswa
Nilai Kategori
≥ 70 Tuntas
<70 Tidak Tuntas
(Sumber : SDN 3 Baroko)
Dan untuk data pengamatan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung di analisis dengan menggunakan presentase. Presentase pengamatan aktivitas siswa yaitu :
Pa= ∑ 𝑇𝑎
∑ 𝑇x 100%
Di mana : Ta = Jenis aktivitas tertentu dilakukan siswa setiap pertemuan T = Seluruh aktivitas siswa setiap pertemuan
Indikator keberhasilan siswa dalam penilitian ini ditunjukkan dengan sekurang-kurangnya 75% siswa terlibat aktif dalam proses pemblajaran.
2. Analisis Inferensial
Analisis inferensial merupakan statistik yang menyediakan aturan atau cara yang dapat dipergunakan sebagai alat dalam rangka mencoba menarik kesimpulan yang bersifat umum, dari sekumpulan data yang telah disusun dan diolah.
32
32 Uji Hipotesis
Teknik analisis inferensial digunakan untuk menarik kesimpulan tentang populasi dari sampel yang ditarik dari populasinya. Pengujian yang digunakan adalah uji signifikan (uji-t) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Membuat tabel penolong untuk mencari nilai t
2) Menghitung nilai mean dari perbedaan pretest dengan posttest, dengan persamaan:
𝑀𝑑 =∑ 𝑑 𝑁
Di mana: Md = mean dari perbedaan pretest dengan posttest ∑𝑑 = jumlah dari gain (posttest – pretest)
N = subjek pada sampel
3) Menghitung defiasi masing-masing subjek dengan persamaan:
𝑋𝑑 = 𝑑 − 𝑀𝑑
Di mana: Xd = defiasi masing-masing subjek d = gain (posttest – pretest)
4) Menghitung jumlah kuadrat defiasi dengan persamaan:
∑ 𝑥2𝑑 = ∑ 𝑑2−(∑ 𝑑)2 𝑁 Di mana: ∑𝑥2𝑑 = jumlah kuadrat defiasi
∑ 𝑑2 = jumlah kuadrat masing-masing subjek N = subjek pada sampel
5) Menghitung nilai db, dengan persamaan:
𝑑𝑏 = 𝑁 − 1
33 Di mana: N = subjek pada sampel
6) Menghitung nilai t dengan persamaan:
𝑡 = 𝑀𝑑
√ ∑ 𝑥2𝑑 𝑁(𝑁 − 1)
Di mana: Md = mean dari perbedaan pretest dengan posttest ∑𝑥2𝑑 = jumlah kuadrat defiasi
N = subjek pada sampel 7) Membuat kesimpulan hasil penelitian
H1 diterima apabila thitung > ttabel dan H0 diterima apabila thitung < ttabel
a. Jika t Hitung > t table maka H0ditolak dan H1diterima, berarti penggunaan lingkungan alam sebagai sumber belajar berpengaruh terhadap hasil belajar IPA konsep perubahan wujud benda pada siswa kelas V SDN 3 Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.
b. Jika t Hitung< t tabel maka H0 diterima, berarti penggunaan lingkungan alam sebagai sumber belajar tidak berpengaru terhadap hasil belajar IPA konsep perubahan wujud benda pada siswa kelas V SDN 3 Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang
34
34 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan pada hari Rabu tanggal 12 Oktober 2016 dengan pokok pembahasan Perubahan Wujud Benda dengan menggunakan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas V SDN 3 Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.
Maka hasil Penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : 1.Aktifitas belajar hasil observasi
Selama beerlangsungnya penelitiuan tercatat kegiatan yang teradi pada setiap siswa yang di peroleh dari lembar observasi. Dan jika dilihat dari aktifitas siswa Kelas V SDN 3 Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang selama kegiatan berlangsung, pengamat melakukan pengamatan terhadap aktifitas siswa berdasarkan indikator yang ingin di capai. Frekuensi aktifitas siswa terangkum pada tabel 4.1 dan 4.2 yaitu sebagai berikut :
34
35 Tabel 4.1 : Presentase aktivitas positif siswa selama proses pembelajaran
No Komponen
Pertemuan ke- Presentase
Rata-rata I II III IV V VI (%)
1 Jumlah siswa yang hadir 16 16 16 16 16 16 100 2
Siswa yang memperhatikan pada saat proses pembelajaran
P R E T E S T
13 14 16 16
P O S T T E S T
92,18
3
Siswa yang mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran yang belum dipahami
12 10 7 9 59,37
4
Siswa yang aktif dan mengerjakan soal pada saat pembahasan tugas
15 16 16 16 98,43
5
Siswa yang masih
bimbingan dalam
mengerjakan tugas
14 12 8 5 60,93
6
Siswa yang aktif mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas
7 10 10 62,5
Rata-rata 78,90
(Sumber : Hasil observasi selama proses pembelaaran dengan menggunakan metode demonstrasi, Lampiran 3 )
Tabel 4.2 : Presentase aktivitas negative siswa selama proses pembelajara
No Komponen
Pertemuan ke- Presentase
Rata-rata I II III IV V VI (%)
1
Siswa yang kurang percaya diri dalam mengerjakan kuis (tidak mengerjakan, menyontek, dll)
P R E T E S T
14 10 8 5 P O S T T E S T
57,81
2
Siswa yang melakukan aktifitas negatif pada saat pemberian tugas(sering keluar kelas, mengganggu, rebut, dll)
10 8 7 4 45,31
Rata-rata 51,56
(Sumber : Hasil observasi selama proses pembelaaran dengan menggunakan metode demonstrasi, Lampiran 3 )
36
36 Selama kegiatan pembelajaran IPA yang diajar dengan penggunaan lingkungan alam sebagai sumber belajar diperoleh hasil presentase rata-rata aktivitas positif siswa secara keseluruhan adalah 78,90%. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa telah terlibat secara aktif.Secara umum hasil analisis data aktivitas siswa (terlihat pada tabel 4.1) menunjukkan sebagian besar aktivitas siswa berada pada kategori aktif dan efektif.Sedangkan (terlihat pada tabel 4.2) pada aktivitas siswa tidak efektif.
2.Hasil Analisis Deskriptif
Berdasarkan tes hasil belajar kelas V sebagai kelas eksperimen yang telah diajar dengan penggunaan lingkungan alam sebagai sumber belajar diperoleh hasil analisis statistik deskriptif yang memberikan gambaran umum hasil penelitian.
Hasil analisis deskriptif penenlitian dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3: Hasil analisis deskriptif hasil belajar siswapada posttest dan pretest
Statistik deskriptif
Nilai Statistik
Pretest Posttest
Banyaknya Sampel 16 16
Nilai Tertinggi 90 100
Nilai Terendah 40 50
Nilai Rat-rata 64,38 73,75
Standar Devisiasi 12,5 16,11
(Sumber : Hasil analisis deskriftif asil belaar siswa pada posttest dab pretest, Lampiran 7 )
Pada tabel 4.3 dapat dilihat hasil belajar IPA siswa kelas IVSD Inpres Bontobuddung Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.Bahwa nilai tertinggi
37 untuk posttest adalah 100 sedangkan untuk nilai pretest adalah 90, nilai terendah posttest yaitu 50, dan untuk pretest nilai terendah yaitu 40.Hal ini menunjukkan bahwa perolehan hasil posttest lebih tinggi dari pretest yang ditunjukkan pada besarnya perolehan nilai tertinggi dan nilai terendah masing-masing kelas.
Diperjelas pulanilai rata-rata pada posttest dengannilai rata-ratanya yaitu 73,75dengan nilai standar deviasi sebesar 16,11.Adapun nilai pretestrata-ratanya yaitu 64,38 dengan nila standar deviasi sebesar 12,5.
Apabila hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 3 Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang. Dikelompokkan berdasarkanKriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka diperoleh frekuensi dan persentasepada posttest dan pretest seperti pada tabel 4.4 yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.4: Kategori, frekuensi dan persentase hasil belajar siswa kelas V SDN 3 Baroko berdasarkan kriteria ketuntasan minimal
Kreteria Nilai
Posttest Pretest
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
Tuntas ≥ 70 11 68,75 % 9 56,25 %
Tidak Tuntas < 70 5 31,25 % 7 43,75 %
Jumlah 16 100 % 16 100 %
(Sumber : kategori, frekuensi dan presentasi hasil belajar siswa, Lampiran 7 ) Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat persentase ketuntasan hasil belajar IPA pada posttest dan pretest Pada kelas eksperimen sebanyak 11 orang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan persentase 68,75 % dan yang tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 5 orang dengan persentase 31,25 %. Pada pretest sebanyak 9 orang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan persentase 56,25% dan yang tidak memenuhi Kriteria
38
38 Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 7 orang dengan persentase 43,75 %. Data persentase ketuntasan nilai posttest dan pretest disajikan ke dalam bentuk histogram seperti diperlihatkan pada gambar 4.sebagai berikut:
Gambar 4.5 : Histogram kategori dan frekuensi hasil belajar siswa
2. Hasil Analisis Inferensial
Analisis statistika inferensial pada bagian ini digunakan untuk pengujian hipotesis yang telah dikemukakan pada Bab II yakni dalam penelitian ini digunakan hipotesis sebagai berikut: “ Ada pengaruh penggunaan lingkungan alam sebagai sumber belajar terhadap hasil belajar IPA konsep perubahan wujud benda pada siswa kelas V SDN 3 Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.
Ada dua cara dalam menyatakan hipotesis-hipotesis, yakni hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha). Disebut hipotesis nol karena tidak ada pengaruh, tidak ada interaksi, tidak ada hubungan dan tidak ada perbedaan. Tipe hipotesis lain adalah hipotesis alternatif, hipotesis ini adalah harapan yang berdasarkan teori. Adapun hipotesis statistic dari penelitian ini yaitu:
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Posttest Prettest
Tuntas Tdk Tuntas
39 H0: µ1 = µ2 lawan Ha: µ1< µ2
Dimana :
H0 : Tidak ada pengaruh penggunaan lingkungan alam sebagai sumber belajar terhadap hasil belajar IPA konsep perubahan wujud benda pada siswa kelas V SDN 3 Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.
H1 : Ada pengaruh penggunaan lingkungan alam sebagai sumber belajar terhadap hasil belajar IPA konsep perubahan wujud benda pada siswa kelas V SDN 3 Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.
μ1 : Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan menerapkan penggunaanlingkungan alam sebagai sumber belajar.
μ2 : Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan metode konvensional.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:
Uji Hipotesis
Untuk mengetahui apakah pengaruh penggunaan lingkungan alam sebagai sumber belajarterhadap hasil belajar IPA konsep bagian tubuh tumbuhan siswa kelas V SDN 3 Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang ditinjau dari aspek ketuntasan hasil belajar, maka dilakukan uji-t pada data yang telah diperoleh.
➢ Langkah pertama membuat tabel penolong untuk mencari nilai t.
Data hasil analisis skor pretest dan posstest terhadap pembelajaran IPA siswa melalui pengaruh penggunaan lingkungan alam sebagai sumber belajar disajikan secara lengkap sebagai berikut :
40
40 Tabel 4.6 Hasil Analisis Skor Pretest dan Posttest
➢ Langkah selanjutnya adalah:
1. Mencari nilai Mean dari perbedaan posttest dan pretest dengan rumus:
𝑀𝑑 =∑ 𝑑
𝑁
=250
16
= 15,62 NO
NILAI
PRETEST POSTTEST GAIN (d) = (X2-X1) d2
1 2 3 4
1 90 70 20 400
2 50 90 40 1600
3 60 90 30 900
4 60 70 10 100
5 50 50 0 0
6 40 50 10 100
7 70 100 30 900
8 70 90 20 400
9 50 60 10 100
10 80 60 20 400
11 70 70 0 0
12 70 80 10 100
13 70 80 10 100
14 60 80 20 400
15 70 90 20 400
16 70 50 20 400
Jumlah 1030 1180 250 6300
41 2. Mencari nilai kuadrat deviasi dengan menggunakan rumus:
∑ 𝑥2𝑑 = ∑ 𝑑2−(∑ 𝑑)
2 𝑁
= 6300 −2502
16
= 6300 −62500
16
= 6300 − 3906,25
= 2393,75
3. Mencari nilai d.b. dengan menggunakan rumus:
𝑑𝑏 = 𝑁 − 1 = 16 − 1 = 15 4. Mencari nilai t dengan rumus:
𝑡 = 𝑀𝑑
√∑ 𝑥2𝑑 𝑁(𝑁−1)
= 15,62
√2393,7516(15)
= 15,62
√2393,75240
= 15,62
√9,97396
=15,62
3,16
= 4,94304
5. Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan Kaidah pengujian signifikan:
H0 diterima apabila thitung < ttabel
H1 diterima apabila thitung > ttabel
42
42 Menentukan harga t table
Mencari ttable dengan menggunakan tabel distribusi t dengan taraf signifikan 𝛼 = 0,05 dan 𝑑. 𝑏 = 𝑁 − 1 = 16 – 1 = 15 maka diperoleh t 0,05 = 4,073.
6. Kesimpulan
Setelah menetukan harga thiung yaitu 4,94304 dan didapat ttabel yaitu 4,073, thitung>ttabel = 4,94304 > 4,073, dan dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1
diterima, ini berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima yakni Ada pengaruh penggunaan metode demonsrasi sebagai sumber belajar terhadap hasil belajar IPA konsep perubahan wujud benda pada siswa kelas V SDN 3 Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.
B. Pembahasan
Berdasarkan pada hasil analisis data, terlihat adanya pengaruh dari penggunaan lingkungan alam sebagai sumber belajar terhadap hasil belajar IPA konsep perubahan wujud benda pada siswa kelas V SDN 3 Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang. Hal ini dapat terlihat dari hasil analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Dari hasil analisis statistik deskriptif berdasarkan tabel 4.4,diperoleh bahwa rata-rata hasil pretest 64,38 dengan standar deviasi 12,5 dan posttest 73,75 dengan standar deviasi 16,11. Rata-rata hasil belajar peserta didik pada posttest lebih besar daripada pretest. Hal ini menunjukkan penggunaan lingkungan alam sebagai sumber atau media belajar pada kelas V SDN 3 Baroko memberikan pengaruh yang cukup signifikan.
Permasalahan dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar yang ada yaitu kurang memanfaatkan media yang ada. Di mana sumber belajar utama umumnya
43 berasaldari buku-buku maupun dari guru sendiri. Hal ini dapat membatasi kreativitas siswa karena pembelajaran yang monoton dengan media yang terbatas.
Akan tetapi, dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai suatu referensi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi konsep bagian tubuh tumbuhan. Dengan menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar maupun media pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA merupakan sesuatu yang dapat menarik minat siswa untuk belajar karena dapat memperoleh pengetahuan secara langsung, melatih kemampuan berpikir siswa sejak dini, meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar, menambah kreativitas dengan mengamati fenomena yang ada dilingkungan sekitar. Hal ini juga dapat membuat siswa memahami konsep bukan menghapal konsep yang nantinya dapat membawa siswa mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Pada pembelajaran konvensional, keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran kurang tampak, yang mana guru terlihat lebih dominan dalam proses pembelajaran. Terlihat ketika guru meminta siswa untuk memberikan pendapat mengenai jenis-jenis bentuk daun hanya satu atau dua orang saja yang bersedia memberikan pendapat sementara yang lain memilih diam. Hal ini mungkin dikarenakan hal tersebut masih bersifat abstrak bagi siswa atau logika berpikirnya belum sampai pada hal tersebut karena tidak ditunjang dengan media pembelajaran yang tepat.
Ketuntasan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen terdapat 68% siswa yang telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yakni sebanyak 11 orang sedangkan yang belum tuntas sebanyak 5 orang dengan persentase 31%.
Adapun pada kelas kontrol jumlah siswa yang telah memenuhi kriteria ketuntasan