UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI
GERAKAN TARI PADA KELOMPOK B TAMAN KANAK-
KANAK
KEMIRI 02 KEBAKKRAMAT KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Untuk Memenuhi Sebagaian Prasyarat
Guna Mencapai Derajat Strata 1
Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini
Disusun Oleh
LILIS SETYOWATI
A. 53A100064
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
1
UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI GERAKAN TARI PADA KELOMPOK B1 TAMAN KANAK- KANAKKEMIRI 02 KEBAKKRAMAT
KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013
LILIS STYOWATI NIM. A. 53A100064
ABSTRAK, Tujuan penelitian ini adalah tujuan umum adalah untuk mengetahui peningkatan kemandirian anak melalui gerakan tari pada Taman Kanak-Kanak Kemiri 02 Kebakkramat Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan (action ressearch) dengan bentuk penelitian PTK. Subjek penelitian adalah sebagian anak yang berada di Taman Kanak-Kanak Kemiri 02 Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 siswa.
Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah wawancara mendalam observasi partisipan, dokumentasi dan test. Sedangkan teknik analisis data menggunakan model induktif interaktif, komponen pokok analisis induksi interaktif yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu siklus.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diketahui bahwa Kemandirian anak Taman Kanak-kanak Kemiri 02 Karanganyar padapra siklus yang dinyatakan tuntas ada 6 anak dari 20 anak (30 %), sedangkan yang belum tuntas ada 14 anak dari 20 anak (70 %). Pada siklus I dinyatakan tuntas ada 9 anak dari 20 anak (45 %), sedangkan yang belum tuntas ada 11 anak dari 20 anak (55 %). Kemandirian anak Taman Kanak-kanak Kemiri 02 Karanganyar pada siklus II dinyatakan tuntas ada 19 anak dari 20 anak (95 %), sedangkan yang belum tuntas ada 1 anak dari 20 anak (5 %). Berdasarkan keterangan di atas maka dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai berikut: Melalui pembelajaran dengan gerakan menari dapat meningkatkan kemandirian anak Taman Kanak-kanak Kemiri 02 Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2012/ 2013.
Kata Kunci: Mengembangkan, Kemandirian, Gerakan Menari
PENDAHULUAN
Jenis jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar menurut UU No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah pendidikan anak usia dini
(PAUD). Melalui PAUD anak dididik dengan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang
diselenggarakan pada jalur formal, nonformal dan informal (Maimunah, 2010: 15).
Sedangkan tujuan PAUD diadakan di Indonesia menurut Maimunah (2010: 17)
berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya, sehingga memiliki kesiapan
pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa, 2. Membantu
menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
Kemandirian anak merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai orang tua
dalam mendidik anak-anaknya. Sikap mandiri sudah dapat dibiasakan pada anak
sejak kecil, seperti memakai pakaian, menalikan sepatu dan berbagai macam
pekerjaan kecil sehari-harinya. Kedengarannya sangat mudah, namun dalam
prakteknya anak masih banyak hambatannya. Tidak jarang orang tua merasa tidak
tega atau justru tidak sabar melihat si anak yang berusaha menalikan sepatunya
selama beberapa menit, namun belum juga memperlihatkan keberhasilan. Ketika
anak selesai menceritakan pertengkarannya dengan teman sebangkunya orang tua
langsung memberikan segudang nasehat lengkap dengan cara pemecahan yang harus
dilakukan,. Memang masalah yang dihadapi anak sehari-hari dapat dengan mudah
diatasi dengan adanya campur tangan orang tua. Namun cara ini tentunya tidak akan
membantu anak untuk menjadi mandiri. Ia akan terbiasa “lari” kepada orang tua
apabila menghadapi persoalan, dengan perkataan lain terbiasa tergantung pada orang
lain untuk hal-hal yang kecil sekalipun.
Melalui hubungan kasih sayang dan kedekatan dengan kedua orang tua,
anak akan dapat berkembang sebagaimana mestinya. Anak yang tidak mendapatkan
kasih sayang akan mengakibatkan berbagai macam gangguan dalam penyesuaian
sosial pada saat ia bertambah besar. Gangguan-gangguan perilaku anak ini antara
lain: tak perduli dengan lingkungan, melompat-lompat dan tertawa tanpa sebab,
timbul gerakan-gerakan yang melebihi anak-anak yang normal dan wajar. Dan
kebiasaan-kebiasaan tersebut akan terbawa saat memasuki dunia sekolahnya. Agar
anak tidak berkelanjutan dalam tingkah laku yang hiperaktif itu maka perlu sekali
agar anak tersebut dimasukkan pada pendidikan pra sekolah ( sekolah kelompok
bermain)
Pendidikan anak usia dini (PAUD) perlu mendapat perhatian yang sangat
serius dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, dan pihak-pihak lain yang
terkait dan memiliki perhatian terhadap pengembangan sumber daya manusia di
3
anak usia dini perlu dibuat dan disusun dengan pemikiran yang matang dan
menyeluruh.
Pada lembaga pra sekolah inilah anak-anak dikenalkan proses kemandirian
dan berinteraksi dengan cara bermain. Karena dunia anak adalah dunia bermain,
maka melalui bermain anak memperoleh pelajaran yang mengandung aspek
perkembangan kognitif, sosial, emosi dan perkembangan fisik. Melalui kegiatan
bermain dengan berbagai permainan anak dirangsang untuk berkembang secara
umum baik perkembangan berpikir, emosi maupun sosial. Hal ini terjadi karena
bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa
mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi,
memberikan kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak.
Perkembangan anak yang normal, usia pra sekolah merupakan usia yang
mudah menyerap segala informasi yang ada di sekitarnya. Belajar pada masa awal
dalam pendidikan formal bisa didapatkan dari pendidikan Taman Kanak–kanak
adalah tempat anak belajar dan berkembang lewat permainan. Taman Kanak-Kanak
merupakan suatu usaha pendidikan pra sekolah yang mempunyai tujuan untuk
meletakkan dasar perkembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta
anak didik di dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Di samping itu
pendidikan pra sekolah juga membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki jalur pendidikan
sekolah. Dengan mengikuti pendidikan pra sekolah diharapkan anak memiliki
kemampuan untuk mengenal huruf dan angka yang sangat diperlukan dalam
tingkatan pendidikan dasar selanjutnya.
Kegiatan bermain biasa terlihat pada anak usia pra sekolah. Melalui
bermain, anak akan dapat melakukan berbagai gerakan yang terkadang teratur
maupun tidak teratur. Dengan bermain, seorang anak tidak saja mengeksplorasi
dunianya sendiri, akan tetapi juga akan belajar bagaimana reaksi teman terhadap
dirinya. Dengan kegiatan bermain bersama teman sebayanya merupakan sarana
untuk anak bersosialisasi atau bergaul serta berbaur dengan orang lain. Sebagai
upaya untuk merangsang daya cipta dan kemandirian anak maka perlu
dikembangkan suatu pengenalan seni gerak tari pada anak usia dini. Karena seni
diimplementasikan menjadi muatan lokal pada kurikulum penyelenggaraan PAUD.
Selain itu seni gerak tari juga merupakan sarana menyalurkan ekpresi perasa dan
emosi anak. Ketetapan gerak tari juga merangsang pertumbuhan motorik anak dalam
menyelaraskan daya pikir yang sesuai dengan tingkat perkembangan Dalam
pelaksanaan pembelajaran menari dapat disajikan secara terpadu dengan
pokok-pokok bahasan lain yang mengembangkan kemampuan lainnya kecuali motorik,
misalnya dalam gerak lagu dimuatin dengan kemampuan logika matematik atau
kemampuan lainnya. Tari anak atau gerak lagu dalam pelaksanaan pembelajarannya
dapat dipadukan dengan bidang-bidang lain dengan kata lain bahwa konsep
pembelajaran tari atau gerak lagu adalah sangat mudah untuk diterapkan, simple, bisa
mengembangkan aspek pembelajaran serta mengembangkan kemampuan/potensi
siswa. Pembelajaran gerak lagu/tari perlu dilakukan karena dapat meningkatkan
pertumbuhan fisik, motorik, mental, estetika. Hal ini ditunjukkan dengan
perkembangan motorik anak dalam gerak-gerak bebas menari. Kegiatan ini
memberikan kesempatan fisik untuk tumbuh sempurna dan secara langsung mental
juga berkembang, karena kegiatan elakukan gerak-gerak tari pasti melibatkan
kesadaran estetik dan emosi. Masih banyak lagi manfaat lain yang didapat dalam
pembelajaran tari/gerak lagu yang kesemuanya itu mengarah pencapaian
pembentukan kepribadian anak.
Taman Kanak-kanak Kemiri 02 Kebakkramat merupakan salah satu TK di
desa Kemiri, Kecamatan Kebakkramat yang berada di belakang Kantor UPT Dinas
Pendidikan Kecamatan yang memiliki siswa 20 siswa, 6 siswa (30 %) diantaranya
telah memiliki kemandirian dan sisanya 14 anak (70 %) belum memiliki kemandirian
sesuai dengan harapan guru maupun orang tua sebagai pemanfaatan dari suatu proses
pendidikan. Bila masalah ini tidak segera mandapat solusi maka sangatlah sulit bagi
anak untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan bagi semua pihak baiik sekolah
sebagai penyelenggara pendidikan maupun masyarakat (orang tua) sebagai pengguna
dari suatu proses pendidikan. Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan bentuk
pendidikan yang fundamental dalam kehidupan seorang anak. Pendidikan di masa
ini sangat menentukan keberlangsungan anak itu sendiri dan juga bagi suatu bangsa.
Oleh karena itu, anak usia dini merupakan aset dan investasi masa depan bagi suatu
5
bergantung pada anak–anak usia dini yang ada pada masa sekarang. Adapun data
siswa yang telah memiliki kemandirian maupun yang belum memiliki kemandirian
dapat dilihat dari table berikut:
Tabel 1.1.
Daftar Siswa TK Kemiri 02 Kebakkramat yang Memiliki Kemandirian dari Hasil Observasi Awal
Sebelum Pembelajaran Dengan Gerakan Tari
No Nama Anak Jenis
Kelamin Keterangan
1 Irvenco Wisan S L Telah Memiliki Kemandirian
2 Maya Anggita S P Telah Memiliki Kemandirian
3 Melinda Putri P Belum Memiliki Kemandirian
4 Mufthi Afifah P Belum Memiliki Kemandirian
5 Abid Muhammad L Telah Memiliki Kemandirian
6 Alin Ayu Candra P Belum Memiliki Kemandirian
7 Amanda Setya A P Belum Memiliki Kemandirian
8 Aprial Catur Adi L Belum Memiliki Kemandirian
9 Dunga Batyansa L Belum Memiliki Kemandirian
10 Maskullah L Telah Memiliki Kemandirian
11 Lintang A A L Telah Memiliki Kemandirian
12 Putri Mei C P Telah Memiliki Kemandirian
13 Karyadi Nur W L Belum Memiliki Kemandirian
14 Sepha Ivan Augi L Belum Memiliki Kemandirian
15 Topas Youngsid L Belum Memiliki Kemandirian
16 Farel Artha R L Belum Memiliki Kemandirian
17 Yunita Adik P Belum Memiliki Kemandirian
18 Fadhil Darmansah L Belum Memiliki Kemandirian
19 Sari Devi P Belum Memiliki Kemandirian
20 Dias Aditya L Belum Memiliki Kemandirian
Untuk menciptakan anak Taman Kanak-Kanak yang tangguh maka dalam
Proses Belajar Mengajar (PBM) demi tercapainya tujuan yang efisien dan efektif,
harus bertitik tolak pada pengertian metode, maka yang dimaksud dengan metode
yang ditetapkan, maka fungsi metode mengajar tidak dapat diabaikan. Karena
metode mengajar yang tepat sangat menentukan keberhasilan suatu proses belajar
mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu sistem pengajaran. Salah
metode yang dapat dikembangkan pada Taman Kanak-kanak adalah metode bermain
dengan gerakan tari dan lagu. Dengan gerak tari diharapkan kemandirian anak akan
mencapai perkembangan yang optimal. Kalau tadi kita sudah berkomitmen bahwa
pembelajaran seni pada anak bisa dilakukan secara terpadu dengan pengembangan
kemampuan yang lain maka kita juga harus tahu bahwa pembelajaran pada anak usia
dini adalah dengan permainan. Disini pendidik perlu benar-benar dituntut
mempunyai kreaifitas yang tinggi dalam mengemas sebuah metode pembelajaran
yang akan digunakan. Sebelum pembelajaran gerakan tari dimulai hendaknya
seorang pendidik tampil menarik di depan siswanya. Hal ini bisa dicapai dengan
penampilan fisik dan kemampuan berbicara yang baik. Dengan berpenampilan
menarik diharapkan siswa senang dengan tidak muncul rasa takut dengan kita,
bahkan kalau pendidik bisa menyelami pribadi anak maka anak bisa terpikat dengan
pendidik, dan kalau hal ini sudah tercapai maka proses pembelajaran bisa dilanjutkan
dengan mudah.
Atas dasar uraian diatas, maka penulis ingin mengetahui peranan metode
belajar kelompok terhadap kemampuan kemandirian bagi anak dengan
memanfaatkan lingkungan di sekitar anak. Oleh karena itu tulisan ini diberi judul :
Upaya Meningkatkan Kemandirian Anak Melalui Gerakan Tari pada Kelompok B Taman Kanak-Kanak Kemiri 02 Kebakkramat Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.
Berpijak pada latar belakang masalah maka masalah penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut: Apakah melalui gerakan tari dapat meningkatkan
kemandirian anak Taman Kanak-Kanak Kemiri 02 Kebakkramat Karanganyar Tahun
Pelajaran 2012/2013?. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui peningkatan
kemandirian anak melalui gerakan tari pada Taman Kanak-Kanak Kemiri 02
Kebakkramat Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.
Pelaksanaan suatu pekerjaan yang dimulai dengan suatu prosedur sistematik,
tentunya akan memiliki kegunaan baik secara langsung maupun tak langsung.
7
1. Secara Teoritis
Srcara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan
ilmu pendidikan kelompok bermain khususnya tentang pentingnya/manfaat
bermain dalam gerakan tari untuk melatih kemandirian anak usia Taman
Kanak-kanak.
2. Secara Praktis
a. Bagi Anak Didik Taman Kanak-Kanak bermanfaat untuk:
1) Mengembangkan potensi anak melalui gerakan tari agar bisa membangun
suatu konsep kemandirian dengan anak lain agar menjadi lebih baik.
2) Mengembangkan potensi anak melalui gerakan tari dalam belajar mengenali
dirinya dan hubungannya dengan orang orang lain sebagai pembentukan
konsep diri.
b. Bagi Guru Taman Kanak-Kanak, penelitian ini bermanfaat untuk
meningkatkan pemahaman teman sejawat tentang gerakan tari untuk
perkembangan anak usia Taman Kanak-kanak, khususnya dalam melatih
kemandirian anak.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di TK Kemiri 02 Kebakkramat Karanganyar.
Penelitian dilaksanakan selama selama 3 bulan mulai bulan Maret 2013 sampai
dengan bulan Meii 2013. Subyek penelitian adalah Guru kelas serta siswa di Taman
Kanak-Kanak Pertiwi Kemiri 02 Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran
2012/2013. Obyek penelitian adalah Kemandirian anak serta pembelajaran dengan
menggunakan gerakan tari .
Jenis penelitian adalah PTK dengan langkah-langkah
1. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan untuk proses penelitian tindakan kelas ini
adalah menyusun RKH dan RBP dilanjutkan mendata seberapa banyak anak
yang Kemandirian anak masih kurang serta menyiapkan perangkat pengajaran
dengan gerakan tari.
2. Pelaksanaan
Anak – anak yang akan ditingkatkan Kemandirian anak adalah anak
– anak yang Kemandirian anak belum muncul saat di sekolah.
Adapun langkah yang dilakukan pada tahapan ini antara lain :
1) Pengumpulan data diri anak yang kemampuan Kemandirian anak
belum muncul
2) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi anak dan memecahkannya.
3) Menentukan program pengajaran yang tepat yakni Pembelajaran dengan
gerakan tari
b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan
1) Guru menerapkan pembelajaran dengan gerakan tari
2) Anak belajar dalam situasi gerakan tari
3) Memantau perkembangan Kemandirian anak yang terjadi pada anak.
c. Tahapan Observasi
Tindakan guru memonitor dan membantu anak jika menemui kesulitan
selama pengajaran dengan gerakan tari
d. Tahapan Refleksi
Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan a, b, c.
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi siklus I, dibuat siklus II yang
meliputi :
a. Tahap Perencanaan Tindakan
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
c. Tahap Observasi
d. Tahap Refleksi.
Demikian juga untuk siklus II, selanjutnya anak mampu memiliki
Kemandirian anak .
Sumber data dapat ditemukan melalui pengamatan keseharian yang dilakukan
anak, dimana anak sebelumnya masih belum bisa mandiri dengan gerakan tari ,
setelah berlatih dengan pembelajaran mampu mandiri dengan baik.
Dalam pengumpulan data yang dipergunakan peneliti ada 3 teknik. Teknik
9
signifikan terhadap Kemandirian anak . Adapun prosentase keberhasilan penelitian
tiap siklus dapat dilihat pada sebuh tabel.
Tabel Rata – rata Prosentase Keberhasilan Tiap Siklus
Keberhasilan penelitian Prasiklus Siklus I Siklus II
Rata – rata prosentase Kemandirian anak anak dalam 1 kelas
35 % 45 % 95 %
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian yang untuk meningkatkan Kemandirian anak dengan iringan
musik perkusi dilakukan dalam 2 siklus mulai dari siklus I, siklus 2. Pada siklus 2
hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan berhasil
meningkatkan Kemandirian anak siswa Taman Kanak-Kanak Kemiri 02
Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Secara keseluruhan dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel Rangkuman Perbandingan Hasil Kemandirian anak Taman Kanak-kanak Kemiri 02 Kebakkramat Karanganyar selama Pembelajaran
No Uraian Pra Sikl Siklus 1 Siklus 2 Peningkatan keberhasilan dari Pra ke 1 Pra ke 2 1 ke 2
Berdasarkan tabel di atas senamtiasa terlihat adanya peningkatan dari pra
siklus ke siklus 1, dari pra siklus ke siklus 2 maupun siklus 1 ke siklus 2 ditinjau dari
rata-rata skor kemampuan bernyanyi, rata nilai dalam skala 100, jumlah anak yang
tuntas maupun prosentase ketuntasan anak dalam belajar.
Kemandirian anak anak anak Taman Kanak-kanak Kemiri 02 Kebakkramat
Karanganyar pada pra siklus menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah 25 (78,1
dalam skala 100), skor terendah 19 (59,4 dalam skala 100) dengan rata-rata 22 (68,8
menunjukkan kemandirian memadai atau memiliki nilai lebih 75 dalam skala 100)
ada 6 anak dari 20 anak (30 %), sedangkan yang belum tuntas ada 14 anak dari 20
anak (70 %)
Kemandirian anak anak anak Taman Kanak-kanak Kemiri 02 Kebakkramat
Karanganyarpada siklus I menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah 26 (81,6 dalam
skala 100), skor terendah 20 (62,5 dalam skala 100) dengan rata-rata 23 (71,9 dalam
skala 100) sehingga siswa yang telah dinyatakan tuntas (memiliki aktifitas
menunjukkan kemandirian memadai atau memiliki nilai lebih 75 dalam skala 100)
ada 9 anak dari 20 anak (45 %), sedangkan yang belum tuntas ada 11 anak dari 20
anak (55 %)
Kemandirian anak anak Taman Kanak-kanak Kemiri 02 Kebakkramat
Karanganyar pada siklus II menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah 30 (93,8 dalam
skala 100), skor terendah 23 (71,9 dalam skala 100) dengan rata-rata 27 (84,4 dalam
skala 100) sehingga siswa yang telah dinyatakan tuntas (memiliki aktifitas
menunjukkan kemandirian memadai atau memiliki nilai lebih 75 dalam skala 100)
ada 19 anak dari 20 anak (95 %), sedangkan yang belum tuntas ada 1 anak dari 20
anak (5 %)
Dari deskripsi data diatas dapat dibuat suatu perbandingan antara sebelum
Siklus, Siklus I, dan Siklus II pada tabel sebagai:
Tabel Perbandingan Hasil Penilaian kemandirian anak Taman Kanak-kanak
Kemiri 02 Kebakkramat Karanganyar
No
Nilai
Kemandirian
anak
Perkembangan Kemandirian anak
Sebelum Siklus Siklus I Siklus II
11
8 26 - siswa 2 siswa 5 siswa
9 27 - siswa - siswa 4 Siswa
10 28 - siswa - siswa 4 siswa
11 29 - siswa - siswa 2 siswa
12 30 - siswa - siswa 1 siswa
13 Siswa yang tuntas 6 siswa 9 siswa 19 siswa
14 Prsn Siswa Tuntas 30 % 45 % 95 %
15 Siswa Tak Tuntas 14 siswa 11 siswa 1 siswa
16 Prsn Siswa Tak
Tuntas
70 % 55 % 5 %
Dari tabel di atas dapat dibuat diagram sebagai berikut :
Histogram Perbandingan Hasil Penilaian Kemandirian Anak TK pada Sebelum
Siklus, Siklus I dan Siklus II
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan senamtiasa terlihat adanya peningkatan dari
pra siklus ke siklus 1, dari pra siklus ke siklus 2 maupun siklus 1 ke siklus 2
ditinjau dari rata-rata skor kemandirian anak, rata nilai dalam skala 100,
jumlah anak yang tuntas maupun prosentase ketuntasan anak dalam belajar.
Berdasarkan keterangan di atas maka dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai
berikut: Melalui gerakan tari dapat meningkatkan kemandirian anak di Taman
DAFTAR PUSTAKA
Anggani Sudono, 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta: Grasindo
Am. Mangun Hardjana, 2003. Mengatasi Hambatan-Habatan Kepribadian. Yogyakarta: Kanisius.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: PT. Rineka Cipta.
____________, 2008. PTK. Jakarta: Bumi Aksara.
Dimyati dan Mudjiono, 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah. S.B. & Zain A. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
HB Sutopo, 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.
Kak Seto. 2004. Bermain & Kemandirian Upaya Mengembangkan Kemandirian Anak Melalui Kegiatan Bermain. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.
Lexy J. Moloeng, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Karya.
Moeslichatoen, 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kank. Jakarta: Rineka Cipta.
Ngalim Purwanto, 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
______________, 2004. Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jakarta: Rosda Jayaputra.
Reni Akbar Hawdi, 2002. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Grasindo
Singgih D. Gunarso,2001. Beberapa Pendekatan dalam Penyuluhan. Bandung: Diponegoro.
_______________, 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Soemiarti Patmonodewo, 2005. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Suyatno, 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoharjo: Masmedia Buana Pustaka
Syaiful Sagala, 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Sumadi Suryabrata, 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
13
Syamsu Yusuf, 2002. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, A. Juntika. 2005. Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Tim Kamus, 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.