• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU BAHAN BANGUNAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU BAHAN BANGUNAN."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

ILMU BAHAN BANGUNAN

(Penelitian Eksperimen di SMK Negeri 2 Garut Kelas X

Jurusan Teknik Gambar Bangunan Semester 1 Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI

Oleh

FREDIKUS DONNY

0809488

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

(2)

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Group

Investigation

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan

Oleh Fredikus Donny

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Teknik dan Kejuruan

© Fredikus Donny 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

FREDIKUS DONNY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP

INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN ILMU BAHAN BANGUNAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Drs. Dadang Ahdiat, MT NIP. 19530411 198101 1 001

Pembimbing II,

Suhandi Siswoyo, ST. MT NIP. 19731101 200801 1 008

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP

INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN ILMU BAHAN BANGUNAN

(Penelitian Eksperimen di SMK Negeri 2 Garut Kelas X Jurusan Teknik Gambar

Bangunan Semester 1 Tahun Ajaran 2012/2013)

FREDIKUS DONNY

(0809488)

ABSTRAK

Proses pembelajaran yang ada di SMK Negeri 2 Garut memiliki beberapa permasalahan diantaranya adalah kurangnya interaksi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa, kurangnya keaktifan siswa, dan proses pembelajaran yang monoton. Melihat permasalahan tersebut maka dilaksanakan penelitian yang tujuannya adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan metode pembelajaran ceramah dalam proses pembelajaran, yang dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa yang dianalisis berdasarkan nilai N-Gain.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode ekperimen semu (quasi experimental design) dengan desain nonequivalent control

group design. Eksperimen dilakukan pada siswa-siswi kelas X (X TGB-1 dan X

TGB-2) di SMK Negeri 2 Garut pada mata pelajaran Ilmu Bahan Bangunan untuk cakupan materi memahami bahan bangunan batuan dan beton. Masing-masing terdiri dari kelompok kontrol (metode ceramah), dan kelompok eksperimen (metode group investigation) dengan jumlah masing-masing siswa yaitu 26 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran ceramah. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata N-Gain, yaitu untuk kelas kontrol diperoleh rata-rata nilai N-Gain = 0,47, sedangkan untuk kelas eksperimen diperoleh rata-rata nilai N-Gain = 0,68. Berdasarkan dari hasil nilai N-Gain dan dengan hasil uji hipotesis dengan rumus uji-t yang menyatakan bahwa thitung >

ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan penerapan metode ceramah.

(5)

THE USE OF COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION TYPE TO IMPROVING STUDENT LEARNING ACHIEVEMENT ON THE SUBJECT OF BUILDING MATERIALS

SCIENCE

(Experimental Research at SMK Negeri 2 Garut Tenth Grade Engineering

Drawing Department Semester 1th For Academic Year 2012/2013)

FREDIKUS DONNY

(0809488)

ABSTRACT

The learning process in SMK Negeri 2 Garut has some problems such as the lack of interaction between teachers and students and students and students, the lack of involvement of the student, and the learning process in a monotone. Based on those problems then conducted research goal is to determine whether there is a difference between the cooperative learning model group investigation type and discourse learning method the learning process, seen from improvement student learning achievements were analyzed based on the value of N-Gain.

The research method used in this study was quasi experimental method (quasi experimental design) for design nonequivalent control group design. Experiments was conducted at the tenth grade (X TGB-1 and X TGB-2) at SMK Negeri 2 Garut on the subject of Building Materials Science for sub-subject stone materials and concrete materials. Each consists of a control class (discourse learning method) and the experimental class (group investigation method) by the samples is 26.

The results showed that the students learning achievement that used cooperative learning model group investigation type is higher than the students learning achievement that used discourse learning method. It can be seen from the acquisition value of the average N-Gain, which is to control the class obtained an average value of N-Gain = 0.47, while for the experimental class earned an average value of N-Gain = 0.68. Based on the results of N-Gain value and the results of hypothesis testing with the t-test formula stating that thitung > ttabel, it can

be concluded that there are significant differences between the implementation of cooperative learning model group investigation type and the implementation discourse learning method.

(6)

DAFTAR ISI

1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

1.3.1. Pembatasan Masalah ... 4

1.3.2. Perumusan Masalah ... 5

1.4. Definisi Operasional ... 6

1.5. Tujuan Penelitian ... 6

1.6. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESIS ... 9

2.1.Kajian Pustaka ... 9

2.1.1. Belajar dan Pembelajaran ... 9

2.1.2. Model Pembelajaran... 12

2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif ... 17

2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation.... 24

2.1.5. Metode Pembelajaran Ceramah ... 31

2.1.6. Hakikat Belajar Mengajar ... 36

2.1.7. Hasil Belajar ... 37

2.2.Anggapan Dasar ... 37

2.3. Hipotesis ... 38

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 40

3.1.Metode Penelitian ... 40

3.1.1. Desain Penelitian ... 40

3.1.2. Tahapan Penelitian ... 41

3.2.Variabel dan Paradigma Penelitian ... 43

3.2.1. Variabel Penelitian ... 43

3.2.2. Paradigma Penelitian ... 44

(7)

3.3.1. Data ... 45

3.3.2. Sumber Data ... 45

3.4.Populasi dan Sampel ... 46

3.4.1. Populasi Penelitian ... 46

3.4.2. Sampel Penelitian ... 46

3.5.Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.6. Instrumen Penelitian ... 48

3.6.1. Tes ... 48

3.7.Pengujian Instrumen ... 49

3.8.Teknik Analisis Data ... 49

3.8.1. Data Hasil Tes ... 50

3.8.2. Uji Hipotesis ... 51

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

4.1.Deskripsi Data hasil Penelitian ... 58

4.1.1. Data Kelas Eksperimen ... 58

4.1.2. Data Kelas Kontrol ... 65

4.2.Analisis Data ... 70

4.2.1. Data Pre-test ... 70

4.2.2. Data Post-test ... 72

4.2.3. Uji Instrumen Penelitian ... 73

4.2.4. N-Gain ... 73

4.2.5. Uji Normalitas ... 77

4.2.6. Uji Homogenitas ... 78

4.2.7. Uji Hipotesis ... 78

4.3.Pembahasan Hasil Penelitian dan Temuan Penelitian ... 79

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 82

5.1. Kesimpulan ... 82

5.2. Saran ... 82

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan model pembelajaran kooperatif dengan metode ceramah ... 24

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 41

Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 47

Tabel 3.3 Klasifikasi Nilai N-Gain ... 51

Tabel 3.4 Tabel Uji Normalitas ... 52

Tabel 4.1 Nilai N-Gain Kelas Kontrol ... 74

Tabel 4.2 Nilai N-Gain Kelas Eksperimen ... 75

Tabel 4.3 Nilai N-Gain Ranah Kognitif ... 77

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas ... 77

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas ... 78

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Diagram Paradigma Penelitian ... 44

Gambar 4.1 Pelaksanaan Pre-test Kelas Eksperimen ... 59

Gambar 4.2 Penjelasan Metode Group Investigation Kepada Siswa ... 61

Gambar 4.3 Pembagian Kelompok Pada Kelas Eksperimen ... 61

Gambar 4.4 Presentasi Kelompok Kelas Eksperimen ... 63

Gambar 4.5 Pelaksanaan Post-test Kelas Eksperimen ... 65

Gambar 4.6 Pelaksanaan Pre-test Kelas Kontrol ... 66

Gambar 4.7 Penyampaian Materi Batuan Pada Kelas Kontrol ... 67

Gambar 4.8 Penyampaian Materi Beton Pada Kelas Kontrol ... 69

(10)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Presentase Kelulusan Pre-test ... 71

Grafik 4.2 Nilai Rata-rata Pre-test Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 71

Grafik 4.3 Presentase Kelulusan Post-test ... 72

Grafik 4.4 Nilai Rata-rata Post-test Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 73

Grafik 4.5 Presentase N-Gain Kelas Eksperimen ... 76

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A (BAHAN AJAR)

A.1. Silabus

A.2. RPP Kelas Kontrol (Metode Pembelajaran Ceramah)

A.3..RPP Kelas Eksperimen (Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

...Investigation)

LAMPIRAN B (INSTRUMEN PENELITIAN)

B.1. Kisi-kisi Intrumen Penelitian B.2. Kisi-kisi Penilaian Instrumen B.3. Instrumen Penelitian

B.4. Lembar Jawaban Instrumen B.5. Pre-test dan Post-test

LAMPIRAN C (PENGUJIAN INSTRUMEN)

C.1. Lembar Judgement Experts

LAMPIRAN D (ANALISIS DATA)

D.1. Tabel Uji N-Gain D.2. Tabel Uji Normalitas D.3. Tabel Uji Homogenitas

D.4. Lembar Perhitungan Uji-t (Hipotesis)

LAMPIRAN E (TABEL PENGUJIAN)

E.1. Tabel Distribusi Normal E.2. Tabel Distribusi F

E.3. Tabel Distribusi t-student E.4. Tabel Distribusi Chi-Kuadrat

LAMPIRAN F (SURAT)

F.1. Surat Penunjukan Dosen Pembimbing Skripsi F.2. Lembar Usulan Draft Skripsi (Seminar I) F.3. Lembar Usulan Draft Skripsi (Seminar II) F.4. Berita Acara Ujian Sidang Sarjana

F.5. Surat Permohonan Penelitian

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu anak didik dalam hal belajar. Dalam proses belajar mengajar, gurulah yang menyampaikan pelajaran, memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam kelas, membuat evaluasi belajar siswa, baik sebelum, sedang maupun sesudah pelajaran berlangsung. Untuk memainkan peranan dan melaksanakan tugas-tugas tersebut, seorang guru diharapkan memiliki kemampuan profesional yang tinggi. Dalam hubungan ini maka untuk mengenal siswa-siswanya dengan baik, guru perlu memiliki kemampuan untuk melakukan diagnosis serta mengenal dengan baik cara-cara yang paling efektif untuk membantu siswa tumbuh sesuai dengan potensinya masing-masing.

Sebelum melaksanakan pengajaran, guru perlu membuat persiapan mengajar dalam rangka melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam persiapan itu sudah terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok yang akan diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi yang digunakan. Karena itu metode yang digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Salah satu model pembelajaran yang sedang berkembang dewasa ini adalah model pembelajaran kooperatif. Menurut Robert Slavin (Isjoni, 2010: 15),

(13)

2

dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif dengan struktur kelompok heterogen”.

Dalam pembelajaran di sekolah menengah kejuruan, siswa dituntut untuk mengembangkan keahlian yang mereka miliki sesuai dengan bidang keahlian yang diambil. Salah satu mata pelajaran yang terdapat di sekolah menengah kejuruan untuk program keahlian teknik bangunan adalah ilmu bahan bangunan. Pemahaman mengenai bahan bangunan sangat perlu dikuasai oleh siswa karena pada saat pengaplikasiannya dilapangan siswa harus memahami bahan seperti apa yang sesuai untuk diterapkan pada sebuah bangunan pertimbangan tertentu.

(14)

3

siswa mengalami kebosanan dengan model pembelajaran ceramah. Permasalahan yang lain diantaranya adalah tidak semua siswa dikelas dapat menerima materi dengan baik, karena biasanya yang aktif adalah siswa-siswa tertentu saja, sementara siswa yang pasif akan menjadi kurang atau bahkan tidak aktif.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

group investigation yang diharapkan dapat memberikan pengaruh kepada siswa

dalam proses penerimaan materi pelajaran yang disampaikan. Model pembelajaran kooperatif pada dasarnya adalah model pembelajaran kelompok yang bertujuan untuk membuat siswa secara keseluruhan dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran dikelas. Penerapan model pembelajaran ini juga diharapkan dapat mengubah suasana kelas menjadi menyenangkan karena siswa akan meerasakan pola pembelajaran yang berbeda dari biasanya dan tentunya diharapkan akan meningkatkan hasil belajar siswa. Peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Group Investigation Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan”. Penelitian Eksperimen di SMK Negeri 2

Garut Kelas X jurusan Teknik Gambar Bangunan Semester 1 Tahun Ajaran 2012/2013.

1.2. Identifikasi Masalah

(15)

4

kita pilih. Identifikasi masalah ini merupakan pengungkapan dari berbagai masalah yang timbul dan diteliti lebih lanjut”.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Adanya kecenderungan kurangnya interaksi antara guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa, karena model pembelajaran yang diterapkan guru masih menggunakan model pembelajaran yang paling umum digunakan yaitu metode ceramah.

2) Adanya kecenderungan lain yaitu kurangnya keaktifan siswa, dimana tidak semua siswa dikelas dapat menerima materi dengan baik, karena biasanya yang aktif adalah siswa-siswa tertentu saja, sementara siswa yang pasif akan menjadi kurang atau bahkan tidak aktif.

3) Proses pembelajaran yang monoton dan hanya berpusat pada guru saja..

1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.3.1. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan yang ditinjau pada penelitian ini tidak terlalu luas dan tidak terjadi pembiasan masalah, perlu adanya pembatasan masalah untuk menentukan ruang lingkup penelitian. Penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut ini :

(16)

5

2) Penelitian ini hanya dilakukan pada kelas X jurusan teknik gambar bangunan SMK Negeri 2 Garut semester 1 tahun ajaran 2012/2013. 3) Penelitian ini hanya dilakukan pada mata pelajaran ilmu bahan

bangunan untuk kompetensi dasar mendeskripsikan bahan bangunan batu dan beton.

4) Hasil belajar yang diukur yaitu pada ranah kognitif.

1.3.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, permasalahan penelitian perlu dirumuskan secara jelas dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1) Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa kelas X jurusan teknik gambar bangunan di SMK Negeri 2 Garut dengan penerapan metode ceramah?

2) Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa kelas X jurusan teknik gambar bangunan di SMK Negeri 2 Garut dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation?

(17)

6

1.4. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya kekeliruan dalam memahami permasalahan pada penelitian ini, maka perlu adanya penjelasan mengenai istilah-istilah dalam penelitian yang akan dilakukan, yaitu :

1) Model group investigation yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebuah model pembelajaran.

2) Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sejauh mana peserta didik mencapai tujuan-tujuan instruksional yang diharapkan dan kemampuan peserta didik mencapai KKM pada mata pelajaran memahami bahan bangunan.

3) Ilmu Bahan Bangunan merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di semester 1 kelas X SMK Negeri 2 Garut.

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah :

1) Untuk mengetahui peni ngkatan hasil belajar siswa kelas X jurusan teknik gambar bangunan di SMK Negeri 2 Garut dengan penerapan metode ceramah.

2) Untuk mengetahui peni ngkatan hasil belajar siswa kelas X jurusan teknik gambar bangunan di SMK Negeri 2 Garut dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation.

(18)

7

Negeri 2 Garut pada kelas yang menggunakan metode ceramah dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

group investigation?

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar, yakni :

1) Bagi sekolah

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam menggunakan model pembelajaran di SMK Negeri 2 Garut.

2) Bagi Peneliti

a. Mengembangkan pengalaman yang peneliti peroleh di bangku kuliah.

b. Mengembangkan dan mencoba mengaplikasikan teori-teori yang peneliti peroleh di bangku kuliah.

c. Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti terkait model pembelajaran kooperatif tipe group investigation.

3) Bagi Ilmu Pengetahuan

(19)

8

(20)

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

“Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi suatu masalah yang diteliti” (Sugiyono, 2012:6).

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (Quasi Experimental Design). Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design. Quasy Experimental Design adalah desain penelitian yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak

dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen” (Sugiyono, 2012: 114).

3.1.1. Desain Penelitian

(21)

41

model pembelajaran yang digunakan pada kedua kelas, kemudian pada akhirnya kelas kontrol dan kelas eksperimen diberikan posttest untuk melihat hasil dan perbandingannya dengan pretest.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Grup/Kelas Pretest Perlakuan

(Treatment) Postest

Eksperimen O1 X1 O3

Kontrol O2 X2 O4

(Sumber: Sugiyono, 2012: 116) Keterangan :

O1 = tes awal (pretest) yang diberikan kepada kelas eksperimen sebelum

pembelajaran

O2 = tes awal (pretest) yang diberikan kepada kelas kontrol sebelum

pembelajaran

X1 = perlakuan pada kelas eksperimen berupa pembelajaran metode group investigation

X2 = perlakuan pada kelas kontrol berupa metode pembelajaran ceramah

O3 = tes akhir (posttest) yang diberikan kepada kelas eksperimen setelah

pembelajaran

O4 = tes akhir (posttest) yang diberikan kepada kelas kontrol setelah

pembelajaran

3.1.2. Tahapan Penelitian

(22)

42

Tahap-tahap yang dilakukan dalam tahap persiapan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan studi pendahuluan, meliputi pengamatan langsung pembelajaran dikelas, wawancara dengan guru dan siswa berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.

b. Perumusan masalah penelitian

c. Mengumpulkan kajian literatur tentang penguasaan konsep model pembelajaran kooperatif tipe group investigation.

d. Melakukan pengurusan perizinan ke sekolah sebagai tempat penelitian.

e. Menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan skenario pembelajaran mengenai pokok bahasan yang dijadikan materi dalam penelitian.

f. Menyusun instrumen penelitian.

g. Mengkonsultasikan dan men-judgement instrumen kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan.

h. Merevisi/memperbaiki instrumen. 2) Tahap pelaksanaan

Tahap-tahap yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Penentuan sampel yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(23)

43

c. Memberikan perlakuan pada kedua kelas. Pada kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Sedangkan pada kelas kontrol diterapkan metode

pembelajaran ceramah.

d. Pelaksanaan tes akhir (posttest) pada kedua kelas. 3) Tahap pengolahan dan analisis data

Tahap-tahap yang dilakukan dalam tahap pengolahan dan analisis data penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Mengolah data hasil tes awal dan tes akhir.

b. Menganalisis dan membahas temuan hasil penelitian. c. Membuat kesimpulan.

3.2. Variabel dan Paradigma Penelitian

3.2.1. Variabel Penelitian

“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”

(Sugiyono, 2007: 38).

Kidder (Sugiyono, 2012: 61) menyatakan bahwa “variabel adalah

suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik

kesimpulan darinya”.

(24)

44

1) Variabel Eksperimen: Merupakan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation.

2) Variabel Kontrol: Merupakan hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran ceramah.

3.2.2. Paradigma Penelitian

Sugiyono (2012: 66) menjelaskan pengertian paradigma penelitian sebagai berikut :

Paradigma penelitian dapat diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.

Gambaran paradigma penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Diagram Paradigma Penelitian

(25)

45

3.3. Data dan Sumber Data

3.3.1. Data

Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti/dianalisis. “Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi” (Suharsimi Arikunto, 2010: 161).

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes, yaitu peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran ilmu bahan bangunan, yang berupa pre-test dan post-test yang diberikan. Data tersebut dalam bentuk skor atau nilai yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran.

3.3.2. Sumber Data

“Sumber data dalam penelitian adalah subyek darimana data tersebut diperoleh” (Suharsimi Arikunto, 2010: 172). Sumber data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Siswa-siswi kelas X jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Garut Tahun ajaran 2012/2013.

(26)

46

3.4. Populasi dan Sampel

3.4.1. Populasi Penelitian

Sugiyono (2012: 117) mengemukakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Suharsimi Arikunto (2010: 173) mengatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitianya penelitian populasi”.

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi adalah objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

Populasi yang digunakan dalam penilitian ini adalah siswa kelas X jurusan teknik gambar bangunan SMK Negeri 2 Garut yang mengikuti mata pelajaran ilmu bahan bangunan.

3.4.2. Sampel Penelitian

Sugiyono (2012: 118) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Suharsimi Arikunto (2012: 174) menjelaskan dengan singkat bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.

(27)

47

Untuk menentukan jumlah sampel pada penelitian ini, harus berdasarkan pertimbangan masalah, tujuan, hipotesis, metode dan instrumen penelitian selain masalah waktu, tenaga dan dana. Dari pertimbangan tersebut maka pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling). Sampling purporsive

adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”, (Sugiyono, 2012: 183). Penarikan sampel sampling purporsive dengan mempertimbangkan jenis penelitian yang digunakan dimana dalam penelitian ini membutuhkan kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka sampel dalam penelitian ini diambil 2 kelas yaitu kelas kontrol (pembelajaran menggunakan metode ceramah) dan kelas eksperimen (pembelajaran dengan menggunakan model

group investigation) yaitu kelas X TGB 1 dan X TGB 2 SMK Negeri 2 Garut.

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah

1. X TGB-1 26 2. X TGB-2 26

Jumlah 52

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2012: 308) menjelaskan bahwa “teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama

(28)

48

data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti/dianalisis, maka dari itu diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes bertujuan untuk mendapatkan data dari hasil dari hasil pre-test dan post-test pada mata pelajaran ilmu bahan bangunan.

3.6. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan peneliti dalam proses pengumpulan data. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah tes berupa tes essay.

3.6.1. Tes

“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” (Suharsimi Arikunto, 2010: 193). Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Penyusunan instrumen untuk tes ini mengacu pada kisi-kisi yang telah disusun. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini dibagi kedalam dua jenis tes sebagai berikut :

a. Pre-test

(29)

49

seberapa besar kemampuan siswa masing-masing kelas pada ilmu bahan bangunan.

b. Post-test

Post-test atau tes akhir digunakan untuk mengetahui perbedaan

kemampuan siswa masing-masing pada mata pelajaran ilmu bahan bangunan setelah mendapatkan perlakuan menggunakam model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan kemampuan siswa yang mendapat perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran ceramah.

3.7. Pengujian Instrumen

“Pengujian instrumen dilakukan untuk memperoleh instrumen penelitian yang baik dan benar, karena benar tidaknya data sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian” (Suharsimi Arikunto, 2010: 211). Pengujian instrumen yang dilakukan pada penelitian ini yaitu secara judgement experts (pendapat ahli), dimana yang bertindak sebagai ahli disini adalah guru mata pelajaran ilmu bahan bangunan di SMK Negeri 2 Garut.

3.8. Teknik Analisis Data

(30)

50

Setelah data hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen diperoleh, maka dilakukan analisis statistik untuk mengetahui perbedaan kedua kelompok tersebut. Analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

3.8.1. Data Hasil Tes

a. Perhitungan Skor Tes Individu

Data yang telah diperoleh digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Data tersebut diperoleh dari tes awal (pre-test) sebelum pembelajaran dan tes akhir (post-test) setelah pembelajaran dilaksanakan. Hasil pre-test dan post-test peserta didik dinilai dengan menggunakan kriteria penilaian yang sudah ditetapkan.

b. Perhitungan N-Gain

Setelah nilai hasil pre-test dan post-test diperoleh dari hasil penskoran, maka selanjutnya akan dihitung rata-rata peningkatan hasil belajar siswa yaitu dengan perhitungan N-Gain.

Hal ini dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

(Hake, 1999)

(31)

51

Tabel 3.3

Klasifikasi Nilai N-Gain

Rentang Nilai Klasifikasi

g > 0,70 Tinggi 0,30 ≥ (g) < 0,70 Sedang g < 0,30 Rendah

3.8.2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik uji statistik yang cocok dengan distribusi data yang diperoleh. Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai rata-rata kemampuan awal (pre-test) dan rata-rata kemampuan akhir (post-test) siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Proses pengujian hipotesis akan meliputi uji normalitas distribusi data dan uji homogenitas sebagai syarat untuk menggunakan statistik parametik, yakni dengan menggunakan uji-t.

Langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat menentukan persamaan uji-t yang digunakan. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Chi-Kuadrat. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut :

(32)

52

Tabel 3.4 Tabel Uji Normalitas

Interval Xi Xin Zi Peluang fo fh X2

Jumlah

Siregar (2004: 87)

2) Menentukan banyak kelas (k)

Keterangan : n = banyaknya data 3) Menghitung Range (R)

keterangan : Xmak = nilai maksimum

Xmin = nilai minimum

4) Menentukan panjang kelas interval (P)

keterangan : R = Rentang (range) k = banyaknya kelas

5) Menentukan batas atas dan batas bawah kelas interval. Batas atas diperoleh dari ujung kelas atas ditambah 0,5. Sedangkan batas bawah diperoleh dari ujung kelas bawah dikurangi 0,5.

6) Menentukan nilai rata-rata untuk masing-masing kelas ( ) k = 1+3,3 log n

(33)

53

keterangan : fi = Jumlah frekuensi

xi = data tengah-tengah dalam interval

7) Menghitung standar deviasi (S)

8) Menentukan batas bawah kelas interval (xin) dengan rumus:

(xin) = Bb - 0,5 kali desimal yang digunakan interval kelas

keterangan : Bb = batas bawah interval.

9) Menghitung Zi untuk setiap batas bawah kelas interval :

10)Menghitung luas daerah tiap-tiap kelas interval L1=lo1 - lo2

Keterangan : L1 = luas kelas interval

lo1 = luas daerah batas atas kelas interval

lo2 = luas daerah batas bawah kelas interval

11) Lihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan pada kolom lo.

Harga x1 dan xn selalu diambil nilai peluang 0,5000.

12)Menghitung frekuensi harapan. fh = li.∑fi

(34)

54

keterangan : f0 = frekuensi hasil pengamatan

fh = frekuensi harapan

14) Langkah selanjutnya mengkonsultasikan harga �2 dari hasil perhitungan dengan tabel Chi-Kuadrat pada derajat kebebasan tertentu sebesar jumlah kelas interval dikurangi satu (dk = k-1). Jika diperoleh harga �2hitung < �2tabel pada taraf signifikansi α tertentu,

maka dikatakan bahwa sampel berdistribusi normal. Jika datanya berdistribusi normal, maka uji yang dilakukan yaitu uji statistik parametik yang tepat. Maka perlu dilakukan satu uji lagi yaitu uji homogenitas.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memeriksa apakah skor-skor pada penelitian yang dilakukan mempunyai variansi yang homogen atau tidak untuk taraf signifikansi α. Langkah-langkah yang dilakukan adalah :

1) Menentukan varians data

2) Menentukan derajat kebebasan (dk) dk1 = n1– 1 dan dk2 = n2– 2

3) Menghitung nilai F (tingkat homogenitas)

Keterangan : S2b = varian terbesar

(35)

55

4) Mementukan nilai uji homogenitas tabel melalui interpolasi. Jika Fhitung < Ftabel , maka data berdistribusi homogen.

c. Uji-t (t-test)

Setelah normalitas dan homogenitas data diketahui, digunakan uji-t dengan beberapa kemungkinan sebagai berikut (Sugiyono, 2012: 272-274) :

1) Bila jumlah anggota sampel n1 = n2 , dan varian homogen (σ12= σ22)

maka dapat digunakan rumus uji-t baik untuk separated maupun

pooled varian, dengan derajat kebebasannya (dk) = n1 + n2 – 2.

2) Bila jumlah anggota sampel n1≠ n2 , dan varian homogen (σ12= σ22)

maka dapat digunakan rumus uji-t pooled varian, dengan derajat kebebasannya (dk) = n1 + n2 – 2.

3) Bila jumlah anggota sampel n1 = n2 , dan varian tidak homogen (σ12≠

σ22) maka dapat digunakan rumus uji-t separated maupun pooled varian, dengan derajat kebebasannya (dk) = n1 -1 atau n2 – 1.

4) Bila jumlah anggota sampel n1≠ n2 , dan varian tidak homogen (σ12≠

σ22) maka dapat digunakan rumus uji-t separated varian, dengan

dk (n1-1) dan dk (n2-1) dibagi dua, dan kemudian ditambahkan

dengan harga t yang terkecil.

(36)

56

kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen, maka digunakan

t-test sampel related.

Rumus-rumus Uji-t (t-test) : Rumus Separated Varian

Rumus Pooled Varian

Rumus Sampel Varian

Keterangan : t = thitung

n1 = jumlah responden kelompok 1

n2 = jumlah responden kelompok 2

S1 = standar deviasi kelompok 1

S2 = standar deviasi kelompok 2

(37)

57

Setelah harga thitung diperoleh, maka selanjutnya thitung dibandingkan

dengan ttabel dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

H0 ditolak apabila thitung > ttabel

(38)

82

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data dari hasil penelitian yang telah dibahas pada pembahasan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan yaitu:

1. Peningkatan hasil belajar siswa kelas X TGB-2 SMK Negeri 2 Garut tahun ajaran 2012/2013 yang menggunakan metode pembelajaran ceramah (kelas kontrol) termasuk kedalam klasifikasi rendah hingga sedang.

2. Peningkatan hasil belajar siswa kelas X TGB-1 SMK Negeri 2 Garut tahun ajaran 2012/2013 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (kelas eksperimen) termasuk kedalam klasifikasi sedang hingga tinggi.

3. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar

siswa yang menggunakan metode pembelajaran ceramah..

5.2. Saran

(39)

83

2 Garut, maka penulis merekomendasikan kepada berbagai pihak yang terkait, yaitu diantaranya:

1. Bagi pihak sekolah SMK Negeri 2 Garut, supaya dapat

mempertimbangkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk dapat menerapkan model pembelajaran lain seperti model pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada mata pelajaran lainnya sebagai pengganti metode pembelajaran ceramah yang biasa dilakukan agar peningkatan hasil belajar siswa di SMK Negeri 2 Garut juga meningkat dengan lebih baik.

2. Bagi Guru Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan di SMK Negeri 2 Garut, supaya dapat mempertimbangkan hasil penelitian yang telah

dilakukan, untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

group investigation pada mata pelajaran ilmu bahan bangunan, karena

dilihat dari hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang lebih baik dibandingkan dengan metode pembelajaran ceramah.

3. Bagi Siswa Siswi SMK Negeri 2 Garut, supaya ikut terlibat aktif

(40)

84

seperti mempraktekan hasil pembahasan materi sesuai dengan teori yang di bahas.

4. Bagi Penulis, supaya dapat mengkaji dan meneliti kembali tentang

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2010). Pengertian dan Macam-Macam Model Pembelajaran Kooperatif

(Cooperative Learning). [Online]. Tersedia :

http://nesaci.com/pengertian- dan-macam-macam-model-pembelajaran-kooperatif-cooperative-learning.html [17 mei 2012]

Arikunto, Suharsismi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Darmadi, Hamid. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

David Narudin. (2009). Pembelajaran Metode Group Invstigation. [Online]. Tersedia :http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/06/20/strategi-pembelajaran-kooperatif-metode-group-investigation.html [17 mei 2012]

Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah dan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Doantara Yasa. (2008). Metode Pembelajaran Kooperatif. [Online]. Tersedia: http://ipotes.wordpress.com/2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif.html [17 mei 2012]

Hamalik, Oemar. (2005). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia

Ibrahim, Muhsin dkk. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press. Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Muhammad Luthil Hakim. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran-Konsep Belajar

dan Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://blog.uin- malang.ac.id/uchielblog/2011/04/07/teori-belajar-dan-pembelajaran-konsep-belajar-dan-pembelajaran.html [15 Juli 2012]

(42)

Sharan, Shlomo. (2012). The Handbook of Cooperative Learning. Yogyakarta: Familia.

Slavin, Robert. E. (2010). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Sudarno, Wiryohandoyo, dkk. (1998). Pendidikan Ilmu Sosial. IKIP: Unnes Press Sudirman, dkk. (1992). Ilmu Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sudjana. (1996). Teknik Analisis Regressi dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Bandung: Tarsito.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sudjana, D. (2001). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Rosdakarya.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, Agus. (2011). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Gambar

Tabel 2.1 Perbedaan model pembelajaran kooperatif dengan metode ceramah  .......  24 Tabel 3.1 Desain Penelitian .............................................................................
Gambar 3.1 Diagram Paradigma Penelitian  ....................................................
Grafik 4.2 Nilai Rata-rata Pre-testGrafik 4.4 Nilai Rata-rata Grafik 4.3 Presentase Kelulusan  Kelas Kontrol dan Eksperimen ................
gambar bangunan di SMK Negeri 2 Garut dengan penerapan metode
+5

Referensi

Dokumen terkait

Demikian kami sampaikan, atas perhatiaannya kami ucapkan terima kasih.. TUNGKAL

Setelah dilakukan pengujian kritik matan hadis, baik dengan ayat-ayat al- Qur’an maupun dengan hadis – hadis yang shahih maka didapatkan hasil bahwa hadis-hadis

Berkenaan dengan hal tersebut, agar Saudara dapat membawa dokumen asli dan menyerahkan rekaman/copy untuk setiap data yang telah dikirim melalui form isian elektronik aplikasi

a) Unggul dalam perolehan nilai UAS b) Unggu dalam lomba kretivitas siswa c) Unggul dalam olympiyade MIPA d) Unggul dalam lomba siswa berprestasi e) Unggul dalam bidang olah raga

Kulit kering atau xerosis adalah kelainan kulit terjadi akibat modifikasi lipid dan hidrasi yang terganggu pada sawar stratum korneum.. Perubahan struktur lipid pada

Memulai dalam pertandingan setelah bola keluar lapangan, bola harus dilemparkan dari titik saat bola melewati garis pinggir lapangan. Pelempar harus menggunakan kedua

Sebagai contoh, jika suatu perusahaan pelayaran memiliki 3.000 TEUs untuk salah satu rutenya, maka dapat dilihat yang paling efisien pada rute tersebut dengan jumlah

Adalah dimensi yang berhubungan dengan pengakuan atas situasi bermasalah yang dihadapi seseorang. Dengan kemampuan dan kemauan untuk mengakui adanya masalah, akan