112 INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018
ANALISIS PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI DAN KNOWLEDGE MANAGEMENT TERHADAP DAYA SAING UKM
Agus Pitoyo1, E. Suhartono2
1,AMIK Jakarta Teknologi Cipta, 2FEB UDINUS e-mail: 1[email protected], 2[email protected]
ABSTRAK
Kondisi daya saing UKM yang masih rendah di negara berkembang, khususnya pada UKM manufaktur, hal ini menjadi sebuah tantangan bagi UKM. UKM dituntut untuk meningkatkan daya saing perusahaan dengan melakukan beberapa perubahan dalam hal penggunaan teknologi informasi dan pengelolaan pengetahuan. Penelitian ini mempunyai tujuan agar dapat mengetahui pengaruh penggunaan teknologi informasi dan pengelolaan pengetahuan terhadap daya saing dilingkungan UKM Alat Peraga/Permainan Edukatif (APE) di Pedan-Klaten. Sampel penelitian ini adalah para pemilik dan pelaku UKM APE di Pedan Klaten sebanyak 76 responden. Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda. Hasil dari analisa data terlihat bahwa Pengelolaan Pengetahuan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap daya saing UKM, sementara pemanfaatan teknologi informasi pengaruhnya masih dan berbanding terbailk terhadap daya saing UKM.
Kata Kunci: Daya Saing, Teknologi Informasi, Knowledge Management, UKM ABSTRACT
The low competitiveness of UKM in developing countries, especially in manufacturing UKM, is a challenge for UKM. UKM are required to increase the competitiveness of companies by making several changes in the use of information technology and knowledge management. This study aims to determine the effect of the use of information technology and management of knowledge on the competitiveness of SME Teaching Aids / Educational Games (APE) in Pedan-Klaten. The sample of this study was the owners and actors of APE SMEs in Pedan Klaten as many as 76 respondents. In this study the analytical tool used is Multiple Linear Regression. The results of the data analysis show that Knowledge Management has a positive and significant influence on the competitiveness of UKM, while the use of information technology still has the greatest impact on the competitiveness of UKM.
Keywords: Competitiveness, Information Technology, Knowledge Management, UKM
1. PENDAHULUAN
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berperan penting untuk pembangunan ekonomi negara.
UKM di Indonesia mempunyai peranan strategis terhadap pembangunan, sehingga dijadikan program kerja utama pemerintah yang berada dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, yaitu dengan meningkatkan kekuatan daya persaingan bangsa melalui kebijakan pembangunan jangka panjang dengan meningkatkan ekonomi domestik berbasis keunggulan pada setiap wilayah dengan keunggulan kompetitif (Deputi UMKM, 2016).
Untuk meningkatkan daya saing UKM, maka perlu menggunakan strategi pengelolaan pengetahuan dengan menerapkan strategi IRSA (Identify, Reflect, Share dan Application) (Yuliana, 2014). Tujuan penerapan pengaturan pengetahuan ini yaitu agar dapat meningkat dan akan memperbaiki kegiatan operasional untuk pencapaian keunggulan kompetitif. Pengaturan pengetahuan digunakan untuk perbaikan hubungan antara pihak manajemen dan pekerja dengan tetap sesuai dengan proses kerja, selain itu menanamkan budaya berbagi pengetahuan dan menerapkan sistem penghargaan berdasarkan kinerja (Muttaqiem, 2006).
Beberapa faktor internal penentu daya saing UKM, salah satunya adalah TI (Teknologi Informasi) yang dapat mempercepat serta mempermudah operasional UKM. Pada total waktu operasional yang sama, pekerja menyelesaikan pekerjaan lebih banyak, sehingga waktu kerja menjadi lebih efisien, mempercepat waktu siklus dan output produksi meningat. Keberadaan TI mengurangi tingkat kesalahan yang disebabkan oleh human error pada saat produksi, hal ini
INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018 113 berdampak pada berkurangnya produk cacat dan diikuti dengan output perusahaan bertambah (Rahmana, 2009).
Kabupaten Klaten memiliki beberapa sentra kerajinan atau Usaha Kecil dan Menengah (UKM), dan salah satunya ada di wilayah Pedan yang mempunyai beberapa UKM Alat Peraga /Permainan Edukatif (APE), tepatnya berada pada desa Duri – Jetis Wetan. Jumlah usaha APE di desa Duri – Jetis Wetan, kurang lebih 30 UKM, rata-rata jumlah perajin 3 – 10 orang (Tri, dkk, 2014).
Berdasarkan latarbelakang masalah, penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemanfaatan TI dan pengelolaan pengetahuan terhadap daya saing UKM.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Daya SaingPengertian daya saing pada sebuah perusahaan merupakan kemampuan mempertahankan posisi pasar dalam memenuhi suplai produk dengan tepat waktu dan harga kompetitif secara fleksibel untuk merespon perubahan dari permintaan secara cepat dan melalui diferensiasi produk sukses dengan meningkatkan kapasitas inovasi dan pemasaran yang efektif (Daryanto, 2010).
Daya saing memiliki makna kekuatan dalam berusaha untuk lebih unggul. Konsep ini juga diterapkan level nasional adalah produktivitas, yaitu menjadi hasil output yang diperoleh karyawan. Pengertian Daya saing dari Bank Dunia, merujuk pada besar dan laju perubahan nilai tambah setiap unit input yang akan diperoleh perusahaan (Rasbin, 2011).
Dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007 mengenai Standar Proses, menyatakan bahwa daya saing merupakan kemampuan dalam mencapai suatu hasil yang lebih cepat dan lebih baik. Pengertian kemampuan dalam Peraturan Menteri Diknas No. 41 Tahun 2007 adalah kemampuan untuk memperkuat posisi pasar, menjalin hubungan dengan lingkungan, meningkatkan kinerja terus menerus, dan kemampuan memperoleh posisi menguntungkan.
Suatu perusahaan memiliki daya saing yang baik memiliki prasyarat utama, yaitu tenaga kerja, kewirausahaan, modal, dan teknologi serta infrastruktur (Tambunan, 2008). Perusahaan menghasilkan produk dengan daya saing tinggi pada umumnya memiliki tenaga kerja dengan klasifikasi keahlian atau pendidikan tinggi, tenaga kerja dengan jawa kewirausahaan tinggi, memiliki modal yang banyak, memiliki/menguasai teknologi yang mumpuni di bidangnya, dan memiliki infrastruktur memadai.
Gambar 1. Proses Peningkatan Daya Saing 2.2. Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Didalam UU No. 20 Tahun 2008 mengenai UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dalam Pasal satu nomor (1), (2), dan (3), memberikan pengertian Usaha Mikro ialah merupakan usaha produktif yang dimiliki seseorang dan atau badan usaha perorangan dengan memenuhi kriteria sebagai Usaha Mikro seperti yang ada di aturan UU UMKM. Sedangkan Usaha Kecil ialah berupa usaha di sektor ekonomi produktif yang berdiri sendiri, serta dijalankan sendiri/perorangan atau badan usaha tetapi tidak berupa anak perusahaan atau bukan berupa cabang perusahaan yang
114 INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian dari usaha menengah atau besar baik langsung maupun tidak langsung dan termasuk dalam kriteria Usaha Kecil.
Kriteria UMKM yang sesuai dengan Undang-undang UMKM Pasal enam ayat (1), (2), dan (3) yaitu Usaha Mikro mempunyai kekayaan sebanyak-banyaknya 50 juta rupiah, tetapi tidak termasuk bagunan dan tanah tempat usaha atau mempunyai hasil penjualan setiap tahunnya maksimal 300 juta rupiah. Sedangkan usaha Kecil mempunyai kekayaan bersih antara 50 juta –500 juta rupiah, tidak termasuk bagunan dan tanah tempat usaha; atau mempunyai nilai penjualan antara 300 juta –2,5 miliar rupiah. Sedang Usaha Menengah mempunyai kekayaan antara 500 juta –10 miliar rupiah, tidak termasuk bangunan dan tanah tempat usaha atau mempunyai nilai penjualan antara 2,5 miliar –50 miliar rupiah.
2.3. Teknologi Informasi
Pengertian Teknologi Informasi ialah merupakan teknologi yang memanfaatkan pengolah data, pemprosesan, memperoleh, penyimpanan, mengolah data dengan bermacam cara dalam rangka untuk mendapatkan hasil informasi yang berkualitas. Maksud dari informasi berkualitas adalah informasi relevansi, tepat waktu dan akurat, dipakai sendiri, dipakai bisnis, atau pemerintahan dan berupa informasi yang strategis untuk digunakan sebagai alat bantu dalam mengambil keputusan. Teknologi Informasi memanfaatkan perangkat komputer sebagai alat pengolah data, sedangkan networking guna menyambungkan antar komputer, sedangkan teknologi telekomunikasi untuk menyebarkan data dan dan diakses (Rahmana, 2009).
Pada era ekonomi digital, guna mencapai keunggulan kompetitif hal yang perlu diperhatikan dan penekannya pada aspek kemudahan dan kecepatan. Banyak perusahaan memanfaatkan TI untuk optimalisasi proses bisnis. Penggunaan TI dapat menyediakan perangkat yang dapat meningkatkan kinerja dan keberhasilan perusahaan dengan sumber- sumber keunggulan kompetitif konvensional perusahaan agar biayanya rendah, pelayananan pelanggan excelent atau manajemen rantai pasok superior. Indikator-indikator yang dipakai dalam variabel teknologi informasi adalah kecepatan, pemrosesan informasi dan konektivitas komputer dan teknologi internet (O’Brien, 2010).
2.4. Pengelolaan Pengetahuan (Knowledge Management)
Pengakuan terhadap pengetahuan sebagai aset strategis mendorong dibutuhkannya manajemen pengetahuan (Knowledge Management). Knowledge management menjadi penting serta berperan dalam organisasi karena menunjukkan inisiatif dan prosedur pengelolaan jelas, mudah dipahami, dan komprehensif (Yuliana, 2014). Manajemen pengetahuan meruapakan salah satu faktor penggerak organisasi yang kompetitif dan berdaya saing. Sehingga diperlukan adanya strategi yang mendorong terciptanya manajemen pengetahuan yang berkesinambungan. Manajemen pengetahuan merupakan pengelolaan pengetahuan pada suatu organisasi untuk menghasilkan nilai dan keunggulan bersaing.
Knowledge Transfer International (KTI), mendefinsikan bahwa manajemen pengetahuan merupakan suatu strategi untuk mengubah aset intelektual, baik informasi yang terekam maupun bakat dari anggota ke tingkat produktivitas, nilai-nilai baru, serta daya saing tinggi.
Manajemen pengetahuan dapat memberikan pembelajaran kepada organisasi, mulai dari tingkat pimpinan sampai dengan semua karyawan untuk bagaimana dapat mendapatkan dan memaksimalkan keterampilannya sebagai entitas kolektif.
The American Productivity and Quality Centre mengartikan bahwa manajemen pengetahuan adalah merupakan strategi dan proses identifikasi, menangkap, dan mengungkit pengetahuan dalam upaya peningkatan daya saing (Nawawi, 2012). Pada akhirnya, manajemen pengetahuan melibatkan tiga komponen utama yang saling bersinergi. Ketiga komponen utama tersebut yaitu: faktor orang (people), faktor proses organisasi (organizational process), dan faktor teknologi (technology). Hasil prosentase dari faktor manusia dan organizational process mencapai 80% sedang faktor teknologi mencapai 20% dari infrastruktur pengetahuan (Liebowitz, 2014).
Indikator-indikator yang digunakan dalam pengelolaan pengetahuan adalah pengalaman, pertimbangan, nilai, dan kepercayaan [15].
INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018 115
3. METODE PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel
Arti dari populasi yaitu merupakan daerah yang sama terdiri dari subyek dan obyek yang memiliki nilai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh pihak peneliti sehingga dapat dipelajari dan selanjutnya akan diambil kesimpulan. Dalam penelitian populasinya adalah para pemilik UKM Alat Peraga/Permainan Edukatif di Pedan – Klaten. Sedangkan sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu menggunakan metode sensus, disini semua populasi akan dijadikan sampel. Dalam mengumpulkan data di penelitian ini akan dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada para pemilik UKM Alat Peraga/Permainan Edukatif dengan menggunakan skala likert. Adapun dalam kuesioner yang akan disebarkan kepada responden menggunakan kuesioner, di mana kuesioner terdiri dari daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dipilih oleh responden dengan memilih jawaban dalam skala likert (1 – 7) yaitu Sangat Tidak Setuju sampai dengan Sangat Setuju.
3.2. Model Penelitian
Teknologi Informasi
(X1)
Pengelolaan Pengetahuan
(X2)
Daya Saing (Y)
Gambar 2. Model Penelitian 3.3. Metode Analisis Data
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda (multiple regression) dipakai sebagai alat pengujian pengaruh yang lebih dari satu variabel bebas metrik terhadap satu variabel terikat metrik, Dalam penelitian ini ditentukan variabel dependennya yaitu Daya Saing UKM (Y), sedangkan yang menjadi variabel independen yaitu Standarisasi Produk (X3), Pengelolaan Pengetahuan (X2) dan Teknologi Informasi (X1). Analisis linier berganda digunakan senagai alat analisis pengaruh antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Persamaan yang terbentuk dalam analisis regresi berganda ini ditunjukan pada persamaan (1).
116 INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018 Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + e (1) Dimana :
Y = Daya Saing UKM A = Konstanta b1, b2, b3 = Koefisien Regresi X1 = Teknologi Informasi X2 = Pengelolaan Pengetahuan X3 = Standarisasi Produk
e = Error
b. Uji Kebaikan Model
Untuk mengukur suatu model regresi apakah sudah fit diukur dari Goodness of fit-nya.
Suatu model dinyatakan baik dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi (R2), uji F dan uji t (Ghozali, 2011).
Dari perhitungan uji empiris diperoleh nilai dari adjusted R2 adalah negatif, sehingga nilai dari adjusted R2 dianggap nol. Jadi dapat dijabarkan bahwa jika nilai R2 = 1, maka adjusted R2 = R2 = 1. Tetapi bila nilai R2 = 0, maka nilai adjusted R2 = (1 – k) / (n – k).
Jika k > 1, Sehingga adjusted R2 akan bernilai negatif.
Uji F disebut juga dengan uji kelayakan model regresi (goodness of fit), yaitu : seberapa baik suatu kumpulan data sampel fit dengan model regresi yang akan diajukan dalam penelitian ini. Model regresi dinyatakan cukup baik dan pengujian dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu uji t dengan taraf signifikansi α = 5% (α = 0,05).
c. Uji Paramater Model (Uji t)
Dalam Uji t ini dapat berguna untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011). Jadi uji t dapat digunakan sebagai penguji pengaruh dari masing-masing variabel independen (X) yaitu Teknologi Informasi (X1) dan Pengelolaan Pengetahuan (X2), terhadap variabel dependen (Y) yaitu Daya Saing.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasar dari hasil pengolahan data dengan aplikasi SPSS, tabel dibawah ini adalah hasil pengujian regresi linier berganda:
Konstanta sebesar 5,776 menyatakan bahwa apabila variabel teknologi informasi dan pengelolaan pengetahuan dianggap tetap, maka daya saing UKM akan meningkat sebesar 5,776.
Nilai koefisien teknologi informasi sebesar – 0,171 dan bertanda negatif menyatakan bahwa teknologi informasi mempunyai hubungan yang berlawanan arah. Apabila teknologi informasi naik satu poin sedangkan variabel lain dianggap tetap, maka daya saing UKM diprediksi turun sebesar 0,171.
INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018 117
Nilai koefisien pengelolaan pengetahuan sebesar 0,329 menyatakan bahwa apabila pengelolaan pengetahuan naik satu poin sedangkan variabel lain dianggap tetap, maka daya saing UKM diprediksi akan meningkat sebesar 0,329.
Nilai koefisien standarisasi produk sebesar 0,544 menyatakan bahwa apabila standarisasi produk naik satu poin sedangkan variabel lain dianggap tetap, maka daya saing UKM diprediksi akan meningkat sebesar 0,544.
4.2. Uji Kebaikan Model
Dari Koefisien determinasi (R2) terlihat berapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan dinyatakan dalam persentase (%).
Nilai Koefisien determinasi (R2) pada Tabel 3 terlihat angka adjusted R Square sebesar 0,896. Hal ini memiliki arti bahwa variabel terikat (dependent) yaitu daya saing UKM dipengaruhi oleh variabel bebas (independent) yang terdiri dari teknologi informasi dan pengelolaan pengetahuan sebesar 89,6% sedang sisanya 10,4% dipengaruhi oleh faktor- faktor lain di luar variabel yang diteliti.
Hasil angka yang ada di Tabel 4 tersebut terlihat hasil uji F adalah 216,226 dan nilai signifikansinya adalah 0,000. Swhingga dapat ditarik kesimpulan persamaan variabel independen yaitu teknologi informasi dan pengelolaan pengetahuan secara bersama berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu daya saing UKM, karena nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 atau (0,000 < 0,05), sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini baik.
4.3. Uji Parameter Model (Uji t)
Dengan menggunakan Uji t dapat diketahui pengaruh satu variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Uji t menguji apakah persamaan regresi berpengaruh positif, negatif atau tidak berpengaruh serta menentukan apakah hipotesis yang diajukan dapat diterima atau tidak dapat diterima.
Dengan melihat pada tabel 2 Hasil Uji Regresi Linier Berganda terlihat bahwa kedua variabel independen yaitu teknologi informasi dan pengelolaan pengetahuan yang disetakan dalam model persamaan regresi memiliki nilai signifikansi masing-masing yaitu pengelolaan pengetahuan sebesar 0,000 dan teknologi informasi sebesar 0,018.
4.4. Pembahasan
a. Teknologi Informasi berpengaruh Positif terhadap Daya Saing UKM
Hasil regresi variabel teknologi informasi diperoleh nilai probabilitas 0,018 yang menunjukkan lebih kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa baik H0 dan H1 ditolak.
Ini dapat mempunyai arti bahwa variabel bebas teknologi informasi mempunyai pengaruh yang kecil dan bertolak belakang dengan variabel terikat daya saing UKM.
Dari hasil penelitian tersebut terlihat bahwa teknologi informasi yang digunakan oleh UKM APE di Klaten berpengaruh kecil dan berbandin terbail terhadap daya saing UKM. Hal ini dapat diartikan bahwa selama ini para pemilik UKM APE di Klaten sudah memanfaatkan
118 INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018
teknologi informasi hanya saja masih manual yaitu hanya dengan menggunakan HP dan masih sangat jarang yang menggunakan atau memanfaatkan jaringan internet. Oleh karena itu UKM APE di Klaten sebaiknya sudah mulai beralih dengan menggunakan tekno- logi informasi seperti komputer yang terintegrasi dengan jaringan internet supaya pemilik UKM dapat secara langsung mengenalkan dan memasarkan produk-produknya tidak hanya di pasar domestik tetapi bisa sampai keluar negeri dengan memanfaatkan teknologi internet. Hal ini penting sekali bagi UKM supaya produk yang dihasilkan oleh UKM APE di Klaten dapat dikenal dan bersaing dengan produk-produk yang lain baik di pasar domestik maupun internasional. Karena teknologi informasi menggunakan teknologi komputer dan teknologi jaringan untuk menghasilkan berbagai produk yang praktis serta layanan informatika yang terintegrasi, memberikan kemudahan, dan bersifat global.
b. Pengelolaan Pengetahuan berpengaruh Positif terhadap Daya Saing UKM Hasil regresi variabel pengelolaan pengetahuan diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000, hal ini menunjukkan lebih kecil dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 dapat diterima. Jadi dapat diartikan pengelolaan pengetahuan mempunyai pengaruh positif dan signifikan dengan variabel terikat daya saing UKM.
Dari penelitian yang telah dilkukan tersebut terlihat bahwa pengelolaan pengetahuan yang dikerjakan oleh UKM APE di Klaten berpengaruh positif terhadap daya saing UKM.
Oleh karena itu pengelolaan pengetahuan yang sudah dilakukan oleh UKM APE di Klaten dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan dengan memberikan pelatihan maupun pengetahuan kepada karyawan secara rutin dan terus menerus agar karyawan dapat mengembangkan pengalaman, pengetahuan, ketrampilan maupun daya kreasinya agar produk yang dihasilkan menjadi lebih inovatif dan berdaya saing tinggi. Pengelolaan pengetahuan dapat berarti pengelolaan atau manajemen pengetahuan organisasi dalam penciptaan nilai bisnis dan membangun daya saing. Oleh karena itu dengan pengelolaan pengetahuan yang baik organisasi dapat menciptakan, mengkomunikasikan, dan menerapkan pengetahuan ke berbagai macam kegiatan atau proses bisnis agar tercapai tujuan.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
a. Teknologi informasi mempunyai pengaruh kecil dan berbanding terbalik terhadap daya saing UKM. Pemanfaatan teknologi informasi oleh UKM pada waktu ini berpengaruh masih kecil terhadap peningkatan daya saing UKM.
b. Pengelolaan pengetahuan berkontribusi positif dan signifikan terhadap daya saing.
Semakin baik pengelolaan pengetahuan yang dilakukan oleh UKM akan meningkatkan daya saing UKM.
5.2. Saran
a. Perlunya pendampingan dalam mengisi kuesioner kepada responden agar responden dapat memahami apa yang ditanyakan dalam kuesioner tersebut, karena ternyata masih banyak responden yang terkadang belum dapat memahami pertanyaan sehingga kesulitan dalam menjawab pertanyaan.
b. UKM APE di Klaten sebaiknya sudah mulai beralih dengan menggunakan teknologi informasi seperti komputer yang terintegrasi dengan jaringan internet supaya pemilik UKM dapat secara langsung mengenalkan dan memasarkan produk-produknya tidak hanya di pasar domestik tetapi bisa sampai keluar negeri. Karena teknologi informasi menggunakan teknologi komputer dan teknologi jaringan untuk menghasilkan berbagai produk yang praktis serta layanan informatika yang terintegrasi, memberikan kemudahan, dan bersifat global, sehingga produk UKM dapat bersaing dengan produk lain.
DAFTAR PUSTAKA
Ari Fajar, Iping Supriana, & Kridanto Surendro. 2014. Knowledge Management Pengetahuan. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan. Vol 1 No. 1 Desember 2014. 1 – 5.
INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018 119 Daryanto, Arief dan Hafizrianda, Yundy 2010. Model - Model Kuantitatif Untuk Perencanaan
Pembangunan Ekonomi Daerah : Konsep dan Aplikasi, Bogor: PT. Penerbit IPB Press, 2010, hal. 11.
Ghozali, Imam 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Edisi 5, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
James OBrien, George Marakas. (2010). Management Information Systems, 10th Edition 2010.
Published by McGraw-Hill/ Irwin.
Muttaqien, A. 2006. Membangun Perpustakaan Berbasis Konsep Knowledge Management: Tranformasi menuju Research College dan Perguruan Tinggi Berbasis Internasional.
Nawawi I. 2012. Knowledge Management, Teori dan Aplikasi dalam Mewujudkan Daya Saing Organisasi Bisnis dan Publik. Jakarta (ID) : Ghalia Indonesia.
Rahmana, Arief. 2009. Peran Teknologi Informasi untuk Peningkatan Daya Saing Usaha Kecil dan Menengah, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI), 2009.
Rasbin dan Ginting, Ari M. Upaya Peningkatan Ekspor Dalam Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah melalui Peningkatan Daya Saing Produk, Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik, Vol 2, No. 1 Juni 2011.
Rianto, Y., Aminulla, E., Laksani, CS., Prihadyanti, D., Triyono, B., dan Handoko, L.T. 2007. Peta dan Strategi Teknologi Informasi di UKM Manufaktur.Jakarta: LIPI Press.
Setiarso, Bambang, 2005, Strategi Pengelolaan Pengetahuan Dalam Meningkatkan Daya Saing UKM, Proceeding, Seminar Nasional, 2005.
Skyrme, D.J. 2003. Knowledge Management: Making Sense of an Oxymoron
Soegiyono 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung, CV. Alfabeta.
Tambunan, Tulus T.H. 2008. “SME Development in Indonesia with Reference to Networking, Innovativeness, Market Expansion and Government Policy”. ERIA Research Project Report 2007, No. 5, March, Bangkok : ERIA
Tiwana, Amrit. 2000. “The Knowledge Management Toolkit Practical Techniques for Building a Knowledge Management System”, Prentice Hall, Singapore.
Tri Hartiti R, Arsianti, Dwi Retno, dll. 2014. IbM Industri Kecil Alat Peraga TK dan Alat Peraga Edukatif di Pedan Klaten. No Publication. Universitas Negeri Yogyakarta.
Widayanti, 2008. “Peran Teknologi Informasi untuk Mencapai Keunggulan Kompetitif”, Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi, Vol 6, No. 1
Yuliana Lisanti, Devyano L. 2014. The Design Of Knowledge Management System Model For SME (UKM). Journal of Theoretical and Applied Information Technology 30th. Vol. 64 No.3. 746 – 755.