• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi ini bertujuan untuk mengungkap persepsi pedagang terhadap relokasi pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Skripsi ini bertujuan untuk mengungkap persepsi pedagang terhadap relokasi pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI PEDAGANG TERHADAP RELOKASI PASAR ANGSO DUO KE PASAR TALANG GULO

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)

Dalam Ilmu Pemerintahan Pada Fakultas Syariah

Oleh:

NUR ATIKA PRATIWI SIP 141768

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI 2018

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO

































Artinya: Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah. (QS. Al-Anbiyaa’: 21 ayat 73)1

1Tim Penerjemah dan Penafsir Al-Qur’an, Qur’an Tafwid dan Tejermahan, (Jakarta: Magfirah Pustaka, 2008), 143.

(7)

ABSTRAK

Keberadaan pasar tradisional ini sangat membantu, tidak hanya bagi pemerintah daerah atau pun pusat tetapi juga para masyarakat, namun saat ini pasar Angso Duo sangat memprihatinkan, untuk itu diperlukan relokasi kepasa Talang Gulo. Skripsi ini bertujuan untuk mengungkap persepsi pedagang terhadap relokasi pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo. Sebagai tujuan antaranya untuk menjelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi relokasi pedagang Angso Duo ke pasar Talang Gulo, untuk menjelaskan persepsi pedagang Pasar Angso Duo yang di relokasi ke pasar Talang Gulo dan untuk menjelaskan tanggapan masyarakat terhadap Relokasi pedagang Angso Duo ke pasar Talang Gulo Skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai berikut: (1) Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi relokasi pedagang Angso Duo ke Pasar Talang Gulo, diantaranya; Infrastruktur di mana lokasi Pasar Talang Gulo telah lebih baik dari Pasar Angso duo, dari fasilitas dan juga pengaturan pasar;

Anggaran, di mana bantuan anggaran usaha untuk para pedagang telah dialokasikan guna menciptakan pasar yang lebih nyaman; dan Koordinasi, di mana koordinasi yang baik telah dilakukan dengan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi, Satuan Polisi Pamong Praja, Polri, LAM, dan organisasi kepemudaan yang ada di Daerah Pasar.; (2) Terdapat dua Persepsi Pedagang Pasar Angso Duo yang di relokasi ke Pasar Talang Gulo, di mana pedagang “sangat setuju” berjumlah 7 dengan total persentase 08%, pedagang yang “setuju” berjumlah 14 orang dengan total persentase 17%, pedagang yang “tidak setuju” berjumlah 30 orang dengan total persentase 28%

dan “sangat tidak setuju” dengan jumlah 27 dengan total persentase 34% dengan alasan pasar tradisional yang baru merupakan tempat yang kurang strategis untuk di jadikan pasar karena lahan pasar tidak luas, serta sarana dan prasarana pasar Tradisional Talang Gulo belum efektif serta akses ke pasar yang kurang, selain itu pula akan menghilangkan pelanggan; (3) Tanggapan masyarakat terhadap relokasi pedagang Angso Duo Ke Pasar Talang Gulo, di mana masyarakat Angso Duo ke Pasar Talang Gulo mendapat respon yang beragam dengan masyarakat “sangat setuju”

berjumlah 2 dengan total persentase 10%, masyarakat yang “setuju” berjumlah 6 orang dengan total persentase 10%, pedagang yang “tidak setuju” berjumlah 11 orang dengan total persentase 50% dan “sangat tidak setuju” dengan jumlah 2 dengan total persentase 10% dengan alasan pasar tradisional yang baru merupakan tempat yang kurang strategis dan ditambah lagi pengaturan dan sarana dan prasarana juga masih sangat terbatas.

Kata Kunci: relokasi, pasar Angso Duo, pasar Talang Gulo

(8)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil ‘alamin

Puji sukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi nikmat kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh strata 1 (S1) Shalawat beserta salam

tidak lupa pula kukirimkan kepada junjunganku Muhammad Rasulullah SAW Kuibaratkan karya kecilku ini bak serantai mawar yang wanginya akan tetap teringat

sepanjang hayat, meski kelak raganya akan lekang terlengser waktu, dan kupersembahkan mawar ini untuk:

Ayahku terhebat Sukiman, ilmu yang kauberikan danmendidikku dengan titik-titik dan berubah menjadi kalimat sehingga kupergunakan untuk mencari ridho dijalan Allah

SWT.

Ibuku terindah Wartini yang mengasuhku dan memberikan warna pelangi di dalam hidupku hingga kujelajahi dunia yang begitu luas.

Kakakku Ahmad Nur Abidin, S. Pd, Nanang, Siti Sofia Yana, SE, dan Effni Elvia Dewi, A. Keb penyemangat dalam setiap langkahku.

Adikku Azam Abiyan Pranaja dan Aqila Syauqi Al-Zalfa terbaik yang telah mengisi hari dengan canda tawa dan senyuman terindah yang pernah kumiliki.

Abang Jalaludin, S. Sos tersabar yang telah membawaku mengarumi dunia dengan keimanannya.

Serta teman-temanku Widiantari, Dewi Irmayani, Rosdiana, Siti Mardiah, Karlina Puspita Dewi, Mindi, Nepri, Anjar dan Roza yang telah menginspirasiku dalam

langkah gelap dan terang hidupku.

(9)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat, hidayahya, yang mana dalam penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Kemudian shalawat dan salam semoga tetap telimpah kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya kejalan yang benar dan dapat dirasakan manifestasinya dalam wujud Imam, Islam dan amal nyata yang shalih likulli zaman wa makan.

Skripsi ini diberi judul “Persepsi Pedagang Terhadap Relokasi Pasar Angso Duo Ke Pasar Talang Gulo” merupakan suatu kajian terhadap Komunikasi Kepemimpinan yang diperuntukkan untuk komunikasi kepemimpinan terhadap sebagai abdi masyarakat. Dan inilah yang diketengahkan dalam skripsi ini.

Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui tidak sedikit hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam pengumpulan data maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama sekali kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi.

2. Bapak Prof. Dr. Suaidi, MA., Ph. D selaku wakil rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Pendidikan, Bapak Dr. H. Hidayat, M. Pd selaku wakil rektor II Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, dan Ibu Dr. Hj.

Fadillah, M. Pd, selaku wakil rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Dr. A. A. Miftah, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

4. Bapak H. Hermanto Harun, M. HI., Ph. D, selaku Wakil Dekan I, Bidang Akademik, Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S. Ag., M. HI, selaku Wakil Dekan II, Bidang Adminitrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, Ibu Dr. Yuliatin, S.

Ag., M. HI, selaku Wakil Dekan III, Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

5. Ibu Mustiah, S. Ag., M. Sy selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan di Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

(10)

6. Ibu Tri Endah Karya Lestriyani, S. IP., M. IP selaku Sekretaris jurusan Ilmu Pemerintahan di Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

(11)

DAFTAR ISI

(12)

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... iv

MOTTO ... v

ABSTRAK ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR SINGKATAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ... 5

E. Kerangka Teori ... 6

F. Tinjauan Pustaka ... 20

BAB II METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitan ... 27

B. Pendekatan Penelitian ... 27

C. Jenis dan Sumber Data ... 28

D. Unit Analisis ... 29

E. Instrumen Pengumpulan Data ... 30

F. Teknik Analisis Data ... 32

G. Sistematika Penulisan ... 34

BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Sejarah Singkat Dinas Pasar Kota Jambi Sarolangun ... 36

B. Visi dan Misi ... 37

C. Struktur Organisasi ... 38

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Faktor Penyebab Relokasi Pedagang Angso Duo Ke Pasar Talang Gulo ... 42

B.

Persepsi Pedagang Pasar Angso Duo yang Direlokasi ...

48

C.

Tanggapan Masyarakat Terhadap Relokasi

(13)

Pedagang Angso Duo ...

53

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……….……... 56 B. Saran-Saran...…...………...……... 57

DAFTAR PUSTAKA ………..

LAMPIRAN-LAMPIRAN CURRICULUM VITAE

(14)

DAFTAR SINGKATAN

STS : Sulthan Thaha Saifuddin

SWT : Subhanahu Wata’ala

SAW : Shallallahu Alaihi Wasallam SDM : Sumber Daya Manusia UIN : Universitas Islam Negeri BPS : Badan Pusat Statistik

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur di mana usaha menjual barang, jasa, dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang.2 Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah sepertia uang fiat. Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan perekonomian. Ini adalah pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk item pertukaran. Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan pasar dari perdagangan. Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis, lokasi, jenis dan berbagai komunitas manusia serta jenis barang dan jasa yang diperdagangkan.3 Dalam ilmu ekonomi arus utama, konsep pasar adalah setiap struktur yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi.

Pertukaran barang atau jasa dengan uang disebut transaksi.

Pasar tradisional merupakan pasar yang berperan penting dalam memajukan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan memiliki keunggulan bersaing secara alamiah melalui berbagai fungsi dan strategis yang dimiliki, yakni dalam penyerapan tenaga kerja. Keberadaan pasar tradisional ini sangat membantu, tidak hanya bagi pemerintah daerah atau pun pusat tetapi juga para masyarakat yang menggantungkan hidupnya

2 Beatrix S. Duwit, dkk, “Persepsi Pedagang Kaki Lima Terhadap Area Berjualan Sepanjang Jalan Pasar Pinasungkulan Karombasan Manado” Sabua Vol.7, No.2: 419 - 427 Oktober 2015, hlm. 2

3 Ahmad Kaylani, Negara-Negara Dan Pasar dalam Bingkai Kebijakan Persainagan, (Jakarta:Komisi Persaingan Pasar Usaha, 2011), hlm. 23

1

(16)

dalam kegiatan berdagang, karena di dalam pasar tradisional terdapat banyak aktor yang memiliki arti penting dan berusaha untuk mensejahterakan kehidupannya baik itu pegadang, pembeli, pekerja panggul dan sebagainya. Dari survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2012 menunjukan bahwa sector riset mampu meenyerap 23, 4 juta tenaga kerja atau sekitar 21, 3% dari total tenaga kerja Indonesia.4 Mereka semua adalah aktor yang berperan penting dalam mempertahankan eksistensi pasar tradisional di Indonesia.

Keunggulan dari pasar tradisional adalah di mana para pembeli dan penjual bertemu langsung untuk melakukan suatu transaksi jual beli. Didorong juga dengan definisi dari pasar itu sendiri yakni tempat bertemunya penjual dan pembeli disatu lokasi dan melakukan transaksi jual beli baik itu barang atau jasa.5 Sedangkan pasar modern tidak ditemukan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi jual beli secara langsung, yang ada hanya pembeli melakukan pembelian suatu barang yang hanya memperhatikan suatu barang yang telah di tempel harganya dalam kemasan atau label yang ada dari jenis barang yang telah ditentukan dan membawanya langsung ketempat pembayaran dan membayar harga seperti yang telah tertera dalam kemasan, tidak adanya proses tawar menawar dalam transaksi jual beli yang ada di pasar tradisional. Tindakan ini merupakan suatu nilai lebih untuk pasar tradisional di mana pembeli dan penjual melakukan proses tawar menawar suatu barang secara langsung.

4 Firmansyah dan Rizal E.Halim “Setrategi Revitalisasi Pasar Tradisional” dalam Chatib Basri, dkk, 2002, Rumah Ekonomi Rumah Budaya: Membaca Kebijakan Perdagangan Indonesia, Gramedia Pusaka Utama, Jakarta, hlm 113

5 Ahmad Kaylani, Negara-Negara Dan Pasar dalam Bingkai Kebijakan Persainagan, hlm. 27

(17)

Membicarakan tentang keramain pasar dipengaruhi oleh kondisi pasar itu sendiri, baik itu fisik atau bersifat lingkungan. Pasar yang tidak dirawat kumuh, fasilitas yang kurang akan mempengaruhi minat pedagang untuk berjualan di pasar.

Pasar di Kota Jambi yang bervariasi juga dipengaruhi oleh besarnya pasar, lokasi pasar serta akses angkutan dan lingkungan masyarakatnya. Ada pasar yang baik dengan vasilitas yang memadahi dan berada dilokasi yang strategis, namun ada juga pasar yang hanya dilengkapi fasilitas yang minim.

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan di Pasar Ango Duo, keberadaan pedagang atau penjual masih sering dipermasalahkan oleh pemerintah provinsi Jambi, dengan begitu pemerintah bertindak tegas merelokasi pasar Angso Duo ke pasar Talang Gulo, ini dikarenakan masih ada pedagang yang tidak menempati pada tempatnya, pedagang memilih berjualan di tepi jalan agar mendapatkan keuntungan yang lebih dikarenakan dapat bertemu langsung dengan pembeli. Pedagang yang berserakan menyebabkan tidak nyaman dilihat oleh para pembeli, selain itu banyak yang membuang sampah tidak pada tempatnya.6 Adapun jumlah pedagang di Pasar Angso Duo dari tahun 2015-2018 sebagai berikut:

Tahun 2015 2016 2017

Jumlah 2642 2842 3.218

Sumber: Dinas Pasar Angso Duo 2018

6 Observasi di Pasar Angso Duo 10 Febuari 2018

(18)

Dengan seiring perkembangan pasar secara otomatis mempunyai dampak negatif seperti kemacetan akibat proses bongkar muat barang dagangan, lokasi jalan menjadi kumuh, dan parkir kendaraan yang memenuhi bahu jalan. Oleh karenanya pemerintah Kota Jambi mempunyai kebijakan yaitu merelokasi pedagang agen dan sub agen Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo, di lapangan tentu terjadi polemik baik masyarakat yang pro dan kontra.

Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul “Persepsi Pedagang Terhadap Relokasi Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo”.

B. Rumusan Masalah

Pokok masalah yang diangkat dalam penelitin ini adalah masalah Persepsi Pedagang Terhadap Relokasi Duo ke Pasar Talang Gulo (Studi di Kota Jambi) Pokok masalah ini lebih jauh dapat dirumuskan dalam beberapa pertanyaan penelitian yaitu Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Faktor apa saja yang mempengaruhi relokasi pedagang Angso Duo ke Pasar Talang Gulo?

2. Bagaimana persepsi pedagang Pasar Angso Duo yang di relokasi ke Pasar Talang Gulo?

3. Bagaiamana tanggapan masyarakat terhadap Relokasi pedagang Angso Duo ke Pasar Talang Gulo?

(19)

C. Batasan Masalah

Untuk memudahkan dalam penelitian ini agar tidak terjadi perluasan pokok bahasan, maka penulis membatasi penelitian pada “persepsi pedagang Pasar Angso Duo yang di relokasi ke Pasar Talang Gulo”. Persepsi Pedagang sangat banyak terjadi akhir-akhir ini, namun hal tersebut tentu mempunyai latang belakang yang berbeda dengan demikian persepsi dalam kehidupan masyarakat akan mejadi rujukan dalam proses penelitian ini.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum diupayakan untuk mengetahui bagaimana persepsi pedagang terhadap relokasi pasar Angso Duo ke pasar Talang Gulo, penelitian ini ditujukan untuk:

a. Untuk menjelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi relokasi pedagang Angso Duo ke Pasar Talang Gulo.

b. Untuk menjelaskan persepsi pedagang Pasar Angso Duo yang di relokasi ke Pasar Talang Gulo.

c. Untuk menjelaskan tanggapan masyarakat terhadap Relokasi pedagang Angso Duo ke Pasar Talang Gulo.

2. Kegunaan Penelitian

Lebih jauh, penelitian ini diharapkan dapat mencapai kegunaan yang bersifat teoritis dan juga praktis , yaitu :

(20)

a. Untuk menambah wawasan keilmuan bagi penulis khususnya bagi para pembaca umumnya;

b. Menjadi rujukan pengetahuan bagi pedagang mengenai relokasi Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo;

c. Memberikan acuan yang bijak terhadap pembaca untuk memahami latar belakang masalah relokasi;

d. Menjadikan kontribusi keilmuwan penulis terhadap UIN STS Jambi yang tengah mengembangkan paradigma keilmuan yang berwawasan global dalam bentuk Universitas Islam.

e. Sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Stu ( S.1) Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

E. Kerangka Teori 1. Pengertian Persepsi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, persepsi adalah tanggapan langsung atas sesuatu.7 Suwarno menyebutkan “proses diterimanya rangsangan berupa objek, kualitas hubungan antara gejala, maupun peristiwa sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti dinamakan dengan persepsi”.8 Menurut Walgito di dalam Syobrian dan Mokoginta ada beberapa hal yang di perlukan agar persepsi dapat disadari oleh individu yaitu:9

7 Umi Chalsum, 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya : Kashiko. Hlm 300

8 Wiji Suwarno, 2009. Psikologi Perpustakaan. Jakarta : Sagung Seto. Hlm 52

9 Syobrian dan Mokoginta, “Persepsi Masyarakat Terhadap Relokasi Pasar Tradisional Di Kelurahan Genggulang Kecamatan Kotamobagu Utara”, hlm. 4

(21)

a. Adanya objek yang dipersepsikan. Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai alat indera (reseptor), dapat datang dari dalam yang langsung mengenai syaraf penerima (sensoris) yang bekerja sebagai reseptor.

b. Alat indera atau reseptor. Yaitu merupakan alat untuk menerima stimulus, disamping itu harus ada pula syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang di terima reseptor ke pusat syaraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Dan sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.

c. Adanya perhatian. Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi terhadap sesuatu diperlukan adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu kesiapan dalam mengadakan persepsi. Tanpa perhatian tidak akan terjadi persepi.

Jadi indikator persepsi dapat disimpulkan dimana objek yang menimbulkan stimulus yaitu remaja hamil di luar nikah kemudian mengenai alat indera berupa mata, telinga, hidung, kulit, mulut, akal, dan hati yang diterima oleh tokoh masyarakat kemudian kemudian ke pusat syaraf yang dilakukan secara sadar sehingga menimbulkan sebuah perhatian yang terpusat pada remaja yang hamil di luar nikah tersebut.

Menurut jalaluddin, Persepsi adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan mengunakan panca indera.10 Dalam Rosleny Marliany, persepsi adalah Perception, yaitu cara pandang terhadap sesuatu atau mengutarakan pemahaman hasil

10 Ramat, Jalaluddin. 1996. Psikologi Kominikasi. Bandung : Rosdakarya. Hlm 51

(22)

olahan daya pikir, artinya persepsi berkaitan dengan factor-faktor eksternal yang di respons melalui pancaindera, daya ingat, dan daya jiwa. Defenisi lain mengatakan bahwa persepsi dapat diartikan sebagai daya pikir dan daya pemahaman individu terhadap berbagai rangsangan yang datang daru luar.11 Itu artinya persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.Maka objek dapat ditangkap melalui alat indera dan diproyeksikan pada bagian tertentu di otak sehingga manusia dapat mengamati objek tersebut.

Berdasarkan kutipan di atas dapat dipahami bahwa persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan. Penginderaan adalah merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera disebut proses penginderaan. Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat, pada waktu individu menerima stimulus melalui alat indera, yaitu melalui mata sebagai alat melihat, hidung sebagai alat pembauan, lidah sebagai alat perasa, kulit pada telapak tangan sebagai alat peraba, semuanya merupakan alat indera yang digunakan untuk menerima stimulus dari luar individu.

2. Proses Terjadinya Persepsi

Tahap awal dari proses persepsi ini adalah sensasi. Sensasi adalah kesadaran akan adanya suatu rangsang. Sensasi sama dengan penginderaan. Semua rangsang masuk dalam diri seseorang melalui panca indera, yang kemudian diteruskan ke otak yang menjadikan sadar akan adanya rangsang tersebut. Rangsang yang sekedar masuk

11 Rosleny Marliany, 2010. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia. Hlm 187

(23)

dalam diri seseorang tetapi hanya menyadarinya tanpa mengerti ataumemahami rangsang tersebut disebut sensasi. Tetapi jika disertai dengan pemahaman atau pengertian tentang rangsang tersebut dinamakan persepsi.

Proses terjadinya persepsi yaitu objek yang menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses kealaman atau proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensorik ke otak. Proses ini disebut proses fisiologis. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba, yaitu stimulus yang diterima melalui alat indera. Proses ini merupakan proses terakhir dari persepsi dan merupakan persepsi sebenarnya.12 Respon sebagai akibat persepsi dapat diambil oleh individu dalam berbagai macam bentuk. Dalam proses persepsi perlu adanya perhatian sebagai langkah persiapan dalam persepsi. Hal tersebut karena keadaan menunjukkan bahwa individu tidak hanya dikenai oleh satu stimulus saja, tetapi individu dikenai berbagai macam stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitarnya. Namun demikian tidak semua stimulus mendapat respon individu untuk dipersepsi. Stimulus mana yang akan dipersepsi atau mendapat respon dari individu pada perhatian individuyangbersangkutan.Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponen utama, yaitu:

a. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari

12 Syobrian dan Mokoginta, “Persepsi Masyarakat Terhadap Relokasi Pasar Tradisional Di Kelurahan Genggulang Kecamatan Kotamobagu Utara”, hlm. 4

(24)

luar, intesitas dan jenisnya dapat banyak atausedikit.

b. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagiseseorang.

c. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk jadi tingkah laku sebagai reaksi. Proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi, dan pembulatan terhadap informasi yang sampai.13

Bagi hampir semua orang, sangatlah mudah untuk melakukan perbuatan melihat, mendengar, membau, merasakan, dan menyentuh, yakni proses-proses yang sudah ada semestinya ada. Namun, informasi yang datang dari organ-organ indera, perlu terlebih dahulu diorganisasikan dan diinterpretasikan sebelum dapat dimengerti, dan proses ini dinamakan persepsi. Jadi, dapat disimpulkan proses persepsi dari berbagai pendapat, bahwa persepsi merupakan komponen pengamatan yang di dalam proses ini melibatkan pemahaman dan penginterpretasian sekaligus.

3. Pengertian Pasar

Pasar sebagai area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Pasar dalam pengertian ekonomi adalah situasi seseorang atau lebih pembeli (konsumen) dan penjual (produsen dan pedagang) melakukan transaksi setelah kedua pihak telah mengambil kata sepakat tentang harga terhadap sejumlah (kuantitas) barang dengan kualitas tertentu yang menjadi objek transaksi. Kedua pihak, pembeli dan penjual mendapat manfaat dari

13 Ibid

(25)

adanya transaksi atau pasar. Pihak pembeli mendapat barang yang diinginkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhannya sedangkan penjual mendapat imbalan pendapatan untuk selanjutnya digunakan untuk membiayai aktivitasnya sebagai pelaku eonomi produksi atau pedagang.14

Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Pasar menurut kajian ilmu ekonomi adalah suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan (pembeli) dan penawaran (penjual) dari suatu barang/jasa tertentu, sehingga akhirnya dapat menetapkan harga keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang diperdagangkan.

Jadi, berdasarkan pernyataan di atas pasar adalah area tempat jual beli barang/ jasa dengan penjual lebih dari satu orang yang di dalam nya terjadi proses interaksi antara permintaan (pembeli) dan penawaran (penjual) sehingga menetapkan harga dan jumlah yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

4. Fungsi Pasar

Pasar berfungsi sebagai tempat atau wadah untuk pelayanan bagi masyarakat.

Hal ini dapat dilihat dari berbagai segi atau bidang, diantaranya:

a. Segi ekonomi

Merupakan tempat transaksi atara produsen dan konsumen yang merupakan komoditas untuk mewadahi kebutuhan sebagai demand dan suplai.

14 Syobrian dan Mokoginta, “Persepsi Masyarakat Terhadap Relokasi Pasar Tradisional Di Kelurahan Genggulang Kecamatan Kotamobagu Utara”, hlm. 4

(26)

b. Segi sosial budaya

Merupakan kontrak sosial secara langsung yang menjadi tradisi suatu masyarakat yang meruoakan interaksi antara komunitas pada sektor informal dan formal.

c. Arsitektur

Menunjukan ciri khas daerah yang menampilkan bentuk-bentuk fisik bangunan dan artefak yang dimiliki.

5. Jenis Pasar

a. Pasar dititinjau dari kegiatannya 1) Pasar Tradisional

Merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung, bangunannya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka penjual maupun suatu pengelola pasar. Pada pasar tradisional ini sebagian besar menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur- sayuran, telur, daging, kain, barang elektronik, jasa, dll. Selain itu juga menjual kue tradisional dan makanan nusantara lainnya.15

Sistem yang terdapat pada pasar ini dalam proses transaksi adalah pedagang melayani pembeli yang datang ke stan mereka, dan melakukan tawar menawar untuk menentukan kata sepakat pada harga dengan jumlah yang telah disepakati

15 Ketut Sri Candrawati, “Pasar Modern Dan Pasar Tradisional Dalam Gaya Hidup Masyarakat Di Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali” STIA-Denpasar, Bali, 2011, hlm. 224

(27)

sebelumnya. Pasar seperti ini umumnya dapat ditemukan di kawasan permukiman agar memudah- kan pembeli untuk mencapai pasar.

2) Pasar Modern

Merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli dan ditandai dengan adanya transaksi jual beli secara tidak langsung. Pembeli melayani kebutuhannya sendiri dengan mengambil di rak-rak yang sudah ditata sebelumnya. Harga barang sudah tercantum pada tabel- tabel yang pada rak-rak tempat barang tersebut diletakan dan merupakan harga pasti tidak dapat ditawar.16

b. Pasar ditinjau dari segi dagangannya 1. Pasar Umum

Adalah pasar dengan jenis dagangan yang diperjualbelikan lebih dari satu jenis. Dagangan yang terdapat pada pasar ini biasanya meliputi kebutuhan sehari- hari.

2. Pasar Khusus

Adalah pasar dengan barang dagangan yang diperjual belikan sebagian besar terdiri dari satu jenis dagangan beserta kelengkapannya. Menurut jenis dagangannya Pasar Angso Duo tergolong pasar umum kerena jenis barang yang diperjual belikan lebih dari satu jenis dan meliputi kebutuhan sehari-hari.

6. Pengerian Pasar Tradisonal

Pasar tradisional sebagai pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik

16 Ibid

(28)

Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los, dan tenda yang dimilki/ dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat, atau koperasi dengan usaha skal kecil, menegah, dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar.17

Pasar tradisonal adalah pasar yang kegiatan para penjual dan pembelinya dilakukan secara langsung dalam bentuk eceran dalam waktu sementara atau tetap dengan tingkat pelayanan terbatas. Pasar Tradisional adalah Pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan/atau Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta berupa tempat usaha yang berbentuk toko, kios, los, dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan melalui proses jual beli barang dagangan dengan tawar- menawar.

Dari beberapa pengertian di atas, pasar tradisional adalah tempat pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah yang merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli dalam proses transaksi jual beli secara langsung dalam bentuk eceran dengan proses tawar nawar dan bangunannya biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los, dan dasaran terbuka. Pasar tradisional biasanya ada dalam waktu sementara atau tetap dengan tingkat pelayanan terbatas.

17 Eis Al Masitoh, “Upaya Menjaga Eksistensi Pasar Tradisional: Studi Revitalisasi Pasar Piyungan Bantul” Jurnal PMI Vol. X. No. 2, Maret 2013, hlm. 2

(29)

7. Ciri-Ciri Pasar Tradisional

Ciri-ciri pasar tradisional adalah sebagai berikut:

a. Pasar tradisional dimiliki, dibangun dan atau dikelola oleh pemerintah daerah.

b. Adanya sistem tawar menawar antara penjual dan pembeli.

c. Tawar menawar ini adalah salah satu budaya yang terbentuk di dalam pasar. Hal ini yang dapat menjalin hubungan sosial antara pedagang dan pembeli yang lebih dekat.

d. Tempat usaha beragam dan menyatu dalam lokasi yang sama.

Meskipun semua berada pada lokasi yang sama, barang dagangan setiap penjual menjual barang yang berbeda-beda. Selain itu juga terdapat pengelompokan dagangan sesuai dengan jenis dagangannya seperti kelompok pedagang ikan, sayur, buah, bumbu, dan daging.

e. Sebagian besar barang dan jasa yang ditawarkan berbahan lokal.

Barang dagangan yang dijual di pasar tradisonal ini adalah hasil bumi yang dihasilkan oleh daerah tersebut. Meskipun ada beberapa dagangan yang diambil dari hasil bumi dari daerah lain yang berada tidak jauh dari daerah tersebut namun tidak sampai mengimport hingga keluar pulau atau negara.18

Dari berbagai ciri-ciri di atas, Pasar Umum Gubug memenuhi ciri- ciri pasar tradisional yang telah ditentukan oleh mentri perdagangan Indonesia. Lahan dan bangunan Pasar Umum Gubug dimiliki, dibangun, dan dikelola oleh pemerintah

18 Helina Kuncahyawati, “ Pemberdayaan Pasar Tradisional Dan Pedagang Pasar Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 6 Tahun 2014 (Studi Kasus: Pasar Krendetan)”, Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2011, hlm. 4

(30)

daerah Kabupaten Grobogan. Hal ini ditunjukan dengan terdapatnya UPTD Pasar Umum Gubug yang berada dalam pasar tersebut yang bertugas mengatur dan mengelola pasar.

Pada Pasar Umum Gubug juga terdapat sistem tawar menawar antara penjual dan pembeli. Proses tawar menawar inilah yang membuat antara pedagang dan pembeli memiliki ikatan sosial. Selain itu, proses tawar menawar antara penjual dan pembeli cukup mempengaruhi ramainya stan atau kios yang berada di pasar tersebut.

Di dalam Pasar Umum Gubug terdapat satu bangunan utama yang di dalam nya menampung 191 bangunan kios, 30 kios los, dan 624 petak yang menjual berbagai macam kebutuhan sehari-hari. Meski semua itu terdapat pada satu lokasi yang sama UPTD Pasar Umum Gubug melakukan pengelompokan pedagang sesuai dengan jenis dagangannya, seperti pedagang daging tidak bercampur dengan pedagang makanan.

Barang dagangan yang dijual di Pasar Umum Gubug sebagian besar merupakan hasil bumi dari Kecamatan Gubug sendiri. Meskipun ada beberapa barang dagangan yang dibeli dari luar Kecamatan Gubug seperti ikan laut, beberapa jenis sayuran, barang elektronik, dan peralatan rumah tangga yang berbahan plastik namun barang-barang tersebut diambil dari daerah yang tidak jauh dari Kecamatan Gubug seperti Semarang, Salatiga, dan Bandungan.

8. Jenis Pasar Tradisional

Pasar sebagai perusahaan daerah digolongkan menurut beberapa hal, yaitu:

a. Menurut jenis kegiatannya, pasar digolongkan menjadi tiga jenis:

(31)

1) Pasar eceran

Yaitu pasar di mana terdapat permintaan dan penawaran barang secara eceran.

2) Pasar grosir

Yaitu pasar di mana terdapat permintaan dan penawaran dalam jumlah besar.

3) Pasar induk

Pasar ini lebih besar dari pasar grosir, merupakan pusat pengumpulan dan penyimpanan bahan-bahan pangan untuk disalurkan ke grosir-grosir dan pusat pembelian.19

3. Pedagang

Pedagang adalah orang atau intitusi yang memperjual belikan produk atau barang, kepada konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam ekonomi pedagang dibedakan menurut jaluar distribusi yang dilakukan, yaiti : a Pedagang distributor ( tunggal) yaitu pedagang yang memegang hak distribusi atau produk dari perusahaan tertentu. b . Pedagang ( partai)besar yaitu pedagang yang membeli suatu produk dalam jumlah besar untuk dijual kepada pedagang lain. C.

pedagang eceran yang dimaksudkan untuk menjual produk langsung kepada konsumen.

Pedagang pasar adalah seseorang yang mempunyai usaha dan tempat permanen sesuai dengan jenis usahanya dan dalam penampilan barang dagangan

19 Endi Sarwoko, “Dampak Keberadaan Pasar Modern Terhadap Kinerja Pedagang Pasar Tradisional Di Wilayah Kabupaten Malang”, Jurnal Ekonomi MODERNISASI, 2013, hlm. 3

(32)

mempunyai variasi baik dalam penataan, kemasan, kebersihan sehingga bisa menarik para pembeli atau pelanggannya.20 Itu artinya pedagang adalah perantara yang kegiatannya membeli barang dan menjualnya kembali tanpa merubah bentuk atas inisiatif dan tanggung jawab sendiri dengan konsumen untuk membeli dan menjualnya dalam partai kecil atau per satuan.

Pedagang adalah orang atau institusi yang memperjualbelikan produk atau barang, kepada konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung. Sosial ekonomi membedakan pedagang berdasarkan penggunaan dan pengelolaan pendapatan yang dihasilkan dari perdagangan dan hubungannya dengan ekonomi keluarga. Berdasarkan studi sosiologi ekonomi tentang pedagang terbagi atas:

a. Pedagang professional yaitu pedagang yang menganggap aktivitas perdagangan merupakan sumber utama dan satu-satunya bagi ekonomi keluarga.

b. Pedagang semi professional adalah pedagang yang mengakui aktivitasnya untuk memperoleh uang, tetapi pendapatan dari hasil perdagangan merupakan sumber tambahan bagi ekonomi keluarga. Derajat tambahan tersebut berbeda pada setiap orang dan masyarakat. 21

c. Pedagang subsitensi merupakan pedagang yang menjual produk atau barang dari hasil aktivitas atas substensi untuk memenuhi ekonomi rumah tangga. Pedagang semu adalah orang yang melakukan kegiatan perdagangan karena hobi atau untuk mendapatkan suasana baru atau untuk mengisi waktu luang. Pedagang

20 Hasnawi, “Dampak Relokasi Pasar Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang Pasar Laino Raha”, Skripsi:Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo Kendari, 2016, hlm. 16

21 Ibid

(33)

jenis ini tidak mengaharapkan kegiatan perdagangan sebagai sarana untuk memperoleh uang, malahan mungkin saja sebaliknya ia akan meperoleh kerugian dalam berdagang.

Berdasarkan pengertian ahli di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pedagang adalah orang yang mempunyai usaha dalam menjual barang-barang keperluan masyarakat dan membuat barang dagangannya tersebut semenarik mungkin agar menarik minat pembeli.

4. Relokasi

Relokasi merupakan pemindahan suatu tempat ketempat yang baru. Relokasi adalah salah satu wujud dari kebijakan pemerintah daerah untuk kepentingan masyarakat banyak. Dalam hal ini Pemerintah Kota Jambi merelokasi pedagang agen dan sub agen yang ada di Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo agar kondisi jalan Sultan Thaha menjadi tertata rapi dan bersih serta tidak terjadi kemacetan. Relokasi pasar adalah pemindahan pasar lama ke pasar baru yang lebih strategis dengan sarana dan prasarana bangunan permanen, sanitasi yang baik sehingga tidak menimbulkan bau tidak sedap, penerangan yang cukup, keamanan dan kenyamanan berjualan terjamin, parker yang aman dan tidak menimbulkan kemacetan.22

Pengertian relokasi dalam kamus Indonesia diterjemahkan relokasi adalah membangun kembali perumahan, harta kekayaan, termasuk tanah produktif, dan prasarana umum di lokasi atau lahan lain. Dalam relokasi adanya objek dan subjek

22Andriyani, Dampak Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Terhadap Pendapatan Pedagang dan Penerimaan Retribusi Pasar di Kabupaten Buton Utara. Skripsi, Jurusan Ekonomi : Universitas Halu Oleo Kendari : 2016, Hlm. 12

(34)

yang terkena dampak dalam perencanaan dan pembangunan relokasi. Relokasi merupakan pemindahan suatu tempat ke tempat yang baru. Relokasi adalah salah satu wujud kebijakan pemerintah daerah yang termasuk dalam kegiatan revitalisasi.

Revitalisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti proses, cara, dan perbuatan menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya kurang terberdaya.

Menurut Losch dalam untuk mencapai keseimbangan ekonomi ruang harus memenuhi beberapa syarat berikut ini:23

d. Setiap lokasi usaha menjamin keuntungan maksimum bagi penjual maupun pembeli

e. Terdapat cukup banyak usaha pertanian dengan penyebaran cukup merata, sehingga seluruh permintaan yang ada dapat dilayani

f. Konsumen bersikap indifferent terhadap penjual manapun dan satu-satunya pertimbangan untuk membeli adalah harga yang rendah.

Berdasarkan uraian di atas, maka relokasi merupakan pemindahan lokasi dari satu tempat ke tempat lain, dimana relokasi tersebut berhasil jika pemindahan lokasi yang baru, tidak jauh dari lokasi yang lama, sehingga komunikasi masyarakat dan jaringan sosial yang sudah baik masih bisa dipertahankan.

F. Tinjauan Pustaka

Pada bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang menjadi dasar dalam penelitian ini. Uraian berikut akan membantu untuk memahami gambaran topik dan

23 Hasnawi, “Dampak Relokasi Pasar Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang Pasar Laino Raha”, hlm. 10

(35)

permasalahan yang ada. Penelitian ini berusaha memberikan gambaran mengenai Persepsi Masyarakat terhadap relokasi pedagang agen dan sub agen Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo di Kota Jambi, dampak relokasi terhadap kondisi sosial pedagang agen dan sub agen serta permasalahan yang di hadapi. Penelitian-penelitian tentang masalah Persepsi masyarakat tentang pemindahan pasar telah dibahas oleh beberapa peneliti baik yang dituangkan dalam jurnal, skripsi, maupun proposal.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Syobrian Mokoginta dkk (Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulanggi Manado, 2011) dengan judul “Persepsi Masyarakat Terhadap Relokasi Pasar Tradisional Di Kelurahan Genggulang Kecamatan Kotamobagu Utara”.24 Tujuan Penelitian untuk mengetahui bagaimana tanggapan masyarakat dan pedagang mengenai masalah relokasi pasar tersebut dan strategi apa saja yang bisa meramaikan pasar baru serta apa sebenarnya yang diinginkan masyarakat dan pedagang terkait dengan masalah ini. Dengan demikian yang menjadi sumber informasi dari penelitian ini yaitu masyarakat sekitar kususnya kecamatan Kotamobagu Utara dan Pedagang Pasar Tradisional Genggulang.

Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Berdasaran hasil analisis dari penelitian ini, kesimpulan yang didapatkan yaitu mayoritas pedagang dan masyarakat sekitar menolak pelaksanaan relokasi, karena tidak tersedianya terminal di lokasi pasar yang baru yaitu Pasar Tradisional Genggulang serta lokasi pasar yang baru tidak strategis.

24 Syobrian Mokoginta dkk, “Persepsi Masyarakat Terhadap Relokasi Pasar Tradisional Di Kelurahan Genggulang Kecamatan Kotamobagu Utara, ” Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulanggi Manado, 2011, hlm. 4

(36)

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Abraham Stanley Marino Pardede (Departemen Ilmu Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan 2014) dengan judul “Persepsi Pedagang Terhadap Perencanaan Relokasi (Pusat Pasar) Medan”.25 Tujuan Penelitian untuk mengetahui persepsi pedagang terhadap perencanaan relokasi (pusat pasar) Medan. Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskripti. Penelitian ini dilakukan di Pusat Pasar Medan yang berada di Pusat Pasar kota Medan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara secara mendalam, dan studi kepustakaan. Adapun yang menjadi unit analisa dan informan dalam penelitian ini adalah pedagang Pusat Pasar Medan yang berada di Pusat Pasar kota Medan. Interpretasi data dilakukan dengan menggunakan data-data yang didapat dari hasil observasi, wawancara. Kesimpulan bahwa persepsi pedagang Pusat Pasar Medan terhadap Relokasi Pusat Pasar adalah belum seragam dalam hal berbagai pertimbangan dan kondisi. Kesimpulan bahwa persepsi pedagang Pusat Pasar Medan terhadap Relokasi Pusat Pasar adalah belum seragam dalam hal berbagai pertimbangan dan kondisi. Disrankan agar pemerintah dan dinas terkait agar lebih mensosialisasian program relokasi ini terutama kepada pedagang juag masyarakat.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Lulud N Wicaksono (Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Diponegoro, 2014) dengan judul “Persepsi Pedagang Pasar Terhadap Program Perlindungan Pasar Tradisional Oleh Pemerintah Kota Semarang”,

25 Abraham Stanley Marino Pardede, “Persepsi Pedagang Terhadap Perencanaan Relokasi (Pusat Pasar) Medan”, Departemen Ilmu Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan 2014, hlm. 4

(37)

26 tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pedagang pasar tradisional yang membuka usahanya di Pasar Peterongan. Teknik pengumpulan yang digunakan observasi, dokumen dan kuesioner. Analisis data disusun dalam frekuensi kemudian diuraikan berdasarkan gejala dari obyek yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan persepsi pedagang mengenai program perlindungan pasar tradisional oleh Pemerintah Kota Semarang termasuk tidak baik. Pedagang merasa bahwa perlindungan terhadap pasar tradisional oleh Pemerintah Kota Semarang sesuai Peraturan Menteri Perdagangan No 53/M-DAG/PER/12/2008 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern di Kota Semarang belum berjalan dengan baik. Pemerintah daerah dan pengelola pasar tradisional, khususnya Pemerintah Kota Semarang dan pengelola pasar Peterongan, disarankan secara nyata berinvestasi pada perbaikan pasar tradisional dan menetapkan standar layanan minimum

Dampak Pemindahan Pasar Sentral Terhadap Pendapatan Pedagang dan Penerimaan Retribusi Pasar di Kabupaten Buton Utara”.27 Beliau meneliti tentang ini karena apakah ada pengaruh pemindahan pasar itu terhadap pendapatan pedagang di Kabupaten Buton dan dapat disimpulkan bahwa adanya tingkat penurunan tingkat pendapatan pada pedagang dan ada pula tingkat penerimaan retribusi pasar. Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa ada sisi kesamaan yang penulis lakukan

26 Lulud N Wicaksono, “Persepsi Pedagang Pasar Terhadap Program Erlindungan Pasar Tradisional Oelh Pemerintah Kota Semarang”, Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Diponegoro, 2014, hlm. 4

27 Andriyani, “Dampak Pemindahan Pasar Sentral Terhadap Pendapatan Pedagang dan Penerimaan Retribusi Pasar di Kabupaten Buton Utara”, Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan bisnis, Universitas Halu Oleo Kediri 2016, hlm. 4

(38)

yakni tentang perencanaan dampak Retribusi Pasar. Sedangkan untuk penelitian menulis lebih berfokus pada bagaimana Persepsi Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Agen dan Sub Agen Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo studi di Kota Jambi Provinsi Jambi.

Tabel.1. 1 Tinjauan Pustaka

No Nama penulis Judul Metode Hasil

Syobrian Mokoginta dkk

(2011)

Persepsi Masyarakat Terhadap Relokasi Pasar Tradisional di Kelurahan

Genggulang Kecamatan

Kotamobagu Utara

Penelitian deskriptif dengan metode kualitatif.

Berdasaran hasil analisis dari

penelitian ini

Mayoritas pedagang dan masyarakat sekitar menolak pelaksanaan relokasi, karena tidak tersedianya terminal di lokasi pasar yang baru yaitu Pasar Tradisional Genggulang serta lokasi pasar yang baru tidak strategis

Abraham Stanley Marino Pardede (2014)

Persepsi Pedagang Terhadap

Perencanaan Relokasi

Penelitian ini adalah

penelitian

Persepsi pedagang Pusat Pasar Medan terhadap Relokasi Pusat Pasar

(39)

(Pusat Pasar) Medan deskripti adalah belum seragam dalam hal berbagai pertimbangan dan kondisi

2. Lulud N Wicaksono

Persepsi Pedagang Pasar Terhadap Program Erlindungan Pasar Tradisional Oelh Pemerintah Kota Semarang

Analisis Deskriptif

persepsi pedagang mengenai program perlindungan pasar tradisional oleh Pemerintah Kota Semarang termasuk tidak baik

Dari beberapa contoh hasil penelitian di atas, maka dapat digambarkan beberapa persamaan dan perbedaannya. Persamaan skripsi ini dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya adalah adalah pada pendekatan penelitain deskriptif kualitatif dengan mengunakan metode wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan, perbedaan antara skripsi ini dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya adalah pada relokasi fokus penelitian dan lokasi penelitian, di mana dalam skripsi ini kajian lebih difokuskan untuk menjelaskan secara deskriptif mengenai persepsi pedagang terhadap relokasi Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo.

(40)

Adanya persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam skripsi ini dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya tentu membawa konsekuensi pada hasil penelitian yang diperolehnya. Bila pada hasil-hasil penelitian sebelumnya ditujukan untuk memperoleh gambaran/deskriptif variabel itu sendiri (persepsi pedangan), maka pada penelitian ini diharapkan untuk menghasilkan gambaran tentang persepsi pedagang terhadap relokasi Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo.

(41)

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berfokus pada Pasar Angso Duo di Kota Jambi Provinsi Jambi.

Waktu penelitian ini pada bulan Januari-Maret 2018 khususnya pada masalah sebagai berikut:

1. Terjadinya perdebatan dan perlawanan para pedagang terhadap relokasi Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo.

2. Adanya kemudahan untuk mendapatkan data dan informasi dan berbagai keterangan yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini.

B. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti.28 Sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam rangka mengetahui persepsi pedagang terhadap relokasi Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo. Menurut Sugiyono menyatakan bahwa “Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawanya adalah eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci”.29 Itu artinya penelitian kualitatif adalah suatu rencana dan cara yang akan digunakan peneliti untuk

28Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 22.

29Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 9.

27

(42)

meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)30 di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data adalah jenis-jenis sumber yang diperoleh oleh peneliti pada subjek penelitiannya. Jenis data dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer ini diperoleh langsung dari hasil wawancara bersama pemerintah pasar Angso Duo dan pedagang Pasar Angso Duo dan masyarakat yang berbelanja.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang berupa data–data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh oleh peniliti dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan.31 Data sekunder diperoleh dari buku dan internet. Dalam penelitian ini data sekunder penulis peroleh sdari sumber-sumber yang telah ada sebelumnya yang biasanya diperoleh dari perpustakaan, atau laporan-laporan penelitian terdahulu, misalnya data yang tersedia ditempat tertentu seperti kantor, perpustakaan, majalah, dokumen dan sebagainya.

30Ibid, hlm. 9.

31Ibid, hlm. 119.

(43)

D. Populasi dan Sample 1. Populasi

Yang dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala dan nilai- nilai karakteristik tertentu dalam penelitian yang merupkan wilayah generalisasi yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk depelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Menurut Sugiyono mengatakan populasi atau universeialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga.32 Dalam setiap penelitian, populasi yang dipilih erat hubungannya dengan masalah yang ingin dipelajari. Populasi merupakan keseluruhan objek atau individu yang merupakan sasaran penelitian. Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota yang lengkap dan jelas serta dapat dipelajari sifat-sifatnya.

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh seluruh pedagang pasar Angso Duo sebanyak 3.218.

2. Sampel

Sample adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang di anggap dapat menggambarkan populasinya. Menurut Umar 2014 sampel adalah “wakil dari populasi”.33 Itu artinya sampel adalah sebagian dari individu yang diselidiki dari keseluruhan objek penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik non

32Ibid, hlm. 119.

33 Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis,hlm. 52

(44)

random sampling yaitu tidak semua anggota populasi di beri kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Untuk lebih jelasnya teknik non radom samplingyang penulis gunakan adalah jenis Purposive Sampling yaitu pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

Berdasarkan pendapat di atas ditetapkan kriteria atau ciri-ciri dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Pedagang yang telah berjualan di atas 5 tahun.

b. Pedagang yang berjualan tidak pada tempatnya.

Berdasarkan kriteria atau ciri-ciri di atas , yang sudah penulis tentukan maka yang mewakili sampel dalam penelitian ini adalah 9 pedagan pasar Angso Duo.

E. Instrumen Pengumpulan Data 1. Observasi

Dalam observasi ini, penulis terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Martinis Yamin menyatakan bahwa “dalam observasi partisipatif peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpatisipasi aktif dalam aktiivitas mereka.”34 Penelitian partisipatif ini kemudian dikhususkan lagi

34Martinis Yamin, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan Kuantitatif, (Jakarta: Komplek Kejaksaan Agung, Cipaayung, 2009), hlm. 79.

(45)

menjadi partisipasi pasif (passive participation) artinya peneliti datang ke tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung terhadap objek penelitian, yaitu dengan meminta pandangan mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pedagang Pasar Angso Duo. Observasi yang dilakukan penulis dalam skripsi ini terhadap subyek menggunakan pedoman observasi yang disusun sebagai berikut:

a. Mencatat kesan umum subyek: penampilan, pakaian, tingkah laku, cara berfikir b. Interaksi sosial dan tempt lingkungan

c. Ekspresi saat wawancara d. Bahasa tubuh saat wawancara 2. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur (semistructure interview) di mana pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur yaitu bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan metode wawancara yang dilakukan kepada subyek dengan menggunakan dokumntasi catatan lapangan.

(46)

3. Dokumentasi

Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di Pasar Angso Duo yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mengalir atau mengambil data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari lembaga yang di teliti. Adapun di dalam skripsi ini penulis mengumpulkan data bukti-bukti persepsi pedagang terhadap relokasi Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis model Miles and Huberman. Menurut Miles and Huberman di dalam buku Sugiyono mengemukakan bahwa “aktivitas analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenu, ”35 Aktivitas analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan mengambil kesimpulan lalu diverifikasi.

1. Reduksi Data

35Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 95.

(47)

Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, menulis memo dan sebagainya dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang tidak relevan.

Adapun data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penulis untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui catatan lapangan dan wawancara, kemudian data tersebut dirangkum, dan diseleksi sehingga akan memberikan gambaran yang jelas kepada penulis.

2. Penyajian Data

Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah data display atau menyajikan data. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif.

Penyajiannya juga dapat berbentuk matrik, diagram, tabel dan bagan. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah data teks yang bersifat naratif. Dalam penulisan kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya, tetapi yang paling sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif dan di dalam skripsi ini peneliti menggunakan teks yang bersifat naratif. Penyajian data dilakukan dengan mengelompokkan data sesuai dengan sub bab-nya masing-masing. Data yang telah didapatkan dari hasil wawancara, dari sumber tulisan maupun dari sumber pustaka.

(48)

3. Kesimpulan/Verifikasi

Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.36 Kesimpulan dalam penulisan kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya kurang jelas sehingga menjadi jelas setelah diteliti.

Dari ketiga metode analisis data di atas penulis menyimpulkan bahwa, ketiga metode ini yang meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan akan penulis lakukan setelah semua data telah diperoleh melalui wawancara catatan lapangan, dan juga memudahkan penulis di dalam mengetahui dan menarik kesimpulan terhadap perilaku.

G. Sistematika Penulisan

Untuk lebih memudahkan penulis dan menyusun pemahaman tentang sekripsi agar berjalan dengan apa yang telah penulis tentukan sebelumnya, maka ditentukan susunan dan sitematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Maslah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Teori, Tinjauan Pustaka.

36Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 252.

(49)

Bab II Metode Penelitian, yang terdiri dari : Tempat dan Waktu penelitian, Pendekatan Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Instrumen Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, Tenik Pemilihan Informan, Sistematika Penulisan dan Jadwal Penelitian.

Bab III Gambaran Umum Lokasi Penelitian, yang Terdiri dari : Sejarah Pasar Angso Duo Jambi, Letak Geografis Pasar Angso Duo, Luas Wilayah Pasar Angso Duo Kota Jambi Provinsi Jambi.

Bab IV Temuan Lapangan dan Pembahasan, terdiri dari : Faktor Yang Menyebabkan Adanya Relokasi, Persepsi Pedagang Pasar Angso Duo terhadap relokasi dan Tanggapan Masyarakat Kota Jambi Terhadap Relokasi Pasar Angso Duo ke Pasar Talang Gulo.

Bab V Penutup, yang terdiri dari: Kesimpulan dan Saran

(50)

BAB III

GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

3. Sejarah Berdirinya Dinas Pasar Kota Jambi

Bumi Tanah Pilih Pesako Betuah” adalah sebutan kota jambi, ibu kota provinsi jambi dan salah satu dari 11 kabupaten/kota yang ada di provinsi jambi. Sejak 68 Tahun yang lalu kota jambi telah terbentuk dengan ketetapan Gubernur Sumatera No.103/1946 sebagai daerah Otonom kota besar di sumatera, kemudian diperkuat dengan Undang-undang No. 9/1956 dan dinyatakan sebagai Daerah Otonom Kota besar dalam lingkungan provinsi Sumatera Tengah.37

Pendirian Kota Jambi bersamaan dengan berdirinya provinsi jambi 6 januari 1957, namun demikian hari jadinya ditetapkan sebelas tahun lebih berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi No. 16 tahun 1985 yang disahkan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jambi dengan surat keputusan No.156 tahun 1986 menyatakan bahwa hari jadi pemerintah Kota Jambi adalah tanggal 17 Mei 1946 dengan alasan bahwa terbentuknya pemerintah Kota Jambi (sebelumnya disebut kota madya jambi).

Selain merupakan pusat pemerintahan, sosial, politik, pendidikan dan kebudayaan, Kota Jambi juga merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah jambi.

Kegiatan perekonomian di perkotaan yang paling dominan saat ini adalah pada sektor perdagangan dan jasa. Aktivitas perdagangan ramai terjadi di pasar, karena pasar merupakan salah satu berbagai system, institusional, prosedur, hubungan sosial dan

37 Dokumentasi di kantor Dinas Pasar Kota Jambi pada 07 Mei 2018

36

(51)

infrastruktur di mana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah.

Dinas Pasar Kota Jambi berperan penting dalam pembangunan daerah pada sektor perpasaran di Kota Jambi, yang bertujuan untuk mewujudkan pasar daerah refresentatif dan mempunyai daya saing tinggi dengan pelaku pasar yang jujur (tidak mengurangi timbangan, tidak mencampur bahan berbahaya bagi kesehatan dalam produk yang dijual), menjaga kebersihan keamanan dan ketertiban. Selain itu Dinas Pasar Kota Jambi dituntut untuk mampu menggali berbagai potensi yang dapat menghimpun dana secara wajar untuk meningkatkan PAD yang tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Dinas Pasar Kota Jambi juga berperan dalam tugas dan tanggung jawab menata dan memberdayakan pedagang kaki lima PKL di kota jambi, terutama dalam lingkungan wilayah pasar daerah yang dikelolanya. Tahun 1958 merupakan awal dari terbentuknya kelembagaan pasar, saat itu pengelolaan pasar masih dala bentuk perusahaan pasar kota madya jambi. Pada tahun 1984 statusnya berubah menjadi Dinas Pasar Kodya Dati II Jambi, kemudian pada tahun 2001 berubah lagi menjadi Kantor Pengelola Pasar kota jambi.38

38 Ibid

Referensi

Dokumen terkait

guru juga mengajarkan melalui metode simulasi berupa kegiatan manasik haji dan umrah, dimana kegiatan ini menjadikan siswa tau bagaimana pelaksanaan ibadah haji dan umrah

Mengesahkan Final Acts of the Plenipotentiary Conference, Antalya, 2006 (Akta-akta Akhir Konferensi yang Berkuasa Penuh, Antalya, 2006) yang telah ditandatangani pada

Melalui media internet ini juga, pengunjung website dapat dengan mudah mengetahui tingkatan kemampuannya dengan mengunjungi situs âTes IQâ yang ada dan dengan waktu yang lebih

[r]

Oleh karena itu pelayanan informasi yang cepat, tepat dan lengkap data sangat diperlukan Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis ingin membuat sebuah situs fans klub bagi

Penyakit kulit dan jaringan subkutan Diare dan gastroenteritis Asma Fraktur tulanf anggota gerak Hipertensi esensial Bronkitis akut dan brokioliotis akut Penyakit pulpa dan

Untuk menggunakan fasilitas ini seorang programmer hanya diharuskan memasukkan kelas kelas yang merupakan komponen dari Package.Package ini merupakan fitur dari Java 2 SDK yang

Hasil kegiatan evaluasi yang berupa data dan informasi selanjutnya dapat dijadikan acuan bagi guru BK dalam untuk memperbaiki dan mengembangkan program BK, juga