. r
i
Jl
. PERANAN PENGAWAS DALAM PEMBINAAN GURU
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
(Studi Kasus di SMP Negeri Kabupaten Simalungun)
TESIS
<Diaju/(g,n (}u11.a
!M.emenulii
Saudi Satu Syarat
Vntui{_:Memperofeli qet:ar
!M.aeister (f'erufuf~nCIWgram Stwfi
;taministrasi
Penaufi[(smOleh:
JATIAR SINAGA
NIM: 026030151.
PROGRAM PASCASARJ ANA
UNIVERSITAS NEGERI.MEDAN
ME DAN
TESIS
PERAN PENGA WAS DALAM PEMBINAAN GURU
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
(Studi Kasus
di
SMP Negeri Kabupaten Simalungun)
Disusun dan Diajukan Oleh:
JA TIAR SINAGA Nim. 026030151
Telah Dipertahankan di Depan Panitia Ujian Tesis Pada Tanggall4 April2007 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelas Magister Pendidikan
Pada Program Studi Administrasi Pendidikan
Medan, 14 Apri1 2007
Menyetujui, Tim Pembimbing
Prof. DR. Belferik Manu; .ang NIP. 130518778
Ketua· Program Studi Administrui Pendidikan
{'1;bingll
DR. Siman, M.Pd NIP. 130 879 744
~
_.=,=:--..
DR. H. Syaiful Sagala, M.Pd Prof. DR. Belferik Manullang NIP. 131648292 NIP 130518778
·---·--·---NO
1. 2. 3. 4. 5.PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI
UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN
NAMA
Prof Dr. Belferik Manullang NIP. 130 518 778
Pembimbing I
Dr. Siman, M.Pd NIP. 130 879 744 Pembimbing II
Prof. Dr. H. Zainuddin, M.Pd. NIP. 131 412 356
Penguji
Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd NIP. 131 648 293
Penguji
Dr. Berlin Sibarani, M.Pd NIP. 131 110 873
Penguji
GAN
···(Jjz···
e I e • • • " • • • • • • • • ~ • '" "' " "' " • "' '" • " ' . "'• • • .
~
~ -··· ·· ···... ...
Mahasiswa Nama NIM Tanggal UjiaaJ atiar Sinaga
025030151
14 April2007
•
~» ,
; _.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Kuasa yang telah menganugerahkan petunjuk dan kekuasaan
sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan sebagaimana diharapkan.
Tesis ini berjudul : PERAN PENGAWAS DAlAM PEMBINAAN
GURU Dl SEKOI.AH MENENGAH PERTAMA (studi Kasus di SMP Negerl
Kabupaten Simalungun)". Penulisan Tesis ini dimaksudkan untuk
memenuhi sebahagian syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan .
Dalam penyelesaian tesis ini, penuriS banyak menerima
bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak yang sangat
besar manfaatnya. Untuk itu penulis mengucapkan tenma kasih kepada
bapak Prof. Dr. Belferrik Manullang dan bapak Or. Siman, M.Pd. selaku
Pembimbing I dan Pembimbing II yang beritat bimbingan dan waktu yang
diberikan mereka berdua sehingga tesis ini dapat diselesaikan untuk
memenuhi persyaratan meraih gelar Magister Pendidikari ..
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak Prof.
Dr. lr. Zainuddin, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidillan,
..:j
Prof.
Dr. Belferik Manullang, M.Pd selaku Direktur PPS Unimed, para staf.. pimpWl&n, dosen, clan pegawai PPS Unimed yang juga banyak memberikan
.
.,.
..
.:
.,.
bimbingan, pengarahan dan pelayanan kepada penulis selama
menyelesaikan perkutiahan dan penulisan tesis ini.
·'!
Kepada bapak Drs. Biller Pasaribu selaku Kepala Dines:r·
Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Simalungun, Ketua KelompokPengawas dan para Pengawas sekolah Menengah di Kabupaten Simalungun
yang memberikan izin kepada penutis melaksanakan penelitian dengan
memberikan data dan informasi yang diper1ukan sehubungan dengan
penelitian dan penulisan tesis ini.
Kepada semua pihak dan rekan sejawat yang turut memberikan
dukungan moril dan materil dalam rangka penyelesaian kuliah dan penulisan
tesis ini , penulis ucapkan juga terima kasih ·yang tiada terilingga.
Kepada isteri tercinta Hillerina Br. Purba, anak-anak tersayang
Febrina Hotmarisda Sinaga, Saul Par1indungan Sinaga, dan Thesalonika
Sinaga yang juga berkorban waktu dan perasaan dengan segala kesibukan
penulis selama kuliah dan penelitian. Pengorbanan dan motivasi yang
mereka berikan selama ini menjadi motivasi bagi penulis untuk
sungguh-sungguh menyelesaikan perkuliahan pada PPS Universitas Negeri Medan.
Kepada Ayahanda dan lbunda yang telah membesarkan dan
mendidik penulis sejak kecil dan berkat doanya jualah penulis masih dapat
- melanjutkan pendidikan ke program Strata Satu (S.2) dan menjadi kekuatan
••
· ~ semangat untuk terus menuntut ilmu pengetahuan pads Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan .
.
....
Akhimya, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
atas kemungkinan adanya kekeliruan dalaJill kaJYa ilmiah ini, semua itu
merupakan kekurangan dan keterbatasan penulis yang juga tetap mengharap
petunjuk dari Tuhan Yang Masha Kuasa .
Medan. 2 April 2005
Penulis
JAnAR SINAGA
DAFTARISI
Halaman
KATA PENGANTAR iii
;· ABSTRAK vi
•
ABSTRACT vii.
..
DAFTAR lSI viiiDAFTAR TABEL X
DAFTAR GAMBAR xi
BAB
I:PEN OAHULUAN 1A. L.atar Belakang Masalah 1
B. Fokus Penelitian 10
C. Pertanyaan Penelitian 10
D. Tujuan Penelitian 10
E. Manfaat Penelitian 11
F. Definisi Konsep 12
G . Kerangka Konsep 13
BAB II: ACUAN TEORI 14
A. Hakikat Pengawas Pendidikan 14 B. Hakikat Pengawasan Pendidikan 19
C. Hakikat Pembinaan Guru 40
BAB Ill: METODOLOGI PENELITIAN 51 A. Pendekatan dan Metode Penelitian 51
B. Latar Penelitian 52
C. Prosedur Pemilihan lnforman 56
D. Teknik Pengumpulan Data 59
E. Teknik Analisis Data 64
F. Teknik Pemerlksaan Keabsahan Da ta 67
IV:HASIL, TEMUAN DAN PEMBAHASAN PENEUTIAN 70
A. Hasil Penelitian 70
B. Temuan Penelitian 77
1. Tugas Pokok Pengawas di SMP 77 2. Pelaksanaan Kegiatan Pengawas 86 3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Tugas
Pengawas 98
t ~
C. Pembahasan Hasil Penelitian 108
r
,.,
BAB V:KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN
E.
120•
A. Kesimpulan 120
• .
•
-
..
..
B. Saran-Saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1
DAFTAR INFORMAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ix
·
-121
.·
-
•
..
..
DAFTAR TABEL
NOMOR TABEL JUDUL TABEL HALAMAN
1. Distribusi Sekolah yang diawasi Pengawas 51
2. Keadaan Pengawas Sekolah Menengah Bettlasarkan Golongan
52
3. Klasilikasi pendidikan Pengawas 53
4. Program Kerja Kelompok Kerja Pengawas 62
DAFTAR GAMBAR
NOMOR TABEL JUDUL GAMBAR HALAMAN
1. Proses Pengawasan dalam suatu sistem 18
2. Proses rekn.rtmen dan pembinaan guru
32
3. Struktur O rganisasi Pengawas 55
4. Sistem Perilaku Superavisi 113
5. Pengaruh Sistem Perilaku Supervsl Pengajaran 119
..
,
-
..
..
•
A.
Latar
Be1akangMasalah
BABI
PENDAHULUAN
Beberapa tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia
saat
inite'fdiri dari tantangan regional dan globalisasi. T antangan regional
adalah Yang berhubungan dengan suatu negara dengan negara lain
dalam lingkup terbatas, sedangkan tantangan globalisasi terkait dengan
tantangan terhadap suatu negara deng:an negara lain tanpa batas yang
mencakup seluruh dunia.
Era globalisasi menurut Tilaar (1999:252) adalah Suatu
tantangan kehidupan manusia yang secara global telah melibatkan
seluruh manusia, khususnya di bidang ekonomi (perdagangan bebas),
politik (demokratisasi) dan budaya (budaya global). Era ini dibentuk
oleh proses globalisasi yaitu proses yang melahirllan masyarakat yang
terbuka.
Pendidikan nasional merupakan aspek pembangunan yang tak
boleh mengabaikan dampak globalisi. Karena pada saat ini tuntutan
globalisasi tersebut dirasakan dalam hal semakin besamya persaingan
dan perlunya kerja sama antar bangsa dalam proses pembangunan.
Tuntutan tersebut memerlukan tersedianya sumber daya manusia
yang berkualitas unggul yang disediakan oleh pendidikan yang
.I
2
Untuk it\1 sekolah bertanggungjawab untuk menyediakan Sumber
Daya Manusia (SOM) yang dimaksudkan. Tentu saja SDM unggul
tersebut ditentukan oleh berbagal faktor yang didalamnya termasuk
adalah dimensi pengawasan pendidikan yang berlangsung sejak dari
pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Pengawasan tersebut baik
yang mencakup bidang masokan,
proses_
keluaran maupun biaya dansumber days materiallainnya.
Salah satu jenjang pendklikan nasiooal yang menghadapi
tantangan tersebut adalah jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP)
sebagai bagian dari program pendidiltan dasar di Indonesia. ttu artinya,
SMP memiliki peran srtategi dalam mendukung kesinambungan dan
ketuntasan program wajib belajar 9 tahun di era reformasi ini. Untuk itu,
setiap SMP saat ini harus benar - benar diproyaksikan dalam
mempercapat pencerdasan bangsa melalui pelaksaan pembelajaran
yang efektif.
Di sini dipertukan penyelenggaraan manjemen sekolah oleh para
mana]er y ang benar - benar memaham tugas dan tanggung jawabnya
dalam memfungsikan sekola sebagai pusat keungg ulan dalam era
globalisasi peda setiap SMP di Indonesia. Kepala sekolah harus benar
-benar memiliki keterampilan manajerial kepemimpinan efektif untuk
menjalankan manajemen sekolah. Demikian pula para guru pel1u
..
"
"
•
g
3
mengajar. Sarana clan prasarana ·sekolah harus dilengkapi sesuai
tunMao pembelajaran yang meodukung peoingkatan mutu setiap SMP.
Tak kalah pentingnya, para pengawas di sekolah meneogah juga
dituntut harus profesional dalam meojalankan tugas pengawas
peodidikan agar para guru dapat diberikan pertolongan untuk perbaikan
pengajaran di setiap sekolah. Tuntutan ini penting seka~ dipenuhi agar
sekolah menjadi efektif untuk membina: Sumber Daya Manusia ( SDM )
yang berllualitas. Berbagai tuntutan Internal dan tatangan ekstemar yang
di hadapi para pengawas sekolah. TunMan internal tefSebut
menyangkut peningkatan kualitas pembelajaran, pengembangan
kurikulum, pengembangan mutu guru, peningkatan pembiayaan sekolah
baik untuk operasional maupun sarana dan prasarana untuk
memperlancar ,kegiatan belajar. Secara ekstemal, besamya arus
tunMan peningkatao mutu rurusan merupakan harapan masyarakat
yang hampir tidak boleh diabaikan begitu saja.
Masalah pengawasan pendidikan terkait dengan peran para
pengawas sekolah dalam menjalankan tugasnya sebagai pejabat
fungsional yang bekeljasama dengan kepala-kepala sekolah. Adapun
masalah yang dihadapi pengawas pendidikan sebagaimana
dikemukakan oleh Hariwung ( 1989) di antaranya : 1) Status supervisi di
dalam tugas pendidikan dan pengajaran di sekolah belum terlembaga
'
..
..
· ~ ,. ~
..
..
"
4
3) Kebutuhan temadap kepemimpinan pendidikan yang menuntut
pengendalian diri dan pengorbanan kepribadian merupakan taruhan
keberhasilan
tugas,
4) Efektifitas tugas supeNisi tidak atau kurangditegaskan secata wajar di dalam prosedur evaluasi yang sehat, 5)
Pertumbuhan kompetensi pendidikan yang belum profesional, 6) Tugas
supervisi terhadap dinamika pembaheruan belum diketahui secara
jelas.
Pacla saat ini para pemimpin pendidikan (kepala 54H<olah,
pengawas dan guru) ditunM untuk memiliki kejelasan visi. Pengelolehan
sekolah yang bersifat future onented (orientasi masa depan) berarti
peningkatan kualitas ber11elanjutan. Suatu arah manajemen sekolah
yang memperhatikan penunya perubahan manajemen dalam rangka
mengefektifl<an organisasi yang dipimpinnya agar seluruh sumber daya
yang ada benar-benar dapat diperdeyakan untuk kemajuan. Tllaar
(2000) berpendapat behwa di dalam era otonomi daerah dan
desentralisasi pendidikan kite inginkan pendidikan pemberdayaan yaitu
yang bertujuan memberdayakan setiap anggota masyarakat untuk
dapat berprestasi setinggi-tinginya sesuai deogan kemampuan yang
telah dikembangkan dalam dirinya sendiri. Karena itu kund pokok
desentralisasi ialah partisipasi penuh .anggota masyarakat dari bawah
l
Jl
•
·,
•
..
•..
..
"
•
5
Suatu hal yang pafing krusial dalam konteks ini adalah pertunya
kebijakan Oinas Pendidikan di daerah pertu menekankan visi
pemberdayaan dan keunggulan daerah. Bagaimana pun, untuk
mengarahkan perubahan konstruktif pada lembaga pendidikan adalah
ditentukan oleh kompetensi manajerial pimpinana tembaga pendidikan.
Untuk membimbing arah perubahan lefsebut pertu melakukan
perubahan manajemen sebagai salah satu teknologi utama yang harus
dimanfaatkan secepatnya. Keunggulan SDM sangat d iperlukan dalam
globalisasi dan otonomi pendidikan.
Sekolah sebagai satu instansi yang melaksanakan kegia18n
pendidikan sebagai hal fundamen1al manusia benar-benar memerluka.n
upaya pengelolaan terencana, terarah, terorganisir dan terpadu. Hal itu
penting dilakukan karena pendidikan merupakan keglatan yang
berorientasl masa depan (Mure oriented) dan menyangkut pembinaan
potensi manusia baik. secara pribadi m aupun masyarakat dan bangsa
yang berlangsung sepanjang masa. Pengelolaan organisasi pendidikan
tidak boleh serampangan, karena kehadiran organisasi pendidikan
merupakan tuntutan modemisasi, kemajuan sains dan teknologi dalam
rangka mengoptimalkan pembinaan potensi pribadi manusla sebagai
mahluk yang berbudaya .
Bagaimanapun, peran pengawas pendidikan sangat menentukan
..
"'
...
6
dapat dicapai manakala para pengawas mampu bekerjasarna dengan
kepala sekolah beserta stafnya menjalankan program bantuan bagi
pembinaan guru, pelaksanaan kurikul um dan perbaikan manajemen
sekolah menjadi pertisipatif dalam pengambilan keputusan di setiap
lembaga pendidikan.
Setiap sekolah di daerah perlu mengkernas program unggulan
atau berusaha meningkatkan mutu sekolahnya. Semua jenis dan
jenjang sekolah sudah saatnya berbenah diri dalam meresponi isu
perbaikan mutu dengan berbagai strategi manajemen maka banyak
faktor internal dan ekstemal yang perlu dikaji secara ilmiah untuk
pengembangan selanjutnya di sekolah.
01onomi bidang Pendidikan merupakan peluang bagi
pemberdayaan sekolah. Hal itu memberikan peluang bagi rekonstruksi
sekolah, baik bidang manajemen maupun kurikulum. Karena dengan
pelimpahan kewenangan dari pusat ke daerah kabupaten dan kola,
sampai kepada sekolah dan guru, maka diharapkan peluang untuk
mempercepat kemajuan sekolah dengan keunggulan SOM di daerah
akan dapat dicapai. Apalagi, peluang partisipasi masyarakat juga dapat
di optimalkan.
Pelaksanaan otonomi pendidikan yang paling pokok adalah
ter1etak pada pemberian otonomi kepada sekolah. tsu pendidikan
...
0
..
7
sekolah sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya dalam
mengelola sekolahnya. Maka penerapan strategi manajemen sangat
menentukan arah perbaikan sebuah sekolah dengan semaldn
diberikannya otonomi sekolah.
Menurut Sudarminta (2001), pendidikan mass depan jangan
hanya dirancang untuk melayani kebutuhan pengembangan ekonomi
saja, tetapi pendayagunaan para lulusan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut juga tidak boleh diabaikan. Karena pendidikan yang tak clapat
menghasilkan orang-orang untuk memenuhi !unMan pasar kerja yang
ada dan dipertukan untuk membangun masyarakatnya akan menjadi
pendidikan yang tak berguna'. Apalagi tuntutan akan pelaksanaan hak
asasi manusia dan penegakan hukum :Sebagai cita ideal demokratlsasi
menjadi bahagian penting yang menempatkan otonomi pendidikan di
daarah semakin menguat untuk diperjuangkan dan dilaksanakan.
Dalam era otonomi pendidikan atau desentratisasi, pendidikan
yang ditarangkan kepada dinas pendidikan kabupatenlkota jaogan
sampai menghambat otonoml sekolah dengan sernuanya ditentukan
oleh pemerintah daerah. Deogan tetap menyadari pentiognya
memperoepat l<eberhasilan pendidikan dasar 9 tahun untuk mencapai
tingkat pemerataan pendidlkan yang semakin tinggi, justru peniogkatan
kualitas pendidikan di daerah jangan sampai diabaikan. Secara
•
"
••
•
..
..
,.
8
peningkatan kualitas harus berjalan dalam era otonomi daerah bidang
pendidikan sel<arang ini.
Mangacu kepada Townsend (11994:29) dalam buku "E~
Shooling the Community" dijelaskan bahwa keunggulan SOM di daerah
dalam era otonomi ini memungkinkan untuk dicapai dengan
memperhatikan peda empat dimensi, yaitu: (1) kualitas individu pelajar,
(2) kurikulum sekolah, (3) kualitas den pemerataan guru, {4) hasil dari
proses pendidikan. Dengan begitu, otonomi pendidikan yang bermuara
kepada perwujudan otonomi sekolah harus dapcit menjadikan suatu
sistem sekolah yang menjanjikan pendidikan terbaik kepada pelajar di
daerah. ltu berarti seluruh sumber daya daerah; bail( sumber daya
manusia, sumber daya alam, modal, i l'lfrastrulitur, dan supra struktur
pendidikan harus dibangun untuk melengkapi keperluan menyadlakan
pendidikan terbaik bagi anak.
Peningkatan mutu sekolah merupakan agenda pemerintah
Daerah melalui berbagai program peningkatan mutu oleh Oinas
Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Simalungun, Pengawas pada
Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan unsur penting dalam
mengawasi pelaksanaan program peningkatan mutu pendidikan di
Daerah Kabupaten Simalungun. Bagitupun, dalam fenomena umum
menunjukkan bahwa pelaksanaan tugas pokok pengawas masih
•
•
•
..
9
pengajaran cenderung kurang efektif clilihat dari mutu IUiusan. Ada
sementara pengawas yang cenderung kurang disiplin melaksanakan
tugas dltandai dari jarang hadir di sellolah binaannya.
Fenomena sebagaimana diungkaplcan
diatas
yang terkait denganbidang pengawasan tidak boleh dibiarkan begitu saja, karena akan
menghambat program peningkatan mutu sekolah yang dij&lankan
dengan kebijakan otonomi daerah bi<:tang pendidlkan. Untuk itu penu
dicarikan pemecahan masalahnya melalui proses penelitian ilmiah
.Berdasarlian hai tersebut maka penulis merasa tertarik untuk meneliti
masalah bagaimenakah pengawas menjalankan perannya dalam
membina guru ·sekolah Menengah Pertama, l<hususnya pada SMP
Negeri di Kabupaten Simalungun.
Adapun alasan lain pentingnya penelitian ini dilaksanakan
mengingat dalam konteks desentrafisasi Pendidikan yang bertangsung
saat ini, seluruh pimpinan lembaga peooidikan negeri dan swasta peilu
melakukan pencerahan. bert>icara untuk lleunggulan, membangun tim
kepemimpinan yang kuat dan pemberdayaan para guru serta bei'Sama
masyarakat memajukan pendidikan untuk semua (education for all)
dengan berbasis kepada budaya masyarakat disetiap daerah. lentu
saja orientasi tersebut harus tetap memperhatikan keunggulan global
sebagai daya saing diabad ke-- 21, bai·k dalam bidang ilmu, teknologi,
..
•
•
•
..
10
B. Foltus Penelitian
c.
Penelitian ini difokuskan terhadap masalah peran pengawas
dalam pembinaan guru Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri
Kabupaten Simalungun .
Pertanyaan Penelltian.
Adapun yang menjadi permasalahan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah pelaksanaan tugas pokok Pengawas dalam
pembinaan guru SMP Negeri di Kantor Dinas Pendidikan
Kabupaten Simalungun?
2. Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan pengawas dalam pembinan
guru di SMP Negeri di Kabupaten Simalungun ?
3. Apa sajakah faktor pendukung pengawas manjalankan tugas
pembinaan guru di SMP Negeri di Kabupaten Simalungun ?
4. Faktor-faktor apa sajakah sebagai penghambat pengawas dalam
menjalankan tugas pembinaan guru SMP Negeri Dinas Pendidikan
Kabupaten Simalungun?
D. Tujuan Penelltlan
Berdasarkan fokus dan permasalahan penelitian sebagaimana
"
.,
..
•
..
..
.
..
11
1. Menjelaskan pelaksanaan tugas pokok Peogawas dalam
pembinaan guru SMP Negeri di kantor Dinas Pendidikan
Kabupaten Simalungun
2. Mendeskripsil<an pelaksanaan kegiatan Pengawas dalam
pembinaan guru di SMP Negen Kabupaten Simalungun
3. Mengungkapkan faktor-faktor sebagai yang menjadi pendukung
Pengawas dalam menjalankan tugas pembinaan guru di SMP
Negeri Oinas Pendidikan Kabupaten Simalungun
4. Menjelaskan faktor-faktor penghambat Pengawas dalam
menjalankan tugas pembinaan guru SMP Negeri Oinas Pendidikan
Kabupaten Simatungun.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Ketompok Kerja Pengawas sebagai masukan dalam membenahi
prosedur manajemen operasional kerja pengawas untuk
meningkatkan pembinaan guru dir Dinas Pendidikan Kabupaten
Simalungun.
2. Para pengawas sebagai bahan evaluasi pelaksanaan perannya
salama ini untuk dapat ditingkatkan kwalitasnya di masa
mendatang.
I
..
..
.,
..
•
"
12
3. Kepala SMP dalam meningkatkan kerjasama dengan pengawas
untuk peningkatan kwalitas pembinaan guru berkaitan dengan
perbaikan pengajaran .
4 . Bagi para guru sebagai masukan dalam membenahi kerjasama
dengan pengawas selama ini untuk kemajuan program pengajaran
di sekolah
F. Defenlsl Konsep
Adapun kerangka konsep yang menjadi acuan penelitian
adalah sebagai berikut
1. Peran yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kedudukan
seseorang dalam bidang tertentu. Didalamnya teOOmdung tugas
dan tanggung jawab yang membedakan kegiatannya antara satu
peran dengan peran yang lain.
2. Pengawas yan9 dimaksudkan disini adalah petugas yang diangkat
oleh pemerintah untuk mengawasi kegiatan sekolah didalam
menjalankan programnya untuk mencapei tujuan pendidikan.
Pengawas sekolah ini merupakan jabatan fungsional yang diangkat
berasal dari guru yang sudah berpengalaman.
3. Pemblnaan guru yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
proses menambah pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai
Jl
9
••
.
...
13
G. Kerangka Konsep Penelltlan.
Kerangka konsep penelilian ini bertolak dari bidang pengawas
sekolah sebagai berikut:
Pengawas
Sekolah Dinas Pendidika ndan Pengajaran
Peran Pengawas dalam Pembinaan Guru
Membantu guru dalam membuat administrasi pengajaran • llilenotong guru mengembangkan k urit(ulum
• Membimbing guru dalam memantapkan kepribadian
SMP
SMP
SMP
Guru Profesional • Menguasal ilmu yang dijarkan ~..-.-.~ • Ahli mengajsrkan
•
'
BABV
KESIMPULAN DAN SARAN- SAR.AN
A. Kesimpulan
1. Pelaksanaan tugas pokok pengawas telah di susun secara
terprogram oleh koordinator kelompok k e~ a pengawas ( KKP ) Dinas Pendidikan Kabupaten Simalungun setiap tahun pelajaran.
Pelaksanaan di lapangan meliputi pembinaan administrasi sekolah,
pengembangan kurikulum, perbaikan administrasi pengajaran,
pembinaan program kepala sekolah dan pembinaan profesional guru
sesuai kede etlk para pengawas.
2. Aktivitas pengawas dalam pembinaan guru dilakukan melalui
kunjungan kelasl supervisi klinis yang tujuannya mencari hambatan
dalam pembelajaran kemudian memberikan masukan kepada guru
untuk meningkatkan kemampuannya dalam administrasi pengajaran
dan keterampilan mengajar. Seisin itu, pengawas mengadakan
pertemuan kelompok guru mel:alui MGMP untuk membina
keprofesionalan guru dan memberikan informasi baru mengenai
kebijakan pendidikan nasional atau di Kabupaten Simalungun.
3. Faktor pendukung pelaksanaan tiJQas pengawas ialah hubungan
organisatoris dengan kepala Oioas Pendidikan dan Pengajaren.
pertemuan setiap hari senin dan jum'at merupakan faktor pendukung
<
;
, _
121
dalam mengetahui masalah yang dihadapi dan keputusan bersama
dalam mengalasi hambalan dalam bidang kepengawasan di SMP
Negeri Simalungun. Sedangkan faktor yang menjadi hambatan
dalam melaksanakan tugas pembinaan guru oleh pengawas ada
yang bersumber dari pengawas baik menyangkut informasi terbaru,
dana, geografis, maupun dari segi guru yaitu slatus sosial, buku dan
alat pembelajaran, serta temuan yang tidak ditindaklanjuti.
B . Saran - Saran
1. Hendaknya pemeritah Kabupaten Simalungun dapat meningkatkat
insentif dan SPPD para pengawas secara lebih profesional agar
pelaksanaan tugas pokok para pengawas Sekolah Menengah (SMP)
dapat berjalan lebih baik lagi
2. Dalam rangka meningkatkan keprofesionalan para pengawas
hendaknya diefektifkan kembali pelaksanaan penataran dan pelatihan
pengawas o!eh Dinas Pendidikan Provinsi sehingga ada proses
penyegaran dan mereka mengetahui !ebih awal mengenai kebijakan
pendidikan nasional
3. Hendaknya insentif para guru semakin ditingkatkan oleh Pemerintah
Kabupaten Simalungun, agar jangan sampai ada guru yang merasa
r:endah diri bertiadapan dengan kemampuannya menyekolahkan
•
:;."
;.·,
DAFTAR PUSTAKA
Anderson,. A.H. dan Barl<er, 0 . 1996. Effective Enterprise and Change Management. New Vorl<: Blackwell Publisher, Ltd .
Atmojosudiljo, Pajudi.
~997
.
Pengambilan Keputusan. Jakarta; GhaliarlIndonesia
Bafadal, Ibrahim. 2003. Dasar-Dasar Mariagemen dan Supervisi Taman
Kanak-Kanak. Jakarta : Bumi Aksara.
Beach, D.M .
dan
Judy, R 2000. Super.visory Leadership : Focus onInstruction Massacusetls: Allyn Bacon
Beare, H, dkk. 1989. Creating excellent School. New Yor1<: Rout1ege
Bogdan, R dan Biklen, SH. 1985. Qualilative Reoearch for Educational : An
/ntroduktion
to
the Theory end Metthods.Bvcston: Allyn and BaconClarenceA 1978 Human Behavior in-educational administration, New jesrey:
Prentice Hall. Inc Englewood Cliffs.
Oepag Rl 2000, Pedoman administrasi deJl supervisi pendidikan. Jakarta:
Ditjen Binbaga Depag
Faisal, Sanapiah 1990. Penelitian kualitatif. M a!ang ; YA3
Gus!<ey, TR dan Michael
Huberman 1995 Professional Development ineducation, Columbia University : Tesc.'1er Ccallege Press
Guba, EG dan Lincoln, Y.1985. Natvrsli.stic lnqviry. New Yorl< : Sage Publications Inc.
Herrnanson, ed. 1982. Priciplas of Management. !llionis: Dow Jones Irwin Homewood
Hersey, P. and Blanchard, K.H. 1998. Management of Organisational Behavior. New Jersey : Englewood Cliffs
!mran, Ali. 1995. Pembinaan GvnJ di Indone sia, Jakarta: Dunia Pustaka Jays
•
"
:
123
Jonson,
RA.
1973. The Theory and Management of System. Tokyo: Me GrawHill Kagakushu
Lewis, P.V .1987 Organisational Communicational. New York : John Willey & Sons, Inc .
Me
Nergney, RF dan Carol A. Carier. 1981 Teacher Development, London :Collier Macmillan Publishers
Mudjiarto. 2003 Managemen Sel<olah Unggul .. Jakarta: Duta Graha Pustaka
Mondy R.W. and Premeaux, SH. 1995 Management: Concepts, Prakticas
and skills, New Jesrey: Prentice Han 'Inc Englewood cliffs.
Mulyana, Daddy. 2001. Metodologi Penefitian Kuafitatif ; Paradigms Baru
1/mu Komunikasi dan 1/mu Sosial Lainnya, Bandung: Remaja
Rosdakarya
Moleong, Lexy. J . 1995 Metoda penelitian Kualitatif, Bandung Remaja Rosda
Karya
M uhadjir, Noeng. 1996 Metode penelitian Kualitatif. Jogjakarta: Rake Sara sin
Nasution
s.
1992. Metoda Penelitian Naturafistik, Bandung, Tarsito Newel,Newton,C dan T .T. 1992 Managing Change in Schools. London: Rodlange
Pace, RW. And Faules, D.F. 1989 Orga nisational Communication, New
Jesrey: Edisi Ill
Papadopaulus, G .S. 1988. Leeming For Twenty-First Century: Issues,
(Jaqeus Delor: Education for the twenty-ferst centuri: Issues and Profect} Paris Unesco
Owens. Robert G . 1995. Organisational Behavior In Education .Amerika:
Allyan and Bacon
Reeser, C.1973. Management Function and modem concept. lllionis: Scoot
;
•
•
.-
.
124
Robbins , SP. 1984. Management, conceps and praktices. New Jesrey:
Prentice HaH. Inc Engle\tiood Cliffs
Sallis
E.
1993. Total Quality Man&gemen In Education. London: Kogan PageSalisbury, O.F. 1999 Five Tecnilogies EduC6VonaJ Change, New Jesrey
Edukatioanl T ecnology Publications Englewood Cliffls
Schlechty, P.C . 19976. Inventing Better School. San Fransisco : Jossey Bas Publication
Siagian, Sondang. 1997. Managemen Strategik. Jakarta Gunung Agung
- - - . 1985. Filsafah Admin istrasi. Jakarta Gunung Agung
Simon Herbert A 1997. Administrative Behavior. A Stl.ldy of decision-Making Processes In Administrative Organisations. New York: The Pre P ress
Soetopo,
Hendyat dan Soemanto , Wasty. 1982. Pengantar Operasinal Administrasi Pendidikan, Surabaya: Usaha NasionalSpreadley, J.P. 1980 Palficipant Obcervation. New York: Hit Rinehart and
Wist on
Sudarminta, J . 2001. Tantangan Pendidikan di Indonesia Memasuki Milenium
ke Tiga. (AAdmaji dan Y. Setianingsih , ed. Transpormasi Pendidikan
memasuki milenium ke tiga). Yogyatlarta Kanisius
Sutisna,
Oteng.
1985
Mministrasi Pendidikan. Bandung : Angkas .Thom, Douglas J. 1993 Educational Management and Leadership . Canada:
Detselig Entel"pfises, ltd
Tilaar,
HAR.
1999 Beberapa agenda Reforrnesi Pendidikan Naslonal dalam Presfetlf Abed 21 . Magelang : Tera IndonesiaTIIaar HAR 2001 . Membenahi Pendldikan Nasional. Jakarta: Rinecacipta
Tllaar HAR 2000, Paradigma BatV Pendldikan Nasiona. Bandung Remaja
Rosda Karya
Tim Oepdiknas. 1999. Panduan Manegemen Sekolah. Jakarta: Oitjen
\
~..
..
'
•
125
Terry, GeOflle.
R.
1973 The Principles of manegement. lllionisTownsend, Tony. 1994. Effectife
SchoOling
for community. New York:Roudledge
Undang-Undang Nomor 20 tahcm 2003 tentang
Sistem
Pendidikan Nasional,Jakarta
unesco.
1996 Learning: Thetreasure
wifhen. Report to UNESCO of theintemasional commlsion
on
Education for the twenty century Paris.unesco.
Usman, Moh. User. 1994. Manjadi Guru Profesional. Bandung: Rosdakarya