PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE, KOMISARIS INDEPENDEN, NET PROFIT MARGIN DAN SIZE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR
PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2016-2018 THE EFFECT OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE, INDEPENDENT COMMISSIONERS, NET PROFIT MARGIN AND SIZE ON FIRM VALUE ON MINING SECTOR LISTED
IN INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD 2016-2018
Jeny Andari1, Willy Sri Yuliandhari2
1,2Prodi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom
1[email protected], 2[email protected]
Abstrak
Nilai perusahaan merupakan suatu ukuran bagi para investor untuk menilai suatu perusahaan. nilai perusahaan dapat diukur dari harga pasar saham pada pasar modal. Kadang nilai atau harganya naik dan juga dapt turun. Jika nilai perusahaan suatu perusahaan baik maka akna berdampak baik bagi perusahaan dari semua aspek. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan melalui corporate social responsibility disclosure, komisaris independent, net profit margin dan size pada perusahaan sektor pertambangan tahun 2016-2018.
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari data laporan keuangan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Teknik pemilihan sampel adalah purposive sampling dan diperoleh 31 perusahaan dengan periode penelitian 2016-2018. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analasis regresi data panel dengan menggunakan software Eviews versi 9. Total sampel yang digunakan dari pengurangan dengan teknik purpose sampling sebanyak 67 sampel, yaitu terdiri dari 28 perusahaan selama 3 tahun periode, dengan data outlier sebanyak 17 sampel. Model analisis data penelitian ini adalah analisis tergresi data panel, analisis deskriptif, uji asumsi klasik, uji simultan dengan menggunakan uji F dan uji parsial menggunakan uji T.
Hasil dari penelitian ini adalah Corporate Social Responsibility Disclosure, Komisaris Independen, Net Profit Margin dan Size secara simultan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan, secara parsial Corporate Social Responsibility Disclosure dan Net Profit Margin tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahan, sedangkan Komisaris Independen dan Size berpengaruh negative terhadap Nilai
Perusahaan.
Kata Kunci: Corporate Social Responsibility Disclosure, Komisaris Independen, Net Profit Margin, Nilai Perusahaan, dan Size
Abstract
Firm value is a measure for investors to value a company. Firm value can be measured from the stock market price on the capital market. Sometimes the value or price goes up and it can also go down. If a firm's value is good, it will have a good impact on the company from all aspects. This study aims to analyze the factors that influence the value of the company through corporate social responsibility disclosure, independent commissioners, net profit margins and size in mining sector companies in 2016-2018.
The data used in this study were obtained from financial statement data. The population in this study are mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The sample selection technique was purposive sampling and obtained 31 companies in the 2016-2018 research period. The data analysis method in this research is panel data regression analysis using E-views version 9 software. The total sample used from the reduction with the purposive sampling technique was 67 samples, consisting of 28 companies over a 3-year period, with 17 samples of outlier data.
The data analysis model of this research is panel data regression analysis, descriptive analysis, classical assumption test, simultaneous test using the F test and partial test using the T test.
The results of this study are the Corporate Social Responsibility Disclosure, Independent Commissioner, Net Profit Margin and Size simultaneously have an effect on Firm Value, partially Corporate Social Responsibility Disclosure and Net Profit Margin have no effect on Company Value, while Independent Commissioners and Size have a negative effect on Firm Value.
1
2
Keywords: Corporate Social Responsibility Disclosure, Independent Commissioner, Net Profit Margin, Company Value, and Size.
1. Pendahuluan
Nilai perusahaan merupakan gambaran yang dihasilkan dari persepsi investor dalam menilai keberhasilan suatu perusahaan yang bersangkutan lansung dengan harga saham. Nilai perusahaan sangat penting, karena dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang dapat berdampak pada keinginan investor untuk berinvestasi dalam perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan yang tinggi merupakan tujuan jangka panjang yang seharusnya dicapai perusahaan yang akan tercermin dari harga pasar saham karena penilaian investor terhadap perusahaan dapat diamati melalui pergerakan harga saham perusahaan11.Saham merupakan salah satu instrument pasar modal yang banyak diminati investor, karena mampu memberikan tingkat pengembalian yang menarik3. Nilai perusahaan dapat dilihat dari harga saham yang stabil, dan mengalami kenaikan dalam jangka panjang, semakin tinggi harga saham maka dianggap nilai perusahaan akan semakin baik. Harga saham dan kinerja perusahaan subsektor batu bara yang mengalami penurunan tersebut menyebabkan penurunan nilai perusahaan sepanjang tahun 2016-2017. Selain penurunan harga saham, di tahun ini pula, PT Baramulti Suksessarana Tbk. (BSSR) mengalami penurunan kinerja perusahaan9.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, ada beberapa faktor yang menyebabkan baik atau buruknya nilai perusahaan, salah satunya adalah Corporate Social Responsibility Disclosure. Dalam melaksanakan kewajiban dan kepatuhan terhadap undang-undang yang dibuat untuk perlindungan lingkungan, maka nilai perusahaan akan baik dan investor akan memberi respon yang baik pula. Upaya peningkatan nilai perusahaan juga harus memperbaiki hubungan antara perusahaan dan para pihak manajemen. Untuk itu, para pemegang saham menyerahkan urusan pengelolaan perusahaan kepada orang-orang yang berkompeten dalam bidangnya seperti manajer dan komisaris3. Namun, hal tersebut rentan dengan adanya kendala, salah satunya adalah konflik agensi antara pemilik modal dan manajer17. Adanya salah satu mekanisme GCG ini diharapkan monitoring terhadap manajer perusahaan dapat lebih efektif sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan nilai perusahaan. Faktor keuangan lainnya yang diduga mempengaruhi nilai perusahaan adalah profitabilitas yang dapat diukur dengan net profit margin16. Net profit margin adalah gambaran dari persentase laba bersih yang diperoleh dari laba setiap penjualan6. Supaya perusahaan mendapatkan penilaian baik dalam keefektifan mendapatkan laba maka harus meningkatkan profitabilitas sehingga perusahaan memiliki nilai perusahaan yang baik12. Selanjutnya, faktor yang diduga mempengaruhi adalah size. Total penjualan, total asset, rata-rata tingkat penjualan dapat menetukan besar atau kecilnya perusahaan.
Perusahaan yang memiliki skala besar memiliki segudang kelebihan diantaranya dapat menjadi tolak ukur dalam memperoleh dana dari pasar modal13.
Menurut penelitian sebelumnya, terdapat hasil penelitian yang berbeda antara adanya pengaruh dari faktor-faktor tertentu, dan ada hasil yang tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Berdasarkan fenomena dan inkonsistensi hasil penelitian tersebut, maka penelitian lebih lanjut dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan dengan judul “Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure, Komisaris Independen, Net Profit Margin Dan Size Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018”
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Menurut Jensen dan Mecking (1976) terdapat dua pembagian bidang tugas yaitu ‘agen’ yang di duduki oleh seorang manajer dan pemegang saham yang akan menjadi ‘prinsipal’8. Pemegang saham yang menjadi ‘prinsipal’ untuk perwakilan dalam pengambilan keputusan sebuah bisnis terhadap manejer yang mewakilkan atau menjadi agen dari pemegang saham. Timbulnya sebuah permasalahan yang menjadi penyebab sistem kepemilikan perusahaan yang berdampak agen tidak akan selalu membuat sebuah keputusan yang memiliki tujuan dalam memenuhi kebutuhan principal. Teori keagenan ini memiliki tujuan perbedaan antara principal dengan agen dapat menimbulkan suatu konflik karena manajer dalam perusahaan memiliki tujuan diri sendiri, misal memiliki tujuan untuk mendapatkan bonus yang tinggi.
2.2 Corporate Social Responsibility Disclosure
Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD) merupakan bentuk yang digunakan oleh perusahaan dalam berkomunikasi mengenai CSR yang telah dilakukan berupa informasi di dalam laporan tahunan (annual report) yang digunakan oleh masyarakat dan pihak yang berkepentingan lainnya. Corporate Social Responsibility dapat diukur dengan metode Corporate Social Responsibility Disclosure Index (CSRI) dengan menggunakan enam indikator kinerja
3 terdiri dari 91 item berdasarkan GRI versi 4. Perolehan indeks dari analisa pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Enam indikator kinerja dari GRI versi 4 mencakup dalam ekonomi (AEC) yang terdiri dari 9 item, lingkungan (AEN) terdiri dari 34 item, tenaga kerja (ALA) terdiri 16 item, hak asasi manusia (AHR) 12 item, social masyarakat (ASO) 11 item dan tanggung jawab produk (APR) terdiri dari 9 item. Untuk mengukur Corporate Social Responsibility menggunakan metode sistem item dalam pengungkapan dengan instrumen penelitian, jika dingkapkan diberi nilai 1 sedangkan jika tidak diungkapkan diberi nilai 0. Langkah berikutnya menjumlahkan semua skor yang diperoleh dari setiap item agar dapat memperoleh keseluruhan skor dalam setiap perusahaan. Dan rumusnya adalah sebagai berikut:
𝑪𝑺𝑹𝑰𝒋 = ∑𝑿𝒊𝒋 𝒏𝒋 Keterangan:
CSRI = Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j.
nj = Jumlah item untuk perusahaan j (skor maksimal = 91)
∑Xij = Jumlah total pengungkapan CSR oleh perusahaan (1= diungkapkan dan 0= tidak diungkapkan)
2.3 Komisaris Independen
Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/Pojk.04/2015 Tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit dinyatakan bahwa komisaris independen merupakan dari bagian dewan komisaris yang bukan dari internal emiten atau perusahaan publik dan telah memenuhi syarat. Komisaris independen merupakan orang yang tidak memiliki kepentingan atau hubungan afiliasi di dalam perusahaan. Dan jumlah komisaris independen wajib minimal 30% dari jumlah keseluruhan dewan komisaris.
Keterangan:
KI = Komisaris Independen
∑KI = Jumlah Komisaris Independen
∑DK = Jumlah Dewan Komisaris
𝑲𝑰 = ∑𝑲𝑰
∑𝑫 𝑲
𝒙 𝟏𝟎𝟎% (2.2)
2.4 Net Profit Margin
Rasio profitabilitas merupakan gabungan dari beberapa rasio yang memberikan kombinasi dengan pengaruh likuiditas, manajemen aset, dan utang dalam hasil operasi1. Profitabiltas memiliki tujuan untuk mendapatkan informasi mengenai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu dan dapat memberikan gambaran dari keefektivitasan manajemen dalam pelaksanaan proses kegiatan operasi. Laba penring bagi semua pengguna laporan keuangan, khususnya kepada kreditor karena akan menjadi salah satu sumber dana dalam mencakup utang dan manajemen dapat menggunakan laba untuk ukuran kerja.
𝑬𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝑨𝒇𝒕𝒆𝒓 𝑰𝒏𝒕𝒆𝒓𝒆𝒔𝒕 𝒂𝒏𝒅 𝑻𝒂𝒙 3. Keterangan:
𝑵𝒆𝒕 𝑷𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕 𝑴𝒂𝒓𝒈𝒊𝒏 = 𝑺𝒂𝒍𝒆𝒔 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
(2.3) 4. EAIT = Penjualan – Semua biaya - Pajak Penghasilan
2.5 Size
Ukuran perusahaan dapat menilai besar atau kecilnya suatu perusahaan dengan melihat nilai ekuitas, penjualan atau aktiva14. Perusahaan yang ukuran perusahaan lebih besar dianggap mampu dalam mempertahankan perusahaan dibandingkan dengan ukuran perusahaan yang kecil, karena makin besar perusahaan, maka semakin besar sumber daya perusahaan.
Total penjualan, total asset, rata-rata tingkat penjualan dapat menetukan besar atau kecilnya perusahaan. Perusahaan yang memiliki skala besar memiliki segudang kelebihan diantaranya dapat menjadi tolak ukur dalam memperoleh dana dari pasar modal, memiliki kekuatan dalam hal tawar-menawar (Bargaining Power) dengan kontrak keuangan, dan akan mengahasilkan lebih banyak laba atas pengaruh skala dalam biaya dan return9.
4
𝑺𝒊𝒛𝒆 = 𝑳𝒏 ( 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒆𝒕) (2.4)
5 2.6 Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan adalah persepsi investor dalam menilai tingkat keberhasilan suatu perusahaan mengenai harga saham7. Dari harga saham tersebut akan terlihat gambaran dari nilai perusahaan. Jika pemegang saham memiliki kemakmuran yang tinggi maka dianggap nilai perusahaan tersebut tinggi. Dalam memaksimalkan nilai perusahaan merupakan salah satu dai tugas manajer, maka dari itu perusahaan akan mempercayakan kepada manajer untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan akan maksimal jia struktur modalnya baik atau optimal sehingga penggunaan hutang perusahaan dapat memaksimalkan nilai perusahaan. Untuk mengukur nilai perusahaan ada beberapa metode yang dapat digunakan, tetapi dalam penelitian ini pengukuran yang digunakan adalah metode Tobin’s Q. Rasio yang dikembangkan dengn konsep berharga yang dapat menunjukkan besar estimasi pasar keuangan saat ini mengenai nilai dari hasil pengembalian dari setiap dolar investasi instrumental. Metode Tobin’s Q merupakan hasil yang dikembangkan oleh James Tobin. Dalam perhitungan Tobin’s Q rasio nilai pasar saham perusahaan dibandingkan dengan nilai buku ekuitas perusahaan.
Keterangan:
(𝑬𝑴𝑽 + 𝑫)
𝑸 = (𝑬𝑩𝑽 + 𝑫) (2.5)
Q = nilai perusahaan
EMV (Equity Market Value) = nilai pasar ekuitas EBV (Equity Book Value) = nilai buku dari total aktiva
D = nilai buku dari total hutang
2.7 Kerangka Pemikiran
2.7.1 Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure terhadap Nilai Perusahaan
Dalam peningkatan nilai perusahaan solusi dalam melaksanakan Corporate Social Responsibility sangatlah benar.
Seperti yang kita ketahui perusahaan sektor pertambangan merupakan perusahaan yang dianggap memliki dampak buruk terhadap lingkungan sekitar. Maka dalam menarik perhatian investor perlu dilakukan sebuah Corporate Social Responsibility. Dalam pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility Disclosure) yang meningkat akan selaras dengan nilai perusahaan. Selain itu, perusahaan dinilai melakukan kewajiban yang telah dibuat oleh pemerintah, dalam melaksanakan kewajiban dan kepatuhan terhadap undang-undang yang dibuat untuk perlindungan lingkungan, maka nilai perusahaan akan baik dan investor akan memberi respon baik.
H1 : Corporate Social Responsibility Disclosure berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan
2.7.2 Pengaruh Komisaris Independen terhadap Nilai Perusahaan
Komisaris independen memiliki jumlah minimal 30% dari seluruh jumlah dewan komisaris. Karena komisaris independen memiliki hubungan afiliasi terhadap perusahaan dan keputusannya tidak dapat di ganggu gugat. Semakin banyak jumlah komisaris independen maka dianggap semakin baik, karena memberikan tanda dewan komisaris melaksanakan pengawasan dan koordinasi yang baik dalam perusahaan.
H2 : Komisaris Independen Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan
2.7.3 Pengaruh Net Profit Margin terhadap Nilai Perusahaan
Perusahaan bisa mendapatkan penilaian baik dalam keefektifan mendapatkan laba maka harus meningkatkan profitabilitas sehingga perusahaan memiliki nilai perusahaan yang baik karena dapat membayar pinjaman dan bunganya12. Dalam penilaian atau pengukuran prospek suatu perusahaan di masa yang akan datang dapat dilihat dari segi pertumbuhan profitabilitasnya16. Saat perusahaan dapat melakukan kewajiban dan dapat menghasilkan profit yang tinggi, maka nilai perusahaan di anggap baik, karena jika profit bagus maka kegiatan atau proses dalam perusahaan akan berjalan dengan lancar.
H3 : Net Profit Margin berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan
2.7.4 Pengaruh Size terhadap Nilai Perusahaan
Dalam menilai perusahaan juga dapat dilihat dari ukuran perusahaan. Dianggap berpengaruh terhadap nilai perusahaan karena ukuran perusahaan diukur dari segi total asset. Semakin besar total asset yang diperoleh maka ukuran perusahaan semakin besar dan berdampak baik terhadap nilai perusahaan.
6
H1 (+)
Keterangan:
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian
= Pengaruh Parsial
= Pengaruh Parsial 3. Metode Penelitian
3.1 Populasi
Populasi adalah kumpulan elemen yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan, dengan kata lain, kumpulan elemen menunjukkan jumlah. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018. Tahun penelitian 2019 tidak dilaksanakan karena maasih banyak perusahaan yang belum melakukan publish annual report.
3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang terdiri dari anggota pilihan pada populasi. Penelitian ini menggunakan teknik sampling dengan proses pemilihan sampel tidak memperhatikan adanya peluang (non- probability sampling) serta menggunakan tipe purposive sampling, yaitu cara pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan- pertimbangan tertentu12.
Tabel 1 Kriteria Sampel Penelitian
No. Kriteria Pemilihan Sampel Jumlah
1 Perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018.
49 2 Perusahaan sektor pertambangan yang tidak konsisten
menerbitkan laporan tahunan tahun 2016-2018.
(10) 3 Perusahaan sektor pertambangan yang tidak memiliki
data yang lengkap dimana diperlukan dalam penelitian tahun 2016-2018.
(11)
Jumlah perusahaan sampel penelitian 28
Tahun penelitian 3
Total sampel penelitian (28 x 3) 84
Sumber: Data yang telah diolah (2020)
Berdasarkan kriteria sampel penelitian pada tabel 1, maka jumlah data sampel yang diobservasi adalah 84 dengan periode penelitian selama 3 tahun.
H2 (+) H3 (+) H4 (+)
H5 (+)
Size
Nilai Perusahaan (Y)
NPM X3
Komisaris Indepdenden (X2) CSRD
(X1)
7 3.3 Analisis Regresi Data Panel
Regresi data panel merupakan regresi yang menggabungkan dan data cross-section dan time-series disebuah persamaan11. Persamaan analisis dengan menggunaka metode data panel adalah sebagai berikut.
Keterangan:
Y= α + β1CSR + β2KI + β3NPM + β4SZ + e (2.5)
Y = Nilai Perusahaan
Α = Konstanta
β1, β2, β3, 𝛽4 = Koefisien regresi masing-maisng variabel independent CSR = Corporate Social Responsibility Disclosure
KI = Komisaris Independen
NPM = Net Profit Margin
SZ = Size
e = Error ter
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1.1 Hasil Analisis Deskriptif
Hasil analisis deskriptif variabel independen dan dependen adalah sebagai berikut.
Dalam penelitian ini ada 28 sampel perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016 hingga 2018 atau selama 3 tahun. Jumlah keseluruhan sampel sebanyak 84 unit, tetapi pada saat pengumpulan data, terdapat data outlier sebanyak 17 sampel, sehingga total sampel pada penelitian ini menjadi 67 data yang akan memberi gambaran umum atas pengaruh independen, yaitu corporate sosial responsibility disclosure, komisaris independen, net profit margin, dan size terhadap nilai perusahaan sebagai variabel dependen. Hasil dari pengujian deskriptif masing – maisng variabel dapat dilihat pada tabel 2 berikut:
Tabel 2 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif Nilai
Perusahaan CSRD KI NPM Size
Maksimum 7.5305 0.3736 0.5714 0.3167 32.2592
Minimum 0.4901 0.0330 0.2500 -0.7405 26.8145
Mean 1.4907 0.1462 0.3959 0.0503 29.6399
St Deviasi 1.2327 0.0868 0.0723 0.1815 1.3708 Sumber: Data yang diolah oleh penulis (2020)
Berdasarkan analisis deskriptif pada tabel 2, maka dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut:
1. Nilai minimum pada Nilai Perusahaan sebesar 0.4901, sedangkan nilai maksimum Nilai Perusahaan sebesar 7,5305.
Nilai rata-rata pada variabel Nilai Perusahaan adalah 1,4907 lebih tinggi daripada nilai standar deviasi, yaitu sebesar 1,2327 sehingga data tersebut bervariasi atau relatif homogen (berkelompok).
2. Nilai tertinggi atau maksimum Corporate Social Responsibility Disclosure sebesarr 0,3736 dan nilai minimum sebesar 0,0330. Nilai rata-rata atau mean sebesar 0,1462 dan standar deviasi sebesar 0,0868 yang berarti nilai rata- rata atau mean lebih besar dari standar deviasi maka data tersebut berkelompok.
3. Nilai tertinggi atau maksimum Komisaris Independen sebesar 0,5714, sedangkan ilai terendah atau minimum sebesar 0,2500. Nilai rata-rata atau mean Komisaris Independen sebesar 0.3959 dan standar deviasi sebesar 0.0723 yang artinya nilai rata-rata atau mean lebih besar dari pada standar deviasi maka data tersebut berkelompok.
4. Nilai tertinggi atau maksimum dari Net Profit Margin sebesar 0,3167 Nilai terendah atau minimum sebesar -0,7405.
Nilai rata-rata atau mean sebesar 0,0503 dan standar deviasi sebesar 0,1815 sehingga nilai standar deviasi lebih besar dari nilai rata-rata atau mean maka dari itu standar deviasi lebih besar dari nilai rata-rata atau mean sehingga data tersebut tidak berkelompok.
5. Nilai tertinggi atau maksimum Size sebesar 32,2592 dan nilai terendah sebesar 26,8145. Nilai rata-rata atau mean sebesar 29,6399 dan standar deviasi sebesar 1,3708 yang berarti nilai rata-rata atau mean lebih besar dari standar deviasi maka data tersebut bervariasi atau relatif homogen (cenderung berkelompok).
8
4.1.2 Tabel Keterkaitan Variabel Independen terhadap Variabel Dependen Tabel 3 Keterkaitan CSRD terhadap Nilai Perusahaan
CSRD
Nilai Perusahaan
Total Diatas rata-rata > 1.4570 Dibawah rata-rata < 1.4570
Diatas rata-rata > 0.1491
2 (2.99%)
26 (38.81%)
28 (41.79%) Dibawah rata-rata < 0.1491
18 (26.87%)
21 (31.34%)
39 (58.21%) Total
20 (29.85%)
47 (70.15%)
67 (100%) Sumber: Data yang diolah oleh penulis (2020)
Berdasarkan tabel 3, terdapat nilai CSRD diatas rata-rata sebanyak 2 sampel perusahaan atau sebesar 2,99%
yang juga memiliki jumlah nilai perusahaan diatas rata-rata. Kemudian sebanyak 18 (26,87%) sampel perusahaan memiliki nilai CSRD dibawah rata-rata dan nilai perusahaan diatas rata-rata. Selain itu, sebanyak 26 (38,81%) sampel perusahaan memiliki nilai CSRD diatas rata-rata dengan nilai perusahaan dibawah rata-rata. Dan sebanyak 21 (31,34%) sampel perusahaan memiliki nilai CSRD dan nilai perusahaan di bawah rata-rata. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketika perusahaan memiliki nilai CSRD yang tinggi maupun rendah mayoritas memiliki nilai perusahaan yang rendah.
Tabel 4 Keterkaitan Komisaris Independen terhadap Nilai Perusahaan
KI
Nilai Perusahaan
Total Diatas rata-rata >
1.4570 Dibawah rata-rata < 1.4570
Diatas > 30%
19 (28.36%)
46 (68.66%)
65 (97.01%) Dibawah < 30%
1 (1.49%)
1 (1.49%)
2 (2.99%) Total
20 (29.85%)
47 (70.15%)
67 (100%) Sumber: Data yang diolah oleh penulis (2020)
Berdasarkan tabel 4.8 terdapat nilai Komisaris Independen diatas 30% sebanyak 19 sampel perusahaan atau sebesar 28,36% yang juga memiliki jumlah nilai perusahaan diatas rata-rata. Kemudian sebanyak 1 (1,49%) sampel perusahaan memiliki nilai KI dibawah rata-rata dan nilai perusahaan diatas rata-rata. Selain itu, sebanyak 46 (68,66%) sampel perusahaan memiliki nilai KI diatas rata-rata dengan nilai perusahaan di bawah rata-rata. Dan sebanyak 1 (1.49%) sampel perusahaan memiliki nilai KI dan nilai perusahaan di bawah rata-rata. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketika perusahaan memiliki nilai KI yang tinggi atau diatas 30% mayoritas perusahaan memiliki nilai perusahaan yang rendah.
Tabel 5 Keterkaitan Net Profit Margin terhadap Nilai Perusahaan
NPM
Nilai Perusahaan
Total Diatas rata-rata >
1.4570 Dibawah rata-rata < 1.4570
Diatas rata-rata > 0.0503
16 (23.88%)
27 (40.30%)
43 (64.18%) Dibawah rata-rata < 0.0503
4 (5.97%)
20 (29.85%)
24 (35.82%) Total
20 (29.85%)
47 (70.15%)
67 (100%) Sumber: Data yang diolah oleh penulis (2020)
Berdasarkan tabel 4.9 terdapat nilai Net Profit Margin diatas rata-rata sebanyak 16 sampel perusahaan atau sebesar 23,88% yang juga memiliki jumlah nilai perusahaan diatas rata-rata. Kemudian sebanyak 4 (5,97%) sampel perusahaan memiliki nilai NPM dibawah rata-rata dan nilai perusahaan diatas rata-rata. Selain itu, sebanyak 27 (40,30%) sampel perusahaan memiliki nilai NPM diatas rata-rata dengan nilai perusahaan di bawah rata-rata. Dan
9 sebanyak 20 (29,85%) sampel perusahaan memiliki nilai NPM dan nilai perusahaan di bawah rata-rata. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketika perusahaan memiliki nilai NPM yang tinggi atau diatas rata-rata maupun di bawah rata- rata mayoritas perusahaan memiliki nilai perusahaan yang rendah.
Tabel 6 Keterkaitan Size terhadap Nilai Perusahaan
Size
Nilai Perusahaan
Total Diatas rata-rata >
1.4570 Dibawah rata-rata < 1.4570
Diatas rata-rata > 0.1491
8 (11.94%)
25 (37.31%)
33 (49.25%) Dibawah rata-rata < 0,1491
12 (17.91%)
22 (32.84%)
34 (50,75%) Total
20 (29.85%)
47 (70.15%)
67 (100%) Sumber: Data yang diolah oleh penulis (2020)
Berdasarkan tabel 4.10 terdapat nilai Size diatas rata-rata sebanyak 8 sampel perusahaan atau sebesar 11,94%
yang juga memiliki jumlah nilai perusahaan diatas rata-rata. Kemudian sebanyak 12 (17,91%) sampel perusahaan memiliki nilai Size dibawah rata-rata dan nilai perusahaan diatas rata-rata. Selain itu, sebanyak 25 (37,31%) sampel perusahaan memiliki nilai Size diatas rata-rata dengan nilai perusahaan di bawah rata-rata. Dan sebanyak 22 (32,84%) sampel perusahaan memiliki nilai Size dan nilai perusahaan di bawah rata-rata. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketika perusahaan memiliki nilai Size yang tinggi atau diatas rata-rata mayoritas perusahaan memiliki nilai perusahaan yang rendah.
4.2 Analisis Regresi Data Panel 4.2.1 Menilai Estimasi Model A. Uji Chow
Tabel 7 Hasil dari Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 10.215163 (25,37) 0.0000
Cross-section Chi-square 138.497927 25 0.0000
Sumber: Output Eviews 9 (2020)
Berdasarkan tabel 7, nilai chi square 0,0000 < 0,05 yang berarti H0 ditolak dan model yang digunakan adalah fixed effect yang lebih baik dari pada model regresi common effect. Setelah dilakukan uji chow maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji hausman untuk mengetahui model yang paling baik antara fixed effect dan random effect.
B. Uji Signifikansi Fixed Effect atau Random Effect (Uji Hausman) Tabel 8 Hasil Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 11.940747 4 0.0178
Sumber: Output Eviews 9 (2020)
Berdasarkan tabel 8, nilai probabilitas cross section random sebesar 0,0178 < 0,05. Maka dari itu H0 ditolak dan model fixed effect lebih baik daripada random effect.
10
4.2.2 Persamaan Regresi Data Panel
Tabel 9 Hasil Uji Menggunakan Fixed Effect Model Dependent Variable: Y_TRM
Method: Panel Least Squares Date: 08/07/20 Time: 14:05 Sample: 2016 2018
Periods included: 3 Cross-sections included: 26
Total panel (unbalanced) observations: 67
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 39.04738 15.03569 2.596980 0.0134
CSRD 3.214137 3.270494 0.982768 0.3321
KI -4.171727 1.955974 -2.132813 0.0396
NPM 1.371162 0.897758 1.527319 0.1352
SIZE -1.226727 0.520143 -2.358442 0.0237
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.897792 Mean dependent var 1.530464
Adjusted R-squared 0.817683 S.D. dependent var 1.269766 S.E. of regression 0.542173 Akaike info criterion 1.915284 Sum squared resid 10.87620 Schwarz criterion 2.902459 Log likelihood -34.16200 Hannan-Quinn criter. 2.305911 F-statistic 11.20711 Durbin-Watson stat 2.649398 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Output Eviews 9 (2020)
Berdasarkan hasil uji signifikansi menggunakan fixed effect model pada tabel 9 diperoleh persamaan regresi data panel sebagai berikut:
FV = 39,04738 + 3,214137 CSRD – 4,171727 KI + 1,371162 NPM – 1,226727 Size + ε (4.1) Keterangan:
FV = Firm Value atau Nilai Perusahaan
CSRD = Corporate Social Responsibility Disclosure
KI = Komisaris Independen
NPM = Net Profit Margin Size = Ukuran Perusahaan
Ε = Error
Persamaan dari regresi data panel berarti bahwa:
a. Nilai konstanta sebesar 39,04738, maka apabila variabel independen dalam regresi yaitu Corporate Social Responsibility Disclosure, Komisaris Independen, Net Profit Margin dan Size bernilai nol, maka Nilai Perusahaan memiliki nilai sebesar 39,04738.
b. Nilai koefisien Corporate Social Responsibility Disclosure sebesar 3,214137 menunjukkan jika terjadi peningkatan Corporate Social Responsibility Disclosure sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel lainnya bernilai nol, maka Nilai Perusahaan akan mengalami peningkatan sebesar 3,214137 satuan.
c. Nilai koefisien Komisaris Independen sebesar -4,171727 menunjukkan jika terjadi peningkatan Komisaris Independen sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel lainnya bernilai nol, maka Nilai Perusahaan akan mangalami penurunan sebesar -4,171727 satuan.
d. Nilai koefisien Net Profit Margin sebesar 1,371162 menunjukkan jika terjadi kenaikan Net Profit Margin sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel lainnya bernilai nol, maka Nilai Perusahaan akan mengalami peningkatan sebesar 1,371162 satuan.
11 e. Nilai koefisien Size sebesar -1,226727 menunjukkan jika terjadi peningkatan Size sebesar 1 satuan dengan asumsi
variabel lainnya bernilai nol, maka Nilai Perusahaan akan mengalami penurunan sebesar -1,226727 satuan.
4.2.3 Pengujian Hipotesis A. Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 10 Hasil Uji Koefisien Determinasi
R-squared 0.897792 Mean dependent var 1.530464
Adjusted R-squared 0.817683 S.D. dependent var 1.269766 S.E. of regression 0.542173 Akaike info criterion 1.915284 Sum squared resid 10.87620 Schwarz criterion 2.902459 Log likelihood -34.16200 Hannan-Quinn criter. 2.305911 F-statistic 11.20711 Durbin-Watson stat 2.649398 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Output Eviews 9 (2020)
Berdasarkan dari tabel 4.12 menunjukkan nilai Adjusted R-square pada model penelitian ini sebesar 0.817683 atau 81,7%. Maka dari itu, disimpulkan bahwa variabel independen Corporate Social Responsibility Disclosure, Komisaris Independen, Net Profit Margin dan Size mampu menjelaskan variabel dependen, yaitu Nilai Perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan sebesar 81,7%, dan sisanya 18,3% dijelaskan oleh variabel diluar penelitian ini.
B. Hasil Pengujian Hipotesis secara Simultan (Uji F)
Tabel 11 Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan
R-squared 0.897792 Mean dependent var 1.530464
Adjusted R-squared 0.817683 S.D. dependent var 1.269766 S.E. of regression 0.542173 Akaike info criterion 1.915284 Sum squared resid 10.87620 Schwarz criterion 2.902459 Log likelihood -34.16200 Hannan-Quinn criter. 2.305911 F-statistic 11.20711 Durbin-Watson stat 2.649398 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Output Eviews 9 (2020)
Berdasarkan tabel 4.13 maka nilai Probabilitas (F-statistic) sebesar 0,000000 < 0,05 dan H0 ditolak yang berarti variabel independen dalam penelitian ini, yaitu Corporate Social Responsibility Disclosure, Komisaris Independen, Net Profit Margin dan Size secara simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Nilai Perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan periode 2016-2018.
C. Hasil Pengujian Hipotesis secara Parsial (Uji T)
Tabel 12 Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 39.04738 15.03569 2.596980 0.0134
CSRD 3.214137 3.270494 0.982768 0.3321
KI -4.171727 1.955974 -2.132813 0.0396
NPM 1.371162 0.897758 1.527319 0.1352
SIZE -1.226727 0.520143 -2.358442 0.0237
Sumber: Output Eviews 9 (2020) Berdasarkan tabel 4.14 dapat disimpulkan bahwa:
a. Nilai probabilitas (T-statistic) Corporate Social Responsibility Disclosure sebesar 0,3321 > 0,05 dengan koefisien 3,214137 disimpulan bahwa H0 diterima. Maka Corporate Social Responsibility Disclosure tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.
12
b. Nilai probabilitas (T-statistic) Komisaris Independen sebesar 0,0396 < 0,05 dengan koefisien -4,171727 disimpulkan bahwa H0 ditolak. Maka Komisaris independen berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.
c. Nilai probabilitas (T-statistic) Net Profitv Margin sebesar 0,1352 > 0,05 dengan koefisien 1,371162 disimpulan bahwa H0 diterima. Maka Net Profit Margin tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.
d. Nilai probabilitas (T-statistic) Size sebesar 0,0237 < 0,05 dengan koefisien -1,226727 disimpulkan bahwa H0
ditolak. Maka Size berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.
4.4 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Corporate Sosial Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan
Tabel 3 menunjukkan bahwa ketika perusahaan memiliki nilai CSRD yang tinggi maupun rendah mayoritas memiliki nilai perusahaan yang rendah. Sehingga tingginya nilai CSRD belum tentu akan meningkatkan kinerja perusahaan. Begitu pula ketika nilai CSRD rendah nilai perusahaan yang diperoleh belum tentu menurun. Dan hasil dari penelitian perkategori dalam Global Reporting Inisiative (GRI) versi 4, kategori lingkungan paling banyak diungkapkan. Hal itu dikarenakan perusahaan berusaha menaati peraturan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang mengatur tentang tanggung jawab sosial perusahaan, khususnya perusahaan sektor pertambangan.
Sofiamira dan Asandimitra (2017) menyatakan bahwa apabila perusahaan tidak menerapkan CSR akan menghambat produktivitas perusahaan dan juga terancam menghadapi risiko sosial, seperti konspirasi demo masyarakat dan lain sebagainya. Risiko sosial tersebut terlepas dari hubungan antara investor dan masyarakat, sehingga investor kurang memperhatikan adanya risiko tersebut terutama dalam pengungkapan CSR15. Maka, tinggi atau rendahnya nilai CSR di dalam perusahaan belum tentu dapat menentukan baik buruknya nilai perusahaan.
4.3.2 Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan dari tabel 4 menunjukkan bahwa ketika perusahaan memiliki nilai KI yang tinggi atau diatas 30% mayoritas perusahaan memiliki nilai perusahaan yang rendah. Meski proporsi komisaris independen yang dimiliki perusahaan rata-rata sudah berjumlah minimal 30% dari jumlah dewan komisaris dalam perusahaan, tetapi tidak dapat menunjukkan pengaruh positif terhadap nilai perusahaan2. Hal tersebut berindikasi karena komisaris independen di dalam perusahaan belum memberikan dedikasi atau dampak yang baik dalam pengawasan terhadap manajer yang berada di perusahaan menyebabkan komisaris independen tidak mendapatkan kepercayaan dari pelaku pasar. Maka dari itu, pemantauan oleh komisaris independen seharusnya di realisasikan secara maksimal untuk meminimalisir pekerjaan yang dapat merugikan perusahaan karena biaya yang dikeluarkan untuk komisaris independen terus mengalir.
4.3.3 Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa ketika perusahaan memiliki nilai NPM yang tinggi atau diatas rata- rata maupun di bawah rata-rata mayoritas perusahaan memiliki nilai perusahaan yang rendah. NPM bukan menjadi indikator bagi para investor dalam menilai suatu nilai perusahaan, nilai NPM yang besar belum tentu menggambarkan jika perusahaan tersebut memiliki kinerja perusahaan yang baik5.
4.3.4 Pengaruh Size Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasakan tabel 6 menunjukkan bahwa ketika perusahaan memiliki nilai Size yang tinggi atau diatas rata- rata mayoritas perusahaan memiliki nilai perusahaan yang rendah. Hal tersebut terjadi karena perusahaan yang semakin besar akan memiliki risiko yang besar pula, salah satunya yaitu rentan terjadinya asimetri informasi. Sehingga, wajib bagi setiap perusahaan untuk mengelola perusahaan dengan cara yang lebih efektif dan efisien9. Dalam penelitian ini membuktikan bahwa tidak semua perusahaan besar mampu mengelola nilai perusahaannya dengan efektif dan efisien.
Oleh karena itu, adanya kenaikan ukuran perusahaan bukan berarti nilai perusahaan juga akan meningkat.
5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan pengujian analisis deskriptif.
a. Nilai tertinggi atau maksimum dari variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan selama periode 2016-2018 adalah 7,5305. Sedangkan nilai terendah atau minimum sebesar 0,4901. Nilai rata-rata atau mean sebesar 1,4907 dan standar deviasi sebesar 1,2327.
b. Nilai tertinggi atau maksimum dari variabel independen yaitu Corporate Social Responsibility Disclosire pada perusahaan sektor pertambangan selama periode 2016-2018 adalah 0,3736. Sedangkan nilai terendah atau minimum sebesar 0,0330. Nilai rata-rata atau mean sebesar 0,1462 dan standar deviasi sebesar 0,0868.
13 c. Nilai tertinggi atau maksimum dari variabel independen yaitu Komisaris Independen pada perusahaan sektor pertambangan selama periode 2016-2018 adalah 0,5714. Sedangkan nilai terendah atau minimum sebesar 0,2500. Nilai rata-rata atau mean sebesar 0,3959 dan standar deviasi sebesar 0,0723.
d. Nilai tertinggi atau maksimum dari variabel independen yaitu Net Profit Margin pada perusahaan sektor pertambangan selama periode 2016-2018 adalah 0,3167. Sedangkan nilai terendah atau minimum sebesar (0,7405). Nilai rata-rata atau mean sebesar 0,0503 dan standar deviasi sebesar 0,1815.
e. Nilai tertinggi atau maksimum dari variabel independen yaitu Size pada perusahaan sektor pertambangan selama periode 2016-2018 adalah 32,2592. Sedangkan nilai terendah atau minimum sebesar 26,8145. Nilai rata-rata atau mean sebesar 29,6399 dan standar deviasi sebesar 1,3708.
2. Berdasarkan pengujian hipotesis secara simultan variabel independen yaitu pengaruh corporate social responsibility disclosure, komisaris independen, net profit margin, dan size secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018 dengan koefisien determinasi sebesar 81,7%.
3. Berdasarkan pengujian secara parsial:
a. Corporate social responsibility disclosure tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
b. Komisaris Independen berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
c. Net profit margin tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
d. Size berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
5.2 Saran
5.2.1 Aspek Teoritis
Berdasarkan dari hasil penelitian, penulis memberi saran demi mengembangkan dalam penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan beberapa variasi variabel independen lain yang memeberikan pengaruh terhadap nilai perusahaan. hal ini dikarenakan, masih ada beberapa variabel yang tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
2. Objek dalam penelitian ini merupakan perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016 sampai 2018. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memberi kriteria pengambilan sampel per sektor atau per sub sektor tertentu. Agar dapat memberi gambaran nilai perusahaan lain dari perusahaan sektor perusahaan lain yang terdaftra di Bursa Efek Indonesia.
5.2.2 Aspek Praktis
Berdasarkan dari hasil prnrlitian ini, penulis memiliki saran dalam pembuatan sebagai referensi dan pertimbangan bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan, yaitu:
1. Bagi perusahaan
Perusahaan disarankan dapat meningkatkan dalam keuangan ataupun informasi dalam pelaporan agar penulis atau peneliti tidak kurang informasi demi menciptakan nilai perusahaan yang baikdan kehidupan perusahaan berjalan dalam jangka waktu panjnag dengan keadaan keuangan yang baik juga per tahunnya.
2. Bagi investor
Investor disarankan untuk memberi fokus perhatian kepada perusahaan yang memiliki nilai perusahaan baik maupun buruk agar terhindar dari kondisi buruk dalam kegiatan investasi. Semakin baik nilai perusahaan, maka perusahaan digolongkan baik dalam aspek bai kalam masalah keuangan ataupun dalam menjaga citra baik lingkungan perusahaan di masyarakat sekitar.
3. Bagi pemerintah
Pemerintah disarankan agar dapat aktif dalam mengawasi dan mengevaluasi mengenai kondisi keuangan perusahaan agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan atau memastikan perusahaan sudah menjalankan aturan pemerintah perihal perpajkan ataupun lainnya. Agar pemerintah dapat memperoleh informasi mengenai bilai perusahaan per tahun.
Daftar Pustaka:
1Brigham, E. F., & J.F, H. (2010). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
2Fadillah, A. R. (2017). Analisis Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Institusional Terhadap NilaiPerusahaan yang Terdaftar Di LQ45. Jurnal Akuntansi.
3Fahmi, I. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.
14
4Fauzi, A. S., Suransi, N. K., & Alamsyah. (2016). Pengaruh GCG dan CSR Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variavel Pemoderasi. Jurnal InFestasi, 1-19.
5Fintreswari, D. G., & Sutiono, F. (2017). Pengaruh Good Corporate Governance, Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Industri Food and Beverage. Jurnal Online Insan Akuntansi, 203-216.
6Harahap, S. S. (2011). Teori Akuntansi (Edisi Revisi 2011). Jakarta: Rajawali.
7Irayanti, D., & Tumbel, A. L. (2014). Analisis Kinerja Keuangan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan pada Industri Makanan dan Minuman di BEI. Jurnal EMBA, 1473-1482.
8Jensen, M. C., & Meckling, W. (1976). Theory of the firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Finance Economic, 305-360.
9Narsa, I. M., & Pratiwi, F. F. (2014). Internet Financial Reporting, Pengungkapan Indormasi Website, Luas Lingkup Pelaporan Internet, dan Nilai Perusahaan. Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 259-273.
10Puspa, Anitana W. (2018). Penghiliran Mineral & Batubara: Kontribusi Pertambangan Belum Optimal. [online].
https://surabaya.bisnis.com/read/20181213/451/869011/penghiliran-mineral-batu-bara-kontribusi- pertambangan-belum-optimal. [7 Juni 2020]
11Retno, D. P. (2012). Pengaruh Good Corporate Governance dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terbaru di BEI Periode 2007-2010. Jurnal Nominal.
12Sari, I. K., & Yasa, G. W. (2016). Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance, Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Peringkat Obligasi. E-Jurnal Akuntansi.
13Seftianne, & Handayani, R. (2011). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 39-56.
14Sekartaji, J., & Farida, L. (2017). Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Growt Terhadap Leverage pada Sub Sektor Keramik Porselin dan Kaca yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-2010. JOM FISIP.
Sriyana, J. (2014). Metode Regresi Data Panel. Yogyakarta: Ekosiana.
15Sofiamira, N. A., & Asandimitra, N. (2017). Capital Expenditure, Leverage, good Corporate Governance, Corporate Social Responsibility: Pengaruh Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis.
16Tandelilin, E. (2017). Pasar Modal Manajemen Portofolio dan Investasi. PT Kanisius.
17Widyaningsih, D. (2018). Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen, Serta Komite Audit Pada Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan CSR sebagai Variabel Moderating dan Firm Size sebagai Variabel Kontrol. Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19(01), 2018,, 38-52.