• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOSIALISASI DALIHAN NA TOLU PADA GENERASI MUDA BATAK TOBA DI PERKUMPULAN NAPOSO BULUNG GEREJA GPSI DI KOMPLEK YUKA MARTUBUNG KEC. MEDAN LABUHAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SOSIALISASI DALIHAN NA TOLU PADA GENERASI MUDA BATAK TOBA DI PERKUMPULAN NAPOSO BULUNG GEREJA GPSI DI KOMPLEK YUKA MARTUBUNG KEC. MEDAN LABUHAN."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

SOSIALISASI DALIHAN NA TOLU PADA GENERASI

MUDA BATAK TOBA DI PERKUMPULAN NAPOSO

BULUNG GEREJA GPSI DI KOMPLEK YUKA

MARTUBUNG KEC. MEDAN LABUHAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

Sartika Simatupang

308322052

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Sartika Simatupang

Nim : 308322052

Program Studi : Pendidikan Antropologi Sosial

Fakultas : Ilmu Sosial

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah hasil

karya saya sendiri, bukan pengambilalihan tulisan atau pikian orang lain yang

saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.

Demikianlah surat pernyaataan ini saya perbuat dengan sebenarnya.

Medan, 31 Agustus 2012

Yang membuat pernyataan

(5)

i

ABSTRAK

Sartika Simatupang, 308322052, Sosialisasi Dalihan Na Tolu Pada Generasi Muda Batak Toba Di Perkumpulan Naposo Bulung Gereja GPSI Di Komplek Yuka Martubung Kec. Medan Labuhan, Skripsi : Medan, Fakultas Ilmu Sosial, Jurusan Pendidikan Antropologi, Universitas Negeri Medan.

Dalihan na tolu merupakan pedoman bagi masyarakat Batak dalam berinteraksi dengan sesamanya dan merupakan inti dari kebudayaan Batak. Sebagai suatu bentuk kebudayaan, dalihan na tolu disosialisasikan kepada generasi muda. Menarik untuk dipelajari bagaimana sosialisasi tersebut pada masyarakat kota di tengah-tengah suku lain yang heterogen.

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan penjelasan mengenai pemahaman generasi muda di Komplek Yuka Martubung terhadap Dalihan Na Tolu, proses sosialisasi yang dilakukan untuk pelembagaan dalihan na tolu

kepada naposo bulung gereja GPSI komplek yuka martubung, menghasilkan identifikasi mengenai faktor-faktor yang mendorong proses sosialisasi dalihan na

tolu kepada pemuda Batak Toba dan faktor-faktor yang menghambat proses

sosialisasi dalihan na tolu kepada pemuda Batak Toba.

Lokasi penelitian ini dilakukan pada suatu Perkumpulan Naposo Bulung Gereja GPSI di Komplek Yuka Martubung Kecamatan Medan Labuhan. Responden penelitian adalah naposo bulung Gereja Pentakosta Sion Indonesia sebanyak 30 orang. Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Data kuatitatif dalam penelitian ini dikumpulkan dengan melakukan wawancara dan menggunakan kuesioner.

Penelitian ini menunjukkan bahwa proses sosialisasi dalihan na tolu pada generasi muda dilakukan memperkenalkan pemuda kepada saudara-saudaranya, memberikan sanksi dan imbalan apabila pemuda berbuat sesuai atau tidak sesuai dengan peraturan adat, dan mengajak pemuda untuk menghadiri upacara adat. Proses sosialisasi dilakukan oleh saudara terdekat, orang tua, tokoh adat dan teman bermain pemuda. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pemahaman generasi muda terhadap dalihan na tolu masih kurang.

Faktor-faktor yang Mendorong Proses Sosialisasi Dalihan Na Tolu di Naposo Bulung Gereja GPSI di Kompleks Yuka Martubung adalah faktor sosial pemuda dan proses sosialisasi dalihan na tolu adalah sebagai berikut: semakin banyak organisasi Batak yang dilibatkan oleh individu, maka semakin tinggi proses sosialisasi; semakin banyak teman bermain yang bersuku Batak, maka proses sosialisasi akan semakin tinggi. Hubungan faktor orang tua dengan proses sosialisasi dalihan na tolu adalah sebagai berikut: apabila kedua orang tua beretnis Batak, maka semakin tinggi proses sosialisasi; semakin banyak organisasi Batak yang dilibatkan oleh orang tua responden, maka semakin tinggi proses sosialisasi, semakin tinggi usia pemuda, maka semakin rendah proses sosialisasi,

Faktor yang Menghambat Proses Sosialisasi Dalihan Na Tolu di Naposo Bulung Gereja GPSI di Kompleks Yuka Martubung adalah Acuh Terhadap

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa

karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini

dengan baik. Adapun judul dari skripsi ini adalah “ Sosialisasi Dalihan Na Tolu

Pada Generasi Muda Batak Toba di Perkumpulan Naposo Bulung Gereja GPSI di Komplek Yuka Martubung Kec. Medan Labuhan”.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan,

bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Terimakasih kepada bapak Prof. Ibnu Hajar Damanik selaku Rektor

Universitas Negeri Medan

2. Terimakasih kepada Bapak Dr.H.Restu,MS selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial

3. Terimakasih kepada ibu Dra. Nurjannah, M.Pd selaku ketua Program Studi

Pendidikan Antropologi yang memberikan saran, kritikan, masukkan dan

semangat kepada mahasiswa/i dalam penyusunan skripsi stambuk 2008.

4. Terimakasih kepada ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Pembantu Dekan

I Fakultas Ilmu Sosial ( FIS ) yang telah memberikan surat izin penelitian dari

(7)

5. Terimakasih kepada bapak Drs. Waston Malau selaku dosen pembimbing

skripsi yang selama bimbingan ini, beliau selalu memberikan motivasi, saran,

kritikan, masukan dan semangat selama dalam penyelesaian skripsi ini..

6. Terimakasih kepada bapak Bakhrul Khair Amal,M.Si selaku dosen

pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada

penulis.

7. Terimakasih kepada ibu Dra. Trisni Andayani,M.Si selaku dosen penguji.

Terimakasih untuk saran dan masukan ibu dalam penulisan skripsi ini.

8. Terimakasih kepada ibu Murni Eva Marlina,M.Si selaku dosen penguji.

Terimakasih untuk saran dan masukan ibu dalam penulisan skripsi ini.

9. Terimakasih kepada bapak Drs. Payerli Pasaribu,M.Si selaku dosen penguji.

Terimakasih untuk saran dan masukan bapak dalam penulisan skripsi ini.

10. Terimakasih kepada bapak/bapak dan ibu-ibu dosen Pendidikan Antropologi

yang telah membekali, membimbing dan mengarahkan selama mengikuti

perkuliahan dan juga selama penyelesaian skripsi ini.

11. Secara istimewa kepada kedua orang tua yang saya sayangi, ayahanda R.

Simatupang dan ibunda R.B. Sihombing terimakasih untuk limpahan kasih

sayang, motivasi, didikan, materi serta doa yang tak henti-hentinya kepada

penulis. Karya kecil ini kupersembahkan untuk kalian.

12. Kepada kakak, Nenek dan abang yang saya sayangi, Berliana Simatupang dan

Kumpulan Simatupang dan seluruh keluarga saya terimakasih untuk limpahan

kasih sayang, motivasi, didikan, materi serta doa yang tak henti-hentinya

(8)

13. Terimakasih kepada bapak Pdt. M. Sihombing, bapak Amrizal Saragih,

oppung K. Hutagalung dan ibu Srimayuni beserta Teman-teman Naposo

Bulung GPSI Yuka Martubung yang telah banyak memberikan data dalam

penyusunan skripsi ini.

14. Terimakasih kepada teman- teman stambuk 2008 ,yang telah banyak

memberikan semangat dan dukungan selama ini. Akhirnya kita sampai di

akhir perjalanan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. SATU SAMA

BERSAUDARA !!!!!

15. Terimakasih buat kakak kostku , K’ruth, K’santi, dan WTS ku K’dewi serta

teman-teman kost di perjuangan yang tidak dapat disebutkan satu-persatu

yang telah berjasa membantu memberikan masukan dalam penyelesaian

skripsi ini.

16. Terimakasih kepada Pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu

yang telah memberi dukungan dan doa kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini, banyak sekali

halangan dan rintangan yang tidak dapat penulis hindari. Oleh karena itu penulis

mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penyusunan skripsi ini

karena masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam penulisan maupun dalam

pencetakan. Semoga skripsi ini dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan

bagi yang membacanya.

Medan, Juli 2012 Penulis

(9)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR ISTILAH ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Rumusan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Konseptual ... 6

2.1.1 Konsep Kebudayaan ... 6

2.1.2 Dalihan Na Tolu ... 8

2.1.3 Sosialisasi dalam Proses Pelembagaan ... 13

2.2 Kerangka Berpikir ... 18

(10)

vi

3.2 Jenis Penelitian ... 20

3.3 Lokasi Penelitian ... 21

3.4 Populasi ... 21

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 21

3.6 Teknik Analisa ... 22

BAB 1V DESKRIPSI WILAYAH DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 24

4.1.1Sejarah Singkat Lokasi Penelitian ... 25

4.1.2 Keadaan Geografis ... 25

4.1.3 Struktur Organisasi Pemerintahan Kelurahan Tangkahan ... 26

4.1.4 Sarana Umum ... 26

4.1.5 Demografi Penduduk ... 29

4.1.6 Gambaran Umum Gereja GPSI Yuka Martubung- Tangkahan ... 33

4.1.7 Gambaran Umum NaposoBulung( Pemuda-Pemudi ) Gereja GPSI Kompleks Yuka MartubungTangkahan ... 35

4.2 Identitas Responden ... 37

4.3 Hasil Interpretasi Data………39

4.3.1Pemahaman Generasi Muda Gereja GPSI di Komplek Yuka Martubung terhadap Dalihan Na Tolu ... 39

(11)

vii

4.3.2.1 Proses Ajar didik. ... 41

4.3.2.2 Sanksi... 47

4.3.2.3RitusKolektif ... 52

4.3.2.4AlokasiPosisi ... 55

4.3.3 Faktor-faktor yang Mendorong Proses SosialisasiDalihan Na Toludi NaposoBulungGereja GPSI di Kompleks Yuka Martubung ... 56

4.3.3.1 Usia. ... 56

4.3.3.2 Keterlibatan individu dalam Organisasi Batak Toba ... 57

4.3.3.3 Teman Bermain ... 58

4.3.3.4Latar Belakang Etnis……… 59

4.3.3.5Keterlibatan Orang Tua dalam Organisasi Batak Toba………. ….60

4.3.4 Faktor yang menghambat proses sosialisasi dalihan natolu Kepada generasi muda Batak Toba di Komplek Yuka Martubung ... 61

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 64

5.2 Saran ... 66

(12)

viii

DAFTAR ISTILAH

1. Bona Taon = Suatu acara pembukaan tahun

2. Boru = Pihak penerima isteri

3. Dongan sabutuha = Teman semarga.

4. Hula-hula = Pihak pemberi isteri

5. Mangapuli = Kegiatan untuk memberikan penghiburan apabila terdapat

seseorang yang tertimpa kemalangan

6. Mangulosi = Peristiwa memberikan ulos kepada orang lain melalui suatu

upacara adat

7. Manortor = Tarian khas Sumatera Utara

8. Martutur = penelusuran mata rantai istilah kekerabatan jika ia berjumpa

dengan orang Batak lainnya

9. Namboru = Saudara perempuan dari ayah

10.Naposo Bulung = Pemuda-pemudi Batak yang belum menikah

11.Ompung = Kakek atau nenek

12.Parsahutaon = Perkumpulan Masyarakat Batak yang memiliki kedekatan

tempat tinggal

13.Partondongan = Saling affina atau tidak dipertalikan oleh hubungan darah

14.Tulang = Saudara (kakak atau adik) laki-laki dari ibu

15.Tumpak = Sumbangan

16.Ulos = Kain tenun khas Batak berupa selendang yang melambangkan ikatan

(13)

ix

DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 1: Sarana Pendidikan ... 26

Tabel 2: Sarana Umum Lainnya ... 28

Tabel 3 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 29

Tabel 4 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan ... 30

Tabel 5 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 31

Tabel 6 : Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Ciri Individu di Naposo Bulung ( Muda – Mudi ) gereja GPSI di Kompleks Yuka Martubung ... 45

Tabel 7: Ajaran Mengenai Panggilan Atau Sapaan Untuk Memanggil Anggota Keluarga Dari Pihak Ayah Atau Ibu ... 47

Tabel 8 : Ajaran Mengenai Upacara-Upacara Adat Masyarakat Batak Toba ... 48

Tabel 9 : Ajaran Mengenai Dalihan Na Tolu Sebagai Bentuk Sistem Kekerabatan Suku Batak Toba ... 49

Tabel 10 : Ajaran Mengenai Aturan Bagaimana Anda Atau Orang Lain Bertingkah Laku Sesuai Dengan Statusnya ... 50

(14)

x

Bertingkah Laku Tidak Sesuai Dengan

Aturan Adat ... 51

Tabel 12 : Dikenakan Sanksi Apabila Salah Dalam Menyebutkan Panggilan

kepada Anggota Keluarga Dari Pihak Ayah atau Ibu ... 52

Tabel 13 : Dikenakan Sanksi Apabila Tidak Menghadiri Upacara-Upacara adat

Batak Toba ... 53

Tabel 14 : Diberi Imbalan Apabila benar Dalam Memanggil Sapaan Atau

Panggilan Kepada Keluarga Baik Dari Pihak Ayah Maupun Ibu

... 54

Tabel 15 : Diajak Untuk Menghadiri Upacara-Upacara Adat Seperti Perkawinan,

Kematian, Kelahiran ... 55

Tabel 16: Diberi Nasehat Apabila Anda Malas Untuk Menghadiri

(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian yang diuraikan pada Bab IV, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalihan na tolu adalah bentuk sistem kekerabatan Suku Batak Toba.

Inilah yang dipilih leluhur suku batak sebagai falsafah hidup dalam tatanan

kekerabatan antara sesama yang bersaudara, dengan hula-hula dan boru.

Perlu keseimbangan yang absolut dalam tatanan hidup antara tiga unsur.

Untuk menjaga keseimbangan tersebut kita harus menyadari bahwa semua

orang akan pernah menjadi hula-hula, pernah menjadi boru, dan pernah

menjadi dongan tubu.

2. Pemahaman Generasi Muda terhadap Dalihan na Tolu dilihat dari hasil

wawancara dan berdasarkan jawaban kuesioner mengenai sosialisasi

Dalihan Na tolu, maka diketahui bahwa responden naposo bulung kurang

memahami unsur-unsur dari dalihan na tolu dan fungsi dari setiap

unsurnya kurang dimiliki oleh Naposo bulung Gereja GPSI Yuka

Martubung . Hal tersebut diakui oleh Naposo bulung Gereja GPSI Yuka

Martubung. Menurut Naposo bulung Pemahaman mengenai unsur-unsur

dalam dalihan na tolu merupakan pengetahuan tambahan yang kurang

begitu penting apabila dibandingkan dengan martutur. Kurangnya

Pemahaman generasi muda mengenai dalihan na tolu juga dipengaruhi

(16)

Proses sosialisasi yang dialami oleh responden meliputi proses ajar didik,

sanksi, ritus kolektif dan sanksi.

3. Proses sosialisasi dalihan na tolu kepada pemuda dilakukan dengan

mengajarkan pemuda mengenai upacara adat Batak, sapaan untuk

memanggil saudara-saudaranya berdasarkan Adat Batak, dan mengajarkan

mengenai peranan yang dimiliki setiap individu berdasarkan Adat Batak.

Proses lainnya adalah memperkenalkan pemuda kepada

saudara-saudaranya, memberikan sanksi dan imbalan apabila pemuda berbuat

sesuai atau tidak sesuai dengan peraturan adat, dan mengajak pemuda

untuk menghadiri upacara adat. Proses sosialisasi dilakukan oleh saudara

terdekat, orang tua, tokoh adat dan teman bermain pemuda.

4. Faktor-faktor yang Mendorong Proses Sosialisasi Dalihan Na Tolu di

Naposo Bulung Gereja GPSI di Kompleks Yuka Martubung adalah faktor

sosial pemuda dan proses sosialisasi dalihan na tolu adalah sebagai

berikut: semakin banyak organisasi Batak yang dilibatkan oleh individu,

maka semakin tinggi proses sosialisasi; semakin banyak teman bermain

yang bersuku Batak, maka proses sosialisasi akan semakin tinggi.

Hubungan faktor orang tua dengan proses sosialisasi dalihan na tolu

adalah sebagai berikut: apabila kedua orang tua beretnis Batak, maka

semakin tinggi proses sosialisasi; semakin banyak organisasi Batak yang

dilibatkan oleh orang tua responden, maka semakin tinggi proses

sosialisasi, semakin tinggi usia pemuda, maka semakin rendah proses

(17)

5. Faktor-faktor yang Menghambat Proses Sosialisasi Dalihan Na Tolu di

Naposo Bulung Gereja GPSI di Kompleks Yuka Martubung adalah Acuh

Terhadap Partuturan (bahasa), Kurang melibatkan Generasi Muda dalam

upacara yang berkaitan dengan Dalihan Na Tolu, faktor pendidikan orang

tua,dan lingkungan tempat tinggal naposo bulung.

5.2Saran

Sebagai penutup uraian dalam skripsi ini, penulis mencoba memberikan

saran-saran sebagai berikut:

1. Saran dalam penelitian ini adalah orang tua sebagai agen utama

sosialisasi dalihan na tolu perlu melakukan sosialisasi yang tidak

memaksa dan memberikan imbalan kepada pemuda sehingga pemuda

lebih tertarik dengan dalihan na tolu.

2. Generasi muda lebih menumbuhkan rasa kecintaan terhadap kebudayaan

sendiri.

3. Sarana pendidikan seperti sekolah-sekolah juga perlu membekali mental

dan jiwa nasionalisme dan etnisitas terhadap anak-anak. Pembentukan

pola pikir bahwa manusia berasal dari satu etnis yang harus dilestarikan

dan diamplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Peran dan didikan orang tua sangat dibutuhkan dalam pelestarian budaya

dan adat Batak Toba. Orang tua sudah selayaknya mengenalkan adat

dan budaya Batak Toba terhadap anak-anakya sejak dini. Baik dari

aturan-aturan adat sampai pada hal Dalihan na tolu Agar anak dapat

(18)

5. Kebudayaan adalah warisan dari leluhur yang perlu dilestarikan dari

generasi ke generasi. Begitu juga dengan keutuhan dalam Dalihan Na

tolu perlu tetap dipertahankan. Generasi muda sebaiknya memahami

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Ambayoen, Mas Ayu. 2006. Pola Komunikasi Masyarakat Tengger dalam

Sosialisasi Tradisi Entas-Entas, Praswala Gara, dan Pujan Kapat. Tesis:

Sekolah Pascasarjana IPB.

Aminah, SYF. 2007. Proses Komunikasi dan Perubahan Nilai-nilai Budaya

Masyarakat Melayu Pontianak. Tesis: Sekolah Pascasarjana IPB.

B.A.SimanjuntakLestarikanBatakkuhttp://tanobatak.wordpress.com/2007/11/08/ Daulay, Anwar Saleh. 2006. Adat Budaya Batak Dalihan Na Tolu: Analisis Dari

Sudut Prinsip Serta Urgensinya dalam Merajut Integrasi dan Identitas

Bangsa.(http://marbun.blogspot.com/2006/11/dalihan-natolupenjelasan.html)

Harahap. 1987. Orientasi Nilai-nilai Budaya Batak. Jakarta: Sanggar Willem

Iskandar

http://id.wikipedia.org/wiki/Dalihan_Na_Tolu#Latar_Belakang_Pemakaian_Istila

h_.E2.80.9CDalihan_Na_Tolu.E2.80.9D

Ihromi, T.O. 1999. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia.

(20)

Margaretha Charolina, 2008 Sosialisasi Dalihan Na Tolu Pada Generasi Muda

Batak Di Perkotaan ( Kasus Pada Perkumpulan Masyarakat Batak

Parsahutaon Dalihan Na Tolu Di Sarua Permai, Ciputat). Skripsi : IPB

Moleong, Lexy J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Mutia Fatma, 2011 Relokasi Pasar Tradisional ( Studi Kasus Di Pasar Yuka

Martubung Kelurahan Tangkahan Kecamatan Medan Labuhan Kotamadya

Medan ).Skripsi : USU

Sajogyo, Pudjiwati & Sajogyo. 1982. Sosiologi Pedesaan. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia.

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2002. Psikologi Sosial: Individu dan Teori-teori

Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka.

Siahaan, N. 1982. Adat Dalihan Natolu: Prinsip dan Pelaksanaannya. Jakarta:

Grafina.

Simanjuntak Antonius Bungaran. 2006. Struktur Sosial dan Sistem Politik Batak

Toba Hingga 1945. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Binacipta

Sitepu Dina, 2005 Persepsi Masyarakat Batak Karo di Kecamatan Binjai Timur-

Kota Madya Binjai Terhadap Perubahan Peran Anak Beru dalam Upacara

(21)

Sitorus, M.T. Dalihan Na Tolu: Fungsi Keluarga Batak Toba, suatu Analisis

Makro-Fungsional. Mimbar Sosek: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian

Fapert IPB, vol 11 no 1, April 1998.

Soe’oed, R. Diniarti F. 1999. Proses Sosialisasi dalam Bunga Rampai Sosiologi

Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi sebagai Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Sunarto, Kamanto. 1993. “Pengantar Sosiologi”. Fakultas Ekonomi. Universitas

Indonesia. Jakarta.

Susanto, Astrid S. 1995. Globalisasi dan Komunikasi. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan.

_________. 1977. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bandung:

Vergouwen, J.C. 1986. Masyarakat dan Hukum Batak Toba. Jakarta: Pustaka

Gambar

Tabel 1: Sarana Pendidikan ....................................................................
Tabel 12 : Dikenakan Sanksi Apabila Salah Dalam Menyebutkan Panggilan

Referensi

Dokumen terkait

Processed spectra (smoothing +Savitzky-Golay derivation) of coffee blend (Luwak- Arabica) with different content of adulterant (Arabica) in the range of 200-450

The objectives of the study are: (1) to find out the idiomatic phrases in Michelle Obama’s final speech as the first lady.. (2) to find out the patterns of the

[r]

Respondents were used in this study are dairy farmers located in Sleman 90 farmers selected to represent dairy farm people in Yogyakarta Province, three

[r]

8 Mardianto, ( 2012), Psikologi Pendidikan , Medan: Perdana Publising, hal.193.. mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses

It covers political education, social education, local cultural wisdom (through Kiai Kanjeng), religious education, critical character building, and civic education, 50 as

Pembelajaran dikatakan efektif jika setelah mengalami proses pembelajaran dengan perangkat yang dikembangkan menggunakan model Group Investigation berbasis RME jika (1)