• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH NILAI-NILAI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PEDAGANG PASAR TRADISIONAL : Studi Kasus pada Pedagang Sembako Pasar Atas Kota Cimahi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH NILAI-NILAI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PEDAGANG PASAR TRADISIONAL : Studi Kasus pada Pedagang Sembako Pasar Atas Kota Cimahi."

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

TRADISIONAL

(Studi KasuspadaPedagangSembakoPasarAtas Kota Cimahi)

SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhi Salah Satu SyaratMenempuhUjianSidangSkripsi Program StudiPendidikanManajemenBisnis

Oleh

DIANA RAHAYU 0907389

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

(2)

PENGARUH NILAI-NILAI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PEDAGANG PASAR

TRADISIONAL

(Studi Kasus pada Pedagang Sembako Pasar Atas Cimahi)

Oleh Diana Rahayu

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Diana Rahayu

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari

(3)

TRADISIONAL

(Sensus pada Pedagang Sembako Pasar Atas Cimahi)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing

Dr. H. Hari Mulyadi, M. Si

NIP. 19590515 198601 1 001

Mengetahui, Dekan Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Edi Suryadi, M.Si.

NIP. 19600412 198603 1 002

Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Dr. Lili Adi Wibowo,S.Sos.,S.Pd.,M.M.

NIP. 19690404 199903 1 001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis

Diana Rahayu

(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 14

1.3 Rumusan Masalah... 15

1.4 Tujuan Penelitian... 15

1.5 Kegunaan Penelitian... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS... 17

2.1 Kajian Pustaka... 17

2.1.1 Konsep Nilai-Nilai Kewirausahaan... 17

2.1.1.1 Nilai dalam Kewirausahaan... 17

2.1.1.2 Definisi Nilai-Nilai Kewirausahaan... 24

2.1.1.3 Indikator Nilai-Nilai Kewirausahaan... 27

2.1.2 Konsep Keberhasilan Usaha... 38

2.1.2.1 Definisi Keberhasilan Usaha... 38

2.1.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha... 39

2.1.2.3 Indikator Keberhasilan Usaha... 49

(5)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN... 66

3.1 Objek Penelitian... 66

3.2 Metode Penelitian... 67

3.2.1 Jenis Penelitian... 67

3.2.2 Metode Penelitian... 67

3.2.3 Operasionalisasi Variabel... 67

3.2.4 Jenis dan Sumber Data... 70

3.2.5 Populasi dan Sampel... 71

3.2.5.1 Populasi... 71

3.2.5.2 Sampel... 72

3.2.5.3 Teknik Sampling... 73

3.2.6 Teknik Pengumpulan Data... 73

3.2.7 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas... 75

3.2.7.1 Hasil Pengujian Validitas... 75

3.2.7.2 Hasil Pengujian Reliabilitas... 78

3.2.8 Rancangan Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 80

3.2.8.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif... 82

3.2.8.2 Rancangan Analisis Data Verifikatif Menggunakan Regresi Linear Sederhana... 83

(6)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 93

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian... 93

4.1.1 Profil Kota Cimahi... 93

4.2.2 Profil Pasar Atas Cimahi... 95

4. 2 Karakteristik Responden... 96

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 97

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 97

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan... 98

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman... 100

4.2.4.1Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Mengikuti Diklat Kewirausahaan 100 4.2.4.2Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Tumbuh dalam Pengasuhan Orangtua Wirausaha... 101

4.2.4.3Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Bekerja Sebelum Menjadi Wirausaha... 103

4.3 Tanggapan Responden terhadap Nilai-Nilai Kewirausahaan... 104

4.3.1 Mandiri... 104

4.3.2 Kreatif... 106

4.3.3 Berani Mengambil Resiko... 108

4.3.4 Berorientasi pada Tindakan... 110

4.3.5 Kepemimpinan... 112

4.3.6 Kerja Keras... 114

(7)

4.4.2 Pertumbuhan Aset Usaha... 122

4.4.3 Pertumbuhan Laba... 123

4.4.4 Gambaran Keberhasilan Usaha Pedagang Sembako Pasar Atas Cimahi... 124

4.5 Pengujian Hipotesis Pengaruh Nilai-Nilai Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha Pedagang Sembako Pasar Atas Cimahi... 126

4.5.1 Hasil Uji Asumsi Regresi... 127

4.5.1.1 Hasil Uji Normalitas... 127

4.5.1.2 Hasil Uji Linieritas Data... 128

4.5.2 Analisis Regresi Linear Sederhana... 129

4.5.3 Analisis Korelasi... 131

4.5.4 Analiss Koefisien Determinasi... 132 4.6 Pembahasan Pengaruh Nilai-Nilai Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha Pedagang Sembako Pasar Atas Cimahi... 133

4.6.1 Pembahasan Nilai-Nilai Kewirausahaan... 133

4.6.2 Pembahasan Keberhasilan Usaha... 135

4.6.3 Pembahasan Pengaruh Nilai-Nilai Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha... 136

4.7 Implikasi Hasil Penelitian... 138

4.7.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritis... 138

4.7.2 Temuan Penelitian Bersifat Empirik... 144

(8)

terhadap Pendidikan Manajemen Bisnis... 146

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... 149

5.1 Kesimpulan... 149

5.2 Rekomendasi... 150

(9)

1.2 Pasar Tradisional Di Kota Cimahi………... 6

1.3 Komposisi Jumlah Pedagang Pasar Atas Cimahi…………... 8

1.4 Pertumbuhan Rata-Rata Pedagang Berdasarkan Komoditi... 10

2.1 Pengertian Nilai Menurut Ahli………... 24

2.2 Enam Nilai Pokok Kewirausahaan Dan Deskripsinya…... 27

2.3 Karakteristik Dan Nilai-Nilai Kewirausahaan………... 28

2.4 Nilai-Nilai Dan Perilaku Kewirausahaan………... 30

2.5 Faktor Penentu Keberhasilan Usaha Menurut Pendapat Ahli Teori Klasik………... 39 2.6 Arah Fokus Perkembangan Yang Relevan Untuk Bisnis…... 46

2.7 Faktor-Faktor yang Menghambat Usaha... 48

2.8 Indikator Keberhasilan Usaha………... 51

2.9 Orisinalitas Penelitian………... 57

3.1 Operasionalisasi Variabel………... 67

3.2 Jenis Dan Sumber Data………... 70

3.3 Hasil Pengujian Validitas Variabel Nilai-Nilai Kewirausahaan... 76

3.4 Hasil Pengujian Validitas Variabel Keberhasilan Usaha... 78

3.5 Hasil Pengujian Reliabilitas... 80

3.6 Skor Alternatif Jawaban…... 81

(10)

3.8 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi... 90

3.9 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Pengaruh (Guilford)…... 91

4.1 Pasar Tradisional di Kota Cimahi... 95

4.2 Komposisi Jumlah Pedagang Pasar Atas Cimahi... 96

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 97

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan... 99

4.5 Tingkat Pendidikan Wirausaha... 99

4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Mengikuti Diklat Kewirausahaan... 100 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Tumbuh dalam Pengasuhan Orangtua Wirausaha... 102 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Bekerja... 103

4.9 Tanggapan Responden terhadap Nilai-Nilai Mandiri... 104

4.10 Tanggapan Responden terhadap Nilai-Nilai Kreatif... 106

4.11 Tanggapan Responden terhadap Nilai-Nilai Berani Menghadapi Resiko... 108 4.12 Tanggapan Responden terhadap Nilai-Nilai Berorientasi pada Tindakan... 111 4.13 Tanggapan Responden terhadap Nilai-Nilai Kepemimpinan... 113

4.14 Tanggapan Responden terhadap Nilai-Nilai Kerja Keras... 115

4.15 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden menggenai Variabel Nilai-Nilai Kewirasuahaan... 117 4.16 Tanggapan Responden terhadap Pertumbuhan Penjualan... 121

4.17 Tanggapan Responden terhadap Pertumbuhan Aset Usaha... 122

4.18 Tanggapan Responden terhadap Pertumbuhan Laba... 123

4.19 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden menggenai Variabel Keberhasilan Usaha...

(11)

4.23 Hasil Pengujian Korelasi... 132

(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2009-2013... 1

1.2 Indonesia Share Of Trade 2002-2011 (%)………... 3

1.3 Presentase Penduduk yang Berbelanja di Retail Modern berdasarkan Barang Kebutuhan...

4

1.4 Distribusi Toko Ritel Modern Di Indonesia Berdasarkan

Wilayah (2012)………... 5

1.5 Rata-Rata Volume Penjualan Pedagang Pasar Atas

(2010-2012)…... 11

1.6 Rata-Rata Perolehan Laba Pedagang Pasar Atas

(2010-2012)………...

11

2.1 Kerangka Pemikiran………... 64

2.2 Paradigma Penelitian………... 65

(13)

1 Angket Penelitian

2 Pedoman Wawancara

3 Koding Data

4 Hasil Pengolahan Data

4.1 Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 21.0

4.2 Hasil Pengolahan Data Secara Manual

5 Tabel Statistik

5.1 Tabel r Product Moment

5.2 Tabel Distribusi t

5.3 Tabel Distribusi F

(14)

ABSTRAK

Diana Rahayu (0907389), Pengaruh Nilai-Nilai Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha Pedagang Pasar Tradisional (Studi Kasus pada Pedagang Sembako Pasar Atas Cimahi). Dibawah bimbingan Dr. H. Hari Mulyadi, M. Si

Pertumbuhan usaha pedagang pasar tradisional semakin menurun, berbanding terbalik dengan peningkatan pasar modern. Salah satu pasar tradisional yang mengalaminya adalah Pasar Atas Cimahi. Penurunan paling tinggi dialami oleh pedagang sembako di Pasar Atas Cimahi.

Penelitian ini disusun untuk memperoleh temuan mengenai 1) bagaimana gambaran nilai-nilai kewirausahaan pedagang, 2) bagaimana gambaran keberhasilan usaha pedagang, 3) bagaimana pengaruh nilai-nilai kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha. Objek dalam penelitian ini adalah pedagang sembako Pasar Atas Cimahi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah nilai-nilai kewirausahaan (X) dan variabel terikat adalah keberhasilan usaha (Y). Jenis penelitian yang digunakan adalah deskripitif dan verifikatif, metode yang digunakan adalah explanatory survey dengan tekhnik sampel jenuh dan jumlah responden sebanyak 59 orang. Tekhnik analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana, dengan alat bantu software computer SPSS 21.0 for windows. Hasil yang diperoleh dalam penelitian menyatakan bahwa nilai-nilai kewirausahaan memiliki pengaruh sebesar 55,7% terhadap keberhasilan usaha. Dari hasil penelitian terhadap pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa nilai-nilai kewirausahaanmemiliki pengaruh positif terhadap keberhasilan usaha.

(15)

2

The business growth of traditional market traders are declining which is inversely proportional to the increase on modern market including Pasar Atas Cimahi. The highest decline on Food Primary Trader in Pasar Atas Cimahi.

This research aims to 1) obtained the findings regarding the description of the entrepreneurial values, 2) obtained the findings regarding the business success, 3) getting the findings regarding the influence of the entrepreneur values on business success. The object of the research is primary food traders on Pasar Atas Cimahi. Exogenous variables in this research is entrepreneurial values and endogenous variable is business success. This type of research is descriptive, verification and use explanatory survey methode and the number of respondents saturated sample of 59 people. Data analysis technique used is a simple linear regression with tools computer software SPSS 21.0 for windows. The results show that the entrepreneurial values has 55.7% positive influence on the business success. From the results of research to test the hypothesis, the values of entrepreneurship has a positive influence on the business success.

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan ekonomi dunia di tahun 2013 mengalami penurunan menjadi

3,1 persen. Krisis utang pemerintah di sejumlah negara Eropa yang belum tuntas

merupakan salah satu faktor penyabab penurunan pertumbuhan ekonomi dunia.

Dampak dari krisis Eropa ikut menyebabkan pertumbuhan ekonomi negara-negara

Eropa dan kawasan lainnya mengalami penurunan pula. Ekonomi Cina dan India

yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia terus melambat.

Dampak penurunan yang sama dirasakan oleh Indonesia yang mengalami

penurunan pertumbuhan ekonomi di tahun 2013 menjadi 5,62 persen. Gambar 1.1

berikut dapat menunjukan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2009-2013.

Sumber : BPS, data diolah

GAMBAR 1.1

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 2009-2013

Namun meskipun mengalami penurunan, pertumbuhan ekonomi Indonesia

periode 2009-2013 mencapai rata-rata 5,82% per tahun merupakan pertumbuhan

ekonomi yang tinggi. Diantara negara anggota G-20 (Group of

4.60%

6.10% 6.50% 6.30%

5.62%

(17)

Twenty Finance Ministers and Central Bank Governors/ Kelompok Dua Puluh Menteri

Keuangan dan Gubernur Bank Sentral) pada tahun 2012 dan 2013, Indonesia

menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua setelah Cina.

Pertumbuhan ekonomi Cina sebesar 7,7% d tahun 2012 dan 7,6% di tahun 2013.

Sumber utama pertumbuhan ekonomi Indonesia secara year-on-year

adalah komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga. Hal ini ditunjukkan dalam

Tabel 1.1 mengenai laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia

menurut jenis pengeluaran. Komponen konsumsi rumah tangga masih menjadi

penyumbang terbesar PDB bagi Indonesia sebesar 2,99% di tahun 2013.

TABEL 1.1

LAJU PERTUMBUHAN PDB MENURUT PENGELUARAN (%)

Sumber : www.bps.go.id, diakses 10/01/2014, 14:52

Setiap tahunnya komponen ini menjadi penyumbang terbesar bagi

pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan kebutuhan masyarakat akan

konsumsi rumah tangga tidak akan pernah hilang karena setiap orang

membutuhkan sandang dan pangan yang menjadi kebutuhan dasar hidup.

Kebutuhan tersebut menjadikan pangsa pasar ritel Indonesia tidak akan berkurang

sehingga mendorong ekspansi berbagai jenis perusahaan ritel melalui penambahan

(18)

3

Goods/ FMCG), terutama makanan dan minuman masih menjadi pendorong

utama permintaan industri ritel. Namun dibalik pertumbuhan pangsa pasar ritel

yang terlihat pada Gambar 1.2, terdapat persaingan kuat antara pasar tradisional

dengan pasar modern.

Sumber : www.bankmandiri.co.id, diakses 13/02/2013, 15:10

GAMBAR 1.2

INDONESIA SHARE OF TRADE 2002-2011 (%)

Berdasarkan data Aprindo, pasar modern di Indonesia tumbuh 31,4% per

tahun, sedangkan pasar tradisional malah menurun 8% setiap tahun. Persaingan

ekonomi modern dengan tradisional menyebabkan kesenjangan antara sektor

industri besar dengan perdagangan dan pertanian tingkat kecil. Pasar tradisional

semakin kalah bersaing bahkan hampir mengalami kehancuran. Seperti tampak

pada Gambar 1.2, pertumbuhan pasar tradisional semakin menurun. Hal ini

berbanding terbalik dengan pertumbuhan minimarket yang setiap tahun

mengalami kenaikan.

Hasil riset yang dilakukan oleh Frontier Consulting Group menunjukan

Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 237 juta jiwa dengan total konsumsi

sekitar Rp 3.600 triliun merupakan pasar potensial bagi bisnis ritel modern.

(19)

sudah mulai bergeser, dari berbelanja di pasar tradisional menuju ritel modern.

Gambar 1.3 menunjukan pertumbuhan persentase penduduk yang berbelanja di

retail modern. Tahun 2012 mengalami peningkatan yang signifikan di berbagai

jenis barang. Hal ini menunjukan bahwa konsumen pasar tradisional semakin

berkurang seiring bertambahnya konsumsi penduduk pada retail modern.

Sumber: www.frontier.co.id, diakses 17/02/2012, 20:45

GAMBAR 1.3

PRESENTASE PENDUDUK YANG BERBELANJA DI RETAIL MODERN BERDASARKAN BARANG KEBUTUHAN

Gambar 1.3 menunjukan komoditas yang mengalami peningkatan

pertumbuhan persentase penduduk yang berbelanja di retail modern tertinggi

adalah komoditas obat-obatan/ multivitamin sebesar 20,3 %. Komoditas yang

mengalami peningkatan tertinggi kedua adalah komoditas sembako yang

mengalami pergeseran sebesar 8,6 %. Hal ini mengindikasikan bahwa pedagang

pasar tradisonal pada komoditas obat-obatan dan sembako mengalami penurunan

hasil penjualan terbesar dibandingkan komoditas lainnya.

Pulau Jawa menjadi penyumbang revenue terbesar sebagian besar

perusahaan ritel modern di Indonesia. Gambar 1.4 menunjukan ada sekitar 78%

jumlah gerai ritel modern berlokasi di Pulau Jawa, seiring dengan konsentrasi

(20)

5

Sumber : www.bankmandiri.co.id, diakses 13/02/2013, 15:10

GAMBAR 1.4

DISTRIBUSI TOKO RITEL MODERN DI INDONESIA BERDASARKAN WILAYAH (2012)

Hasil pengumpulan data perkembangan pasar tradisional dan modern oleh

Bank Indonesia menunjukan jumlah pasar modern beberapa kabupaten/ kota di

Jawa Barat lebih banyak dibandingkan pasar tradisional, seperti di Kabupaten

Bandung, Kota Sukabumi, Kota Bogor, Kota Depok, dan Kota Cimahi.

(Sumber : www.bi.go.id, diakses 13/02/2013, 17:08). Hal ini menunjukan

pertumbuhan pasar tradisional di lima wilayah tersebut kalah bersaing dengan

retail modern.

Kota Cimahi merupakan kota yang memiliki jumlah pasar tradisional yang

cukup, bila dibandingkan Depok, Kabupaten Bandung, Sukabumi dan Bogor.

Terdapat 17 pasar tradisional di Sukabumi, 13 pasar tradisional di Bogor, 12 pasar

tradisional di Cimahi, 11 pasar tradisional di Depok serta 9 pasar tradisional di Kab.

Bandung. Kota Cimahi memiliki 12 pasar tradisional yang seharusnya menjadi

andalan kota demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat daerah. Data

selengkapnya mengenai pasar tradisional di Kota Cimahi dapat terlihat pada Tabel

(21)

TABEL 1.2

PASAR TRADISIONAL DI KOTA CIMAHI

No Nama Pasar Alamat Jumlah

Kios

Jumlah Los Milik Pemerintah

1 Pasar Atas Jl. Pasar Atas 422 297

2 Pasar Cimindi Jl. Lewi Gajah 251 123

Milik Swasta

1 Pasar Pasir Kumeli Jl. Pasi Kumeli 44

2 Pasar Citeureup Jl. Sangkuriang 210

3 Pasar Antri Baru Jl. Sriwijaya 1.407 658

4 Pasar Baros Jl. Baros 35 68

5 Pasar Rancabentang Jl. Rancabentang 45 32

6 Pasar Rancabali Jl. Rancabali 96

7 Pasar Tagog Jl. Tagog

8 Pasar Puri Cipageran Jl. Perum Cipageran

9 Pasar Atas Baru Jl. Kol Masturi 428 96

10 Pasar Melong Jl. Sambi Sari

Sumber : http://cimahikota.go.id, diakses 13/02/2013, 16:30

Diantara seluruh pasar, terdapat dua pasar tradisional yang merupakan

pasar milik Pemerintah Kota Cimahi dan dikelola langsung oleh pemerintah

daerah, yaitu Pasar Atas dan Pasar Cimindi. Sedangkan pasar lainnya merupakan

kepemilikan swasta. Data dalam Tabel 1.2 menunjukan bahwa Pasar Atas

memiliki kios yang lebih banyak dibandingkan Pasar Cimindi. Hal ini dapat

diartikan Pasar Atas paling banyak menopang jumlah pedagang di Kota Cimahi.

Keberadaan pasar tradisional yang dikelola oleh pemerintah daerah disamping

sebagai salah satu penunjang perekonomian daerah, juga sebagai penunjang

peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari penerimaan retribusi pasar.

Pasar Atas dapat di simpulkan sebagai pasar milik pemerintah yang

memberikan pendapatan daerah terbanyak sehingga keberadaan pasar ini menjadi

bagian penting bagi pertumbuhan Kota Cimahi. Upaya pembangunan Kota

(22)

7

Dinas Pasar Atas Cimahi mencatat komposisi kios di Pasar Atas

berdasarkan ukuran terdiri atas;

TABEL 1.3

KOMPOSISI KIOS PASAR ATTAS CIMAHI

Kios Jumlah

Ukuran 3x3m 79 lokal

Ukuran 3x2m 288 lokal

Ukuran 2x2m 54 lokal

Total 421 lokal

Sumber Dinas Pasar Atas Cimahi

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 11 Februari 2013 terhadap

salah satu pengurus kantor Pasar Atas Cimahi, Bapak Ambas Sodikin selaku

Kepala Bidang Retribusi, kondisi Pasar Atas sedang mengalami penurunan. Ia

telah sering mendengar para pedagang mengeluhkan penurunan keberhasilan

usaha. Berdasarkan perkiraannya, sekitar tahun 1996-2008 daya beli masyarakat

tinggi sehingga jumlah konsumen Pasar Atas tinggi. Namun disebabkan oleh

kemunculan pasar-pasar modern yang terlalu berdekatan dengan Pasar Atas

membuat jumlah pembeli semakin menurun. Hal ini terlihat dari jumlah pembeli

yang hanya ramai di pagi hari saja. Padahal hal ini merugikan penduduk Kota

Cimahi sendiri karena konsumsi yang mereka keluarkan untuk berbelanja di pasar

modern hanya menguntungkan pemilik perusahaan swasta tanpa meningkatkan

pendapatan daerah yang tinggi.

Pendapatan daerah ini dapat diperoleh dari sumbangan retribusi para

pedagang pasar tradisional setiap hari yang terdiri dari ;

(23)

Biaya retribusi dari keseluruhan pedagang dapat mencapai Rp. 1.273.000/

hari. Hal ini menunjukkan jumlah retribusi yang disumbangkan oleh para

pedagang untuk Pemerintah Kota Cimahi dalam satu tahun dapat mencapai Rp.

38.190.000/ bulan.

Barang dagangan yang dijual di Pasar Atas terdiri dari beraneka ragam

jenis. Setiap pedagang memiliki satu jenis komoditi utama. Tabel 1.3

menunjukkan komposisi jumlah pedagang Pasar Atas. Jumlah pedagang

per-komoditi usaha dapat terdiri dari satu lahan kios, dua lahan kios ataupun lebih.

Sebagian kecil dari para pedagang tersebut memiliki lebih dari dua lahan kios

yang salah satunya dijadikan tempat penyimpanan persediaan barang. Jumlah

terbesar yang mendominasi populasi pedagang di Pasar Atas adalah pedagang

sayuran. Pedagang sembako mendominasi kedua setelah jumlah pedagang

sayuran.

TABEL 1.3

KOMPOSISI JUMLAH PEDAGANG PASAR ATAS CIMAHI Klasifikasi

Sayuran Kentang, sawi, tomat, sawi, dll. 72

Daging Ayam, sapi, domba dll. 30

Ikan Ikan tawar, ikan laut, asin, pindang dll. 17 Sembako Beras, minyak kelapa, gula, terigu, dll. 59 Buah-buahan Jambu, jeruk, pisang, bengkuang, mangga, dll. 16 Bahan Pembuat

Kue Maizena,mentega, pengembang kue dll. 10

Makanan Ringan Kue basah, snack, kue kering dll. 37

Makanan Jadi Ketupat, bakso, nasi dll. 16

Barang tahan lama (durable goods)

Peralatan Rumah Tangga

Piring, gelas, sendok, mangkok, panci, kompor,

wajan, ember, dll 7

Obat Obat, kosmetik, jamu dll. 7

Pakaian Baju, celana, kerudung, dll. 16

(24)

9

Klasifikasi

Produk Komoditi Jenis Komoditi Jumlah

Lain-Lain Plastik, aksesoris, ATK dll. 5

Jasa Servis alat

elektronik Jasa servis setrika, TV, DVD dll. 3

Jumlah keseluruhan pedagang 297

Sumber : Data Dinas Pasar Atas Cimahi, 2013

Sejalan dengan pernyataan Kepala Bidang Retribusi (Ambas Sodikin)

mengenai penurunan keberhasilan usaha para pedagang, data Asosiasi Pedagang

Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) dapat memperkuat pernyataan tersebut. APPSI

mencatat sekitar 80% pasar tradisional secara nasional berada dalam kondisi tidak

sehat. Sekjen APPSI, Ngadiran mengatakan pedagang pasar tradisional semakin

terpuruk karena kondisi usaha yang tidak lagi menguntungkan. APPSI

memperkirakan omzet rata-rata pedagang pasar tradisional merata secara nasional

turun lebih dari 50% per Mei 2012. (Sumber : www.bisnis.com, diakses

17/02/2013, 21:40).

Penulis juga melakukan survei pra-penelitian pada tanggal 11-17

Februari 2013 terhadap 30 pedagang berkaitan masalah yang dihadapi para

pedagang Pasar Atas secara langsung. Hasil pra-penelitian menunjukkan hanya

30% pedagang yang mengalami peningkatan hasil penjualan dan laba. Sisanya

50% mengalami penurunan dan 20% mendapatkan hasil penjualan dan laba yang

relatif sama. Peningkatan hasil penjualan dan laba yang hanya terjadi pada 30%

pedagang perlu diwaspasdai mengingat terdapat 70% yang dapat dikatakan

(25)

Tabel 1.4 dapat menunjukkan pertumbuhan rata-rata hasil penjualan

pedagang berdasarkan komoditi usaha. Rata-rata hasil penjualan ini dapat

dijadikan salah satu faktor keberhasilan usaha para pedagang.

TABEL 1. 4

PERTUMBUHAN HASIL PENJUALAN DAN LABA PEDAGANG BERDASARKAN KOMODITI Komoditi

Pertumbuhan Hasil

Penjualan Pertumbuhan Laba

2010-2011 2011-2012 2010-2011 2011-2012

Daging +54.000.000 -63.000.000 +3.600.000 -1.440.000

Ikan +36.000.000 +72.000.000 +1.440.000 +1.440.000

Makanan Ringan 0 +18.000.000 +2.700.000 +1.710.000

Obat -180.000.000 -360.000.000 -9.000.000 -3.600.000

Pakaian +54.000.000 +54.000.000 +7.200.000 +5.400.000

Alat rumah

tangga -540.00.000 -72.000.000 -1.260.000 -6.300.000

Sayuran +8.307.692 -8.307.692 +1.440.000 -7.504.615

Sembako -64.800.000 -108.000.000 -4.592.000 -6.512.000 Sumber : Hasil pra-penelitian 11-17 Februari 2013

Pedagang obat merupakan pedagang yang mengalami penurunan hasil

penjualan terbesar di tahun 2010-2012. Pedagang sembako menempati urutan

kedua penurunan terbesar di tahun 2010-2012. Tahun 2010-2011 menunjukan

pedagang alat rumah tangga menjadi ketiga penrunan terbesar, sedangkan

pedagang sayuran ketiga penurunan terbesar di tahun 2011-2012. Selain itu,

sejalan dengan Gambar 1.3, sembako juga merupakan komoditi kedua terbesar

yang mengalami penggeseran perilaku konsumen berbelanja dari pasar tradisional

menuju retail modern. Hal ini menunjukkan bahwa pedagang sembako merupakan

salah satu komoditi yang mengalami krisis terbesar dalam penurunan hasil

(26)

11

Bila digambarkan dalam grafik, maka Gambar 1.5 dapat memperlihatkan

terjadinya penurunan signfikan hasil penjualan pedagang sembako dari tahun

2010 sampai tahun 2012. Hasil penjualan pedagang sembako tahun 2010 sebesar

Rp. 1.807.200.000, Rp. 1.742.400.000 di tahun 2011 dan Rp. 1.634.400.000 pada

tahun 2012.

Sumber : Hasil pra-penelitian 11-17 Februari 2013

GAMBAR 1.5

RATA-RATA HASIL PENJUALAN PEDAGANG SEMBAKO PASAR ATAS (2010-2012)

Para pedagang sembako juga mengungkapkan terjadinya penurunan laba

yang diperoleh. Gambar 1.6 dapat menunjukkan terjadinya penurunan rata-rata

perolehan laba yang signifikan, Rp. 105.984.000 pada tahun 2010, sebesar

Rp101.192.000 di tahun 2011 dan menurun Rp 94.680.000 di tahun 2012.

Sumber : Hasil pra-penelitian 11-17 Februari 2013

GAMBAR 1.6

RATA-RATA PEROLEHAN LABA

(27)

Kondisi Pasar Atas semakin mengalami penurunan hasil penjualan dan

laba yang diperoleh. Hal ini dikarenakan sulitnya bersaing dengan pasar modern

yang berdekatan dengannya. Salah satu pasar modern terdekat dari Pasar Atas

adalah Ramayana Departement Store, gerai-gerai Alfamart dan SB Mart yang

hanya berjarak 500 meter. Selain itu terdapat pesaing lain bagi Pasar Atas, yakni

pasar tradisional lainnya, pedagang sayuran keliling dan semakin banyaknya pasar

kaget hari Minggu serta pedagang kecil yang tidak memiliki izin. Seluruh pesaing

membuat pangsa pasar bagi pedagang Pasar Atas semakin sempit. Bila kondisi

penurunan pedagang sembako ini terus dibiarkan, maka tingkat keberhasilan

usaha pedagang Pasar Atas akan semakin menurun drastis. Terlebih dengan

sedang dibangunnya pasar semi modern yang berada di samping Pasar Atas, yang

akan memakai nama Pasar Atas Baru. Keberadaan Pasar Atas Baru akan semakin

mengancam keberhasilan usaha para pedagang Pasar Atas.

Masalah tersebut harus dapat datasi. Hal ini dikarenakan dampak masalah

keberhasilan usaha pada pedagang tradisional akan berdampak negatif terhadap

kesejahteraan pedagang dan pendapatan daerah kota Cimahi. Langkah awal dalam

menghadapi masalah tersebut dapat dilakukan dengan menemukan penyebab

masalahnya. Berdasarkan hal tersebut, maka harus diketahui faktor-faktor yang

berpengaruh pada keberhasilan usaha, terutama pada usaha kecil dan menengah.

Lee dan Tsang dalam Endi Sarwoko, Surachman, Armanu dan Djumilah

(2013:33) mendefinisikan keberhasilan usaha sebagai persepsi pemilik atau

manajer tentang pencapaian dibandingkan dengan tujuan yang ingin dicapai.

(28)

13

Meredith dalam Deborah, MavDougall dan Pelham (2008:369) adalah nilai-nilai

kewirausahaan, EQ (Emotional Quotion/ Kecerdasan Emosi) dan membangun

hubungan kinerja bisnis.

Setelah mengetahui ketiga faktor menurut Kotey dan Meredith, ada satu

faktor unik yang menjadi modal utama bagi pengusaha kecil. Suhairi dalam Mujib

(2010:15) menyatakan nilai kewirausahaan adalah salah satu sumber yang unik

yang dimiliki sebuah perusahaan skala kecil dan menengah. Sumber unik tersebut

dapat menjadi pendorong keberhasilan usaha. Nilai-nilai kewirausahaan

merupakan nilai-nilai kepribadian yang melekat pada diri seseorang pemilik yang

sekaligus juga pimpinan dari sebuah perusahaan. Sejalan dengan Suhairi,

Brockhaus di Jean Lee ( 1999:1 ) sepakat bahwa nilai-nilai mungkin merupakan

cara yang efektif untuk membedakan pengusaha sukses dari populasi umum.

Sementara Endang Mulyani (2010:23) mendefinisikan nilai-nilai

kewirausahaan yaitu karakteristik yang dapat digunakannya dalam bersosialisasi

dan berinteraksi dengan lingkungan. Ada enam nilai pokok yang penting dalam

kewirausahaan seperti yang disebutkan Endang Mulyani (2010:11) yang

menunjukan enam nilai pokok kewirasuahaan, yaitu mandiri, kreatif, berani

mengambil resiko, berorientasi pada tindakan, kepemimpinan dan kerja keras.

Setelah mengenali faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan usaha,

selanjutnya penting untuk mengetahui potensi yang dimiliki para pedagang

sebagai faktor yang dapat mendorong keberhasilan usaha. Berdasarkan hasil

wawancara terhadap Kepala Bidang Retribusi (Ambas Sodikin) 22 Juni 2013, para

(29)

yang tinggi terhadap uang dan hasil penjualan, tekun, percaya diri, mandiri,

bekerja keras, tidak takut rugi, namun memiliki kelemahan dalam kedisiplinan

menjaga kebersihan. Kepribadian tersebut lebih dominan dimiliki para pedagang

dibandingkan kemampuan manajerial, kemampuan pemasaran, modal dan faktor

lainnya sehingga hal tersebut dapat digunakan sebagai solusi bagi para pedagang

dalam meningkatkan keberhasilan usaha.

Penurunan keberhasilan usaha pedagang sembako jika dibiarkan maka

akan semakin merosot dibandingkan dengan pedagang-pedagang komoditas usaha

lain. Lebih lanjut, penurunan keberhasilan usaha pedagang terutama pedagang

sembako jika dibiarkan bukan tidak mungkin dapat membuat Pasar Atas Cimahi

menambah deretan pasar tradisional yang tingkat operasinya ikut menurun dan

cenderung menuju berhenti beroperasi. Jika hal tersebut terjadi, maka sumbangan

retribusi pedagang yang dapat mencapai Rp. 3.8190.000/ bulan kepada

Pemerintah Kota Cimahi akan menurun dan sebanyak 297 pedagang beserta para

pegawai akan kehilangan mata pencarian. Berdasarkan seluruh paparan, maka

perlu dilakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Nilai-Nilai Kewirausahaan

terhadap Keberhasilan Usaha Pedagang Pasar Tradisional” dengan studi

kasus pada Pedagang Sembako Pasar Atas Cimahi.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka masalah

penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut:

(30)

15

semakin inovatif dan digemari konsumen membuat eksistensi pasar tradisional terancam. Persaingan ini akan berpengaruh pada keberhasilan usaha pedagang pasar tradisional. Modal yang dimiliki para pedagang tradisional untuk mempertahankan keberhasilan usaha salah satunya adalah nilai-nilai kewirausahaan. Nilai kewirausahaan merupakan sumber unik yang dimiliki Usaha Kecil Menengah (UKM) seperti pedagang pasar tradisional.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah, dapat dirumuskan beberapa

masalah yang akan diteliti sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran nilai-nilai kewirausahaan pedagang pasar tradisional

2. Bagaimana gambaran keberhasilan usaha pedagang pasar tradisional

3. Bagaimana pengaruh nilai-nilai kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha

pedagang pasar tradisional

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh temuan mengenai nilai-nilai kewirausahaan pedagang pasar

tradisional.

2. Untuk memperoleh temuan mengenai keberhasilan usaha pedagang pasar

tradisional.

3. Untuk memperoleh temuan mengenai pengaruh nilai-nilai kewirausahaan

terhadap keberhasilan usaha pedagang pasar tradisional.

1.5 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik dari segi

(31)

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis

(keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu kewirausahaan, yang

menghubungkan nilai-nilai kewirausahaan dengan keberhasilan usaha.

2. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek

praktis (guna laksana) yaitu untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi

perkembangan Usaha Kecil dan Menengah terutama pedagang pasar tradisional

agar dapat mencapai keberhasilan usaha yang maksimal dengan nilai-nilai

(32)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu kewirausahaan khususnya

mengenai pengaruh nilai-nilai kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha.

Adapun yang menjadi objek penelitian adalah tanggapan pedagang sembako Pasar

Atas Cimahi mengenai nilai-nilai kewirausahaan (variabel X) yang meliputi

mandiri, kreatif, berani mengambil resiko, berorientasi pada tindakan,

kepemimpinan dan kerja keras. Kemudian yang menjadi variabel terikat adalah

tanggapan pedagang sembako Pasar Atas Cimahi mengenai keberhasilan usaha

yang terdiri dari pertumbuhan penjualan, pertumbuhan aset usaha dan

pertumbuhan laba.

Pada penelitian ini, objek yang dijadikan responden adalah para pedagang

sembako salah satu pasar tradisional di Kota Cimahi, yaitu Pasar Atas. Oleh

karena itu, akan diteliti pengaruh nilai-nilai kewirausahaan terhadap keberhasilan

usaha pedagang sembako di Pasar Atas Kota Cimahi. Penelitian ini dilakukan

pada kurun waktu kurang dari satu tahun, maka menurut Husein Umar (2008:45)

metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional method, yaitu metode

penelitian dengan cara mempelajari objek dalam kurun waktu tertentu (tidak

berkesinambungan dalam jangka waktu panjang) dalam penelitian yang

menggunakan metode ini, informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung

di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari

(33)

3.2 Jenis dan Metode Penelitian 3.2.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis

penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Pengertian penelitian

deskriptif dan penelitian verifikatif menurut Suharsimi Arikunto (2010:8).

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh deskriptif tentang ciri-ciri variabel. Sedangkan sifat penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan.

Penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh deskripsi atau

gambaran mengenai nilai-nilai kewirausahaan dan keberhasilan usaha. Sedangkan

penelitian verifikatif bertujuan adanya perhitungan mengenai pengaruh nilai-nilai

kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha.

3.2.2 Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan

melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitian yang digunakan

adalah metode eksplanatory survey yaitu metode survei untuk menjelaskan

hubungan antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.

3.2.3 Operasionalisasi Variabel membentuk karakter dan perilaku seseorang yang selalu kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha

Mandiri Tingkat percaya pada

(34)

68

Tingkat kepuasan atas hasil dari usaha sendri

Interval 5

Kreatif Tingkat kreatifitas

dalam melakukan sesuatu/ gagasan yang baru yang memiliki resiko moderat

(35)

Variabel Indikator Ukuran Skala Item

tindakan dalam melihat peluang

Tingkat inisiatif untuk bertindak saran bagi perbaikan diri

Interval 25

Kerja keras Tingkat keuletan

(36)

70

Keberhasilan usaha (Y), yaitu keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuannya (Lee dan Tsang, dalam Endi Sarwoko, Surachman, Armanu dan Djumilah, 2013: 33)

Pertumbuhan penjualan Tingkat pertumbuhan penjualan

Interval 31

Pertumbuhan aset usaha Tingkat pertumbuhan aset usaha

Interval 32

Pertumbuhan Laba Tingkat pertumbuhan laba

Interval 33

Sumber: diolah dari berbagai sumber

3.2.4. Jenis dan Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data yang diperoleh (Suharsimi

Arikunto, 2006:129). Berdasarkan jenis dan sumbernya dibedakan menjadi dua

yaitu data primer dan sekunder. Asep Hermawan (2006:168) mengatakan bahwa

data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk

menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian

eksploratif, deskriptif maupun kausal dengan menggunakan metode pengumpulan

data beberapa survei ataupun observasi. Sedangkan data Sekunder adalah struktur

data historis mengenai variabel-variabel yang telah dikumpulkan dan dihimpun

sebelumnya oleh pihak lain. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu

data primer dan data sekunder. Untuk mengetahui jenis dan sumber data yang

digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

Data Jenis

(37)

Data Jenis

Data Sumber Data

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2009-2013

Sekunder BPS, data diolah

Laju pertumbuhan PDB menurut pengeluaran (%)

Sekunder www.bps.go.id, diakses 13/02/2013, 14:52

Indonesia share of trade 2002-2011 (%)

Sekunder www.bankmandiri.co.id, diakses 13/02/2013, 15:10

Presentase Penduduk Yang Berbelanja Di Retail Modern Berdasarkan Barang Kebutuhan

Sekunder www.frontier.co.id, diakses 17/02/2012, 20:45

Distribusi toko retail modern di Indonesia berdasarkan wilayah

Sekunder www.bankmandiri.co.id, diakses 13/02/2013, 15:10

Pasar tradisional di Kota Cimahi Sekunder http://cimahikota.go.id, diakses 13/02/2013, 16:30

Komposisi jumlah pedagang Pasar Atas Cimahi

Sekunder Data Dinas Pasar Atas Cimahi

Pertumbuhan rata-rata volume

Sumber: berdasarkan hasil pengolahan data

3.2.5 Populasi dan Sampel 3.2.5.1 Populasi

Dalam mengumpulkan data dan menganalisis suatu data, langkah yang

sangat penting adalah menentukan populasi terlebih dahulu. Populasi

merupakan sekelompok objek yang yang dapat dijadikan sumber penelitian.

(38)

72

terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai

populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran yaitu

populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi apabila dalam

sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk

populasi sasaran yang telah di tentukan. Berdasarkan pengertian populasi, maka

yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pedagang sembako di Pasar

Atas Cimahi. Terdapat 59 populasi pedagang sembako di Pasar Atas Cimahi.

3.2.5.2 Sampel

Suharsimi Arikunto (2010:131) menyatakan “Sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti”. Agar memperoleh sampel yang representatif dari

populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang

yang sama untuk menjadi sampel. Dalam penelitian ini tidak mungkin semua

populasi dapat penulis teliti, hal ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya:

1. Keterbatasan biaya

2. Keterbatasan tenaga

3. Keterbatasan waktu yang tersedia.

Maka dari itulah peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek

populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili

yang lain yang tidak diteliti. Sugiyono (2013:62) menyatakan:

(39)

untuk populasi, untuk itu sampel dari populasi harus benar-benar representatif (mewakili).

Kriteria sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah pedagang Pasar

Atas yang menjual sembako sebagai komoditas utama. Jumlah pedagang sembako

adalah 59 orang. Adapun alasan pemilihan pedagang sembako sebagai sampel

dikarenakan alasan mendesak bahwa pedagang sembako harus mendapatkan

perhatian yang lebih dibandingkan pedagang dengan jenis komoditas usaha lain,

seperti telah dijelaskan pada latar belakang penelitian.

3.2.5.3 Teknik Sampling

Teknik sampling menurut Sugiyono (2013:62) adalah “merupakan teknik

pengambilan sampel”. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam

penelitian.

Menurut Sugiyono (2013: 62) dijelaskan bahwa Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan yaitu teknik sampling probability dan non probability.

Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan merupakan sampel jenuh

sehingga teknik penarikan sampelnya dengan menggunakan seluruh populasi

sebagai sampel. Suharsimi Arikunto (2009:62) mengemukakan pendapatnya

sebagai berikut : “Sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100,

lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10%-15% atau 20%-25%”.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka sampel yang diambil sebanyak 59

(40)

74

3.2.6 Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang dikumpulkan dalam melaksanakan penelitian ini

meliputi:

1. Observasi

Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan

pengamatan yaitu kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan

menggunakan seluruh alat indera. Pada penelitian ini, teknik observasi yang

dilakukan adalah teknik observasi partisipatif dimana pengamat terlibat

langsung pada kegiatan. Pengamatan dan peninjauan langsung terhadap objek

yang diteliti, yaitu pada pedagang Pasar Atas Cimahi berkaitan perihal

masalah yang dihadapi pedagang Pasar Atas, terutama pedagang sembako.

2. Studi literatur, yaitu mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan

teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan variabel yang diteliti yang

terdiri dari nilai-nilai kewirausahaan dengan keberhasilan usaha. Studi

literatur penelitian ini didapatkan dari berbagai sumber yaitu:

a. Perpustakaan, yaitu Perpustakaan UPI, UNPAD, IM Telkom dan UTAMA

b. Skripsi

c. Jurnal Ekonomi dan Bisnis

d. Media Elektronik (Internet).

3. Wawancara, sebagai cara untuk memperoleh data yang dibutuhkan langsung

dari sumber yang bersangkutan. Wawancara dilakukan terhadap petugas dinas

(41)

4. Kuesioner/ angket dilakukan dengan menyebarkan seperangkat daftar

pertanyaan tertulis kepada responden dengan harapan mereka akan

memberikan tanggapan terhadap daftar pertanyan tersebut.

3.2.7 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.2.7.1 Hasil Pengujian Validitas

Sugiyono (2013:348) menyatakan “Instrumen yang valid berarti alat ukur

yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur”.

Suharsimi Arikunto (2010:168) mengemukakan bahwa:

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berati memiliki validitas yang rendah.

Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product

moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }

(Sugiyono, 2013:228)

Keterangan :

r = Koefisien validitas item yang dicari

X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item

Y = Skor total

= Jumlah skor dalam distribusi X = Jumlah skor dalam distribusi Y

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden

(42)

76

1. Jika rhitung > rtabel dengan tingkat kesalahan 5% maka item pertanyaan

dikatakan valid.

2. Jika rhitung rtabel dengan tingkat kesalahan 5% maka item pertanyaan

dikatakan tidak valid.

Tingkat kesalahan seringkali disebut tingkat keyakinan (α) menurut Furqon

(2011:170) menunjukan peluang munculnya nilai sampel jika hipotesis nol itu

benar. Dengan demikian, α = 0,05 mengatakan bahwa jika hipotesis nol benar

maka peluang memperoleh nilai sampel (nilai yang didapat) adalah 5 5, atau 5 dati

100 kali penelitian (eksperimen).

Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini

adalah teknik korelasional biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang

divalidasikan dengan skor-skor tes tolok ukurnya dari peserta yang sama.

Penelitian ini menguji validitas setiap instrumen dalam variabel yang diteliti yaitu

variabel nilai-nilai kewirausahaan dan keberhasilan usaha. Peneliti menguji

validitas per-butir soal berdasarkan operasionalisasi variabel yang diuji kepada 59

responden dengan hasil validitas sebagai berikut:

TABEL 3.3

1 Kepercayaan diri akan kemampuan diri sendiri dalam

menjalankan usaha 0,778 0,261 Valid

2 Memecahkan masalah dengan kemampuan sendiri 0,774 0,261 Valid 3 Keyakinan bahwa keberhasilan atau kegagalan,

tergantung dari usaha diri sendiri 0,835 0,261 Valid 4 Melakukan sesuatu tanpa menunggu perintah orang lain 0,824 0,261 Valid 5 Kepuasan dalam menjalankan usaha sendiri 0,848 0,261 Valid

2. Kreatif

(43)

No Pernyataan rhitung rtabel Ket.

menjadi sesuatu yang berguna

8 Kemampuan mengikuti perubahan situasi pasar 0,846 0,261 Valid 9 Senang menggunakan cara baru dalam menjalankan

usaha 0,865 0,261 Valid

10 Senang menampilkan sesuatu yang berbeda dan unik 0,792 0,261 Valid 3. Berani mengambil resiko

11 Senang berusaha dengan resiko yang tidak terlalu tinggi

dan tidak terlalu rendah 0,783 0,261 Valid 12 Keberanian menghadapi resiko barang jualan tidak laku 0,687 0,261 Valid 13 Senang melakukan pekerjaan yang menantang 0,628 0,261 Valid 14 Keberanian menghadapi semakin pesatnya persaingan

usaha 0,812 0,261 Valid

15 Keberanian menghadapi harga barang berubah

(naik/turun) mendadak 0,758 0,261 Valid

4. Berorientasi pada tindakan

16 Ketelitian dalam melihat peluang 0,880 0,261 Valid 17 Kemampuan bertindak sendiri, tanpa menunggu

diperintah orang lain 0,850 0,261 Valid

18 Kemampuan memanfaatkan sumber daya yang ada

untuk menunjang usaha 0,858 0,261 Valid

19 Ketekunan dalam menyelesaikan pekerjaan 0,893 0,261 Valid 20 Kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaan 0,819 0,261 Valid

5. Kepemimpinan

21 Kemampuan memimpin jalannya usaha 0,842 0,261 Valid 22 Kemampuan memberikan contoh berperilaku yang baik

kepada orang lain 0,824 0,261 Valid

23 Menjadi pelopor (orang yang pertama) dalam

melakukan sesuatu 0,728 0,261 Valid

24 Senang bergaul dan bersosialisasi dengan orang lain 0,781 0,261 Valid 25 Senang menerima saran dan kritik dari orang lain 0,695 0,261 Valid

6. Kerja keras

26 Keuletan dalam menjalankan kegiatan usaha 0,856 0,261 Valid 27 Kesungguhan dalam menyelesaikan tugas 0,913 0,261 Valid 28 Ketekunan dalam mengatasi hambatan 0,835 0,261 Valid 29 Rela membanting tulang dalam menjalankan kegiatan

usaha 0,890 0,261 Valid

30 Memaksimalkan kemampuan yang dimiliki dalam

menjalankan usaha 0,871 0,261 Valid

(44)

78

Berdasarkan Tabel 3.5, rtabel ditentukan derajat bebas (df) n-2 (59-2=57),

maka diperoleh nilai rtabel sebesar 0,261 dengan responden sebanyak 59 orang dan

tingkat signifikasi α = 0,05. Pengujian validitas pada variabel nilai-nilai

kewirausahaan menandakan semua butir soal valid. Butir soal yang memiliki nilai

tertinggi yaitu nomer 27 pada indikator kerja keras dengan skor 0,931 dan yang

terendah yaitu pada indikator berani mengambil resiko di nomer 13 dengan skor

0,628. Berikut adalah hasil uji validitas pada variabel keberhasilan usaha dengan

menggunakan SPSS 21.0 for windows dengan responden 59 orang dan tingkat

signifikasi α = 0,05.

TABEL 3.4

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL KEBERHASILAN USAHA

No Pernyataan rhitung rtabel Ket.

Keberhasilan Usaha (Y) 1. Pertumbuhan penjualan

31 Jumlah penjualan harian yang diperoleh 0,897 0,261 Valid 2. Pertumbuhan aset usaha

32 Keadaan harta hasil usaha 0,920 0,261 Valid 3. Pertumbuhan laba

33 Jumlah laba harian yang diperoleh 0,926 0,261 Valid

Sumber: Hasil pengolahan data 2014 (Menggunakan SPSS 21.0 for Windows)

Berdasarkan Tabel 3.6, hasil pengujian validitas pada variabel

keberhasilan usaha menandakan semua butir soal valid. Butir soal yang memiliki

nilai tertinggi yaitu nomer 33 pada indikator pertumbuhan laba dengan skor 0,926

dan yang terendah yaitu pada indkator pertumbuhan penjualan di nomer 31

(45)

3.2.7.2 Hasil Pengujian Reliabilitas

Uji realibilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat

pengumpulan data yang digunakan. Realibitas menunjuk pada suatu pengertian

bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrument yang sudah

dipercaya, yang realibel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Suharsimi Arikunto (2010:178) menyatakan “Reliabilitas menunjuk pada

satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu”. Sedangkan menurut

Sugiyono (2013:348) “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila

digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan

data yang sama”.

Jika suatu instrumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan oleh

instrumen tersebut dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian

dilakukan dengan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari

reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal

bentuk uraian.

(Husein Umar, 2008:170)

Keterangan:

= Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal 2

t

s

= Deviasi standar total 2

(46)

80

Sedangkan rumus variansnya adalah:

(Husein Umar, 2008:172)

Keterangan: N = Jumlah sampel

n = Jumlah responden X = Nilai skor yang dipilih

= Nilai varians

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :

3. Jika koefisian internal seluruh item rhitung > rtabel dengan tingkat

kesalahan 5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

4. Jika koefisian internal seluruh item rhitung rtabel dengan tingkat

kesalahan 5% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

Sesuai dengan jumlah angket yang diuji kepada sebanyak 59 responden

dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) n-2 (59-2=57) maka

didapat nilai rtabel sebesar 0,261, maka didapatkan skor reliabilitas menggunakan

SPSS 21.0 for windows pada Tabel 3.7 berikut ini:

TABEL 3.5

HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS

No Variabel rhitung rtabel Keterangan

1 Nilai-nilai kewirausahaan 0,983 0,261 Reliabel 2 Keberhasilan usaha 0,960 0,261 Reliabel Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas pada Tabel 3.7, didapatkan hasil

bahwa kedua variabel yaitu nilai-nilai kewirausahaan dan keberhasilan usaha

memiliki instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan dalam analisis.

3.2.8 Rancangan Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Melakukan pengolahan data bertujuan untuk mengetahui hasil statistik dari

(47)

disusun oleh penulis berdasarkan variabel-variabel yang terdapat pada penelitian

ini yaitu mengenai pengaruh nilai-nilai kewirausahaan terhadap keberhasilan

usaha pedagang sembako Pasar Atas Cimahi.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan menganalisis

data adalah sebagai berikut :

1. Menyusun data

Mengecek kelengkapan identitas, serta mengecek kelengkapan data yang diisi

oleh responen

2. Menyeleksi data untuk memeriksa kebenaran data yang telah terkumpul

3. Tabulasi data

4. Pemberian skor (scoring) terhadap item-item

5. Menjumlahkan skor pada setiap item

6. Menyusun rangking skor pada setiap variabel penelitian

7. Menganalisis dan menafsirkan hasil perhitungan berdasarkan angka-angka

yang diperoleh dari perhitungan statistik.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengukuran dengan skala

semantic differential. Menurut Umar (2008:99) “Skala berusaha mengukur arti

suatu objek atau konsep bagi responden. Skala ini mengandung unsur evaluasi

(misalnya:bagus buruk, jujur tidak jujur), unsur potensi (aktif pasif, cepat

lambat)”.

Rentang dalam penelitian ini yaitu sebanyak 7 angka seperti pada Tabel

3.8 berikut ini:

TABEL 3.6

(48)

82

Alternatif

Jawaban Setuju / Tinggi/ Cepat/ Menigkat

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif dan verifikatif.

3.2.8.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi

mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas. Menurut Uma

Sekaran (2009:158), analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan menjadi

mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi.

Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data yang bersifat

kualitatif serta digunakan untuk melihat faktor penyebab. Penelitian ini

menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan variabel-variabel

penelitian, antara lain:

1. Analisis deskriptif nilai-nilai kewirausahaan(X).

Variabel X terfokus pada penelitian terhadap nilai-nilai kewirausahaan yang

terdiri dari mandiri, kreatif, berani mengambil resiko, berorientasi pada

tindakan, kepemimpinan dan kerja keras.

2. Analisis deskriptif keberhasilan usaha(Y)

Variabel Y terfokus pada penelitian terhadap keberhasilan usaha yang meliputi

pertumbuhan penjualan, pertumbuhan aset usaha dan pertumbuhan laba. Untuk

(49)

dari 0% sampai 100%. Penafsiran pengolahan data berdasarkan batas-batas

disajikan pada Tabel 3.9 sebagai berikut:

TABEL 3.7

KRITERIA PENAFSIRAN HASIL PERHITUNGAN RESPONDEN

No Kriteria Penafsiran Keterangan

1 0% Tidak Seorangpun

2 1% - 25% Sebagian Kecil

3 26% - 49% Hampir Setengahnya

4 50% Setengahnya

5 51% - 75% Sebagian Besar

6 76% - 99% Hampir Seluruhnya

7 100% Seluruhnya

Sumber: Moch. Ali (1985:184)

3.2.8.2 Rancangan Analisis Verfikatif Menggunakan Regresi Linier Sederhana

Analisis verifikatif dipergunakan untuk menguji hipotesis dengan

menggunakan uji statistik dan menitik beratkan pada pengungkapan nilai-nilai

kewirausahaan variabel penelitian. Teknik analisis data yang dipergunakan untuk

mengetahui hubungan korelatif dalam penelitian ini yaitu teknik analisis regresi

linier sederhana. Analisis ini digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh

variabel bebas/ independent (X) nilai-nilai kewirausahaan yaitu mandiri, kreatif,

berani mengambil resiko, berorientasi pada tindakan, kepemimpinan dan kerja

keras, terhadap variabel terikat/ dependent (Y) yaitu keberhasilan usaha.

1. Asumsi Analisis Regresi a. Uji Asumsi Normalitas

Salah satu syarat untuk melakukan analisis regresi ialah normalitas. Salim

(50)

84

teoritis. Kata normal tidak diartikan sebagai kata-kata dalam bahasa inggris

normal yang berarti ordinary atau common namun merupakan suatu model

matematik yang menggambarkan penyebaran probabilitas dari pengamatan yang

tidak terbatas dan diukur terus menerus.

Data yang mengandung data ekstrim biasanya tidak memenuhi normalitas.

Jika sebaran data mengikuti sebaran normal, maka populasi dari mana data

diambil berdistribusi normal dan akan dianalisis menggunakan analisis prametik.

Furqon (2011:135) menyatakan distribusi normal memiliki empat karakteristik

yaitu :

1. Unimodal

Suatu distribusi normal tidak memiliki modus sama sekali, memiliki satu

modus atau memiliki lebih dari satu modus. Sifat unimodal (uni=satu dan

modal=modus) mengandung pengertian bahwa setiap distribusi normal selalu

memiliki modus dan hanya satu modus.

2. Simetrik

Suatu distribusi disebut simetrik jika setengah bagian dari distribusi itu sama

dan sebangun (identik) dengan setengah bagian lainnya.

3. Identik

Sebagian konsekuensi logis dari karakteristik unimodal dan simetrik, ketiga

ukuran gejala pusat (modus, median, dan rata-rata) distribusi normal selalu

sama besar (identik). Dengan kata lain, pada suatu distribusi normal, modus =

median = rata-rata.

(51)

Distribusi normal terbentuk dari perangkat data (skor) yang bersifat kontinu

dari mulai nilai yang tak hingga sampai dengan nilai yang tak hingga pula.

Oleh karena itu nilai yang terkecil dan terbesar pada suatu distribusi data

kontinu bersifat tak hingga, maka tidak ada satu daerah pun dibawah kurva

normal yang memiliki frekuensi (peluang) sama dengan nol. Berdasarkan

asumsi seperti itu, maka kurva distribusi normal tidak akan pernah menyentuh

absisnya.

Pada penelitian ini, untuk mendeteksi apakah data yang digunakan

berdistribusi normal atau tidak akan dilakukan dengan menggunakan Normal

Propability Port. Suatu model regresi memiliki data berdistribusi normal apabila

sebaran datanya terletak di sekitar garis diagonal pada Normal Propability Port

yaitu dari kiri bawah kanan atas. Pengujian kenormalan data juga dilakukan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnovyang diolah menggunakan SPPS.

Adapun uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:

Keterangan :

xi = Angka pada data

Z = Transformasi dari angka ke notasi pada distribusi normal

̅

Kriteria pengujian adalah jika signifikansi > 0,05 maka data dikatakan

berdistribusi normal. Gambar 3.1 memperhatikan normal Propability Port yang

digunakan untuk mendeteksi apakah data yang digunakan berdistribusi normal

(52)

86

GAMBAR 3.1

GARIS NORMAL PROPABILITY PORT b. Uji linieritas Data

Uji linieritas regresi variabel X atas variabel Y, dimaksudkan untuk

mengetahui kemungkinan adanya hubungan linear antara variabel X dan variabel

Y. Pengujian linearitas data dapat dibuktikan melalui test Ftest atau distribusi F.

Distribusi F menurut Furqon (2011:153) didefinisikan sebagai distribusi rasio

antara dua peubah acak chi-kuadrat yang independen yang masing-masing dibagi

oleh derajat kebebasannya. Hal yang perlu dipahami bahwa distribusi F

merupakan rasio antara dua peubah yang independen, masing-masing diambil dari

populasi yang berbeda derajat kebebasan masing-masing. Jadi, distribusi F

memiliki dua derajat kebebasan, derajat kebebasan (dk) pembilang dan derajat

kebebasan (dk) penyebut. Kurva distribusi F tidak simetrik.

Berdasarkan tabel ANOVA, dapat diketahui besarnya Fhitung melalui uji

ANOVA atau Ftest sedangkan besarnya Ftabel diperoleh dengan melihat tabel F

melalui DK pembilang (dk tuna cocok, k-2) dan dk penyebut (dk kesalahan, n-k)

dengan taraf kesalahan (a) = 0,05. Dengan kriteria, tolak hipotesis model regresi

(53)

Jika sebaliknya Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak Ha diterima artinya data linear.

Menurut Furqon (2011:198) rumus ANOVA adalah :

F (1; n-2) (1-α) = t2 (n-2) (1-α)

Keterangan :

t = Nilai distribusi tdengan derajat kebebasan dk = n – 2 n = Banyaknya sampel

α = Derajat kesalahan

2. Analisis Regresi Linear Sederhana

Menurut Albert Kurniawan (2010:43), regresi linear sederhana adalah

“Sebagai pengaruh antara 2 variabel saja, dimana terdiri dari variabel

independent/ bebas dan untuk membangun persamaan dan menggunakan

persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction)”.

Riduwan dan Sunarto (2012:293) menyatakan analisis regresi digunakan

untuk mengetahui bagaimana variabel dependen (terikat) dapat diprediksikan

(meramalkan) melalui variabel independen (bebas) secara parsial ataupun secara

bersama-sama (simultan). Adapun tujuan analisis regresi:

1. Membuat estimasi rata-rata dan nilai variabel dependen berdasarkan nilai

variabel independen

2. Menguji hipotesis karakteristik dependensi

3. Meramalkan nilai rata-rata variabel bebas dengan didasarkan pada nilai

variabel bebas di luar jangkauan sampel

Syarat-Syarat yang harus dipenuhi dalam regresi linier sederhana :

(54)

88

2. Koefisien regresi harus signifikan. Pengujian dilakukan dengan uji-t, yaitu jika

t-hitung > t-tabel

3. Keselarasan model regresi dapat diterangkan dengan menggunakan nilai r2

semakin besar, nilai tersebut, maka model semakin baik.

4. Terdapat hubungan linier antara variabel bebas dengan tak bebas

5. Data harus berdistribusi normal

6. Data berskala interval atau rasio

Menurut Sugiyono (2013:261) regresi sederhana didasarkan pada

hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen yaitu nilai-nilai

kewirausahaan dengan satu variabel dependen yaitu keberhasilan usaha.

Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :

Y = a + bX

(Sugiyono, 2013:261) Keterangan :

Y : Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan. a : Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b : Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan. X : Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

Untuk dapat menemukan persamaan regresi, maka harus di hitung terlebih

dahulu harga a dan harga b. Cara menghitung harga a dan b dapat dihitung dengan

rumus :

(55)

Keterangan:

X : Nilai nilai-nilai kewirausahaan Y : Nilai taksiran keberhasilan usaha a : Konstanta

b : Koefisiensi regresi n : Banyaknya responden

X dikatakan mempengaruhi Y, jika berubahnya X akan menyebabkan

adanya perubahan nilai Y, artinya, naik turunnya X akan membuat nilai Y juga

naik turun, dengan demikian nilai Y ini akan bervariasi. Namun nilai Y bervariasi

tersebut tidak semata-mata disebabkan oleh X, karena masih ada faktor lain yang

menyebabkannya.

3. Analisis Korelasi

Tujuan perhitungan dengan menggunakan Analisi korelasi adalah untuk

mencari hubungan antara kedua variabel yang diteliti. Hubungan dua variabel

terdiri dari dua macam yaitu hubungan yang positif dan hubungan yang negatif.

Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan (penurunan) X pada

umumnya diikuti oleh kenaikan (penurunan) Y.

Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan

antara X dan Y disebut koefisien korelasi ( r ). Koefisien korelasi menurut Furqon

(2011:98) menunjukan derajat hubungan antara dua peubah.Besaran koefisien

korelasi menunjukan kuat atau lemahnya hubungan. Secara umum, dapat

dikatakan bahwa koefisien korelasi yang esar menunjukan hubungan yang kuat,

sebaliknya. Nilai koefisien korelasi paling sedikit -1 dan paling besar 1, artinya

jika:

Gambar

GAMBAR 1.1 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 2009-2013
TABEL 1.1 LAJU PERTUMBUHAN PDB MENURUT PENGELUARAN (%)
Gambar 1.3 menunjukan komoditas yang mengalami peningkatan
TABEL 1.2 PASAR TRADISIONAL DI KOTA CIMAHI
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan aplikasi multimedia interaktif ini diharapkan mampu manambah motivasi dan pemahaman siswa dalam mempelajari suatu materi pelajaran, serta sebagai media belajar diluar

Hasil dari analisis dalam penelitian ini menemukan tiga hal utama bagaimana penyelenggaraan pemerintahan daerah yang sesuai konsep good governance dilaksanakan

PENGGUNAAN MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN. PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PAD A SOAL

Dalam kaitannya dengan otonomi daerah, prinsip good governance dalam praktiknya adalah dengan menerapkan prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang baik dalam setiap

[r]

Menurut Kuswandi dalam bukunya Pengapuran Tanah Pertanian mengatakan fungsi kalsium adalah menjaga keseimbangan turgor sebagai reaksi terhadap fungsi K, karena

This study aims to determine the influence of local government spending on the labour productivity, the influence of government spending in the function of education

48 ASRM ASURANSI RAMAYANA Tbk BSRE1 - BSR INDONESIA PT... BSRE1 - BSR