TRADISIONAL
(Studi KasuspadaPedagangSembakoPasarAtas Kota Cimahi)
SKRIPSI
DiajukanuntukMemenuhi Salah Satu SyaratMenempuhUjianSidangSkripsi Program StudiPendidikanManajemenBisnis
Oleh
DIANA RAHAYU 0907389
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
PENGARUH NILAI-NILAI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PEDAGANG PASAR
TRADISIONAL
(Studi Kasus pada Pedagang Sembako Pasar Atas Cimahi)
Oleh Diana Rahayu
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Diana Rahayu
Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari
TRADISIONAL
(Sensus pada Pedagang Sembako Pasar Atas Cimahi)
Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing
Dr. H. Hari Mulyadi, M. Si
NIP. 19590515 198601 1 001
Mengetahui, Dekan Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. H. Edi Suryadi, M.Si.
NIP. 19600412 198603 1 002
Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis
Dr. Lili Adi Wibowo,S.Sos.,S.Pd.,M.M.
NIP. 19690404 199903 1 001
Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis
Diana Rahayu
DAFTAR ISI
ABSTRAK... i
ABSTRACT... ii
KATA PENGANTAR... ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH... iv
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR GAMBAR... xvi
DAFTAR LAMPIRAN... xvii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1
1.2 Identifikasi Masalah... 14
1.3 Rumusan Masalah... 15
1.4 Tujuan Penelitian... 15
1.5 Kegunaan Penelitian... 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS... 17
2.1 Kajian Pustaka... 17
2.1.1 Konsep Nilai-Nilai Kewirausahaan... 17
2.1.1.1 Nilai dalam Kewirausahaan... 17
2.1.1.2 Definisi Nilai-Nilai Kewirausahaan... 24
2.1.1.3 Indikator Nilai-Nilai Kewirausahaan... 27
2.1.2 Konsep Keberhasilan Usaha... 38
2.1.2.1 Definisi Keberhasilan Usaha... 38
2.1.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha... 39
2.1.2.3 Indikator Keberhasilan Usaha... 49
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN... 66
3.1 Objek Penelitian... 66
3.2 Metode Penelitian... 67
3.2.1 Jenis Penelitian... 67
3.2.2 Metode Penelitian... 67
3.2.3 Operasionalisasi Variabel... 67
3.2.4 Jenis dan Sumber Data... 70
3.2.5 Populasi dan Sampel... 71
3.2.5.1 Populasi... 71
3.2.5.2 Sampel... 72
3.2.5.3 Teknik Sampling... 73
3.2.6 Teknik Pengumpulan Data... 73
3.2.7 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas... 75
3.2.7.1 Hasil Pengujian Validitas... 75
3.2.7.2 Hasil Pengujian Reliabilitas... 78
3.2.8 Rancangan Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 80
3.2.8.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif... 82
3.2.8.2 Rancangan Analisis Data Verifikatif Menggunakan Regresi Linear Sederhana... 83
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 93
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian... 93
4.1.1 Profil Kota Cimahi... 93
4.2.2 Profil Pasar Atas Cimahi... 95
4. 2 Karakteristik Responden... 96
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 97
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 97
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan... 98
4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman... 100
4.2.4.1Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Mengikuti Diklat Kewirausahaan 100 4.2.4.2Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Tumbuh dalam Pengasuhan Orangtua Wirausaha... 101
4.2.4.3Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Bekerja Sebelum Menjadi Wirausaha... 103
4.3 Tanggapan Responden terhadap Nilai-Nilai Kewirausahaan... 104
4.3.1 Mandiri... 104
4.3.2 Kreatif... 106
4.3.3 Berani Mengambil Resiko... 108
4.3.4 Berorientasi pada Tindakan... 110
4.3.5 Kepemimpinan... 112
4.3.6 Kerja Keras... 114
4.4.2 Pertumbuhan Aset Usaha... 122
4.4.3 Pertumbuhan Laba... 123
4.4.4 Gambaran Keberhasilan Usaha Pedagang Sembako Pasar Atas Cimahi... 124
4.5 Pengujian Hipotesis Pengaruh Nilai-Nilai Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha Pedagang Sembako Pasar Atas Cimahi... 126
4.5.1 Hasil Uji Asumsi Regresi... 127
4.5.1.1 Hasil Uji Normalitas... 127
4.5.1.2 Hasil Uji Linieritas Data... 128
4.5.2 Analisis Regresi Linear Sederhana... 129
4.5.3 Analisis Korelasi... 131
4.5.4 Analiss Koefisien Determinasi... 132 4.6 Pembahasan Pengaruh Nilai-Nilai Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha Pedagang Sembako Pasar Atas Cimahi... 133
4.6.1 Pembahasan Nilai-Nilai Kewirausahaan... 133
4.6.2 Pembahasan Keberhasilan Usaha... 135
4.6.3 Pembahasan Pengaruh Nilai-Nilai Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha... 136
4.7 Implikasi Hasil Penelitian... 138
4.7.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritis... 138
4.7.2 Temuan Penelitian Bersifat Empirik... 144
terhadap Pendidikan Manajemen Bisnis... 146
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... 149
5.1 Kesimpulan... 149
5.2 Rekomendasi... 150
1.2 Pasar Tradisional Di Kota Cimahi………... 6
1.3 Komposisi Jumlah Pedagang Pasar Atas Cimahi…………... 8
1.4 Pertumbuhan Rata-Rata Pedagang Berdasarkan Komoditi... 10
2.1 Pengertian Nilai Menurut Ahli………... 24
2.2 Enam Nilai Pokok Kewirausahaan Dan Deskripsinya…... 27
2.3 Karakteristik Dan Nilai-Nilai Kewirausahaan………... 28
2.4 Nilai-Nilai Dan Perilaku Kewirausahaan………... 30
2.5 Faktor Penentu Keberhasilan Usaha Menurut Pendapat Ahli Teori Klasik………... 39 2.6 Arah Fokus Perkembangan Yang Relevan Untuk Bisnis…... 46
2.7 Faktor-Faktor yang Menghambat Usaha... 48
2.8 Indikator Keberhasilan Usaha………... 51
2.9 Orisinalitas Penelitian………... 57
3.1 Operasionalisasi Variabel………... 67
3.2 Jenis Dan Sumber Data………... 70
3.3 Hasil Pengujian Validitas Variabel Nilai-Nilai Kewirausahaan... 76
3.4 Hasil Pengujian Validitas Variabel Keberhasilan Usaha... 78
3.5 Hasil Pengujian Reliabilitas... 80
3.6 Skor Alternatif Jawaban…... 81
3.8 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi... 90
3.9 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Pengaruh (Guilford)…... 91
4.1 Pasar Tradisional di Kota Cimahi... 95
4.2 Komposisi Jumlah Pedagang Pasar Atas Cimahi... 96
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 97
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan... 99
4.5 Tingkat Pendidikan Wirausaha... 99
4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Mengikuti Diklat Kewirausahaan... 100 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Tumbuh dalam Pengasuhan Orangtua Wirausaha... 102 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Bekerja... 103
4.9 Tanggapan Responden terhadap Nilai-Nilai Mandiri... 104
4.10 Tanggapan Responden terhadap Nilai-Nilai Kreatif... 106
4.11 Tanggapan Responden terhadap Nilai-Nilai Berani Menghadapi Resiko... 108 4.12 Tanggapan Responden terhadap Nilai-Nilai Berorientasi pada Tindakan... 111 4.13 Tanggapan Responden terhadap Nilai-Nilai Kepemimpinan... 113
4.14 Tanggapan Responden terhadap Nilai-Nilai Kerja Keras... 115
4.15 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden menggenai Variabel Nilai-Nilai Kewirasuahaan... 117 4.16 Tanggapan Responden terhadap Pertumbuhan Penjualan... 121
4.17 Tanggapan Responden terhadap Pertumbuhan Aset Usaha... 122
4.18 Tanggapan Responden terhadap Pertumbuhan Laba... 123
4.19 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden menggenai Variabel Keberhasilan Usaha...
4.23 Hasil Pengujian Korelasi... 132
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2009-2013... 1
1.2 Indonesia Share Of Trade 2002-2011 (%)………... 3
1.3 Presentase Penduduk yang Berbelanja di Retail Modern berdasarkan Barang Kebutuhan...
4
1.4 Distribusi Toko Ritel Modern Di Indonesia Berdasarkan
Wilayah (2012)………... 5
1.5 Rata-Rata Volume Penjualan Pedagang Pasar Atas
(2010-2012)…... 11
1.6 Rata-Rata Perolehan Laba Pedagang Pasar Atas
(2010-2012)………...
11
2.1 Kerangka Pemikiran………... 64
2.2 Paradigma Penelitian………... 65
1 Angket Penelitian
2 Pedoman Wawancara
3 Koding Data
4 Hasil Pengolahan Data
4.1 Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 21.0
4.2 Hasil Pengolahan Data Secara Manual
5 Tabel Statistik
5.1 Tabel r Product Moment
5.2 Tabel Distribusi t
5.3 Tabel Distribusi F
ABSTRAK
Diana Rahayu (0907389), Pengaruh Nilai-Nilai Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha Pedagang Pasar Tradisional (Studi Kasus pada Pedagang Sembako Pasar Atas Cimahi). Dibawah bimbingan Dr. H. Hari Mulyadi, M. Si
Pertumbuhan usaha pedagang pasar tradisional semakin menurun, berbanding terbalik dengan peningkatan pasar modern. Salah satu pasar tradisional yang mengalaminya adalah Pasar Atas Cimahi. Penurunan paling tinggi dialami oleh pedagang sembako di Pasar Atas Cimahi.
Penelitian ini disusun untuk memperoleh temuan mengenai 1) bagaimana gambaran nilai-nilai kewirausahaan pedagang, 2) bagaimana gambaran keberhasilan usaha pedagang, 3) bagaimana pengaruh nilai-nilai kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha. Objek dalam penelitian ini adalah pedagang sembako Pasar Atas Cimahi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah nilai-nilai kewirausahaan (X) dan variabel terikat adalah keberhasilan usaha (Y). Jenis penelitian yang digunakan adalah deskripitif dan verifikatif, metode yang digunakan adalah explanatory survey dengan tekhnik sampel jenuh dan jumlah responden sebanyak 59 orang. Tekhnik analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana, dengan alat bantu software computer SPSS 21.0 for windows. Hasil yang diperoleh dalam penelitian menyatakan bahwa nilai-nilai kewirausahaan memiliki pengaruh sebesar 55,7% terhadap keberhasilan usaha. Dari hasil penelitian terhadap pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa nilai-nilai kewirausahaanmemiliki pengaruh positif terhadap keberhasilan usaha.
2
The business growth of traditional market traders are declining which is inversely proportional to the increase on modern market including Pasar Atas Cimahi. The highest decline on Food Primary Trader in Pasar Atas Cimahi.
This research aims to 1) obtained the findings regarding the description of the entrepreneurial values, 2) obtained the findings regarding the business success, 3) getting the findings regarding the influence of the entrepreneur values on business success. The object of the research is primary food traders on Pasar Atas Cimahi. Exogenous variables in this research is entrepreneurial values and endogenous variable is business success. This type of research is descriptive, verification and use explanatory survey methode and the number of respondents saturated sample of 59 people. Data analysis technique used is a simple linear regression with tools computer software SPSS 21.0 for windows. The results show that the entrepreneurial values has 55.7% positive influence on the business success. From the results of research to test the hypothesis, the values of entrepreneurship has a positive influence on the business success.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pertumbuhan ekonomi dunia di tahun 2013 mengalami penurunan menjadi
3,1 persen. Krisis utang pemerintah di sejumlah negara Eropa yang belum tuntas
merupakan salah satu faktor penyabab penurunan pertumbuhan ekonomi dunia.
Dampak dari krisis Eropa ikut menyebabkan pertumbuhan ekonomi negara-negara
Eropa dan kawasan lainnya mengalami penurunan pula. Ekonomi Cina dan India
yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia terus melambat.
Dampak penurunan yang sama dirasakan oleh Indonesia yang mengalami
penurunan pertumbuhan ekonomi di tahun 2013 menjadi 5,62 persen. Gambar 1.1
berikut dapat menunjukan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2009-2013.
Sumber : BPS, data diolah
GAMBAR 1.1
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 2009-2013
Namun meskipun mengalami penurunan, pertumbuhan ekonomi Indonesia
periode 2009-2013 mencapai rata-rata 5,82% per tahun merupakan pertumbuhan
ekonomi yang tinggi. Diantara negara anggota G-20 (Group of
4.60%
6.10% 6.50% 6.30%
5.62%
Twenty Finance Ministers and Central Bank Governors/ Kelompok Dua Puluh Menteri
Keuangan dan Gubernur Bank Sentral) pada tahun 2012 dan 2013, Indonesia
menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua setelah Cina.
Pertumbuhan ekonomi Cina sebesar 7,7% d tahun 2012 dan 7,6% di tahun 2013.
Sumber utama pertumbuhan ekonomi Indonesia secara year-on-year
adalah komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga. Hal ini ditunjukkan dalam
Tabel 1.1 mengenai laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia
menurut jenis pengeluaran. Komponen konsumsi rumah tangga masih menjadi
penyumbang terbesar PDB bagi Indonesia sebesar 2,99% di tahun 2013.
TABEL 1.1
LAJU PERTUMBUHAN PDB MENURUT PENGELUARAN (%)
Sumber : www.bps.go.id, diakses 10/01/2014, 14:52
Setiap tahunnya komponen ini menjadi penyumbang terbesar bagi
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan kebutuhan masyarakat akan
konsumsi rumah tangga tidak akan pernah hilang karena setiap orang
membutuhkan sandang dan pangan yang menjadi kebutuhan dasar hidup.
Kebutuhan tersebut menjadikan pangsa pasar ritel Indonesia tidak akan berkurang
sehingga mendorong ekspansi berbagai jenis perusahaan ritel melalui penambahan
3
Goods/ FMCG), terutama makanan dan minuman masih menjadi pendorong
utama permintaan industri ritel. Namun dibalik pertumbuhan pangsa pasar ritel
yang terlihat pada Gambar 1.2, terdapat persaingan kuat antara pasar tradisional
dengan pasar modern.
Sumber : www.bankmandiri.co.id, diakses 13/02/2013, 15:10
GAMBAR 1.2
INDONESIA SHARE OF TRADE 2002-2011 (%)
Berdasarkan data Aprindo, pasar modern di Indonesia tumbuh 31,4% per
tahun, sedangkan pasar tradisional malah menurun 8% setiap tahun. Persaingan
ekonomi modern dengan tradisional menyebabkan kesenjangan antara sektor
industri besar dengan perdagangan dan pertanian tingkat kecil. Pasar tradisional
semakin kalah bersaing bahkan hampir mengalami kehancuran. Seperti tampak
pada Gambar 1.2, pertumbuhan pasar tradisional semakin menurun. Hal ini
berbanding terbalik dengan pertumbuhan minimarket yang setiap tahun
mengalami kenaikan.
Hasil riset yang dilakukan oleh Frontier Consulting Group menunjukan
Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 237 juta jiwa dengan total konsumsi
sekitar Rp 3.600 triliun merupakan pasar potensial bagi bisnis ritel modern.
sudah mulai bergeser, dari berbelanja di pasar tradisional menuju ritel modern.
Gambar 1.3 menunjukan pertumbuhan persentase penduduk yang berbelanja di
retail modern. Tahun 2012 mengalami peningkatan yang signifikan di berbagai
jenis barang. Hal ini menunjukan bahwa konsumen pasar tradisional semakin
berkurang seiring bertambahnya konsumsi penduduk pada retail modern.
Sumber: www.frontier.co.id, diakses 17/02/2012, 20:45
GAMBAR 1.3
PRESENTASE PENDUDUK YANG BERBELANJA DI RETAIL MODERN BERDASARKAN BARANG KEBUTUHAN
Gambar 1.3 menunjukan komoditas yang mengalami peningkatan
pertumbuhan persentase penduduk yang berbelanja di retail modern tertinggi
adalah komoditas obat-obatan/ multivitamin sebesar 20,3 %. Komoditas yang
mengalami peningkatan tertinggi kedua adalah komoditas sembako yang
mengalami pergeseran sebesar 8,6 %. Hal ini mengindikasikan bahwa pedagang
pasar tradisonal pada komoditas obat-obatan dan sembako mengalami penurunan
hasil penjualan terbesar dibandingkan komoditas lainnya.
Pulau Jawa menjadi penyumbang revenue terbesar sebagian besar
perusahaan ritel modern di Indonesia. Gambar 1.4 menunjukan ada sekitar 78%
jumlah gerai ritel modern berlokasi di Pulau Jawa, seiring dengan konsentrasi
5
Sumber : www.bankmandiri.co.id, diakses 13/02/2013, 15:10
GAMBAR 1.4
DISTRIBUSI TOKO RITEL MODERN DI INDONESIA BERDASARKAN WILAYAH (2012)
Hasil pengumpulan data perkembangan pasar tradisional dan modern oleh
Bank Indonesia menunjukan jumlah pasar modern beberapa kabupaten/ kota di
Jawa Barat lebih banyak dibandingkan pasar tradisional, seperti di Kabupaten
Bandung, Kota Sukabumi, Kota Bogor, Kota Depok, dan Kota Cimahi.
(Sumber : www.bi.go.id, diakses 13/02/2013, 17:08). Hal ini menunjukan
pertumbuhan pasar tradisional di lima wilayah tersebut kalah bersaing dengan
retail modern.
Kota Cimahi merupakan kota yang memiliki jumlah pasar tradisional yang
cukup, bila dibandingkan Depok, Kabupaten Bandung, Sukabumi dan Bogor.
Terdapat 17 pasar tradisional di Sukabumi, 13 pasar tradisional di Bogor, 12 pasar
tradisional di Cimahi, 11 pasar tradisional di Depok serta 9 pasar tradisional di Kab.
Bandung. Kota Cimahi memiliki 12 pasar tradisional yang seharusnya menjadi
andalan kota demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat daerah. Data
selengkapnya mengenai pasar tradisional di Kota Cimahi dapat terlihat pada Tabel
TABEL 1.2
PASAR TRADISIONAL DI KOTA CIMAHI
No Nama Pasar Alamat Jumlah
Kios
Jumlah Los Milik Pemerintah
1 Pasar Atas Jl. Pasar Atas 422 297
2 Pasar Cimindi Jl. Lewi Gajah 251 123
Milik Swasta
1 Pasar Pasir Kumeli Jl. Pasi Kumeli 44
2 Pasar Citeureup Jl. Sangkuriang 210
3 Pasar Antri Baru Jl. Sriwijaya 1.407 658
4 Pasar Baros Jl. Baros 35 68
5 Pasar Rancabentang Jl. Rancabentang 45 32
6 Pasar Rancabali Jl. Rancabali 96
7 Pasar Tagog Jl. Tagog
8 Pasar Puri Cipageran Jl. Perum Cipageran
9 Pasar Atas Baru Jl. Kol Masturi 428 96
10 Pasar Melong Jl. Sambi Sari
Sumber : http://cimahikota.go.id, diakses 13/02/2013, 16:30
Diantara seluruh pasar, terdapat dua pasar tradisional yang merupakan
pasar milik Pemerintah Kota Cimahi dan dikelola langsung oleh pemerintah
daerah, yaitu Pasar Atas dan Pasar Cimindi. Sedangkan pasar lainnya merupakan
kepemilikan swasta. Data dalam Tabel 1.2 menunjukan bahwa Pasar Atas
memiliki kios yang lebih banyak dibandingkan Pasar Cimindi. Hal ini dapat
diartikan Pasar Atas paling banyak menopang jumlah pedagang di Kota Cimahi.
Keberadaan pasar tradisional yang dikelola oleh pemerintah daerah disamping
sebagai salah satu penunjang perekonomian daerah, juga sebagai penunjang
peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari penerimaan retribusi pasar.
Pasar Atas dapat di simpulkan sebagai pasar milik pemerintah yang
memberikan pendapatan daerah terbanyak sehingga keberadaan pasar ini menjadi
bagian penting bagi pertumbuhan Kota Cimahi. Upaya pembangunan Kota
7
Dinas Pasar Atas Cimahi mencatat komposisi kios di Pasar Atas
berdasarkan ukuran terdiri atas;
TABEL 1.3
KOMPOSISI KIOS PASAR ATTAS CIMAHI
Kios Jumlah
Ukuran 3x3m 79 lokal
Ukuran 3x2m 288 lokal
Ukuran 2x2m 54 lokal
Total 421 lokal
Sumber Dinas Pasar Atas Cimahi
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 11 Februari 2013 terhadap
salah satu pengurus kantor Pasar Atas Cimahi, Bapak Ambas Sodikin selaku
Kepala Bidang Retribusi, kondisi Pasar Atas sedang mengalami penurunan. Ia
telah sering mendengar para pedagang mengeluhkan penurunan keberhasilan
usaha. Berdasarkan perkiraannya, sekitar tahun 1996-2008 daya beli masyarakat
tinggi sehingga jumlah konsumen Pasar Atas tinggi. Namun disebabkan oleh
kemunculan pasar-pasar modern yang terlalu berdekatan dengan Pasar Atas
membuat jumlah pembeli semakin menurun. Hal ini terlihat dari jumlah pembeli
yang hanya ramai di pagi hari saja. Padahal hal ini merugikan penduduk Kota
Cimahi sendiri karena konsumsi yang mereka keluarkan untuk berbelanja di pasar
modern hanya menguntungkan pemilik perusahaan swasta tanpa meningkatkan
pendapatan daerah yang tinggi.
Pendapatan daerah ini dapat diperoleh dari sumbangan retribusi para
pedagang pasar tradisional setiap hari yang terdiri dari ;
Biaya retribusi dari keseluruhan pedagang dapat mencapai Rp. 1.273.000/
hari. Hal ini menunjukkan jumlah retribusi yang disumbangkan oleh para
pedagang untuk Pemerintah Kota Cimahi dalam satu tahun dapat mencapai Rp.
38.190.000/ bulan.
Barang dagangan yang dijual di Pasar Atas terdiri dari beraneka ragam
jenis. Setiap pedagang memiliki satu jenis komoditi utama. Tabel 1.3
menunjukkan komposisi jumlah pedagang Pasar Atas. Jumlah pedagang
per-komoditi usaha dapat terdiri dari satu lahan kios, dua lahan kios ataupun lebih.
Sebagian kecil dari para pedagang tersebut memiliki lebih dari dua lahan kios
yang salah satunya dijadikan tempat penyimpanan persediaan barang. Jumlah
terbesar yang mendominasi populasi pedagang di Pasar Atas adalah pedagang
sayuran. Pedagang sembako mendominasi kedua setelah jumlah pedagang
sayuran.
TABEL 1.3
KOMPOSISI JUMLAH PEDAGANG PASAR ATAS CIMAHI Klasifikasi
Sayuran Kentang, sawi, tomat, sawi, dll. 72
Daging Ayam, sapi, domba dll. 30
Ikan Ikan tawar, ikan laut, asin, pindang dll. 17 Sembako Beras, minyak kelapa, gula, terigu, dll. 59 Buah-buahan Jambu, jeruk, pisang, bengkuang, mangga, dll. 16 Bahan Pembuat
Kue Maizena,mentega, pengembang kue dll. 10
Makanan Ringan Kue basah, snack, kue kering dll. 37
Makanan Jadi Ketupat, bakso, nasi dll. 16
Barang tahan lama (durable goods)
Peralatan Rumah Tangga
Piring, gelas, sendok, mangkok, panci, kompor,
wajan, ember, dll 7
Obat Obat, kosmetik, jamu dll. 7
Pakaian Baju, celana, kerudung, dll. 16
9
Klasifikasi
Produk Komoditi Jenis Komoditi Jumlah
Lain-Lain Plastik, aksesoris, ATK dll. 5
Jasa Servis alat
elektronik Jasa servis setrika, TV, DVD dll. 3
Jumlah keseluruhan pedagang 297
Sumber : Data Dinas Pasar Atas Cimahi, 2013
Sejalan dengan pernyataan Kepala Bidang Retribusi (Ambas Sodikin)
mengenai penurunan keberhasilan usaha para pedagang, data Asosiasi Pedagang
Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) dapat memperkuat pernyataan tersebut. APPSI
mencatat sekitar 80% pasar tradisional secara nasional berada dalam kondisi tidak
sehat. Sekjen APPSI, Ngadiran mengatakan pedagang pasar tradisional semakin
terpuruk karena kondisi usaha yang tidak lagi menguntungkan. APPSI
memperkirakan omzet rata-rata pedagang pasar tradisional merata secara nasional
turun lebih dari 50% per Mei 2012. (Sumber : www.bisnis.com, diakses
17/02/2013, 21:40).
Penulis juga melakukan survei pra-penelitian pada tanggal 11-17
Februari 2013 terhadap 30 pedagang berkaitan masalah yang dihadapi para
pedagang Pasar Atas secara langsung. Hasil pra-penelitian menunjukkan hanya
30% pedagang yang mengalami peningkatan hasil penjualan dan laba. Sisanya
50% mengalami penurunan dan 20% mendapatkan hasil penjualan dan laba yang
relatif sama. Peningkatan hasil penjualan dan laba yang hanya terjadi pada 30%
pedagang perlu diwaspasdai mengingat terdapat 70% yang dapat dikatakan
Tabel 1.4 dapat menunjukkan pertumbuhan rata-rata hasil penjualan
pedagang berdasarkan komoditi usaha. Rata-rata hasil penjualan ini dapat
dijadikan salah satu faktor keberhasilan usaha para pedagang.
TABEL 1. 4
PERTUMBUHAN HASIL PENJUALAN DAN LABA PEDAGANG BERDASARKAN KOMODITI Komoditi
Pertumbuhan Hasil
Penjualan Pertumbuhan Laba
2010-2011 2011-2012 2010-2011 2011-2012
Daging +54.000.000 -63.000.000 +3.600.000 -1.440.000
Ikan +36.000.000 +72.000.000 +1.440.000 +1.440.000
Makanan Ringan 0 +18.000.000 +2.700.000 +1.710.000
Obat -180.000.000 -360.000.000 -9.000.000 -3.600.000
Pakaian +54.000.000 +54.000.000 +7.200.000 +5.400.000
Alat rumah
tangga -540.00.000 -72.000.000 -1.260.000 -6.300.000
Sayuran +8.307.692 -8.307.692 +1.440.000 -7.504.615
Sembako -64.800.000 -108.000.000 -4.592.000 -6.512.000 Sumber : Hasil pra-penelitian 11-17 Februari 2013
Pedagang obat merupakan pedagang yang mengalami penurunan hasil
penjualan terbesar di tahun 2010-2012. Pedagang sembako menempati urutan
kedua penurunan terbesar di tahun 2010-2012. Tahun 2010-2011 menunjukan
pedagang alat rumah tangga menjadi ketiga penrunan terbesar, sedangkan
pedagang sayuran ketiga penurunan terbesar di tahun 2011-2012. Selain itu,
sejalan dengan Gambar 1.3, sembako juga merupakan komoditi kedua terbesar
yang mengalami penggeseran perilaku konsumen berbelanja dari pasar tradisional
menuju retail modern. Hal ini menunjukkan bahwa pedagang sembako merupakan
salah satu komoditi yang mengalami krisis terbesar dalam penurunan hasil
11
Bila digambarkan dalam grafik, maka Gambar 1.5 dapat memperlihatkan
terjadinya penurunan signfikan hasil penjualan pedagang sembako dari tahun
2010 sampai tahun 2012. Hasil penjualan pedagang sembako tahun 2010 sebesar
Rp. 1.807.200.000, Rp. 1.742.400.000 di tahun 2011 dan Rp. 1.634.400.000 pada
tahun 2012.
Sumber : Hasil pra-penelitian 11-17 Februari 2013
GAMBAR 1.5
RATA-RATA HASIL PENJUALAN PEDAGANG SEMBAKO PASAR ATAS (2010-2012)
Para pedagang sembako juga mengungkapkan terjadinya penurunan laba
yang diperoleh. Gambar 1.6 dapat menunjukkan terjadinya penurunan rata-rata
perolehan laba yang signifikan, Rp. 105.984.000 pada tahun 2010, sebesar
Rp101.192.000 di tahun 2011 dan menurun Rp 94.680.000 di tahun 2012.
Sumber : Hasil pra-penelitian 11-17 Februari 2013
GAMBAR 1.6
RATA-RATA PEROLEHAN LABA
Kondisi Pasar Atas semakin mengalami penurunan hasil penjualan dan
laba yang diperoleh. Hal ini dikarenakan sulitnya bersaing dengan pasar modern
yang berdekatan dengannya. Salah satu pasar modern terdekat dari Pasar Atas
adalah Ramayana Departement Store, gerai-gerai Alfamart dan SB Mart yang
hanya berjarak 500 meter. Selain itu terdapat pesaing lain bagi Pasar Atas, yakni
pasar tradisional lainnya, pedagang sayuran keliling dan semakin banyaknya pasar
kaget hari Minggu serta pedagang kecil yang tidak memiliki izin. Seluruh pesaing
membuat pangsa pasar bagi pedagang Pasar Atas semakin sempit. Bila kondisi
penurunan pedagang sembako ini terus dibiarkan, maka tingkat keberhasilan
usaha pedagang Pasar Atas akan semakin menurun drastis. Terlebih dengan
sedang dibangunnya pasar semi modern yang berada di samping Pasar Atas, yang
akan memakai nama Pasar Atas Baru. Keberadaan Pasar Atas Baru akan semakin
mengancam keberhasilan usaha para pedagang Pasar Atas.
Masalah tersebut harus dapat datasi. Hal ini dikarenakan dampak masalah
keberhasilan usaha pada pedagang tradisional akan berdampak negatif terhadap
kesejahteraan pedagang dan pendapatan daerah kota Cimahi. Langkah awal dalam
menghadapi masalah tersebut dapat dilakukan dengan menemukan penyebab
masalahnya. Berdasarkan hal tersebut, maka harus diketahui faktor-faktor yang
berpengaruh pada keberhasilan usaha, terutama pada usaha kecil dan menengah.
Lee dan Tsang dalam Endi Sarwoko, Surachman, Armanu dan Djumilah
(2013:33) mendefinisikan keberhasilan usaha sebagai persepsi pemilik atau
manajer tentang pencapaian dibandingkan dengan tujuan yang ingin dicapai.
13
Meredith dalam Deborah, MavDougall dan Pelham (2008:369) adalah nilai-nilai
kewirausahaan, EQ (Emotional Quotion/ Kecerdasan Emosi) dan membangun
hubungan kinerja bisnis.
Setelah mengetahui ketiga faktor menurut Kotey dan Meredith, ada satu
faktor unik yang menjadi modal utama bagi pengusaha kecil. Suhairi dalam Mujib
(2010:15) menyatakan nilai kewirausahaan adalah salah satu sumber yang unik
yang dimiliki sebuah perusahaan skala kecil dan menengah. Sumber unik tersebut
dapat menjadi pendorong keberhasilan usaha. Nilai-nilai kewirausahaan
merupakan nilai-nilai kepribadian yang melekat pada diri seseorang pemilik yang
sekaligus juga pimpinan dari sebuah perusahaan. Sejalan dengan Suhairi,
Brockhaus di Jean Lee ( 1999:1 ) sepakat bahwa nilai-nilai mungkin merupakan
cara yang efektif untuk membedakan pengusaha sukses dari populasi umum.
Sementara Endang Mulyani (2010:23) mendefinisikan nilai-nilai
kewirausahaan yaitu karakteristik yang dapat digunakannya dalam bersosialisasi
dan berinteraksi dengan lingkungan. Ada enam nilai pokok yang penting dalam
kewirausahaan seperti yang disebutkan Endang Mulyani (2010:11) yang
menunjukan enam nilai pokok kewirasuahaan, yaitu mandiri, kreatif, berani
mengambil resiko, berorientasi pada tindakan, kepemimpinan dan kerja keras.
Setelah mengenali faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan usaha,
selanjutnya penting untuk mengetahui potensi yang dimiliki para pedagang
sebagai faktor yang dapat mendorong keberhasilan usaha. Berdasarkan hasil
wawancara terhadap Kepala Bidang Retribusi (Ambas Sodikin) 22 Juni 2013, para
yang tinggi terhadap uang dan hasil penjualan, tekun, percaya diri, mandiri,
bekerja keras, tidak takut rugi, namun memiliki kelemahan dalam kedisiplinan
menjaga kebersihan. Kepribadian tersebut lebih dominan dimiliki para pedagang
dibandingkan kemampuan manajerial, kemampuan pemasaran, modal dan faktor
lainnya sehingga hal tersebut dapat digunakan sebagai solusi bagi para pedagang
dalam meningkatkan keberhasilan usaha.
Penurunan keberhasilan usaha pedagang sembako jika dibiarkan maka
akan semakin merosot dibandingkan dengan pedagang-pedagang komoditas usaha
lain. Lebih lanjut, penurunan keberhasilan usaha pedagang terutama pedagang
sembako jika dibiarkan bukan tidak mungkin dapat membuat Pasar Atas Cimahi
menambah deretan pasar tradisional yang tingkat operasinya ikut menurun dan
cenderung menuju berhenti beroperasi. Jika hal tersebut terjadi, maka sumbangan
retribusi pedagang yang dapat mencapai Rp. 3.8190.000/ bulan kepada
Pemerintah Kota Cimahi akan menurun dan sebanyak 297 pedagang beserta para
pegawai akan kehilangan mata pencarian. Berdasarkan seluruh paparan, maka
perlu dilakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Nilai-Nilai Kewirausahaan
terhadap Keberhasilan Usaha Pedagang Pasar Tradisional” dengan studi
kasus pada Pedagang Sembako Pasar Atas Cimahi.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka masalah
penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut:
15
semakin inovatif dan digemari konsumen membuat eksistensi pasar tradisional terancam. Persaingan ini akan berpengaruh pada keberhasilan usaha pedagang pasar tradisional. Modal yang dimiliki para pedagang tradisional untuk mempertahankan keberhasilan usaha salah satunya adalah nilai-nilai kewirausahaan. Nilai kewirausahaan merupakan sumber unik yang dimiliki Usaha Kecil Menengah (UKM) seperti pedagang pasar tradisional.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian identifikasi masalah, dapat dirumuskan beberapa
masalah yang akan diteliti sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran nilai-nilai kewirausahaan pedagang pasar tradisional
2. Bagaimana gambaran keberhasilan usaha pedagang pasar tradisional
3. Bagaimana pengaruh nilai-nilai kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha
pedagang pasar tradisional
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memperoleh temuan mengenai nilai-nilai kewirausahaan pedagang pasar
tradisional.
2. Untuk memperoleh temuan mengenai keberhasilan usaha pedagang pasar
tradisional.
3. Untuk memperoleh temuan mengenai pengaruh nilai-nilai kewirausahaan
terhadap keberhasilan usaha pedagang pasar tradisional.
1.5 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik dari segi
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis
(keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu kewirausahaan, yang
menghubungkan nilai-nilai kewirausahaan dengan keberhasilan usaha.
2. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek
praktis (guna laksana) yaitu untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi
perkembangan Usaha Kecil dan Menengah terutama pedagang pasar tradisional
agar dapat mencapai keberhasilan usaha yang maksimal dengan nilai-nilai
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu kewirausahaan khususnya
mengenai pengaruh nilai-nilai kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha.
Adapun yang menjadi objek penelitian adalah tanggapan pedagang sembako Pasar
Atas Cimahi mengenai nilai-nilai kewirausahaan (variabel X) yang meliputi
mandiri, kreatif, berani mengambil resiko, berorientasi pada tindakan,
kepemimpinan dan kerja keras. Kemudian yang menjadi variabel terikat adalah
tanggapan pedagang sembako Pasar Atas Cimahi mengenai keberhasilan usaha
yang terdiri dari pertumbuhan penjualan, pertumbuhan aset usaha dan
pertumbuhan laba.
Pada penelitian ini, objek yang dijadikan responden adalah para pedagang
sembako salah satu pasar tradisional di Kota Cimahi, yaitu Pasar Atas. Oleh
karena itu, akan diteliti pengaruh nilai-nilai kewirausahaan terhadap keberhasilan
usaha pedagang sembako di Pasar Atas Kota Cimahi. Penelitian ini dilakukan
pada kurun waktu kurang dari satu tahun, maka menurut Husein Umar (2008:45)
metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional method, yaitu metode
penelitian dengan cara mempelajari objek dalam kurun waktu tertentu (tidak
berkesinambungan dalam jangka waktu panjang) dalam penelitian yang
menggunakan metode ini, informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung
di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari
3.2 Jenis dan Metode Penelitian 3.2.1 Jenis Penelitian
Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Pengertian penelitian
deskriptif dan penelitian verifikatif menurut Suharsimi Arikunto (2010:8).
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh deskriptif tentang ciri-ciri variabel. Sedangkan sifat penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan.
Penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh deskripsi atau
gambaran mengenai nilai-nilai kewirausahaan dan keberhasilan usaha. Sedangkan
penelitian verifikatif bertujuan adanya perhitungan mengenai pengaruh nilai-nilai
kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha.
3.2.2 Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan
melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitian yang digunakan
adalah metode eksplanatory survey yaitu metode survei untuk menjelaskan
hubungan antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.
3.2.3 Operasionalisasi Variabel membentuk karakter dan perilaku seseorang yang selalu kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha
Mandiri Tingkat percaya pada
68
Tingkat kepuasan atas hasil dari usaha sendri
Interval 5
Kreatif Tingkat kreatifitas
dalam melakukan sesuatu/ gagasan yang baru yang memiliki resiko moderat
Variabel Indikator Ukuran Skala Item
tindakan dalam melihat peluang
Tingkat inisiatif untuk bertindak saran bagi perbaikan diri
Interval 25
Kerja keras Tingkat keuletan
70
Keberhasilan usaha (Y), yaitu keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuannya (Lee dan Tsang, dalam Endi Sarwoko, Surachman, Armanu dan Djumilah, 2013: 33)
Pertumbuhan penjualan Tingkat pertumbuhan penjualan
Interval 31
Pertumbuhan aset usaha Tingkat pertumbuhan aset usaha
Interval 32
Pertumbuhan Laba Tingkat pertumbuhan laba
Interval 33
Sumber: diolah dari berbagai sumber
3.2.4. Jenis dan Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data yang diperoleh (Suharsimi
Arikunto, 2006:129). Berdasarkan jenis dan sumbernya dibedakan menjadi dua
yaitu data primer dan sekunder. Asep Hermawan (2006:168) mengatakan bahwa
data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk
menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian
eksploratif, deskriptif maupun kausal dengan menggunakan metode pengumpulan
data beberapa survei ataupun observasi. Sedangkan data Sekunder adalah struktur
data historis mengenai variabel-variabel yang telah dikumpulkan dan dihimpun
sebelumnya oleh pihak lain. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu
data primer dan data sekunder. Untuk mengetahui jenis dan sumber data yang
digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:
TABEL 3.2
JENIS DAN SUMBER DATA
Data Jenis
Data Jenis
Data Sumber Data
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2009-2013
Sekunder BPS, data diolah
Laju pertumbuhan PDB menurut pengeluaran (%)
Sekunder www.bps.go.id, diakses 13/02/2013, 14:52
Indonesia share of trade 2002-2011 (%)
Sekunder www.bankmandiri.co.id, diakses 13/02/2013, 15:10
Presentase Penduduk Yang Berbelanja Di Retail Modern Berdasarkan Barang Kebutuhan
Sekunder www.frontier.co.id, diakses 17/02/2012, 20:45
Distribusi toko retail modern di Indonesia berdasarkan wilayah
Sekunder www.bankmandiri.co.id, diakses 13/02/2013, 15:10
Pasar tradisional di Kota Cimahi Sekunder http://cimahikota.go.id, diakses 13/02/2013, 16:30
Komposisi jumlah pedagang Pasar Atas Cimahi
Sekunder Data Dinas Pasar Atas Cimahi
Pertumbuhan rata-rata volume
Sumber: berdasarkan hasil pengolahan data
3.2.5 Populasi dan Sampel 3.2.5.1 Populasi
Dalam mengumpulkan data dan menganalisis suatu data, langkah yang
sangat penting adalah menentukan populasi terlebih dahulu. Populasi
merupakan sekelompok objek yang yang dapat dijadikan sumber penelitian.
72
terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai
populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran yaitu
populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi apabila dalam
sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk
populasi sasaran yang telah di tentukan. Berdasarkan pengertian populasi, maka
yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pedagang sembako di Pasar
Atas Cimahi. Terdapat 59 populasi pedagang sembako di Pasar Atas Cimahi.
3.2.5.2 Sampel
Suharsimi Arikunto (2010:131) menyatakan “Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti”. Agar memperoleh sampel yang representatif dari
populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang
yang sama untuk menjadi sampel. Dalam penelitian ini tidak mungkin semua
populasi dapat penulis teliti, hal ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya:
1. Keterbatasan biaya
2. Keterbatasan tenaga
3. Keterbatasan waktu yang tersedia.
Maka dari itulah peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek
populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili
yang lain yang tidak diteliti. Sugiyono (2013:62) menyatakan:
untuk populasi, untuk itu sampel dari populasi harus benar-benar representatif (mewakili).
Kriteria sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah pedagang Pasar
Atas yang menjual sembako sebagai komoditas utama. Jumlah pedagang sembako
adalah 59 orang. Adapun alasan pemilihan pedagang sembako sebagai sampel
dikarenakan alasan mendesak bahwa pedagang sembako harus mendapatkan
perhatian yang lebih dibandingkan pedagang dengan jenis komoditas usaha lain,
seperti telah dijelaskan pada latar belakang penelitian.
3.2.5.3 Teknik Sampling
Teknik sampling menurut Sugiyono (2013:62) adalah “merupakan teknik
pengambilan sampel”. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian.
Menurut Sugiyono (2013: 62) dijelaskan bahwa Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan yaitu teknik sampling probability dan non probability.
Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan merupakan sampel jenuh
sehingga teknik penarikan sampelnya dengan menggunakan seluruh populasi
sebagai sampel. Suharsimi Arikunto (2009:62) mengemukakan pendapatnya
sebagai berikut : “Sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100,
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10%-15% atau 20%-25%”.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka sampel yang diambil sebanyak 59
74
3.2.6 Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang dikumpulkan dalam melaksanakan penelitian ini
meliputi:
1. Observasi
Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan
pengamatan yaitu kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indera. Pada penelitian ini, teknik observasi yang
dilakukan adalah teknik observasi partisipatif dimana pengamat terlibat
langsung pada kegiatan. Pengamatan dan peninjauan langsung terhadap objek
yang diteliti, yaitu pada pedagang Pasar Atas Cimahi berkaitan perihal
masalah yang dihadapi pedagang Pasar Atas, terutama pedagang sembako.
2. Studi literatur, yaitu mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan
teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan variabel yang diteliti yang
terdiri dari nilai-nilai kewirausahaan dengan keberhasilan usaha. Studi
literatur penelitian ini didapatkan dari berbagai sumber yaitu:
a. Perpustakaan, yaitu Perpustakaan UPI, UNPAD, IM Telkom dan UTAMA
b. Skripsi
c. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
d. Media Elektronik (Internet).
3. Wawancara, sebagai cara untuk memperoleh data yang dibutuhkan langsung
dari sumber yang bersangkutan. Wawancara dilakukan terhadap petugas dinas
4. Kuesioner/ angket dilakukan dengan menyebarkan seperangkat daftar
pertanyaan tertulis kepada responden dengan harapan mereka akan
memberikan tanggapan terhadap daftar pertanyan tersebut.
3.2.7 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.2.7.1 Hasil Pengujian Validitas
Sugiyono (2013:348) menyatakan “Instrumen yang valid berarti alat ukur
yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur”.
Suharsimi Arikunto (2010:168) mengemukakan bahwa:
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berati memiliki validitas yang rendah.
Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product
moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }
(Sugiyono, 2013:228)
Keterangan :
r = Koefisien validitas item yang dicari
X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item
Y = Skor total
= Jumlah skor dalam distribusi X = Jumlah skor dalam distribusi Y
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden
76
1. Jika rhitung > rtabel dengan tingkat kesalahan 5% maka item pertanyaan
dikatakan valid.
2. Jika rhitung rtabel dengan tingkat kesalahan 5% maka item pertanyaan
dikatakan tidak valid.
Tingkat kesalahan seringkali disebut tingkat keyakinan (α) menurut Furqon
(2011:170) menunjukan peluang munculnya nilai sampel jika hipotesis nol itu
benar. Dengan demikian, α = 0,05 mengatakan bahwa jika hipotesis nol benar
maka peluang memperoleh nilai sampel (nilai yang didapat) adalah 5 5, atau 5 dati
100 kali penelitian (eksperimen).
Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini
adalah teknik korelasional biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang
divalidasikan dengan skor-skor tes tolok ukurnya dari peserta yang sama.
Penelitian ini menguji validitas setiap instrumen dalam variabel yang diteliti yaitu
variabel nilai-nilai kewirausahaan dan keberhasilan usaha. Peneliti menguji
validitas per-butir soal berdasarkan operasionalisasi variabel yang diuji kepada 59
responden dengan hasil validitas sebagai berikut:
TABEL 3.3
1 Kepercayaan diri akan kemampuan diri sendiri dalam
menjalankan usaha 0,778 0,261 Valid
2 Memecahkan masalah dengan kemampuan sendiri 0,774 0,261 Valid 3 Keyakinan bahwa keberhasilan atau kegagalan,
tergantung dari usaha diri sendiri 0,835 0,261 Valid 4 Melakukan sesuatu tanpa menunggu perintah orang lain 0,824 0,261 Valid 5 Kepuasan dalam menjalankan usaha sendiri 0,848 0,261 Valid
2. Kreatif
No Pernyataan rhitung rtabel Ket.
menjadi sesuatu yang berguna
8 Kemampuan mengikuti perubahan situasi pasar 0,846 0,261 Valid 9 Senang menggunakan cara baru dalam menjalankan
usaha 0,865 0,261 Valid
10 Senang menampilkan sesuatu yang berbeda dan unik 0,792 0,261 Valid 3. Berani mengambil resiko
11 Senang berusaha dengan resiko yang tidak terlalu tinggi
dan tidak terlalu rendah 0,783 0,261 Valid 12 Keberanian menghadapi resiko barang jualan tidak laku 0,687 0,261 Valid 13 Senang melakukan pekerjaan yang menantang 0,628 0,261 Valid 14 Keberanian menghadapi semakin pesatnya persaingan
usaha 0,812 0,261 Valid
15 Keberanian menghadapi harga barang berubah
(naik/turun) mendadak 0,758 0,261 Valid
4. Berorientasi pada tindakan
16 Ketelitian dalam melihat peluang 0,880 0,261 Valid 17 Kemampuan bertindak sendiri, tanpa menunggu
diperintah orang lain 0,850 0,261 Valid
18 Kemampuan memanfaatkan sumber daya yang ada
untuk menunjang usaha 0,858 0,261 Valid
19 Ketekunan dalam menyelesaikan pekerjaan 0,893 0,261 Valid 20 Kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaan 0,819 0,261 Valid
5. Kepemimpinan
21 Kemampuan memimpin jalannya usaha 0,842 0,261 Valid 22 Kemampuan memberikan contoh berperilaku yang baik
kepada orang lain 0,824 0,261 Valid
23 Menjadi pelopor (orang yang pertama) dalam
melakukan sesuatu 0,728 0,261 Valid
24 Senang bergaul dan bersosialisasi dengan orang lain 0,781 0,261 Valid 25 Senang menerima saran dan kritik dari orang lain 0,695 0,261 Valid
6. Kerja keras
26 Keuletan dalam menjalankan kegiatan usaha 0,856 0,261 Valid 27 Kesungguhan dalam menyelesaikan tugas 0,913 0,261 Valid 28 Ketekunan dalam mengatasi hambatan 0,835 0,261 Valid 29 Rela membanting tulang dalam menjalankan kegiatan
usaha 0,890 0,261 Valid
30 Memaksimalkan kemampuan yang dimiliki dalam
menjalankan usaha 0,871 0,261 Valid
78
Berdasarkan Tabel 3.5, rtabel ditentukan derajat bebas (df) n-2 (59-2=57),
maka diperoleh nilai rtabel sebesar 0,261 dengan responden sebanyak 59 orang dan
tingkat signifikasi α = 0,05. Pengujian validitas pada variabel nilai-nilai
kewirausahaan menandakan semua butir soal valid. Butir soal yang memiliki nilai
tertinggi yaitu nomer 27 pada indikator kerja keras dengan skor 0,931 dan yang
terendah yaitu pada indikator berani mengambil resiko di nomer 13 dengan skor
0,628. Berikut adalah hasil uji validitas pada variabel keberhasilan usaha dengan
menggunakan SPSS 21.0 for windows dengan responden 59 orang dan tingkat
signifikasi α = 0,05.
TABEL 3.4
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL KEBERHASILAN USAHA
No Pernyataan rhitung rtabel Ket.
Keberhasilan Usaha (Y) 1. Pertumbuhan penjualan
31 Jumlah penjualan harian yang diperoleh 0,897 0,261 Valid 2. Pertumbuhan aset usaha
32 Keadaan harta hasil usaha 0,920 0,261 Valid 3. Pertumbuhan laba
33 Jumlah laba harian yang diperoleh 0,926 0,261 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data 2014 (Menggunakan SPSS 21.0 for Windows)
Berdasarkan Tabel 3.6, hasil pengujian validitas pada variabel
keberhasilan usaha menandakan semua butir soal valid. Butir soal yang memiliki
nilai tertinggi yaitu nomer 33 pada indikator pertumbuhan laba dengan skor 0,926
dan yang terendah yaitu pada indkator pertumbuhan penjualan di nomer 31
3.2.7.2 Hasil Pengujian Reliabilitas
Uji realibilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat
pengumpulan data yang digunakan. Realibitas menunjuk pada suatu pengertian
bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrument yang sudah
dipercaya, yang realibel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Suharsimi Arikunto (2010:178) menyatakan “Reliabilitas menunjuk pada
satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu”. Sedangkan menurut
Sugiyono (2013:348) “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan
data yang sama”.
Jika suatu instrumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan oleh
instrumen tersebut dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian
dilakukan dengan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari
reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal
bentuk uraian.
(Husein Umar, 2008:170)
Keterangan:
= Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal 2
t
s
= Deviasi standar total 280
Sedangkan rumus variansnya adalah:
(Husein Umar, 2008:172)
Keterangan: N = Jumlah sampel
n = Jumlah responden X = Nilai skor yang dipilih
= Nilai varians
Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :
3. Jika koefisian internal seluruh item rhitung > rtabel dengan tingkat
kesalahan 5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel.
4. Jika koefisian internal seluruh item rhitung rtabel dengan tingkat
kesalahan 5% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.
Sesuai dengan jumlah angket yang diuji kepada sebanyak 59 responden
dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) n-2 (59-2=57) maka
didapat nilai rtabel sebesar 0,261, maka didapatkan skor reliabilitas menggunakan
SPSS 21.0 for windows pada Tabel 3.7 berikut ini:
TABEL 3.5
HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS
No Variabel rhitung rtabel Keterangan
1 Nilai-nilai kewirausahaan 0,983 0,261 Reliabel 2 Keberhasilan usaha 0,960 0,261 Reliabel Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas pada Tabel 3.7, didapatkan hasil
bahwa kedua variabel yaitu nilai-nilai kewirausahaan dan keberhasilan usaha
memiliki instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan dalam analisis.
3.2.8 Rancangan Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Melakukan pengolahan data bertujuan untuk mengetahui hasil statistik dari
disusun oleh penulis berdasarkan variabel-variabel yang terdapat pada penelitian
ini yaitu mengenai pengaruh nilai-nilai kewirausahaan terhadap keberhasilan
usaha pedagang sembako Pasar Atas Cimahi.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan menganalisis
data adalah sebagai berikut :
1. Menyusun data
Mengecek kelengkapan identitas, serta mengecek kelengkapan data yang diisi
oleh responen
2. Menyeleksi data untuk memeriksa kebenaran data yang telah terkumpul
3. Tabulasi data
4. Pemberian skor (scoring) terhadap item-item
5. Menjumlahkan skor pada setiap item
6. Menyusun rangking skor pada setiap variabel penelitian
7. Menganalisis dan menafsirkan hasil perhitungan berdasarkan angka-angka
yang diperoleh dari perhitungan statistik.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengukuran dengan skala
semantic differential. Menurut Umar (2008:99) “Skala berusaha mengukur arti
suatu objek atau konsep bagi responden. Skala ini mengandung unsur evaluasi
(misalnya:bagus buruk, jujur tidak jujur), unsur potensi (aktif pasif, cepat
lambat)”.
Rentang dalam penelitian ini yaitu sebanyak 7 angka seperti pada Tabel
3.8 berikut ini:
TABEL 3.6
82
Alternatif
Jawaban Setuju / Tinggi/ Cepat/ Menigkat
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif dan verifikatif.
3.2.8.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif
Analisis deskriptif bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi
mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas. Menurut Uma
Sekaran (2009:158), analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan menjadi
mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi.
Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data yang bersifat
kualitatif serta digunakan untuk melihat faktor penyebab. Penelitian ini
menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan variabel-variabel
penelitian, antara lain:
1. Analisis deskriptif nilai-nilai kewirausahaan(X).
Variabel X terfokus pada penelitian terhadap nilai-nilai kewirausahaan yang
terdiri dari mandiri, kreatif, berani mengambil resiko, berorientasi pada
tindakan, kepemimpinan dan kerja keras.
2. Analisis deskriptif keberhasilan usaha(Y)
Variabel Y terfokus pada penelitian terhadap keberhasilan usaha yang meliputi
pertumbuhan penjualan, pertumbuhan aset usaha dan pertumbuhan laba. Untuk
dari 0% sampai 100%. Penafsiran pengolahan data berdasarkan batas-batas
disajikan pada Tabel 3.9 sebagai berikut:
TABEL 3.7
KRITERIA PENAFSIRAN HASIL PERHITUNGAN RESPONDEN
No Kriteria Penafsiran Keterangan
1 0% Tidak Seorangpun
2 1% - 25% Sebagian Kecil
3 26% - 49% Hampir Setengahnya
4 50% Setengahnya
5 51% - 75% Sebagian Besar
6 76% - 99% Hampir Seluruhnya
7 100% Seluruhnya
Sumber: Moch. Ali (1985:184)
3.2.8.2 Rancangan Analisis Verfikatif Menggunakan Regresi Linier Sederhana
Analisis verifikatif dipergunakan untuk menguji hipotesis dengan
menggunakan uji statistik dan menitik beratkan pada pengungkapan nilai-nilai
kewirausahaan variabel penelitian. Teknik analisis data yang dipergunakan untuk
mengetahui hubungan korelatif dalam penelitian ini yaitu teknik analisis regresi
linier sederhana. Analisis ini digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh
variabel bebas/ independent (X) nilai-nilai kewirausahaan yaitu mandiri, kreatif,
berani mengambil resiko, berorientasi pada tindakan, kepemimpinan dan kerja
keras, terhadap variabel terikat/ dependent (Y) yaitu keberhasilan usaha.
1. Asumsi Analisis Regresi a. Uji Asumsi Normalitas
Salah satu syarat untuk melakukan analisis regresi ialah normalitas. Salim
84
teoritis. Kata normal tidak diartikan sebagai kata-kata dalam bahasa inggris
normal yang berarti ordinary atau common namun merupakan suatu model
matematik yang menggambarkan penyebaran probabilitas dari pengamatan yang
tidak terbatas dan diukur terus menerus.
Data yang mengandung data ekstrim biasanya tidak memenuhi normalitas.
Jika sebaran data mengikuti sebaran normal, maka populasi dari mana data
diambil berdistribusi normal dan akan dianalisis menggunakan analisis prametik.
Furqon (2011:135) menyatakan distribusi normal memiliki empat karakteristik
yaitu :
1. Unimodal
Suatu distribusi normal tidak memiliki modus sama sekali, memiliki satu
modus atau memiliki lebih dari satu modus. Sifat unimodal (uni=satu dan
modal=modus) mengandung pengertian bahwa setiap distribusi normal selalu
memiliki modus dan hanya satu modus.
2. Simetrik
Suatu distribusi disebut simetrik jika setengah bagian dari distribusi itu sama
dan sebangun (identik) dengan setengah bagian lainnya.
3. Identik
Sebagian konsekuensi logis dari karakteristik unimodal dan simetrik, ketiga
ukuran gejala pusat (modus, median, dan rata-rata) distribusi normal selalu
sama besar (identik). Dengan kata lain, pada suatu distribusi normal, modus =
median = rata-rata.
Distribusi normal terbentuk dari perangkat data (skor) yang bersifat kontinu
dari mulai nilai yang tak hingga sampai dengan nilai yang tak hingga pula.
Oleh karena itu nilai yang terkecil dan terbesar pada suatu distribusi data
kontinu bersifat tak hingga, maka tidak ada satu daerah pun dibawah kurva
normal yang memiliki frekuensi (peluang) sama dengan nol. Berdasarkan
asumsi seperti itu, maka kurva distribusi normal tidak akan pernah menyentuh
absisnya.
Pada penelitian ini, untuk mendeteksi apakah data yang digunakan
berdistribusi normal atau tidak akan dilakukan dengan menggunakan Normal
Propability Port. Suatu model regresi memiliki data berdistribusi normal apabila
sebaran datanya terletak di sekitar garis diagonal pada Normal Propability Port
yaitu dari kiri bawah kanan atas. Pengujian kenormalan data juga dilakukan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnovyang diolah menggunakan SPPS.
Adapun uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:
Keterangan :
xi = Angka pada data
Z = Transformasi dari angka ke notasi pada distribusi normal
̅
Kriteria pengujian adalah jika signifikansi > 0,05 maka data dikatakan
berdistribusi normal. Gambar 3.1 memperhatikan normal Propability Port yang
digunakan untuk mendeteksi apakah data yang digunakan berdistribusi normal
86
GAMBAR 3.1
GARIS NORMAL PROPABILITY PORT b. Uji linieritas Data
Uji linieritas regresi variabel X atas variabel Y, dimaksudkan untuk
mengetahui kemungkinan adanya hubungan linear antara variabel X dan variabel
Y. Pengujian linearitas data dapat dibuktikan melalui test Ftest atau distribusi F.
Distribusi F menurut Furqon (2011:153) didefinisikan sebagai distribusi rasio
antara dua peubah acak chi-kuadrat yang independen yang masing-masing dibagi
oleh derajat kebebasannya. Hal yang perlu dipahami bahwa distribusi F
merupakan rasio antara dua peubah yang independen, masing-masing diambil dari
populasi yang berbeda derajat kebebasan masing-masing. Jadi, distribusi F
memiliki dua derajat kebebasan, derajat kebebasan (dk) pembilang dan derajat
kebebasan (dk) penyebut. Kurva distribusi F tidak simetrik.
Berdasarkan tabel ANOVA, dapat diketahui besarnya Fhitung melalui uji
ANOVA atau Ftest sedangkan besarnya Ftabel diperoleh dengan melihat tabel F
melalui DK pembilang (dk tuna cocok, k-2) dan dk penyebut (dk kesalahan, n-k)
dengan taraf kesalahan (a) = 0,05. Dengan kriteria, tolak hipotesis model regresi
Jika sebaliknya Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak Ha diterima artinya data linear.
Menurut Furqon (2011:198) rumus ANOVA adalah :
F (1; n-2) (1-α) = t2 (n-2) (1-α)
Keterangan :
t = Nilai distribusi tdengan derajat kebebasan dk = n – 2 n = Banyaknya sampel
α = Derajat kesalahan
2. Analisis Regresi Linear Sederhana
Menurut Albert Kurniawan (2010:43), regresi linear sederhana adalah
“Sebagai pengaruh antara 2 variabel saja, dimana terdiri dari variabel
independent/ bebas dan untuk membangun persamaan dan menggunakan
persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction)”.
Riduwan dan Sunarto (2012:293) menyatakan analisis regresi digunakan
untuk mengetahui bagaimana variabel dependen (terikat) dapat diprediksikan
(meramalkan) melalui variabel independen (bebas) secara parsial ataupun secara
bersama-sama (simultan). Adapun tujuan analisis regresi:
1. Membuat estimasi rata-rata dan nilai variabel dependen berdasarkan nilai
variabel independen
2. Menguji hipotesis karakteristik dependensi
3. Meramalkan nilai rata-rata variabel bebas dengan didasarkan pada nilai
variabel bebas di luar jangkauan sampel
Syarat-Syarat yang harus dipenuhi dalam regresi linier sederhana :
88
2. Koefisien regresi harus signifikan. Pengujian dilakukan dengan uji-t, yaitu jika
t-hitung > t-tabel
3. Keselarasan model regresi dapat diterangkan dengan menggunakan nilai r2
semakin besar, nilai tersebut, maka model semakin baik.
4. Terdapat hubungan linier antara variabel bebas dengan tak bebas
5. Data harus berdistribusi normal
6. Data berskala interval atau rasio
Menurut Sugiyono (2013:261) regresi sederhana didasarkan pada
hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen yaitu nilai-nilai
kewirausahaan dengan satu variabel dependen yaitu keberhasilan usaha.
Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :
Y = a + bX
(Sugiyono, 2013:261) Keterangan :
Y : Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan. a : Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b : Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan. X : Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Untuk dapat menemukan persamaan regresi, maka harus di hitung terlebih
dahulu harga a dan harga b. Cara menghitung harga a dan b dapat dihitung dengan
rumus :
Keterangan:
X : Nilai nilai-nilai kewirausahaan Y : Nilai taksiran keberhasilan usaha a : Konstanta
b : Koefisiensi regresi n : Banyaknya responden
X dikatakan mempengaruhi Y, jika berubahnya X akan menyebabkan
adanya perubahan nilai Y, artinya, naik turunnya X akan membuat nilai Y juga
naik turun, dengan demikian nilai Y ini akan bervariasi. Namun nilai Y bervariasi
tersebut tidak semata-mata disebabkan oleh X, karena masih ada faktor lain yang
menyebabkannya.
3. Analisis Korelasi
Tujuan perhitungan dengan menggunakan Analisi korelasi adalah untuk
mencari hubungan antara kedua variabel yang diteliti. Hubungan dua variabel
terdiri dari dua macam yaitu hubungan yang positif dan hubungan yang negatif.
Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan (penurunan) X pada
umumnya diikuti oleh kenaikan (penurunan) Y.
Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan
antara X dan Y disebut koefisien korelasi ( r ). Koefisien korelasi menurut Furqon
(2011:98) menunjukan derajat hubungan antara dua peubah.Besaran koefisien
korelasi menunjukan kuat atau lemahnya hubungan. Secara umum, dapat
dikatakan bahwa koefisien korelasi yang esar menunjukan hubungan yang kuat,
sebaliknya. Nilai koefisien korelasi paling sedikit -1 dan paling besar 1, artinya
jika: