• Tidak ada hasil yang ditemukan

URBAN SPATIAL RESTRUCTURING: MODEL PERKAMPUNGAN TERINTEGRASI KAWASAN BALIREJO, YOGYAKARTA DENGAN PRINSIP SMART GROWTH (AMERIKA SERIKAT)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "URBAN SPATIAL RESTRUCTURING: MODEL PERKAMPUNGAN TERINTEGRASI KAWASAN BALIREJO, YOGYAKARTA DENGAN PRINSIP SMART GROWTH (AMERIKA SERIKAT)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

URBAN SPATIAL RESTRUCTURING:

MODEL PERKAMPUNGAN TERINTEGRASI

KAWASAN BALIREJO, YOGYAKARTA DENGAN

PRINSIP SMART GROWTH (AMERIKA SERIKAT)

Oleh: Naufal Mohamad Firdausyan

SMA Negeri 8 Yogyakarta

nmmuhfi@gmail.com

LATAR BELAKANG

Indonesia berkembang dengan pesat, terutama di wilayah Pulau Jawa sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi di Indonesia. Fenomena perkembangan ini jelas terlihat di kawasan perkotaan yang melebar melebihi batas administratifnya (over bounded city). Hal ini berdampak pada munculnya fenomena perkotaan yang lazim disebut urban sprawl. Fenomena ini akan dijumpai, terutama di kota-kota besar di Indonesia seiring dengan perkembangan yang pesat di kawasan perkotaan. Di kawasan Kota Yogyakarta ini, fenomena urban sprawl dapat diindikasikan melalui meningkatnya luas lahan terbangun di Yogyakarta pada periode 2003 -2013 dimana terjadi peningkatan hingga 3770,16 ha (Kusumawati, 2015).

Kawasan Kota Yogyakarta memiliki beberapa sektor keruangan kota, salah satunya adalah keruangan di bantaran kali yang terletak di beberapa bagian wilayah di Kota Yogyakarta. Apabila ditelisik lebih dalam, terlihat bahwa fenomena urban sprawl ini juga menyasar pada lahan bantaran kali di Kota Yogyakarta, salah satunya di kawasan Balirejo, Yogyakarta. Dari hasil kegiatan pra-penelitian, dapat diidentifikasi bahwa permasalahan umum yang terjadi di kawasan Balirejo, Yogyakarta ini diantaranya:

1. Fenomena degradasi lahan sungai, seperti adanya pendangkalan sungai, penumpukan sampah di lahan pengendapan sungai, dan alih fungsi Daerah Aliran Sungai (DAS) menjadi lahan pemukiman sehingga menimbulkan banjir luapan air sungai yang secara insidental terjadi dipengaruhi oleh curah hujan yang cukup tinggi.

2. Pemukiman penduduk yang relatif padat dan tidak tertata secara utuh sehingga terlihat bahwa tata ruang cenderung semrawut dan menghambat aktivitas masyarakat.

3. Aksesibilitas menuju kawasan penelitian yang cenderung belum terakses secara maksimal dengan berbagai moda transportasi. Bahkan, untuk beberapa lokasi hanya dapat dilalui menggunakan motor dan berjalan kaki. Akses kendaraan besar seperti mobil masih terbatas pada jalan tertentu dan itu pun hanya dapat dilalui searah.

Secara gambaran umum, wilayah penelitian dapat digambarkan melalui citra satelit, peta wilayah, dan kondisi lapangan sebagai berikut:

(2)

2 Gambar 1: Citra Satelit Wilayah Penelitian Tahun 2015.

Gambar 2: Peta Wilayah RW 06 Balirejo, Yogyakarta sebagai wilayah penelitian. Gambar 3: Kondisi Sungai Gajahwong yang mengalir di sisi timur wilayah penelitian. Gambar 4: Kondisi jalan setapak di bantaran Sungai Gajahwong.

Gambar 5: Terdapat perumahan di salah satu bagian dari wilayah penelitian.

Gambar 6: Rumah warga masyarakat yang terlalu mendekati bibir Sungai Gajahwong.

Apabila permasalahan tersebut tidak diselesaikan secara komprehensif, maka dikhawatirkan pembangunan di kawasan ini akan terhambat, bahkan mengalami penurunan taraf kesejahteraan. Lalu, metode apa yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan permasalahan ini? Salah satu pendekatan yang dapat diimplementasikan untuk menyelesaikan permasalahan ini adalah konsep Smart Growth. Konsep ini merupakan pendekatan pembangunan perkotaan di kawasan Amerika Serikat yang mendukung pembauran jenis bangunan dan penggunaan, diversifikasi perumahan dan pilihan transportasi, pembangunan dengan keberadaan masyarakat secara utuh, serta komunitas yang terikat satu sama lain. Konsep ini dijabarkan melalui sepuluh prinsip yang masing-masing membahas komponen berbeda.

Apakah ada penelitian konkret yang relevan terkait implementasi konsep Smart Growth ini, terutama di kawasan luar Amerika Serikat sebagai lokal implementasi konsep ini? Andrew (2015) dalam tesisnya mengungkapkan bahwa konsep Smart Growth telah mulai diimplementasikan dengan cara diintegrasikan ke dalam rencana pembangunan perkotaan di Kota Calgary, Kanada. Namun, performa konsep ini bukan terbaik dalam implementasinya karena dampak dari konsep ini baru dapat dirasakan sekitar 50 tahun pasca penerapanya secara menyeluruh. Di sisi lain, Smart Growth tetap memberikan kontribusi terhadap perubahan lintasan pertumbuhan perkotaan di Kota Calgary, Kanada.

1 2 3 4 5 6

(3)

3

Dari pencapaian penelitian tersebut, peneliti akan mengadaptasi kembali konsep tersebut untuk diimplementasikan dalam skala lebih kecil, yaitu di kawasan perkampungan di kawasan Balirejo, Yogyakarta. Dari penerapan tersebut, diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi di kawasan tersebut secara lebih komprehensif.

TUJUAN PENELITIAN

Dari latar belakang yang disajikan, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan kawasan Balirejo, Yogyakarta ditinjau dari prinsip Smart Growth,

2. Memodelkan

kawasan

Balirejo,

Yogyakarta

dalam

bentuk

penataan

kembali/restrukturisasi tata ruang di kawasan tersebut sesuai dengan harapan

masyarakat ke depannya.

3. Menganalisis sebab-akibat dan strategi implementasi model kawasan Balirejo,

Yogyakarta yang sesuai dengan harapan masyarakat di masa yang akan datang.

Dari tujuan, hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Deskripsi permasalahan kawasan Balirejo, Yogyakarta ditinjau dari prinsip Smart

Growth secara kualitatif dan visualisasi permasalahan dalam bentuk peta distribusi

permasalahan yang terjadi di kawasan tersebut.

2. Model kawasan Balirejo, Yogyakarta dalam bentuk sketsa tampak atas, samping, model

tiga dimensi, dan peta tata ruang wilayah dengan deskripsinya masing-masing yang

telah melalui serangkaian survei kepada masyarakat agar model tersebut sesuai dengan

kebutuhan masyarakat.

3. Maket dari model kawasan Balirejo, Yogyakarta yang telah melalui serangkaian survei

kepada masyarakat.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Penelitian ini dijadwalkan akan dilakukan dari Bulan Februari – Juli 2017 dengan mengambil beberapa tempat, diantaranya di sekolah peneliti (SMA Negeri 8 Yogyakarta), rumah peneliti (Samirono, Depok, Sleman, Yogyakarta), kampus Universitas Gadjah Mada (Bulaksumur, Yogyakarta), dan di wilayah penelitian, yaitu Kampung Balirejo, Yogyakarta. Untuk mempersempit wilayah penelitian, peneliti menggunakan wilayah RW 06 Balirejo yang terletak di kawasan bantaran Sungai Gajahwong sebagai wilayah penelitian sebagai kawasan yang paling terdampak dengan permasalahan yang ada.

Tahapan dalam penelitian ini akan ditempuh dalam 4 (empat) tahapan utama untuk mencapai hasil yang diharapkan. Tahapan tersebut sebagaimana terlihat dalam bagan berikut ini:

(4)

4 Gambar 7: Tahapan-tahapan yang dilalui dalam penelitian.

Tahapan pertama, peneliti akan menganalisis wilayah Balirejo-Sidobali ditinjau dari prinsip Smart Growth. Prinsip Smart Growth yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan prinsip yang terkait dengan pembangunan fisik langsung di wilayah tersebut sehingga prinsip yang akan digunakan sebagai basis dalam pembuatan instrumen pengumpulan data tahapan pertama ini adalah:

1. Mix land uses (pembauran tata guna lahan antara residensial, komersial, dan rekreasi)

2. Create a range of housing opportunities and choices (menciptakan jangkauan pilihan dan kesempatan dalam pemukiman/perumahan)

3. Create walkable neighborhood (menciptakan kawasan pemukiman yang memiliki aksesibilitas, dalam hal ini berupa jalan umum dan pedestrian)

4. Foster distinctive, attractive communities with a strong sense of place (perkembangan khusus dan komunitas yang menarik dengan kekuatan daya dukung kawasan)

5. Preserve open space, farmland, natural beauty, and critical environment area (pelestarian ruang terbuka, tanah peternakan, keindahan alam, dan kawasan lingkungan yang kritis) 6. Provide a variety of transportation choices (menyediakan berbagai pilihan moda transportasi)

Tidak semua prinsip Smart Growth digunakan mengingat akan terlalu luasnya pembahasan nantinya. Peneliti dalam membuat instrumen analisis wilayah tahapan pertama ini, akan berpedoman pada pedoman implementasi Smart Growth yang dikeluarkan oleh otoritas di Amerika Serikat, yaitu US Environmental Protection Agency melalui website www.epa.gov. Di dalam laman tersebut, terdapat 2 (dua) pedoman dengan judul yang sama tetapi berbeda tahun keluaran. Peneliti akan menggunakan pedoman dengan tahun keluaran paling baru yang berjudul Getting to Smart Growth II: 100 Policies for Implementation. Tabel instrumen analisis wilayah pada tahapan pertama ini mengikuti format tabel sebagai berikut:

Tabel 1 Format Instrumen Analisis Wilayah Tahapan I

NO PRINSIP SMART GROWTH INDIKATOR (AMERIKA SERIKAT) INDIKATOR ADAPTASI LOKAL METODE PENGUMPULAN DATA KONDISI LAPANGAN 1 2 3 4 5 6 ... ... ... ... ... ... Analisis wilayah ditinjau dari prinsip Smart Growth Pemodelan kawasan menjadi 3 (tiga) alternatif pemodelan Survei kepada masyarakat untuk didapat model yang diharapkan oleh masyarakat. Analisis hasil survei masyarakat (sebab-akibat dan strategi implementasi)

(5)

5

Pasca melakukan analisis wilayah berdasarkan tabel tersebut, maka peneliti akan menginjak tahap selanjutnya, yaitu melakukan pemodelan terhadap kawasan tersebut berdasarkan kepada hasil analisis wilayah. Dalam melakukan pemodelan, peneliti akan membuat 3 (tiga) model alternatif dari kawasan tersebut. Ketiga model akan digambarkan melalui sketsa wilayah tampak atas, samping, model tiga dimensi, dan peta tata ruang wilayah dengan deskripsinya masing-masing. Untuk memberikan keseimbangan dalam setiap model, peneliti akan menggambarkan setiap model dengan keunggulannya masing masing sehingga nantinya saat dilakukan survei masyarakat oleh masyarakat, output pengujian bersifat valid dan bukan karena subjektifitas peneliti untuk mengarahkan setiap responden dalam pengujian memilih salah satu model.

Setelah ketiga model digambarkan beserta detail deskripsinya, peneliti selanjutnya akan melakukan survei kepada masyarakat terkait dengan pemilihan alternatif model. Survei ini akan mewawancarai responden secara langsung untuk memilih model mana yang dipilih oleh masyarakat sehingga mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi di kawasan tersebut. Responden akan diberi pertanyaan terkait model manakah yang menjadi pilihan masyarakat dan sebab-sebab pemilihan model tersebut sebagai alternatif penyelesaian masalah di kawasan tersebut.

Setelah didapatkan hasil dalam survei masyarakat dan mendapatkan model mana yang menjadi pilihan masyarakat, peneliti akan menganalisis sebab-sebab pemilihan model tersebut menjadi alternatif pilihan masyarakat dibandingkan dengan model lainnya. Selain itu, peneliti akan menganalisis model pilihan masyarakat tersebut dalam bentuk strategi implementasinya di masa yang akan datang sebagai rekomendasi kepada pemerintah setempat. Di akhir analisis ini, peneliti akan membuat model pilihan masyarakat tersebut menjadi model maket sehingga dapat terlihat secara tiga dimensi penuh dan diketahui detail-detail bagian model tersebut secara lebih komprehensif.

(6)

6

Dalam menganalisis data, peneliti akan berpedoman kepada tahapan analisis data menurut Miles dan Huberman dalam Lisa (2015) analisis data terdiri dan tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/ verifikasi. Ketiga tahapan analisis data tersebut akan digunakan dalam setiap analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini.

REFERENSI

Andrew, Chris. 2015. Sprawl Because of You: The Emergence of Smart Growth Policy in Calgary, Alberta. [Tesis]. Kanada: Ryerson University

Daymon, Christine. Immy Holloway. 2001. Qualitative Research Methods in Public Relations and Marketing Communication. Routledge: London

Smart Growth Network. 2014. Getting to Smart Growth II: 100 Policies for Implementation. Amerika Serikat: Smart Growth Network

Kumar, Ranjit. 2011. Research Methodology 3rd Edition, a Step-by-Step for Beginner. Sage: London Kusumawati, Indah Tiara. 2015. Pengaruh Urban Compactness Terhadap Transformasi Spasial di

Wilayah Peri Urban Kota Yogyakarta. [Skripsi]. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Lisa, Rydvia. dkk. 2010. Analisis Data Kualitatif Model Miles Dan Huberman (Sebuah Rangkuman Dari Buku Analisis Data Qualitatif, Mathew B. Miles Dan A. Michael Huberman). Tidak diterbitkan. Padang

Peraturah Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2015 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kota Yogyakarta Tahun 2015 – 2035

Smart Growth Network. 2006 This is Smart Growth. Smart Growth Network: Amerika Serikat www.bps.go.id (12 Mei 2017)

www.epa.gov (12 Mei 2017)

www.mediainformasiumbulharjo.com (12 Mei 2017)

Yang, Fei. 2009. If “Smart” is “Sustainable”? an Analysis of Smart Growth Policies and Its Successful Practices. [Tesis]. Amerika Serikat: Iowa State University

Gambar

Gambar 2: Peta Wilayah RW 06 Balirejo, Yogyakarta sebagai wilayah penelitian.
Tabel 1 Format Instrumen Analisis Wilayah Tahapan I  NO  PRINSIP  SMART  GROWTH  INDIKATOR (AMERIKA SERIKAT)  INDIKATOR ADAPTASI LOKAL  METODE  PENGUMPULAN DATA  KONDISI  LAPANGAN  1  2  3  4  5  6  .....

Referensi

Dokumen terkait

pendidikan dan keahlian masyarakat Nias Utara dalam segala sektor

Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang

ditetapkan sebelumnya. Untuk dapat melihat efektivitas pelaksanaan anggaran dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara anggaran yang telah ditetapkan dengan realisasi dari

Manusia hanya dapat melihat sampai dengan 400 nanometer, warna violet, sedangkan makhluk tetrachromat dapat melihat warna ultraviolet sampai dengan 300 nanometer, warna primer

Lingkup materi dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis implementasi rencana tanggap darurat (emergency response plan) pada Laboratorium Jurusan Teknik Kimia

 Sejumlah bank menilai permintaan akan kredit konsumsi seperti perumahan dan kendaraan bermotor berpeluang naik di tahun ini seiring aktivitas ekonomi yang membaik di

2. Uraian lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2. Menu, terdiri dari pengaturan layer, analisis pendugaan erosi dan AIO Report. a) Menu pengaturan layer, berfungsi

Perubahan dan perkembangan tersebut merupakan tantangan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Kesehatan dari institusi pendidikan tinggi Politeknik Kesehatan (Poltekkes)