• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implikatur Percakapan Pada Wacana Kartun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Implikatur Percakapan Pada Wacana Kartun"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Implikatur Percakapan Pada Wacana Kartun

Sukribo

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implikatur percakapan yang ada pada wacana kartun Sukriboberdasarkan prinsip kerja sama dan maksim percakapan dari H.P Grice. Sumber data berasal dari kartun Sukribo yang terbit di surat kabar harian Kompas edisi minggu dari bulan September hingga Desember 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian deskriptif kualitatif. Wujud data yang dianalisis adalah tuturan yang ada dalam wacana kartun Sukribo. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik catat memakai kartu data. Data yang terkumpul dipilah dan dikategorisasikan berdasarkan bentuk penyimpangan terhadap prinsip kerja sama, serta dilanjutkan dengan proses inferensi. Hasil penelitian menunjukan adanya pelanggaran terhadap prinsip kerja sama berupa penyimpangan maksim percakapan yaitu maksim kuantitas, kualitas, relevansi dan maksim cara. Maksim yang paling banyak dilanggar adalah maksim relevansi. Penyimpangan terhadap maksim-maksim menimbulkan implikatur percakapan yang harus dimaknai secara khusus oleh pembaca. Penyimpangan tersebut bertujuan untuk memunculkan efek kelucuan dan penyampaian kritik secara terselubung terhadap berbagai peristiwa sosial politik yang terjadi di Indonesia di tahun 2012.

Kata Kunci: wacana kartun, implikatur percakapan, prinsip kerja sama

PENDAHULUAN

Surat kabar sebagai salah satu media massa cetak memiliki fungsi utama untuk menyebarkan informasi. Surat kabar juga berperan dalam membentuk opini dan persepsi masyarakat terhadap suatu realitas. Suwardi (dalam Kurniawan, 2006:13) berpendapat surat kabar memiliki fungsi untuk menyiarkan informasi, fungsi mendidik dan fungsi mempengaruhi.

(2)

edisi hari minggu Kompas menampilkan 5 buah kartun. Salah satunya adalah kartun Sukribo. Kartun bagi pembaca merupakan alternatif untuk mencermati dan memahami problematika yang ada di masyarakat.

Kartun Sukribo muncul pertama kali di bulan September 2003 dan dibuat oleh seorang kartunis bernama Ahmad Faisal Ismail dari Yogyakarta (Ahmad Faisal Ismail: berkibar bersama Sukribo, 2011). Kartun Sukribo menampilkan hal-hal yang lucu dan bermuatan kritik terhadap fenomena kehidupan sosial politik yang terjadi di masyarakat. Menurut Sudarta (via Supriyadi, 2011:88), kartun adalah semua gambar humor yang lahiriahnya bertujuan untuk mengejek. Ejekan atau kritikan yang dilontarkan dalam kartun Sukribo disampaikan secara halus dan terselubung. Penyampaian kritik semacam ini akan membuat pembaca „tersenyum“, jika mampu memahami maksud yang terkandung di dalamnya. Meski terselubung, kritikan yang dilontarkan Sukribo sering membuat panas telinga beberapa pihak yang dikritik.

Maksud terselubung yang terkandung dalam kartun Sukribo merupakan implikatur yang harus diungkap oleh pembaca. Mey (2001:45) menjelaskan bahwa implicature berasal dari kata kerja to imply yang pada awalnya berarti “melipat sesuatu menjadi sesuatu yang lain”, dan karena apa yang tersirat „terlipat di dalam“, maka harus „dibuka“ untuk dapat memahaminya. Penyampaian maksud yang dilakukan secara terselubung ini merupakan bagian dari implikatur percakapan. Dalam percakapan sehari-hari, sebuah proposisi sering tidak disampaikan secara eksplisit dalam tuturan melainkan secara implisit. Proposisi tersebut sering hanya dapat disimpulkan dengan merujuk pada apa yang dikatakan secara eksplisit berdasarkan beberapa prinsip percakapan. Inilah yang disebut sebagai implikatur percakapan (Bilmes dalam Mey, 2001:45).

(3)

Implikatur merupakan konsep dalam pragmatik yang dimunculkan oleh Grice. Grice berpendapat “apa yang diimplikasikan” dan “apa yang dikatakan” merupakan bagian dari makna penutur. Apa yang dikatakan merupakan bagian dari makna yang dapat ditentukan oleh syarat kebenaran semantik, sedang apa yang diimplikasikan merupakan bagian dari makna yang tidak dapat ditangkap dengan syarat kebenaran, sehingga menjadi bagian dari pragmatik (Meibauer, 2009:365). Apa yang diimplikasikan ini merupakan implikatur. Dalam komunikasi riil, sebuah tuturan dapat mengimplikasikan proposisi yang bukan merupakan bagian dari tuturan bersangkutan. Proposisi yang diimplikasikan inilah yang disebut implikatur (Wijana & Rohmadi, 2009:37). Dengan demikian implikatur dapat dikatakan sebagai makna terselubung yang diimplikasikan oleh apa yang dituturkan. Yule (1996:61) menyebutnya sebagai makna tambahan dari yang terkatakan.

Grice membedakan beberapa jenis implikatur, dan yang dianggap terpenting adalah implikatur percakapan.

Bagan 1. Tipe Makna Penutur menurut Grice (Meibauer, 2009:36)

(4)

menghasilkan maksud tambahan yang disampaikan apabila kata-kata itu digunakan (Yule: 1996:78).

Implikatur percakapan dapat terjadi dengan dua cara. Pertama, implikatur percakapan khusus (Particularized conversational implicature) yaitu implikatur yang sangat tergantung pada konteks dan tidak berasosiasi dengan bentuk linguistik tertentu. Kedua, implikatur percakapan umum (generalized conversational implicature) yang relatif tidak bergantung pada konteks. Implikatur ini biasanya berkaitan dengan bentuk linguistik tertentu (Meibauer, 2009:365).

Agar sebuah komunikasi bisa berlangsung lancar, para peserta tutur harus bersikap kooperatif serta memperhatikan seperangkat asumsi. Penutur dan mitra tutur harus menjalankan prinsip kerja sama dan mematuhi maksim percakapan (Meibauer, 2008: 24). Implikatur percakapan akan muncul jika penutur melakukan penyimpangan terhadap prinsip kerja sama dan maksim percakapan tersebut. Meskipun terjadi penyimpangan, peserta tutur dapat memperhitungkan implikatur tersebut melalui inferensi.

Perincian dari prinsip kerja sama beserta empat maksimnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Prinsip Kerja sama: Buatlah kontribusi percakapan anda seperti yang diminta, pada tahap dimana percakapan tersebut terjadi, dengan maksud atau arah pertukaran pembicaraan yang bisa diterima dimana anda terlibat di dalamnya.

Maksim

Kuantitas Buatlah kontribusi anda seinformatif seperti yang diminta (untuk tujuan pertukaran)

Jangan memberi kontribusi lebih informatif dari yang diminta Kualitas Upayakan untuk memberikan kontribusi yang benar:

1. Jangan mengatakan apa yang anda yakini salah

2. Jangan katakan sesuatu jika anda tidak memiliki bukti yang cukup Relevansi /Relasi Relevanlah

(5)

Implikatur percakapan memiliki beberapa sifat. Pertama, implikatur percakapan dapat direkonstruksi kembali dengan bantuan makna kata pada kalimat yang terucapkan, prinsip kerja sama dan maksim-maksimnya serta melalui bantuan konteks. Kedua, implikatur percakapan hanya dapat muncul pada konteks tertentu. Dengan kata lain, kemunculannya sangat tergantung pada konteks dimana ia berada. Ketiga, implikatur dapat dibatalkan. Hal ini berarti, pada konteks yang sama sebuah implikatur dapat digantikan dengan ujaran lain tanpa menimbulkan efek yang kontradiktif (Meibauer, 2008:31-32).

Dalam wacana kartun diduga terjadi banyak penyimpangan. Salah satu faktor penyebabnya adalah hakikat kartun itu sendiri yaitu gambar, sketsa atau ilustrasi yang menekankan parodi, humor, dan komedi, bahkan sindiran atau satir (Ferdinand, 2011). Humor atau sindiran tersebut disampaikan secara tidak langsung atau terselubung.

Selain itu wacana kartun hanya memperoleh ruang yang sedikit di surat kabar. Kartun Sukribo setiap kali terbit rata-rata terdiri atas 2 hingga 4 adegan. Dalam ruang yang sempit tersebut, kartunis harus dapat menyampaikan hal-hal yang lucu, sekaligus kritik. Kartunis seolah „dipaksa“ untuk menyampaikan maksud (kritik) secara terselubung dan dikemas dalam format yang menimbulkan kelucuan untuk pembaca. Jalan yang diambil oleh kartunis adalah dengan melakukan penyimpangan terhadap prinsip kerja sama untuk memunculkan implikatur. Kelucuan dalam wacana kartun – berdasarkan teori humor - dikembangkan dari konsep ketidaksejajaran (incongruity) dan pertentangan (conflict) (Wijana dalam Budiyanto 2009). Menurut McGhee (via Lili, 2012) ketidaksejajaran adalah“something unexpected, out of context, inappropriate, unreasonable, illogical, exaggerated and so forth”.

METODE PENELITIAN

Subjek penelitian ini adalah satuan lingual dalam pertuturan pada wacana kartun Sukribo. Kartun yang diambil sebagai sampel penelitian adalah kartun Sukribo di surat kabar harian Kompas edisi minggu dari bulan September hingga Desember 2012. Keseluruhan berjumlah 17 gambar kartun.

(6)

Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai human instrument. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah teknik catat menggunakan kartu data. Kartu data terdiri atas dua bagian yaitu bagian deskripsi dan bagian refleksi.

Kerangka yang digunakan untuk menganalisis data adalah teknik deskriptif. Pertama, data yang terkumpul akan dipilah dan dikategorisasikan berdasarkan bentuk penyimpangan terhadap prinsip kerja sama dan maksim percakapan. Langkah berikutnya adalah melakukan inferensi terhadap implikatur percakapan. Untuk melihat peristiwa yang terjadi di masyarakat yang terkait dengan konteks situasi dalam wacana kartun Sukribo dilakukan penelusuran berita di media online. Hal ini perlu dilakukan mengingat kartun merupakan hasil refleksi pemikiran sang kartunis terhadap suatu kejadian. Validitas data diperoleh dengan menggunakan validitas semantik berupa pemaknaan satuan-satuan lingual yang mengandung implikatur percakapan. Reliabilitas data diperoleh melalui teknik intra-rater yaitu dengan baca dan kaji secara berulang-ulang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Wacana kartun Sukribo yang terbit tiap minggu merupakan hasil refleksi dari sang kartunis atas pengamatannya terhadap kehidupan sosial politik di Indonesia. Tokoh utama dalam kartun ini adalah Sukribo, Ridwan dan pak Lurah. Ketiganya digambarkan tinggal di suatu kampung yang dipimpin oleh pak Lurah. Penggambaran sebagai rakyat biasa sangat tampak dari penokohan mereka. Potret kehidupan rakyat biasa telah lama menjadi sumber inspirasi yang tak pernah habis bagi para kartunis. Tak sedikit karya kartunis yang menggambarkan kehidupan masyarakat golongan bawah, relasi diantara mereka maupun dengan penguasa. Peristiwa komunikasi antara Sukribo (S), Ridwan (R), pak Lurah (PL) dan warga lainnya yang digambarkan dalam wacana kartun Sukribo banyak mengandung hal-hal yang menggelitik, dan kritik.

(7)

Penyimpangan terhadap Maksim Kuantitas

Maksim kuantitas menuntut penutur untuk memberikan kontribusi dalam sebuah peristiwa komunikasi seinformatif seperti yang diminta dan tidak memberikan kontribusi yang lebih informatif dari yang diminta. Penyimpangan terhadap maksim ini akan memunculkan implikatur percakapan. Hal ini ditemukan dalam kartun Sukribo edisi 9 September 2012 yang berjudul “GABPENSI”.

Gambar 1. Kartun Sukribo edisi 9 September 2012

A : Ridwaan. Buset dah, susah banget nyari kamu ini, hedew dah jadi pengusaha makmur, sibuk

bangeet.

R : Hoiii Aliii… Pengusaha apaa… Aku tuh cuma pengacara, pengangguran banyak acara…!!

+> meski tidak bekerja, R memiliki banyak kegiatan.

S : Heh, jangan sembarangan ngomong kamu ndut, menghina pengacara nganggur

kamuuu…pelecehan profesi itu…Bisa dituntut kamu!!

+> Seorang pengacara dapat menuntut seseorang karena ucapannya dianggap melecehkan profesi

pengacara

A : ?!

R : ?!

(8)

Menteri KEMENHUM Denny Indrayana melalui twitter. Hal ini kemudian dilaporkan oleh O.C Kaligis ke Polda Metro Jaya, karena pernyataan Deny dalam akun twitternya dianggap

telah melecehkan profesi pengacara (periksa

http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/12/08/24/m98eo1-oc-kaligis-laporkan-wamenkumham-ke-polda-metro-jaya-ada-apa).

Konteks yang muncul dalam kartun adalah pertemuan antara Ridwan (R) dan Ali (A) yang sudah lama tidak berjumpa. R membantah pernyataan A yang menyatakan bahwa ia telah menjadi pengusaha. R mengatakan, bahwa dia hanya menjadi pengacara yang merupakan singkatan pengangguran banyak acara. Di sini R melakukan penyimpangan terhadap maksim kuantitas karena ia memberikan informasi yang lebih dari yang diminta mitra tutur. Dia sebenarnya cukup dengan menyatakan: Aku belum jadi pengusaha, atau aku masih menganggur. Dari tuturan R yang menyatakan bahwa dia adalah seorang Pengacara, pengangguran banyak acara memunculkan implikatur bahwa meski dia seorang yang tidak memiliki pekerjaan, namun tetap memiliki banyak kegiatan.

Pada saat yang bersamaan Sukribo (S) menimpali agar R hati-hati dalam memberikan pernyataan karena bisa dianggap melecehkan profesi pengacara dan bisa dituntut. Pernyataan S ini merupakan penyimpangan terhadap maksim relevansi, karena pernyataan S tidak relevan dengan konteks pembicaraan antara R dan A mengenai R yang sampai saat ini masih menganggur.

Penyimpangan terhadap Maksim Kualitas

(9)

Gambar 2. Kartun Sukribo edisi 18 November 2012.

P : Pak Lurah...tolong nenek kamiii, dia ditangkap polisi gara-gara ngambil ketela rambat. Toloong pak

Lurah kami mohon

PL : Tapi dia emang mencuri kan…?

P : memang nenek khilaf, tapi itu semua karena kami 2 hari nggak punya nasi untuk dimakan, sungguh

S : (berbisik pada Ib) ssst salah..! Jangan bilang gitu…!! Bilang kalau nenek kalian cuma kurir

narkoba…nanti diampuni..!

+> ada terpidana kasus narkoba yang diberi ampunan karena ia dianggap hanyalah seorang kurir narkoba,

sedang pencuri ubi jalar tidak akan diampuni

.

(10)

semua kurir narkoba diberi ampunan. Dengan kata lain S menuturkan sesuatu yang belum tentu benar.

Apa yang digambarkan dalam kartun tersebut erat kaitanya dengan pemberian grasi yang diterima seorang terpidana kasus narkoba. Pada bulan November 2012 presiden SBY memberikan grasi kepada Meirika Franola, karena dianggap hanya sebagai kurir sindikat

narkoba sehingga layak diberi grasi (Periksa

http://nasional.kompas.com/read/2012/11/16/06202611/Grasi.Minus.Garansi).

Penyimpangan terhadap Maksim Relevansi

Maksim relevansi menuntut penutur untuk menyampaikan informasi yang relevan dengan konteks tuturan. Penyimpangan terhadap maksim relevansi dapat dilihat pada kartun edisi 11 November 2012 berjudul “bagi tugas BUMN”.

Gambar 3. Kartun Sukribo edisi 11 September 2012

S : Sini Pras, emakmu kan lagi sakit, ayo bantu mencuci, yuk bagi tugas. Om Kribo yang ngucek dan

nyikat, Pras yang meresin yaa..!!

P : Om Kribo yang ngucek yaaa, Pras yang jadi anggota DPR.

+> Anggota DPR juga melakukan pekerjaan memeras.

(11)

menyikat baju, sedang P bertugas memeras baju yang sudah disikat. P menyetujui usulan S dengan menegaskan bahwa S yang mengucek baju. Namun P membuat pernyataan lanjutan yang melanggar maksim relevansi yaitu dengan mengatakan Pras yang jadi anggota DPR, padahal tugas P adalah memeras baju. Tugas anggota DPR tentu tidak terkait sama sekali dengan memeras baju. Frasa anggota DPR yang dikaitkan dengan tugas P memeras baju mengimplikasikan adanya anggota DPR yang diindikasikan berperilaku seperi P yaitu memeras, namun yang diperas BUMN. Konteks tersebut terkait dengan tindakan Menteri BUMN Dahlan Iskan yang melaporkan duganan mengenai beberapa anggota DPR yang

memeras BUMN ke Badan Kehormatan DPR (Periksa

http://news.detik.com/read/2012/11/05/133741/2081677/10/dahlan-iskan-juga-akan-laporkan-anggota-dpr-pemalak-ke-kpk)

Penyimpangan terhadap Maksim Cara

Maksim cara mensyaratkan penutur untuk menyampaikan tuturan dengan jelas, tidak bertele-tele, ambigu dan disampaikan secara runtut. Penyimpangan terhadap maksim ini ditemukan pada kartun edisi 9 Desember 2012 berjudul “beda urusan”.

(12)

S : Aduh Wan…

R : Kenapa..??

S : Aku harus ke belakang nih…Perutku mules bangeeet…

R : Jangan…!!

R : Ada yang ngantuk saat pak Lur pidato aja kena tegur, apalagi kamu mau pergi

S : Ufff…tenang aja aku tahu caranya…

S : Pak Lurah..maaf saya mohon ijin mau pamit korupsi sebentar.

+> S yakin akan diperbolehkan meninggalkan forum karena ijin untuk melakukan korupsi lebih

bisa diterima oleh pak Lurah.

PL: (Wajah memerah, dan terkejut)

Presiden SBY saat berpidato di beberapa kesempatan pernah menegur pendengarnya karena ada yang mengantuk. Hal ini pernah pula terjadi saat berpidato dihadapan anak-anak. (periksa http://www.merdeka.com/peristiwa/saat-pidato-sby-pernah-tegur-perwira-tni-hingga-anak-anak.html). Kartun ini tampaknya terinspirasi dari peristiwa itu.

Dalam kartun terlihat PL sedang berpidato. S yang ada diantara pendengar tiba-tiba ingin ke WC karena sakit perut. R melarangnya karena pendengar yang mengantuk ditegur, apalagi akan meninggalkan forum pertemuan. S bersikukuh akan meninggalkan forum, karena ia memiliki cara tepat untuk pamit. Ia memberikan tuturan mohon ijin mau pamit korupsi sebentar. Kontribusi dari S ini merupakan penyimpangan maksim cara, karena maknanya kabur dan tidak ada seorangpun yang minta ijin untuk korupsi. Hal ini memunculkan implikatur yaitu S berkeyakinan alasan meninggalkan forum karena akan melakukan tindakan korupsi lebih bisa diterima oleh PL, ketimbang ijin akan ke WC karena sakit perut, dan tidak akan ditegur seperti ketika PL menegur peserta yang mengantuk saat mendengarkan pidato PL.

SIMPULAN

(13)

percakapan sebagai akibat dari penyimpangan terhadap prinsip kerja sama dan maksim percakapan dari Grice. Maksim yang paling banyak dilanggar adalah maksim relevansi, kemudian disusul maksim kualitas, cara dan kuantitas. Penyimpangan maksim tersebut sengaja dilakukan oleh kartunis untuk membungkus kritik yang akan disampaikan dan sekaligus memunculkan aspek kelucuan. Implikatur yang ada pada dasarnya merupakan kritik terhadap perilaku pejabat yang koruptif dan mementingkan diri sendiri, sistem peradilan dan kehidupan sosial rakyat jelata.

DAFTAR RUJUKAN

Ahmad Faisal Ismail: Berkibar bersama Sukribo. (2011, Agustus 16) diakses dari

http://roemahpelantjong.blogspot.com/2011/08/ahmad-faisal-ismail-berkibar-bersama.html, pada tanggal 18 Juni 2013.

Budiyanto, Dwi. (2009). “Penyimpangan Implikatur Percakapan dalam Humor-Humor Gus Dur“ dalam LITERA, Vol. 8, No. 2, Oktober 2009. Diakses dari

http://journal.uny.ac.id/index.php/litera/article/view/1206pada tanggal 15 Maret 2013.

Ferdinand, Agus. (2011). „(Aspirasi) Kartun dan Karikatur sebagai Karya Jurnalistik di Kompasianadalam Kompasiana, 25 November 2011. Diakses dari http://media.kompasiana.com/new-media/2011/11/25/aspirasi-kartun-dan-karikatur-sebagai-karya-jurnalistik-di-kompasiana-416255.htmlpada tanggal 2 Mei 2013.

Kurniawan, Eko. (2006). Studi Analisis Isi Pemberitaan Media Massa tentang Lingkungan Hidup dan Implikasinya terhadap Kebijakan Pengelolaan Lingkungan di Kabupaten Bangka. Tesis. Program Magister Ilmu Lingkungan, Pascasarjana, Universitas Diponegoro. Diakses dari

http://eprints.undip.ac.id/15499/1/Eko_Kurniawan.pdfpada tanggal 19 Juni 2013.

Lili, Zhan. (2012) ”Understanding Humor Based on the Incongruity Theory and the

Cooperative Principle” dalam Studies in Literature and Language. Vol. 4, No. 2, 2012, pp. 94 – 98. Diakses dari

http://cscanada.net/index.php/sll/article/view/2472/0pada tanggal 15 Maret 2013.

Mey, Jacob L. (2001). Pragmatics, an Introduction. Second edition. Oxford: Blackwell Publishing.

(14)

_____________ (2008). Pragmatik eine Einführung. Zweite, verbesserte Auflage. Tübingen: Stauffenburg Verlag.

Sudaryanto. (2012)Wacana Humor Verbal Tulis Gus Dur: Kajian Sosiopragmatik. Tesis. Program Studi Linguistik Terapan, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses dari

http://eprints.uny.ac.id/8438/1/COVER%20-%2009706251018.pdfpada tanggal 15 Maret 2013.

Supriyadi, Slamet. (2011).“Karikatur Karya G.M Sudarta di Surat Kabar Kompas, Kajian Pragmatik“ dalam Humaniora, Vol. 23, No. 1 Februari 2011: 87 – 97 diakses dari http://jurnal.ugm.ac.id/index.php/jurnal-humaniora/article/view/1013/842 pada tanggal 15 Maret 2013.

Wijana, I Dewa Putu., & Rohmadi, Muhammad. (2009). Analisis Wacana Pragmatik, Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka

Yamazaki, Tatsuroh. (2010) „Conversational Implicature in Stand-up Comedies” dalam Tama Journal , Maret 2010. Diakses dari

http://repo.lib.hosei.ac.jp/handle/10114/6459pada tanggal 15 Maret 2013.

Gambar

Tabel 1. Prinsip Kerja sama dan Maksim Percakapan dari Grice (Meibauer, 2008:25)
Gambar 1. Kartun Sukribo edisi 9 September 2012
Gambar 2. Kartun Sukribo edisi 18 November 2012.
Gambar 3. Kartun Sukribo edisi 11 September 2012
+2

Referensi

Dokumen terkait

matian, secara statistik dapat dilihat bahwa kandungan asam oksalat pada sayur bayam yang didiamkan selama 2 jam sudah memiliki perbedaan yang bermakna dengan kadar

kebersihan (sampah) di Daerah Tujuan Wisata (DTW) pemandian Karang Anyar.

Korgaonkar (2011) yang menguji hubungan dimensi dari kepercayaan terhadap niat online (pembelian online). Dengan hasil studi bahwa keyakinan kepercayaan merek

Pengertian keseimbangan pasar adalah tingkat harga maupun jumlah barang yang diminta dalam keadaan seimbang dan tidak ada kekuatan atau kecenderungan untuk

1.. jika customer sudah melakukan pembelian sebesar minimal lima ratus ribu rupiah dalam jangka waktu dua tahun, setiap pembelian akan dicatat pada temporary card. Setiap customer

Meskipun pekan lalu disibukkan dengan laporan keuangan triwulanan, di mana 37 persen kapitalisasi pasar S&P 500 menyampaikan laporannya, pasar diwarnai oleh fluktuasi yang

Puji syukur atas kasih yang telah diberikan Tuhan Yesus Kristus kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul : “KONSUMSI IKAN ASIN LAYUR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPERHENSIF DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA.. BERENCANA (KB) PADA NY.M UMUR 27 TAHUN G2P1AO DI BIDAN SRI