ABSTRACT
Muhamm00 Nub, NIM. 015020071. The £ 1fect of lostru~ t io n S trategy oad Learuing Style on tb• Pbysic< S.aior Sllld<ots' A~~mmt io l\tadnosab Aliyab Negeri I in Medan City. Post Graduate Program of the State: University of Medan. "2009.
The objectives of lids study are to investigate whether the smdents' achievement of physics taught by using instruction stralegy of activity-based of multiple intelligence is higher than those student which are taught by using instruction strategy of conventional. This study is also to investigaotc whether the result of physics learning of students with the auditory learning style is higher than those students with visual learning style and the kinestetic learning style. Finally this study want to find out whether there is significant interaction between instruction strategy and learning style toward physics senior students' achievement.
The population in this study is the sludents of senior high school in MAN 1 Medan in the X grade, while the sample of this study was four classes of the X grade which were taken by cluster random sampling. The method of this = h was quasy-experiment with 3 x 2 factorial design; the data were analysed by means of statistical analysis by applying 3 x 2 ANOVA. The students' learning style was measured by a teSt that is made and adapted from "Quantum Teaching : Quantum Learning P=tice in the Classroom", wrote by De Porter, B., "Quantum Teaching. Mernpraktekbn Quantum Learning di Ruang-Ruang Kclas". wrote by De Porter, B. The achievement of the student in physics
was
measured by using a 55 multiple choice item with S options, with the reliability 0.923 based on KR-20 fonnula.The result of hypothesis testing research indicate that there are: First, influence insuuction strategy with physics achievement. It is sho"'n by calculation using F test, where fu~ou: ... = 7.43 > F,.blc = 3.91 at level of signilikan a e 0.05 with
dfi •
I and dfi - 143. Second, influence of learning style with physics achievement. Itis shown by F - • 5.60 > F.-= 3.06 at level of si8Jlillkan a= 0.05 with
dfi -
2 and tlfi =143, and, Third, there is interaction between instruction strategy and !canting style with physics ac.hievemcnt. It is shown by!'...,,.., • 3.13 > F- • 3.06ABSTRAK
Muhammad Nub. NJM. OIS02007L P . . pnah Stnattgj Pt mbdaja:rn d . . Gaya Bdaj ar Temadap lb$ll Btlajar Fisib pada Sinva Kelas X Madnaub Al.iyab Negeri 1 Mtdan. Progntm Pascosarjana: Univer.;itas Negeri Mtdan. 2009.
Tujuan dati penelitian ini adalah uniUk mengctahui pengaruh strategi pembelajaran bcnlasat-aktivitas kecerdasan majemuk doo strategi pembelajaran konvensional terbacbp basil bel.ajar fisib, pya belajar siswo terhadap basil belajar fisib, dan intenksi antanl strategi pembe.lojaran dan gaya belajar terhadap basil belajar fisika siswa.
Penelitian ini merupakan penelitia11 kuasi eksperimcn. Total ·popultiSi dal.am penelitian ini beljumlab 297 orang yang diambil dati 8 kelas. Sedangkan sampel beljumlab .149 orang yang diambil dati 4 kelas deng;m menggunakan cluster random sampling. Sebelum perfakuan diberikan terlebih dahulu sampel penelitian diberikan angket gaya belajar untuk membedakan kecenderungan gaym belaja:r yang dimiliki oleh siswa (visual, auditorial, atau kinestetik). Selanjutnya tes basil belajar fisika yang digunakan untuk menguji hipotesis peoelitian terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas tes hasil belajar. Statistilc yang digunakan dal.om peoelitian ini adalah statiSiilc deskriptif untuk menyajilcan data dan statistik inferensial uniUk menguji bipoteSis penelitian. Hipotesis penelitian diuji dengao menggunakan ANA VA 2 jalur den goo dcsain faktorinl 3 " 2. Sebelurn ANA VA 2 ja.lur sah digunakan, terlebih dnhulu dilakukan uji per..-yaratan analisis data yaitu uji normalitas deng~~n uji chi-kuadmt dan uji homogenitas varians dengan uji-F dan uji Bart.let.
Hasil peniUJian hipotesis memmjukkan ada pengoruh strategi pembelajar.m terbadap hasil belajar fisika. Ha.l ini ditunjukkao oleh F'"-•7,41 > F_, = 3,91 pada
tarnf
signifikan a "' 0,05 dengan dlt1 •I
dan dk2=
143. Terdapat pengaruh perbedwm
gaya bel.ajor tethadap basil belajar fisika. Hill ini dilunjukklU'I oleh f'au..,. • 5,60 > F -~ 3,06 pada waf signifikan a= 0,05 dengan dlt1=
2 dan dk,=
143, dan terdapatintentksi antam strategi pembelajaran dan gaya belajar rerhadap basil belajar fisika siswa Hal ini ditunjukkan oleh F.._= 3,13 > F,.,.. = 3,06 pada tarof signifik.an a • 0,05 deng~~n dka = 2 dan dk, = .143. Uji laojut menggunakan uji S<:beffe rnenunjuklcan bahwa basil belnjar siswa yang menggunakM strategi pembolajaran berdasar-aktivitas kec:erdasan majemuk lebih tinggi dibandingkan dengan basil belajar siswa yang menggunakan stralcgi pembelajaran koovensional. Temuan peoelitiao menunjukkan tidak terdapel perbedaan yang signifikan rata-mta basil belajar siswa befdasarkan gaya belajar yang menggunakan strategi pembelajaran berdasar aktivitas kecerdasan majemuk, sementam terdapat perbedaan yang signifilcan rala-rntn basil belajar siswa berdasari(an gaya belajar. Dalam hal ini gaya belajar visual lcbih bailc dati.pada pya belajar auditoria.l dan kinestetik yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional
[ "
...
.,
· •
~ rp· .
H1~ • ~J .•
o
1N
1a"" • ·
... : £tJ,
I .~. Uh ' L:\Arv\..
11.'1.! t I. · ..~ ' .
• ~~"'I
,
,..'.
r....
'.! • , .. , .._ .,._ _~
.
..
,
.,
'li:
•'
.
~
/!':
'
i:' .. .,zJ
,. .:
·'--'.
r•
;~ ~
.. .
i
U\..4- • " .... ~
'
~
'
'
.
....
TES1S
PENCARUH STRA TECI PEMBELAJARAN DAN C AY A BELAJAR TER.HADAP BASIL BELAJAR FJSJKA PADA SISWA KELAS X
MADRASAH ALlY AH NECERI I MEDAN
Oisusun dan diajukan Oleh :
Muhammad Nuh NIM. 01502007 1
Telah Oipertahankan di Oepan Panitia Ujian Tesis Pada Tangg~~ l 16 Oktober 2009 dan Dinyatakan Telah Memcnuhi
Salah Satu Syruat unlllk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Snodi Tcknologi Pendidikan
Medan, 16 Oktober 2009
Menyetujui Tim Pembimbing
Prof. r. mad O.diran, M.Pd. Syarifu din, M .~ •• Ph.D. N1P.195911 22 198601 1001 NIP.I9441030 197603 1001
•
I
I
PERSETUJUAN DEW AN PENGUJI
UJIAN TEStS MAGISTER .PENDIDIK.AN
NO.
NAMA
I. Prof. Dr. Mullammad Badi~a , M.Pd. NIP. 19441030 197603 1001
(Ketua)
2. Syarifuddin, M.Sc .. , Ph.D. NIP. 19591122 198601 1001 (Sekretaris)
3. Prof. Dr. Huuu Sitompal, M.Pd. NIP. 19600705 198601 1001 (Anggota)
4. Prof. Dr. Abdulllamld
K.
M.Pd. NIP. 19580222 198103 JOO I (Anggota)5. Prof. Dr. Ma ~ Baagua Harallap, M.S. NIP. 19560303 198403 1003
(Anggota)
Nama Mahasiswa NIM
Program Studi Tanggal Ujian
Muhammad Nuh 01502007 1
1
'
KATA PENGANTAR
Alhnmdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadi.rat Allah SWT, karena dengan seizin-Nya penulis mampu menyelesaikan tesis ini. Tesis yang ada dihadapan pembaca ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian ~aral3n
memperoleh gelar Magister Pendidikao Prognun Studi Tcknologi Pendidikan. Program Poscosarjana Universitas Negeri Medan.
Tesis ini bctjudul "Penauub Strotegi Pembelojaru dan Gayo !Ulojar Terbodap Huil Bdojor Fi5ib pada Sin¥1 Kew X Madrasab Aliyob Negeri I
Medon". Oalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasib kepada Bapak Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd., selaku pembimbil\g I dan Bapak Syorifuddin, M.Se .• Ph.D., selaku pembimbing U ynog telah banyak mcluangkan waktu dalam mengarahkan, membimbing terutama memotivasi sceara terus roencrus kepoda penulis agat dapat segera menyelesaikan tesis ini. Selanjutnya ucapan terima kasih disampaikan kepoda :
Bnp.•k Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd., Bapak Prof. Dr. Abdul linrnid K. M.Pd .• dan Prof. Dr. Mara Bangun Harahap, M.S., selaku nar..sumber dan penguji yang telah banyak memberikan masukan dan araban dalam penyelesaian dan penyempu.maan tesis ini.
Bapak Rektor UNIMED Prof. Drs. Syawol Gultom, M.Pd., Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang, M.Pd., selaku Direktut Program Pascosarjana UNIMED. Bapak Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd., selaku Ketua Prodi Teknologi Pendidikan , dan Bapak Dr. Sabat Saragih, M.Pd., selaku sekretoris Program Studi beserta staff.
Bapak Burhanuddin, S.Ag., M.Pd., selaku Kepala Madmsah Aliyah Negeri I Kota Medan, yang telab memberi izin meneliti di Madrnsah yang beliau pimpin. Bapak dan lbu guru di MAN I Medan, khususnya lbu Syarifah dan Bapak Hamda Syarif selaku guru fisilca atas kesabarnn dan waktunya untuk berdiskusi pada saat penulis mendesain dan melaksanakan pcnelitian di kelas-kelas yang merelca bimbing.
Almarhum kedua orang tuaku Ayabanda H. Krumijo dan lbunda Juwiyah yang selalu menjadi pusat inspirasi untuk selalu bersabar dan terus beJjuang untuk menjalani hidup lebib balk. Istriku terointa Sudarmini, S.Pd., putriku tersayang Najwa Fitri Sahira, dan abanglkalcak sena adik-adikku terointa yang sela]u memberik.an dukungan moral sehingg11 penulis dapat menyelesaikan pcndidikan Magister di Program Pascasatjana UNIMED.
Rekan-rekan kuliab : Pandapotan Harabap, S.Pd., M.Pd., M .P.Fis. besena istri; Agus Sujoko, S.Pd., M.Pd. beserta istri, Chandra Wijaya, S.Ag., M.Pd. beserta istri dan kolegaku di Prodi Pend. Matematika Fak. Tarbiyah IAIN-SU : Fibri Rakhmawati, S.Si., M.Si., Rina Filia Sari, S.Si., M.Si., Bapak Rusydi Ananda, S.Ag., M.Pd., scrta Nirwana Anas, S.l'd.
Hendaknya semua kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada penulis menjadi amal kebajikan. Akhimya, penulis meoyadari bahwa karya n•lis ioi masih jaub dari kesempurnaan. Semoga karya ini dapat bennanlaat bagj pcmbaca khususnya dan d.uoia pendidikan pada umurnnya.
iv
Medan,
Pcnutis,
Okto ber 2009
Muhammad Nub
OAITARISI
ABSTRACT ... .
ABSTRAK ... ii
KATA PENGA.N'fAR
···-···-···H···-··· .. ···
Hi OAYr AR lSI ... vDAITAR TABEL ... ... ... ... viii
DAYI"ARGAMBAR ... -... ... ix
OAfTARLAMPIRAN ... X BAD I PENDAHVLUAN A. Lalat Belakang Masalah ... I B. ldc:ntifibsi Masalah ... 9
C. Pembatasan Masalah ... ... I 0 D. Perumusan Masalah ... 10
E. Tujuan Penelitian ... 11
F. Manfaat Penelitian ... ... 11
BAD II KERANGKA TEORJ, KERANGKA BERPIKIR, DAN RIPOTESIS PENEUTIAN A. Ke=gka Teori ... ... 13
I. Hakilcat Hasi1 Bclajar Fisika ... ... I 3 1.1. Falctor-Faktor yang Mcmpengaruhi Be !ajar ... 22
1.2. Halolcat Belajar Y&ll& Berpu.sat pada Siswa ... 26
1.3. l<arakteristik Belajar Fisika ... 29
1.4. Pcnilaian Hasil Belajar Fisika ... 32
2. Hakikat Strategi Pembelaj aran ... 36
2.1 . Konsep Dasar Pengembangan Strategi Pembelajaran... 42
2.2. Strategi Pcmbelajaran Berdasat Aktivit!IS Kceerdasan Majemuk (SPAKM) ... 49
2.3. Strategi Pembelajaran Konvensional (SPK) .... ... 74
3. Hakilcat Gaya Belajar ... 82
3.1. Gaya Belojor Visual ... 83
3.2. Gaya Belajar Auditorial ... 84
3.3. Gaya Belajar Kincstetik ... 86
3.4. Kombinasi Strategi Visual-Auditorial-Ki.nestetik ... 87
4. Penelltian yang Re1evan ... 88
B. Keraogka Berpikit ... 92
1. Pengaruh Strategi Pcmbelajaran Berdasar Akiviw Kecc:rdasao Majemuk (SPAKM) dan Strategl Pembelajaran Koovensional (SPK) Terhadap Hasil Belajar Fisika ... 92
2. Pengaruh Gaya Belajar Visual, Auditorial, dan Kinestetik Terhadap Hasil Bela jar Fisika ... ... 96
3. lnteraksi Strategi Pembelajaran dan Gayn Belajar Terhndap HasH Bela jar Fisika ... ... 97 C. Hipotesis Penelitian ... ... ... ... 99
BAD
m
METODOLOCI PENELITIANA. Tempat dan Waktu Penelitian ... 100 B. Populasi dan Sarnpel ... I 00 I. Populasi . ... ... I 00 2. Sam pel ... I 00 C. Metode dan Desain Penelilian ... I 0 I I. Validitas lntcmal ... 102 2. Validitas Ekstcmal ... 104 D. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian ... lOS
I. Variabel Penelitian ... ... ... lOS 2. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... lOS
E. Prosedur Per1akuan ... ... ... ... .. .... I 07 F. Teknik Pengumpulan Data ... II 0 I. lnstrumen Perlakuan ... 110 2. Instrumen Tes HasH Belajar fisika (THBF) ... 110 3. Instrumen Gaya Belajar ... ... 11 2 G. !lasil Uji Coba Instrumeo Penelilian ... .. ... 11 3 I. Validitas dan Rdiabilitas THBF ... 113 2. Analisis Butir TI-IBF ... 1 IS 3. Validitas dan Rcliabilitas Aogk:et Gaya Belajar (AGB) ... liS H. Teknik Aoalisa Data ... ... I I 6
DAB (V BASIL PENELITIAN
A. J)eslcripsi Dalll Hasil Penelitian ... I I 8 I. Data Hasil Belajar Fisika Siswa yang Diajar dengan
SPK ...
118 2. Data Hasi1 Belajar Fisika Siswa yang Diajar denganSPAKM ... ... 120 3. Data Hasil Be1ajar Fisika Siswa yang Mcrniliki
Keceoderungan Gaya Belajor Visual ... ... 12 1 4. Data Hasil Belajar Fisika Siswa yang Mernilik.i
Kecendenmgan Gaya Belajar Auditorial ... I 23 S. Data Hasil Belajar Fisika Siswa yang Mernililu
Kecenderungan Gaya Bdajar Kioestetik ... 124 6. Data Hasil Belojar Fislka Siswa y4llg Diajar dengan SPK
dan Mcmililti Keceoderungao Gaya Belajar Visual... 126 7. Data Hasil Belajar Fisiko Siswa yang Diajar dengan
SPAKM dan Memilik.i Keeeoderungao Gaya Belajar
Visual ... 127 8. Data Hasil Belajar Fisika Siswa yang Diajar den gao SPK
dan Memilik.i Kecenderungan Gaya Belajar Auditorial... 129
9. Data J-l.asjl Belajar Fisilca Siswa yang Diajar deogan SPAKM dan Memililci Kecenderungan Oaya Bclajar
Auditorial ...•... I 30 10. Data Hasil Belajar Fisilca Siswa yang Diajar dengan SPK
dan Memiliki Kecenderungan Oaya Belajar Kinestetik ... I 32 I I. Data Hasil Belajar Fisilca Siswa yang Diajar <lengan
SPAKM dan Memiliki Kecenderungan Oaya Belajar Kinestetik .. ... ... ... ... .... ... ... .... 13 3
B. Pengujian Persyaratan ADalisis Data ... ... 135
I. Uji NormaliUIS Data ... ... 135
2. Uji Homogenitas Varians ... 140
C. Pengujian Hipotesis ... 144
I . Hasil Belajar F'ISika Siswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Berdnsar Aktiviws Kecerdasan Majemulc Lebib Ttnggi dari Hasil Belajar Fisika Siswa yang Din jar dengan S11'8tegi Pembelajaran KonvensioDal ... 144
2. Perbedaan Hasil Belajar Fisika antara Siswa y1111g Memiliki Keceoderungan Oaya Belajar Visual, Auditorial, dan K.inestetik ... 145
3. lnteraksi antara Stratcgi Pembelajaran dan Gaya Belajar terhadap Hasil Bclajar Fisib Siswa ... 146
D. Pembahasan Hasil Pene.litian ... ... I 57 E. Keterbatasan Penelitian ... 167
BAB V Slt.tPULAN, IMPLIKASJ, DAN SARAN A. Simpulnn ... 168
B. lmplilcasi ... ... 169 C. Sanlll-Saran ... ...
In
DAFI'ARPUSTAKALAMPIRAN· LMIPIRAN
DAFfAR TABEL
Tobel Holomon
I. Presentase KerunlaSaD Belajar Fisilca Kelas X MAN I Medan I 2. Ptesentase KerunlaSaD Belajar Fisilca Kelas XIIPA ... 2 3. Oimensi Proses Kognitif dan Piwcs Kognitif yang Terl<ait •... 35 4. Contoh Urutan Aktiviw Siswa Sesuai dengan Teori KM ... .... .... 66
S. Oesaio Peoelitian Anava Oua Jalur dengan Faktorial 3 x 2 .•... I 02 6. Kisi-Kisi lnstrumen Tes Hasil Bel~ar Fisika ... 112 7. Oistribusi Frekuensi Hasil Belajar Fisika Siswa yang Diajardengan
SPK ... ·... 119 8. Distribusi Frelruensi Hasil Bel ajar Fisika Siswa yang Diajar dengan
SPAKM ... 120 9. Distribusi frelruensi H'asil Belajar Fisika Siswa yang Memililci
Kcceoderungan Gaya Belajar Visual ... 122 I 0. Distribusi Frelruensi Hasil Belajar Fisika Siswa yang Memililci
Kccendenmgan Gaya Belajar Auditorial ... ... 123 I I . Oistribusi Frekuensi Hasil Belajar Fisika Siswa yang Memiliki
Kcceoderungan Gaya Belajar Kinestetik ... I 25 12. Distribusi Frekuensi H'asil Belajar Fisilca Siswa yang Diajar dengan
SPK yang Memiliki Kcceoderungan Gaya Belajar Visual ... 126 13. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fisika Siswa yang Diajar dengan
SPAKM yang Memiliki Kecenderungan Gaya Belajar Visual ... ... 128 14. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fisib Siswa yang Diajar dengan
SPK yang Memiliki Kecenderungan Goya Belojar Auditorial ... 129 I 5. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fisika Siswa yang Diajor dengan
SP AKM yang Memiliki Kecenderunsan Oaya Bela jar Auditorial ... 131 16. Distribusi Frekuensi Ha.•il Belajar Fisiko Siswa yang Diajar dengan
SPK yang Memiliki Kecenderungan Oaya Belajar Kinestetik ... 132 17. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fisl.ka Siswa yang Diajar dengan
SP AKM yang Memiliki Kccenderungan Gaya Belajar Kinestetik ... 134 18. Ringkasan Uji Nonnaliw Data dengan Rum us Cbi-Kuarat ... 135
19. Ringkasan Uji Homogenitas Varians pada Kelompok Strategi
Pembelajaran ... ... 141 20. Ringkasan Varians Kelompok Keeenderungan Gaya Belojar ... 141 21. Hasil Pengujian Homogeniw Varians Kelompok Keoendenmgan
Gaya Be.lajar dengan Teknik Batdet ... ... 142 22. R.ingkasan Varions Kelompok lntcraksi ... 142 23. Hasil Pengujian Homogeni14S Varians Kelompok lnteraksi dengan
Teknik Battlet ... ... 143 24. Ringkasan Hasil Perhitungan ANA VA Dua Jalur ... 144 25. Ringk.asan Basil Perhitung110 Uji Perbandingan Oanda dengan
Teknik Scheffe ... 148
DAFTARGAMBAR
Gamb•r Halaman
I. Teori OW Triune, lerdiri dari (a) olak replil. (b) siSlem limbilc. dan
(c) .neokoneks ···-· 17
2. Tiga Aspck OUllc Triune sebagai l'usal Kliriug unruk Fungsi -Fungsi
Kllusus ...•...•..
193. Slralcgi Pcmbelajarnn dan lslilah-lstilah yang Bert.ubungan ···-···· 41
4. Mlllliplelntcllfgenct Planning Sheet ... ... ... 63
5. Multiple Intelligence Planning Qt~cstion ... ... 64
6. Completed Ml Planning Shut on Punctuation ... 65
7. Kcnmgka Operasional Sttategi Pcmbelajoran 8erdJuar Aktiviw Koeerdasan Majemuk (SP AKM) ... 73
8. Kerangka Operasional Stn11cgi Pcmbelajaran Konvcnsional (SPK) ... 81
9. 1-USWgram Basil Belajar Fisika Siswa yang Oiajardengan Sl'K ... 119
10. HiSlograrn Hasil Belajar Fisil<a Siswa yang Oiajar dengan SPAJ<M .. 12 1 11 . Hislograrn Hasil Bel ajar Fisika Siswa yang Memililti Keceoderungan Gaya Belajar Visual ... - ... 122
12. Histogram Hasil Belajar Fisika Siswa yang Memililti Kc:cenderungan Oaya Bela jar Audilorial ... ... ... ... 124
13. HiSlogram Hasil Belajar Fisika Siswa yang Memiliki Keceuderungan Gaya Belajar Kineslelik ... ... 125
14. Histogram Hasil Bel 'liar Fisika Siswa yang Diajar dengan SPK yllllg Memiliki KccendenU\gan Gaya Aclajar Visual ... ... 127
15. Histogram Hasil Belojar fjsika Siswa yang Diajar dengan SPAJ<M yang Memiliki Kec:endcnmgan Gaya Belajar Visual ... 128
16. His«>glillll Hasil Belajar Fisika Siswa yang OU>jar dengan SPK yang Mcmiliki Kecendcrungan Gaya Selajar Auditorial ... 130
17. Histogram Hasil Belajar Fisil<a Siswa yang Oiajar dengan SPAJ<M yang Mcmililci Kecendcrungan Oaya Selojar Auditorial ... 13 1 18. HiSlogram liosil Belajar Fisika Siswa yang Diajar dengan Sl'K yang Memiliki Keoendcrungan Gaya Belajar Kinestetik ... ... 133
19. Histogram Hasil Belaj at Fisil<a Siswa yang Oiajar dengan SPAKM yang Memiliki Keccndcrungan Oaya Belajar Kinestctik ... 134
20. lntetaksi an.tara Strategi Pembclajaran dan Oaya Belnjar Siswn ... 156
DAITAR LAMPIRAN
Lampirao llalamaa
I. Skenario Strotegi Pembelajaran Berdasnr Aktivill\S Keeerdasan
Majerouk (SPAKM) ... ... 178
2. Skenario Stt:ltegi Pembclajaran Konvensiooal (SPK) ... 225
3. AngJcet Gaya Belajar ... 270
4. Tes Hasil Belajar Fisiko ... ... 273
5. Data Hasil Uji Coba ... 282
5.1 . Tes Hasil Belajar Fisika ... 283
5.2. Ang)r.et Oaya Belajar ... 2&7 6. Uji Coba l.ostrumen Penelitian ... 291
6.1. Perbitungan Validitas Tes Hasil Bel ajar Fisika ... 292
6.2. Pemitungan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Fisi.ka ... 297
6.3. Analisis Butir Tes Hasil Belajar Fisika ... ... 300
6.4. Perbitunaan Validitas Angket Gaya Belajar ... 304
6.5. Perbinmgan Reliabilii3S Aug)r.et Oaya Belajar ... ... 309
7. Data lnduk Penelitian ... ... 312
8. Perbitungan Statistik Deskriptif ... 317
8.1. Menenwkan Oistribusl Frclcucnsi ... 318
8.2. Perbitun~~aD Ukuran T endensi Sentnll ... ... 320
8.3. Ulruran Simpangan ... 323
8.4. Tabel Persiapan ANA VA Duo Jalur ... ... 324
9. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 325
9.1 . Perbitw1gan Uji Normaliw Da1a cleogan Rumus Cbi-Kuadrat .. 326
9.2. Perbitungan Uji Homogcnitas Varian.s ... 329
10. Pengujian Hipou:sis l'enclitian ... ... 335
\0.1. Pemitun~~aD Uji AN AVA Faktoriol 3 "2 ... ... 336
I 0.2. Perhitungan Uji Lanjut ... 340
II. Tabei-Tabcl Statistik ... 342
12. Surat-Surat Ketcrangan ... 350
A. Lacar Bela Iuong Masalah
BABI
PENDAHULUAN
!krdasarkan data kerunlasan siswa Madmsah Aliyah Negeri (MAN) I Modan dalam maca pelajaran fisiko lerindikosi bahwa dalam diri siswa masih banyak permasalahan yang berpotcnsi mengganggu pcncapaian tujuan pcmbelajotlln fisika. Tampoknya hanya 46% saja siswa kelas X yang tunw me!~iilruti pelajamn fisik.a tanpa remedial sedangkan 54% lngi harus melalui pembelejoran remedial. Tabel 1 menunjukkan 1ingka1 kc1un1asan siswa MAN I Medan Kclas X lllhun pelajoran 200712008 dalam maca pclajaran fisika.
Tabell
ersentasc K etunwsan 8 I ' F' ' k K 1 X MAN I Med e arar iSI 3 cas an
Kelu J•mlall s&s .. KKM Tuntas Remediol Pe:rse•
'a T•atas
X-A JJ 6() 11 14 60%
X-B JS 60 IS 20 4J.%
X-C JJ 60 14 21 40%
X-D 16 60 22
u
61 %X-E )6 60 17 19 47%
X-F 16 6() 14 22 J9%
X.() )6 6(} 12 24 33%
Rata-rala 46%
Sumbcr : Dajiar Nila/ Semester Ganj/1 Kalas X Tahun Pelajaran 200712008
Semenlara keccndenmgan lain pada siswa kelas XJ lPA menunjulckan m~a-raca 68% siswa dapal tunw mengikuti pclajaran fisika 1.1npa remedi.al. sedangkan 32% lagi
haru.~ melalui pembelajamn remedial. T abel2 menunjukkan lingl<at ketuntasan siswa MAN 1 Modan kelas XllPA pada tahun pelojamn 200712008 dalorn mata pelajaran
2
Tabel 2
.v. · Fisika Kelas XI IPA
K<lu Sbwa KXM T•atas R-tdlal P•n n
~
'A 46 4, j
'A 47 3 /0
'A 4J 2. 22
XI IPA 44 23 21 52%
68%
Swnber: Dajlar Nilai Semester Ganj/1 Ktlas XI IPA Tahun Pelajaran 200712008
Secara keseluruhan keadaan siswa di Indonesia Jebib rendah lagi dibanding
dengan di MAN l. Drost dalam Supamo (2000: 71) menjelaskan bahwa kurikulwn sekolab menengab di Indonesia banya dapat diikuti oleb 30% siswa Sekolab
Menengab Atas (SMA). Sebubung;m den81'J' mata pelajamn sains (flsika. biologi. dan kimia) Drost ( 1998) berpendapat babwu sains jangan mcnjudi pelajaran pr11gmatis
belaka yang banya mcmcntingkan segi pengetabuan demi pelnjaran lebih lanjut atau
demi lugas di JJU!Syarakat. Selain itu masalah kesiaJXIIl pcngajamya juga barus
menjadi titik perhatian yang serius. Sebab sains tidak pemah mcngajukan pertanyaan
seperti apa (wlult) yang dicari atau cara bagaimana scsuatu terjndl (how). Senma itu
dapat diamati. dilihat, dan didengar. Pertanyaan sains adalab sebab apa (why). Sebagai cootoh, ketika NeMon melihat sebu3b ape I jatuh. Newton tidak benanya apa
yang j ntuh, juga tidnk bertanya apel itu terbuat dari apa? Nrunun ia bertru1yn, sebab
apa apel itu bisa jatuh? Akhimya ia menemukan adanya grnvitasi dan ia kemudian berhasll menemul:an beberapa hukwn gravitasi.
Selanjutnya dari ;!Spek penilaian pendidikan Supamo sejalan dengan pendapat
Khoe Yao Tung (2002: 13) bahwa dalam pengul:uran basil bel ajar lisika di Indonesia.
[image:15.524.70.452.63.544.2]3
dan prinsip fisika. Oalam soaJ butir tcs fosika iru sis--'8 lidak pcrnab betpiltir tenlang tcori opalagi konsep·konsep fisiko iru sendiri, semata-mata hanya matcmatika dan
berltitwJg. Dengao demikian belajar fisika lebih ccnderung pada lalihan yang lcbih
banyok menekankan pem~an soal-soal fisika untuk hitungan dan menghnpal rumus belaka tanpa mcmenlinglcan malcna fisis dari koosep dan prinsip fisika iru sendiri.
Semakin jelas behwa peloksanaan pembelajanm fisiko masih memiliki banyak
•
kelcmahan sehingga dipandong kurong berhasil
bnhbin
gaga I dalam mengembanglcankemampuan bemalat dalam berpikir analisis indoktif dan deduktif deogan menggunokan kon.sep dan prinsip fisiko untuk mcnjelaskan berbagai peristiwa alnm
dan menyelesaian masalah baik secata kualiuuif maupun kuantitatif Keeaga!an itu
menurut Suparno (2002: 171) adalah :
Kcbanyokan guru sckolah menengah mengajarkan fisiko dengan metode ceramah, problem Jolvlng, dan kadang-kadnng praktikum. Pendckatan yang digunakan adalah lebih roatematis·logis, dengon mengajarkan rumus. menekankan hirungan matematis. dan mcngcrjokan soal secara logis. Pemikirnn logis songat ditekankan sehingga matematika menjadi alat utama untuk mcmpelajari fisiko.
Oengan demikian, cukup banyok siswa dengan kecttdason yang lain ynng tidok kunt
dalam matematika dan logika, agak sulit mcnnnglcap fisika dan menjadi tidok senang
dengon pelajarnn fisiko. Hinduan, ct.al. (2007: 197) mcna:mbohkan bahwo
"Kecendenmgan proses belajar mengajar di kelas berlangsung secara klasikal dan
hanya bergontung pada buku teks dengan metode pengajaran yang menilikberokan
s
Oalam Undaog-Uodaog No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikllll
Nasional menyatakan behwn :
"Pendidikan adalab usaha sadar dan ten:neana untulc mewujudkliJl suasano belajar dan proses pembelajarnn agar peserta didik se<:ara aktifmengemhangkan potensi dirinya untulc memiliki kekuatan spritual keagarnaan, pengendalian diri. kepribadian, kccerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperluk.an dirinya, masyanlkat, bangsa, dan negara".
Sanjaya (2008: 2) mengkritisi beberapa hal dari konsep peodidikan meourut undang-undang tersebul Pmama, pendidikan adalah usaha sadar yang tereocana, hal ini
berarti proses pendidikan di sekolab bukanlah proses yang dilaksanakan menurut
kemauan pribadi gun• dan bersifat spekulatif. Ketfua, proses pendidikao yang
tcrencana itu diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan pengembongan
pengalaman belajar, hal ini baatti pendjdikan tidak boleh mengesampingkan proses
belajar artinya dalam pendidikan antara proses dan hasil belnjar harus betjalan secara
seimbang. KetiKa. 5\UlSana belajar dan pembelajaron itu diarahkan agar peserta didik
®.p~t m~ngembangkan potensi dirinya, ini beroni proses pendidiknn horus berorientasi kepada siswa (swtfenr active learning). Keempar. akhir dari proses
pendidikan adalah kemrunpuan siswa memiliki kekuatan sprirual keagamaon.
pengendalian diri, k<pribadian. keeerdasan. akhlalc mulia. serta ketcrampilan yaog
diperlukan dirinya, masyarakat. bangsa, dan negara. Hal ini berani proses pendidikon
berujung kepada pembentu.kan sikap, pengembangnn kccerdasan atau intelektual,
serto pengembang,an kete.rompilan siswa sesuni dengnn kebutuhannya.
Dengan demikian, ketika guru memberikan pelajaran fisika maka seharusnyn
'I
6
fisika. Dalam Kurikulwn Tingkot Satuan Pendidikan (KTSP) yang saat ini sedang
berlalru, dinyalakan dcngan jehu dalam dokumen KTSP (2006: 443) bahwa mata
pelajaran fisika di SMNMA secaro garis besar bertujuan agar pesena didik mcmiliki kemampuan membmtul< sikap positif terhadap fisika. memupuk silulp ilmiah,
mengembangkan pcngalaman belnjar unruk dapat merwnusknn masalah, mengujulcan
dan menguji hipotesis, mengembangkan kemampuan bemalar, serta mcnguasai
konsep dan prinsip fisiko. Namun tarnpaknya pclaksarutan pendidikan fisika di
sekolah belwn sesuai dengan harapan. Sanjaya (2008: 5) menyatakan bahwa : "Lemahnya proses pembelajanm yang dikembangkan guru dewasa liD
merupakan salah satu mosalah yang dihadapi dunia pendidikan [di Indonesia). Proses pembelajaran yMg tetiadi di dalam kelas dilaksanakan sesuni dengan kemampuan dan sclera guru. l'adahal kenyal8annya kemampWlJl guru dalam pengelolaan pembelajaran tidak mcrata sesuai dcngan latar belakang pendidikan guru serta motivtiSi dan keeintaan merelul terhadap profc s in y a ~.
Untuk menjamin terlaksananya proses pendidikan yang berkualitas dina. ~ pendidikan melalui Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Bob I Pasal I Ayat (6) memberlttkukan standnr proses pendidikan {SPP) yaitu standar nasional pcndidikan
yang berkaitan denpn pelaksanaan pembelsjaran pada satu satuan pendidikan untuk
mencapai standar kompctensi kelulusan (SKL).
Sanjaya (2008: II) menjel11$kan bahwa dalam implementasi SPP. guru perlu memahami sekurang·kurangnya dalam tiga hal. Pertama, pemahamM dalam
perencanaan program pendidikan, yaitu menyangkut pemahaman dalam menjabarkan
isi ke dalam bentuk silabus dan pengemboutgan pengalaman belajar. Kedua.
pemahamnn dalarn pcngelolaan pembelajamn termasuk da.lam desnin dan
7
Kttiga, pemahaman tenwg cvaluasi, baik yang ~rhubungan dcogan evaluasi proses mnuptm evaluasi basil pcmbelajaran. Dengan berlakunya SPP, dihardpkan guru memiliki kesadaran yang penuh dalam meogemb8ngkao pengalaman bclajar siswa sesuni dengan pcncapaian SKL.
Proses pcmbelajaran bcrbasis kompctensi telah mcngubah paradigms bclajar dari ~ guru dan apa yang akan diajarkannya" ke "siswa dan apa yang dapat dilokukan" sesuai dengan pandangan belajar konstrulctivismc yang beranuapan bahwo pengetahuan itu basil konSintksi melalui pengalaman belajar siswa. Scnoda dengan maksud ttnebut Harsanto (2008: 24) menyatakan bahwa:
''Dalarn proses pcmbclajaran dikenal parodigma boru tentang multiple
Intelligence atau kecerdasan majcmuk (KM). Sekarang kecerdasan tidak hanya
dipaharni sckedar scbagai kecerdasan intclcktual (IQ), tetapi juga kccerdasan emosional (EQ), kecerdasan sosial (SQ), dan bcntuk Jain''.
8
eksistensial (Musliroh; 2008 serta Uno dan Kudrat; 2009)]. Dcngan pemyataan ini,
tcori K.M merupakan validasi teninggi gagasan ten1ang perbedaan individu itu
penting. SebagAimana dinyatllkan oleh JMmine (2007: I) bahwa "Penerapan K.M
dablrn pendidikan sangat tergantung pada peogenalan, pengakuan. dan penghargaan
terhadap setiap atau berbagai cara siswa belajar, di samping pengenalan. pengllkuan
dan penghargAM terhadap setiap minat dan bekat masing·masing pembelnjar ~.
Tcori KM memberikan suatu kerangka untulc mengijinkan pam gwu
membantu memaksimalkan cara siswa belajar berdasaran modnlitas dan dominasi
otak melalui berbagai aktivitaS fi sik dan mental yang mcnggabungkan beberapa
keeenlasan sekaligus. Dengan kata Jain guru ditutut mampu memhantu siswa belnjar
sesuai dengan gays belnjar siswa dan bentuk-benru.k kecerdasan yang bemncka
ragam. DePoner dan Hemacld (2000) menyatakan bahwa "Oaya belajor seseomng
adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur sena mengolah infomtasi". Kemampuan rneoyerop informasi setiap s-Jswa cenderung
berbeda berdasarkan modalitas belajarnya. Ada siswa memiliki kecenderungan
menyerap inforrnasi Jebih maksimal mclalui indra peogelihatan ('-'isual), ada j uga
yang maksimal men)'erap informasi melalui indera pendengaran (auditorial).
sementara yang lain maksimal menyerap informasi melalui llktivitas fisik atau tubuh
(kinestetik ata1• bel'\iar somatis). Upaya guru mengenali modal.itas belajar siswa
(visual, auditorial, atau kinestetik) sangat diharapkan daJam membantu
memaksimalkan fungsi dominasi otak siswa sebagai bentuk kemampuan mengatur
dan mengelolo informa.si melalui berb>gai aktivitas fisik dan mental untuk
9
Ocngan demikian Stnltegi pembelajaran berdasar akti\iras KM diharapkan
menjadi solusi yang menarik untuk diperaktekkan di naang-ruang kelas dalwn rangko
meminimalkan berbagai hambatan belajar sis"" ketiko Stnltegi pembelajaran
konvensional cenderung hanya berssosiasi pada satu jenis modaUras belajar saja. Aras dasar pertimbongan tersebut, peneliti memusatkan perhatian pada penerapan strategi pembelajaran berdasar-aktivitas KM dalam memaksimalkan modalitas belajar siswa
untuk mcncapai kompetensi dasar fisiko pada siswa MAN I Medan.
B. ldeallfik.ISi 1\f...W.
Pen11embangan kemampuan siswa dalam bidang sains. khtlsusnya bidang
fisiko merupakan salab satu kunci kcberhasilan peningkatan hasil belajar siswa.
Namun bingga saat ini pelaksanlllll1 pembelajaran fisiko masib memiliki banyak
kelemahan sebingga dipandang kurang berhasil yang ditandai dengan salikilnya siswa yang tuntas dalam mata pelajaran fisiko di kelas X tanpa remedial. Berdasarkan
Jatar belakang di atas, maka masnlnh yang timbul dari rendnhnya basil belajar siswa
MAN I Medan pada mata pelaj= fisiko dapat diidentifikasi sebagai berikut :
Apakab ada pengllnth starotegi pembelajaran dengan basil belajar fisika poda
siswa MAN I Medan? Apakab ada hubungan antarn tcknik penilaian pendidiknn
dengan basil belajar fisiko pada siswa MAN I Medan? Apakah ada lilubungan nntaro
banyaknya mata pelajaran, cakupan bahan pelajaran dengan basil belajar fisiko pada siswa MAN I Medan? Apakab ada pengaruh strategi pembelajaran don area khusus
10
pengaruh stmtegi pembelajaran berdasar-nktivitas KM dalam pengeml:tangan
pengalaman belajar siswa dengan peningl<atan hasil belajar fisika si""'8 di MAN I
Medan? Apakah ada bubungan gaya belojar dan h ~i l belnjar siswa pada mota pelajaran fisiko di MAN I Medan? Apakah ada pengarub stmtcgi pembelajaran dan
gaya belajar dengan basil bclajar fisika pads siswa MAN I Medon?
C. Pembat.uaJt Maulob
Mengingat banyaknya fakto r-faktor yang diidenlifikasi yang diduga
mempengarubi hasil belajar siswa, make drui uraian peda law be.lal<ang masalab dan
identifikasi masalab di ow, pennasalahan pads penelitian ini dibotasi pada
penggunoan strategi pembelnjaran berdasar-aktivitas KM dan strategi pembelajaran
l<onvensionat ~lanjutnya knral<teristik siswa dibawi pads goyo belajar dan pokok bahasan yang diteliti dibaiJlSi pada materi pokok listrik dinamis dnn gelombung
elektromagneli.l< di Kelas X MAN I Medan semester genap. Hnsil bclajor fisiko yang
diteliti dibatasi pada domain kognitif Bloom yang telah direvisi oleb Anderson, et.al
(2001) pacla tingkatan berpikir mengingat (remember), memahami (understand),
menerapkan (apply), menganalisis (oMlytt), menillli (twzluott), dan mencipta
(create).
D. Ptrumusao Masalah
Berdasarkan Jatar bclakang, iclentifikasi dan pembatosan masolah di atas.
II
I. Apakah strategi pembelajaran berd3Sat alaivitas keeerdasan majemuk (SP AKM) dnn strategi pembelajartm koovensional (SPK) memberi pengaroh yang berbeda
tc:madap basil belajar fisika?
2. Apokah gaya belajar visunl, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik
memberi pengaruh yang beri>eda terbadap basil bela jar fisika?
3. Apokah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya belajar temadap
hasi.l belajar fisika?
F- Tujuan Peotlldan
Berdasarl<an peromusan masalah yang telah diajukan, moka tujuan dalam
penclitian ini adalah :
I. Mengetahui adanya pengaruh strategi pembelajamn berdasar-alctivitas KM dan
strategi pembelajaran konvensional tcrhadap hnsil belajar tisika.
2. Mengetahui adanya pengaruh gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan
gaya bel ajar kinestetik tcrhadap basil belajar lisika.
3. Mengelahui adanya interaksi antAnl strategi pembelajaran dan &aya belajar
terhadap basil bclajar fisiko.
F. Monfaat Ptnelitian
Hasil penelitian ini. dibarapkan bermanfaat secara teoretis dan praktis bagi dunia pendidikan. yairu :
12
pengalaman belajar siswa ted>adap basil belajar fisika di sekolah menengah khususnya Madrasah Aliyah.
2. Sccara praktis, basil ptnelitian ini bermanfaat:
a) Bagi peneliti. hasH ptnelitian ini merupakan pengalaman berhnrga dalam menambah wawasan kepeodidikan khususnya pendidikan fisika sehingga ke depan dapat meningkatkan pelaynnan dan akses pendidikan yang lebih baik kepada para peserta didik.
b) Bagi pemerintab (IXJY.u1emen Pendidikan NasionaJ dan Departcmen Agama), basil ptneUtian ini meojadi masukan dalam meogbasilkan kebijakan pendidikan yang mengbargai ptrbedaan si$wa dalam belajar yang berkaitan detlgan gays belajar dan optimalisasi keeerdasan majemuk untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran eli sekolah nmu madrasah.
•
BABV
S rMPULAN, JMPLIKAS l, DAN SARAN
A. Simp ulao
Betdasarkan basil dan pembahasan pcnelitian yang Ielah d iuraiknn puda bab sebelumnya, maka dapat disimptillcan b.'lbwa :
I. Terdapal perbedaan basil belajar lisika antara siswa yang d iajar dengan Sll'atcgi pembelajamn bcrdasar aktivitas kecerdasan rnajemuk (SPAKM) dengan siswa
yang diajar dengan Sll'ategi pembelajaran konvensional (SPK). Kelompok siswa
yang diajar dcngan SPAKM memperoleh basil belajar yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan kelompok siswa yang diajar dengan SPK.
2. Terdapat perbedaan basil belajar fisiko anlara siswa yang memiliki
kecend<rungan gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Siswa yang
memiliki kecenderungan gaya belajar visual memperolch hasil belajar ftsika yang
lebih tinggi dariapada siswa yang memiliki keeenderungan gaya bclajar audi10rial
dan kinestctik.
3. Terdapat interoksi antara strategi pembelajaran dan gaya belajar siswa deogan
basil belajar fisika. Hasil belajar Jisika yang paling baik adslab padn siswa yang memiliki keeenderungan gaya belsjar visual yang diajar dengan SPK. Hasil belajar siswa yang diajar dengnn SPK yang memiliki keeendcrungan gaya belajar visual lebih baik daripads siswa yang memiliki kecenderungan gaya belajar
nuditorial dan alau gaya belajar kinestetik. Hasil belajar siswa yang diajar dengan
169
SPAKM tidak berbeda sccara signifikan untuk keccnderungan gaya bclajar visual, gaya bclajar auditorial, maupun gaya bclajar kinestetik. Sedan_gkan basil belajar fisiko yang memiliki kec:cdetungan gaya bclajar auditorial lebih balk y1111g diajar dengan SPAKM daripada yang diajar dengan SPK.
D. lmplikasi
Dari basil kesimpulan yang diperoleb dalam penelitian ini, dapot diketahui babwa penerapan teori kecerdasan majcmuk (K.M) dalarn proses pembelajaran fisika dl sekolab menengab cukup efcktif dalarn meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan basil belaj:~r yang dapot dicapai siswa, tidak saja disebabkan oleh penera.pan cara-eara belajar ya11g memacu aspek bcrbugal bentuk kecerdusan yang dimiliki siswa tewpi mengaktilkan modalitas terbaik yang dimilil<i siswa untuk menycrop betbugai informasi.
170
dcngan strategi pembelajaran berdasar aklivitas kecerdllSan majemuk ialab : (a) memabami babwa teori KM bukan hanya mengakui perbedaan individu ini untuk tujuan-rujuao praktis, seperti penilaian dan pengajoran, tetapi juga menganggop scna menerimanya sebagaj scsuaru yang notmal, "-11jar, babkon menorik dan sangot berbarga; (b) melibotkan minot si<Wa di kelas dengan jalan membuat poster wama ulcumn besar yang mengiklankan kedelapan keeerdasan sehingga siswa terpicu untuk bcrlanya tentang isi poster dan guru meojelaslcan KM iru dens;m contoh Jangsung. Misalnya siswa diminLa berpanisipasi untuk merencanakan pelajaran bari ini sehingga kedelapan KM iru terlibat dalam kesiatan belojar siswa: (c) melatih siswa menggunakan KM yang sesuai untuk karakleristik mata pelajaran dengan mengambil dua atau tiga ciri KM .. Misalnya pada mata pelajaran fisika ciri KM yang penting untuk berkcmbeng menurut standar minimal adnlab keccrdnsan babusa, logika· matematika, visual-spasial dan interpersonal siswa; (d) menjelaskml pada siswa
a.'ipek·nsptk KM dan penilaiannya dens;m menekonkan babwa sisv.11 bQieh
mcnjelaskan pemabaman dan penguasaan mereka atas materi pelajnran di sekolnh yang baru mereka pelajori dengan earn-cars yang sesuai dengan kecerdasan mereka selain cnra-cara penilaian dengan mengguoakan tcs kenas dan pensiL
171
tidak berbeda sccara signifikan baik pada siswa yang memiliki k:eeenderungan gaya belajar visual, gaya bell\iar ouditotial, maupun siswa yang memi tiki keccndenangan gaya belajar kinestetik.
Sekali lagi temuan ini memberikan data e:mpirik bahwa strategi pembelajaran berdasar aktivitas kecerdasan majemuk efektif meminimalkan bam bat3ll belajar peda siswa dalam belajar fisika. Prinsip-prinsip belajar dc:ngan rnengkombinasilcan dan mengaktifkan beberapa kecerdasan majemuk pada siswa temyatn dapat membuat siswa aktif belajar baik secara fisik maupun mental. Cara belajar sepeni ini sejalan dengan kebutuban dan revolusi belajar menurut pandan(!M teori otak triune. lni adalah implikasi penelitian otak pada pembelajaran.
Be~ hal yang perlu diperilatikan dalarn desain pembclajoran berdasar
172
dan rnenyediakan kesempatan untuk bergerak dan aktivitas fisik sebagai bagian dati
proses belajar; {e) rnembuang sifat linier dan mengotak-ngotakkan infonnasi sedapat
mungkin dan mernberikan konteks dunia-nyata sepenuhnya dan menggunakan seluruh indra siswa pada beroagai tingkatan berpikir secara simultan.
Dalarn pralctel< pendidil<an dan pelatihan tarnpaknya implikasi dari teori KM,
tentu saja dengan penataan aspek sarana belajar dan basil belajar yang lebih
kompleks, adalah pada koosep accelerated learning atau AL. SementAra temuan dalam peoelitian ini memberi implil<asi pada aspek belajar yang menyesuaikan diri
dengan Jingkungan sekolah dengan citi tradisionalnya. lmplikasi penelitian ini lebih pada tahap pengenalan trori KM dalarn pembelajaran fisika di madrasah aliyal• (MA) dan membantu guru di sekolah untuk menemukan cara-cara belajar bagi siswa yang
lebih baru dan bervariasi, khususoya menyangkut gaya belajar siswa dan perbedaan individu dalam belajar. Guru diharapkan mendapatkan inspirasi baru dalarn mengajar
dengan pendekatan yang lebih manusiawi.
C. Sarao-5ann
Berdasarkan simpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan <li atas dan berlcenaan dengan hasil penelitian yang <liperoleh, berikut ini diberikan beberapa saran sebagai berikut :
I. Perlu dilakukannya pendidikan dan pelatihan bagi guru-gun• di sekolah
menengah khususnya guru fisika tentang teori kecerdasan majemuk dan
peoerapannya dalarn program pendidikan dan proses pernbelajaran di
173
2. Kepada guru fisilca harus mempertimbangkan kar:11cteristik siswanya teruwna
dalam hal gaya belajar sebelum memilih pendelcatan pembelajaran yang akan diterapkan untulc mengajarkan materi pokok tenentu.
3. Guru perlu mcmperkenalkan secara bertabap kepuda siswa bagaimana belajar
dmgan sudut pandang tcori kccerdasan majemuk dan seluk-beluk penilaian berdasarkan kec:cnWan yang paling kuat mempeogaruhi cora belajar siswa
sehingga siswtl yakin ak.an memperoleb basil belajar yang lebih bail<.
4. HasH belajar tisika dalam peoelitian ini hanya mcmbahas ranah kognitif, kcpada
para peoeliti lain agar bersedia melanjutkan pcnelitian ini pada ranah basil belajar
yang lebih lengkap yaitu ranah afektif dan psikomotorik untulc melihat efektivitas. efisic:nsi, dan daya tarik pembelajaran melalui penerapan teori
keeerdasan majemuk sebingga dapat diperoleh data empirik untulc menilai
kelebihan dan kekURngan teori keeerdasan majemuk dalarn pembelajaran.
5. Kepada LPTK, horus mcngcnalkan kcpuda ealon guru tentang revolusi belajar
melalui penernpan teoti kecerdasan majemuk dnlam pendidikan dan pelatihan
serta cara mengenali gaya belajar siswa berdasartan modal.itas belajamya. Dengan demikian para eaton guru memiliki landasan ilmiah )'ang baik untulc mengcmbangkon bebempa teknik mengajiU' dan pemilihan media yang tcpat
untulc mengurutkan belajar berdasar-aktivitas yang dapat mengaktilkan bebernpa
DAFI' AR PUST AKA
AndeDon, Lorin W., et.al. (2001). A Taxonomy for Uarning, Teaching, and
Assessing : A Revision of Bloom 's Taxonlimy of Educational Objecti-.'f!s. New
York :Addison Wesley Longman, Inc.
AnnstrOng, T. (2000). Multiple Jnrel/igenct in Tht Cla.t.troom. Alexandria, Virginia US : ASCD.
Annstrong, T. (2004). Kamu itu Lebih Cerdas dorlpoda yang Kamu Duga. Alih bahasa : Arvin Sapulra. Batam : lnteraksara.
Arikunto, S. (2002). Dasar-Dasar Evoluasl Pentlidilwn. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara
A2Yior, S. (1992). Re/iabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Sigma Alpha.
Bloom, B. (1956). Taxonomy of Educational Objectives. New York: David McKay.
Campbell, D.T., and Stanley, J.C. (1966). Ex,Hrimental and Quasi E:rperimentol
/Asignfor Research. Chicago: Randnally.
Checkley, K. (1997). The first seven ... nnd the eight. Educational Leadership, 55 (I), 8. 13.
DePorter, B. dan Mike Hernacki. (2000). Quantum Leaming : Unleashing The
Genius In You. Alih bahasa : Alwiyah Aixturrnhman. Bandung : Kaifa.
DePorter, B., Marl< Reard.on, dan Sarah Singer-Nouric. (2002). Quantum Teaching :
Orchestrating Student Succes. Alih bahasa : Ary Nilandari. Ed. I. Bandung :
Kaifa.
Dick, W., and Reiser, R.A. (1989). Planning tffoctl••• Instruction. Boston: Allyn and Bacon.
Drost, }. (1998). &lwiah: Mengajor o tau mendidik?. Yogyakarta : Kanisius.
fetgUSOO. G.A. (1981). Stmistical Analysis in Psychology Education. Singapore : McGraw Hill international Book Company.
Gardner, H. (2003). Kecerdasan Majemuk : Teori do/am Pralaek. Alih bahasa : Arvin Saputra. Salam : lnteraksanL
175
<Ja&e.
N.L. dan David C. Berliner.(l984). Educational Psychology. Boston :Houghton Mifllin.
Gagne, R.A. dan Driscoll, M.P. (1988). Essential of Uarning for Instruction. New Jersey: Prentice Hall Inc.
Gilstrap, Roben L., and Martin. William R. (1975). Currtnt Snategies for Teachers:
A Resource for Personalizing Instruction. Santa Monied, California Goodyear.
Hamalik, 0 . (2007). Kurikulum dan Pengajaran. Jaktuta : Bumi Aksaro. H~~rsanto, M. (2008). Pengelolaan Kelas ,)<lng Dinamis. Yogyakarta : Kanis ius. Hinduan, A. et.aL (2007). Pendidikan Fisika. Dalam. llmu dan Aplilu>sl Pendldii<Dn.
Bagian Ill : Ptnmdli<Dn Dislplin flmu. run Pcngembang Jlmu Pendidikan (ed).Ed ke-1 . Bandung: FIP-UPI.
Hodge, Ethan Elliou. (2005). A Best-Evideoce Synthesis of The Relationship of Multiple Intelligence Instructional Approeches and Student Achievement lodicato~S In Secondary School Classrooms. Thesis. Educatron Oeportmcn~
Cedarville University.
Hoerr, T.R. (2007). Buhl Kerja Multiple lntelligencts : Pengalaman New City School di St. Louis, Missouri, AS. dalam Me.nghargai Anei<D Kecerdasan Anak. A lib bahasa : Aty Lilandari. Bandung: Kaifa.
lyer, N. Namyanaswruny. (2006). Instructional Prac:tices of Teachers in Schools That Use Multiple l.ntelligel!l'cs
Theory
(SUMil). DisStrlatlon. University OfCincinnnti.
Jasmine, J . (2007). Ptoftsional's Gultk : Teaching with Multipl• Intelligencess. Alih bahosa : PutwaJliO. Bondung : Nuonsa.
Jones, Michaela T. (2006). A Multiple Intelligences Approach to Spelling Instruction. Thesis. Bowling Oreen St.'!te University.
Joyce, B. Wid Weil, Marsha. (1972). Models ofTeochlng. Third Edition. Englewood Cliffs, New Jersey : Prentice-Hall.
Kemp, Jerrold E. ( 1994). The lnstrucrlonal design Proctss. Alih Bahasa : Asril Mrujohan. Bandung : Penm>it ITB.
176
Makmun. A.S. (2003). Psikologi Pendldikan. Bandung: Rcmaja Rosda Karya. Mangal, S.K. (2002). Adwzne#.d Educational Psychology. New Delhi : l'ren1ice-Hall
of India.
Mciu, Dave. (2002). The Accelerated Learning Handbook : Panduan Krtalif dan
Efoklif Mtrancang Program Ptndidikan dan Pe/otihon. Alih bahasa : Rahmani Astuli. New York: Mc<Jraw-Hill.
Musfirob, T. (2008). Ctrdas Melalui &rmaln [Cora Mengasah Multiple lntefllgenct pada Anok sejak Ulia Dini]. Jakarta : Gruindo.
Rose. C. dan Mak:olm J. Nicholl. (2002). Accelerated Learning for The 21" Cenlury.
Alih bahasa : Dedy Ahimsa. Bandung : Nuansa.
Santtoclc, John W. (2007). Pslkalogl Pendidikan. Ed. 2 Cet I . Jakarta : K encana Sanjaya. W. (2005). Pemhelajaran da/am Jmp/tmtntasl KuribJum Berbasls
K o~ttiiSI. Jakana : Kencana.
Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Bfrorlentasi Sumdar Proses Pendidikan.
Ed. I Cet 4. Jal<ana : Kencana.
Schwert, A. (2004). Using The Teory of Multiple ln!elligence to Enhance Science Educ3tion. Thesis. The University of Toledo.
Shearer, C.B. (2004). Mulliple Intelligences After 20 years. Teachers College Record, 106(1),2-16.
Slameto (1995). Btlajar dan Foktor-Faklor
>"'"8
Mempengamhinya. Jaknna : Rincka Cipta.Singarimbun, M., dan Efendi. S. (1987). Metode Penelitian Survai. Jal<Mtn: LP3ES. SillliDOflln&, R. (2004). Stralegi Pembelajnran Berbasis Multiple lntelli"gences untuk
Pc:ucapaian Kompetensi dalam Pembelajaran. Dalam. Mozaik Ttknologl Pendldikan. Dewi SaJma Prawitadilaga dan Eveline Siregaz (ed). Ed. I. CeL I.
Jakarta : Kenc:ana.
Supamo, P. (2000}. Kurilrulum SMU Yan& MenUI1iang Pendidikan Demokrasi.
Dalam. Menggagas Porodlgmo 8aru Pendld/Jr.an : Demoi/Tatisasi, Otonomi, Civil Society, Globa/lsasi. Sindbunata {ed). F.d. 2. Yogyakarta : Kanisius. Supamo, P. (2002). Teori lnleligensi Ganda dalam Pernbelajaran Fisika di Sekolah
1n
Uno, Hamzah B.. dan Kudrat, M. (2009). Mengelola K.ecmfasan dafam
Pembelajaran : &buaJJ K.onstp Ptmbelojaran Berbosis Kturdasun. Jakarta :
Bumi Aksara.
Winkel, W.S. ( 1996). Psikologi Pengojaran. Jakarta: Gramedia
Winalaputra, U.S. (2001). Model-Model Pembelajaran /nova/if. B·uku 1.04 Pekerti. Jakarta : PAU Dikti Depdi.knas.