iv ABSTRAK
TINJAUAN TERHADAP SURAT KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NO.463/MENHUT-II/2013 TERKAIT ALIH FUNGSI KAWASAN INDUSTRI
MENJADI KAWASAN HUTAN LINDUNG DI KOTA BATAM
DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41
TAHUN 1999 TENTANG KEHUTANAN
Hutan merupakan kekayaan alam yang dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk kesejahteraan rakyat secara keselurahan. Dengan adanya kawasan industri yang terdapat di suatu kota, pendapatan di suatu kota itu akan meningkat. Dimana di dalam suatu kawasan industri biasanya terdapat beberapa perusahaan yang mempunyai penanam modal. Dewasa ini terjadi peralihan fungsi kawasan industri dirubah menjadi kawasan hutan lindung di Kota Batam yang menyebabkan kerugian dan ketidakpastian hukum bagi para investor yang berada disana. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui dan menganalisis kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat Kota Batam dengan Peruntukan Hutan dan Asas Keadilan menurut Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Untuk mengetahui, menganalisis, dan memahami kepastian hukum terhadap usaha yang berada di dalam kawasan industri di Kota Batam sesuai dengan Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.
Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dengan spesifikasi penelitian deskriptif analitis. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa studi kepustakaan (library research) untuk mendapatkan bahan-bahan atau data-data sekunder berupa bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder yang dianalisis secara kualitatif untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan. Penelitian ini juga menggunakan sumber data primer dengan cara melakukan wawancara dengan Kementerian Kehutana, Badan Pertanahan Nasional serta Kamar Dagang dan Industri Indonesia.
v ABSTRACT
REVIEW OF DECREE OF THE MINISTER OF FORESTRY NO.463/MENHUT-II/2013 RELATED TO THE FUNCTION SHIFT OF INDUSTRIAL AREA INTO PROTECTED FOREST IN BATAM RELATED TO
LAW NUMBER 25 OF 2007 CONCERNING INVESTMENT AND LAW NUMBER 41 OF 1999 ON FORESTRY
Forests are the natural resources controlled by the state and used for the welfare of the people total. Given that there is an industrial area in a town, in a town that revenues will increase. Where in an industrial area there are usually several companies that have investors. Nowdays a shift function is converted into an industrial area of protected forest areas in Batam which cause losses and legal uncertainty for investors who were there. The purpose of this study to determine and analyze the policies issued by the Central Government of Batam with Forest and Principle of Justice under Law Number 41 of 1999 on Forestry. To find out, analyze, and understand the legal certainty to businesses located in the industrial area in Batam in accordance with Law Number 25 of 2007 Concerning Investment
This study used a normative juridical approach, specificatly a descriptive analytical study. Data collection techniques used are in the form of literary study (library research) to obtain materials or secondary data in the form of primary legal materials and secondary legal materials that were analyzed qualitatively to answer the problem proposed. This study also uses primary data sources by conducting interviews with Ministry of Forestry, the National Land Agency and the Indonesian Chamber of Commerce and Industry.