• Tidak ada hasil yang ditemukan

LATAR BELAKANG belum sepenuhnya dapat memberikan panduan secara teknis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LATAR BELAKANG belum sepenuhnya dapat memberikan panduan secara teknis"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

LATAR BELAKANG

Terdapat 3 (tiga) landasan hukum dalam penyusunan RKA-K/L, yaitu:

(i) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; khususnya pada Bab III Penyusunan dan Penetapan APBN Pasal 14; (ii) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2010

tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran K/L; serta

(iii) Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 112/PMK.02/2012 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran K/L.

Ketiganya belum sepenuhnya dapat memberikan panduan secara teknis dalam penyusunan RKA-K/L yang sesuai dengan kebutuhan database Kementerian PU.

(4)

TUJUAN DAN TANTANGAN

Tujuan

Menyempurnakan Kertas Kerja RKA-K/L khususnya untuk tahun 2013, dalam hal Struktur Kertas Kerja, penerapan Bagan Akun Standar (BAS), penerapan KPJM, beserta tata cara input datanya. Dengan demikian RKA-K/L dapat dimanfaatkan secara maksimal menjadi database profil program dan anggaran tahunan untuk berbagai keperluan, termasuk dalam rangka pengendalian dan evaluasi program.

Tantangan

Perlu mengubah kebiasaan penyusunan RKA-K/L yang dilakukan selama ini, untuk menghasilkan dokumen anggaran dan database yang lebih baik.

(5)

RUANG LINGKUP PENGATURAN

1. Struktur Kertas Kerja RKA-K/L;

2. Penggunaan Akun Belanja;

3. Pengisian Volume Output;

4. Penulisan Lokasi Pekerjaan;

5. Input Prakiraan Maju/Penerapan KPJM;

6. Penyusunan RKA-K/L untuk Kegiatan Tertentu;

(6)

2. LANDASAN HUKUM DAN HAL-HAL

YANG HARUS DIPERHATIKAN

(7)

LANDASAN HUKUM

[1]

1. UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. PP No.90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;

3. PP No. 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah;

4. PP No.73 Tahun 1999 tentang Tatacara Penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Bersumber dari Kegiatan Tertentu;

5. Keppres No.42 Tahun 2002 jo. Keputusan Presiden No.72 Tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

(8)

LANDASAN HUKUM

[2]

8. PMK No.95/PMK.02/2012 tentang Standar Biaya Keluaran Tahun Anggaran 2013;

9. PMK No. 37/PMK.02/2012 tentang Standar Biaya Tahun 2013; 10. PMK No.101/PMK.02/2011 tentang Klasifikasi Anggaran;

11. PMK No.92/PMK.05/2011 tentang Rencana Bisnis dan Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum;

12. PMK No.248/PMK.07/2010 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan No.156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

13. PMK No.91/PMK.05/2007 tentang Bagan Akun Standar; yang dirinci dan dimutakhirkan melalui Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No.Per-80/PB/2011 tentang Penambahan dan Perubahan Akun Pendapatan, Belanja, dan Transfer pada Bagan

(9)

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

1. Mengetahui dasar alokasi anggaran Satker;

2. Kegiatan yang akan dilaksanakan beserta target sasaran Output

kegiatan;

3. Mendukung pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 22 tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal;

4. Rincian biaya dalam rangka pencapaian Output kegiatan yang dibatasi dalam hal iklan layanan masyarakat;

5. Rincian biaya dalam rangka pencapaian output kegiatan yang dibatasi dan tidak diperbolehkan;

(10)

3. PENYERAGAMAN STRUKTUR

KERTAS KERJA RKA-K/L

(11)

STRUKTUR ANGGARAN DALAM PENERAPAN PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA

(12)

PENGERTIAN UMUM

(1) Program: penjabaran dari kebijakan sesuai dengan visi dan misi K/L yang

rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi unit Eselon I atau unit K/L yang berisi Kegiatan untuk mencapai hasil dengan indikator kinerja yang terukur;

(2) Kegiatan: penjabaran dari Program yang rumusannya mencerminkan tugas

dan fungsi Satker atau penugasan tertentu K/L yang berisi komponen Kegiatan untuk mencapai output dengan indikator kinerja yang terukur;

(3) Output: prestasi kerja berupa barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu

Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan;

(4) Suboutput: pada hakekatnya merupakan output; dinyatakan sebagai

Suboutput adalah output-output yang mempunyai kesamaan dalam jenis dan satuannya;

(5) Komponen: tahapan/bagian dari proses pencapaian output;

(6) Subkomponen: kelompok-kelompok detil belanja, yang disusun dalam rangka

(13)

KESALAHAN UMUM STRUKTUR KERTAS KERJA [1]:

KESALAHAN PENGGUNAAN SUB-OUTPUT

Sub-Output digunakan untuk input judul pekerjaan, yang berbeda jenis

(14)

KESALAHAN UMUM STRUKTUR KERTAS KERJA [2]:

KESALAHAN PENGGUNAAN SUB-KOMPONEN

Sub-komponen digunakan untuk penulisan lokasi pekerjaan; bukan merupakan

(15)

KESALAHAN UMUM STRUKTUR KERTAS KERJA [3]:

BELUM DILAKUKANNYA STANDARDISASI KODE OUTPUT

(16)

KESALAHAN UMUM STRUKTUR KERTAS KERJA [4]:

TERSEBARNYA KOMPONEN 1 (SATU) OUTPUT

Bagian-bagian dari1 (satu) kesatuan output, seharusnya

(17)

STRUKTUR KERTAS KERJA DAN PERUNTUKKANNYA

PROGRAM KEGIATAN OUTPUT SUB OUTPUT KOMPONEN

Barang atau jasa yang dihasilkan.

Merupakan salah satu ukuran kinerja kegiatan atau bagian yang berkinerja, yang didukung oleh

kesatuan komponen pembentuknya.

Lokasi pekerjaan (kabupaten/kota) menggunakan Lokasi sebagai atribut Output

Tahapan/bagian dari proses pencapaian output Penjabaran dari Program yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi Satker atau

penugasan tertentu K/L UNIT ESELON I

Pada hakekatnya merupakan output, namun lebih spesifik. Uraiannya dapat digunakan untuk menjelaskan dukungan terhadap Program Nasional

(18)

STANDARDISASI KODE OUTPUT

1) Output Layanan Perkantoran (kode: 994); 2) Kendaraan Bermotor (995);

3) Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi (996); 4) Peralatan dan Fasilitas Perkantoran (997);

5) Gedung / Bangunan (998);

(19)

PERTIMBANGAN PENULISAN RINCIAN PEKERJAAN

TIDAK ADA STANDAR PENULISAN RINCIAN PEKERJAAN…!

 Penulisan rincian pekerjaan yang tidak detil, dengan rincian lebih detil dalam RAB, akan mempermudah dalam melakukan revisi

anggaran;

 Penulisan rincian pekerjaan secara detil dapat dilakukan untuk pekerjaan rutin tahunan yang penghitungan kebutuhannya dilakukan berdasarkan Standar Biaya Masukan (SBM) dan Standar Biaya Keluaran (SBK), agar mempermudah penyusunan Kertas

Kerja pada tahun-tahun mendatang, termasuk untuk melakukan

(20)
(21)

TEMUAN BPK UNTUK KEGIATAN TAHUN 2011

TERHADAP KESALAHAN PEMBEBANAN JENIS BELANJA

1. Pengelompokan Jenis Belanja pada saat penganggaran tidak sesuai dengan kegiatan yang dilakukan, antara lain penganggaran

belanja modal yang belum sesuai dengan kegiatan yang

dilaksanakan dan atas realisasi belanja modal tersebut belum dicatat sebagai aset tetap;

2. Penganggaran belanja barang tidak sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan dan realisasi belanja konsultan dengan kode akun 52 yang dapat diklasifikasi sebagai aset tetap belum dicatat sebagai aset tetap.

(22)

PENGERTIAN TIAP JENIS BELANJA

[1/2]

 Belanja Pegawai: pengeluaran yang merupakan kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang atau barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah dalam maupun luar negeri baik kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.

 Belanja Barang: pengeluaran untuk menampung pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan serta pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat dan belanja perjalanan.

(23)

PENGERTIAN TIAP JENIS BELANJA

[2/2]

 Belanja Modal: Pengeluaran anggaran yang digunakan dalam rangka memperoleh atau menambah aset tetap dan/atau aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang ditetapkan pemerintah.

 Bantuan Sosial: merupakan pengeluaran berupa transfer uang, barang atau jasa yang diberikan oleh Pemerintah Pusat/Daerah kepada masyarakat guna melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya risiko sosial, meningkatkan kemampuan ekonomi dan/atau kesejahteraan masyarakat.

(24)

BEBERAPA HAL YANG PERLU PERHATIAN

 Pemilihan jenis belanja harus benar-benar didasarkan atas

karakteristik pekerjaan yang akan dilakukan;

 Pemilihan jenis belanja juga harus mempertimbangkan

keperluan audit dan pelaporan keuangan;

 Pemilihan pembebanan pada jenis belanja modal harus

mempertimbangkan pencatatan dan pengelolaan asset kedepan;

 Penggunaan bantuan sosial harus benar-benar selektif sesuai

dengan ketentuan yang berlaku (PMK 81/PMK.05/2012).

 Agar dapat terus mengikuti pemutakhiran peraturan-peraturan terkait penerapan Bagan Akun Standar.

(25)

5. PANDUAN PENGISIAN VOLUME

OUTPUT

(26)
(27)

CARA INPUT VOLUME OUTPUT [1]:

(28)

CARA INPUT VOLUME OUTPUT [2]:

(29)

BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Input Total Volume pada Level Sub-Output;

Perlu disiplin melakukan pengecekan kembali/update terhadap isian total volume Output, terutama bila terjadi penambahan atau pengurangan target volume dalam rincian pekerjaannya.

2. Penghitungan Otomatis terhadap Komponen Utama;

• Penulisan satuan volume detil pekerjaan harus sama dengan satuan volume Output, misalnya volume Output “Kawasan” namun ditulis “Kws”;

• Harus dipastikan bahwa detil pekerjaan yang akan dihitung termasuk dalam komponen utama;

(30)

PEMERIKSAAN VOLUME OUTPUT PADA MENU LAPORAN DALAM APLIKASI RKA-K/L DIPA

(31)

6. PANDUAN PENULISAN

LOKASI PEKERJAAN

(32)

KETERBATASAN DALAM APLIKASI RKA-K/L

[1/2]

“Lokasi” dalam menu rekam Output lebih untuk menunjukkan Lokasi Satker, namun dapat digunakan untuk

(33)
(34)

KEBERAGAMAN CARA PENULISAN LOKASI PEKERJAAN

PADA DETIL PEKERJAAN

Cara Penulisan: di bawah akun dan dikelompokkan

berdasarkan jenis pekerjaan (fisik dan

(35)

KEBERAGAMAN CARA PENULISAN LOKASI PEKERJAAN

PADA SUB KOMPONEN DAN DETIL PEKERJAAN

Cara Penulisan: lokasi Kab/Kota menggunakan

header di bawah komponen, detil lokasi di

bawah akun

Cara Penulisan: lokasi Kab/Kota menggunakan

header di bawah komponen, detil lokasi di

(36)

KEBERAGAMAN CARA PENULISAN LOKASI PEKERJAAN

PADA JUDUL PAKET PEKERJAAN

Penulisan lokasi yang diulang, dengan header di bawah komponen dan

dalam rincian pekerjaan di bawah akun

Penulisan lokasi yang diulang, dengan header di bawah komponen dan

dalam rincian pekerjaan di bawah akun

(37)

KEBERAGAMAN CARA PENULISAN LOKASI PEKERJAAN

PADA DETIL PEKERJAAN

Cara Penulisan: di bawah akun, namun dengan pola penulisan lokasi Kab./Kota

(38)

HASIL PENGGUNAAN LOKASI OUTPUT SEBAGAI LOKASI PEKERJAAN

Konsekuensi: melakukan pengulangan perekaman Output untuk lokasi

Lokasi pekerjaan dengan menggunakan “Lokasi Output”

(39)
(40)

CONTOH KESALAHAN DALAM INPUT PRAKIRAAN MAJU

Output Layanan Perkantoran

(41)

INPUT PRAKIRAAN MAJU SAAT PEREKAMAN OUTPUT

(42)
(43)

STRUKTUR ANGGARAN DAN PERUNTUKKANNYA

Prakiraan maju per Output

PEMERIKSAAN PRAKIRAAN MAJU PER OUTPUT

PADA MENU FORM KPJM APLIKASI RKA-K/L

(44)

8. PENYUSUNAN RKA-K/L UNTUK

KEGIATAN TERTENTU

(45)

INPUT KEGIATAN DENGAN ALOKASI DARI PNBP

Output Kegiatan PNBP

Klik untuk memilih sumber pendanaan dari PNBP

(46)

INPUT TARGET PENDAPATAN DARI PNBP

Menu untuk Input Data Pendapatan PNBP

(47)

PEREKAMAN OUTPUT UNTUK DEKON-TP

Jenis Kewenangan untuk Satker SKPD

(48)

9. TAHAPAN PENYUSUNAN DAN CONTOH

KERTAS KERJA

(49)

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [1]:

(50)

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [2]:

INPUT SATUAN KERJA

Pencarian dengan menuliskan kode atau

nama Satker Atau Klik di sini untuk

pencarian Satker Masukkan

(51)

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [3]:

PEMILIHAN OUTPUT

Memilih Output

(52)

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [4]:

PEREKAMAN KODE INISIATIF BARU

Klik untuk memilih Jenis Kegiatan Baseline atau

(53)

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [5]:

PEREKAMAN LOKASI OUTPUT/PEKERJAAN

Klik untuk memilih Lokasi Output/Pekerjaan

(54)

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [6]:

PEREKAMAN JENIS KEWENANGAN

Klik untuk memilih Jenis Kewenangan

(55)

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [7]:

VOLUME OUTPUT

(56)

Volume Output dari

Diisi sesuai tahun awal dan akhir dilaksanakannya pekerjaan-pekerjaan

di bawah Output berkenaan

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [8]:

(57)

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [9]:

VOLUME KPJM

Pengisian volume KPJM disesuaikan dengan tahun akhir Output, kecuali

(58)

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [10]:

PEREKAMAN SUB-OUTPUT

Input total volume Output per lokasi

Uraian Sub-output dapat digunakan untuk menjelaskan dukungan terhadap Program Lintas

(59)

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [11]:

PEREKAMAN KOMPONEN

Harus dipastikan tercontreng ()

Sifat Komponen: Utama atau Pendukung

(60)

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [12]:

PEREKAMAN SUB-KOMPONEN

Input judul Paket Pekerjaan (Swakelola/Kontraktual)

(61)

Klik untuk Pilih Akun

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [13]:

(62)

Klik untuk Pilih KPPN

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [14]:

(63)

Klik untuk Pilih Sumber Pendanaan

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [15]:

(64)

Klik untuk Pilih Register PHLN

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [16]:

(65)

Input keterangan persentase PHLN dan RM Pendamping KPPN akan terisi otomatis Untuk pendamping dari Pinjaman LN

Cara Hitung untuk Pendanaan melalui PHLN

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [17]:

(66)

Tidak harus diisi/diisi oleh petugas Ditjen Anggaran

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [18]:

(67)

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [19]:

(68)

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [20]:

PEREKAMAN DETIL PEKERJAAN

Input detil / item pekerjaan

Input volume dan harga satuan item pekerjaan

Pilih awal waktu pelaksanaan pekerjaan

Input Otomatis untuk item yang memiliki SBM

(69)

Data Valid. Proses Validasi berhasil

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [21]:

(70)

Pencarian Satker

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [22]:

(71)

CONTOH KERTAS KERJA YANG MENGIKUTI

PANDUAN TEKNIS

(72)

CONTOH KERTAS KERJA UNTUK

PEKERJAAN SWAKELOLA NON-FISIK

Nama Paket Swakelola pada level Sub-Komponen

(73)

CONTOH KERTAS KERJA UNTUK

PEKERJAAN FISIK

Lokasi pekerjaan (Kab./Kota) sebagai atribut Output

Lokasi pekerjaan (Kab./Kota) sebagai atribut Output Nama Paket Swakelola pada

(74)

10. PENYUSUNAN RENCANA

(75)

PENYUSUNAN RENCANA PENYERAPAN

Diisi sesuai dengan Pilihan cara penghitungan

(76)

KELENGKAPAN DATA DUKUNG

[1/2]

1) Hasil cetakan Kertas Kerja RKA-K/L dan Arsip Data Komputer-nya (ADK);

2) Kerangka Acuan Kerja (KAK/TOR) dan Rancangan Anggaran Biaya (RAB);

3) Gender Budget Statement (GBS) apabila berkenaan dengan ARG; 4) Rencana Bisnis dan Anggaran Badan Layanan Umum (RBA BLU)

apabila berkenaan dengan Satker BLU;

5) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) apabila satuan biaya yang tercantum dalam KK RKA-K/L tidak terdapat dalam Standar Biaya;

(77)

KELENGKAPAN DATA DUKUNG

[2/2]

6)Data pendukung untuk pembangunan/renovasi bangunan/ gedung negara, berupa:

• Perhitungan kebutuhan biaya pembangunan/renovasi bangunan/gedung negara atau yang sejenis dari Kementerian Pekerjaan Umum atau Dinas Pekerjaan Umum setempat, untuk yang mengubah struktur bangunan. • Perhitungan kebutuhan biaya pembangunan/renovasi bangunan/gedung

negara atau yang sejenis dari konsultan perencana setempat dan SPTJM KPA, untuk yang tidak mengubah struktur bangunan.

7)Data dukung teknis dalam suatu kasus tertentu antara lain: peraturan perundangan/keputusan pimpinan K/L yang mendasari adanya kegiatan/output, surat persetujuan dari Menteri PAN dan

(78)

Referensi

Dokumen terkait

Model kawasan Balirejo, Yogyakarta dalam bentuk sketsa tampak atas, samping, model tiga dimensi, dan peta tata ruang wilayah dengan deskripsinya masing-masing yang

Perawatan intensif yang diberikan oleh nakes pada bayi secara normal adalah hanya sampai dengan 3 hari di fasilitas kesehatan.. Setelah itu bayi dirawat di rumah

Secara Keseluruhan Website universitas sudah memenuhi aturan yang pertama “Golden Rules of User Interface Design” Theo Mandel dengan adanya Menu, Gambar Ikon, Jalan Pintas

relevan dari setiap laporan kepatuhan atau penilaian yang disampaikan kepada FTC (Federal Trade Commission). Kerangka kerja Privacy Shield bertujuan agar program dapat

Tujuan dilakukannya kajian tentang El Niño Modoki dan pengaruhnya terhadap perilaku curah hujan monsunal di Indonesia yang diwakili oleh lima wilayah kajian ini adalah untuk

Pengukuran kedalaman sadap ini dilakukan dengan menusuk kulit persis di atas alur yang baru disadap pada 3 tempat yaitu di atas / muka, di tengah dan di bawah / depan dari arah alur

Penelitian pengembangan ini, sudah berhasil mengembangkan LKS IPA bermuatan karakter dengan menggunakan model ADDIE. Model ADDIE yang terdiri dari dari lima langkah

taste keingin tahuan child will emerge if he finds a certain bew matter and there inclination wants to try the mentioned, at the (time) of that's a child necessary