• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PERMAINAN SULE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELENGKAPI BAGIAN CERITA YANG HILANG (RUMPANG) (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri Buahdua II Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PERMAINAN SULE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELENGKAPI BAGIAN CERITA YANG HILANG (RUMPANG) (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri Buahdua II Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang)."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PERMAINAN SULE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELENGKAPI BAGIAN CERITA YANG HILANG (RUMPANG)

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri Buahdua II Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

RAHMI SITI AISYAH 0903196

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS SUMEDANG

(2)

PENERAPAN PERMAINAN SULE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELENGKAPI BAGIAN CERITA YANG HILANG (RUMPANG)

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri Buahdua II Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang)

Oleh Rahmi Siti Aisyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Rahmi Siti Aisyah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penerapan Permainan SULE Untuk Meningkatkan Kemampuan Melengkapi Bagian Cerita Yang Hilang (Rumpang) (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri

Buahdua II Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang)” ini beserta seluruh isinya

adalah benar-benar karya saya sendiri. Dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko ataupun sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya tulis ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keabsahan karya saya.

Sumedang, Juni 2013 Yang membuat pernyataan,

(4)
(5)

i DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah ... 8

1. Rumusan Masalah ... 8

2. Pemecahan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 12

E. Batasan Istilah ... 13

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ... 15

B. Menulis ... 16

1. Pengertian Menulis ... 16

2. Fungsi Menulis ... 17

3. Kegunaan Menulis ... 18

4. Macam-macam Menulis di SD ... 18

5. Hubungan Antara Keterampilan Menulis dan Keterampilan lainnya ... 19

a. Hubungan Antara Menulis dan Membaca ... 19

b. Hubungan Antara Menulis dan Berbicara ... 20

c. Hubungan Antara Menulis dan Menyimak ... 20

(6)

1. Bermain dan Permainan ... 20

2. Teori Permainan ... 22

a. Teori Kontruktif ... 22

b. Teori Psikodinamik ... 23

3. Permainan Bahasa ... 23

4. Kelebihan dan Kekurangan Permainan Bahasa ... 25

D. Permainan “SULE” ... 26

1. Pengertian Permainan “SULE” ... 26

2. Tahapan Permainan “SULE” ... 27

3. Kelebihan Permainan “SULE” ... 28

E. Penelitian Tindakan Kelas ... 28

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ... 28

2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas ... 29

3. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ... 31

4. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas ... 31

5. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ... 32

F. Hipotesis Tindakan ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

1. Lokasi Penelitian ... 33

2. Waktu Penelitian ... 33

B. Subjek Penelitian ... 33

C. Metode dan Desain Penelitian ... 34

1. Metode Penelitian ... 34

2. Desain Penelitian ... 34

3. Prosedur Penelitian ... 36

a. Tahap Perencanaan Tindakan ... 37

b. Tahap Pelaksanaan ... 37

c. Tahap Observasi ... 40

d. Tahap Analisis dan Refleksi ... 40

4. Instrumen Penelitian...41

5. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data...44

a. Teknik Pengolahan Data ... 44

1) Teknik Pengolahan Data Proses ... 44

2) Teknik Pengolahan Data Hasil ... 45

b. Analisis Data ... 48

(7)

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data Awal ... 52

B. Paparan Data Tindakan ... 55

1. Paparan Data Tindakan Siklus l ... 55

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 55

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ... 57

1) Paparan Data Proses Siklus I ... 57

2) Paparan Data Hasil Siklus I ... 67

c. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 69

2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... 73

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 73

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ... 74

1) Paparan Data Proses Siklus II ... 74

2) Paparan Data Hasil Siklus II ... 82

c. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 83

3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 86

a. Paparan Data Perencanaan Siklus III ... 86

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III ... 88

1) Paparan Data Proses Siklus III ... 88

2) Paparan Data Hasil Siklus III ... 94

c. Analisis dan Refleksi Siklus III ... 95

C. Paparan pendapat Siswa dan Guru ... 98

1. Deskripsi Pendapat Siswa ... 98

2. Deskripsi Pendapat Guru ... 98

D. Pembahasan ... 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 105

B. Saran ... 107

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data Awal Hasil Tes Akhir Siswa ... 5

Tabel 3.1 Rentang Nilai Kriteria Ketuntasan Minimum ... 47

Tabel 4.1 Data Awal Hasil Tes Akhir Siswa ... 54

Tabel 4.2 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Sikus I ... 61

Tabel 4.3 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 66

Tabel 4.4 Data Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II ... 67

Tabel 4.5 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Sikus II ... 78

Tabel 4.6 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 81

Tabel 4.7 Data Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II ... 82

Tabel 4.8 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Sikus III ... 90

Tabel 4.9 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 93

Tabel 4.10 Data Hasil Tes Belajar Siswa Siklus III ... 94

Tabel 4.11 Perbandingan Nilai Kinerja Guru ... 101

Tabel 4.12 Perbandingan Nilai Aktivitas Siswa ... 102

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(10)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1 Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ... 68

Grafik 4.2 Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ... 83

Grafik 4.3 Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus III ... 95

Grafik 4.4 Perbandingan Persentase Kinerja Guru Tiap Siklus ...102

Grafik 4.5 Perbandingan Nilai Aktivitas Siswa Tiap Siklus... 103

Grafik 4.6 Perbandingan Jumlah Ketuntasan Belajar Siswa Dalam Persentase ... ...103

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

A. Lampiran Pembelajaran Siklus I

Lampiran A.1 RPP Siklus I ... 111

Lampiran A.2 Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 117

Lampiran A.3 Lembar Tes Hasil Belajar Nilai Tertinggi Siklus I ... 129

Lampiran A.4 Lembar Tes Hasil Belajar Nilai Sedang Siklus I ... 130

Lampiran A.5 Lembar Tes Hasil Belajar Nilai Terendah Siklus I ... 131

Lampiran A.6 Data Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I ... 132

Lampiran A.7 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 134

Lampiran A.8 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 137

Lampiran A.9 Catatan Lapangan Siklus I ... 142

B. Lampiran Pembelajaran Siklus II Lampiran B.1 RPP Siklus II ... 144

Lampiran B.2 Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 150

Lampiran B.3 Lembar Tes Hasil Belajar Nilai Tertinggi Siklus II ... 162

Lampiran B.4 Lembar Tes Hasil Belajar Nilai Sedang Siklus II ... 163

Lampiran B.5 Lembar Tes Hasil Belajar Nilai Terendah Siklus II ... 164

Lampiran B.6 Data Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II ... 165

Lampiran B.7 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 167

Lampiran B.8 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 170

Lampiran B.9 Catatan Lapangan Siklus II ... 175

C. Lampiran Pembelajaran Siklus III Lampiran C.1 RPP Siklus III ... 177

Lampiran C.2 Lembar Kerja Siswa Siklus III ... 183

Lampiran C.3 Lembar Tes Hasil Belajar Nilai Tertinggi Siklus III ... 195

(12)

Lampiran C.5 Lembar Tes Hasil Belajar Nilai Terendah Siklus III ... 197

Lampiran C.6 Data Hasil Tes Belajar Siswa Siklus III ... 198

Lampiran C.7 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 200

Lampiran C.8 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 203

Lampiran C.9 Catatan Lapangan Siklus III ... 208

Lampiran C.10 Hasil Wawancara Siswa ... 211

Lampiran C.11 Hasil Wawancara Observer ... 216

D. Instrumen Penelitian Lampiran D.1 Lembar Observasi Kinerja Guru ... 217

Lampiran D.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 222

Lampiran D.3 Lembar Penilaian Hasil Tes Belajar Siswa ... 224

Lampiran D.4 Format Catatan Lapangan ... 226

Lampiran D.5 Pedoman Wawancara Siswa ... 227

Lampiran D.6 Pedoman Wawancara Observer ... 228

Lampiran D.7 Lembar Tes Individu Siklus I ... 229

Lampiran D.8 Lembar Tes Individu Siklus II ... 230

Lampiran D.9 Lembar Tes Individu Siklus III... 232

Lampiran D.10 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I ... 233

Lampiran D.11 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II ... 237

Lampiran D.12 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus III ... 242

E. Lampiran Foto-Foto Lampiran E.1 Foto Pembelajaran Permainan SULE ...247

Lampiran E.2 Foto Kondisi Fisik SDN Buahdua II ...253

F. Lampiran Arsip-Arsip Lampiran F.1 SK Pembimbing ...256

Lampiran F.2 Surat Izin Penelitian ...257

(13)
(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia di samping sebagai makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial yang membutuhkan manusia lainnya dalam kehidupan. Dengan adanya

faktor saling membutuhkan hendaknya manusia itu sendiri sering berinteraksi. Untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lainnya membutuhkan suatu alat yakni bahasa.

Bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Bahasa membuat manusia satu dapat mengenal manusia lainnya. Adanya bahasa mempermudah manusia dalam berinteraksi juga bersosialisasi. Karena pentingnya bahasa perlu diajarkan di sekolah, termasuk di jenjang sekolah dasar.

Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, tidak hanya menuntut siswa untuk mengetahui atau menghapal teori bahasa Indonesia saja melainkan terampil berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar secara lisan maupun tulisan. Ada empat keterampilan dalam berbahasa meliputi menyimak, berbicara, membaca dan menulis harus dikuasai oleh siswa. Menurut Raka Joni dalam Tim PLPG Rayon 110 (2011: 2) menyatakan bahwa:

fungsi SD tidak semata-mata menjadikan keluarannya melek huruf dan memiliki segumpalan pengetahuan yang menjadi pengetahuan sesaat, dalam arti kurang mewujudkan kemandiriannya, tetapi melek huruf dalam arti melek teknologi dan melek pikir.

Bahwasannya pembelajaran bahasa Indonesia ini dikehendaki secara bermakna untuk siswa, sehingga pengetahuan dan keterampilan yang siswa dapatkan dari pembelajaran dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari mereka kelak.

(15)

2

tetapi menulis di sana bukan pengertian menulis membuat suatu buku, karangan atau lainnya melainkan menulis yang memerlukan latihan yakni proses belajar. Walaupun urutan dari keterampilan menulis ini urutan terakhir dari keempat keterampilan berbahasa tetapi keterampilan ini bersifat produktif.

Menurut Djuanda (2008: 180), “menulis adalah suatu proses dan aktivitas melahirkan gagasan, pikiran, perasaan kepada orang lain atau dirinya melalui media bahasa berupa tulisan.”

Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Robert Lado (Djuanda, 2008:180), bahwa:

Menulis adalah menempatkan simbol-simbol grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang. Kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbol-simbol grafisnya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu proses yang menghasilkan pikiran, perasaan, ide, maupun gagasan yang merupakan pesan berupa lambang-lambang grafis yang dapat dipahami oleh pembaca.

Keterampilan menulis di tingkat sekolah dasar pembelajarannya dimulai pada kelas satu sampai pula di kelas enam. Keterampilan ini memiliki dua ruang lingkup yakni menulis pada kelas satu dan dua merupakan keterampilan tahap awal yang dikenal sebagai menulis permulaan. Sedangkan pada kelas tiga sampai

(16)

3

Salah satu pengembangan dari materi menulis lanjut di sini yakni melengkapi bagian cerita yang rumpang. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari membuat karangan tetapi membuat karangan di sini telah terdapat beberapa bagian cerita yang kemudian harus diisi/dilengkapi dengan buah pemikiran siswa tanpa melupakan kepaduan dengan bagian cerita yang sudah ada.

Ketika melakukan observasi di kelas IV SDN Buahdua II, ternyata siswa

merasa kesulitan dalam melengkapi bagian cerita yang rumpang. Hal tersebut terlihat saat siswa melengkapi bagian cerita yang rumpang dari cerita “Pesta

Ulang Tahun Miko”masih banyak siswa yang menggunakan kata-kata yang tidak

baku dengan diselingi bahasa sehari-harinya dan memilih kata yang tidak tepat sehingga cerita tidak padu. Bahkan, ada siswa yang melengkapi bagian cerita yang rumpang dengan menuliskan kembali isi cerita dari paragraf yang telah ada. Dengan demikian tujuan pembelajaran tidak tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan.

Permasalahan tersebut ditemukan saat peneliti melakukan praktik pembelajaran pada tanggal 11 Desember 2012. Pembelajaran saat itu, guru pertama-tama menyuruh siswa untuk berdoa sebelum pembelajaran dimulai. Kemudian mengecek kehadiran siswa. Selanjutnya mengadakan tanya-jawab dengan siswa mengenai cerita, dan bagaimana kalau ada sebagian dari cerita itu rumpang, apa yang harus dilakukan. Setelah itu guru menjelaskan pengertian cerita dan bagaimana melengkapi bagian cerita yang rumpang. Saat guru menjelaskan hampir semua siswa tidak memperhatikan. Selesai menjelaskan materi, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan apabila ada materi yang kurang jelas tetapi tidak ada siswa yang mengajukan

pertanyaan sama sekali. Selanjutnya guru memberikan tugas kepada siswa untuk melengkapi bagian cerita yang rumpang, tetapi siswa malah ribut dan mengeluh

(17)

4

Aspek penilaian yang digunakan guru sesuai dengan tujuan pembelajaran yakni: kepaduan cerita dan pilihan kata.

Dari hasil kerja siswa berdasarkan aspek kemampuan siswa melengkapi bagian cerita yang rumpang dengan memperhatikan aspek kepaduan cerita dapat diketahui bahwa ada dua orang atau 10% dari 20 orang siswa membuat kepaduan cerita antar paragraf dan antar kalimat dalam paragraf, 10 orang atau 50% dari 20

orang siswa membuat kepaduan cerita antar paragraf saja atau kepaduan cerita antar kalimat dalam paragraf saja., delapan orang atau 40% dari 20 orang siswa tidak membuat kepaduan cerita antar paragraf dan kepaduan cerita antar kalimat dalam paragraf.

Dari hasil kerja siswa berdasarkan aspek kemampuan siswa melengkapi bagian cerita yang rumpang dengan memperhatikan aspek pilihan kata dapat diketahui bahwa ada nol orang atau 0% dari 20 orang siswa menggunakan kata yang padu dengan paragraf yang ada, sembilan orang atau 45% dari 20 orang siswa menggunakan kata yang padu tetapi kata sambung yang digunakan tidak menunjukkan kepaduan, 11 orang atau 55% dari 20 orang siswa menggunakan kata yang tidak padu dengan paragraf yang ada.

(18)

5

Tabel 1.1

Data Awal Hasil Tes Akhir Siswa Kelas IV SDN Buahdua II Dalam Pembelajaran Melengkapi Bagian Cerita Yang Hilang (Rumpang)

KKM : 62,00

No Nama Siswa

Aspek yang Dinilai

Jml

Skor Nilai

Keterangan Kepaduan

Cerita

Pilihan

Kata T BT

3 2 1 3 2 1

1. Rio Andiesta √ √ 4 66,67 √

2. Roqiyul Ma’arip √ √ 5 83,33 √

3. Akmal Aldiansyah √ √ 5 83,33 √

4. Aip Bagus Hidayah √ √ 2 33,33 √

5. Pahrul Hakim √ √ 2 33,33 √

6. Gilang Putra Pratama √ √ 2 33,33 √

7. Muthia Rohmah N. √ √ 3 50,00 √

8. Tegep Ismi Aimar √ √ 4 66,67 √

9. Muhammad Irsyad H. √ √ 3 50,00 √

10. Revan Bayu N. √ √ 3 50,00 √

11. Diva Pramudya Putri √ √ 3 50,00 √

12. Auliya Syawalani P. √ √ 3 50,00 √

13. Sulastri Mardiani √ √ 3 50,00 √

14. Ai Merisa Nurjanah √ √ 4 66,67 √

15. Nissa Nurhayati J. √ √ 3 50,00 √

16. Eka Nanggala Putra √ √ 3 50,00 √

17. Rizki Sofyan S. √ √ 2 33,33 √

18. Dendry Suargana S. √ √ 3 50,00 √

19. Puji Pitri Septiandini √ √ 3 50,00 √

20. Wisnu Maulana √ √ 2 33,33 √

(19)

6

Deskriptor:

1. Kepaduan Cerita

Skor 3 : Apabila adanya kepaduan cerita antar paragraf dan antar kalimat dalam paragraf.

Skor 2 : Apabila hanya adanya kepaduan cerita antar paragraf saja atau kepaduan cerita antar kalimat dalam paragraf saja.

Skor 1 : Apabila tidak ada kepaduan cerita antar paragraf dan kepaduan cerita antar kalimat dalam paragraf.

2. Pilihan Kata

Skor 3 : Apabila kata yang dipilih siswa padu dengan paragraf yang ada. Skor 2 : Apabila kata yang dipilih siswa padu tetapi kata sambung yang

digunakan tidak menunjukkan kepaduan.

Skor 1 : Apabila kata yang dipilih siswa tidak padu dengan paragraf yang ada.

Keterangan:

1. Pemberian skor untuk masing-masing komponen dilakukan dengan memberikan tanda cek (√) pada skala nilai yang dianggap cocok.

2. Skor ideal adalah 6. 3. KKM= 62,00

T = Tuntas

BT = Belum Tuntas

4. Tuntas apabila ≥ 62

(20)

7

Setelah diketahui permasalahan yang terjadi, peneliti menganalisis penyebab terjadinya permasalahan dengan melakukan observasi, catatan lapangan dan wawancara. Aspek yang menjadi fokus perhatian peneliti adalah kinerja guru dan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran keterampilan melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang).

Ternyata kinerja guru pada saat pembelajaran adalah sebagai berikut.

1. Guru kurang menggali pembendaharaan kata/kalimat siswa ketika ditugaskan melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang), siswa malah kesulitan dan kebingungan dalam menuangkan kata/kalimat pada bagian cerita yang hilang (rumpang).

2. Pada pembelajaran ini terjadi teacher centre sehingga keaktifan siswa terbatasi oleh dominasi guru.

3. Guru setelah menerangkan materi, langsung menugaskan siswa untuk melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang). Dalam prosesnya siswa mengerjakan tugas guru tidak membimbing siswa.

4. Guru hanya menggunakan metode ceramah, yang diakhiri dengan metode penugasan saja.

Aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran keterampilan melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang), terlihat:

1. Hampir sebagian besar siswa tidak memperhatikan penjelasan guru.

2. Saat ditugaskan untuk melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang), siswa malah ribut karena merasa tidak mampu melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) tersebut.

3. Siswa malah bolak-balik mendatangi meja guru untuk meminta penjelasan dan

bantuan pada guru.

4. Siswa kurang mampu menuangkan gagasan ke dalam melengkapi bagian cerita

yang hilang (rumpang) tersebut.

(21)

8

Peningkatan kemampuan siswa dalam melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) dapat diupayakan oleh guru melalui penggunaan model dan media pembelajaran. Salah satunya adalah dengan menerapkan permainan “SULE”.

Dalam pembelajaran menulis perlu adanya inovasi yang kreatif. Selain menyediakan media, guru juga harus mampu memilih model dan teknik yang

tepat.

Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, maka permasalahan yang terjadi di lapangan, melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang). Dalam penelitian tindakan kelas ini pun diberi judul “Penerapan permainan “SULE” untuk meningkatkan kemampuan melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) kelas IV SD Negeri Buahdua II kecamatan Buahdua kabupaten Sumedang.”

B. Rumusan Dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana perencanaan penerapan permainan “SULE” untuk meningkatkan kemampuan melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) kelas IV SD Negeri Buahdua II kecamatan Buahdua kabupaten Sumedang?

b. Bagaimana kinerja guru saat pembelajaran melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) di kelas IV SD Negeri Buahdua II kecamatan Buahdua kabupaten Sumedang dengan menerapkan permainan “SULE”?

c. Bagaimana aktivitas siswa saat pembelajaran melengkapi bagian cerita yang

hilang (rumpang) di kelas IV SD Negeri Buahdua II kecamatan Buahdua kabupaten Sumedang dengan menerapkan permainan “SULE”?

(22)

9

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya yakni siswa kelas IV SDN Buahdua II Kecamatan Buahdua mengalami kesulitan dalam melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang).

Tindakan yang akan peneliti lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut ialah dengan cara menerapkan permainan “SULE”. Alasan memilih

permainan “SULE” untuk mengatasi masalah tersebut, karena permainan “SULE” ini memfasilitasi siswa yang aktif dan dinamis. Permainan ini merupakan penggabungan dari kegiatan menyusun yakni menyusun puzzle menjadi gambar yang utuh sebagai bagian dari cerita yang rumpang yang harus diinterpretasikan oleh siswa menjadi rangkaian kata-kata untuk melengkapi bagian cerita yang rumpang. Permainan SULE ini, membantu kesulitan siswa dalam melengkapi cerita yang hilang (rumpang) dengan cara menyusun puzzle yang merupakan gambar ilustrasi dari cerita rumpang yang harus dilengkapi siswa, pastinya siswa mendapatkan gambaran dari puzzle tersebut berupa gagasan yang dapat dituangkan dengan kalimat-kalimat hingga siswa dapat melengkapi bagian cerita yang rumpang tanpa keluar dari batasan-batasan kandungan gambar puzzle tadi. Pada dasarnya, dengan gambar puzzle yang telah disusun siswa akan mendapatkan gagasan-gagasan yang tidak melebar untuk dilengkapi pada bagian cerita yang hilang (rumpang). Selain itu pun, saat siswa mengerjakan LKS yakni proses melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) siswa dibimbing oleh guru.

Kegiatan permainan lengkapilah yang diawali dengan menyusun puzzle ini sesuai dengan tuntutan permasalahan yakni melengkapi bagian cerita yang

rumpang. Dengan permainan juga siswa akan merasa pembelajaran lebih menyenangkan. Dengan demikian peneliti memilih permainan “SULE” yakni

SUsunlah puzzle dan LEngkapilah bagian cerita yang rumpang.

Adapun prosedur pelaksanaan dengan permainan “SULE” sebagai berikut. a. Guru menjelaskan materi pembelajaran.

(23)

10

c. Guru menjelaskan aturan permainan “SULE” ini.

d. Setiap kelompok mendapatkan 1 set puzzle yang harus disusun, Jika sudah

menyusun puzzle, perwakilan kelompok berteriak “PRIKITIW” dan kemudian

menempelkan puzzle yang telah disusun tadi di papan yang telah disediakan di depan kelas (whiteboard).

e. Kelompok yang selesai menyusun puzzlenya dipersilahkan untuk mengambil

amplop tugas berikutnya dari guru. Amplop tersebut berisi lembar kerja melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang).

f. Kemudian kelompok yang telah mendapatkan amplop tersebut dapat berdiskusi melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang).

g. Setelah selesai, maka perwakilan kelompok berteriak “PRIKITIW” lagi, dan kemudian menempelkan hasil diskusinya tadi di depan kelas (whiteboard). h. Selanjutnya guru bersama siswa mengoreksi hasil pekerjaan setiap kelompok.

Kelompok yang menjadi pemenang adalah kelompok yang pertama menempelkan cerita yang padu.

i. Setelah permainan selesai siswa diberi kesempatan untuk bertanya apabila kurang jelas akan materi atau permainan yang telah dilalui sebelumnya.

Berdasarkan hal tersebut di atas penerapan permainan “SULE” untuk meningkatkan kemampuan melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) kelas IV SD Negeri Buahdua II kecamatan Buahdua kabupaten Sumedang dengan target proses dan hasil sebagai berikut:

a. Target Proses

Dalam pembelajaran melengkapi bagian cerita yang rumpang dengan menerapkan permainan “SULE” diharapkan 85% siswa aktif, bekerja sama dan

teliti dalam proses pembelajaran. Dengan mencapai semua kriteria aspek penilaian yakni skor tiga untuk aspek keaktifan dimana siswa mengajukan pertanyaan yang

(24)

11

paham dengan kegiatan permainan “SULE”, dan siswa berdiskusi dengan teman satu kelompoknya. Aspek yang terakhir yakni skor tiga untuk aspek ketelitian dimana siswa teliti dalam melengkapi bagian cerita yang rumpang dengan memperhatikan penggunaan bahasa dan kepaduan cerita, siswa teliti dalam mengoreksi kesalahan-kesalahan penggunaan bahasa yang terdapat dalam hasil pekerjaan temannya, dan siswa teliti dalam mengoreksi kesalahan-kesalahan

kepaduan cerita yang terdapat dalam hasil pekerjaan temannya.

b. Target Hasil

Dalam pembelajaran melengkapi bagian cerita yang rumpang dengan menerapkan permainan “SULE” diharapkan 85%. Dengan mencapai semua kriteria aspek penilaian yakni skor tiga untuk aspek kepaduan cerita dimana siswa membuat kepaduan cerita antar paragraf dan antar kalimat dalam paragraf. Sedangkan aspek penilaian skor tiga untuk aspek pilihan kata dimana siswa memilih kata yang padu dengan paragraf yang ada.

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan masalah yang peneliti kemukakan di atas, maka tujuan penulisan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perencanaan penerapan permainan “SULE” untuk meningkatkan kemampuan melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) kelas IV SD Negeri Buahdua II kecamatan Buahdua kabupaten Sumedang. 2. Untuk mengetahui kinerja guru saat pembelajaran melengkapi bagian cerita

yang hilang (rumpang) di kelas IV SD Negeri Buahdua II kecamatan Buahdua

kabupaten Sumedang dengan menerapkan permainan “SULE”.

3. Untuk mengetahui aktivitas siswa saat pembelajaran melengkapi bagian cerita

yang hilang (rumpang) di kelas IV SD Negeri Buahdua II kecamatan Buahdua kabupaten Sumedang dengan menerapkan permainan “SULE”.

(25)

12

D.Manfaat Hasil Penelitian

Merujuk pada rumusan masalah yang akan dibahas, maka manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Guru Sekolah Dasar

a. Dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai permainan “SULE” dapat membantu meningkatkan kemampuan melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang).

b. Meningkatkan kreatifitas guru dalam mengajar khususnya pembelajaran bahasa Indonesia di SD dalam melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang).

c. Mengembangkan kemampuan mengajar guru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

d. Bermanfaat juga sebagai bahan refensi bagi guru dalam mengajar. 2. Siswa Sekolah Dasar

a. Melalui pembelajaran menggunakan permainan “SULE”, siswa diharapkan memperoleh pengalaman dalam melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang).

b. Mempermudah siswa dalam melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang).

c. Meningkatkan kemampuan siswa dalam melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang).

3. Lembaga

Penerapan permainan “SULE” dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik dan hasil belajar di Sekolah Dasar.

4. Peneliti

(26)

13

E. Batasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman pembaca terhadap pokok masalah yang diteliti, berikut akan dijelaskan beberapa istilah yang perlu diketahui kejelasannya.

1. Menulis merupakan suatu proses atau aktivitas melahirkan gagasan, pikiran,

perasan serta imajinasi kepada orang lain atau dirinya sendiri melalui media bahasa berupa tulisan.

2. Melengkapi cerita adalah suatu kegiatan menambahkan/membuat paragraf awal, tengah, atau akhir pada sebuah cerita yang rumpang supaya cerita menjadi lengkap dan padu. (Depdiknas, 2003).

3. Cerita yang rumpang adalah cerita yang tidak lengkap baik bagian awal, tengah, atau bagian akhirnya (Depdiknas, 2003).

4. Permainan lengkapilah

Permainan lengkapilah ini merupakan salah satu permainan pendukung pembelajaran bahasa dan sastra. Dengan cara permainan:

Guru membuat beberapa kalimat ada satu kata yang hilang. Guru membuat kata yang hilang tersebut dan meletakkannya di meja, agar siswa mudah mengambilnya (sebaiknya kata yang tersedia diacak dan diberi jumlah yang lebih dibandingkan dengan jumlah kalimat di papan planel). Tempelkan kalimat tersebut, dengan jalan mengambil kata yang tersedia. Siswa yang cepat dalam melengkapi kalimat berarti siswa tersebut menjadi pemenang. (Suyatno, 2005:81)

5. Puzzle

Puzzle adalah suatu gambar yang terdiri dari susunan potongan-potongan gambar.

6. Permainan SULE

(27)

14

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi dalam skripsi ini adalah Bab I. Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, perumusan dan pemecahan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah dan struktur organisasi skripsi.

Bab II. Kajian Pustaka berisi tentang kerangka pemikiran yang terdiri dari hakikat pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, menulis, hakikat

permainan, permainan SULE, penelitian tindakan kelas dan hipotesis tindakan. Bab III. Metode Penelitian berisi tentang lokasi penelitian, waktu penelitian, subjek penelitian, metode penelitian, desain penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, pengolahan data dan analisis hasil serta validasi data.

Bab IV. Paparan Data dan Pembahasan berisi tentang data temuan di lapangan serta pembahasannya mulai siklus pertama sampai siklus terakhir.

(28)

33 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi/tempat pelaksanaan penelitian adalah SDN Buahdua II

Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. SDN Buahdua II dijadikan tempat penelitian karena di SD Negeri Buahdua II ditemukan masalah dalam pembelajaran melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang). Selain itu, SDN SDN Buahdua II memerlukan pembaharuan dalam pembelajaran melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang), khususnya berkaitan dengan model dan metode pembelajaran yang akan meningkatkan prestasi kinerja guru dan aktivitas siswa agar tujuan pembelajaran melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) dapat tercapai dengan optimal. Selain itu juga kondisi pihak tenaga pendidik yang sangat mendukung adanya kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian diperkirakan sekitar 7 bulan, yaitu terhitung mulai dari bulan Desember 2012 sampai bulan Mei tahun 2013.

B.Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN Buahdua II tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 orang siswa terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 7 orang siswa perempuan. Dengan latar belakang sosial ekonomi orang tua siswa rata-rata menengah ke bawah dan sebagian besar bermata pencaharian petani serta latar belakang

pendidikan orang tua mereka paling banyak sekolah dasar.

(29)

34

(rumpang) siswa kelas IV masih rendah, setelah dilakukan observasi secara langsung permasalahan tersebut ternyata bukan hanya sekedar wacana sehingga perlu mendapat perhatian.

C.Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), karena permasalahan yang akan diselesaikan adalah permasalahan dari guru yang berdampak pada hasil belajar siswa yang terjadi di kelas. Ini sesuai dengan tujuan dari PTK yaitu memperbaiki dan meningkatan kualitas pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dan kinerja guru meningkat.

Berdasarkan pada pendapatnya Suyatno (Muslich, 2009 : 9), “PTK adalah suatu

bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik

pembelajaran di kelas secara profesional”.

Hal tersebut juga sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan kelas, yaitu berangkat dari permasalahan praktik faktual. Seperti halnya Kasbolah

(1998/1999: 12) mengemukakan bahwa “penelitian tindakan kelas adalah

penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas.” Dengan demikian, penelitian ini dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) di kelas IV sekolah dasar.

2. Desain Penelitian

Model penelitian tindakan kelas yang akan digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari model Kemmis dan Mc. Taggart, yaitu model siklus yang

(30)

35

[image:30.595.127.494.174.610.2]

Alur pelaksanaan penelitian tindakan kelas setiap siklus dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

Gambar 3.1

Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart (Wiriaatmadja, 2008: 66)

Gambar 3.1 dijelaskan sebagai berikut.

a. Perencanaan (plan)

Dalam tahapan ini, perencanaan yang matang akan tindakan-tindakan yang harus dilakukan. Adapun langkah-langkah tindakan yang dipersiapkan

(31)

36

b. Pelaksanaan (action)

Pada tahapan ini dilakukan pelaksanaan (Action) yaitu implementasi dan tindakan yang harus dilakukan dan telah direncanakan sebelumnya dalam tahap plan. Pada langkah ini pula dilakukan penerapan langkah-langkah permainan SULE dalam melengkapi cerita yang rumpang yang telah disusun melalui rencana pelaksanaan pembelajaran.

c. Observasi (observe)

Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data yang diperoleh pada saat proses pembelajaran berlangsung melalui instrumen penelitian yang telah disediakan. Pengamatan merupakan kegiatan mengamati mulai dari proses, sampai hasil tindakan yang telah dilaksanakan. Analisis proses dilaksanakan menggunakan alat penelitian untuk menilai kinerja guru dan aktivitas siswa. Kemudian dilakukan pengolahan data melalui teknik pengolahan data untuk mengetahui pencapaian dari target yang telah ditentukan serta pencapaian dari tujuan pembelajaran.

d. Refleksi (reflect)

Refleksi merupakan kegiatan merenungi/review/memikirkan kembali suatu yang telah ditindak sebelumnya baik dari segi proses maupun hasil sebagai upaya evaluasi yang kemudian akan ditentukan suatu perbaikan tindakan selanjutnya. Maka rencana tindakan selanjutnya mengulang serta memperbaiki dari suatu tindakan ke tindakan sampai target tercapai.

3. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk siklus yang akan berlangsung lebih dari satu siklus bergantung pada

tingkat keberhasilan dari target yang akan dicapai. Target yang ingin dicapai adalah siswa dapat:

(32)

37

b. melengkapi bagian tengah cerita yang hilang dengan kalimat yang tepat sehingga menjadi cerita yang padu.

c. melengkapi bagian akhir cerita yang hilang dengan kalimat yang tepat sehingga menjadi cerita yang padu.

Dengan menggunakan model spiral Kemmis dan Taggart maka penelitian tindakan kelas ini berupa siklus yang dilakukan secara terus berulang dan

berkelanjutan yang artinya semakin lama diharapkan semakin meningkat perubahan atau pencapaian hasilnya sesuai target hasil yang diharapkan.

Berdasarkan pada model Kemmis dan Taggart, maka langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan, yakni peneliti mendeskripsikan apa saja yang akan dilakukan oleh peneliti, dan langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SDN Buahdua II dan guru kelas IV untuk mengadakan penelitian.

2) Menganalisis kurikulum khususnya kurikulum bahasa Indonesia kelas IV tentang melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) yang kemudian dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan Permainan SULE.

3) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan untuk proses pembelajaran, seperti media serta alat dan bahan untuk kegiatan permainan SULE.

4) Menyiapkan instrumen penelitian yang akan digunakan dalam pelaksanaan

tindakan kelas ini.

b. Tahap Pelaksanaan

(33)

38

apabila masih belum tercapai juga maka akan diperbaiki pada siklus-siklus selanjutnya sampai target tersebut tercapai.

Pada tahapan ini peneliti melaksanakan pembelajaran melengkapi bagian cerita yang rumpang di kelas IV SDN Buahdua II dengan menerapkan Permainan SULE. Berikut ini langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan:

1) Kegiatan Awal (± 10 Menit)

a) Guru bersama siswa berdo’a sebelum Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dimulai.

b) Guru melakukan pengabsenan siswa untuk mengetahui tingkat kehadiran siswa, barangkali ada siswa yang membutuhkan perhatian seperti yang tidak masuk sekolah karena sakit, dan sebagainya.

c) Mempersiapkan materi ajar dengan cara menyuruh siswa mempersiapkan buku tulis, buku sumber, dan alat tulis di atas meja masing-masing.

d) Apersepsi (Menghubungkan pelajaran yang lalu dengan yang sekarang)

dengan cara bertanya “Anak-anak hari ini kita akan belajar bahasa Indonesia lagi, masih ingatkah apa yang kita pelajari pertemuan sebelumnya?” dan seterusnya hingga ada konektivitas antara pembelajaran sekarang dengan pembelajaran yang sebelumnya.

e) Mengemukakan tujuan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran secara langsung maupun tidak langsung harus dikemukakan kepada siswa sebelum masuk kegiatan inti pembelajaran dengan bahasa yang sederhana, komunikatif sehingga siswa dapat memahami tujuan yang ingin dicapai. Tujuan pembelajaran pada pertemuan ini yakni:

(1)Siswa dapat melengkapi bagian awal cerita yang hilang dengan kalimat

yang tepat sehingga menjadi cerita yang padu.

(2)Siswa dapat melengkapi bagian tengah cerita yang hilang dengan kalimat

yang tepat sehingga menjadi cerita yang padu.

(34)

39

2) Kegiatan Inti (± 75 Menit)

a) Guru menjelaskan materi pembelajaran.

b) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok masing-masing terdiri dari 5 siswa (jumlah total siswa di kelas: 20 orang).

c) Guru menjelaskan aturan permainan “SULE” ini.

d) Setiap kelompok mendapatkan 1 set puzzle yang harus disusun, Jika sudah

menyusun puzzle, perwakilan kelompok berteriak “PRIKITIW” dan

kemudian menempelkan puzzle yang telah disusun tadi di papan yang telah disediakan di depan kelas (whiteboard).

e) Kelompok yang selesai menyusun puzzlenya dipersilahkan untuk mengambil amplop tugas berikutnya dari guru. Amplop tersebut berisi lembar kerja melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang).

f) Kemudian kelompok yang telah mendapatkan amplop tersebut dapat berdiskusi melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang).

g) Setelah selesai, maka perwakilan kelompok berteriak “PRIKITIW” lagi, dan kemudian menempelkan hasil diskusinya tadi di depan kelas (whiteboard). h) Selanjutnya guru bersama siswa mengoreksi hasil pekerjaan setiap

kelompok. Kelompok yang menjadi pemenang adalah kelompok yang pertama menempelkan cerita yang padu.

i) Setelah permainan selesai siswa diberi kesempatan untuk bertanya apabila kurang jelas akan materi atau permainan yang telah dilalui sebelumnya.

3) Kegiatan Akhir (25 Menit)

a) Siswa mengerjakan soal evaluasi. b) Guru memberikan reward kepada siswa.

c) Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan dari materi pertemuan kali ini.

(35)

40

c. Tahap Observasi

Observasi merupakan teknik yang tepat untuk mengumpulkan data pada proses kegiatan dan akhir kegiatan maupun untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa.

Pelaksanaan observasi dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung untuk mengamati seluruh aktivitas selama proses pembelajaran

berlangsung dengan fokus yang diamati seperti kinerja guru dan aktivitas siswa. Menurut Kasbolah (1998: 91) “observasi adalah semua kegiatan yang ditunjukkan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator

dari proses dan hasil yang dicapai...”.

Hasil observasi dijadikan bahan kajian tolok ukur keberhasilan tindakan. Kegiatan observasi dilaksanakan setiap proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan kemampuan pemahaman siswa serta mengamati apa saja yang dilakukan oleh guru ketika proses pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu pada lembar observasi.

Observasi dilakukan pada saat dilaksanakannya tindakan, yaitu bagaimana kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran dengan menerapkan Permainan SULE.

Dalam kaitannya dengan penelitian yang dilakukan, yang menjadi subjek pengamatannya adalah siswa kelas IV SDN Buahdua II dan guru yang mengajarnya.

d. Tahap Analisis dan Refleksi

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu melakukan analisis, sintesis dan interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari tahap observasi

(36)

41

atau masih memerlukan perbaikan-perbaikan, yang pada akhirnya akan mencapai target proses maupun target hasil.

Adapun kegiatan analisis dan refleksi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Mengecek kelengkapan data yang diperoleh selama proses pembelajaran. Data yang diperoleh yaitu dari hasil lembar pengamatan observasi kinerja

guru dan aktivitas siswa, hasil catatan lapangan, hasil wawancara guru dan siswa, serta evaluasi hasil belajar siswa sesuai format penilaian melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang).

2) Mendiskusikan dan menginterpretasikan data yang diperoleh.

3) Penyusunan kembali rencana tindakan yang dirumuskan dalam skenario pembelajaran dengan mengacu pada hasil analisis data proses dan hasil dari tindakan yang telah dilakukan.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Lembar Observasi

Karl Popper (Wiriaatmadja, 2005: 104) mengungkapkan bahwa ”observasi

adalah tindakan yang merupakan penafsiran dari teori”.

“Observasi merupakan upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang

terjadi selama tindakan perbaikan berlangsung, dengan atau tanpa alat bantu” (Hermawan, dkk, 2010: 168).

Dapat disimpulkan bahwa observasi adalah suatu pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara melakukan pengamatan pada kegiatan-kegiatan pembelajaran yang tengah berlangsung.

Observasi dilakukan untuk mengetahui dan mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) melalui penerapan Permainan SULE di kelas IV SDN Buahdua II.

(37)

42

pada saat pembelajaran berlangsung. Lembar observasi berisi hal-hal yang harus diamati ketika pembelajaran sehingga akan diperoleh gambaran kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran (lembar observasi terlampir).

b. Pedoman Wawancara

Menurut Hopskin (Hermawan, dkk, 2010: 178) mengemukakan bahwa

”wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu didalam kelasa dilihat dari sudut pandang yang lain”.

Definisi tersebut dilengkapi oleh Denzin (Wiriaatmadja, 2005: 117) yang

mengemukakan bahwa “wawancara adalah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu.”

Jadi dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara komunikasi dan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada seseorang/sumber untuk mendapatkan informasi atau penjelasan atau konfirmasi.

Objek yang digunakan untuk diwawancarai dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN Buahdua II. Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan pembelajaran melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) dengan penerapan Permainan SULE di kelas IV SDN Buahdua II dalam bentuk pendapat, pandangan atau apapun yang diperoleh saat pembelajaran.

Alat yang digunakan untuk melakukan wawancara adalah format wawancara yang terdiri dari format wawancara siswa dan format wawancara guru.

Format wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan pada saat melakukan wawancara kepada guru dan siswa. Siswa yang diwawancarai hanya

(38)

43

c. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal penting meliputi hal-hal yang harus diperbaiki, dihilangkan, dipertahankan, dan ditingkatkan di lapangan ketika berlangsungnya kegiatan pembelajaran mulai dari siklus yang pertama sampai siklus yang terakhir. Sehingga akan terlihat peningkatan dari setiap tahap pembelajaran.

Bogdan dan Biklen (Moleong, 2002: 153) mengemukakan bahwa ”catatan lapangan adalah catatan tertulis apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian.”

Untuk mencatat hal-hal penting yang terjadi di lapangan ketika pembelajaran, maka digunakan format catatan lapangan yang akan digunakan untuk menggambarkan suatu proses dan kejadian-kejadian yang didengar, dilihat, dan dialami selama pelaksanaan tindakan. Adapun yang menjadi fokusnya adalah kinerja guru dan keterlibatan siswa dalam pelaksanaan tindakan yang terdiri dari langkah-langkah pembelajaran (format catatan lapangan terlampir).

d. Lembar Tes Hasil Belajar Siswa

”Tes dipakai untuk mengukur kemampuan siswa, baik kemampuan awal,

perkembangan atau peningkatan kemampuan selama dikenai tindakan dan

kemampuan pada akhir siklus tindakan” (Hermawan, dkk, 2010: 189).

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 1186) mengemukakan bahwa “tes adalah ujian tertulis, lisan, wawancara untuk mengetahui pengetahuan, kemampuan, bakat, dan kepribadian seseorang.”

Jadi dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu teknik untuk mengetahui

keberhasilan belajar siswa setelah proses pembelajaran, dalam hal ini berupa hasil tes. Dalam penelitian ini tes dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa

(39)

44

tes individu. Tes diberikan pada saat akhir pembelajaran (lembar tes individu terlampir).

5. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data a. Teknik Pengolahan Data

1) Teknik Pengolahan Data Proses

Dalam pengolahan data proses, dilakukan melalui observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa. Dalam pengolahannya, terlebih dahulu menetapkan aspek yang akan diamati baik untuk kinerja guru maupun aktivitas siswa.

Pengolahan data aktivitas siswa dilakukan dengan menginterpretasikan nilai akhir yang diperoleh siswa. Nilai tersebut diperoleh dari penskoran terhadap 3 aspek yang dinilai yakni keaktifan, kerjasama, dan ketelitian. Rentang skala skor yang digunakan yaitu 1-3. Skor ideal yang diperoleh siswa adalah 9. Skor pada setiap aspek dijumlahkan sehingga diperoleh skor akhir yang kemudian diinterpretasikan berdasarkan tiga kriteria yaitu Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K). Keterangan Baik (B) diperoleh jika skor akhir siswa berkisar 7-9, keterangan Cukup (C) diperoleh jika skor akhir siswa berkisar 4-6 dan keterangan Kurang (K) diperoleh jika nilai akhir siswa berkisar 1-3.

Untuk menilai kinerja guru dalam mengajar, aspek yang dinilai yaitu dari kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan guru dimulai dari perencanaan, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Adapun aspek yang harus dinilai sudah tercantum dalam format observasi kinerja guru (terlampir). Nilai tersebut diperoleh dari penskoran terhadap aspek-aspek penilaian kinerja guru. Rentang

skala skor yang digunakan yaitu 0-3. Skor ideal yang diperoleh adalah 9. Skor pada setiap aspek dijumlahkan sehingga diperoleh skor akhir yang kemudian

(40)

45

2) Teknik Pengolahan Data Hasil

Data hasil diperoleh dari hasil tes tertulis yang bertujuan untuk menggambarkan atau mengukur hasil belajar siswa kelas IV SDN Buahdua II dalam pembelajaran melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) yang akan dilakukan dengan penerapan Permainan SULE.

Aspek yang dinilai dalam penilaian hasil melengkapi bagian cerita yang

hilang (rumpang) di kelas IV SDN Buahdua II Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang terdiri dari dua aspek yaitu kepaduan cerita dan pilihan kata. Setiap aspek memiliki skor yang sama yakni skor 3. Jadi total skor idealnya 6. Untuk kriteria indikator yang digunakan dalam setiap aspek terdapat dalam format penilaian hasil tes belajar siswa (terlampir). Nilai akhir didapat dari skor yang didapat siswa dibagi skor ideal dikali 100. Teknik pengolahan data yang akan dilakukan peneliti untuk melihat peningkatan hasil yaitu dengan menggunakan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum).

Skor Ideal = 6 Nilai KKM = 62,00 Kriteria Penafsiran T = Tuntas

BT = Belum Tuntas

Kompetensi Dasar

Kriteria Ketuntasan Minimal

Jumlah

Kompleksitas Daya dukung Intake

Siswa Melengkapi bagian

cerita yang hilang (rumpang) dengan menggunakan kata atau kalimat yang tepat sehingga menjadi cerita terpadu.

65 66 55 186

(41)

46

Cara perhitungan KKM: Kriteria Penetapan KKM: a. Kompleksitas

Tingkat kompleksitas adalah tingkat kesulitan atau kerumitan materi dari kompetensi dasar yang akan dicapai oleh siswa, termasuk juga tingkat kesulitan

bagi guru dalam menyampaikannya. Kompleksitas dari standar kompetensi ini yaitu.

1) Membutuhkan alokasi waktu yang panjang.

2) Memerlukan ketelitian dan kecermatan yang tinggi dalam menjelaskan materi. 3) Memerlukan metode pembelajaran yang menarik dan bervariasi dalam

penyampaian materi.

Kompleksitas dalam kompetensi dasar ini termasuk dalam kategori sedang dengan nilai 65. Hal tersebut dikarenakan pada saat pembelajaran berlangsung hanya terpenuhi dua indikator kompleksitas. Sementara indikator yang ketiga tidak terpenuhi yaitu metode pembelajaran yang digunakan kurang tepat, tidak menarik dan tidak bervariasi.

b. Daya Dukung

Kemampuan sumber daya pendukung dapat dilihat dari keberadaan tenaga pendidik, sarana dan prasarana pendidikan yang terdapat di sekolah sebagai pendukung pencapaian pembelajaran. Daya dukung yang diperlukan saat pembelajaran melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) ini yaitu.

1) Tersedianya buku sumber pelajaran yang relevan seperti buku pelajaran bahasa

Indonesia, buku kumpulan cerita-cerita, dan lain sebagainya. 2) Tersedianya kamus bahasa Indonesia.

(42)

47

c. Intake siswa

Intake siswa adalah tingkat kemampuan rata-rata siswa secara keseluruhan. Intake siswa dalam kompetensi dasar ini yaitu.

1) Sebagian besar siswa mempunyai kemampuan penalaran yang tinggi. 2) Sebagian siswa cakap atau terampil menerapkan konsep.

3) Sebagian siswa cermat, kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan tugas.

Intake siswa dalam kompetensi dasar ini tergolong rendah dengan nilai 55. Hal tersebut dikarenakan hanya ada beberapa siswa saja yang memenuhi indikator yang ada. Jadi secara keseluruhan intake siswa rendah.

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) diperoleh dari hasil penjumlahan kompleksitas, daya dukung dan intake dibagi 3, dengan rumus:

Nilai = (Kompleksitas + Daya Dukung + Intake) 3

[image:42.595.113.519.255.696.2]

Menafsirkan KKM yaitu dengan memberikan rentang nilai pada setiap kriteria yang ditetapkan. Rentang nilai KKM menurut KTSP adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Rentang Nilai Kriteria Ketuntasan Minimum

Kriteria Kategori Rentang Skor Kompleksitas

Indikator

Tinggi 50-64

Sedang 65-80

Rendah 81-100

Daya Dukung Sarana dan Prasarana

Tinggi 81-100

Sedang 65-80

Rendah 50-64

Intake Siswa Tinggi 81-100

Sedang 65-80

Rendah 50-64

(43)

48

Kompleksitas sedang = 65 Daya dukung sedang = 66 Intake rendah = 55

Nilai = (Kompleksitas + Daya Dukung + Intake) 3

Nilai = (65+66+55) = 62 3

Jadi, siswa dikatakan tuntas apabila telah memperoleh nilai ≥ 62

b. Analisis Data

Menurut Sugiyono (2005: 89) mengemukakan pengertian analisis data sebagai berikut.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa maksud analisis data adalah membuat kesimpulan dari data yang diperoleh agar mudah dipahami dan diinformasikan kepada orang lain. Data yang dimaksud terdiri dari hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, wawancara guru dan siswa, hasil belajar serta catatan lapangan.

6. Validasi Data

Validasi data pada penelitian ini merujuk pada pendapat Hopkins (Wiriaatmadja, 2005: 168-171), terdapat beberapa bentuk validasi antara lain.

a. Member check

b. Triangulasi

c. Saturasi

d. eksplanasi saingan

(44)

49

f. Expert opinion

Member check, salah satu bentuk validasi data dimana untuk menvalidkan

data dengan memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari Kepala sekolah, guru, teman sejawat guru, siswa, pegawai administrasi sekolah, orang tua dan lain-lain). Bentuk validasi ini untuk memeriksa keajegan informasi.

Triangulasi, yaitu salah satu bentuk validasi data dimana untuk

menvalidkan data dengan membandingkan data yang diperoleh peneliti terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti lain yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama secara kolaboratif.

Saturasi, yaitu salah satu bentuk validasi data dimana untuk menvalidkan

data saat situasi pada waktu data sudah jenuh, atau tidak ada lagi data lain yang dikumpulkan.

Eksplanasi saingan atau kasus negatif itu suatu upaya untuk memberikan

sanggahan terhadap kesalahan penelitian saingan atau membuktikan kesalahan penelitian saingan, melainkan mencari data yang mendukungnya.

Audit trail, yaitu salah satu bentuk validasi data dimana untuk

menvalidkan data dengan mengecek kebenaran prosedur, metode pengumpulan data dan memeriksa catatan-catatan yang ditulis peneliti atau mitra penelitian

yang dilakukan dengan teman sejawat yang mempunyai kemampuan dan pengetahuan melakukan Penelitian Tindakan Kelas.

Expert opinion, yaitu salah satu bentuk validasi data dimana untuk

menvalidkan data dengan pengecekan terakhir terhadap keshahihan temuan peneliti kepada pakar profesional, dalam hal ini penulis mengkonsultasikan temuan kepada dosen pembimbing.

Adapun validasi data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah member check, triangulasi, audit trail dan expert opinion.

a. Member check

(45)

50

peneliti maupun siswa untuk mengecek ulang kebenaran data yang diperoleh tentang penerapan Permainan SULE.

Contoh pelaksanaan teknik member check adalah peneliti mengkonfirmasikan hasil temuan yang diperoleh setelah dilakukan tindakan kepada Darmi Sukarsih, S.Pd. dan Sri Sumiati, S.Pd. selaku observer penelitian. Temuan tersebut selain dikonfirmasikan kepada observer, dikonfirmasikan pula

kepada siswa kelas IV SDN Buahdua sebagai kegiatan refleksi pada tiap akhir pembelajaran.

b. Triangulasi

Alasan menggunakan triangulasi yaitu data yang diperoleh peneliti bisa dibandingkan dengan data dari mitra peneliti untuk memperoleh kebenaran data.

Misalnya jika pada data peneliti menunjukkan hasil nilai siswa secara keseluruhan baik, data dari mitra peneliti mengenai observasi aktivitas guru pun baik, sedangkan data hasil observasi aktivitas siswa kurang baik. Maka diadakan pengecekan ulang terhadap ketiga data tersebut sehingga diketahui kebenarannya dan dapat dilakukan perubahan terhadap data yang tidak selaras.

c. Audit Trail

Alasan menggunakan audit trail yaitu peneliti mendapatkan masukan dari teman sejawat yang sudah melakukan penelitian terdahulu yakni Diksi Suherman, S.Pd. serta teman sejawat yang sedang melakukan penelitian yakni Litta Mirnawati, Restiana dan Siti Titin Khotimah. Dalam hal ini peneliti harus mempertahankan keterbukaan dan keorisinilan data penelitian, sehingga teman

sejawat tersebut dapat memberikan masukan yang objektif dan akurat.

d. Expert opinion

(46)

51

Misalnya setelah semua data dapat dipastikan kebenarannya, maka dilakukan pengecekan terakhir melalui expert opinion dengan memeriksakan data-data tersebut kepada pihak yang profesional seperti dosen pembimbing yakni Drs. Dadan Djuanda, M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan Drs. H. Ali Sudin, M.Pd. selaku dosen pembimbing II. Dalam hal ini peneliti mengkonsultasikan kepada guru kelas dan dosen pembimbing penemuan hasil pembelajaran melengkapi

(47)

105 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas IV SDN Buahdua II Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang pada pembelajaran melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) dengan penerapan permainan SULE diperoleh kesimpulan pada perencanaan, pelaksanaan dan peningkatan kemampuan hasil belajar siswa.

1. Perencanaan Penerapan Permainan “SULE” Untuk Meningkatkan Kemampuan Melengkapi Bagian Cerita yang Hilang (Rumpang) Kelas IV SD Negeri Buahdua II Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang.

Pada tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan langkah-langkah penerapan permainan SULE

dengan perubahan dan perbaikan tindakan pada setiap siklus disesuaikan dengan hasil analisis dan refleksi, membuat media yakni karton cerita rumpang, puzzle

disertai dengan Lembar Kerja Siswa (LKS), menyusun lembar aktivitas siswa dan kinerja guru guna mengamati penerapan permainan SULE di kelas IV SDN Buahdua II. Selain itu dibuat pula instrumen berupa pedoman wawancara untuk guru dan siswa guna mengetahui tanggapan penerapan permainan SULE selama proses pembelajaran, dan dilengkapi dengan membuat catatan lapangan. Dan yang terakhir adalah membuat alat evaluasi belajar yang berbeda di tiap siklus untuk mengetahui peningkatan kemampuan melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) setelah penerapan permainan SULE.

2. Kinerja Guru Saat Pembelajaran Melengkapi Bagian Cerita yang Hilang (Rumpang) di Kelas IV SD Negeri Buahdua II Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang dengan Menerapkan Permainan “SULE”.

(48)

106

menjadi (86,80%), dan pada siklus III mencapai (94,79%). Pada tahap pelaksanaan tindakan selalu terjadi perubahan proses pembelajaran pada setiap siklus sesuai dengan hasil refleksi pada setiap siklusnya.

3. Aktivitas Siswa Saat Pembelajaran Melengkapi Bagian Cerita yang Hilang (Rumpang) di Kelas IV SD Negeri Buahdua II Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang dengan Menerapkan Permainan “SULE”.

Aktivitas siswa yang berkriteria baik pada setiap siklusnya meningkat, dapat diketahui peningkatan yang terjadi pada siklus I adalah jumlah siswa yang berkriteria baik sebanyak 6 orang siswa (30%). Pada siklus II jumlahnya bertambah menjadi 12 siswa (60%), dan pada siklus III jumlahnya menjadi 17 siswa (85%). Dengan demikian target penelitian aspek aktivitas siswa yang ditetapkan sebelumnya yakni (85%) tercapai.

4. Peningkatan Kemampuan Melengkapi Bagian Cerita yang Hilang (Rumpang)

melalui Penerapan Permainan “SULE” di Kelas IV SD Negeri Buahdua II Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang.

Pembelajaran melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Terbukti pada data awal hanya 5 orang siswa (25%) yang mencapai batas minimal ketuntasan sebesar 62,00. Setelah dilakukan tindakan di siklus pertama, 10 siswa (50%) telah tuntas, kemudian setelah tindakan di siklus kedua persentase jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 70 % atau 14 siswa dinyatakan tuntas. Dan di akhir tindakan pada siklus ketiga 19 siswa (95%) dinyatakan tuntas.

(49)

107

B. Saran

Saran diberikan sebagai tindak lanjut dari penelitian yang telah dilaksanakan agar dapat bermanfaat bagi siswa, guru, dan juga pihak sekolah. Adapun saran yang diberikan sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Siswa sebaiknya jangan malu untuk bertanya dan berpendapat, tidak membeda-bedakan teman, serius ketika belajar baik ketika guru menjelaskan materi ataupun dalam pengerjaan tugas. Siswa harus lebih aktif dalam pembelajaran baik itu bertanya maupun menjawab pertanyaan dan berpendapat.

2. Bagi Guru

a. Dalam pembelajaran penerapan SULE sebaiknya diperhatikan detail setiap langkahnya.

b. Media yang digunakan memang cukup sederhana sehingga mudah untuk

dibuat dan bisa dirancang sedemikian rupa sehingga menjadi lebih menarik. Selain itu format observasi serta RPP harus dipersiapkan sebaik

mungkin.

3. Bagi Sekolah

Sekolah sebaiknya sudah menyimpan media pembelajaran di ruang kelas mengingat media pembelajaran sudah ada dan cukup bervariasi.

4. Bagi Lembaga UPI Kampus Sumedang

Penelitian ini diharapkan bisa dipublikasikan sehingga menjadi rujukan atau sumber inspirasi bagi calon guru ataupun yang telah menjadi guru guna menjadi sebuah alternatif solusi pemecahan masalah yang sama dengan penelitian ini disekolahnya masing-masing.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

(50)

108

(51)

109

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Z. (2006). Penelitian Tindakan Kelas untuk: Guru. Bandung: YAMAHA WIDYA.

BSNP. (2006). Panduan KTSP SD/MI. Jakarta: BP. DHARMA BHAKTI.

Cahyani, Isah dan Iyos A. Rosmana. (2006). Pendidikan Bahasa Indonesia. Bandung: UPI PRESS.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Djuanda, Dadan. (2008). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung: Pustaka Latifah.

Hermawan, Ruswandi, dkk. (2010). Metode Peneliitian Pendidikan SD. Bandung: UPI PRESS.

Kasbolah, Kasihani. (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Depdikbud.

Moleong, Lexy. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Murkanto dkk. (2007). Grow with English An English Course for Elementary School Students. Jakarta: Erlangga.

Muslich, Masnur. 2009. Melaksanakan PTK Penelitian Tindakan Kelas itu Mudah Classroom Action Research. Jakarta: Bumi Aksara.

Resmini, Novi dan Dadan Djuanda. (2007). Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi. Bandung: UPI PRESS.

Rofi’uddin, Ahmad dan Zuhdi, Darmiyati. (1998/1999). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi

Soeparno. (1988). Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: PT. Intan Pariwara.

(52)

110

Suriamiharja, Agus, dkk. Petunjuk Praktis Menulis. (1996/ 1997). Jakarta: Depdikbud.

Suyatno. (2005). Permainan Pendukung Pembelajaran Bahasa Dan Sastra. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

Tarigan, H. G. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tim Bina Karya Guru. (2007). Bina Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas IV Semester 1. Jakarta: Erlangga.

Tim PLPG Rayon 110. (2011). Bahan Ajar Pendidikan & Latihan Profesi Guru (PLPG) Pendalaman Materi dan Metodologi Pembelajaran Bahasa Indonesia SD MI. Bandung: UPI.

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: UPI.

Gambar

Grafik 4.2    Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II .......... 83
Tabel 1.1  Data Awal Hasil Tes Akhir Siswa Kelas IV SDN Buahdua II
gambar.
Gambar 3.1 dijelaskan sebagai berikut.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi neraca Ohaus sebagai alat untuk mengukur massa benda dan prinsip neraca Ohaus adalah sekedar membanding massa benda yang akan dikur dengan anak timbangan atau prinsip

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan tindakan penggunaan kacamata renang pada anak anggota komunitas selam

Pada gambar 14 dan gambar 15, dapat dilihat bahwa semakin besar pembebanan yang diberikan pada evaporator Low Stage menggunakan electric heater maka kurva tingkat

Sahabat MQ/ Pendistribusian paket perdana program konversi dari minyak tanah/ ke elpiji 3 kilogram/ di seluruh wilayah Kota-Kabupaten di Jawa Tengah dan Daerah

Semua Belanja Honorarium Kegiatan (Pengawas, Korektor, Panitia) PPh Pasal 21 NPWP Madrasah 5%.. Semua Belanja Barang lebih dari sama

Perintah yang digunakan untuk menampilkan data tersebut

[r]

pembelajaran berdasarkan pengalaman secara langsung yang mendekatkan siswa pada kenyataan riil dan erat kaitannya dengan keseharian siswa, sehingga