• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dorong Akreditasi A Semua Prodi FIB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Dorong Akreditasi A Semua Prodi FIB"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Dorong Akreditasi A Semua Prodi FIB

UNAIR NEWS – Akreditasi merupakan tolak ukur dari keberhasilan sebuah institusi dalam memanajemen seluruh aspek yang terlibat di dalamnya. Dalam dunia pendidikan, akreditasi mutlak diperlukan untuk melihat sejauh mana sepak terjang yang telah dilakukan untuk mencetak SDM yang berkualitas. Dalam hal ini Wakil Dekan I FIB UNAIR, Puji Karyanto, M.Hum., menjelaskan mengenai langkah yang telah dilakukannya untuk meningkatkan kualitas nilai akreditasi bagi semua Program Studi (prodi) di lingkungan FIB UNAIR. Fakultas yang berdiri tahun 1998 tersebut memiliki empat prodi jenjang S1 dengan tiga diantara sudah akreditasi A, dan dua prodi jenjang S2.

“Di kami yang akreditasi B tinggal Sastra Jepang dan itupun tahun ini akan mengajukan ulang akreditasi, untuk program S-2 Kajian Sastra Budaya sudah A, sedangkan S-2 Ilmu Linguistik tinggal menunggu hasil. Kami berharap A atau setidaknya B dan kami tidak berharap C. Meski sebenarnya S-2 Ilmu Linguistik sudah berpotensial mendapatkan A, hanya terkendala di poin lulusan karena linguistik masih sedikit lulusannya,” jelasnya Ditanya mengenai upaya mewujudkan prodi untuk tetap terakreditasi A, Puji menjelaskan langkahnya sebagai wakil dekan yang membidangi bidang akademik dan kemahsiswaan.

Pertama, penyusunan kurikulum. Pihak dekanat dan prodi harus menghimpun masukan dari alumni maupun perusahaan yang ditempati kerja oleh para lulusan.

“Ketika kita meluluskan mahasiswa yang sudah berkerja di berbagai tempat, kita juga meminta tanggapan perusahaan yang ditempati mengenai kinerja alumni, atas kualitas alumni yang bekerja. Selain itu adalah masukan mengenai kendala apa yang dihadapi dan belum didapatkan sewaktu kuliah tapi dihadapi di dunia kerja. Jadi, kurikulum menjadi mata pisau bagi alumni

(2)

kita saat masuk dalam dunia kerja,” paparnya.

Langkah kedua untuk mendorong nilai akreditasi A, adalah aspek kriteria yang dipakai oleh BAN-PT. “Semua poin dalam BAN-PT kita dorong untuk penuhi, termasuk tertib administrasi dan meningkatkan dosen untuk terus berkarir ke jenjang doktoral hingga profesor,” tegasnya.

Salah satu langkah penting bagi Puji adalah peran mahasiswa.

FIB terus mendorong mahasiswanya untuk terus berkiprah dalam b e r b a g a i k o m p e t i s i , b a i k t i n g k a t n a s i o n a l h i n g g a internasional. Selain itu yang tidak kalah penting adalah kegiatan mahasiswa.

Menurut dosen Sastra Indonesia itu, kegiatan mahasiswa juga menjadi salah satu poin penting untuk tolak ukur sebuah akreditasi prodi. Salah satu titik penting dalam kegiatan mahasiswa yakni berupa pelaopran tertulis, ia menegaskan bahwa sebagaian mahasiswa rajin membuat kegaiatan tapi malas membuat laporan, hal itu yang kini sudah dibenahi di FIB.

“Dulu mahasiswa kita sering berkegiatan tapi malas membuat laporan. Sekarang tidak, karena laporan menjadi faktor terselenggara kegiatan selanjutnya. Hal ini penting karena meski punya kegiatan dan ada memang kegiatannya, tapi jika tidak ada laporannya ya tidak diakui,” jelas Puji. (*)

Penulis : Nuri Hermawan

Editor : Defrina Sukma S.

Mengenang Masa Bakti Selama

(3)

di Kedokteran Gigi

UNAIR NEWS – Bertepatan dengan suasana Idul Fitri, sivitas akademika Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga menggelar halalbihalal di halaman parkir mobil, Kamis (14/7).

Gelaran halalbihalal itu dihadiri oleh beragam elemen mulai dari mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, hingga para purnabakti.

Sivitas akademika dari kalangan purnabakti yang hadir tampak riang setelah tidak bersua sekian lama. Grup musik Caramellos, misalnya, yang beranggotakan lima para pengajar senior bermain instrumen alat musik sambil menyanyikan lagu-lagu kenamaan jaman dulu. Sambil sesekali, Caramellos mengiringi senam poco- poco Dharmawanita di panggung halalbihalal.

Selain grup musik Caramellos, halalbihalal juga dihadiri oleh para guru besar yang sudah memasuki masa pensiun lainnya. Dua diantaranya adalah Prof. Dr. Krisnowati Djojosoedarsono, drg., Sp.Pros., dan Prof. Dr. Nini S. Winoto, drg., MS, Sp.Ort.

Kurikulum berubah-ubah

Prof. Nini (Foto: UNAIR NEWS)

(4)

Prof. Nini, yang tercatat sebagai mahasiswa FKG UNAIR tahun 1953, memiliki cerita tersendiri tentang fakultas tersebut.

Pada waktu itu, FKG masih memiliki nama sebagai Lembaga Ilmu Kedokteran Gigi (LIKG). Karena kondisi keamanan Indonesia pada masa itu masih berangsur normal, Prof. Nini banyak memiliki kawan mahasiswa yang baru kembali dari medan pertempuran.

“Pada waktu itu, mahasiswanya sudah campur baur. Sekolah di sini (FKG, red) merupakan sesuatu yang baru. Kita kumpul dengan mereka yang baru selesai berjuang (kembali dari medan perang, red). Banyak semua diterima. Satu ruangan penuh. Kita berangkat pagi sekali untuk mendapat tempat duduk yang paling depan. Saya nggak tahu satu angkatan itu berapa, mungkin ada ratusan,” tutur Prof. Nini.

Selain soal pertemanan, salah satu hal yang diingat oleh Prof.

Nini adalah kurikulum pendidikan yang kerap berganti. Pada masa kepemimpinan Prof. M. Knap, tahun 1949 – 1953, lama pendidikan LIKG yang harus ditempuh adalah empat tahun.

Setelah Prof. Knap pensiun, kepemimpinannya diganti oleh Prof.

M. Soetojo, yang berlangsung sampai tahun 1954. LIKG pun diubah menjadi enam tingkat.

“Gonta-ganti kurikulum. Waktu itu, saya sampai tingkat berapa gitu, kuliahnya digabung bersama-sama dengan Fakultas Kedokteran di ruangan propadus,” tutur Prof. Nini.

Terus belajar

(5)

Prof. Krisnowati (Foto:

UNAIR NEWS)

Sebelum menjadi dosen pada Departemen Prostodonsia FKG UNAIR, Prof. Krisnowati menempuh studi pada kedokteran gigi tahun angkatan 1956. Ada beberapa hal yang menurutnya jauh berbeda antara tahun ia menempuh studi dengan FKG pada jaman sekarang.

Beberapa hal yang dimaksud diantaranya adalah jumlah mahasiswa yang tak sebanyak sekarang, dan persyaratan rekrutmen menjadi dosen yang kian rumit. “Sepertinya syarat rekrutmen dosen sekarang agak sulit ya. Dulu tuh, pokoknya dapat tambahan tugas belajar saja sudah bisa jadi dosen. Kalau sekarang, kok sepertinya enggak,” cerita Prof. Krisnowati yang lulus pendidikan dokter gigi pada tahun 1964.

Usai lulus kuliah, karena Prof. Krisnowati pada saat itu sedang memiliki ikatan dinas dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, ia mengabdikan diri menjadi dosen sampai tahun 2000. Menurut Prof. Krisnowati, seorang dosen juga harus tetap menimba ilmu agar wawasan bertambah. Selama terikat dinas di FKG UNAIR, salah satu pengalaman menarik profesor berusia 80 tahun itu adalah mendapat kesempatan untuk melanjutkan studi di Inggris.

“Kebetulan saya diberi tugas belajar ke Inggris. Sebagai calon dosen, saya harus ditambah pengetahuannya. Kemudian ambil S3-

(6)

nya juga dapat promotor dari universitas yang sama,” tuturnya seraya mengingat kampus tempat ia menjalani studi.

Selain tugas belajar, Prof. Krisnowati yang dikukuhkan menjadi profesor pada tahun 1999 itu juga mendapatkan pelajaran tentang penulisan ilmiah dan populer, serta terjemahan. Ilmu itu ia gunakan sampai sekarang. Buktinya, ia kini menjadi tim editor pada majalah yang membahas tentang isu patologi klinik.

Prof. Krisnowati juga menitipkan pesan demi kemajuan FKG UNAIR di masa depan. Ia mengatakan, mata kuliah Kuliah Kerja Nyata – Belajar Bersama Masyarakat (KKN – BBM) hendaknya tetap dipertahankan di masa depan.

“Mahasiswa itu kalau bisa jangan cuma S-1 saja. Waktu aku dulu masih mahasiswa, ada pelajaran KKN, itu tetap perlu. Jadi, mereka nggak hanya menguasai teori. Apa yang diinginkan masyarakat, mereka harus tahu,” pesan Prof. Krisnowati yang menulis orasi ilmiah berjudul ‘Gnatologi dan Wawasan Paradigma Ilmu Kedokteran Gigi Komunitas’ pada saat pengukuhan guru besarnya. (*)

Penulis: Defrina Sukma S.

Editor : Dilan Salsabila

FIB Gencar Buat Event Lokal hingga Internasional

UNAIR NEWS – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) terus berupaya menguatkan kapasitas dan kapabilitas civitas akademika. Salah satunya, dengan menyelenggarakan event dengan skala lokal, nasional, hingga internasional. Sepanjang tahun ini, begitu banyak kegiatan yang akan diselenggarakan.

(7)

Misalnya, festival budaya yang merupakan rangkaian peringatan dies natalis fakultas saban Desember. Saat itu, digelar rangakain kegiatan yang melibatkan semua departemen di FIB.

Dalam perayaan dies natalis kampus pun, pihak FIB diajak berperan sentral. Salah satunya, pada event wayang semalam suntuk. Juga, sejumlah kegiatan lain yang memiliki semangat mendekatkan masyarakat pada kebudayaan.

Adapun event dengan skala nasional antara lain seminar rutin yang diadakan tiap departemen. Ada pula, kuliah tamu yang mendatangkan pakar lintas kampus/institusi. Menariknya, pakar yang dimaksud tak hanya berasal dari dalam negeri. Namun juga, para ahli dari luar negeri. “Kuliah tamu dengan pembicara berlevel internasional sudah menjadi agenda tahunan kami,” ujar Dekan FIB Diah Ariani Arimbi SS., MA., PhD saat diwawancarai Rabu (13/7).

Selain itu, kegiatan student exchange, lecturer exchange, staff exchange dan riset bersama dengan kampus luar negeri juga terus dilaksanakan. Hal itu dilakukan untuk saling bertukar pengalaman dengan akademisi asing. Sekaligus, membuka wawasan civitas akademika. Tujuannya, agar mereka tidak gampang berpuas diri dan terus termotivasi memberikan hasil terbaik.

Dua tahun sekali, FIB mulai menggelar konferensi rutin bertaraf dunia. Awalnya, pada 2015 lalu, fakultas ini menjadi host. Pada 2017 mendatang, FIB akan menyelenggarakan konferensi internasional kembali. “Kami dipercaya oleh mitra kami dari luar negeri untuk melaksanakan kegiatan ini. Karena, rekan-rekan yakin kami mampu, dan semua itu memang sudah terbukti,” ujar perempuan yang menamatkan program magister di negeri Paman Sam itu.

Ditambahkan Doktor yang lulus dari kampus di Australia tersebut, semua kegiatan akademik maupun non akademik bertujuan untuk melahirkan civitas akademika yang serba bisa.

Dalam festival budaya, misalnya, akan ada banyak aktifitas

(8)

yang cenderung bersifat non akademik. Contohnya, lomba dan pertunjukkan seni.

Tapi prinsipnya, semua program yang di-back up fakultas, memiliki harapan besar guna mempertebal potensi warga kampus.

Selain kemampuan yang terukur dengan nilai di transkrip atau laporan tahunan, kesanggupan berkomunikasi melalui seni dan budaya merupakan soft skill yang mutlak dipunyai para lulusan.

Kalau sudah begitu, mereka akan lebih gampang diterima masyarakat. (*)

Penulis: Rio F. Rachman

Stovit Cafetaria Punya Logo Hasil Sayembara

UNAIR NEWS – Pasca lebaran, tepatnya per 14 Juli 2016, FKG UNAIR memiliki kantin baru dengan nama STOVIT CAFETARIA.

Kantin ini bisa menjadi jujukan seluruh civitas akademika dan pasien di lingkungan FKG. Sejatinya, tempat makan di FKG sudah ada dan terkenal karena keanekaragaman dan kelezatan menu yang ditawarkan. Nah, peresmian dan penamaan anyar dilakukan untuk makin membuatnya terdengar familier.

Untuk melengkapi kantin yang sudah mendapat sertifikat higienis ini, Dekanat FKG Unair mengadakan sayembara logo STOVIT CAFETARIA. Pesertanya merupakan mahasiswa FKG UNAIR.

Penjurian dilakukan tanggal Juli 2016. Dihadiri dekan, wakil dekan, seluruh peserta dan panitia. Dari 18 logo yang masuk, terpilihlah karya Setian Fitri Sayekti sebagai pemenang.

(9)

Hasil karya pemenang sayembara logo Stovit Cafetaria (Foto:

Humas FKG)

Setian menjelaskan bahwa pembuatan logo memakai program corel draw. Idenya spontan, dari bangunan Stovit yang menjadi ciri khas FKG Unair. Hak cipta dari logo tersebut telah dirupakan dalam bentuk hadiah yang diserahkan pada pemenang. Istimewanya lagi, Setian menjelaskan bahwa logo tersebut memiliki komposisi yang seimbang untuk diaplikasikan dalam berbagai media, seperti kop surat, spanduk, t-shirt. (*)

Penulis: Humas FKG Editor: Rio F. Rachman

IMAKAHI, Himpunan Mahasiswa

(10)

Fakultas Kedokteran Hewan yang Mendunia

RADIO UNAIR – Ikatan Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia (IMAKAHI) cabang Surabaya yang bertempat di Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (UNAIR), merupakan satu dari 10 cabang dari IMAKAHI di seluruh FKH yang ada di Indonesia. Dalam berkegiatan IMAKAHI UNAIR, selalu menyelenggarakan berbagai kegiatan yang memiliki hal-hal untuk meningkatkan kompetensi bagi anggotanya dan pengetahuan bagi masyarakat umum. Kegiatan yang mereka lakukan dibagi sesuai dengan bidang yang ada di dalam IMAKAHI UNAIR.

Ada beberapa kegiatan yang menjadi program andalan mereka, VETERINARY INTEGRITY AND SKILL IMPROVEMENT yaitu program yang pengembangan kualitas sumber daya manusia yang berbasis pada kurikulum keprofesian yang sistematis untuk meningkatkan totalitas, solidaritas, dan kualitas seluruh mahasiswa kedokteran hewan agar tercipta calon dokter hewan yang cinta dengan profesinya, siap berkiprah dalam dunia kesehatan hewan Indonesia, serta siap terhadap tantangan globalisasi. Sasaran darei kegiatan ini adalah mahasiswa Fakultas kedokteran hewan UNAIR dan dikemas dalam kuliah inspiratif serta praktikum.

“IMAKAHI UNAIR dibawah BEM sebagai BSO, dan anggota IMAKAHI UNAIR adalah seluruh mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga,” papar Fadi Adhari penanggung jawab cabang IMAKAHI UNAIR.

Selain itu pada bulan maret kemarin mereka menggelar kegiatan MUKERNAS IMAKAHI ke XVIII yang bertempat di Surabaya, kedepannya mereka sudah memiliki agenda-agenda kegiatan lainnya seperti mengikuti kongres Asian Veterinary Student Association di Thailand dan juga Indternational Veterenary Syudent Association di Austria pada tahun ini.

(11)

Mau tahu lebih dekat talk show IMAKAHI Universitas Airlangga, ayo dengarkan PODCAST IMAKAHI sekarang juga. (*)

Penulis : Yudira Pasada Lubis Editor : Nuri Hermawan

Halalbihalal, Unjung-unjung dalam Satu Waktu

UNAIR NEWS – Meski hari raya telah usai, semangat saling melebur dalam maaf dan memaafkan terus digalakkan. Bukan hal yang asing, jika halalbihalal menjadi sebuah tradisi yang mengakar dan melintasi zaman serta generasi. Bahkan halalbihalal seakan menjadi khazanah (kekayaan) tersendiri bagi bangsa Indonesia. Sebagai tradisi, halalbihalal menyajikan beragam makna bagi setiap muslim, tak terkecuali bagi Puji Karyanto, M.Hum. Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNAIR tersebut menjelaskan keunikan tradisi halalbihalal dari prespektif kebudayaan.

Baginya, halalbihalal merupakan salah satu sisi yang positif dari peninggalan masa lalu yang masih dipertahankan sampai sekarang. “Sebenarnya, halalbihalal merupakan pembudayaan dari apa yang di kampung-kampung disebut dengan unjung-unjung (berkunjung, red), ketika hari raya idul fitri tiba. Sehingga, ketika masyarakat masih agragria, unjung-unjung masih memungkinkan,” jelasnya saat dijumpai diruang kerja.

“Namun, ketika masyarakat bergeser ke arah modern, dimana pihak yang di kunjungi semakin membengkak. Hal tersebut kemudian yang menjadikan halalbihalal sebagai konsep alternatif untuk membangun silaturahmi sekaligus saling memaafkan ketika puasa telah usai,” imbuhnya.

(12)

Meski demikian, pembina Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mata Angin tersebut menambahkan, bahwa ketika halalbihalal digalakkan, bukan berarti tradisi unjung-unjung menjadi tidak penting. “Hal ini (unjung-unjung, red) merupakan hal penting, terkhusus bagi masyarakat nusantara. Maka dari itu, mudik juga menjadi tradisi penting tahunan,” serunya.

Dosen Sastra Indonesia UNAIR yang juga kerap menjadi saksi ahli bahasa tersebut menegaskan, bahwa halalbihalal merupakan proses antar orang dengan koleganya untuk saling bertemu dan memaafkan. Halalbihalal baginya bisa menjadi wadah untuk memulai kehidupan baru, untuk mengatur spirit baru ke depannya.

“Puasa itu identik dengan tirakat. Sehingga harapannya, orang yang selesai puasa mempunyai spirit baru dengan adanya kegiatan tersebut,” pungkasnya. (*)

Penulis : Nuri Hermawan Editor : Dilan Salsabila

Pendaftar Jalur Mandiri UNAIR Tembus 10.143 Orang

UNAIR NEWS – Seleksi penerimaan mahasiswa baru jalur mandiri merupakan peluang terakhir bagi lulusan sekolah menengah atas yang ingin diterima program studi S-1 di Universitas Airlangga. Sampai Kamis (14/7) pukul 13.00 WIB, jumlah pendaftar jalur mandiri reguler mencapai 10.143 orang.

Pernyataan itu disampaikan oleh Rektor UNAIR Prof. Dr. M.

Nasih, S.E., M.T., Ak, ketika ditemui di ruangan kerjanya.

Dari jumlah tersebut, prodi S-1 Pendidikan Dokter, Fakultas

(13)

Kedokteran, UNAIR, tetap menjadi prodi favorit pendaftar.

Jumlah pendaftar prodi S-1 Pendidikan Dokter mencapai 2.540 orang.

Dari jumlah pendaftar keseluruhan, sebanyak 189 orang mendaftar jalur mandiri kelas internasional. Sekitar 22 orang diantaranya adalah warga negara asing. Pada seleksi jalur mandiri tahun 2015, WNA pendaftar kelas internasional didominasi dari Malaysia. Namun, untuk tahun 2016, data asal negara pendaftar masih belum diketahui. Terkait dengan kelas internasional, Prof. Nasih menginginkan agar WNA dari berbagai negara bisa menjalani aktivitas perkuliahan di UNAIR.

Bidikmisi

Pada tahun 2016, UNAIR membuka jalur mandiri khusus Bidikmisi.

Prof. Nasih tidak menetapkan kuota Bidikmisi pada jalur mandiri. Menurutnya, kuota Bidikmisi UNAIR dari pemerintah sebanyak 550 mahasiswa sudah terpenuhi lewat jalur SNMPTN (373 orang) dan SBMPTN (293 orang).

Namun, ia akan memperjuangkan pertambahan kuota Bidikmisi kepada pemerintah. Apabila permohonan pertambahan kuota tidak terpenuhi, maka peserta Bidikmisi jalur mandiri mendapatkan pembebasan biaya kuliah per semester.

“Kita di jalur mandiri pun menerima Bidikmisi. Mudah-mudahan, mereka yang secara ekonomi kurang mampu bisa bersaing di jalur mandiri,” tutur Prof. Nasih.

Program vokasi

Selain seleksi penerimaan mahasiswa baru sarjana jalur mandiri, UNAIR juga sedang membuka seleksi maba vokasi. Sampai Kamis (14/7) pukul 13.00 WIB, jumlah pendaftar program vokasi mencapai 3.471 orang. Dari jumlah tersebut, prodi D-3 Perpajakan dan D-3 Akuntasi menjadi pilihan favorit. Jumlah pendaftar D-3 Perpajakan mencapai 661 orang, sementara D-3 Akuntansi mencapai 552 orang. Kuota masing-masing prodi

(14)

tersebut adalah 120 orang.

Berbeda dari proses seleksi tahun lalu, tahun ini jadwal seleksi program vokasi dilaksanakan bebarengan dengan jalur mandiri. Dengan adanya kebijakan ini, lulusan SMA/sederajat diharapkan segera menetapkan pilihan untuk melanjutkan studi jenjang sarjana atau diploma.

“Karena ini bukannya saatnya coba-coba. Daftar S-1 di jalur mandiri, kalau tidak diterima baru daftar ke vokasi. Jangan coba-coba lagi. Mulai dari sekarang harus menentukan pilihan.

Kalau lulusan dari SMEA (sekolah menengah ekonomi atas) atau STM (sekolah teknik menengah), kita dorong ke D-3,” tutur Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR itu. (*)

Penulis: Defrina Sukma S.

Editor : Bambang Bes.

UNAIR Tidak Akan Lakukan Diskriminasi Terhadap Calon Mahasiswa Disabilitas

UNAIR NEWS – Pelaksanaan ujian masuk jalur Mandiri baik reguler dan Bidikmisi di Universitas Airlangga akan dilaksanakan serentak tanggal 24 Juli 2016. Diantara ribuan pendaftar jalur Mandiri tersebut UNAIR sudah menerima pendaftaran peserta test dengan disabilitas (tunanetra).

Hal itu dibenarkan oleh Sekretaris Universitas Airlangga (SU) Drs. Koko Srimulyo, M.Si, karena pada prinsipnya UNAIR tidak akan melakukan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas.

Bagi peserta seleksi dengan disabilitas, UNAIR akan

(15)

menyediakan fasilitas yang bisa memudahkan peserta pengerjaan soal-soal yang diujikan.

Pelaksanaan ujian masuk jalur mandiri rencananya akan dilaksanakan dengan metode paper-based test (PBT). Pada peserta dengan tunanetra, misalnya, UNAIR akan menyediakan pendamping yang terpercaya dalam menjawab pilihan soal yang diuujikan. Prosesnya, pendamping akan membacakan soal ujian dan pilihan jawabannya. Sehingga peserta tes tinggal memberikan jawaban yang menurutnya benar, dan kemudian pendamping yang akan menuliskan jawaban yang dipilih tersebut ke dalam lembar jawaban ujian (LJU).

“Peserta dengan disabilitas akan kami tempatkan di ruangan khusus, misalnya di ruang koordinator. Misalnya dia dapat lokasi tes di FISIP, maka dia akan kami tempatkamn di ruang koordinatornya. Nanti dia didampingi oleh asisten dalam membacakan soal. Asisten ini akan dipilih dari mahasiswa- mahasiswa yang selama ini sudah biasa melakukan komunikasi dengan anak-anak disabilitas. Asisten itu juga harus tersumpah,” tegas Koko Srimulyo.

Untuk ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB), khususnya terkait dengan peserta disabilitas. Untuk itu kepada peserta dengan disabilitas diimbau agar memahami persyaratan umum dan persyaratan khusus yang ditentukan UNAIR. Pasalnya sejumlah program studi seperti Pendidikan Dokter mensyaratkan agar mahasiswa tidak mengalami keterbatasan fisik, misalnya buta warna.

“Jadi pada UNAIR tidak akan diskriminatif. Penyandang disabilitas akan diterima di UNAIR jika dia berhasil lolos seleksi dan memenuhi batas nilai serta persyaratan yang ditentukan. Artinya UNAIR akan tetap memperhatikan anak-anak disabilitas selama mereka memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku,” jelas dosen Ilmu Perpustakaan FISIP UNAIR ini.

Memang diakui, selama ini hanya sebagian kecil mahasiswa UNAIR

(16)

yang dengan keterbatasan fisik. Berkaitan dengan itu maka UNAIR akan memperbaiki sarana prasarananya agar kelak mahasiswa disabilitas bisa belajar di UNAIR dengan nyaman.

Seperti diketahui, peserta tes Mandiri dengan penyandang tunanetra Alfian Andika Yudistira, lulusan SMAN 8 Surabaya, menyatakan sudah mendaftar sebagai peserta tes jalur Mandiri dan Bidikmisi. Ia mendaftar pada program studi S-1 Sosiologi FISIP UNAIR. Ikhwal ini juga dibenarkan oleh Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNAIR, Myrtati Dyah Artaria, Ph.D.

Namun, di tengah keterbatasan fisik, Alfian mengaku pandai mengutak-atik berbagai program komputer. Diantaranya ia bisa mengembangkan dan menggunakan piranti lunak untuk mengkonversi hardcopy ke file suara, sehingga penyandang tunanetra bisa menerima pesan tertulis dari bentuk hardcopy dalam format suara. (*)

Penulis : Defrina Sukma S.

Editor: Bambang Bes

Kuatkan Kebersamaan, Sivitas FKG Gelar Halalbihalal

UNAIR NEWS – Masih dalam rangka perayaan hari kemenangan, sivitas akademika Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UNAIR menyelenggarakan acara halalbihalal. Acara dilangsungkan di halaman parkir mobil kampus A FKG pada Kamis (14/7).

Sekitar ratusan sivitas akademika berkumpul dan beramah tamah satu sama lain. Seluruh elemen sivitas FKG UNAIR, mulai dari mahasiswa, pengajar muda maupun senior, guru besar emeritus,

(17)

dekanat, karyawan, dan alumni hadir dalam acara halalbihalal yang digelar selama dua jam itu. Mereka yang hadir terlihat antusias dan gembira dalam acara halalbihalal yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya tersebut.

Acara halalbihalal di FKG berjalan cukup meriah. Baik dari kalangan muda maupun senior saling berbagi panggung. Ada grup musik Caramellos yang beranggotakan para pengajar senior.

Masing-masing dari mereka memainkan alat musik band dan menyanyikan lagu-lagu lawas. Sesekali, para anggota Dharmawanita FKG diajak menari poco-poco dengan diringi musik dari Caramellos. Selain grup Caramellos, ada juga grup akustik dari mahasiswa FKG yang memeriahkan acara.

Dekan FKG Dr. R. Darmawan Setijanto, drg., M.Kes., mengatakan halalbihalal merupakan momen untuk merekatkan kebersamaan sivitas akademika. Untuk itu, pihaknya mengundang seluruh elemen sivitas untuk hadir dalam acara tersebut.

“Halalbihalal kita mengundang seluruh sivitas akademika, ya mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, dan purnatugas.

Purnatugas adalah pendorong kita, sedangkan rekan-rekan yang aktif di sini adalah pelaksana dan evaluasi. Mahasiswa juga kami ajak kumpul bersama supaya kalau ada apa-apa, komunikasinya lancar. Silaturahmi ini maksudnya adalah mengingatkan kebersamaan kita,” tutur Dekan FKG.

Dengan adanya kegiatan halalbihalal, ia berharap sivitas akademika FKG semakin kompak dalam mengemban tugas-tugas profesional ke depan. “Semangat! Karena halalbihalal ini seperti kita di-charge (isi ulang daya, red). Sekarang ini, silaturahmi itu meningkatkan integritas, kejujuran, dan daya juang. Kalau urusan profesional, itu sudah diatur dalam SOP (standar operasional prosedur, red). Tinggal integritas yang perlu kita tingkatkan,” tutur Darmawan.

Selain penampilan grup musik, pada gelaran halalbihalal kali ini juga dihadiri oleh karyawan purna tugas dan peresmian

(18)

kantin setelah direnovasi. (*) Penulis: Defrina Sukma S.

Editor: Nuri Hermawan

Jalin Kolaborasi Riset Dampak Paparan Nikotin

UNAIR NEWS – Dalam rangka internasionalisasi pendidikan, pimpinan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) dan Ubon Ratchathani Rajabhat University (UBRU) melaksanakan penandatanganan nota kesepakatan Memorandum of Agreement (MoA). Penandatanganan MoA dilakukan oleh Dekan FKM UNAIR Prof. Dr. Tri Martiana, dan Dekan FKM UBRU Assist. Prof. Dr. On Anong Bureelerd di Ruang Sidang Pimpinan, FKM, Rabu (13/7).

Penandatanganan MoA disaksikan oleh dekanat FKM, Presiden UBRU dan delegasi UBRU lainnya. Menurut Wakil Dekan I Dr. Santi Martini, penandatanganan MoA kali ini merupakan kelanjutan dari nota kesepakatan yang berlangsung antara 2013-2015 lalu.

Santi mengatakan, pihak UBRU memiliki impresi yang positif terhadap kolaborasi sebelumnya.

“Karena selama dengan UBRU, kami aktif melakukan kegiatan setiap tahunnya. Kita pernah berkolaborasi riset mengenai penggunaan pestisida parakuat di Jember, outbond activities seperti pertukaran mahasiswa dan staf ke UBRU, dan pelaksanaan konferensi internasional “International Conference on Occupational Health and Safety (ICOHS)” pada 30-31 Oktober 2013, dan “The 1st International Conference 2015 on Public Health in ASEAN” pada 14-15 Desember 2015 di UBRU,” tutur Santi.

(19)

Pada kerjasama kali ini, kedua belah pihak sepakat untuk menyelenggarakan kolaborasi riset dan publikasi, serta konferensi internasional. “Dana riset yang baru disetujui Dikti adalah riset tentang paparan nikotin terhadap petani tembakau. Rencananya, kami akan melakukan riset kantong tanaman tembakau seperti Probolinggo, Bojonegoro, dan Jember.

Golnya adalah menghasilkan publikasi internasional untuk mendukung target UNAIR menuju peringkat 500 besar dunia,”

tutur Santi.

Berikutnya, setelah melakukan penelitian, pada tahun 2018 nanti akan diselenggarakan konferensi internasional yang diikuti oleh peneliti dari negara-negara ASEAN. Setelah penandatanganan MoA, Assist. Prof. Supaporn Chaigarun peneliti yang juga Wakil Dekan FKM UBRU, memberikan kuliah umum mengenai paparan nikotin terhadap petani tembakau. (*)

Penulis : Defrina Sukma S.

Editor : Nuri Hermawan

Referensi

Dokumen terkait

Setelah itu tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah edukasi dianalisis secara statistik dengan menggunakan SPSS 20 untuk mengetahui apakah terdapat

<alaman ini memuat judul skripsi, maksud penelitian, lambang $S, nama dan nomor mahasiswa penyususn skriosi, instansi yang dituju dari waktu pengajuan.. 0eterangan untuk

 Sistem saraf berupa tangga tali dan alat peraba berupa antena, Sistem syaraf itu terdiri dari ganglion anterior yang merupkan “otak” terletak di atas saluran pencernaan,

Hukum Perdata Internasional (privat international law), keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan perdata yang dilakukan oleh subjek hukum, yang

Metode yang dilakukan yaitu dengan simulasi dan praktek langsung dengan menggunakan Emotional Freedom Technic (EFT). Indikator keberhasilan dalam sesi ini, yaitu orangtua

Maka dapat disimpulkan bahwa pemberian berbagai dosis serbuk biji dan ekstrak daun sirsak (Annona muricata) dengan dosis yang berbeda berpengaruh terhadap daya bunuh larva

berinteraksi secara sosial dengan sesamanya; (2) Prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan agama Islam dalam kaitannya dengan penerapan

Membran Ultrafiltrasi adalah suatu teknologi filtrasi dengan besaran pori 0.01 mikron, dimana proses pemisahan menggunakan membran dengan tekanan, biasanya digunakan