• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPETENSI DOSEN DAN INTERAKSI SOSIAL TERHADAP LAYANAN PEMBELAJARAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMPETENSI DOSEN DAN INTERAKSI SOSIAL TERHADAP LAYANAN PEMBELAJARAN."

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMA KASIH ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR TABEL ...

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Penelitian... 5

1.5 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 6

1.5.1 Layanan Pembelajaran ... 6

1.5.2 Interaksi Sosial ... 7

1.5.3 Kompetensi Dosen ... 9

1.5.4 Hubungan Layanan Pembelajaran, Interaksi Sosial, dan Kompetensi Dosen ... 11

1.6 Asumsi ... 14

1.7 Hipotesis ... 16

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18

1.9 Posisi Studi ... 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 20

2.1 Konsep Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial ... 20

2.1.1 Tujuan IPS dan Tujuan Pengajaran IPS ... 25

2.1.2 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi dan Pendidikan Ekonomi ... 31

(2)

2.2.1 Pengertian Pembelajaran ... 35

2.2.2 Pengertian Layanan ... 41

2.2.3 Karakteristik dan Klasifikasi Layanan ... 44

2.2.4 Layanan Pembelajaran Mahasiswa ... 45

2.3 Interaksi Sosial ... 47

2.3.1 Konsep dan Pengertian Interaksi Sosial ... 47

2.3.2 Lembaga Pendidikan sebagai Sistem Sosial ... 51

2.3.3 Interaksi Sosial dalam Pembelajaran ... 54

2.4 Kompetensi Dosen ... 58

2.4.1 Konsep dan Pengertian Kompetensi ... 60

2.4.2 Karakteristik Pembentuk Kompetensi... 62

2.4.3 Kompetensi Dosen dan Efektivitas Pembelajaran ... 68

BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 76

3.1 Objek Penelitian ... 76

3.2 Metode Penelitian... 78

3.3 Populasi dan Sampel ... 80

3.3.1 Populasi ... 80

3.3.2 Sampel dan Teknik Sampling ... 81

3.4 Operasionalisasi Variabel... 83

3.5 Penentuan Instrumen Penelitian ... 85

3.5.1 Uji Validitas Instrumen ... 87

3.5.2 Uji Reliabilitas Instrumen ... 93

3.6 Analisis Data Penelitian ... 95

3.6.1 Rancangan Uji Hipotesis ... 96

3.6.2 Teknik Analisis Data ... 100

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 107

(3)

4.1.1 Deskripsi Karakteristik Responden ... 108

4.1.2 Deskripsi Kompetensi Profesional Dosen ... 110

4.1.3 Deskripsi Kompetensi Sosial Dosen ... 116

4.1.4 Deskripsi Kompetensi Personal Dosen ... 121

4.1.5 Deskripsi Interaksi Sosial ... 127

4.1.6 Deskripsi Layanan Pembelajaran ... 132

4.1.7 Ringkasan Deskripsi Semua Variabel ... 137

4.2 Pengujian Hipotesis ... 138

4.2.1 Pengujian Hipotesis Pertama ... 138

4.2.2 Pengujian Hipotesis Kedua ... 142

4.2.3 Pengujian Hipotesis Ketiga ... 142

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 147

4.3.1 Analisis Pengaruh Kompetensi Dosen terhadap Interaksi Sosial ... 147

4.3.2 Analisis Pengaruh Kompetensi Dosen dan Interaksi Sosial terhadap Kualitas Layanan Pembelajaran ... 150

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 153

5.1 Kesimpulan ... 153

5.2 Saran ... 156

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia, sebagai mahluk sosial memerlukan pendidikan sebagai usaha peningkatan kualitas diri dan masyarakatnya. Proses pendidikan dilakukan secara berkelanjutan, merujuk pada ketentuan perundangan, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai luhur yang universal ditujukan mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, berkeadilan, sejahtera, maju, mandiri, dan kukuh kekuatan moral dan etikanya.

Dalam membangun sektor pendidikan, pencapaian tujuan akhir yang sempurna dan final tentunya selalu berkembang. Hal ini terjadi karena konteks pendidikan selalu dinamik, berubah dan tidak pernah konstan, sesuai dengan perubahan sosial dan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi. Terlebih-lebih dalam era informasi seperti saat ini, keterbukaan di hampir semua aspek dan sistem kehidupan manusia tidak dapat dicegah lagi oleh kekuatan apapun.

(5)

suatu proses panjang, yaitu selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran di lembaganya masing-masing.

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN 2003) menyatakan bahwa pendidikan tinggi merupakan pendidikan jalur sekolah sebagai kelanjutan dari pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian. Penyelenggaraan pendidikan tinggi dalam bentuk Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Akademi, dan Politeknik. Penjenjangan pendidikan tinggi terdiri dari pendidikan Diploma (S0), Sarjana (S1), Magister (S2), dan Doktor (S3). Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi yang mengemban tugas sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), yang tujuannya antara lain menyelenggarakan pendidikan tinggi yang menghasilkan tenaga kependidikan dan keguruan, serta ahli lainnya yang memiliki kemampuan akademik dan profesional (Pedoman Akademik UPI, 2001/2002: 8).

(6)

ini, dapat dipahami bahwa layanan pembelajaran yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa sangat mempengaruhi keberhasilan penyelenggaraan suatu lembaga pendidikan.

Dalam pra-penelitian yang dilakukan penulis terhadap beberapa mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI, disimpulkan bahwa mahasiswa tersebut merasakan layanan pembelajaran yang diberikan dosen belum optimal. Demikian juga berdasarkan pengamatan penulis, masih ada kendala yang dirasakan dosen dalam memberikan layanan pembelajaran, terutama menyangkut kurangnya sarana, ketidaksesuaian jumlah mahasiswa dengan daya tampung ruangan, dan jadwal mata kuliah. Sebagian besar mahasiswa mempersepsi bahwa kualitas dan kuantitas layanan tersebut cenderung berbeda bergantung pada sikap individu dan kompetensi dosen yang bersangkutan.

Sehubungan dengan hal itu, penulis merasa perlu untuk meneliti lebih dalam mengenai layanan pembelajaran yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa. Penulis memandang dan mengalami bahwa kompetensi dosen bisa mempengaruhi interaksi sosial dosen dan mahasiswa. Selain itu, penulis juga memandang bahwa kompetensi seorang dosen juga bisa mempengaruhi layanan pembelajaran yang diberikannya kepada mahasiswa tersebut. Dalam hal ini, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengajukan tema dan judul: PENGARUH KOMPETENSI DOSEN DAN INTERAKSI SOSIAL TERHADAP LAYANAN

(7)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, dalam penelitian ini penulis lebih memusatkan permasalahan pada pengaruh kompetensi dosen dan interaksi sosial terhadap layanan pembelajaran. Dengan demikian, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran mengenai kompetensi dosen, interaksi sosial, dan layanan pembelajaran di Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI.

2. Bagaimana pengaruh kompetensi dosen terhadap interaksi sosial di Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI.

3. Bagaimana gambaran mengenai pengaruh kompetensi dosen terhadap layanan pembelajaran di Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI.

4. Bagaimana pengaruh interaksi sosial terhadap layanan pembelajaran di Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI.

1.3 Tujuan Penelitian

(8)

Dalam hal ini, penulis akan menganalisis hubungan dan pengaruh yang terdapat di antara kompetensi dosen, interaksi sosial dan layanan pembelajaran dosen bagi para mahasiswa.

Secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan tesis ini adalah: 1. Mengidentifikasi gambaran mengenai kompetensi dosen, interaksi sosial, dan

layanan pembelajaran di Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI

2. Mengukur pengaruh kompetensi dosen terhadap interaksi sosial pada Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI.

3. Mengukur pengaruh kompetensi dosen terhadap layanan pembelajaran pada Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI.

4. Mengukur pengaruh interaksi sosial terhadap layanan pembelajaran pada Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan guna dan manfaat secara teoritis bagi penulis khususnya dan bagi pembaca yang ingin meneliti lebih lanjut pengaruh kompetensi dosen dan interaksi sosial terhadap layanan pembelajaran. Adapun kegunaan tersebut mencakup antara lain:

1. Guna Akademis

(9)

b) Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan perbandingan dalam melaksanakan penelitian sejenis.

2. Guna Praktis

a) Hasil penelitian yang dilaksanakan pada lembaga yang bersangkutan dapat diterima sebagai sumbangan penelitian yang dapat dipakai sebagai bahan masukan guna menyempurnakan penelitian selanjutnya.

b) Dapat dijadikan bahan masukan bagi Pendidikan IPS khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran IPS.

c) Sebagai tambahan wawasan dan pustaka pendidikan IPS.

1.5 Kerangka Pemikiran Penelitian

1.5.1 Layanan Pembelajaran

(10)

layanan teknis dalam bidang pendidikan dan pengajaran, serta membimbing kegiatan kokurikuler.

Dalam penelitian ini, penulis akan membatasi masalah penelitian mengenai layanan pembelajaran yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa yang dipengaruhi oleh kompetensi dosen dan interaksi sosial. Berangkat dari pendapat-pendapat di atas, ternyata ruang lingkup pembelajaran yang diberikan dosen sangat luas. Mengingat keterbatasan yang penulis miliki, maka dalam penelitian ini difokuskan pada dua unsur pokok layanan pembelajaran kepada mahasiswa, yaitu mencakup: (1) Layanan Perkuliahan, dan (2) Layanan Bimbingan Skripsi.

1.5.2 Interaksi Sosial

Istilah interaksi sosial tidak terlepas dari segala aspek yang menyangkut kehidupan manusia. Secara akademis, istilah ini banyak ditemukan dalam kajian Ilmu-Ilmu Sosial, Studi Sosial, dan IPS, seperti yang dikemukakan oleh Nursid Sumaatamdja (1984: 6) bahwa masalah interaksi sosial atau antar-hubungan manusia merupakan masalah yang makin lama makin kompleks dan intensif. Pendapat ini didukung oleh Deobold B. van Dalen (dalam Nursid Sumaatamdja, 1984: 7) yang menyatakan bahwa “ilmu-ilmu sosial mempelajari tingkah laku manusia dan hubungan (interaksi) yang terjadi antara manusia dan lingkungannya”.

(11)

interaksi sebagai “reciprocal action or influence” yang dapat diartikan sebagai “saling mempengaruhi, atau pengaruh timbal balik antara dua pihak”. Dalam psikologi, interaksi dapat diartikan sebagai hubungan saling mempengaruhi antara dua pihak, seperti interaksi dosen dan mahasiswa.

Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah hubungan dan tindakan yang saling mempengaruhi antara manusia dan lingkungannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa interaksi sosial yang terjadi adalah antara manusia dengan manusia lainnya, dan antara manusia dan lingkungannya. Yang disebut lingkungan itu sendiri adalah segala sesuatu yang berada di luar diri manusia tersebut.

Untuk kepentingan penulisan tesis ini, istilah interaksi sosial bisa dipersempit menjadi interaksi edukatif, yaitu kajian yang berkenaan dengan interaksi sosial antara dosen dan mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, UPI. Proses interaksi sosial antara pengajar dengan yang diajar, atau secara luas lagi antara pendidikan dengan peserta didik, harus merupakan proses dan interaksi sosial pendidikan, atau dengan kata lain harus merupakan proses dan interaksi edukatif, seperti yang dikemukakan oleh Nursid Sumaatamdja (1984: 71).

(12)

ditekankan pula kedudukan guru (dosen) dalam pengajaran IPS dan kaitannya dengan interaksi sosial antara guru/dosen tersebut dengan peserta didik/mahasiswa, yaitu kemampuan atau kompetensi dosen dan kondisi siswa atau mahasiswa.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh kompetensi dosen terhadap layanan pembelajaran harus berada dalam lingkup interaksi sosial dan interaksi edukatif di antara dosen dan mahasiswa dalam suatu lembaga pendidikan tertentu. Hal ini sesuai dengan apa yang menjadi tujuan pembelajaran IPS, yaitu menciptakan manusia yang serasi dengan masyarakatnya.

1.5.3 Kompetensi Dosen

Seorang dosen yang ideal umumnya mempunyai tugas pokok sesuai dengan tridharma perguruan tinggi, yaitu bidang pendidikan dan pengajaran, bidang penelitian, dan bidang pengabdian pada masyarakat. Oleh karena itu seorang dosen harus memiliki kompetensi tertentu menurut Achmad Sanusi dkk dalam M. Idochi Anwar (2003: 52). Ada tiga jenis kompetensi yang harus dimiliki seorang dosen. Tiga kompetensi itu adalah:

Kompetensi profesional yang mencakup penguasaan: materi bahan ajar,

konsep-konsep keilmuan bahan tersebut, landasan kependidikan, proses-proses pendidikan dan pembelajaran peserta didik.

Kompetensi sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri pada tujuan

(13)

Kompetensi personal (pribadi) mencakup penampilan sikap positif situasi kerja

sebagai pengajar dan situasi pendidikan, pemahaman nilai-nilai yang hendaknya dianut oleh seorang pengajar dan penampilan upaya untuk menjadikan cirinya sebagai panutan dan teladan anak didiknya.

Fakry Gaffar (1987) mengemukakan bahwa pengajar juga perlu memiliki kompetensi sebagai berikut: (1) content knowledge, yang meliputi materi pengetahuan bidang studi; (2) behavior skills, yang meliputi keterampilan teknis dalam mengajar, dan (3) human relation skills, yang meliputi keterampilan dalam membina hubungan manusiawi antara pengajar dan peserta didik.

Sejalan dengan itu M. Idochi Anwar (2003: 95) menyatakan bahwa dalam kaitannya dengan peran utama tenaga pengajar di perguruan tinggi, “kualitas perguruan tinggi sangat ditentukan oleh kemampuannya menyediakan sumberdaya manusia dengan kualifikasi ‘tinggi’ yang tangguh.” Ditegaskan di sini bahwa pengertian “tinggi” tersebut mengandung tiga kompetensi, yaitu (1) kompetensi akademik, (2) kompetensi profesional, dan (3) kompetensi intelektual. Kompetensi

(14)

fisik maupun sosial) yang ada serta wawasan terhadap kebenaran dan kepentingan orang banyak.

Di dunia pendidikan, istilah kinerja ini sering dikaitkan dengan istilah ‘kompetensi’ yang berarti kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan berhasil dan efisien. Dalam hal ini tentu saja istilah kompetensi melibatkan aspek kemampuan, keterampilan, dan kapabilitas, dan kapasitas. Di Indonesia, berdasarkan UU No 14/2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan ada empat kompetensi yaitu: kompetensi pedagogi, profesional, personal dan sosial.

Dalam penelitian ini, kompetensi dosen mengacu pada apa yang dikemukakan Achmad Sanusi dkk dalam M. Idochi Anwar (2003: 52), yaitu (1) kompetensi profesional, (2) kompetensi sosial, dan (3) kompetensi personal.

1.5.4 Hubungan Layanan Pembelajaran, Interaksi Sosial, dan

Kompetensi Dosen

(15)

perguruan tinggi. Istilah interaksi sosial dalam hal ini bermakna interaksi edukatif atau interaksi pembelajaran. Output dari proses tersebut adalah tinggi rendahnya layanan pembelajaran atau service delivery yang diberikan dosen kepada mahasiswa.

Konsep layanan pembelajaran sangat berhubungan dengan berbagai kegiatan profesional yang dilaksanakan oleh tenaga pendidik (guru dan dosen) dalam interaksinya dengan peserta didik (siswa atau mahasiswa), baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas. Kompetensi dosen yang terdiri dari kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi personal, secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi layanan pembelajaran. Di sini dinyatakan bahwa pengaruh kompetensi dosen terhadap tingkat layanan pembelajaran bisa berpengaruh langsung maupun melalui proses interaksi sosial antara dosen dan mahasiswa dalam suatu lembaga pendidikan tertentu. Hal ini sesuai dengan apa yang menjadi tujuan pembelajaran IPS, yaitu menciptakan manusia yang serasi dengan masyarakatnya.

(16)
(17)

Mengacu pada kerangka pemikiran di atas, penulis mengajukan model penelitian yang terdiri dari variabel-variabel sebagai berikut:

Gambar 1-2 Variabel Penelitian

1.6 Asumsi

Asumsi yang mendasari penelitian ini mengacu pada pendapat bahwa dosen harus memiliki tiga kompetensi seperti yang dikemukakan Sanusi dalam M. Idochi Anwar (2003: 52). Dari pendapat yang telah dikemukakan oleh Moch Uzer Usman (1990: 4-6) dan penelitian Tjutju Yuniarsih (2002), dapat dikatakan bahwa layanan pembelajaran yang diberikan oleh dosen mencakup tugas-tugas tertentu yang memang berkaitan dengan adanya tiga kompetensi yang dimiliki dosen. Istilah interaksi sosial bisa dipersempit menjadi interaksi edukatif, yaitu kajian yang berkenaan dengan interaksi sosial antara dosen dan mahasiswa. Hal ini sejalan

KOMPETENSI PROFESIONAL

DOSEN (X1) INTERAKSI

SOSIAL (Y)

LAYANAN PEMBELAJARAN

(Z) KOMPETENSI

SOSIAL DOSEN (X2)

(18)

dengan apa yang diungkapkan Nursid Sumaatamdja (1984: 71-73) yaitu bahwa interaksi tersebut harus memiliki ciri tertentu seperti adanya tujuan, bahan, peserta didik (mahasiswa), pendidik atau pengajar (dosen), metode, dan proses interaksi yang berlangsung dalam ikatan situasional (organisasi atau lembaga tertentu).

Berdasarkan pendapat di atas, penulis memberikan asumsi sebagai berikut: 1. Setiap dosen memiliki kompetensi profesional, sosial, dan personal yang

digunakan dalam interaksi sosial dan layanan pembelajaran

2. Interaksi pendidikan atau interaksi pembelajaran antara dosen dan mahasiswa termasuk ke dalam interaksi sosial, sebagai inti dari pembelajaran di perguruan tinggi.

3. Layanan pembelajaran yang diberikan oleh dosen mencakup tugas-tugas tertentu yang memang berkaitan dengan adanya tiga kompetensi yang dimiliki dosen dan interaksi sosial yang berada di dalamnya.

4. Setiap dosen melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan job description yang diberikan di dalam pekerjaannya.

5. Setiap dosen memiliki ciri khas tersendiri yang tercermin dalam kompetensinya. 6. Sarana/prasarana belajar sudah tersedia sesuai dengan standar minimal

(19)

1.7 Hipotesis

Secara sederhana, hipotesis merupakan suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan teori yang relevan, belum didasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data. Untuk memudahkan pembahasan selanjutnya, penulis perlu mengemukakan dugaan sementara yang kemudian akan dibuktikan apakah jawaban tersebut dapat diterima atau tidak. Menurut Suharsimi Arikunto, (1996: 67; 2000, 63) hipotesis dapat diartikan sebagai “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”. Selain itu, Winarno Surakhmad (1990: 52) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan hipotesis adalah:

“...rumusan jawaban yang bersifat sementara terhadap satu soal yang dimaksudkan sebagai tuntutan sementara dalam penyelidikan untuk mencari jawaban yang sebenarnya. Hipotesis ini dijabarkan ditarik dari postulat-postulat dan hipotesis tersebut tidak selalu dianggap benar atau yang dapat dibenarkan oleh penyelidik walaupun selalu diharapkan terjadi demikian.” (Winarno Surakhmad, 1990: 52)

Pendapat lain dikemukakan oleh Moh. Nazir (1985: 182), bahwa:

Hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau yang kita ingin pelajari.

(20)

Sedangkan menurut Nasution (1988: 49), hipotesis adalah pernyataan tentatif yang merupakan dugaan atau terkaan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya. Lebih lanjut dikatakan bahwa:

1. Hipotesis berfungsi untuk: 2. Menguji kebenaran suatu teori

3. Memberi ide untuk mengembangkan suatu teori

4. Memperluas pengetahuan kita mengenai gejala-gejala yang kita pelajari (S. Nasution, 1988: 50)

Berkaitan dengan hal tersebut, dalam penelitian ini penulis mengemukakan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Kompetensi dosen yang terdiri dari kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi personal memiliki pengaruh terhadap interaksi sosial

a. Kompetensi profesional dosen memiliki pengaruh terhadap interaksi sosial b. Kompetensi sosial dosen memiliki pengaruh terhadap interaksi sosial c. Kompetensi personal dosen memiliki pengaruh terhadap interaksi sosial 2. Kompetensi dosen yang terdiri dari kompetensi profesional, kompetensi sosial,

dan kompetensi personal secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap layanan pembelajaran.

a. Kompetensi profesional dosen memiliki pengaruh terhadap layanan pembelajaran

b. Kompetensi sosial dosen pengaruh terhadap layanan pembelajaran

c. Kompetensi personal dosen memiliki pengaruh terhadap layanan pembelajaran

(21)

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dengan unit analisis adalah seluruh dosen yang ada di Jurusan Pendidikan Ekonomi.

Waktu penelitian berlangsung selama 6 bulan, dimulai dari penyusunan proposal penelitian, bimbingan dengan dosen pembimbing, penyusunan instrumen penelitian, penyebaran instrumen, pengolahan data, penafsiran data, dan pelaporan.

1.9 Posisi Studi

Pengaruh kompetensi dosen di Jurusan Pendidikan Ekonomi yang terdiri dari kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi personal, serta interaksi sosial—khususnya interaksi pendidikan—yang terjadi antara dosen dan mahasiswa di Jurusan Pendidikan Ekonomi terhadap layanan pembelajaran ini didasarkan bahwa: 1. Kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi personal dosen yang

sesuai dengan karakteristik pendidikan di perguruan tinggi itu diperlukan dalam menunjang interaksi sosial yang sehat.

(22)

3. Kompetensi dosen, interaksi sosial, dan layanan pembelajaran berhubungan dengan masalah pendidikan. Hal ini merupakan bagian kajian dari Pendidikan IPS.

(23)

BAB I PENDAHULUAN ... 11 1.1 Latar Belakang Masalah... 11 1.2 Rumusan Masalah ... 44 1.3 Tujuan Penelitian ... 44 1.4 Kegunaan Penelitian ... 55 1.5 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 66 1.5.1 Layanan Pembelajaran ... 66 1.5.2 Interaksi Sosial ... 77 1.5.3 Kompetensi Dosen ... 99 1.5.4 Hubungan Layanan Pembelajaran, Interaksi Sosial, dan Kompetensi

(24)

74

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisis hubungan yang terdapat antara (1) kompetensi dosen yang terdiri dari (a) kompetensi profesional, (b) kompetensi sosial, dan (c) kompetensi personal; (2) interaksi sosial yang diwakili oleh interaksi pendidikan; dan (3) layanan pembelajaran yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa. Dengan demikian, dalam penelitian ini terdapat lima variabel penelitian. Variabel kompetensi profesional dosen (X1), kompetensi sosial dosen (X2), dan kompetensi personal dosen (X3) merupakan variabel bebas atau variabel eksogen terhadap variabel interaksi sosial (Y) dan layanan pembelajaran (Z) sebagai variabel terikat atau variabel endogen.

Dengan demikian, model penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3-1 Model Penelitian KOMPETENSI

PROFESIONAL

DOSEN (X1) INTERAKSI

SOSIAL (Y)

LAYANAN PEMBELAJARAN

(Z) KOMPETENSI

SOSIAL DOSEN (X2)

(25)

Dalam analisis jalur, model tersebut memiliki tiga model, sesuai dengan hipotesis penelitian. Model pertama adalah jalur X1, X2, dan X3 terhadap Y, seperti tampak pada Gambar 3-2 sebagai berikut:

Gambar 3-2

Jalur X1, X2, X3 terhadap Y

Model kedua adalah jalur X1, X2, dan X3 terhadap Z, Model tersebut dapat dilihat pada Gambar 3-3 sebagai berikut.

Gambar 3-3

Jalur X1, X2, X3 terhadap Z KOMPETENSI

PROFESIONAL DOSEN (X1)

LAYANAN PEMBELAJARAN

(Z) KOMPETENSI

SOSIAL DOSEN (X2)

KOMPETENSI PERSONAL DOSEN (X3) KOMPETENSI PROFESIONAL

DOSEN (X1)

INTERAKSI SOSIAL (Y) KOMPETENSI

SOSIAL DOSEN (X2)

(26)

Model ketiga adalah jalur Y terhadap Z, Model tersebut dapat dilihat pada Gambar 3-4 sebagai berikut.

Gambar 3-4 Jalur Y terhadap Z

3.2 Metode Penelitian

Pendekatan teori utama yang dipakai mengacu pada Teori Pembelajaran, interaksi sosial, dan Konsep Kompetensi. Metode penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif analitis dengan menggunakan teknik korelasi, regresi, dan analisis jalur untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan terikat. Selanjutnya, berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, penelitian ini bersifat survey explanatory, yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan deskripsi dan hubungan antar variabel.

Dalam penelitian ini diuji tiga model, yaitu:

1. Pengaruh variabel X1 X2 dan X3 terhadap Y, yang terdiri dari a. Pengaruh variabel X1 terhadap Y

b. Pengaruh variabel X2 terhadap Y c. Pengaruh variabel X3 terhadap Y

INTERAKSI SOSIAL (Y)

LAYANAN PEMBELAJARAN

(27)

2. Pengaruh variabel X1 X2 X3 terhadap Z, yang terdiri dari a. Pengaruh variabel X1 terhadap Z

b. Pengaruh variabel X2 terhadap Z c. Pengaruh variabel X3 terhadap Z 3. Pengaruh variabel Y terhadap Z

Adapun teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan angket sebagai instrumen utama, wawancara terhadap mahasiswa dengan menggunakan pedoman wawancara, dan observasi langsung terhadap pemberian layanan pembelajaran dosen kepada mahasiswa. Selanjutnya untuk mendapatkan landasan teori, penulis menggunakan teknik studi pustaka.

(28)

Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis jalur untuk menguji hipotesis penelitian. Agar bisa melakukan analisis jalur, data mentah yang berskala ordinal diubah menjadi skala interval menggunakan method of Successive Interval (MSI) dalam MS-Excel 2000.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi merupakan sekelompok objek yang dapat dijadikan sumber penelitian. Menurut Sudjana (1997: 66):

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung atau pengukuran kuantitatif maupun kualitas mengenai karakteristik-karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang dipelajari sifat-sifatnya.

Berkaitan dengan itu, Sugiyono (1996: 72) mendefinisikan populasi sebagai “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

(29)

3.3.2 Sampel dan Teknik Sampling

Untuk pengambilan sampel dari populasi agar diperoleh sampel yang representatif dan mewakili, maka diupayakan setiap subjek dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel. Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 117), yang dimaksud dengan sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sedangkan menurut Sugiyono (2002: 73), yang dimaksud dengan sampel adalah “bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu”. Dalam suatu penelitian tidak mungkin semua populasi diteliti, dalam hal ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya keterbatasan biaya, tenaga dan waktu yang tersedia. Oleh karena itu, peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang lain yang tidak diteliti. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2002: 73):

Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu, sampel dari populasi harus benar-benar mewakili.

(30)

peluang yang sama untuk dipilih, dengan alasan bahwa populasi dosen di Jurusan Pendidikan Ekonomi itu bersifat homogen.

Menurut Isaac dan Michael (1981: 192), penarikan sampel dapat dilakukan dengan cara-cara menghitung besarnya populasi dari setiap unit analisis yang terpilih sebagai sampel. Untuk menghitung ukuran sampel, penulis menggunakan rumus yang didasarkan pada presisi estimasi statistik (tingkat ketelitian) 5% sebagai berikut:

)

S = jumlah sampel yang diperlukan N = jumlah anggota populasi

P = proporsi populasi 0,50 (maksimal sampel yang mungkin) d = tingkat akurasi 0,05

χ2

= tabel nilai chi-square sesuai tingkat kepercayaan 0,95 3,841

Dalam penelitian ini, jumlah populasi sebanyak 92 dimasukkan ke dalam rumus tersebut dan menghasilkan nilai 74 (pembulatan) sampel seperti tampak sebagai berikut:

(31)

3.4 Operasionalisasi Variabel

(32)

Tabel 3-1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Aspek Indikator Item Jenis Data

Kompetensi

Pro-• Penguasaan bahan ajar

• Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan

• Penguasaan proses pendidikan, keguruan, dan pembelajaran

• Kemampuan menyesuaikan diri dengan tuntutan kerja

• Kemampuan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan

• Penampilan sikap positif

• Pemahaman, penghayatan, penampilan nilai-nilai

• Kepribadian, nilai, sikap hidup sebagai panutan dan teladan bagi siswanya.

33,34,35,36 37,38,39,40, 41,42,43,44

45,46,47,48

(33)

Interaksi Sosial • Tujuan • Ketercapaian tujuan pembelajaran

• Kesesuaian tujuan pembelajaran

49 50

Ordinal

• Bahan • Kesesuaian bahan dengan tujuan

• Ketersediaan bahan

• Akses terhadap bahan pembelajaran

51 52 53

• Mahasiswa • Karakteristik mahasiswa

• Sikap mahasiswa dalam pembelajaran

• Partisipasi mahasiswa dalam pembelajaran

54 55 56

• Dosen • Karakteristik dosen

• Sikap dosen terhadap mata kuliah

• Persepsi dosen terhadap mata kuliah

57 58 59

• Metode • Metode yang digunakan

• Variabilitas metode

60 61

• Proses • Perencanaan pengajaran

• Proses pembelajaran

3.5 Penentuan Instrumen Penelitian

(34)

kepada mahasiswa pada umumnya. Dengan demikian, sumber data primer diperoleh dari hasil penelitian secara empirik melalui penyebaran kuesioner kepada dosen yang menjadi responden. Sedangkan sumber data sekunder diantaranya diperoleh dari data kepegawaian.

Instrumen penelitian yang telah disusun kemudian diujicobakan kepada 10 orang responden untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas instrumen penelitian. Bila ada item pernyataan yang tidak valid, maka item tersebut bisa direvisi atau dibuang. Bila ada beberapa variabel penelitian yang tidak reliabel, maka instrumen atau kuesioner penelitian itu harus direvisi pula. Kemudian kuesioner yang sudah direvisi bisa dijadikan dasar untuk penyebaran kuesioner kepada seluruh responden.

Ketepatan pengujian suatu hipotesis tentang hubungan variabel penelitian sangat tergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut. Untuk itu diperlukan dua macam tes, yaitu test validitas (uji kesahihan) dan test reliabilitas (uji keandalan). Dengan demikian langkah-langkah untuk menentukan instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan sumber primer (populasi dan sampel)

2. Membuat kuesioner sesuai dengan kisi-kisi operasionalisasi variabel 3. Mengujicobakan kuesioner

4. Menguji validitas dan reliabilitas kuesioner 5. Merevisi kuesioner bila diperlukan

(35)

7. Mengolah data

3.5.1 Uji Validitas Instrumen

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Masri Singarimbun, 1995: 124). Hal ini berarti apabila peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya.

Selanjutnya uji validitas untuk jawaban kuesioner tingkat pengukuran Likert’s Summated Rating dilakukan melalui teknik korelasi antara masing-masing item pertanyaan/pernyataan dengan total item pertanyaan/pernyataan tersebut. Karena data yang diperoleh adalah data yang bersifat ordinal, maka uji korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi Rank-Spearman (Spearman’s-Rho). dengan rumus sebagai berikut:

Untuk menentukan validitas sebuah pertanyaan/pernyataan dilakukan uji-t, dengan rumus sebagai berikut:

2

(36)

Dengan taraf signifikansi 95% atau alpha =0,05, t hitung yang diperoleh dibandingkan dengan t tabel, dengan derajat kebebasan (df = n – 2). Ketentuan yang dipakai adalah sebagai berikut:

1. Jika t-hitung≥ t-tabel, maka pertanyaan tersebut adalah valid 2. Jika t-hitung< t-tabel, maka pertanyaan tersebut adalah tidak valid Pertanyaan yang tidak valid akan dibuang, direvisi, atau ditambah.

Perhitungan uji validitas untuk masing-masing item pada setiap variabel dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:

Tabel 3-2

Hasil Pengujian Validitas Variabel Kompetensi Profesional Dosen (X1)

No Item Korelasi thitung ttabel Validitas Ket

Item 01 0,496 4,851 2,048 Valid Dipakai

Item 02 0,446 4,232 2,048 Valid Dipakai

Item 03 0,376 3,444 2,048 Valid Dipakai

Item 04 0,476 4,592 2,048 Valid Dipakai

Item 05 0,453 4,316 2,048 Valid Dipakai

Item 06 0,422 3,955 2,048 Valid Dipakai

Item 07 0,421 3,940 2,048 Valid Dipakai

Item 08 0,416 3,887 2,048 Valid Dipakai

Item 09 0,383 3,520 2,048 Valid Dipakai

Item 10 0,518 5,141 2,048 Valid Dipakai

Item 11 0,554 5,641 2,048 Valid Dipakai

Item 12 0,504 4,956 2,048 Valid Dipakai

Item 13 0,478 4,622 2,048 Valid Dipakai

Item 14 0,388 3,567 2,048 Valid Dipakai

Item 15 0,675 7,765 2,048 Valid Dipakai

Item 16 0,452 4,297 2,048 Valid Dipakai

Sumber: Hasil pengolahan data

(37)

Validitas diukur dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel. Bila t-hitung ≥ t-tabel maka item tersebut valid, dan bila t-hitung < t-t-tabel maka item tersebut tidak valid. Dengan demikian semua item tersebut akan dipakai dalam penyebaran kuesioner.

Tabel 3-3

Hasil Pengujian Validitas Variabel Kompetensi Sosial Dosen (X2)

No Item Korelasi thitung ttabel Validitas Ket

Item 17 0,767 10,149 2,048 Valid Dipakai

Item 18 0,466 4,475 2,048 Valid Dipakai

Item 19 0,641 7,079 2,048 Valid Dipakai

Item 20 0,826 12,432 2,048 Valid Dipakai

Item 21 0,720 8,802 2,048 Valid Dipakai

Item 22 0,633 6,934 2,048 Valid Dipakai

Item 23 0,803 11,452 2,048 Valid Dipakai

Item 24 0,719 8,782 2,048 Valid Dipakai

Item 25 0,667 7,596 2,048 Valid Dipakai

Item 26 0,714 8,660 2,048 Valid Dipakai

Item 27 0,584 6,106 2,048 Valid Dipakai

Item 28 0,478 4,620 2,048 Valid Dipakai

Item 29 0,470 4,516 2,048 Valid Dipakai

Item 30 0,552 5,613 2,048 Valid Dipakai

Item 31 0,590 6,204 3,048 Valid Dipakai

Item 32 0,547 5,541 4,048 Valid Dipakai

Sumber: Hasil pengolahan data

(38)

Tabel 3-4

Hasil Pengujian Validitas Variabel Kompetensi Personal Dosen (X3)

No Item Korelasi thitung ttabel Validitas Ket

Item 33 0,397 3,668 2,048 Valid Dipakai

Item 34 0,661 7,482 2,048 Valid Dipakai

Item 35 0,497 4,861 2,048 Valid Dipakai

Item 36 0,420 3,922 2,048 Valid Dipakai

Item 37 0,722 8,858 2,048 Valid Dipakai

Item 38 0,432 4,059 2,048 Valid Dipakai

Item 39 0,380 3,486 2,048 Valid Dipakai

Item 40 0,366 3,338 2,048 Valid Dipakai

Item 41 0,405 3,761 2,048 Valid Dipakai

Item 42 0,760 9,931 2,048 Valid Dipakai

Item 43 0,678 7,816 2,048 Valid Dipakai

Item 44 0,633 6,936 2,048 Valid Dipakai

Item 45 0,665 7,565 2,048 Valid Dipakai

Item 46 0,480 4,647 2,048 Valid Dipakai

Item 47 0,609 6,520 2,048 Valid Dipakai

Item 48 0,369 3,368 2,048 Valid Dipakai

Sumber: Hasil pengolahan data

(39)

Tabel 3-5

Hasil Pengujian Validitas Variabel Interaksi Sosial (Y)

No Item Korelasi thitung ttabel Validitas Ket

Item 49 0,660 7,456 2,048 Valid Dipakai

Item 50 0,619 6,684 2,048 Valid Dipakai

Item 51 0,698 8,263 2,048 Valid Dipakai

Item 52 0,380 3,490 2,048 Valid Dipakai

Item 53 0,374 3,423 2,048 Valid Dipakai

Item 54 0,681 7,890 2,048 Valid Dipakai

Item 55 0,422 3,955 2,048 Valid Dipakai

Item 56 0,732 9,119 2,048 Valid Dipakai

Item 57 0,395 3,652 2,048 Valid Dipakai

Item 58 0,524 5,221 2,048 Valid Dipakai

Item 59 0,524 5,223 2,048 Valid Dipakai

Item 60 0,636 6,987 2,048 Valid Dipakai

Item 61 0,603 6,412 2,048 Valid Dipakai

Item 62 0,734 9,170 2,048 Valid Dipakai

Item 63 0,612 6,572 2,048 Valid Dipakai

Item 64 0,537 5,408 2,048 Valid Dipakai

Sumber: Hasil pengolahan data

(40)

Tabel 3-6

Hasil Pengujian Validitas Variabel Kualitas Layanan Pembelajaran (Z)

No Item Korelasi thitung ttabel Validitas Ket

Item 65 0,394 3,639 2,048 Valid Dipakai

Item 66 0,478 4,615 2,048 Valid Dipakai

Item 67 0,510 5,036 2,048 Valid Dipakai

Item 68 0,625 6,785 2,048 Valid Dipakai

Item 69 0,528 5,276 2,048 Valid Dipakai

Item 70 0,690 8,095 2,048 Valid Dipakai

Item 71 0,624 6,781 2,048 Valid Dipakai

Item 72 0,527 5,258 2,048 Valid Dipakai

Item 73 0,785 10,736 2,048 Valid Dipakai

Item 74 0,756 9,805 2,048 Valid Dipakai

Item 75 0,824 12,333 2,048 Valid Dipakai

Item 76 0,636 6,988 2,048 Valid Dipakai

Item 77 0,706 8,448 2,048 Valid Dipakai

Item 78 0,609 6,522 2,048 Valid Dipakai

Item 79 0,432 4,062 2,048 Valid Dipakai

Item 80 0,515 5,103 2,048 Valid Dipakai

Sumber: Hasil pengolahan data

(41)

3.5.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten dalam mengungkapkan gejala tertentu dari kelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu-waktu yang berbeda. Dalam penelitian ini akan menggunakan tes belah dua atau ‘split-half method’ dari Spearman Brown.

o Membagi item-item yang valid menjadi dua belahan, dalam penelitian ini cara yang diambil adalah berdasarkan nomor awal-akhir atau ganjil-genap. Nomor awal/ganjil sebagai belahan pertama dan nomor akhir/genap sebagai belahan kedua.

o Skor masing-masing item tiap belahan dijumlahkan, sehingga menghasilkan dua skor total untuk masing-masing responden, yaitu skor total belahan pertama dan skor total belahan kedua.

o Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan menggunakan teknik korelasi rank-spearman (spearman’s rho), dengan rumus:

∑ ∑

Untuk menguji koefisien reliabilitas instrumen digunakan rumus Spearman-Brown. Adapun rumus Spearman-Brown adalah:

(42)

Keterangan:

r11 = koefisien reliabilitas instrumen r½½ = reliabilitas ½ instrumen

Dari hasil perhitungan di atas, selanjutnya dibandingkan dengan tabel interpretasi dengan nilai r dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3-7

Nilai Koefisien Reliabilitas Interval Koefisien Tingkat Reliabilitas

0,000 – 0,199 0,200 – 0,399 0,400 – 0,599 0,600 – 0,799 0,800 – 1,000

Sangat Rendah Rendah

Sedang Kuat

Sangat Kuat

Sumber Suharsimi Arikunto (1995)

Hasil dari uji reliabilitas untuk setiap variabel disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 3-8

Daftar Nilai Koefisien Reliabilitas Setiap Variabel

Variabel Korelasi

Koefisien reliabilitas

Signifikansi

n = 30 Keterangan

X1 0,379 0,550 0,364 Reliabel

X2 0,741 0,851 0,364 Reliabel

X3 0,731 0,845 0,364 Reliabel

Y 0,717 0,835 0,364 Reliabel

Z 0,454 0,625 0,364 Reliabel

(43)

3.6 Analisis Data Penelitian

Untuk memudahkan dalam menganalisis data yang telah terkumpul dari hasil survey lapangan terhadap 74 responden, langkah selanjutnya adalah pengolahan data. Mengenai teknik pengolahan yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yaitu dengan menggunakan program SPSS (Statistic Product and Service Solutions), Microsoft Excel-2003 (Plus Add-ins Successive Interval dan PHStat2), dan LISREL 8.3. Gambaran atau deskripsi penelitian menjelaskan hasil penelitian. Selain itu dilakukan pula pengolahan data secara manual, khususnya untuk data yang bersifat kualitatif.

Hasil dari pengolahan data tersebut, dapat disajikan dalam bentuk tabel, gambar dan grafik yang dijadikan dasar untuk menganalisis secara kualitatif maupun kuantitatif, sehingga dapat memberikan gambaran tentang kompetensi dosen, interaksi sosial dalam pembelajaran, dan layanan pembelajaran yang diberikan dosen kepada mahasiswa di Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia.

(44)

Pada penelitian ini, digunakan dua jenis analisis yaitu: (1) analisis deskriptif, khususnya bagi variabel yang bersifat kualitatif, dan (2) analisis kuantitatif, berupa pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik. Analisis kuantitatif menitikberatkan dalam pengungkapan perilaku variabel penelitian, sedangkan analisis deskriptif/kualitatif digunakan untuk menggali perilaku faktor penyebab. Dengan menggunakan kombinasi metode analisis tersebut dapat diperoleh generalisasi yang bersifat komprehensif.

3.6.1 Rancangan Uji Hipotesis

Untuk menganalisis hubungan kausal antara variabel bebas (exogenous variable) dan variabel tak bebas (endogenous variable) dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Path Analysis Models. Alasan digunakannya model analisis jalur tersebut, selain karena tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat sejauh mana pengaruh variabel exogenous terhadap variabel endogenous, adalah karena hubungan kausal antar variabel yang hendak diuji dibangun atas dasar kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel tersebut.

Untuk melakukan pengujian hipotesis yang telah ditentukan di atas, penulis mengikuti langkah kerja yang disampaikan oleh Harun Al Rasyid (2004:4) sebagai berikut:

(45)

2. Menentukan taraf kemaknaan/nyata α ( level of significance α), 3. Mengumpulkan data melalui sampel peluang (random sampel), 4. Menentukan statistik uji yang tepat,

5. Menentukan titik kritis dan daerah kritis (daerah penolakan) H0,

6. Menghitung nilai statistik uji berdasarkan data yang dikumpulkan. Lalu memperhatikan apakah nilai hitung statistik uji jatuh di daerah penerimaan atau daerah penolakan,

7. Membuat kesimpulan statistik (statistical conclusion), dan kesimpulan penelitian (research conclusion),

8. Menentukan nilai ρ (ρ - value).

Untuk menentukan berapa besarnya pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lainnya dalam analisis jalur diperlukan persyaratan seperti yang dikemukakan Sitepu (1994: 14) sebagai berikut:

1. Hubungan antara variabel harus merupakan hubungan linear dan aditif 2. Semua variabel residu tidak mempunyai korelasi satu sama lain. 3. Pola hubungan antara variabel adalah rekursif

4. Skala pengukuran baik pada variabel penyebab maupun pada variabel akibat sekurang-kurangnya interval.

(46)

1. Gambarkan diagram jalur untuk hubungan antara variabel secara lengkap. Diagram jalur ini harus mencerminkan hipotesis konseptual yang diajukan, sehingga nampak jelas yang mana sebagai variabel penyebab dan yang mana sebagai variabel akibat.

2. Hitung besarnya pengaruh (parameter struktural) antara suatu variabel penyebab dengan variabel akibat. Perhitungan ini didasarkan pada substruktur hubungan antara k buah variabel penyebab dengan sebuah variabel akibat.

Perhitungan besarnya pengaruh tersebut dapat didasarkan pada: 1. Koefisien regresi

2. Koefisien korelasi (matriks korelasi)

3. Koefisien determinasi multiple (koefisien determinasi dan unsur matriks invers korelasi, dan fungsi dan koefisien determinasi).

Dengan demikian, hipotesis penelitian yang hendak diuji melalui penelitian ini dapat dirumuskan dalam persamaan struktural sebagai berikut:

(1). Y = ρX1 + ρX2 + ρX3 + ε1 (2). Z = ρY + ρX1 + ρX2 + ρX3 + ε2

(47)

YX

Y

Z

Y

ZX

1

Gambar 3-5

Struktur Model Penelitian

Struktur model tersebut dibagi menjadi tiga sub-struktur sesuai hipotesis penelitian.

Sub-Struktur 1:

Gambar 3-6

(48)

Sub-Struktur 2:

Gambar 3-7

Struktur Jalur X1, X2, dan X3 terhadap Z

Sub-Struktur 3:

Gambar 3-8

Struktur Jalur Y terhadap Z

3.6.2 Teknik Analisis Data

(49)

Mengolah data berskala ordinal menjadi data berskala interval dengan MSI (Method of Successive Interval) dengan langkah kerja sebagai berikut:

a. Berdasarkan hasil jawaban responden untuk setiap pernyataan, hitung frekuensi setiap pilihan jawaban.

b. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, hitung proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban

c. Berdasarkan proporsi tersebut, untuk setiap pernyataan, hitung proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban

d. Dengan menggunakan Tabel Distribusi Normal Baku, menghitung nilai Ztabel untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh

e. Menentukan nilai batas untuk setiap nilai z yang diperoleh (dari tabel normal). f. Menentukan Nilai skala (scale value) untuk setiap nilai Z dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Density at lower Limit – Density at upper limit Scale value =

Area Under Upper Limit – Area Under Lower Limit

g. Menghitung nilai transformasi (Y) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Y = NS + k k = 1 + NSmin

(50)

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Analisis Jalur (Path Analysis Models), dengan langkah kerja sebagaimana dikemukakan oleh Harun Al Rasyid (2004:7) sebagai berikut:

1. Menggambar dengan jelas diagram jalur yang mencerminkan proposisi hipotetik yang diajukan, lengkap dengan persamaan strukturalnya.

2. Menghitung matriks korelasi antar variabel.

Formula untuk menghitung koefisien korelasi menggunakan Pearson’s Coefficient of Correlation (Product Moment Coefficient) dari Karl Pearson. Alasan penggunaan teknik koefisien korelasi dari Karl Pearson ini adalah karena variabel-variabel yang hendak dicari korelasinya memiliki skala pengukuran interval.

Rumus Pearson’s Coefficient of Correlation (Product Moment Coefficient) :

( )(

)

Nonparametric Statistics 3th Edition. John Wiley & Sons. New York.

(51)

3. Menghitung matriks korelasi variabel exogenous.

4. Menghitung matriks invers korelasi variabel exogenous.

5. Menghitung semua koefisien jalur p

Untuk menentukan koefisien jalur, dapat juga digunakan fungsi regresi, yaitu mengalikan koefisien regresi dengan standar deviasi variabel eksogen dibagi dengan standar deviasi variabel endogen. Rumusnya adalah sebagai berikut:

)

Sk = standar deviasi variabel eksogen Sy = standar deviasi variabel endogen bk = koefisien regresi variabel eksogen

(52)

Dalam kaitannnya dengan mengevaluasi pengaruh penting dari setiap variabel eksogen terhadap variabel endogen, Suwarno dan Rahardjo (1988: 168) mengemukakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3-9

Kriteria Penentuan Sifat Pengaruh Variabel Eksogen terhadap Variabel Endogen

Koefisien Jalur Distandarkan Sifat Pengaruhnya

≤ 0,09 Lemah

0,10 – 0,29 Sedang

0,30 ≥ Kuat

Sumber: Suwarno & Rahardjo, 1988.

6. Menghitung besarnya pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung serta pengaruh total variabel exogenous terhadap variabel endogenous secara parsial, dengan rumus:

a. Besarnya pengaruh langsung variabel exogenous terhadap variabel endogenous = p

i ux

x x pxuxi

b. Besarnya pengaruh tidak langsung variabel exogenous terhadap variabel endogenous = p

i ux

x x rx1x2 x pxuxi

c. Besarnya pengaruh total variabel exogenous terhadap variabel endogenous adalah penjumlahan besarnya pengaruh langsung dengan besarnya pengaruh tidak langsung = [p

i ux

x x pxuxi] + [pxuxi x rx1x2 x pxuxi]

7. Menghitung R2 ( , ... ) 2 1 k u x x x

x , yaitu koefisien determinasi total X1, X2, … Xk terhadap

(53)

(

u u u k

)

Besarnya koefisien determinasi mengacu pada tabel berikut: Tabel 3-10

Nilai Koefisien Determinasi

Interval Koefisien

Determinasi Tingkat Hubungan

0,00-0,04 Rendah atau sangat lemah

0,05-0,16 Rendah tapi pasti

0,17-0,48 Cukup kuat

0,49-0,81 Tinggi atau kuat

0,82-1,00 Sangat tinggi atau sangat kuat

Sumber: Sitepu (1995: 18)

8. Menghitung besarnya variabel residu, yaitu variabel yang mempengaruhi variabel endogenous di luar variabel exogenous, dengan rumus :

1 2 u(1,2,...,k)

u x x x x

x R

p ε = −

9. Menguji kebermaknaan (test of significance) setiap koefisien jalur yang telah dihitung, dengan statistik uji yang digunakan mengacu kepada rumus dan kriteria pengujian yang dikemukakan oleh Harun Al Rasyid, (2005:10), sebagai berikut:

1

k = Banyaknya variabel exogenous dalam sub struktur yang sedang diuji

(54)

Kriteria pengujian : Ditolak H0 jika nilai hitung t lebih besar dari nilai tabel t – student. (t0 > ttabel(n-k-1)).

10. Menguji kebermaknaan (test of significance) koefisien jalur secara keseluruhan yang telah dihitung, dengan statistik uji yang digunakan mengacu kepada rumus dan kriteria pengujian yang dikemukakan oleh Nirwana Sitepu, (1994):

)

k = Banyaknya variabel exogenous dalam sub struktur yang sedang diuji

t = Mengikuti tabel distribusi F – Snedecor, dengan derajat bebas (degrees of freedom) k dan n – k – 1

Kriteria pengujian: Ditolak H0 jika nilai hitung F lebih besar dari nilai tabel F. (F0 > Ftabel(k, n-k-1)).

(55)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 74

3.1 Objek Penelitian ... 7474

3.2 Metode Penelitian ... 7676

3.3 Populasi dan Sampel ... 7878

3.3.1 Populasi ... 7878

3.3.2 Sampel dan Teknik Sampling ... 7979

3.4 Operasionalisasi Variabel ... 8181

3.5 Penentuan Instrumen Penelitian ... 8383

3.5.1 Uji Validitas Instrumen ... 8585

3.5.2 Uji Reliabilitas Instrumen ... 9191

3.6 Analisis Data Penelitian ... 9393

3.6.1 Rancangan Uji Hipotesis ... 9494

(56)

153

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Temuan hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa secara umum: (a) kompetensi profesional dosen di Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI sudah sangat tinggi, artinya kompetensi profesional dosen tersebut dapat menunjang

interaksi sosial dan layanan pembelajaran; (b) kompetensi sosial dosen juga termasuk kategori sangat tinggi, yang berarti kompetensi sosial dosen tersebut dapat menunjang interaksi sosial dan layanan pembelajaran; (c) kompetensi personal dosen juga termasuk kategori sangat tinggi, yang berarti kompetensi personal dosen tersebut dapat menunjang interaksi sosial dan layanan pembelajaran; (d) interaksi sosial di lingkungan Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI termasuk kategori sangat tinggi yang berarti dapat menunjang tingginya kompetensi yang dimiliki dosen Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI dalam mempertahankan layanan pembelajaran; (e) layanan pembelajaran di lingkungan Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI termasuk kategori sangat tinggi, artinya layanan pembelajaran tersebut memang ditunjang oleh tingginya

(57)

2. Kompetensi dosen berpengaruh positif dan signifikan terhadap interaksi sosial di Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI.

3. Kompetensi dosen berpengaruh positif dan signifikan terhadap layanan pembelajaran di Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI.

4. Interaksi sosial berpengaruh positif terhadap layanan pembelajaran di Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan di atas, dapat diidentifikasi beberapa kelemahan dalam layanan pembelajaran, kompetensi dosen, dan interaksi sosial. Dalam hal ini penulis mengajukan saran sebagai berikut.

(58)

dosen diharapkan dengan kompetensi profesionalnya yang tinggi untuk dapat membuat modul, handout, atau lembar kerja sendiri. Dosen juga hendaknya dapat lebih memanfaatkan akses internet yang disediakan oleh UPI dalam mencari bahan pembelajaran yang dibutuhkan.

2. Untuk meningkatkan layanan bimbingan skripsi para dosen seyogyanya membuat jadwal bimbingan secara terprogram di lingkungan kampus.

3. Untuk meningkatkan kompetensi profesional, seyogyanya para dosen melakukan evaluasi hasil belajar secara objektif dan transparan.

(59)
(60)

156

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Azis Wahab (2002) ‘Guru Profesional dan PIPS yang kuat, prasyarat bagi Keberhasilan Implementasi Kurikulum Sekolah Berbasis Kompetensi, Makalah, Singaraja: FPIPS IKIP.

Abin Syamsudin Makmun (1986). Analisis Posisi Sistem Pendidikan. Jakarta: Biro Perencanaan Depdiknas.

Ahmad Sanusi dan Rochman Natawidjaya. (1991). Studi Pengembangan Model Pendidikan Profesional Tenaga Kependidikan. Jakarta: Depdikbud.

Armstrong, Michael (1998) Seri Pedoman Manajemen, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Gramedia

Awan Mutakin (2002). Pendidikan Ilmu Sosial. Bandung, Anggita Pustaka Mandiri. Bergenhenegouwen G. J., (1997), Competence development– a Challenge for Human

Resource Professionals: Core Competences of Organizations as Guidelines for The Development of Employees, Industrial and Commercial Training, Vol. 29, No. 2, hal. 55-62.

David Levine et al (2002). Statistic for Managers Using Microsoft® Excel. 3rd ed. Upper Saddle River, New Jersey 07458: Prentice-Hall.

Departemen Dalam Negeri. (1999). Garis-Garis Besar Haluan Negara. Jakarta: Depdagri.

Departemen Pendidikan Nasional. (1990). Sistem Pendidikan Nasional beserta Peraturan Pelaksanaannya. Jakarta: CV Eka Jaya.

Departemen Pendidikan Nasional. Universitas Pendidikan Indonesia. (2001/2002). Pedoman Akademik UPI. Bandung

Dyah Kusumastuti, (2001), (Disertasi), Manajemen Sistem Pengembangan Sumber Daya Dosen Sebagai Penjamin Mutu di Perguruan Tinggi. (Studi tentang Pengaruh Kompetensi Individu terhadap Kinerja Dosen yang berorientasi pada mutu dengan moderator Iklim Organisasi dan Dukungan Sumber Daya di Institut Teknologi Bandung (ITB). Bandung: UPI.

(61)

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UPI. (2001). Kumpulan Makalah, yang disajikan dalam Seminar Kompetensi Pendidikan IPS, yang masing-masing ditulis oleh Peter Waterworth, Rochiati Wiriaatmadja, S. Hamid Hassan.

Fitzsimmons, Zeithmal, V.A. and M.J. Bitner. (1982). Services Marketing. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Hari Suderajat (2004). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung, Cipta Cekas Grafika.

Harun Al Rasjid, (1988), Analisis Jalur (Path Analysis), Bandung : LP3E UNPAD. Hoy dan Miskel (2001). Educational Administration: Theory, Research and Practice.

New York: Random House.

Isaac dan Michael (1981). Handbook in Research and Evaluation for Education and Behavioral Sciences (2nd ed.). San Diego, California 92107: EdITS Publishers.

Komarrudin. (1994). Ensiklopedia Menejemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Kotler, P. (1994). Marketing Management Analysis, Planning, Implementation and Control, 9th ed. Englewood Cliffs. N.J. Prentice Hall International. Inc.

Kusmana (1985) Strategi Belajar Mengajar. IKIP Bandung.

Lovelock, CH (1996). Managing Service, Englewood Cliff, New Jersey: Prentice Hall, 1992.

M. Fakry Gaffar (1987). Performance Based Teacher Education. Jurnal: Suatu Alternatif dalam Pembaharuan Guru. Bandung: IKIP Bandung.

M. Idochi Anwar (2003) Manajemen Pendidikan dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Masri Singarimbun & Sofian Effendi (1989) Metode Penelitian Survei, Jakarta, LP3S Moch Uzer Usman (1990, 2001). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja

Rosda Karya.

(62)

M. Nu’man Somantri (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, Bandung, PT Remaja Rosdakarya.

Nursid Sumaatmadja. (1984). Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung: Penerbit Alumni.

Oemar Hamalik (1985, 2002). Psikologi Manajemen: Penuntun bagi Pemimpin, PT. Trigenda Karya, Jakarta.

Ontario State University dan Ministry of Education: http://www.edu.gov.on.ca

Parkay dan Stanford (1998). Becoming A Teacher (4th ed.). Needham Height, MA 02194: Ally & Bacon – A Viacom Company.

Peter Jarvis (1983). Profesional Education, Crown Helm, Komdon Canberra

Reece dan Walker (1997). Teaching, Training and Learning: A Practical Guide. Sunderland: Business Education Publisher Ltd.

Robbins S. P. (2001). Organizational Behavior, 9th ed.. Upper Saddle River, New Jersey, 07458: Prentice-Hall Inc.

S. Nasution (1988). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Bina Aksara.

Schermerhorn, Jr., John R., Hunt, James G., Osborn, Richard N., (1994) Managing Organizational Behavior, John Wiley and Sons, Inc., New York.

Sitepu (1995) Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: Jurusan Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran.

Sofo, Francesco. (1999). Human Resource Development, Perspective, Roles and Practice Choices. Business and Professional Publishing, Warriewood, NSW. Spencer, Lyle M.,Jr & Signe M. Spencer (1993). Competence at Work: Models for

Superior Performance, Jhon Wiley & Sons, Inc Sudjana (1997). Metoda Statistik. Bandung : Tarsito

Sugiyono (1996). Metode Penelitian Administrasi (edisi ke-5). Bandung: Alfabeta. Sugiyono (2004). Metode Penelitian Bisnis (edisi ke-7). Bandung: Alfabeta.

(63)

The New Oxford Dictionary (2000). Oxford: Oxford University Press.

Tilaar, H. A. R. (2001). Manajemen Pendidikan Nasional: Kajian Pendidikan Masa Depan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Tjutju Yuniarsih (2002). “Efektivitas Layanan Pembelajaran dalam Menunjang Pembentukan Kemampuan Profesional Kependidikan pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi, Universitas Pendidikan Indonesia”. Jurnal Manajerial vol. 1 no. 1 Juli 2002, hal. 54-65.

Winarno Surakhmad (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.

Gambar

Gambar 1-2  Variabel Penelitian
Gambar 3-1 Model Penelitian
Gambar 3-2 Jalur X1, X2, X3 terhadap Y
Gambar 3-4 Jalur Y terhadap Z
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga menurut Snouck, dalam bidang Agama Pemerintah Hindia Belanda hendaknya memberikan kebebasan kepada umat Islam Indonesia untuk menjalankan Agamanya sepanjang

Agar sistem yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, penulis berusaha untuk merancang sistem dalam proses penggajian pegawai apotek. Untuk merancang sistem ini penulis menggunakan

Keywords: fiber plastic composites, polyprophylene, maleic anhydryd (MAH), weathering expose and physical and mechanical properties durability.. Universitas

Kegiatan Usaha Penunjang telekomunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung melalui Anak Perusa- haan, yang antara lain meliputi penyediaan, pengelolaan dan penyewaan

Kabupaten Lombok Timur merupakan wilayah yang memiliki lahan pertanian terluas yaitu 160.555 ha (BPS, 2012b) dan memiliki wilayah dengan berbagai agroekologi

(3) ada pengaruh interaksi suhu dan lama penyimpanan terhadap viabilitas benih kapas meliputi kecambah, vigor, panjang kecambah, dan waktu

Fungsi dari tulisan di atas adalah untuk mengarahkan semua website di atas contohnya secure.registeridm.com ke localhost alias ke komputer kita sendiri.. Setelah selesai, tinggal

Bercerita tentang masuknya Islam di Bayang, otomatis tidak terlepas dari peran seorang ulama yang sangat berjasa menyebarkan islam di Bayang yaitu Syekh Buyung Mudo