• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTIF DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PERSONAL TERHADAP HASIL BELAJAR DRIBBLING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTIF DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PERSONAL TERHADAP HASIL BELAJAR DRIBBLING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PERSONAL TERHADAP HASIL

BELAJAR DRIBBLING DALAM PEMBELAJARAN SEPAK BOLA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

Arief Rakhman 0901776

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN

MODEL PEMBELAJARAN PERSONAL TERHADAP HASIL BELAJAR

DRIBBLING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

Oleh

Arief Rakhman

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Arief Rakhman 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

ARIEF RAKHMAN 0901776

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PERSONAL TERHADAP HASIL BELAJAR

DRIBBLING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd NIP. 196807071992032001

Pembimbing II

Dr. Dian Budiana, M.Pd NIP. 197706292002121002

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FPOK UPI

(4)

ABSTRAK

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTIF DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PERSONAL TERHADAP HASIL BELAJAR

DRIBBLING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

Pembimbing I : Dr.Hj.Tite Juliantine, M.Pd Pembimbing II : Dr. Dian Budiana, M.Pd

Arief Rakhman* 0901776

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan model pembelajaran kooperatif dengan model pembelajaran personal terhadap hasil belajar dribbling dalam pembelajaran sepakbola.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas VIII di MTs Negeri Ciamis tahun ajaran 2013/2014. Sampel dalam penelitian ini diambil secara

purposive sampling. sampel adalah siswa kelas VIII yang mengikuti

ekstrakulikuler sepakbola dan berjenis kelamin laki-laki. Instrument penelitian yang digunakan adalah tes bermain dribbling melalui tekhnik observasi untuk mengetahui kemampuan dribbling yang dilakukan siswa.

Hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis menunjukan peningkatan hasil belajar dribbling siswa di MTs Negeri Ciamis pada taraf signifikansi α = 0,05, didapat = 3.581. nilai tersebut lebih besar dari nilai = 2,001, karena nilai > maka ditolak sehingga diterima.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran personal berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar dribbling dalam pembelajaran sepakbola dan model pembelajaran kooperatif lebih berpengaruh signifikan dibandingkan dengan model pembelajaran personal.

Kesimpulannya bahwa model pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh yang signifikan dibandingkan dengan model pembelajaran personal terhadap hasil belajar dribbling dalam pembelajaran sepakbola.

(5)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ……….ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL……….ix

DAFTAR GAMBAR………x

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Hakikat pembelajaran ... 12

B. Model Pembelajaran ... 13

C. Model Pembelajaran dalam penjas ... 14

D. Model pembelajaran Kooperatif ... 15

1. Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif ... 15

2. Unsur-unsur model pembelajaran kooperatif ... 16

3. Jenis-jenis pembelajaran kooperatif ... 18

E. Model pembelajaran personal ... 19

1. Implikasi teori personal ... 19

2. Strategi pembelajaran personal ... 20

F. Sepakbola ... 21

G. Dribbling ... 23

H. Kerangka Pemikiran ... 25

I. Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Populasi dan Sampel ... 27

B. Desain dan Prosedur Penelitian ... 28

(6)

D. Definisi Oprasional ... 31

E. Instrumen Penelitian ... 33

F. Teknik Analisis dan Pengolahan Data ... 32

1. Menghitung Rata-rata (mean) ... 36

2. Simpangan Baku (standar deviation) ... 36

3. Uji Normalitas ... 36

4. Uji Homogenitas ... 37

5. Uji Hipotesis ... 38

BAB IV HASIL DAN PENGOLAHAN DATA A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 39

B. Pengolahan dan Analisis Data ... 40

1. Hasil Perhitungan Rata-rata dan Simpangan Baku ... 41

2. Hasil Perhitungan Uji Normalitas ... 41

3. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ... 42

4. Hasil Pengujian Uji Kesamaan Dua Rata-rata ... 42

C. Diskusi Penemuan ... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 51

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah suatu cita-cita bangsa Indonesia seperti yang terkandung di dalam Undang – Undang Dasar 1945 alinea keempat yaitu sebagai berikut:

...kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial...

Tertulis di dalam pembukaan UUD 1945 tersebut bahwa negara Indonesia bercita-cita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu bentuk usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik. (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002 : 263). Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiiki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1).

(8)

pembelajaran dari persiapan pembelajaran sampai dengan hasil pembelajaran. Diantara persiapan proses pembelajaran meliputi penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, penilaian hasil belajar dan sumber belajar.

Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri berbagai komponen yang saling berhubungan. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Sudjana, 1989:28 :

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu.

Pendidikan jasmani (Penjas) merupakan salah satu alat pendidikan yang disajikan melalui mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dari mulai tingkatan SD, SMP, SMA. Menurut Mahendra (2009:21) penjas adalah proses pendidikan tentang dan melalui aktivitas jasmani, permainan, dan olahraga yang dipilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan-kegiatan penjas yang diajarkan disekolah disusun berdasarkan kurikulum yaitu permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmik, aquatik, pendidikan luar kelas dan kesehatan. Salah satu materi yang diajarkan di sekolah adalah pembelajaran sepakbola, pembelajaran sepakbola merupakan pembelajaran yang sangat digemari oleh mayoritas siswa. Pengertian sepakbola menurut Sucipto dkk (2000:7) :

(9)

3

Permainan sepakbola dimainkan dengan beberapa cara mulai dari mengoper (passing), menggiring bola (dribbling), menyundul (heading) dan lemparan ke dalam (trhow in) . Menurut Sucipto dkk. (2000:17)

Untuk bermainan bola dengan baik pemain dibekali dengan teknik dasar yang baik, beberapa teknik dasar yang perlu dimiliki pemain sepakbola adalah menendang, menghentikan, menggiring (dribbling), menyundul, merampas, lemparan kedalam dan menjaga gawang.

Di dalam pembelajaran penjas materi yang diajarkan adalah sepakbola. Salah satunya yaitu keterampilan dasar menggiring bola . Keterampilan menggiring bola ini sering diabaikan oleh guru penjas sehingga timbul permasalahan pada saat pembelajaran sepakbola. Akibat dari diabaikanya pembelajaran dribbling ini guru menjadi kurang berinovasi dalam memberikan materi untuk kegiatan belajar mengajar. sehingga hasil belajar siswa dalam pembelajaran dribbling ini kurang maksimal. Di dalam standar kompetensi penjas jelas diterangkan bahwa siswa dituntut untuk bisa memperaktikan berbagai teknik dasar permainan, dan menguasai kompetensi dasar salah satunya adalah teknik dasar dribbling dalam pembelajaran sepakbola. Siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari dan menguasai gerakan dribbling karena cara mengajar guru tidak memudahkan siswa dalam menguasai gerakan dribbling. Dengan demikian guru diharapkan berinovasi dengan memanfaatkan model-model pembelajaran agar hasil belajar siswa dapat maksimal. Didalam pembelajaran penjas banyak model-model yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran oleh seorang guru penjas. Menurut Metzler (2000:18) tujuh macam model pembelajaran penjas diantaranya (1) direct

Intruction (2) personalized system for intruction (3) cooperatif learning (4) sport

education (5) peer teaching (6) inquairy model (7) tactical model. Dari sekian

banyak model pembelajaran, peneliti hanya meneliti dua model pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran personal terhadap hasil belajar dribbling pada pembelajaran sepakbola.

(10)

kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh, dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan-keterampilan sosial bagi kehidupannya di masyarakat. Menurut Eggen & Kauchak Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama (Juliantine, 2011:52). Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/ belajar kelompok yang terstuktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok menurut Johnson & Johnson (Juliantine, 2011:52), yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok. Sehingga dengan diterapkanya model pembelajaran kooperatif ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dirbbling dalam pembelajaran sepak bola. Dengan adanya proses pembelajaran kelompok ini siswa akan termotivasi untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara maksimal.

Menurut Slavin (1995:17) pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa keunggulan diantaranya :

1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma kelompok.

2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama. 3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan

keberhasilan kelompok.

4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatkan kemampuan mereka dalam berpendapat.

(11)

5

bersemangat, bagi siswa yang mempunyai kemampuan lebih bisa menjadi tutor sebaya bagi siswa yang masih kesulitan dalam pembelajaran. Di dalam pembelajaran kooperatif interaksi siswa akan lebih intensif sehingga terjadi pertukaran pendapat antara siswa.

Selain keunggulan tersebut model kooperatif juga memiliki kekurangan menurut Dess (slavin,1995:201) kekurangan model pembelajaran kooperatif yaitu:

1. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga siswa sulit mencapai target kurikulum.

2. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.

3. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif

4. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.

Dalam penerapanya kelemahan dari model pembelajaran kooperatif yang telah di jelaskan oleh Dess di atas bahwa pembelajaran kooperatif membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa maupun guru sehingga siswa sulit untuk mencapai target kurikulum dan guru enggan untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif ini. Model pembelajaran kooperatif membutuhkan kemampuan khusus guru di dalam kegiatan pembelajaranya sehingga tidak semua guru bisa menerapkan model pembelajaran ini. Selain itu pada penerapanya siswa dituntut untuk bisa bekerja sama di dalam kelompoknya .

(12)

mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Menutut Juliantine (2011: 20) kelebihan dari model pembelajaran personal yaitu

1. Bertingkah laku dan belajar adalah hasil pengamatan

2. Tingkah laku yang ada dapat dilaksanakan sekarang (learning to do) 3. Semua individu memiliki dorongan dasar terhadap aktualisasi diri 4. Sebagian besar tingkah laku individu adalah hasil konsepsinya sendiri 5. Membantu mengembangkan suatu hubungan produktif dengan

lingkungannya dan memandang dirinya sebagai pribadi yang cakap.

Bertingkah laku dan belajar adalah hasil pengamatan yang dilakukan oleh siswa. Siswa belajar dan bertingah laku adalah hasil dari pengamatan dirinya sendiri terhadap objek yang diamati. Tingkah laku yang di amati dapat dilaksanakan sekarang, tanpa harus menunggu intruksi dari orang lain. Semua individu memiliki dorongan dasar terhadapa aktualisasi diri terhadap objek pengamatanya sehingga timbul kemampuan masing-masing yang didasari bahwa setiap kemampuan individu berbeda-beda. Sebagian besar tingkah laku individu adalah hasil konsepsinya sendiri. Dapat membantu mengembangkan suatu hubungan produktif dengan lingkungannya dan memandang dirinya sebagai pribadi yang cakap.

Berdasarkan uraian diatas, jelas bahwa model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran personal sangatlah penting diterapkan dalam pembelajaran sepakbola karena diharapkan keduanya dapat mengoptimalkan hasil pembelajaran terutama hasil pembelajaran driblling. Dilihat dari latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti “Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Model Pembelajaran Personal Terhadap Hasil Belajar Dribbling dalam Pembelajaran Sepakbola”.

B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

(13)

7

pembelajaran. Padahal terdapat banyak model pembelajaran pendidikan jasmani yang bisa diterapkan oleh guru, diantaranya : Model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran personal.

Maka dari itu penerapan model pembelajaran di sekolah sangatlah penting untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam hal ini yaitu hasil belajar dribbling. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, peneliti merumuskan permasalahan penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar dribbling dalam pembelajaran sepakbola?

2. Bagaimana pengaruh model pembelajaran personal terhadap hasil belajar dribbling dalam pembelajaran sepakbola?

3. Bagaimana perbandingan antara model pembelajaran kooperatif dengan model pembelajaran personal terhadap hasil belajar dribbling dalam pembelajaran sepakbola.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus atau masalah yang telah diungkapkan di atas, maka secara umum penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar driblling dalam pembelajaran sepakbola.

2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran personal terhadap hasil belajar driblling dalam pembelajaran sepakbola.

3. Untuk mengetahui perbandingan antara model pembelajaran kooperatif dengan model pembelajaran personal terhadap hasil belajar dribling dalam pembelajaran sepakbola.

D. Manfaat Penelitian

(14)

pengetahuan dalam proses pembelajaran penjas. Selanjutnya manfaat praktis adalah sebagai berikut :

1. Sebagai gambaran bagi para pendidik khususnya guru pendidikan jasmani tentang perbandingan model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran personal terhadap hasil belajar driblling dalam pembelajaran sepakbola.

2. Mengetahui masalah siswa terhadap pembelajaran sepakbola

3. Masukan bagi lembaga-lembaga pendidikan khususnya mengenai pembelajaran sepakbola.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Berikut merupakan struktur orgasnisasi sistematika penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Hakikat Pembelajaran B. Model Pembelajaran

C. Model Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani D. Model Pembelajaran Kooperatif

E. Model Pembelajaran Personal F. Sepakbola

G. Dribbling

(15)

9

I. Hipotesis

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Populasi dan Sampel

B. Desain Dan Prosedur Penelitian C. Metode Penelitian

D. Definisi Oprasional E. Instrumen Penelitian F. Tekhnik Analisis Data

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian

B. Pembahasan Hasil Data C. Pengolahan dan Analisis Data D. Diskusi Penemuan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Populasi Dan Sampel

Di dalam suatu penelitian untuk memecahkan masalah perlu adanya data dan informasi dari objek penelitian yang akan diteliti. Data dan informasi ini diperlukan untuk mendukung ketercapaian suatu tujuan penelitian yang peneliti lakukan. Peranan populasi dalam suatu penelitian sangat diperlukan untuk mendapatkan data dan informasi yang akan diteliti berdasarkan permasalahan dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2012:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terjadi atas : obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Dari pendapat tersebut populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek penelitian yang mempunyai karakteristik tertentu untuk dipelajari dan ditarik kesimpulanya. Populasi yang diambil oleh peneliti dari penelitian ini adalah 240 orang .

Dengan adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti yang tidak mungkin meneliti semua yang ada pada popuasi maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Menurut Sugiyono (2012:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jadi apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk mengambil sampel terdapat beberapa tekhnik yang dapat digunakan, dalam penelitian ini sampel ditarik dengan menggunakan teknik

nonprobability sampling . Menurut Sugiyono (2012:122) nonprobability sampling

adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel yang diambil yaitu purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.(Sugiyono:2012:124). Siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini harus memiliki kriteria sebagai berikut :

(17)

28

2. Siswa yang mengikuti ekstrakulikuler sepakbola merupakan tingkat pemula. 3. Siswa yang menjadi sample berjenis kelamin laki-laki.

Sampel untuk penelitian ini yang sesuai dengan kriteria diatas berjumlah 60 orang, selanjutnya siswa dibagi menjadi 2 kelompok sama banyak yaitu 30 orang untuk kelompok model pembelajaran kooperatif dan 30 orang untuk kelompok model pembelajaran personal.

B. Desain Dan Prosedur Penelitian

Desain penelitian dan prosedur penelitian merupakan suatu rencana yang akan dilaksanakan pada saat penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-postest design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang homogen dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal sebelum perlakuan dan posttest untuk mengetahui keadaan setelah diberikan perlakuan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran personal sehingga dapat diketahui hasil belajar dribbling dalam pembelajaran sepak bola.

[image:17.595.106.520.672.740.2]

Desain diawali dengan mengambil sampel dari populasi yang ada, kemudian diadakan tes awal atau pretest. Kemudian sampel diberi perlakuan atau treatment dalam hal ini model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran personal dengan cara dibuat dua kelompok. Setelah masa perlakuan berakhir maka dilakukan tes akhir atau posttest. Setelah data tes awal dan tes akhir terkumpul maka data tersebut disusun, diolah, dan dianalisis secara statistik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan model pembelajaran kooperatif dengan model pembelajaran personal terhadap hasil belajar dribbling dalam pembelajaran sepakbola. Mekanisme penelitian diatas dapat digambarkan dalam tabel berikut :

Tabel 3.1

Pretest-Posttest Design

Kelompok Tes awal Perlakuan Tes Akhir

R1 O1 X1 O2

(18)

Keterangan

R1 : Kelompok pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif. R2 : Kelompok pembelajaran dengan menggunakan model Personal. O1 : Tes awal yang dilakukan pada sampel model pembelajaran kooperatif. O3 : Tes awal yang dilakukan pada sampel model pembelajaran personal. X1 : Perlakuan berupa pembelajaran menggunakan model kooperatif. X2 : Perlakuan berupa Pembelajaran menggunakan model Personal.

O2 : Tes akhir yang dilakukan pada sampel model pembelajaran kooperatif. O4 : Tes akhir yang dilakukan pada sampel model pembelajaran personal.

[image:18.595.107.516.130.762.2]

Adapun prosedur penelitiannya peneliti deskripsikan dalam bentuk gambar di bawah ini.

Gambar 3.1

Prosedur Penelitian

POPULASI

SAMPEL

TES AWAL TES AWAL

KELOMPOK DENGAN KELOMPOK DENGAN

MODEL KOOPERATIF MODEL PERSONAL

TES AKHIR TES AKHIR

PENGOLAHAN DAN ANALISIS

(19)

30

Dari gambar diatas maka peneliti dapat menjelaskan prosedur penelitian sebagai berikut :

1. Tahap perencanaan/persiapan

a. Merumuskan masalah dari tujuan penelitian.

b. Menentukan sekolah yang yang akan dijadikan tempat penelitian. c. Menghubungi pihak sekolah.

d. Membuat surat izin penelitian. e. Menentukan sampel penelitian.

f. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. 2. Tahap Pelaksanaan

a. Pelaksanaan tes awal (pretest) pada sampel yang akan diberikan perlakuan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keadaan awal sebelum terjadinya perlakuan.

b. Memberikan perlakuan pada masing-masing kelompok sampel penelitian yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran personal.

c. Memberikan tes akhir (posttest) pada sampel penelitian yang telah diberikan perlakuan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keadaan akhir setelah perlakuan.

3. Evaluasi

a. Mengolah dan menganalisis data hasil pretest dan posttest. b. Menganalisis hasil penelitian

c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data untuk menjawab permasalahan penelitian

C. Metode Penelitian

(20)

Metode digunakan harus sesuai dengan tujuan dan kegunaanya sehingga kegiatan dalam penelitian dilakukan dengan cara rasional. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam penelitian diantaranya historis, deskripsi dan eksperimen. Berkaitan dengan masalah yang akan dikaji maka metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2012:107) metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

Metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Tujuan dari metode penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab-akibat dari perlakuan tertentu terhadap kelompok uji coba. Peneliti ingin mengetahui perbandingan model pembelajaran kooperatif dengan model pembelajaran personal terhadap hasil pembelajaran dribbling dalam pembelajaran sepakbola pada siswa kelas VII di MTs Negeri Ciamis.

Berdasarkan pendapat para ahli mengenai metode penelitian eksperimen dapat disimpulkan bahwa metode penelitian eksperimen digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimen yaitu untuk mengetahui pengaruh dan akibat dari perlakuan (treatment) dalam kondisi yang terkendalikan.

D. Definisi Oprasional

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti menjelaskan istilah-istilah dalam penelitian skripsi ini, yaitu:

1. Pengaruh adalah kegiatan atau keteladanan yang baik secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan suatu perubahan prilaku dan sikap orang lain atau kelompok.

(21)

32

3. Model pembelajaran kooperatif menurut Slavin (1986:204) adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen.

4. Model pembelajaran personal adalah model pembelajaran yang menekankan pada pengembangan konsep diri setiap individu dan membangun serta mengorganisasikan dirinya sendiri.

5. Hasil belajar menurut Sudjana (2004:22) adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.

6. Pembelajaran menurut Damayanti & Mudjiono dalam sagala, 2005 adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar 7. Sepakbola menurut Sucipto dkk (2000:7) adalah Sepakbola merupakan

permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya.

8. Dribbling menurut Sucipto dkk. (2000:28) adalah menendang terputus-putus atau pelan, oleh karenanya bagian kaki yang dipergunakan dalam menggiring bola sama dengan kaki yang dipergunakan untuk menendang bola.

E. Instrumen Penelitian

(22)
[image:22.595.109.518.130.766.2]

Tabel 3.2

Kisi- kisi Instrumen Penelitian (Sucipto dkk, 2000:28)

No Variabel Konsep Indikator Sub Indikator 1 Menggiring bola

(dribbling) dengan kaki bagian dalam adalah menggiring bola secara terputus-putus atau pelan-pelan dengan menggunakan kaki bagaian dalam Menggiring bola (dribbling) dengan kaki bagian dalam

 Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak ditarik kebelakang hanya untuk diayunkan ke depan dan mengunakan kaki bagian dalam..

 Diupayakan setiap melangkah, secara teratur bola disentuh/didorong bergulir kedepan.  Bola bergulir harus

selalu dekat dengan kaki dengan demikian bola tetap dikuasai.  Pada waktu menggiring

bola kedua lutut sedikit ditekuk untuk mempermudah

penguasaan bola, pandangan ke arah bola dan selanjutnya melihat situasi lapangan.

(23)

34

2 Menggiring bola (dribbling) dengan kaki bagian luar adalah menggiring bola secara terputus-putus atau pelan-pelan dengan

menggunakan kaki bagian luar

Menggiring bola (dribbling) dengan kaki bagian luar

 Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak ditarik kebelakang hanya untuk diayunkan ke depan dan mengunakan kaki bagian luar.

 Diupayakan setiap melangkah, secara teratur bola disentuh/didorong bergulir kedepan.  Bola bergulir harus

selalu dekat dengan kaki dengan demikian bola tetap dikuasai.  Pada waktu menggiring

bola kedua lutut sedikit ditekuk untuk mempermudah

penguasaan bola, pandangan ke arah bola dan selanjutnya melihat situasi lapangan.

 Kedua lengan menjaga keseimbangan di samping badan.

3 Menggiring bola (dribbling) dengan kaki

Menggiring bola (dribbling)

(24)

bagian punggung kaki adalah menggiring bola secara terputus-putus atau pelan-pelan dengan mengunakan punggung kaki.

dengan kaki bagian

punggung kaki

tidak ditarik kebelakang hanya untuk diayunkan ke depan dan mengunakan kaki bagian punggung..  Diupayakan setiap

melangkah, secara teratur bola disentuh/didorong bergulir kedepan.  Bola bergulir harus

selalu dekat dengan kaki dengan demikian bola tetap dikuasai.  Pada waktu menggiring

bola kedua lutut sedikit ditekuk untuk mempermudah

penguasaan bola, pandangan ke arah bola dan selanjutnya melihat situasi lapangan.

 Kedua lengan menjaga keseimbangan di samping badan..

F. Teknik Analisis Data

(25)

36

data serta memberikan arti atau makna dari data yang diperoleh dari hasil pengukuran . adapun urutan langkah-langkah dalam pengolahan data pada penelitian ini, sebagai berikut :

1. Menghitung rata-rata dengan mengunakan rumus ̅ ∑

̅ = skor rata-rata yang dicari. ∑ = jumlah nilai data.

= jumlah sampel 2. Menghitung simpangan baku (standar deviation)

Simpangan baku adalah suatu nilai yang menunjukan tingkat (drajat) variansi kelompok atau ukuran standar penympangan reratanya, rumusnya yaitu

∑ ̅

s = simpangan baku yang dicari n = jumlah sampel

∑ ̅ = jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3. Menghitung uji normalitas

Peneliti menggunakan uji normalitas ini untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan. Peneliti menggunakan uji normalitas dengan metode lilifors. Langkah kerja uji normalitas dengan metode lilifors menurut ating sumantri dan sambas ali muhidin (2006:289) sebagai berikut:

1. Susunlah data dari kecil ke besar.

2. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

(26)

6. Menghitung theorytical proportion.

7. Bandingkan empirical proportion dengan theoritical proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsi.

8. Carilah selisih terbesar diluar titik observasi

Untuk melakukan uji normalitas terhadap kedua variabel tersebut peneliti menggunakan bantuan Microsof Office Exel.

4. Menghitung homogenitas

Peneliti menggunakan uji homogenitas kesamaan dua varians adalah untuk mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen. Uji statitiska yang akan digunakan adalah Microsoft Office Exel. Kriteria yang peneliti gunakan adalah maka menyatakan varians homogen ditolak dalam hal lainya diterima.

Rumus statistik yang digunakan adalah :

atau Langkah-langkah uji homogenitas kesamaan dua varians : 1. Inventarisasi data.

2. Membuat hipotesis dalam bentuk kalimat. 3. Membuat hipotesis statistik

4. Mencari

5. Menentukan kriteria penerimaan data penolakan hipotesis. 6. Membandingkan dengan .

7. kesimpulan 5. uji hipotesis

adapun langkah-langkah uji hipotesis sebagai berikut :

1) nyatakan hipotesis statistik ( dan ) yang sesuai dengan penelitian 2) gunakan statistik uji yang tepat.

(27)

38

5) Menentukan ( -value).

Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian diterima atau tidak. Untuk pengujian dalam penelitian ini menggunakan uji t. Uji t bertujuan untuk mengetahui perbedaan dua rata-rata dari data pretest yang diperoleh. Pengolahan data dilakukan dengan ketentuan:

Jika kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji-t statistik yang digunakan adalah

̅ ̅ √

Dengan

(Sudjana, 2005:238) Keterangan :

̅ : Rata-rata skor pretest kelas kooperatif. ̅ : Rata-rata skor pretest kelas personal.

: Simpangan baku kelas kooperatif. : Simpangan baku kelas personal.

Kriteria pengujian didapat dari daftar distribusi t dengan dan peluang ( ). diterima jika - < t < dan ditolak untuk nilai t lainya. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% ( =0,05) maka kriteria pengujianya adalah:

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisi data, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Model pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil belajar dribbling dalam pembelajaran sepakbola.

2. Model pembelajaran personal memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil belajar dribbling dalam pembelajaran sepakbola.

3. Model pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh yang lebih signifikan dibandingkan dengan model pembelajaran personal , karena hasil dari penerapan model kooperatif menujukan peningkatan keterampilan gerak dasar dribbling dalam pembelajaran sepakbola. Selain itu, dalam proses pembelajaran dribbling dengan menggunakan model kooperatif dapat meningkatkan interaksi positif di dalam sebuah kelompok.

B. Saran

Sehubung dengan penelitian yang penulis lakukan, maka penulis akan mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :

A. Model kooperatif dapat menjadi pilihan yang tepat untuk para pengajar di sekolah pada proses pembelajaran sepakbola khususnya dribbling.

B. Melalui model kooperatif dalam pembelajaran, siswa akan lebih berinteraksi dalam bertukar pikiran untuk berusaha menguasai materi yang diberikan oleh pengajar.

C. Melalui model kooperatif yang diterapkan dalam materi pembelajaran sepakbola di tingkat sekolah , akan meningkatkan nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam pendidikan jasmani seperti kerjasama, menghargai kawan, bersedia berbagi tempat, dan menjaga keselamatan diri dan teman.

(29)

50

E. Bagi rekan mahasiswa khususnya program studi pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi yang akan mengadakan penelitian tentang model-model pembelajaran dan pembelajaran karate, penulis menganjurkan untuk mencari variabel dan sampel penelitian yang lebih relevan, agar hasilnya lebih maksimal demi kemajuan mutu ilmu pendidikan khususnya bidang keilmuan pendidikan jasmani.

(30)

Daftar Pustaka

Abduljabar, B. (2010). Modul Aplikasi Statistika Dalam Penjas. Bandung. FPOK UPI

Arikunto, S. (1996), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :PT Rineka Cipta.

Gunawan,S (2012), Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Seni Tunggal Baku Pencak Silat Di Kelas VII MTs Al-Inayah Kota Bandung. Bandung. FPOK UPI

Huda, M. (2011). Cooperatif Learning. Jakarta. Pustaka Pelajar Isjoni, (2012). Cooperative Learning. Bandung. ALFABETA

Juliantine,T. (2012). Model-model Pembelajaran Penjas. Bandung . FPOK UPI Mahendra,A. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung, FPOK

UPI

Metzler,W M. (2000). Instructional Models For Physical Education.

Slavin, E R. (2005). Cooperatif Learning Teori, Riset, Dan Praktik. Bandung. Nusa Media.

Sucipto dkk, (2000). Modul sepakbola. Bandung. FPOK UPI.

Sudjana, N. (1989). Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung. Sinar Baru Algesindo Offset

Sugiono, (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta.

Suryosubroto, B. (2009). Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta. PT Rineka Cipta

(31)

50

Sumber lainya :

Dimayati, (2005). Definisi Pembelajaran [Online]. Tersedia : Blog. elerning. unesa. ac. Id [31 Oktober 2012]

Latfrahmanto.blogspot (2011). Definisi Pengaruh [Online]. Tersedia : Latfrahmanto.blogspot.com/2011/10/definisi-pengaruh [31 Oktober 2012] Sugiyanto. (2008). Model Pembelajaran [Online]. Tersedia :Pend-ekonomi.

Gambar

Tabel 3.1
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
Tabel 3.2 Kisi- kisi Instrumen Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini terus dilanjutkan hingga dikatakan pada penelitian terbaru tahun 2013, walaupun kesalahpahaman tentang makanan sebagai pemicu akne vulgaris telah

Susu adalah cairan bergizi yang dihasilkan oleh kelenjar susu pada mamalia betina dan diolah menjadi berbagai produk, seperti mentega, yoghurt, es krim, keju,

Hubungan Antara Menstruasi dengan Angka Kejadian Akne Vulgaris pada Remaja Fakultas Kedokteran , Universitas Sumatera Utara.. Hubungan Konsumsi Makanan Cepat Saji dengan Kejadian

Pengaruh Sosialisasi Keluarga terhadap Perilaku Prososial Anak Usia Remaja Awal (Studi Pada Murid-Murid SLTP Negeri X

Sangatlah jelas/ bahwa Perppu penetapan pimpinan sementara KPK/ semakin mengarah pada penggantian permanen/ 2 pimpinan yang kini berstatus tahanan tersebut// Dugaan

Pengelolaan database sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf f

1) Dipusatkan di lingkungan masyarakat dan lembaga. 2) Berkaitan dengan kehidupan peserta didik dan masyarakat. 5) Penghematan sumber-sumber yang tersedia. Dengan pengertian dan

mengumumkan sebagai penyedia barang dengan pengadaan langsung untuk paket.. pekerjaan Pengadaan Peralatan Kesehatan Gudang Farmasi adalah