• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI GERAKAN TARI PADA KELOMPOK B TAMAN KANAK- Upaya Meningkatkan Kemandirian Anak Melalui Gerakan Tari Pada Kelompok B Taman Kanakkanak Kemiri 02 Kebakkramat Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI GERAKAN TARI PADA KELOMPOK B TAMAN KANAK- Upaya Meningkatkan Kemandirian Anak Melalui Gerakan Tari Pada Kelompok B Taman Kanakkanak Kemiri 02 Kebakkramat Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI

GERAKAN TARI PADA KELOMPOK B TAMAN KANAK-

KANAK

KEMIRI 02 KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Untuk Memenuhi Sebagaian Prasyarat

Guna Mencapai Derajat Strata 1

Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

Disusun Oleh

LILIS SETYOWATI

A. 53A100064

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

1

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI GERAKAN TARI PADA KELOMPOK B1 TAMAN KANAK- KANAKKEMIRI 02 KEBAKKRAMAT

KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

LILIS STYOWATI NIM. A. 53A100064

ABSTRAK, Tujuan penelitian ini adalah tujuan umum adalah untuk mengetahui peningkatan kemandirian anak melalui gerakan tari pada Taman Kanak-Kanak Kemiri 02 Kebakkramat Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan (action ressearch) dengan bentuk penelitian PTK. Subjek penelitian adalah sebagian anak yang berada di Taman Kanak-Kanak Kemiri 02 Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 siswa.

Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah wawancara mendalam observasi partisipan, dokumentasi dan test. Sedangkan teknik analisis data menggunakan model induktif interaktif, komponen pokok analisis induksi interaktif yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu siklus.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diketahui bahwa Kemandirian anak Taman Kanak-kanak Kemiri 02 Karanganyar padapra siklus yang dinyatakan tuntas ada 6 anak dari 20 anak (30 %), sedangkan yang belum tuntas ada 14 anak dari 20 anak (70 %). Pada siklus I dinyatakan tuntas ada 9 anak dari 20 anak (45 %), sedangkan yang belum tuntas ada 11 anak dari 20 anak (55 %). Kemandirian anak Taman Kanak-kanak Kemiri 02 Karanganyar pada siklus II dinyatakan tuntas ada 19 anak dari 20 anak (95 %), sedangkan yang belum tuntas ada 1 anak dari 20 anak (5 %). Berdasarkan keterangan di atas maka dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai berikut: Melalui pembelajaran dengan gerakan menari dapat meningkatkan kemandirian anak Taman Kanak-kanak Kemiri 02 Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2012/ 2013.

Kata Kunci: Mengembangkan, Kemandirian, Gerakan Menari

PENDAHULUAN

Jenis jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar menurut UU No. 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah pendidikan anak usia dini

(PAUD). Melalui PAUD anak dididik dengan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani

agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang

diselenggarakan pada jalur formal, nonformal dan informal (Maimunah, 2010: 15).

Sedangkan tujuan PAUD diadakan di Indonesia menurut Maimunah (2010: 17)

(4)

berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya, sehingga memiliki kesiapan

pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa, 2. Membantu

menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.

Kemandirian anak merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai orang tua

dalam mendidik anak-anaknya. Sikap mandiri sudah dapat dibiasakan pada anak

sejak kecil, seperti memakai pakaian, menalikan sepatu dan berbagai macam

pekerjaan kecil sehari-harinya. Kedengarannya sangat mudah, namun dalam

prakteknya anak masih banyak hambatannya. Tidak jarang orang tua merasa tidak

tega atau justru tidak sabar melihat si anak yang berusaha menalikan sepatunya

selama beberapa menit, namun belum juga memperlihatkan keberhasilan. Ketika

anak selesai menceritakan pertengkarannya dengan teman sebangkunya orang tua

langsung memberikan segudang nasehat lengkap dengan cara pemecahan yang harus

dilakukan,. Memang masalah yang dihadapi anak sehari-hari dapat dengan mudah

diatasi dengan adanya campur tangan orang tua. Namun cara ini tentunya tidak akan

membantu anak untuk menjadi mandiri. Ia akan terbiasa “lari” kepada orang tua

apabila menghadapi persoalan, dengan perkataan lain terbiasa tergantung pada orang

lain untuk hal-hal yang kecil sekalipun.

Melalui hubungan kasih sayang dan kedekatan dengan kedua orang tua,

anak akan dapat berkembang sebagaimana mestinya. Anak yang tidak mendapatkan

kasih sayang akan mengakibatkan berbagai macam gangguan dalam penyesuaian

sosial pada saat ia bertambah besar. Gangguan-gangguan perilaku anak ini antara

lain: tak perduli dengan lingkungan, melompat-lompat dan tertawa tanpa sebab,

timbul gerakan-gerakan yang melebihi anak-anak yang normal dan wajar. Dan

kebiasaan-kebiasaan tersebut akan terbawa saat memasuki dunia sekolahnya. Agar

anak tidak berkelanjutan dalam tingkah laku yang hiperaktif itu maka perlu sekali

agar anak tersebut dimasukkan pada pendidikan pra sekolah ( sekolah kelompok

bermain)

Pendidikan anak usia dini (PAUD) perlu mendapat perhatian yang sangat

serius dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, dan pihak-pihak lain yang

terkait dan memiliki perhatian terhadap pengembangan sumber daya manusia di

(5)

3

anak usia dini perlu dibuat dan disusun dengan pemikiran yang matang dan

menyeluruh.

Pada lembaga pra sekolah inilah anak-anak dikenalkan proses kemandirian

dan berinteraksi dengan cara bermain. Karena dunia anak adalah dunia bermain,

maka melalui bermain anak memperoleh pelajaran yang mengandung aspek

perkembangan kognitif, sosial, emosi dan perkembangan fisik. Melalui kegiatan

bermain dengan berbagai permainan anak dirangsang untuk berkembang secara

umum baik perkembangan berpikir, emosi maupun sosial. Hal ini terjadi karena

bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa

mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi,

memberikan kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak.

Perkembangan anak yang normal, usia pra sekolah merupakan usia yang

mudah menyerap segala informasi yang ada di sekitarnya. Belajar pada masa awal

dalam pendidikan formal bisa didapatkan dari pendidikan Taman Kanak–kanak

adalah tempat anak belajar dan berkembang lewat permainan. Taman Kanak-Kanak

merupakan suatu usaha pendidikan pra sekolah yang mempunyai tujuan untuk

meletakkan dasar perkembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta

anak didik di dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Di samping itu

pendidikan pra sekolah juga membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan

rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki jalur pendidikan

sekolah. Dengan mengikuti pendidikan pra sekolah diharapkan anak memiliki

kemampuan untuk mengenal huruf dan angka yang sangat diperlukan dalam

tingkatan pendidikan dasar selanjutnya.

Kegiatan bermain biasa terlihat pada anak usia pra sekolah. Melalui

bermain, anak akan dapat melakukan berbagai gerakan yang terkadang teratur

maupun tidak teratur. Dengan bermain, seorang anak tidak saja mengeksplorasi

dunianya sendiri, akan tetapi juga akan belajar bagaimana reaksi teman terhadap

dirinya. Dengan kegiatan bermain bersama teman sebayanya merupakan sarana

untuk anak bersosialisasi atau bergaul serta berbaur dengan orang lain. Sebagai

upaya untuk merangsang daya cipta dan kemandirian anak maka perlu

dikembangkan suatu pengenalan seni gerak tari pada anak usia dini. Karena seni

(6)

diimplementasikan menjadi muatan lokal pada kurikulum penyelenggaraan PAUD.

Selain itu seni gerak tari juga merupakan sarana menyalurkan ekpresi perasa dan

emosi anak. Ketetapan gerak tari juga merangsang pertumbuhan motorik anak dalam

menyelaraskan daya pikir yang sesuai dengan tingkat perkembangan Dalam

pelaksanaan pembelajaran menari dapat disajikan secara terpadu dengan

pokok-pokok bahasan lain yang mengembangkan kemampuan lainnya kecuali motorik,

misalnya dalam gerak lagu dimuatin dengan kemampuan logika matematik atau

kemampuan lainnya. Tari anak atau gerak lagu dalam pelaksanaan pembelajarannya

dapat dipadukan dengan bidang-bidang lain dengan kata lain bahwa konsep

pembelajaran tari atau gerak lagu adalah sangat mudah untuk diterapkan, simple, bisa

mengembangkan aspek pembelajaran serta mengembangkan kemampuan/potensi

siswa. Pembelajaran gerak lagu/tari perlu dilakukan karena dapat meningkatkan

pertumbuhan fisik, motorik, mental, estetika. Hal ini ditunjukkan dengan

perkembangan motorik anak dalam gerak-gerak bebas menari. Kegiatan ini

memberikan kesempatan fisik untuk tumbuh sempurna dan secara langsung mental

juga berkembang, karena kegiatan elakukan gerak-gerak tari pasti melibatkan

kesadaran estetik dan emosi. Masih banyak lagi manfaat lain yang didapat dalam

pembelajaran tari/gerak lagu yang kesemuanya itu mengarah pencapaian

pembentukan kepribadian anak.

Taman Kanak-kanak Kemiri 02 Kebakkramat merupakan salah satu TK di

desa Kemiri, Kecamatan Kebakkramat yang berada di belakang Kantor UPT Dinas

Pendidikan Kecamatan yang memiliki siswa 20 siswa, 6 siswa (30 %) diantaranya

telah memiliki kemandirian dan sisanya 14 anak (70 %) belum memiliki kemandirian

sesuai dengan harapan guru maupun orang tua sebagai pemanfaatan dari suatu proses

pendidikan. Bila masalah ini tidak segera mandapat solusi maka sangatlah sulit bagi

anak untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan bagi semua pihak baiik sekolah

sebagai penyelenggara pendidikan maupun masyarakat (orang tua) sebagai pengguna

dari suatu proses pendidikan. Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan bentuk

pendidikan yang fundamental dalam kehidupan seorang anak. Pendidikan di masa

ini sangat menentukan keberlangsungan anak itu sendiri dan juga bagi suatu bangsa.

Oleh karena itu, anak usia dini merupakan aset dan investasi masa depan bagi suatu

(7)

5

bergantung pada anak–anak usia dini yang ada pada masa sekarang. Adapun data

siswa yang telah memiliki kemandirian maupun yang belum memiliki kemandirian

dapat dilihat dari table berikut:

Tabel 1.1.

Daftar Siswa TK Kemiri 02 Kebakkramat yang Memiliki Kemandirian dari Hasil Observasi Awal

Sebelum Pembelajaran Dengan Gerakan Tari

No Nama Anak Jenis

Kelamin Keterangan

1 Irvenco Wisan S L Telah Memiliki Kemandirian

2 Maya Anggita S P Telah Memiliki Kemandirian

3 Melinda Putri P Belum Memiliki Kemandirian

4 Mufthi Afifah P Belum Memiliki Kemandirian

5 Abid Muhammad L Telah Memiliki Kemandirian

6 Alin Ayu Candra P Belum Memiliki Kemandirian

7 Amanda Setya A P Belum Memiliki Kemandirian

8 Aprial Catur Adi L Belum Memiliki Kemandirian

9 Dunga Batyansa L Belum Memiliki Kemandirian

10 Maskullah L Telah Memiliki Kemandirian

11 Lintang A A L Telah Memiliki Kemandirian

12 Putri Mei C P Telah Memiliki Kemandirian

13 Karyadi Nur W L Belum Memiliki Kemandirian

14 Sepha Ivan Augi L Belum Memiliki Kemandirian

15 Topas Youngsid L Belum Memiliki Kemandirian

16 Farel Artha R L Belum Memiliki Kemandirian

17 Yunita Adik P Belum Memiliki Kemandirian

18 Fadhil Darmansah L Belum Memiliki Kemandirian

19 Sari Devi P Belum Memiliki Kemandirian

20 Dias Aditya L Belum Memiliki Kemandirian

Untuk menciptakan anak Taman Kanak-Kanak yang tangguh maka dalam

Proses Belajar Mengajar (PBM) demi tercapainya tujuan yang efisien dan efektif,

harus bertitik tolak pada pengertian metode, maka yang dimaksud dengan metode

(8)

yang ditetapkan, maka fungsi metode mengajar tidak dapat diabaikan. Karena

metode mengajar yang tepat sangat menentukan keberhasilan suatu proses belajar

mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu sistem pengajaran. Salah

metode yang dapat dikembangkan pada Taman Kanak-kanak adalah metode bermain

dengan gerakan tari dan lagu. Dengan gerak tari diharapkan kemandirian anak akan

mencapai perkembangan yang optimal. Kalau tadi kita sudah berkomitmen bahwa

pembelajaran seni pada anak bisa dilakukan secara terpadu dengan pengembangan

kemampuan yang lain maka kita juga harus tahu bahwa pembelajaran pada anak usia

dini adalah dengan permainan. Disini pendidik perlu benar-benar dituntut

mempunyai kreaifitas yang tinggi dalam mengemas sebuah metode pembelajaran

yang akan digunakan. Sebelum pembelajaran gerakan tari dimulai hendaknya

seorang pendidik tampil menarik di depan siswanya. Hal ini bisa dicapai dengan

penampilan fisik dan kemampuan berbicara yang baik. Dengan berpenampilan

menarik diharapkan siswa senang dengan tidak muncul rasa takut dengan kita,

bahkan kalau pendidik bisa menyelami pribadi anak maka anak bisa terpikat dengan

pendidik, dan kalau hal ini sudah tercapai maka proses pembelajaran bisa dilanjutkan

dengan mudah.

Atas dasar uraian diatas, maka penulis ingin mengetahui peranan metode

belajar kelompok terhadap kemampuan kemandirian bagi anak dengan

memanfaatkan lingkungan di sekitar anak. Oleh karena itu tulisan ini diberi judul :

Upaya Meningkatkan Kemandirian Anak Melalui Gerakan Tari pada Kelompok B Taman Kanak-Kanak Kemiri 02 Kebakkramat Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

Berpijak pada latar belakang masalah maka masalah penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut: Apakah melalui gerakan tari dapat meningkatkan

kemandirian anak Taman Kanak-Kanak Kemiri 02 Kebakkramat Karanganyar Tahun

Pelajaran 2012/2013?. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui peningkatan

kemandirian anak melalui gerakan tari pada Taman Kanak-Kanak Kemiri 02

Kebakkramat Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

Pelaksanaan suatu pekerjaan yang dimulai dengan suatu prosedur sistematik,

tentunya akan memiliki kegunaan baik secara langsung maupun tak langsung.

(9)

7

1. Secara Teoritis

Srcara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan

ilmu pendidikan kelompok bermain khususnya tentang pentingnya/manfaat

bermain dalam gerakan tari untuk melatih kemandirian anak usia Taman

Kanak-kanak.

2. Secara Praktis

a. Bagi Anak Didik Taman Kanak-Kanak bermanfaat untuk:

1) Mengembangkan potensi anak melalui gerakan tari agar bisa membangun

suatu konsep kemandirian dengan anak lain agar menjadi lebih baik.

2) Mengembangkan potensi anak melalui gerakan tari dalam belajar mengenali

dirinya dan hubungannya dengan orang orang lain sebagai pembentukan

konsep diri.

b. Bagi Guru Taman Kanak-Kanak, penelitian ini bermanfaat untuk

meningkatkan pemahaman teman sejawat tentang gerakan tari untuk

perkembangan anak usia Taman Kanak-kanak, khususnya dalam melatih

kemandirian anak.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di TK Kemiri 02 Kebakkramat Karanganyar.

Penelitian dilaksanakan selama selama 3 bulan mulai bulan Maret 2013 sampai

dengan bulan Meii 2013. Subyek penelitian adalah Guru kelas serta siswa di Taman

Kanak-Kanak Pertiwi Kemiri 02 Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran

2012/2013. Obyek penelitian adalah Kemandirian anak serta pembelajaran dengan

menggunakan gerakan tari .

Jenis penelitian adalah PTK dengan langkah-langkah

1. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan untuk proses penelitian tindakan kelas ini

adalah menyusun RKH dan RBP dilanjutkan mendata seberapa banyak anak

yang Kemandirian anak masih kurang serta menyiapkan perangkat pengajaran

dengan gerakan tari.

2. Pelaksanaan

(10)

Anak – anak yang akan ditingkatkan Kemandirian anak adalah anak

– anak yang Kemandirian anak belum muncul saat di sekolah.

Adapun langkah yang dilakukan pada tahapan ini antara lain :

1) Pengumpulan data diri anak yang kemampuan Kemandirian anak

belum muncul

2) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi anak dan memecahkannya.

3) Menentukan program pengajaran yang tepat yakni Pembelajaran dengan

gerakan tari

b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

1) Guru menerapkan pembelajaran dengan gerakan tari

2) Anak belajar dalam situasi gerakan tari

3) Memantau perkembangan Kemandirian anak yang terjadi pada anak.

c. Tahapan Observasi

Tindakan guru memonitor dan membantu anak jika menemui kesulitan

selama pengajaran dengan gerakan tari

d. Tahapan Refleksi

Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan a, b, c.

Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi siklus I, dibuat siklus II yang

meliputi :

a. Tahap Perencanaan Tindakan

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

c. Tahap Observasi

d. Tahap Refleksi.

Demikian juga untuk siklus II, selanjutnya anak mampu memiliki

Kemandirian anak .

Sumber data dapat ditemukan melalui pengamatan keseharian yang dilakukan

anak, dimana anak sebelumnya masih belum bisa mandiri dengan gerakan tari ,

setelah berlatih dengan pembelajaran mampu mandiri dengan baik.

Dalam pengumpulan data yang dipergunakan peneliti ada 3 teknik. Teknik

(11)

9

signifikan terhadap Kemandirian anak . Adapun prosentase keberhasilan penelitian

tiap siklus dapat dilihat pada sebuh tabel.

Tabel Rata – rata Prosentase Keberhasilan Tiap Siklus

Keberhasilan penelitian Prasiklus Siklus I Siklus II

Rata – rata prosentase Kemandirian anak anak dalam 1 kelas

35 % 45 % 95 %

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian yang untuk meningkatkan Kemandirian anak dengan iringan

musik perkusi dilakukan dalam 2 siklus mulai dari siklus I, siklus 2. Pada siklus 2

hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan berhasil

meningkatkan Kemandirian anak siswa Taman Kanak-Kanak Kemiri 02

Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Secara keseluruhan dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel Rangkuman Perbandingan Hasil Kemandirian anak Taman Kanak-kanak Kemiri 02 Kebakkramat Karanganyar selama Pembelajaran

No Uraian Pra Sikl Siklus 1 Siklus 2 Peningkatan keberhasilan dari Pra ke 1 Pra ke 2 1 ke 2

Berdasarkan tabel di atas senamtiasa terlihat adanya peningkatan dari pra

siklus ke siklus 1, dari pra siklus ke siklus 2 maupun siklus 1 ke siklus 2 ditinjau dari

rata-rata skor kemampuan bernyanyi, rata nilai dalam skala 100, jumlah anak yang

tuntas maupun prosentase ketuntasan anak dalam belajar.

Kemandirian anak anak anak Taman Kanak-kanak Kemiri 02 Kebakkramat

Karanganyar pada pra siklus menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah 25 (78,1

dalam skala 100), skor terendah 19 (59,4 dalam skala 100) dengan rata-rata 22 (68,8

(12)

menunjukkan kemandirian memadai atau memiliki nilai lebih 75 dalam skala 100)

ada 6 anak dari 20 anak (30 %), sedangkan yang belum tuntas ada 14 anak dari 20

anak (70 %)

Kemandirian anak anak anak Taman Kanak-kanak Kemiri 02 Kebakkramat

Karanganyarpada siklus I menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah 26 (81,6 dalam

skala 100), skor terendah 20 (62,5 dalam skala 100) dengan rata-rata 23 (71,9 dalam

skala 100) sehingga siswa yang telah dinyatakan tuntas (memiliki aktifitas

menunjukkan kemandirian memadai atau memiliki nilai lebih 75 dalam skala 100)

ada 9 anak dari 20 anak (45 %), sedangkan yang belum tuntas ada 11 anak dari 20

anak (55 %)

Kemandirian anak anak Taman Kanak-kanak Kemiri 02 Kebakkramat

Karanganyar pada siklus II menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah 30 (93,8 dalam

skala 100), skor terendah 23 (71,9 dalam skala 100) dengan rata-rata 27 (84,4 dalam

skala 100) sehingga siswa yang telah dinyatakan tuntas (memiliki aktifitas

menunjukkan kemandirian memadai atau memiliki nilai lebih 75 dalam skala 100)

ada 19 anak dari 20 anak (95 %), sedangkan yang belum tuntas ada 1 anak dari 20

anak (5 %)

Dari deskripsi data diatas dapat dibuat suatu perbandingan antara sebelum

Siklus, Siklus I, dan Siklus II pada tabel sebagai:

Tabel Perbandingan Hasil Penilaian kemandirian anak Taman Kanak-kanak

Kemiri 02 Kebakkramat Karanganyar

No

Nilai

Kemandirian

anak

Perkembangan Kemandirian anak

Sebelum Siklus Siklus I Siklus II

(13)

11

8 26 - siswa 2 siswa 5 siswa

9 27 - siswa - siswa 4 Siswa

10 28 - siswa - siswa 4 siswa

11 29 - siswa - siswa 2 siswa

12 30 - siswa - siswa 1 siswa

13 Siswa yang tuntas 6 siswa 9 siswa 19 siswa

14 Prsn Siswa Tuntas 30 % 45 % 95 %

15 Siswa Tak Tuntas 14 siswa 11 siswa 1 siswa

16 Prsn Siswa Tak

Tuntas

70 % 55 % 5 %

Dari tabel di atas dapat dibuat diagram sebagai berikut :

Histogram Perbandingan Hasil Penilaian Kemandirian Anak TK pada Sebelum

Siklus, Siklus I dan Siklus II

SIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan senamtiasa terlihat adanya peningkatan dari

pra siklus ke siklus 1, dari pra siklus ke siklus 2 maupun siklus 1 ke siklus 2

ditinjau dari rata-rata skor kemandirian anak, rata nilai dalam skala 100,

jumlah anak yang tuntas maupun prosentase ketuntasan anak dalam belajar.

Berdasarkan keterangan di atas maka dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai

berikut: Melalui gerakan tari dapat meningkatkan kemandirian anak di Taman

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Anggani Sudono, 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta: Grasindo

Am. Mangun Hardjana, 2003. Mengatasi Hambatan-Habatan Kepribadian. Yogyakarta: Kanisius.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: PT. Rineka Cipta.

____________, 2008. PTK. Jakarta: Bumi Aksara.

Dimyati dan Mudjiono, 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah. S.B. & Zain A. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

HB Sutopo, 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.

Kak Seto. 2004. Bermain & Kemandirian Upaya Mengembangkan Kemandirian Anak Melalui Kegiatan Bermain. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.

Lexy J. Moloeng, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Karya.

Moeslichatoen, 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kank. Jakarta: Rineka Cipta.

Ngalim Purwanto, 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

______________, 2004. Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jakarta: Rosda Jayaputra.

Reni Akbar Hawdi, 2002. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Grasindo

Singgih D. Gunarso,2001. Beberapa Pendekatan dalam Penyuluhan. Bandung: Diponegoro.

_______________, 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Soemiarti Patmonodewo, 2005. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Suyatno, 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoharjo: Masmedia Buana Pustaka

Syaiful Sagala, 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Sumadi Suryabrata, 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

(15)

13

Syamsu Yusuf, 2002. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, A. Juntika. 2005. Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tim Kamus, 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Gambar

Tabel 1.1.
Tabel  Rangkuman Perbandingan Hasil Kemandirian anak Taman Kanak-kanak   Kemiri 02  Kebakkramat Karanganyar selama Pembelajaran
Tabel Perbandingan Hasil Penilaian kemandirian anak Taman Kanak-kanak

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar gula reduksi tertinggi pada proses hidrolisis bonggol pisang dengan menggunakan perbandingan konsentrasi enzim

morfometri lereng, dan 2) Mengetahui bentuk-bentuk konservasi tanah yang sesuai dengan karakteristik lereng di daerah penelitian. Metode yang digunakan dalam

Persamaan polinomial untuk respon aroma pada Tabel 8 menunjukkan tingkat kesukaan panelis terhadap aroma muffin akan meningkat seiring dengan peningkatan jumlah tepung

Tujuan: penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui gambaran aktivitas fisik masyarakat secara umum, mengetahui gambaran Indeks Massa Tubuh (IMT) masyarakat

Hal-hal penting yang ditemukan da- lam penelitian siklus I dan siklus II adalah, (1) aktivitas pembelajaran yang sesuai de- ngan kecenderungan kecerdasan yang di- miliki

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi INSTAD terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi dengan asumsi bahwa siswa yang diteliti memiliki

memberikan sumbangan terhadap sekolah berkenaan dengan penerapan pembelajaran menggunakan strategi Active Self–Assessment. Manfaat Praktis yaitu guru menjadi semangat