• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KONSEP DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SAINS BIOLOGI SISWA SMP NEGERI 2 PORSEA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KONSEP DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SAINS BIOLOGI SISWA SMP NEGERI 2 PORSEA."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

AMRIZAL, Pengaruh Musik dan Inteligensi Visaal-Spasial Terhadap Hasil Belajar Sains Siswa Kelas V Komplek SD Jalan Halat Medan. Tesis: Program Paseasarjana Universitas Negeri Medan. 2009.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : 1) Hasil belajar Sains siswa yang menggunakan musik pop lebih tinggi dari pada basil belajar Sains siswa yang menggunakan musik klasik dan tanpa musik, 2) Hasil belajar Sains siswa yang memiliki inteligensi visual-spasial baik lebih tinggi daripada basil belajar sains siswa yang memiliki inteligensi visual spasial sedang dan cukup, l) lnteraksi antara musik dan inteligensi visual-spasial dalam memberikan pengaruh tetbadap basil belajar Sains siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperim.en yang dilaksanakan di kelas V Kompleks SD Jalan Halat Medan. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 216 siswa, sampel penelitian ditetapkan dengan menggunakan cluster random sampling, sehingga terpilih SD Negeri 060809 dan SD Negeri 067090 menjadi kelas yang menggunakan musik pop, SD Negeri 060810 dan SD Negeri 060313 menjadi kelas yang menggunakan musik klasik, dan SD Negeri 060807 dan SD Negeri 060815 menjadi kelas yang belajar tanpa musik. Tes psikologi diberikan kepada siswa untuk mengklasifikasikan kemampuan inteligensi visual-spasial baik, sedang dan cukup. Untuk tes inteligensi visual-spasial digunakan tes psikologi yaitu tes EPPS, guna menguji hipotesis basil belajar Sains siswa yang memiliki inteligensi visual-spasial baik, sedang dan cukup. Uji statistic yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistic deskriptif uotuk menyajikan data dan statistik inferensial digunakan ANA VA 3 jalur, sebelum digunakan sebagai instrument ANAVA 3 jalur, data terlebih dulu diuji menggunakan uji nonnalitas dan uji homogeni1as. Instrument yang digunakan untuk basil belajar Sains adalah pilihan ganda yang beJjumlah 25 butir soal dimana reliabilitas tes ru

=

0,661 yang menggunakan rumus K-R 20.
(2)

ABSTRACT

Amriza~ The Effect of Music and Visual-Spatial Intelligence and Music on Students' Sciences Leaming Outcome in Class V Komplek SD Jalan Halat Medan. A Thesis: Post-Graduate Program State University of Medao, 1009.

The purpose of this study was to know: ( 1) Students' sciences learning outcome by using pop music was higher than by using classical music and without using music, (2) The sciences learning outcome of the students who bad a good visual-spatial intelligence is higher tban the sciences learning outcome of the students who has the visual-spatial intelligence in the middle and enough level, (J) The interaction between music and visual-spatial intelligence in giving an effect to students' sciences learning outcome.

This study was an experimental-quasy research which carried out in class V

Komplek SD Jalan Halat Medan. The population of this research was six classes taken randomly with the total number of 216 students. They are: SD Negeri 060809 and SD Negeri 067090 as the classes that used pop music. SD Negeri 060810 and SD Negeri 060313 as the classes that used classical music and SD Negeri 060807 and SD Negeri 060815 as the classes without using music. To test the hypothesis and classify the sciences learning outcome of the students who has a good visual-spatial intelligence, middle and enough EPPS as a psychology test was used. The descriptive statistic was used provide the data and three way ANOV A was used as an inferential statistic. Before being used as an instrument, the data was tested by using normality test and homogeneity test The instrument used consists of 25 multiple choice questions. By using Kuder Richardson-20 was obtained r u= 0,661 as a reliability test result.

(3)

BABI

PENDAHULUAN

A.

Latar

Belakang Masalah

Metode belajar kebanyakan dilakukan guru secara monoton,

sehingga pekerjaan tersebut menjadi peketjaan yang sangat menjenuhkan

baik bagi guru maupun bagi siswa Selain itu materi yang disampaikan guru

sangat sedikit yang bisa diterima oleh siswa, seki~ 25% - 50% saja. Hal ini

dapat diketahui setelah diadakan kuis atau latihan setelah selesai menyajikan

materi pada saat itu juga.

Kondisi ini seharusnya menuntut para guru untuk bisa memikirkan

bagaimana cara agar pelajaran bisa diserap 700/o - 90% sehingga siswa dapat

mencapai nilai yang standar. Kenyataannya bukan hanya guru saja yang

merasakan kejenuhan. Kebanyakan siswa juga merasakan hal yang sama,

bahkan lebih lagi karena bila setiap kali guru menyajikan materi hanya

menggunakan satu strategi saja tentunya siswa akan merasa bahwa sekolah

itu adalah sesuatu yang harus dihindari, ditambah lagi dengan sikap guru

yang senantiasa marah-marah apabila sebagian besar siswa tidak mengerti

dan tidak bisa memenuhi standar nilai, di setiap kuis atau latihan.

Situasi seperti ini bisa membuat siswa semakin bingung dan tidak

paham terhadap pelajaran. Oleh karena itu diperlukan modiftkasi strategi

(4)

standar nilai bisa tercapai sesuai waktu dan kurikulum yang sedang betjalan.

Salah satu modiftkasi strategi dalam pembelajaran yang dapat dilakukan oleh

guru adalah membuat suasana kelas menjadi rileks dan menyenangkan

dengan memutar musik ataupun lagu yang sedang populer sehingga siswa

terpancing konsentrasinya dan tanpa sadar motorik dan otak mereka mulai

bekerja tanpa paksaan.

Di negara-negara maju, musik telah dimanfaatkan untuk

kepentingan umum dan bukan hanya pada kepentingan musik. Bank, dokter

gigi, agen asuransi nunah sakit dan tempat-tempat yang berhubungan

dengan orang banyak telah memanfaatkan musik untuk kepentingan tertentu.

Wajar kalau negara miskin seperti Indonesia belum mampu untuk melihat

prospek musik dari aspek manfaat. Musik masih difungsikan untuk sekedar

biburan dan menjadi disiplin khusus yang sangat spesial sehingga terasa sulit

untuk disejajarkan dengan disiplin ilmu lain. Plato pernah berkata, " Di

dalam pendidikan, musik menduduki posisi tertinggi karena tidak ada

satupun disiplin yang. dapat masuk ke dalam jiwa dan menyertai dengan

kemampuan bertahap melebihi irama dan harmoni." Mengapa nilai

pendidikan musik saat ini begitu merosot dibandingk:an zaman Plato? Ide

mengenai pendidikan musik itu sendiri adalah sangat baik walaupun ada

sebagian orang tua yang tidak ingin anaknya mengenal musik. Padahal,

(5)

orang dari segala lapisan dalam kehidupan sehari-harinya (Djohan,

2005: 143,176).

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa musik berpengaruh

signifikan terhadap konsentrasi, kesehatan, daya ingat, kreativitas dan daya

pikir,

bahkan

mahasiswa yang diperdengarkan musik-musik klasik beberapa

jam sebelum tes IQ berakibat pada bertambahnya nilai IQ

para

mahasiswa

tersebut dibanding jika mereka tak didengarkan musik klasik (Campbell,

2002: 89). Karena itu banyak basil penelitian yang menyarankan agar ketika

belajar diiringi dengan musik latar.

Di Indonesia, menggunakan musik latar dalam pembelajaran di kelas

masih sangat jarang, namun ketika siswa belajar di rumah

berdasarkan

survei

penulis (tanggal 26 Agustus 2008) terhadap 20 orang siswa, 15 orang

mengatakan bahwa mereka sering belajar diiringi dengan musik. Namun,

musik yang mereka dengar pada umumnya adalah lagu-lagu populer yang

sedang naik daun baik dari radio, kaset maupun CD.

Akan

tetapi tidak

diketahui apakah dengan iringan musik tersebut ketika

para

siswa belajar di

rumah dapat secara signifikan meningkatkan konsentrasi belajar, atau basil

belajar siswa, atau hanya sekedar menyebabkan rasa santai sehingga belajar

mereka tidak terasa terlalu menjenuhkan. Kalaupun ada, musik yang

bagaimana yang dapat meningkatkan konsentrasi atau

hasil

belajar siswa
(6)

Berbicara tentang pelajaran, tentunya ada pelajaran yang relatif lebih

ringan seperti bahasa, kewarganegaran, sosial, yang tidak menuntut jawaban

yang membuat siswa berpikir keras dibanding pelajaran yang relatif lebih

berat seperti, matematika, sains, fisika, ataupun kimia. Pelajaran-pelajaran

eksak seperti ini tentunya lebih menuntut otak berpikir dan siswa harus

menjawab dengan tepat.

Proses pembelajaran sains di SO menuntut keterlibatan siswa secara

aktif dan bertujuan agar penguasaan dari kognitif, afektif, dan psikomotorik

terbentuk pada diri siswa (Amin, 1987:42). Tujuan pembelajaran sains SD

. pada kurikulum 2004, dapat dirangkum ke dalam tiga aspek sasaran

pembelajaran yaitu penguasaan konsep sains, pengembangan keterampilan

(7)
[image:7.522.101.459.60.536.2]

Tabel 1. Basil Belajar Sains (Ujian Akhir Semester) SD Negeri 060807,

060809, 060810, 060813, 060815, dan 067090 Jalan Halat

Medan

Nilai

SD

Tahun

Nilai

Nilai

Nilai

Rata-Rata

Negeri

Pelajaran

Tertinggi

Terendah

Rata-

Tiga

Rata

Tahua

Terakhir

2005/2006 7,50 5,09 6,02

060807

2006/2007 8,69 5,00 6,50 6,57

2007/2008 8,98 5,52 7,19

200512006 8.09 534 6.18

060809 200612007 8.22 5.00 6.23 5,84

2007/2008 8,00

3,25

5,i2

2005/2006 8.88 5.65 6.77

060810

2006/2007 8.11 5.03 6.22 6,44

200712008 8,12 5,00 6,35

200512006 7.88 5.05 6.89

060813

2006/2007 8.01 5.08 6.42 6,52

200712008 8,09 5,10 6,25

200512006 8.18 5.69 6.27

060815

2006/2007 7.11 5.34 6:92 6,45

2007/2008 8,22 5,67 6,15

200512006 7,84 4,43 5,88

067090

- 200612007 --- ·- ---- --- -- ---~--7,98 --- ---- ---- ---· 4,55 ---6,43 5,52

2007/2008 6,75 2,50 4,24

(8)

Pelajaran Sains (IPA) adalah salah satu mata pelajaran pokok dalam

setiap jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah

sampai dengan Perguruan Tinggi. Mata pelajaran ini sangat penting

peranannya di setiap jenjang pendidikan, baik untuk kepentingan

pengembangan Sains

itu sendiri,

maupun untuk

aplikasi pada

mata pelajaran

lain. Intinya adalah dalam pembelajaran sains perlu dihubungkan antara

konsep dengan teknologi yang terkait. Sebagai contoh dalam menjelaskan

tentailg konsep bunyi dapat dikaitkan dengan pengunaan pesawat telepon

serta manfaatnya bagi masyarakat (Poedjiadi, 2005:112).

Suatu studi penelitian yang ferdapat dalam Campbell (2002:19)

menunjukkan bahwa anak-anak kecil yang mendapat pelatihan musik secara

teratur menunjukkan keterampilan motorik, dan kemampuan membaca lebih

baik dari pada kawan-kawan mereka yang tidak berlatih musik.

Selain penggunaan musik, siswa juga perlu memiliki · inteligensi yang baik guna mendukung pencapaian pembelajaran Sains yang

memuaskan. Suryabrata (2004) menyatakan bahwa inteligensi merupakan

salah satu faktor penting yang ikut menentukan betbasil atau gagalnya

belajar seseorang terlebih-lebih pada waktu abak masih sangat muda,

inteligensi sangat

besar

pengaruhnya. Inteligensi yang dimaksud dalam

penelitian adalah inteligensi visual-spasial, karena orang memahami dan

memproses informasi melalui dua kemampuan itu. Pertanyaan ini sejalan

(9)

Thinglcing

menyatakan bahwa

pemikiran

visual meliputi semua kegiatan

manusia (Campbell, dkk., 2002: l 08-l 09).

Inteligensi visual-spasial atau sering disebut kemampuan spasial

atau kecerdasan spasial meliputi kumpulan kemampuan yang saling berkait,

termasuk

perbedaan

visua~ pengenalan visua~ proyeksi, gambaran mental,

pertimbangan ruang, manipulasi

gambar,

dan duplikasi

dari

gambaran dalam

atau gambaran eksternal setiap atau semua yang dapat diekspresikan

(Campbel~ dkk., 2006: 1 08). Pengertian tersebut dikembangkan dari teori

Multiple lnteligensi

oleh Gardner yang mendefenisikan inteligensi

visual-spasial merupakan kemampuan untuk merasakan dunia visual-visual-spasial secara

akurat dan menunjukkan kinerja transformasi.

Kemampuan spasial dibedakan menjadi dua kategori yaitu, spasial

temporal dan spasial rekognisi, yang keduanya sating terkait dan merupakan

suatu kesatuan yang utuh. Inteligensi visual-spasial relevan dengan domain

kinerja musik serta kinerja spasial temporal. Bagi seorang pendidik sangat

penting disadari bahwa kedua domain tersebut memiliki koneksi dan

relevansi yang sangat tinggi, karena efek pelatihan musik terhadap kinerja

spasial temporal terimplikasi

secara

dalam kemampuan belajar anak

khususnya pada mata pelajaran tertentu. W alau setiap orang memiliki kedua

kemampuan tersebut tetapi tidak semua orang memfungsikan kemampuan

(10)

Oleb karena itu pada penelitian ini penulis ingin mengetahui

pengarub musik dan inteligensi visual-spasial terhadap hasil belajar Sains.

Musik dan inteligensi visual spasial yang bagaimana bisa meningkatkan

basil belajar Sains atau malah tidak berpengaruh sama sekali.

B.

Ideatifikasi Masalab

Berdasarkan

uraian

pada latar belakang dapat diidentifikasi beberapa

masalah yang berhubungan dengan basil belajar siswa antara lain: Apakah

metode pembelajaran yang digunakan di Sekolah Dasar (SD) telah efektif

dalam meningkatkan basil bei.Yar siswa? Apakah model pembelajaran yang

digunakan di SD telah dapat menarik perhatian dan minat belajar siswa?

Apakah guru pemah mengadakan modifikasi pada metode pembei.Yaran

untuk menarik perhatian dan semangat belajar siswa? Apakah modifikasi

pembelajaran dengan menggunakan musik bisa meningkatkan basil belajar

siswa? Bagaimana pula basil be&yar siswa hila diberi musik yang berbeda

jenis seperti pop dan Idasik? Musik yang bagaimana yang dapat

meningkatkan basil belajar siswa ? Adakah pengaruh inteligensi

visual-spasial terltadap basil bel.yar Sains siswa? Apakah musik dan inteligensi

(11)

C.

Pembatasaa Masalah

Adapun masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada

masalah sebubungan dengan basil belajar Sains siswa di kelas V SD dan

faktor yang mempengaruhi basil belajar tersebut yang dalam hal ini dilihat

dari penggunaan musik dan inteligensi visual-spasial siswa. Sedangkan basil

belajar dibatasi

pada

materi dengan pokok

bahasan

Perubahan Sifat Benda

dan Sifat Bahan dan Penyusunnya, untuk ranah kognitif yaitu ingatan,

pemahaman, dan

penerapan.

Hal ini disesuaikan dengan perkembangan daya

pikir siswa tingkat SO serta tujuan pembeJajaran Sains di tingkat SO/MI.

Penggunaan musik yang dilihat adalah musik

Iatar,

betjenis musik

klasik denganjudul kaset The Mozart Effect Music For Children, musik pop

(Kumpulan lagu pop populer terkini dengan judullagu Hanya ingin kau tabu

(Republik), Rasa ini (The Titans), Oik (Wali), Puspa (ST 12), Bukan Super

Star (Projek Pop), Nyawa hidupku (Ada Band), Merindukanmu (D'Masiv),

Sempurna (Andra and The Backbone), Takkan berpaling darimu (Rossa),

Kembali pulang (Kangen Band), Apa kata dunia (Melli Guslow), Bertahan

(Five Minutes), Jangan

pernah

selingkuh (Anggkasa)), hasilnya akan

dibandingkan dengan kelas tanpa musik, sedangkan inteligensi visual-spasial

siswa yaitu inteligensi visual-spasial baik ( di atas normal), sedang (normal)

(12)

D. Perumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut :

1. Apakah basil belajar Sains siswa yang menggunakan musik pop lebih

tinggi daripada basil belajar Sains siswa yang menggunakan musik

klasik dan tanpa musik?

2. Apakah basil belajar siswa yang inteligensi visual-spasialnya

baik

lebih tinggi daripada basil belajar Sains siswa yang inteligensi

visual-spasialnya sedang dan cukup ?

3. Apakah ada interaksi antara musik dan inteligensi visual-spasial

dalam memberikan pengaruh terhadap basil belajar Sains siswa?

E.

Tajaan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa:

1. Hasil belajar Sains siswa yang menggunakan musik pop Iebih tinggi

daripada basil belajar Sains yang menggunakan musik klasik dan

tanpa musik.

2. Hasil belajar Sains siswa yang memiliki inteligensi visual-spasial

baik Iebih tinggi daripada basil belajar Sains siswa yang memiliki

inteligensi visual-spasial sedang dan cukup.

3. Interaksi antara musik dan inteligensi visual-spasial dalam

(13)

F.ftfanfaatPene6Uan

Secara teoretis penelitiail ini diharapkan bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan pada bidang pendidikan khusus teori-teori

tentang musik dan inteligensi visual-spasial siswa serta pengaruhnya

terhadap hasil belajar Sains siswa Juga diharapkan bermanfaat untuk

memperkaya sumber kepustakaan serta

dapat

dijadikan sebagai pedoman

dan penunjang penelitian lanjutan di masa yang akan datang.

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah: (a) sebagai bahan

pertimbangan

bagi guru-guru SO dalam menentukan pembelajaran yang

efektif dan menarik; (b) sebagai bahan pengetahuan bagi

guru-guru

SO

dalam menggunakan musik untuk mengefektitkan pembelajaran yang

dilaksanakan; (c) sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha

mengoptimalkan kebijakan pembelajaran untuk mencapai hasil belajar Sains

(14)

BABV

SIMPULAN~ IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan-simpulan yang dapat ditarik dari basil pengujian bipotesis

adalah sebagai berilrut :

Pertama, Tidak ada perbedaan basil belajar Sains siswa yang belajar

dengan menggunakan musik pop, musik ldasik dan tanpa musik

Kedua, rata-rata basil belajar Sains siswa yang memiliki inteligensi

visual-spasial bat"k lebih tinggi

dibandingk.an

dengan rata-rata basil bel~ar

Sains siswa yang memiliki inteligensi visual-spasial sedang dan cukup.

Ketiga, basil perhitungan analisis varians menunjukkan bahwa tidak

terdapat interaksi antara musik dengan inteligensi visual-spasial, dimana

untuk siswa yang memiliki inteligensi visual-spasial baik dan sedang

temyata kurang efektif menggunakan musik pop dalam pembel~aran,

sedangkan untuk sis\Va yang memiliki inteligensi visual-spasial cukup

(15)

B. Implikasi

Pertama, melalui penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata basil

belajar Sains siswa lebih tinggi dengan menggunakan musik pop dalam

pembelajaran daripada musik klasik. Hal ini menunjukkan bahwa musik pop

lebih efektif untuk meningkatkan basil belajar Sains dibandingkan dengan

musik klasik. Akan tetapi pada penelitian ini basil belajar Sains siswa yang

belajar tanpa musik lebih tinggi daripada basil belajar Sains siswa yang

belajar menggunakan musik pop dan klasik. Konsekuensi logis dari

pengaruh penggunaan musik terbadap basil belajar Sains berimplikasi

kepada guru Sains untuk menggunakan musik pop sebagai musik latar dalam

proses pembelajaran. Dengan menggunakan musik pop diharapkan guru

dapat membangkitkan dan memotivasi keterlibatan dan partisipasi aktif

siswa terhadap pembelajaran dan dapat menciptakan suasana belajar yang

lebih interaktif dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Akan tetapi

pembelajaran menggunakan musik dapat beljalan tidak efektif apabila tidak

didukung oleh fasilitas dan kondisi lingkungan sekolah. Terbukti pada

penelitian ini kondisi kelas dan lingkungan sekolah kurang efektif dalam

melakukan pembelajaran menggunakan musik, sehingga basil belajar siswa

yang belajar dengan menggunakan musik lebih rendah dibandingkan dengan

hasil belajar siswa yang belajar tanpa musik. Untuk dapat melaksanakan

(16)

dahulu dituntut marnpu menjadikan kelas serta lingkungan sekolah mendukung terhadap proses pembef2Yaran.

Kedua, basil penelitian ini menunjukkan bahwa inteligensi

visual-spasial berpengaruh terhadap basil belajar Sains siswa. Siswa yang memiliki

inteligensi visual-spasial

baik

secara

rata-rata

mempunyai basil belajar Sains

yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki inteligensi

visual-spasial sedang dan culrup. Pemyataan tersebut memberikan

penjelasan dan penegasan bahwa inteligensi visual-spasial berpengaruh

dalarn meningk.atkan basil belajar Sains siswa. Konsekuensi logis dari

berpengaruhnya inteligensi visual-spasial terbadap basil belajar Sains

berimplikasi kepada guru

untuk

menggunakan inteligensi visual-spasial

dalarn mengelompokkan siswa atau mengetahui

k:arakteristik

siswa.

Ketiga, basil penelitian ini juga menunjuldcan bahwa tidak terdapat

interaksi antara musik dan inteligensi visual-spasial terhadap basil belajar

· Sains siswa. Tidak terdapatnya interaksi tersebut terindikasi dari siswa yang

memiliki inteligensi visual-spasial

baik

yang dalarn pembelajarannya

menggunakan musik pop dan ldasik secara

rata-rata

mempunyai basil belajar

Sains lebih rendah dibandingkan dengan basil belajar Sains siswa yang

memiliki inteligensi visual-spasial

baik

yang belajar tanpa musik. Sedangkan

bagi siswa yang memiliki inteligensi visual-spasial cukup yang dalarn

pembelajarannya menggunakan musik klasik secara

rata-rata

mempunyai
(17)

pop dan tanpa musik. Dengan demikian dapat dipahami bahwa musik pop

tidak

tepat digunakan bagi siswa yang memiliki inteligensi visual-spasial

baik. Dan musik klasik

tidak

tepat digunakan bagi siswa yang memiliki

inteligensi visual-spasial cukup. Dengan tidak adanya pengaruh musik dan

inteligensi visual-spasial terhadap basil belajar Sains siswa, maka diharapkan kepada guru untuk

tidak

menggunakan musik dan inteligensi visual-spasial

dalam pembelajaran Sains.

C.

Sanm- Sanm

I. Kepada pihak Komplek SD Jalan Halat Medan apabila ingin

memasukkan musik ke

dalam

kurikulum sebagai media pembelajaran

Sains maka harus didukung oleh kondisi kelas dan lingkungan sehingga

efektif dalam melalrukan pembelajaran dengan musik,

karena

melalui

penelitian ini tidak terbukti bahwa musik dapat meningkatkan basil

belajar Sains.

2. Mengamati kurang efektifnya pembelajaran yang · berlangsung

disekol~ kepada pihak Komplek SD Jalan Halat Medan agar sekolah

yang ada dalam komplek tersebut hanya satu sekolah saja.

3. Kepada pihak

guru

dalam melihat karakteristik siswa pada

pembelajaran Sains untuk menggunakan inteligensi visual-spasia~

karena melalui penelitian ini terbukti bahwa siswa yang memiliki

(18)

4. Diharapkan kepada peneliti yang lain akan melakukan test kepada siswa

agar benar-benar menvalidkan data dengan maksimal, baik validitas isi

maupun valditas konstruknya.

5.

Kepada peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut tentang musik,

hendaknya melakukan pre test sebelum penelitian dimulai dan

memperbanyak dan memperluas jumlah sampel, kelas pembelajaran,

dan menambah variabel-variabel yang dikontrol sehingga diperoleh

pengetahuan yang lebih luas lagi mengenai musik khususnya pop dan

klasik.

6. Kepada peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut tentang musik,

harus terlebih dahulu menseragamkan metode pembelajaran dan

mengatur besar desible musik yang akan dibunyikan sesuai dengan

kondisi kelas dan lingkungan sekolah, desibel yan baik digunakan 71,6

- 85,2 desibel, sel~utnya harus benar-benar mempertimbangkan aspek

lain yang bisa mempengaruhi basil belajar ketika melakukan penelitian.

7. Untuk membiasakan siswa terhadap musik i:n8.ka diharapkan agar satu

sampai dua minggu sebelum melakukan penelitian agar menggunakan

musik dalam proses pembelajaran.

8. Untuk meningkatkan kemampuan visual-spasial siswa

maka

diharapkan

sebelum melakukan penelitian agar peneliti terlebih dahulu melakukan

latihan-Iatihan kepada siswa yaitu seperti menyusun puzzle,

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Be/ajar. Jakarta:Rineka Cipta.

Ariyani, F. 2008, Pengaruh Musik dan Inteligensi Visual-Spasial Terhadap Basil Be/ajar Matematika Siswa Kelas V Komplek SD Jalan Ha/at

Medon.

Tesis PPs UNIMED: Medan

Anderson, M.l999. The Development Intelligence. Perth: Psychology Press.

Arikunto, S. 1995. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto,

S.

2000. Dasar-Dasar Eva/uasi Pendidilcan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiningsih, A.2005. Be/ajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta

Campbell, D. 2002. Efek Mozart Bagi Anak-Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Campbell, D. 2002. Efek Mozart. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Campbell, L., Campbell, B., Dickinson, D. 2006. Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Depok: Intuisi

Press.

Crowl, K P. 1997. Educational Psychology, Windows On Teaching. New York: Brown and Benhmark.

De

Porter, B.

dan

Hernacki. M.

2005. Quantum Teaching.

Bandung:

Kaifa.

De Porter, B. dan Hernacki, M. 2005. Quantum Learnmg. Bandung: Kaifa.

Dick & Carey. 1996. The Systematic Design of Instruction. New York: Wesley Educational.

(20)

Djohan. 2005. Psilrologi Musik. Yogyakarta: Buku Baik.

Dryden, G., Vos, J. 2002. Revolusi Cara Be/ajar. Bandung: Kaifa.

Gagne, R.M. dan Briggs, L.J. 1979. Principles of Instructional Design.

Second Edition. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Hamilton, L. C. 1990. Modem Data Analysis, Cole Publising Company: Pacific Grove, California.

Montello, L. 2004. Essential Musical Intelligence. Alih Bahasa : Alexander Sindoro. Batam Centere : Lucky Publishers.

Ortiz, J.M. 2002. Nurturing Your Child With Music. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Poedjiadi, A. 2005;

Saim Tekno/Qgi Masyarakat.

Bandun_g: ReiiH\ia

R.osdakarya .

.Reigeluth, M. Charles. 1983. Instructional Design Theories And Models : An

Overview of Their Current Status. Hillsdale, New Jersey London: Lawrence Elbaum Associates.

Sabari, A. 2007. Strategi Be/ajar Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press.

Sahertian, W. 2004. Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar dan Gaya Be/ajar TerhadapHasil Be/ajar. (On line).

Sanafiah, F. 1979.Dimensi-Dimensi Psilcologi. Surabaya: Usaba Nasional.

Sari, N.R. 2005. Musik

dan

Kecerdasan Otak Bayi. Bogor:

K.H.

K.harisma Buka Aksara.

Singarimbun, M. dan Effendi, S. 1999. Metode Penelitian Survey.

Yogyakarta : Pustaka LP3S Indonesia.

Slameto. 2003. Be/ajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

(21)

Soemanto, W.l987. Psikology Pendidikan.

Landasan

Kerja Pimpinan Pendidikan Jakarta: Bima Aksara.

Sudjana., N. 2005. Penilaian Basil Proses Be/ajar Mengajar. Bandung: Rernaja Rosda Karya.

Suriasumantri, J.S. 2005. Ft1safat 1/mu. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Syukur, A. 2007. Perselingkuhan di Dunia Pendidikan Kita. UNJ: Transfonnasi (Lembaga Pers UNJ).

Swyabrata, S. 2004. Psiko/ogi Pendidikan. Jakarta : Grafindo.

Swyosubroto, B. 1997. Proses Be/ajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Uno, B. 2008, Model Pembelajaran.

Jakarta :

Bwni Aksara.

Zar,

Jerrold H. 1984. Biostatistical Analysis. Englewood

Cliffs,NJ.

Prentice-Hall.

(http://trochim hwnan comet edu/gallery/younglemotion.htm) diakses 30 April 2007

(http://puskur.net) diakses 30 april2007

(http://id.wikipedia.org/wikilmusik-pop) diakses 20 Mei 2008

(http://www.populer-rnai.com/content/musik/072006D diakses 20 Mei 2008

.(bttp:/lwww.wartajazz.com/opijazz 060902.html.) diakses 20 Mei 2008

Gambar

Tabel 1. Basil Belajar Sains (Ujian Akhir Semester) SD Negeri 060807, 060809, 060810, 060813, 060815, dan 067090 Jalan Halat

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang

(3) Permohonan perpanjangan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sesuai dengan format surat permohonan perpanjangan Izin Wakil Penjamin Emisi Efek dan/atau

Tugas Akhir ini juga membandingkan ke dua buah metoda tersebut pada lima gambar berbeda untuk disegmentasi warnanya dan diperoleh hasil bahwa secara kualitatif K Nearest Neighbor

Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan keyakinan.Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden dapat

Tanaman penutup tanah jenis desmodium, kacang hias, dan rumput bambu, di antara ke tiga jenis tanaman tersebut yang memiliki kemampuan hidup tinggi, kemampuan menutup lahan lebih

meningkatkan motivasi, sehingga siswa mampu mencapai prestasi belajar yang.. lebih

N Kompetensi Dasar Alok Januari Februari Maret April Mei juni.. Mengetahui Guru Mata Pelajaran

Manusia memelihara hewan untuk berbagai macam kepentingan, mulai dari hobi atau kesenangan, mencari keuntungan (sebagai salah bentuk kegiatan ekonomi), dan melindungi agar