• Tidak ada hasil yang ditemukan

DUKUNGAN KURIKULUM MUATAN LOKAL TERHADAP KURIKULUM INTI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DUKUNGAN KURIKULUM MUATAN LOKAL TERHADAP KURIKULUM INTI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK."

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

DUKUNGAN KURIKULUM MUATAN LOKAL TERHADAP KURIKULUM INTI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK

T II SIS

Diajukan untukMemenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pengembangan Kurikulum

4>

O ! e h. : R U S T A M . A

989668

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing

I

Prof. Dr.R. Ibrahim. M.A.

Pembimbing II

(3)

DISETUJUI OLEH :

KETUA PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(4)

PROGRAM STUDI PENDIDIKANAGAMA ISIAMPADA STAIN PONTIANAK

Oleh : Rustam. A

Studi ini secara umum bertujuan untuk mengkaji dukungan kurikulum muatan lokal terhadap kurikulum inti program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak, dan secara lebih khusus bertujuan untuk menemukan bagaimanakan bentuk struktur kurikulum muatan lokal dalam mata kuliah keahlian (MKK) program studi PAI; dukungan tujuan mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah inti dalam sturktur kurikulum MKK program studi PAI; dukungan materi/isi mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah inti; ketepatan tata-urut mata kuliah muatan lokal lanjutan terhadap mata kuliah inti; dan bagaimanakah kedalaman, perluasan dan kelanjutan tujuan mata kuliah muatan

lokal tersebut.

Dukungan mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah inti dalam struktur kurikulum MKK program studi PAI ditandai dengan ada atau tidaknyajalinan fungsional antara tujuan dan materi/isi mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah inti. Ketepatan tata-urut dilihat dari kriteria 1) dari sederhana ke komplek, 2) prasyarat belajar, 3) keseluruhan menuju bagian dan 4) kronologis. Sedangkan untuk melihat pendalaman, perluasan dan kelanjutan tujuan menggunakan kriteria yang memiliki dan tidak memilki kriteria pendalaman, perluasan dan kelanjutan berdasakan kriteria yang telah ditentukan dalam tingkatan-tingkatan tujuan yang ada.

Studi ini menggunakan metode deskriftif analitik dimana dirancang sesuai dengan maksud dari peneliti, yang mengungkapkan hal sesungguhnya difokuskan pada dukungan mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah inti dalam struktur kurikulum MKK program studi PAI STAIN Pontianak. Teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi,

wawancara, dan observasi.

Hasil studi ini menunjukkan bahwa dukungan tujuan dan materi/isi mata kuliah mutan lokal sangat bervariasi. Tujuan dan materi/isi mata kuliah muatan lokal yang sangat memberikan dukungan terhadap mata kuliah inti adalah IPI-2 dan MPAI, untuk tujuan mata kuliah BP, Media Pengajaran, Perbandingan Mazhab, Masailul Fiqihiyah, Ilmu Jiwa Agama dan PPMDI dan materi/isi mata kuliah Ilmu Jiwa Umum, BP, Masailul Fiqhiyah, Kesehatan Mental dan Ilmu Jiwa sosial kurang memberikan dukungan. Sedangkan tujuan mata kuliah

Ilmu Jiwa Sosial dan materi/isi mata kuliah Materi PAI-2, PPMDI dan Perbandingan Agama tidak memberikan dukungan terhadap mata kuliah inti. Secara umum, jika dilihat dari jalinan fungsional tujuan dan materi mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah inti, dari ketepatan tata-urut materi mata kuliah muatan lokal lanjutan yang kurang sistimatis dan sebagian besar topik-topik tujuan tidak memiliki kriteria kedalaman, perluasan dan kelanjutan serta analisis mata kuliah muatan lokal terhadap kompetensi guru, maka dukungan mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah inti masih kurang.

Penyebaran mata kuliah muatan lokal yang demikian berimplikasi terhadap kualitas mahasiswa program studi PAI kurang mampu menguasai dan memahami kompetensi keahliannnya yang akan dipersiapkan menjadi lulusan guru pendidikan agama Islam yang profesional. Oleh karena itu, diharapkan kepada Jurusan Tarbiyah khususnya program studi PAI harus merevisi ulang tujuan dan materi mata kuliah : Perbandingan Mazhab, Masailul Fiqhiyah, Ilmu Jiwa Agama dan Filsafat Pendidikan Islam. Dan harus mengganti mata kuliah :

Kesehatan Mental, Ilmu Jiwa Sosial, PPMDI dengan mata kuliah : Kapita Selekta Pendidikan Islam, Sejarah Pendidikan Islam, SBM, dan Teknologi Pendidikan. Dan dosen harus diwajibkan membut SAP apabila mengasuh mata kuliah muatan lokal dan mata kuliah inti tersebut.

(5)

Halaman :

HALAMAN PENGESAHAN i

HALAMAN PERNYATAAN ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR xi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan dan Rincian Masalah 8

C Pembatasan Masalah 10

D. Penjelasan Istilah 12

E. Kerangka Pemikiran 20

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian 21

1 Tujuan Penelitian 21

2 Manfaat Penelitian 22

BAB II PENGEMBANGAN KURIKULUM MUATAN LOKAL DALAM STRUKTUR KURIKULUM MKK PROGRAM

STUDI PAI 24

A. Organisasi dan Struktur Kurikulum Program Studi PAI .. 24

(6)

C. Dukungan Kurikulum Muatan Lokal terhadap Kurikulum

Inti dalam Struktur MKK Program Studi PAI 42 1. Kreteria Penyeleksian Tujuan Kurikulum 47 2. Kreteria Penyeleksian Materi/isi Kurikulum 50

3. Organisasi Materi/isi Kurikulum 53

D- Model-model Penilaian Kurikulum 56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 65

A. Metode Penelitian 65

B. Objek Penelitian 66

C. Teknik Pengumpulan Data 66

D. Instrumen Penelitian 71

E. Teknik Analisa Data 72

F. Tahap Penelitian 74

G. Kerangka Kerja PenelitianPenilaian Kurikulum 78

BAB IV DESKRIPSI, INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN .... 81

A. DESKRIPSI 82

1. Kronologis Penyusunan Kurikulum Muatan Lokal

1997 STAIN Pontianak 82

2 Struktur Kurikulum Program Studi PAI 89

(7)

Program Studi PAI 96

B. INTERPRETASI 114

1. Struktur Kurikulum Muatan Lokal dalam MKK

dalam Program Studi PAI 115

2. Dukungan Tuj uan Mata Kuliah Muatan Lokal terhadap Mata Kuliah Inti dalam Struktur Kurikulum

MKK program Studi PAI 117

3. Dukungan Materi/isi Mata Kuliah Muatan Lokal terhadap Mata Kuliah Inti dalam Struktur

Kurikulum MKK Program Studi PAI 141

4. Ketepatan Tata-urut Materi/Isi Mata Kuliah Muatan Lokal Lanjutan terhadap Mata Kuliah Inti dalam

Struktur Kurikulum MKK Program Studi PAI 181 5. Kedalaman, Perluasan dan Kelanjutan Tujuan Mata

Kuliah Muatan Lokal dalam Struktur Kurikulum

MKK Program Studi PAI 190

6. Dukungan Materi Matakuliah Muatan Lokal terhadap

Kompetensi Guru 209

C. PEMBAHASAN 228

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 242

A. Kesimpulan 242

C. Rekomendasi .: 253

DAFTAR PUSTAKA 263

(8)

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Tab el : Halaman :

II. 1. Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) ... 27

II. 2. Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK) 29

II. 3. Mata Kuliah Keahlian (MKK) 30

II. 4. Proporsi Jumlah Mata Kuliah Dalam Kurikulum Pendidikan

Tinggi 36

II. 5. Distribusi Satuan Kridit Semester Dalam Kurikulum Program

Sarjana Tahun 1988,1995 Dan 1997 37

III. 1. Kisi-Kisi Pengumpulan Data 70

IV. 1. Struktur Kurikulum Program Studi Pendidikan Agama Islam

STAIN Pontianak 91

IV. 2. Mata Kuliah Muatan Lokal dan Mata Kuliah Inti dalam Struktur

Kurikulum MKK Program Studi PAI STAIN Pontianak 95 IV. 3. Tujuan dan Materi Mata Kuliah Muatan Lokal Dalam Struktur

Kurikulum MKK Program Studi PAI 97

IV. 4. Tujuan dan Materi Mata Kuliali Inti dalam Struktur

Kurikulum Program Studi PAI 108

IV. 5. Dukungan Tujuan Mata Kuliah Muatan Lokal Terhadap Mata

Kuliah Inti dalam Struktur Kurikulum MKK Program Studi PAI 121 IV. 6. Jalinan Fungsional dan Kualitas Dukungan Tujuan Mata Kuliah

Muatan Lokal Terhadap Mata Kuliah Inti Program Studi PAI.. 126 IV. 7. Dukungan Materi/isi Mata Kuliah Muatan Lokal Terhadap

Materi/isi Mata Kuliah Inti dalam Struktur Kurikulum MKK

ProgramStudi PAI 149

IV. 8. Jalinan Fungsional dan Kualitas Dukungan Materi/isi Mata

Kuliah Muatan Lokal Terhadap Materi/isi Mata Kuliah Inti PAI 159

(9)

IV. 9. Ketepatan Tata-urut Materi/isi lanjutan Mata Kuliah 1 dan

IPI-2 dalam Struktur Kurikulum MKK Program Studi PAI 182 IV. 10 Ketepatan Tata-urut Materi/isi Lanjutan Mata Kuliah MPAI-1 dan

MPAI-2 dalam Struktur Kurikulum MKK Program Studi PAI 186 IV. 11. Tujuan Mata Kuliah Muatan Lokal yang Memiliki/Tidak Memiliki

Kriteria Pendalaman, Perluasan dan Kelanjutan 193 IV. 12. Pertimbangan Tujuan yang Memilki/Tidak Memiliki kriteria

Pendalaman, Perluasan dan Kelanjutan 196

IV. 13. Dukungan Mata Kuliah Muatan Lokal terhadap Kompetensi guru

untuk Menunjang Mata Kuliah Inti Program Studi PAI 213 IV. 14. Jalinan Fungsional dan Kualitas Daya Dukung Mata Kuliah

Muatan Lokal terhadap Kompetensi Guru yang Menunjang Mata

Kuliah Inti Program Studi PAI 222

Gam bar :

1. Paradigma Penelitian Dukungan Mata Kuliali Muatan Lokal terhadap

Mata Kuliah Inti Program Studi PAI 9

2 Artikuliasi Kurikulum Nasional dan Lokal 25

3. Kedudukan Muatan Lokal dalam Kurikulum Inti 36

4. Keterkaitan antara Komponen Kurikulum 42

5. Dimensi Kurikulum 44

6. Kerangka Kerja Penelitian Penilaian Kurikulum 80

(10)

PENDAHULU AN

A. Latar Belakang Masalah.

Pelaksanaan pembangunan dewasa ini menuntut tersedianya sumber daya

manusia yang berkualitas, karena itu lembaga pendidikan yang merupakan suatu

institusi yang diserahi tugas dan tanggung jawab untuk menyiapkan sumberdaya

tersebut harus mampu " Mengembangkan semua potensi individu, terutama kemampuan kreativitas, kebebasan berfikir penemuan diri serta pengembangan potensi fisik dan mental sehingga pada akhirnya mereka dapat diharapkan menjadi manusia yang berkualitas dan menjadi warga masyarakat yang fungsional disamping memanusiakan manusia" (M. Anshari : 1998 : 7).

Untuk mewujudkan kondisi itu, sumberdaya manusia Indonesia perlu memmiliki bekal kemampuan intelektual dan daya inovasi yang tinggi, juga memiliki pengetahuan dan kebiasaan untuk menerapkan sikap moral yang baik. Pendidikan tinggi merupakan institusi yang sangat penting dalam upaya memberi bekal bagi sumber daya manusia Indonesia. Proses pembekalan terhadap mahasiswa diperguruan tinggi perlu direalisasikan dalam keseluruhan kesatuan sistem pendidikan, terutama pada kurikulum pendidikan tinggi.

(11)

Indonesia seutuhnya tersebut sebagaimana diungkapkan di dalam Undang Undang

No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (1994 : 4) adalah

"manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi

pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan

rohani, keperibadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan".

"Pendidikan tinggi merupakan suatu lembaga ilmiah" (Mastuhu, 1999 :83)

Oleh karena itu menurutnya harus diselenggarakan dengan manajemen yang

berorientasi akademik-profesional. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)

adalah merupakan suatu lembaga pendidikan tinggi formal dan merupakan sub

sistem pendidikan nasional memegang peranan yang esensial dalam memberikan

ilmu pengetahuan, keterampilan serta sikap bagi peserta didik untuk

mengembangkannya di masyarakat, dengan demikian pendidikan tinggi Islam

"bertujuan menghasilkan orang-orang yang beriman dan juga berpengetahuan,

yang satu sama lain saling menopang" (Syed Sajjad Husain & Syed Ali Ashraf,

(2000 : 49). Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan tinggi itu sendiri

sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1999

tentang Pendidikan Tinggi, bahwa Tujuan Pendidikan Tinggi adalah:

a.

menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki

kemampuan akademik/atau profesional yang dapat menerapkan,

mengembangkan dan / atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan,

(12)

meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

Untuk itu sudah sepantasnyalah kalau Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) sebagai sistem pendidikan di perguruan tinggi memberikan perhatian yang khusus dan mendasar terhadap kebutuhan mahasiswa sebagai upaya mempersiapkan mereka menjadi manusia yang berkualitas, berketerampilan dan berakhlak serta berbudaya yang terwujud.

Lahimya Undang-Undang pendidikan No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang diikuti dengan lahirnya seperangkat peraturan pemerintah sebagai penjabaran dari Undang Undang tersebut merupakan inovasi baru dalam upaya membenahi sistem pendidikan nasional. Salah satu hal penting isi Undang Undang dan peraturan pemerintah tersebut adalah relevansi pendidikan, terutama yang dimaksud adalah dukungan kurikulum mutan lokal terhadap kurikulum inti atau kurikulum nasional.

(13)

terutama yang terpenting adalah dekompartementalisasi, penekanan pada penguasaan metodologi kajian Islam, bahasa Arab dan Inggris, serta penekanan kurikulum muatan lokal yang berkaitan dengan program studi masing-masing

jurusan yang tentunya menunjang kemampuan dan keahlian setelah mahasiswa tersebut bekerja, artinya memberikan konstrubusi kepada kurikulum inti yang ada program studi.

Pengembangan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas keberadaan dan peran IAIN/STAIN pada umumnya serta STAIN Pontianak pada khususnya terutama dalam dunia akademik, yang sekaligus dapat berpengaruh pada keberadaannya dalam masyarakat. Peningkatan peran dalam dunia akademik ini berarti menjadikan STAIN Pontianak sebagai lembaga pendidikan tinggi negeri tanpa meninggalkan kekhasan bidang kajiannya. Peningkatan ini diharapkan akan berdampak pada peningkatan kemampuan STAPN Pontianak dalam menghasilkan peserta didik yang memiliki kemampuan akademik dan profesional terutama dalam bidang keagamaan sekaligus bekerja dalam bidangnya masing-masing sesuai dengan program yang meluluskannya.

(14)

kenyataannya, hal tersebut tidak mudah direalisasikan. Seperti pada STAPN

Pontianak jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), penambahan kurikulum muatan lokal yang diberikan perlu mendapat perhatian, apakah relevan atau memberikan kontribusi terhadap kurikulum inti 1997. Misalnya pada mata kuliah Filsafat Islam, Ilmu Jiwa Aagama, Kesehatan mental, Ilmu Jiwa Sosial, Kewirausahaan dan ada lagi yang lain. Apa lagi yang terkait

dengan dunia kerja lulusan program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) yaitu menjadi Guru Pendidikan Agama Islam.

Sebenarnya menurut Masykuri Abdillah (1997 :21) ada beberapa alternatif untuk menerapkan kurikulum muatan lokan pada STAIN, yaityu :

Pertama, pemberian mata kuliah yang dianggap penting untuk menunjang

bidang studi di jurusan tetapi tidak terdapat dalam kurikulum nasional. Sebagai contoh, pada STAIN Pontianak, mata kuliah metodologi penelitian pendidikan untuk program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan program studi Bahasa Arab (BA) dalam jurusan Tarbiyah. Atau mata kuliah Fiqh al-mawaris untuk untuk program studi Al-Ahwal Al-Syakhsyyah (AH) pada jurusan Syari'ah.

Kedua, pemberian mata kulaih yang mengarah kepada profesi tertentu dan

(15)

yang berkaitan dengan Peradilan Agama yang menjadi spesialisasi program studi

AH, ia bisa diberikan pada program studi Perbandingan Hukum dan Mazhab (PHM) dan program studi Siyasah Jinayah (SJ), agar alumni kedua jurusan ini bisa menjadi hakim agama.

Ketiga, pemberian mata kuliah yang sejalan dengan jurusan atau program

studi tertentu dan terkait dengan dunia kerja. Dalam hal ini contohnya mata kuliah

tentang ilmu-ilmu komunikasi atau jurnalistik bagi program studi Komunikasi

Penyiaran Islam (KPI) pada jurusan Da'wah. Hal ini diberikan agar alumni

program studi ini bisa memasuki lapangan kerja yang terkait dengan komunikasi

dan jurnalistik. Contoh lain, mata kuliah perbankan Islam, bagi program studi

Mu'amalat (M) pada jurusan Syari'ah. Ini diberikan agar mampu mencetak

alumni program studi ini mampu memasuki lapangan kerja perbankkan Islam

seperti pada Bank Mu'amalat.

Keempat, pemberian mata kuliah muatan lokal yang tidak sejalan dengan

program studi tertentu, tetapi relevan dengan dunia kerja. Dalam hal ini misalnya

mata kuliah tentang informatika {komputer), manajemen, kesekretariatan dan lain

sebagainaya untuk semua program studi. Dengan demikian pada alternatif ketiga

dan keempat ini seluruh kurikulum muatan lokal yang 57 SKS itu dengan
(16)

ilmu-ilmu sosial dan humaniora, meskipun tidak terkait secara langsung dengan dunia kerja, tetapi disini dimaksudkan untuk menjadikan mahasiswa mampu mengembangkan kajian Islam dalam berbagai pendekatan ilmu sosial.

Jika kurikulum muatan lokal diharapkan memberikan dukungann pada kurikulum inti, maka alternatif pertama dan ketiga yang diperlukan untuk penerapan kurikulum muatan lokal pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak. Karena alternatif pertama kurikulum muatan lokal diharapkan mampu memberikan dukungan untuk menunjang mata kuliah yang ada pada program studi pendidikan agama Islam(PAI), khususnys pada struktur mata kuliah inti. Sedangkan alternatif yang ketiga penekanannya pada dukungan mata kuliah muatan lokal harus sejalan dengan program studi pendidikan agama Islam (PAI) yang terkait dengan keahlian atau dunia kerja yang akan digeluti setelah mahasiswa menyelesaikan studinya.

Dari ketentuan di atas, jelas bahwa kurikulum muatan lokal merupakan bagian dari kurikulum inti, hal ini berarti bahwa pemberian mata kuliah muatan lokal tidak dapat berdiri sendiri tanpa keterkaitan dengan mata kuliah lain atau mata kuliah keahlian. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan R. Ibrahim dan Benny Karyadi (1990 : 88) bahwa : "Muatan lokal dalam kurikulum sekolah bukanlah merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri tetapi merupakan bahan

(17)

dalam pemberian mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah inti, maka hal tersebut memberikan penguatan kepada penulis untuk melakukan pengkajian-pengkajian secara lebih mendalam dan sistimatis terhadap mata muatan lokal dan

dukungannya terhadap mata kuliah inti dalam struktur kurikulum MKK program studi pendidikan agama Islam (PAI) pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak.

B. Rumusan dan Rincian Masalah

Penelitian mengenai dukungan kurikulum muatan lokal terhadap kurikulum inti program studi pendidikan agama Islam (PAI) pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak difokuskan pada dukungan mata kuliah

muatan lokal yang dianggap penting dan sejalan untuk menunjang program studi

Pendidikan Agama Islam khususnya mata kuliah inti. Kemudian hasil analisis

dukungan tersebut diharapkan dapat memunculkan tujuan dan materi dalam format yang ideal untuk dibandingkan dengan mata kuliah inti dalam struktur kurikulum MKK program studi PAI yang ada dalam dokumen atau silabus yang

rill.

Jadi penelitian ini ingin melihat dukungan mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah inti program studi Pendidikan Agama Islam (PAI). Secara

(18)

MATA KULIAH INTI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Atas dasar permasalahan di atas, maka perlu dirumuskan permasalahan pokok yang hendak dikaji dalam penelitian ini, yaitu : "Bagaimanakah Dukungan Kurikulum Muatan Lokal terhadap kurikulum inti dalam struktur kurikulum MKK

program studi PAI Sekolah TinggiAgama Islam Negeri (STAIN) Pontianak" ?

Permasalahan tersebut dirincikan lebih lanjut sebagai berikut:

1. Bagaimanakan struktur mata kuliah muatan lokal dalam kurikulum MKK program studi PAI ?

2. Bagaimanakah dukungan mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah

(19)

3. Bagaimanakah dukungan mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah inti

dalam struktur kurikulum MKK

program studi PAI, ditinjau dari lingkup

materi/isinya ?

4. Bagaimanakah ketepatan tata-urut mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah inti dalam struktur kurikulum MKK program studi PAI ?.

5. Bagaimanakah pendalaman, perluasan dan kelanjutan, ditinjau dari tujuan mata kuliah muatan lokal dalam struktur kurikulum MKK program studi PAI ?

C. Pembatasan Masalah.

Telaah tentang dukungan kurikulum muatan lokal terhadap kurikulum inti program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak melibatkan banyak variabel, dimensi dan faktor yang mempengaruhi.

Mengingat luasnya hal ini, maka yang dimaksudkan dengan kurikulum muatan lokal disini dibatasi hanya mata kuliah muatan lokal yang termasuk dalam kelompok mata kuliah keahlian saja. Begitu juga dengan kurikulum inti yang dibatasi pada MKK program studi PAI. Sedangkan kontribusi yang akan dilihat yaitu pemberian mata kuliah muatan lokal dalam hal ruang lingkup tujuan dan

materi pengajaran. Dengan demikian yang menjadi masalah dalam penelitian ini

adalah : Apakah pemberian mata kuliah muatan lokal memberikan dukungan terhadap mata kuliah inti dalam struktur MKK program studi PAI ?

Dan untuk lebih jelasnya yang menjadi batasan masalah dalam penelitian

(20)

1. Mata kuliah muatan lokal yang dijadikan fukus penelitian adalah mata kuliah muatan lokal yang terdapat dalan struktur mata kuliah keahlian, yaitu : Ilmu pendidikan Islam -2, Ilmu Jiwa umum, Materi PAI-2, Metode Pengajaran

Agama Islam, Administrasi/Supervisi pendidikan, Bimbingan dan Penyuluhan,

Media Pengajaran, Perbandingan Madzhab, Masailul Fiqhiyah, Kesehatan Mental, Ilmu Jiwa Agama, Perbandingan Agama, Ilmu Jiwa Sosial, Perkembangan Pemikiran Modern dalam Islam, Filsafat Pendidikan Islam,

seperti yang terdapat dalam silabus kurikulum program studi pendidikan agama Islam (PAI) tahun 1997.

2. Mata Kuliah Keahlian (MKK) hanya dibatasi pada mata kuliah yang memiliki peran dominan dalam struktur ilmu pendidikan Islam, dikarenakan pada mata kuliah tersebut terdapat aplikasi dalam mendukung keahlian mahasiswa dalam praktek mengajar, mata kuliah dimaksud adalah : Ilmu Pendidikan Islam, Ilmu Jiwa Belajar, Perencanaan Sistem PAI, Pengembangan Kurikulum PAI,

Materi PAI, Statistik Pendidikan, Pengembangan Sistem Evaluasi PAI,

Filsafat Islam dan Praktek Mengajar PAL

3. Komponen-komponen kurikulum mata kuliah muatan lokal dan mata kuliah keahlian yang dianalisis menekankan pada "tujuan dan materi/isi", tidak termasuk komponen proses pembelajaran dan evaluasi, dikarenakan kedua komponen tersebut tidak terdapat dokumen atau SAP dibuat oleh dosen yang ditentukan oleh jurusan atau program studi, sehingga belum bisa menilai jalinan fungsional antara komponen proses pembelajaran dan evaluasi mata kuliah muatan lokal dengan komponen proses pembelajaran dan evaluasi mata

(21)

4. Analisis dukungan tersebut dilakukan secara diskriftif dalam konteks kurikulum sebagai dokumen tertulis atau kurikulum dalam dimensi rencana.

D. Penjelasan Istilah

/. Dukungan Kurikulum Muatan lokal

Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 56 Tahun 1994, menegaskan bahwa kurikulum pendidikan tinggi terdiri dari atas kurikulum inti dan kurikulum lokal. Pada pasal 13 ayat (3) diungkapkan bahwa "kurikulum lokal adalah sejumlah bahan kajian dan pelajaran yang ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi, dengan memperhatikan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas perguruan tinggi yang bersangkutan".

Sejalan dengan itu Soedijarto (1988 : 36) mengemukakan bahwa : "Muatan lokal sebagai usaha menterjemahkan GBPP agar lebih relevan dengan minat belajar". Dari pernyataan ini jelaslah bahwa konsep muatan lokal merupakan program yang dikembangkan dengan perpedoman pada GBPP atau kurikulum yang ada dari setiap bidang studi atau mata kuliah yang ada. Dengan demikian dalam melaksanakan muatan lokal harus dilakukan secara terpadu dengan program yang ada. Ini berarti bahwa dalam pemberian mata kuliah muatan lokal harus mampu memberikan dukungan terhadap mata kuliah inti yang ada.

(22)

Local curriculum developer needs to keep in mind that (I) learning must beplaced into an atmosphere ofdiscipline, orderand respect as required by a consumer/taxpayer, (2) choices can be programmed within this framework, (3) assesment of existing programs in terms of a philosophy of

education is a prerequisite to behavioral change, and (4) significant programsfor thefuture must reflect relevant terminal competencies in each program which enables the learner to move into the pontencial world of

work.

Pernyataan di atas merupakan suatu pedoman yang sangat penting artinya bagi pengembangan kurikulum, khususnya muatan lokal. Karena untuk mengembangkan kurikulum muatan lokal menjadi suatu mata kuliah hendaknya memperhatikan berbagai kreteria, misalnya kelayakan, manfaat, kesesuaian, baik dari segi tujuan dan materi/isi, maupun proses dan evaluasi maupun secara keseluruhan. Oleh karenanya Hilda Taba (1962 : 267-307) memberikan sejumlah kriteria tentang bahan atau materi yang dapat diajarkan sebagai berikut:

a. Validity and significance of content, artinya bahan atau materi itu harus

menggambarkan kebenaran yang tinggi.

b. Consistency with social realities, artinya bahan atau materi pelajaran harus relevan dengan kenyataan sosial dan kultural agar peserta didik lebih mampu memahami dunia tempat dia hidup, serta perubahan-perubahan yang terus menerus terjadi.

c. Balance of breadth and depth, artinya bahan pelajaran harus mengandung keseimabngan antara keluasan dan kedalaman.

(23)

e. Learnability and adaptability to experiences of students, artinya bahan

pelajaran harus disesuaikan dengan kemampuan peserta didik untuk mempelajarinya dan dapat dihubungkan dengan pengalamannya.

f. Appropriateness to the need and interests of the students, artinya bahan pelajaran harus sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik.

Dengan melihat penjelasan dan kriteria di atas, Peranan ilmu seperti yang ada dalam mata kuliah muatan lokal dalam memberikan dukungan pengoperasionalisasian disiplin ilmu lain khususnya ilmu yang melatarbelakangi penempatan mata kuliah keahlian program studia pendidikan agama Islam (PAI) adalah berfungsi sebagai mata kulaih bantu atau mata kuliah pendukung terhadap

penguasaan mata kuliah keahlian lainnya. Fungsi tersebut diindikasikan dengan adanya beberapa mata kuliah muatan lokal seperti mata kuliah Metodologi Pengajaran Agama Islam, Administrasi/Supervisi Pendidikan jelas membantu

atau mendukung proses pemahaman mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah Ilmu pendidikan Islam, Perencanaan Sistem Pendidikan Agama Islam (PAT).

Dengan demikian yang dimaksud dukungan kurikulum muatan lokal dalam penelitian ini dapat didefenisikan sebagai : Suatu dukungan/masukan dari keomponen kurikulum muatan lokal dalam segi tujuan dan materi/isi terhadap

mata kuliah keahlian tertentu pada program studi pendidikan agama Islam untuk

menunjang/membantu mahasiswa yang sedang dipersiapkan menjadi tenaga

(24)

Kriteria yang dijadikan sebagai pedoman dalam menilai dukungan

tersebut adalah:

1) Kebutuhan Mata kuliah Keahlian

Kriteria pertama ini merujuk pada suatu kondisi dimana materi mata kuliah muatan lokal dibutuhkan oleh mata kuliah keahlian, apakah dicantumkan atau tidak dalam struktur kurikulum PAI. Apa bila dimasukan, kondisi ini yang

mengharuskan materi mata kuliah muatan lokal akan dipertimbangkan, yaitu apakah tujuan dan materi tersebut perlu diperluas dan diperdalam serta disesuaikan tata-urutannya lagi atau dipertahankan sesuai dengan yang telah terdapat dalam kurikulum tersebut.

2) Karakteristik Mata Kuliah Muatan Lokal ditinjau Fungsinya sebagai Penunjang bagi Mata Kuliah Keahlian.

Dari segi fungsi mestinya tujuan dan materi mata kuliah muatan lokal dari fungsinya sebagai diharapkan memiliki dukungan dan masukkan terhadap

penguasaan materi mata kuliah keahlian program studi pendidian agama Islam (PAI). Mempertimbangkan adanya konsep kurikulum sebagai "a matter of

choice" dikarenakan keterbatasan alokasi waktu dalam kurikulum, maka haruslah

(25)

3) Landasan Konseptual Pengembangan Kurikulum muatan lokal pada aspek

Penyeleksian tujuan

Penyeleksian tujuan dalam hal ini menghendaki dipertimbangkannya sejumlah kriteria, yaitu : 1) lingkup pendalaman,!) perluasan dan 3) kelanjutan dari mata kuliah muatan lokal. Yang dimaksud dengan lingkup pendalaman tujuan disini adalah rumusan tujuan mata kuliah muatan loakl dianggap mengandung isi, arti dan unsur-unsur yang bersifat analisis, sentesis dan evaluasi. Adapun yang dimaksud dengan perluasan tujuan adalah dimana rumusan tujuan mata kuliah muatan lokal itu mengandung arti penambahan yang memiliki makna perbuatan, sikap atau nilai ( attitude, value) terhadap topik-topik tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan kelanjutan tujuan maksudnya adalah dimana rumuasan tujuan mata kuliah muatan lokal terdapat perkembangan atau berlangsung secara terus menerus untuk dilaksanakan peserta didik pada dirinya sendiri serta di masyarakat.

Adapun indikator tujuan mata kuliah muatan lokal yang dikatakan

rumusan-rumusannya memiliki atau tidak memiliki kriteria pendalaman,

perluasan dan kelanjutan adalah sebagaimana berikut ini:

1) Indikator tujuan mata kuliah muatan lokal yang dikatakan memiliki kriteria

pendalaman, perluasan dan kelanjutan adalah :

a) Pendalaman, yaitu : - Memahami haketat, dasar konsep, dan teori. Memiliki kemampuan, dan wawasan. - Menguasai pemikiran, ajaran

(26)

b) Perluasan, yaitu : - merinci, - membuat diagram dan mengilustrasikan.

c) Kelanjutan, yaitu : - mengembangkan ilmu yang diperoleh, - mengupayakan penggunaan ilmu untuk meningkatkan tarap hidup masyarakat.

2) Indikator tujuan mata kuliah muatan lokal yang dikatakan tidak memiliki kreteria pendalaman, perluasan dan kelanjutan adalah :

a) Pendalaman, yaitu : - Memahami : pengertian, defenisi, berbagai aspek, gejala, fungsu dan susunan, prinsisp-prinsip, pertumbuhan dan

c

perkembangan, proses-proses, langkah-langkah, sifat-sifat, teknik-teknik, dan kondisi-kondisi. - Memiliki : pengetahuan, sikap, keterampilan. Mengetahui : makna, masalah, pelaksanaan, dasar konsep, masalah-masalah, dan penerapan. Menguasai: dasar ajaran, berbagai bentuk konsep.

b) Perluasan, yaitu : - mengaplikasikan, - mendemontrasikan, - menghu-bungkan, - menunjukkan, - menggunakan, - membedakan, -

mengedentifi-kasi, - menyimpulkan.

c) Kelanjutan, yaitu : - menyiapkan mahasiswa memiliki kemampuan akademik dan profesional, menyebarluaskan ilmu yang diperoleh, -mampu menolong diri sendiri dan orang lain.

(27)

a. Dikatakan mempunyai dukungan, apabila tujuan dan materi-matri mata kuliah muatan lokal ada jalinan fungsionalnya dengan mata kuliah inti.

b. Dikatakan tidak memberikan dukungan, apabila tujuan dan materi mata kuliah muatan lokal tidak ada jalinan fungsionalnya dengan mata kuliah inti

2. Kurikulum Inti

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 2 Tahun 1989 Pasal 37 diungkapkan bahwa kurikulum inti disusun dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkemabangan siswa dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.

Lebih tegas lagi dikatakan Anshari (1989) bahwa : "kurikulum inti/pokok nasional adalah konten atau isi dari pelajaran yang akan diajarkan atau dipelajari peserta didik, kurikulum inti dapat juga disebut rencana pengajaran, bagaimana rencana dibuat ruang lingkup, urutan dari bahan pelajaran, metode dan teknik apa yang digunakan untuk mencapai kurikulum itu".

Sedangkan Menurut Direktur Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, yaitu Murni Djamal (1998 : vii) bahwa kurikulum inti merupakan :

(28)

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa kurikulum inti yang dimaksud dalam penelitian iniadalah : Topik atau pokok bahasan inti untuk masing-masing mata kuliah keahlian yang diatur dalam kurikulum nasional yang digunakan untuk seluruh aktivitas akademik dilingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN). Dan dalam penelitian ini kurikulum initi tersebut difukuskan pada mata kuliah keahlian (MKK) pada program studi Pendidikan Agama Islam (PAI).

3. Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)

Yang dimaksud dengan Program Studi Pendidikan Agama Islam dalam penelitian ini adalah sesuai dengan apa ayang tercamtum dalam Dokumen Pendirian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) (1997 : 24) dikemukakan

bahwa program studi Pendidikan Agama Islam adalah :

Unsur melaksanaan tugas pendidikan dan pengajaran, penelitian dan

pengabdian pada masyarakat dalam bidang ilmu pendidikan agama Islam untuk menyiapkan tenaga profesional yang mampu menyelenggarakan

pendidikan dan pengajaran agama Islam di lembaga-lembaga pendidikan tingkat dasar sampai dengan menengah atas.

Dengan demikian program studi Pendidikan Agama 1^

merupakan bagian dari jurusan Tarbiyah yang melS

(29)

E. Kerangka Pemikiran.

Penelitian mengenai dukungan kurikulum muatan lokal terhadap kulum inti program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah bertitik tolak dari

landasan pemikiran sebagai berikut:

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak adalah perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah jurusan yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan profesional, tersusun atas dasar keseluruhan dan kesatuan ilmu

pengetahuan agama Islam, yang berkedudukan di bawah naungan Depertemen Agama (Statuta STAIN, 1997 : 1).

Nilai dukung mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah inti dalam struktur kurikulum MKK program studi PAI ditentukan oleh bagaimana tujuan dan materi serta pelaksanaan pengajaran, dan evaluasi yang dilaksanakan tersebut terhadap pengalaman pengajaran mahasiswa dalam mengikuti kuliah. Menurut S. Hamid Hasan (1988) bahwa : "nilai relevansi dapat diperoleh melalui evaluasi program yaitu suatu proses pemberian pertimbangan mengenai niali dan arti dari suatu program/kurikulum".

(30)

Efektivitas pengajaran/perkuliahan merupakan sejumlah harapan mahasiswa yang nantinya bisa dilihat dari evaluasi setelah mengalami proses pengajaran berlangsung. Oleh karena itu yang menunjang terlaksananya efektifitas perkuliahan tersebut apabila mata kuliah muatan lokal mampu memberikan dukungan terhadap mata kuliah keahlian program studi pendidikan agama Islam (PAI) dapat dilaksanakan. Semakin tinggi nilai dukung tujuan dan materi mata kuliah muatan lokal terhadap tujuan dan materi mata kuliah keahlian program studi, maka akan semakin menunjang penguasaan materi baik teori maupun praktek serta penguasaan sosok yang utuh untuk menjadi tenaga pengajar/guru profesional pendidikan agama Islam bagi mahasiswa program studi pendidikan agama Islam (PAI).

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian.

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan hasil analisis tentang dukungan kurikulum muatan lokal terhadap mata kuliah inti program studi PAI terutama yang berkenaan dengan :

a. Struktur mata kuliah muatan lokal dalam MKK program studi PAI

b. Dukungan lingkup tujuan mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah inti dalam struktur kurikulum MKK program studi PAI.

(31)

d. Ketepatan tata-urutan mata kuliah muatan lokal dalam struktur kurikulum

MKK program studi PAI.

e. Dukungan tentang pendalaman, perluasan dan kelanjutan tujuan mata kuliah

mutan lokal dalam struktur kurikulum MKK program strudi PAI.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan untuk memberikan

sumbangan pemikiran dan menjadi dasar rekomendasi dalam perbaikan kurikulum di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Dijelaskan oleh Beaucham dalam (Hamid Hasan 1988 : 32) bahwa 'implementasi kurikulum yaitu upaya merealisasikan ide, konsep dan nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum tertulis menjadi kenyataan'. Hal yang sama dikemukakan oleh Nana Syaodih (1997 : 199) bahwa 'pelaksanaan kurikulum atau disebut juga implementasi kurikulum meliputi kegiatan penerapan semua rencana yang tercantum dalam kurikulum tertulis'.

Atas dasar pendapat di atas itu, maka dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan infonnasi baru sekaligus memberikan nilai dukungan yang bermanfaat dalam mendalami kurikulum, khususnya dalam dimensi mata kuliah muatan lokal dan mata kuliah inti dalam struktur kurikulum MKK program studi

(32)

b. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan dukungan terhadap upaya peningkatan kualitas implementasi kurikulum program studi Pendidikan Agama Islam (PAI). Secara rinci, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

1) Mahasiswa, dimana akan mempermudah dan memperlancar proses perkuliahan terutama mengikuti mata kuliah inti dalam struktur kurikulum MKK program studi PAI STAIN Pontianaka.

2) Dosen, sebagai masukan dalam memperbaiki kualitas perkuliahan.

3) Program Studi PAI, akan meneliti dan mengkaji ulang implementasi kurikulum yang dilaksanakan baik itu mata kuliah muatan lokal maupun mata kuliah inti dalam struktur kurikulum MKK, khususnya dalam penyebaran

mata kuliah.

4) Lembaga Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak, sebagai laporan sekaligus masukan dan usulan bahwa dalam menentukan kebijakkan distribusi kurikulum muatan lokal dan kurikulum inti (nasional) harus diperhatikan nilai dukungan dari kedua kurikulum tersebut.

(33)
(34)

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode

deskriftif analitik. Penggunaan

metode deskriftif analitik dalam penelitian ini dirancang sesuai dengan maksud

dari penelitian, yang ingin mengungkap hal sesungguhnya tentang dukungan

kurikulum mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah keahlian program studi

pendidikan agamaIslam.

Penelitian ini difokuskan untuk menganalisis dukungan

kurikulum

muatan lokal terhadap kurikulum inti program studi Pendidikan Agama Islam

(PAI) pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak. Dukungan

tersebut bersifat fungsional dari tujuan dam materi/isi mata kuliah muatan lokal

terhadap mata kuliah keahlian. Hasil analisis dukungan kedua mata kuliah muatan

lokal tersebut di atas diharapkan mampu mendeskripsikan tujuan dam materi/isi

secara ideal yang diperlukan untuk menguasai materi-materi yang ada pada mata

kuliah keahlian, dan selanjutnya akan dianalisis kesenjangan dengan tujuan dan

materi/isi yang telah terdapat dalam mata kuliah keahlian. Deskripsi hasil analisis

tersebut diberikan pertimbangan lebih lanjut yang dipergunakan dalam upaya

untuk menyempumakan pemberian kurikulum muatan lokal pada program studi

pendidikan agama Islam (PAI) dan hal itu mempakan rekomendasi dari

penelitian ini.

(35)

Sejalan dengan hal tersebut di atas, Donald Ary (1985 :322) menegaskan

bahwa penelitian deskriftif analitik dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

mengenai status atau gejala yang ada menurut apa adanya saat penelitian

dilakukan, dan juga dilakukan analisis terhadap hasil deskrifsi tersebut.

B. Objek dan Sumber Data Penelitian

Sesuai dengan pendekatan yang digunakan, maka sebagai objek

penelitian ini adalah mata kuliah muatan lokal dalam struktur kurikulum MKK

PAI, yang didalamnya terdapat matakuliah-matakuliah inti.

Disamping itu juga, yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini

adalah:

1. Dosen yang membina mata kuliah muatan lokal dan mata kulaiah keahlian

pada program studi pendidikan agama Islam (PAI).

2. Ketua dan Sekretaris program studi Pendidikan Agama Islam (PAI).

3. Mahasiswa program studi Pendidikan Agama Islam yang aktif pada tahun

akademik 1996/1997, 1997/1998, 1998/1999, 1999/2000. Dimana mereka

telah memprogramkan mata kuliah muatan lokal dan mata kuliah keahlian.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data dan informasi untuk keperluan pembahasan

dukungan mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah keahlian program studi

Pendidikan Agama Islam (PAI) dipergunakan beberapa teknik pengumpulan data

(36)

1. Dokumentasi

Studi dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tertulis dan

pengkajian tentang:

a.

Dokumen yang dijadikan bahan kajian adalah dokumen resmi yang bersifat

ekstemal (Lexy J. Moleong, 1988 : 139), yaitu :

1) Silabus mata kuliah muatan lokal pada struktur mata kuliah keahlian

program studi pendidikan agamaIslam.

2) Buku pedoman Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pontianak.

3) Dokumen kurikulum tahun 1997 dan keputusan lain yang relevan dengan

penelitian ini.

b.

Disamping itu dokumen diperoleh juga dari dosen yang membina mata

kuliah muatan lokal yang menyiapkan GBRP, kemuadian dialisis dengan

tujuan dan materi mata kuliah keahlian program studi pendidikan agama

Islam (PAI).

c.

Dan dokumen juga diperoleh dari catatan mahasiswa, ketika mengikuti

perkulian muatan lokal dan mata kuliah keahlian program studi pendidikan

agama Islam (PAI)

d.

Dokumen struktur program kurikulum, temtama pada komponen tujuan dan

(37)

2. Wawancara

Wawancara merupakan proses komunikasi antara peneliti dengan

responden, maksudnya adalah untuk merekonstruksi mengenai orang, kejadian,

kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan (Lincoln & Guba dalam Lexy J.

Moleong). Wawancara mempakan percakapan yang diarahkan pada suatu

masalah tertentu melalui proses tanya jawab secara lisan, yang melibatkan

dua/lebih orang secara tatap muka. Jadi dengan demikian wawancara dilakukan

untuk menggali data yang bersifat wordview untuk mengungkapkan makna yang

terkandung dari masalah-masalah yang diteliti.

Terdapat beberapa pertimbangan mengapa wawancara ditetapkan sebagai

teknik pengumpulan data dalam penelitian ini. Pertama, dengan wawancara orang

lebih mudah memberikan persepsi, tanggapan, opini, keyakinan, harapan dan

motivasi. Kedua, dengan mewawancara peneliti dapat menangkap aksi, reaksi

dari seseorang melalui indikator mimik muka, ekspresi muka, nada suara dan

prilaku(Mien Hidayat, 1995: 17).

Mengingat terdapat beberapa jenis wawancara yang dapat digunakan

untuk mengumpulkan informasi, maka dalam penelitian ini wawancara yang

digunakan untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan adalah wawancara

yang bebas terpimpin, atau gabungan antara wawancara terstmktur dan tak

terstruktur, hal ini dilakukan karena dengan wawancara terpimpin atau terstmktur

pokok-pokok yang dijadikan pertanyaan diatur secara sangat terstriktur untuk

mendapatkan infonnasi yang baku. Sedangkan penggunaan wawancara bebasa

(38)

tidak baku artinya wawancara ini dilakukan untuk mengungkap motivasi, maksud

atau penjelasan mengenai suatuperistiwa, situasi dan keadaantertentu.

Proses wawancara dalam rangka untuk mengumpulkan data seperti yang

dijelaskan di atas pelaksanaannya dilakukan oleh penulis sendiri tanpa bantuan

perantara, oleh karena dalam penelitian deskriftif peneliti hams turun sendiri

kelengkapan untuk mengumpulkan data dalam situasi yang sebenarnya No entry

no research (Nasution, 1988:43). Senada dengan hal tersebut Subiono (1988 : 10)

mengatakan bahwa alat yang paling tepat digunakan dalam penelitian deskriftif

analitik adalah manusia, karena prilaku manusia paling tepat direkam dengan

menggunakan alat manusia juga. Dengan demikian wawancara dalam penelitian

ini dilakukan terhadap Pembantu Ketua I bidang Kurikulum, ketua program dan

sekretaris program Pendidikan Agama Islam (PAI), para dosen pengasuh mata

kuliah dan mahasiswa.

Wawancara untuk menganalisis tujuan dan materi mata kuliah muatan

lokal dengan dosen dan mahasiswa serta ketua dan sekretaris program pendidikan

agama Islam dilaksanakan melalui prosedur sebagai berikut:

a.

Mengumpulkan data-data, setiap yang akan diwawancarai.

b. Wawancara dilaksanakan ditempat dimana orang yang akan diwawancarai

tersebut berada dan bekerja. Sebelum wawancara dilaksanakan, peneliti

menjelaskan permasalahan yang dijadikan topik wawancara.

c.

Pada saat wawancara dilaksanakan, peneliti meminta responden untuk

memperlihatkan Garis Besar Program Perkuliahan (GBRP), tujuan serta

(39)

kuliah keahlian. Hal ini dilakukan supaya dapat membandingkan tujuan dan

materi/isi dari berbagai nara sumber yang diteliti.

d.

Akan

memberitahukan kepada responden kalau dalam

pelaksanaan

wawancara ada hal-hal yang penting akan direkam untuk menjaga keakurtan

data yang diperoleh.

Untuk menjaga konsestensi dengan fokus masalah penelitian, maka

dibawah ini disusun kisi-kisi pengumpulan data sebagai berikut:

TABEL HI. 1

KISI-KISI PENGUMPULAN DATA

No. Tujuan Data yang akan Sumber Teknik

Pengumpulan Data Dikumpulkan Data Pengump

ulan Data

1 Untuk mengetahui Tujuan mata kuliah 1. Ketua - Kajian

dukungan mata ku muatan lokal yang Program dokume

liah muatan lokal diperoleh dari mata sekretari ntasi

terhadap mata kuliah kuliah muatan lokal sPAI - Wawan inti dalam struktur yang sudah diprogram- 2. 12 Orang c a r a

kurikulum MKK kan pada PAI. Dosen

program studi PAI, 3. 5 Orang

ditinjau dari lingkup Mahasis

tujuan. w a

4. Silabus

MULOK

2 Untuk mengetahui Materi-materi mata 1. Silabus - Kajian

dukungan mata ku kuliah muatan lokal PAI dokume liah muatan lokal yang diperoleh dalam 2. 12 Orang ntasi

terhadap mata kuliah silabus program studi Dosen - Wawan inti dalam struktur Pendidikan Agama 3. 5 Orang c a r a kurikulum MKK Islam dan Dosen Mahasis

program studi PAI,

pengasuh mata kuliah

w a

ditinjau dari lingkup

(40)

3 Untuk mengetahui Materi mata kuliah 1. Silabus - Kajian tata-urut materi prasyarat muatan lokal PAI doku

prasyarat mata yang diperoleh dari 2. 12 Orang mentasi

kuliah muatan lokal dokumen kurikulum Dosen

terhadap mata kuliah dan dosen pengasuh 3. 5 Orang

inti dalam stmtur mata kuliah Mahasis

kurikulum MKK wa.

program studi PAI

4 Untuk mengetahui Tujuan mata kuliah 1. Silabus - Kajian

bagaimana penda muatan lokal yang PAI doku

laman, perluasan dan terdapat dalam silabus, 2. 5 Orang mentasi

kelanjutan tujuan dan dari dosen Dosen.

mata kuliah muatan pengasuh mata kuliah. 5. 5 Orang

lokal dalam struktur mahasis

kurikulum MKK w a

program studi PAI

Dari kisi-kisi pengumpulan data di atas, maka untuk menentukan

dukungan tujuan dan materi mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah

keahlian oleh ketua program, sekretaris program, dosen dan mahasiswa dengan

menggunakan kreteria sebagai berikut:

a. Dikatakan memberikan dukungan, apabila komponen tujuan dan materi mata

kuliah muatan lokal ada dan dicantumkan dalam mata kuliah inti.

b. Dikatakan tidak memberikan dukungan, apabila komponen-komponen

tujuan dan materi tidak terdapat dan tidak tercantum dalam mata kuliah inti.

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian diskriftif analitik ini, instmmen utama adalah peneliti

(41)

antaranya bempa catatan lapangan, pedoman pengumpulan data, dan alat rekam.

Selain itu peneliti juga menggunakan dokumentasi untuk melengkapi informasi

yang dibutuhkan penulis.

E. Teknik Analisa Data

Deskripsi data deskriftif hasil studi dokumentasi dan wawancara

selanjutnya dianalisis. Analisis data pada dasamya dilakukan selama penelitian

berlangsung, dimulai dari tahap perumusan masalah sampai dengan berakhimya

penulisan laporan penelitian. Menumt S. Nasution (1992 : 126) bahwa lingkup

analisis data meliputi proses penyusunan data dengan menggolongkannya dalam

pola, tema serta kategori untuk selanjutnya diinterpretasikan agar lebih bermakna.

Dalam penelitian ini proses analisis dan interpretasi tidak memiliki format baku,

dan berbagai cara dapat dilakukan. Juga dalam penelitian, analisis data menumt

S. Nasution (1992 : 129-130) bahwa prosedurnya meliputi : (1) reduksi data, (2)

display data, dan (3) kesimpulan serta verifikasi.

Bogdan dan Biklen (1982 : 54-169) mencoba untuk memisahkan proses

analisis data selama dilapangan dengan analias setelah data

terkumpul dan

kegiatan lapangan telah cukup memadai. Berdasarkan hal tersebut, maka data

dikumpulkan dalam penelitian ini akan dianalisis dengan mengikuiti pedoman

sebagai berikut:

Pertama, analisis selama proses pengumpulan data, selama pengumpulan

(42)

dosen, catatan-catatan dari mahasiswa tentang tujuan dan materi mata kuliah

muatan lokal dan mata kuliah inti yang disampaikan doesn sebelum memulai

perkuliahan. Kesemuanya itu merujuk pada apa yang dikembangkan oleh peneliti

dan data yang didapatkan dipilih

benar-benar sesuai dengan kebutuhan

penelitian, yang ingin mencari dukungan mata kuliah muatan lokal terhadap mata

kuliah keahlian pada struktur program mata kuliah keahlian pada program studi

pendidikan agama Islam (PAI).

Kedua, analisis setelah data terkumpul, setelah data terkumpul peneliti

mereduksi data dengan jalan merangkum laporan lapangan;

mencatat,

menggolongkan, dan mengklasifikasikan hal-hal yang relevan dengan fokus

penelitian; mendisplay data sehingga hubungan data yang satu dengan yang

lainnya menjadi jelas dan saling terkait membentuk kesatuan yang utuh;

membandingkan dan menganalisis data yang satu dengan data yang lainnya secara

lebih mendalam; menarik kesimpulan, memmuskan implikasi, dan memberikan

rekomendasi.

Kemudian data yang dikumpulkan melalui dokumentasi, wawancara dan

catatan tersebut dianalisis dengan mengikuti pedoman di atasi secara kualitatif

untuk dapat mengungkapkan secara detail, tentang dukungan mata kuliah muatan

lokal terhadap mata kuliah inti program studi pendidikan agama Islam (PAJ).

Selanjutnya dinilai dukungan mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah inti

(43)

Setelah dianalisis data tersebut langkah berikutnya dilakukan pengkajian

dan penafsiran sebagai bahan kesimpulan tentang dukungan kurikulum muatan

lokal terhadap kurikulum inti program studi pendidikan agama Islam (PAI) pada

Sekolah Tinggi

Agama Islam

Negeri

(STAIN) Pontianak.

Sebenarnya

kesimpulan-kesimpulan yang bersifat tentatif sudah

dilakukan

sejak

pengumpulan data dimulai. Dengan bertambahnya data, maka kesimpulan

tersebut senantiasa diverifikasi dengan cara mencari data bam sampai batas yang

ditentukan sendiri oleh peneliti.

F. Tahap Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dalam peneliti ini dilakukan sebelum turun kelapangan

untuk mengadakan penelitian secara terpusat pada fokus masalah yang akan

diteliti. Adapun kegiatan yang dilakukan selama tahap persiapan ini adalah

sebagai berikut:

a.

Menentukan tema permasalahan dan mempresentasikannya dalam bentuk

desain penelitian pada saat memprogramkan mata kuliah seminar

pengembangan kurikulum pada saat semester III tahun akademik 1999/2000.

b. Menyusun rancangan penelitian dan mempresentasikannya dalam bentuk

(44)

c.

Kemudian mengajukan permohonan dosen pembimbing penelitian kepada

Ketua Program Pengembangan Kurikulum.

d.

Menyerahkan desain penelitian kepada dosen Pembimbing dalam penelitian

ini. Selanjutnya dilakukan proses bimbingan dengan Pembimbing satu dan

dua untuk diperbaiki dan disetujui

serta pengarahan Dosen Pembimbing

sebelum turun kelapangan.

e.

Dan tahap berikutnya baru mengums surat izin penelitian dari Rektor UPI

untuk disampaikan kepada Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

(STAIN) Pontianak.

2. Tahap Pengumpulan Data

Berdasarkan hasil tahapan pertama penelitian ini kemudian dirumuskan

permasalahan penelitian secara lebih spesifik sehingga memungkinkan peneliti

untuk mendapatkan data yang lebih terarah dan spesifik pula, guna pembahasan

masalah penelitian ini secara lebih mendalam.

Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan oleh peneliti sendiri dengan

seizin dari Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Prosedur pengumpulan

data dilaksanakan dengan tiga tahap, dimana tahapan-tahapan tersebut tidak

mempunyai batas yang jelas, tahapan tersebut adalah orientasi, ekplorasi dan

member check (S. Nasution, 1988 : 33-34).

Tahap orientasi dilakukan melalui kunjungan ke lokasi penelitian guna

(45)

(STAIN) Pontianak temtama pada program studi Pendidikan Agama Islam (PAI)

dan telah dipelajarai dokumen-dokumen kurikulum guna mendapatkan informasi

mengenai mata kuliah muatan lokal, mata kuliah keahlian program studi

Pendidikan Agama Islam (PAI). Dan juga telah melakukan wawancara dengan

Pembantu Ketua I, Ketua Program Studi, dosen dan beberapa mahasiswa untuk

mendapatkan gambaran mengenai tujuan dan materi kurikulum muatan lokal

dengan kurikulum inti khususnya pada mata kuliah keahlian

program studi

Pendidikan Agama Islam (PAI) tersebut.

Selanjutnya dilakukan pengumpulan data yang lebih spesifik dan

terkoordinasi untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap guna membahas

topik penelitian ini. Agar supaya data-data yang terkumpul dapat dipertanggung

jawabkan dan dapat diuji objektivitasnya, maka diperlukan member check

temtama terhadap key-person yang dianggap dapat memberikan makna terhadap

data-data yang dikumpulkan.

3. Tahap Analisa Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa diskripsi hasil wawancara

dan dokumentasi. Karena penelitian ini bersifat deskriftif, maka analisis data

sebenarnya telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan dan terns

berlangsung sampai penulisan hasil penelitian (S. Nasution, 1988 : 138), dengan

(46)

Sehubungan dengan analisis data dalam penelitian ini, yang pertama

dilakukan adalah proses menyusun data yaitu menggolongkannya dalam pola,

tema dan kategori agar dapat ditafsirkan berdasarkan pandangan peneliti untuk

memberikan makna kepada analisis (S. Nasution, 1988 : 126). Pengertian yang

sama juga dikemukakan oleh Patton yang mengatakan bahwa :

Analysis is the prosess of bringing order to data, organizing what is there

into pattern, catagories, and basic descriptive units. Interpretation involves

attaching meaning and significance to analysis, explaining deskriptive

patterns, and looking for relationships and linkage among deskriptive

dimension. Evaluation involves making judgements about and assigning

value to what has been analyzed and interpreted.

Beberapa langkah yang dianjurkan untuk diikuti seperti reduksi data,

display data dan verifikasi, akan tetapi karena penelitian ini sangat diskriptif

maka setelah data terkumpul hanya perlu dilakukan klasifikasi antara data yang

bersifat kualitatif dan data yang bersifat kuantitatif. Terhadap data yang bersifat

kualitatif yaitu digambarkan dengan kata-kata atau kalimat dipisah-pisahkan

menumt kategori untuk memperoleh kesimpulan. Sedangkan data-data yang

bersifat kuantitatif, yang berwujud angka-angka hasil perhitungan atau

pengukuran akan diproses dengan cara persentase.

Kegiatan akhir dari analisis data mengenai dukungan kurikulum muatan

lokal terhadap kurikulum inti program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) akan

diperoleh sebagai implementasi kurikulum yang pada akhimya akan menangkap

(47)

Dengan langkah-langkah yang ditempuh di atas diharapkan dapat

rekomendasi untuk mengembangkan kurikulum Sekolah tinggi Agama Islam

Negeri (STAIN) Pontianak.

G. Kerangka Kerja Penelitian Penilaian Kurikulum

Sesuai dengan penjelasan bab II bahwa penelitian ini ingin mencoba

untuk menilai

dukungan pelaksanaan kurikulum muatan lokal terhadap

kurikulum inti program studi pendidikan agama Islam pada STAIN Pontianak

dengan menggunakan model iluminatif dan berdasarkan pengembangan kriteria

pendekatan proses.

Model iluminatif sebabagi mana diungkapkan terdahulu, didasarkan pada

tiga langkah kerangka kerja atau kegiatan utama, yaitu: observasi, inkuiri lanjutan

dan usaha penjelasan. Agar lebih jelas ketiga langkah-langkah tersebut akan

dikaitkan dengan penelitian ini dan sekaligus mempakan kerangka kerja

penelitian penilaian dukungan kurikulum muatan lokal terhadap kurikulum inti.

Adapun kerangka kerja penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Dalam observasi ini, peneliti mengamat langsung apa yang sedang

berlangsung di STAIN Pontianak khususnya jurusan Tarbiyah program studi PAI

yang mengimplementasikan kurikulum MKK didalamnya termuat mata kuliah

muatan lokal dan mata kuliah inti. Observasi dilakukan terhadap ketua dan

sekretaris jurusan dan program studi PAI, dosen, mahasiswa untuk melengkapi

(48)

Dengan data observasi yang berhasil dikumpulkan, peneliti mencoba untuk

menemukan isu pokok, kecendmngan yang sering muncul, dan

persoalan-persoalan penting lainnya yang terjadi dalam implementasi kurikulum muatan

lokal dan kurikulum inti padaMKK program studi PAI STAIN Pontianak.

2. Inkuiri Lebih Lanjut

Dari hasil temuatan observasi, mungkin saja terjadi pembahan data yang

telah dikumpulkan. Oleh karena itu hams dilengkapi dengan temuan-temuan bam

atau isu-isu bam dianggap relevan dengan masalah yang akan dianalisis dan

diinterpretasi. Dalam inkuiri lebih lanjut ini peneliti memantapkan masalah,

kecendrungan, serta persoalan-persoalan yang ada sampai pada suatu keadaan

dimana peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa tidak ada lagi persoalan lain

yang mungkin lebih penting dibandingkan dengan persoalan yang sudah

diidentifikasi. Tegasnya persoalan yang ada pada peneliti sudah memiliki validitas

data yang sudah tidak diragukan lagi.

Kemudian peneliti melakukan interpertasi,

dianalisis dan pembahasan

terhadap data dukungan mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah inti

dalam struktur kurikulum MKK program studi PAI.

3. Usaha Penjelasan

(49)

muatan lokal dengan kurikulum inti. Peneliti dapat menjelaskan mengapa

implementasi kurikulum disuatu sisi berhasil namun disisi yang lain gagal dalam

suatu

struktur kurikulum MKK program studi PAI. Penjelasan seperti ini

mempakan suatu kegiatan yang penting dalam model iluminatif, tidak hanya

sekedar memaparkan apa yang ada dalam temuan data yang terjadi di lapangan

saja, namun harus mampu memberikan pembahasan dan rekomendasi untuk

perbaikan-perbaikan kurikulum baik pada dataran rencangan, implementasi dan

evaluasi kurikulum itu sendiri.

Secara skematik langkah-langkah kerangka kerja penelitian

penilaian

dukungan kurikulum muatan lukal terhadap kurikulum ini adalah sebagai berikut:

USAHA

PENJELASAN

ANALISIS

V

ISU/

MASALAH

PENEL1-" TT\N

TEMUAN

iMiiiiii

;i^A'LID:;i:i:

REVISI

(50)
(51)

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dalam bab ini dikemukakan kesimpulan, dan rekomendasi sebagai hasil

penelitian dari penilaian masalah dukungan mata kuliah muatn lokal terhadap mata

kuliah inti dalam stiuktur kurikulum MKK program studi PAI STAIN Pontianak.

Pada bagian kesimpulan dikemukan rangkuman berdasarkan termuan dan interpretasi

hasil penelitian, bam kemudian kesimpulan yang mengacu kepada temuan

konseptual. Setelah itu dilakukan pembahasan terhadap temuan tersebut yang

nantinya sebagai rekomendasi yang diajukan.

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi, analisis dan pembahasan data hasil penelitian tentang

dukungan kurikulum muatan lokal terhadap kurikulum bti program studi PAI STAIN

Pontianak, maka kesimpulannya meliputi:

1. Mata KuUah Muatan Lokal dalam Struktur Kurikulum MKK Program Studi

PAI STAIN Pontianak

Dari segi jumlah sks mata kuliali muatan lokal dalam struktur kurikulum

MKK memiliki proporsi yang sangat dominan (54,67 %terdiri dan 15 mata kuhah)

dari mata kuliah inti yang ada. Secara stmktur mata kuhah muatan lokal memiliki

kecendrungan berorientasi pada kemampuan bersifat akademis, dalam arti

matakuhah-matauliah muatan lokal bi masb ditekankan pada aspek-aspek pemikiran

(52)

dalam disiplin ilmu-ilmu agama Islam dari pada aspek-aspek ihnu yang bersifat

keterampilan yang mengacu kepada keahlian dalam pendidikan agama Islam.

Jenis penyebaran mata kuliali muatan lokal masih ada yang beragam belum

mengacu kepada keahlian yang diingbkan, seperti mata kuliah Ilmu Jiwa Sosial, Ilmu

Jiwa Agama, Perbandingan Agama dan Kesehatan Mental. Disamping itu juga mata

kuliah muatan lokal yang disebarkan pada struktur kurikulum MKK program studi

PAI bi masb ada mata kuliah mata kuliah eksperimental atau recehan seperti mata

kuliali Filsafat Islam,Perkembangan Pemikiran Modern dalam Islam (PPMDI) dan

Perbandingan Mazhab, dimana tujuan formal dan materinya masih samar belum

mengcu kepada keahlian yang diingbkan oleh tujuan program studi PAI, yaitu

menyiapkan tenaga guru profesional yang mampu menyelenggarakan pendidikan dan

pengajaran agama Islam dilembaga-lembaga pendidikan dasar sampai dengan

menengah serta melakukan penelitian dibidang pendidikan agama.

2. Dukungan Tujuan Mata kuliah Muatan Lokal terhadap Mata Kulian Inti

dalam Struktur Kurikulum MKK Program Studi PAI

Dukungan tujuan mata kuliah mutan lokal terhadap mata kuhah bti sangat

berpariasi, yaitu :

Pertama,

ada tujuan mata kuliah muatan lokal, seperti : Ilmu Pendidikan

Islam -2 dan Metodologi Pengajaran Agama Islam

sangat memberikan dukungan

yang besar terhadap mata kuliah inti, karena sebagian besar jalinan fungsional

(53)

kuliah tersebut memenuhi tuntutan stmktur kurikulum MKK Program PAI STAIN

Pontianak yang akan memluluskan tenaga-tenaga gum yang profesional.

Kedua, ada tujuan mata kuliah muatan lokal, seperti : Materi Pendidikan

Agama Islam -2, Ilmu Jiwa Umum, Administrasi dan Supervisi Pendidikan,

Kesehatan Mental dan Filsafat Pendidikan Islam, jalinan fungsional tujuannya

sebagian ada pada tujuan mata kuliah inti. Dengan demikian matakuliah-matakuliah

tersebut memberikan dukungan yang cukup berarti terhadap matakuliah-matakuliah

inti tertentu dalam struktur kurikulum MKK program studi PAI STAIN Pontianak.

Ketiga, ada tujuan mata kuliah muatan lokal yang kurang memberikan

dukungan yang berarti terhadap mata kuliah inti, seperti mata kuliah Bimbingan dan

Penyuluhan, Media Pengajaran, Perbandingan Mazhab, Masailul Fiqhiyah, Ilmu

Jiwa Agama, Perkembangan Pemikiran Modern Dalam Islam (PPMDI)

dan

Perbandingan Agama.

Matakuliah-matakuliah tersebut jalinan fungsionalnya

sebagian kecil saja ada tujuan mata kuliah inti dan itupun hanya terfokus pada satu

mata kuliah tertentu dan tidak menyebar pada tujuan matakuliah-matakuliah inti

yang lain.

Keempat, dan ada satu tujuan mata kuliah mutan lokal yang tidak ada jalinan

fungsionalnya terhadap tujuan mata kuliah inti, yaitu mata kuliah Ilmu Jiwa Sosial. Dengan demikian tujuan mata kuliah bi tidak memberikan dukungan terhadap tujuan mata kuliah inti dalam struktur kurikulum MKK program studi PAI STAIN

(54)

Dengan demikian tujuan mata kuliah muatan lokal sebagian memberikan

dukungan yang berarti terhdapap tujuan mata kuliah inti dalam stmktur kurikulum

MKK program studi PAI STAIN Pontianak. Dan tujuan mata kuliah muatan lokal

sebagian besar disusun untuk memahami dan menguasai aspek yang berhubungan

dengan pendidikan Islam, seperti : mengaplikasikan kegiatan pendidikan Islam,

memahami tbgkat perkembangan serta gejala-gejala jiwa dalam proses pendidikan

agama Islam, perencanaan dan pengembangan

sistem

pendidikan Islam,

memperoleh wawasan tentang kegiatan evaluasi secara integral

dan memahami

berbagai teori mengajar serta trampil mempraktekkannya.

3. Dukungan Materi/isi Mata Kuliah Muatan Lokal terhadap Mata Kuliah Inti

dalam struktur Kurikulum MKK Program Studi PAI

Ada 2 mata kuhah muatan lokal, yaitu : Ilmu Pendidikan Islam -2, dan

Metode Pengajaran Agama Islam yang materinya memberikan dukungan yang besar

terhadap mata kuliah bti, karena sebaran jalinan fungsional kedua materi/isi mata

kuliah tersebut sebagian besar terdapat pada materi/isi mata kuliah inti. Dengan

demikian kedua mata kuhah tersebut memenuhi tuntutan yang jelas dan mengacu

kepada materi-materi

mata kuliah bti yang ada dalam struktur kurikulum MKK

program studi PAI, seperti memahami dan menguasai konsep teori dan aplikasi

pendidikan agama Islam, memehami dan mampu menggunakan pendekatan dan

metode belajaran mengajar dalam pendidikan Islam, memahami inovasi pendidikan

Islam, memahami dan menguasai sistem perencanaan dan evaluasi pendidikan Islam

(55)

Sedangkan 5 mata kuliah muatan lokal, yaitu : Administrasi dan Supervisi

Pendidikan, Media Pengajaran, Perbandingan Mazhab, Ilmu Jiwa Agama dan

Filsafat Pendidikan Islam, yang materi/isinya sebagian memberikan dukungan

terhadap materi/isi mata kuliah inti, karena sebaran jalinan fungsional materi/isi mata kuliah tersebut sebagian ada pada mata materi/isi mata kuliah bti, misabya mengacu kepada materi/isi pengertian, fungsi, dan tujuan pendidikan agama Islam, trampil dalam penggunaan alat-alat dan media pengajaran pendidikan Islam dan dukungan diberikan pada materi/isi bersifat ibadah dalam ajaran Islam.

Kemudian ada 2 mata kuliali muatan lokal, yaitu : Ilmu Jiwa Umum dan

Bimbingan dan Penyuluhan yang materinya kurang memberikan dukungan terhadap

materi mata kuliah inti, karena sebaran jalinan fungsionabya tidak menyeluruh ke

mata kuliah bti hanya pada matakuliah-matakuliah tertentu saja. Begitu juga dengan

3 mata kuhah yang hampir sebaran jalban fungsionabya tidak menyebar ke mata

kuliah inti, yaitu mata kuliah Masailul Fiqhiyah, Kesehatan Mental dan Ilmu Jiwa

Sosial. Dengan demikian secara materi kelima mata kuliah muatan lokal tersebut

kurang memberikan dukungan yang berarti terhadap mata kuliah inti dalam struktur

kurikulum MKK program studi PAI STAIN Pontianak.

Dan ketiga materi/isi mata kuliah muatan lokal : MPAI-2,

PPMDI dan

Perbandingan Agama tidak memberikan dukungan terhadap materi/isi mata kiiliah

(56)

materi, ketiga mata kuliah muatan lokal tersebut perlu ada revisi ulang sehingga mampu mengacu kepada tujuan yang dibginkan didalam struktur kurikulum MKK program studi PAI.

Dengan demikian, materi mata kuliah muatan lokal memiliki jumlah (93 jalinan fimgsional) dari 119 kuahtas dukungan yang dibutuhkan materi mata kuliah bti, maka dapat dikatakan bahwa materi mata kuliah muatan lokal memberikan dukungan yang berarti terhadap materi mata kuliah inti dalam struktur kurikulum MKK program studi PAI STAIN Pontianak, walaupun ada beberapa mata kuliah muatan lokal tersebut yang materinya belum mengacu dan mengarah kepada substansi penbgkatkan dan pendalaman materi mata kuliah inti, yang tuntutan lulusan program studi PAI ini adalah memiliki keahlian dalam bidangnya yaitu menjadi tenaga gum pendidikan agama Islam yang profesional.

4. Ketepatan Tata-urut Mata Kuliah Muatan Lokal Terhadap Mata Kuliah Inti Lanjutan dalam Struktur Kurikulum MKK Program Studi PAI

Pada aspek tata-umt materi/isi mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam -1 (IPI-1) sebagai mata kuliah bti prasyarat dan mata kuhah Ilmu Pendidikan Islam -2 ( IPI-2) sebagai mata muatan lokal, dimana sistimatikanya kurang terstmktur, yang akan menyebabkan kurang utuhnya pemahaman mahasiswa terhadap konsep satu topik kajian materi ke topik kajian materi selanjutaya. Topik Pendidikan dalam perspektif pendidikan Islam pada materi IPI-1 mestbya tidak berada pada umtan ke-4, tetapi

(57)

menggimakan kriteria (1) dari sederhana kekompleks.

Begitu juga dengan topik

Pertumbuhan Lembaga-lembaga Pendidikan Islam pada materi mata kuliah IPI-2,

mestinya tidak berada pada urutan ke-3, tetapi pada umtan ke-7 setelah pembahasan

topik Peranan Masyarakat dalam Pendidikan Islam, karena kriteria yang digunakan

dalam menilai tata-urut materi mata kuliah IPI-2 bi adalah (3) keseluruhan menuju

bagian.

Ditinjau dari kriteria tata-umt materi mata kuliah IPI-2, yaitu : keseluruhan

menuju nagian,

maka materi mata kuliah IPI-2 dikatakan memiliki tata-umt

melanjutkan atau menunjang materi mata kuliah IPI-1 sebagai mata kuliah bti,

walaupun sistimatika tata-umt tersebut perlu direvisi ulang.

Berdasarkan letak tata-umt materi mata kuliah Materi Pendidikan Agama

Islam -1 (MPAI-1) sebagai mata kuliah inti dan Materi Pendidikan Agama Islam -2

(MPAI-2) memiliki kesamaan kriteria (2) yaitu prasyarat belajar. Dengan demikian

kedua mata kuliah bi secara berurutan topik-topik materinya berkaitan erat dari topik

materi

1 sampai setemsnya tidak bisa dipisahka

Referensi

Dokumen terkait

Selain biasanya digunakan menjadi bungkus makanan, kulit jagung yang seringnya dibuang bisa juga kita manfaatkan menjadi dekorasi ruangan dengan membentuknya menjadi bunga nan

dr.. bahwa dalnm rangka pemberian ljin Apotik KPRI RSUD Dr. SOETOMO IRD sesuai dcngan sural permohonan Sami Rahnyu, S.Farm, Apt tanggal 10 Mci 2010 tentang

Hasil pengujian hipotesis 9 yang terdapat pada tabel 4.18 dapat diketahui bahwa nilai t-value dari variabel minat bertransaksi terhadap perilaku pengguna adalah sebesar

Setelah melakukan 2 siklus penelitian pada pembelajaran Ilmu Pengentahuan Alam kelas V dengan menggunak media gambar yang dilakukan oleh peneliti dan teman

Adapun syarat untuk menerbitkan instruksi pencairan kredit adalah surat perjanjian dan surat perjanjian accessoir yang mengikutinya telah ditandatangani secara sah oleh

Selama pelaksanaan praktek kerja lapangan di BRI Unit Mangkoso saya dapat banyak pengetahuan tentang berbagai produk yang di pasarkan di BRI,dan juga dapat

Begitu pula dalam penjelasan Undang – undang Sistem Peradilan Pidana Anak disebutkan bahwa substansi mendasar dari Undang – undang tersebut adalah pengaturan secara tegas

Gaya dalam struktur dinding geser as 2E-2F tiap lantai akibat beban gempa statik lebih besar 15% dibandinngkan dengan sturktur dinding gesar yang diakibatkan beban gempa