PERBANDINGAN DAYA TAHAN JANTUNG-PARU LANSIA PESERTA SENAM JANTUNG SEHAT DENGAN LANSIA PESERTA SENAM
PERKASA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Sains
Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh
RAHMAD SANTOSO
0905548
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
PERBANDINGAN DAYA TAHAN JANTUNG-PARU LANSIA PESERTA
SENAM JANTUNG SEHAT DENGAN LANSIA PESERTA SENAM
PERKASA
oleh
RAHMAD SANTOSO
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh
gelar Sarjana Sains Program Studi Ilmu Keolahragaan
© Rahmad Santoso 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
RAHMAD SANTOSO
0905548
PERBANDINGAN DAYA TAHAN JANTUNG-PARU LANSIA PESERTA
SENAM JANTUNG SEHAT DENGAN SENAM PERKASA
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Dr. Nurlan Kusmaedi, M.Pd
NIP.19530111 198003 1 002
Pembimbing II
Dra. Yati Ruhayati, M.Pd
NIP.19631107 198803 2 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan
FPOK UPI
Drs. Sumardiyanto, M.Pd.
ABSTRAK
Perbandingan Daya Tahan Jantung-Paru Lansia Peserta Senam Jantung Sehat Dengan Lansia Peserta Senam Perkasa
Rahmad Santoso 0905548
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang bertujuan, (1) Mengetahui seberapa besar tingkat daya tahan jantung-paru lansia yang mengikuti olahraga senam jantung sehat, (2) Mengetahui seberapa besar tingkat daya tahan jantung-paru lansia yang mengikuti olahraga senam perkasa, dan (3) Mengetahui seberapa besar perbedaan tingkat daya tahan jantung-paru antara lansia yang mengikuti olahraga senam jantung sehat dan lansia yang mengikuti olahraga senam perkasa. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunitas senam jantung sehat KPAD dan komunitas senam perkasa Yakes Telkom. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes jalan cepat 12 menit kepada lansia peserta senam jantung sehat dan lansia peserta senam perkasa. Hasil penelitian menunjukan, (1) gambaran tingkat daya tahan jantung-paru lansia peserta senam jantung sehat yang berkatagori sedang, (2) gambaran tingkat daya tahan jantung-paru lansia peserta senam perkasa yang berkatagori sangat kurang,(3) berdasarkan penelitian diperoleh perbedaan daya tahan jantung-paru yang signifikan antara lansia peserta senam jantung sehat dengan lansia peserta peserta senam perkasa.
ABSTRACT
Comparison of Durability Heart-Lung Heart Healthy Elderly Participants Gymnastics Gymnastics With Elderly Participants Mighty
Rahmad Santoso 0905548
This study used a descriptive quantitative method that aims, (1) Knowing the extent of the heart-lung endurance elderly who follow gymnastics healthy heart, (2) Knowing the extent of the heart-lung endurance elderly who follow gymnastics mighty, and (3) Knowing how different levels of cardiorespiratory endurance among elderly people who follow a healthy heart gymnastics and elderly who followed the mighty gymnastics. The population used in this study were healthy heart gymnastics community KPAD and mighty gymnastics community Yakes Telkom. The instrument used in this study is a 12-minute brisk walk test to elderly participants and elderly healthy heart gymnastics gymnastics participants mighty. The results showed, (1) picture of the level of cardiorespiratory endurance exercise heart healthy elderly participants were categorized as being, (2) picture of the level of cardiorespiratory endurance exercises mighty elderly participants were categorized as very less, (3) based study showed differences in heart-lung endurance significantly between healthy elderly participants with heart gymnastics gymnastics participants mighty elderly participants.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Perumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN... ... 9
A. Daya Tahan Jantung-Paru Lansia yang Sehat.. ... 9
1. Daya Tahan Jantung-Paru.. ... 9
2. Lansia.. ... 13
3. Sehat.. ... 18
4. Olahraga Kesehatan.. ... 21
5. Senam Jantung Sehat.. ... 29
6. Senam Perkasa.. ... 32
B. Kerangka Pemikiran... 43
C. Hipotesis ... 44
BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 45
A. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 45
B. Desain Penelitian ... 45
C. Metode dan Prosedur Penelitian ... 46
D. Definisi Operasional ... 48
E. Instrumen Penelitian ... 49
F. Teknik Pengumpulan Data ... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54
A. Hasil... 54
2. Daya Tahan Jantung-Paru Lansia Peserta Senam Perkasa 55
3. Uji Normalitas 56
4. Uji Homogenitas 57
5. Uji Perbandingan 58
B. Pembahasan Hasil Penelitian... 59
1. Gambaran Tingkat Daya Tahan Jantung-Paru Pada Senam Jantung Sehat 59
2. Gambaran Tingkat Daya Tahan Jantung-Paru Pada Senam Perkasa 59
3. Perbandingan Daya Tahan Jantung-Paru Lansia Peserta Senam Jantung Sehat Kpad Dengan Lansia Peserta Senam Perkasa Di Yakes Telkom 59
4. Diskusi Temuan 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 62
A. Kesimpulan 62
B. Saran 62
DAFTAR PUSTAKA 64
LAMPIRAN-LAMPIRAN 66
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Pada era globalisasi sekarang ini masyarakat disibukkan dengan pekerjaan
yang menjadi rutinitas masyarakat tersebut. Masyarakat membutuhkan waktu
untuk merefresh kembali diri mereka dengan berbagai cara salah satunya yaitu
dengan melakukan senam. Di masyarakat, banyak sekali dijumpai berbagai
macam senam baik itu senam kebugaran, senam lansia dan juga senam pernafasan
dan masih banyak yang lainya. Dari berbagai macam-macam senam, senam
jantung sehat dan senam perkasa adalah senam yang sangat berguna bagi
kebugaran jasmani.
Kebugaran jasmani ini mempunyai hukum reversibility, pada prinsipnya
manusia itu mempunyai adaptasi yang tinggi, baik terhadap strees latihan maupun
strees mental. Prinsip latihan yang harus diperhatikan adalah reversible atau
berkebalikan, maksudnya fungsi organ manusia mempunyai sifat yang alami,
yaitu akan meningkat jika diberi strees latihan atau berlaku sebaliknya jika
menghentikan aktifitas latihan ( Mansur, 1996: 34 ).
Agar fungsi organ tubuh tetap dalam keadaan optimal, perlu
mempertahankan latihan jasmani secara teratur dan terukur dalam batas manusia
masih hidup. Menghentikan latihan dalam periode waktu yang relatif lama, fungsi
organ manusia secara bertahap akan terus-menerus menurun. Kondisi ini akan
menyebabkan gangguan fungsi organ dan pada gilirannya akan mempengaruhi
produktifitas serta perbesar biaya perawatan kesehatan.
Seiring dengan penambahan usia atau dengan adanya proses penuaan,
maka kebugaran jasmani akan mengalami penurunan, yang perlu diperhatikan
adalah bagaimana caranya mensikapi agar kebugaran jasmani diusia lanjut tetap
terjaga oleh karena itu kesehatan dan kesejahteraan para lanjut usia perlu
dipertahankan. Maka kita harus mengetahui dahulu apa yang dimaksud dengan
kebugaran jasmani, manfaat olahraga, proses penuaan dan manusia lanjut usia
2
Menua adalah proses biologis normal pada manusia yang meliputi
perubahan berangsur-angsur dari struktur, fungsi dari toleransi tubuh terhadap
stress lingkungan. Mulai dari usia 30-an, efektifitas berbagai fungsi fisiologik
mulai menurun yang kemudian menjadi semakin jelas pada sekitar usia 55-60
tahun. Walaupun proses fisiologik penuaan tidak terjadi dengan kecepatan yang
sama antara satu orang dengan lainnya, tetapi menurunnya fungsi-fungsi
fisiologik tersebut, pada dasarnya dapat disebabkan oleh meningkatnya usia,
deconditioning (ketiadaan aktivitas fisik), penyakit atau gabungan dari semuanya.
Pengertian lanjut usia berdasarkan Undang-undang Nomor 13 tahun 1998
tentang kesejahteraan lanjut usia, adalah “penduduk yang telah mencapai usia 60 ke atas”. Di seluruh dunia penduduk Lansia (usia 60 ke atas) tumbuh dengan
sangat cepat bahkan tercepat dibanding kelompok usia lainnya. Diperkirakan
mulai tahun 2010 akan terjadi peningkatan yang sangat pesat pada jumlah
penduduk lansia. Hasil prediksi menunjukkan bahwa persentase penduduk lanjut
usia akan mencapai 9,77 % dari total penduduk pada tahun 2010 dan menjadi
11,34 % pada tahun 2020 (BPS, 2009).
Berdasarkan data dari Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (29
desember 2009) dalam Nurgara (2010:3) “Indonesia termasuk Negara yang
memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population)
dengan ± 7,18% penduduk berusia di atas 60 tahun”. Untuk dapat beraktifitas
sehari-hari dengan baik, lansia memerlukan kondisi fisik atau kebugaran jasmani
yang baik pula.Menurut Badriah (2009:32) terdapat 3 (tiga) indikator utama dari
kebugaran jasmani yaitu, “Kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas fisik,
tidak mengalami kelelahan yang berlebihan atas tugas fisik tersebut, dan
kemampuan pulih asal yang segera setelah tugas fisik tersebut selesai”.Memiliki
kebugaran jasmani yang baik, selain tidak menjadi beban bagi keluarganya, lansia
juga bisa beraktivitas dengan tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Yang
dimaksud dengan kebugaran jasmani di atas adalah keadaan kemampuan jasmani
yang dapat menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadap tugas jasmani
tertentu dan/ atau terhadap keadaan lingkungan yang harus diatasi dengan cara
3
datang tugas yang sama pada esok harinya (Giriwijoyo ,2007:23). “Oleh karena
itu sesungguhnya kebugaran jasmani merupakan derajat sehat dinamis tertentu
yang diharapkan dapat menghadapi tuntutan pekerjaan jasmani serta masih
mempunyai cadangan energi untuk mengerjakan tugas fisik
lainnya”(Badriah,2009:33).
Komponen kebugaran jasmani meliputi berbagai sistem tubuh, mulai
sistem otot (muscular), sistem saraf (nervorum), sistem tulang (skelet), sistem
pernapasan (respirasi), sistem jantung (cardio), sistem ginjal (ekskresi), dan kerja
sama antar berbagai sistem tubuh secara holistik. Lebih lanjut Bustaman
(2003:273-274) menjelaskan pembagian komponen kebugaran jasmani sebagai
berikut: Dalam kebugaran jasmani terdapat komponen yang dibagi dalam tiga
kelompok yaitu: 1) Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan, 2)
Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan motorik, 3)
Kebugaran yang berhubungan dengan wellness. Komponen kebugaran jasmani
yang berhubungan dengan kesehatan terdiri dari lima komponen dasar saling
berhubungan antara yang satu dengan yang lain yaitu; daya tahan kardiovaskuler,
kekuatan otot daya tahan otot, fleksibilitas dan komposisi tubuh (berat badan
ideal, presentasi lemak). Selain komponen yang berhubungan dengan kesehatan
diperlukan pula keterampilan motorik yang terdiri dari enam komponen yaitu;
keseimbangan, daya ledak (power), kecepatan, kelincahan, koordinasi, dan
kecepatan reaksi. Wellness diberikan pengertian sebagai suatu tingkat dinamis dan
terintegrasi dari fungis-fungsi organ tubuh yang berorientasi terhadap upaya
memaksimalkan potensi yang memiliki ketergantungan pada tanggung jawab diri
sendiri.
Daya tahan adalah kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan atau
latihan / pertandingan dalam waktu yang lama (Harsono, 1988). Sajoto (1988)
membedakan daya tahan menjadi dua, yakni: (1) daya tahan umum, adalah
kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru dan
peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja terus
menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot-otot dengan intensitas tinggi
4
kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara
terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu.
Daya tahan jantung-paru adalah kesanggupan jantung-paru-paru dan
pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal saat melakukan aktifitas
sehari-hari, dalam waktu yang cukup lama tanpa mengalami kelelahan berarti. Daya
tahan jantung-paru sangat penting untuk menujang kerja otot, yaitu dengan cara
mengambil oksigen dan menyalurkan ke otot yang aktif.
Lansia pada dasarnya masih memiliki potensi yang bisa dilakukan untuk
mengisi hari-harinya dengan hal-hal yang bermanfaat dan menghibur. Berbagai
potensi yang dimiliki oleh lansia bisa dijaga, dipelihara, dirawat dan
dipertahankan bahkan diaktualisasikan kembali untuk mencapai kualitas hidup
lansia yang optimal bahkan maksimal. Lansia pada umumnya masih memiliki
keinginan untuk mendapat pengakuan dari anggota masyarakat lainnya. Interaksi
dengan anggota masyarakat lain seringkali membuat mereka merasa masih
mempunyai arti, apalagi bila masih bisa berkumpul dengan anggota masyarakat
yang dulu pernah menjadi teman kerjanya (sama-sama satu pekerjaan) atau teman
di luar pekerjaan.
Aktivitas fisik atau olahraga merupakan media terbuka yang dapat
dimanfaatkan oleh lansia sesuai dengan kemampuan, kesenangan, tujuan serta
kesempatan yang dimiliki tiap orang. Selain itu olahraga juga tidak membedakan
hak, status sosial atau derajat, dan semua orang memiliki kedudukan yang sama.
Sarana serta kesempatan untuk berolahraga juga merupakan hak bagi para lansia.
Olahraga tumbuh dan berkembang dalam berbagai bentuk dengan cara
pelaksanaan, pengorganisasian dan tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan
penekanannya masing-masing. “Wilayah kegiatan olahraga yang dimaksud yaitu
olahraga kompetitif, olahraga professional, olahraga rekreasi, dan olahraga
pendidikan” (Lutan,1988:9). Pendapat lain mengenai jenis olahraga dikemukakan
oleh Giriwijoyo (2010:41) yaitu ”olahraga dibagi berdasarkan sifat atau tujuannya
yaitu: olahraga prestasi (olahraga sebagai tujuan), olahraga rekreasi, olahraga
kesehatan, dan olahraga pendidikan (olahraga sebagai alat untuk mencapai
5
Setiap orang hendaknya berusaha untuk menyempatkan diri berolahraga
tidak hanya di usia muda, namun perlu pula diteruskan pada usia lanjut dan
dijalankan secara teratur. Pemilihan jenis olahraga yang akan dijalankan tentu
disesuaikan dengan kegemaran, biaya, serta kemampuan fisik seseorang. Olahraga
dapat dilaksanakan sendiri yang memungkinkan kita melaksanakan olahraga
tanpa bergantung pada orang lain. sedangkan olahraga bersama juga
menyenangkan karena kita dapat bergaul dengan orang lain.
Seiring dengan adanya proses penuaan menyebabkan adanya kemunduran
prestasi kerja dan penurunan kapasitas fisik seseorang, untuk mempertahankan
agar kondisi kebugaran jasmani maka diperlukan olahraga. “Jenis olahraga yang
sesuai bagi lansia adalah jenis olahraga yang sifatnya aerobik seperti jalan
kaki, berenang dan senam“ (Sumintarsih, 2006:147).
Senam jantung sehat adalah olahraga yang disusun dengan selalu
mengutamakan kemampuan jantung, gerakan otot besar dan kelenturan sendi, agar
dapat memasukkan oksigen sebanyak mungkin ke dalam tubuh. Senam jantung
sehat bertujuan merawat jantung dan pembuluh darah. Pembuluh darah yang
sehat, membuat kerja jantung menjadi optimal, karena kedua organ tersebut
bekerja saling berhubungan.
Di Indonesia, senam jantung sehat cukup populer. Bahkan senam jantung
sudah dibuat sampai beberapa seri dan cocok digunakan oleh semua orang. Durasi
senam jantung sehat berkisar 30 menit. Didahului oleh pemanasan, tahap
conditioning, dan diakhiri pendinginan. Pemanasan (warm up) adalah
mengkondisikan fungsi fisik dengan cara meningkatkan suhu tubuh,
meningkatkan mobilitas gerak persendian dan penguluran otot, agar siap
menerima pembebanan pada tahap conditioning. Tahap conditioning terdiri dari
bagian aerobik yakni gerak kontinyu ritmis (20 - 30 menit) dan bagian penguatan
atau tahanan: berisi gerak melawan beban. Pendinginan (cooldown)
mengembalikan fungsi fisik seperti keadaan awal secara bertahap yg ditandai
dengan menurunnya suhu, berkurangnya keringat, frekuensi detak jantung
6
Senam perkasa juga dapat diartikan suatu teknik senam untuk
mengembalikan posisi dan kelenturan syaraf dan aliran darah, memaksimalkan
suplai oksigen ke otak, membuka sistem kecerdasan, sistem keringat dan sistem
pemanas tubuh. Senam ini berfungsi pula untuk memaksimalkan sistem
pembakaran asam urat, kolesterol, gula darah, asam laktat, sistem kekebalan tubuh
dari energi negatif dan mengaktifkan serta mengoptimalkan kerja sensor inti
kesehatan di dalam tubuh manusia.
Senam perkasa ini merupakan salah satu alternatif terbaik dalam
berolahraga. Durasi dalam senam perkasa sekitar 20 menit per hari dengan
frekuensi seminggu tiga kali. Sebelum melakukan senam perkasa, posisi pada saat
berdiri harus diperhatikan, karena dengan posisi berdiri yang benar pada saat kita
melakukan senam perkasa akan menghasilkan manfaat secara optimal.
Senam perkasa yang berada di Yakes Telkom adalah salah satu cara yang
paling efektif menuju sehat mandiri, dimana ada 10 gerakan senam yang apabila
dilakukan dengan baik akan berdampak positif bagi kesehatan. Senam perkasa
Yakes Telkom sudah dilaksanakan di Yakes area Jawa Barat yang diikuti
karyawan, pensiunan beserta keluraganya dan berdasarkan testimoni para peserta
senam sudah banyak yang merasakan manfaatnya disamping badan menjadi
bugar, banyak peserta yang sudah sembuh dari berbagai penyakit yang di
7
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat daya tahan jantung-paru lansia yang mengikuti
olahraga senam jantung sehat?
2. Bagaimana tingkat daya tahan jantung-paru lansia yang mengikuti
olahraga senam perkasa?
3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara lansia yang mengikuti
olahraga senam jantung sehat dan lansia yang mengikuti olahraga senam
perkasa terhadap daya tahan jantung-paru?
C.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang penulis ajukan, maka
penulisan ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui seberapa besar tingkat daya tahan jantung-paru lansia yang
mengikuti olahraga senam jantung sehat.
2. Mengetahui seberapa besar tingkat daya tahan jantung-paru lansia yang
mengikuti olahraga senam perkasa.
3. Mengetahui seberapa besar perbedaan tingkat daya tahan jantung-paru
antara lansia yang mengikuti olahraga senam jantung sehat dan lansia yang
mengikuti olahraga senam perkasa.
D.Manfaat penelitian
Dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat diantaranya :
1.Peneliti
Menjadikan sumber informasi keilmuan yang mengkaji disiplin ilmu
mengenai olahraga lansia. Selain itu dapat menjadi peluang kepada peneliti
lain, untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam.
8
Menjadikan hasil penelitian ini sebagai indikator untuk membuat desain
program latihan untuk meningkatkan atau mempertahankan kebugaran
jasmani para lansia khususnya daya tahan jantung-paru.
3.Para Lansia
Dengan mengetahui berbagai macam manfaat dari olahraga, baik senam
perkasa maupun senam jantung sehat, para lansia tergugah untuk selalu
menjaga atau mempertahankan kebugaran jasmaninya khususnya daya
tahan jantung-paru.
4.Pengelola Olahraga (Senam Perkasa dan Senam Jantung Sehat)
Dengan mengetahui perbandingan tingkat kebugaran jasmani lansia baik
yang mengikuti olahraga senam perkasa maupun senam jantung sehat, para
lansia bisa menggabungkan keduanya, dapat dijadikan acuan atau tolak ukur
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Sampel Penelitian
Penelitian mengenai Perbandingan Daya Tahan Jantung-Paru Lansia
Peserta Senam Jantung Sehat dengan Lansia Peserta Senam Perkasa, dilaksanakan
pada:
a. Tempat : Lapangan KPAD Gegerkalong dan Yakes Telkom Gasibu.
b. Waktu : 7 Desember dan 14 Desember 2013
c. Sampel : Lansia yang melakukan olahraga senam jantung sehat di
lapangan KPAD Gegerkalong dengan jumlah populasi 40 orang dan lansia
yang melakukan olahraga senam perkasa di Yakes Telkom Gasibu dengan
jumlah populasi 50 orang, sampel dalam penelitian ini diambil
masing-masing sebanyak 10 orang (Purposive Sampling).
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif
kuantitatif. Adapun prosedur penelitiannya seperti berikut ini :
Tes jalan 12 menit
Tes jalan 12 menit
Gambar 3.1 Desain Penelitian KELOMPOK
SENAM JANTUNG SEHAT
KELOMPOK SENAM PERKASA
[image:16.595.114.505.283.725.2]46
Penjelasan dari desain penelitian diatas adalah kelompok senam jantung
sehat melakukan jalan cepat dengan waktu 12 menit, kemudian hasil dari tes jalan
cepat dicatat, begitu juga dengan kelompok senam perkasa. Hasil dari tes tersebut
berupa jarak, setelah hasil didapat maka peneliti melakukan pengelompokan
tingkat daya tahan jantung-paru sesuai dengan alat ukur yang terdapat dalam buku
olahraga lansia yaitu tabel tes jalan cepat 12 menit yang terdapat di halaman 51.
Tahap selanjutnya peneliti melakukan analisis hasil dengan menggunakan aplikasi
SPSS untuk menguji hipotesis penelitian.
C. Metode dan Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yaitu suatu metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat antar
fenomena yang diteliti.
Penelitian ini menggambarkan data berupa angka hasil tes daya tahan
jantung-paru terhadap usia di atas 60 tahun yang mengikuti kegiatan senam
jantung sehat dan senam perkasa. Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif
bertujuan untuk menggambarkan sesuatu di masa lalu atau masa sekarang (sedang
terjadi) dengan menggunakan data yang berupa angka. (Arikunto, 2006:10).
Dalam menyelesaikan penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1.Mencari ide atau gagasan penelitian
Ide atau gagasan penelitian muncul karena di Bandung banyak para lansia yang
berolahraga senam jantung sehat dan senam perkasa.
2.Melakukan studi literature
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan studi pendahuluan yang
dilakukan dengan mencari informasi dan referensi yang terkait untuk mendukung
47
3.Menentukan rumusan masalah setelah melakukan studi literature maka
menentukan rumusan masalah yang tepat.
4.Menentukan tujuan penelitian menentukan tujuan-tujuan yang akan dicapai
dalam kegiatan penelitian agar tidak menyimpang dari permasalahan yang telah
dirumuskan.
5.Melakukan pengambilan data, data diambil dari tes daya tahan jantung-paru
terhadap lansia yang melakukan senam jantung sehat dan senam perkasa.
6.Menganalisis data, data yang dikumpulkan diolah lebih lanjut kemudian
disajikan dalam bentuk statistic dan selanjutnya dianalisis.
7.Merumuskan simpulan hasil analisis data akan memberikan kesimpulan
penelitian yang merupakan kegiatan akhir penelitian.
Mengenai penjelasan prosedur penelitian diatas, peneliti coba tuangkan
dalam bentuk gambar 2.2 dibawah ini.
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian
SENAM JANTUNG SEHAT
POPULASI
SAMPEL(LANSIA)
SENAM PERKASA
TES JALAN 12 MENIT (Km)
PENGOLAHAN dan ANALISIS
[image:18.595.118.502.283.710.2]48
D. Definisi Operasional
Untuk memudahkan pembaca memahami isi dari penelitian, maka peneliti
membuat definisi operasional atau batasan istilah agar terhindar dari
kesimpangsiuran istilah-istilah dalam judul penelitian ini. Batasan istilah-istilah
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.
(Undang-undang Republik Indonesia, No 13 Tahun 1998).
2. Olahraga adalah segala kegiatan sistematis untuk mendorong, membina,
serta mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial. (Undang-undang
Republik Indonesia, No 3 Tahun 2005)
3. Senam Jantung Sehat adalah rangkaian senam jantung sehat ini
berdasarkan prinsip dasar untuk pembinaan kesehatan jantung dan
kesegaran jasmani yang mencakup (1) peningkatan kesehatan jantung dan
alat peredaram darah serta, (2) kekuatan otot, (3) ketahanan otot, (4)
kelentukan, (5) koordinasi gerak, (6) kelincahan, (7) keseimbangan. (Sani
Nerry, 2003:11).
4. Lansia adalah golongan lanjut usia, dimana suatu tahap terakhir dari siklus
hidup manusia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pengertian
lansia digolongkan menjadi 4, yaitu:
1) Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun
2) Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun
3) Lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun
4) Lansia sangat tua (very old) diatas 90 tahun
5. Daya tahan jantung-paru adalah kemampuan fungsional jantung-paru
mensuplai oksigen untuk kerja otot dalam waktu lama. (Djoko Pekik,
2004:44).
6. Senam Perkasa adalah suatu teknik senam untuk mengembalikan posisi
dan kelenturan saraf dan aliran darah, memaksimalkan suplai oksigen ke
otak, membuka sistem kecerdasan, sistem keringat dan sistem pemanas
49
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode tes. “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” (Arikunto, 2006:150).
Data yang dikumpulkan adalah hasil tes daya tahan jantung-paru lansia
peserta senam jantung sehat dan lansia peserta senam perkasayang berusia di atas
60 tahun menggunakan tes jalan 12 menit.
1. Tujuan tes
Tujuan dari tes ini adalah untuk memperoleh hasil jarak tes jalan oleh para
peserta tes daya tahan jantung-paru lansia peserta senam jantung sehat dan lansia
peserta senam perkasa sehingga diperoleh data yang akan dianalisis.
2. Pelaksanaan
a. Tahap pertama
Tahap pertama peneliti memberikan lembar pendaftaran tes kepada
anggota senam jantung sehat dan senam perkasa untuk mengetahui data peserta
serta jumlah peserta yang akan mengikuti tes.
b. Tahap kedua
Tahap kedua peneliti bekerja sama dengan anggota pembantu untuk
menentukan tempat tes yang akan digunakan kemudian melakukan pengukuran
jarak dalam satu putaran lapangan untuk mempermudah dalam penilaian.
c.Tahap ketiga
Tahap ketiga adalah tahap dilakukannya tes, dalam pengambilan data ini
peneliti meminta bantuan kepada beberapa teman untuk membantu kelancaran tes.
Tes diawali dengan memberikan penjelasan kepada peserta tentang peraturan tes
dan dilanjutkan dengan persiapan start. Kemudian petugas starter
memberangkatkan peserta. Setelah memberangkatkan peserta, starter bersiap
meniup peluit apabila waktu peserta tes telah 12 menit dan petugas pembantu
segera mengukur jarak para peserta tes dan hasil akan didapat dalam satuan
50
3. Perlengkapan
a. Roll meter
Roll meter adalah alat untuk mengukur jarak tempuh peserta tes. Sebelum
digunakan roll meter akan di coba lebih dulu untuk menguji kelayakannya.
b. Stopwatch
Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk melihat waktu peserta tes.
Sebelum digunakan stopwatch akan di coba lebih dahulu untuk menguji
kelayakannya.
c. Alat tulis
Alat tulis ini digunakan untuk mencatat waktu yang diperoleh peserta tes.
d. peluit
peluit berfungsi untuk memberikan aba-aba dimulainya tes dan selesainya
tes, karena dengan peluit peserta dapat mendengar lebih jelas dari pada memberi
aba-aba dengan berteriak.
Penentuan kriteria kebugaran jalan menurut Nurlan Kusmaedi adalah
sebagai berikut :
UKURAN/TES
JENIS KELAMIN
KATEGORI
Pria Wanita
[image:21.595.114.510.254.597.2]12 menit (km) > 2,48 > 1,88 Istimewa 12 menit (km) 2,12 - 2,48 1,76 - 1,88 Sangat Baik 12 menit (km) 1,93 - 2,11 1,58 - 1,74 Baik 12 menit (km) 1,64 - 1,92 1,39 - 1,56 Sedang 12 menit (km) 1,39 - 1,63 1,24 - 1,37 Kurang 12 menit (km) < 1,39 < 1,24 Sangat Kurang
Tabel 3.1
Norma Skor Tes Jalan 12 Menit (Nurlan Kusmaedi, 2008:103)
Selain menggunakan tes pada pengumpulan data, peneliti juga
menggunakan metode kuesioner untuk melengkapi data kualitatif penelitian.”
51
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang
ia ketahui”(Arikunto, 2006:151).
Jenis kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis kuesioner
terbuka. “Kuesioner terbuka, memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri” (Arikunto, 2006:152). Dalam metode
kuesioner ini peneliti menggunakan lembar angket yang wajib di isi oleh para
peserta tes. Lembar angket ini berisi pertanyaan yang bersifat pribadi untuk
menunjang hasil penelitian.
Berikut ini adalah isi pertanyaan dari angket yang akan diberikan kepada
peserta tes :
1. Nama
Peserta tes mengisi kolom nama sesuai nama masing-masing
2. Jenis kelamin
Jenis kelamin diisi sesuai dengan jenis kelamin peserta
3. Alamat
Peserta tes mengisi kolom alamat sesuai alamat masing-masing.
4. Usia
Peserta tes mengisi kolom usia sesuai usia masing-masing.
5. Sejarah penyakit berat atau tidak
Peserta harus menyebutkan sejarah penyakit berat yang diderita apabila
memiliki penyakit berat dan apabila tidak, maka peserta tidak perlu
mengisi sejarah penyakit.
6. Pekerjaan
Berisi tentang jenis pekerjaan yang rutin dilakukan sehari-hari.
7. Jarak rumah ke tempat kerja
Berisi tentang jenis pekerjaan yang rutin dilakukan sehari-hari.
8. Lama waktu bekerja
Berisi tentang rentang waktu peserta bekerja dalam satu hari.
9. Kendaraan
Berisi tentang jenis kendaraan yang dipakai peserta pada saat berangkat ke
52
10.Lama melakukan kegiatan senam jantung sehat
Berisi tentang sudah berapa lama peserta melakukan kegiatan senam
jantung sehat di lapangan KPAD Gegerkalong
11.Lama mengikuti kegiatan senam perkasa
Berisi tentang sudah berapa lama peserta telah mengikuti kegiatan senam
perkasa di lapangan Gazibu.
12.Aktivitas olahraga lain
Berisi tentang aktivitas olahraga lain yang dilakukan peserta diluar
kegiatan senam jantung sehat dan senam perkasa.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan
komputasi program SPSS (Statistikal Product and Service Solution) versi 17.0 for
windows karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi
serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu-menu
dekriptif dan kotak-kotak dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara
pengoperasiannya (Sugianto, 2007: 1). Dalam data penelitian ini, data yang
terkumpul berupa angka-angka maka penyusun menggunakan analisis statistik.
Teknik yang dipakai untuk menganalisis data penelitian adalah statistik deskripsi
dengan rumus persentase dan uji t.
Uji beda rata-rata T-Test Teori uji rata-rata T-Test adalah sebuah teori
dalam statistik yang digunakan untuk menguji apakah suatu nilai tertentu (yang
diberikan sebagai pembanding) berbeda secara nyata atau tidak dengan rata-rata
sebuah sampel. Untuk melakukan uji beda rata-rata dengan T-Test, data yang
digunakan adalah data yang bertipe kuantitatif. Uji perbedaan rata-rata
berdasarkan distribusi nilai t adapun langkah pengolahan tersebut yaitu:
1. Deskriptif untuk memberikan gambaran mengenai daya tahan jantung-paru
lansia yang mengikuti senam jantung sehat dan senam perkasa. Analisis
menggunakan descriptive statistiks dengan sub menu explore.
2. Uji T untuk menguji rata-rata pada satu kelompok sampel (one sampel T-Test).
53
juga digunakan untuk mengetahui signifikasi perbedaan rata-rata suatu
kelompok sampel dengan nilai pembanding yang ditetapkan.
3. Uji T untuk mengetahui perbedaan rata-rata dua sampel yang saling bebas
(Independent Sample T-Test). Melalui pengujian ini, dapat diketahui
signifikansi perbedaan rata-rata dua kelompok sampel yang saling tidak
berhubungan.
4. Uji T mengetahui perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan atau
berpasangan (Paired Sample T-Test). Melalui pengujian ini dapat diketahui
signifikansi perbedaan rata-rata dua kelompok sampel yang saling
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan
oleh peneliti, maka dalam penelitian ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa :
1. Tingkat daya tahan jantung-paru lansia peserta senam jantung sehat berada
di katagori sedang 7 sampel dan di katagori baik 3 sampel.
2. Tingkat daya tahan jantung-paru lansia peserta senam perkasa berada di
katagori sangat kurang 7 sampel dan di katagori kurang3 sampel.
3. Terdapatperbedaandaya tahan jantung-paru yang signifikanantara lansia
peserta senam jantung sehat dan lansia peserta senam perkasa.
B. SARAN
Setelah mengetahui hasil penelitian yang telah diperoleh selanjutnya
peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat digunakan sebagai pemahaman
dan literature tambahan bagi lansia peserta senam jantung sehat dan lansia peserta
senam perkasa :
1. Kepada lansia yang mengikuti senam jantung sehat dan senam perkasa
agar lebih menjaga kesehatan karena banyak faktor yang mempengaruhi
kebugaran jasmani seseorang.
2. Kepada instruktur senam jantung sehat dan senam perkasa agar lebih
sering melakukan pengecekan kebugaran jasmani anggotanya dengan
berjalan cepat 2,4 km, berjalan cepat 12 menit atau dengan olahraga
renang.
3. Pengetahuan tentang kebugaran jasmani lansia sangat penting di pelajari
63
dan secara tidak langsung akan menambah usia harapan hidup lansia itu
sendiri.
4. Kepada pengelola komunitas senam agar lebih sering mensosialisasikan
komunitas itu sendiri kepada lansia-lansia yang belum tergerak untuk
menjaga kebugaran jasmaninya dan lebih kreatif dalam kegiatan senam itu
sendiri, selain itu pengelola akan lebih baik jika berkerja sama dengan
mahasiswa FPOK agar ilmu yang didapat mahasiswa FPOK tentang lansia
dapat diaplikasikan di komunitas senam-senam lansia itu sendiri.
5. Kepada peneliti selanjutnya agar meneliti kebugaran jasmani yang
berhubungan dengan keterampilan seperti keseimbangan, koordinasi dan
kecepatan reaksi karena meneliti keseimbangan, koordianasi dan
64
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Cooper. 1982. The Aerobic Program for Total Well-being. Surabaya :FIKUnesa
Giriwijoyo, S dan Komariyah, L. 2002. Olahraga Kesehatan dan Kesegaran
Jasmani pada Lanjut Usia. Bandung. Fakultas Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.
Hardiyanto Wibowo. (2003) Lanjut Usia dan Olahraga. Jakarta: PT Grafmdo Persada
Harsono. (1988). Coacing dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Coacing. Bandung: Tambak kusuma
Iskandar, Dody. (2004). Pengaruh Senam Ayo Bersatu Terhadap Kemampuan
Motorik Anak Usia 10-12 Tahun. 2004. Skripsi
Kusmaedi,Nurlan (2008) Olahraga Lansia. Bandung :CV. Bintang WarliArtika
Kusmana, D. 1992. Olahraga pada usia lanjut. Simposium Menuju Hidup Sehat pada Usia Lanjut. Bogor 7 November.
Martono, H., Pranaka, K. 2009. Geriatri ( Ilmu Kesehatan Usia Lanjut ). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Nerry, Sani. (2003). Buku Pedoman Pembimbing Klub Jantung Sehat. Jakarta: KJS Buku Saku
Putra, A.W. (2011). Survei Tingkat Kebugaran Jasmani Masyarakat Usia Di Atas
40Tahun Pada Anggota Arca Hash Club Kabupaten Madiun. Pendidikan
Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya.
Santoso (1994:426). FITNESS & AEROBIK. [Online]. Tersedia: aerobik, gerakan, latihan, olahraga, senam aerobik,penulis : rosy46nelli.
Santoso, Singgih. (2010). Mastering SPSS 18. Jakarta: Elex Media Kompetindo.
65
Suherman, A., Damayanti, I dan Rahayu N.I., (2012).Penulisan Karya Ilmiah
untuk Mahasiswa Ilmu Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI.
Sumanto dan Sukiyo. (1991). Senam Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Jakarta. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Dekdikbud
Universitas Pendidikan Indonesia.(2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.Bandung : UPI.
WHO. 1989. Health of the Ederly. Geneva: WHO