• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMAMPUAN INKUIRI SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY MODEL PADA TOPIK GERAK BUMI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KEMAMPUAN INKUIRI SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY MODEL PADA TOPIK GERAK BUMI."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEMAMPUAN INKUIRI SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY MODEL PADA TOPIK GERAK BUMI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Fisika

Oleh:

Citra Ihda Berliana 0802660

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Analisis Kemampuan Inkuiri Siswa SMP

Melalui Pembelajaran Levels of Inquiry

Model pada Topik Gerak Bumi

Oleh

Citra Ihda Berliana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Citra Ihda Berliana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

ANALISIS KEMAMPUAN INKUIRI SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY MODEL PADA TOPIK GERAK BUMI

Oleh: Citra Ihda Berliana

NIM. 0802660

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I,

Drs. Taufik Ramlan Ramalis, M.Si. NIP. 195801071986031001

Pembimbing II,

Judhistira Aria Utama, S.Si., M.Si. NIP. 197703212008121001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Fisika

(4)

i

ANALISIS KEMAMPUAN INKUIRI SISWA SMP MELALUI

PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY MODEL PADA TOPIK GERAK BUMI

Citra Ihda Berliana 0802660

Pembimbing I : Drs. Taufik Ramlan Ramalis, M.Si. Pembimbing II : Judhistira Aria Utama, S.Si., M.Si.

Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA-UPI ABSTRAK

Berdasarkan KTSP, pendidikan IPA bukan hanya diarahkan untuk mampu menguasai kumpulan pengetahuan tetapi juga memerlukan adanya proses penemuan sehingga IPA perlu diarahkan untuk inkuiri. Studi pendahuluan menunjukkan bahwa pada umumnya astronomi yang di dalamnya memuat materi gerak bumi diajarkan melalui metode ceramah dan siswa hanya memperoleh informasi mengenai materi ini berasal dari buku. Menurut Wenning tidak semua guru IPA menerapkan inkuiri secara efektif, sehingga Wenning mengusulkan enam tingkatan inkuiri yang dinamakan levels of inquiry model yang tingkatannya terdiri dari discovery learning, interactive demonstration, inquiry lesson, inquiry labs, real-world application, dan hypothetical inquiry. Penelitian ini diberi judul “Analisis kemampuan inkuiri siswa SMP melalui pembelajaran levels of inquiry model pada topik gerak bumi.” Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan inkuiri siswa melalui pembelajaran levels of inquiry model pada topik gerak bumi. Alat pengumpul data berupa rubrik penilaian kemampuan inkuiri. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Pengolahan data kemampuan inkuiri dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata kemampuan inkuiri yang diperoleh siswa. Hasil menunjukkan bahwa melalui pembelajaran levels of inquiry model pada topik gerak bumi, dapat diperoleh informasi mengenai kemampuan inkuiri siswa.

(5)

ii

ANALISIS KEMAMPUAN INKUIRI SISWA SMP MELALUI

PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY MODEL PADA TOPIK GERAK BUMI

Citra Ihda Berliana 0802660

Pembimbing I : Drs. Taufik Ramlan Ramalis, M.Si. Pembimbing II : Judhistira Aria Utama, S.Si., M.Si.

Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA-UPI science teachers to effectively implement inquiry, that inquiry levels Wenning proposes six levels of inquiry called level model consisting of discovery learning, interactive demonstration, inquiry lesson, inquiry labs, real-world application and hypothetical inquiry. This study entitled "Analisis kemampuan inkuiri siswa SMP melalui pembelajaran levels of inquiry model pada topik gerak bumi." This study aims to analyze the students inquiry skills through the learning levels of inquiry model on the topic of motion of the earth. Data collection tool in the form of inquiry skills assessment rubric. The research method used in this research is descriptive method. Data processing capabilities of inquiry conducted by calculating the average value obtained students inquiry skills. The results showed that through levels of inquiry model on the topic of motion of the earth, can obtain information about students inquiry skills.

(6)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah... 3

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Variabel Penelitian ... 5

G. Definisi Operasional... 6

BAB II LEVELS OF INQUIRY MODEL DAN KEMAMPUAN INKUIRI 7 A. Pembelajaran Inkuiri ... 7

B. Levels of Inquiry Model ... 10

C. Kemampuan Inkuiri pada Levels of Inquiry Model ... 19

(7)

vi

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Metode dan Desain Penelitian ... 24

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 24

C. Teknik Pengumpulan Data ... 25

D. Prosedur Penelitian... 25

E. Instrumen Penelitian... 28

F. Teknik Pengolahan Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Pelaksanaan Penelitian ... 34

B. Kemampuan Inkuiri Siswa ... 35

C. Hasil Observasi Pembelajaran Levels of Inquiry Model ... 89

D. Rasionalitas Hasil Penelitian ... 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 96

A. Kesimpulan ... 96

B. Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 100

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 102

(8)

vii

DAFTAR TABEL

2.1 Levels of Inquiry Model ... 11

2.2 Tipe Inquiry Labs ... 15

2.3 Kemampuan Inkuiri dan Tujuan Pedagogik Dasar pada Levels of Inquiry .. 19

2.4 Pembelajaran Levels of Inquiry Model pada Topik Gerak Bumi ... 21

4.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 34 4.2 Persentase Rata-Rata Aspek Kemampuan Inkuiri ... 82 4.3 Rata-Rata Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran Levels of Inquiry Model

... 89

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

3.1 Alur Penelitian ... 27 4.1Grafik Nilai Rata-Rata Aspek Kemampuan Inkuiri pada Tingkatan Discovery Learning ... 36

4.2Grafik Rata-Rata Persentase Aspek Kemampuan Inkuiri pada Tingkatan Discovery Learning ... 36

4.3Grafik Nilai Rata-Rata Aspek Kemampuan Inkuiri pada Tingkatan Interactive Demonstration ... 50

4.4Grafik Rata-Rata Persentase Aspek Kemampuan Inkuiri pada Tingkatan Interactive Demonstration ... 51

4.5Grafik Nilai Rata-Rata Aspek Kemampuan Inkuiri pada Tingkatan Inquiry Lesson ... 57

4.6Grafik Rata-Rata Persentase Aspek Kemampuan Inkuiri pada Tingkatan Inquiry Lesson ... 57

4.7Grafik Nilai Rata-Rata Aspek Kemampuan Inkuiri pada Tingkatan Inquiry Labs ... 63

4.8Grafik Rata-Rata Persentase Aspek Kemampuan Inkuiri pada Tingkatan Inquiry Labs ... 64

4.9Grafik Nilai Rata-Rata Aspek Kemampuan Inkuiri pada Tingkatan Real-World Application ... 70

(10)

ix

4.11 Grafik Nilai Rata-Rata Aspek Kemampuan Inkuiri Pada Tingkatan

Hypothetical Inquiry ... 77

4.12 Grafik Rata-Rata Persentase Aspek Kemampuan Inkuiri pada Tingkatan Hypothetical Inquiry ... 77

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Perangkat Pembelajaran... 102

Lampiran B Instrumen Penelitian ... 125

Lampiran C Analisis Data Hasil Penelitian ... 150

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas, 2006). Berdasarkan KTSP, pendidikan IPA bukan hanya diarahkan untuk mampu menguasai kumpulan pengetahuan tetapi juga memerlukan adanya proses penemuan sehingga IPA perlu diarahkan untuk inkuiri. Dengan adanya inkuiri, menjadikan siswa mampu memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Selain itu pembelajaran IPA yang dilaksanakan secara inkuiri, dapat menumbuhkan kemampuan siswa dalam berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah.

(13)

2

pembelajaran astronomi yang digunakan adalah menggunakan metode ceramah. Di sebagian sekolah menengah pertama, materi astronomi seringkali dilewatkan, siswa hanya ditugaskan untuk membaca karena siswa kelas IX lebih difokuskan pada persiapan ujian nasional (Liliawati et al., 2011).

Pembelajaran inkuiri yang diterapkan perlu dilakukan secara sistematis agar siswa dapat mengembangkan pemahaman IPA secara menyeluruh. Pembelajaran ini perlu dilakukan secara bertahap, dimulai dari pembelajaran yang melibatkan kemampuan dasar menuju pada kemampuan yang lebih tinggi. Menurut Wenning (2011) tidak semua guru memahami bagaimana menggunakan inkuiri dan tidak semua guru IPA menggunakan inkuiri secara efektif. Akibat dari kurangnya pemahaman guru dalam menggunakan inkuiri dengan benar adalah pembelajaran yang dilakukan tidak sistematis sehingga siswa kurang mampu mengembangkan pemahaman secara menyeluruh maka untuk mengatasi hal ini, Wenning (2010) mengusulkan sebuah rangkaian inkuiri yang terdiri dari enam tingkatan inkuiri yang diawali dari tingkat dasar hingga tingkat yang paling tinggi. Pembelajaran inkuiri tersebut dinamakan levels of inquiry model yang terdiri dari discovery learning, interactive demonstration, inquiry lesson, inquiry lab, real-world

application, dan hypothetical inquiry. Keenam tingkatan tersebut diurutkan

(14)

3

Pada pembelajaran inkuiri, siswa diarahkan untuk melakukan proses penemuan sehingga akan melibatkan kemampuan siswa yang dinamakan dengan kemampuan inkuiri. Oleh karena itu melalui pembelajaran levels of inquiry model yang diterapkan pada topik gerak Bumi, diharapkan mampu menggali kemampuan inkuiri siswa.

Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian sehingga mampu menggali kemampuan inkuiri siswa yang diterapkan pada topik gerak Bumi melalui pembelajaran levels of inquiry model yang dikembangkan oleh Wenning. Penelitian ini berjudul “Analisis kemampuan inkuiri siswa SMP melalui pembelajaran levels of inquiry model pada topik gerak Bumi.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yaitu:

“Bagaimana kemampuan inkuiri siswa SMP melalui pembelajaran levels of inquiry model pada topik gerak Bumi?”

C. Batasan Masalah

1. Analisis kemampuan inkuiri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah analisis hasil kemampuan inkuiri yang diperoleh siswa pada setiap aspek kemampuan inkuiri yang terlibat pada pembelajaran levels of inquiry model. 2. Tingkatan inkuiri pada levels of inquiry model yang diterapkan pada penelitian

(15)

4

a. Discovery learning: mengamati; merumuskan konsep; memperkirakan; menarik kesimpulan; mengkomunikasikan hasil; dan mengklasifikasikan hasil.

b. Interactive demonstration: memprediksi; menjelaskan; memperkirakan; memperoleh dan mengolah data; serta merumuskan dan merevisi penjelasan ilmiah dengan menggunakan logika dan bukti.

c. Inquiry lesson: mengumpulkan dan mencatat data; membuat tabel data; merancang dan melakukan penyelidikan ilmiah; serta menggunakan teknologi dan matematika selama penyelidikan.

d. Inquiry labs tipe guided inquiry: mengukur secara metrik; menetapkan hukum secara empiris berdasarkan bukti dan logika; merancang dan melakukan penyelidikan ilmiah; serta menggunakan teknologi dan matematika selama penyelidikan.

e. Real-world application tipe authentic: mengumpulkan, menilai dan menafsirkan data dari berbagai sumber; membangun argumen yang logis berdasarkan bukti ilmiah; membuat dan mempertahankan fakta berdasarkan keputusan dan penilaian; mengklarifikasi nilai-nilai dalam kaitannya dengan alam dan norma kehidupan; dan melatih kemampuan interpersonal.

(16)

5

3. Topik yang diajarkan pada penelitian ini adalah mengenai gerak Bumi yang meliputi rotasi dan revolusi Bumi.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kemampuan inkuiri siswa SMP melalui pembelajaran levels of inquiry model pada topik gerak Bumi.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, memperoleh informasi mengenai tingkat keberhasilan dalam menggali kemampuan inkuiri siswa SMP melalui pembelajaran levels of inquiry model pada topik gerak Bumi.

2. Bagi siswa, sebagai sarana yang dapat dijadikan untuk mengembangkan kemampuan inkuiri pada pembelajaran dengan topik gerak Bumi.

3. Bagi guru, dapat memberikan informasi mengenai pembelajaran yang dapat diterapkan pada materi gerak Bumi agar mampu menggali kemampuan inkuiri siswa.

F. Variabel Penelitian

(17)

6

G. Definisi Operasional

Pada penelitian ini terdapat istilah mengenai levels of inquiry model dan kemampuan inkuiri yang terlibat pada pembelajaran ini.

1. Kemampuan Inkuiri

Kemampuan inkuiri pada penelitian ini adalah kemampuan siswa untuk memperoleh informasi yang mengacu pada kemampuan yang terlibat pada levels of inquiry model. Kemampuan inkuiri diukur dengan menggunakan rubrik

penilaian kemampuan inkuri siswa yang di dalamnya memuat kriteria kemampuan inkuiri dengan nilai minimum 1 dan maksimum 4. Kemampuan inkuiri siswa dinilai oleh observer ketika kegiatan pembelajaran dan atau dinilai berdasarkan jawaban siswa pada lembar kegiatan siswa (LKS).

2. Levels of Inquiry Model

Merupakan pembelajaran yang dikembangkan oleh Carl J. Wenning yang terdiri dari enam tingkatan yang diurutkan berdasarkan kemampuan intelektual siswa dan pihak pengontrol. Semakin tinggi tingkatannya, semakin tinggi kemampuan intelektual siswa yang terlibat dan semakin tinggi juga tingkat keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Tingkatan inkuiri yang diterapkan pada penelitian ini terdiri dari discovery learning, interactive demonstration, inquiry lesson, inquiry lab tipe guided inquiry, real-world application tipe authentic, dan

hypothetical inquiry tipe terapan (applied hypothetical inquiry). Masing-masing

tingkatan inkuiri diobservasi oleh observer menggunakan lembar keterlaksanaan

(18)

24 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Best (dalam Sukardi, 2009) metode deskriptif merupakan metode yang ditujukan untuk menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama menggambarkan secara sistematis fakta dan karakterisktik objek atau subjek yang diteliti secara tepat (Sukardi, 2009). Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah one-shot case study.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Sementara menurut Arikunto (2008) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisitik yang dimiliki populasi tersebut (Sugiyono, 2011). Menurut Arikunto (2008) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

(19)

25

Teknik penentuan sampel pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan purposive sample, teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu agar

dapat mendukung keterlaksanaan penelitian. Penentuan sampel ini berdasarkan rekomendasi guru mata pelajaran fisika.

C. Teknik Pengumpulan Data

Data mengenai kemampuan inkuiri siswa diperoleh dengan menggunakan rubrik penilaian kemampuan inkuiri siswa. Lembar penilaian ini berisi kriteria kemampuan inkuiri siswa yang hendak diukur. Lembar penilaian inkuiri siswa diisi berdasarkan kemampuan inkuiri siswa yang muncul. Teknik penilaian kemampuan inkuiri siswa dilakukan berdasarkan kemampuan inkuiri yang dinilai oleh observer ketika pembelajaran berlangsung dan atau dinilai berdasarkan jawaban siswa pada lembar kegiatan siswa (LKS).

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, di antaranya:

(20)

26

rancangan pembelajaran dan kriteria kemampuan inkuiri, serta validasi instrumen. Setelah itu dilakukan perbaikan intrumen yang telah divalidasi. 2. Tahap pelaksanaan yaitu menerapkan levels of inquiry model. Ketika

pembelajaran, dilakukan pengisian lembar penilaian kemampuan inkuiri siswa oleh observer. Setelah itu, dilakukan penilaian kemampuan inkuiri berdasarkan jawaban-jawaban siswa pada lembar kegiatan siswa (LKS). 3. Tahap pengolahan data meliputi pengolahan data, analisis hasil penelitian, dan

(21)

27

Alur penelitian dapat ditunjukkan pada gambar berikut.

(22)

28

E. Instrumen Penelitian

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP merupakan rencana yang menggambarkan urutan dalam

pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai suatu kompetensi dasar tertentu. RPP pada penelitian ini disusun menjadi tiga pertemuan dimana seluruh tingkatan inkuiri pada pembelajaran levels of inquiry model dibagi menjadi tiga pertemuan tersebut. Semakin tinggi tingkatan inkuiri pada pembelajaran levels of inquiry model semakin tinggi pula kemampuan intelektual siswa yang terlibat dan

semakin tinggi juga tingkat keterlibatan siswa dalam pembelajaran tetapi peran guru dalam pembelajaran semakin rendah. Rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat pada lampiran A.1.

2. Rubrik Penilaian Kemampuan Inkuiri

Rubrik penilaian kemampuan inkuiri siswa digunakan untuk menilai kemampuan inkuiri siswa di setiap tingkatan inkuiri pada pembelajaran levels of inquiry model yang berisi kriteria kemampuan-kemampuan inkuiri yang hendak

diukur. Pemberian nilai pada setiap aspek kemampuan inkuiri menggunakan nilai minimum 1 dan nilai maksimum 4. Lembar penilaian kemampuan inkuiri siswa diisi berdasarkan kemampuan inkuiri siswa yang dinilai oleh observer ketika pembelajaran berlangsung dan atau dinilai berdasarkan jawaban-jawaban siswa pada lembar kegiatan siswa (LKS). Rubrik penilaian kemampuan inkuiri siswa terdapat pada lampiran B.2.

(23)

29

a. Discovery learning: kemampuan mengamati yang dinilai dalam melakukan atau tidak melakukan pengamatan terhadap suatu fenomena; memperkirakan; dan mengkomunikasikan hasil.

b. Interactive demonstration: memprediksi; memperkirakan.

c. Inquiry lesson: mengumpulkan dan mencatat data; melakukan penyelidikan ilmiah; dan menggunakan teknologi dan matematika selama penyelidikan.

d. Inquiry labs tipe guided inquiry: mengukur secara metrik; melakukan penyelidikan ilmiah; dan menggunakan teknologi dan matematika selama penyelidikan.

e. Real-world application tipe authentic: mengumpulkan, menilai, dan menafsirkan data dari berbagai sumber; membangun argumen logis berdasarkan bukti ilmiah; melatih kemampuan interpersonal.

Kemampuan inkuiri yang dinilai berdasarkan jawaban siswa pada lembar kegiatan siswa di antaranya:

a. Discovery learning: merumuskan konsep, menarik kesimpulan, dan mengklasifikasikan hasil.

b. Interactive demonstration: menjelaskan; memperoleh dan mengolah data; dan merumuskan dan merevisi penjelasan ilmiah dengan menggunakan logika dan bukti.

c. Inquiry lesson: membuat tabel data; merancang penyelidikan dengan

menentukan langkah-langkah penyelidikan; dan menggambarkan

(24)

30

d. Inquiry labs tipe guided inquiry: menetapkan hukum secara empiris berdasarkan bukti dan logika; dan merancang penyelidikan dengan menentukan langkah-langkah penyelidikan.

e. Real-world application tipe authentic: membuat dan mempertahankan fakta berdasarkan keputusan dan penilaian; dan mengklarifikasi nilai-nilai dalam kaitannya dengan alam dan norma kehidupan.

f. Hypothetical inquiry tipe terapan (applied hypothetical inquiry): mensintesis hipotesis yang kompleks; menganalisis dan mengevaluasi pendapat ilmiah; merevisi hipotesis dan prediksi pada bukti baru; dan memecahkan masalah nyata yang kompleks.

3. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Lembar kegiatan siswa digunakan sebagai panduan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. LKS ini berisi tentang langkah kerja serta pertanyaan-pertanyaan terkait materi yang diajarkan selama pembelajaran levels of inquiry model pada topik gerak Bumi. LKS dibuat berdasarkan kemampuan

inkuiri siswa yang hendak diukur. Masing-masing tingkatan inkuiri, siswa diberi LKS yang berisi panduan dalam pembelajaran serta pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. LKS terdapat pada lampiran A.2.

Berikut ini adalah kemampuan inkuiri yang dinilai berdasarkan jawaban siswa pada lembar kegiatan siswa:

(25)

31

b. Interactive demonstration: menjelaskan; memperoleh dan mengolah data; dan merumuskan dan merevisi penjelasan ilmiah dengan menggunakan logika dan bukti.

c. Inquiry lesson: membuat tabel data; merancang penyelidikan dengan

menentukan langkah-langkah penyelidikan; dan menggambarkan

hubungan.

d. Inquiry labs tipe guided inquiry: menetapkan hukum secara empiris berdasarkan bukti dan logika; dan merancang penyelidikan dengan menentukan langkah-langkah penyelidikan.

e. Real-world application tipe authentic: membuat dan mempertahankan fakta berdasarkan keputusan dan penilaian; dan mengklarifikasi nilai-nilai dalam kaitannya dengan alam dan norma kehidupan.

f. Hypothetical inquiry tipe terapan (applied hypothetical inquiry): mensintesis hipotesis yang kompleks; menganalisis dan mengevaluasi pendapat ilmiah; merevisi hipotesis dan prediksi pada bukti baru; dan memecahkan masalah nyata yang kompleks.

4. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

(26)

32

pengamatan observer terhadap aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa selama pembelajaran yang mengacu pada kriteria dalam lembar observasi. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran terdapat pada lampiran B.1.a.

F. Teknik Pengolahan Data

a. Setelah pembelajaran levels of inquiry model diterapkan pada materi rotasi dan revolusi Bumi, tahap selanjutnya adalah pengolahan data. Berikut ini adalah teknik pengolahan data kemampuan inkuiri siswa:

1. Hasil kemampuan inkuiri pada setiap aspek diolah dengan cara:

a. Menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa dengan terlebih dahulu memberikan nilai kemampuan inkuiri pada masing-masing indikator kemampuan inkuiri berdasarkan kriteria kemampuan inkuiri yang telah dibuat dengan nilai minimum 1 dan nilai maksimum 4. Kemudian dihitung nilai rata-rata dari seluruh siswa. Nilai rata-rata kemampuan inkuiri siswa tersebut diubah ke dalam bentuk nilai 1 hingga 4 dengan cara sebagai berikut.

b. Langkah selanjutnya, nilai rata-rata tersebut diubah ke dalam bentuk persentase.

(27)

33

siswa di setiap tingkatan inkuiri ini kemudian diubah menjadi nilai rata-rata. Nilai rata-rata tersebut kemudian diubah ke dalam bentuk persentase. c. Data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran pada siswa dan guru untuk

(28)

96 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan.

Hasil kemampuan inkuiri siswa yang diperoleh melalui pembelajaran levels of inquiry model pada topik gerak Bumi adalah sebagai berikut.

1. Pada tingkatan discovery learning, aspek kemampuan inkuiri terendah diperoleh pada kemampuan mengkomunikasikan hasil dan kemampuan mengklasifikasikan hasil. Pada aspek kemampuan mengklasifikasikan hasil, siswa kesulitan dalam mengelompokkan fenomena-fenomena yang menjadi bukti bahwa Bumi melakukan gerak rotasi dan revolusi. Sementara pada

kemampuan mengkomunikasikan hasil, banyak siswa yang tidak

mengkomunikasikan fenomena-fenomena yang menjadi bukti bahwa Bumi melakukan gerak rotasi dan revolusi secara lisan. Aspek kemampuan inkuiri tertinggi diperoleh pada kemampuan mengamati karena siswa terlihat antusias dalam melakukan pengamatan mengenai fenomena-fenomena yang berkaitan dengan rotasi dan revolusi Bumi.

(29)

97

penjelasan ilmiah dengan menggunakan bukti dan logika memperoleh nilai terendah. Sementara, pada aspek kemampuan menjelaskan sebagian siswa sudah mampu dalam menjelaskan fenomena yang terjadi berdasarkan kegiatan demonstrasi sehingga pada aspek kemampuan ini diperoleh nilai tertinggi. 3. Pada tingkatan inquiry lesson, aspek kemampuan inkuiri terendah diperoleh

pada kemampuan menggunakan teknologi dan matematika selama penyelidikan serta aspek kemampuan inkuiri tertinggi diperoleh pada kemampuan membuat tabel. Pada kemampuan menggunakan teknologi dan matematika selama penyelidikan, siswa harus bergantian dengan teman sekelompok dalam menggunakan komputer yang disediakan sehingga siswa tidak optimal dalam menggunakan animasi. Sementara, pada kemampuan membuat tabel, seluruh siswa dibimbing oleh guru sehingga siswa mampu membuat tabel dengan benar.

(30)

98

5. Pada tingkatan real-world application tipe authentic, siswa kurang aktif dalam berdiskusi kelompok sehingga pada aspek kemampuan membangun argumen logis berdasarkan bukti ilmiah dan kemampuan interpersonal memperoleh nilai terendah. Sementara sebagian besar siswa sudah mampu mendekati benar dalam memecahkan masalah keseharian sehinggga aspek kemampuan inkuiri tertinggi diperoleh pada kemampuan membuat dan mempertahankan fakta berdasarkan keputusan dan penilaian serta kemampuan mengklarifikasi nilai-nilai dalam kaitannya dengan alam dan norma kehidupan.

6. Pada tingkatan hypothetical inquiry tipe terapan, aspek kemampuan inkuiri terendah diperoleh pada kemampuan merevisi hipotesis dan prediksi pada bukti baru serta aspek kemampuan inkuiri tertinggi diperoleh pada kemampuan memecahkan masalah nyata yang kompleks. Pada kemampuan merevisi hipotesis dan prediksi pada bukti baru, siswa masih kesulitan dalam merevisi hipotesis dan prediksi berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan. Pada kemampuan memecahkan masalah nyata yang kompleks, sebagian siswa sudah mampu membuat kesimpulan dengan benar dan mendekati benar mengenai pengaruh revolusi Bumi terhadap perbedaan lamanya siang dan malam.

B. Saran

(31)

99

1. Agar pembelajaran inkuiri dapat diterapkan secara optimal, guru harus memiliki kemampuan dalam mengelola kelas dengan baik seperti membuat suasana kelas agar tetap kondusif, penggunaan alokasi waktu secara tepat, memberikan kesempatan pada siswa secara merata untuk mengajukan pendapat, dan guru juga harus mendorong siswa secara aktif dalam pencarian informasi maupun fakta yang baru. Selain itu ketersediaan alokasi waktu yang leluasa akan mendukung penerapan pembelajaran ini secara optimal.

2. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan dengan melibatkan kemampuan psikomotor lebih banyak daripada kemampuan kognitif agar siswa lebih antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

(32)

100

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Depdiknas, 2006. KTSP Mata Pelajaran IPA SMP/MTS. Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang

Liliawati, W. et al. 2011. Penyusunan Buku Ajar Astronomi Berdasarkan Pengembangan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Dan SMA. Laporan Penelitian Hibah Bersaing

Nurmala, Nuvi. 2012. Analisis Kemampuan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas V Sekolah Dasar Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Sifat-Sifat Cahaya. Skripsi sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Permata, Evita. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Pembelajaran Fisika Sma Kelas X Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Mengetahui Profil Keterampilan Proses Sains Siswa. Skripsi sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sudrajat, Akhmad. 2011. Strategi Pembelajaran Inkuiri. [online]. Tersedia: http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com. [29 November 2012]

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Wenning, Carl. 2005. Levels of inquiry: Hierarchies of pedagogical practices and inquiry processes. Journal of Physics Teacher Education Online, 2(3). pp 3-11

(33)

101

Wenning, Carl. 2011a. Experimental Inquiry in Introductory Physics Courses. Journal of Physics Teacher Education Online, 6(2). pp 2-8

Gambar

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Daftar Perusahaan Yang Mengalami Underpricing Saham Perusahaan Yang Melakukan Initial Public Offering

Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa dari profil patient assessment sebanyak 30% petugas apotek (n=21) menggali informasi tentanggejala yang dialami, 100% petugas apotek

[r]

Pada intinya, inventarisasi koleksi deposit adalah kegiatan menempel atau memberi cap stempel kepemilikkan perpustakaan, memberikan nomor induk atau inventaris setiap bahan

[r]

(Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Cibodas) ” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan

Manusia berhakekat sebagai makhluk sosial, maka kelompok berperan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk berinteraksi dengan manusia lain yang memiliki kesamaan latar

BERWISATA KE PANTAI KUKUP / MERUPAKAN PILIHAN YANG TEPAT / APABILA ANDA INGIN BERSANTAI DENGAN KELUARGA MAUPUN TEMAN //. PANTAI KUKUP YANG