47
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Sistem Akuntansi Persediaan Bahan Baku PT. Albasia sejahtera Mandiri sudah BAIK. Hal ini dapat dilihat dari prosedur penerimaan dan pengeluaran Bahan Baku yang dilakukan oleh PT. Albasia Sejahtera Mandiri yang tidak hanya dilakukan oleh satu bagian saja, sehingga jika satu bagian melakukan kesalahan dapat dikoreksi oleh bagian yang lainnya. Selain itu, setiap bagian sudah melaksanakan fungsinya dengan baik, serta dokumen-dokumen yang digunakan sudah diotorisasi oleh pihak yang berwenang, sehingga jika terdapat penyalahgunaan wewenang dapat ditelusuri dengan mudah. Dengan demikian, kekayaan perusahaan dalam hal ini persediaan dapat terjaga. Namun terdapat kelemahan dalam prosedur ini, yaitu dokumen yang digunakan terdapat otorisasi yang berupa Photocopy yang digunakan dalam Prosedur Penerimaan Bahan Baku dan adanya kolom yang tidak diisi dalam dokumen yang terkait dalam Prosedur Penerimaan Bahan Baku. Akan tetapi, hal ini tidak banyak mempengaruhi prosedur persediaan bahan bakutersebut. Dengan demikian, pelaksanaan penerimaan, pengeluaran bahan baku yang dilakukan petugas terkait dapat berjalan dengan lancar.
2. Bagian-bagian dalam Sistem Akuntansi Persediaan Bahan Baku Kayu a. Satpam
48
3. Dokumen-dokumen dalam Sistem Akuntansi Persediaan Bahan Baku Kayu
a. BAST
4. Catatan-catatan dalam Sistem Akuntansi Persediaan Bahan Baku Kayu KPBB
5. Aplikasi yang digunakan dalam Sistem Persediaan Bahana Baku Microsoft Excel.
5.2. Saran
49
dokumen tersebut dibuat sebagai bukti bahwa dokumen tersebut telah diperiksa dan disetujui.
b.
Untuk mengatasi masalah pada LHG yaitu kolom "persent %" yangdibiarkan kosong, sebaiknya kolom tersebut diisi persentase barang sesuai dengan Grade-nya (kualitas kayu) dengan demikian tujuan dari dokumen Laporan Harian Grader dapat tercapai. Selain itu, pengisian Grade kayu dapat menjadi masukan bagi Bagian Pembelian untuk