• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Kader Posyandu Balita dalam Mencegah Paparan Covid- 19 di Wilayah Kerja Puskesmas Bintang, Kabupaten Aceh. Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Peran Kader Posyandu Balita dalam Mencegah Paparan Covid- 19 di Wilayah Kerja Puskesmas Bintang, Kabupaten Aceh. Tengah"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

Peran Kader Posyandu Balita dalam Mencegah Paparan Covid- 19 di Wilayah Kerja Puskesmas Bintang, Kabupaten Aceh

Tengah

SKRIPSI

Oleh:

ERISA PUTRI 171101109

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021

(2)
(3)

11

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya untuk kita semua yang berkat rahmatnya penulis dapay menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “ Peran Kader Posyandu Balita dalam Mencegah Paparan Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Bintang, Kabupaten Aceh Tengah”, untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarja keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Tak lupa pula ucapan terimakasih yang teramat penulis ucapkan kepada kedua orang tua penulis yaitu Ama Muriwinisa dan Ine Ernidar, yang telah memberikan kasih saying, pengertian dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini kepada penulis.

Selama penulisan skripsi ini juga, penulis sangat banyak mendapatkan bimbingan , saran dan bantuan serta doa . Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati serta penghargaan yang tulus penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Dudut Tanjung, SKp, M.Kep, Sp.KMB selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Dr. Siti Saidah Nasution, SKp, M.Kep.Sp,Mat selaku Wakil Dekan I, Ibu Cholina T.Siregar, S.Kep.,Ns.,M.Kep, Sp.KMB selaku Wakil Dekan II dan Bapak Ikhsanuddin A.Harahap, S.Kp, MNS selaku Wakil Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Evi Karota, S.Kp,MNS selaku dosen pembimbing saya yang telah meluangkan waktu dan perhatian dengan penuh kasih saying dan kesabaran dalam memberikan arahan serta masukan dan dukungan selama proses penyusunan proposal sampai saait ini yaitu penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Fatwa Imelda, S.Kep.Ns.,M.Biomed selaku dosen pembimbing akademik yang senantiasa selalu sabar dalam membimbing dan memberikan arahan serta amotivasi selama perkuliahan ini.

(5)

13

5. Ibu Dr. Siti Zahara Nasution, S.Kp,.MNS dan Bapak Ismayadi, S.Kep.,M.Kes selaku dosen penguji I dan II yang telah memberikan masukan dan saran dalam penulisan skripsi ini.

6. Ibu Jenny M.Purba,S.Kp.,MNS.,Ph.D selaku dosen validator instrument penelitian

7. Seluruh dosen dan staf Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak mendidik dan membantu penulis selama proses perkuliahan

8. Seluruh teman-teman seperjuangan saya yiatu Stambuk 2017 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara atas semua proses perkuliahan dan hari-hari yang telah kita lalui selama ini dan semoga kita semua sukses dan bahagia untuk kedepannya.

Akhir kata penulis meminta maaf apabila terdapat kesalahan baik itu dari kata maupun perbuatan yang tidak berkenan. Penulis sangat mengharapkan adanya saran yang bersifat membangun dan perbaikan untuk penelitian selanjutnya, dan yang terahir peneliti ucapkan terimakasi.

Medan 25 Agustus 2021 Penulis

( Erisa Putri )

171101109

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS………ii

DAFTAR ISI... v-vi BAB 1 PENDAHULUAN ... 1. Latar Belakang ... 1

2. Rumusan Masalah ... 7

3. Tujuan Penelitian ... 8

4. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...10

1.Konsep Peran ...10

2. Defenisi Posyandu ...10

2.1. Tujuan Posyandu ...11

2.2. Manfaat Posyandu ...11

2.3. Jenjang Posyandu ...12

2.4. Kegiatan Posyandu ...14

3. Kader Posyandu ...15

2.1. Syarat Kader Posyandu ...15

2.2. Peran Kader Posyandu ...16

4. Coronavirus Desease 2019 (COVID-19) ...17

BAB III KERANGKA PENELITIAN ...21

1. Kerangka Konsep ...21

2. Defenisi Operasional ...22

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ...25

1. Desain Penelitian ...25

2. Populasi dan Sampel Penelitian ...25

2.1. Populasi ...25

2.2. Sampel...25

2.2. Teknik Sampling ...26

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ...27

3.1. Lokasi Penelitian ...27

3.2. Waktu Penelitian ...27

(7)

15

4. Variabel Penelitian ...27

5. Instrumen Penelitian ...28

5.1. Kuisioner Data Demografi ...28

5.2. Kuisioner Peran Kader ...28

6. Uji Validitas dan Realibilitas ...31

6.1. Uji Validitas ...31

6.2. Uji Reliabilitas ...32

7. Teknik Pengumpulan Data ...32

8. Etika Penelitian ...33

9. Analisa Data ...34

10. Analisa Univariat ...35

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

1.Hasil Penelitian ... 36

Karakteristik Responden ... 37

1.2. Peran kader posyandu balita sebelum hari buka posyandu ... 48

1.3. Peran kader posyandu balita Saat hari buka Posyandu ... 50

1.4. Peran kader posyandu Setelah hari buka posyandu ... 52

1.5. Distribusi frekuensi dan persentase kategori peran kader posyandu balita dalam mencegah paparan covid-19 di wilayah kerja puskesmas Bintang, Kabupaten Aceh Tengah………57

2. Pembahasan... 55

2.1. Peran kader posyandu sebelum hari buka posyandu dalam mencegah paparan covid-19 ... 55

2.2. Peran kader posyandu balita dalam mencegah paparan Covid-10 Saat hari buka Posyandu ... 57

2.3. Peran kader posyandu balita dalam mencegah paparanCovid-19 Sesudah Hari buka Posyandu ... 58

3. Keterbatasan Penelitian ... 64

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

1.Kesimpulan ... 61

2. Saran ... 61

(8)

2.1. Pendidikan Keperawatan ... 61

2.2. Pelayanan Keperawatan ... 61

2.3. Penelitian Selanjutnya... 62

2.4. Bagi Puskesmas………. 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63 LAMPIRAN

(9)

17

DAFTAR TABEL DAN SKEMA

Skema1.1 Kerangka Konsep………21 Tabel 1.2 Tabel Defenisi Operasional………22 Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase karakteristik responden………36 Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden berdasarkan Jenis

Kelamin………..39 Tabel 1.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden berdasarkan Umur.40 Tabel 1.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden berdasarkan

Pendidikan……….41 Tabel 1.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden berdasarkan Status

Pekerjaan………43 Tabel 1.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden berdasarkan Asal

Posyandu………44 Tabel 1.9 Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden berdasarkan Tingkat

Posyandu………45 Tabel 1.10 Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden yang mengikuti

kegiatan pelatihan dan penyegaran………46 Tabel 1.11 Distribusi Frekuensi dan Persentase Jumlah pelatihan yang diikuti.46 Tabel 1.12 Distribusi Frekuensi dan Persentase topik pembahasan dalam kegiatan

pelatihan………49 Tabel 1.13 Distribusi Frekuensi dan Persentase peran kader sebelum hari buka

posyandu dalam mencegah paparan covid-19………..50 Tabel 1.14 Distribusi Frekuensi dan Persentase peran kader Saat hari buka

posyandu dalam mencegah paparan covid-19………..52 Tabel 1.15 Distribusi Frekuensi dan Persentase peran kader Setelah hari buka

posyandu dalam mencegah paparan covid-19……….55

(10)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lembar penjelasan penelitian

Lampiran 2 Lembar inform concent Lampiran 3 Kuisioner penelitian

Lampiran 4 Lembar konsultasi bimbingan Lampiran 5 Jadwal tentative penelitian Lampiran 6 Anggaran dana Skripsi Lampiran 7 Daftar riwayat hidup

Lampiran 8 Lembar persetujuan validitas Lampiran 9 Hasil uji validitas

Lampiran 10 Hasil uji reiabilitas kuisioner Lampiran 11 Master data reliabilitas demografi

Lampiran 12 Master data peran kader posyandu balita Lampiran 13 Hasil uji analisa data univariat

Lampiran 14 Hasil uji Plagiarisme

Lampiran 15 Surat etchical clereance (EC) Lampiran 16 Surat Izin Penelitian

(11)

19

Judul : Peran Kader Posyandu Balita dalam Mencegah Paparan Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Bintang, Kabupaten Aceh Tengah

Nama : Erisa Putri

NIM : 171101109

Fakultas : Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun Akademik : 2020/2021

ABSTRAK

Dunia saat ini sedang diguncang dengan adanya pandemi COVID-19 yang dirasakan masyarakat hampir di seluruh dunia. Penyebaran virus ini menyebar dengan sangat cepat dan menginfeksi siapapun, baik anak muda,lansia maupun balita. Posyandu merupakan langkah strategis dalam menjaga kelangsungan hidup masyarakat serta upaya dalam meningkatkan kemampuan dari masyarakat untuk hidup lebih sehat, kader memiliki peran penting dalam pelaksanaan kegiatan posyandu, terutama kader posyandu balita, oleh sebab itu peran kader sangat dibutuhkan dalam menekan angka penyebaran covid-19 dalam pelakanaan kegiatan posyandu.Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi peran kader posyandu balita dalam mencegah paparan covid-19 di wilayah kerja puskesmas Bintang,Kabupaten Aceh Tengah. Metode yang gunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif di wilayah kerja puskesmas Bintang, Kabupaten Aceh Tengah dengan populasi sebanyak 115 kader. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus slovin dengan besar sampel sebanyak 53 kader, dikarenakan pandemic covid-19 yang semakin menghawatirkan, jumlah sampel diperkecil menjadi 30 kader.Hasil didapatkan sebanyak 30 kader (100%) melaksanakan perannya dalam mencegah paparan covid-19 sebelum hari buka posyandu, selanjutnya sebanyak 30 kader (100%) melaksanakan perannya saat pelaksanaan kegiatan posyandu, serta sebanyak 30 kader (100%) melaksanakan perannya setelah hari buka posyandu.Kesimpulan yang diperoleh ialah peran kader posyandu balita dalam mencegah paparan covid- 19 di wilayah kerja Puskesmas Bintang,Kabupaten Aceh Tengah tergolong pada katagori terlaksana dengan sangat baik.Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk dapat memfasilitasi dan memberi materi penyegaran terbaru sesuai dengan kondisi permasalahan yang terjadi saat ini, seperti memberikan materi mengenai pencegahan Covid-19 yang mendukung peran kader dalam mencegah paparan covid-19 saat kegiatan posyandu berlangsung.

Kata Kunci: Kader posyandu,Peran kader, Covid-19

(12)
(13)

21

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Posyandu merupakan bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat dimana diatur serta di dijalankan oleh, dari, untuk bersama- sama dengan masyarakat guna pelaksanaan pembangunan kesehatan, untuk memantapkan masyarakat serta memberikan kemudahan untuk mendapatkan layanan kesehatan bagi masyarakat dan sarana guna menurunkan jumlah kematian ibu, bayi maupun balita (Kemenkes RI, 2012). Selain itu posyandu adalah langkah yang tepat dalam rencana untuk pengembangan personel sejak dini untuk pemeliharaan kelangsungan hidup baik bagi anak, lansia dan remaja. Adapun tujuannya ialah menjaga kelangsungan untuk hidup masyarakat, serta sebagai upaya dalam meningkatkan kemampuan dari masyarakat untuk bisa hidup lebih sehat (Sulistyoruni,2010 dalamRetnaningsih,2021). Dalam kegiatan Posyandu diperlukan beberapa orang kader untuk menjalankannya,maka peran serta dari kader dibutuhkan dalam membantu meningkatkan masyarakat yang sehat di wilayah sekitar (Retnaningsih, 2021)

Menurut Didah (2020) pengertian kader posyandu ialah anggota yang berasal dari masyarakat setempat yang sukarela mau, sangup serta mempunyai waktu dalam menyelenggarakan posyandu. Peran kader dalam kegiatan Posyandu dilaksanakan mulai dari tahap sebelum hari buka pelaksanaan posyandu, saat kegiatan berlangsung, serta sesudah

(14)

pelaksanaan Posyandu. Selain itu keberadaan kader juga sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu (Didah, 2020).

Saat ini seluruh penjuru dunia sedang di guncang oleh pandemi yang sangat merisaukan seluruh masyarakat yaitu adanya Covid-19 yang menyebar dengan cepat ke Indonesia yang dimulai sejak bulan Maret 2020 sampai saat ini (Imanah, 2021). Coronavirus Desease merupakan versi baru penyakit yang berasal dari jenis corona virus SARS-CoV-2 atau seperti yang kita ketahui saat ini dengan sebutan covid-19. Sedangkan pandemi merupakan suatu keadaan dimana wabah atau penyakit terjadi dan menyebar secara serempak yang dimana penyebarannya meliputi universal di seluruh penjuru dunia.World Health Organitation mengatakan status pandemi supaya seluruh Negara memasksimalkan kewaspadaannya dalam pencegahan dan menangani wabah Covid-19. Word Heallth Organitation menuntut agar tiap-tiap negara dapat mendeteksi, menjaga, menyelidiki, serta mewujudkan system kesehatan yang lebih baik (Pradipta,2020 dalamRetnaningsih,2021).

Pertama kali kasus mengenai virus corona ini muncul dan menjangkiti manusia pertama kali berasal dari China provinsi Wuhan, (Mona, 2020). Virus corona ini akan menyerang manusia melalui sistem respirasi sehingga membuat manusia akan merasakan gangguan respirasi ringan, seperti infeksi paru-paru yang berat, sampai yang paling fatal menyebabkan kematian. Selain itu itu juga tanda gejala yang dirasakan

(15)

23

oleh seseorang yang terjangkit oleh virus corona mirip seperti flu, demam serta batuk kering, dan fatique (WHO,2019 dalamMaulina dkk,2020).

Hanya dalam waktu yang singkat, jumlah kasus korona terus meningkat sehingga sangat membutuhkan penanganan yang sesegera mungkin.

Penyebaran virus ini tergolong sangat cepat dan mudah menginfeksi siapapun baik muda maupun tua tanpa memandang usia.penularan virus tersebut juga dapat melalui kontak langsung dengan penderita (Mona, 2020).

Dari data zonasi resiko sesuai rilis Satuan Tugas (SATGAS) Covid-19 pusat, terdapat beberapa daerah yang berada di Aceh terkonfirmasi masuk kedalam zona merah, diantaranya yaitu Banda Aceh, Aceh Rayeuk, Aceh Selatan, Blangpidie, Pidie, Nagan Raya, dan Aceh Barat. Kemudian satu daerah yang masuk ke dalam zona kuning adalah Aceh Tenggara . Selanjutnya terdapat 15 kabupaten/kota ditetapkan masuk kedalam zona oranye, diantaranya adalah Pidie Jaya, Lhoksmawe, Aceh Tamiang, Subussalam, Bireun, Aceh Jaya, dan Aceh Singkil, Kota Sabang, Kota Langsa, Aceh Tengah, Simeulu, Aceh Timur, Bener Meriah, Negeri seribu bukit, dan Aceh Utara. Dari data yang tertera diketahui tidak terdapat zona hijau di tanah rencong (Setyadi, 2020).

Keberadaan viruscorona desease di Kabupaten Aceh Tengah, diketahui penyebarannya tidak tersebar secara merata di semua kecamatan, walaupun jumlah kasus warga yang positif Covid-19 terus meningkat (Mahyadi, 2020). Selama merebaknya virus tersebut diketahui angka

(16)

korban yang tercatat positif terinfeksi virus corona di Aceh Tengah sebanyak 152 orang dan sebagian besar di antaranya telah sembuh total, serta lima korban meninggal dunia (Mahyadi, 2020)

Akibat dari peningkatan kasus yang terus meluas disetiap daerah, pemerintah menpublikasikan peraturan pemerintah no.21 tahun 2020 mengenai Pembatasan Nasional Berskala Besar dalam upaya penindakan Coronavirus Desease 2019 (COVID-19). Pemerintah mempunyai tugas dalam memfasilitasi layanan kesehatan bagi anak dalam Peraturan Menteri kesehatan tentang UKA dan Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar serta Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dan NSPK lainya. Adapun dalam pemberian layanan bagi balita diantaranya ialah peninjauan tumbang, imunisasi dasar juga lanjutan, pemberian vit A serta manajemen bagi balita yang sakit bila perlu dan stategi pencegahan penyakit, diantaranya pemberian obat cacing serta triple eliminasi (Kemenkes, 2020).

Menurut Kemenkes RI (2020) di Indonesia dari Mei 2020, diketahui sebanyak 15.438 orang yang terkonfirmasi, antara lain ialah sebanyak 1,4% balita, kemudian 11.123 orang yang masih dalam status dirawat diketahui 1,6% usia balita dirawat, sebanyak 3.287 orang dinyatakan sembuh sekitar 1,2% balita, dari 1.028 pasien yang tercatat meninggal dunia didapat 0,7% pada usia balita. Terkadang gejala pada anak ringan bisa jadi sebagai carrier, berdasarkan data kasus Covid-19 diperoleh data korban yang meninggal tergolong tinggi, oleh karena itu

(17)

25

mencegah penuluran pada kelompok usia balita sangat penting serta mengurangi resiko kematian bayi dan balita serta mencegahan terjadinya resiko penularan pada pengasuh atau orang disekitarnya.

Pelaksanaan physical distancing, memiliki dampak dalam mengurangi aksibilitas layanan kesehatan. Sehingga dapat menyebabkan resiko gangguan pada kelangsungan pelayanan kesehatan salah satunya yaitu pada balita, yang dapat berpotensi mengakibatkan sakit higga kematian. Oleh sebab itu sangat penting pengambilan strategi dalam menstabilkan kepentingan penyelesaian Covid-19 serta menyakinkan kelangsungan pelayanan kesehatan yang mendasar bagi balita terus terlaksana (Kemenkes, 2020).

Dalam keadaan pandemi Covid-19 saat ini , adanya petugas kesehatan yang targetnnya ialah balita, sangat mempunyai tugas penting diantaranya ialah: Melaksanakan sistem lintas program di puskesmas untuk menentukan strategi dalam menghadapi pandemi Covid-19, dan melaksanakan kegiatan pemasyrakatan yang koheren dengan lintas program lain terkait masyarakat yang mempunyai anak balita, mengenai upaya pemutusan rantai penyebaran Covid-19, serta keadaan yang Gawat Darurat serta informasi rujukan Rumah sakit yang terdekat, selanjutnya melaksanakan analisa data bagi balita yang berisiko membutuhkan tindak yang lebih lanjut, selain itu juga melaksanakan koordinasi kepada kader, RT/RW/kepala desa/ kelurahan, serta melibatkan tokoh masyarakat yang menyangkut target pada anak serta layanan kesehatan rutin pada keadaan

(18)

pandemi saat ini. Memfasilitasi yankes pada balita melalui triase, menerapkan prinsip dari pencegahan serta pengendalian infeksi (PPI) serta menerapkan prinsip jaga jarak fisik (physical distancing) pada layanan kesehatan yang diberikan (Kemenkes, 2020). Sehubungan dengan hal itu, sangat di perlukan peran dari kader Posyandu balita dalam rangka pencegahan paparan Covid-19 saat pelaksanaan kegiatan Posyandu berlangsung, yaitu dengan mengikuti anjuran pemerintah dalam penerapan protokol kesehatan yaitu dengan menjaga jarak 1 sampai 2 meter, bila keluar rumah diharapkan untuk memakai masker, segera mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer serta menghindari kerumunan (Masrul,2020 dalamRetnaningsih,2021). Hingga kini kapan pandemi berakhir belum juga diketahui, sehingga sangat diperlukan peran kader untuk memberikan edukasi kepada ibu balita supaya ibu balita tidak terlalu panik dengan keadaan pandemi dan mampu meminimalkan terpaparnya Covid-19 ialah dengan penerapan prokes sesuai dengan ketentuan (Imanah, 2021).kader juga memiliki peran dalam memperluas kegiatan sosialisasi kepada seluruh masyarakat serta memberi respon apabila didapatkan kasus anak yang harus mendapakan peninjauan lebih lanjut ( Kemenkes RI, 2020).

Berdasrkan penelitian yang teliti oleh Yuniar (2017 dalamDidah, 2020) peran kader sebelum pelaksanaan kegiatan posyandu maupun setelah hari pelaksanaan Posyandu jarang dilaksanakan dan hampir tidak pernah, kader hanya menjalankan perannya ketika hari pelaksanaan

(19)

27

kegiatan Posyandu. Hal itu membuktikan bahwa kader memiliki peran untuk mempersiapkan pelaksanaan posyandu termasuk katagori yang kurang optimal, yang dapat mempengaruhi keberhasilan kegiatan tersebut.

Alasan mengenai peran kader yang kurang dilaksanakan dikarena an pelaksanaan kegiatan Posyandu rutin dijalankankan dalam setiap bulannya, yang membuat kader memiliki persepsi bahwa hal tersebut tidak harus dilakukan lagi yang terkait pada peran kader dalam mempersiapkan kegiatan. dan peran kader setelah pelakasanaan Posyandu jarang dilaksanakan dikarenakan peran tersebut sudah dilaksanakan ketika kegiatan berlangsung

Puskesmas ibarat ujung tombak dalam mengumpulkan keluarga yang mempunyai anggota usia balita serta usia pra-sekolah serta memberikan penyuluhan terkait pemutusan rantai penyebaran Covid-19, serta terus mengedukasi terkait bagaimana menjaga kesehatan anak (Kemenkes RI,2020 dalamMaulina,2020). Berdasarkan uraian di atas, peran kader Posyandu balita dalam mencegah paparan Covid-19 saat pelaksanaan kegitan Posyandu di masa pandemi ini menarik untuk diteliti.

Berdasarkan latar belakang tersebut membuat penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul “Peran Kader Posyandu Balita dalam Mencegah Paparan Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Bintang, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Aceh Tengah”

(20)

2. Rumusan Masalah

berdasrkan uraian yang tertera di latar belakang, didapatkan hasil mengenai masalah pada penelitian ini ialah “Bagaimana peran kader Posyandu balita dalam mencegah paparan Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Bintang, Kabupaten Aceh Tengah”

3. Tujuan Penelitian 1.1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum pada penelitian ini ialah untuk mengidentifkasi Peran Kader Posyandu Balita dalam Mencegah Paparan Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Bintang, Kabupaten Aceh Tengah

1.2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi Peran Kader Posyandu Balita dalam Mencegah Paparan Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Bintang, Kabupaten Aceh Tengah sebelum hari dilaksanakannya kegiatan Posyandu

b. Mengidentifikasi Peran Kader Posyandu Balita dalam Mencegah Paparan Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Bintang, Kabupaten Aceh Tengah saat hari pelaksanaam kegiatan Posyandu c. Mengidentifikasi Peran Kader Posyandu Balita dalam Mencegah

Paparan Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Bintang, Kabupaten Aceh Tengah sesudah hari dilaksanakannya kegiatan Posyandu

(21)

29

4. Manfaat Penelitian

1.3. Pendidikan Keperawatan

Diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi tambahan sumber informasi atau referensi dalam meningkatkan ilmu pengetahuan terkhusus bagi mahasiswa keperawatan dalam mengetahui peran kader Posyandu balita dalam mencegah paparan Covid-19.

1.4. Bagi Kader Posyandu

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi atau referensi tambahan dalam membantu memberikan saran dan masukan untuk kader terkait peran kader Posyandu balita dalam mencegah paparan Covid-19

1.5. Bagi Penelitin Keperawatan

Hasil penelitian bisa digunakan untuk data tambahan bagi penelitian selanjutnya terkait peran kader Posyandu balita dalam mencegah paparan Covid-19

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Peran

Menurut Subagyo (2015) konsep peran merujuk kepada prilaku sistematis yang diperankan atau dilaksanakn oleh seseorang sehubungan dengan kedudukan, jabatan, maupunatribut lain yang dimilikinya. Peran merupakan tingkah laku yang diharap individu dalam situasi sosial tertentu terkait pengaruh normative atau kedudukannya dalam masyarakat melalui suatu hubungan interaksi khusus.

2. Posyandu

Menurut Didah (2020) Posyandu adalah usaha kesehatan dimana dijalankan dari, oleh dan untuk, serta bersama masyarakat dalam rangka memantapkan masyarakat serta memberikan kemudahan untuk mendapatkan layanan kesehatan bagi masyarakat dan sarana guna menurunkan jumlah kematian ibu, bayi maupun balita (Saepudin dkk, 2017). Sasaran Posyandu menurut Kemenkes RI (2012) ialah semua masyarakat diantaranya :

a. Bayi

b. Anak balita

c. Ibu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui d. Pasangan Usia Subur (PUS)

(23)

31

2.1. Tujuan Posyandu

Tujuan utama pada pelayanan kesehatan Posyandu ialah untuk peningkatan kesentosaan sosial masyarakat. Adapun yang dimaksud kesejahteraan sosial adalah kesehatan, keadaan ekonimi, dan kebahagiaan, serta drajat hidup rakyat. Adapun yang dimaksud dari kesejahteraan masyarakat ialah skala tertentu dan jenjang keperluan kelompok pada suatu tempat berada pada kondisi yang sejahtera (Hafifah, 2020).

Selain itu tujuan lain dari dibentuknya Posyandu ialah menurunkan angka kematian bayi serta balita, dam angka kelahiran supaya tercipta keluarga kecil yang bahagia juga sejahtera, Posyandui adalah wadah diantara pelayan professional dari petugas kesehatan serta peran masyarakat untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang berada pada masyarakat, diantaranya pada stategi menurunkan jumlah angka kematian pada bayi dan jumlah kelahiran (Saepudin dkk, 2017).

2.2. Manfaat Posyandu

Menurut Kemenkes RI (2012) manfaat dari Posyandu adalah : a. Untuk masyarakat

mendapat kemudahan dalam pemberian informasi layanan kesehatan yang dasar, yang dimana berhubungan dalam menekan angka kematian ibu, AKB, serta angka kematian ibu dan anak, mendapat layanan yang professional yang terkait dalam memecahkan soal kesehatan mengenai kesehatan ibu, bayi, serta balita, kemampuan dalam memperoleh

(24)

pelayanan kesehatan dasar yang terpadu serta layanan sosial yang dasar sector lainnya

b. Bagi kader dan tokoh masyarakat

Memperoleh arahan lebih awal mengenai usaha kesehatan yang berhubungan terkait penenkanan angka kematian ibu , AKB, serta angka kematian ibu dan bayi, terwujudnya eksistensinya dalam menolong masyarakat dalam menangani masalah kesehatan

c. Untuk Puskesmas

Meningkatkan tugas dari puskesmas dalam mengerakkan pembangunaan terkait kesehatan, merupakan pusat pemberdayaan masyarakat, pusat untuk layanan kesehatan perorangan primer, serta pusat layanan kesehatan masyarakat primer, terfokus dalam menolong masyarakat untuk menyelesaikan masalah terkait kesehatan berdasarkan keadaan ditempat itu , mempermudah memperoleh pelayanan kesehatan dasar di masyarakat

d. Bagi sektor lain

Fokus menolong masyarakat terkait menyelesaikan permaslahan kesehatan serta sosial dasar yang berhubungan, serta usaha dalam penekanan jumlah kematian ibu, AKB, serta angka kematian ibu dan bayi berdasarkan keadaan di tempat tersebut, mengembangkan efesiensi dalam pelayanan yang sistematis mengenai tugas utama serta fungsi (tupoksi) dari tiap-tiap sektor.

2.3. Jenjang Posyandu

(25)

33

Jenjang Posyandu menurut Kemenkes RI (2012), terbagi menjadi 4 tingkatan berdasarkan tingkat perkembangan Posyandu diantaranya :

a. Posyandu Pratama

Adapun pengertian dari posyandu pratama ialah Posyandu dalam kategori belum mantap, dapat dilihat dari kegiatan yang dilakukan di setiap bulannya, dimana pelaksanaan kegiatannya tidak rutin dilakukan, selain itu jumlah kadernya kurang dari 5 (lima) orang.

b. Posyandu Madya

Pengertian dari Posyandu madya ialah pelaksanaan kegiatannya sudah berjalan,dengan pelaksanaan kegiatan dalam setahun dapat berjalan lebih dari 8 kali, kemudian untuk jumlah kader pada posyandu tingkat Madya berkisar 5 atau lebih, akantetapi untuk spektrum dari kelima kegiatan utamanya tergolomg rendah, yakni kurang dari 50%.

c. Posyandu Purnama

Pengertian dari Posyandu purnama ialah Posyandu yang pelaksanaan kegiatannya lebih dari 8 kali dalam setahun, untuk jumlah kader pada posyandu tingkat Purnama ialah sebanyak 5 orang atau lebih, serta spektrum dari kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, dapat menjalankan program tambahan, dan sudah mendapatkan sumber pembiayaan dari dana sehat yang dijalankan oleh masyarakat dengan jumlah anggotanya masih dibatasi yaitu kurang dari 50% KK yang berada di wilayah kerja Posyandu

(26)

d. Posyandu Mandiri

Pengertian dari Posyandu mandiri ialah Posyandu dimana pelaksanaan kegiatannya terlaksana lebih dari 8 kali dalam setahun adapun jumlah kader 5 orang atau lebih yang lingkup kelima kegiatan utamanya sudah lebih dari 50%, serta sudah dapat menjalankan program tambahan, dan sumber pemiayaan tersedia dari dana sehat yang dilaksankan oleh masyarakat dimana anggotanya sudah lebih 50% KK yang berdomisili di wilayah kerja Posyandu

2.4. Kegiatan Posyandu

Kegiatan posyandu menurut Gurning (2016) ialah sebagai berikut:

1. Kegiatan pada hari posyadu

a. Melakukan pendaftaran oleh kader di (meja I)

b. Untuk penimbangan bayi dan anak balita dilakukan oleh kader (meja II)

c. Selanjutnya pengisian KMS juga dilaksankan oleh kader (meja III) d. Melakukan penyuluhan terhadap ibu hamil yang memiliki anak balita maupun bayi dan kepada ibu usia subur yang juga dilaksanakan di (meja IV)

e. Yang terakhir yaitu memberikan pelayanan imunisasi keluarga beencana, pemeriksaan bumil, dan gizi dilaksanakan oleh petugas kesehatan/KB (meja V)

(27)

35

2. Diluar hari buka Posyandu

Adapaun jenis aktivitas utama yang dilaksanakan ialah konseling/pengarahan. Pemberian konseling tersebut bisa dilaksanakan kader itu sendiri, PKK maupun kelompok LKDM pada masyarakat, terfokus kepada ibu pengguna (ibu hamil, ibu yang memiliki bayi dan balita dan ibu berusia subur).

3. Kader Posyandu 3.1. Pengertian kader

Menurut Didah (2020) pengertian dari kader posyandu ialah kelompok masyarakat yang bersedia, bisa serta mempunyai waktu dalam melaksanakan posyandu. Selain itu kader merupakan seorang tenaga sukarela yang diperoleh dari, oleh, serta untuk masyarakat, yang memiliki tugas untuk berkontributif dalam melancarkan pelayanan kesehatan. Serta kader juga harus bersedia bekerja secara sukarela, iklas, serta mau dan mampu dalam menjalankan kegiatan, selain itu kader juga harus bersedia untuk mengarahkan masyarakat dalam melakukan serta berpartisipasi dalam kegiatan posyandu (Cahyanti, 2016).

3.2. Persyaratan kader Posyandu

Menurut Kemenkes RI (2012 dalamJulianti,2019) karakteristik dari kader posyandu diantaranya ialah :

a. Kader diutamakan berasal dari masyarakat itu sendiri b. Kader bisa membaca dan dapat menuliskan huruf latin

(28)

c. Memiliki jiwa aktivis, pembaharuan serta sebagai penggerak masyarakat

d. Mau berkontribusi , mempunyai tenaga serta memiliki waktu 3.3. Peran kader Posyandu

Pada kegiatan posyandu diperlukan beberapa orang kader untuk menjalankannya, maka peran kader dibutuhkan dalam membantu meningkatkan masyarakat yang sehat di wilayah sekitar. Posyandu memiliki posisi yang sangat penting bagi masyarakat, karena posyandu adalah pelayanan kesehatan masyarakat di garda terdepan, adanya posyandu peranan kader sebagai garda terdepan dapat membantu masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas manusia serta kemanusiaan (Retnaningsih, 2021).

Menurut Kemenkes (2012) pelaksanaan program rutin dilakukan juga digerakkan kader melalui arahan teknis dari Puskesmas maupun sektor yang terkait. Adaptasi Kebiasaan baru pelaksanaan posyandu di masa pandemi saat ini sangat memerlukan bantuan dari kader untuk mensosialisasi panduan dan edukasi terkait pelaksanaan posyandu di saat wabah Covid-19 sehingga ibu dari balita akan tetap datang ke posyandu dan menimbang balita dengan tetap mengikuti protokol kesehatan (Imanah, 2021).

Selain itu kader memiliki peranan penting dalam pelaksanaan kegiatan posyandu yang dimulai dari hari sebelum kegiatan posyandu, ketika hari pelaksanaan posyandu dan hari sesudah pelaksanaan kegiatan

(29)

37

.adapun peran kader sebelum buka kegiatan posyandu ialah menyebarkan informasi pada masyarakat serta membuat daya tarik bagi balita yang membuat masyarakat tergerak untuk hadir untuk mengikuti posyandu.

Selanjutnya peran kader pada saat hari buka posyandu ialah memberikan layanan dengan ramah sehingga masyarakat merasa puas dan mau untuk terus ikut dan berkunjung ke posyandu. Adapun peran kader pada hari setelah pelaksanaan posyandu ialah menjalin kerja sama, diantaranya ialah bidan desa, tokoh masyarakat maupunpimpinan dari wilayah setempat , serta antar sektor untuk usaha dalam memaksimmalkan kegiatan (Didah, 2020). Kader juga melaksanakan kunjungan ke rumah-rumah bagi balita yang saat pelaksanaan posyandu berhalangan sehingga tidak datang, anak dengan masalah gizi kurangi maupun anak yang menderita gizi buruk rawat jalan, dll (Widoyo, 2017).

4. Coronavirus Desease 2019 (COVID-19)

Awal tahun 2020, dunia dihadapkan dengan temuan dan penyebaran virus jenis baru yang sekarang kita kenal dengan sebutan coronavirus desease 2019 (COVID-19) (Yuliana, 2020). Covid-19 adalah penyakit jenis baru yang penyebabnya berasal dari kelompok corona virus SARS-CoV-2 atau dikenal dengan virus korona (Retnaningsih, 2021).

Pertama kali kasus Covid-19 ditemukan pada bulan Desember 2019 saat beberapa pasien yang dilakukan perawatan di RS yang berada di kota Wuhan,yang ibukota provinsinya adalah Hubei, China, dengan diagnosis

(30)

awal pneumonia dari etiologi yang tidak diketahui (Borba,2020 dalamSari,2020).

Di duga kasus ini berhubungan dengan pasar yang menjual berbagai jenis hewan yang berada di kota Wuhan , di pasar tersebut memasarkan segala jenis daging, termasuk menjual daging yang tidak semua orang mengkonsumsinya, diantaranya ialah daging ular, daging kelelawar, serta daging tikus. Penemuan kasus infeksi di pasar hewan ini sudah sering didapati, diduga virus Corona berasal dari hewan kelelawar juga hewan jenis lain yang dikonsumsi seseorang sampai penularanpun terjadi (Karyono dkk, 2020)

Sistem pernapasan merupakan target utama yang di serang oleh virus ini sehingga menyebabkan korban akan mengalami gangguan respirasi pada kategori ringan, selain itu terjadi infeksi paru paru hebat, sampai mengakibatkan kematian. Bila seseorang telah terinfeksi oleh virus Covid-19 akan menampakkan beberapa keadaan diantaranya seperti flu, mengalami demam hingga batuk kering serta fatique (WHO,2019 dalamMaulina dkk,2020).

Kemunculan 2019-nCoV mencuri perhatian global yang selanjutnya pada tanggal 30 januari Word Health Oraganisation mengumumkan Covid-19 merupakan darurat kesehatan bagi masyarakat dan akan menjadi perhatian internasional (Dong et al,2020 dalamPutri,2020).

(31)

39

Peningkatan angka kasus terinfeksi Covid-19 semakin meluas dan dengan cepat menyebar sampai antar Negara.per 25 Maret 2020, dildapatkan total kasus korban yang terkonfirmasi sebanyak 414.179 dengan 18.440 kematian (CFR 4,4%) informasi terkait kasus ini diinformasikan di 192 negara/wilayah. Diantara kasus tersebut, terdapat sejumlah nakes juga ditemukan terinfeksi oleh Covid-19 (Kemenkes RI,2020 dalamPutri,2020).

Berdasarkan informasi yang diumumkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo melalui saluran televisi, kasus positif Covid-19 di temukan di Indonesia 2 Maret 2020 ialah sebanyak dua korban (Siagian, 2020). Akibat dari terinfeksinya virus corona bisa menunjukkan gejala ringan maupun hebat. Adapun gejala utama yang tampak ialah demamdengan (suhu >

380C), seseorang akan batuk serta gangguan respirasi dibarengi dengan keadaan seseorang merasa sesak nafas yang memberat, kelelahan , nyeri otot, serta gejala gastrointenstinal diantaranya ialah mengalamai diare serta gejala di saluran napas lain (Yuliana, 2020).

Untuk mendapatkan kepastian diagnosis virus corona, dokter terlebih dahulu melakukan pemeriksaan diantaranya yaitu Rapid test yang bertujuan menemukan antibody (IgM dan IgG) yang dhasilkan tubuh sebagai isyarat melawan Virus yang ada didalam tubuh, pemeriksaan lainnya yaitu Swab test atau yang kita kenal dengan tes PCR yang akan mendeteksi virus Corona pada dahak. Selanjutnya apabila didapatkan hasil positif dari rapid test Covid-19 menunjukkan dugaan besar bahwa

(32)

seseorang tersebut terinfeksi virus corona, tetapi tak menutup kemungkinan juga jika seseorang tersebut hanya terinfeksi oleh kuman atau jenis virus lain, kemudian bila seseorang mendapatkan hasil pemeriksaan rapid test negatif tidak dapat juga dipastikan bahwa seseorang tersebut benar-benar bebas dari covid-19 (Karyono dkk, 2020).

Umumnya, penyebaran virus corona paling efektif antarmanusia ialah melalui percikan air liur yang dikeluarkan ketika seseorang sedang batuk maupun sternutasi ataupun menempel di benda-benda di sekitar kita. Penyebaran antarmannusia berlangsung secara masif mengharuskan jaga jarak juga social diberlakukan dengan erat. Oleh sebab itu,di butuhkan upaya preventif diantaranya adalah menjaga jarak 1-2 meter (Yanti dkk, 2020). Selain itu malalui pelaksanaan physical distancing dengan mengurangi perkumpulan atau kerumunan, menunda pertemuan masal, serts menjaga jarak dengan orang lain bisa mengurangi resiko terinfeksi covid-19 (Islam et al,2020 dalamRefialdinata,2020).

(33)

BAB III

KERANGKA KONSEP 1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada penelitian ini memiliki tujuan agar mengetahui Peran Kader Posyandu Balita dalam Mencegah Paparan Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Bintang, Kabupaten Aceh Tengah yang telah di jabarkan dalam penelitian, maka kerangaka konsepnya ialah:

Skema 1.1 Kerangka konsep penelitian Peran Kader Posyandu Balita dalam Mencegah Paparan Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Bintang, Kabupaten Aceh Tengah

(Variabel Tunggal )

Keterangan :

= Variabel yang di teliti Peran kader

1. Sebelum hari buka posyandu 2. Saat hari buka posyandu 3. Setelah hari buka posyandu

(34)

2. Defenisi Operasional

2.1. Tabel Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Operasional Alat ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Sebelum hari buka Posyandu

Adalah kegiatan yang dilakukan kader seperti memberitahukan hari dan jam buka Posyandu kepada ibu pengguna Posyandu,

menyiapkan

peralatan untuk penyelenggaraan Posyandu dan mengajak

masyarakat terutama ibu untuk datang ke Posyandu dengan menerapkan

Kuisioner dengan jumlah pertanyaan sebanyak 7 yaitu soal nomor

1,2,3,4,5,6,7 menggunakan model skala guttman dengan penilaian : Ya = 1 Tidak = 0

peran kader dikategorikan :

“Tidak

terlaksana” = jika skor berada pada rentang (1-3,5)

“Terlaksana” = jika skor berada pada rentang (3,5- 7)

Ordinal

(35)

23

protokol kesehatan untuk mencegah paparan Covid-19 dengan memakai masker dan menjaga jarak.

Saat hari buka Posyandu

Kader memberikan pelayanan,diantaran ya pendaftaran balita,penimbangan berat

badan,pemantauan status imunisasi anak dan melakukan penyuluhan pola asuh balita,serta memberikan

informasi tentang pencegahan paparan Covid-19 dengan menerapkan

protokol kesehatan.

Kuisioner dengan jumlah pertanyaan sebanyak 8 yaitu soal nomor

8,9,10,11,12,1 3,14,15 menggunakan model skala guttman dengan penilaian : Ya = 1 Tidak = 0

“Terlaksana” = jika skor berada pada rentang (5- 8)

peran kader dikategorikan :

“Tidak

terlaksana” = jika skor berada pada rentang (1-4)

Ordinal

(36)

Setelah hari Posyandu

Kader melakukan kunjungan

rumah,menunjang upaya kesehatan lain sesuai dengan permasalahan yang

ada, dalam

penelitian ini yaitu upaya mencegah paparan Covid-19 dan melaporka segala kegiatan yang telah dilakukan.

Kuisioner dengan jumlah pertanyaan sebanyak 5 yaitu soal nomor

16,17,18,19,2 0

menggunakan model skala guttman dengan penilaian : Ya = 1 Tidak = 0

peran kader dikategorikan :

“Tidak

terlaksana” = jika skor berada pada rentang (1-2,5)

“Terlaksana” = jika skor berada pada rentang (2,5- 5)

Ordinal

(37)

BAB IV

METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian

Metode pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif yang memiliki tujuan untuk mengidentifikasi “Peran Kader Posyandu Balita dalam Mencegah Paparan Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Bintang, Kabupaten Aceh Tengah”

2. Populasi dan Sampel 2.1. Populasi

Populasi ialah wilayah generalisasi yang mencakup objek juga subjek yang memiliki kualitas juga ciri tertentu yang penulis telah tetapkan yang selanjutkan akan diperlajari lalu diperoleh kesimpulannya (Kemenkes RI, 2018). Adapun populasi pada penelitian ini ialah kader Posyandu balita di wilayah kerja puskesmas Bintang sebanyak 115 kader dari 23 Posyandu.

2.2. Sampel

Sampel ialah bagian dari jumlah ataupun karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono,2018 dalamImron,2019). Besar sampel ditentukan dengan rumus Slovin yaitu:

Rumus pengambilan sampel

(38)

(dibulatkan) Keterangan :

Jumlah dari Populasi Jumlah Sampel

Presisi ( ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%)

Sampel pada penelitian ini ialah kader balita di wilayah kerja Puskesmas Bintang, adapun jumlah sampel pada penelitian ini ialah sebanyak 53 responden. Disebabkan karena pandemi Covid-19 yang semakin memprihatinkan membuat peneliti tidak bisa melakukan pertemuan secara langsung dengan responden, sehingga peneliti menetapkan pertemuan dengan responden diperkecil yaitu dengan jumlah responden sebanyak 30 orang.

2.3. Teknik Sampling

Teknik sampling pada penelitian ini ialah teknik Convenience sampling. Convenience sampling ialah teknik pengambilan sampel beralaskan pada kemudahan peneliti, ialah yang didapatkan oleh peneliti baik secara kebetulan, sesuai kriteria yang ditetapkan oleh peneliti

(39)

27

(Siregar, 2017 dalamSari,2018). Pada Penelitian ini peneliti menetapkan kriteria inklusi yang wajib responden dipenuhi.

a. Adapun kriteria inklusi yang ditetapkan oleh peneliti adalah seorang kader yang bersedia menjadi responden dan bersedia mengisi kuisioner.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di 5 Posyandu aktif yang berada di wilayah kerja puskesmas Bintang, kabupaten Aceh Tengah, yaitu posyandu Ujung Bawar,Mekar Miko,Muraiba,Kasih Bunda dan posyandu Teluk kasih.

3.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai Januari 2021 sampai Juni 2021 terhitung dari pengajuan judul penelitian, penyusunan proposal, dan pengumpulan data, lalu dilanjukan dengan pengolahan hasil dan penulisan laporan akhir. Untuk pengumpulan data dilakukan pada juni serta pengolahan hasil serta penulisan laporan akhir dikerjakan pada Juni 2021.

4. Variabel Penelitian

Variabel Penelitian ialah suatu atribut, nilai/ sifat dari objek, individu/kegiatan yang memiliki banyak jenis tertentu antar satu dengan yang lain yang sudah ditetapkan peneliti yang kemudian dipelajari serta mencari informasi yang kemudian ditarik kesimpulannya(Ridha,2017).

(40)

Pada penelitian ini menggunakan 1 variabel (variabel tunggal ) yaitu peran kader Posyandu balita.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan informasi kuantitatif terkait variable yang sedang diteliti (Hartanto,2013). Pada penelitian ini instrument yang digunakan ialah kuisioner. Instrumen terdiri atas 2 bagian diantaranya ialah kuisioner data demografi dan kuisioner peran kader Posyandu balita.

5.1. Kuisioner data demografi

Instrument penelitian untuk data demografi ialah pengumpulan alamat responden, usia ,jenis kelamin, status pendidikan, pekerjaan, nama posyandu,tingkat posyandu,apakah kader pernah mengikuti pelatihan, banyak mengikuti pelatihan, topik pelatihan dan apakah pernah mengikuti kegiatan penyegaran kader yang dianalisis menggunakan system komputerisasi untuk mengetahui karakteristik kader Posyandu balita yang berada di wilayah kerja puskesmas Bintang.

5.2. Kuisioner peran kader Posyandu balita

Untuk instrument peran kader Posyandu ini, peneliti sebelumnya meminta izin untuk menggunakan kuisioner dan memodifikasi kuisioner dari peneliti sebelumnya yang berjudul “Gambaran Tugas dan Peran Kader Posyandu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bina bangun Kabupaten Cilacap” Oleh Dwinanda Danu Widoyo pada tahun 2017 namun tetap

(41)

29

sesuai dengan peran kader saat sebelum hari buka Posyandu, saat hari buka posyandu dan hari setelah buka Posyandu.

Instrument penelitian terdiri dari 20 pertanyaan dan sesuai dengan peran kader Posyandu balita dalam mencegah paparan Covid-19.

Instrumen ini menggunakan skala Guttman ialah skala yang ingin mendaptakan jawaban tegas dari responden yaitu jawaban ya maupun tidak. skor tertinggi bernilai (1) dan skor terendah (0). Dengan nilai jawaban ya memiliki skor (1) serta jawaban tidak bernilai (0). Melalui penyebaran nilai ini , selanjutnya peneliti mengelompokkan menjadi dua kelompok untuk mengetahui peran kader posyandu balita dalam mencegah paparan covid-19 di wilayah kerja puskesmas Bintang, kabupaten Aceh Tengah, yaitu sebagai berikut :

Penenentuan scoring pada kriteria objektif : Rumus Umum :

I = R/K

I = 100/2 = 50%

Keterangan :

I = adalah Interval

R = Range = skor tertinggi – skor terendah = 100-0 = 100%

K = Kategori = 2 (adalah banyaknya kriteria yang disusun pada kriteria objektif suatu variable)

Dengan kriteria penilaian: skor tertinggi–interval = 100 – 50 = 50%

Terlaksana = bila skor >= 50%

(42)

Tidak Terlaksana = bila skor < 50%

a. Kuisioner peran kader posyandu balita sebelum hari buka posyandu terdiri dari 7 pertanyaan, yaitu pertanyaan no 1,2,3,4,5,6,7 dengan pilihan jawaban “ya” (1) dan jawaban “tidak’

(0). Dengan hasil ukur “Terlaksana” (3.5-7), dan “tidak terlaksana”

(1-3.5)

b. Kuisioner peran kader saat hari buka Posyandu terdiri dari 8 pertanyaan yaitu nomor 8,9,10,11,12,13,14,15 dengan pilihan jawaban “ya” (1) dan jawaban “tidak’ (0). Dengan hasil ukur

“Terlaksana” (5-8), dan “tidak terlaksana” (1-4)

c. Kuisioner peran kader setelah hari buka Posyandu terdiri dari 5 pertanyaan yaitu 16,17,18,19,20 dengan jawaban “ya” (1) dan jawaban “tidak’ (0). Dengan hasil ukur “Terlaksana” (2.5-5), dan

“tidak terlaksana” (1-2.5)

Setelah hasil dari kuisioner didapatkan, selanjutnya peneliti akan melakukan persentase jawaban ideal yaitu 100% dari jumlah 30 responden. Adapun perhitungannya memakai rumus persetase :

P = F/N x 100%

P = 30/30 x 100%

P = 100%

Setelah persentasi didapat lalu difahami dengan menggunakan kalimat kualitatif dengan standar :

(43)

31

76-100% : tergolong Sangat Baik

56-75% : tergolong Cukup Baik 40-55% : tergolong Kurang Baik Kurang dari 40% : Tidak baik

6. Uji Validitas dan Reabilitas 6.1. Uji validitas

Uji validitas ialah derajat ketepatan antar data yang benar ada pada obyek dengan data yang bisa dikumpulkan oleh penliti (Sugiyono,2014 dalamZahra,2018). Adapun uji validitas yang dipakai pada peneliti ialah uji validitas isi, uji validitas kuisioner penelitian peran kader Posyandu balita dalam mencegah paparan Covid-19 ini dilakukan oleh salah satu dari dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dari Departemen Keperawatan Jiwa yang dimana memiliki keahlian sesuai dengan topic penelitian. Uji validitas paada penelitian ini di uji oleh ibu Jenny M.Purba,S.Kp.,MNS.,Ph.D yang ahli pada bidangnya.

Dari uji validitas yang dilakukan , peneliti mendapat skor 1 pada 20 pernyataan variable dari peran kader posyandu sebelum hari buka posyandu, saat hari buka posyandu dan setelah hari buka posyandu dalam mencegah paparan covid-19 di wilayah kerja puskesmas Bintang,Kabupaten Aceh Tengah dinyatakan valid.

(44)

6.2. Uji Reliabilitas

Uji realibilitas terkait tingkat kepercayaan, keterandalan, konsistensi, maupun kestabilan hasil dari suatu pengukuran (Indrawati,2015 dalamZahra,2018).Kuisioner yang telah dilakukan uji validitas selanjutnya akan dilakukan uji reliabilitas. Peneliti akan melakukan uji realibilitas sebelum dilakukannya pengumpulan data.

Selanjutnya uji reliabilitas akan dilaksanakan kepada 30 kader Posyandu balita yang berada di wilayah kerja puskesmas Bintang berdarkan kriteria sesuai dengan keinginan peneliti. Uji reliabilitas dilakukan menggunakan metode Reability Analysis Statistic dengan Cronbanch Alpha. Adapun hasil uji reliabilitas dari 20 pertanyaan variable peran kader posyandu balita dalam mencegah paparan covid-19 di wilayah Kerja Puskesmas Bintang,Kabupaten Aceh Tengah ialah 0.810. yang berarti instrument yang digunakan untuk pengumpulan data sudah reliable sehingga dapat dilaksanakan penelitian.

7. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh melalui kuisioner. Pengumpulan data dilaksanakan segera sesudah penelitimemperoleh surat izin untuk dilakukannya penelitian yang juga mendapatkan surat lolos etik yang berasal dari komisi etik penelitian Fakultas Keperawatan USU. Setelah memperoleh izin peneliti menunjukkan surat tersebut pada pihak puskesmas Bintang. Setelah memperoleh izin dari Puskesmas Bintang, peneliti mulai mengumpulkan data dengan menyebarkan kuisioner pada

(45)

33

responden yaitu kepada kader posyandu balita yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan peneliti. Saat dilakukannya pengumpulan data sebelumnya peneliti menghimbau responden untuk menerapkan protokol kesehatan diantaranya adalah menggunakan masker, minimal masker kain, selanjutnya menjaga jarak aman juga mencuci tangan bila keluar rumah dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer. Selanjutnya peneliti meminta kesediaan responden dengan memberikan lembar persetujuan (Inform Concent) sebelum diberikan kuisioner.peneliti menjelaskan kepada responden untuk mengisi kuisioner dengan memberi tanda centang di kolom jawaban yang ada di lembar kuisioner. Selanjutnya peneliti mempersilahkan responden untuk bertanya jika kurang mengerti saat proses menjawab kuisioner. Setelah responden selesai menjawab pertanyaan, lembar kuisioner dikembalikan kepada peneliti agar di olah lalu dianalisis dengan menggunakan system komputerisasi.

8. Etika penelitian

Penelitian ini dilaksanakan segera setelah peneliti memperoleh surat izin untuk dilakukannya penelitian yang sebelumnya sudah disetujui oleh institusi Fakultas Keperawatan USU serta sudah lolos dari Komisi Etik Fakultas Keperawatan USU. serta sudah memperoleh izin dilakukan penelitian dari Puskesmas Bintang. Setelah mendapatkan izin, peneliti mulai melakukan penelitian. Adapun saat melakukan penelitian, peneliti wajib mengutamakan etika dalam penelitian yaitu:

(46)

1. Inform Concent

Yaitu lembar persetujuan atau izin antara peneliti dengan respoden sebelum dilakukannya penelitian, yaitu peneliti memberikan selembar kertas yang terdiri dari pernyataan setuju atau tidak setuju untuk dijadikan sebagai responen penelitian. Tujuan diberikan Inform Concent ini supaya responden tau tujuan dan maksud yang dilakukan pada ini. Bila responden mau untuk menjadi responden, maka responden akan menandatangani lembar persetujuan atau Inform Concent tersebut. Apabila responden tidak mau untuk dijadikan responden, tidak ada paksaan yang dilakukan peneliti kepada responden untuk menandatangani lembar Inform Concent tersebut 2. Anonimity

Yaitu menjaga kerahasiaan responden dengan hanya menuliskan inisial nama di lembar kuisioner, sehingga privasi responden akan terjaga.

3. Nonmalaficience

Melindungi responden terhindar dari segala kerugiaan baik secara materiil maupun non materiil.

9. Analisa Data 9.1. Pengolahan data

Peneliti melakukan pengolahan data sesudah semua data dikumpulkan. Dimulai dari tahap Editing, peneliti mengechek kelengkapan pengisian data dari kuisioner yang telah terkumpul agar tidak salah dalam pengisian.Setelah selesai tahap editing dilanjutkan ke tahap Coding, adalah tahap memberikan tanda/kode di tiap data agar mudah dalam pengolahan

(47)

35

data. Selanjutnya peneliti melakukan Sorting, adalah dengan mengkategorikan data sesuai dengan yang diinginkan. Setelah itu Entry data, dimana peneliti mengisi data yang sudah diberi kode ke dalam computer yang selanjutnya dilakukan uji lanjut dengan menggunakan komputerisasi.Tahap terakhir yaitu Cleaning, ialah membersihkan data dengan cara memeriksa lagi data yang telah di masukkan kedalam program yang selanjutnya dilakukan perbandingan dengan data yang sebelumnya.

10. Analisa Univariat

Analisa Univariat dilakukan pada setiap variable dari hasil penelitian, pada analisa akan memperoleh distribusi juga frekuensi dari setiap variabel yang diteliti ( Muzakkir, 2013). Dalam penelitian ini , metode statistic univariat yang diperlukan untuk menggambarkan distribusi Peran Kader Posyandu Balita dalam Mencegah Paparan Covid- 19 yang berada di wilayah kerja Puskesmas Bintang, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Aceh Tengah yang di tampilkan dengan bentuk table distribusi frekuensi.

(48)

1. Hasil Penelitian

Adapun penjelasan dari hasil dari penelitian yang dilakukan antara lain ialah karakteristik dari data demografi responden, distribusi frekuensi peran kader posyandu balita dalam mencegah paparan covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Bintang, Kabupaten Aceh Tengah sebelum hari buka posyandu, saat pelaksanaan posyandu dan sesudah pelaksanaan kegiatan posyandu.

1.1. Gambaran Umum Karakteristik Responden

Gambaran umum karakteristik responden dapat dilihat pada table 1.1. berikut ini :

Tabel 1.1. Distribusi Frekuensi dan persentase gambaran umum karakteristik responden

No Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%) 1. Alamat Responden

Bale Nosar Mude Nosar Bamil Nosar Kala Bintang

8 5 5 12

26.7%

16.7%

16.7%

40.0%

(49)

37

2. Umur 21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 51-60 tahun

14 7 8 1

46.7%

23.3%

26.7%

3.3.%

3. Jenis Kelamin

Perempuan 30 100%

4. Pendidikan SD

SMP SMA

Perguruan Tinggi

4 13 12 1

13.3%

43.3%

40.0%

3.3%

5. Status Pekerjaan Bekerja

Tidak Bekerja

1 29

3.3%

96.7%

6. Nama Posyandu Ujung Bawar Mekar Miko Muraiba Kasih Bunda Teluk Kasih

8 5 5 6 6

26.7%

16.7%

16.7%

20.0%

20.0%

(50)

7. Tingkat Posyandu

Pratama 30 100%

8. Mengikuti Pelatihan Ya

Tidak

29 1

96.7%

3.3%

9. Topik Pelatihan Tidak ada

Penyuluhan di posyandu,ibu hamil dan Gizi

Imunisasi Imunisasi,Gizi Imunisasi,Gizi,Ibu Hamil,KMS/Buku KIA Imunisasi, Ibu hamil Penyuluhan di posyandu Imunisasi,Gizi,KMS/Buku KIA

Gizi

1 1 8 2 2

1 1 3 11

3.3%

3.3%

26.7%

6.7%

6.7%

3.3%

3.3%

10.0%

36.7%

10. Banyak Mengikuti Pelatihan Tidak ada

1 kali

1 22

3.3%

73.3%

(51)

39

2 kali

Lebih dari 2 kali

4 3

13.3%

10.0%

11. Mengikuti Penyegaran Ya

Tidak

21 9

70.0%

30.0%

1.2. Karakteristik Responden berdasarkan jenis kelamin

Pada bagian ini akan diperoleh gambaran secara umum mengenai karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 1.2 berikut :

Tabel 1.2 Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah responden (n) Persentase

(%)

1 Laki Laki 0 0%

2 Perempuan 30 100%

Jumlah 30 100%

(52)

Berdasarka table 1.2 diketahui bahwa secara keseluruhan jenis kelamin kader yang berada di posyandu secara keseluruhan berjenis kelamin perempuan sebanyak 100%.

1.3. Karakteristik responden berdasarkan Umur

Pada bagian ini akan diketahui umur kader posyandu dari pengelompokan responden berikut ini :

Tabel 1.3. Distribusi frekuensi dan persentase Responden berdasarkan umur

No Umur (Tahun) Jumlah (n) Persentase (%)

1 21-30 Tahun 14 46.7%

2 31-40 Tahun 7 23.3%

3 41-50 Tahun 8 26.7%

4 51-60 Tahun 1 3.3%

Total 30 100%

Berdasarkan table 1.3. tersebut diketahui bahwa mayoritas umur kader posyandu berada pada rentang 21-30 tahun adalah sebanyak 14 orang (46.7%), sedangkan kelompok terkecil berasal dari umur 51-60 tahun yaitu sebanyak 1 kader (3.3%). Kader yang berusia 31-40 tahun ialah berjumlah 7 kader (23.3%), selanjutnya kader dengan umur di rentang 41-50 tahun ialah sebanyak 8 kader (26.7%).

(53)

41

Hal tersebut menampilkan bahwa rata-rata umur kader yang berada di desa Nosar dan Kala bintang masuk kedalam umur yang produktif. Hal tersebut mendukung keaktifan kader dalam mencegah paparan covid-19 dalam pelaksanaan kegiatan posyandu. Hal ini didukung dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti lain yaitu Banowati, 2018 dengan hasil menunjukkan bahwa pada usia produktif atau dewasa (18-55 tahun), dikatakan bahwa individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat maupun kehidupan social juga lebih banyak menyiapkan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua. Dalam penelitian tersebut Banowati (2018) juga mengatakan bahwa kemampuan intelektual, pemecahan dalam masalah serta kemampuan verbal dikatakan bahwa nyaris tidak terdapat penurunan di usia tersebut

1.4. Karakteristik Respoden berdasarkan Pendidikan

Pada bagian ini akan membahas mengenai pendidikan kader, untuk lebih jelasnya akan di ketahui pada table 1.3 berikut ini :

Tabel 1.4. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Jumlah (n) Persentase (%)

1 SD 4 13.3%

2 SMP 13 43.3%

3 SMA 12 40.0%

4 Perguruan Tinggi 1 3.3%

(54)

Total 30 100%

Berdasarkan table 1.4. diketahui bahwa mayoritas kader dengan ppendidikan SMP berjumlah 13 kader (43.3%). Kemudian kader dengan pendidikan SMA berjumlah 12 kader (40.0%), selanjutnya kader dengan latar belakang SD ialah sebanyak 4 kader (13.3%) sedangkan kader dengan pendidikan perguruan tinggi hanya 1 kader (3.3%).

Seperti yang diketahui bahwa tingkat pendidikan juga mempunyai pengaruh pada cara pandang seseorang dalam menerima ide-ide baru serta teknologi. Selain itu pendidikan termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi atau cara pandang seseorang yang membuat seseorang lebih mudah untuk pengambilan keputusan serta berbuat (Isabela.2018 dalam Banowati.2018). pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa kader posyandu dengan latar belakang pendidikan rendah juga sangat berperan aktif dalam melaksanakan perannya dalam mencegah paparan covid-19 saat pelaksanaan kegiatan posyandu.

1.5. Karakteristik responden berdasarkan status pekerjaan

Pada bagian ini akan membahas mengenai status pekerjaan kader posyandu, dimana pekerjaan memiliki pengaruh terhadap keaktifan kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu, untuk mengetahui gambaran status pekerjaan kader dapat dilihat pada table 1.5 berikut ini :

(55)

43

Tabel 1.5. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden berdasarkan status pekerjaan

No Status Pekerjaan Jumlah (n) Persentase (%)

1 Bekerja 1 3.3%

2 Tidak Bekerja 29 96.7%

Total 30 100%

Dari table 1.5 diketahui bahwa jumlah kader yang memiliki status tidak bekerja adalah sebanyak 29 orang (96.7%) sedangkan kader yang memiliki status bekerja yang hanya 1 kader (3.3%).

Hal ini berpengaruh dalam keaktifan kader dalam melaksanakan kegiatan posyandu. Hal tersebut didukung dengan penelitian oleh Banowati (2018) yang memperoleh hasil bahwa sebagian besar responden memiliki status tidak bekerja ialah sejumlah 35 responden (64.8%), sedangkan kader yang memiliki status bekerja sejumlah 19 responden (35.2%). Hal ini berarti bahwa sebagian bersar besar kader kesehatan adalah ibu rumah tangga yang lebih banyak menghasikan waktunya didalam rumah. Jumlah responden yang memiliki sttaus tidak bekerja sebanyak (64.8%) atau berstatus hanya sebagai irt, hal tersebut menggambarkan aktifitas dari responden sebagian besar ialah mengurus anak juga rumah tangga, yang membuat responden memiliki lebih banyak waktu untuk mengasuh anak serta dapat berpartisipasi dalam pelaksanaan posyandu.

(56)

1.6. Karakteristik responden berdasarkan asal posyandu

Pada bagian ini akan membahas mengenai karateristik responden berdasarkan asal posyandu, untuk lebih jelasnya akan ditampilkan pada table 1.6 berikut ini :

Tabel 1.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Posyandu

No Asal Posyandu Jumlah (n) Persentase (%)

1 Ujung Bawar 8 26.7%

2 Mekar Miko 5 16.7%

3 Muraiba 5 16.7%

4 Kasih Bunda 6 20.0%

5 Teluk Kasih 6 20.0%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan table 1.6. diketahui bahwa kader terbanyak berasal dari posyandu yang berada di desa Nosar yaitu posyandu Bale Nosar dengan jumlah kader sebanyak 8 orang (26.7%). Selanjutnya kader yang berasal dari posyandu Mekar Miko sebanyak 5 kader (16.7%) ,kader yang berasal dari posyandu Muraiba juga berjumlah 5 orang (16.7%). Kemudian kader yang berasal dari posyandu Teluk kasih dan Kasih bunda memiliki masing-masing 6 kader dengan masing-masing presentasi (20.0%) yang bukan hanya melayani posyandu balita, tetapi juga bertugas dalam

(57)

45

kegiatan posyandu ibu dan anak. Di setiap desa, kader selalu hadir dalam kegiatan posyandu yang pelaksanaannya hanya 1 kali dalam sebulan.

1.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Posyandu

Pada bagian ini akan menunjukkan karakteristik responden berdasarkan tingkat posyandu yang berada di desa Nosar dan Kala Bintang , untuk lebih jelasnya akan dijelaskan di table 1.7 berikut ini :

Tabel 1.7 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden berdasarkan tingkat posyandu

No Tingkat Posyandu Jumlah (n) Persentase (%)

1 Pratama 30 100%

2 Madya - -

3 Purnama - -

4 Mandiri - -

Total 30 100%

Berdasarkan table 1.7 diketahui bahwa jumlah keseluruhan kader yang berasal dari posyandu pada tingkat Pratama adalah sebanyak 30 kader (100%)

(58)

1.8. Mengikuti Pelatihan dan Penyegaran

Pada bagian ini akan menunjukkan jumlah kader posyandu yang mengikuti kegiatan pelatihan dan penyegaran serta banyaknya kader mengikuti kegiatan pelatihan, lihat table 1.8 dan table 1.9

Tabel 1.8 Distribusi frekuensi dan persentase Kader yang Mengikuti Kegiatan Pelatihan dan penyegaran

No Mengikuti Pelatihan Jumlah (n)

Persentase (%)

1 Ya 29 96.7%

2 Tidak 1 3.3%

Total 30 100%

No Mengikuti Penyegaran

Jumlah (n)

Persentase (%)

1 Ya 21 70.0%

2 Tidak 9 30.0%

Total 30 100%

Tabel 1.9 Distribusi frekuensi dan persentase jumlah pelatihan yang kader ikuti

No Banyak

Mengikuti Pelatihan

Jumlah (n) Persentase (%)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan rekapitulasi jenis dan jumlah biaya tetap pada tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa total biaya tetap yang dikeluarkan oleh perusahaan selama tahun

Ibu Sri Mulyani, SEI, Msi selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus yang telah membantu dan meluangkan waktu serta dengan

Mencuci tangan aseptik yaitu cuci tangan yang dilakukan sebelum tindakan aseptik pada pasien dengan menggunakan antiseptik. Mencuci tangan dengan larutan

salah satu nilai tersebut adalah nilai keselamatan, yakni al- Qur’an mengajarkan manusia untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT dari berbagai kejahatan dalam surat

Pada masa itu, di kerajaan Aceh telah berlaku hukum Islam yang sesuai dengan agama yang dianut oleh masyarakat Aceh sendiri.Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya

mampu menekan penyakit rebah kecambah setelah muncul kepermukaan tanah pada tanaman kedelai, isolat yang terbaik untuk menekan.. penyakit rebah kecambah setelah muncul

a) Membuat model berupa modified octagonal U-bend yang mengacu terhadap geometri seperti gambar 3.2. Model modified octagonal U-bend dibuat dalam dua variasi, yaitu bend

maka dapat disimpulkan hasil analisis dari masing-masing elemen pada aspek sediaan dan aspek permintaan bahwa aspek sediaan memiliki elemen daya tarik dan elemen promosi yang