Pengkajian sistem hematologi
Ns. Pitriani, S.Kep.,M.Kep
PENGKAJIAN SISTEM HEMATOLOGI
Pengkajian umum system hematologi
Agar data terkumpul dengan baik dan terarah, dilakukan penggolongan atau klasifikasi data berdasarkan data demografi, keluhan utama, riwayat kesehatan, keadaan fisik, psikologis, sosial, spiritual, intelegensi, hasil-hasil pemeriksaan dan keadaan khusus lainnya.
METODE PENGUMPULAN DATA
Pada tahap pengkajian : 1. Wawancara (interview) 2. Pengamatan (observasi)
3. Pemeriksaan fisik (pshysical assessment) 4. Studi dokumentasi.
5. WAWANCARA / ANAMNESA (interview)
Menanyakan atau tanya jawab B/d masalah yg dihadapi klien, komunikasi yang direncanakan.
Dalam berkomunikasi perawat mengajak klien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan yang diistilahkan teknik komunikasi terapeutik.
Macam wawancara
1. Auto anamnesa
wawancara dengan klien langsung 2. Allo anamnesa
wawancara dg keluarga/orang terdekat.
Teknik Pengumpulan Data Efektif : 1. Pertanyaan terbuka : ada kebebasan dalam
mengemukakan pendapat / keluhan / respon.
2. Pertanyaan terarah
3. Jangan seperti Menyelidiki 4. Menyetujui pendapat klien
METODE PENGUMPULAN DATA 2. OBSERVASI /PENGAMATAN
Observasi adalah mengamati perilaku & keadaan pasien untuk memperoleh data kesehatan pasien
• Tujuannya mengumpulkan data masalah yang dihadapi klien melalui kepekaan alat panca indra.
• Contoh kegiatan observasi : terlihat adanya
kelainan fisik, adanya perdarahan, ada bagian tubuh yang terbakar, bau alkohol, urin, feses, TD, HR,
batuk, menangis, ekspresi nyeri, dan lain-lain.
METODE PENGUMPULAN DATA 3. PEMERIKSAAN FISIK
Untuk mendapatkan data objektif sebaiknya dilakukan bersamaan wawancara.
Fokus pengkajian fisik pada kemampuan fungsional klien, Mis : klien mengalami gangguan muskuloskeletal, perawat mengkaji apakah gangguan tersebut berpengaruh.
• Tujuan dari pemeriksaan fisik
untuk menentukan status kes klien, mengidentifikasi masalah klien &
mengambil data dasar untuk
menentukan rencana tindakan kep.
EMPAT TEKNIK PEMERIKSAAN FISIK
1. Inspeksi
pemeriksaan dilakukan dg melihat bagian tubuh yg diperiksa melalui pengamatan cahaya adekuat membedakan warna, bentuk &
kebersihan tubuh klien.
Fokus inspeksi : ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi, simetris & perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya. Contoh: mata kuning (ikterus), terdapat struma di leher, kulit kebiruan (sianosis), dan lain-lain .
EMPAT TEKNIK PEMERIKSAAN FISIK
Palpasi
Palpasi menggunakan indera peraba.
Tangan & jari-jari adalah
instrumen yg sensitif untuk mengumpulkan data,
mis : temperatur, turgor,
bentuk, ukuran ,kelembaban, vibrasi
Langkah-langkah selama palpasi :
• Ciptakan lingkungan yang nyaman dan santai.
• Tangan perawat harus dalam keadaan hangat dan kering
• Kuku jari perawat harus dipotong pendek.
• Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling
akhir, Mis : adanya tumor, oedema, krepitasi patah tulang, dan lain-lain.
EMPAT TEKNIK PEMERIKSAAN FISIK
3. Perkusi
Pemeriksaan dg mengetuk permukaan tubuh tertentu untuk di bandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri kanan) dengan tujuan menghasilkan suara.
• Tujuan mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan dg menggunakan kedua tangan sebagai alat untuk menghasilkan suara.
Suara pada perkusi :
• Sonor : suara perkusi jaringan yang normal.
• Redup : suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya di daerah paru-paru pada pneumonia.
• Pekak : suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah jantung, perkusi daerah hepar.
• Hipersonor/timpani : suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong, misalnya daerah caverna paru, pada klien asthma kronik.
PEMERIKSAAN FISIK / lanjt
4. Auskultasi
Mendengarkan suara yg dihasilkan tubuh,
menggunakan stetoskop.
yg didengarkan : bunyi jantung, suara nafas, bising usus.
Suara tidak normal yang diauskultasi pada nafas :
• Rales : suara yg dihasilkan dari eksudat lengket saat saluran-saluran halus pernafasan mengembang pada inspirasi (rales halus, sedang, kasar). Misalnya pada klien pneumonia, TBC.
• Ronchi : nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat inspirasi maupun saat ekspirasi. Ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien batuk. Misalnya pada edema paru.
• Wheezing : bunyi yang terdengar “ngiii….k, dijumpai pada fase ekspirasi. Mis : Asma.
• Pleura Friction Rub ; bunyi yang terdengar “kering” seperti suara gosokan amplas pada kayu. Mis: pada klien dengan peradangan pleura.
PENDEKATAN PENGKAJIAN FISIK
1. Head to toe (kepala ke kaki)
Dilakukan mulai dari kepala secara berurutan sp ke kaki.
Mulai dari : KU, TTV, kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut, tenggorokan, leher, dada, paru, jantung, abdomen, ginjal, punggung, genetalia, rectum, ektremitas.
2. ROS (Review of System / sistem tubuh)
Dilakukan mencakup seluruh sistem tubuh, KU, TTV, sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler, sistem persyarafan, sistem perkemihan, sistem pencernaan, sistem muskuloskeletal, integumen, sistem reproduksi. Informasi yang didapat membantu perawat menentukan sistem tubuh mana yang perlu mendapat perhatian khusus.
PENDEKATAN PENGKAJIAN FISIK
3. Pola fungsi kesehatan Gordon, 1982
Pengumpulkan data secara sistematis dgn mengevaluasi fungsi kes &
memfokuskan pengkajian fisik pada masalah khusus meliputi : persepsi kesehatan-penatalaksanaan kesehatan, nutrisi-pola metabolisme, pola eliminasi, pola tidur-istirahat, kognitif-pola perseptual, peran-pola berhubungan, aktifitas-pola latihan, seksualitas-pola reproduksi, koping-pola toleransi stress, nilai-pola keyakinan.
4. DOENGOES (2010)
Mencakup : aktivitas / istirahat, sirkulasi, integritas ego, eliminasi, makanan dan cairan, hygiene, neurosensori, nyeri /ketidaknyamanan, pernapasan, keamanan, seksualitas, interaksi sosial, penyuluhan / pembelajaran.
PENGKAJIAN SISTEM HEMATOLOGI
Pengkajian umum system hematologi
Pengkajian memahami dengan baik fisiologis dari setiap organ system hematologi.
Informasi dilakukan baik dari klien maupun keluarga tentang riwayat penyakit dan kesehatan dapat dilakukan dengan anamnesis ataupun pemeriksaan fisik.
Data demograf
Usia
Usia merupakan data dasar penting k/ ada gangguan hematologi menyebabkan klien tidak berusia panjang(6-7 tahun).
Golongan darah
Dikaji u/ memperoleh kecocokan donor darah bila diperlukan tranfusi darah.
Tempat tinggal
Ada beberapa gangguan hematologi disebakan karena factor lingkungan.
Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui adanya anggota keluarga yg mengalami gangguan seperti yg dialami klien Mis : perdarahan dan anemia.
Masalah kesehatan klien sekarang
Tanda-tanda infeksi, Perdarahan , Warna kulit, Dispnea , Perut terasa penuh menunjukkan splenomegali, alkoholik, Neurologi , Pruritus
Lanjutan : Riwayat kesehatan klien
Mengkajian kondisi yg pernah dialami klien yg b/d system hematologi seperti : Keganasan, kemoterapi, Resiko HIV, Hepatitis, kehamilan,
Thrombosis vena Pemeriksaan fisik
• Kepala, telinga, mata, hidung tenggorokan
– Konjunctiva anemis, mukosa pucat anemia
– Ikhterik/ jaundice hemolisis, heperbilirubinemia – Petekie trombositopenia
– Glositis anemia defisiensi zat besi, anemia defisiensi vitamib B 12
• Limfadenopatilimfoma
Pengkajian persystem :
Kardiovaskuler:
Takikardi S4 anemia berat dengan gagal jantung
AritmiaMurmurGagal jantungNyeriNafas pendekKelelahan Abdomen :
Splenomegali polisitemia, limpoma, SplenomegaliHepatomegali Adanya nyeriSirosis
System neurologi :
Kehilangan sensasi getar anemia megaloblastikPusingKelemahanSulit tidurPerubahan perilakuMati rasa/kak
System muskuloskleletal:
Nyeri tulang/ terderness myeloma multiple. Kaku, bengkak, penipisan kortek tulang panjang, penipisan tulang kartilago, penebalan tulang kranial. ROM.
System hematologi :
Ekimosis dan petekie trombositopenia System integument
Pucat anemia, Jaundice hiperbilirubinemia Koilonisia (kuku seperti sendok) anemia
defisiensi zat besi, Ekimosis dan petekie-
trombositopenia
Pengkajian persystem :
• Sistem perkemihan/ reproduksi: Hematuri Inkontinensia, menstruasi yang berlebihan, Nyeri/sakit
• Gastrointestinal; Mual, Muntah, Kesulitan
menelan, Anoreksia. Penurunan BB, membram mukosa kemerahan, luka
• Pengkajian system respiratori; Sesak nafas, Perubahan suara nafas)
• Kuku cembung, datar, mudah patah, Clubbing
Pemeriksaan penunjang
:Pemeriksaan: Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan secara valid melalui
persiapan klien, alat dan bahan,
serta pemeriksanya sendiri.
Pemeriksaan laboratorium
• HBbila < 5 g/dlindikasi dilakukan tranfusi meski tidak ada gejala
• Hct bila nilaninya >70 % indikasi dilakukan flebotomi segera
• Plateletbila < 10.000.mm2 maka risiko terjadi
perdarahan spontan, bila nilainya < 50.000/mm2 maka risiko perdarahan meningkat pada trauma dan
pembedahan, bila > 2.000.000mm2 maka terdapat risiko thrombosis
• Hitung neutrofil bila < 5oo.mm2 maka terdapat risiko tinggi infeksi
Pemeriksaan laboratorium
• Protrombine time (PT)Bila <1,5x control maka
tidak ada peningkatan risiko perdarahan, tetapi bila
<2,5 x control terjadi risiko perdarahan spontan.
Pada PTT Bila nilainya<1,5x control maka ada
penigkatan risiko perdarahan, bila 2,5 kontrol maka risiko tinggi adanya perdarahan spontan.
• Waktu perdarahan bila nilainya >20 menit maka terdapat risiko perdarahan spontan
• Antitrombin IIIBila nilainya <50% maka
terdapat risiko terjadi thrombosis spontan
PEMERIKSAAN diagnostik
• Biopsi sum-sum tulang mengambil sedikit jaringan yang ada di sum-sum tulang
• Pungsi sum-sum tulang pengambilan sedikit cairan sum-sum tulang.
• Pungsi vena pengambilan darah vena, atau memasukan kontras.
• Pemeriksaan darah serologi dan imunologi