1
TEKNIK PEMIJAHAN IKAN NILA NIRWANA (Oreochromis Niloticus L) SECARA ALAMI DI CABANG DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
WILAYAH UTARA WANAYASA, JAWA BARAT
TUGAS AKHIR
Oleh:
DERMAWAN 1522010258
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERIKANAN JURUSAN BUDIDAYA PERIKANAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP
2018
2
3
4 KATA PEGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Tuhan yang maha Kuasa atas segalah limpa-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dalam menyusun Tugas Akhir ini dapat selesai dengan baik.
Dengan selesainya Laporan Tugas Akhir ini, penulis menghaturkan doa, rasa hormat,serta terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua serta segenap keluarga yang telah memberikan bantuan baik berupa material, begitu juga dengan bantuan spriritual, melalui kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terimah kasih kepada:
1. Bapak Ir. Nawawi, M.Si. dan Bapak Ir. Dam Surya Massora, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan banyak waktu dalam membimbing menyusun tugas akhir ini sehingga tugas akhir ini dapat selesai sebagaimana mestinya
2. Dr. Ir. Darmawan, M.P. selaku direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan
3. Ir. Rimal Hamal, M.P. selaku ketua jurusan Budidaya Perikanan Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan
4. Staf Pengajar Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan yang telah banyak memberikan Ilmu yang berharga selamah mengemban tugas di bangku kulia
5. Seluruh rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi yang turut dalam membantu menyelesaikan tugas akhir ini.
Mengingat keterbatasan waktu dalam mengambil serta mengumpulkan data dalam penyusunan tugas akhir, sehingga tugas akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan.
Maka pada kesempatan ini penulis mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun, demi kesempurnaan penulisan tugas akhir ini.
Akhirnya penulis mengharapkan, kiranya penulisan tugas akhir ini dapat membantu dalam mengembangkan budidaya perikanan khususnya dalam bidang pembenihan ikan nila.
Mandalle, juli 2018
Penulis
5 DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL ...i
HALAMAN PENGESAHAN ...ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...iii
HALAMAN PERNYATAAN ...iv
KATA PENGANTAR ...v
DAFTAR ISI ...vii
DAFTAR TABEL ...ix
DAFTAR GAMBAR ...x
DAFTAR LAMPIRAN ...xi
ABSTRAK ...xii
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1
1.2 Tujuan dan Manfaat ...2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Nila Nirwana ...3
2.2 Jenis-Jenis Ikan Nila ...4
2.2.1 Gift ...4
2.2.2 Gesit ...4
2.2.3 Nirwana ...5
2.2.4 Nila Merah ...5
2.3 Reproduksi dan Tingkah Laku Pemijahan Ikan Nila Nirwana ...5
2.4 Pembuahan Ikan Nila Nirwana ...6
2.5 Pengeraman dan Penetasan Telur...6
2.6 Pakan dan Kebiasaan Makan Induk Ikan Nila ...7
6
2.7Parameter Kualitas Air Untuk Pemijahan ...8
2.7.1Suhu ...8
2.7.2 Derajat Keasaman ...8
2.7.3 Oksigen Terlarut ...9
BAB III . METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat ...10
3.2 Bahan dan Alat ...10
3.2.1 Bahan ...10
3.2.2 Alat ...10
3.3 Metode Pengumpulan Data...11
3.3.1 Data Primer ...11
3.3.2 Data Sekunder ...12
3.4 Metode Pelaksanaan ...12
3.4.1 Persiapan Kolam Pemijahan ...12
3.4.2Pengelolaan Pakan Induk...13
3.4.3 Pemijahan ikan Nila Secara Alami ...14
3.4.4 Pemijahan Ikan Nila Ras Wanayasa Secara Alami ...16
3.4.5 Pemanenan Larva ...17
3.5 Parameter yang Diamati dan Analisis Data ...17
3.5.1 Parameter yang Diamati ...17
1. Fekunditas ...17
2. Derajad Pembuahan ...17
3.5.2 Analisis Data ...18
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Kualitas Induk Yang Dipijahkan ...19
4.2 Jumlah dan Tingkat Pembuahan Telur ...20
4.3 Parameter Kualitas Air ...22
BAB V. KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ...23
7
5.2 Saran ...24
DAFTAR PUSTAKA ...25
LAMPIRAN ...26
RIWAYAT HIDUP ...29
8 BAB I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia, ikan nila (Oreochromis Niloticus L.) merupakan salah satu jenis ikan budidaya air tawar yang sangat populer karena merupakan salah satu sumber pemenuhan gizi masyarakat. Komoditas ikan air tawar seperti ikan Nila telah banyak berperan dalam memenuhi kebutuhan konsumen ikan di indonesia.
berdasarkan data KKP (2014) produksi ikan nila hanya mencapai 1.108.000 ton sedangkan permintaannya mencapai 1.200.000 ton pada tahun 2016/2017 dan hingga pada sampai saat ini permintaan ikan nila lebih tinggi dari pada tahun- tahun sebelumnya.
Untuk memenuhi kebutuhan benih ikan nila dalam jumlah banyak dan berkesinambungan, perlu dilakukan upaya pembenihannya agar ketersediaan benih dapat terjamin. Dalam proses pembenihan ikan nila, salah satu kegiatannya adalah pemijahan induk ikan nila matang gonad (jantan dan betina).
Berdasarkan uraian tersebut, maka pada tulisan tugas akhir ini diuraikan tentang teknik pemijahan ikan nila di kolam beton dasar tanah.
9 1.2 Tujuan dan Manfaat
Tugas penulisan tugas akhir ini adalah untuk memperkuat penguasaan tentang teknik pemijahan ikan nila nirwana (Oreochromis niloticus L) secara alami di Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Wilayah Utara Wanayasa, Jawa Barat
Manfaat penulisan tugas akhir ini adalah memperluas wawasan serta menambah kompetensi keahlian mahasiswa dalam berkarya di masyarakat kelak khususnya mengenai teknik pemijahan ikan nila nirwana (Oreochromis niloticus L) secara alami.
10 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Nila Nirwana
Klasifikasi ikan nila nirwana tidak jauh berbeda dalam pengelompokan klasifikasinya dengan jenis ikan nila lainnya. Karena nila nirwana hanya berbeda
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes/Pisces Suku :Perciformers
Famili : Cichlidae Jenis : Prepchromis
Spesies : Oreochromisniloticus Nama latin : Tilapia/Nile Tilapia Nama Dagang : Ikan nila nirwana Nama Indonesia : Ikan nila nirwana
Secara umum nila nirwanatidak berbeda jauh dari nila biasa(nila hitam) namun, bentuk tubuh ikan nila nirwana relatif lebih besar dengan panjang kepalah relatif lebih pendek, sehingga terlihat lebih gemuk dan lebih berisi dibandingkan nila jenis lainnya. (Judantari, dkk 2008)
Secara umum warna tubuh ikan nila nirwana hitam dengan ujung sirip kemera merahan dan pada punggung dan overculumnya berwarna abu-abu kehijauan, sementara warna perut putih ke abu-abuan.Dapat kita lihat pada gambar 2.1.
11 Gambar 2.:ikan nila ras wanayasa (Nirwana)
Sumber: Data primer yang diolah, tahun 2018.
2.2 Jenis-jenis ikan nila 2.2.1 Gift
Genetic Improvement of Farmed Tilapia dikembangkan oleh ICLARM (International center for Living Aquatic Research Management) Tahun 1987 di FilifinaStrain ini merupakan hasil seleksi dan persilangan ikan nila dari Kenya, Israel, Senegal, Ghana, Singapura, Thailand, Mesir dan Taiwan.Masuk ke Indonesia Tahun 1994 dan dikembangkan sampai Generasi ke-6
2.2.2 Gesit
Genetically Exchanged Supermale Indonesia TilapiaDikembangkan oleh BBPBAT Sukabumi bekerjasama dengan BPPT/PuspiptekIPB Strain ini merupakan hasil perekayasaan mutasi hormonal nila Gift generasi ketiga (YY Kromosom).Menghasilkan ikan nila GMT Dirilis pada Tahun 2006
12 2.2.3Nirwana
NILA RAS WANAYASA Dikembangkan BPBINM WANAYASA bekerjasama dengan IPB, BPPT, dan BBPBAT Sukabumi Strain ini merupakan hasil seleksi dan persilangan ikan nila GIFT G 6, GET, Kenya dan Genomar.
keunggulan cepat tumbuh dan tahan penyakit/Bakteri Streptococcus Dirilis :NIRWANA I (2006), NIRWANA II (2011) dan NIRWANA III (2016) 2.2.4 Nila Merah
Dikenal sebagai nila merah taiwan atau hibrid antara O. Hormorum dengan O. Mossombicus yang diberi nama ikan nila floridina. Ikan ini masuk ke Indonesia pada Tahun 1989 dari Thailand. Selain itu, ikan ini memiliki toleransi tinggi terhadap perubahan kadar garam sampai 30 promil Fishblog Antom,(2009). Tubuh agak bulat dan pipih. mulut terletak di ujung kepala (terminal). Garis rusuk (linea lateralis) terpuus menjadi dua bagian yang terletak memanjang mulai dari atas sirip dada, jumlah sisik garis rusuk sebanyak 34 buah, warna kemerahan polos atau bertotol-totol hitam dan sering pula berwarna albino (bule).
2.3 Reproduksi dan TingkahLaku Pemijahan Ikan Nila Nirwana
Ikan nila nirwana melakukan kegiatan reproduksi secara alami sepanjang tahun didaerah tropis, frekwensi pemijahan terbanyak terjadi pada musim hujan dan dapat memijah 6-8 kali dalam setahun.
13 2.4 Pembuahan Ikan Nila Nirwana
Proses pembuahanikan nila nirwana akan terjadi apabila proses pemijahan berlangsung dimana akan terjadi proses perkawinan antara induk jantan dan betina sehingga terjadi pembuahan.Proses perkawinan tersebut berlangsung dengan cara induk betina mengeluarkan telur-telurnya terlebih dahulu dan kemudian disusul oleh induk jantan untuk menyemprotkan sperma pada telur induk betina dan akan terjadi pembuahan diluar tubuh. Telur-telur yang telah terbuahi akan di ambil oleh induk betina di masukkan kedalam rongga mulut untuk proses pengeraman
2.5Pengeraman dan Penetasan Telur
Ikan nila nirwana dapat berkembangbiak secara optimal pada suhu 25–
30oC.ikan nila bersifat mengerami telurnya didalam mulut sampai menetas kurang lebihempat hari dan mengasuh larvanya ± 14 hari sampai larva dapat berenang bebas diperairan.Pengeraman telurdan pengasuhan larva akan dilakukan oleh induk betina,telur-telur ikan nila menetas menjadi anak–anak ikan yang disebut larva. larva ikan nila berumur 1–5 hari masih dipelihara oleh induknya.
Induk betina menjaga anak ikan ini dengan menyimpan dan mengamankannya di dalam mulutnya. Biasanya induk nila akan memasukkan telur dalam mulutnya jika dalam keadaan tidak aman, dan memuntahkan kembali disekitarnya jika dalam keadaan aman (Khairuman dan Amri, 2003).
14 Gambar 2.2 : Pengeraman dan penetasan telur ikan nila
Sumber CDKPWU Wanayasa, Jawa Barat
Selama beberapa hari induk nila akan terus menjaga anaknya dengan memasukkan dan mengeluarkan dari dalam mulutnya. Pada usia 4–5 hari induk akan mulai membiarkan anak-anaknya untuk mencari makan sendiri.
2.6Pakan dan Kebiasaan Makan Induk Ikan Nila
Tipe makan ikan nila termasuk ikan pemakan segala (Omnivora). Jenis makanan pada stadia larva terdiri dari crustacea kecil dan benthos, setelah mencapai benih lebih menyukai zooplankton seperti Rotifera sp, Moina sp dan Daphnia sp. Bila dipelihara secara intensif dapat diberi pakan buatan (pellet) dengan kadar protrein minimal 25% menurut Arie, (2003). Selanjutnya menurut Kordi, (1997) ikan nila dewasa memiliki kemampuan mengumpulkan makanan di perairan dengan bantuan lendir (mucus) dalam mulut, makanan tersebut membentuk gumpalan partikel sehingga tidak mudah keluar.Selain itu ikan nila memakan jenis makanan tambahan seperti dedak halus, tepung bungkil kacang, ampas kelapa dan sebagainya, ikan nila tumbuh cepat hanya dengan pakan yang mengandung protein 20-25%. demikian menurut Anonim, (2009), kandungan protein pakan pelet sebesar 20-25% dan lemak 6-8%
15 2.7Parameter Kualitas Air untuk Pemijahan
Air merupakan media untuk kegiatan budidaya ikan, termasuk pada kegiatan pemijahan.kualitas air dipengaruhi oleh berbagai bahan kimia yang terlarut dalam air, seperti oksigen terlarut, pH, alkalinitas, kesadahan, dan bahan- bahan fisika lainnya. Perubahan karakteristik air yang dapat dikatakan telah terjadi peningkatan kualitas air. Demikian juga sebaliknya, bila perubahan itu menurunkan produksi, dapat dikatakan terjadi penurunan kualitas air (Sucipto dan Amri, 2005).
2.7.1 Suhu
Suhu air merupakan faktor penting yang harus diperhatikan karena mempengaruhi derajat metabolisme dalam tubuh ikan. Nila merupakan jenis ikan yang tinggi toleransinya terhadap perubahan suhu. Kisaran suhu yang dapat di tolelir berada pada kisaran 14–380C . Secara alami nila dapat memijah pada suhu 22–370C. namun, suhu optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan berada pada kisaran 25–300C. sementara suhu mematikan di bawah60°C atau di atas 42°C Arie,(2001).Ketahanan tubuh larva (benih) ikan dan meningkatkan virulensi (daya serang) penyakit. Sebaliknya, suhu yang terlalu rendah akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan larva atau benih (Djarijah, 2002).
2.7.2 Derajat Keasaman
Derajat keasaman atau sering dilambangkan dengan pH (Puissance Negatif de H), merupakan ukuran konsentrasi ion hidrogen yang menunjukkan suasana asam suatu perairan. Ukuran nilai pH adalah 1-14 dengan angka 7 merupakan pH normal. Secara alamia, pH diperairan dipengaruhi oleh konsentrasi
16 karbondioksida dan senyawa yang bersifat asam. nilai pH yang baik untuk budidaya ikan pada siang hari berkisar antara 6,9-9. pada pH 11, ikan dapat mati, tetapi terkadang kondisi ini masih dapat ditolelir oleh nila. Sementara pH ideal untuk budidaya ikan berada pada kisaran 7-8 (Arie, 2003).
2.7.3 Oksigen Terlarut atau Dissolved Oksigen (DO)
Menurut Arie, (2001) ikan memerlukan oksigen (O2) untuk bernafas.
Sumber oksigen dalam air berasal dari proses fotosintesis dan difusi udara. Pada suatu sistem pemeliharaan ikan, oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis harus lebih banyak dari pada oksigen yang digunakan. Kandungan oksigen yang baik untuk budidaya ikan minimal 4 mg/l air.
Semakin sedikit oksigen terlarut didalam air, maka kebutuhan makan biota didalam air pun menjadi berkurang, bahkan beberapa jenis biota mengalami stress dan mati. penurunan oksigen didalam air didaerah tropis disebabkan oleh peningkatan suhu air. Semakin tinggi suhu disuatu perairan, semakin berkurang kandungan oksigen terlarut. Oksigen didalam air juga dapat berkurang karena respirasi dan reaksi kimia (oksidasi dan reduksi), serta difusi dan pergantian air (Kordi, 2000)
17 BAB III.METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Tugas akhir ini disusun berdasarkan hasil Pengalaman Kerja Praktik Mahasiswa (PKPM) yang dilaksanakan pada Tanggal 31Januari sampai 29 april 2018 di Cabang Dinas Kelautan Dan Perikanan Wilayah Utara Wanayasa, Jawa Barat
3.2 Bahan dan Alat 3.2.1 Bahan
Sedangkan bahan yang digunakan pada kegiatan pemijahan ikan nila dapat kita lihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1.Bahan yang Digunakan pada Kegiatan Pemijahan Ikan Nila
No Bahan Spesifikasi Kegunaan
1. Induk nila Induk jantan 554,6 gr dan betina 347,6 gr
Menghasilkan benih nila yang berkualitas
2. Pakan induk Pelet tenggelam dengan diameter 5 mm
Mempercepat kematangan gonad
3.2.2Alat
Sedangkan alat yang digunakan pada kegiatan pemijahan ikan nila dapat kita lihat pada Tabel 3.2.
18 Tabel 3.2. Alat yang digunakan pada proses pemijahan ikan nila nirwana
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data tugas akhir ini yaitu dengan cara partisipasi aktif, wawancara, dan sumber literatur untuk mengumpulkan data primer dan data sekunder sebagai berikut:
3.3.1 Data Primer
Data primer diperoleh dengan cara melaksanakan dan mengikuti secara langsung kegiatan budidaya ikan nila nirwana serta ikut berperan aktif di lapangan.
No Alat Spesfikasi Kegunaan
1 Kolam/waring pemeliharaan induk
Ukuran
21,5mx36,4mx180cm /5m x2mx1m
Menampung induk
2 Kolam pemijahan Ukuran 29mx 25mx 150cm
Memijahkan induk
3 Timbangan analitik Merk Ohaus kapasitas 3kg
Menimbang benih, induk, dan pakan
4 Ember Bahan plastik volume 10L/5Ls
Menampung larva saat panen
5 Penggaris Ketelitian 0,1 mm Mengukur induk dan larva 6 Seser/scopnet Mezh size 5 cm Menangkap induk
7 Saringan Bahan stainles diameter 1 mm
Membuang air kolam larva dan benih
8 Selumbung Bahan bambu diameter 1 cm
Menutup saluran pengeluaran air
9 Cangkul Tidak ada Memperbaiki kemalir
10 Sorongan Tidak ada Memperbaiki kemalir dan
kobakan
11 Pulpen Tidak ada Menulis data
12 Buku tulis Tidak ada Tempat menulis data penting
19 3.3.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan pembimbing/teknisi lapangan, studi pustaka yang relevan dengan kegiatan praktik lapangan khususnya teknik pembenihan ikan nila nirwana.
3.4 Metode Pelaksanaan
3.4.1 Persiapan Kolam Pemijahan
Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap persiapan kolam pemijahan induk adalah dengan mengikuti prosedur dan kebiasaan yang berlangsung di Cabang Dinas Kelautan Dan Perikanan Wilayah Utara Wanayasa Jawa Barat.
secara umum, persiapan yang dilakukan biasanya terdiri atas pembuangan air kolam, pembersihan kolam, pengeringan kolam 1–2 hari, pengecekan pematang dan kemalir apakah ada bagian yang bocor yang harus diperbaiki, pengisian air dengan cara menutup outlet dan membuka inlet dengan ketinggian air 80 cm.
ukuran kolam pemijahan yang digunakan disajikan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Ukuran Kolam Pemijahan
No Fasilitas Keterangan
1 Jenis kolam Beton dasar tanah
2 Luas kolam 725 m
3 4
Tinggi kolam Tinggi air
150 cm 80 cm
5 Aerasi Tidak ada
6 Air Tidak ada
Sumber : Data Primer setelah diolah 2018
20 3.4.2Pengelolaan Pakan Induk
Pakan yang digunakan untuk pematangan gonad induk berupa pakan pellet terapung dengan dosis pemberian pakan pada induk yaitu 3% dari bobot biomassa. Frekuensi pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari. Jika induk yang telah memijah maka pemberian pakan tetap dilakukan akan tetapi dosis yang digunakan dikurangi hingga 1 % dari bobot biomassa.
Pakan yang digunakan dalam proses pemeliharaan induk ikan nila adalah pakan pelet terapung dengan dosis pakan yang digunakan pada saat pemeliharaan induk, pada induk betina adalah 3% dari bobot biomassa sedangkan pada induk jantan diberikan pakan dengan dosis 1% dari bobot biomassa, dan frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari pada pukul 08.30 dan pada pukul 15.30 WIB.
Pada saat Pemeliharaan induk, hal yang harus diperhatikan adalah kontrol pakan karena tujuan dari pemeliharaan induk sebelum dipijahkan adalah untuk mendapatkan induk yang matang gonad serta dapat menghasilkan fekunditas yang tinggi.
Dosis pakan yang diberikan pada induk yang ada didalam kolam pemijahan adalah lebih rendah ( 1% dari bobot biomassa) dari dosis pakan yang diberikan pada saat pemiliharaan untuk pematangan gonad induk (3% dari bobot biomassa). Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa pada induk ikan nila, di kolam pemijahan sekaligus berfungsi sebagai kolam pengeraman telur, sehingga dalam kolam pemijahan terdapat induk yang akan memijah dan sudah memijah.
Ikan yang sudah memijah akan mengerami telurnya didalam mulut sehingga nafsu makan ikan tersebut menurun atau menunda untuk melakukan kegiatan makan.
21 dengan demikian jumlah pakan yang diberikan bukan 3% dari bobot biomassa tetapi diturunkan hingga 1% dari bobot biomassa. Komposisi nutrisi pakan yang diberikan disajikan pada Tabel 3.4. Pakan yang digunakan adalah pakan pelet terapung merk dagang SINTA dengan tipe pakan SNA3/SNA5.
Tabel 3.4. Kandungan nutrisi pakan SNA-5
No Kandungan Nutrisi Kadar (%)
1 Protein 32
2 Lemak 5
3 Kadar air 6
4 Kadar abu 12
5 Serat kasar 10
6 Karbohidrat 33
Sumber: Laboratorium CDKPWU Wanayasa Jawa Barat
3.4.3 Pemijahan Ikan Nila Secara Alami Seleksi Induk Matang Gonad
1. Seleksi Induk Betina Matang Gonad
a. Genital pavila betina yang matang gonad berwarna merah b. Alat kelamin membulat dan berwarna kemerahan
c. Bila di striping mengeluarkan telur berwarna kuning tua d. Perut membuncit dan agak melebar
e. Warna badan hitam atau merah tua f. pada bagian dagu berwarna agak putih
22 2 . Seleksi Induk Jantan
a. bilah distriping mengeluarkan sperma berwarna putih b. mempunyai warna sisik hitam kemera-merahan c. pada bagian dagu berwarna putih
d. pada bagian kelamin meruncing berwarna putih bersih
e. pada bagian ujung sirip ekor dan sirip punggung berwarna merah cerah
Gambar 3.1. Perbedaan organ kelamin.induk betina(a) dan induk jantan(b)
Sumber : CDKPWU Wanayasa, Jawa Barat Induk ikan nila Nirwana yang di tebar pada kolam pemijahan berjumlah 400 ekor yang terdiri dari 200 induk betina dan 200 induk jantan, dengan sex ratio 1:1. Proses penebaran induk dilakukan pada pagi hari untuk menghindari terjadinya stres pada induk ikan. Penebaran induk dilakukan dengan cara mengangkut induk ke kolam pemijahan yang kemudian di tebar. Sebelum induk ditebar terlebih dahulu dilakukan proses aklimatisasi induk terhadap perubahan suhu.
Induk diberi pakan pada sore hari pada pukul 15.30 WIB`setelah itu keesokan harinya, induk diberi pakan dua kali sehari yakni pada pagi hari pukul
a b
23 08.30 dan pada sore hari pukul 15.30 WIB. setiap hari dilakukan pengamatan secara visual terhadap kondisi ikan dan air. Ketinggian air tetap dipertahan setinggi 80 cm.
3.4.4Pemijahan Ikan Nila Ras Wanayasa Secara Alami
Teknik pemijahan yang dilakukan adalah pemijahan alami atau secara massal. ratio perbandingan induk jantan dan betina yang digunakan adalah 1:1.
Proses pemijahan mulai berlangsung saat matahari mulai terbenam. Induk betina akan mengeluarkan telur dan induk jantan akan menyemprotkan spermanya sehingga terjadi pembuahan. Telur yang terbuahi akan dierami oleh induk betina selama 7-10 hari. induk betina bersifat mouth breeder. larva yang sudah menetas dan masih memiliki kuning telur akan terus dierami hingga kuning telurnya habis.
induk betina akan mengeluarkan larvanya pada kolom air dan larva mulai berenang bebas diatas permukaan air atau pinggiran kolam. Gambar proses pemijahan dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2.Induk jantan dan betina pada proses pemijahan
24 3.4.5Pemanenan Larva dan Benih
Pemanenan larva dan benih dilakukan setelah penebaran induk di kolam pemijahan yang dilakukan mulai hari 10 setelah proses penebaran induk. Larva dan benih yang ada didalam kolam tersebut akan dipanen dengan metode panen parsial (panen sebagian). Larva dan benih biasanya akan muncul pada saat matahari terik., panen larva dan benih dilakukan pada pagi hari hingga sore hari.
alat yang digunakan pada saat panen larva dan benih berlangsung yaitu ancho, scopnet, dan ember. Dilakukan dengan cara mengitari kolam atau mengelilingi kolam pemijahan. dapat dilihat pada Lampiran 2.
3.5 Parameter yang Diamati Dan Analisis Data 3.5.1 Parameter Yang Diamati
Parameter yang diamati selama kegiatan berlangsung meliputi:
1. Fekunditas
Fekunditas Telur ikan nila dihitung menggunakan rumus : Fekunditas total (FT)= n.(Wt/Ws)
Dimana n = jumlah telur yang diambil
Wt = berat gonad total yang di timbang (g) Ws = berat telur yang di timbang (g)
2. Derajad pembuahan (fertilizatin rate).
Tingkat pembuahan atau fertilization rate (FR) adalah presentase jumlah telur yang diovulasikan (Effendi, 1997), pembuahan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
25 Jumlah telur yang terbuahi
FR = x 100 % Jumlah total telur
3.5.2 Analisis Data
Data fekunditas, derajad pembuahan dan Jumlah larva yang dihasilkan disusun dalam bentuk Tabel kemudian dianalisis secara “deskriptif”,