Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF
(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh Intan Pertiwi
1000958
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN MODEL BERPIKIR INDUKTIF
DALAM PEMBELAJARAN MENGONVERSI
TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA
(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa
Kelas X Semester II SMA Negeri 2 Bandung
Tahun Ajaran 2013/2014)
Oleh Intan Pertiwi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Asaretkha Adjane 2012 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2012
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
INTAN PERTIWI
PENERAPAN MODEL BERPIKIR INDUKTIF DALAM PEMBELAJARAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA
(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I,
Dr. H. E. Kosasih, M.Pd. NIP 197304262002121001
Pembimbing II,
Rudi Adi Nugroho, M.Pd. NIP 198503012009121005
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR DIAGRAM ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Masalah ... 6
1. Identifikasi Masalah ... 6
2. Rumusan Masalah ... 7
3. Pemecahan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Struktur Penulisan Skripsi ... 9
BAB II ANEKDOT, DRAMA DAN MODEL BERPIKIR INDUKTIF ... 11
A. Ihwal Anekdot ... 11
1. Pengertian Anekdot ... 11
2. Karakteristik Anekdot... 12
3. Struktur Teks Anekdot ... 13
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Ihwal Naskah Drama ... 14
1. Pengertian Drama ... 14
2. Klasifikasi Drama ... 16
3. Jenis-Jenis Drama ... 17
4. Naskah Drama ... 22
4.1 Pengertian Naskah Drama ... 22
4.2 Sifat Naskah Drama ... 23
4.3 Struktur Naskah Drama ... 23
C. Ihwal Model Berpikir Induktif ... 33
D. Langkah-Langkah Menulis Drama Melalui Konversi Anekdot dengan Berbasis Model Pembelajara Berpikir Induktif ... 38
E. Kerangka Pemikiran ... 40
BAB III METODE PENELITIAN... 43
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 43
B. Metode Penelitian ... 45
C. Desain Penelitian ... 45
D. Prosedur Penelitian ... 47
E. Teknik Pengumpulan Data ... 49
F. Definisi Operasional ... 50
G. Instrumen Penelitian ... 51
H. Teknik Analisis Data ... 65
I. Pengolahan Data ... 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 69
A. Hasil Studi Pendahuluan ... 69
B. Hasil Penelitian Siklus 1 ... 70
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Pembahasan ... 155
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 165
A. Simpulan ... 165
B. Saran ... 166
DAFTAR PUSTAKA ... 167 LAMPIRAN
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
3.1 Aspek Penilaian Menulis Naskah Drama ... 54
3.2 Aspek Penilaian Mengonversi Teks Anekdot menjadi Naskah Drama ... 55
3.3 Kategori Penilaian Keterampilan Mengonversi Teks ... 58
3.4 Keterangan Aspek dan Kriteria Penilaian ... 58
3.5 Aspek Penilaian Aktivitas Guru ... 61
3.6 Aspek Penilaian Aktivitas Siswa ... 63
3.7 Klasifikasi Kategori Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap Materi ... 67
4.1 Nilai Hasil Mengonversi Teks Siklus 1 Penilai 1 ... 74
4.2 Nilai Hasil Mengonversi Teks Siklus 1 Penilai 2 ... 75
4.3 Nilai Hasil Mengonversi Teks Siklus 1 Penilai 3 ... 77
4.4 Nilai Akhir Mengonversi Teks Siklus 1 ... 78
4.5 Kategori Penilaian Keterampilan Siswa Siklus 1... 80
4.6 Kategori Sikap ... 82
4.7 Kategori Penilaian Sikap Siswa Siklus 1 ... 83
4.8 Hasil Penilaian Naskah 1 Kategori C Siklus 1 ... 89
4.9 Hasil Penilaian Naskah 2 Kategori C Siklus 1 ... 93
4.10 Hasil Penilaian Naskah 3 Kategori C Siklus 1 ... 95
4.11 Hasil Penilaian Naskah 1 Kategori D Siklus 1 ... 100
4.12 Hasil Penilaian Naskah 2 Kategori D Siklus 1 ... 102
4.13 Hasil Penilaian Naskah 3 Kategori D Siklus 1 ... 105
4.14 Hasil Pengamatan Penampilan Mengajar Siklus 1... 106
4.15 Hasil Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Siklus 1 ... 108
4.16 Hasil Catatan Lapangan Siklus 1 Observer 1 ... 109
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.18 Nilai Hasil Mengonversi Teks Siklus 2 Penilai 1 ... 114
4.19 Nilai Hasil Mengonversi Teks Siklus 2 Penilai 2 ... 115
4.20 Nilai Hasil Mengonversi Teks Siklus 2 Penilai 3 ... 117
4.21 Nilai Akhir Mengonversi Teks Siklus 2 ... 118
4.22 Kategori Penilaian Keterampilan Siswa Siklus 2... 120
4.23 Kategori Sikap ... 122
4.24 Kategori Penilaian Sikap Siswa Siklus 2 ... 123
4.25 Hasil Penilaian Naskah 1 Kategori A Siklus 2 ... 128
4.26 Hasil Penilaian Naskah 2 Kategori A Siklus 2 ... 132
4.27 Hasil Penilaian Naskah 1 Kategori B Siklus 2 ... 137
4.28 Hasil Penilaian Naskah 2 Kategori B Siklus 2 ... 141
4.29 Hasil Penilaian Naskah 1 Kategori C Siklus 2 ... 145
4.30 Hasil Penilaian Naskah 2 Kategori C Siklus 2 ... 148
4.31 Hasil Pengamatan Penampilan Mengajar Siklus 2... 149
4.32 Hasil Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Siklus 2 ... 151
4.33 Hasil Catatan Lapangan Siklus 2 Observer 1 ... 152
4.34 Hasil Catatan Lapangan Siklus 2 Observer 2 ... 152
4.35 Kategori Skor Siswa Setiap Siklus ... 159
4.36 Hasil Perolehan Skor Siswa dalam Skala Lima Setiap Siklus ... 160
4.37 Nilai Rata-Rata Siswa Setiap Siklus ... 161
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR DIAGRAM
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
2.1 Kaidah Anekdot ... 12
2.2 Karakteristik Anekdot ... 13
2.3 Struktur Piramidal Freytag ... 28
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR
INDUKTIF
(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Intan Pertiwi 1000958
Adanya permasalahan-permasalahan siswa di sekolah dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama merupakan latar belakang dari penelitian ini. Tujuannya adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama melalui penerapan model berpikir induktif. Data yang diperoleh ini bersumber dari observasi awal, wawancara, angket dan karya siswa. Narasumber yang dipilih pun berdasarkan sasaran materi pembelajaran mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama yakni siswa kelas 10. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Alasan pemilihan metode penelitian ini karena pembelajaran mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama dianggap lebih cocok menggunakan PTK karena membutuhkan latihan yang kontinu guna memperbaiki mutu siswa dalam mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama hingga siswa mendapatkan hasil yang maksimal.
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
INDUCTIVE THINKING MODEL APPLICATION IN LEARNING A DRAFT TEXT anecdotes convert DRAMA
(Classroom Action Research on Class X Students Semester II SMAN 2 Bandung Academic Year 2013/2014)
Intan Pertiwi 1000958
The existence of problems in the learning of students in the school to convert text into a play is anecdotal background of this research. The goal is to improve the learning process of converting text into a play anecdotes through the application of inductive logic model. The data obtained is derived from the initial observation, interviews, questionnaires and student work. Resource persons chosen target was based learning materials to convert text into a play that is anecdotal grade 10 students.
The study was conducted using action research methods class (TOD), namely action research conducted with the aim of improving the quality of classroom practice. The reasons for selecting this study because the learning method converts text into a play anecdotally considered more appropriate to use TOD as it requires continuous training in order to improve the quality of students in converting the text into a play anecdotes to students to get maximum results.
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan
berbahasa. Keterampilan berbahasa, khususnya menulis, adalah keterampilan produktif dengan output tulisan. Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Hal ini karena menulis bukanlah sekadar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur. Selain itu, minat membaca yang kurang pun akan memengaruhi siswa dalam mencari ide atau gagasan untuk dituangkan ke dalam tulisan mereka. Kondisi tersebut membuat keterampilan menulis paling sedikit diminati oleh siswa.
Di sekolah, menulis naskah drama kurang diminati. Bagi kebanyakan siswa, ketika mendengar istilah menulis atau mengarang mereka menganggap bahwa kegiatan menulis merupakan hal yang tidak menarik, menjemukan, dan menfrustasikan terutama dalam menulis karya sastra. Sejalan dengan hal itu, dalam artikelnya, Arif (2010) berpendapat bahwa menulis karya sastra, khususnya menulis naskah drama merupakan pekerjaan yang berat, membosankan, dan kurang diminati. Banyak ditemukan kendala dalam hal menulis, terutama menulis naskah drama. Hal tersebut diungkapkan lebih dalam oleh Kholifah (2010)
bahwa, kenyataan di lapangan siswa mengalami hambatan menulis naskah drama.
Dalam pembelajaran menulis naskah drama hambatan tersebut dapat
dikategorikan menjadi hambatan internal dan eksternal. Hambatan internal berupa
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terhadap pengetahuan awal siswa yang relevan dengan menulis naskah drama,
sedangkan hambatan eksternal berupa kurangnya mendayagunakan sarana-sarana
yang sudah ada dalam pembelajaran menulis naskah drama.
Hal serupa diungkapkan juga oleh Fadliyatis (2013), dewasa ini, pembelajaran naskah drama masih sangat kurang di tingkatan sekolah. Produktivitas naskah drama jauh dari kata cukup untuk anak seusia tingkatan sekolah. Kita melihat secara umum saja, produktivitas naskah semakin sedikit jika dibandingkan pada tahun 1990-an paling tidak.
Susilo (2010) mengungkapkan, pembelajaran sastra akhir-akhir ini dirasakan semakin menurun dan kurang greget, bahkan bisa dikatakan ada kemunduran. Dalam pembelajaran sastra, pembelajaran menulis naskah drama pada siswa sekolah masih kurang diminati siswa dibandingkan pembelajaran drama lainnya. Hal itu juga dipengaruhi oleh tingkat kesulitan yang dirasa sulit. Tingkat kesulitan tersebut yaitu tingkat pemahaman dan penghayatan naskah drama yang berupa dialog membutuhkan ketekunan. Pengenalan drama sejak dini dinilai sangatlah penting. Hal itu bertujuan untuk menumbuhkembangkan minat dan ketekunan siswa untuk mempelajari drama agar drama menjadi akrab pada diri mereka sehingga pembelajaran menuliskan naskah drama, performansi drama, dan kegiatan drama lainnya tidak mengalami kesulitan yang berarti dalam proses pembelajaran drama selanjutnya. Kurangnya minat dan ketekunan siswa dalam menulis naskah drama berpengaruh terhadap produk naskah drama yang semakin sedikit. Apalagi naskah drama untuk tingkatan remaja seusia anak sekolah.
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
naskah drama yang berupa dialog cukup sulit dan membutuhkan ketekunan yang lebih.
Di dalam kurikulum 2013, menulis naskah drama terlesap pada pembelajaran mengonversi teks anekdot yang diajarkan di kelas 10. Mengonversi di sini adalah mengubah bentuk teks anekdot monolog menjadi dialog-dialog dalam bentuk drama pendek. Namun, hal tersebut dirasa membingungkan siswa karena kita dihadapkan pada kurikulum baru yang penerapannya belum terealisasi secara maksimal, mengingat masih ada guru-guru yang merasa belum menguasai isi kurikulum 2013. Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di kelas 10 SMA Negeri 2 Bandung, peneliti mendapatkan fakta bahwa kebanyakan siswa merasa kesulitan menyerap langkah-langkah dalam memulai pembelajaran mengonversi. Jika menilik buku yang diterjunkan pemerintah, siswa masih gagap memahami wacana dan materi yang disajikan, karena dalam buku tersebut, tidak ada kejelasan langkah-langkah atau teknik mengonversi teks yang baik. Itulah yang juga menjadi penyebab siswa enggan membuat naskah drama dari hasil konversi anekdot. Selain dari faktor media berupa buku teks yang kurang mendukung kemampuan siswa, mereka juga mengungkapkan, penyampaian guru Bahasa Indonesia di kelas tentang materi mengonversi masih kurang dapat diterima siswa. Artinya, guru masih menggunakan cara lama dalam menerapkan kurikulum baru, sehingga siswa yang seharusnya tertarik dengan materi pelajaran dalam kurikulum baru, malah menjadikannya beban dan sebuah kesulitan tersendiri bagi dirinya. Hal inilah yang juga menimbulkan kurangnya minat siswa dalam menulis teks drama melalui konversi anekdot.
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama merupakan pembelajaran yang masih membingungkan siswa. Kita dihadapkan pada upaya dan kreativitas guru yang terbatas dalam mengoptimalkan pembelajaran mengonversi tersebut. Sebagai guru, Ibu Rahayu kesulitan memilah cara yang tepat dalam melakukan langkah-langkah mengonversi teks anekdot ke dalam teks lain, mengingat dalam buku pemerintah tidak dijelaskan secara detail tentang hal tersebut.
Adanya kemerosotan pembelajaran sastra terutama pembelajaran menulis naskah drama merupakan sebuah penyakit yang harus segera disembuhkan oleh para pendidik bangsa. Proses penyembuhan tersebut tak lepas dari peran guru dalam menyampaikan pembelajaran tersebut di sekolah. Ardiansyah (2012) mengungkapkan, proses pembelajaran sastra tentunya melibatkan guru sastra (dalam hal ini guru bahasa Indonesia) sebagai pihak yang mengajarkan sastra, dan siswa sebagai subjek yang belajar sastra. Dalam pembelajaran sastra ada suatu metode –sebagai suatu alternatif—yang menawarkan keefektifan kerja guru bahasa Indonesia. Jika berbicara masalah metode tidak dapat lepas dari masalah pendekatan atau ancangan yang menurunkan metode. Untuk selanjutnya, suatu metode ternyata akan menyarankan penggunaan teknik-teknik tertentu pula. Dengan demikian, secara hirarkis akan dikemukakan adanya tiga tataran, yaitu: pendekatan, metode dan teknik.
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hilda Taba (1996) dalam Joyce (2009:97) mengungkapkan, berpikir induktif sebenarnya merupakan bawaan sejak lahir dan keberadaannya sudah absah. Ia hadir sebagai suatu kerja revolusioner, mengingat sekolah-sekolah saat ini telah memutuskan untuk mengajar dalam corak yang tidak absah dan acap merongrong kapasitas bawaan sejak lahir.
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Joyce (2009), kami yakin bahwa siswa adalah konseptor yang alamiah. Manusia selalu melakukan konseptualisasi setiap saat, membandingkan dan membedakan objek, kejadian, dan emosi semua hal. Untuk memanfaatkan kecenderungan alamiah ini, kita harus berusaha menyusun lingkungan pembelajaran efektif dan memberikan tugas pada siswa utuk meningkatkan efektivitas mereka dengan sadar dalam mengembangkan keterampilan untuk menyelesaikan semua tugas ini. Selama bertahun-tahun, kami berusaha membuat beberapa pedoman dalam membentuk lingkungan dan membuat tugas-tugas yang memudahkan pembentukan konsep. Agar siswa menjadi lebih terampil dalam pembelajaran induktif, kita perlu menyesuaikan perilaku kita, membantu mereka menciptakan ligkungan dan tugas-tugas yang sesuai. Belajar bagaimana berpikir secara induktif merupakan tujuan yang sangat penting dan siswa perlu mempraktikannya, tidak hanya diajarkan tentang konsep-konsep itu saja. Pedoman-pedoman dalam membentuk lingkungan tersebut (merancang pelajaran dan bagian-bagiannya) merupakan cara yang lurus
(straightforward).
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
paragraf narasi. Selain itu ada pula yang menerapkan teknik transformasi lagu ke dalam cerpen dan cerpen ke dalam naskah drama. Sekait dengan hal itu, untuk memenuhi unsur orisinalitas penelitian ini, peneliti mencoba menekankan penelitian pada model pembelajaran yang digunakan yakni model berpikir induktif dalam mewadahi teknik transformasi tersebut, karena penelitian ini belum pernah dilakukan dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mencoba menerapkan model berpikir induktif dalam pembelajaran mengonversi teks kepada para siswa. Maka, peneliti memberi judul, ―Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengonversi Teks Anekdot Menjadi Naskah Drama Melalui Model Berpikir Induktif‖
(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014).
B. Masalah
1. Identifikasi Masalah
Kegiatan menulis masih menjadi kegiatan yang kurang diminati pembelajar. Terlebih kegiatan menulis kreatif fiksi seperti naskah drama yang saat ini termasuk dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot pada kurikulum 2013. Masalah tersebut disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
a. Minat baca yang rendah menyebabkan minat menulis dan mengonversipun terbawa rendah, karena kurangnya gagasan atau ide yang bisa ditulis dari hasil membaca.
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Pembelajaran drama di sekolah sangat diminati dalam hal bermain peran (pementasan) karena tubuh seseorang terlibat langsung untuk bergerak. Sementara mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama memerlukan pemikiran dan referensi yang lebih dalam sehingga kurang diminati.
d. Peserta didik umumnya lebih apresiatif dalam menonton pementasan drama daripada membaca, menulis, bahkan mengonversi teks ke dalam naskah drama.
e. Banyak guru yang belum menerapkan model serta media pembelajaran yang sesuai dalam menyampaikan materi di kelas, sehingga pencapaian kemampuan siswa khususnya mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama masih kurang.
2. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : a. Bagaimana perencanaan penerapan model berpikir induktif dalam
pembelajaran mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama di kelas X Mia 7 SMA Negeri 2 Bandung?
b. Bagaimana pelaksanaan penerapan model berpikir induktif dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama di kelas X Mia 7 SMA Negeri 2 Bandung?
c. Bagaimana hasil penerapan model berpikir induktif dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama di kelas X Mia 7 SMA Negeri 2 Bandung?
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adanya permasalahan tersebut, peneliti akan mengaplikasikan model pembelajaran berpikir induktif dalam pembelajaran megonversi teks anekdot menjadi naskah drama. Melalui model pembelajaran berpikir induktif ini diharapkan kemampuan siswa kelas X Mia 7 SMA Negeri 2 Bandung dalam mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama dapat meningkat. Tahap pelaksanaan model pembelajaran ini adalah sebagai berikut.
1) Penyajian kelas
Pada tahap penyajian kelas guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan selanjutnya menyampaikan materi kepada siswa tentang langkah dan cara yang baik untuk mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama.
2) Kegiatan kelompok
Pada tahapan ini, guru membagi kelompok berdasarkan latar belakang sosial, prestasi akademi, maupun berdasarkan jenis kelamin. Selanjutnya, siswa berdiskusi dan bertukar pikiran untuk mengonsep dan menganalisis struktur naskah drama yang ada dalam teks anekdot tersebut.
3) Tes dan kuis
Siswa diberi tes individual setelah melaksanakan satu atau dua kali penyajian kelas dan bekerjasama juga berlatih dalam kelompok.
4) Penghargaan kelompok
Guru memberikan penghargaan pada beberapa kelompok dengan hasil naskah drama terbaik. Penghargaan akan diberikan dalam bentuk buku cerita fiksi. Pemberian penghargaan diharapkan akan dapat meningkatkan semangat siswa dalam belajar.
C. Tujuan Penelitian
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Untuk mengetahui perencanaan penerapan model berpikir induktif dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama di kelas X Mia 7 SMA Negeri 2 Bandung
2. Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan model berpikir induktif dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama di kelas X Mia 7 SMA Negeri 2 Bandung.
3. Untuk mengetahui hasil penerapan model berpikir induktif dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama di kelas X Mia 7 SMA Negeri 2 Bandung.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharap dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi pembelajar dan pengajar dalam penyelenggaraan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai upaya peningkatan kualitas belajar dan mengajar.
2. Bagi peserta didik menjadi sumber wawasan dan pengalaman agar mampu memahami dan mengembangkan life skill berupa kemampuan mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama melalui model pembelajaran berpikir induktif.
3. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan suatu bentuk tindakan kolaboratif yang diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dalam inovasi pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan.
E. Struktur Penulisan Skripsi
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta penutup. Struktur penulisan skripsi yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut.
Pada bab 1 yakni pendahuluan, peneliti memaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur penulisan skripsi. Bab 1 lebih mengungkapkan alasan-alasan yang menjadi dasar dilakukannya penelitian ini, sehingga kita bisa mengidentifikasi masalah maupun hambatan apa yang dialami siswa di sekolah, khususnya dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama. Hal tersebut tentunya akan melahirkan solusi dari masalah-masalah yang dihadapi, sehingga memudahkan peneliti dalam mengerucutkan tujuan maupun manfaat penelitian yang kemudian akan dibahas lebih lanjut pada bab berikutnya.
Dalam bab 2, peneliti membahas kajian pustaka dan kerangka pemikiran. Kajian pustaka membantu peneliti menerapkan teori-teori yang diusung oleh para ahli serta menguatkan dasar pemikiran yang peneliti ambil, khususnya dalam hal mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama. Di sini peneliti membagi kajian teori menjadi tiga pembahasan yakni ihwal anekdot, drama, dan model berpikir induktif. Sedangkan kerangka pemikiran berisi kaitan antara variabel-variabel dalam penelitian serta masalah yang lahir dari keduanya. Di sini peneliti juga membahas solusi-solusi yang ditawarkan oleh model pembelajaran berpikir induktif untuk memecahkan masalah-masalah tersebut.
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
metode PTK berupa perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi dan refleksi. Pada bab ini peneliti juga memaparkan definisi operasional yang menjadi poin-poin penting dalam penelitian ini. Kemudian instrumen penelitian, berisi konten-konten yang peneliti bawa sebagai pedoman ketika melakukan penelitian.
Pada bab 4 berisi hasil penelitian dan pembahasannya. Di dalam bab ini, peneliti menganalisis dan mengulas hasil penelitian yang telah dilakukan serta membahasnya secara detail berdasarkan pedoman atau instrumen penelitian dalam bab 3. Selain itu, pada pembahasannya, peneliti menggunakan teori-teori yang diusung para ahli dalam bab 2, sehingga analisis dari hasil penelitian tersebut menjadi lebih akurat.
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Tempat Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas SMA Negeri 2 Bandung yang beralamat di Jalan Cihampelas No.173 Bandung.
Pemilihan tempat penelitian ini didasarkan pada keefisienan dan keefektifan waktu serta tenaga karena peneliti melaksanakan program pengenalan lapangan di SMA Negeri 2 Bandung. Selain itu karena sekolah ini termasuk sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013 di kelas 10, sehingga masih memiliki kelemahan dalam proses penerapan kurikulumnya. Hal tersebut dibuktikan dengan kurang berminatnya siswa dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama, waktu empat jam pada setiap pertemuan pelajaran Bahasa Indonesia yang masih belum efektif, metode pembelajaran lama yang masih digunakan oleh guru, serta pengelolaan kurikulum baru yang belum efektif. Akhirnya membuat peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 dari bulan Maret-Mei 2014.
2. Subjek Penelitian
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PPL secara kontinu mengajar di kelas Mia 7, sehingga lebih mengetahui latar belakang siswa.
Peneliti mengambil subjek penelitian di kelas ini karena siswa-siswa kelas Mia 7 memiliki kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Hal tersebut dibuktikan dari keterampilan berbicara mereka di depan kelas ketika mengomunikasikan hasil analisis kelompoknya dan kemampuan menyampaikan ide atau gagasan dengan bahasa yang tepat. Hanya saja dalam penerapannya berupa tulisan, masih terbilang lemah. Sehingga peneliti bermaksud memperbaiki kelemahan tersebut.
3. Karakteristik Siswa
Setelah melakukan observasi awal, peneliti memperoleh beberapa karakteristik siswa kelas X Mia 7 SMA Negeri 2 Bandung. Umumnya, seluruh siswa kelas X Mia 7 lebih menyukai kegiatan praktik langsung yang melibatkan dirinya, daripada menulis atau bahkan mengonversi. Artinya, mereka lebih tertarik pada pembelajaran menampilkan naskah drama, daripada menulis atau mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama. Siswa laki-laki umumnya lebih menyenangi pembelajaran berbasis permainan. Setiap materi baru yang disampaikan oleh guru, akan lebih menarik jika diawali dengan permainan atau sejenis games yang melatih kemampuan berpikir kritis mereka. Permainan tersebut harus bisa membuat mereka mudah mengaitkannya dengan materi pelajaran yang akan mereka pelajari.
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebuah puisi anekdot. Hal tersebut secara jelas menggambarkan bahwa umumnya siswa kelas X Mia 7 memiliki karakteristik yang ideal di zaman serba modern ini. Berdasarkan kenyataan tersebut, peneliti menyimpulkan beberapa karakteristik siswa kelas X Mia 7 sebagai berikut.
a. Apresiatif, bersifat apresiasi. Artinya memiliki kesadaran terhadap nilai seni dan budaya.
b. Kreatif, artinya memiliki daya cipta atau kemampuan untuk menciptakan.
c. Inovatif, artinya memiliki sifat atau keingintahuan untuk memperkenalkan sesuatu yang baru, pembaruan (kreasi baru). d. Modern, artinya sikap dan cara berpikir serta cara bertindak sesuai
dengan tuntutan zaman.
e. Ulet, artinya kuat dan tidak mudah putus asa yang disertai kemauan keras dalam berusaha mencapai tujuan maupun cita-cita.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Alasan pemilihan metode penelitian ini karena pembelajaran mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama dianggap lebih cocok menggunakan PTK karena membutuhkan latihan yang kontinu guna memperbaiki mutu siswa dalam mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama hingga siswa mendapatkan hasil yang maksimal.
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) kegiatan praktik sosial atau pendidikan mereka b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktik pendidikan ini, dan c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktik ini.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian ini berbentuk PTK, yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. PTK ini dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif bekerja sama dengan guru bahasa Indonesia kelas X Mia 7 SMA Negeri 2 Bandung.
PTK memiliki ciri khusus yang membedakan dengan jenis penelitian lain. Berkaitan dengan ciri khusus tersebut, Arikunto (2007: 62) menjelaskan ada beberapa karakteristik PTK tersebut, antara lain (1) adanya tindakan yang nyata yang dilakukan dalam situasi yang alami dan ditujukan untuk menyelesaikan masalah, (2) menambah wawasan keilmiahan dan keilmuan, (3) sumber permasalahan berasal dari masalah yang dialami guru dalam pembelajaran, (4) permasalahan yang diangkat bersifat sederhana, nyata, jelas, dan penting, (5) adanya kolaborasi antara praktikan dan peneliti, (6) ada tujuan penting dalam pelaksanaan PTK, yaitu meningkatkan profesionalisme guru, ada keputusan kelompok, bertujuan untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan.
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1
Model Penelitian Tindakan
Kelas Kemmis dan Mc.
Taggart
Dari gambar siklus tersebut, maka tahap-tahap dalam penelitian tindakan kelas menurut Kemmis & Taggart meliputi :
1. perencanaan,
2. pelaksanaan tindakan,
3. observasi atau pengamatan, dan 4. refleksi.
D. Prosedur Penelitian
Uraian tahap-tahap penelitian adalah sebagai berikut. 1. Perencanaan
Tahap perencanaan dilakukan sebelum tindakan diberikan kepada siswa. Pada tahap perencanaan ini, peneliti bersama dengan kolaborator akan menetapkan alternatif tindakan yang akan dilakukan dalam upaya peningkatan kemampuan subyek yang diinginkan.
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Merancang pelaksanaan pemecahan masalah dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama dengan menggunakan model berpikir induktif.
c. Mengadakan tes untuk mengetahui kemampuan mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama siswa.
d. Menyiapkan skenario pelaksanaan tindakan kelas.
e. Menyiapkan instrumen penelitian yang berupa tes, pedoman observasi, catatan lapangan, angket, pedoman wawancara, dan dokumentasi.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini, peneliti menerapkan perencanaan yang telah dibuat bersama dengan guru Bahasa Indonesia kelas X Mia 7 SMA Negeri 2 Bandung. Guru melakukan proses pembelajaran mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya dengan menerapkan model berpikir induktif. Proses pembelajaran mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah mengonversi dengan model pembelajaran berpikir induktif. Dilakukan tindakan prasiklus untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama. Soal prasiklus adalah siswa diminta mengonversi
teks anekdot berjudul “Politisi BlusukanBanjir” menjadi naskah drama.
3. Observasi
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Observasi kegiatan proses belajar mengajar di kelas secara langsung Observasi yang dilakukan adalah mengamati perilaku belajar siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia yang berkaitan dengan penggunaan model berpikir induktif sebagai upaya peningkatan keterampilan siswa dalam mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama. Selain itu, observasi juga dilakukan dengan mengamati cara mengajar guru di kelas ketika menyampaikan dan menggunakan model berpikir induktif dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama.
2) Observasi hasil proses belajar mengajar di kelas
Observasi hasil belajar mengajar di kelas yang mendapatkan pengamatan adalah hasil dari kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Dalam hal ini adalah hasil naskah drama siswa menggunakan model berpikir induktif. Selain itu, observasi hasil proses belajar mengajar di kelas juga dilakukan dengan mengamati kinerja setiap kelompok ketika menerapkan model berpikir induktif untuk mengonsep struktur teks anekdot yang dibagikan guru ke dalam struktur naskah drama yang kemudian akan dikonversi secara individu.
4. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan dengan evaluatif refleksi untuk mempertimbangkan pedoman mengajar yang sudah dilakukan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengkaji ulang, mempertimbangkan hasil dari berbagai kriteria atau indikator keberhasilan.
Refleksi dilakukan dengan guru bahasa Indonesia untuk menemukan dan memantapkan tindakan selanjutnya. Kekurangan dan kendala selama penelitian berlangsung akan didiskusikan dan akan dicari solusinya sebagai pijakan bagi siklus berikutnya.
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara, yaitu sebagai berikut. 1. Observasi
Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan dan pencatatan pelaksanaan pembelajaran dan partisipasi siswa di kelas dengan menggunakan lembar observasi. Selain itu, observasi juga dilakukan terhadap keefektivan model pembelajaran yang digunakan guru, dalam hal ini adalah model berpikir induktif, guna meningkatkan kemampuan siswa dalam mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama. Seluruh observasi tersebut dilakukan dengan instrumen lembar observasi yang dilengkapi dengan pedoman observasi dan dokumentasi foto. Observasi juga dilakukan dengan menggunakan catatan lapangan.
2. Angket
Angket dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data dari siswa. Angket digunakan untuk mengetahui ranah afektif siswa dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama. Ranah afektif yang dimaksud meliputi penerimaan, sikap, tanggapan, perhatian, keyakinan siswa, kerja sama kelompok, serta partisipasi siswa dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama. Angket akan dibagikan sebelum tindakan dan sesudah tindakan.
3. Wawancara
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peneliti mewawancarai beberapa siswa yang mewakili tingkat kognitif tinggi, sedang dan kurang.
4. Tugas Proyek
Tugas proyek diberikan kepada siswa yaitu dalam bentuk konversi teks anekdot menjadi naskah drama melalui model berpikir induktif. Dalam tugas berbasis proyek ini siswa didesain agar melakukan langkah-langkah penerapan model berpikir induktif yakni pembentukan konsep, interpretasi data dan penerapan prinsip. Siswa nantinya diberikan sebuah teks anekdot dan secara berkelompok menentukan konsep naskah drama yang akan disusun berdasarkan isi teks anekdot tersebut. Siswa juga diminta menginterpretasi isi teks anekdot tersebut agar sesuai ketika dikonversi menjadi naskah drama. Setelah membuat konsep secara berkelompok, barulah siswa secara individu membuat konversi teks anekdot dalam bentuk naskah drama. Ketika mengerjakan tugas ini guru akan memberikan bantuan secukupnya agar mereka dapat menyelesaikan tugas dengan baik.
F. Definisi Operasional
Guna menghindari munculnya berbagai penafsiran, maka peneliti menjelaskan definisi operasional dalam penelitian sebagai berikut.
1. Mengonversi merupakan kegiatan mengubah satu bentuk (rupa, dsb) ke bentuk (rupa, dsb) lain.
2. Anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Berpikir induktif merupakan model pembelajaran yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengolah informasi.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Lembar soal/penugasan
Ubahlah teks anekdot berjudul “Politisi Blusukan Banjir” di bawah
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu UPAH UNTUK SEMINGGU (SIKLUS 1)
Setiap hari Sabtu, Nasruddin pergi ke pasar membeli keperluan rumah tangganya. Barang-barang belanjaannya ia masukkan ke sebuah keranjang besar. Oleh karena sudah tua, ia tidak kuat membawa keranjang yang cukup berat itu. Jadi, ia menyuruh seorang kuli panggul membawanya dengan memberikan upah yang layak.
Suatu kali, Nasruddin pulang dari belanja. Ia berjalan di depan mendahului kuli yang membawa keranjangnya. Tanpa ia sadari, kuli itu kabur membawa keranjang Nasruddin beserta isinya.
Sabtu berikutnya, ketika ia pergi ke pasar lagi, seorang temannya
e gataka ya, Lihat, Nasruddi ! Itu dia ora g ya g i ggu lalu
e awa lari kera ja g u!
Nasruddin lalu justru bersembunyi di samping seekor keledai. Ia diam di situ hingga kuli yang membawa kabur keranjangnya keluar dari pasar. Te a ya hera da erta ya, Apa ya g ka u lakuka di situ? Ke apa ka u tidak e a gkap kuli itu?
Oh, kata Nasruddi . Kuli itu telah seminggu lamanya membawa
keranjangku yang cukup berat. Aku khawatir ia menagih upahnya. Bayangkan kalau yang ia tagih adalah upah seminggu selama ia
e awaka kera ja gku. Pasti ua gku tak ukup e ayar ya!
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Lembar Penilaian Kemampuan Mengonversi Teks Anekdot Menjadi Naskah Drama
Lembar penilaian kemampuan mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama ini menggunakan kriteria penilaian penulisan naskah drama yang disusun oleh dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI Bandung, yakni Drs. Sumiyadi, M.Hum. Namun,
POLITISI BLUSUKAN BANJIR (SIKLUS 2)
Pada malam jumat, paling banyak ditemukan politisi melakukan blusukan, termasuk Darman (maaf bukan nama sebenarnya dan bukan sebenarnya nama). Darman mendatangi kampung yang diterjang banjir paling parah. Kebetulan di sana banyak wartawan meliput sehingga dia makin semangat menyerahkan bingkisan.
Darman juga tidak mau menyia-nyiakan sorotan kamera wartawan. Dia mencari strategi agar tetap menjadi perhatian media. Darman berusaha masuk ke tempat banjir dan menceburkan diri ke air. Sial baginya, dia terperosok ke selokan dan terseret derasnya air. Darman berusaha sekuat tenaga melawan arus, tetapi tak berdaya, dia hanyut.
Untung regu penolong sangat sigap. Meskipun terseret cukup jauh, Darman masih bisa diselamatkan. Dia dibawa ke posko kesehatan dan dibaringkan di bangsal. Waktu itu semua bangsal penuh oleh orang pingsan. Darman kaget melihat orang yang ada di situ. Semuanya dia kenal, para politisi sedang blusukan. Lebih kaget lagi ketika dia melihat doa tertulis di di di g : Ya Allah, ha yutka lah ereka ya g tak ikhlas . Dar a pi gsa !
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penilaian tersebut tidak sepenuhnya digunakan karena hanya memuat unsur penulisan naskah drama saja. Sementara dalam penelitian ini, peneliti membutuhkan kriteria tertentu untuk menilai hasil konversi teks anekdot menjadi naskah drama. Maka dari itu, peneliti menggunakan kriteria penilaian tersendiri yang bersumber dari hasil modifikasi kriteria penilaian milik Drs. Sumiyadi, M.Hum.
PEDOMAN PENILAIAN NASKAH DRAMA
Tabel 3.1 Aspek Penilaian Naskah Drama Menurut Sumiyadi (2010)
No Aspek Penilaian Kriteria Penilaian
1 Kelengkapan aspek formal drama
a. Skor 5 jika memuat subaspek sebagai berikut.
1) Judul,
2) Informasi tokoh,
3) Kramagung dan wawancang, 4) Pembagian babak, dan adegan b. Skor 4 jika hanya memuat empat subaspek, namun tidak lengkap
c. Skor 3 jika hanya memuat tiga subaspek d. Skor 2 jika hanya memuat satu aspek 2 Kelengkapan unsur
Intrinsik
a. Skor 5 jika memuat subaspek sebagai berikut.
1) Fakta cerita (plot, tokoh, dan latar), 2) Sarana cerita (gaya bahasa,
simbolisme, danironi), 3) Pengembangan tema
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Skor 3 jika hanya memuat dua subaspek d. Skor 2 jika hanya memuat satu subaspek 3 Keterpaduan
unsur/struktur
a. Skor 5 jika memuat subaspek sebagai berikut.
1) Kaidah dan penahapan plot, 2) Dimensi tokoh,
3) Dimensi latar,
b. Skor 4 jika hanya memuat ketiga subaspek, namun tidak lengkap
c. Skor 3 jika hanya memuat dua subaspek d. Skor 2 jika hanya memuat satu subaspek 4 Kesesuaian
penggunaan bahasa
a. Skor 5 jika memuat subaspek sebagai berikut.
1) Kaidah EYD (ejaan yang disempurnakan),
2) Keajekan penulisan
3) Ragam bahasa yang disesuaikan dengan dimensi tokoh
b. Skor 4 jika hanya memuat ketiga subaspek, namun tidak lengkap
c. Skor 3 jika hanya memuat dua subaspek d. Skor 2 jika hanya memuat satu subaspek
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2 Aspek Penilaian Mengonversi Teks Anekdot menjadi Naskah Drama (adaptasi dari Aspek Penilaian Menulis Naskah Drama menurut Sumiyadi)
No Aspek Penilaian Kriteria Penilaian
1. Kelengkapan unsur-unsur drama
a. Skor 5 jika memuat subaspek sebagai berikut.
1) Tema dan Amanat 2) Penokohan
3) Setting atau Latar 4) Cakapan (Dialog)
b. Skor 4 jika memuat empat subaspek, namun tidak lengkap.
c. Skor 3 jika hanya memuat tiga subaspek.
d. Skor 2 jika hanya memuat dua subaspek.
2. Kesesuaian penggunaan bahasa
a. Skor 5 jika memuat subaspek sebagai berikut.
1) Kaidah EYD (ejaan yang disempurnakan)
2) Keajekan penulisan
3) Ragam bahasa yang disesuaikan dengan dimensi tokoh
b. Skor 4 jika memuat ketiga subaspek, namun tidak lengkap.
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Skor 2 jika hanya memuat satu subaspek.
3. Kesesuaian dengan teks anekdot
a. Skor 5 jika memuat subaspek sebagai berikut.
1) Lucu dan menggelitik
2) Mengandung sindiran atau kritikan pada tokoh tertentu
3) Pesan atau amanat sesuai dengan amanat pada teks anekdot
b. Skor 4 jika memuat ketiga subaspek, namun tidak lengkap
c. Skor 3 jika hanya memuat dua subaspek.
d. Skor 2 jika hanya memuat satu subaspek.
4. Keunikan Cerita a. Skor 5 jika memuat subaspek sebagai berikut.
1) Modifikasi judul, nama tokoh dan
setting (tempat, suasana, waktu). 2) Transformasi cerita
(pengembangan, penyempitan, atau pemutarbalikan cerita) tanpa mengubah amanat dalam teks anekdot.
b. Skor 4 jika memuat kedua subaspek, namun tidak lengkap.
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Skor 2 jika hanya memuat satu subaspek, namun tidak lengkap.
Skor tertinggi adalah 20 (untuk mencapai nilai 100, nilai yang dicapai siswa dikalikan 4). Perhitungan nilai akhir dalam skala 0-100 adalah sebagai berikut.
Nilai akhir = perolehan skor X skor ideal skor maksimum
Tabel 3.3 Kategori Penilaian Keterampilan Mengonversi Teks Anekdot Menjadi Naskah Drama
Skala Nilai Kategori
85-100 Sangat Baik (SB)
75-84 Baik (B)
60-74 Cukup (C)
40-59 Kurang (K)
<39 Sangat Kurang (SK)
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Nama
Interval skor setiap aspek penilaian 2-5 Skor maksimal = 20
∑ skor
Nilai = --- X 100 ∑ skor maksimal
3. Lembar Angket
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Angket Informasi Awal Kemampuan Siswa Mengonversi Teks Anekdot Menjadi Naskah Drama
Jawaban Anda tidak akan memengaruhi nilai Bahasa Indonesia. Jawablah dengan sejujurnya dua pilihan alternatif jawaban yang tersedia dengan memberi tanda silang (X).
1. Apakah bagi Anda, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah pelajaran yang menyenangkan?
4. Apakah Anda lebih menyukai pembelajaran membaca daripada menulis?
a.Ya b. Tidak
5. Apakah Anda lebih menyukai pelajaran menganalisis daripada mengonversi teks?
a.Ya b. Tidak
6. Apakah Anda lebih menyukai pelajaran menulis daripada mengonversi teks?
a.Ya b. Tidak
7. Apakah Anda memahami langkah-langkah yang tepat dalam mengonversi teks?
a.Ya b. Tidak
8. Apakah guru Anda pernah menyuruh mengonversi sebuah teks anekdot?
a.Ya b. Tidak
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a.Ya b. Tidak
10.Apakah anda termotivasi dan berminat dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama?
a.Ya b. Tidak
11.Apakah Anda sudah terbiasa berlatih mengonversi teks, khususnya mengonversi teks anekdot menjadi?
a. Ya b. Tidak
12.Apakah Anda sering mengalami kesulitan ketika memulai untuk mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama?
a.Ya b. Tidak
13.Apakah Anda sudah terbiasa mengikuti pembelajaran mengonversi teks dengan berbagai metode pembelajaran?
a.Ya b. Tidak
14.Apakah dalam pembelajaran mengonversi teks, guru sudah memakai metode atau media yang menarik dan memotivasi belajar siswa?
a.Ya b. Tidak
15.Apakah Anda merasa proses belajar yang dilaksanakan selama ini sudah membuat Anda terampil dalam mengonversi, khususnya mengonversi teks anekdot?
a.Ya b. Tidak
4. Pedoman Observasi dan Lembar observasi
Lembar observasi digunakan untuk mendata, memberikan gambaran proses pembelajaran keterampilan mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama yang berlangsung di kelas. Lembar observasi disusun berdasarkan pedoman observasi yang digunakan untuk mengobservasi aktivitas guru dan siswa.
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lembar observasi aktivitas guru dibuat untuk mengamati aktivitas guru dalam mengajar. Aktivitas yang diamati terutama yang berkaitan dengan pembelajaran mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama menggunakan model berpikir induktif.
Lembar Observasi Aktivitas Guru
Nama Guru : ... Kelas : ... Hari/tanggal : ... Siklus ke : ...
Petunjuk pengisian:
Berilah angka yang tepat untuk memberikan skor pada aspek-aspek penilaian aktivitas guru dalam pembelajaran. Adapun kriteria skor adalah 4 = sangat baik; 3 = baik; 2 = cukup baik ; 1 = kurang baik
Tabel 3.5 Aspek Penilaian Aktivitas Guru
Aspek yang di observasi
Nilai
O1 O2
1. Kejelasan dalam menerangkan kaidah dan struktur
teks anekdot.
2. Kejelasan dalam menerangkan kaidah dan struktur
naskah drama.
3. Kejelasan dalam menjabarkan definisi mengonversi
teks anekdot menjadi naskah drama.
4. Kejelasan dalam mengemukakan langkah-langkah
mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama.
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
induktif.
6. Bahan pembelajaran disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang direncanakan.
7. Penyajian bahan belajar relevan dengan PTK.
8. Kejelasan dalam menerangkan materi dan
memberikan contoh.
9. Antusiasme dalam menanggapi dan menggunakan
respon.
10. Kecermatan dalam menggunakan waktu.
Jumlah Skor :
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:
Skor akhir = (Skor yang diperoleh/ skor maksimal) x 4
Keterangan:
Sangat baik : 3,33 < Skor < 4,00 Baik : 2,33 < Skor < 3,33 Cukup : 1,33 < Skor < 2,33 Kurang : 0 < Skor < 1,33
Bandung, April 2014
Observer 1, Observer 2,
__________________ __________________
NIP NIP
b. Lembar observasi aktivitas siswa
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
anekdot menjadi naskah drama menggunakan dengan model berpikir induktif.
Tabel 3.6 Aspek Penilaian Aktivitas Siswa
No Hal yang Diamati Skor
Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru
Keaktifan dalam bertanya atau mengajukan ide Kesadaran membentuk kelompok sesuai perintah guru
Kerjasama menyelesaiakan tugas kelompok yang diberikan guru.
Saling memberi motivasi dan semangat antar siswa dalam satu kelompok
Kesadaran tugas dan tanggungjawab dalam kelompok
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 10 Mengerjakan tugas individu sesuai dengan alur
pembelajaran model berpikir induktif.
Membantu menjelaskan materi kepada anggota kelompok yang kesulitan mengerjakan tugas individu dari guru.
Mengumpulkan tugas individu dengan antusias dan tepat waktu.
Jumlah Skor :
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:
Skor akhir = (Skor yang diperoleh/ skor maksimal) x 4 Keterangan:
Sangat baik : 3,33 < Skor < 4,00 Baik : 2,33 < Skor < 3,33 Cukup : 1,33 < Skor < 2,33 Kurang : 0 < Skor < 1,33
4. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan sebagai panduan dalam melakukan wawancara. Wawancara akan dilakukan terhadap guru dan siswa untuk mengetahui sejauh mana minat dan kemampuan siswa dalam pembelajaran mengonversi, khususnya mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama. Wawancara juga dilakukan terhadap guru untuk menggali kesulitan siswa dan kebiasaan guru dalam melakukan proses pembelajaran di kelas.
a. Pedoman Wawancara Guru
Intan pertiwi, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR INDUKTIF(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II, SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Apakah yang selama ini Ibu hadapi jika mengajarkan keterampilan mengonversi, khususnya mengonversi teks anekdot?
3. Apakah siswa sering mengalami kesulitan pada proses pembelajaran mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama?
4. Teknik atau metode apa yang pernah Ibu gunakan dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama?
5. Apakah Ibu pernah menggunakan media dalam pembelajaran mengonversi, khususnya mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama?
b. Pedoman Wawancara Siswa
1. Apakah kamu menyukai kegiatan pembelajaran mengonversi teks? Mengapa?
2. Selama di sekolah, pembelajaran mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama yang disampaikan guru, seperti apa?
3. Adakah kesulitan selama kegiatan mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama?
4. Kesulitan apa yang kamu hadapi ketika mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama?
5. Metode atau model pembelajaran seperti apa yang kamu harapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas, khususnya dalam mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama?
H. Teknik Analisis Data